MANUSKRIP PUBLIKASI
ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA USIA MUDA DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA
ANDI AMALIA NEFYANTI 1010015030
PROGAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA MEI 2014
ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA USIA MUDA DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Andi Amalia Nefyanti*, Muhammad Furqon**, Abdillah Iskandar*** *Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman **Bagian Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman ***Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Email korespondensi:
[email protected] ABSTRACT Backgrounds: Coronary Artery Disease (CAD) is the leading cause of death in world and also in Indonesia. Formerly, CAD was only suffered by people at the age of 45 years old above but recently CAD was found in young people. Therefore, identification of risk factors is necessary for doing preventive action. Aim: This research will analyze association between risk factors such as obesity, smoking, hypertension, dyslipidemia, diabetes mellitus, family history of CAD with CAD in young people (aged ≤45). Methods: This study using case control design. The study consist of 74 samples which is 37 samples are cases and 37 samples are controls. Samples are patient in RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda during January 2014. Smoking, history of diabetes mellitus and family history of CAD was collected by interview. Blood pressure, blood glucose and blood cholesterol were collected from medical records. Body mass index was measured by weight scale and microtoise staturmeter. Results: The result showed that CAD in young age most suffered by patients aged 38-45 years old (75,7%), males (65%) and Buginese (29,7%). Bivariate analysis using chi-square test showed that smoking (p=0,009,OR=3,66), dyslipidemia (p=0,008,OR=3,826), LDL≥130 (p=0,02,OR=3,056) and family history of CAD (p=0,015,OR=3,434) was associated with CAD in young people. Meanwhile, obesity, hypertension, diabetes mellitus was not associated with CAD in young people (p>0,05). Conclusion: Peoples need to do a healthy life style to prevent early CAD by stop smoking, do regular exercise, modify our eating habits and controlling cholesterol uptake. Key words: Coronary Artery Disease (CAD) in Young Age ,Risk Factor, Case Control
ABSTRAK Latar Belakang:.Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia termasuk di Indonesia. Dahulu PJK hanya ditemukan pada penduduk berusia 45 tahun ke atas, namun saat ini PJK telah menyerang kaum muda. Oleh karena itu, identifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian PJK usia muda dibutuhkan agar dapat melakukan usaha pencegahan. Tujuan: Penelitian ini akan menganalisis hubungan antara faktor risiko obesitas, merokok, hipertensi, dislipidemia, diabetes melitus (DM), riwayat PJK dalam keluarga dengan kejadian PJK pada usia muda (≤45 tahun). Metode: Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Sampel penelitian terdiri dari 74 sampel yang terdiri dari 37 sampel kasus dan 37 sampel kontrol. Sampel merupakan pasien rawat jalan pada RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda selama bulan Januari 2014. Data mengenai aktifitas merokok, riwayat DM dan riwayat PJK dalam keluarga dikumpulkan dengan wawancara. Tekanan darah, kadar kolesterol dan kadar gula darah dikumpulkan dari data rekam medis. IMT diukur menggunakan timbangan dan microtoise staturmeter. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa PJK usia muda paling banyak diderita oleh pasien berumur 38-45 tahun (75,7%), berjenis kelamin laki-laki (65%) dan bersuku Bugis (29,7 %). Dari hasil analisis data menggunakan chisquare ditemukan adanya hubungan antara faktor risiko merokok (p=0,009,OR=3,66), dislipidemia (p=0,008,OR=3,826), LDL≥130 (p=0,02,OR=3,056), riwayat PJK dalam keluarga (p=0,015,OR=3,434) dengan kejadian PJK pada usia muda. Tidak ditemukan hubungan antara faktor risiko obesitas, hipertensi, diabetes melitus dengan kejadian PJK pada usia muda (p>0,05). Kesimpulan: Masyarakat perlu melakukan perilaku hidup sehat dengan tidak merokok, olahraga teratur, makan makanan sehat dan konsumsi kolesterol berimbang untuk mencegah terjadinya PJK pada usia muda. Kata Kunci : Penyakit Jantung Koroner (PJK) Usia Muda, Faktor Risiko, Kasus Kontrol
akibat
PENDAHULUAN PJK adalah
penyakit
penyakit
jantung
sebesar
yang
5,9%, tahun 1981 meningkat menjadi
terjadi akibat penurunan suplai darah
9,1%, tahun 1986 melonjak menjadi
dan oksigen ke miokardium yang
16%, tahun 1995 meningkat menjadi
disebabkan oleh penyempitan atau
19%
penyumbatan arteri koronaria.1 PJK
26,4%.4 Untuk di Kalimantan Timur
merupakan penyakit yang progresif
data
dan pada perjalanan penyakitnya,
A.W.Sjahranie
sering terjadi perubahan secara tiba-
menunjukkan PJK menjadi penyebab
tiba dari keadaan stabil menjadi
kematian nomor tiga setelah stroke
keadaan akut yang dikenal sebagai
dan chronic kidney disease (CKD).
Sindrom Koroner Akut (SKA).
dan
tahun
dari
2001
rekam
menjadi
medis
RSUD
tahun
2012
Penyakit jantung dan pembuluh
PJK saat ini menjadi penyebab
darah
yang
dinyatakan
kematian utama di seluruh dunia dan
penyebab
angka kejadiannya terus meningkat.
Indonesia kini mulai mengancam dan
Badan kesehatan dunia (WHO) pada
menyerang kaum muda. Awalnya
tahun 2002 mencatat lebih dari 11,7
PJK
juta orang meninggal akibat PJK.2
penduduk berumur 45 tahun ke atas,
Pada tahun 2004 jumlah kematian
tetapi menurut data di beberapa
akibat
rumah sakit saat ini kasus penyakit
PJK
menempati
urutan
kematian
sebagai
hanya
ditemukan
pada
tersebut
di
PJK
orang-orang muda yang berumur
menyebabkan 17,5 juta kematian dan
kurang dari 45 tahun.5 Banyak
tahun 2008 PJK menyebabkan 17,3
penelitian yang telah menggunakan
juta kematian, diperkirakan angka ini
batasan
akan meningkat terus hingga 2030
mendefinisikan “pasien usia muda”
menjadi 23,4 juta kematian di dunia.3
dengan penyakit jantung koroner
Di Indonesia angka kematian
atau infark miokard akut (IMA).6 di
karena
Tahun
penyakit
2005
jantung
usia
ditemukan
di
pertama sebagai penyebab kematian dunia.
sudah
utama
45
tahun
pada
untuk
juga
Amerika Serikat angka kematian
meningkat setiap tahunnya. Menurut
akibat PJK yang berusia dibawah 45
data survey kesehatan rumah tangga
tahun
(SKRT) pada tahun 1975 kematian
tahunnya.7 PJK pada usia dewasa
meningkat
1,3%
setiap
tahun.9
muda menurut data dari survei
sebelum
pendahuluan di Instalasi Jantung dan
Pembuluh
Pembuluh Darah RSUP dr.Kariadi
mengalami
aterosklerosis
akan
Semarang tahun 2007 persentasenya
mengalami
penebalan
dan
sebesar 9%, tahun 2008 16,4 % dan
kehilangan
tahun 2009 naik dengan signifikan
karena pembentukan deposit-deposit
menjadi 26,8% dari 697 orang
plak kekuningan yang mengandung
dengan PJK.
8
usia
26-39
darah
koroner
elastisitas
yang
dindingnya
Berdasarkan sumber
kolesterol, dan bahan lipid lainnya di
informasi yang peneliti dapat dari
dalam dinding pembuluh darah.10
ahli
Progresi
jantung
di
RSUD
A.W.
dan
derajat
keparahan
Sjahranie, penderita PJK usia ≤ 45
aterosklerosis berhubungan dengan
tahun
ada dan luasnya faktor-faktor risiko
yang
berkunjung
cukup
banyak. Studi pendahuluan yang
kardiovaskuler
peneliti lakukan di bagian rekam
faktor risiko tersebut dalam waktu
medik Poli Jantung RSUD A. W.
yang
Sjahranie memperlihatkan penderita
dilakukan penelitian serupa oleh
PJK yang berobat setiap harinya
Andarmoyo di kabupaten Ponorogo
berkisar antara 2 sampai 7 pasien.
dan Supriyono di Semarang, dari
Meningkatnya angka PJK pada
lama.11
serta
menetapnya
Sebelumnya
telah
hasil penelitian tersebut didapati
usia muda merupakan akibat dari
bahwa
perubahan gaya hidup yang tidak
berpengaruh pada terjadinya PJK
sehat.
segi
pada usia muda adalah, dislipidemia,
dasar
kebiasaan merokok, diabetes melitus
terjadinya PJK adalah aterosklerosis.
dan riwayat diabetes melitus dalam
Proses aterosklerosis telah dimulai
keluarga.12,8 Oleh karena itu, peneliti
pada usia anak-anak dan berkembang
ingin melakukan penelitian untuk
cepat pada usia remaja dan dewasa.
melihat apakah hasil penelitian ini
Studi ini menunjukkan bahwa lebih
sesuai dengan kondisi di Kalimantan
dari 30% remaja (16-20 tahun)
Timur.
mengalami fibrous plaque pada arteri
TUJUAN
Sedangkan
patofisiologi,
koronernya,
dari
penyebab
dan
prevalensi
faktor
risiko
yang
ini
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkat hingga mencapai 70%
mengetahui hubungan antara faktor
risiko
dengan
penyakit
jantung
koroner pada usia muda di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
berdasarkan
rumus
perhitungan sampel. Penelitian
METODE PENELITIAN Penelitian
didapat
ini
menggunakan
instrumen
penelitian data
untuk
ini
menggunakan
mendapatkan
penelitian
observasional
sekunder. Data mengenai aktifitas
analitik dengan pendekatan kasus
merokok, riwayat DM dan riwayat
kontrol (case control) yang bertujuan
PJK dalam keluarga merupakan data
untuk mencari besarnya hubungan
primer yang dikumpulkan dengan
faktor
wawancara. Tekanan darah, kadar
metode
risiko
terhadap
kejadian
penyakit.
primer
dan
kolesterol dan kadar gula darah
Penelitian ini dilaksanakan di
dikumpulkan dari data rekam medis.
Poli Jantung RSUD Abdul Wahab
Sedangkan,
Sjahranie
langsung menggunakan timbangan
Samarinda.
pelaksanaan
Waktu
penelitian
ini
IMT
diukur
secara
dan microtoise staturmeter.
dilaksanakan pada bulan Januari
Analisis data penelitian ini
2014. Sampel dalam penelitian ini
adalah analisis univariat dan bivariat
terbagi menjadi dua yaitu, kelompok
dengan menggunakan uji
kasus
kontrol.
silang chi-square melalui program
semua
komputer dan disajikan dalam bentuk
dan
Kelompok
kelompok kasus
adalah
pasien yang didiagnosa PJK pada usia
≤
kelompok
45
tahun.
kontrol
Sedangkan,
adalah
semua
pasien yang didiagnosa PJK pada usia > 45 tahun. Kelompok kasus dan kelompok kontrol merupakan pasien di poli jantung RSUD Abdul Wahab Sjahranie selama periode penelitian. Pengambilan menggunakan
metode
sampel purposive
sampling dengan minimal sampel 37 kasus dan 37 kontrol. Nilai ini
tabel dan narasi.
tabulasi
HASIL PENELITIAN Tabel 1. Tabulasi Silang Obesitas dan PJK Usia Muda
Obesitas
Ya Tidak Total
PJK Usia Muda Ya Tidak 16 15 21 22 37 37
Total
p-value
OR
95%CI
31 43 74
0,814
1,117
0,4442,815
Tabel 2. Tabulasi Silang Merokok dan PJK Usia Muda
Merokok
Ya Tidak Total
Hipertensi
PJK Usia Muda Ya Tidak 20 9 17 28 37 37
Total
p-value
OR
95%CI
29 45 74
0,009
3,660
1,3599,860
Tabel 3. Tabulasi Silang Hipertensi dan PJK Usia Muda PJK Usia Muda Total p-value OR Ya Tidak Ya 16 11 27 0,227 1,801 Tidak 21 26 47 Total 37 37 74
95%CI 0,6904.699
Tabel 4. Tabulasi Silang Dislipidemia (Kolesterol total, Trigliserida, LDL, HDL) dan PJK Usia Muda
Kolesterol total ≥200 Total Trigliserida ≥150 Total LDL ≥130 Total HDL <40 Total Dislipidemia Total
> 200 < 200 > 150 < 150 > 130 < 130 < 40 > 40 Ya Tidak
PJK Usia Muda Ya Tidak 26 20 11 17 37 37 16 11 21 26 37 37 25 15 12 22 37 37 14 8 23 29 37 37 19 8 18 29 37 37
Total
p-value
OR
95%CI
46 28 74 27 47 74 40 34 74 22 52 74 27 47 74
0,150
2,009
0,7725,229
0,227
1,801
0,6904,699
0,02
3,056
1,1807,909
0,127
2,207
0,7906,160
0,00
3,826
1,38810,548
Tabel 5. Tabulasi Silang Diabetes Melitus dan PJK Usia Muda
Diabetes mellitus
PJK Usia Muda Ya Tidak 11 5 26 32 37 37
Ya Tidak Total
Total
p-value
OR
95%CI
16 58 74
0,09
2,708
0,8358,785
Tabel 6. Tabulasi Silang Riwayat PJK dalam Keluarga dan PJK Usia Muda
Riwayat PJK dalam Keluarga
PJK Usia Muda Ya Tidak 18 8 19 29 37 37
Ya Tidak Total
Total
p-value
OR
95%CI
26 48 74
0,015
3,434
1,2469,467
obesitas PEMBAHASAN
pada usia muda Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik chi-square diperoleh nilai p = 0,814 (p > 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan bermakna
dengan
PJK
antara
usia
muda
obesitas dalam
penelitian ini.
menyebabkan PJK secara langsung, namun melalui faktor risiko yang seperti
hipertensi,
diabetes
melitus dan dislipidemia. Mekanisme obesitas tekanan
endotel,
resistensi
substansi
yang
jaringan
dalam darah
meningkatkan dapat
melalui
beberapa cara, yang pertama melalui efek langsung terhadap hemodinamik yakni, peningkatan volume darah, isi sekuncup dan curah jantung. Kedua,
insulin
dan
dikeluarkan
oleh
adiposa
interleukin-6 necrosis
(IL-6)
factor
berhubungan
misalnya dan
(TNF).
dengan
tumor Obesitas
dislipidemia
karena pada keadaan obesitas diikuti dengan peningkatan kadar LDL yang bersifat aterogenik.13 Pada
Secara teoritis, obesitas tidak
lain
tahanan
vaskular perifer melalui disfungsi
Hubungan obesitas dengan PJK
yang
meningkatkan
penelitian
ini
tidak
ditemukan adanya hubungan obesitas dengan
PJK usia muda karena
proporsi angka kejadian obesitas pada responden PJK usia muda dan PJK usia tua sama besar. Hal ini menandakan
bahwa
obesitas
merupakan faktor risiko PJK secara umum tetapi tidak menjadi faktor risiko PJK usia muda secara spesifik. Selain itu dapat juga disebabkan oleh
jumlah sampel yang sedikit bila
dalam penelitian ini. Nilai odds ratio
dibandingkan dengan penelitian yang
yang didapat pada penelitian ini
lain. Hal ini dapat juga disebabkan
adalah 3,66 dan dapat disimpulkan
oleh
yang
bahwa seseorang yang merokok akan
digunakan. Penentuan obesitas, pada
memiliki risiko 3,66 kali lebih besar
penelitian ini menggunakan kriteria
menderita
obesitas
dibandingkan dengan seseorang yang
penentuan
total
obesitas
sedangkan
pada
penelitian lain dengan hasil yang
sentral.
obesitas
juga
Batasan berbeda,
usia
muda
tidak merokok. Nikotin
berhubungan, menggunakan kriteria obesitas
PJK
pada
rokok
dapat
untuk
merusak dinding pembuluh darah
dalam
yaitu
pada
endotel
melalui
penelitian ini menggunakan kriteria
pengeluaran katekolamin oleh sistem
Departemen Kesehatan RI sedangkan
saraf otonom yang menyebabkan
pada penelitian lain menggunakan
terjadinya
kriteria WHO dan WHO guideline
intima.14
for
mempermudah
asian
Perbedaan
pacific definisi
population. serta batasan
sehingga
cedera Selain
pada itu
tunika merokok
agregasi
platelet
menimbulkan
terjadinya
dalam menentukan obesitas diduga
peningkatan
menjadi penyebab perbedaan hasil
tekanan darah. Karbon monoksida
analisa statistik dari masing-masing
(CO) pada rokok dapat menimbulkan
penelitian.
desaturasi
hemoglobin
Hubungan merokok dengan PJK
menurunkan
langsung
pada usia muda
oksigen untuk jaringan termasuk
Berdasarkan hasil penelitian
denyut
jantung dan
yang
persediaan
miokardium. Merokok mempercepat
dan uji statistik chi-square yang
proses
dilakukan untuk menilai hubungan
meningkatkan oksidasi LDL dan
antara merokok dengan PJK usia
merusak
muda, diperoleh nilai p = 0,009 (p <
sehingga kehilangan kemampuannya
0,05). Hal tersebut menunjukkan
untuk bervasodilatasi. Merokok juga
bahwa
menimbulkan efek inflamasi, seperti
secara
statistik
terdapat
aterosklerosis
endotel
dengan
arteri
koroner
hubungan yang bermakna antara
peningkatan
CRP,
soluble
merokok dengan PJK usia muda
intercellular
adhesion
molecule-1
(ICAM-1),
fibrinogen
homosistein.
dan
15
juga disebabkan oleh meningkatnya kadar kolesterol dalam darah, proses
Hubungan hipertensi dengan PJK
ini
pada usia muda
terdapat
Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik chi-square yang
menyempitkan dalam
sehingga
lumen
yang
pembuluh
darah
aliran
darah
menjadi
terhalang.16
dilakukan untuk menilai hubungan
Pada
antara hipertensi dengan PJK usia
ditemukan
muda, diperoleh nilai
hipertensi dengan PJK usia muda
p=0,227
penelitian
ini
adanya
hubungan
(p>0,05). Hal tersebut menunjukkan
karena
bahwa secara statistik tidak terdapat
hipertensi pada responden PJK usia
hubungan yang bermakna antara
muda dan PJK usia tua sama besar.
hipertensi dengan PJK usia muda
Hal
dalam penelitian ini.
hipertensi merupakan faktor risiko
Peningkatan meningkatkan
tekanan
resistensi
darah terhadap
proporsi
tidak
ini
PJK
secara
angka
kejadian
menandakan
umum
bahwa
tetapi
tidak
menjadi faktor risiko PJK usia muda
pemompaan darah dari ventrikel kiri,
secara
sebagai akibatnya terjadi hipertrofi
penelitian ini dapat juga disebabkan
ventrikel
untuk
meningkatkan
oleh jumlah sampel yang sedikit.
kekuatan
kontraksi.
Kebutuhan
Selain itu, hasil penelitian mengenai
oksigen
oleh
Perbedaan
hasil
akan
hubungan hipertensi dan PJK usia
meningkat akibat hipertrofi ventrikel,
muda berbeda di masing-masing
hal
peningkatan
daerah, hal ini dikarenakan bahwa
beban kerja jantung yang pada
hipertensi lebih dipengaruhi faktor
akhirnya menyebabkan angina dan
lingkungan dan makanan daripada
infark miokardium. Tekanan darah
faktor biologis maupun keturunan.
yang tinggi secara terus menerus
Hubungan
juga menyebabkan kerusakan sistem
PJK pada usia muda
ini
pembuluh
mengakibat
darah
perlahan-lahan mengalami
miokardium
spesifik.
arteri, arteri
proses
dislipidemia
dengan
dengan
Nilai significancy (nilai p)
tersebut
dislipidemia yang didapat dari uji
pengerasan.
statistik chi-square dalam penelitian
Pengerasan pembuluh darah tersebut
ini
adalah
0,00.
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa secara statistik
menyebabkan plak yang tadinya
ada hubungan yang bermakna antara
lunak menjadi keras dan kaku. Hal
dislipidemia dengan PJK usia muda
ini menyebabkan dinding pembuluh
pada sampel penelitian karena nilai
darah juga menjadi kaku dan tidak
significancy
elastis. Selain itu dengan adanya plak
(nilai
p)
<
0,05.
Sedangkan untuk analisa kolesterol
kolesterol
total ≥200, LDL ≥130, trigliserida
menyebabkan dinding bagian dalam
≥150 dan HDL <40 secara sendiri-
pembuluh darah menjadi sempit dan
sendiri yang menunjukkan hasil yang
tidak licin, sehingga suplai darah ke
berhubungan
≥130
organ tersebut menjadi berkurang.
dengan nilai significancy (nilai p)
Jika pengerasan itu terjadi pada arteri
0,02.
yang mensuplai darah ke jantung
adalah
LDL
Nilai odds ratio dislipidemia
yang
mengeras
maka terjadilah PJK17.
3,826 dan nilai odds ratio LDL ≥130
Hubungan diabetes melitus dengan
3,056. Berdasarkan nilai tersebut
PJK pada usia muda
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
Berdasarkan hasil penelitian
seseorang dengan dislipidemia akan
dan uji statistik chi-square yang
memiliki risiko 3,826 kali lebih besar
dilakukan untuk menilai hubungan
menderita
muda
antara DM dengan PJK usia muda,
dibandingkan dengan seseorang yang
diperoleh nilai p = 0,09 (p > 0,05).
memiliki
Hal tersebut menunjukkan bahwa
PJK
kadar
usia
lipid
normal.
Sedangkan seseorang yang memiliki
secara
kadar LDL ≥130 mg/dl memiliki
hubungan yang bermakna antara DM
risiko 3,056 kali lebih besar terkena
dengan
PJK dibandingkan seseorang yang
penelitian ini.
memiliki kadar LDL < 130 mg/dl. Kadar kolesterol yang tinggi
statistik
PJK
Pada
tidak
usia
terdapat
muda
diabetes
dalam
melitus
terdapat beberapa hal yang dapat
dalam darah menyebabkan terjadinya
mengganggu
endapan kolesterol pada dinding
endotelial, antara lain hiperglikemi,
pembuluh darah atau atau disebut
asam lemak bebas berlebih dan
plak kolesterol. Pengendapan ion
resistensi insulin. Ketiga hal tersebut
kalsium
dapat mengganggu fungsi dari sel-sel
pada
plak
kolesterol
fungsi
dari
sel
endotel. Penurunan nitrit oksida yang
antara riwayat PJK dalam keluarga
diiringi
peningkatan
dengan PJK usia muda, diperoleh
endotelin-1 dan angiotensin-II dapat
nilai p = 0,015 (p < 0,05). Hal
memicu
vasokonstriksi
tersebut menunjukkan bahwa secara
pembuluh darah dan pertumbuhan
statistik terdapat hubungan yang
sel-sel otot polos pembuluh darah
bermakna antara riwayat PJK dalam
yang pada akhirnya akan memicu
keluarga dengan PJK usia muda
proses
dalam penelitian ini.
dengan
terjadinya
aterogenesis.
vasokonstriksi,
Selain
gangguan
fungsi
Faktor familial dan genetika
menyebabkan
mempunyai peranan bermakna dalam
endotel
akan
terjadinya
proses
inflamasi
dan
patogenesis PJK, hal tersebut dipakai
trombosis.
Kedua
hal
juga
juga sebagai pertimbangan penting
ini
memicu terjadinya aterogenesis.18 Kegagalan
menemukan
dalam
diagnosis,
penatalaksanaan
dan juga pencegahan PJK. PJK
hubungan antara DM dengan PJK
kadang-kadang
usia muda bisa jadi dikarenakan
manifestasi kelainan gen tunggal
jumlah
yang
spesifik yang berhubungan dengan
dengan
mekanisme terjadinya aterosklerotik.
penelitian lain. Selain itu, dalam
Kelainan gen tunggal terdiri atas
penelitian
hiperkolesterolemia
sampel
sedikit
penelitian
dibandingkan
epidemiologi
yang
dapat
merupakan
familial
dilakukan di Singapore dijelaskan
berbentuk
bahwa onset terjadinya PJK pada
homozigot, beberapa hiperlipidemia
orang Malaysia dan India lebih cepat
jenis
dibandingkan pada orang Cina.19 Hal
kombinasi
ini
hipertrigliseridemia,
menandakan
bahwa
diabetes
heterozigot
yang
lipoprotein,
dan
hiperlipidemia familial,
dipengaruhi oleh perbedaan etnik.
disbetalipoproteinemia
familial,
Hubungan riwayat PJK dalam
sindroma
keluarga dengan PJK pada usia
mukupolisakaridosis tipe I-H dan
muda
hiperhomosisteinemia.15 Mutasi gen
hurler,
Berdasarkan hasil penelitian
pada gen 5,10 metiltetrahidrofolat
dan uji statistik chi-square yang
reduktase (MTHFR) dan sistationin
dilakukan untuk menilai hubungan
beta sintase dapat
menyebabkan
tingginya kadar homositein dalam
muda di RSUD Abdul Wahab
darah sehingga meningkatkan faktor
Sjahranie Samarinda.
20
risiko PJK. Selain itu Gambhir et al
4. Tidak
mengatakan bahwa pada individu
antara
dengan
yang
penyakit jantung koroner usia
mengalami PJK pada usia muda
muda di RSUD Abdul Wahab
dapat
Sjahranie Samarinda.
riwayat
keluarga
ditemukan
konsentrasi
terdapat
hubungan
obesitas
lipoprotein (a) yang lebih tinggi
5. Tidak
dibandingkan pada individu yang
antara
tidak memiliki riwayat keluarga yang
penyakit jantung koroner usia
mengalami PJK pada usia muda.21
muda di RSUD Abdul Wahab
KESIMPULAN
Sjahranie Samarinda.
Dari penelitian yang sudah dilakukan
didapatkan
kesimpulan
sebagai berikut: 1. Terdapat aktifitas
hubungan merokok
penyakit jantung
antara
hubungan penyakit
jantung
koroner
dalam
keluarga
dengan
penyakit
jantung
koroner usia muda di RSUD Wahab
Sjahranie
Samarinda. 3. Terdapat
melitus
dengan
penyakit
jantung
koroner usia muda di RSUD Wahab
Sjahranie
SARAN Berdasarkan hasil penelitian diatas, peneliti menyarankan agar: 1. Sosialisasi
oleh
instansi
kesehatan terkait dan tenaga kesehatan kepada masyarakat tentang
penyakit
jantung
koroner pada usia muda dan faktor-faktor risikonya agar
hubungan
dislipidemia kolesterol
hubungan
diabetes
Samarinda.
antara
dengan
antara
koroner
riwayat
Abdul
terdapat
Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda.
hubungan
hipertensi
dengan
usia muda di RSUD Abdul
2. Terdapat
6. Tidak
terdapat
dengan
antara
khususnya LDL
dengan
penyakit jantung koroner usia
terbangun
kesadaran
masyarakat untuk melakukan perilaku hidup sehat dengan tidak merokok, olah raga secara
teratur,
makan
makanan
yang sehat
dan
konsumsi
kolesterol
yang
berimbang. 2. Perlu
for Disease Control and Prevention, ND. 3.
dilakukan
penelitian
WHO.
The
Globel
Burden
Disease. Switzerland : World Health
lanjutan untuk mengetahui
Organisation, 2008.
hubungan antara faktor risiko
4. Depkes RI. Survei Kesehatan
lainnya
kejadian
Nasional : Laporan Studi Mortalitas
koroner
2001:
dengan
penyakit pada
jantung usia
muda
Pola
Penyakit
Penyebab
dan
Kematian di Indonesia. Jakarta :
mengambil jumlah sampel
Badan Penelitian dan Pengembangan
penelitian yang lebih besar.
Kesehatan, 2003.
3. Perlu dilakukan pencatatan
5. Karakteristik Individu Penderita
rekam medis pasien yang
Penyakit
Jantung
lebih
instansi
Sulawesi
Utara
Tahun
2011.
kesehatan terkait agar dapat
Nelwan,
Jeini
Ester.
2011,
dilakukan
Universitas Sam Ratulangi Manado.
baik
oleh
penelitian
Koroner
di
menggunakan data sekunder
6. Azar, R R, Verheugt, F dan
dengan rentang waktu yang
Saperi, G M. Coronary Heart
lebih lama.
Disease and Myocardial Infarction on Young Man and Woman. 2008.
DAFTAR PUSTAKA
7. Beltrame, John F, Rachel,
1. Ashley, Euan A. dan Niebauer,
Dreyer
Josef. Coronary Artery Disease.
Coronary Artery Disease - Current
[pengar. buku] Euan A Ashley dan
Concepts
Josef
Pathophyisiology, Diagnostic and
Niebauer.
Explained.
Chicago :
Cardiology Remedica,
dan
Tavella,
in
Rosanna.
Epidemiology,
Treatment. s.l. : InTech, 2012.
2004, hal. 45.
8.
Faktor-faktor
2. Mackay, Judith dan Mensah,
Berpengaruh
George A. The Atlas of Heart
Penyakit Jantung Koroner Pada
Disease and Stroke. s.l. : World
Kelompok Usia ≤45 Tahun (Studi
Health Organisation & US Centers
Kasus
di
Semarang
Resiko
Terhadap
RSUP dan
Kejadian
Dr. RS
Yang
Kariadi
Telogorejo
Semarang). Supriyono, M. 2008,
15. Ridker, Paul M dan Libby,
Universitas Diponegoro.
Peter.
9. Strong, Jack P, et al. Prevalence
Atherothrombotic Disease. [pengar.
and Extent of Atherosclerosis in
buku] Robert O Bonow, et al.
Adolescents and Young Adults. s.l. :
Braunwald's Heart Disease Ninth
The Journal of the American Medical
Edition.
Association, 1999.
Saunders, 2012, hal. 914-931.
10. Cotran, R.S., Kumar, V. dan
16. Price dan Wilson. Patofisiologi
Robbins, S.L. Buku Ajar Patologi
Konsep
Volume 2 Edisi 7. Jakarta : EGC,
Penyakit (Vol.2). Jakarta : EGC,
2007.
2006.
11. Penyakit Jantung Koroner pada
17. Laine, C dan Goldmann, D. In
Anak dan Pencegahannya. Siregar,
the
Abdullah Afif dan Lubis, Ellya
Annals of Internal medicine, 2007.
Nova. 2005.
18. Diabetes and Atherosclerosis
12. Faktor Resiko Kejadian Penyakit
Epidemiology, Patophysiology and
Jantung Koroner Pada Kelompok
Management. Beckman, Joshua A,
Usia Muda (Studi di Kabupaten
Creager, Mark A dan Libby,
Ponorogo). Andarmoyo, Sulistyo.
Peter. 2002, JAMA, hal. 2570-2581.
2012, Universitas Muhammadiyah
19. Association of Diabetes Mellitus
Ponorogo.
and Ethnicity with Mortality in a
13. Obesity and Cardiovascular
Multiethnic
Disease:
Stefan,
Patophysiology,
Risk
Markers
Philadelphia :
Klinis
Clinical
et
Elsevier
Proses-Proses
Dyslipidemia.
Asian al.
for
2003,
s.l. :
Population. American
Evaluation, and Effect of Weight
Journal of Epidemiology, hal. 543-
Loss. Poirier, Paul, et al. 2006,
552.
Journal of the American Heart
20. Homocysteine, Vitamins-B and
Asociation, hal. 898-917.
Atherosclerotic Disease. Permadhi,
14. Coronary Artery Disease in
A R Inge. 2000, Med J Indonesia,
Young Adults. Klein, Lloyd W dan
hal. 232-239.
Nathan, Sandeep. 2003, Journal of
21. Lipoprotein (a) and Risk of
the American College of Cardiology,
Coronary,
hal. 529-531.
Pheripheral
Cerebrovascular, Artery
and
Disease.
Gurdasani, Deepti, et al. 2012, Journal of the American Heart Association, hal. 3058-3065.