ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN AUDIT FEE (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014)
(Skripsi)
Oleh
FATKHUR ROHMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRACT DETERMINANT ANALYSIS OF AUDIT FEE (EMPIRICAL STUDY OF MANUFACTURING COMPANY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE 20102014) By FATKHUR ROHMAN This research is purposed for proving the effect of the company characteristics (company size, complexity, risk and profitability) and auditor characteristic (audit tenure and auditor size) to audit fee in manufacturing company in which listed at Indonesia Stock Exchange 2010-2014. The sample in this study were choosen by purposive judgement sampling, so there are 88 samples that relevan toward this study. The current study provides further evidence connecting variables such as company size, profitability and auditor size which have been found to have significant relation with the amout of audit fee. However, the company complexity, risk company and audit tenure have insignificant effect to audit fee. Keywords: audit fee, company complexity, company risk, company profitability, audit tenure, auditor size.
ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN AUDIT FEE (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014) Oleh FATKHUR ROHMAN Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh karakteristik perusahaan (ukuran, kompleksitas, resiko dan profitabilitas perusahaan) dan karakteristik auditor (audit tenure dan ukuran auditor) terhadap audit fee pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Sampel dalam penelitian ini dipilih menggunakan teknik purposive judgement sampling, sebanyak 88 sampel yang relevan untuk penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan dan ukuran auditor ditemukan memiliki hubungan yang signifikan terhadap audit fee. Namun demikian kompleksitas perusahaan, resiko perusahaan dan audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap audit fee. Kata Kunci: audit fee, ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan, resiko perusahaan, profitabilitas perusahaan, audit tenure, ukuran auditor
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN AUDIT FEE (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014)
Oleh FATKHUR ROHMAN
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirka di Lumajang haru Jumat Taggal 4 Maret 1994 sebagai putra sulung dari pasagan Bapak Ngatelan dan Ibu Uliana. Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Muslimat NU Nguter, Pasirian Kabupaten Lumajang pada tahun 2000. Dilanjutkan dengan pendidikan dasar di SDN Nguter 1 Pasirian dan lulus pada tahun 2006. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan menengah di SMP N 1 Abung Selatan, Lampung Utara pada tahun 2009. Kemudian penulis lulus dari SMK N 1 Kotabumi, Lampung Utara pada tahun 2012. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi da Bisnis Universitas Lampung pada tahun 2012.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT yang membimbing peneliti hingga dapat menyelesaikan karya ini. Karya ini dipersembahkan kepada:
Orang Tuaku Tercinta, Ayahanda Ngatelan dan Ibunda Uliana
Adikku Tercinta Mukhidin
Sahabat dan Teman-Teman Sekalian
Serta Almamater Tercinta UNIVERSITAS LAMPUNG
MOTTO
“Man Jadda Wa Jadda” – Negeri Lima Menara
“Some People are Worth Melting for and I Love Warm Hug” – Olaf
“Bermimpilah karena Tuhan Akan Memeluk Mimpi-Mimpimu” – Laskar Pelangi
“Cara Untuk Menghilangkan Rasa takut Adalah dengan Melawan Ketakutan Itu” – Zootopia
SANWACANA
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Audit Fee (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan dukungan, bimbingan, saran dan bantuan dari beberapa pihak. Sehingga pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt., Selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 4. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., Selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah banyak memberikan saran dan motivasi penulis. 5. Ibu Ninuk Dewi K, S.E., M.Sc., CA., Selaku Dosen Pembimbing II yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi. 6. Bapak R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si.,CA.,CPA., Selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi. 7. Para Pegawai di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung atas keramahannya selama ini terutama Mbak Tina, Pak Sobari, Empok Nurul Aini, Mas Yogi, Mas Leman, Mas Yana, Mas Ruli dan rekan-rekan. 8. Kedua Orang Tua Bapak Ngatelan dan Ibu Uliana atas segala doa yang
tiada henti sampai penulis menyelesaikan skripsi. 9. Adikku Mukhidin dan kakakku Mas Hendri yang selalu mendukung. 10. Sahabat yang paling luar biasa , teman jalan ke rusun, teman download laporan keuangan, teman download film dan drama Siti Ngatijah, S.E. dan Esa Octara Yunaz, S.E. Kalian The best. 11. Grup Suka-Suka kelas ganjil Yuni Pratiwi, S.E., Siti Ngatijah, S.E dan Esa Octara Yunaz,S.E. See you on Top Guys. 12. Tim Pendadaran yang luar biasa dengan visi One Shoot. Esti Yuliani, S.E. dan Priska Wahyurininta, S.E. Sukses buat kalian. 13. Teman Diskusi yang sangat semangat Fatur Rahman, Sri Wahyuni, Nurul Qomariah, Puji Kurnia Putri, Ersyah Putri, Yunita Sari, Elia Rahmah Putri, Rossinda Budianti, Salihatunnisa, Claudia Hazara, Mia Meisiska, Sholihan, Mahipal Sakila. 14. Buat Trio Kece. Ani Widiawati, Dwi Astuti, dan Puspita Ayu Lestari moga lancar karisnya. 15. Ebillionare sekaligus Founder AIESEC Unila, Farhan Kurnia Mayendri, Funika Anggun Anggraini, Elisya Febriani, Sartika K Lestari, Deni Burhasan, Mutiara Marganita, dan Rizki Putera Kesuma. Kalian sangat hebat. 16. OGX 13/14 Team, Kak Tyas, Kak Memet, Elisa Nurinda Putri, Fajar Kurniasih, Mevici, Septian dan Laras. Always Excellent. 17. EEC member Kak Miuw, Kak Faris, Kak Rilly, Kak Kaka, Kak Ega, Kak Surya, Kak Rudy, Kak Dila, Cahya, Dian, Indra dan Hanum. 18. Teman-teman KKN Desa Trijaya, Kecamatan Penawartama Kabupaten Tulang Bawang. Anisa, Imelda Puspita, Wiwik Fera Wati dan Tara Sabili. Keep Spreading good impact like We used to. 19. Teman-Teman SMK N 1 Kotabumi, Fitri Yanti, Mentari Oktavia, Rena Marinta dan Mudiono. 20. Teman 4 tahun dan seterusnya, Ma'sum Ansori. Semangat tuntaskan skripsi. 21. Teman-teman lain yang sudah membantu dalam mengerjakan skripsi ini, Terimakasih.
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN ....................................................................................
1
1.1.
Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2.
Rumusan dan Batasan Masalah.....................................................
6
1.2.1 Rumusan Masalah ................................................................
6
1.2.2 Batasan Masalah...................................................................
6
1.3.
Tujuan Penelitian ..........................................................................
7
1.4.
Manfaat Penelitian ........................................................................
7
1.4.1 Manfaat Teoritis ...................................................................
7
1.4.2 Manfaat Prkatis ....................................................................
7
II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................
8
2.1.
Landasan Teori ..............................................................................
8
2.1.1
Teori Agensi ......................................................................
8
2.1.2
Audit Fee Model ................................................................
9
2.1.3
Audit Fee ...........................................................................
10
2.1.4
Ukuran perusahaan ............................................................
11
2.1.5
Kompleksitas Perusahaan..................................................
11
2.1.6
Resiko Perusahaan ............................................................
12
2.1.7
Profitabilitas Perusahaan ...................................................
12
2.1.8
Audit Tenure ......................................................................
12
2.1.9
Ukuran Auditor .................................................................
13
2.2.
Penelitian Terdahulu .....................................................................
14
2.3.
Kerangka Pemikiran ......................................................................
17
2.4.
Pengembangan Hipotesis ..............................................................
18
2.4.1. Karakteristik Perusahaan .........................................................
18
2.4.1.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Fee ............
18
2.4.1.2 Pengaruh Kompleksitas Perusahaan terhadap Audit Fee ....
18
2.4.1.3 Pengaruh Resiko Perusahaan Terhadap Audit Fee..............
19
2.4.1.4 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Audit Fee ....
20
2.4.2
Karakteristik Auditor ................................................................
21
2.4.2.1 Pengaruh Audit Tenure Terhadap Audit Fee ......................
21
2.4.2.2 Pengaruh Ukuran Auditor Terhadap Audit Fee ...................
22
III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................
23
3.1.
Variabel dan Definisi Operasional ................................................
23
3.1.1. Variabel Penelitian ...................................................................
23
3.1.2. Definisi Operasional .................................................................
23
3.1.2.1.Audit Fee .................................................................................
23
3.1.2.2.Ukuran Perusahaan..................................................................
24
3.1.2.3.Kompleksitas Perusahaan........................................................
24
3.1.2.4.Resiko Perusahaan ..................................................................
25
3.1.2.5.Profitabilitas Perusahaan .........................................................
26
3.1.2.6.Audit Tenure ............................................................................
26
3.1.2.7.Ukuran Auditor .......................................................................
27
3.2.
Sampel dan Populasi ....................................................................
27
3.3.
Jenis dan Sumber Data ..................................................................
28
3.4.
Metode Pengumpulan Data ...........................................................
28
3.5.
Metode Analisis ............................................................................
28
3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif ..............................................
28
3.5.2. Uji Asumsi Klasik .............................................................
29
3.5.2.1.Uji Normalitas data .......................................................
29
3.5.2.2.Uji Multikolinearitas.....................................................
29
3.5.2.3.Uji Autokorelasi ...........................................................
30
3.5.2.4.Uji Heteroskedastisitas .................................................
31
3.5.3. Uji Hipotesis ....................................................................
31
3.5.3.1.Regresi Berganda ..........................................................
31
3.5.3.2.Koefisien Determinasi ..................................................
32
3.5.3.3.Uji Kelayakan Model Regresi ......................................
33
3.5.3.4.Uji Hipotesis .................................................................
33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
34
4.1.
Statistik Deskriptif ........................................................................
34
4.2.
Uji Asumsi Klasik .........................................................................
37
4.2.1. Uji Normalitas ..........................................................................
37
4.2.2. Uji Multikolinearitas.................................................................
39
4.2.3. Uji Autokorelasi .......................................................................
39
4.2.4. Uji Heteroskedastisitas .............................................................
40
4.3.Uji Hipotesis .......................................................................................
42
4.3.1. Uji Koefisien Determinasi ........................................................
42
4.3.2. Uji Kelayakan Model................................................................
42
4.3.3. Uji Hipotesis .............................................................................
43
4.4.
Pembahasan ...................................................................................
47
4.4.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Fee ..................
47
4.4.2. Pengaruh Kompleksitas Perusahaan Terhadap Audit Fee ........
49
4.4.3. Pengaruh Resiko Perusahaan Terhadap Audit Fee ...................
50
4.4.4. Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Audit Fee .........
51
4.4.5. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Audit Fee ............................
52
4.4.6. Pengaruh Ukuran Auditor Terhadap Audit Fee ........................
53
V. SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
55
5.1.
Simpulan .....................................................................................
55
5.2.
Keterbatasandan Saran Penelitian ...............................................
56
5.2.1. Keterbatasan Penelitian ..........................................................
56
5.2.2. Saran .......................................................................................
56
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu
14
4.1 Proses Pemilihan Sampel
34
4.2 Statistik Deskriptif
35
4.3 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
37
4.4 Uji Multikolinearitas
39
4.5 Uji Autokorelasi
40
4.6 Uji Koefisien Determinasi
42
4.7 Uji Kelayakan Model Regresi
43
4.8 Uji Hipotesis
45
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Audit Fee Model
9
2.2 Kerangka Pemikiran
17
4.1 Grafik Normal P- Plot of Regression Standardizes Residual
38
4.2 Grafik Scatterplot
41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Nama Perusahaan Sampel Penelitian
Lampiran 2
Tabulasi Audit Fee
Lampiran 3
Tabulasi Ukuran Perusahaan
Lampiran 4
Tabulasi Kompleksitas Perusahaan
Lampiran 5
Tabulasi Model Altman
Lampiran 6
Tabulasi Hasil Model Altman
Lampiran 7
Tabulasi Profitabilitas Perusahaan
Lampiran 8
Tabulasi Audit Tenure
Lampiran 9
Tabulasi Ukuran Auditor
Lampiran 10
Frekuensi Variabel Resiko Perusahaan
Lampiran 11
Tabel Frekuensi Variabel Audit Tenure
Lampiran 12
Tabel Frekuensi Variabel Ukuran Auditor
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Menurut Kieso, et al (2007) karakteristik akuntansi adalah pengidentifikasian, pengukuran dan pengomunikasian informasi keuangan tentang entitas ekonomi kepada pihak yang berkepentingan. Akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun pihak eksternal. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna bagi investor serta kreditor saat ini atau potensial dan para pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan serupa secara rasional. Informasi dalam laporan keuangan juga dapat membantu investor serta kreditor saat ini atau potensial dan para pemakai lainnya dalam menilai jumlah, penetapan waktu dan ketidakpastian penerimaan kas prospektif dari deviden atau bunga dari hasil penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Tujuan pelaporan keuangan yang terakhir adalah untuk menggambarkan sumber daya ekonomi dan sebuah perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahannya.
2
Jasa auditor eksternal tidak dapat dihindari oleh seluruh perusahaan terutama perusahaan yang sudah go public dalam penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diatur dalam Peraturan Ketua Bapepam dan LK No X.K.2 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala emiten dan perusahaan publik, bahwa dengan jelas setiap perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek wajib melaporkan Laporan Keuangan Perusahaan paling lambat bulan ketiga setelah tanggal Laporan Keuangan Tahunan yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Laporan Posisi Keuangan awal periode komparatif dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Keuangan yang disampaikan ke Bapepam LK wajib disertai surat keterangan dari akuntan (auditor eksternal) dalam rangka audit. Dalam konteks hubungan auditor eksternal dengan perusahaan terdapat kepentingan yang berbeda dari segi biaya jasa yang dibebankan kepada perusahaan. Menurut Ramzy (1988) perusahaan menginginkan bahwa laporan keuangannya diaudit dan penentuan biaya dapat rasional, sedangkan auditor harus memberikan jasa audit kepada perusahaan dan menetapkan audit fee yang dapat memenuhi kebutuhankebutuhan selama proses audit berlangsung sampai selesai.
Permasalahan penentuan audit ini pertama kali muncul pada tahun 1981 dimana banyak perusahaan yang merasa keberatan dengan penentuan tarif audit yang ditetapkan auditor selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 1981 kenaikan audit fee pertahun mencapai 24% yang dialami oleh seluruh jenis perusahaan, lebih mengejutkan setelah survey yang dilakukan oleh Crew (1985) dalam Ramzy (1998) terhadap 12.000 perusahaan di Inggris dimana
3
diantaranya terdapat 7.176 perusahaan manufaktur dan terbukti bahwa setiap tahun audit fee yang dibayarkan oleh perusahaan manufaktur meningkat 56 % dibandingkan perusahaan dagang dan jasa. Pemerintah Inggris-pun saat itu mengambil kebijakan bahwa penentuan audit fee dilakukan saat rapat umum pemegang saham.
Penentuan audit fee di Indonesia telah diatur oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dengan mengeluarkan Surat Keputusan Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia Nomor: KEP.024/IAPI/VII/2008. Isi surat keputusan tersebut memberikan panduan bahwa audit fee ditentutan berdasarkan pertimbangan: a. Kebutuhan perusahaan b. Tugas dan Tanggung jawab menurut hukum (statutory duties) c. Independensi d. Tingkat keahlian, Tanggung jawab yang melekat pada pekerjaan, serta kompleksitas pekerjaan e. Banyaknya waktu yang diperlukan f. Basis penetapan fee yang disepakati. Surat keputusan di atas dapat dijadikan acuan bagi kantor akuntan publik di Indonesia untuk menentukan audit fee. Dari permasalahan di atas peneliti ingin membuktikan apakah faktor-faktor yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia cukup dijadikan dasar dalam penentuan audit fee. Pengujian dalam penelitian ini akan mengajukan beberapa faktor lain diluar surat keputusan diatas.
4
Berdasarkan penelitian sebelumnya, beberapa variabel yang sering diuji pengaruhnya terhadap audit fee adalah ukuran perusahaan. Penelitian Khikia (2015) dan Baldacchino et al (2014) menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap besaran audit fee yang harus dibayar oleh perusahaan. Ukuran perusahaan mempengaruhi besaran audit fee karena semakin besar perusahaan yang diaudit, maka semakin banyak pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor sehingga akan menambah jumlah jam kerja pemeriksaan. Pada akhirnya biaya yang dikenakan akan semakin besar. Variabel berikutnya adalah kompleksitas perusahaan dimana hasil penelitian Khikia (2015) dan Urhoghide dan Izedomi (2015) menunjukkan hubungan yang positif. Kompleksitas perusahaan mempengaruhi besaran audit fee karena kompleksitas menunjukkan tingkat kesulitan pemeriksaan yang dilakukan. Tingkat kerumitan pemeriksaan inilah yang menjadi penyebab besarnya audit fee yang dikenakan kepada perusahaan. Resiko perusahaan juga seringkali diuji pengaruhnya terdadap audit fee, seperti Penelitian Simunic (1980) menunjukkan hasil yang positif. Ketika melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan yang memiliki resiko keuangan, maka auditor akan sangat berhati-hati dan menambah jumlah pemeriksaan yang dilakukan agar opini yang diberikan sesuai dengan kondisi perusahaan. Dengan adanya resiko inilah auditor membebankan audit fee yang lebih besar. Penelitian Kikhia (2015), Baldacchino et al (2014) serta Urhoghide dan Izedomi (2015) menunjukkan pengaruh yang positif profitabilitas terhadap audit fee. Pemeriksaan yang sangat cermat harus dilakukan oleh auditor terhadap laba yang tinggi di perusahaan karena rentan terhadap kecurangan,
5
manipulasi dan salah saji. Oleh karenanya tingginya profitabilitas perusahaan akan memicu pembebanan audit fee yang tinggi pula. Audit Tenure diuji dalam penelitian Urhoghide dan Izedomi (2015) dan menunjukkan hasil positif walaupun penelitian Khikia menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap penentuan audit fee. Audit Tenure mempengaruhi audit fee karena jika perusaahaan menggunakan KAP yang baru maka akan dilakukan pemeriksaan dan mengenali terlebih dahulu karakteristik perusahaan. Sehingga pada akhirnya dibutuhkan tambahan waktu dalam pemeriksaan perusahaan. Variabel Ukuran auditor juga banyak diuji di berbagai penelitian, seperti dalam Khikia (2015), Urhoghide dan Izedomi (2015), Ulhaq dan Leghari (2015) menunjukkan pengaruh positif terhadap audit fee. Ukuran auditor mempengaruhi audit fee karena berkaitan dengan reputasi dan pengalaman yang dimiliki oleh KAP dalam memeriksa laporan keuangan perusahaan.
Penelitian ini dimodifikasi dari penelitian Kikhia (2015) yang berjudul: Determination of Audit Fee: Evidence from Jordan yang membagi faktorfaktor audit fee menjadi dua kriteria. Kriteria pertama adalah karakter perusahaan yang terdiri dari Ukuran perusahaan , Kompleksitas perusahaan, Resiko perusahaan dan Profitabilitas perusahaan. Kriteria yang kedua adalah karakter Auditor yang terdiri dari audit tenure dan Ukuran Auditor. Peneliti memilih menggunakan sektor manufaktur karena lebih banyak yang mengungkapan audit fee dibandingkan sektor lainnya. Selanjutnya, penelitian dilakukan di Indonesia untuk menguji hasil pada subjek yang berbeda dari
6
sebelumnya di Yordania. Serta Penyempurnaan periode pelaporan menjadi 2010-2014 dari penelitian sebelumnya tahun 2010-2012. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengambil judul “Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Penentuan Audit Fee (Studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014)”.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah terdiri dari: a. Apakah karakteristik perusahaan (ukuran, kompleksitas , resiko dan profitabilitas perusahaan) berpengaruh positif terhadap audit fee? b. Apakah karakteristik auditor (audit tenure dan ukuran auditor) berpengaruh positif terhadap audit fee?
1.2.2 Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah di atas peneliti membatasi pada halhal tertentu yakni untuk menganalisis faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan, resiko perusahaan, profitabilitas perusahaan, audit tenure dan ukuran auditor yang disebut variabel independen berpengaruh terhadap penentuan audit fee yang disebut variabel dependen. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2014.
7
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk membuktikan: a. Karakteristik perusahaan (ukuran, kompleksitas, resiko dan profitabilitas perusahaan) berpengaruh positif terhadap audit fee. b. Karakteristik auditor (audit tenure dan ukuran auditor) berpengaruh positif terhadap audit fee. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahun akuntansi terutama ilmu yang berkaitan dengan audit fee. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat mengkonfirmasi dan dijadikan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini dapat rujukan dalam analisa ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan, resiko perusahaan, profitabilitas perusahaan, audit tenure dan ukuran auditor berpengaruh terhadap penentuan audit fee yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam estimasi audit fee sebelum perikatan audit.
Penelitian dapat menunjang bukti untuk mengetahui perkembangan akuntansi dari tahun ke tahun mengenai pengaruh ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan, resiko perusahaan, profitabilitas perusahaan, audit tenure dan ukuran auditor terhadap audit fee.
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori Agensi pertama kali dikemukakan oleh Jensen dan Meckling tahun 1976 yang menyatakan teori agensi adalah hubungan kontraktual antara pihak pemilik modal (principal) dengan pihak lain (agent) untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan atas nama pemilik modal. Hubungan kontraktual tersebut menyatakan bahwa principal menyerahkan kewenangan pengambilan keputusan kepada agen. Permasalahan agensi muncul karena kurangnya kepercayaan principal kepada agen akibat informasi yang asimetris serta perbedaan motif kedua belah pihak. Godfrey, et al (2010) menjelaskan perbedaan kepentingan principal dan agent akhirnya memicu timbulnya agency cost. Salah satu contoh agency cost adalah biaya monitoring yang digunakan untuk mengukur, mengobservasi dan mengontrol perilaku agen. Audit fee adalah contoh biaya monitoring. Terdapat dua fungsi utama audit yakni mendeteksi ketidakpatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku dan membatasi
9
praktek discretionary accounting oleh agen (Ng, 1978). Sejalan dengan teori ini Watts dan Zimmerman (1990) menjelaskan bahwa audit yang efisien ketika auditor kompeten dan independen. Salah satu karakteristik auditor yang independen adalah penentuan audit fee yang tepat saat melakukan perikatan dengan kliennya. 2.1.2. Audit Fee Model Audit Fee Model pertama kali dikenalkan oleh Simunic (1980) dan dikembangkan oleh Ramzy (1988) di mana model ini mengklasifikasikan faktor audit fee menurut karakteristik perusahaan, karakteristik auditor dan faktor umum. Gambar 2.1 Audit Fee Model Faktor yang mempengaruhi audit fee
Faktor Terkait Auditor
Faktor Terkait Perusahaan
Faktor Umum
a. Faktor Terkait Auditor Jumlah staf yang terlibat dalam proses audit, pengetahuan, pengalaman, dan keahlian yang dimiliki auditor, fasilitas yang digunakan dari perusahaan auditor dan juga reputasi auditor dapat dijadikan penentu audit fee.
10
b. Faktor Terkait Perusahaan Ukuran perusahaan , jenis bisnis, kualitas sistem pengendalian internal perusahaan, nilai jasa yang diminta perusahaan, kemampuan membayar perusahaan (solvabilitas), periode akhir pembukuan dan reputasi perusahaan merupakan penentuan audit fee.
c. Faktor-Faktor Umum Kondisi pasar jasa audit, inflasi dan peraturan pemerintah dapat berpengaruh terhadap penentuan audit fee dalam konteks ini. Berdasarkan Audit Fee Model di atas pembagian faktor-faktor penentu audit fee akan dilakukan berdasarkan karakteristik auditor dan karakteristik perusahaan. Faktor terkait auditor terdiri dari audit tenure dan ukuran auditor. Sedangkan faktor terkait perusahaan terdiri dari ukuran, kompleksitas, resiko, dan profitabilitas perusahaan.
2.1.3 Audit Fee Amba dan Alhajeri (2015) mendefinisikan audit fee adalah biaya yang akan di bayar oleh perusahaan kepada auditor eksternal terkait pekerjaan audit dan assurance services. Menurut Agoes (2011) Besaran audit fee dapat bervariasi tergantung antara lain risiko penugasan, kompleksitas penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan professional lainnya.
11
2.1.4 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan pertimbangan terpenting dalam penentuan audit fee Kikhia (2015). Semakin banyak waktu yang dibutuhkan terkait objek yang harus diperika lebih banyak akan menjadi penentu utama dalam penetapan audit fee. Menurut model penentu audit fee yang dikemukakan oleh Ramzy (1988) dinyatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan faktor yang paling dominan dalam penentuan audit fee. Model tersebut juga mengemukakan ukuran perusahaan digolongkan dalam faktor penentu yang mempengaruhi penentuan audit fee secara langsung, hal ini karena sifat dari ukuran perusahaan terhadap pekerjaan audit adalah semakin besar perusahaan, akan menambah jumlah jam kerja yang dibutuhkan dalam penyelesaian proses audt.
2.1.5 Kompleksitas Perusahaan Kompleksitas perusahaan merupakan faktor lain yang mempengaruhi lamanya waktu yang digunakan selama pelaksanaan audit, karena syaratsyarat audit tersebut akan dipengaruhi oleh tingkat kompleksitas perikatan audit. Oleh karenanya perusahaan dengan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi akan dikenakan fee yang lebih tinggi (Simunic, 1980). Dalam model penentuan audit fee Ramzy (1988), dikemukakan bahwa kompleksitas perusahaan dapat mempengaruhi penentuan audit fee secara langsung. Semakin tinggi tingkat kompleksitas perusahaan, maka akan semakin besar usaha yang harus dilakukan oleh auditor dalam memeriksa laporan
12
keuangan demi mendapatkan opini audit. 2.1.6 Resiko Perusahaan Tingkat resiko dalam pelaksaan audit dapat dipertimbangkan dalam penentuan audit fee, karena hal itu berkaitan dengan tanggung jawab auditor. Lebih tinggi resiko dalam pelaksanaan audit berarti lebih besar tanggung jawab yang mana merupakan suatu hal yang wajar agar ditetapkan lebih tinggi audit fee. Penelitian Sun and Liu (2011) dalam Kikhia 2015, menunjukan hasil bahwa semakin tinggi resiko audit maka akan menuntut dilakukannya usaha yang lebih besar dalam melakukan pengujian, dan penerapan prosedur yang lebih efektif.
2.1.7 Profitabilitas Perusahaan Perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi akan membayar lebih banyak audit fee kepada auditor eksternal untuk melihat bukti bahwa lebih tinggi laba maka dituntut keakuratan tes yang dilakukan untuk mengidentifikasi pendapatan dan beban, sehingga pelaksanaan audit membutuhkan waktu yang lebih banyak . (Baldacchino et al, 2014) 2.1.8 Audit Tenure Belen et al, (2014) dalam Kikhia (2015) penelitiannya menunjukkan audit tenure berpengaruh terhadap opini audit dimana jika perusahaan memutuskan untuk melakukan pergantian perikatan dengan KAP diyakini dapat dikenakan audit fee yang lebih besar dikarenakan KAP baru akan
13
berusaha untuk mengenal jenis dan karakteristik perusahaan yang membutuhkan tambahan jam kerja dibandingkan jika tetap pada KAP yang telah mengaudit tahun lalu. Bedard and Johnstone (2010) dalam Kikhia (2015) menguji bahwa terdapat hubungan antara audit tenure, perencanaan audit dan audit fee. 2.2.9 Ukuran Auditor Baldacchino et al, 2014 menunjukkan adanya hubungan antara ukuran auditor dengan audit fee yang ditetapkan studi di Lebanon. Pada umumnya skala besar kecilnya dari Big Four dan Non-Big Four. Penelitian ini menunjukkan bahwa Auditor Big Four menguasai kebutuhan akan jasa audit pada perusahaan besar karena reputasinya. Sehingga audit fee KAP Big Four lebih tinggi dari pada auditor Non-Big Four.
14
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Hassan Yahia
Determinants of Audit
Ukuran perusahaan, Tingkat
Kikhia (2015)
Fees: Evidence from
profitabilitas, Ukuran auditor,
Jordan
Kompleksitas perusahaan dan Jenis Industri secara signifikan berpengaruh positive terhadap penentuan audit fee, sedangkan resiko perusahaan signifikan berpengaruh negatif dan Audit Tenure tidak signifikan berpengaruh terhadap penentuan audit fee.
Raymond
Analisis Faktor-Faktor Ukuran perusahaan perusahaan,
Immanuel
yang mempengaruhi
Jumlah Anak perusahaan, Ukuran
(2014)
Penetapan Audit Fee
KAP berpengaruh signifikan
(Studi Empirik
terhadap Penentuan Audit fee
Perusahan Manufaktur sedangkan Kepemilikan dan yang Listing BEI
Earnings management tidak
Tahun 2011-2013)
berpengaruh signifikan terhadap penentuan audit fee.
15
Baldacchino et
Factors Influencing
Ukuran perusahaan, Kompleksitas ,
al (2014)
External Audit Fees in
Profitabilitas, Ukuran Auditor
Malta
menunjukkan hubungan yang positif terhadap penenuan Audit Fee. Sedangkan Hubungan negatif antara variabel Resiko perusahaan dan Audit Report Lag terhadap Audit Fee.
Urhoghide dan
An Empirical
Hubungan positif ditunjukkan oleh
Izedonmi
Investigation of Audit
variabel Ukuran perusahaan,
( 2015)
Fee Determinants in
Profitabilitas, Kompleksitas,
Nigeria
Industri, Tipe Auditor, International link, GCG terhadap Audit Fee. Hubungan negatif antara Tenure dengan Audit Fee. Sedangkan tahun buku akuntansi tidak mempengaruhi Audit Fee.
16
Ulhaq dan
Determinants of Audit
Ukuran perusahaan, Kompleksitas,
Leghari (2015)
Fee in Pakistan
Ukuran Auditor terbukti secara empiris mempengaruhi Audit Fee. Sedangkan Resiko perusahaan dan Audit Fee memiliki hubungan negatif.
Ramzy, 1988
Determinants of Audit
Pengaruh positif variabel Ukuran
Fee, An Analitycal
perusahaan dan Kompleksitas
Study
terhadap Audit Fee.
Shammari et al
Determinats of Audit
Ukuran perusahaan dan
(2008)
Fee in Kuwait
Kompleksitas terbukti mempengaruhi penentuan Audit Fee. Sedangkan Resiko perusahaan, Profitabilitas, Jenis Industri dan Ukuran Auditor tidak mempengaruhi penentuan Audit Fee.
17
2.3 Kerangka Pemikiran Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Ukuran perusahaan (X1)
H1 (+)
Kompleksitas perusahaan (X2)
H2 (+)
Resiko perusahaan (X3)
H3 (+)
Audit Fee (Y) Profitabilitas perusahaan (X4)
H4 (+)
Audit Tenure (X5)
H5 (+)
Ukuran Auditor (X6)
H6 (+)
18
2.4 Pengembangan Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis penelitian ini terdiri dari: 2.4.1 Karakteristik Perusahaan 2.4.1.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Fee Penelitian terdahulu seperti Simunic (1980), Kikhia (2015), Ramzy (1988), Baldacchino et al, (2014) dan Urhoghide dan Izedonmi (2015) menunjukkan bahwa Ukuran perusahaan menjadi faktor utama dalam penentua Audit Fee Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin banyak pemeriksaan yang akan dilakukan oleh auditor untuk memastikan tidak ada salah saji yang material dalam laporan keuangan perusahaan. Jika semakin banyaknya pemeriksaan yang dilakukan maka jika jam kerja yang diperlukan akan semakin banyak. Pertambahan jam kerja inilah yang akan mengakibatkan pembebanan audit fee yang semakin besar kepada perusahaan. Maka, dalam penelitian ini terdapat hipotesis: H1= Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit fee
2.4.1.2 Pengaruh Kompleksitas Perusahaan Terhadap Audit Fee Terdapat perbedaan hasil mengenai pengaruh kompleksitas perusahaan terhadap penentuan Audit Fee, Hubungan positif ditunjukkan pada penelitian Baldacchino et al (2014), Basiodis and fifi (2004), Ramzy (1988) dan Shammari et al (2008). Namun Firth (1985) dalam Hammari (2008) dinyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara kompleksitas perusahaan dengan Audit Fee.
19
Peneliti mengambil variabel kompleksitas perusahaan disebabkan hubungan pekerjaan audit terhadap tingkat kesulitan dan kerumitan yang dihadapi setiap auditor dalam pemeriksaan tidak terelakkan. Salah satu pengukuran kompleksitas yang paling umum digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah berdasarkan besarnya piutang dan persediaan. Diyakini bahwa dengan besarnya piutang dan persediaan perusaahan menunjukkan semakin kompleks dan rumit pemeriksaan yang dihadapi auditor. Kerumitan tersebut dilihat dari banyaknya prosedur yang harus dilakukan untuk memeriksa kewajaran piutang dan persediaan. Selain itu juga kompleksnya piutang dan persediaan karena piutang adanya peluang bahwa piutang tersebut tidak dapat ditagih dan begitupun persediaan yang memiliki peluang tidak terjual maupun rusak. Semakin banyaknya pemeriksaan yang harus dilakukan tersebut memicu audit fee yang semakin besar. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mengajukan hipotesis: H2= Kompleksitas perusahaan berpengaruh positif terhadap audit fee
2.4.1.3 Pengaruh Resiko Perusahaan Terhadap Audit Fee Perbedaan hasil ditunjukkan tentang pengaruh resiko perusahaan dengan audit fee. Dalam penelitian Francis and Stokes (1986) dalam Shammari et al (2008) menunjukkan pengaruh positif resiko perusahaan akan mempengaruhi perusahaan. Sedangkan dalam penelitian Kikhia (2015) pengaruh resiko perusahaan negatif, bahkan dalam penelitian Shammari et al (2008) menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap audit fee.
20
Variabel resiko diyakini memiliki pengaruh terhadap penentuan audit fee, hal ini karena ketika auditor menghadapi perusahaan yang memiliki resiko keuangan akan berhati-hati dalam melakukan pemeriksaan sampai hasil akhir pada pemberian opini audit. Hasil audit ini juga akan mempengaruhi pembuatan keputusan beberapa pihak yang membutuhkan analisa mendalam. Ketika diketahui perusahaan memiliki resiko keuangan yang tinggi, maka auditor akan sangat berhati-hati atau bahkan menambah pemeriksaan untuk menghasilkan hasil yang akurat. Dengan bertambahnya pemeriksaan ini, tentunya akan menambah jumlah jam kerja auditor yang kemudian akan mempengaruhi audit fee.. Oleh karenanya, peneliti mengajukan hipotesis ketiga sebagai berikut: H3= Resiko perusahaan berpengaruh positif terhadap audit fee
2.4.1.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Fee Terdapat perbedaan hasil pada beberapa penelitian mengenai variabel ini, pada penelitan kikhia (2015), Baldacchino et al (2014), Basiodis dan fifi (2004) dan Urhoghide dan Izedonmi (2015) menunjukkan pengaruh positif terhadap audit fee. Sedangkan penelitian Simunic (1980) dan Shammari et al (2008) hasilnya tidak ada pengaruh.
Profitabilitas merupakan faktor penting terhadap penentuan audit fee yang dibebankan kepada perusahaan. Masalahnya profitablitas merupakan unsur yang sangat rentan terjadinya salah saji maupun kecurangan. Motif
21
perusahaan pada umumnya adalah menunjukkan kinerja keuangan yang baik dalam menghasilkan laba demi tujuan untuk menarik investor. Berangkat dari kondisi tersebut pemeriksaan yang cermat harus dilakukan terhadap perusahaan yang melaporkan laba tinggi bahkan perlu dilakukan pemeriksaan tambahan untuk melacak jika terdapat salah saji dan kecurangan. Hal inilah yang melatarbelakangi beberapa penelitian sebelumnya menggunakan profitabilitas sebagai varibelnya. Perbedaan hasil inilah yang membuat peneliti ingin mengambil profitabilitas sebagai variabel dan menyusun hipotesis sebagai berikut: H4= Profitabilitas berpengaruh positif terhadap audit fee
2.4.2 Karakteristik Auditor 2.4.2.1 Pengaruh Audit Tenure Terhadap Audit Fee Dalam penelitian Urhoghige dan Izedonmi (2015) menunjukkan pengaruh yang positif pengaruh tenure terhadap penentuan audit fee. Sedangkan penelitian lain seperti Simunic (1980) dan Kikhia (2015) menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan.
Pergantian Auditor dapat mengakibatkan perusahaan harus membayar audit fee yang lebih tinggi dibanding jika tidak melakukan pergantian auditor. Biaya yang lebih tinggi ini terjadi akibat auditor harus mengenali terlebih dahulu karakteristik perusahaan yang baru saja ditanganinya. Hal ini akan membutuhkan tambahan waktu untuk melewati tahap tersebut. Jika tidak melakukan pergantian auditor, maka tidak diperlukan adanya tambahan waktu
22
dalam pengenalan awal perusahaan dan tambahan biaya tidak diperlukan. Hasil yang berbeda di beberapa penelitian memotivasi peneliti ingin menguji pengaruh variabel ini.. Dari latar belakang di atas, peneliti mengaukan hipotesis: H5= Audit tenure berpengaruh positif terhadap audit fee
2.4.2.2 Pengaruh Ukuran Auditor Terhadap Audit Fee Penelitian sebelumnya juga hasilnya berbeda terkait variabel ini, dalam penelitian Kikhia (2015), Ulhaq dan Leghari (2015), Urhoghide dan Izedonmi (2015) dan Baldacchino et al (2014) menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap penentuan audit fee. Sedangkan dalam penelitian Simunic (1980) hubungan ukuran auditor dan audit fee adalah negatif, dalam penelitian Titshabona (2014) dan Shammari et al (2008) hasilnya tidak signifikan.
Ukuran Auditor banyak diteliti khususnya dikaitkan dengan reputasi auditor tenama yakni Big Four. Semakin besar Ukuran auditor perusahaan, maka audit fee yang harus dibayarkan oleh perusahaan akan lebih tinggi. Hal ini karena reputasi yang baik selama ini. Oleh karena itu peneliti ingin mengajukan hipotesis: H6= Ukuran auditor berpengaruh positif terhadap audit fee
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah audit fee, sedangkan Variabel Independen dalam penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan, resiko perusahaan, profitabilitas perusahaan, audit tenure dan ukuran auditor.
3.1.2 Definisi Operasional 3.1.2.1 Audit Fee Pengakuan audit fee di Indonesia masih bersifat suka rela untuk dilaporkan dalam laporan keuangan dan peneliti akan menggunakan proksi jumlah audit fee yang diungkapkan pada laporan tahunan perusahaan. Selanjutnya audit fee akan dilambangkan AUFEE sesuai dengan penelitian Kusharyanti (2012) pengukuran variabel ini adalah sebagai berikut: AUFEE = Ln Audit Fee
Sumber: Kusharyanti 2012. Vol 16. No 1 Hal 147-160
24
3.1.2.2 Ukuran Perusahaan Dalam penelitian ini ukuran perusahaan ditinjau berdasarkan total aset perusahaan. Ukuran perusahaan menurut Kikhia (2015) dapat diukur melalui total aset. Alasan penetapan fee yang lebih besar terhadap perusahaan besar karena ketika mengaudit laporan keuangannya terdapat lebih besar nilai aset perusahaan sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan ketika mengaudit perusahaan skala kecil. Ukuran perusahaan selanjutnya dilambangkan dengan ASST. penelitian ini, proxi variabel ukuran perusahaan menggunakan rumus berikut: ASST = Ln Total Aset
Sumber: Khikia 2015. Vol 1 No 1 Hal 42-53
3.1.2.3 Kompleksitas Perusahaan Variabel kompleksitas perusahaan berdasarkan penelitian Basidous dan fifi (2004) dan Kikhia (2015). Kompleksitas perusahaan akan dilambangkan KOMP. Maka dalam penelitian ini kompleksitas perusahaan menggunakan proxi perbandingan jumlah piutang dan persediaan dengan total aset dengan ketentuan sebagai berikut: KOMP = Jumlah Piutang + Persediaan Total Aset Sumber: Khikia 2015. Vol 1 No 1 Hal 42-53
25
3.1.2.4 Resiko Perusahaan Resiko perusahaan akan diukur berdasarkan model kebangkrutan Altman (1968) dengan rumus berikut:
Z= 0,012X1 + 0,014X2 + 0,33X3 + 0,006X4 + 0,999X5 Keterangan: X1= Working Capital/Total asset X2= Retained Earning/Total Asset X3=Earning Before Interest and Tax / Total asset X4= Market Value Equity / Book Value of Total Debt X5= Sales/Total Sales Z=Overall index
Hasil Model: Jika nilai model > 2,99 maka berarti kondisi perusahaan sangat baik. Jika nilai model antara 1,81 dan 2,99 maka perusahaan mengalami kesulitan keuangan namun masih dapat diselamatkan. Sedangkan jika nilainya <1,81, maka peusahaan diprediksi akan bangkrut. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut: RISK= Z > 2,99 akan diberikan nilai 1 1,81
26
3.1.2.5 Profitabilitas Perusahaan Profitabilitas akan diukur berdasarkan rasio likuiditas di laporan keuangan perusahaan. Profitabilitas akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setiap periode akuntansi. Auditor juga harus memastikan bahwa profitabilitas perusahaan sudah tepat. Semakin besar profit perusahaan, maka auditor juga harus semakin teliti memeriksa akunakun terkait laba perusahaan. Seperti pada penelitian Kikhia (2015) proxi profitabilitas akan menggunaka rasio Return on Asset. Selanjutnya Profitabilitas akan dilambangkan PROFIT. PROFIT = Laba Bersih Sebelum Pajak Total Aset Sumber: Arens dkk. 2006.Auditing dan Jasa Assurance
3.1.2.6 Audit Tenure Variabel audit tenure didasarkan pada penelitian Kikhia (2015) dimana ketika perusahaan mengalami pergantian auditor, maka sang auditor akan memulai mengenali karakteristik perusahaan yang mengakibatkan pemeriksaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pemeriksaan jika dilakukan oleh auditor yang pernah memeriksa perusahaan tersebut. Hal inilah yang manjadi alasan ketika mengalami pergantian auditor, maka perusahaan dibebankan biaya yang lebih tinggi dibandingkan jika tidak melakukan pergantian auditor. Selanjutnya audit tenure akan dilambangkan dengan TENURE. Variabel audit tenure dalam penelitian ini menggunakan proxi dummy dengan ketentuan sebagai berikut:
27
TENURE= Variabel Dummy 0=Tidak melakukan pergantian auditor 1=melakukan pergantian auditor Sumber: Khikia 2015. Vol 1 No 1 Hal 42-53 3.1.2.7 Ukuran Auditor Ukuran auditor akan diukur melalui penggolongan auditor ke dalam big four atau bukan. Ukuran auditor akan dilambangkan dengan BIGFOUR. Sesuai sengan penelitian Kikhia (2015) ukuran auditor menngunakan proxi dummy dengan ketentuan sebagai berikut: BIGFOUR= Variabel Dummy 0=Selain Big Four 1=Big Four Sumber: Khikia 2015. Vol 1 No 1 Hal 42-53 3.2 Sampel dan Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. Sampel dipilih dengan metode purposive judgement sampling seperti penelitian Immanuel (2014) dengan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014 dan mengungkapkan audit fee. 2. Tidak mengalami delisting selama periode pengamatan dan perusahaan menyajikan laporan keuangan secara berkelanjutan selama periode penelitian. 3. Data yang dibutuhkan tersedia dalam laporan keuangan perusahaan
28
tersebut. 4. Menyertakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen pada tahun 2010-2014. 5. Jika laporan keuangan dilaporkan dalam mata uang asing, maka akan ditranslasikan menggunakan kurs tengah BI tahun tersebut.
3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan seluruh data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.4 Metode Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan mempelajari data-data yang diperoleh dari sumber data sekunder, kemudian dilanjutkan dengan pencatatan dan penghitungan. Data-data tersebut diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia.
3.5 Metode Analisis 3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif didasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan selanjutnya dianalisis. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian yaitu ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan, resiko perusahaan, profitabilitas perusahaan, opini audit tahun lalu, audit tenure, ukuran auditor, dan audit fee.
29
3.5.2 Uji Asumsi Klasik 3.5.2.1 Uji Normalitas Data Menurut Ghozali (2013) Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Beberapa uji normalitas, yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual atau dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. 1. Metode Grafik : Melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual tersebut telah normal. 2. Metode uji One Sample Kolmogorov-Smirnov : Digunakan untuk mengetahui distribusi data, apakah mengikuti distribusi normal, poission, uniform, atau exponential. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah distribusi residual terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. 3.5.2.2 Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2013), dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas, dapat juga digunakan cara lain, yaitu dengan: 1. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik (a).
30
2. Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan buku kuadrat. Nilai tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF) ditentukan sebagai berikut: 1. Besar nilai tolerance (a) : a = 0,1 2. Besar nilai variance inflation factor (VIF) : VIF = 10 Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika a hitung < 0,1 dan VIF hitung > 10. Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika a hitung > 0,1 dan VIF < 10 3.5.2.3 Uji Autokorelasi Ghozali (2013) menjelaskan bahwa Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu dan tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW test) sebagai berikut: 1. 0< d < dl maka ditolak, karena tidak ada autokorelasi positif 2. dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada keputusan artinya Tidak ada autokorelasi positif 3. 4- dl < d < 4, maka ditolak karena tidak ada autokorelasi negatif. 4. 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, maka tidak ada keputusan karena tidak ada autokorelasi negatif. 5. du < d < 4 – du, maka diterima, artinya tidak ada autokorelasi positif maupun negatif .
31
Maka hasil uji autokorelasi harus memenuhi kriteria kelima agar dapat dinyatakan bahwa model bebas dari autokorelasi positif maupun negatif. 3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas Dalam persamaan regresi linier berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama, disebut terjadi homoskedastisitas, dan jika variansnya tidak sama berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi – Y riil). Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur. Sedangkan heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur, baik menyempit, melebar maupun bergelombang. 3.5.3 Uji Hipotesis 3.5.3.1 Regresi Berganda Uji Regresi berganda digunakan karena variabel independen dalam penelitian ini lebih dari satu dan tujuannya untuk mengetahui pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan
32
Yamin dan Kurniawan (2009) uji regresi berganda akan menggunakan rumus sebagai berikut: AUFEE = α + +β1 ( lnASST) + β2 (KOMP) + β3 (RISK) + β4 (PROFIT) + β5 (OPINI)+β6 (KAP)+β7 (BIGFOUR)+ε Keterangan: AUFEE
= Audit Fee
β1
=Koefisien
lnASST
= Ukuran perusahaan
KOMP
= Kompleksitas perusahaan
RISK
= Resiko perusahaan
PROFIT
= Profitabilitas
OPINI
=Opini Audit Tahun Lalu
TENURE = Audit Tenure BIGFOUR = Ukuran Auditor ε
= Error
3.5.3.2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu . Jika nilai R mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013).
33
3.5.3.3 Uji Kelayakan Model Regresi Untuk menguji kelayakan model regresi digunakan statistik F dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel serta membandingkan nilai signifikansi. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Model regresi dinyatakan layak jika nilai signifikansi ≤ 0,05, jika sebaliknya maka model regresi dinyatakan tidak layak (Ghozali, 2013). 3.5.3.4 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis ini menguji pengaruh masing-masing variabel ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan, resiko perusahaan, profitabilitas perusahaan, audit tenure dan ukuran auditor, secara individu terhadap audit fee menggunakan uji signifikan parameter individual (uji t). Unji statistik t dilakukan dengan membandingkan nilai statistik t dengan nilai t menurut tabel. Apabila nilai t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t menurut tabel, maka kita menerima hipotesis yang menyatakan bahwa setiap variabel – variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen. Signifikansi setiap variabel independen harus ≤ 0,05. Jika nilai signifikansi variabel ≤ 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansinya ≥ 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh karakteristik perusahaan (ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan, resiko perusahaan dan profitabilitas perusahaan) dan karakteristik auditor (audit tenure dan ukuran auditor) terhadap audit fee. Hasil pengujian menunjukkan ukuran dan profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit fee. Hal ini karena kedua variabel akan mengharuskan auditor untuk melakukan prosedur pemeriksaan yang mendalam sehingga menambah jam kerja pemeriksaan dan akhirnya pembebanan audit fee meningkat. Sedangkan variabel kompleksitas perusahaan terbukti tidak berpengaruh karena seharusnya pengukurannya seharusnya berdasarkan resiko inheren. Resiko perusahaan terbukti tidak signifikan karena yang lebih berpengaruh adalah berdasarkan resiko audit. Audit tenure yang terbukti tidak berpengaruh signifikan karena peraturan rotasi Bapepam LK yang sangat dimanfaat oleh perusahaan sehingga pergatian KAP dilakukan setelah jatuh tempo. Namun Hasil signifikan pada variabel ukuran auditor yang berarti bahwa KAP yang berafiliasi dengan Big Four membebankan audit fee yang
56
lebih tinggi. Reputasi yang baik merupakan penyebab KAP yang berafiliasi dengan Big Four membebankan audit fee yang lebih tinggi. 5.2
Keterbatasan dan Saran Penelitian 5.2.1 Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur. 2. Sampel pada penelitian masih terbatas karena masih banyak perusahaan yang tidak melaporkan audit fee yang dibayarkan kepada auditor. 3. Peneliti hanya mengamati pada lima tahun periode dari 2010-2014. 4. Variabel yang diteliti hanya enam variabel yaitu ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan, resiko perusahaan, profitabilitas perusahaan, audit tenure dan ukuran auditor.
5.2.2
Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan Kantor Akuntan Publik sebagai objek penelitian sehingga hasil benar-benar mencerminkan dasar penentuan audit fee. 2. Menggunakan variabel resiko audit karena faktor ini adalah faktor utama dalam penentuan ruang lingkup audit dan audit fee. 3. Menggunakan KAP yang berafiliasi dengan asing dan KAP yang tidak berafiliasi dengan asing sebagai proksi untuk ukuran auditor sesuai dengan UU no 5 tahun 2011.
57
4. Menggunakan sampel perusahaan di sektor industri lain agar dapat menguji pengaruh faktor audit fee pada sektor industri lain. 5. Sampel yang digunakan pada penelitian selanjutnya diharapkan lebih banyak seiring perusahaan yang dewasa ini mulai sadar pentingnya melaporkan audit fee secara sukarela serta menambah jumlah tahun pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Salemba Empat: Jakarta. Altman, Edward I. 1968. Financial Ratio, Discriminant Analysis and The Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Financial. Volume 23 Nomor 4 Halaman 589-609 Amba, Sekhar Muni dan Al-Hajeri, Fatima Khalid.2015. Determinants of Audit Fees in Bahrain: An Empirical Study. Journal of Finance and Accountancy Halaman1-9. Ardianingsih, Arum. 2013. Hubungan Komite Audit dan Kompleksitas Usaha dengan Audit Fee. Jurnal Ekonomi dan Bisnnis. Volume 13 Nomor 02 Halaman 20-28. Arens, Alvin A., Elder, Randal J dan Beasly, Mark S. 2006. Auditing dan Jasa Assurance. Erlangga: Jakarta. Baldacchino, Peter J., Attard, Miriam and Cassar, Frank. 2014. Factors Influencing External Audit Fees in Malta. Bank of Valletta Review Nomor 48, Halaman 26-40. Basioudis, I. G. and F. Fifi. 2004. The Market for Professional Services in Indonesia. International Journal of Auditing Volume 8, Nomor 2, Halaman 153-164. Godfrey, Jayne., Hodgson, Allan., Tarca, Ann., Hamilton, Jane dan Holmes, Scott. 2010. Accounting Theory. John Wiley & Sons Australia: Milton. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Universitas Diponegoro: Semarang. Immanuel, Raymond. 2014. Analisi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fees (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013). Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Kikhia, Yahia. 2015. Determination of Audit Fees: Evidence from Jordan. Accounting and Finance Research Volume 1, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 42-53. Kieso, Donald., Weygant, Jerry J dan Warfield., Terry D. 2007. Akuntansi Intermediate. Erlangga: Jakarta. Kusharyanti. 2012. Analysis of The Factors Determining The Audit Fee. Journal of Economics, Business and Accountancy. Volume 16 Nomor 1 Halaman 147160. Ng, David S. 1978. An Information Analysis of Financial Reporting and External Auditing. The Accounting Review. Volume 53 Nomor 4 Halaman 910-920. Ramzy, Wafaa Abdel Magid. 1988. The Determination of Audit Fees an Analytical Study. Desertasi. Department of Accounting and Finance Watt University. Shammari, Bader Al-., Yaqout, Abdullah Al- and Hussaini , Ahmad Al-. 2008. Determinants of audit fees in Kuwait. Journal of Academy of Business and Economic. Volume 8 ,Issue 1. Simunic, Dan A. 1980. The Pricing of Audit Services: Theory and Evidence. Journal of Accounting Research Volume 18, No1, Halaman 161-180. Surat Keputusan Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia Nomor: KEP. 024/IAPI/VII/2008. Titshabona,Ncube.2014.The Determinants of External Audit Fees in Zimbabwe Listed Companies. International Journal of Management Sciences and Business Research volume 3, Issue 10, Halaman 86-91. UlHaq, Anwar dan Leghari ,Moazam Khan. 2015. Determinants of Audit Fee in Pakistan. Research Journal of Finance and Accounting Volume 6, Nomor9, Halaman 176-188. Urhoghide,Ruth O. dan Izedonmi, O. I. 2015. An Empirical Investigation of Audit Fee Determinants in Nigeria. International Journal of Business and Social Research Volume 5 ,Issue 8 ,Halaman 48-58. Watts Ross L. dan Zimmerman, Jerold L. (1990). Positive Accounting Theory: A Ten Years Perspective. The Accounting Review. Volume 65, No 1, Halaman 131-156 Yamin, Sofyan dan Kurniawan, Heri. 2019. SPSS Complete. Salemba Infotek: Jakarta.