ANALISIS INDEPENDENSI AUDITOR EKSTERNAL PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT (Survei pada lima kantor akuntan publik di Wilayah Bandung) The Analysis Of External Auditor Independency Influence’s To Quality Of Audit (Survey On The Five Public Accounting Firms In The Region Bandung)
Disusun Oleh: Gemi Quantadora 2.11.05.078 (e-mail:
[email protected]) UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA ABSTRACT In discharging its duties, an auditor has a right to get access to information needed, to the senior audit should provide greater opportunities to interact with junior audit staff or leaders who will in the audits. There are several ways that can be taken by the auditor in obtaining information from audits, among others, observing the work process, requesting explanations, requesting demonstrations, review documents, cross checking, searching for evidence and conducted surveys. The purpose of this study is to determine the independence of external auditors, to determine audit quality and independence of external auditors to analyze the impacts on audit quality. The method used is descriptive and verification with qualitative and quantitative approaches. The unit of analysis in this study is the external auditor independence and audit quality in the five public accounting firm in the area of Bandung. Which use the same sample with a population of 30 external auditors. To determine the effect of external auditor independence on audit quality will be tested statistically using correlation analysis, regression analysis, coefficient determination and to test the hypothesis used was t test using SPSS 12.0 for tool windows. The results qualitatively show that the independence of external auditors has been quite good as well as quality audit, and research results in quantitative analysis shows the influence of external auditor independence on audit quality by 55.4% and the remaining 44.6% described other variables outside influence the independence of external auditors on audit quality as a partner, audit manager, audit senior and junior audit.
Keywords: independence, external auditors, audit quality
1. PENDAHULUAN
Dalam hal ini akuntan publik harus dapat menunjukan bahwa kulitas audit yang diberikannya berkualitas dan dapat dipercaya, karena profesi ini memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang dapat dipercaya, diandalkan dan memenuhi kualitas akuntan publik dalam dunia usaha yang semakin kompetitif. Dalam menjalankan tugas pemeriksaan, para akuntan publik akan selalu berhadapan dengan individu-individu maupun kelompok dalam organisasi atau instansi yang diperiksa serta dihadapkan dengan berbagai masalah yang cukup rumit baik yang bersifat teknis, mungkin lebih mudah dipecahkan bila mendasarkan diri pada program-program dan prosedur-prosedur pemeriksaan yang ditetapkan sebelumnya. Namun untuk permasalahan yang bersifat non teknis, mungkin akan sulit dipecahkan karena menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan sikap, mental, emosi, faktor psikologis, moral, karakter dan lain-lain. Ketentuan untuk mengatur sikap dan moral tersebut adalah dengan menerapkan etika profesi, sehingga apabila etika ini dilaksanakan dengan baik maka diharapkan pelaksanaan audit dapat berjalan dengan baik. Akuntan publik merupakan suatu profesi yang berlandaskan kepercayaan masyarakat dan dibayar oleh klien, akan tetapi dalam pelaksanaannya harus professional. Adapun yang dimaksud dengan professional adalah bertanggung jawab untuk berprilaku yang lebih baik dari sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya serta memenuhi undangundang dan peraturan. Sikap profesi akuntan tercermin dalam kompetensinya, independensinya dan integritas moralnya. Independen auditing telah menjadi suatu masalah kepentingan umum dalam aktivitas keuangan di zaman modern, dimana tiap individu atau golongan atau pihak tertentu selain pemilik perusahaan harus merasa puas dengan ketelitian atau (accuracy), kejelasan dan ketidakraguan daripada laporan keuangan dan laporan akuntan sebagai hasil pemeriksaan. Golongan yang berkepentingan diluar pemilik perusahaan akan mempercayai opini yang diberikan oleh orang yang dianggap kompeten ( mampu dan berwenang), meimiliki indepedensi dan integritas moral yang tinggi. Sekarang bila opini akuntan dianggap tidak bisa dipercaya, sudah hampir dapat diduga bahwa akan ada pihak tertentu yang merasa dirugikan dan bahkan mungkin akan menuntut auditor yang bersangkutan. Auditor bertanggung jawab atas pernyataan
pendapatnya terhadap laporan keuangan yang diperiksanya. Laporan keuangan itu sendiri merupakan pertanggung jawaban yang harus disajikan oleh manajemen (klien). Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen (agen) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik prinsipal. Akan tetapi disisi lain, pemilik prinsipal menginginkan supaya auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah di biayainya. Dalam konteks skandal kecurangan, memunculkan pertanyaan apakah trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi namun auditor justru ikut mengamankan praktik kejahatan tersebut. Jika yang terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan, maka yang menjadi inti permasalahan adalah KAP belum menerapkan prinsip etika profesi akuntan yaitu independensi dan kehati-hatian professional, karena ada hal yang tertinggal dalam pemeriksaan dan menyebabkan hasil audit yang kurang berkualitas, oleh karena itu mengakibatkan penyajian informasi yang salah kepada para pengguna informasi keuangan PT Kimia Farma. Kemampuan untuk menemukan kecurangan dari laporan keuangan ditentukan oleh Independensi auditor. Seperti pernyataan diatas pihak KAP dikenakan sanksi yaitu denda 100 juta rupiah, denda ini diperlukan dan ditujukan agar tidak ada KAP yang melakukan (material misstatement) atau salah saji material yang bisa membuat para pengguna informasi keuangan mengalami kerugian atas informasi yang salah secara material jadi kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi sikap auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan masyarakat dapat juga menurun disebabkan oleh keadaan yang oleh mereka yang berpikiran sehat (reasonable) dianggap dapat mempengaruhi sikap independen dalam senyatanya tersebut. Untuk dapat diakui pihak lain sebagai akuntan yang independen harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya, apakah itu manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Dan diharapkan kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dan diharapkan para auditor independen dapat lebih hati-hati dan lebih teliti lagi dalam mengadakan pemeriksaan terhadap perusahaan yang
diauditnya dan tetap menjaga prinsip-prinsip dan kode etik profesi akuntan independen. (sumber: chian-vicasson.blogspot.com) Selain itu, terdapat fenomena khusus yang pernah terjadi pada salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) yaitu Kantor Akuntan Publik xxx wilayah Bandung. Salah satu kesalahan yang terjadi yaitu kesalahan menjurnal dan perbedaan persepsi antara auditor dan klien suatu perusahaan. Auditor senior yang bertugas untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan terkadang masih ada yang melakukan kesalahan, penyebab terjadinya kesalahan tersebut yaitu kurangnya pengalaman. Pengalaman sangat penting bagi auditor dalam melakukan audit walaupun auditor tersebut memiliki pendidikan formal yang tinggi. Semakin lama hubungan auditor dengan klien juga dapat menyebabkan auditor tidak mampu menemukan kesalahan yang material dalam mengaudit sehinnga auditor salah dalam memberikan opininya Dengan adanya kesalahan tersebut maka audit yang dihasilkan tidak berkualitas karena kurangnya keahlian auditor yang merupakan bagian dari standar umum. (Sumber: Auditor di Kantor Akuntan Publik xxx). Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan harus berdasarkan SPAP yang ditentukan oleh IAI, yang berupa pernyataan standar auditing (PSA) dan pernyataan standar atestasi (PSAT). Standar tersebut mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari kesalahan. Dalam laporan audit bentuk baku, tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit yang telah dilaksanakan auditor. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat kendala laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan guna menunjang profesionalisme dan independensinya sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan.
2. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Independensi auditor merupakan suatu hal penting yang sudah sejak lama menjadi pembicaraan baik di kalangan praktisi, pembuat kebijakan ataupun para akademisi. Hal ini dikarenakan pendapat yang diberikan oleh auditor berkaitan dengan kepentingan banyak pihak. Namun demikian pendapat yang diberikan oleh auditor terhadap laporan keuangan suatu perusahaan tidak akan mempunyai nilai apabila auditor tersebut dianggap tidak memiliki independensi oleh para pengguna laporan keuangan. Berkaitan dengan independensi, AICPA memberikan prinsip-prinsip sebaga panduan: 1. Auditor dan perusahaan tidak boleh tergantung dalam hal keuangan terhadap klien. 2. Auditor dan perusahaan seharusnya tidak terlibat dalam konflik kepentingan yang akar mengganggu objektifitas berkenaan dengan cara-cara yang mempengaruhi laporan keuangan. 3. Auditor dan perusahaan seharusnya tidak memiliki hubungan dengan klien yang akan mengganggu objektifitas auditor. Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyatakan bahwa dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Keberadaan akuntan publik sebagai suatu profesi tidak dapat dipisahkan dari karakteristik independensinya. Akuntan publik selalu dianggap orang yang harus independen. Tanpa adanya independensi, akuntan publik tidak berarti apa-apa. Masyarakat tidak percaya akan hasil auditan akuntan publik sehingga masyarakat tidak akan meminta jasa pengauditan dari akuntan publik. Masyarakat akan meminta pihak lain yang dianggap independen untuk menggantikan fungsi akuntan publik. Atau dengan kata lain, keberadaan akuntan publik ditentukan oleh independensinya Sikap mental independensi integritas dan objektivitas yang dipertahankan oleh akuntan publik akan meningktakan kepercayaan pemakai laporan keuangan yang telah di audit, dalam hal tanggung jawab auditor eksternal sikap mental independensi dimaksudkan bahwa audiitor eksternal harus bebas dari setiap kewajiban klien dan tidak mempunyai satu kepentingan apapun dengan klien kecuali pelaksanaan setiap penugasan yang diberikan oleh klien padanya.
Sebagaimana halnya dengan profesi medis dan hukum, independensi merupakan dasar dari profesi auditing hal itu berarti bahwa auditor eksternal akan bersikap netral terhadap entitas, dan oleh karena itu akan bersikap objektif. Publik dapat mempercayai fungsi audit karena auditor eksternal bersikap tidak memihak serta mengakui adanya kewajiban untuk bersikap adil 1. Independence infact (independensi senyatanya) Auditor benar-benar tidak mempunyai kepentingan ekonomis dalam perusahaan yang dilihat dari keadaan yang sebenarnya, misalnya apakah ia sebagai direksi, komisaris, persero, atau mempunyai hubungan keluarga dengan pihak itu semua. 2. independence in appearance (independensi dalam penampilan) Kebebasan yang dituntut bukan saja dari fakta yang ada, tetapi juga harus bebas dari kepentingan yang kelihatannya cenderung dimilikanya dalam perusahaan tersebut 3. Independence in competence (independensi dari keahlian atau kompetensinya) Independensi dari sudut keahlian berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya. kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam system akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan 1. Kualitas Jasa, 2. Hubungan antara Auditor dengan Klien dn 3. Objektivitas. Berdasarkan uraian diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
Profesi Akuntan Publik
Kualitas Audit
Independensi Auditor Eksternal
1. Independence infact
1. Kualitas Jasa audit
2. Independence in Apperance
2. Hubungan dengan Klien
3. Independence in competence
3. Objektivitas
Independen Auditor Eksternal Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran diatas maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa Independensi Auditor eksternal Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit.
3. OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Untuk meneliti bagaimana analisis independensi auditor eksternal pengaruhnya terhadap kualitas audit, ada dua operasionalisasi variabel dalam penelitian ini. Variabel, konsep variabel, indikator, dan skala pengukuran yang digunakan baik untuk variabel X maupun variabel Y dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Variabel
Konsep Variabel
X Independensi Auditor Eksternal (Independen)
Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak sikap mental independen dalam memenuhi tanggung jawab mereka tetapi penting juga bahwa pemakai laporan keuangan menaruh kepercayaan terhadap indepenensi tersebut Agar terciptanya sikap mental yang efektif, maka diperlukan Independence infact (independensi senyatanya) independence in appearance (independensi dalam penampilan)
(Alvin A. Arens 2004)
Independence in competence (independensi dari keahlian atau kompetensinya) (Alvin A. Arens 2004:51)
Indikator 1. Independence infact (independensi senyatanya)
2. independence in appearance (independensi dalam penampilan)
Ukuran Efektivitas Bebas dari tekanan Hubungan kekeluargaan
Verivikasi audit Kepercayaan pada pihak lain Pelaksanaan audit
Kebijakan dan prosedur Pendidikan Pelaksanaan kegiatan audit
3. Independence in competence (independensi dari keahlian atau kompetensinya)
Skala Ordinal
No kuesioner 1-3
4-6
6-9
Y Kualitas Audit (Dependen) (De Angelo di Kutip Ida Rosidah: 2008)
Kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probality) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. (De Angelo di Kutip Ida Rosidah: 2008)
1. Kualitas Jasa
2. Hubungan Antara Auditor dengan Klien
3. Objektivitas
Memberikan atau menerima komisi Bukti-bukti laporan Standar auditing
Ordinal
Kepentingan masyarakat Pelanggaran Memecahkan permasalahan
Objektiv Independen profesional
Untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara sebagai berikut: 1. Observasi, yaitu peneliti mendatangi dan mengamati obyek yang akan diteliti yaitu Kantor Akuntan Publik. sehingga peneliti memperoleh beberapa informasi dan data yang dibutuhkan. 2. Kuesioner, yaitu peneliti memberikan angket yang berisi beberapa pertanyaan yang tertkait dengan Independensi Auditor Eksternal pengaruhnya terhadap Kualitas Audit kepada responden yaitu terdiri dari partner, manajer audit, audit senior dan audit junior sehingga peneliti dapat melakukan analisis dari jawaban yang telah diberikan. 3. Wawancara, yaitu peneliti melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait yaitu terdiri partner, manajer audit, audit senior dan audit junior, mengenai independensi auditor eksternal pengaruhnya terhadap kualitas audit.
9-12
12-15
16-18
4. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dari laporan-laporan yang telah diolah oleh terdiri dari partner, manajer audit, audit senior dan audit junior sehingga peneliti dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Populasi yang diambil oleh peneliti kali ini adalah pada Lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung., karena jumlah populasinya sedikit (terbatas) sehinnga peneliti tidak menggunakan sampel melainkan menggunakan teknik populasi atau sensus. Berikut adalah lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung: No
Nama Kantor Akuntan Publik
Jumlah
1
KAP. ROEBIANDINI & REKAN
6 auditor
2
KAP. DR. LA MIDJAN & REKAN
6 auditor
3
KAP. DRS. GUNAWAN SUDRADJAT
6 auditor
4
KAP. AF. RACHMAN & SOETJIPTO
6 auditor
5
KAP. SANUSI, SUPARDI & SOEGIHARTO
6 auditor
JUMLAH
30 auditor
Metode Analisis 1. Analisis Kualitatif 2. Analisis Kuantitatif Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis Korelasi (Pearson) Koefisien Determinasi Rancangan Pengujian Hipotesis 1. Menentukan Hipotesis Ho: ρ = 0 : Independensi Auditor Eksternal tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit. Ha: ρ ≠ 0 : Independensi Auditor Eksternal berpengaruh terhadap Kualitas Audit 2. Penetpan Tingkat signifikan α = 0,05 dengan df = n - 2 =30 - 2 = 28 3. Uji Hipotesis Kriteria : Ha diterima jika t hitung ≥ t tabel Ha ditolak jika t hitung ≤ t table
4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
ANALISIS KUALITATIF Hasil penelitian dan pembahasan tentang Independensi Auidtor Eksternal, adalah: Skor Aktual
Skor Ideal
%
Kategori
99
150
66,0%
Cukup
101
150
67,3%
Cukup
102
150
68,0%
Cukup
302
450
67,1%
Cukup
Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit Auditor eksternal mendapat kepercayaan pihak lain terhadap sikap independensi Auditor ekternal mendengarkan pandangan pihak lain Independence in Appearence
106
150
70,7%
Baik
101
150
67,3%
Cukup
105
150
70,0%
Baik
312
450
69,3%
Baik
Pemeriksaan berdasarkan kebijakan dan prosedur Pegawai dengan latar belakang pendidikan atau telah dilatih dari berbagai disiplin ilmu Pertimbangan berbagai tenaga yang diperlakukan untuk melaksanakan audit Independence in Competence
99
150
66,0%
Baik
95
150
63,3%
Cukup
100
150
66,7%
Cukup
294
450
65,3%
Cukup
908
1350
67,3%
Cukup
No
Indikator
1
Kebebasan dalam memberikan pendapatnya tanpa pengaruh dari pihak lain Bebas dari tekanan untuk melaporkan halhal signifikan dalam laporan audit Tidak memiliki hubungan keluarga dengan direksi, komisaris perusahaan Independence infact
2 3
4 5 6
7 8
9
Total
Berdasarkan persentase total skor tanggapan responden pada tabel maka dapat disimpulkan bahwa independensi auditor eksternal pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung cukup. Hal ini tidak terlepas dari independensi auditor eksternal yang cukup dalam kenyataannya, independensi dalam penampilan baik, dan independensi dalam kompetensi cukup.
Hasil penelitian dan pembahasan tentang Kualitas Audit, adalah: Skor Aktual
Skor Ideal
%
Kategori
Komisi dari pihak lain yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan klien
103
150
68,7%
Baik
2
Melaksanakan pelaporan dengan buktibukti pelaporan klien
104
150
69,3%
Baik
3
Merencanakan materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku Kualitas jasa audit
103
150
68,7%
Baik
310
450
68,9%
Baik
4
Auditor ekternal mementingkan kepentingan masyarakat
98
150
65,3%
Cukup
5
Pelaporan tentang adanya pelanggaran kepada klien
108
150
72,0%
Baik
6
Membicarakan permasalahan bersamasama dengan klien
101
150
67,3%
Cukup
Hubungan Auditor Dengan Klien
307
450
68,2%
Baik
7
Auditor eksternal yang bersikap objektif
97
150
64,7%
Cukup
8
Auditor bertindak secara independen walaupun adanya intimidasi
95
150
63,3%
Cukup
9
Anggota menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
100
150
66,7%
Cukup
Objektivitas
292
450
64,9%
Cukup
909
1350
67,3%
Cukup
No
Indikator
1
Total
Berdasarkan persentase total skor tanggapan responden pada tabel maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung sudah cukup. Artinya kualitas audit yang dihasilkan kelima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung sudah cukup. Hal ini tidak terlepas dari kualitas jasa audit yang dihasilkan baik serta hubungan auditor dengan klien yang dihasilkan baik, didukung objektivitas yang sudah berjalan dengan cukup.
.ANALASIS KUANTITATIF Hasil analisis kuantitatif dari penelitan ini dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Analisis Regresi Linier Sederhana Dengan menggunakan rumus : Y = a + bX Hasil output dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 12.0 for Windows adalah sebagai berikut: Hasil Analisis Regresi Coe fficientsa
Model 1
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 4.593 3.352 .783 .133
(Cons tant) Independensi AE
Standardized Coef f icients Beta .744
t 1.370 5.893
Sig. .182 .000
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Nilai konstanta (a) sebesar 4,594 menunjukkan nilai rata-rata kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung apabila auditor eksternal tidak independen. Kemudian nilai koefisien regressi (b) sebesar 0,783 menunjukkan peningkatan kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung
apabila independensi auditor eksternal
ditingkatkan sebesar satu satuan. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa koefisien regresi memiliki tanda positif, artinya semakin tinggi independensi auditor eksternal diduga akan berpengaruh terhadap kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Sebaliknya, semakin rendah independensi auditor eksternal
diduga akan menurunkan kualitas audit pada lima Kantor
Akuntan Publik di wilayah Bandung. 2. Analisis Korelasi (person) Dengan menggunakan rumus :
Koefisien korelasi yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi12.0 for Windows adalah sebagai berikut: Cor relations
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
Kualitas A udit 1.000 .744 . .000 30 30
Kualitas A udit Independensi A E Kualitas A udit Independensi A E Kualitas A udit Independensi A E
Independensi AE .744 1.000 .000 . 30 30
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa besar hubungan antar variabel independensi auditor eksternal dengan kualitas audit yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,744. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang erat/kuat
antara independensi
auditor eksternal dengan kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Arah hubungan positif menunjukkan bahwa semakin tinggi independensi auditor eksternal akan membuat kualitas audit semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah independensi auditor eksternal akan membuat kualitas audit makin rendah. 3. Koefisien Determinasi Dengan menggunakan rumus : KD = r2 x 100% Hasil output dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 12.0 for Windows adalah sebagai berikut: b Model Sum m ary
Model 1
R .744 a
R Square .554
Adjusted R Square .538
Std. Error of the Estimate 3.58659
a. Predictors: (Constant), Independensi AE b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai R-square adalah sebesar 0,554, nilai ini dikenal dengan koefisien determinasi (KD). KD = 0,554 x 100% = 55,4%
Koefisien determinasi sebesar 55,4% menunjukkan bahwa 55,4% perubahan yang terjadi pada kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung bisa dijelaskan oleh independensi auditor eksternal. Artinya independensi auditor eksternal mampu memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 55,4% terhadap kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 44,6% dijelaskan variabel lain di luar variabel independensi auditor eksternal, seperti partner, manager, auditor senior, audit junior dan pihak-pihak lain. 5.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan dari independensi auditor
eksternal dalam menunjang kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Kota Bandung, maka pada bagian akhir dari penelitian ini, penulis menarik kesimpulan, sekaligus memberikan saran sebagai berikut. 1.
Independensi auditor eksternal pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung sudah cukup. Hal ini tidak terlepas dari independensi auditor eksternal dalam kenyataannya cukup, independensi dalam penampilan baik dan independensi dalam kompetensi cukup.
2.
Kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung sudah cukup. Hal ini tidak terlepas dari kualitas jasa audit yang dihasilkan baik serta hubungan antara auditor dengan klien baik, dan objektivitas yang dihasilkan cukup baik.
3.
Independensi auditor eksternal berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit Pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Independensi auditor eksternal mampu memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 55,4% dalam upaya meningkatkan kualitas audit, sedangkan sisanya yaitu sebesar 44,6% dijelaskan variabel lain di luar variabel independensi auditor eksternal, seperti kompetensi,objektivitas,integritas dan pihak-pihak lain pada lima kantor akuntan publik di wilayah Bandung, dengan demikian semakin baik independensi auditor eksternal akan membuat kualitas audit semakin baik atau sebaliknya semakin rendah independensi auditor eksternal akan membuat kualitas audit makin menurun.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai bahan evaluasi antara lain: 1.
Untuk mempertahankan independensi yang sudah dianggap cukup diharapkan para auditor dapat terus menjalankan etika profesi bukan hanya sekedar tuntutan profesi tetapi juga untuk menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi dari masyarakat.
2.
Kualitas Audit yang sudah cukup diharapkan auditor dapat terus menjalankan tugasnya sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik yang berlaku umum di Indonesia
3.
Agar dapat dipertahankan maka dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor tidak boleh lepas dari Standar Profesional Akuntan Publik yang merupakan pedoman pelaksanaan audit karena independensi yang cukup akan menghasilkan kualitas yang cukup juga sehingga diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim.2008. Auditing (dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM. Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley.2007. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Jakarta : PT. Intermasa. Arens a. Alvin, Elder j. Randal, Beasley S. Mark. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Edisi Kesembilan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Indeks Husein Umar. 2005. Metode Penelitian. PT. Gramedia Pusaka : Jakarta IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) 2001. standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta : Salemba Emapat. Ida Rosnidah. 2008. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalama Audit dan Risiko Audit dan Spesialisasi Auditor di Bidang Industri Klien Terhadap Kualitas Audit dan Implikasinya pada Kepuasan Pengguna Jasa Audit (survei pada Emiten Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.) Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana Unpad. http://ejournal.unud.ac.id Jonathan Sarwono. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Yogyakarta:Andi Offset
Mulyadi. 2009. Auditing. Cetakan ke-6. Jakarta : Salemba Empat Rahayu, Siti Kurnia dan Suhayati Ely. 2010. Auditing : Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Graha Ilmu, Yogyakarta. Simamora. 2008 : Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Universitas Trunojoyo, Bangkalan. Surkrisno Agoes. 2005. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung; Alfabeta Susanti Irawati. 2008. Auditing, Bandung : Gramedia Pustaka. Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia: Aplikasi Contoh dan Perhitungannya. Jakarta: Agung Media (www.akuntan.co.id) (sumber: chian-vicasson.blogspot.com)