言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
ANALISIS FRASE NOMINAL BAHASA JEPANG BERDASARKAN TEORI X–BAR (SUATU KAJIAN SINTAKSIS) Oleh Mhd. Pujiono Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya USU
Abstrak Penelitian ini membahas tentang frase nominal bahasa Jepang menurut teori X-BAR. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai struktur frase nominal bahasa Jepang dengan menggunakan teori X-BAR. Data dikumpulkan dengan metode deskriptif. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa :1. Struktur frase nominal bahasa jepang beserta unsur pembentukannya adalah (a).N+N, (b).N+Adj,(c). Num+N, (d).Pron+N, (e). Adj+N, (f). Ket+N+N. 2. Kaidah struktur nominal bahasa Jepang adalah (a). FN→N’.N’→N.N, (b). FN→N’.N’→N.Adj, (c). FN→N’.N’→NumN, (d). FN→N’.N’→Pron N, (e). FN→N’. N’→Adj N, (f). FN→N’.N’→ket N.N.
Kata Kunci: Frase nominal, teori X-BAR, Eksosentris, Endosentris.
1. Pendahuluan Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk manyampaikan gagasan, pikiran, maksud kepada orang lain dan selain itu bahasa marupakan salah satu unsur kebudayaan (Keraf, 1980 : 53). Dengan demikian agar komunikasi berjalan lancar maka seseorang perlu mempelajari secara mendalam atau mengadakan penelitian terhadap suatu bahasa baik bahasa yang dimiliki (Bahasa Indonesia) maupun bahasa asing (Bahasa Jepang) dalam aspek fonologi, morfologi, semantik, sintaksisnya. Satuan sintaksis yang merupakan tataran dalam tata tingkat atau hierarki gramatikal berturut-turut adalah wacana (satuan terbesar), 1
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
dialog, monolog, paragraf, kalimat, klausa, frase, kata dan morfem (satuan terkecil), (Kridalaksana, 1994:341). Konstruksi frase sebagai salah satu bagian dalam bidang sintaksis mempunyai analisis yang cukup rumit baik dalam struktur frase itu sendiri, maupun keterikatannya dalam struktur predikatif. Secara universal bahasa memiliki kesamaan dalam berbagai aspek dan kebermanfaatan, tidak ada dua bahsa yang persis sama baik struktur maupun bentuknya. Namun, paling tidak kesamaan tersebut terdapat dalam konsep. Persamaan konsep tidak hanya terjadi pada kata, tetapi terdapat pula pada ekspresi yang lebih luas yaitu kalimat. Kalimat dibangun dari berbagai unsur diantaranya nominal. Frase nominal adalah frase modifikatif yang hulunya berupa nominal atau kata benda. Penelitian mengenai frase nominal sudah pernah dilakukan oleh Rahlina Muskar Nasution (2002), dengan judul frase nominal bahasa Arab menurut teori penguasaan dan pengikatan dimana salah satu dari subsistemnya adalah teori X-Bar. Penelitian ini masih perlu dilanjutkan dengan melihat kedudukan bahasa, baik bahasa Jepang sebagai bahasa asing yang salah satu fungsinya sebagai alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Penulis sangat tertarik terhadap analisis frase nominal kebahasaan yaitu GB Theory dimana salah satu dari subsistemnya adalah teori X-Bar. Oleh karena itu penelitian mengenai frase nominal bahasa Jepang perlu dilakukan.
2
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
2. Rumusan Masalah Adapun aspek masalah utama yang akan dibahas pada frase nominal bahasa Jepang adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana struktur frase nominal bahasa Jepang dalam teori XBar 2. Bagaimana kaidah struktur frase nominal bahasa Jepang dalam teori X-Bar 3. Tinjauan Pustaka Sintaksis merupakan penguasaan atas suatu bahasa yang mencakup kemampuan untuk membangun frase, klausa, kalimat dan wacana yang berasal dari kata. Dengan kata lain sintaksis menyelidiki seluk beluk frase, klausa, kalimat dan wacana (Chaer, 2007 : 206). Dalam sejarah studi linguistik istilah frase banyak digunakan dengan pengertian yang berbeda-beda. Istilah frase digunakan sebagai satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa, atau satu tingkat berada di atas satuan kata. Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 2007 : 222). Menurut (Verhaar, 1991 : 103). Frase ditinjau dari segi distribusi dan peran kata yang dimilikinya terbagi atas dua macam yaitu : 1. Frase eksosentris adalah frase yang secara keseluruhan tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu konstituen pembentuknya.
3
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
2. Frase
endosentris
adalah
frase
yang
secara
keseluruhan
mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu konstituen pembentuknya (Robins, 1990:220).
Frase nominal adalah frase endosentris berinduk satu yang induknya nomina. Misalnya : padang luas, gunung berapi adalah frase nominal, karena induknya : Gunung dan padang adalah nomina. Frase nominal bahasa Jepang ciri-cirinya dapat berdiri, sendiri, tidak mengenal konjugasi (perubahan), menjadi subjek atau objek dalam kalimat (Situmorang, 2007 : 34). Frase nominal disusun dalam struktur yang terdiri pada nomina yang berfungsi sebagai inti dan unsur yang berfungsi sebagai penerang. Inti adalah merupakan unsur penting dalam frase nominal. Inti adalah bagian dari konstruksi yang paling bebas dan menjadi anggota suatu kelas, misal : Gunung yang tinggi; gunung adalah inti (Kridalaksana, 1993 : 85). Penerang merupakan unsur yang menerangkan makna dalam inti. Penerang didefinisikan sebagai satu perkataan yang memberikan keterangan lanjutan tentang inti (Richards et al, 1992 : 234).
4. Landasan Teori Untuk membahas permasalahan yang ada dalam penelitian ini akan digunakan teori X-Bar. Teori X-Bar adalah bagian dari Government and Binding Theory yang menggambarkan struktur frase dalam struktur batin dari kalimat GB Theory merupakan sebuah teori lanjutan dari teori tata bahasa Transformasi Gramatika Generatif (TGG) yang bertujuan untuk memberikan pemerian yang sistematik tentang kalimat bahasa dengan
4
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
mengajukan satu analisis gramatikal sangat diperlukan untuk mendapatkan deskripsi gramatikal yang baik. Teori X-Bar menjelaskan apa yang umum dalam struktur frase. Dalam teori X-Bar semua frase didominasi satu inti leksikal. Dalam terminologi linguistik tradisional, semua frase tergolong endosentris (Haegeman, 1992 : 95). Dengan pengertian ini kita dapat mengatakan bahwa frase adalah proyeksi dari inti atau kepalanya. Bila inti atau kepalanya nomina maka frasenya adalah frase nomina dan seterusnya. Berdasarkan pendapat (Haegeman, 1992 : 95), secara umum kaidah struktur frase menurut teori X-Bar adalah sebagai berikut : 1. X” → Spec ; X’ 2. X’ → X’ : YP 3. X’ → X ; YP
Kaidah ini dapat berarti bahwa : 1. X” adalah proyeksi maksimal suatu frase yang terdiri dari Specifier (Penentu) yang berkombinasi dengan X’ (proyeksi teratas). Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut : X”
Spec
X’ Diagram Pohon : 1
5
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
2. X’ adalah sebuah proyeksi teratas yang terdiri X-Bar yang berkombinasi dengan Adjunct (Keterangan) yaitu YP. Diagram pohon dari kaidah tersebut adalah sebagai berikut : X’
X’
Adjunct (YP)
Diagram pohon : 2 3. X’ adalah sebuah proyeksi yang terdiri dari X (kategori leksikal frase) yang berkombinasi dengan komplemen yaitu YP. Diagram pohon dari pernyataan ini adalah : X’
X
YP (Komplemen)
Diagram Pohon : 3 Secara umum Diagram pohon dari kaidah struktur frase di atas adalah : X”
Spec
X’ X’
Adjunct (YP)
X
YP (Komplemen)
Diagram pohon : 4 6
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
Dari diagram pohon struktur frase yang ada, kita melihat bahwasanya ada tiga cabang, pertama cabang X sebagai inti frase, kedua cabang yang berada di sebelah kanan, dan ketiga adalah cabang yang berada di sebelah kiri. Cabang yang berada di sebelah kiri dari inti frase disebut sebagai subjek atau penentu (Spesifier), cabang yang berada di sebelah kanan merupakan objek atau komplemen. Istilah ini dapat digunakan bagi semua frase. Jika frase itu mempunyai keterangan (Adjunct), maka keterangan itu dimunculkan pada kategori X yang lain. Keterangan (Adjunct) merupakan elemen yang tidak disubkategorikan dalam kerangka argumen bagi suatu frase, tidak berlaku pada penentu (Specifier), dan Komplemen, ia merupakan keterangan tambahan pada struktur itu. Teori X-bar digunakan untuk menjawab dua permasalahan yang dihadapi oleh kaidah struktur sintaksis dan kaidah struktur frase. Pertama bagaimana kaidah struktur sintaksis dan kaidah struktur frase hanya dapat diterapkan pada jenis proyeksi tertentu. Kedua bagaimana kaidah struktur sintaksis dan kaidah struktur frase terkesan terlalu luas sehingga perlu adanya pembatasan.
5. Metode Penelitian Metode adalah cara-cara yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data sampai dengan penyiaran tertulis hasil analisis data (Sudaryanto 1988 : 26-27) Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan gejala (fenomena) seperti apa adanya, karena penelitian ini dimaksudkan 7
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
untuk mendapatkan gambaran sifat keadaan atau fenomena-fenomena kebahasaan secara alami yang ada dalam bahasa Jepang. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari buku pelajaran bahasa Jepang yaitu buku Minna no Nihongo. Data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif (Surakhmad, 1972 : 133), dengan menganalisis frase nominal bahasa dengan menggunakan teori X-Bar.
6. Pembahasan 1. Struktur Frase Nominal Bahasa Jepang Nomina + Nomina 1. / Nihongo Kyoushi /
(BJ)
Bahasa Jepang guru Guru bahasa Jepang
(BI)
(Int : N) (Komp : N) 2. / Ha Isha /
(BJ)
Gigi dokter Dokter gigi
(BI)
(Int : N) (Komp : N) 3. / Bara Hana /
(Bj)
Mawar bunga Bunga mawar
(BI)
(Int : N) (Komp : N) Inti frase nominal bahasa Jepang (1-3) adalah nomina inti adalah / kyoushi / guru / , / isha / dokter /, / hana / bunga /. Sedangkan komplemen adalah / Nihongo / bahasa Jepang /, Ha / gigi /, / Bara / mawar /.
8
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
Di dalam struktur frase nominal bahasa Jepang (1-3) di atas komplemennya mendahului inti. Struktur frase nominal bahasa Jepang ini dapat digambarkan melalui diagram pohon berikut ini :
FN
N’
(Komp) N
N
Nihongo
kyoushi
Ha
Isha
Bara
hana
Diagram pohon : 5 FN adalah merupakan proyeksi maksimal suatu frase yang terdiri dari N’ (proyeksi inti) dari suatu frase. N’ adalah proyeksi inti frase yang terdiri dari N (nomina sebagai kategori leksikal inti frase) yang berkombinasi dengan N (nomina) sebagai komplemen.
2. Struktur Frase Nominal Bahasa Jepang Nomina + Adjektiva 4. / Nihonryouri oishii / Masakan Jepang enak
(BJ) (BI)
(Int : N) (Komp : Adj) 9
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
5. / Chuugokusei yasui /
(BJ)
Produk Cina murah
(BI)
(Int : N) (Komp : Adj) 6. / Toukyou tawā takai / Menara Toukyou tinggi
(BJ) (BI)
(Int : N) (Komp : Adj) Inti frase nominal bahasa Jepang (4-6) adalah nomina inti adalah / nihonryouri / masakan Jepang / /chuugokuei / produk Cina /, / Toukyou tawā / sedangkan komplemennya berupa adjektiva adalah / oishii / enak /, / yasui / murah /, / tinggi /. Di dalam struktur frase nominal bahasa Jepang (4-6) di atas inti frase mendahuli komplemen (Adj). Struktur frase nominal bahasa Jepang ini dapat digambarkan melalui diagram pohon berikut ini : FN
N’
N
Adj(komp)
Nihonryouri
oishii
Chuugokusei
yasui
Tōkyou tawā
takai
Diagram pohon : 6 10
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
FN adalah merupakan proyeksi maksimal suatu frase yang terdiri dari N’ (proyeksi inti) dari suatu frase. N’adalah proyeksi inti frase yang terdiri dari N (nomina sebagai kategori leksikal inti frase) yang berkombinasi dengan adjektiva sebagai komplemen.
3. Struktur Frase Nominal Bahasa Jepang Numeralia + Nomina 7. / Ichimai kami /
(Bj)
Selembar kertas
(BI)
(Komp : Num) (Int : N) 8. / Nisatsu hon /
(Bj)
Dua jilid buku
(BI)
(Komp : Num) (Int : N) 9. / Sanbiki neko / Tiga ekor kucing
(Bj) (BI)
(Komp : Num) (Int : N)
Inti frase nominal bahasa Jepang (7-9) adalah nomina inti adalah / kami / kerta /, / hon / buku /, / neko / kucing /, sedangkan komplemen berupa numeralia adalah / Ichimai / selembar /, / nisatsu / dua jilid /, / sambiki / / tiga ekor /.
Di dalam struktur frase nominal bahasa Jepang (7-9) di atas komplemennya mendahului inti. Struktur frase nominal bahasa Jepang ini dapat digambarkan melalui diagram pohon berikut ini :
11
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
FN N’
(Komp) Num
N
Ichimai
kami
Nisatsu
hon
Sanbiki
neko
Diagram pohon : 7 FN adalah merupakan proyeksi maksimal suatu frase yang terdiri dari N’ (proyeksi inti) dari suatu frase. N’ adalah proyeksi inti frase yang terdiri dari N (nomina) sebagai kategori leksikal inti frase yang berkombinasi dengan numeralia (num) sebagai komplemen.
4. Struktur Frase Nominal Bahasa Jepang Pronomina + Nomina 10. / Kono kaban / Ini
tas
(BJ) (BI)
(komp : pron) (Int : N) 11. / Sono jidousha / Itu
mobil
(BJ) (BI)
(komp : pron) (Int : N) Inti frase nominal Bj (10-11) adalah nomina inti adalah / kaban / tas /, / jidousha / mobil /, sedangkan komplemen berupa pronomina adalah / kono / ini /, /sono / itu /.
12
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
Di dalam struktur frase nominal bahasa Jepang (10-11) di atas komponennya mendahului inti. Struktur frase nominal bahasa Jepang ini dapat digambarkan melalui diagram pohon sebagai berikut :
FN N’
(Komp) Pron
N
Kono
kaban
Sono
jidousha Diagram pohon : 8
FN adalah merupakan proyeksi maksimal suatu frase yang terdiri dari N’ (proyeksi inti) dari suatu frase , N’ adalah prokyeksi inti frase yang terdiri N(nomina) sebagai katagori leksikal inti frase yang berkombinasi dengan pronomina (pron) sebagai komplemen.
5. Struktur Frase Nominal Bahasa Jepang Adjektiva + Nomina 12. / Kireina kouen /
(BJ)
Indah taman Tman yang indah
(BI)
(komp : Adj) (Int : N)
13
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
13. / Akai jidousha /
(BJ)
Merah mobil Mobil yang merah
(BI)
(komp : Adj) (Int : N) 14. / Ookii daigaku /
(BJ)
Besar universitas Universitas yang besar
(BI)
Inti frase nominal Bj (12-14) adalah nomina inti adalah / kouen / taman /, / jidousha / mobil /, / daigaku / universitas /. Sedangan komplemen berupa adjektiva adalah / kireina / indah /, / akai / murah /, / ookii / besar /. Di dalam struktur frase nominal bahasa Jepang (12-14) di atas komplemennya mendahului inti.
Struktur frase nominal Bj ini dapat digambarkan melalui diagram pohon berikut ini : FN
N’
(Komp) Adj
N
Kireinakouen Akai
jidousha
Ookii
daigaku Diagram pohon : 9 14
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
FN adalah merupakan proyeksi maksimal yang terdiri dari N’ (proyeksi inti frase). N’ adalah merupakan proyeksi inti frase yang terdiri dari Adjektiva sebagai komplemen dan N (nomina) sebagai inti frase.
6. Struktur Frase Nominal Bahasa Jepang Keterangan + Nomina + Nomina 15. Mukashi rekishi hon
(BJ)
Dahulu sejarah buku Buku sejarah dahulu
(BI)
(komp : ket) (komp : N) (Int : N) Inti frase nominal bahasa Jepang (15) adalah nomina inti adalah / hon / buku / sedangkan komplemen adalah / rekishi / sejarah / dan komplemen keterangan adalah / mukashi / dahulu /. Di dalam struktur frase nominal bahasa Jepang (15) di atas komplemen (nomina) dan komplemen (ket) mendahului inti.
Struktur frase nominal bahasa Jepang ini dapat digambarkan melalui diagram pohon berikut ini : FN N’
(Komp) Adjunct
(Komp) N
N’
N Diagram pohon : 10
15
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
FN adalah merupakan proyeksi maksimal suatu frase yang terdiri dari N’ (proyeksi inti) dari suatu frase. N’ adalah proyeksi inti frase yang terdiri dari N (nomina) sebagai kategori leksikal inti frase yang berkombinasi dengan komplemen keterangan dan komplemen nomina.
Skema X-Bar Frase Nominal Bahasa Jepang 1. Skema FN BJ → N + N X”
X’
…….
X
2. Skema FN BJ → N + Adj X”
X’
X
………..
3. Skema FN BJ → Num + N X”
16
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
X’ ………..
X
4. Skema FN BJ → Pron + N X”
X’
………..
X
5. Skema FN BJ → Adj + N X”
X’
………..
X
17
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
6. Skema FN BJ → Ket + N + N X”
X’
………..
X’
………..
X
7. Kesimpulan 1. FN → N’ N’ → N + N FN adalah merupakan proyeksi maksimal suatu frase yang terdiri dari N’ (proyeksi inti) dari suatu frase N’ adalah proyeksi inti frase yang terdiri dari N (nomina sebagai kategori leksikal inti frase) yang berkombinasi dengan N (nomina) sebagai komplemen. 2. FN → N’ N’ → N + Adj FN adalah merupakan proyeksi maksimalkan suat frase yang terdiri dari N’ (proyeksi inti) dari suatu frase. N’ adalah proyeksi inti frase yang terdiri dari N (nomina sebagai kategori leksikal inti frase) yang berkombinasi dengan Adjektiva sebagai komplemen. 18
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
3. FN → N’ N’ → Num + N FN adalah merupakan proyeksi maksimal suatu frase yang terdiri dari N’ (proyeksi inti) dari suatu frase. N’ adalah proyeksi inti frase yang terdiri dari N (nomina) sebagai kategori leksimal inti frase yang berkombinasi dengan numeralia (num) sebagai komplemen. 4. FN → N’ N’ → Pron + N FN adalah merupakan proyeksi maksimal suatu frase yang terdiri dari N’ (proyeksi inti) dari suatu frase. N’ adalah proyeksi inti frase yang terdiri dari N (nomina) sebagai kategori leksikal inti frase yang berkombinasi dengan pronomina (pron) sebagai komplemen 5. FN → N’ N’ → Adj + N FN adalah merupakan proyeksi maksimal yang terdiri dari N’ (proyeksi inti frase) N’ adalah merupakan proyeksi inti frase yang terdiri dari Adjektiva sebagai komplemen dan N (Nomina) sebagai inti frase. 6. FN → N’ N’ → Ket + N (Komp) + N 19
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
FN adalah merupakan proyeksi maksimal yang terdiri dari N’ (proyeksi inti frase) N’ adalah merupakan proyeksi inti frase yang terdiri dari keterangan, nomina sebagai komplemen dan N (nomina) sebagai inti frase.
20
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Penerbitan dan percetakan Balai Pustaka. Jakarta. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum, PT. Rineka Cipta. Jakarta Gorys, Keraf. 1984. Linguistik Bandingan Historis. Gramedia Jakarta Haegeman, L. 1992. Introduction to Govermant and Binding Theory. Cambridge : University Press. Kridalaksana, H. 1994. Kamus Linguistik Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Muskar, R. 2002. Frase Nominal Bahasa Arab (Tesis) Medan : Universitas Sumatera Utara. Robins, r : h. 1992. Linguistik umum sebuah pengantar Yogyakarta : Kanisius. Radford, A. 1994. Tata Bahasa Transformasi (Terjemaah) Kuala Lumpur. Dewa Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia. Richards. Dkk 1992. Dictionary of language Teaching and Applied Linguistics England : Longman Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik Bagian Kedua Metode Kearah Memahami Metode Linguistik Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Situmorang, Hamzon. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang Medan : USU Press. Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : diterbitkan oleh Humaniora Utama Press. Surakhmad, Winarno. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito. 21
言葉ジャーナル (Jurnal Kotoba) Vol.2 2014
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajaran Sintaksis. Penerbit Angkasa Bandung Tanaka, Yone. 2001. Minna no nihongo. Japan : Suriieenetto waaku. Verhaar. 1978. Pengantar Linguistik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
22