ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK UMUM PEMERINTAH DI DENPASAR ABSTRAKSI Penerapan teknologi informasi dalam menunjang pengembangan perusahaan sangat penting bagi setiap perusahaan guna memperoleh ketepatan informasi yang dihasilkan. Seiring kemajuan teknologi informasi dan persaingan yang semakin kuat, bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian memaksimalkan penggunaan sistem informasi berbasis komputer dengan harapan dapat meningkatkan kinerja dan berguna dalam membantu operasionalnya. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, kemampuan formalisasi pengembangan sistem informasi, dan konflik pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, menganalisis kinerja sistem informasi akuntansi lebih tinggi dalam sebuah organisasi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan dibandingkan tidak diperkenalkan, dewan pengarah sistem informasi ada dibandingkan tidak ada, departemen informasi terpisah dan berdiri sendiri dibandingkan dengan organisasi yang departemen sistem informasinya berada di bawah departemen lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah bank-bank umum pemerintah di Denpasar yang telah menerapkan sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Data dikumpulkan dengan metode kuisioner, instrument penelitian diuji validitas dan reabilitas. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Uji t dan Uji Mann Whitney U Test. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa dari 60 responden dan sembilan variabel independen terdapat delapan faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Kinerja sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh faktor keterlibatan pemakai dengan hasil nilai t hitung = 3,344 dan nilai signifikan 0,002, kemampuan teknik personal dengan hasil nilai t hitung = 2,819 dan nilai signifikan sebesar 0,007, dukungan manajemen puncak dengan hasil nilai t hitung = 23,10 dan nilai signifikan sebesar 0,000, formalisasi pengembangan sistem informasi hasil nilai t hitung = -3,363 dengan tingkat signifikan sebesar 0,001, ada pengaruh yang signifikan antara konflik pemakai sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi hasil nilai t hitung -3,807 dan tingkat signifikan sebesar 0,00, program pelatihan dan pendidikan dengan hasil Mann-Whitney u test= 4,500 nilai signifikasi sebesar 0,000, keberadaan dewan pengarah dengan hasil nilai Mann Whitney sebesar 0,500 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000, lokasi dari departemen sistem informasi dengan hasil nilai uji Mann Whitney =10,500 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Sedangkan faktor ukuran organisasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
1
2
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank-Bank Umum Pemerintah di Denpasar”. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak prof. Dr. I Made Sukarsa, SE.,MS, selaku Rektor Universitas Warmadewa. 2. Bapak I Gusti Ngurah Sanjaya, SE.,Ak.,M.Si selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa. 3. Ibu Ni Nengah Seri Ekayani, SE.,M.Si,Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa. 4. Ibu Ni Nengah Seri Ekayani, SE.,M.Si,Ak, selaku Pembimbing Akademik penulis, yang telah meluangkan waktunya membimbing penulis dari awal kuliah sampai saat ini. 5. Bapak I made Wianto, SE.,M.Si, selaku Pembimbing Skripsi penulis, yang telah meluangkan waktu membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
3
6. Bapak, ibu, kakak, adik-adik, serta keluarga dirumah yang selalu membantu dan memberikan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi. 7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.
Denpasar, 05 September 2013
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman Isi JUDUL
...................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN ..........................................................................................
iii
ABSTRAKSI
...................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
v
DAFTAR ISI
................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xii BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................
1
A.
Latar Belakang Masalah...................................................................
1
B.
Perumusan Masalah ......................................................................... 11
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 13
D. BAB II
1.
Tujuan Penelitian ..................................................................... 13
2.
Kegunaan Penelitian ................................................................ 14
Sistematika Penulisan ...................................................................... 15
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 18 A.
Landasan Teori ................................................................................. 18 1.
Pengertian Sistem ....................................................................... 18
5
2. Pengertian Informasi ................................................................... 19 3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ...................................... . 19 4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer ..................................................................................... 21 5. Tahap-tahap
Pengembangan
Sistem
Teknologi
Informasi….. ............................................................................... 25 6. Tahap-tahap
Pengembangan
Sistem
Informasi
Akuntansi…. .............................................................................. 25 7. Kinerja
Sistem
Informasi
Akuntansi……………………….. .............................................. 27
BAB III
B.
Publikasi Penelitian Sebelumnya……………………………… ..... 34
C.
Kerangka Pemikiran……………………………………………. .... 38
D.
Hipotesis………………………………………………………… .. 40
METODE PENELITIAN…………………………………………… .... 45 A.
Tempat dan Obyek Penelitian .......................................................... 45 1.Tempat penelitian ......................................................................... 45 2.Obyek penelitian… ...................................................................... 45
B.
Populasi dan Metode Penelitian ...................................................... 45
C.
Identifikasi Variabel… ..................................................................... 46
D.
Definisi Operasional variabel .......................................................... 47 1. Variabel Independen (X) .................................................................. 48 2. Variabel Dependen (Y) .................................................................... 53
E.
Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 54
6
BAB IV
1.
Jenis Data .................................................................................. 54
2.
Sumber Data.............................................................................. 55
F.
Metode Pengumpulan Data .............................................................. 55
G.
Teknik Analisis Data ........................................................................ 56 1.
Uji Instrumen Penelitian ........................................................... 56
2.
Uji Hipotesis… ......................................................................... 57
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ................................. 61 A. Sejarah berdirinya Bank… ............................................................... 61 B. Pengertian Bank… ........................................................................... 62 C. Sejarah Perbankan di Indonesia ....................................................... 64 D. Kondisi Perbankan Indonesia........................................................... 66 E. Pengertian Arsitektur Perbankan Indonesia ..................................... 73 F. Perkembangan Teknologi Komputer di Perbankan ......................... 74 G. Berbagai Macam Teknologi Perbankan ........................................... 76 H. Bank-Bank Umum di Denpasar ....................................................... 81
BAB V
DATA DAN PEMBAHASAN .............................................................. 96 A. Deskripsi Data .................................................................................. 96 1. Rincian Pengiriman dan Pengiriman Kuisioner ........................ 96 2. Karakteristik Responden… ....................................................... 97 B. Analisis Data ................................................................................... 98 1. Pengujian Instrumen ................................................................. 99 2. Deskripsi Terhadap Kuisioner Penelitian ................................. 101 3. Uji Hipotesis ............................................................................. 108
7
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 110 BAB VI
PENUTUP ............................................................................................ 119 A. Simpulan .......................................................................................... 119 B. Saran ................................................................................................ 123
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 125 Lampiran
8
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rincian Pengiriman dan Penerimaan Kuisioner .......................................... 96 Tabel 2 Karakteristik Responden Pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar.. ...... 97 Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan reabilitas Instrumen Penelitian.. ........ .100 Tabel 4 Keterlibatan Pemakaian Dalam Proses Pengembangan Sistem…….. ......... 101 Tabel 5 Kemampuan Teknik Personal…………………………………………. ..... 102 Tabel 6 Ukuran Organisasi……………………………………………………… ... 102 Tabel 7 Dukungan Manajemen Puncak……………………………………….. ....... 103 Tabel 8 Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi……………………….. ....... 104 Tabel 9 Konflik Pemakai Sistem……………………………………………… ...... .105 Tabel 10 Program Pelatihan dan Pendidikan………………………………… ......... 105 Tabel 11 Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi…………………. ............ .106 Tabel 12 Lokasi Departemen Sistem Informasi……………………………… ......... 106 Tabel 13 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi………………………………........... 107 Tabel 14 Ringkasan Nilai t Hitung……………………………………………. ....... 109 Tabel 15 Ringkasan Nilai Mann-Whitney u test………………………………........ 110
9
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran ................................................................................ . 39
10
DAFTAR LAMPIRAN
Kuisioner Lampiran 1 Tabulasi Karakteristik Responden Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3 Regresi
11
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan program pembangunan Indonesia diadakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tujuan tersebut diwujudkan melalui peningkatan pendapatan dengan berbagai kegiatan yang produktif untuk menciptakan perekonomian yang stabil. Stabilitas perekonomian Indonesia membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian adalah lembaga keuangan bank. Bank merupakan salah
satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan
penting dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu lembaga yang mempunyai peran untuk mempertemukan antara pemilik dan pengguna dana. Oleh karena itu, kegiatan bank harus berjalan secara efisien pada skala makro maupun mikro. Perekonomian Bali mengalami pertumbuhan yang mencapai 6,79% pada triwulan III tahun 2012.
Meskipun sektor utama dalam
perekonomian Bali yaitu sektor pariwisata, sektor jasa, dan sektor pengangkutan mengalami perlambatan pertumbuhan, namun baiknya kondisi dan situasi bisnis mempengaruhi meningkatnya kinerja sektor -
12
sektor lain di Bali. Sektor-sektor lain terutama sektor keuangan, sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor bangunan, masih mendorong menigkatnya kinerja perekonomian tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja industri perbankan baik Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan sektor keuangan mempunyai andil terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada tahun 2012 mencapai 0,70%. Seiring dengan meningkatnya aset bank, dana dan kredit yang mampu disalurkan oleh perbankan turut mengalami peningkatan ditengah terjaganya risiko kredit. Peningkatan kredit mampu mendorong fungsi intermediasi lembaga keuangan khususnya bank. Bank umum sebagai pelaku utama industri keuangan dan perbankan, mampu menunjukkan kinerja yang cukup baik. Aset bank umum
terus
mengalami
peningkatan
sejak
akhir
tahun
2011.
Pertumbuhan aset yang tinggi tersebut tidak terlepas dari peran bank pemerintah yang sangat besar. Besarnya pertumbuhan aset bank pemerintah di Bali, terutama didukung oleh jumlah kantor yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kelompok bank yang lain, produk dan jasa layanan yang ditawarkan relatif lebih beragam, serta dukungan infrastruktur yang cukup memadai. Perusahaan perbankan di Bali melaksanakan fungsi intermediasi sebagai tugas utamanya. Tingginya kemampuan bank dalam penyaluran
13
kredit ke masyarakat yang diikuti dengan penyerahan dana masyarakat yang juga mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Peningkatan penyerahan dana masyarakat tidak terlepas dari perkembangan dan pertumbuhan perekonomian serta peran perbankan untuk meningkatkan layanannya, baik dari sisi kualitas maupun dari sisi jaringan. Tingginya penggunaan jasa layanan perbankan dipengaruhi oleh tingginya
kepercayaan
nasabah
terhadap
industri
perbankan
dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat yang cukup baik terhadap industri perbankan. Selain itu, lembaga keuangan non bank yang cukup dipercaya juga terbatas. Selain kepercayaan, alasan pengguna jasa perbankan
adalah
efesiensi
transaksi
dan
kemudahan
transaksi.
Disamping itu, jasa layanan perbankan yang beragam dibanding dengan lembaga keuangan lain juga mendorong pemilihan jasa perbankan. Jumlah kantor pusat bank umum pemerintah di Bali yang beroperasi di Kota Denpasar memicu kompetisi yang sangat ketat. Kondisi ini sebaiknya mampu disikapi oleh bank-bank umum dengan lebih meningkatkan kinerjanya. Dalam persaingan memberikan yang terbaik, tentunya membutuhkan peningkatan kinerja dari masing-masing perusahaan perbankan. Hal ini tentunya akan menjadi dorongan yang positif dalam meningkatkan kualitas layanan serta kepercayaan kepada masyarakat. Upaya dalam meningkatkan kinerja perusahaan apabila
14
ditinjau dari sudut pandang akuntansi adalah dengan penyediaan laporan keuangan yang relevan dan reliabel, Prisca (2012). Di dalam dunia perbankan, pelayanan merupakan hal yang sangat penting karena mereka langsung berhadapan dengan nasabah. Selain memerlukan informasi yang akurat dalam pegolahan datanya, sistem
informasi
yang
ada
pada
bank
juga
digunakan
untuk
memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi. Sistem informasi semakin
dibutuhkan,
baik
untuk
membantu
manajemen
dalam
menjalankan fungsinya maupun untuk tercapainya tujuan perusahaan itu sendiri. Peranan
teknologi
informasi
dalam
menunjang
sistem
operasional dan manajerial dewasa ini dirasakan semakin penting. Dengan adanya perkembangan yang signifikan di bidang tersebut telah menyebabkan berbagai perubahan mendasar pada segala aspek. Informasi
telah
menjadi
komuditi
yang
sangat
berharga
dan
menentukan untuk mencapai suatu keberhasilan. Kemajuan teknologi ini telah menempatkan informasi sebagai salah satu sumber daya yang sangat penting dan perlu untuk dikelola secara baik dan benar. Informasi merupakan hal yang paling penting bagi individu dan organisasi dalam hal pengambilan keputusan. Mengingat semakin banyaknya jumlah informasi yang harus dihasilkan dan dikelola khususnya dalam melakukan proses akuntansi dalam hal menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Dalam dunia organisasi, organisasi
15
dipandang sebagai rangkaian jaringan informasi yang besar yang menghubungkan kebutuhan informasi dalam pengambilan keputusan. Dalam upaya ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan juga sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi yang akan disajikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan informasi. Informasi pada organisasi dikelola melalui sebuah sistem yang disebut sistem informasi. Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi
pengumpulan
akuntansi
merupakan
data
aktivitas
dan
pengolahan
pendukung
transaksi.
yang
penting
Sistem dalam
menjalankan aktivitas utama agar lebih efektif dan efisien. Dalam sistem informasi itu sendiri juga diperlukan pengembangan sistem informasi guna mencapai hasil yang maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001) dengan obye k perusahaan-perusahaan di Australia dengan responden yang dipilih untuk menyampaikan persepsinya terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan. Kinerja sistem informasi itu sendiri dapat diukur dari dua persepsi yaitu kepuasan pemakai atas SIA dan pemakain sistem itu sendiri (Choe, 1996; Soegiharto, 2001) dalam Tjhai Fung Jen (2002). Kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor faktor yang meliputi dukungan menejemen puncak, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, keberadaan program
16
pelatihan dan pendidikan bagi pemakai, keberadaan dewan pengarah, lokasi departemen sistem informasi, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan ukuran organisasi. Menurut Khalil (1997) dalam Tjhai Fung Jen (2002) efektifitas sistem informasi dapat diukur dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto, (2001) dan Tjhai Fung Jen (2002)
dalam penelitiannya mengukur kinerja sistem informasi akuntansi melalui dua bagian, yaitu melalui kepuasan dari pemakai sistem informasi itu sendiri (User Accounting Information System Satisfaction) dan pemakaian dari sistem informasi akuntansi (User Accounting Information System Use) oleh para karyawan pada departemen akuntansi, keuangan dan perpajakan dalam membantu menyelesaikan pekerjaan mereka untuk mengolah data-data keuangan menjadi informasi.
Begitu juga halnya dengan Bank Umum Pemerintah di Denpasar. Penulis ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi beberapa Bank Umum Pemerintah di Denpasar. Dalam hal ini penulis ingin meneliti tentang persepsi pengguna sistem akuntansi terhadap kinerja sistem yang digunakannya yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga dapat menghasilkan informasi dalam hal pengambilan keputusan bagi manajemen dari organisasi tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Irmaya dan Luciana (2007) menyatakan bahwa k inerja sistem informasi akuntansi tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi kemampuan teknik personal
17
sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan menejemen puncak, keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, keberadaan program pelatihan dan pendidikan bagi pemakai, keberadaan dewan pengarah, lokasi departemen sistem informasi, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan lokasi departemen sistem informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya satu variabel dukungan manajemen puncak yang mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2012) dengan
judul
“Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kinerja
SItem
Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Jasa Tour And Travel Di Surabaya”, menyatakan hanya tujuh faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yang meliputi kemampuan teknik personal sistem informasi (user capability), ukuran organisasi (organization size), dukungan menejemen puncak (top management support), keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi (user involvement), keberadaan program pelatihan dan pendidikan bagi pemakai (user training education program ), keberadaan dewan pengarah (steering committee), lokasi departemen sistem informasi (location of information system
department),
(formalization penelitian
of
formalisasi
system
menyatakan
pengembangan
information
bahwa
faktor
system
system
informasi
development).
keterlibatan
pemakai
Hasil dalam
pengembangan sistem dapat menjamin sistem informasi akuntansi lebih
18
baik, sedangkan faktor kemampuan teknik personel sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai, serta keberadaan dewan pengawas tidak mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Prisca (2012) dengan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada PT Bank Rakyat Indonesia Di Denpasar Timur”. Dalam penelitian ini ada tujuh faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yaitu partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem, pelatihan pemakai, dukungan manajemen
puncak,
keahlian
pemakai,
komunikasi
pemakai
dan
pengembang, pengaruh pemakai dan konflik pemakai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketujuh faktor tersebut tidak ada yang mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian yang dilakukan Soegiharto (2001), Tjhai Fung Jen (2002), dan Irmaya dan Luciana (2007) yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi dengan meneliti delapan variabel independen mendapatkan hasil penelitian yang berbeda. Hasil penelian yang dilakukan Soegiharto faktor
keterlibatan
pemakai
yang
(2001) menunjukkan hanya
secara
signifikan
dan
positif
berpengaruh terhadap pemakaian sistem, sedangkan faktor ukuran
19
organisasi dan formalisasi pengembangan sistem dengan pemakaian sistem dan faktor ukuran organisasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi juga berhubungan secara signifikan tetapi hubungan tersebut berkorelasi negatif, sedangkan faktor lainnya tidak terbukti memiliki hubungan dengan kinerja SIA. Keberadaan dewan pengarah juga memberikan
perbedaan
atas
kinerja
SIA
pada
perusahaan
yang
memilikinya atau tidak. Penelitian ini juga mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Tjhai Fung Jen (2002) yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan kinerja SIA. Tjhai Fung Jen (2002) melakukan penelitian menguji kembali penelitian Soegiharto (2001). Hasil penelitian Tjhai Fung Jen (2002) menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi yang diterapkan perusahaan dalam proses pengembangan sistem informasinya, kepuasan pemakai akan semakin tinggi, tetapi pemakaian sistem akan menurun. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan pemakai pada perusahaan yang departemen sistem informasinya berada di departemen lainnya, akan lebih tinggi daripada perusahaan yang departemen sistem informasinya terpisah dan berdiri sendiri. Penelitian yang dilakukan Irmaya dan Luciana (2007) bertujuan untuk megetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan dalam perusahaan perbankan. Pengujian ini menggunakan delapan faktor yang mempengaruhi kinerja
20
SIA yang mengacu pada penelitian yang dilakukan Soegiharto (2001) dan Tjhai Fung Jen (2002). Hasil penelitian yang dilakukan Irmaya dan Luciana (2007) menunjukkan bahwa hanya faktor dukungan manajemen puncak yang berpengaruh terhadap kepuasan pemakai. Hasil penelitian Irmaya dan Luciana tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Soegiharto (2001) dan Tjhai Fung Jen (2002). Hasil penelitian yang dilakukan Firmansyah (2009) dan Prisca (2012) juga mendapatkan hasil yang tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Soegiharto (2001), Tjhai Fung Jen (2002), dan Irmaya dan Luciana (2007).
Penelitian yang dilakukan
Firmansyah (2009) menguji tujuh faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem menunjukkan hubungan yang signifikan antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi, namun di dalam pemakaian sistem tidak sigifikan. Faktor keberadaan dewan pengarah menunjukkan ada beda antara pemakaian sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi , namun tidak ada beda pada kepuasaan pemakai sistem. Sedangkan delapan faktor yang diuji dalam penelitian yang dilakukan Prisca
(2012)
berpengaruh akuntansi.
mendapatkan
secara
hasil
signifikan
bahwa
terhadap
tidak kinerja
ada
faktor
sistem
yang
informasi
21
Berdasarkan penelitian terdahulu yang hasilnya tidak konsisten satu dengan yang lainnya maka penelitian sekarang akan menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian ini mengembangkan variabel menjadi sembilan variabel independen sesuai dengan tiga penelitian sebelumnya. Delapan variabel dari penelitian Irmaya dan Luciana (2007) dan Firmansyah (2009), serta satu variabel dari penelitian Prisca (2012). Variabel tersebut terdiri dari faktor-faktor yang meliputi kemampuan teknik personal sistem informasi (user capability), ukuran organisasi (organization size), dukungan menejemen puncak (top management support), keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi (user involvement), keberadaan program pelatihan dan pendidikan bagi pemakai (user training education program ), keberadaan dewan pengarah (steering committee), lokasi departemen sistem informasi (location of information system department), formalisasi pengembangan sistem informasi (formalization of system information system development), lokasi departemen sistem informasi, dan konflik pemakai sistem informasi.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem mempunyai pengaruh yang positif dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar?
22
2. Apakah kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang positif dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar? 3. Apakah ukuran organisasi mempunyai pengaruh yang positif dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar? 4. Apakah dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh yang positif dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar? 5. Apakah formalisasi pengembangan sistem informasi mempunyai pengaruh yang positif dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar? 6. Apakah konflik pemakai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar? 7. Apakah kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi dalam organisasi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan dibandingkan tidak diperkenalkan? 8. Apakah kinerja sistem informasi akuntansi lebih tinggi dalam sebuah organisasi
apabila
dewan
pengarah
sistem
informasi
ada
dibandingkan tidak ada dewan pengarah sistem? 9. Apakah kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi dalam sebuah organisasi apabila departemen informasi terpisah dan berdiri
23
sendiri dibandingkan dengan organisasi yang departemen sistem informasinya berada dibawah departemen lainnya?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: a. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh positif antara keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. b. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. c. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh positif antara ukuran organisasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. d. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh positif antara dukungan manajemen puncak dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. e. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh positif antara kemampuan formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar.
24
f. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh yang signifikan antara konflik pemakai sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. g. Untuk menganalisis apakah kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi dalam organisasi apabila program pelatihan dan pendidikan
pemakai
diperkenalkan
dibandingkan
tidak
diperkenalkan. h. Untuk menganalisis apakah kinerja sistem informasi akuntansi lebih tinggi dalam sebuah organisasi apabila dewan pengarah sistem informasi ada dibandingkan tidak ada dewan pengarah sistem. i. Untuk menganalisis apakah kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi dalam sebuah organisasi apabila departemen informasi terpisah dan berdiri sendiri dibandingkan dengan organisasi yang departemen sistem informasinya berada dibawah departemen lainnya.
2. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi mahasiswa, perusahaan, dan lembaga pendidikan (Fakultas/ Universitas), yaitu: a. Bagi Mahasiswa 1) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan atau referensi, serta dapat digunakan sebagai acuan untuk
25
pengembangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya khususnya terkait dengan kinerja sistem infomasi akuntansi. 2) Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa. b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi bank terkait dengan sistem informasi akuntansi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi dalam mencapai tujuan perusahaan. c. Bagi Lembaga Pendidikan (Fakultas/ Universitas) Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan bacaan dan menambah kepustakaan serta referensi bagi mahasiswa yang akan meneliti lebih lanjut terhadap masalah yang terkait. D. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mendapatkan gambaran mengenai penelitian ini, maka penyajian disusun dalam beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penyajiannya adalah sebagai berikut : BAB I
:
PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
26
BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang melandasi
di
dalam
menganalisis
dan
membahas
permasalahan yang ada, meliputi pengertian sistem, pengertian
informasi,
pengertian
sistem
informasi
akuntansi, pengertian sistem informasi berbasis komputer, tahap-tahap pengembangan sistem teknologi informasi, tahap-tahap pengembangan sistem informasi akuntansi, kinerja sistem informasi akuntansi, publikasi penelitian sebelumnya dan kerangka pemikiran penelitian. BAB III :
METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV :
GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan tentang sejarah berdirinya bank, pengertian bank, sejarah perbankan di Indonesia, kondisi
perbankan
Indonesia,
pengertian
arsitektur
perbankan Indonesia, perkembangan teknologi komputer di perbankan, berbagai macam teknologi perbankan, bank bank umum di Denpasar.
27
BAB V :
DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menguraikan deskripsi data, analisis data, uji hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB IV :
PENUTUP Dalam bab ini ditentukan simpulan penelitian berdasarkan analisis yang telah dilakukan serta saran-saran.
28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok unsur yang sangat erat hubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu, Mulyadi (2010:2). Menurut W. Gerald Cole dalam Zaki Baridwan (2009, 3) menyatakan sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses, dan output, Widjajanto (2008:2). Berdasarkan definisi tersebut, sistem adalah suatu kesatuan unsur dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, tidak dapat berdiri sendiri, saling berinteraksi, dan saling berhubungan satu kesatuan untuk melaksanakan kegiatan yang berfungsi bersama sama untuk mecapai tujuan tertentu dalam perusahaan.
29
2. Pengertian Informasi Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun masa yang akan datang, Jogiyanto (2005:8). Informasi merupakan data yang telah diolah dalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun di masa depan. Tata Sutabari (2005:23) menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Dari
definisi
informasi
diatas,
maka
dapat
ditarik
kesimpulan, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata berupa nilai yang dapat dipahami dan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. 3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah suatu komponen organisasi
yang
mengumpulkan,
menggolongkan,
mengolah,
menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak -pihak luar (sepeti inspeksi pajak, investor, dan kreditur) dan pihak-pihak
30
dalam (tertama manajemen), Steven A. Moscove dalam Zaki Baridwan (2009,4). Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan dan juga informasi yang didapat dari pengumpulan dan pengolahan data transaksi (Jogiyanto, 2005 :5). Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu kumpulan sumber daya dan kumpulan berbagai dokumen yang di desain untuk mengubah data atau
mentransformasikan
data
keuangan
menjadi
informasi
keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak pihak luar (sepeti inspeksi pajak, investor, dan kreditur) dan pihak pihak dalam (terutama manajemen). Melalui informasi yang dihasilkan, tujuan-tujuan sistem informasi adalah sebagai berikut :
a.
Mendukung operasi sehari-hari Sistem operasi akuntansi mempunyai sistem informasi bagian yang disebut dengan transaction processing system yang mengolah data dan transaksi menjadi informasi yang berguna untuk melakukan kegiatan operasi sehari-hari.
b. Mendukung pengambilan keputusan manajemen Informasi dari sistem informasi akuntansi diperlukan oleh manajemen sebagai
dasar
pengambilan
keputusan.
Manajemen
menengah
31
membutuhkan informasi akuntansi untuk melihat penyimpanganpenyimpangan yang terjadi antara yang dianggarkan dengan nilai realisasi yang dilaporkan oleh sistem informasi akuntansi. c. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban Manajemen
perlu
melaporkan
kegiatannya
pada
stakeholder.
Stakeholder dapat berupa pemilik, pemegang saham, kreditor, serikat pekerja, pemerintah, otoritas pasar modal, dan sebagainya. 4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat (Bodnar, 2001:4). Ada beberapa jenis informasi berbasis komputer, antara lain: a. Sistem Pengolahan Data Elektronik (EDP) adalah pemanfaatan teknologi computer untuk melakukan pengolahan data transaksitransaski dalam suatu organisasi. b. Sistem Informasi Manajemen (MIS), menguraikan penggunaan teknologi
computer
untuk
menyediakan
informasi
bagi
pengambilan keputusan para manajer. c. Sistem Pendukung Keputusan (DSS), yaitu sistem ini data diproses kedalam format pengambilan keputusan bagi pemakai akhir. Sistem ini masyarakat penggunaan model-model keputusan
32
dan basis data khusus, dan benar-benar terpisah dan sistem pengolahan data. d. Sistem Pakar (ES), adalah sistem informasi berbasis pengetahuan yang memanfaatkan pengetahuannya tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak seperti seorang konsultan ahli bagi pemakainya. e. Sistem Informasi Eksekutif (EIS), sistem yang dibuat untuk kebutuhan manajemen strategi tingkat puncak. f. Sistem Informasi Akuntansi (AIS) merupakan sistem berbasis computer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi. Menurut pengolah
data
Widjajanto yang
dapat
(2008:59)
komputer
melaksanakan
adalah
perhitungan
suatu secara
subtansial termasuk operasi hitung menghitung dan operasi logika tanpa campur tangan manusia. Metode pemrosesan data pada sistem yang terkomputerisasi dapat dibagi menjadi beberapa metode yaitu: a. Batch System Prinsip dasar dari system ini adalah penyimpanan dan menumpuk semua data transaksi untuk diproses pada waktu yang telah ditentukan. Cara bekerja system ini secara garis besar adalah: 1) Semua dokumen dikumpulkan kemudian diserahkan ke komputer sentral.
33
2) Dokumen kemudian diubah menjadi bentuk dokumen yang dapat dibaca oleh mesin. 3) Program untuk pemrosesan data dijalankan sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk memproses data tersebut. 4) Hasilnya diberikan kepada pemakai. Ini terjadi karena data yang
diperkuan
tidak
ada
dalam
komputer
pemakai,
melainkan dipusat komputer, sehingga pemakai tidak dapat memperoleh informasi melalui komputernya. b. Real Time System Sistem ini merupakan perbaikan dari batch yaitu berusaha memperbaiki informasi yang kurang up to date. Sistem ini memungkinkan
setiap
pemakai
fasilitas
komputer
dapat
menginterogasi mesin setiap saat untuk memperoleh data yang paling
aktual.
Untuk
mengalokasikan
system
dibutuhkan
perantara yang lebih banyak dan semua program serta data harus selalu tersedia dalam jalur komunikasi komputer. System batch dan real time menyimpan data dalam bentuk file pada umumnya departemen-departemen memiliki file tersendiri yang dianggap sebagai pemilik departemen masing-masing, yang mana ini menimbulkan adanya duplikasi data. Widjajanto
(2008:72)
menyatakan
sistem
informasi
akuntansi berbasis komputer memiliki kelebihan antara lain:
34
1) Dapat meningkatkan throughput dan efisiensi, khususnya jika data dapat diolah cukup besar. Throughput adalah ukuran kapasitas sistem mulai input sampai output dalam suatu periode tertentu. Dengan menggunakan komputer, throughput akan makin besar sehingga jika volume data yang diolah cukup besar, biaya per transaksi akan semakin rendah. 2) Pengolahan data menggunakan komputer juga menjanjikan kemudahan karena komputer biasa memperhitungkan secara otomatis. Selain itu, komputer juga mampu melakukan verifikasi kecermatan angka-angka data transaksi input dan membandingkan
data
tersebut
dengan
data
yang
sah.
Komputer mampu membuat ikhtisar sesuai dengan acuan yang digunakan. 3) Komputer mampu menyajikan informasi secara cepat dan dengan kecermatan tinggi. Walaupun
komputer
memiliki
kelebihan,
tetap
saja
memilki beberapa kelemahan antara lain: 1) Komputer hanyalah sebuah alat, secepat apapun proses yang dikerjakan komputer jika manusia yang merupakan brainware komputer yang tidak berperan di dalamnya maka komputer hanyalah sebagai benda mati yang tidak berfungsi apa-apa.
35
2) Komputer memerlukan program aplikasi, dimana komputer untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang berbeda-beda akan membutuhkan program aplikasi yang berbeda pula. 3) Komputer terbatas pada kemampuan alogoritmis adalah suatu urutan langkah untuk melakukan proses dalam mendapatkan hasil pekerjaan. 5. Tahap-tahap Pengembangan Sistem Teknologi Informasi a. Metode paket yang merupakan pembelian modul dalam bentuk paket sistem teknologi informasi (STI). b. Prototype, mengandalkan pengembangan paket kecil secara terus menerus selama digunakan sampai prototype tersebut memiliki bentuk jadi yang diinginkan. c. EUC (End Use Computing) yang dikembangkan para praktisi dari dalam (insourcing). d. Outsourching, yang merupakan STI yang dikembangkan dan dioperasikan oleh pihak ketiga atau vendor. e. SDLC (System Development Life Cycle), yang menempuh tahapan analisis, desain, implementasi, dan perawatan dalam silkus hidupnya.
6. Tahap-tahap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Proses pengembangan sistem informasi akuntansi (SIA) terdiri dari beberapa tahap (Widjajanto, 2008:30) :
36
a. Tahap perencanaan Pada tahap ini idealnya pengembangan sistem dilakukan dalam suatu kerangka rencana induk sistem yang mengkoordinasi proyek-proyek pengembangan sistem pertama dalam rencana strategis perusahaan. b. Tahap analisis data Analisis
data
adalah
proses
yang
ada
berikutnya
dengan
lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk mengenai berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan kemampuan sendiri. c. Tahap desain sistem Dalam tahap ini, tim penyusun harus dapat menerjemahkan saransaran yang dihasilkan dari analisis sistem kedalam bentuk yang diinterprestasikan. d. Tahap implementasi Dalam tahap ini, kegiatan yang paling banyak menyita waktu adalah kegiatan pengujian komputer yang disebut uga proses pengujian persetujuan. Adapun proses akhir dalam tahap ini adalah proses konversi dimana semua data yang disimpan dalam file sistem lama harus dipindahkan ke file dengan format sistem baru.
37
e. Tahap operasional sistem Setelah berjalan dengan baik, sistem baru terus dipelihara dan terus dievaluasi untuk mengetahui adanya kelemahan-kelemahan tertentu yang mungkin brlum terlihat pada tahap-tahap sebelumnya. 7. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Sebuah organisasi melakukan aktivitasnya untuk mencapai tujuantujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, penggerak dari organisasi itu adalah sekelompok orang yang berperan aktif dalam upaya pencapaian tujuan. Bila kinerja individu baik maka diharapkan kinerja organisasi akan lebih baik pula. Khalil (1997) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengukur efektivitas sistem informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto (2001) mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi ke dalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi sebagai pengganti variabel kinerja SIA. a. Kepuasan Pamakai Sistem Informasi Kepuasan pemakai dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan (Conrath dan Mignen, 1990) dalam Tjhai Fung Jen (2002:137). Delon dan McLean (1992) seperti yang dikutip Luciana dan Irmaya (2007) mengemukakan ketika sebuah sistem informasi diperlukan, pengguna sistem akan menjadi kurang dan
38
kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai. b. Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi Pemakian sistem yaitu perilaku dan aktivitas yang dilakukan pemakai selama proses pengembangan sistem informasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hamilton dan Chervany (1981), dalam Tjhai Fung Jen (2002) menunjukkan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jahangir et al (2000) dalam Tjhai
Fung
Jen
(2002)
menunjukkan
perbedaan
penentuan
keberhasilan computer adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi Kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi
kemampuan
capability),
ukuran
teknik
personal
organisasi
sistem
(organization
informasi size),
(user
dukungan
menejemen puncak (top management support), keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi (user involvement), keberadaan program pelatihan dan pendidikan bagi pemakai (user training education committee),
program), lokasi
keberadaan
departemen
dewan
sistem
pengarah
informasi
(steering
(location
of
information system department), formalisasi pengembangan sistem
39
informasi (formalization of system information system development), lokasi departemen sistem informasi, dan konflik pemakai sistem informasi akuntansi seperti yang diuraikan berikut ini :
a. Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem Dalam penelitian Prisca Wulandari (2012) tidak menemukan hubungan yang signifikan antara faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Thjai Fung Jen (2002) dalam Luciana dan Irmaya (2007) berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja SIA. b. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Kemampuan teknik personal sistem informasi yaitu kemampuan yang dimiliki setiap personel dalam menggunakan sistem informasi yaitu dari kemampuan yang diperolehnya dari pendidikan dan pengalaman, Firman (2005) dalam Firmansyah (2009). Tjhai Fung Jen (2002) dalam Luciana dan Irmaya berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal SIA akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal SIA dengan kinerja SIA.
40
c. Ukuran Organisasi Ukuran organisasi perusahaan yang semakin besar dengan didukung oleh sumber daya yang semakin besar akan menghasilkan sistem informasi yang lebih baik sehingga pemakai akan merasa puas untuk menggunakan sistem informasi akuntansi yang ada dan akan lebih sering menggunakan sistem yang diterapkan dalam perusahaan. Penelitian Soegiharto (2001) menemukan adanya hubungan yang signifikan antara faktor ukuran organisasi dengan kepuasaan pemakai dan pemakaian sistem informasi, tetapi hubungan tersebut negatif. Dengan hubungan yang negatif tersebut, kinerja sistem informasi akuntansi akan tinggi pada perusahaan yang ukurannya lebih kecil. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Tjhai Fung Jen (2002) dalam Luciana dan Irmaya yang menemukan hubungan yang positif antara variabel ukuran organisasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi, yang berarti ukuran organisasi yang semakin besar, dengan didukung oleh sumber daya yang lebih besar, akan menghasilkan sistem informasi yang lebih baik sehingga pemakai akan merasa puas untuk menggunakan sistem informasi yang ada. d. Dukungan Top Manajemen Dukungan manajemen puncak yaitu penyusunan sasaran dan penilaian tujuan, mengevaluasi usulan proyek pengembangan sistem informasi, mendefinisikan
informasi
dan
pemrosesan
yang
dibutuhkan,
41
melakukan review program, dan rencana pengembangan sistem informasi, Firmansyah (2009). Hasil penelitian Irmaya dan Luciana menyatakan bahwa dukungan manajemen puncak memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi tetapi hanya dengan kepuasan pemakai sedangkan tidak dengan pemakaian sistem. Hasil penelitian ini terjadi karena adanya dukungan manajemen yang tinggi mengakibatkan pemakai merasa puas tetapi pemakaian sistem belum maksimal. Dukungan manajemen puncak yang tinggi akan mengakibatkan kinerja sistem informasi akan lebih tinggi jika ditinjau dari kepuasan pemakai yang lebih intensif tetapi pemakaian sistem kurang. e. Formalisasi Pengembangan Sistem Formalisasi merupakan aturan-aturan dan prosedur-prosedur yang didesain untuk mengatasi kontijensi yang dihadapi oleh organisasi , tingkat dimana suatu organisasi menggunakan peraturan dan prosedur tertulis, termasuk instruksi serta komunikasi yang bersifat tertulis untuk menentukan tingkah laku karyawannya. Dengan demikian formalisasi menunjukkan adanya kejelasan peraturan dan prosedur yang didokumentasikan dan dilaporkan dan merupakan mekanisme organisasi yang berguna untuk memastikan keseragaman dalam proses bisnis. Tingkat formalisasi akan rendah jika anggota organisasi mampu melakukan penilaian dan pengawasan terhadap diri sendiri dengan
42
baik, sebaliknya apabila anggota organisasi dipandang tidak mampu membuat keputusan untuk diri mereka sendiri dan memerlukan banyak aturan sebagai pedoman bagi perilaku mereka, maka formalisasi akan menjadi sangat tinggi. Satu organisasi cenderung memformalisasi pengembangan SI karena organisasi tersebut perlu meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara pengembang system dan pengguna, atau antara pengembang dari system-sistem spesifik, Komara (2005). Penelitian yang dilakukan Luciana dan Irmaya tidak dapat menemukan hubungan yang signifikan antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi. f. Konflik Pemakai Dalam penelitian Prisca (2012), konflik pemakai diindikasikan bahwa dalam pengembangan sistem informasi tentu saja akan ditemukan konflik-konflik yang terjadi selama proses pengembangan sistem informasi. Apabila terjadi konflik dan kinerja sistem informasi akuntansi akan menurun dan sebaliknya apabila tidak terjadi konflik maka kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat. g. Pelatihan dan Pendidikan Pengguna Program pelatihan dan pendidikan pemakai adalah sebuah program pelatihan dan pendidikan yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan atau pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan membuat pemakai tersebut
43
menjadi lebih puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasainya dengan lebih baik, Firmansyah (2009). Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja SIA akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan. h. Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi Keberadaan dewan pengarah sistem informasi yaitu, sebuah dewan yang
bertugas
untuk
pengerahan
pengembangan
sistem,
mengimplementasikan dan mengendalikan jalannya sistem informasi. Informasi tersebut akan membuat kualitas sistem informasi akuntansi yang digunakan menjadi lebih baik, sehingga kinerja sistem informasi akuntansi tersebut meningkat, Firmansyah (2009). Thjai Fung Jen (2002) menemukan bahwa pemakaian sistem dalam perusahaan yang memiliki dewan pengarah dan perusahaan yang tidak memiliki dewan pengarah, memiliki perbedaan yang signifikan, sedangkan kepuasan pemakai tidak terdapat perbedaan yang signifikan. i. Lokasi Departemen Sistem Tjhai Fung Jen (2002) dalam Luciana dan Irmaya (2007) berpendapat bahwa kinerja SIA akan lebih tinggi apabila departemen system informasi terpisah dan berdiri sendiri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan Irmaya (2007) menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara lokasi departemen sistem informasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi.
44
B. Publikasi Penelitian Sebelumnya Penelitian terhadap kinerja sistem informasi akuntansi telah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Prisca Wulandari (2012), mahasiswi Universitas Warmadewa Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi dalam skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja SIstem Informasi Akuntansi Pada PT Bank Rakyat Indonesia di Denpasar Timur”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi pemakai, pelatihan pemakai, keahlian pemakai, dukungan
manajemen
puncak,
komunikasi
antara
pemakai
dan
pengembang, pengaruh pemakai dan konflik pemakai secara simultan dan parsial terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT Bank Rakyat Indonesia di Denpasar Timur. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas), metode successive of interval, analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t (t-test). Hasil dari penelitian ini adalah dari ketujuh factor-faktor yang diuji tidak ada satupun yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT Bank Rakyat Indonesia di Denpasar Timur. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah:
45
a. Sama-sama meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. b. Sama-sama melakukan penelitian pada perusahaan perbankan. c. Sama-sama menggunakan teknik analisis uji validitas dan uji reabilitas namun ada penambahan teknik analisis di penelitian sekarang. Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah: a. Pada penelitian terdahulu menggunakan tujuh variabel independen, sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan sembilan variabel independen. b. Penelitian sebelumnya meneliti pada satu bank yaitu PT Bank Rakyat Indonesia sedangkan penelitian sekarang meneliti beberapa Bank Umum Pemerintah di Denpasar yaitu BRI, BTN, Mandiri dan BNI. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah tahun 2009 yang merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dalam skripsinya yang berjudul “FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Jasa Tour and Travel di Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara kemampuan teknik personel SIA, ukuran organisasi, keterlibatan pemakai dalam pengembangan
sistem, dukungan departemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem terhadap kinerja sistem informasi akuntansi serta untuk mengetahui apakah kinerja sistem informasi akan lebih tinggi
46
apabila
program
pendidikan
dan
pelatihan
pemakai
diterapkan
dibandingkan tidak diterapkan, apakah kinerja sistem informasi akan lebih tinggi apabila keberadaan dewan pengarah sistem informasi akuntansi ada dibandingkan tidak ada. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reabilitas, uji pearson product moment, dan uji MannWhitney U-test. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah yaitu dari ketujuh faktor-faktor yang dianalisis hanya faktor keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi yang memiliki hubungan positif dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah: a. Sama-sama meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. b. Sama-sama menggunakan uji validitas, ji reabilitas, dan uji MannWhitney U-test. Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah: a. Penelitian sebelumnya menggunakan tujuh faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan sembilan variabel independent. b. Perusahaan yang dijadikan sasaran penelitian sebelumnya adalah perusahaan jasa Tour and Travel di Surabaya, sedangkan penelitian
47
sekarang meneliti pada perusahaan jasa perbankan yaitu Bank Umum Pemerintah di Denpasar. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Irmaya dan Luciana (2007) yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan dalam perusahaan jasa perbankan. Pengujian ini menggunakan delapan faktor yang mempengaruhi kinerja SIA. Hasil penelitian menyatakan bahwa dari kedelapan faktor yang mempengaruhi kinerja SIA hanya faktor dukungan manajemen puncak yang mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah: a. Sama-sama meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. b. Sama-sama menggunakan uji validitas, ji reabilitas, dan uji MannWhitney U-test. Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah: a. Penelitian
sebelumnya
menggunakan
delapan
faktor
yang
mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi sedangkan pada
48
penelitian sekarang terdapat penambahan variabel independent menjadi sembilan faktor yang mempengaruhi kinerja SIA. b. Perusahaan jasa yang dijadikan tempat penelitian yaitu Bank Umum Pemerintah di Surabaya dan Sidoarjo, sedangkan penelitian sekarang meneliti di perusahaan jasa perbankan yaitu Bank Umum Pemerintah di Denpasar. C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dua variabel dependen, yaitu kepuasaan pengguna SIA dan penggunaan SIA sebagai wakil dalam
mengukur
kinerja
SIA.
Keterlibatan
pengguna
dalam
pengembangan SIA, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan
manajemen
puncak,
konflik
pemakai,
formalisasi
pengembangan SIA, program pelatihan dan pendidikan, keberadaan dewan pengarah, dan lokasi departemen sistem informasi, dimasukkan sebagai variabel-variabel independen. Adapun kerangka pemikiran yang digunakan adalah sebagai berikut :
49
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Keterlibatan Pengguna Sistem Informasi
Kemampuan teknik personal sistem informasi Ukuran Organisasi
Dukungan manajemen puncak Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi
Konflik Pemakai Sistem Informasi Program pelatihan dan pendidikan pemakai
Keberadaan dewan pengarah SI
Lokasi dari departemen SI
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
50
E. Hipotesis Hipotesis
pada
dasarnya
merupakan
suatu
proporsi
atau
tanggapan yang sering digunakan dasar pembuatan keputusan atau solusi tentang persoalan dan juga untuk dasar penelitian lebih lanjut. Untuk dapat diuji, suatu hipotesis dinyatakan dengan kuantitatif. Berdasarkan landasan teori dan pengembangan hipotesis yang mana faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informaasi akuntansi yaitu, keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, konflik pemakai, formalisasi pengembangan SIA, program pelatihan dan pendidikan, keberadaan dewan pengarah, dan lokasi departemen sistem informasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Luciana dan Irmaya (2007), maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pengaruh keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan SIA terhadap kinerja SIA yaitu sistem informasi yang dikembangkan dengan melibatkan para pemakai tersebut dan akan bersedia untuk menggunakan sistem informasi akuntansi yang diterapkan di perusahaan. H1.1 : terdapat pengaruh yang positif antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi akuntansi dan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar.
51
2. Pengaruh kemampuan teknik personal sistem informasi terhadap sistem informasi akuntansi yaitu memberikan kemampuan yang dimiliki oleh setiap personal dalam menggunakan sistem informasi yaitu dari kemampuan yang diperolehnya dari pendidikan dan pengalaman. H1.2 : Terdapat pengaruh yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. 3. Pengaruh ukuran organisasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yaitu dimana perusahaan yang semakin besar dengan didukung oleh sumber daya yang semakin besar akan menghasilkan sistem informasi akuntansi yang ada dan akan merasa puas untuk menggunakan sistem yang diterapkan di dalam perusahaan. H1.3 : Terdapat pengaruh yang positif antara ukuran organisasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. 4. Pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yaitu penyusunan sasaran dan penilaian tujuan, mengevaluasi usulan proyek pengembangan sistem informasi, mendefinisikan informasi dan pemrosesan yang dibutuhkan, melalui review program dan rencana pengembangan sistem informasi.
52
H1.4 : Terdapat pengaruh yang positif antara dukungan manajemen puncak dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. 5. Formalisasi pengembangan sistem terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
yaitu
pengembangan
sistem
informasi
yang
diformalisasikan akan meningkatkan kinerja atau kesuksesan sistem informasi. Tjhai Fung Jen (2002) dalam Luciana dan Irmaya (2007), berpendapat
bahwa
semakin
tinggi
tingkat
formalisasi
pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya pengaruh yang positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja SIA. H1.5 : Terdapat
pengaruh
pengembangan
sistem
yang
positif
dengan
kinerja
antara sistem
formalisasi informasi
akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. 6. Konflik pemakai sistem informasi akuntansi, diindikasikan bahwa dalam pengembangan sistem informasi tentu saja akan ditemukan konflik-konflik yang terjadi selama proses pengembangan sistem informasi. Apabila terjadi konflik dan kinerja sistem informasi akuntansi akan menurun dan sebaliknya apabila tidak terjadi konflik maka kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat.
53
H1.6 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara konflik pemakai sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. 7. Program pelatihan dan pendidikan pengguna dan kinerja sistem informasi akuntansi yaitu sebuah program pelatihan maupun pendidikan yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan membuat pemakai tersebut menjadi lebih puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasainya dengan baik. Dengan pelatihan dan pendidikan, pemakai bisa mendapatkan
kemampuan
untuk
mengidentifikasi
peryaratan
informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan SI dan kemampuan
ini
dapat
mengarah
pada
peningkatan
kinerja,
(Montazemi, 1988) dalam Komara (2005). H2.1 : Kinerja SIA lebih tinggi di dalam suatu organisasi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan dibandingkan tidak diperkenalkan. 8. Keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan kinerja sistem informasi akuntansi Tjhai Fung Jen (2002) dalam Luciana dan Irmaya (2007) menyatakan bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila terdapat dewan pengarah. Dewan pengarah sistem informasi
54
mempunyai pengaruh pada kinerja sistem informasi melalui fungsi penting seperti menetapkan arah bagi kegiatan-kegiatan sistem informasi,
menstrukturisasi
departemen
sistem
informasi
dan
menetapkan staf personal sistem informasi, Komara (2005). H2.2 : Kinerja sistem informasi akuntansi lebih tinggi dalam organisasi yang terdapat suatu komite pengendali sistem informasi dibandingkan dengan organisasi yang didalamnya tidak terdapat komite pengendali sistem informasi. 9. Lokasi departemen sistem Tjhai
Fung Jen
(2002) dalam
Luciana
dan
Irmaya
(2007)
berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila departemen sistem informasi terpisah dan berdiri sendiri. H2.3 : Kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi dalam suatu organisasi apabila departemen
informasinya terpisah
dan berdiri sendiri dibandingkan organisasi yang departemen sistem informasinya berada di bawah departemen lainnya.
55
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan pada beberapa Bank Umum Pemerintah di Denpasar yang menggunakan sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer. Pemilihan lokasi ini didasari oleh kondisi atau aktivitas perbankan yang cenderung mengalami peningkatan. 2. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar.
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:392) dimana pengambilan sampel dilakukan dengan kriteria yang telah dikehendaki. Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Umum Pemerintah di Denpasar ,yaitu PT Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank BTN, dan Bank BNI. Bank Umum Pemerintah ini telah menerapkan sistem informasi
56
akuntansi dalam mengelola data perusahaan dengan responden adalah para karyawan dan staff yang menggunakan sistem informasi akuntansi.
C. Identifikasi Variabel Adapun
variabel-variabel
yang
akan
diidentifikasi
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen (X) Variabel bebas adalah suatu variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2009:59). Variabel independen dalam penelitian ini adalah : a. Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SI (X 1 ) b. Kemampuan teknik personal sistem informasi (X 2 ) c. Ukuran organisasi (X 3) d. Dukungan manajemen puncak (X 4 ) e. Formalisasi pengembangan sistem informasi (X 5 ) f. Konflik pemakai sistem informasi (X 6 ) g. Program pelatihan dan pendidikan pemakai (X 7 ) h. Keberadaan dewan pengarah sistem informasi (X 8 ) i. Lokasi dari departemen sistem informasi (X 9 )
57
2. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen adalah suatu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinjer sistem informasi akuntansi (Y) D. Definisi Operasional Variabel Demi mendukung data yang akan diteliti, maka diperlukan suatu analisis variabel yang akan digunakan dalam melakukan penelitian sesuai dengan masalah-masalah yang ada. 1. Variabel Independent (X) a. Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SI (X 1 ) Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem yaitu sistem informasi yang dikembangkan dengan melibatkan para pemakai akan memberikan kepuasan bagi para pemakai tersebut akan bersedia untuk menggunakan sistem informasi akuntansi yang diterapkan di perusahaannya. Variabel ini diukur dengan instrument yang diimplementasikan dari penelitian Luciana dan Irmaya (2007), yang dapat diukur dengan mengajukan dua pertanyaan yang menunjukkan tingkat keterlibatan responden terhadap proses pengembangan sistem informasi akuntansi yaitu pertanyaan point empat belas dan point lima belas. Masingmasing pertanyaan pada variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal, likert tujuh point dengan angka satu menunjukkan
58
tingkat keterlibatan yang sangat rendah atau kecil dan angka tujuh menunjukkan tingkat keterlibatan yang paling tinggi. b. Kemampuan teknik personel SI (X 2 ) Pemakai system informasi akuntansi yang memiliki kemampuan dimana kemampuan tersebut diperoleh dari pendidikan dan pengalamannya menggunakan
akan sistem
meningkatkan informasi
kepuasan
akuntansi
dan
akan
dalam terus
menggunakannya dalam membantu menyelesaikan pekerjaan. Variabel ini diukur dengan mengajukan satu pertanyaan yang terbagi menjadi dua butir pertanyaan mengenai pengalaman dari responden dalam menggunakan sistem informasi akuntansi yang sekarang dan sistem lainnya. Pengukurannya menggunakan skala ratio tahun seperti kurang dari satu tahun, antara satu sampai dengan tiga tahun, tiga sampai lima tahun, lima sampai tujuh tahun
dan
lebih
dari
tujuh
tahun,
dari
instrumen
yang
dikembangkan oleh Luciana dan Irmaya (2007). Rata-rata pengalaman yang dimiliki oleh responden diberikan masingmasing satu, tiga, lima, tujuh dan sembilan sebagai angka penimbangnya. c. Ukuran Organisasi (X 3 ) Ukuran organisasi perusahaan yang semakin besar dengan didukung
oleh
sumber
daya
yang
semakin
besar
akan
59
menghasilkan sistem informasi yang lebih baik sehingga pemakai akan merasa lebih puas untuk menggunakan sistem informasi akuntansi yang ada dan akan lebih sering menggunakan sistem yang diterapkan dalam perusahaan. Variabel ini diukur dengan point pertanyaan dua puluh lima tentang informasi mengenai bidang usaha perusahaan responden dari instrument yang dikembangkan Luciana dan Irmaya (2007). d. Dukungan Manajemen Puncak (X 4 ) Dukungan manajemen puncak yaitu penyusunan sasaran dan penilaian tujuan, mengevaluasi usulan proyek pengembangan sistem informasi, mendefinisikan informasi dan pemrosesan ang dibutuhkan, melalui review program dan rencana pengembangan sistem informasi. Variabel ini diukur dengan mengajukan lima pertanyaan yang menunjukkan persepsi dari responden terhadap dukungan
yang diberikan oleh manajemen puncak dalam
pengembangan
dan
operasional
dari
sistem
informasi
di
perusahaan yaitu pertanyaan point dua puluh enam sampai point tiga puluh. Variabel
ini
diukur dengan instrument
yang
dikembangkan oleh Luciana dan Irmaya (2007). Pertanyaan yang diajukan diukur dengan menggunakan skala ordinal, likert tujuh poin dan angka satu menunjukkan pendapat responden sangat
60
tidak setuju terhadap pertanyaan yang diajukan dan angka tujuh menunjukkan sangat setuju. e. Formalisasi pengembangan sistem informasi (X 5 ) Formalisasi
pengembangan sistem
terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi yaitu pengembangan sistem informasi yang diformalisasikan akan meningkatkan kinerja atau kesuksesan sistem informasi. Variabel in i diukur dengan instrument yang dikembangkan
oleh
Luciana
dan
Irmaya
(2007),
dengan
mengajukan lima pertanyaan yaitu pertanyaan point tiga puluh satu sampai dengan point tiga puluh lima untuk mengukur tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi yang telah dila kukan diperusahaan responden. Pertanyaan dijawab dengan menggunakan skala ordinal, likert tujuh point dengan angka satu menunjukkan bahwa formalisasi tidak pernah dilakukan dan angka tujuh menunjukkan bahwa formalisasi yang dilakukan atas pertanyaan tersebut dilaksanakan.
f. Konflik pemakai sistem informasi (X 6 ) Konflik pemakai sistem informasi akuntansi, diindikasikan bahwa dalam pengembangan sistem informasi tentu saja akan ditemukan
konflik-konflik
yang
terjadi
selama
proses
pengembangan sistem informasi. Apabila terjadi konflik dan kinerja sistem informasi akuntansi akan menurun dan sebaliknya
61
apabila tidak terjadi konflik maka kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat. Variabel ini diukur dengan instrumen dari penelitian Prisca (2012) dengan skala ordinal, likert tujuh point. Variabel ini diukur dengan mengajukan tiga pertanyaan
yang menunjukkan persepsi dari responden terhadap konflik pemakai sistem informasi akuntansi dalam pengembangan sistem informasi akuntansi. g. Program pelatihan dan pendidikan pemakai (X 7 ) Adanya sebuah program pelatihan maupun pendidikan yang diadakan untuk memberikan maupun meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan membuat pemakai tersebut menjadi lebih puas, baik dan lancar. Variabel ini menggunakan satu pertanyaan untuk mengetahui ada tidaknya program tersebut diperusahaan responden yaitu pertanyaan enam belas, jika jawaban ya, diajukan kembali satu
pertanyaan
yaitu
pertanyaan
point
tujuh
belas
untuk
mengetahui tingkat keuntungan yang dapat diperoleh dari program tersebut, dan diukur dengan skala ordinal, likert tujuh point dari
instrument yang dikembangkan Luciana dan Irmaya (2007). Angka satu menunjukkan keuntungan yang diperoleh dengan rendah atau kecil dari program pelatihan dan pendidikan yang dijalankan
oleh
perusahaan
dan
angka
keuntungan yang diperoleh sangat tinggi.
tujuh
menunjukkan
62
h. Keberadaan dewan pengarah sistem informasi (X 8 ) Adanya sebuah dewan pengarah yang bertugas untuk mengarahkan pengembang sistem, mengimplementasikan dan mengendalikan jalannya sistem informasi tersebut akan membuat kualitas dari sistem informasi akuntansi yang digunakan menjadi lebih baik dan berarti kinerja sistem informasi akuntansi tersebut juga meningkat. Variabel ini diukur dengan instrument yang dikembangkan
Luciana dan Irmaya (2007), mengajukan satu pertanyaan untuk mengetahui ada tidaknya dewan pengarah diperusahaan responden yaitu dengan pertanyaan point dua puluh dua dan pertanyaan ini diukur dengan menggunakan skala nominal dengan format jawaban ya atau tidak.
i. Lokasi Departemen Sistem (X9 ) Lokasi departemen sistem adalah lokasi unit sistem informasi dalam
perusahaan.
Diukur
dengan
pertanyaan,
apakah
departemen sistem informasi responden merupakan departemen yang
terpisah
atau
terletak
di
departemen
lainnya
(Soegiharto,2001) dalam Komara (2005). Variabel ini diukur dengan mengajukan satu pertanyaan yaitu point dua puluh tiga dan pertanyaan ini diukur dengan menggunakan skala nominal dengan format jawaban berdiri sendiri atau bersama dengan departemen lain. Variabel ini diukur dengan instrument yang dikembangkan
Luciana dan Irmaya (2007)
63
2. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah : a. Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) Kinerja dalam penelitian mencakup kepuasan pemakai dan pemakaian
sistem.
diindikasikan
Kepuasan
bahwa
sistem
pemakai
mampu
sistem
informasi
melengkapi
kebutuhan
informasi-informasi serta cukup untuk memuaskan kebutuhan yang diperlukan
pemakai
menggunakan
sebelas
sistem.variabel pertanyaan
ini
untuk
diukur
mengetahui
dengan tingkat
kepuasan pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang sedang
digunakan
sekarang
diperusahaan
responden.
Untuk
pertanyaan mengenai kepuasan diukur dengan sebelas pertanyaan yang terdiri dari point satu sampai sebelas. Pertanyaan ini pula diukur dengan menggunakan skala ordinal, likert tujuh point dengan angka satu menunjukkan persepsi sangat tidak setuju dan angka tujuh menunjukkan sangat setuju terhadap pertanyaan yang diajukan. Dan p emakai sistem dengan mudah dan sering digunakan akan mengindikasikan kinerja sistem yang ada relative tinggi, hal ini berarti menandakan kinerja sistem yang baik. Variabel ini diukur
dengan
mengajukan
dua
pertanyaan
untuk
tingkat
pemakaian sistem oleh pemakai. Pertanyaan point dua belas diajukan dengan menggunakan skala ordinal, likert tujuh point dengan
angka
satu
menunjukan
bahwa
responden
tidak
64
menggunakan sistem dan angka tujuh menunjukan bahwa pemakai sangat
sering
menggunakan
sistem
informasi
akuntansi
diperusahaannya. Sedangkan pertanyaan point tiga belas diajukan untuk mengetahui keinginan dari pemakai untuk menggunakan sistem
diperusahaanya,
menggunakan
skala
likert
pertanyaan tujuh
point
ini
diukur
dengan
dengan
angka
satu
menunjukkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi adalah ragu-ragu dan angka tujuh menunjukkan sangat ingin sekali menggunakan sistem informasi.
E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut: a. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka dan memiliki satuan hitung atau data kualitatif yang dikuntitatifkan (Sugiyono, 2009:13). Dalam penelitian ini data kuantitatif yaitu struktur organisasi bank dan prosedur yang membentuk system informasi akuntansi. b. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dihitung dan tidak berupa angka-angka tetapi berupa keterangan yang diperoleh berhubungan dengan masalah yang diteliti (Sugiyono, 2009:13).
65
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner dan jawaban dari responden. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data
primer
adalah
data
yang
langsung
diperoleh
dan
dikumpulkan dan sumbernya atau lokasi penelitian (Kuncoro, 2009:148). Data primer dalam penelitian ini adalah kuisioner tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kinerja
system
informasi akuntansi pada bank umum di Tabanan. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dan hasil pengumpulan dan pengolahan data sendiri, melainkan orang lain atau lembaga lain tertentu (Kuncoro, 2009: 148). Data sekunder dalam penelitian ini adalah struktur organisasi bank umum.
F. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner yaitu metode pengumpulan data dengan menyebarkan
kuisioner
yang
berisi
pertanyaan-pertanyaan
yang
berhubungan dengan variabel yang diteliti. Bentuk kuisioner yang dugunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dimana responden tinggal memberikan tanda atau mengisi nilai skala yang ditentukan.
66
G. Teknik Analisis Data 1. Uji Instrumen Penelitian Uji validitas dan reabilitas dilakukan untuk menguji instrument penelitian dimana instrument yang dipakai dalam penelitian akan dapat berrfungsi baik apabila instrument tersebut valid dan reliable. Instrument yang baik akan mampu mengumpulkan data yang benar benar menggambarkan fenomena yang ada. a. Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya persentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dari jawaban responden lainnya. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor dengan bantuan SPSS. Butir yang
memilki
korelasi
positif
terhadap
skor
total
serta
korelasinya > 0,3 menunjukkan bahwa hal tersebut valid, jika nilai korelasi antara skor butir dengan skor total < 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur handal atau tidaknya suatu kuisioner. Kuisioner dikatakan reliabel atau hendak jika
67
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dan waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2006 : 4 1). Dalam penelitian ini digunakan pengukuran one shot artinya pengukuran dilakukan
banyak
sekali
saja
dan
kemudian
hasilnya
dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pernyataan. Data yang diperoleh dan pengukuran one shot ini dianalisis dengan teknik Cronhach Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronhach Alpha lebih besar dan 0,60 (Imam Ghozali, 2006 : 42). Uji reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS. 2. Uji Hipotesis Data yang terkumpul dari kuesioner sebelum dilakukan analisis data dilakukan pengeditan dan pengkodean untuk setiap butir pertanyaan dan variabel. Setelah ini, akan diperoleh data-data yang pengisian kuesionernya telah lengkap diisi dan tetap sah untuk diikut sertakan dalam pengolaan data selanjutnya yang terdiri dari dua tahap uji kualitas data yaitu realibilitas dan validitas. Dalam uji validitas hanya instrument-instrumen yang terdiri dari beberapa item dan yang diukur dengan skala ordinal dan interval. Setelah melakukan uji kualitas data sesuai penelitian Soegiharto (2001) serta Thai Fung Jen (2002) dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan menggunakan Uji t dan untuk pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan pengujian U Test Mann-Whitney Test.
68
a. Uji t Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan d engan menggunakan bantuan program SPSS versi 15.0 yaitu
membandingkan tingkat signifikasi variabel bebas kurang dari tingkat
=0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (hipotesis diterima). Tingkat signifikan variabel bebas lebih dari tingkat signifikan
=0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas
berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat. Uji hipotesis pertama ini di gunakan untuk mengukur hipotesis diantaranya :
H 1.1 : terdapat pengaruh yang positif antara keterlibatan pengguna
dalam
pengembangan
sistem
informasi
akuntansi dan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. H 1.2 : Terdapat pengaruh yang positif antara kemampuan teknik personel sistem informasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar.
69
H 1.3 : Terdapat
pengaruh
yang
positif
antara
ukuran
organisasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. H 1.4 : Terdapat pengaruh yang positif antara dukungan manajemen puncak dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. H 1.5 : Terdapat pengaruh yang positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. H 1.6 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara konflik pemakai sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang positif apabila memiliki korelasi positif dan nilai signifikansinya lebih kecil dari
=0,05.
b. Mann Whitney U-Test Mann Whitney U-Test digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat kinerja sistem informasi akuntansi antara perusahaan yang memiliki program pendidikan dan pelatihan pemakai, memiliki atau tidak memiliki dewan pengarah sistem informasi dan lokasi departemen sistem yang idependen dengan yang tidak. Maka, digunakan Mann Whitney U-Test dengan melihat nilai Z
70
dan nilai probabilitasnya, dengan pengambilan kesimpulan sebagai berikut : 1) Jika p>0.05, maka Ho diterima dan menolak Ha, artinya tidak ada perbedaan tingkat kinerja SIA antara perusahaan yang memiliki dan tidak memiliki program pendidikan dan pelatihan pemakai, memiliki dan tidak memiliki dewan pengarah sistem informasi, dan yang lokasi departemen sistem informasinya independen dengan yang tidak. 2) Jika p≤0.05, maka Ho ditolak dan menerima Ha, artinya terdapat perbedaan kinerja SIA, atau kinerja SIA lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki program pendidikan dan pelatihan pemakai sistem informasi, memiliki dewan pengarah sistem, dan lokasi yang departemen sistem informasinya terpisah dan berdiri sendiri dibandingkan dengan yang departemen sistem informasinya berada di bawah departemen lainnya.
71
BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Bank Bank pertama kali didirikan pada tahun 1960 dalam bentuk sebuah
firma
pada
umumnya.
Pada
saat
itu kerajaan
Inggris
merencanakan untuk membangun kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan armada laut Perancis. Namun pada saat itu pemerintahan tidak mempunyai kemampuan pendanaan. William Paterson mempunyai gagasan untuk membentuk lembaga intermediasi keuangan. Gagasan tersebut kemudian direalisasikan oleh Charles Montagu, sehingga dibentuklah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan tersebut. Sejarah mencatat pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa merupakan asal mula dikenalnya kegiatan perbankan. Para pedagang kemudian memperkenalkan usaha perbankan sampai ke Asia Barat. Bangsa Eropa yang pada saat itu melakukan penjajahan juga mengenalkan
dan
mengembangkan
usaha
perbankan
di
daerah
jajahannya seperti Asia, Afrika, dan Amerika. Sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran jasa penukaran uang sehingga dalam sejara perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang.
72
Dalam perjalanan sejarah kerajaan pada masa dahulu penukaran uang dilakukan antar kerajaan yang satu dengan yang lainnya. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama perdagangan valuta asing (Money
Charger).
Kemudian
dalam
perkembangan
selanjutnya,
kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang
ini kegiatan simpanan.
Berikutnya kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat
yang semakin
beragam. B. Pengertian Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berati tempat penukaran uang. Sedangkan menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang peerbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
73
Dari
pengertian
bank
menurut
Undang-Undang
Negara
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan utama usaha bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana, sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana seperti mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kegiatan menyalurkan dana berupa memberikan pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasajasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut. Pelaksanaan program pembangunan Indonesia diadakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tujuan tersebut diwujudk an melalui peningkatan pendapatan dengan berbagai kegiatan yang produktif untuk menciptakan perekonomian yang stabil. Stabilitas perekonomian Indonesia membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian adalah lembaga keuangan bank. Bank merupakan salah
satu lembaga keuangan yang mempunyai
peranan penting dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu
dari
sistem
keuangan
yang
berfungsi
sebagai
Financial
Intermediary, yaitu suatu lembaga yang mempunyai peran untuk
74
mempertemukan antara pemilik dan pengguna dana. Oleh karena itu, kegiatan bank harus berjalan secara efisien pada skala makro maupun mikro.
C. Sejarah Perbankan di Indonesia Pada tahun 1990-an, Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan yang memuat tentang ketentuan-ketentuan yang mewajibkan perusahaan perbankan berhati-hati dalam pengelolaannya. Undangundang Perbankan yang dikeluarkan tahun 1992 menggantikan UU No. 14 Tahun 1967. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan dalam klasifikasi jenis bank, yaitu bank umum dan BPR. Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992, diatur kembali struktur perbankan, ruang lingkup kegiatan, syarat pendirian, peningkatan perlindungan dana masyarakat dengan menerapkan prinsi kehati-hatian dan memenuhi persyaratan tingkat
kesehatan
bank,
serta
peningkatan
profesionalisme
para
pelakunya. Undang-undang tersebut juga mengatur tentang penataan badan hukum bank-bank pemerintah, landasan kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip bagi hasil (syariah), serta sanksi-sanksi ancaman pidana terhadap yang melakukan pelanggaran ketentuan perbankan. Perekonomian di Thailand mengalami krisis finansial pada tahun 1997 yang mempengaruhi mata uang, bursa saham, dan harga aset lainnya di beberapa negara di Asia. Di Indonesia peristiwa ini disebut
75
dengan krisis moneter (krismon). Negara yang paling parah terkena dampak krisis ini adalah Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand. Pada bulan Juli, indonesia memiliki inflasi yang rendah, perdagangan surplus lebih dari 900 juta dolar, persediaan mata uang luar lebih besar mencapai 200 miliar dolar, dan sektor bank yang baik sehingga Indonesia terlihat jauh dari krisis. Tapi banyak perusahaan Indonesia yang meminjam uang dolar AS. Ketika rupiah menguat terhadap dolar, praktisi ini telah bekerja dengan baik untuk perusahaan tersebut sehingga level efektifitas hutang mereka dan biaya finansial telah berkurang pada saat harga mata uang lokal meningkat. Thailand mulai mengembangkan baht pada Juli 1997, otoritas moneter Indonesia melebarkan jalur perdagangan dari 8 persen ke 12 persen. Pada bulan Agustus nilai rupiah menurun, tanggal 14 Agustus 1997, perukaran floating teratur ditukar dengan floating bebas. Hal ini mengakibatkan nilai tukar rupiah jatuh lebih dalam. IMF kemudian memberikan bantuan sebesar 23 miliar dolar, tapi nilai rupiah tidak mengalami kenaikan. Nilai tukar rupiah jatuh semakin dalam karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah, dan permintaan dolar yang kuat. Bulan September 1997, Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik terendah. Moody’s menurunkan hutang jangka panjang Indonesia menjadi ’junk bond’. Meskipun krisis nilai rupiah dimulai bulan Juli dan Agustus, namun krisis ini menguat pada
76
November ketika efek dari devaluasi di musim panas muncl pada neraca perusahaan. Perusahaan yang meminjam uang dalam dolar harus menghadapi biaya yang lebih besar yang disebabkan oleh penurunan nilai rupiah. Hal ini mengakibatkan banyaknya perusahaan yang membeli dolar, yaitu menjual rupiah yang menyebabkan nilai rupiah lebih jatuh lagi. Inflasi rupiah dan meningkatnya harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di negara ini. Pada bulan Februari 1998, Presiden Soeharto pada saat itu memecat Gubernur Bank Indonesia. Dengan pemecatan itu tidak terjadi perubahan perekonomian, Presisen Soeharto dipaksa mundur pada pertengahan 1998 dan B.J Habibie menjadi presiden Republik Indonesia. Mulai dari sini krisis moneter Indonesia memuncak.
D. Kondisi Perbankan Indonesia Kondisi dunia perbankan Indonesia telah banyak mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan dan pengaruh perkembangan di luar dunia perbankan. Perkembangan faktor-faktor internal dan eksternal perbankan tersebut menyebabkan kondisi perbankan di Indonesia secara umum dapat dikelompokkan dalam empat periode. Keempat periode tersebut adalah : 1. Kondisi perbankan Indonesia sebelum deregulasi Kondisi perbankan pada saat ini sangat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan ekonomi dan politik dari penguasa, yang dalam hal ini
77
adalah pemerintah. Berikut ini merupakan fungsi utama perbankan pada masa penjajahan, yaitu : a. Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan modal kerja perusahaan-perusahaan besar milik kolonial. b. Memberikan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan-perusahaan besar milik kolonial, seperti giro, garansi bank, pemindahan dana, dan lain-lain. c. Membantu pemindahan dana jasa modal dari wilayah kolonial ke negara penjajah. d. Sebagai tempat sementara dana hasil pemungutan pajak, baik pajak dari perusahaan-perusahaan maupun dari masyarakat pribumi, untuk kemudian dikirim ke negara penjajah. e. Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah kolonial. Adapun fungsi utama perbankan pada masa setelah kemerdekaan sampai dengan sebelum adanya deregulasi, yaitu : a. Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan modal kerja perusahaan besar milik pemerintah dan swasta. b. Memberikan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan besar.
78
c. Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah. d. Menyalurkan dana anggaran untuk membiayai program dan proyek pada sektor-sektor yang ingin dikembangkan pemerintah. Adapun keadaan perbankan pada masa setelah kemerdekaan sampai dengan sebelum adanya deregulasi, yaitu : a. Tidak ada peraturan perundangan yang mengatur secara jelas tentang perbankan di Indonesia hingga akhir tahun 1960-an. Peraturan mengenai perbankan
hanya Undang-undang No 13
Tahun 1968. Undang –undang tersebut tidak mengatur secara jelas
mengenai
perbankan
namun
lebih
cenderung
memperlihatkan campur tangan pemerintah dalam perbankan di Indonesia. b. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) pada bank-bank tertentu. KLBI diberikan terutama untuk bank-bank pemerintah ini disalurkan untuk mendanai pemberian kredit kepada debitur dan dalam hal ini bunga yang harus dibayar oleh bank penerima KLBI lebih rendah. c. Bank banyak menanggung program-program pemerintah Terutama bank-bank pemerintah memperoleh berbagai macam fasilitas khusus, bank tersebut juga harus menjalankan kegiatan perbankan yang berkaitan dengan program atau proyek pemerintah.
79
d. Jumlah bank swasta yang relatif sedikit. Dari waktu ke waktu masa itu perkembangan jumlah bank swasta tidak mengalami kenaikan. Bank-bank swasta yang ada umumnya bank-bank kecil. Bank-bank milik pemerintah yang berupa BUMN mendominasi kegiatan perbankan di Indonesia. e. Sulitnya pendirian bank baru. Dominasi bank pemerintah yang sangat kuat dengan segala fasilitas dan kemudahannya menyebabkan sulit sekali bagi bank swasta baru untuk masuk dalam persaingan apalagi untuk berkembang menjadi bank yang besar. f.
Posisi tawar-menawar bank relatif lebih kuat daripada nasabah Bank seolah-olah tidak merasa membutuhkan nasabah, nasabahlah yang membutuhkan bank. Bank tidak terlalu mememrlukan dana dari masyarakat Karena telah memperoleh dana dengan mudah dari pemerintah dan BUMN.
g. Bank bukan merupakan alternatif utama bagi masyarakat luas untuk menyimpan dan meminjam dana. Prosedur berhubungan dengan bank yang rumit dan lemahnya posisi tawar-menawar nasabah menyebabkan masyarakat kuarang tertarik untuk berhubungan dengan baik. Masyarakat kecil lebih banyak berhubungan dengan pegadaian dan rentenir.
80
2. Kondisi Sesudah Deregulasi Tingkat inflasi yang tinggi serta kondisi ekonomi makro secara umum yang tidak bagus terjadi bersamaan dengan kondisi perbankan yang tidak dapat memobilisasikan dana dengan baik. Untuk mengatasi situsi tersebut tidak menguntungkan ini cara yang ditempuh pemerintah pada waktu adalah dengan melakukan serangkaian kebijakan berupa deregulasi di sector rill dan sektor moneter. Kebijakan deregulasi yang telah dilakukan dan terkait dengan perbankan antara lain adalah: a.
Paket 1 Juni 1983 yang berisi tentang: 1) Penghapusan pagu kredit dan pembatasan aktiva lain sebagai instrument pengendali Jumlah Uang Beredar (JUB). 2) Pengurangan KLBI kecuali untuk sektor-sektor tertetu.
b.
Bank Indonesia sejak 1984 mengeluarkan SBI.
c.
Bank Indonesia sejak 1985 mengeluarkan ketentuan perdagangan SBPU dan fasilitas diskonto oleh BI.
d.
Paket 27 Oktober 1988 yang berisi tentang: 1) Pengerahan dana masyarakat. 2) Efisiensi lembaga keungan. 3) Pengendalian kebijakan moneter. 4) Pengembangan pasar modal.
e.
Paket 20 Desember 1988 yang berisi tentang: 1) Aturan penyelenggaraan baru efek oleh swasta.
81
2) Alternatif sumber pembiayaan berupa sewa guna usaha, anjak piutang, modal ventura, perdagangan surat berharga, kartu kredit dan pembiayaan konsumen. 3) Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank dapat melakukan kegiatan perdagangan surat berharga, kartu kredit anjak piutang dan pembiayaan konsumen. f.
Paket 25 Maret 1989 yang berisi tentang: 1) Penyempurnaan paket sebelumnya. 2) Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank dapat memiliki net open position maksimum sebesar 25% dari modal sendiri.
g.
Paket 29 Januari 1990 yang berisi tentang penyempurnaan program perkreditan kepada usaha kecil agar dilakukan secara luas oleh semua bank.
h.
Paket 28 Februari 1991 yang berisi tentang penyempurnaan paket sebelumnya menuju penyelenggaraan lembaga keungan dengan prinsip
kehati-hatian,
sehinggadapat
tetep
mempertahankan
keoercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan. i.
UU Nomer 7 Tahun 1992 tentang perbankan.
j.
Paket 29 Mei 1993 yang berisi tentang penyempurnaan aturan kesehatan bank meliput : 1) Rasio kecukupan modal 2) Batas maksimum pemberian kredit (BMPK) 3) Kredit Usaha Kecil (KUK)
82
3. Kondisi saat krisis ekonomi mulai akhir tahun 1990-an. a. Tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan di Indonesia menurun drastis. b. Sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat. Peraturan kesehatan bank sulit sekali untuk diterapkan dalam kondisi krisis ekonomi ini, sebab apabila aturan diterapkan apa adanya maka sebagian besar bank sudah tidak lagi layak untuk meneruskan kegiatan usahanya.pelanggaran
yang
paling
menonjol
adalah
tidak
terpenuhinya rasio kecukupan modal dan batas maksimum pemberian kredit. c. Adanya spread negatif. Kepercayaan masyarakat sangat rendah terhadap perbankan serta kebijakan uang ketat oleh otoritas moneter melalui pernaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menyebabkan perbankan tidak mempunyai alternative lain umtuk menghimpun dan menyalurkan dana. Konsekuensi dari kebijakan spread negative ini adalah bank harus menanggung rugi dalam kegiatan usaha penghimpunan dan penyaluran dananya d. Munculnya penggunaan peraturan perundangan yang baru. Peraturan dan perundangan baru yang ditetapkan setelah adanya krisis ekonomi.
83
4. Kondisi Terakhir Empat hal penting menandai kondisi terakhir sektor perbankan di Indonesia. Ketiga hal tersebut adalah : a. Selesainya penyusutan Arsitektur Pernbankan Indonesia (API). Munculnya API ini dipicu oleh adanya krisis perbankan dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mulai tahun 1997. b. Serangkaian rencana dan komitmen pemerintah, DPR dan Bank Indonesia untuk membentuk atau menyusun : 1) Lembaga penjamin simpanan 2) Lembaga pengawas perbankan yang idependen 3) Otoritas jasa keuangan c. Kinerja perbankan yang lebih menunjukan kondisi masa peralihan atau awal masa pemulihan dari krisis ekonomi kea rah kondisi perbankan yang lebih sesuai dengan praktik-praktik perbankan yang lebih baik. d. Penyaluran dana masyarakat kearah yang lebih mencerminkan bank sebagai perantara keuangan dengan tetap berlandaskan prinsip kehatihatian.
E. Pengertian Arsitektur Perbankan Indonesia. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai
84
sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Adanya krisis ekonomi di Indonesia mulai pertengahan tahun 1997 telah menimbulkan kesadaran bahwa API adalah kebutuhan penting yang mendesak bagi perbankan Indonesia dalam rangka memperkuat fundamental industry perbankan. Arsitektur
Perbankan
Indonesia
merupakan
bagian
yang
tak
terpisahkan dari program restrukturisasi perbankan maupun white paper penyehatan perbankan nasional. Program - program API mencakup banyak hal. Program yang berkaitan dengan usaha peningkatan kinerja perbankan melalui penerapan standar good corporate governance yang didukung dengan: 1.
Kemampuan operasional yang tinggi.
2.
Kemampuan tinggi dalam pengelolaan risiko.
3.
Ketersediaan infrastruktur pendukung perbankan yang memadai.
4.
Keberadaan lembaga pemeringkat kredit domestik.
5.
Adanya sklim penjaminan kredit yang mencukupi.
6.
Peningkatan kepercayaan nasabah.
F. Perkembangan Teknologi Komputer di Perbankan Semakin majunya teknologi, transaksi dalam perusahaan perbankan mulai mengunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah
85
transaksi dengan nasabah. Sebelum berkembangnya teknologi, pelayanan perbankan dalam melayani nasabah harus bertemu atau nasabah dating langsung ke cabang-cabang bank yang disediakan oleh bank yang bersangkutan. Namun seiring berkembangnya teknologi, kini untuk menabung atau investasi menjadi lebih mudah karena bank mulai mengunakan teknologi berbasis computer. Transaksi yang dulu hanya bias dilakukan secara manual dengan dating langsung ke bank, sekarang sudah bisa diakses lewat internet bahkan
dengan
mobile
phone
sudah
banyak
diterapkan
bank.
Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa seperti : 1. Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller. 2. Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam. 3. Penggunaan Database di bank – bank. 4. Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank. Dengan adanya jaringan komputer hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah
86
pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
G. Berbagai Macam Teknologi Perbankan Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di perbankan nasional relatif lebih maju dibandingkan sektor lainnya. Berbagai jenis teknologinya diantaranya meliputi Automated Teller Machine, Banking Application System, Real Time Gross Settlement System, Sistem Kliring Elektronik, dan internet banking. Bank Indonesia sendiri lebih sering menggunakan istilah Teknologi Sistem Informasi (TSI) Perbankan untuk semua terapan teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan perbankan. Istilah lain yang lebih populer adalah Electronic Banking. Electronic banking mencakup wilayah yang luas dari teknologi yang berkembang pesat akhirakhir ini. Beberapa diantaranya terkait dengan layanan perbankan di “garis depan” atau front end, seperti ATM dan komputerisiasi (sistem) perbankan, dan beberapa kelompok lainnya bersifat back end, yaitu teknologi-teknologi yang digunakan oleh lembaga keuangan, merchant, atau penyedia jasa transaksi, misalnya electronic check conversion. Saat ini sebagian besar layanan E-banking terkait langsung dengan rekening bank. Jenis E-Banking yang tidak terkait rekening biasanya berbentuk nilai moneter yang tersimpan dalam basis data atau dalam sebuah kartu (chip dalam smartcard). Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kompleksitas transaksi, berbagai jenis E-banking semakin sulit dibedakan
87
karena
fungsi
dan
fiturnya
cenderung terintegrasi
atau mengalami
konvergensi. Sebagai contoh, sebuah kartu plastik mungkin memiliki “magnetic strip”- yang memungkinkan transaksi terkait dengan rekening bank, dan juga memiliki nilai moneter yang tersimpan dalam sebuah chip. Kadang kedua jenis kartu tersebut disebut “debit card” oleh merchant atau vendor. Beberapa gambaran umum mengenai jenis-jenis teknologi E-Banking dapat dilihat di bawah ini. 1. Jenis-Jenis Teknologi E-Banking a. Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana. b. Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan lain-lain. c.
Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.
88
d. Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah. e. Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct payment berbeda dari preauthorized debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct payment. f. Electronic Bill Presentment and Payment (EBPP). Bentuk
pembayaran
tagihan
yang
disampaikan
atau
diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut. g. Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar
89
bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut. h. Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik. i. Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara elektronik. j.
Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk
pembayaran
yang
mengizinkan
nasabah
untuk
mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom). k. Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tersebut ke penerbit kartu.
90
l. Smart Card. Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya Master Card atau Visa networks). m. Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain. Untuk single-purpose stored value card, penerbit (issuer) dan penerima (acceptor) kartu adalah perusahaan yang sama dan dana pada kartu tersebut menunjukkan pembayaran di muka untuk penggunaan barang dan jasa tertentu (misalnya kartu telpon). Limited-purpose card secara umum digunakan secara terbatas pada terminal POS yang teridentifikasi sebelumnya di lokasilokasi tertentu (misalnya vending machines di sekolah-sekolah). Sedangkan multi-purpose card dapat digunakan pada beberapa penyedia jasa dengan kisaran yang lebih luas, misalnya kartu
91
dengan logo Master Card, Visa, atau logo lainnya dalam jaringan antar bank.
H. Bank-Bank Umum Di Denpasar Perekonomian Bali mengalami pertumbuhan yang mencapai 6,79% pada triwulan III tahun 2012.
Meskipun sektor utama dalam
perekonomian Bali yaitu sektor pariwisata, sektor jasa, dan sektor pengangkutan mengalami perlambatan pertumbuhan, namun baiknya kondisi dan situasi bisnis mempengaruhi meningkatnya kinerja sektorsektor lain di Bali. Sektor-sektor lain terutama sektor keuangan, sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor bangunan, masih mendorong menigkatnya kinerja perekonomian tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja industri perbankan baik Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan sektor keuangan mempunyai andil terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada tahun 2012 mencapai 0,70%. Seiring dengan meningkatnya aset bank, dana dan kredit yang mampu disalurkan oleh perbankan turut mengalami peningkatan ditengah terjaganya risiko kredit. Peningkatan kredit mampu mendorong fungsi intermediasi lembanga keuangan khusunya bank. Bank umum sebagai pelaku utama industri keuangan dan perbankan, mampu menunjukkan kinerja yang cukup baik. Aset bank
92
umum
terus
mengalami
peningkatan
sejak
akhir
tahun
2011.
Pertumbuhan aset yang tinggi tersebut tidak terlepas dari peran bank pemerintah yang sangat besar. Besarnya pertumbuhan aset bank pemerintah di Bali, terutama didukung oleh jumlah kantor yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kelompok bank yang lain, produk dan jasa layanan yang ditawarkan relatif lebih beragam, serta dukungan infrastruktur yang cuku memadai. Perusahaan perbankan di Bali melaksanakan fungsi intermediasi sebagai tugas utamanya. Tingginya kemampuan bank dalam penyaluran kredit ke masyarakat yang diikuti dengan penyerahan dana masyarakat yang juga mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Peningkatan penyerahan dana masyarakat tidak terepas dari perkembangan dan pertumbuhan perekonomian serta peran perbankan untuk meningkatkan layanannya, baik dari sisi kualitas maupun dari sisi jaringan. Tingginya penggunaan jasa layanan perbankan dipengaruhi oleh tingginya
kepercayaan
nasabah
terhadap
industri
perbankan
dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat yang cukup baik terhadap industri perbankan. Selain itu, lembaga keuangan non bank yang cukup dipercaya juga terbatas. Selain kepercayaan, alasan pengguna jasa perbankan
adalah
efesiensi
transaksi
dan
kemudahan
transaksi.
Disamping itu, jasa layanan perbankan yang beragam dibanding dengan lembaga keuangan lain juga mendorong pemilihan jasa perbankan.
93
Jumlah kantor pusat bank umum pemerintah di Bali yang beroperasi di Kota Denpasar memicu ompetisi yang sangat ketat. Kondisi ini sebaiknya mampu disikapi oleh bank-bank umum dengan lebih meningkatkan kinerjanya. Dalam persaingan memberikan yang terbaik, tentunya membutuhkan peningkatan kinerja dari masing-masing perusahaan perbankan. Hal ini tentunya akan menjadi dorongan yang positif dalam meningkatkan kualitas layanan serta kepercayaan kepada masyarakat. 1. Jenis-Jenis Bank a. Bank Sentral Bank sentral menerbitkan
adalah bank uang
kertas
yang mempunyai tugas untuk dan
uang
logam
sebagai
alat
pembayaran yang sah dalam suatu negara dan mempertahankan konversi uang dimaksud terhadap emas atau perak atau keduanya. b. Bank Umum Bank umum adalah bank yang tidak hanya meminjamkan atau menginvestasikan berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga dapat memberikan pinjaman dari menciptakan sendiri uang giral. c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dal am kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
94
d. Bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil (sesuai kaidah ajaran Islam tentang hukum riba). 2. Fungsi Bank Bank yang merupakan lembaga intermediasi keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Bank sebagai penghimpun dana Bank
yang
memunyai
fungsi
sebagai
penghimpun
dana
mempunyai tiga sumber dana untuk menjalankan fungsinya, yaitu: 1) Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal saat pendirian. 2) Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito, dan tabanas. 3) Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money ( dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam ) dan memenuhi persyaratan. b. Bank yang mempunyai fungsi sebagai penyalur dana Dana yang terkumpul akan disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk
pemberian
kredit,
pembelian
penyertaan, dan pemilikan harta tetap.
surat-surat
berharga,
95
c. Bank yang mempunyai fungsi sebagai pelayanan jasa dalam mengemban tugas sebagai pelayan lalu lintas pembayaran dalam melakukan berbagai aktivitas kegiatan perbankan, antara lain pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit, dan pelayanan lainnya.
3.
Bank-Bank Umum Di Denpasar a.
Bank Rakyat Indonesia Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank terbesar milik pemerintah Indonesia. Bank rakyat Indonesia didirikan pada tgl 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Pendiri BRI adalah Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertsche Hulp en Spaarbank der Inlansche Hoofden atau ”Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwekerto”, yaitu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia. Pada periode setelah kemerdekaan Republik Indonesia, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1946 pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai bank pemerintah pertama di Republik Indonesia. Kegiatan BRI sempat terhenti sementara
waktu
pada
saat
perang
mempertahankan
kemerdekaan pada tahun 1948 dan baru aktif kembali setelah
96
perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada saat itu dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan, dan Nederlansche Maattschappij (NHM) melalui PERPU No 41 Tahun 1960. Berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965. BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Koperasi Tani dan Nelayan. Peraturan tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia sesuai dengan Penpres No 17 tahun 1965. Dalam ketentuan tersebut, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani, dan Nelayan (BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (EXIM). Berdasarkan Undang-Undang No 14 tahun 1967 tentang Undang-Undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang No 13 tahun 1968 tentang Undang-Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Indonesia jilid II bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua bank, yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia.
97
Berdasarkan Undang-undang No 21 tahun 1968, tugas-tugas pokok BRI ditetapkan kembali sebagai bank umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang Perbankan No 7 tahun 1992 dan peraturan Pemerintah RI No 2 tahun 1992, ditetapkan bahwa status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu sepenuhnya masih
ada
di
tangan
Pemerintah
Republik
Indonesia.
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham BRI di tahun 2003, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai saat ini.
b. Bank Negara Indonesia (BNI) Bank Negara Indonesia telah berdiri sejak tanggal 5 Juli 1946, BNI secara resmi merupakan Bank Pertama yang dimiliki Negara Indonesia. BNI yang merupakan pelopor terciptanya berbagai produk dan layanan jasa perbankan terus memperluas peranannyasebagai bank pembangunan dan turut serta melayani kebutuhan transaksi perbankan masyarakat umum dengan berbagai segmentasinya. BNI tetap kokoh berdiri dan siap bersaing di industri perbankan yang semakin kompetitif.
98
Pada tanggal 30 Oktober 1946, BNI mulai mengedarkan alat pembayaran resmi untuk pertama yang dikeluarkan Pemerintah
Indonesia,
yaitu
ORI
atau
Oeang
Rakyat
Indonesia. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendirian BNI yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagau Hari Bank Nasional. Dengan semangat ”Tak Henti Berkarya” BNI akan terus berinovasi dan berkreasi, tidak hanya terbatas pada penciptaan produk dan layanan perbankan, tapi lebih dari itu BNI juga bertekad untuk menciptakan value pada setiap karyanya. Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral pada tahun 1949. BNI sebagai bank sentral digantikan oleh De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda. BNI kemudian ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa dengan akses langsung ke luar negeri. Pada tahun 1955 terjadi penambahan modal yang mengubah
status
BNI
menjadi
bank
komersil
milik
pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan
99
penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan,
nama
Bank
Negara
Indonesia
1946
resmi
digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai BNI 46. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat, ditetapkan bersamaan dengan perubahan identitas perusahaan tahun 1988. BNI berubah status hukum di tahun 1992 menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus menerus. Pada
tahun
2004,
identitas
perusahaan
yang
diperbaharui mulai digunakan untuk untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah berhasil mengarungi
masa-masa
ang
sulit.
Sebutan
Bank
BNI
dipersingkat menjadi BNI, sedangkan tahun pendirian ’46’
100
digunakan
dalam
logo
perusahaan
untuk
meneguhkan
kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Akhir tahun 2012, Pemerintah Repblik Indonesia memegang 60% saham BNI, sementara 40% saham dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing. Saat ini, BNI adalah bank terbesar keempat di Indonesia berdasarkan total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI menawarkan layanan jasa keuangan terpadu kepada nasabah, didukung oleh perusahaan anak, yaitu BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities, dan BNI Life Insurance. Pada akhir tahun 2012, BNI memiliki total asset sebesar Rp. 333,3 triliun dan mempekerjakan lebih dari 24.861 karyawan. Untuk melayani nasabahnya, BNI mengoperasikan jaringan layanan yang luas mencakup 1.585 outlet domestik dan 5 cabang luar negeri di New York, London, Tokyo, Hong Kong, dan Singapura. BNI selalu berusaha untuk menjadi bank pilihan yang menyediakan layanan prima dan solusi bernilai tambah kepada seluruh nasabah.
101
c. Bank Tabungan Negara (BTN) Pemerintah Hindia Belanda melakukan Koninkljik Besluit nomor 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan Posts Paar Bank, dengan maksud untuk mendidik masyarakat agar gemar
menabung.
Posts
Paar
Bank
kemudian
terus
berkembang hingga tercatat tahun 1939 dan telah memiliki empat cabang, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar. Stabilitas keuangan Belanda mengalami gangguan di tahun 1940 karena penyerbuan Jerman atas Belanda yang mengakibatkan
penarikan
tabungan
secara
besar-besaran
dalam jangka waktu yang relatif singkat. Namun, keadaan keuangan Posts Paar Bank pulih kembali pada tahun 1941. Jepang kemudian mengambil alih Posts Paar Bank di tahun 1942 saat Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Jepang membekukan Posts Paar Bank dan mendirikan Tyokin Kyuku sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Tyokin Kyuku kemudian diambil alih oleh pemerintah Indonesia saat terjadinya proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Hal ini mengakibatkan terjadinya pergantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos, tugas pertamanya adalah melakukan penukaran mata uang Jepang dengan ORI. Tahun
102
1946 terjadi agresi militer Belanda di Indonesia yang mengakibatkan semua kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos dikuasai oleh Belanda sampai tahun 1949. Kantor Tabungan Pos dibuka kembali tahun 1949 dan nama Kantor Tabungan Pos diganti menjadi Bank Tabungan RI. Pada tahun 1950, pemerintah mengeluarkan UU darurat No. 9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama ’Posts Paar Bank Indonesia’ berdasarkan Staasbalt No 295
Tahun
1941
menjadi
Bank
Tabungan
Pos
dan
memindahkan induk kementerian keuangan dibawah menteri urusan Bank Sentral. Nama Bank Tabungan Pos menurut UU darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 Tahun 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi BTN didasarkan pada Perpu No. 4 tahun 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 Tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964. Penegasan status BTN sebagai bank tabungan milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya BTN menjadi BNI unit V (lima). Jika tugas utama saat pendirian Posts Paar Bank (1987)
BTN
(1968)
adalah
bergerak
dalam
lingkup
penghimpun dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BTN ditambah tugasnya yaitu memberikan
103
pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember yang diperingati sebagai hari KPR bagi BTN. Bentuk hukum BTN mengalami perubahan menjadi PT Bank
Tabungan
Negara
(persero)
sesuai
dengan
dikeluarkannya PP No 24 Tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No 7 Tahun 1992. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Water House Coopers, pemerintah melalui menteri BUMN dalam surat No. 5-554/MMBU/2002 memutuskan Bank BTN (Persero) sebagai Bank Umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.
d. Bank Mandiri Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian
dari
program
restrukturisasi
perbankan
yang
dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara,
Bank
Ekspor
Impor
Indonesia,
dan
Bank
Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia.
104
Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, Bank Mandiri menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri diimplementasikan ke seluruh jaringan dan seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Salah satu prestasi Bank Mandiri yang paling signifikan adalah
dengan
mengganti
platform
teknologinya
secara
menyeluruh. Bank Mandiri mewarisi 9 core banking system yang berbeda dari 4 bank pendahulunya. Bank Mandiri segera berinvestasi untuk mengkonsolidasikan sistem-sistem dari platform yang terkuat. Dibutuhkan tiga tahun dan dana sebesar US$
200
juta
demi
mengembangkan
program
untuk
menggantikan core banking platform sebelumnya agar sesuai dengan standar perbankan ritel. Kini infrastruktur IT Bank Mandiri telah menyediakan sistem pengolahan data straightthrough dan interface yang seragam bagi pelanggannya. Bank Mandiri mandiri memasuki segmen bisnis yang menguntungkan dan memiliki prospek tumbuh, sekaligus berperan sebagai institusi perbankan yang komprehensif. Untuk itu, Bank Mandiri berfokus pada segmen koorporasi, komersial, mikro dan ritel, serta pembiayaan konsumen
105
dengan strategi yang berbeda di setiap bisnisnya dan bersinergi dengan seluruh segmen pasar yang ada.
106
BAB V DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Rincian Pengiriman dan Penerimaan Kuisioner Populasi penelitian ini adalah Bank Umum Pemerintah yang ada di Denpasar, yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Negara Indonesia (BNI). Sedangkan unit analisisnya adalah para pegawai yang ada di masing-masing Bank Umum Pemerintah di Denpasar. Tabel 1 Rincian Pengiriman dan Penerimaan Kuisioner Keterangan
Jumlah Kuisioner
Kuisiner yang dibagi
60
Kuisioner yang tidak dikembalikan
0
Kuisioner yang dikembalikan
60
Kuisioner yang digugurkan (tidak lengkap dan tidak memenuhi kriteria)
0
Kuisioner yang digunakan
60
Tingkat
pengembalian
(responden
rate) = 60/60 x 100% = 100% Tingkat
pengembalian
yang
digunakan : =60/60 x 100% = 100%
Sumber : Data primer diolah, 2013
107
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah seluruh kuisioner yang disebar adalah 60 kuisioner yang dikirim langsung. Dari kuisioner yang disebarkan tersebut yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 60 kuisioner. Selanjutnya, dari hasil jawaban responden mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
sistem
informasi
akuntansi
dibuat
kedalam
tabel
rekapitulasi agar bisa dilakukan pengujian. Uji kuisioner dalam penelitian ini meliputi uji validitas dan uji reabilitas instr umen penelitian. 2. Karakteristik Responden Data karakteristik responden dalam penelitian ini ditinjau dari segi umur, tingkat pendidikan, dan masa kerja ya ng disajikan sebagai berikut : Tabel 2 Karakteristik Responden Pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar No Karakteristik Pilihan Frekuensi Persentase 1 Umur 25- 30 tahun 39 65,0 31- 35 tahun 16 26,7 36- 40 tahun 4 6,7 > 40 tahun 1 1,7 Jumlah 60 100 Pendidikan Diploma 6 10,0 S1 50 83,3 S2 4 6,7 Jumlah 60 100 Masa Kerja 1-2 tahun 28 46,7 3-4 tahun 27 45,0 ≥ 5 tahun 5 8,3 Jumlah 60 100 Sumber : Data diolah dari penyebaran kuesioner pada lampiran 1
108
Dari
tabel
2
dapat
dijelaskan
karakteristik
responden
berdasarkan umur diperoleh umur responden 25-30 tahun yang tertinggi sebanyak 39 orang (65%) dan umur > 40 tahun terkecil sebanyak 1 orang (1,7%). Hal ini berarti perusahaan lebih banyak mempekerjakan karyawan kategori umur produktif. Berdasarkan tingkat pendidikan diperoleh tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah S1 sebanyak 50 orang (83,3%). Hal ini menandakan perusahaan lebih mementingkan tingkat pendidikan tinggi didalam menjalankan perusahaan. Berdasakan masa kerja diperoleh masa kerja 1-2 tahun sebanyak 28 orang (46,7), dan terkecil adalah ≥ 5 tahun sebanyak 5 orang (8,3%). Gambaran masa kerja responden yang bertugas di bagian sistem
informasi
di
4
bank
umum
pemerintah
di
Denpasar
menunjukkan bank menempatkan orang-orang baru (fresh graduate) kemungkinan dengan pertimbangan lebih cepat menguasai sistem baru.
B. Analisis Data Analisis data mendefinisikan bagaimana hubungan faktor-faktor seperti
kemampuan
teknik
personal
sistem
informasi,
ukuran
organisasi, dukungan menejemen puncak, keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, keberadaan program pelatihan dan pendidikan
bagi
pemakai,
departemen
sistem
keberadaan
informasi,
dewan
formalisasi
pengarah,
lokasi
pengembangan
sistem
109
informasi, lokasi departemen sistem informasi, dan konflik pemakai sistem informasimempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada bank-bank umum pemerintah di Denpasar. 1. Pengujian Instrumen Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian terhadap instrumen yang digunakan, yaitu uji validitas dan uji reabilitas. Uji validitas merupakan pengujian ketepatan butir-butir pertanyaan dan pertanyaan merupakan
yang digunakan pengujian
yang
dalam
instrumen.
dilakukan
untuk
Uji
reabilitas
memperoleh
kesimpulan jawaban kuisioner pada periode waktu yang berbeda. Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap 60 orang responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi disajikan pada tabel 3.
110
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pene litian Terhadap 60 Orang Responden Tentang Faktor- Faktor Yang MempengaruhiKinerja Sistem Informasi AKuntansi No
1
2
3
4
5
Variabel
Keterlibatan pemakai Dalam pengembangan SIA Dukungan manajemen puncak
Kemampuan Formalisasi Pengembangan SIA
Konflik pemakai SIA
Kinerja
item
x1.1
Validitas Koefisien keterangan korelasi Valid 0,849 Valid
x1.2
0,870
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X5.1 X5.2
0,806 0,815 0,839 0,798 0,823 0,883 0,741
X5.3 X5.4 X5.5
0,836 0,826 0,883
X6.1 X6.2 X6.3 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13
0,885 0,869 0,795 0,399 0,417 0,435 0,635 0,357 0,399 0,344 0,556 0,435 0,635 0,476 0,575 0,464
Reliabilitas Alpha Keterangan cronbach 0,646 Reliabel 0,646
Reliabel
Valid
0,874
Reliabel
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,874 0,874 0,874 0,874 0,889 0,889 0,889
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Valid Valid Valid
0,889 0,889 0,662
Reliabel Reliabel Reliabel
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,662 0,662 0,788 0,788 0,788 0,788 0,788 0,788 0,788 0,788 0,788 0,788 0,788 0,788 0,788
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Data diolah Lampiran 2
Berdasarkan tabel 3 tersebut di atas, maka semua variabel memiliki korelasi di atas 0,25 dan nilai koefisien Alpha Cronbach
111
berada diatas 0,60 sehingga instrumen tersebut adalah valid dan reliabel, sehingga layak dijadikan instrumen penelitian. 2. Deskripsi Terhadap Kuesioner Penelitian Berdasarkan data yang sudah didapatkan dalam penelitian ini melalui kuesioner, maka dapat diperoleh berbagai informasi konkirt tentang variabel-variabel penelitian. Variabel-variabel didalam penelitian ini adalah keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA,
kemampuan
dukungan
teknik
manajemen
personal puncak,
SIA,
ukuran
kemampuan
organisasi, formalisasi
pengembangan SIA, konflik pemakai SIA, program pelatihan dan pendidikan, keberadaan dewan pengarah, lokasi dari departemen sistem informasi dan kinerja sistem informasi akuntansi. a. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem (X 1 ) Pengukuran
keterlibatan
pemakai
dalam
proses
pengembangan sistem dalam kuesioner terdapat skala aternatif jawaban yaitu nilai 1 yang berarti sangat rendah sampai bernilai 7 yang berarti sangat tinggi. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi tanggapan responden untuk masing-masing item pada keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem. Tabel 4 Keterlibatan pemakain dalam proses pengembangan sistem Pernyataan Tingkat partisipasi dalam pengembangan sistem Tingkat pengaruh dalam pengembangan sistem Sumber: data diolah
Rata-rata 5,07 4,98
112
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa tingkat pengaruh responden dalam pengembangan sistem dan tingkat pengaruh dalam pengembangan sistem adalah cukup tinggi. b. Kemampuan teknik personal sistem informasi Kemapuan
teknik
personal
sistem
informasi
ini
menunjukkan kemampuan yang dimiliki setiap personel dalam menggunakan sistem informasi.
Tabel 5 Kemampuan teknik personel Kemampuan pemakai Frekuensi Spesialis 42 Umum 18 Total 60
Prosentase 70 30 100
Dari tabel 5 diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki kemampuan spesialis sebanyak 42 orang atau 70%, sedangkan yang meiliki kemampuan umum sebanyak 18 atau 30%. c. Ukuran organisasi Ukuran organisasi berdasarkan jumlah karyawan dapat dikelompokkan
menjadi
empat
kategori,
hasil
penelitian
ditunjukkan pada tabel 6. Tabel 6 Ukuran organisasi Ukuran Organisasi Frekuensi Menengah 30 Besar 30 Total 60
Prosentase 50 50 100
113
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan ukuran organisasi pada bank umum pemerintah yang ada di
Denpasar kategori
menengah dan besar masing-masing besarnya 50%. d. Dukungan Manajemen Puncak Respon responden atas dukungan manajemen puncak seperti yang ditunjukkan pada tabel 7.
Tabel 7 Dukungan manajamen puncak Pernyataan Manajemen puncak mahir menggunakan computer Manajemen puncak memiliki harapan tinggi terhadap penggunaan sistem informasi Manajemen puncak secara aktif terlibat dalam perencanaan operasi sistem informasi Manajemen puncak memberikan perhatian tinggi terhadap kinerja sistem informasi Manajemen puncak sangat senang akan rating pemakaian sistem informasi dari departemen pemakai
Rata-rata 5,32 5,17 4,98 5,07 4,83
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa respon manajamen puncak dapat dikatakan cukup baik karena nilai rata -rata item pernyataan yang terendah sebesar 4,83 pada item manajemen puncak sangat senang akan rating pemakaian sistem informasi dari departemen pemakai. Dan nilai rata-rata yang tertinggi pada item manajamen puncak mahir menggunakan computer sebesar 5,32.
114
e. Kemampuan formalisasi pengembangan sistem informasi Tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi yang telah dilakukan perusahaan responden. Pengukuran formalisasi pengembangan sistem dalam kuesioner dapat ditunjukkan pada tabel 8.
Tabel 8 Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi Pernyataan Laporan proyek diserahkan kepada manajer departemen sistem informasi Dokumentasi pengembangan sistem disiapkan dengan format yang telah distandarisasi Teknik dan waktu pencatatan yang harus dilakukan oleh setiap orang telah disiapkan saat SI disosialisasikan Biaya pengembangan sistem informasi dialokasikan ke pengembangan SI per bagian Dilakukan pengenalan terhadap pengendalian SI berbasis computer pada pengembangan SI yang saat dipakai
Rata-rata 5,07 4,98 5,00 5,10 5,07
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa tanggapan paling positif pada item
biaya
pengembangan
sistem
informasi
dialokasikan ke pengembangan SI per bagian sebesar 5,10 dan yang terendah adalah item dokumentasi pengembangan sistem disiapkan dengan format yang telah distandarisasi sebesar 4,98. f. Konflik Pemakai SIA Respon responden terhadap konflik yang terjadi dalam pengembangan sistem informasi ditunjukan pada tabel 9.
115
Tabel 9 Konflik pemakai SIA Pernyataan Tingkat perbedaan pendapat antara saya dengan pihak lain dalam pengembangan SIA Tingkat perbedaan tujuan atnara saya dengan pihak lain dalam pengembangan SIA Tingkat ketidaksesuaian informasi berkaitan dengan SiA yang saya terima dari pihak lain dapat menimbulkan konflik antara saya dan pengguna lain
Rata-rata 5,18 5,27
5,48
Berdasarkan tabel 9 menunjukkan ketiga item tentang konflik pemakai SIA memberi gambaran bahwa pengembangan SIA menimbulkan konflik cukup rendah dengan nilai rata -rata 5,18 – 5,48. g. Program Pelatihan dan pendidikan Berikut tanggapan responden ada tidaknya program pelatihan dan pendidikan di perusahaan responden sepert i tabel berikut.
Tabel 10 Program pelatihan dan pendidikan Program Pelatihan dan Pendidikan Diperkenalkan Tidak Diperkenalkan Total
Frekuensi 36 24 60
Prosentase 60 40 100
Berdasarkan tabel 10 diatas menunjukkan sebanyak 60% menyatakan pernah diperkenalkan dengan program pendidikan
116
dan
pelatihan
sedangkan
40%
menyatakan
tidak
pernah
diperkenalkan. h. Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi Tanggapan tentang keberadaan dewan pengarah sistem informasi, dapat ditunjukkan pada tabel 11. Tabel 11 Keberadaan dewan pengarah sistem informasi Dewan Pengarah Tidak Ada Ada Total
Frekuensi 15 45 60
Prosentase 25 75 100
Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa sebanyak 45 orang (75%) responden menyatakan ada dewan pengarah sistem informasi. Dan sebanyak 15 orang (25%) menyatakan tidak ada dewan pengarah. i. Lokasi Departemen Sistem Informasi Tanggapan tentang lokasi departemen sistem informasi, dapat ditunjukkan pada tabel 12. Tabel 12 Lokasi Departemen Sistem Informasi Lokasi Departemen Sistem Informasi Berdiri sendiri Dibawah departemen lain Total
Frekuensi
Prosentase
30 30
50 50
60
100
117
Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa sebanyak 50% responden menyatakan bahwa lokasi departemen sistem informasi berdiri sendiri dan 50% responden menyatakan dibawah departemen lain. j. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Respon responden terhadap kinerja
sistem informasi
akuntansi ditunjukan pada tabel 13. Tabel 13 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pernyataan Sistem mampu membantu departemen dengan baik Sistem penting dalam kesuksesan kinerja departemen saya Sistem mampu meningkatkan kepuasan kinerja saya Sistem selalu memberikan informasi yang dibutuhkan departemen saya Sistem didalam aplikasi lain dapat digunakan untuk mengakses informasi untuk memenuhi keubutuhan di departemen saya Saya senang menggunakan sistem yang ada Dengan sistem yang ada, departemen saya mampu mengerjakan tugasnya dengan lebih mudah dan lebih efisien Sistem departemen memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan dan misi organisasi Sebagian besar karyawan di departemen saya tertarik untuk menggunakan sistem yang ada Sistem telah dilengkapi dengan informasi yang akurat dan reliable Sistem dengan mudah melakukan penyesuaian pada berbagai kondisi baru, sesuai dengan kebuuthan informasi sekarang dan akan datang Frekuensi penggunaan SI Ketersediaan saya menggunakan SI
Rata-rata 6,90 6,80 6,83 6,73
6,50 6,48 6,48 6,52 6,53 6,48
6,55 6,70 6,88
Berdasarkan tabel 13 memberikan gambaran bahwa nilai rata-rata
terendah
sebesar
6,48
pada
item
saya
senang
menggunakan sistem yang ada dan dengan sistem yang ada,
118
departemen saya mampu mengerjakan tugasnya dengan lebih mudah lebih efisien serta sistem telah dilengkapai dengan informasi yang akurat dan reliabel. Sedangkan nilai rata-rata yang tertinggi pada item sistem membantu departemen dengan baik.
3. Uji Hipotesis a. Uji t Untuk menguji hipotesis 1 hingga hipotesis 6 dalam penelitian ini maka digunakan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem (X1), kemampuan teknik personal SIA (X2), ukuran organisasi (X3), dukungan manajemen puncak (X4), kemampuan formalisasi pengembangan SIA (X5) dan konflik pemakai SIA (X6) terhadap variabel terikat yaitu kinerja sistem informasi akuntansi. Dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 15.0 maka hasil nilai t hitung dapat disajikan pada tabel 14 berikut.
119
Tabel 14 Ringkasan Nilai t hitung Variabel Bebas
Variabel Terikat
Keterlibatan pemakai dalam pengembangan Sistem (X 1 ) Kemampuan teknik personil SIA (X 2 ) Ukuran organisasi (X 3 ) Dukungan manajemen puncak (X 4 ) Kemampuan formalisasi pengembangan SIA (X 5 ) Konflik pemakai SIA (X 6 )
Kinerja (Y)
Nilai t hitung
Signifikasi
Keterangan
3,344
0,002
Signifikan
2,819
0,007
Signifikan
1,396
0,169
23,100
0,000
Tidak Signifikan Signifikan
3,363
0,001
Signifikan
-3,807
0,000
Signifikan
SIA
b. Uji Mann-Whitney u Test Untuk menguji hipotesis 7 hingga hipotesis 9 dalam penelitian ini maka digunakan uji Mann-Whitney u Test. Uji Mann-Whitney u test digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu program pelatihan dan pendidikan (X7), keberadaan dewan pengarah (X8), dan lokasi departemen informasi (X9) terhadap variabel terikat yaitu kinerja
sistem
informasi akuntansi. Dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 15.0 maka nilai Mann-Whitney u test dapat disajikan pada tabel 15 berikut.
120
Tabel 15 Ringkasan Nilai Mann-Whitney u Test Variabel Bebas Program Pelatihan dan Pendidikan (X 7 ) Dewan Pengarah (X 8 ) Lokasi departemen informasi (X 9 )
Variabel Terikat
Kinerja (Y)
SIA
Nilai Z
Signifikasi
Keterangan
-6,506
0,00
Signifikan
-5,802
0,00
Signifikan
-6,553
0,00
Signifikan
C. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil uji analisis menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, kemampuan formalisasi pengembangan sistem, konflik pemakai, program pelatihan dan pendidikan, dewan pengarah dan lokasi departemen informasi berpengaruh secara signifikan peningkatan kinerja sistem informasi. Sedangkan faktor ukuran organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja sistem informasi. Hal ini memberikan informasi bahwa hasil uji penelitian ini bersifat tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya.
1. Pengaruh keterlibatan pemakaian dalam proses pengembangan sistem terhadap kinerja sistem informasi Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai t hitung= 3,344 dengan nilai sig = 0,002 pada nilai
=0,05, hal
ini berarti H 1
diterima atau dengan kata lain bahwa memang benar ada pengaruh
121
yang positif antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. Sistem informasi yang dikembangkan dengan melibatkan para pemakai akan memberikan kepuasan bagi para pemakai dan pemakai akan bersedia untuk menggunakan sistem informasi akuntansi yang diterapkan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa ada pengaruh positif dan siginifikan antar keterlibatan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hal ini disebabkan karena dengan keterlibatan pemakai langsung terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi, sehingga apa yang ingin dicapai dalam suatu sistem oleh pemakai tentunya dapat dengan mudah tercapai sehingga kepuasan kerja yang disertai dengan kinerja yang baik pun akan diperoleh. Hasil
penelitian
ini
sejalan
dilakukan oleh Soegiharto (2001)
dengan
penelitian
yang
yang menemukan adanya
pengaruh positif dan signifikan antara keterlibatan pemakai da n kinerja sistem informasi akuntansi.
2. Pengaruh kemampuan teknik personil terhadap kinerja sistem informasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai t hitung= 2,819 dengan nilai sig = 0,007 pada nilai
=0,05, hal
ini berarti H 2
122
diterima atau dengan kata lain bahwa memang benar ada pengaruh yang positif antara kemampuan teknik personl terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. Pemakaian sistem informasi akuntansi yang didukung oleh kemampuan sumber daya manusia khusus atau spesialis akan sangat membantu menciptakan kinerja yang baik. Dilihat dari prosentase kemampuan
teknik
personil
yang
lebih
dominan
memiliki
kemampuan spesialis, sehingga dengan kemampuan tersebut sangat dimungkinkan untuk menghasilkan kinerja yang baik pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tjihai Fung Jen (2001) yang menemukan pengaruh positif dan siginfikan terhadap variabel kinerja pemakaian sistem informasi akuntansi.
3.
Pengaruh Ukuran Organisasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai t hitung 1,399 dengan nilai sig = 0,169 pada nilai
=
=0,05, hal ini berarti H 3
ditolak atau dengan kata lain bahwa tidak ada pengaruh yang positif antara
kemampuan
teknik
personil
terhadap
kinerja
sistem
informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. Hal ini terjadi karena besar atau menengah
ukuran
organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
123
sistem informasi akuntansi. Semakin besar ukuran organisasi dan didukung oleh sumber daya yang besar belum tentu menghasilkan sistem informasi yang lebih baik sehingga pemakai tidak merasa puas untuk menggunakan sistem informasi yang ada. Sehingga hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001) yang menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan
antara
ukuran
organsasi
terhadap
kinerja
sistem
informasi akuntansi.
4. Pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai t hitung 23,10 dengan nilai sig = 0,000 pada nilai
=
=0,05, hal ini berarti H 4
diterima atau dengan kata lain bahwa memang benar ada pengaruh yang positif antara dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. Adanya dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan sistem informasi dan pengoperasian sistem informasi perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan akan merasa p uas dalam menggunakan sistem informasi tersebut.
124
Hasil
penelitian
dilakukan oleh
ini
sejalan
dengan
penelitian
yang
Soegiharto (2001) yang menemukan adanya
pengaruh positif dan signifikan antara dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
5. Pengaruh formalisasi pengembangan sistem terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai t hitung 3,363 dengan nilai sig = 0,001 pada nilai
=
=0,05, hal ini berarti H 5
diterima atau dengan kata lain bahwa memang benar ada pengaruh yang positif antara formalisasi pengembangan sistem terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. Hal ini disebabkan karena staf sebagai pemakai sistem informasi merasa puas terhadap sistem tersebut sehingga apa yang menjadi kebutuhan kerja dapat terpenuhi dan terwujud sehingga kinerja pun tercapai. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Choe (1996) yang menemukan adanya hubungan positif dan signifikan antara formalisasi pengembangan sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
125
6. Pengaruh konflik pemakai sistem informasi akuntansi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai t hitung=- 3,807 dengan nilai sig = 0,000 pada nilai
=0,05, hal
ini berarti H 6
diterima atau dengan kata lain bahwa memang benar ada pengaruh secara signifikan antara konflik pemakai sistem informasi akuntansi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin rendah tingkat konflik pemakaian sistem informasi akuntansi maka kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar akan semakin baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Prisca (2012) yang menemukan bahwa dalam pengembangan sistem informasi tentu saja akan ditemukan konflik-konflik yang terjadi. Dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa apabila terjadi konflik maka kinerja sistem informasi akuntansi akan menurun dan sebaliknya apabila tidak terjadi konflik maka kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat.
126
7. Pengaruh program pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai Mann-Whitney u test= 4,500, nilai Z = -6,506 dengan nilai sig = 0,000 pada nilai =0,05, hal ini berarti H 7 diterima atau dengan kata lain bahwa memang benar kinerja SIA lebih tinggi didalam suatu organisasi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan dibandingkan tidak diperkenalkan. Kehadiran program pelatihan maupun pendidikan yang diadakan untuk memberikan atau menigkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang akan digunakan pemakai terhadap sistem informasi akuntansi. Dengan lebih memahami terhadap sistem maka harapan tercapainya kinerja sistem informasi akuntansi akan tercapai. Hasil
penelitian
ini
sejalan
penelitian
Choe
(1996)
menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memperkenalkan ada dan tidaknya program pelatihan dan pendidikan bagi pemakai pada kinerja sistem informasi akuntansi.
8.
Pengaruh keberadaan dewan pengarah terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai Mann-Whitney u test=0,500, nilai Z= -5,802 dengan nilai sig = 0,000 pada nilai
127
=0,05, hal ini berarti H 8 diterima atau berarti kinerja SIA akan lebih tinggi apabila ada suatu komite pengendali sistem informasi dibandingkan dengan organisasi yang didalamnya tidak terdapat komite pengendali sistem informasi. Adanya sebuah dewan pengarh sistem yang bertugas untuk mengarahkan pengembangan sistem, mengimplementasikan dan mengendalikan jalannya sisetm informasi tersebut akan membuat kualitas dari sistem informasi akuntansi yang digunakan menjadi lebih baik dan berarti kinerja sistem informasi akuntansi tersebut akan meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan Soegiharto (2001) menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara suatu komite pengendali sistem informasi dibandingkan dengan organisasi yang didalamnya tidak terdapat komite pengendali sistem informasi.
9.
Pengaruh lokasi departemen sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai Mann Whitney u test=10,500, nilai Z= -6,553 dengan nilai sig = 0,000 pada nilai =0,05, hal ini berarti H 9 diterima atau berarti kinerja SIA akan lebih
tinggi
didalam
suatu
organisasi
apabila
departemen
informasinya terpisah dan berdiri sendiri dibandingkan organisasi
128
yang departemen informasinya berada di bawah departemen lainnya. Dalam suatu organisasi apabila suatu departemen dapat berdiri sendiri maka akan memperkecil adanya gesekan kepentingan didalamnya serta staf yang bekerja pada departemen yang berdiri sendiri akan lebih fokus pada beban pekerjaan masing-masing tidak diganggu oleh staf departemen lain sehingga kinerja pun akan lebih baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dalam Irmaya (2007) yang berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila departemen sistem informasi terpisah dan berdiri sendiri.
129
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Semakin tinggi keterlibatan pemakai maka kinerja sistem informasi akuntansi akan semakin meningkat. Dari hasil nilai t hitung = 3,344 dengan nilai signifikan 0,002 yang menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, maka H 1 diterima. Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi
akan
menimbulkan
keinginan
pemakai
untuk
menggunakan sistem informasi, sehingga pemakai akan merasa memiliki sistem informasi yang digunakan. Hal ini disebabkan karena
dengan
keterlibatan
pemakai
langsung
terhad ap
pengembangan sistem informasi akuntansi, sehingga apa yang ingin dicapai dalam suatu sistem oleh pemakai tentunya dapat dengan mudah tercapai sehingga kepuasan kerja yang disertai dengan kinerja yang baik akan diperoleh. 2. Pemakaian sistem informasi akuntansi yang didukung oleh kemampuan sumber daya manusia khusus atau spesialis akan sangat membantu menciptakan kinerja yang baik. Dilihat dari prosentase kemampuan teknik personal yang lebih dominan memiliki kemampuan spesialis, sehingga dengan kemampuan
130
tersebut sangat dimungkinkan untuk menghasilkan kinerja yang baik
pula.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
tingkat
signifikasi kepuasan pemakai sebesar 0,007 maka H 2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan kemampuan teknik personal terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. 3. Hasil penelitian diperoleh nilai t hitung = 1,399 dengan tingkat signifikasi 0,169 maka H 3 ditolak. Tidak ada pengaruh positif dan signifikan ukuran organisasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. Hal ini terjadi kemungkinan karena ukuran organisasi yang semakin besar dan didukung oleh sumber daya yang besar belum tentu menghasilkan sistem informasi yang lebih baik sehingga pemakai
tidak
merasa
puas
untuk
menggunakan
sistem
informasi yang ada. 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung = 23,10 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 maka H 4 diterima yang artinya
ada
pengaruh
positif
dan
signifikan
dukungan
manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan operasi
sistem
informasi
perusahaan
akan
meningkatkan
kepuasan bagi pemakai dan keinginan untuk menggunakan sistem yang ada. Hal ini kemungkinan karena adanya dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak mampu terlibat aktif dalam mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi,
131
sehingga pemakai merasakan pengaruh dari dukungan yang diberikan manajemen puncak untuk kepuasan pemakai dalam menggunakan sistem yang ada. 5. Hasil penelitian diperoleh nilai t hitung = 3,363 dengan tingkat signifikasi
sebesar
menunjukkan
0,001
bahwa
maka
H5
formalisasi
diterima.
Hal
pengembangan
ini
sistem
informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar.
Penerimaan
hipotesis
H5
menunjukkan
bahwa
formalisasi pengembangan sistem informasi berarti penugasan dalam proses pengembangan sistem didokumentasikan secara sistematik dan dikonfirmasi dengan dokumen yang ada dan akan mempengaruhi
keberhasilan
penerapan
sistem
informasi.
Pengembangan sistem informasi yang diformalisasikan akan meningkatkan kinerja sistem informasi. 6. Hasil penelitian diperoleh nilai t hitung = -3,807 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 yang berarti H 6 diterima, yang artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan antara konflik pemakai dengan
kinerja
sistem
informasi
akuntansi.
Hal
ini
mengidentifikasikan bahwa semakin rendah tingkat konflik pemakaian sistem informasi akuntansi maka kinerja sistem informasi akuntansi akan semakin tinggi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar. 7. Kehadiran program pelatihan maupun pendidikan yang diadakan untuk
memberikan
atau
menigkatkan
kemampuan
dan
pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang
132
akan digunakan pemakai terhadap sistem informasi akuntansi. Hal ini dibuktikan dengan diperoleh Mann-Whitney u test= 4,500, nilai Z = -6,506 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 maka H 7 diterima bahwa memang benar kinerja sistem informasi akuntansi lebih tinggi di dalam sebuah organisasi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan dibandingkan tidak diperkenalkan. 8. Hasil penelitian diperoleh nilai Mann-Whitney u test=0,500, nilai Z= -5,802 dengan nilai sig = 0,000 pada nilai
=0,05, hal
ini berarti H 8 diterima atau berarti kinerja SIA akan lebih tinggi apabila
ada
suatu
komite
pengendali
sistem
informasi
dibandingkan dengan organisasi yang didalamnya tidak terdapat komite pengendali sistem informasi. Adanya sebuah dewan pengarah
sistem
pengembangan mengendalikan membuat
yang sistem,
jalannya
kualitas
dari
bertugas
untuk
mengarahkan
mengimplementasikan sistem sistem
informasi informasi
dan
tersebut
akan
akuntansi
yang
digunakan menjadi lebih baik dan berarti kinerja sistem informasi akuntansi tersebut akan meningkat. 9. Dalam suatu organisasi apabila suatu departemen dapat berdiri sendiri maka akan memperkecil adanya gesekan kepentingan didalamnya serta staf yang bekerja pada departemen yang berdiri sendiri akan lebih fokus pada beban pekerjaan masingmasing tidak diganggu oleh staf departemen lain sehingga
133
kinerja pun akan lebih baik. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai Mann Whitney u test=10,500, nilai Z= -6,553 dengan nilai sig = 0,000 pada nilai =0,05, hal ini berarti H 9 diterima atau berarti kinerja SIA akan lebih tinggi didalam suatu organisasi apabila departemen informasinya
terpisah
dan
berdiri
sendiri
dibandingkan
organisasi yang departemen informasinya berada di bawah departemen lainnya.
B. Saran Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kinerja
sistem
informasi akuntansi, berdasarkan simpulan di atas sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi penelitian ini hanya terbatas pada beberap a faktor saja sehingga penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah dengan faktor lainnya yang belum dimasukkan ke dalam penelitian ini. 2. Penelitian ini hanya mengambil objek yang terbatas yaitu pada bank-bank umum pemerintah yang ada di Denpasar. Pada penelitian berikutnya perlu dilakukan pengamatan dengan objek yang
lebih
luas
dan
obyek
penelitian
tidak
hanya
mengklasifikan bank umum pemerintah yang ada di Denpasar,
134
sehingga
lebih
perlu
dijadikan
acuan
bagi
kepentingan
generalisasi permasalahan. 3. Pengukuran kinerja dalam penelitian berikutnya dapat diperluas seperti kualitas informasi, kualitas sistem informasi, dan lain sebagainya.
135
DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica dan Briliantien, Irmaya. 2007. Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Seminar Nasional Ilmu computer dan TI. September. Jakarta. Baridwan, Zaki. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi kelima. Yogyakarta : BPFE Bodnar, G.H dan William S., Hopwood, 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Terjemahan Amir Abadi Yusuf, Jakarta: Salemba Empat. Firmansyah. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Tour and Travel di Surabaya. Skripsi SI Fakultas Ekonomi Universitas Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan IV. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jen, Tjhai Fung. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal Bisnis Akuntansi. (4:2) PP 135:154 Jogiyanto. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : ANDI Kuncoro, Mujarat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Erlangga. Mulyadi. 2010. Sistem Informasi. Jakarta : Salemba Empat. Soegiharto. 2001. Influence Factors Affecting the Performance of Accounting Information System. Gajah Mada International Journal of Business (3:2), May, 2001, PP 177:202. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Keempat. Bandung. Alfabeta. Wulandari, Ida Ayu Prisca. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Informasi Akuntansi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia di Denpasar Timur. Skripsi SI Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa.
136
Denpasar,…………. Hal : Permohonan Pengisian Kuisioner Kepada : Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i …………………………………………. di tempat Dengan hormat, Dalam rangka penyusunan tugas akhir (skripsi), sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1), maka dengan ini saya : Nama NIM Fakultas Universitas Melakukan
penelitian
: : : :
Ni Made Fitri Gunawati 1133122163 Ekonomi Akuntansi Universitas Warmadewa
tentang
“Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Denpasar” Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi kuisioner ini sesuai petunjuk dengan lengkap dan jujur. Kuisioner ini nantinya akan saya gunakan semata-mata untuk keperluan ilmiah, sesuai dengan etika penelitian. Saya berjanji akan menjaga kerahasiaan data kuisioner ini. Perlu diketahui data yang terkumpul nantinya akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk agregat sehingga jawaban individual tidak akan tampak. Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas kerjasama dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i mengisi kuisioner ini, saya ucapkan terima kasih Hormat Saya,
(Ni Made Fitri Gunawati)
137
IDENTIFIKASI RESPONDEN
Nama Bank
:
Nama Responden
:
Umur
:
Jabatan
:
Lama bekerja di Bank ini
:
(L/P)
Bln/Thn
(Berikan tanda cawing (√) pada kotak yang tersedia) Pendidikan Terakhir
:
□ SLTA
□ Diploma
□ Sarjana
□ Pasca Sarjana
(Berikan tanda cawang (√) pada kotak yang tersedia) 1. Sistem Informasi yang selama ini dipakai : Aplikasi-aplikasi Ms. Office :
□ Ms. Access
□ Ms. Excel
□ Ms. Frontpage
□ Ms. Power Point
□ Ms. Publisher □ Ms. Word
2. Aplikasi-aplikasi program khusus yang disediakan perusahaan untuk tugas rutin : No
Aplikasi
Fungsi
Output yang dhasilkan dari program aplikasi
1 2 3 4 5
3. Lain-lain : Sebutkan : ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………….
138
KUISIONER Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang didesain untuk mantransformasikan data keuangan menjadi Informasi Keuangan. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi adalah pemberitahuan pada tahap-tahap dari pproses pengembangan sistem yang tercatat secara sistematik, dan secara aktif melakukan penyesuaian terhadap catatan. Spreadsheet adalah program yang menyajikan lembar kerja berupa kolom-kolom yang memungkinkan pemakai mengubah angka secara otomatis, missal: Lotus 123, Microshoft Excel.
I. KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Petunjuk : 1. Jawablah dua pertanyaan dibawah ini dalam ruang yang telah disediakan. 2. Untuk pertanyaan 1-11, lingkarilah nomor skala, yang terbaik mewakili tingkat kepuasan Anda akan sistem, yang dioperasikan di departemen Anda. (Berikan tanda cawang (√) pada kotak yang tersedia) Apakah nama departemen tempat Anda bekerja dan jabatan?
□ Departemen Operasional, sebutkan jabatan Anda……………... □ Departemen Financial, sebutkan jabatan Anda………………… □ Departemen Lainnya, sebutkan……… .jabatan Anda…………. Apakah nama Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan di departemen Anda?................................................................
139
No
1.
Pernyataan
Sistem mampu membantu
Sangat Tidak
Sangat
Setuju
Setuju
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
departemen dengan baik. 2.
Sistem penting dalam kesuksesan kinerja departemen saya.
3.
Sistem mampu meningkatkan kepuasan kinerja saya.
4.
Sistem selalu memberikan informasi yang dibutuhkan departemen saya.
5.
Sistem di dalam aplikasi lain (cth. Speadsheet) dapat digunakan untuk mengakses informasi untuk memenuhi kebutuhan di departemen saya.
6.
Saya senang menggunakan sistem yang ada.
7.
Dengan sistem yang ada, departemen saya mampu mengerjakan tugasnya dengan lebih mudah dan lebih efisien.
8.
Sistem departemen memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan dan misi organisasi.
9.
Sebagian besar karyawan di departemen saya tertarik untuk menggunakan sistem yang ada.
140
No
Pernyataan
10. Sistem telah dilengkapi dengan
Sangat Tidak
Sangat
Setuju
Setuju
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
informasi yang akurat dan reliable. 11. Sistem dengan mudah melakukan penyesuaian pada berbagai kondisi baru, sesuai dengan perkembangan kebutuhan informasi sekarang dan dimasa yang akan dating. No
Pernyataan
Tidak
Sering Sering
Digunakan 12. Frekuensi penggunaan SI
1
13. Ketersediaan saya
2
digunakan
3
4
5
6
7
Sangat tidak
Sgt ingin
ingin memakai
memakai
1
2
3
4
5
6
7
menggunakan SI
II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SIA A. Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan SIA Petunjuk : Untuk setiap pernyataan, lingkarilah nomer skala yang tersedia, yang mewakili tingkat keterlibatan anda dalam pengembangan sistem yang beroperasi di departemen anda. No
Pernyataan
14. Tingkat partisipasi saya dalam pengembangan sistem adalah.
Sangat Rendah 1
2
3
Sangat Tinggi 4
5
6
7
141
15. Tingkat pengaruh saya dalam
1
2
3
4
5
6
7
pengembangan sistem adalah.
B. Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Petunjuk : Untuk pertanyaan 16, berilah tanda cawang (√) pada kotak yang tersedia. Untuk pertanyaan 17, lingkarilah nomer skala yang tersedia yang mewakili manfaat dari program pelatihan. No
Pernyataan
16. Apakah perusahaan Anda
□ Ya
□ Tidak
atau departemen Anda
(Langsung ke
memiliki program pelatihan
no. 18)
dan pendidikan guna mengajarkan cara pemakaian sistem yang benar kepada staff. Sangat Rendah 17. Keuntungan yang saya dapat
1
2
3
Sangat Tinggi 4
5
6
7
dari program-program pelatihan dan pendidikan.
C. Pengalaman, Latar Belakang Pendidikan, Kemampuan Pemakai SIA, Keberadaan Dewan Pengarah, Lokasi Departemen Sistem Informasi dan Ukuran Organisasi Petunjuk : Untuk pertanyaan 18-23, berilah tanda cawang (√) pada kotak yang tersedia. Untuk jawaban 24-25, tulislah jawaban Anda pada ruang yang elah disediakan. 18. Berapa lama Anda telah menggunakan Sistem Informasi Akuntansi?
142
a. Sistem sekarang : □ <1 tahun □ 1<3 tahun □ 3<5 tahun □ 5<7 tahun □ <7 tahun b. Sistem lain : □ <1 tahun □ 1<3 tahun □ 3<5 tahun □ 5<7 tahun □ <7 tahun 19. Apakah setiap orang mempunyai suatu tingkatan?
□ Ya
□ Tidak
20. Apakah latar belakang pendidikan Anda?
□ SMU
□ Sarjana
□ Diploma
□ Pasca Sarjana
21. Apakah
kemampuan
□ Lain-lain, sebutkan……..
teknik
yang
Anda
miliki
merupakan
kemampuan spesialis atau kemampuan umum? Catatan : Kemampuan spesialis meliputi teknik desain sistem yang berhubungan dengan sistem, computer, dan model sistem. Kemampauan umum berarti teknik analisis yang berhubungan dengan organisasi, manusia, dan lingkungan sekitarnya.
□ Kemampuan Spesialis
□ Kemampuan Umum
22. Apakah perusahaan Anda memiliki dewan pengarah Sistem Informasi?
□ Ya
□ Tidak
23. Apakah departemen Sistem Informasi pada perusahaan Anda terpisah, berdiri sendiri, atau ditempatkan bersama dengan departemen yang lainnya?
□ Berdiri Sendri
□
Bersama dengan departemen lain
24. Berapa jumlah karyawan di perusahaan Anda? <10
11-50
51-100
>100
25. Perusahaan Anda beroperasi pada bidang industri apa?..... ............
143
III. DUKUNGAN
MANAJEMEN
PUNCAK
dan
FORMALISASI
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI A. Dukungan Manajemen Puncak pada pengembangan SI dan operasi Petunjuk : Untuk setiap pernyataan yang ada, lingkarilah nomer skala yang tersedia, yang mewakili tingkat dukungan manajemen puncak terhadap pengembangan Sistem Informasi dan operasinya di perusahaan Anda. No
Pernyataan
Sangat Tidak
Sangat Setuju
Setuju 26. Manajemen
puncak
dalam
mahir 1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
secara 1
2
3
4
5
6
7
menggunakan
computer. 27. Manajemen puncak memiliki harapan yang tinggi terhadap penggunaan SI 28. Manajemen aktif
puncak
terlibat
dalam
perencanaan operasi SI No
Pernyataan
Sangat Tidak
Sangat Setuju
Setuju 29. Manajemen
puncak 1
2
3
4
5
6
7
2
3
4
5
6
7
memberikan perhatian tinggi terhadap kinerja SI 30. Manajemen senang pemakaian
puncak
sangat 1
akan SI
departemen-departemen pemakai.
rating dari
144
B. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi Petunjuk : Untuk setiap pernyataan yang ada, lingkarilah nomer skala yang tersedia, yang mewakili prosdur karyawan akan formalisasi pengembangan Sistem Informasi di perusahaan Anda. Catatan : Formalisasi pengembangan Sistem Informasi berarti pemberitahuan akan tahap-tahap dari proses pengembangan sistem yang tercatat secara sistematik dan secara aktif melakukan penyesuaian terhadap catatan. No
Pernyataan
Sangat Tidak
Sangat Pernah
Pernah 31. Laporan proyek diserahkan 1
2
3
4
5
6
7
2
3
4
5
6
7
kepada manajer departemen Sistem Informasi 32. Dokumentasi pengembangan 1 sistem format
disiapkan
dengan
yang
telah
distandarisasi. No
Pernyataan
Sangat Tidak
Sangat Pernah
Pernah 33. Teknik dan waktu pencatatan 1
2
3
4
5
6
7
2
3
4
5
6
7
2
3
4
5
6
7
yang harus dilakukan oleh setiap orang, telah disiapkan saat SI disosialisasikan. 34. Biaya pengembangan sistem 1 informasi
dialokasikan
ke
pengembangan SI per bagian. 35. Dilakukannya
pengenalan 1
terhadap
pengendalian
berbasis
computer
SI pada
145
pengembangan SI yang saat ini dipakai.
IV. KONFLIK PEMAKAI SISTEM INFORMASI Petunjuk : Untuk setiap pernyataan, lingkarilah nomer skala yang tersedia, yang mewakili tingkat konflik yang terjadi dalam pengembangan sistem yang beroperasi di departemen anda. No
Pernyataan
36. Tingkat perbedaan pendapat
Sangat Tinggi
Sangat Rendah
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
antara saya dengan pihak lain dalam pengembangan sistem adalah 37. Tingkat perbedaan tujuan antara saya dengan pihak lain dalam pengembangan sistem adalah No
Pernyataan
38. Tingkat ketidaksesuaian informasi berkaitan dengan sistem informasi akuntansi yang saya terima dari pihak lain yang dapat menimbulkan koflik antara saya dan pengguna lainnya.
Sangat Tinggi 1
2
3
Sangat Rendah 4
5
6
7
146
Lampiran 3 Regression Variables Entere d/Rem ovebd Model 1
Variables Entered Konf lik pemakai SIA, Dukungan Manajemen Punc ak, Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, Ukuran Organisasi, Kemampuan teknik personel SIA, a Kemampuan f ormalisas i pengembangan SIA
Variables Remov ed
.
Method
Enter
a. All requested v ariables entered. b. Dependent Variable: Kinerja
Model Summ ary Model 1
R ,996 a
R Square ,992
Adjusted R Square ,991
Std. Error of the Estimate ,28741
a. Predictors: (Constant), Konf lik pemakai SIA, Dukungan Manajemen Punc ak, Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, Ukuran Organisasi, Kemampuan teknik personel SIA, Kemampuan f ormalis as i pengembangan SIA ANOV Ab Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 530,022 4,378 534,400
df 6 53 59
Mean Square 88,337 ,083
F 1069,381
Sig. ,000 a
a. Predictors: (Constant), Konf lik pemakai SIA, Dukungan Manajemen Puncak, Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA , Ukuran Organis as i, Kemampuan teknik personel SIA, Kemampuan f ormalis as i pengembangan SIA b. Dependent Variable: Kinerja
147
Coe fficientsa
Model 1
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 74,738 ,304
(Cons tant) Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA Kemampuan teknik personel SIA Ukuran Organisasi Dukungan Manajemen Punc ak Kemampuan f ormalisas i pengembangan SIA Konf lik pemakai SIA
Standardized Coef f icients Beta
,038
,125
3,344
,002
,491
,174
,075
2,819
,007
,177
,127
,030
1,396
,169
,269
,012
,689
23,100
,000
,057
,017
,136
3,363
,001
-,043
,011
-,060
-3,807
,000
NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks Program Pelatihan dan 1,00 Pendidikan 2,00 Total
N 24 36 60
Mean Rank 12,69 42,38
Tes t Statis ticsa Mann-Whitney U Wilc oxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Sig. ,000
,127
a. Dependent Variable: Kinerja
Kinerja
t 245,858
Kinerja 4,500 304,500 -6,506 ,000
a. Grouping Variable: Program Pelatihan dan Pendidikan
Sum of Ranks 304,50 1525,50
148
NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks Kinerja
Dew an Pengarah 1,00 2,00 Total
N 15 45 60
Mean Rank 8,03 37,99
Sum of Ranks 120,50 1709,50
Tes t Statis ticsa Mann-Whitney U Wilc oxon W Z A sy mp. Sig. (2-tailed)
Kinerja ,500 120,500 -5,802 ,000
a. Grouping V ariable: Dew an Pengarah
NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks Kinerja
Departemen Inf ormasi 1,00 2,00 Total
N 30 30 60
Tes t Statis ticsa Mann-Whitney U Wilc oxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Kinerja 10,500 475,500 -6,553 ,000
a. Grouping Variable: Departemen Inf ormas i
Mean Rank 15,85 45,15
Sum of Ranks 475,50 1354,50
149
Correlations Cor relations x5.1 x5.1
x5.2
x5.3
x5.4
x5.5
TotalX5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 60 ,478** ,000 60 ,601** ,000 60 ,627** ,000 60 1,000** ,000 60 ,883** ,000 60
x5.2 ,478** ,000 60 1 60 ,609** ,000 60 ,503** ,000 60 ,478** ,000 60 ,741** ,000 60
**. Correlation is s ignif icant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Cas e Proce ss ing Sum m ary N Cases
V alid Ex cludeda Total
60 0 60
a. Listw ise deletion bas ed on all variables in the proc edure. Reliability Statis tics Cronbac h's A lpha ,889
N of Items 5
% 100,0 ,0 100,0
x5.3 ,601** ,000 60 ,609** ,000 60 1 60 ,667** ,000 60 ,601** ,000 60 ,836** ,000 60
x5.4 ,627** ,000 60 ,503** ,000 60 ,667** ,000 60 1 60 ,627** ,000 60 ,826** ,000 60
x5.5 1,000** ,000 60 ,478** ,000 60 ,601** ,000 60 ,627** ,000 60 1 60 ,883** ,000 60
TotalX5 ,883** ,000 60 ,741** ,000 60 ,836** ,000 60 ,826** ,000 60 ,883** ,000 60 1 60
150
Correlations Cor relations x6.1 x6.1
x6.2
x6.3
TotalX6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 60 ,711** ,000 60 ,543** ,000 60 ,885** ,000 60
x6.2 ,711** ,000 60 1 60 ,495** ,000 60 ,869** ,000 60
**. Correlation is s ignif icant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Cas e Proce ss ing Sum m ary N Cases
V alid Ex cludeda Total
60 0 60
a. Listw ise deletion bas ed on all variables in the proc edure. Reliability Statis tics Cronbac h's A lpha ,662
N of Items 2
% 100,0 ,0 100,0
x6.3 ,543** ,000 60 ,495** ,000 60 1 60 ,795** ,000 60
TotalX6 ,885** ,000 60 ,869** ,000 60 ,795** ,000 60 1 60
151
Correlations Cor relations y1 y1
y2
y3
y4
y5
y6
y7
y8
y9
y10
y11
y12
y13
TotalY
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 60 ,101 ,442 60 ,298* ,021 60 ,300* ,020 60 ,099 ,453 60 ,224 ,085 60 ,085 ,521 60 ,009 ,946 60 -,069 ,601 60 -,009 ,946 60 -,147 ,263 60 -,072 ,582 60 -,121 ,357 60 ,399 ,002 60
y2 ,101 ,442 60 1 60 ,102 ,439 60 ,169 ,197 60 ,269* ,037 60 ,042 ,749 60 -,013 ,923 60 ,073 ,577 60 ,259* ,046 60 -,012 ,926 60 -,024 ,858 60 ,210 ,107 60 ,425** ,001 60 ,417** ,001 60
y3 ,298* ,021 60 ,102 ,439 60 1 60 ,024 ,857 60 ,238 ,067 60 -,010 ,937 60 ,139 ,291 60 -,060 ,648 60 -,046 ,726 60 -,012 ,927 60 -,174 ,184 60 -,073 ,580 60 -,163 ,215 60 ,435 ,001 60
y4 ,300* ,020 60 ,169 ,197 60 ,024 ,857 60 1 60 ,047 ,721 60 -,047 ,723 60 -,102 ,440 60 ,011 ,931 60 -,060 ,647 60 -,097 ,461 60 -,049 ,708 60 ,095 ,470 60 ,176 ,178 60 ,635 ,000 60
y5 ,099 ,453 60 ,269* ,037 60 ,238 ,067 60 ,047 ,721 60 1 60 ,103 ,433 60 ,125 ,340 60 ,024 ,856 60 ,092 ,485 60 ,024 ,856 60 -,207 ,112 60 ,097 ,463 60 ,231 ,076 60 ,357** ,005 60
*. Correlation is s ignif icant at the 0.05 lev el (2-tailed). **. Correlation is s ignif icant at the 0.01 lev el (2-tailed).
Reliability Cas e Proce ss ing Sum m ary N Cases
V alid Ex cludeda Total
60 0 60
a. Listw ise deletion bas ed on all variables in the proc edure. Reliability Statis tics Cronbac h's A lpha ,788
N of Items 13
% 100,0 ,0 100,0
y6 ,224 ,085 60 ,042 ,749 60 -,010 ,937 60 -,047 ,723 60 ,103 ,433 60 1 60 -,236 ,070 60 ,225 ,083 60 ,127 ,333 60 ,149 ,255 60 ,110 ,403 60 ,178 ,175 60 ,028 ,834 60 ,399** ,002 60
y7 ,085 ,521 60 -,013 ,923 60 ,139 ,291 60 -,102 ,440 60 ,125 ,340 60 -,236 ,070 60 1 60 ,183 ,162 60 ,198 ,129 60 ,364** ,004 60 ,134 ,309 60 -,014 ,917 60 -,054 ,681 60 ,344** ,007 60
y8 ,009 ,946 60 ,073 ,577 60 -,060 ,648 60 ,011 ,931 60 ,024 ,856 60 ,225 ,083 60 ,183 ,162 60 1 60 -,022 ,866 60 ,436** ,001 60 ,375** ,003 60 ,276* ,033 60 ,219 ,092 60 ,556** ,000 60
y9 -,069 ,601 60 ,259* ,046 60 -,046 ,726 60 -,060 ,647 60 ,092 ,485 60 ,127 ,333 60 ,198 ,129 60 -,022 ,866 60 1 60 ,315* ,014 60 -,024 ,855 60 ,152 ,247 60 ,301* ,020 60 ,435** ,001 60
y10 -,009 ,946 60 -,012 ,926 60 -,012 ,927 60 -,097 ,461 60 ,024 ,856 60 ,149 ,255 60 ,364** ,004 60 ,436** ,001 60 ,315* ,014 60 1 60 ,588** ,000 60 ,206 ,114 60 ,116 ,377 60 ,635** ,000 60
y11 -,147 ,263 60 -,024 ,858 60 -,174 ,184 60 -,049 ,708 60 -,207 ,112 60 ,110 ,403 60 ,134 ,309 60 ,375** ,003 60 -,024 ,855 60 ,588** ,000 60 1 60 ,418** ,001 60 ,149 ,255 60 ,476** ,000 60
y12 -,072 ,582 60 ,210 ,107 60 -,073 ,580 60 ,095 ,470 60 ,097 ,463 60 ,178 ,175 60 -,014 ,917 60 ,276* ,033 60 ,152 ,247 60 ,206 ,114 60 ,418** ,001 60 1 60 ,499** ,000 60 ,575** ,000 60
y13 -,121 ,357 60 ,425** ,001 60 -,163 ,215 60 ,176 ,178 60 ,231 ,076 60 ,028 ,834 60 -,054 ,681 60 ,219 ,092 60 ,301* ,020 60 ,116 ,377 60 ,149 ,255 60 ,499** ,000 60 1 60 ,484** ,000 60
TotalY ,399 ,002 60 ,417** ,001 60 ,435 ,001 60 ,635 ,000 60 ,357** ,005 60 ,399** ,002 60 ,344** ,007 60 ,556** ,000 60 ,435** ,001 60 ,635** ,000 60 ,476** ,000 60 ,575** ,000 60 ,484** ,000 60 1 60
152
Correlations Cor relations x1.1 x1.1
x1.2
TotalX1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 60 ,478** ,000 60 ,849** ,000 60
x1.2 ,478** ,000 60 1 60 ,870** ,000 60
**. Correlation is s ignif icant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Cas e Proce ss ing Summ ary N Cases
Valid Ex cludeda Total
60 0 60
a. Listw ise deletion bas ed on all variables in the proc edure. Reliability Statis tics Cronbac h's A lpha ,646
N of Items 2
% 100,0 ,0 100,0
TotalX1 ,849** ,000 60 ,870** ,000 60 1 60
153
Correlations Cor relations x4.1 x4.1
x4.2
x4.3
x4.4
x4.5
TotalX4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 60 ,520** ,000 60 ,592** ,000 60 ,591** ,000 60 ,599** ,000 60 ,806** ,000 60
x4.2 ,520** ,000 60 1 60 ,644** ,000 60 ,602** ,000 60 ,567** ,000 60 ,815** ,000 60
x4.3 ,592** ,000 60 ,644** ,000 60 1
**. Correlation is s ignif icant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Cas e Proce ss ing Summ ary N Cases
Valid Ex cludeda Total
60 0 60
a. Listw ise deletion bas ed on all variables in the proc edure. Reliability Statis tics Cronbac h's A lpha ,874
N of Items 5
% 100,0 ,0 100,0
60 ,562** ,000 60 ,613** ,000 60 ,839** ,000 60
x4.4 ,591** ,000 60 ,602** ,000 60 ,562** ,000 60 1 60 ,543** ,000 60 ,798** ,000 60
x4.5 ,599** ,000 60 ,567** ,000 60 ,613** ,000 60 ,543** ,000 60 1 60 ,823** ,000 60
TotalX4 ,806** ,000 60 ,815** ,000 60 ,839** ,000 60 ,798** ,000 60 ,823** ,000 60 1 60
154
Frequencies Um ur
Valid
25-30 Tahun 31-35 Tahun 36-40 Tahun > 40 Tahun Total
Frequenc y 39 16 4 1 60
Percent 65,0 26,7 6,7 1,7 100,0
Valid Percent 65,0 26,7 6,7 1,7 100,0
Cumulativ e Percent 65,0 91,7 98,3 100,0
Lam a_k e rja
Valid
1-2 Tahun 3-4 Tahun >=5 Tahun Total
Frequenc y 28 27 5 60
Percent 46,7 45,0 8,3 100,0
Valid Percent 46,7 45,0 8,3 100,0
Cumulativ e Percent 46,7 91,7 100,0
Pendidik an
Valid
Diploma S1 S2 Total
Frequenc y 6 50 4 60
Percent 10,0 83,3 6,7 100,0
Valid Percent 10,0 83,3 6,7 100,0
Cumulativ e Percent 10,0 93,3 100,0