ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KAP DI INDONESIA Juwita Puspitasari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
ABSTRACT This research is an empirical study to know the factors that influence the change of public accountant firm in Indonesia. Using factors such as management turnover, institusional ownership, share growth, audit opinion and client growth rate which is proxied by sales growth rate and assets growth rate. The population in this research are all the companies which are listed in “Bursa Efek Indonesia” (BEI) from 2010 until 2012. The selection of sample using purposive sampling method which obtain 72 companies as research sample, during three years and the total sample obtained are 216. The type of data is documentery data consist of published audited yearly financial statement. Analysis method using logistic regression. The result of logistic regression analysis shows that audit opinion and client growth rate which is proxied by assets growth rate have a significant effect to the change of public accountant firm. Though, the regression coefficient of audit opinion has the opposite direction with hypothesis. On the other hand, other variables like the management turnover, institusional ownership, share growth, and client growth rate which is proxied by sales growth rate do not have significant effect to the change of public accountant firm. Keyword: the change of public accountant firm, management turnover, institusional ownership, share growth, audit opinion and client growth rate. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laporan keuangan berisi informasi yang digunakan oleh para shareholder untuk pengambilan keputusan, maka dari itu laporan keuangan yang disajikan haruslah berkualitas sehingga isi laporan keuangan dapat dipercaya. Demi menjaga kualitas laporan keuangan, maka laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan harus diaudit oleh pihak yang independen, yaitu auditor eksternal.
Dalam menjalankan tugasnya, sikap independen harus dimiliki oleh auditor agar tidak ada keraguan atas keandalan dari opini audit yang dihasilkan. Namun, independensi auditor mulai dipertanyakan ketika perusahaan-perusahaan besar seperti Enron dan Worldcom terlibat skandal manipulasi laporan keuangan di mana Arthur Andersen merupakan kantor akuntan publik yang bertugas mengaudit perusahaan-perusahaan tersebut. Salah satu penyebab masalah independensi tesebut adalah tenur audit yang panjang. Mautz dan Sharaf (1961) dalam Febrianto (2009) percaya bahwa hubungan yang panjang menyebabkan auditor memiliki kecederungan kehilangan independensinya dan menimbulkan ketergantungan ekonomik yang kuat antara auditor dengan klien. Semakin tinggi keterikatan auditor secara ekonomik dengan klien, semakin tinggi kemungkinan auditor membiarkan klien untuk memilih metode akuntansi yang ekstrem. Demi menjaga independensi para auditor, maka dibuatlah aturan mengenai rotasi audit seperti Sarbanes Oxley Act. Di Indonesia, peraturan mengenai rotasi audit dimuat dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” yang merupakan penyempurna Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 359/KMK.06/2003 dan No. 423/KMK.06/2002. Dengan dibuatnya aturan mengenai pembatasan masa pemberian jasa audit, diharapkan akan semakin meningkatkan independensi para auditor. Terdapat banyak pertentangan dari pihak-pihak yang tidak setuju dengan peraturan rotasi audit tersebut. Profesi tidak menyukai adanya campur tangan pemerintah dalam mengatur rotasi auditor dengan alasan biaya litigasi karena audit yang keliru pada klien baru, dan bukti bahwa kegagalan audit (audit failure) sering terjadi pada tahun-tahun awal penugasan auditor. Selain itu, perpindahan auditor secara mandatory menimbulkan akibat negatif terhadap perusahaan. Perusahaan harus mengeluarkan biaya start-up yang tinggi di awal penugasan auditor baru karena auditor perlu memahami lingkungan bisnis klien (Pratitis, 2012). Namun, saat peraturan mengenai rotasi audit telah dijalankan dengan baik di Indonesia, ternyata fenomena pergantian auditor diluar peraturan yang diwajibkan (voluntary) banyak terjadi. Saat pergantian auditor dilakukan secara sukarela oleh klien, pasti ada alasan-alasan tertentu di balik pergantian auditor tersebut, mengingat adanya pertentangan yang muncul saat dibuatnya aturan mengenai rotasi audit. Terjadinya penggantian KAP oleh perusahaan diluar ketentuan peraturan yang telah ditetapkan menimbulkan pertanyaan bahkan kecurigaan dari investor karena telah ditemukan bukti bahwa penggantian KAP memiliki implikasi terhadap kredibilitas nilai laporan keuangan. DeFond dan Subramanyam (1998)
menemukan bukti bahwa pergantian auditor berhubungan dengan aktivitas manajemen laba yang dilakukan perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan. Hal ini tentunya akan memberikan sinyal negatif dan menurunkan kepercayaan para investor terhadap kredibilitas laporan keuangan yang dihasilkan. Maka dari itu, fenomena terjadinya pergantian KAP secara voluntary perlu dilakukan agar dapat diketahui alasan dibalik pergantian KAP tersebut. Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian mengenai faktorfaktor yang diprediksi menjadi penyebab terjadinya pergantian KAP secara suka rela, seperti opini audit (Damayanti, 2008; Nuryanti, 2012; Divianto, 2012), pergantian manajemen (Oktopani, 2013; Wijayanti, 2010; Febriana, 2012), pertumbuhan perusahaan (Sihombing, 2012 dan Nuryanti, 2013), financial distress (Oktopani, 2012 dan Wijayanti, 2010), share growth (Suparlan dan Andayani, 2010), dan kepemilikan institusional (Suparlan dan Andayani, 2010; Rackmawati, 2011). Namun, hasil penelitian mengenai apa sebenarnya yang menjadi penyebab terjadinya pergantian KAP berbeda antara satu peneliti dengan peneliti yang lain. Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian Nuryanti (2013). Pada penelitian Nuryanti (2013),variabel independen yang digunakan adalah opini audit dan pertumbuhan perusahaan klien yang diproksikan dengan tingkat pertumbuhan penjualan. Hasil penelitian Nuryanti (2013) memberikan bukti bahwa opini audit dan pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian auditor. Maka dari itu peneliti ingin meneliti kembali faktor-faktor yang diprediksi menjadi penyebab fenomena pergantian KAP secara sukarela pada periode dan kondisi pasar modal yang berbeda Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pergantian manajemen, kepemilikan institusional, share growth, opini audit, dan pertumbuhan perusahaan di mana pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan aset berpengaruh terhadap pergantian KAP? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris apakah pergantian manajemen, kepemilikan institusional, share growth, opini audit, dan pertumbuhan perusahaan di mana pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan aset berpengaruh terhadap pergantian KAP
KAJIAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Teori Mengenai Pergantian Kantor Akuntan Publik Pergantian auditor (KAP) dilakukan dengan dua cara, secara mandatory (adanya peraturan yang mewajibkan) dan voluntary (diluar peraturan yang mewajibkan). Peraturan mengenai rotasi audit dimuat dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” yang merupakan penyempurna Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 359/KMK.06/2003 dan No. 423/KMK.06/2002. Sedangkan pergantian KAP secara voluntary dapat disebabkan oleh merger antara dua perusahaan yang Kantor Akuntan Publiknya berbeda, ketidakpuasan terhadap kantor akuntan publik yang dahulu, dan merger antar Kantor Akuntan Publik (Halim, 1997:78-80). Pergantian Manajemen Pergantian manajemen menurut Burton dan Roberts (1967) adalah pergantian manajemen puncak. Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP (Nagy, 2005 dalam Damayanti, 2008). Jadi, jika terdapat pergantian manajemen akan secara langsung atau tidak langsung mendorong auditor switch karena manajemen perusahaan yang baru cenderung akan mencari KAP yang selaras dalam pelaporan dan kebijakan akuntansinya (Sumadi, 2011). Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan atas saham perusahaan yang dimiliki oleh investor institusional. Menurut Sutedi (2012: 21), Investor institusional meliputi lembaga-lembaga keuangan yang mencakup bank, perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan investasi, dan lembaga keuangan lain. Menurut Suparlan dan Andayani (2010), tingginya kepemilikan oleh investor institusional mendorong aktivitas monitoring karena besarnya kekuatan voting mereka yang akan mempengaruhi kebijakan manajemen termasuk dalam memilih auditor, di mana auditor independen memiliki peranan penting dalam proses monitoring agar laporan keuangan yang dihasilkan berkualitas dan dapat dipercaya. Widiastuti (2012) dan Kane dan Velury (2004) menemukan hubungan antara meningkatnya proporsi kepemilikan institusional dengan permintaan jasa audit. Share Growth Share growth atau pengeluaran saham baru merupakan salah satu sumber pendanaan dari ekuitas yang digunakan untuk mendanai aktivitas bisnis (Subramanyam dan wild, 2010: 169). Knechel et al. (2008) dalam Suparlan dan Andayani (2010) menyatakan bahwa perusahaan memutuskan untuk meggunakan KAP besar terkait dengan kebutuhan dana, baik ekuitas atau hutang. Francis dan Wilson (1988) dalam Maharani (2012) berpendapat bahwa perubahan dari KAP
yang kecil ke KAP yang lebih besar meningkatkan kemampuan terjualnya (marketability) sekuritas baru. Dewi (2012) telah berhasil menemukan bukti empiris bahwa share growth berpengaruh terhadap pergantian KAP. Opini Audit Menurut Boynton dan Raymon (2003: 64), laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tandirerung (2006) yang dikutip oleh Damayanti dan Sudarma (2008) mengatakan bahwa jika auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian (tidak sesuai dengan harapan perusahaan), perusahaan akan berpindah KAP yang mungkin dapat memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Manajemen akan memberhentikan auditornya sebagai suatu bentuk hukuman atas opini yang tidak diharapkan perusahaan atas laporan keuangannya dan berharap untuk mendapatkan auditor yang lebih mudah diatur (Carcello dan Neal, 2003 dalam Damayanti dan Sudarma, 2008). Pertumbuhan Perusahaan Menurut wahyudi (1996: 106), perusahaan yang berada dalam tahap pertumbuhan ditandai dengan penjualan yang meningkat cepat. Menurut Kallampur dan Trombey (2001), perusahaan yang bertumbuh merupakan perusahaan yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan size, dimana firm size menurut Sari (2012) diukur melalui seberapa besar jumlah total asetnya. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, maka semakin kompleks kegiatan operasionalnya dan meningkatnya pemisahan antara manajemen dan pemilik, sehingga permintaan akan independensi auditor meningkat untuk mengurangi biaya agensi (Watts dan Zimmerman (1979). Dalam penelitian Prastiwi dan Wilsya (2009) menyebutkan bahwa semakin bertumbuh perusahaan, maka kemungkinan pergantian KAP semakin tinggi. Hipotesis penelitian H1 : pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian KAP H2 : kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap pergantian KAP H3 : share growth berpengaruh terhadap positif pergantian KAP H4 : opini audit berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP H5a : tingkat pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan persentase pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap pergantian KAP H5b : tingkat pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan persentase pertumbuhan aset berpengaruh positif terhadap pergantian KAP
METODE PENELITIAN Definisi variabel penelitian Variabel Definisi Pergantian KAP Berganti KAP (1) Tidak berganti KAP (0) Pergantian manajemen Berganti manajemen (1) Tidak berganti manajemen (0) Kepemilikan institusional Terjadi perubahan kepemilikan institusional (1) Tidak terjadi perubahan kepemilikan institusional (0) Share Growth Mengalami peningkatan jumlah saham (1) Tidak mengalami peningkatan jumlah saham (0) Opini audit Mendapat opini unqualified (1) Mendapat opini selain unqualified (0) Tingkat pertumbuhan perusahaan Atau
Jenis dan sumber data Data penelitian merupakan data dokumenter berupa laporan keuangan perusahaan. Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder berupa laporan keuangan auditan perusahaan publik tahun 2010 sampai 2012 beserta laporan auditor independennya yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang tersedia di Pojok BEI-Universitas Brawijaya dan dari situs resmi BEI di www.idx.co.id. Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010 sampai dengan 2012. Sedangkan pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain: semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai 31 Desember 2009 dan masih terdaftar sampai dengan 31 Desember 2012, menerbitkan laporan keuangan yang disertai laporan auditor independen, telah melakukan pergantian KAP pada periode antara 2010 sampai dengan 2012, tidak melakukan pergantian KAP secara mandatory dan memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan selama penelitian.
Tabel 3.1 Pemilihan Sampel yang digunakan Keterangan Jumlah 1. Semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai 31 Desember 2009 dan masih terdaftar sampai dengan 31 Desember 2012 313 2. Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan yang disertai laporan auditor independen (135) 3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang disertai laporan auditor independen 178 4. Perusahaan tidak melakukan pergantian KAP pada periode antara 2010 sampai dengan 2012 (80) 5. Perusahaan telah melakukan pergantian KAP pada periode antara 2010 sampai dengan 2012 98 6. Melakukan pergantian KAP secara mandatory (26) 7. Tidak melakukan pergantian KAP secara mandatory 72 8. Informasi tidak lengkap (0) Jumlah sampel dalam 1 tahun 72 Periode penelitian antara tahun 2010 sampai dengan 2012 sehingg total sampel selama 3 tahun adalah 216. Metode Analisis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik yang variabel bebasnya merupakan kombinasi matrik dan non matrik. Teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006 dalam Sihombing, 2012). Adapun persamaan regresi logistiknya adalah sbb: SWITCHt = α + β1CEO + β2INS + β3SHGR + β4OPINI + β5aGROWTH_S+ β5bGROWTH_A + e Keterangan : SWITCHt : Auditor switching (perpindahan kantor akuntan publik) α : konstanta β1- β5 : Koefisien regresi CEO : Pergantian manajemen INS : Perubahan proporsi kepemilikan institusional SHGR : Share Growth OPINI : Opini audit GROWTH_S :Tingkat pertumbuhan perusahaan dengan proksi tingkat pertumbuhan penjualan GROWTH_A :Tingkat pertumbuhan perusahaan dengan proksi tingkat pertumbuhan total aset
e
: residual error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Langkah pertama adalah menilai Overall Model Fit terhadap data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2Log Likelihood (-2LL) awal (Block Number=0) dengan nilai -2Log Likelihood (-2LL) akhir (Block Number=1). Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal dengan -2LL akhir menunjukan bahwa model yang dihipotesakan fit dengan data (Ghozali, 2009 dalam Dewi, 2012) Tabel 4.7 Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan Nilai -2LL Akhir -2LL Nilai 1. Awal (blok 0) 2. Akhir (blok 1)
298.532 267.522
Sumber data: lampiran
Berdasarkan hasil pada tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa nilai -2LL awal adalah sebesar 298.532. Setelah dimasukan kelima variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 267.522. Penurunan -2LL ini menunjukan model regresi yang lebih baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data. Menguji Kelayakan Model Regresi Pengujian kelayakan model regresi logistik juga bisa dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (Ghozali, 2009 dalam Dewi, 2012). Hasil pengujian menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
df
Sig.
1
8.234
8
.411
Berdasarkan hasil pada tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Hosmer and Lemeshow’s sebesar 8,234 dan signifikan pada 0,411 (nilai signifikansi lebih besar dari 0,05) . Hal ini menunjukan bahwa model sesuai dengan data dan model dapat diterima (H0 diterima) karena signifikansinya di atas 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya. Koefisien Determinasi (R2) Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda. Hasil perhitungan nilai Nagelkerke R Square ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 4.9 Nagelkerke R Square Blok
Nagelkerke R Square
1
0.179
Sumber data: lampiran
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa nilai nilai R2 pada penelitian ini adalah 0.179 atau 17,9%. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen sebesar 17,9%. Sedangkan sisanya, 82,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian. Uji Multikolinieritas Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas Correlation Matrix Constant Step Constant 1 CEO(1)
CEO(1)
INS(1)
SHGR(1) OPINI(1) GROWTH_S GROWTH_A
1.000
-.604
-.176
-.598
-.018
.022
-.289
-.604
1.000
-.004
-.027
.058
-.072
.065
INS(1)
-.176
-.004
1.000
-.301
-.040
.070
.033
SHGR(1)
-.598
-.027
-.301
1.000
-.054
.020
.221
OPINI(1)
-.018
.058
-.040
-.054
1.000
.009
-.318
GROWTH_S
.022
-.072
.070
.020
.009
1.000
-.048
GROWTH_A
-.289
.065
.033
.221
-.318
-.048
1.000
Hasil dari tabel 4.10 di atas menunjukan bahwa tidak ada indikasi terjadinya multikolinieritas antar variabel independennya. Hal ini dapat dilihat dari korelasi antar variabel independen, dimana nilainya tidak ada yang melebihi 0,90.
Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perpindahan KAP yang dilakukan oleh perusahaan sampel. Tabel 4.11 Matrik Klasifikasi Classification Table a Predicted KAP Tidak berganti KAP
Observed Step 1
KAP
Tidak berganti KAP Berganti KAP
Berganti KAP
Percentage Correct
112
3
97.4
75
26
25.7
Overall Percentage
63.9
a. The cut value is .500
Sumber data: lampiran
Berdasarkan hasil dari tabel 4.11 di atas, dapat dilihat bahwa kekuatan prediksi model perusahaan melakukan pergantian KAP adalah sebesar 25.7% atau 26/101 Model Regresi yang Terbentuk Model regresi logistik yang terbentuk dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik Step 1
a
CEO(1) INS(1) SHGR(1) OPINI(1) GROWTH_S GROWTH_A Constant
B -.113 -.109 -.072 3.032 -.028 .133 -.168
Wald .100 .122 .032 14.361 .873 3.521 .134
Sig. .752 .727 .858 .000 .129 .047 .714
Keterangan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Signifikan -
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model sebagai berikut:
Pembahasan hasil penelitian Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-1, penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantiaan KAP. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sinarwati (2010). Namun hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2008). Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-2, didapatkan bukti bahwa variabel proporsi kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP oleh perusahaan. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian dari Kane dan Velury (2004), namun penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Suparlan dan Andayani (2010) dan Adityawati (2011). Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-3, didapatkan bahwa variabel share growth tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. Penelitian ini tidak berhasil mendukung penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Suparlan dan Andayani (2010). Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Maharani (2012), di mana share growth tidak berpengaruh signifikan terhadap pergantian kantor akuntan publik. Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-4, didapatkan bukti bahwa variabel opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2008) dan Febriana (2012) di mana keduanya tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh opini audit terhadap pergantian KAP. Meskipun nilai koefisien regresi signifikan namun arahnya berkebalikan dengan hipotesis sehingga hipotasis tidak dapat diterima. Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-5a, didapatkan bukti bahwa variabel tingkat pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan persentase pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Syahtiadi (2012), di mana pertumbuhan pejualan berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP. Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakuakan oleh Nuryanti (2013). Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-5b, didapatkan bukti bahwa variabel tingkat pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan persentase pertumbuhan aset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP. Pada penelitian ini, rata-rata perusahaan mengalami pertumbuhan aset yang positif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi dan Wilsya (2009), di mana variabel tingkat pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan persentase pertumbuhan aset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil uji regresi logistik terhadap perusahaan yang listing di BEI pada tahun 2010 sapai tahun 2012 memberikan hasil bahwa variabel opini audit dan tingkat pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan persentase pertumbuhan aset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP. Namun, arah koefisien regresi variabel opini audit berkebalikan dengan hipotesa, sehingga hipotesa mengenai pengaruh opini audit terhadap pergantian KAP tidak bisa diterima. Sedangkan variabel lain seperti pergantian manajemen, kepemilikan institusional, share growth, dan tingkat pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan persentase pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP. Saran Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya menambahkan variabel-variabel lain seperti fee audit, kebutuhan perusahaan atas jasa atestasi lainya, ketidaksepakatan antara auditor dan klien mengenai metode akuntansi yang digunakan, serta variabel yang menunjukan sudut pandang KAP atas fenomena pergantian KAP seperti reputasi klien di mata auditor. Sebaiknya penelitian berikutnya menggunakan waktu yang berbeda dengan rentang waktu yang lebih panjang agar dapat digunakan untuk melihat tren pergantian KAP. DAFTAR PUSTAKA Adityawati, P. 2011.“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah KAP pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang. Amirullah dan Budiyono, H. 2004. “Pengantar Manajemen Edisi Dua”. Tangerang: Graha Ilmu. Anggreini, C. dan Kuswanto, A. 2011. “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor yang Terjadi pada Bank yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2007-2011”. Skripsi Universitas Gunadarma, Bekasi. Arens, A. A., Elder, R. J. dan Beasley, M. S. 2003. “Auditing dan Pelayanan Verifikasi Edisi Kesembilan”. Jakarta: Salemba Empat. Boynton, W. C. dan Raymon, N. J. 2005. “Modern Auditing: Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting. Eighth Edition”. New Jersey: Wiley. Burton, J. dan Roberts, W., 1967. “A Study of auditor changes”. The Journal of Accountancy, 31(36).
Damayanti, S. dan Sudarma, M. 2007. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi 11, Pontianak. Dewi, R. S. 2012. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Publik Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Changes)”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. Divianto. 2011. “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Auditor Switch”. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, Vol.1, No.2. Elyasiani, E. dan Jia, J. 2010. “Distribution of Institutional Ownership and Corporate Frm Performance”. Journal of Banking & Finance, 34, pp. 606– 620. Febriana, V. 2012. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik di Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI”. Tesis Universitas Diponegoro, Semarang. Febrianto, R. 2009. “Pergantian Auditor dan Kantor AkuntanPublik”. Diakses 25 Maret 2013 Fisher, E. et.al . 1997. “The Role of Socially Constructed Temporal Perspectives in The Emergence of Rapid-Growth Firms”. Entrep. Theory Pract, 22 (2), pp.13–31. Halim, A. 1997. “Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan”. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Hartley, R. V. dan T. L. Ross. 1972. “MAS and Audit Independence: An Image Problem”. Journal of Accountancy, pp.42-52. Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. “Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik”. Ikatan Akuntan Indonesia. Jensen, M. C. dan Meckling, W. H. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Kallampur, S. dan Trombley, M. A. 1999. “The Assosiation Between Investment Oportunity Set Proxies and Realized Growth”. Journal of Business and Accounting, 26, pp. 505-519. Kane, G. D dan Velury, U. 2004. “The Role of Institutional Ownership in The Market for Auditing Services: an Empirical Investigation”. Journal of Business Research 57, pp. 976–983. Maharani, B. 2012. “Pergantian Auditor: Pengujian Teori yang Menghubungkan Biaya Agensi dengan Diferensiasi Kualitas Auditor”. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.
Kumala, N. 2008. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Changes, Ditinjau daru Sudut Pandang Klien: Studi Empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. Nuryanti, L. 2013. “Pengaruh Opini Audit dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan terhadap Pergantian Auditor”. Jurnal Akuntansi Unesa, Vol.1, No.1. Oktariani, A. A. A. I. 2011. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. Oktopani, S. 2013. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik”. Tesis Universitas Diponegoro, Semarang. Permatasari, P. 2007. “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Klien Berganti KAP: Studi Empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. Prastiwi, A. dan Wilsya, F. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor: Studi Empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 1, No. 1, pp. 62-75S. Pratitis, Y. T. 2012. “Auditor Switching: Analisis Berdasarkan Ukuran, Ukuran Klien dan Financial Distress”. Accounting Analysis Journal 1.1. Putra, A. P. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah KAP pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang. Rachmawati, S. 2011. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. Sari,R. A. 2012.” Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.Jurnal Nominal, Vol.1, No.1. Sihombing, M. M. 2012. “Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching”. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang. Sinarwati, N. K. 2010. “Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik?”. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto. Shleifer, A. dan Vishny, R.W. 1986. “Large Shareholders and Corporate Control”. Journal of Political Economy, 94, pp. 461–488. Subramanyam, K. R. dan Wild, J. J. 2010. “Analisis Laporan Keuangan Buku Satu Edisi Kesepuluh”. Jakarta: Salemba Empat. Sumadi, K. 2011. “Mengapa Perusahaan Melakukan Auditor Switch?”. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali.
Sutedi, A.2012.”Good Corporate Governance”.Jakarta: Sinar Grafika. Suparlan dan Andayani, W. 2010. “Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto. Syahtiadi, F. 2012."Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI)". Skripsi Universitas Gunadarma, Bekasi. Tida, R. P. 2011. “Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perpindahan KAP pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang. Ting, W. 2010. “Top Management Turnover and Frm Default Risk: Evidence from The Chinese Securities Market”. Journal of Banking & Finance, 34, pp. 606–620. Wahyudi, A. S. 1996. “Manajemen Strategik”. Jakarta : Binarupa Aksara. Wang, Q., Wong, T. J., dan Xia, L. 2008. “State Ownership, The Institutional Environment, and Auditor Choice: Evidence from China”. Journal of Accounting and Economics, 46 , pp. 112– 134. Watt, R. L. dan Zimmerman, J. L. 1997. “The Demand for and Suply of Accounting Theories: The Market for Execuse”. The Accounting Review, Vol. LIV, No.2. Widiastuti. 2012. “Pengaruh Perubahan Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Permintaan Kualitas Auditor pada Ekonomi Transisional”. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang. Wijaya, A. P. 2013. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor oleh Klien”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. _________Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 Pasal 2 tentang Jasa Akuntan Publik. (www.pajak.go.id, diakses 30 juni 2012) _________Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. (www.pajak.go.id, diakses 30 juni 2012)