Analisis Hazard di….(Kartika Diah Pertiwi) 1
ANALISIS HAZARD DI LABORATORIUM BUSANA SMK NEGERI 3 MAGELANG Penulis 1 : Kartika Diah Pertiwi Penulis 2 : Enny Zuhni Khayati, M. Kes Universitas Negeri Yogyakarta E-mail :
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini dirancang untuk: (1) menganalisis potensi bahaya (hazard) yang terdapat di laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang; (2) menganalisis pengendalian potensi bahaya (hazard) yang dilakukan laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Subjek penelitian adalah guru produktif busana, dan satu kelas siswa kelas X jurusan Tata Busana yang berjumlah 35 orang, ditentukan secara purposif dan insidental. Objek penelitian adalah laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang. Data dikumpulkan menggunakan instrumen berupa checklist, catatan lapangan, wawancara, dan angket. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: (1) reduksi data; (2) penyajian data dalam bentuk tabel; dan (3) penarikan kesimpulan. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan statistik deskriptif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat hazard di laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang dari jenis: (a) biologi, berupa kotoran binatang dan ancaman serangga; (2) kimia, berupa penyimpanan bahan kimia dan zat mudah terbakar; (c) fisik, berupa debu, sampah, kotoran, peralatan listrik tidak terlindung, penyimpanan barang yang tidak seharusnya, benda tajam, penerangan kurang, dan peralatan bergerak cepat; (d) ergonomi, berupa posisi kerja membungkuk dan gerakan berulang; (e) psikologi, berupa hubungan kerja buruk, beban kerja berlebihan, motivasi belajar rendah, bullying, kelelahan kerja, dan stres kerja; (2) pengendalian hazard di laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang dilakukan dengan sebagian atau seluruh cara berdasarkan hazard control hierarchy yang meliputi eliminasi, substitusi, isolasi, kontrol mesin, kontrol administratif, dan alat pelindung diri, tergantung pada jenis hazard. Kata kunci: Hazard, Laboratorium Busana, SMK Negeri 3 Magelang
AN ANALYSIS OF HAZARDS IN THE FASHION LABORATORY AT SMK NEGERI 3 MAGELANG ABSTRACT This study aims to analyze: (1) danger potentials (hazards) in the fashion laboratory at SMK Negei 3 Magelang, and (2) controls over danger potentials (hazards) in the fashion laboratory at SMK Negei 3 Magelang. This was a descriptive study employing the survey approach. The research subjects were the productive teacher of Fashion Design and one class of Grade X students of Fashion Design Department with a total of 35 students who were purposively and incidentally selected. The research object was the fashion laboratory at SMK Negeri 3 Magelang. The data were collected through instruments in the form of a checklist, field notes, interviews, and a questionnaire. The data were analyzed by means of the qualitative and quantitative descriptive techniques. The qualitative descriptive analysis was done through the steps of: (1) data reduction, (2) data display using tables, and (3) conclusion drawing. The quantitative data analysis was done using descriptive statistics. The results of the study are as follows. (1) There are hazards in the fashion laboratory at SMK Negeri 3 Magelang, comprising: (a) the biological type in the form of animal feces and insect threats; (b) the chemical type in the form of chemical substance and flammable substance storage; (c) the physical type in the form of dust, rubbish, sewage, unprotected electric appliances, inappropriate storage of objects, sharp objects, lack of lighting, and fast moving equipment; (d) the ergonomic type in the form of bending working position and repeated movements; and (e) the psychological type in the form of poor work relationship, excessive workload, low learning motivation, bullying, work fatigue, and work stress. (2) The controls over the hazards in the fashion laboratory at SMK Negeri 3 Magelang are partly or totally made on the
2 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016
basis of the hazard control hierarchy including elimination, substitution, isolation, machine control, administrative control, and personal protective equipment, depending on the hazard types. Keywords: Hazards, Fashion Laboratory, SMK Negeri 3 Magelang
yang
PENDAHULUAN Hazard, merupakan keadaan yang memiliki
potensi
untuk
menimbulkan
berlaku
di
tempat
kerja
dan
menggunakan alat pelindung diri (APD) sebagai
bentuk
pertahanan
diri
dari
kerugian manusia karena mengandung
kecelakaan maupun sakit akibat Kurangnya
bahaya yang dapat menimbulkan insiden
kesadaran
seperti
dapat
implementasi K3 dapat berdampak pada
ditemukan dan berasal dari mana saja,
meningkatnya jumlah kecelakaan dan sakit
terutama dari hal-hal yang berada di
akibat
lingkungan sekitar kita.
mengalami
kecelakaan.
Hazard
Pada industri di bidang busana, hazard terutama berada di area lingkungan kerja
bagian
unit
produksi.
mengenai
kerja,
sehingga
insiden
pentingnya
pekerja
yang
kecelakaan/
sakit
menjadi tidak produktif. Kesadaran akan adanya bahaya
Seluruh
kecelakaan kerja perlu ditanamkan sejak
kegiatan mulai dari cutting hingga packing
dini pada jenjang sekolah, dalam hal ini
memiliki
khususnya Sekolah Menengah Kejuruan
hazard
Seringkali
hazard
masing-masing. kurang
disadari
(SMK) yang berbasis di bidang busana.
keberadaannya dan dianggap sepele karena
Pada SMK yang memiliki jurusan busana
faktor ketidaktahuan, oleh karena itu,
seperti SMK Negeri 3 Magelang, ruang
berbagai macam cara dilakukan untuk
kerja yang memiliki banyak potensi bahaya
menekan angka kecelakaan kerja dengan
(hazard) terutama adalah ruang kerja siswa
mengimplementasikan K3 (Kesehatan dan
yang berupa laboratorium busana.
Keselamatan Kerja).
Pengetahuan
mengenai
potensi
Implementasi K3 adalah salah satu
bahaya (hazard) di laboratorium, sangat
hal paling mendasar yang harus dilakukan
penting supaya kondisi lingkungan kerja
oleh semua pekerja yang melakukan
siswa menjadi lebih aman dan lebih
pekerjaan, tidak hanya di bidang busana
produktif untuk bekerja sehingga akan
namun juga bidang-bidang lainnya, sebab
tercapai zero accident (bebas kecelakaan
seluruh kegiatan memiliki hazard masing-
akibat kerja) dan zero sick (bebas sakit
masing
berbeda.
akibat kerja). Pengetahuan dan kepedulian
Implementasi K3 yang paling mudah
pengguna akan potensi bahaya (hazard) di
dilakukan adalah mengikuti seluruh aturan
laboratorium sangat berpengaruh pada
dalam
kadar
yang
Analisis Hazard di….(Kartika Diah Pertiwi) 3
terjadinya kecelakaan dan sakit akibat
hazard hingga pengendalian hazard adalah
kerja. Jika warga sekolah kurang aware
langkah awal untuk menjaga keselamatan
terhadap hazard, bisa dipastikan potensi
dan kesehatan kerja demi tercapainya zero
kecelakaan kerja siswa akan meningkat.
accident dan zero sick.
Ketidakpedulian pengguna laboratorium
Menurut data dari observasi awal,
busana, dapat berbentuk tindakan tidak
ditemukan
mematuhi peraturan dan kebijakan yang
disebabkan maupun dapat menyebabkan
berlaku.
hazard. Masalah tersebut antara lain: 1)
Risiko yang tinggi dan jumlah hazard
yang
sangat
banyak
muncul
beberapa
masalah
yang
siswa tidak mematuhi aturan dasar dalam laboratorium, yaitu membawa makanan
dikarenakan laboratorium tidak memiliki
dan
keadaan yang ideal. Sebagai ruang kerja
laboratorium; 2) ruangan laboratorium
praktik maupun teori yang berisi berbagai
busana gelap tanpa bantuan pencahayaan
peralatan menjahit, idealnya keadaan setiap
yang berasal dari lampu; 3) banyak
komponen dalam suatu laboratorium selalu
terdapat barang yang memadati sudut
terawat, bersih, rapi, dan masing-masing
ruang laboratorium seperti dressfoam, hasil
orang mempunyai konsistensi dan disiplin
praktik, dan beberapa benda lain yang
diri,
peletakkannya
sehingga
terciptanya
mampu
tingkat
mendukung
efisiensi
minuman
ke
kurang
dalam
ruang
ergonomis;
4)
dan
pernah terjadi korsleting atau hubungan
produktivitas yang tinggi di lingkungan
pendek listrik yang menyebabkan salah
kerja. Kondisi tersebut dapat diwujudkan
satu ruang laboratorium busana dipenuhi
dengan implementasi K3 berupa konsep 5R
asap sehingga siswa harus dievakuasi; 5)
(Ringkas, Resik, Rapi, Rawat, dan Rajin)..
hampir setiap tahun terjadi insiden siswa
Apabila kondisi ideal laboratorium
tertusuk jarum mesin pada saat melakukan
tidak terpenuhi, maka dapat dipastikan
praktik maupun saat ujian; dan 6) keadaan
muncul berbagai macam bahaya (hazard)
ruangan mudah berdebu, sehingga dapat
yang berpotensi menyebabkan kecelakaan
mengancam kesehatan maupun mengotori
di lingkungan kerja, oleh karena itu selain
hasil praktik siswa.
menerapkan
konsep
mengetahui
dan
5R
siswa
mempelajari
perlu
Adanya
permasalahan
dalam
tentang
lingkungan kerja siswa sebagaimana telah
berbagai jenis bahaya yang dapat timbul di
diuraikan di atas memenuhi syarat untuk
laboratorium
cara
diadakannya sebuah penelitian dengan cara
melakukan pengendaliannya. Identifikasi
menganalisis guna mengungkap hazard di
serta
bagaimana
4 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016
laboratorium Magelang,
busana
SMK
sehingga
Negeri
3
kedepannya
motivasi belajar rendah, bullying, kelelahan kerja, dan stres kerja.
pencegahan kecelakaan dapat dilakukan semaksimal mungkin.
Hazard
dapat
dikategorikan
berdasarkan tingkat keparahan apabila
Menurut OHSAS 18001 (1999:2)
terjadi insiden. Kategori hazard tersebut
hazard disebut sebagai sumber atau situasi
antara lain: 1) sangat rendah, (tingkat
tertentu dengan suatu potensi bahaya
keparahan sangat ringan); 2) rendah,
berkenaan dengan gangguan kesehatan atau
(tingkat keparahan ringan); 3) sedang,
luka, kerusakan harta milik, kerusakan
(tingkat keparahan sedang); 4) tinggi,
lingkungan tempat kerja, atau kombinasi
(tingkat keparahan berat); dan 5) sangat
hal tersebut. Hazard dapat dibedakan
tinggi, (tingkat keparahan fatal) (OHSAS
berdasarkan jenisnya, yaitu: 1) biological
18001:2007).
(biologi); 2) chemical (kimia); 3) physical
Pengendalian
dapat
(fisik); 4) ergonomic (ergonomi); dan 5)
dilakukan
physiological (psikologi) (Wowo Sunaryo
control
Kuswana, 2014:24).
2002:69-71) yang meliputi: 1) eliminasi,
Hazard yang mungkin ada di
dengan
hazard menerapkan (R.
hierarchy
Craig
hazard Schroll,
yaitu menghilangkan hazard sepenuhnya;
laboratorium busana dilihat berdasarkan
2) substitusi, mengganti proses
jenisnya adalah: a) biologi: jamur, kotoran
berbahaya dengan proses yang memiliki
binatang, dan ancaman serangga; 2) kimia:
hazard lebih sedikit; 3) isolasi, mengisolasi
penyimpanan bahan kimia, zat mudah
atau menjauhkan hazard; 4) kontrol mesin,
terbakar, zat korosif, dan limbah bahan
menggunakan mesin untuk bekerja agar
kimia; 3) fisik: kebakaran, debu, sirkulasi
terhindar
udara buruk, temperatur tinggi, sampah,
administratif, meliputi kebijakan, prosedur,
kotoran, peralatan listrik tidak terlindung,
peraturan, dan pelatihan; dan 6) alat
lantai licin, penyimpanan barang tidak pada
pelindung diri, sebagai pertahanan diri
tempatnya, benda tajam, peralatan bergerak
terhadap hazard.
cepat, penerangan kurang, dan suara
dari
hazard;
5)
yang
kontrol
Tujuan diadakannnya penelitian ini
bising; 4) ergonomi: tempat dan alat
adalah
kurang
kerja
potensi bahaya (hazard) di laboratorium
membungkuk, jangkauan berlebihan, dan
busana SMK Negeri 3 Magelang; dan 2)
gerakan berulang; 5) psikologi: hubungan
melakukan analisis pengendalian potensi
kerja
bahaya
ergonomis,
buruk,
beban
posisi
kerja
berlebihan,
untuk:
1)
(hazard)
melakukan
yang
analisis
dilakukan
Analisis Hazard di….(Kartika Diah Pertiwi) 5
laboratorium
busana
SMK
Negeri
3
Magelang.
Tendean
No.1
Magelang.
RT.01/
Waktu
RW.03
kota
dilaksanakannya
Kegunaan penelitian ini adalah
penelitian pada bulan November 2015,
untuk memberikan informasi yang sangat
sebelum siswa melaksanakan ujian akhir
penting dan mendalam mengenai jenis-
semester.
jenis, risiko, dan pengendalian potensi bahaya (hazard) di laboratorium busana SMK
Negeri
sehingga
Subjek penelitian ini adalah guru,
menjadi bahan pertimbangan dan acuan
dan siswa Tata Busana SMK Negeri 3
dalam menjaga, merawat, dan memelihara
Magelang. Guru dan siswa dipilih secara
tempat
laboratorium
purposif. Guru yang dipilih adalah 2 orang
busana agar tercapai zero accident dan zero
guru produktif Tata Busana sebagai subjek.
sick, sehingga warga sekolah dapat belajar
Sedangkan siswa yang dipilih sebagai
dalam
subjek adalah salah satu kelas dari siswa
kerja,
suasana
3
Magelang,
Subjek dan Objek Penelitian
khususnya
nyaman,
aman,
dan
kondusif.
kelas X Tata Busana. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 35 orang.
METODE PENELITIAN
Objek pada penelitian ini adalah
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian
laboratorium busana di SMK Negeri 3
deskriptif pendekatan survei. Penelitian
Magelang. Laboratorium tersebut memiliki
deskriptif adalah penelitian yang berusaha
luas 10x5 meter persegi. Laboratorium
untuk menuturkan pemecahan masalah
busana berfungsi sebagi ruang praktik
yang ada pada masa sekarang berdasarkan
busana
fakta
menjahit.
dengan
menyajikan
data,
seperti
pembuatan
pola
dan
menganalisis dan menginterpretasi. Survei bertujuan untuk memperoleh informasi
Data,
yang sama atau sejenisnya dari berbagai
Pengumpulan Data
kelompok atau orang dengan observasi, angket dan wawancara secara pribadi.
Instrumen,
Teknik
Data pada penelitian ini adalah data mengenai pengendalian
identifikasi hazard
hazard di
dan
laboratorium
busana. Data yang didapatkan berbentuk
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan
dan
di
SMK
Negeri 3 Magelang, jl. Kapten Pierre
data kualitatif dan kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini
6 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016
adalah
checklist,
catatan
lapangan,
wawancara dan angket.
debu, sampah, kotoran, peralatan listrik
Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah
kimia, dan zat mudah terbakar; 3) fisik:
observasi
tidak terlindung, penyimpanan barang tidak
ruangan
pada tempatnya, benda tajam, peralatan
laboratorium, wawancara kepada guru
listrik bergerak cepat, dan penerangan
produktif busana, dan angket untuk siswa
kurang;
4)
ergonomi:
posisi
kerja
membungkuk, dan gerakan berulang; 5) Teknik Analisis Data Teknik
psikologi: hubungan kerja buruk, beban
analisis
data
dalam
penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif
dan
deskriptif
deskriptif
kualitatif
kuantitatif. Analisis digunakan biologi,
untuk kimia,
menganalisis fisik,
Langkah-langkah
dan
analisis
SS= (X > 10) TS= (6 < X < 8)
S= (8 < X < 10) STS= (X < 6)
20% 3% 29%
ergonomi. 48%
deskriptif
data; 2) penyajian data; dan 3) penarikan kesimpulan. deskriptif
bullying, kelelahan kerja, dan stres kerja.
hazard
kualitatif adalah sebagai berikut: 1) reduksi
Analisis
kerja berlebihan, motivasi belajar rendah,
Gambar 1. Grafik Hazard Biologi berdasarkan Angket SS= (X > 6,5) TS= (3,5 < X < 5)
kuantitatif
digunakan
untuk
menganalisis
psikologi
(siswa).
Analisis
hazard
S= (5 < X < 6,5) STS= (X < 3,5)
0% 0% 37%
deskriptif
63%
kuantittatif yang digunakan adalah statistik deskriptif
untuk
menguatkan
data
kualitatif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Hazard di Laboratorium Busana
Gambar 2. Grafik Hazard Kimia berdasarkan Angket SS= (X > 55,25) TS= (29,75 < X < 42,5)
26%
0%
S= (42,5 < X < 55,25) STS= (X < 29,75)
6%
SMK Negeri 3 Magelang Berdasarkan
hasil
observasi,
ditemukan hazard di laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang dari jenis: 1) biologi: kotoran binatang, dan ancaman serangga; 2) kimia: penyimpanan bahan
68%
Gambar 3. Grafik Hazard Fisik berdasarkan Angket
Analisis Hazard di….(Kartika Diah Pertiwi) 7
SS= (X > 16,25) TS= (8, 75 < X < 12,5)
11% 3%
sampah, adalah eliminasi, isolasi, kontrol
S= (12,5 < X < 16,25) STS= (X < 8, 75)
mesin,
dan
kontrol
administratif;
3)
kotoran, adalah eliminasi, kontol mesin,
20%
dan kontrol administratif; 4) peralatan listrik tidak terlindung, adalah kontrol 66%
administratif; 5) penyimpanan yang tidak
Gambar 4. Grafik Hazard Ergonomi berdasarkan Angket SS= (X > 42,25) TS= (22,75 < X < 32,5)
seharusnya, adalah kontrol administratif; 6)
S= (32,5 < X < 42,25) STS= (X < 22,75)
peralatan bergerak cepat, adalah kontrol administratif; 7) benda tajam, adalah isolasi,
0% 0%
kontrol
administratif;
dan
8)
penerangan kurang, adalah kontrol mesin
43% 57%
dan kontrol administratif. Pengendalian hazard dari jenis
Gambar 5. Grafik Hazard Psikologi berdasarkan Angket
ergonomi 1) posisi kerja membungkuk, dan 2) gerakan berulang, tidak dilakukan. di
Pengendalian hazard dari jenis
Laboratorium Busana SMK Negeri 3
psikologi: 1) hubungan kerja buruk, adalah
Magelang
eliminasi; 2) beban kerja berlebihan, adalah
Analisis
Pengendalian
Hazard
Pengendalian hazard yang sudah
kontrol mesin; 3) motivasi belajar rendah,
dilaksanakan di SMK Negeri 3 Magelang
adalah kontrol administratif; 4) bullying,
berdasarkan hirarki pengendalian bahaya
adalah eliminasi; 5) kelelahan kerja, adalah
dari jenis biologi: 1) kotoran binatang,
kontrol administratif; dan 6) stres kerja,
adalah eliminasi dan kontrol mesin; dan 2)
tidak ada (tidak dilakukan).
ancaman serangga, adalah eliminasi dan kontrol administratif. Pengendalian hazard dari jenis kimia: 1) penyimpanan bahan kimia, adalah isolasi dan kontrol administratif;
Pembahasan Analisis Hazard di Laboratorium Busana SMK Negeri 3 Magelang Hazard
biologi:
1)
kotoran
dan 2) zat mudah terbakar, adalah isolasi
binatang, disebabkan oleh cicak, berisiko
dan kontrol administratif.
menjadi
Pengendalian hazard dari jenis
media
penularan
penyakit,
kategori hazard sangat rendah; 2) ancaman
fisik: 1) debu, adalah eliminasi, isolasi,
serangga,
kontrol mesin, dan kontrol administratif; 2)
berisiko
disebabkan menjadi
oleh
media
nyamuk, penularan
8 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016
penyakit, kategori hazard sangat rendah
obras, berisiko menjepit dan menusuk,
sampai sangat tinggi.
kategori hazard rendah sampai sedang; 8)
Hazard kimia: 1) penyimpanan
penerangan
kurang,
disebabkan
jendela
oleh
bahan kimia, dan 2) zat mudah terbakar,
terhalangnya
laboratorium
disebabkan oleh penyimpanan pelumas
(sehingga cahaya tidak dapat masuk),
(minyak) mesin, berisiko mengotori dan
berisiko menimbulkan kelelahan mata,
menyebabkan kebakaran, kategori hazard
kategori hazard sangat rendah sampai
sangat rendah (tidak ada cidera).
rendah.
Hazard fisik: 1) debu, disebabkan
Hazard ergonomi: 1) posisi kerja
oleh lingkungan mudah berdebu, berisiko
membungkuk, disebabkan kebiasaan siswa,
menyebabkan
dan
berisiko menimbulkan sakit punggung,
mengotori, kategori hazard sangat rendah
kategori hazard rendah; dan 2) gerakan
sampai sedang; 2) sampah, disebabkan oleh
berulang, disebabkab oleh tuntutan bidang
sisa
kerja, berisiko menimbulkan kelelahan,
praktik
mengotori
sakit
dan
ruangan
pernapasan
makanan, dan
berisiko
menimbulkan
kategori hazard rendah.
penyakit, kategori hazard sangat rendah; 3)
Hazard psikologi: 1) hubungan
kotoran, disebabkan oleh coretan siswa,
kerja buruk, disebabkan masalah pribadi/
berisiko
kategori
kelompok, berisiko membuat kualitas kerja
hazard sangat rendah; 4) peralatan listrik
tim rendah, kategori hazard sangat rendah;
tidak terlindung, disebabkan oleh instalasi
2) beban kerja berlebihan, disebabkan oleh
listrik yang tidak terlindungi, berisiko
banyaknya
tersengat listrik dan korsleting, kategori
diselesaikan dalam satu waktu, berisiko
hazard sangat rendah sampai sangat tinggi;
menimbulkan kelelahan dan stres kerja,
5)
tidak
kategori hazard sangat rendah; 3) motivasi
ketersediaan
belajar rendah, disebabkan oleh faktor
mengotori
penyimpanan
seharusnya,
ruangan,
barang
disebabkan
yang
pekerjaan
internal
menimbulkan kecelakaan tersandung dan
menghambat produktivitas kerja, kategori
terjatuh, kategori hazard sangat rendah
hazard
sampai rendah; 6) benda tajam, disebabkan
disebabkan
oleh peralatan menjahit (gunting dan
mengintimidasi
jarum), berisiko menusuk dan menggores,
menimbulkan ketegangan sosial, kategori
kategori hazard sangat rendah sampai
hazard sangat rendah sampai rendah; 5)
sedang;
cepat,
kelelahan kerja, disebabkan oleh beban
disebabkan oleh mesin jahit dan mesin
kerja berlebihan, berisiko menghambat
peralatan
bergerak
sangat
eksternal,
harus
tempat penyimpanan terbatas, berisiko
7)
dan
yang
rendah;
oleh orang
4)
perasaan lain,
berisiko
bullying, ingin berisiko
Analisis Hazard di….(Kartika Diah Pertiwi) 9
produktivitas,
kategori
hazard
sangat
Pengendalian hazard yang belum
rendah sampai rendah; dan 6) stres kerja,
dilakukan dari jenis ergonomi: 1) posisi
disebabkan oleh salah satu atau kombinasi
kerja membungkuk, adalah substitusi dan
dari hubungan kerja buruk, beban kerja
kontrol administratif; dan 2) gerakan
berlebihan, motivasi rendah, bullying, dan
berulang, adalah substitusi dan kontrol
kelelahan kerja, berisiko menimbulkan
administratif.
gangguan keseimbangan fisik dan psikis,
Pengendalian hazard yang belum
kategori hazard sangat rendah sampai
dilakukan dari jenis psikologi: 1) hubungan
sedang.
kerja buruk, adalah kontrol administratif; 2) beban kerja berlebihan, adalah kontrol
Analisis Pengendalian Hazard di
administratif;
Laboratorium Busana SMK Negeri 3
adalah substitusi; 4) bullying, adalah
Magelang
kontrol administratif; 5) kelelahan kerja,
Pengendalian hazard yang belum
adalah
3)
kontrol 6)
motivasi
berlebihan,
mesin
dan
kontrol
stres
kerja,
adalah
dilakukan oleh SMK Negeri 3 Magelang
administratif;
berdasarkan hirarki pengendalian bahaya
eliminasi dan kontrol administratif.
dari jenis biologi: 1) kotoran binatang, adalah kontrol administratif dan APD; dan
SIMPULAN DAN SARAN
2) ancaman serangga, adalah kontrol mesin
Simpulan
dan APD. Pengendalian hazard yang belum
Berdasarkan
analisis
data
dan
pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik
dilakukan dari jenis kimia: 1) penyimpanan
kesimpulan sebagai berikut:
bahan kimia; dan 2) zat mudah terbakar,
1. Hazard yang ditemukan di laboratorium
adalah APD.
busana dari jenis: hazard biologi, berupa
Pengendalian hazard yang belum
kotoran binatang cicak dan ancaman
dilakukan dari jenis fisik: 1) debu, adalah
serangga nyamuk; hazard kimia, berupa
APD; 2) sampah, adalah APD; 3) kotoran,
penyimpanan bahan kimia dan zat mudah
adalah APD; 4) peralatan listrik tidak
terbakar; hazard fisik, berupa, debu,
terlindung, adalah isolasi dan APD; 5)
sampah, kotoran, peralatan listrik tidak
penyimpanan barang tidak seharusnya,
terlindung, penyimpanan benda tidak pada
adalah isolasi; 6) benda tajam, adalah
tempatnya,
APD; 7) peralatan bergerak cepat, adalah
kurang baik dan mesin bergerak cepat;
APD; dan 8) penerangan kurang, tidak ada.
hazard ergonomi, berupa posisi kerja
benda
tajam,
penerangan
10 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016
membungkuk
dan
gerakan
berulang;
sebagai upaya tambahan ada baiknya
hazard psikologi, berupa hubungan kerja
pengguna
buruk, beban kerja berlebihan, motivasi
menerapkan konsep 5R dalam K3, yaitu
belajar rendah, bullying, kelelahan kerja,
resik, rapi, rawat, rajin, dan ringkas,
dan stres kerja.
sehingga tidak muncul bahaya yang
2. Pengendalian hazard dapat menggunakan hirarki pengendalian bahaya yang terdiri dari:
eliminasi,
hazard
yaitu
sepenuhnya;
menghilangkan substiusi,
yaitu
laboratorium
berpotensi
menimbulkan
selalu
kecelakaan
kerja. 2. Pengendalian
hazard
dilakukan
semua
oleh
sebaiknya pihak
yang
mengganti proses yang berbahaya dengan
berkaitan dengan laboratorium busana,
proses yang lebih sedikit bahayanya;
tidak hanya dari pengelola namun juga
isolasi,
pengguna. Hirarki pengendalian bahaya
yaitu
menghisolasi
menempatkan hazard
membahayakan;
kontrol
atau
agar
tidak
dapat
diterapkan
mesin,
yaitu
pengendalian
untuk
melakukan
tersebut.
Pengguna
menggunakan mesin untuk melakukan
laboratorium hendaknya memahami apa
pekerjaan
kontrol
yang harus mereka lakukan manakala
administratif, yaitu kebijakan, prosedur,
muncul hazard, peran guru di sini sangat
peraturan,
penting
yang
dan
berbahaya;
pelatihan
untuk
untuk
memberikan
arahan
menghindari hazard; dan alat pelindung
bagaimana mengendalikan hazard, tidak
diri, yaitu penggunaan alat pelindung
hanya saat materi K3 yang disisipkan
yang sesuai untuk menghindari hazard.
pada pelajaran DTM saja namun setiap
Pengendalian
hirarki
kali akan mengggunakan laboratorium
tersebut tergantung pada jenis hazard,
busana. Selain pengetahuan mengenai
karena
hazard,
tidak
menggunakan
semua
elemen
dapat
diterapkan sekaligus.
penting
dilakukan
evaluasi
secara berkala mengenai hazard apa yang sudah dikendalikan dengan baik dan hazard apa yang masih kurang
Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka
pengendaliannya, sehingga hazard tidak
berikut disampaikan beberapa saran:
hanya ditangani secara insidental saat
1. Pengetahuan mengenai hazard perlu
sudah terjadi kecelakaan/ sakit.
lebih
disosialisasikan
laboratorium
agar
ke
pengguna
kesadaran
akan
adanya bahaya semakin tinggi sehingga kewaspadaan ikut meningkat. Selain itu
Analisis Hazard di….(Kartika Diah Pertiwi) 11
DAFTAR PUSTAKA OHSAS
18001:2007.
(2007).
Occupational
Health and Safety Management Systems – Requirements.
Diunduh
dari
http://www.ohsas-18001-occupationalhealth-and-safety.com. Pada tanggal 18 Januari 2016 pukul 09.26 WIB.
R. Craig Schroll. (2002). Industrial Fire Protection Handbook (Second Edition). London: CRC Press Wowo Sunaryo Kuswana. (2014). Ergonomi dan
K3.
Rosdakarya
Bandung:
PT.
Remaja