ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT.PELINDO III (Persero) CABANG TANJUNG EMAS SEMARANG
TUGAS AKHIR Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Arsyina Lutfi Arrum Sari 7211312017
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
ii
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam Tugas Akhir dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang” ini benar-benar karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Juni 2015
Arsyina Lutfi Arrum Sari NIM. 7211312017
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto: 1. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan, (Q.S. Al-Fathihah:5). 2. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila Engkau telah selesai (dari suatu
urusan),
tetaplah
bekerja
keras
(untuk
urusan
yang
lain),
(Q.S. Al-Insyirah:5-7). 3. Saat kamu dimanjakan oleh nikmat dunia, akan ada banyak orang yang datang mamujimu, tapi saat kamu berada pada suatu titik kehinaan maka kamu akan mengetahui siapa orang yang tetap setia disisimu, (Penulis).
Persembahan: Penulis persembahkan karya tulis ini kepada: 1. Bapak, Ibu, kakak, dan adik-adikku tercinta 2. Almamaterku
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang” dengan lancar. Dalam penyusunan Tugas Akhir penulis banyak mendapat bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak dalam hal membimbing, mengumpulkan data, pengarahan, saran-saran dan doa dari berbagai pihak yang membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih setulus hati kepada : 1. Bapak Dr. Wahyono, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 2. Bapak Drs. Fachrurrozie, M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 3. Bapak Drs. Sukardi Ikhsan, selaku Dosen Wali Jurusan Akuntansi D3 Angkatan tahun 2012 Program Diploma III (D3) Universitas Negeri Semarang. 4. Bapak Drs. Subowo, M.Si. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Tugas Akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik.
vi
5. Bapak Nugroho Christianto selaku Manager SDM dan Umum yang telah memberikan ijin penelitian di PT. PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang bagi penulis. 6. Bapak I Wayan Eka Saputra selaku Manager Keuangan yang telah memberikan ijin penelitian pada divisi Keuangan bagi penulis. 7. Bapak Tri Martopo yang banyak memberikan pengarahan dan membantu dalam penelitian. 8. Seluruh staf divisi Keuangan PT. PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang yang bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. 9. Bapak dan Ibu Dosen pengampu yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 10. Orangtua dan keluarga yang telah memberikan doa ,dukungan yang sangat berarti, baik bantuan materiil maupun spiritual dalam penyusunan tugas akhir ini. 11. Bapak Ust. Gondrong terimakasih atas bantuan spiritual serta doa dan nasehatnya selama penyusunan Tugas Akhir ini. 12. Mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2012, terutama kelas Akuntansi D3 atas kekompakan dan kebersamaannya selama ini. 13. Teman-teman seperjuangan Kost G_MA terimakasih atas doa dan dukungannya selama proses penyusunan Tugas Akhir ini.
vii
14. Semua pihak yang turut membantu penyelesaian Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dari semua pihak. Penulis berharap Tugas Akhir ini memberikan manfaat dan kontribusi untuk perkembangan ilmu, khususnya akuntansi.
Semarang, Juni 2015
Penulis
viii
SARI Arsyina Lutfi Arrum Sari. 2015. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang. Tugas Akhir. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Pembimbing: Drs. Subowo, M.Si. Kata kunci: piutang usaha, piutang tak tertagih, faktor penyebab piutang tak tertagih Salah satu perusahaan jasa yang sangat berperan penting dalam pemerintah saat ini yaitu Pelabuhan Indonesia. Pelabuhan Tanjung Emas salah satu cabang dari Pelabuhn Indonesia (PT. PELINDO III) yang menyediakan banyak pelayanan jasa kepelabuhan, diantaranya jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jasa tunda, dan jasa air. Dari kegiatan pelayanan jasa tersebut dapat menyebabkan timbulnya piutang dikarenakan realisasi kegiatan biayanya lebih besar daripada uper. Uper adalah uang panjar/uang jaminan yang dibayarkan/disetorkan pengguna jasa sebelum melakukan kegiatan di pelabuhan. Selain itu penyebab piutang muncul adalah akibat biaya listrik dan air yang belum dibayarkan oleh pengguna jasa. Apabila piutang tersebut tidak dapat dibayarkan atau terjadi kemungkinan klien bangkrut atau menghilang, maka akan mengakibatkan munculnya piutang tak tertagih. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode perolehan data yang digunakan adalah metode wawancara dan dokumentasi. Metode wawancara dilakukan dengan interview langsung dengan pihak yang terkait. Metode dokumentasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam penelitian untuk pengumpulan data dengan menggunakan dokumen dilakukan langsung ke obyek peneliti yang dalam hal ini adalah Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih (Macet) pada divisi Keuangan bagian Billing dan Hutang Piutang. Hasil penelitian menunjukkan, faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih ada 2 yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Untuk faktor intern sendiri dipengaruhi oleh pihak Pelabuhan dan pengguna jasa, sedangkan faktor ekstern disebabkan oleh kondisi yang tidak pernah diharapkan oleh pihak manapun. Upaya yang dilakukan oleh Pelabuhan dalam mengatasi piutang tak tertagih adalah piutang yang tak tertagih diinventarisasi berdasarkan jenis golongan pengguna jasa dan umur piutang, konfirmasi piutang kepada pengguna jasa, membentuk tim untuk penagihan, membuat surat teguran untuk penagihan ulang, jika belum berhasil diserahkan kepada KP3N, jika masih belum berhasil maka piutang diusulkan kepada Menteri Keuangan selaku pemegang saham untuk dihapuskan. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penyebab piutang tak tertagih pada Pelabuhan Tanjung Emas ada 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Saran yang dapat diberikan yaitu pengendalian internal terhadap piutang harus ditingkatkan, perlu adanya penambahan eksekutif atau staf yang menguasai piutang, perlu diberikan sedikit keringan denda terhadap debitur yang telah melunasi piutangya sebelum jatuh tempo.
ix
DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING . ...............................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN . .................................................................
iii
PERNYATAAN ............................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
v
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vi
SARI..............................................................................................................
ix
DAFTAR ISI .................................................................................................
x
DAFTAR TABEL . .......................................................................................
xiii
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................................
8
1.3
Tujuan Penelitian ..................................................................................
8
1.4
Manfaat Penelitian ................................................................................
9
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Pengertian Piutang ................................................................................
11
2.2
Jenis-Jenis Piutang . ..............................................................................
13
2.3
Penilaian piutang . .................................................................................
15
2.4
Penentuan Kerugian Piutang. ................................................................
15
x
2.5
Pengertian Piutang Tak Tertagih . .........................................................
16
2.6
Jenis-Jenis Piutang Tak Tertagih . ........................................................
16
2.7
Faktor-Faktor Piutang Tak Tertagih . ...................................................
17
2.8
Prosedur Penagihan Piutang . ................................................................
21
2.9
Teknik Penyelesaian Kredit Macet . .....................................................
22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Lokasi Penelitian ..................................................................................
25
3.2
Objek Penelitian ..................................................................................
25
3.3
Metode Pengumpulan Data .................................................................
25
3.4
Metode Analisis Data ...........................................................................
26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian . ..................................................................................
27
4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan . ................................................................
27
4.1.2 Visi dan Misi PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang. .............................................................................................
30
4.1.3 Struktur Organisasi PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang . ............................................................................................
31
4.1.4 Deskripsi Pekerjaan .............................................................................
32
4.2
44
Pembahasan . ........................................................................................
4.2.1 Tingkat Perbandingan Piutang Tak Tertagih dengan Piutang Lancar Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang Periode 2012-2014 . .............................................................................
xi
44
4.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang. ...........
46
4.2.3 Upaya yang dilakukakn oleh PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang dalam mengatasi Piutang Tak Tertagih.......
50
4.2.4 Langkah-Langkah Penyelamatan Piutang Tak Tertagih . ....................
55
BAB V PENUTUP 5.1
Simpulan . ............................................................................................
51
5.2
Saran . ...................................................................................................
53
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
54
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Data Piutang debitur Perorangan pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang tahun 2012-2014. ..................
xiii
7
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Grafik Piutang Tidak Lancar pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang tahun 2012-2014. ...............................
42
Grafik 4.2 Grafik Piutang Lancar Aktif pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang tahun 2012-2014. ...............................
xiv
44
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 01 Laporan Posisi Keuangan PT. PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang Periode tahun 2012-2014………….
67
Lampiran 02 Rekap Umur Piutang Per Bulan Untuk Badan Usaha Perorangan Periode Desember tahun 2012-2014 . .....................................
70
Lampiran 03 Struktur Organisasi PT.PELABUHAN INDONESIA III (Persero) Cabang Tanjung Tanjung Emas Semarang .............................
70
Lampiran 04 Struktur Organisasi PT.PELABUHAN INDONESIA III (Persero) .
Cabang Tanjung Emas Semarang Divisi Keuangan ................
74
Lampiran 05 Rekap Umur Piutang Per Bulan Periode Desember tahun 2012-2014 . ....................................................................
75
Lampiran 06 Contoh Surat Tagihan Jasa Kepelabuhan ................................
93
Lampiran 07 Contoh Surat Persiapan Pelaksanaan Clearence Piutang ........
94
Lampiran 08 Surat Ijin Penelitian .................................................................
96
Lampiran 09 Surat Balasan Ijin Penelitian ...................................................
97
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Usaha yang ada saat ini terdiri dari perusahaan jasa dan perusahaan dagang dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan laba dengan memperhatikan pangsa pasar yang ada. Meski terdapat banyak persaingan antar perusahaan, namun hal inilah yang pada dasarnya memacu setiap perusahaan
untuk
memberikan
pelayanan
lebih
baik
lagi
demi
memenangkan pasar dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya masing-masing.
Untuk
meningkatkan kinerjanya
perusahaan harus
mempunyai suatu strategi, salah satu strategi yang dilakukan pada perusahaan dagang adalah menjual barangnya secara kredit. Penjualan barang atau jasa yang diberikan secara kredit akan menimbulkan piutang usaha. Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar yang ada dalam neraca perusahaan. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 hari sampai 60 hari (Kieso dkk, 2007 : 347). Dalam masa tenggang waktu pembayaran tersebut, perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli, sehingga penjualan kredit ini tidak segera menerima penghasilan kas. Hal ini akan berdampak bagi perusahaan, yaitu lambatnya perputaran kas yang nantinya akan mempengaruhi efektivitas arus kas perusahaan itu. Dampak lain dari
1
2
piutang ini, nantinya dapat menyebabkan munculnya piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih terjadi karena adanya kemungkinan klien bangkrut atau menghilang. Piutang usaha yang tidak tertagih adalah kerugian pendapatan yang memerlukan ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang ragu-ragu atau beban piutang tak tertagih, (Kieso dkk, 2007:350). Tidak ada satupun dari perusahaan yang mengharapkan bahwa dari sekian banyaknya debitur terdapat sebagian yang tidak bisa membayar kewajibannya walaupun dalam proses pemberian kredit telah diteliti sebaik-baiknya. Resiko tak tertagih atas sejumlah piutang pasti akan ditemui, untuk itu perusahaan seringkali membuat daftar piutang berdasarkan umurnya untuk memudahkan perhitungan piutang yang beredar kemudian menghitung cadangan kerugian piutang yang akan dibebankan pada akhir periode untuk mengakomodasikan kemungkinan piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih ini biasanya oleh pihak perusahaan menetapkan persentase tertentu untuk menggambarkan seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan. Pelabuhan Indonesia adalah salah satu perusahaan jasa yang sangat berperan penting dalam pemerintah saat ini. Pelabuhan memiliki peranan yang sangat besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun
2
3
Mobilitas sosial dan perdagangan Indonesia. Aktivitas utama pada perusahaan jasa adalah
kegiatan pemberian jasa dengan tujuan utama
untuk memperoleh minat para pelanggan. Pelabuhan Indonesia memiliki empat wilayah operasi, yaitu Pelabuhan Indonesia I berkantor pusat di Medan Sumatera Utara, Pelabuhan Indonesia II berkantor pusat di Jakarta, Pelabuhan Indonesia III berkantor pusat di Surabaya Jawa Timur, dan Pelabuhan Indonesia IV berkantor pusat di Makassar Sulawesi Selatan. PT. PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang adalah salah satu cabang Pelabuhan Indonesia III. PT. PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang menaungi dua pelabuhan yang berada di Jawa Tengah, yaitu
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan Kawasan
Pelabuhan Tegal. Ada beberapa jenis jasa yang ditawarkan pada Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, diantaranya jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jasa pengusahaan listrik, jasa pengusahaan air minum dan jasa sewa tanah. Untuk jasa pengusahaan listrik dan air minum pelabuhan bekerja sama dengan pihak yang terkait, misalnya untuk pengusahaan air minum pelabuhan bekerja sama dengan PDAM jika harga 1 liter air dari PDAM dihargai Rp 1000,00 maka pelabuhan ketika menjual kepada debitur nantinya akan mengambil untung. Sebagai contoh nantinya 1 liter air akan mereka jual dengan harga Rp 1500,00. Pada PT. PELINDO III (Perseroan) Cabang Tanjung Emas Semarang dalam pelayanan jasanya, pengguna jasa dapat melakukan pembayaran secara tunai maupun kredit. Akibat dari
3
4
pembayaran kredit tersebut, maka akan timbul piutang. Piutang biasanya muncul akibat realisasi kegiatan biayanya lebih besar daripada uper. Uper adalah uang panjar/uang jaminan yang dibayarkan oleh pengguna jasa sebelum melakukan kegiatan di pelabuhan. Penyebab lain munculnya piutang adalah akibat biaya listrik dan air yang belum dibayarkan. Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang terdapat banyak pengguna jasa yang sering terlambat dan melewati batas waktu dalam melakukan pembayaran penggunaan layanan jasa kepelabuhan. Alasan yang digunakan para pengguna jasa adalah keterlambatan diterimanya nota penjualan. Kerugian yang timbul dari piutang yang tidak tertagih ini oleh akuntansi diakui sebagai kerugian piutang. Penyebab piutang tak tertagih dari segi pemilik piutang karena kurangnya usaha penagihan, kurangnya kontrol dari pemberi piutang, kurangnya analisis seleksi dalam pemberian kredit, atau perusahaan tersebut memiliki piutang di perusahaan lain tetapi perusahaan lain juga belum bisa membayar piutangnya sehingga perusahaan tersebut menunggu piutangnya dibayar oleh pihak lain, dan jika piutangnya dibayar oleh pihak lain maka perusahaan tersebut akan membayar piutangnya kepada perusahaan yang bersangkutan, sedangkan dari segi pihak yang berutang penyebabnya bisa bermacam-macam, misalnya pihak yang berutang tiba-tiba mengalami kesulitan keuangan, kebangkrutan usaha atau pihak yang berutang memang mempunyai motif secara sengaja tidak membayar utangnya.
5
Kondisi ketidakpastian merupakan suatu hal yang wajar jika ada sejumlah piutang dagang perusahaan yang tak tertagih pada saat jatuh tempo dan bahkan ada yang benar-benar tidak dapat dibayar oleh pihak yang berutang, sehingga terpaksa dihapuskan oleh pemilik piutang. Tetapi perusahaan biasanya tidak dapat mengetahui dengan tepat berapa besar nilai piutang yang dapat ditagih maupun yang tidak dapat ditagih. Akibat dari adanya piutang yang tidak tertagih ini maka akan sangat berpengaruh pada laba operasional. Dimana semakin besar biaya yang disisihkan untuk kerugian piutang tidak tertagih, maka semakin sedikit laba operasional yang didapatkan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan piutang tak tertagih ada 2 faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat muncul dari pihak pemberi piutang (kreditur) dan pihak yang berhutang (debitur). Cabang Tanjung Emas Semarang memiliki banyak pelanggan yang menggunakan layanan jasa kepelabuhan. Selain menerima pembayaran dengan rupiah, bagi pengguna jasa yang usahanya sudah bertaraf internasional dapat melakukan pembayaran berupa valuta asing. Dalam praktiknya, pelanggan-pelanggan tersebut digolongkan dalam beberapa kategori, diantaranya ABRI, Instansi Pemerintah, BUMN, Perusahaan Swasta, Perorangan, BUMN Valas, dan Perusahaan Swasta Valas. Pada neraca yang disajikan oleh Pelabuhan Cabang Tanjung Emas Semarang, saldo piutang mengalami perubahan yang flutuatif. Pada neraca tahun 2011 saldo piutang sebesar Rp 5.768.157.703,00 kemudian saldo piutang pada
6
neraca tahun 2012 menurun menjadi Rp 4.739.133.785,00. Sedangkan tahun 2013 saldo
piutang pada neraca meningkat
menjadi
Rp
6.548.894.669,00. Terjadi peningkatan lagi pada tahun 2014 saldo piutang menjadi Rp 10.728.165.049,00 (lampiran 01). Setelah dilakukan analisa, salah satu penyebab tingginya saldo piutang pada Pelabuhan Cabang Tanjung Emas Semarang disebabkan karena terdapat beberapa pengguna jasa yang dikategorikan dalam piutang macet. Jenis-jenis piutang yang terdapat pada Pelabuhan Tanjung Emas adalah piutang lancar aktif (pengguna jasa yang memberikan upper diawal transaksi dan biasanya sebelum dilakukan penagihan pengguna jasa sudah melunasi utangnya terlebih dahulu), piutang lancar pasif (pengguna jasa yang tidak memberikan upper diawal transaksi dan biasanya baru akan melunasi utangnya setelah dilakukan penagihan terlebih dahulu, umur piutangnya antara 1-365 hari), dan yang terakhir piutang tidak lancar (pengguna jasa yang dikategorikan memiliki piutang macet adalah mereka yang memiliki umur piutang lebih dari 365 hari). Golongan Perorangan adalah salah satu pengguna jasa yang memiliki saldo piutang macet. Hal ini dapat dilihat pada rekap umur piutang perbulan sesuai dengan golongan pengguna jasa. Berikut ini data tabel perbandingan antara piutang lancar aktif, piutang lancar pasif dan piutang tidak lancar untuk golongan Perorangan pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang pada tahun 2012-2014:
7
Table 1.1 Data Piutang debitur Perorangan pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang tahun 2012 - 2014 Jenis Piutang
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Piutang Lancar Rp 1,726,883.00 Rp 1,880,087.00 Rp 5,264,814.00 Aktif Piutang Lancar Rp 9,571,800.00 Rp 13,441,598.00 Rp 37,083,282.00 Pasif
Prosentase Prosentase Prosentase Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
3%
3%
5%
15%
18%
35%
Piutang Tidak Rp 50,683,312.00 Rp 57,705,312.00 Rp 63,973,812.00 Lancar*
82%
79%
60%
Total Rp 61,981,995.00 Rp 73,026,998.00 Rp 106,321,908.00 Piutang
100%
100%
100%
*Piutang Tidak Lancar (>365 hari) Dari data tersebut menunjukkan bahwa prosentase piutang macet debitur perorangan pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang setiap tahunnya menurun tetapi prosentase tersebut tetap lebih besar jika dibandingkan dengan prosentase piutang lancar aktif dan piutang lancar pasif. Tahun 2012 prosentase saldo piutang lancar aktif hanya 3%, piutang lancar pasif sebesar 15% sedangkan piutang tidak lancarnya sebesar 82%. Untuk tahun 2013 saldo piutang lancar aktif sama dengan saldo piutang lancar aktif tahun 2012 yaitu sebesar 3% tapi untuk saldo piutang lancar pasif naik menjadi 18% sedangkan saldo piutang tidak lancar terjadi penurunan namun prosentase tersebut tetap masih tinggi yaitu sebesar 79%. Sedangkan tahun 2014 saldo piutang lancar aktif dan piutang lancar pasif mengalami kenaikkan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni masing-masing naik menjadi 5% dan 35% mungkin hal
8
inilah yang cukup berpengaruh terhadap penurunan saldo piutang tidak lancar yakni saldonya menjadi 60%, hal ini dapat dilihat pada rekap umur piutang pengguna jasa perorangan pada lampiran lampiran 02. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan penyajiannya dalam tugas akhir dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan piutang tak tertagih pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang ? 2. Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang dalam mengatasi piutang tak tertagih ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat menyebabkan adanya piutang tak tertagih pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang, diantaranya :
9
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan piutang tak tertagih pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang. 2. Untuk mengetahui cara yang digunakan oleh PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang dalam mengatasi piutang tak tertagih.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor penyebab timbulnya piutang tak tertagih pada perusahaan dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di Universitas Negeri Semarang dengan kondisi yang ada dalam dunia kerja. 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang faktor-faktor penyebab dan yang mempengaruhi piutang tak tertagih pada perusahaan jasa. b. Bagi PT.PELINDO III (Persero) cabang Tanjung Emas Semarang Penelitian ini dapat dijadikan sebagai kontribusi dan bahan pertimbangan dalam menilai kinerja perusahaan agar dapat mengambil langkah dan keputusan guna melakukan persiapan
10
dan perbaikan sehubungan adanya pengaruh faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih tersebut. c. Bagi Civitas Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan sumbangan pemikiran khususnya mengenai analisis faktorfaktor penyebab piutang tak tertagih pada Perusahaan jasa.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Piutang Piutang dagang atau disebut juga dengan piutang usaha merupakan piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Piutang dagang biasanya diberikan penjual kepada pembeli barang dagang atau jasa atas dasar kepercayaan, tanpa disertai dengan janji tertulis secara formal. Selain piutang dagang, ada pula piutang yang timbul bukan dari penjualan barang dan jasa, misalnya piutang wesel, piutang kepada pemegang saham, piutang deviden, dll. Piutang merupakan aktiva lancar atau kekayaan perusahaan yang timbul karena ada penjualan secara kredit. Cara penjualan kredit ini merupakan cara yang biasanya dilakukan dalam dunia bisnis untuk dapat menarik para pelanggan pembeli barang dan jasa dalam perusahaan. Piutang (receivable) adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak
lainnya.
Untuk
tujuan
pelaporan
keuangan,
piutang
diklasifikasikan sebagai lancar (jangka pendek) atau tidak lancar (jangka panjang). Piutang adalah merupakan kebiasaan bagi untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan (Soemarso 2002:338). Piutang adalah hak perusahaan untuk menerima sejumlah kas dimasa yang akan datang, akibat kejadian dimasa lalu. Piutang adalah tuntutan dari pihak lain (langganan) akibat perusahaan melakukan
11
12
transaksi penjualan barang dagang / jasa secara kredit. Piutang adalah hak untuk menagih kepada pihak lain karena sebelumnya perusahaan memberikan pinjaman atau menjual barang/jasa secara kredit kepada pihak lain. Piutang adalah klaim perusahaan atas uang, barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya (Baridwan 2004:124). Piutang adalah seluruh uang yang diklaim terhadap entitas lainnya, mencakup perorangan, perusahaan, dan organisasi lainnya. Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari aktiva lancar perusahaan. Menurut Kieso,dkk (2007:346) piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai lancar (jangka pendek) atau tidak lancar (jangka panjang). Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanyadiperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 sampai 60 hari. Secara umum piutang ini merupakan piutang terbesar yang dimiliki oleh perusahaan. Dari definisi piutang diatas dapat disimpulkan bahwa piutang adalah hak untuk menagih kepada pihak lain karena sebelumnya perusahaan memberikan pinjaman kepada pihak lain atau menjual barang atau jasanya secara kredit kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Dan piutang adalah seluruh uang yang diklaim terhadap entitas lainnya, mencakup perorangan, perusahaan, dan organisasi lainnya. Piutang meliputi semua klaim dalam
13
bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.
2.2 Jenis -jenis Piutang Menurut Kieso, dkk (2009:346-347) piutang dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Piutang Lancar Piutang lancar merupakan piutang yang akan ditagih dalam masa satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan, mana yang lebih panjang. 2. Piutang Tidak Lancar Piutang tidak lancar merupakan piutang yang akan tertagih lebih dari satu tahun. Piutang selanjutnnya diklasifikasikan dalam neraca yaitu sebagai: a. Piutang dagang Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasional bisnis normal. Piutang dagang ini kemudian terbagi lagi menjadi dua yaitu piutang usaha dan wesel tagih. 1.) Piutang usaha merupakan janji lisan dari pembeli untuk membayar barang atau jasa yang dijual. 2.) Wesel tagih merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan.
14
b. Piutang Nondagang Piutang nondagang berasal dari berbagai transaksi. Sejumlah contoh piutang nondagang adalah:
1.) Uang muka kepada karyawan dan staf. 2.) Uang muka kepada anak perusahan. 3.) Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan. 4.) Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran. 5.) Piutang deviden dan bunga. 6.) Klaim terhadap : a. Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertangguhkan. b. Terdakwa dalam suatu perkara hukum. c. Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak. d. Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak atau hilang. e. Kreditor untuk baarang yang dikembalikan, rusak, atau hilang. f. Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat, kontainer, dan sebagainya).
15
2.3 Penilaian Piutang Menurut Jusup (1987:39-40) ada dua cara untuk melakukan pencatatan kerugian piutang sebagai berikut: 1. Metode Cadangan Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi, cukup besar jumlahnya. 2. Metode Penghapusan Langsung Penggunaan metode penghapusan langsung, maka jumlah kerugian piutang tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak digunakan rekening cadangan kerugian piutang.
2.4 Penentuan Kerugian Piutang Terdapat dua cara untuk menaksir jumlah penyisihan untuk piutang tak tertagih, yaitu berdasarkan saldo piutang dan berdasarkan saldo penjualan (Soemarso, 2004:339-343). 1. Penyisihan atas Dasar Saldo Piutang Penyisihan piutang tak tertagih yang didasarkan atas saldo piutang dapat dilakukan dengan cara menetapkan suatu persentase terhadap saldo piutang. Biasanya saldo yang dipakai adalah rata-rata antara saldo piutang pada awal dan akhir periode.
16
2. Penyisihan atas Dasar Saldo Penjualan Perhitungan penyisihan piutang tak tertagih dengan cara ini dilakukan dengan menetapkan suatu persentase tertentu terhadap penjualan. Angka penjualan yang dipakai adalah penjualan kredit, tapi apabila untuk memperoleh angka tersebut diperlukan terlalu banyak waktu dan biaya maka persentase dapat didasarkan atas total penjualan.
2.5 Pengertian Piutang Tak Tertagih Menurut Jusup (2002:55) piutang tak tertagih adalah piutang yang dapat menimbulkan kerugian karena debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanankan kewajibanya.
2.6 Jenis-jenis Piutang Tak Tertagih Jenis-jenis piutang tak tertagih diantaranya : 1. Kredit dalam perhatian khusus 2. Kredit kurang lancar 3. Kredit diragukan 4. Kredit macet
17
2.7 Faktor-faktor Piutang Tak Tertagih Hampir setiap perusahaan pernah mengalami masalah piutang tak tertagih. Menurut Mahmoedin (1995:134) gejala kredit macet antara lain disebabkan oleh: 1. Menurunnya Pendapatan Bersih Turunnya pendapatan bersih dapat disebabkan oleh adanya kenaikkan biaya yang tidak diimbangi dengan pendapatan yang tinggi. 2. Menurunnya Penjualan secara Tajam Penjualan yang menurun adalah hal yang wajar dalam siklus hidup perusahaan, tetapi jika penjualan tersebut mengalami penurunan yang sangat tajam, maka hal ini menandakan bahwa perusahaan akan menemui titik kritis. 3. Menurunnya Perputaran Persediaan Perputaran persediaan yang cepat akan memberikan kelancaran bagi perusahaan. Tetapi jika perputaran tersebut kecepatannya menurun berarti banyak barang yang tidak laku, seperti perusahaan diambang kesulitan dalam melakukan pemasaran produknya. 4. Meningkanya Penjualan secara Tajam Naiknya penjualan secara tajam disebabkan perusahaan ingin mempunyai uang secara cepat sehingga perusahaan melakukan penjualan produknya dengan harga jual dibawah harga pokok. 5. Menurnnya Perputaran Piutang
18
Lambannya proses pelunasan pelanggan dan sulitnya penagihan akan menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melanjutkan kegiatan operasionalnya. 6. Menurunnya Modal Lancar Turunnya modal lancar dapat disebabakan oleh pembelian kredit, membengkaknya hutang kepada pihak ketiga atau mungkin disebabkan adanya pemborosan. 7.
Nasabah mulai ingkar janji
8. Nasabah membuat laporan fiktif 9. Nasabah tidak terbuka 10. Nasabah menolak wawancara Menurut Rivai, dkk (2013:238-239),
kredit macet atau piutang tak
tertagih dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak kreditur. Faktor-faktor tersebut diantaranya : a. Keteledoran dari pihak kreditur mematuhi persetujuan pemberian piutang yang telah ditegaskan. b. Terlalu mudah memberikan piutang yang disebabkan karena tidak ada patokan yang jelas tentang standar kekayaan. c. Konsentrasi piutang pada sekelompok pengguna jasa atau sektor usaha yang beresiko tinggi. d. Kurang memadainya jumlah eksekutif dan staf bagian piutang.
19
e. Lemahnya bimbingan dan pengawasan pimpinan kepala para eksekutif dan staf bagian piutang. f. Lemahnya perusahaan mendeteksi timbulnya piutang macet termasuk mendeteksi arah perkembangan arus kas pengguna jasa atau debitur lama. 2. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak debitur. Faktor-faktor tersebut diantaranya : a. Menurunnya kondisi
ekonomi perusahaan yang
disebabkan
merosotnya kondisi ekonomi umum dan atau bidang usaha dimana mereka beroperasi. b. Adanya salah arus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan atau karena kurang pengalaman dalam bidang usaha yang ditangani. c. Problem
keluarga,
misalnya
perceraian,
kematian,
sakit
berkepanjangan, pemborosan dana oleh salah satu atau beberapa anggota keluarga debitur. d. Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang lain. e. Munculnya kejadian di luar kekuasaan debitur, misalnya perang dan bencana alam. f. Watak buruk debitur (yang semula memang merencanakan tidak akan melunasi piutangnya).
20
Menurut Sinungan (1997:58-59) penyebab kredit macet adalah kesulitan keuangan yang dialami oleh debitur. Penyebab kesulitan keuangan dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu: 1. Faktor-faktor intern, adalah faktor-faktor yang ada dalam diri perusahaan sendiri. Dari segi managerial faktor terjadinya kredit macet disebabkan oleh: a. Kelemahan dalam kebijaksanaan pembelian dan penjualan b. Tidak efektifnya kontrol atas biaya dan pengeluaran c. Kebijaksanaan tentang kebijakan piutang yang tidak efektif d. Penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap e. Permodalan yang tidak cukup 2. Faktor-faktor ekstern, adalah factor-faktor yang berasal dari luar perusahaan, diantaranya: a. Bencana alam, adalah sesuatau yang tidak kita inginkan, misalnya: kebakaran, gempa bumi, gunung meletus, angin topan, banjir, dll. b. Peperangan, merupakan pengrusakan dari akibat permasalahan, misalnya: demonstrasi, penjrahan, pembakaran, dll. c. Perubahan kondisi perekonomian, merupakan peraturan pemerintah terhadap suatu jenis barang d. Perubahan teknologi, semakin majunya teknologi maka semakin efisien barang yang diproduksi sehingga perusahaan yang tidak menggunakan teknoligi modern akan kalah bersaing.
21
2.8 Prosedur Penagihan Piutang Menurut Van Horne (2002:263) ada beberapa cara yang dilakukan untuk melakukan penagihan piutang, yaitu sebagai berikut: 1. Melalui Surat Teknik ini dilakukan bilamana pembayaran hutang pelanggan dari pelanggan sudah lewat beberapa hari dari waktu yang telah ditentukan tetapi belum dilakukan pembayaran. 2. Melalui Telepon Teknik ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari teknik sebelumnya, yaitu apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihan masih belum dibayarkan. 3. Kunjungan Personal Kunjungan personal yaitu dengan cara melakukan kunjungan secara personal atau pribadi ke tempat pelanggan. 4. Tindakan-tindakan hukum Teknik ini yang paling akhir dilakukan apabila ternyata pelanggan tidak menunjukan itikad yang baik untuk melaksanakan kewajiban membayar hutangnya.
22
2.9 Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah Penyelesaian kredit bermasalah berpedoman pada ketentuan sebagai berikut, (Rivai, dkk 2013:242-262): 1. Terhadap debitur yang dipandang masih mempunyai prospek dan debitur masih mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya, penyelamatan kredit antara lain dapat dilakukan melalui cara: a. Penagihan intensif oleh kreditur b. Rescheduling, adalah upaya penyelamatan kredit dengan melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali atau jangka waktu. c. Reconditioning, adalah upaya penyelamatan kredit dengan cara melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit, yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal atau jangka waktu kredit saja, namun perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan kredit. d. Restructuring, adalah upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit . e. Management Assistancy, adalah bantuan konsultasi dan manajemen profesional yang diberikan kreditur kepada debitur yang masih mempunyai prospekdan iktikad baik untuk melunasi kewajibannya, namun lemah di dalam pengelolaan perusahaannya, baik dengan cara menempatkan salah satu petugas kreditur maupun meminta bantuan pihak ketiga (konsultan) sebagai anggota manajemen.
23
2. Terhadap debitur yang dipandang kurang mempunyai prospek dan tidak mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya, penyelesaian dapat ditempuh melalui cara: a. Novasi, adalah perjanjian yang menyebabkan hapusnya perikatan dan pada saat yang bersamaan timbul perikatan lainnya sebagai pengganti perikatan semula. b. Kompensasi, adalah salah satu cara hapusnya perikatan yang disebabkan oleh keadaan dimana dua orang atau pihak masing-masing merupakan nasabah satu terhadap lainnya. c. Likuidasi, adalah penjualan barang jaminan debitur untuk melunasi utang kepada bank, baik dilakukan oleh debitur yang bersangkutan maupun oleh pemilik jaminan dengan persetujuan dan dibawah pengawasan bank. d. Subrogasi, adalah penggantian hak-hak bank oleh pihak ketiga karena adanya pembayara utang nasabah oleh pihak ketiga tersebut kepada bank yang dimaksud. e. Penebusan Jaminan, adalah penarikan jaminan dari bank oleh nasabah atau pemilik jaminan denagn menyetorkan sejumlah uang yang ditetapkan oleh bank. 3. Terhadap debitur yang sudah tidak mempunyai prospek, namun masih mempunyai iktikad baik untuk melunasi kewajibannya dapat diberikan keringanan tunggakan bunga, denda, ongkos-ongkos.
24
4. Terhadap debitur yang sudah tidak mempunyai prospek dan tidak mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya, penyelesaian kreditnya dapat ditempuh melalui pihak ketiga (Pengadilan Negeri). 5. Terhadap debitur kredit kecil yang sudah tidak mempunyai prospek dan masih mempunyai prospek, namun tidak memenuhi kewajibannya, penagihan dilakukan oleh kreditur secara intensif.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini dilakukan oleh penulis pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang, Jl. Coaster No.10 Tanjung Emas Semarang pada Divisi Keuangan.
3.2 Objek Kajian Obyek kajian penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Obyek kajian dalam penelitian ini adalah Faktor-Faktor Piutang Tak Tertagih pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang.
3.3 Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dimana penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu kepada responden untuk memperoleh informasi yang diharapkan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada unit organisasi yang terkait dengan bagian piutang pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang.
25
26
2. Dokumentasi Dokumentasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam penelitian untuk pengumpulan data dengan menggunakan dokumen (sejarah singkat pelabuhan, struktur organisasi, data (daftar saldo berdasarkan umur piutang), serta sistem pembayaran yang ada pada pelabuhan tersebut) yang berkaitan dengan masalah yang dibahas sebagai sumber informasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3.4 Metode Analisis Data Analisis pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu teknik analisis yang mendeskripsikan/mengungkapkan suatu keadaan yang menjadi fokus penelitian dan tidak berdasarkan pada perhitungan statistic yang berbentuk angka dengan membandingksn fakt dan teori yang terjadi pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang. Dari data yang diperoleh kemudian disajikan berdasarkan analisis, secara umum analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif yaitu dalam pernyataan dan uraian yang selanjutnya akan disusun secara sistematis dalam bentuk Tugas Akhir.
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang adalah: a. Faktor-faktor yang disebabkan oleh pihak internal yang dalam hal ini adalah: 1.) PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang, penyebabnya antara lain: a.) Pada piutang lama Belum diberlakukannya uper/uang panjer b.) Lemahnya pengendalian iternal terhadap piutang tak tertagih c.) Kurang memadainya jumlah eksekutif atau staf bagian piutang 2.) Pengguna Jasa, penyebabnya antara lain: a.) Watak buruk dari pengguna jasa, seperti sulit ditemui, melarikan diri, pindah lokasi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dll. b.) Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang lain. c.) Menurnnya kondisi ekonomi perusahaan yang disebabkan oleh merosotnya kondisi ekonomi umum dan bidang usaha dimana mereka beroperasi.
57
58
b. Faktor- faktor yang disebabkan oleh pihak ekternal, yang dalam hal ini penyebabnya antara lain: 1.) Kebijakan Pemerintah, seperti devaluasi (penurunan nilai rupiah), revaluasi (kenaikan nilai rupiah), kenaikan harga BBM, Peraturan Pemerintah dalam rangka peremajaan alat-alat produksi yang mengakibatkan kebutuhan dana untuk melakukan penggantian. 2.) Perkembangan teknologi, perusahaan mengalami kesulitan pada ketuaan alat produksi yang mengakibatkan produk yang dipasarkan tidak disukai lagi, ongkos produksi meningkat, pemborosan bahan baku, sehingga diperlukan penggantian alat produksi yang digunakan dengan alat produksi yang baru. 3.) Bencana alam yang tidak pernah diprediksi sebelumnya, seperti kebanjiran, tanah longsor, gunung meletus, gempa, kebakaran dll. 2. Upaya yang dilakukan oleh PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang dalam mengatasi piutang tak tertagih adalah sebagai berikut: a. Piutang yang tak tertagih diinventarisasi; b. Kelompokkan berdasarkan jenis golongan pengguna jasa dan umur piutangnya; c. Konfirmasi piutang kepada pengguna jasa; d. Dibentuk tim untuk penagihan; e. Dibuatkan surat teguran untuk penagihan ulang;
59
f. Jika selama proses penagihan tetap belum berhasil maka piutang tersebut diserahkan kepada KP3N; g. Setelah piutang ditangani KP3N tidak berhasil, maka piutang tersebut diusulkan kepada Menteri Keuangan selaku pemegang saham untuk dihapus. Penghapusan piutang adalah salah satu upaya yang dilakukan agar
dapat menurunkan saldo piutang macet yang terdapat di
perusahaan. Dengan mengirimkan daftar nominatif yang memuat nama dan alamat debitur, tanggal piutang, jenis dan jumlah piutang, serta berita keterangan rnengenai keadaan debitur itu sendiri. Maka piutang tersebut akan diusulkan ke KP3N. Kemudian KP3N membuatkan Surat Peryataan Sementara Belum Dapat Ditagih (SPBDT) yang selanjutnya dokumen tersebut akan dikirimkan kepada Dewan Komisaris dan Menteri Keuangan untuk kemudian dihapuskan. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan kepada pihak Pelabuhan Cabang Tanjung Emas Semarang adalah: 1. Pengendalian internal terhadap piutang harus lebih ditingkatkan, sehingga kegiatan operasional bisa lebih efektif, upaya yang dapat dilakukan diantaranya: a. Harus adanya pengawasan dilapangan terhadap setiap aktivitas kepelabuhan, hal ini sebagai antisipasi adanya oknum ataupun pengguna jasa yang tidak bertanggung jawab
60
b. Sitem uper/uang panjar, CMS, dan locking system harus dilakukan secara maksimal sehingga mampu mengurangi timbulnya piutang. c. Perlu adanya penambahan eksekutif atau staf yang menguasai tentang perkreditan, pengalaman yang sudah dimiliki ini diharapkan mampu mendeteksi akan timbulnya piutang tak tertagih serta upaya-upaya apa saja yang nantinya akan dilakukan untuk mengatasinya. 2. Kenaikan denda yang diberikan kepada pengguna jasa yang memiliki piutang dan sudah jatuh tempo juga diharapkan dapat mengurangi timbulnya piutang 3. Sebagai bentuk apresiasi terhadap debitur yang telah melunasi piutangnya sebelum jatuh tempo, maka perlu diberikan sedikit keringanan denda yang akan dibayarkannya.
61
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Edisi 8. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik Keuangan Daerah, Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Jusup, Al. Haryono. 1987. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 2 (Edisi Revisi). Yogyakarta: LIBERTY Yogyakarta -----
2002. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 2 (Edisi 6). Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan, Edisi Revisi-12. Jakarta: RajaGrafindo Persada Kurnianingrum, Ayu Dian. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kredit Macet Pada PD.BPR BKK Kudus Cabang Kota Kudus”. Tugas Akhir. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES Mardiasmo. 2000. Akutansi Keuangan Dasar, Jilid Dua. BFE, Yogyakarta Mukhsinati Sari.2011. “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Macet Pada Bank “X” Di Kabupaten Jember”. SKRIPSI. Jember: Fakultas Ekonomi Universitas Jember Rivai Veithzal, dkk. 2013. Manajemen Perbankan dari Teori ke Praktik. Jakarta: RajaGrafindo Persada Santosa, Dede Iman. 2008. “Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet pada Nasabah BKM di Kec. Pemalang Kab. Pemalang Tahun 2007”. SKRIPSI. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES Sinungan, Muchdarsyah. 1997. Manajemen Dana Bank. Jakarta: Bumi Aksara Smith M. Jay, Skousen Fred K., Akuntansi Intermediate, Jakarta: Erlangga Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat
62
Van Horne, James C., JR, Wachhowicz John M. 2002. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Buku 1. Terjemahan Heru Sutojo. Jakarta: Salemba Empat Weygandt J.Jerry, Donald E. Kieso, Warfield D. Terry.2007.Akuntansi Intermediate, Edisi ke duabelas, Jilid Satu.Jakarta:Salemba Empat.
LAMPIRAN
63
63
Pedoman wawancara: 1. Bagaimana sejarah berdirinya PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang ? 2. Apa bentuk badan hukum dari PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang ? 3. Apa tujuan, manfaat, dan fungsi dari PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang ? 4. Jasa apa saja yang ditawarkan PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang ? 5. Faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya piutang ? 6. Berapa Prosentase antara piutang lancar dengan piutang mecet (Piutang tak tertagih) setiap tahun dalam 3 periode akuntansi ? 7. Golongan pengguna jasa mana yang memiliki prosentase piutang tak tertagih yang cukup besar ? 8. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya piutang tak tertagih ? 9. Sanksi apa yang diberikan kepada pengguna jasa yang memiliki saldo piutang tak tertagih ? 10. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang dalam menyelesaikan piutang tak tertagih ?
63
64
Faktor-faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang 2. Faktor Internal b. Faktor
Internal
yang
disebabkan
oleh
PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang Terlalu mudah memberikan piutang yang disebabkan karena tidak ada patokan yang jelas tentang standar kekayaan. Konsentrsi
piutang
pada
sekelompok
pengguna jasa atau sector usaha yang beresiko tinggi. Lemahnya pengendalian internal terhadap piutang tak tertagih. Kurang memadainya jumlah eksekutif dan staf bagian piutang. Lemahnya bimbingan dan pengawasan pimpinan kepala para eksekutif dan staf bagian piutang. Adanya
perlakuan
khusus
terhadap
golongan pengguna jasa. Lemahnya peusahaan dalam mendeteksi timbulnya
piutang
macet
termasuk
mendeteksi arah perkembangan arus kas pengguna jasa atau debitur lama. b. Faktor
Internal
yang
disebabkan
oleh
pengguna jasa Watak buruk dari pengguna jasa, seperti sulit ditemui, melarikan diri, pindah lokasi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dll.
YA
TIDAK
65
Adanya salah arus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan atau karena kurang pengalaman dalam bidang usaha yang ditangani. Problem keluarga, misalnya perceraian, kematian,
sakit
berkepanjangan,
pemborosan dana oleh salah satu atau beberapa anggota keluarga pengguna jasa. Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang lain. Menurnnya kondisi ekonomi perusahaan yang disebabkan oleh merosotnya kondisi ekonomi umum dan bidang usaha dimana mereka beroperasi 3. Faktor Ekternal Kebijakan Pemerintah, seperti devaluasi (penurunan
nilai
rupiah),
revaluasi
(kanaikkan nilai rupiah), kanakkan harga BBM, Peraturan Pemerintah dalam rangka peremajaan
alat-alat
mengakibatkan
produksi
kebutuhan
dana
yang untuk
melakukan penggantian. Perkembangan
teknologi,
perusahaan
mengalami kesulitan pada ketuaan alat produksi yang mengakibatkan produk yang dipasarkan tidak disukai lagi, ongkos produksi meningkat, pemborosan bahan baku, sehingga diperlukan penggantian alat produksi yang digunakan dengan alat produksi yang baru.
66
Bancana alam yang tidak pernah diprediksi sebelumnya, longsor,
seperti
gunung
kebakaran, dll.
kebanjiran, meletus,
tanah gempa,
67
Lampiran 01
68
69
70
Lampiran 02
71
72
73
Lampiran 03
74
Lampiran 04
75
Lampiran 05
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
Lampiran 06
95
Lampiran 07
96
97
Lampiran 08
98
Lampiran 09
99
100