ANALISIS FAKTOR DOMINAN PENOLAKAN ATAS PENGGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Jawa Tengah)

ANALISIS FAKTOR DOMINAN PENOLAKAN ATAS PENGGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Jawa Tengah) Sudarno Universitas Diponegoro ABSTRACT In 2011, the Higher Education (Dikti) compiled financial accounting system (FAS) for state universities (PT) in Indonesia. Preparation of FAS entrusted to AB university. In general, the use of information technology (IT) has many usefullness. In particular, the use of IT (such as FAS) can difficulties cause due to weakness. FAS unflexible, so it is not easily/quickly overcome if there is development. Programer FAS must know the needs of information the user, but AB university never surveyed to the needs of universities in Indonesia. Another drawback, the dependence on programmers FAS. Weakness of FAS allows universities the denial to use it. So far, there is no provision of Higher Education (Dikti) that the universities in Indonesia must use FAS prepared by AB university. This study aims to investigate the dominant factors from the denial of FAS. These factors are social factors, compliance tasks, the conditions that facilitate, affect, complexity, and long-term consequences. Population was staff of the accounting department and staff of the monitoring and evaluation department to universities in Central Java. Data collection through surveys and samples were determined by convenience sampling method. Questionnaires were returned 33 sets and decisions are made based on 33 respondents. Data collection through surveys and samples determined by convenience sampling method. Further testing data quality, example: outliers tests, validity tests, and reliability tests of data. Testing hypotheses using multiple regression. The results of this study that social are the dominant factor in denialling the use of FAS. Another factor, there are the compliance tasks and long-term consequences were moderate factors. Both of these factors are sometimes used, sometimes not used as consideration a decision refusing to FAS. When the factors of conditions that facilitate, affect, and the complexity is not related to the denial of FAS. Keywords: Denial of FAS, social factors, compliance tasks, facilitating conditions, affect, complexity, long-term consequences. PENDAHULUAN

pengetahuan bidang TI dan penggunaannya

Pada masa sekarang TI (Teknologi

dalam organisasi. Penggunaan TI dengan

Informasi) berperan penting dalam kehidupan

menciptakan sistem informasi yang tangguh

organisasi. Melihat pentingnya TI maka

maka organisasi tersebut mampu melahirkan

American

Public

keunggulan kompetitif (Darmini dan I Nyoman

Accountants (AICPA) telah menerbitkan

2008). Menurut Bodnar dan Hopwood (2001)

Certified

TI meliputi teknologi komputer (computing

Institute

of

Information

Certified

Technology

Professional (CITP), yaitu sertifikat tentang

technology)

dan

teknologi

komunikasi

Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 5/No. 2/MEI 2009 : 197 - 214

197

(communication technology) di mana TI

akuntansi. Sistem akuntansi terdiri dari sistem

berguna untuk memproses dan menyebarkan

akuntansi keuangan (SAK), sistem akuntansi

informasi yang bersifat keuangan maupun non

aset tetap, dan sistem akuntansi biaya. SAK menghasilkan laporan keuangan

keuangan. Sejak tahun 2008, perguruan tinggi

pokok, yaitu laporan realisasi anggaran

negeri (PT) di Indonesia dalam mengelola

(LRA), neraca, laporan aktivitas, dan laporan

keuangannya

tiga

arus kas. PT bebas mengembangkan sistem

kelompok, PT berstatus Pengelolaan Keuangan

akuntansinya. Tempo pengembangan sistem

Badan Layanan Umum (PK-BLU) penuh, PT

akuntansi dua tahun sejak PT ditetapkan

berstatus PK-BLU bersyarat, dan PT berstatus

sebagai PK-BLU. Melihat pengembangan

Non PK-BLU. Khusus PT berstatus PK-BLU

SAK yang berbasis web lambat maka Dikti

penuh, mempunyai keistimewaan berupa

berupaya menyusunkan SAK bagi PT di

kewenangan atas pengelolaan keuangannya.

Indonesia. Penyusunan (pemrograman) SAK

Misal, pendapatan PK-BLU dari masyarakat

oleh Dikti diserahkan kepada PT AB. Namun,

tidak disetor ke kas negara tetapi langsung

banyak PT mengembangkan SAKnya sendiri

digunakan dan sisanya tetap ada di kas PK-BLU

dan atau menolak untuk menggunakan SAK

yang bersangkutan. Pendapatan dan belanja

yang dikembangkan PT AB tersebut. Sejauh

hanya perlu pengesahan dari KPPN. Melihat

ini, belum ada ketentuan Dikti bahwa PT di

luasnya kewenangan mengelola keuangan ini

Indonesia harus memakai SAK yang disusun

maka terbit Peraturan Pemerintah (PP) No. 23

oleh PT AB.

dibedakan

menjadi

tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Banyak peneliti menyatakan bahwa

Badan Layanan Umum (PK-BLU). Tujuan

TI memiliki berbagai kemanfaatan dan bukti

PP yaitu adanya laporan pertanggungjawaban

empiris tentang faktor yang mempengaruhi

pimpinan PK-BLU yang berupa laporan

penggunaan TI. Studi Sudarsono (2004)

realisasi anggaran (LRA), neraca, laporan

membuktikan bahwa pemanfaatan TI yang

aktivitas, dan laporan arus kas, serta catatan atas

berupa sistem informasi akuntansi dapat

laporan keuangan (CALK). Berkaitan dengan

mengurangi risiko atau eksposur kerugian

laporan pertanggungjawaban tersebut maka

dan meningkatkan efektivitas, efisiensi dan

terbit Peraturan Menteri Keuangan (PMK)

keekonomisan

Nomor 76 Tahun 2008 tentang Pedoman

Laksmana dan Muslichah (2002) mendapatkan

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan

bahwa penggunaan TI yang berwujud cakupan

Layanan Umum. PMK ini mengharuskan

informasi yang luas dapat meningkatkan

PT yang berstatus PK-BLU memiliki sistem

kinerja manajerial. Temuan yang senada,

198

perusahaan.

ANALISIS FAKTOR DOMINAN PENOLAKAN ATAS PENGGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Jawa Tengah) Sudarno Universitas Diponegoro

Peneliti

lain,

seperti hasil riset Darmini dan Putra (2008)

Waterhouse, 1975; Daft & Macintosh, 1978;

dan Siregar dan Suryanawa (2009) bahwa

Dremer, 1977; Waterhouse & Tiessen, 1978).

pemanfaatan

terhadap

Jadi, suatu SAK cocok diaplikasikan di PT AB

peningkatan kinerja individual. Peneliti yang

belum tentu baik diaplikasikan pada PT lain di

mengkaji dari segi faktor yang mempengaruhi

Indonesia.

TI

berpengaruh

pemanfaatan TI dilakukan oleh Rahmawati

Menurut Wright (2003) bahwa teori

(2008). Hasil penelitiannya bahwa faktor

pengharapan menjelaskan bagaimana dan

sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas,

mengapa seseorang memilih beberapa alternatif.

konsekuensi jangka panjang dan kondisi yang

Artinya, seseorang berkecenderungan untuk

memfasilitasi berpengaruh positif terhadap

bertindak tergantung pada kesesuaian antara

pemanfaatan TI.

output dari sesuatu dengan harapan individu

Riset di atas merupakan studi mengenai

tersebut. Dalam penggunaan SAK, teori ini

kemanfaat TI dan studi tentang faktor-

memberikan pemahaman bahwa individu

faktor pemanfaatan TI. Riset-riset tersebut

mau menggunakan atau menolak SAK

memandang TI secara umum, sehingga

tergantung kesesuaian output SAK dengan

kemanfaat TI dilihat dari segi umum. Padahal,

apa yang diharapkan oleh individu berkenaan.

organisasi menggunakan TI dalam wujud

Individu menggunakan SAK karena banyak

yang khusus seperti; SAK, sistem akuntansi

kemanfaatan

aset tetap, sistem akuntansi biaya, dan lainnya.

akan menolaknya jika rendah kemanfaatan

Berdasarkan teori kontenjensi, Burn dan

yang

Stalker (1961) menyatakan bahwa sesuatu

individu menolak menggunakan SAK karena

yang baik bagi sebuah organisasi belum tentu

kemanfaatannya tidak sesuai dengan harapan

baik untuk organisasi lain, tetapi tergantung

pengguna, misal software tersebut kurang baik

pada situasi yang dihadapi organisasi tersebut.

bagi institusinya.

yang

diperolehnya.

diperolehnya, Riset

ini

tetapi

meninjau

Ini berarti, suatu komponen dengan komponen

Penolakan menggunakan SAK dapat

lain di dalam organisasi harus bersesuaian

dimaklumi karena persepsi penggunaan SAK

agar organisasi melakukan aktivititasnya

dari PT AB akan menimbulkan kesulitan

secara optimum (Perrow, 1967; Selto, Renner,

yang diakibatkan oleh kekurangan atau

& Young, 1995). Kajian empiris membuktikan

kelemahannya. Kelemahan SAK berbasis

bahwa faktor situasi mempengaruhi desain

web yang menonjol, seperti: SAK cenderung

sistem informsi akuntansi (Gordon & Miller,

kurang fleksibel sehingga tidak mudah/cepat

1976; Hayes, 1977; Khandwalla, 1972;

diatasi jika ada perubahan atau pengembangan

Waterhouse & Tiessen, 1978; Burns &

kebutuhan. Kelemahan lain, penyusun program Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 5/No. 2/MEI 2009 : 197 - 214

199

SAK harus mengetahui apa yang diinginkan

hardware, software, teknologi penyimpanan

oleh pengguna SAK tersebut, padahal PT AB

data (storage), dan teknologi komunikasi

tidak pernah mensurvei PT-PT yang ada di

(Mescon, et. al., 2002; McLeod & Schell,

Indonesia. Selain itu, timbul ketergantungan

2004; Laudon & Laudon, 2006). Pernyataan

pengguna

SAK

pada

pemrogram

SAK

Bodnar dan Hopwood (2001), TI meliputi

tersebut.

Berdasarkan

kelemahan

SAK

teknologi komputer (computing technology)

inilah memungkinkan beberapa PT menolak

dan teknologi komunikasi (communication

menggunakannya. Namun demikian perlu

technology) yang digunakan untuk memproses

bukti empiris untuk menentukan faktor-faktor

dan menyebarkan informasi baik itu yang

penolakan menggunakan SAK tersebut. Studi

bersifat finansial atau non finansial. Gambaran

ini mencoba menggali faktor dominan yang

TI menurut Haag dan cummings (1998) adalah

menjadi dasar penolakan tersebut.

seperti Tabel 1. TI

bermanfaat

bagi

pengguna

TINJAUAN PUSTAKA DAN

melaksanakan

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

al., 1991). Menurut Chin dan Todd (1995)

Teknologi Informasi (TI) dan

manfaat TI berupa: menjadikan pekerjaan

Kemanfaatannya

lebih mudah (makes job easier), bermanfaat

TI merupakan teknologi komputer yang

tugasnya

(Thompson,

et.

(usefull), menambah produktifitas (Increase

digunakan untuk memproses dan menyimpan

productivity),

informasi, juga teknologi komunikasi yang

(enchance efectiveness), dan mengembangkan

digunakan untuk mengirimkan informasi

kinerja pekerjaan (improve job performance).

mempertinggi

efektifitas

(Martin, et. al., 2002). TI terdiri atas komponen Tabel 1 Kategori Pemrosesan Informasi dan Alat TI Tugas Pemrosesan Keterangan Menangkap Informasi Memperoleh informasi dari sumber asalnya Menyampaikan Menyajikan informasi dalam Informasi bentuk yang paling berguna Menciptakan Memproses informasi untuk informasi memperoleh informasi baru Menyimpan informasi Menyimpan informasi untuk penggunaan waktu yang akan datang Mengkomunikasikan Menyampaikan informasi ke informasi orang lain atau ke lokasi lain

200

Alat TI Teknologi input, misal: Mouse, Keyboard, Bar code reader Teknologi output, misal: screen, printer, speaker Teknologi software, misal: word processing, payroll, expert system Teknologi penyimpanan, misal: hardisk, CD Room, tape Teknologi telekomunika-si, misal: Modem, satelit


Penolakan Mengunakan TI

lama, dan biaya pemasangan instalasi tinggi),

Menurut Thompson, et. al. (1991),

komputer tidak dapat mendeteksi penyebab

penggunaan TI tergantung dari pengetahuan

kesalahan, hilangnya jejak audit, komputer

individu atas manfaat dari TI. Selain itu,

peka terhadap pengaruh lingkungan, dan data

Rahmawati

yang disimpan mudah rusak.

(2008)

menyatakan

bahwa

manfaat TI dapat dirasakan jika pengguna memahami tentang TI. Jadi, jika pemakai

Faktor Sosial dan Penolakan Penggunaan

mengetahui

SAK

manfaat

TI

maka

akan

menggunakannya dan sebaliknya jika kurang

Menurut

Woon

(2004),

faktor

paham atas manfaat TI atau output TI tidak

sosial sebagai internalisasi individu dari

sesuai keinginannya maka akan menolaknya.

referensi kelompok budaya subyektif dan

Mengacu pernyataan Jackson, et. al. (1997),

mengkhususkan persetujuan antar pribadi

pengembang sistem akuntansi, khususnya

bahwa individu telah berinteraksi dengan yang

sisten akuntansi keuangan perlu memiliki

lain pada situasi sosial khusus. Faktor sosial

pemahaman yang baik mengenai faktor-

yang mempengaruhi penolakan pengunaan

faktor yang mempengaruhi pemanfaatan TI.

SAK adalah: a) kenyamanan pimpinan atau

Menurut Triandis (1980), kemanfaatan TI

rekan kerja dalam menggunakan SAK, b)

(PC=Personal computer) dipengaruhi oleh

pengetahuan tentang SAK dari pihak lain,

perasaan individu (affecf), norma sosial (sosial

dan c) arahan atasan atau pimpinan dalam

norms), kebiasaan (habit) sehubungan dengan

memanfaatkan SAK.

pemakaian computer, konsekuensi individual yang

diharapkan

(consequencies)

Penelitian Rahmawati (2008) me-

dari

nemukan bahwa faktor sosial memiliki

pemakaian PC, dan kondisi yang memfasilitasi

pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan

(facilitating conditions) dalam pemakian PC.

TI pada akuntan publik. Hasil penelitian ini

Pernyataan Jackson, et. al. (1997) dan temuan

dapat berarti sebaliknya, yaitu faktor sosial

Triandis (1980) tersebut dapat pula menjadi

berdampak pada penolakan penggunaan TI

faktor penolakan untuk menggunakan PC.

jika TI tersebut tidak sesuai dengan keinginan

Hal ini berkaitan kelemahan yang melekat

pengguna. Berdasarkan penjelasan di atas

pada individu dan kelemahan TI itu sendiri.

maka hipotesis yang diajukan adalah:

Kelemahan TI, seperti: kurang fleksibel

H1 = Faktor sosial berpengaruh positif

(contoh, tidak dapat cepat beradaptasi jika

terhadap

ada perubahan perencanaan), pembuatan

SAK.

penolakan

penggunaan

sistem terkomputerisasi memakan waktu lebih Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 5/No. 2/MEI 2009 : 197 - 214

201

Faktor Kesesuaian Tugas dan Penolakan

penolakan pengunaan SAK adalah: a) SAK

Penggunaan SAK

yang dipakai sudah memadai, b) SAK yang

Kesesuaian

berhubungan

dipakai dirasa nyaman dan karyawan sudah

dengan sejauhmana kemampuan individual

familiar, dan c) mudah peroleh informasi

menggunakan

atas SAK yang dipakai dan pimpinan

TI

tugas untuk

meningkatkan

kinerja individual dalam melaksanakan tugas

memperhatikan kinerjanya.

(Thompson, et. al., 1991). Faktor kesesuaian tugas

yang

mempengaruhi

penolakan

Penelitian Thompson, et. al. (1991) menemukan bahwa tidak ada hubungan

pengunaan SAK adalah: a) penggunaan SAK

antara

yang baru tidak mempengaruhi kinerja, b)

dengan pemanfaatan TI. Namun dengan

SAK yang baru tidak memberi kepastian

pengembangan instrumen faktor kondisi yang

mengenai kemudahan/cepat menyelesaikan

memfasilitasi maka hipotesis yang diajukan

pekerjaan dan efektifitas pekerjaan, dan c)

adalah:

menu-menu SAK yang baru lebih merepotkan

H 3 = Kondisi

cara kerja.

kondisi

yang

Yang

memfasilitasi

Memfasilitasi

ber-

pengaruh positif terhadap penolakan

Secara

empiris

bahwa

terdapat

penggunaan SAK.

hubungan yang kuat antara kesesuaian tugas dengan kemanfaatan TI (Davis, et. al., 1989).

Faktor Affect dan Penolakan Penggunaan

Hasil penelitian ini dapat berarti sebaliknya,

SAK

yaitu ada penolakan penggunaan TI jika

Faktor

affect

sebagai

perasaan

TI tersebut tidak sesuai dengan tugas dari

gembira, kegirangan hati, kesenangan atau

pengguna. Berdasarkan penjelasan di atas

depresi, kemuakan, ketidaksenangan dan

maka hipotesis yang diajukan:

benci yang berhubungan dengan individu

H 2 = Kesesuaian tugas berpengaruh positif

tertentu dalam pemanfaatan TI (Triandis,

terhadap penolakan penggunaan SAK.

1980). Menurut Goodhue (1995), banyak peneliti tidak memisahkan antara komponen

Faktor Kondisi Yang Memfasilitasi dan

affective atau sikap (berkonotasi suka atau

Penolakan Penggunaan SAK

tidak suka) dengan komponen kognitif atau

Kondisi

di-

keyakinan (informasi tentang suatu obyek, isu

definisikan sebagai faktor obyektif di luar

atau person). Namun Lucas, et. al. (1988) telah

lingkungan

pemakai

menggunakan komponen kognitif campuran

dalam bertindak/bekerja (Triandis, 1980).

untuk mengukur konstruk sikap tunggal.

Faktor kesesuaian tugas yang mempengaruhi

Saran Bunkrant dan Page (1982), meskipun

202

yang

yang

memfasilitasi

memudahkan


terdapat justifikasi secara teori mengenai

pengunaan SAK adalah: a) penggunaan

pemisahan kognitif dari komponen affective,

SAK yang baru lebih menyita waktu dalam

namun ketika digunakan untuk pengukuran

bekerja, b) pemanfaatan SAK yang baru sulit

maka keduanya perlu dipandang sebagai

dimengerti dan dipahami serta lebih untuk

suatu konstruk yang sama. Faktor affec yang

entry data dan menampilkan output, dan c)

mempengaruhi penolakan pengunaan SAK

harus sering bertanya dalam mengaplikasikan

adalah: a) rasa menyebalkan dan rasa tidak

dan perlu berkali-kali mencobanya.

leluasa dalam bekerja ketika menggunakan

Hasil

penelitian

Siregar

(2009),

SAK yang baru tidak mempengaruhi kinerja,

faktor kompleksitas berpengaruh signifikan

b) SAK cocok bagi pembuatnya tetapi belum

terhadap pemanfaatan TI. Hasil temuan ini

tentu cocok untuk organisasi yang lain, dan

bertentangan

c) penggunaan SAK terasa lebih rumit dan

Peneliti lain, Tornatzky dan Klein (1982)

menghambat penyelesaian tugas.

mendapatkan bahwa semakin komplek inovasi

Affect

(perasaan

individu)

definisi

dari

kompleksitas.

dapat

yang dilakukan pada suatu teknologi infomasi

diartikan perasaan individu yang tidak suka

maka akan semakin rendah tingkat adopsi atau

dalam melakukan pekerjaan individual dengan

penerimaannya. Jadi, semakin komplek SAK

menggunakan TI. Hasil penelitian Davis, et.

yang ada maka semakin tinggi penolakan

al. (1989) dan Rahmawati (2008) bahwa affect

penggunaannya. Definisi dan hasil temuan

berpengaruh sigifikan ke atas pemanfaatan

Tornatzky dan Klein (1982) maka hipotesis

TI. Hasil penelitian di atas seharusnya

yang diajukan adalah:

berpengaruh negatif terhadap pemanfaatan TI

H5 = Kompeksitas berpengaruh positif

atau berpengaruh positif terhadap penolakan

terhadap

pemanfaatan TI. Dengan demikian maka

SAK.

penolakan

penggunaan

hipotesis yang diajukan adalah: H4 = Affect

berpengaruh positif terhadap

penolakan penggunaan SAK.

Faktor Konsekuensi Jangka panjang dan Penolakan Penggunaan SAK Konsekuensi

jangka

panjang

di-

Faktor Kompleksitas dan Penolakan

definisikan sebagai hasil yang diperoleh dimasa

Penggunaan SAK

datang,

Kompleksitas adalah tingkat inovasi

merubah

seperti

peningkatan

pekerjaan

atau

fleksibilitas, peningkatan

yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang sukar

kesempatan bagi pekerjaan yang lebih berarti.

untuk dipahami dan menggunakannya. Faktor

Faktor konsekuensi jangka panjang yang

kompleksitas yang mempengaruhi penolakan

mempengaruhi penolakan pengunaan SAK Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 5/No. 2/MEI 2009 : 197 - 214

203

adalah:

a)

penggunaan

SAK yang baru

yang memfasilitasi, affect, kompleksitas,

sebagai tantangan dalam bekerja, b) SAK

konsekuensi jangka panjang). Pengukuran

yang baru sulit membuat format output yang

variabel

sesuai kebutuhan dan tidak segera teratasi

Likert 1-5. Jawaban 1 berarti ‘tidak setuju’

jika ada problem dalam operasionalnya, dan

dan jawaban 5 berarti ‘sangat setuju’. Alat

c) menghilangkan kesempatan peroleh tugas

ukur variabel menggunakan kuesioner yang

yang dirasa sesuai dan sukai.

dikembangkan oleh peneliti karena riset

Konsekuensi

jangka

panjang

penelitian

menggunakan

skala

di-

ini bersifat eksplorasi. Kuesioner disusun

pandang dari output yang dihasilkan apakah

mengacu pada kuesioner peneliti sebelumnya.

mempunyai dampak menyulitkan pada masa

Variabel

penolakan

penggunaan

yang akan datang. Temuan Thompson, et. al.

SAK diproksikan dengan persepsi keandalan

(1991), terdapat hubungan antara konsekuensi

dan kesesuaian SAK dengan kebutuhan.

jangka panjang dengan pemanfaatan TI. Pada

Instrumen penolakan menggunakan SAK

penelitian di atas, konsekuensi jangka panjang

merujuk pengukuran yang dikembangkan

yang dimaksud adalah konsekuensi jangka

oleh Davis, et. al. (1988) yang dipakai

panjang yang memudahkan dalam beraktivitas.

oleh Sandee (1984) dan Goodhue (1995).

Padahal ada sisi konsekuensi jangka panjang

Instrumen

yang mempersulit beraktivitas, contoh: jika

keandalan SAK yang meragukan banyak

terjadi kemacetan dalam pemosesan data dapat

calon pengguna, ketidaksesuaian output SAK

segera di atasi? Melihat dari segi kelemahan

dengan kebutuhan oraganisasi, dan pimpinan

yang melekat pada TI dan sisi negatif dari

memahami konsekuensi kegunaan SAK baru.

konsekuensi jangka panjang maka hipotesis

penolakan

Faktor

sosial

berkaitan

adalah

dengan

internalisasi

yang diajukan:

individu yang berdasarkan informasi dari

H6 = Konsekuensi Jangka panjang ber-

sekelompok

masyarakat.

Informasi

ini

pengaruh positif terhadap penolakan

berkaitan dengan kelemahan SAK. Faktor

penggunaan SAK.

kesesuaian tugas mengacu pada keadaan SAK yang justru menurunkan kinerja jika

METODA PENELITIAN

menggunakannya. Pengukuran ini berkaitan

Variabel Penelitian

dengan

Variabel penelitian terdiri atas satu

efektivitas

operasionalnya.

kerja

Faktor

atau

kesulitan

kondisi

yang

variabel dependen (penolakan penggunaan

memfasilitasi mengacu pada adanya faktor

SAK)

eksternal yang memudahkan pemakai dalam

dan

enam

variabel

independen

(faktor sosial, kesesuaian tugas, kondisi 204

mengaplikasikan

SAK.


Pengukurannya

berkaitan dengan kenyamanan SAK yang

staf monev PT. Memandang tingkat partisipasi

sudah diaplikasikan. Faktor affect merupakan

responden di Indonesia lebih kurang 12 persen,

perasaan tidak suka atas kualitas SAK.

maka metode pemilihan sample menggunakan

Instrumen affect berkaitan dengan pekerjaan

convenience

yang terhambat dan kecocokan SAK. Faktor

populasi yang dengan senang hati bersedia

kompleksitas

adalah

tingkat

kesulitan

berpartisipasi. Pengumpulan data melalui

SAK

penggunaannya.

Instrumen

teknik survey, yaitu pengantaran kuesioner

kompleksitas berkaitan dengan kesukaran,

kepada seluruh populasi (sensus). Data

kerumitan, dan kebutuhan waktu. Faktor

penelitian dikumpulkan melalui kuesioner

konsekuensi

merupakan

yang dikirim melalui kurir. Kuesioner yang

tingkat fleksibilitas SAK jika terjadi perubahan

dikirim sebanyak 50 set dan kuesioner yang

aktivitas. Pengukuran konsekuensi jangka

kembali sebanyak 33 set. Data yang dioleh

panjang berkaitan dengan fleksibelitas jika ada

dan keputusan yang dibuat berdasarkan 33

perubahan kebutuhan informasi dan persepsi

responden.

dalam

jangka

panjang

sampling,

yaitu

anggota

tidak segera teratasinya problem dalam aplikasinya. Di atas telah dijelaskan bahwa alat ukur penelitian ini dikembangkan sendiri oleh

Metoda Analisis Data

yang

berhasil

dikumpulkan

peneliti. Khusus kuesioner keenam variabel

diuji kualitasnya. Pengujian kualitas data

independen mengacu pada pengukuran yang

menggunakan uji outlier, uji validitas, dan

dikembangkan oleh Thompson, et. al., (1991).

reliabilitas data. Metoda analisis menggunakan statitik deskriptif untuk menggambarkan

Penentuan Sampel dan Pengumpulan Data

variabel-variabel penelitian dan uji terdapatnya

Populasi penelitian adalah staf bagian

hubungan (korelasi) di antara variabel yang

akuntansi dan atau staf bagian monitoring

telah dihipotesiskan. Model penelitian yang

dan evaluasi (monev). Pemilihan staf bagian

berupa hubungan langsung antara enam

akuntansi dan atau staf bagian monev karena

variabel independen dengan satu variabel

tugas

dengan

dependen diuji menggunakan statistik model

pelaporan. Unit penelitian adalah individu,

regresi berganda. Adapun persamaan dari

sedang responden yang menjadi sumber data

model regresi berganda sebagai berikut:

adalah kepala bagian akuntansi, kepala sub-

Y = b X1 + cX2+ dX3+ eX4 + fX5 + gX6

bagian akuntansi, dua operator dan dua wakil

dimana:

operator sistem akuntansi PT, kepala bagian

Y = Penolakan Penggunaan SAK

monev, kepala sub-bagian monev, dan lima

X1 = faktor sosial

mereka

terkait

langsung


205

X2 = faktor kesesuaian tugas

ada-tidaknya data ekstrem. Data ekstrem

X3 = faktor kondisi yang memfasilitasi

ditentukan dengan uji statistik Z-score, dimana

X4 = faktor affect

indikator data ekstrem jika nilai Z-score dalam

X5 = faktor kompleksitas

interval ± 3.00. Ringkasan hasil perhitungan

X6 = faktor konsekuensi jangka panjang

statistik seperti pada Tabel 2. Berdasarkan

b,c,d,e,f,g = koefisien variabel penelitian

Tabel 2 maka diketahui bahwa nilai Z-score terendah -2,26 dan nilai Z-score tertinggi 2,23.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Z-score masing-masing variabel berada

Data Outlier

dalam interval ± 3.00. Jadi, tidak ada data

Uji data outlier untuk menentukan

yang bersifat ekstrem.

Tabel 2 Nilai Z-score No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Variabel (X1) Faktor sosial (X2) Kesesuaian tugas (X3) Kondisi yang memfasilitasi (X4) Affect (X5) Kompleksitas (X6) Konsekuensi jangka panjang (Y) Penolakan penggunaan SAK

Validitas Data

Nilai Z-score -2,26 – 2,20 -2,12 – 1,59 -2,15 – 1,95 -1,16 – 1,78 -1,73 – 1,99 -1,88 – 1,35 -1,28 – 2,23

Keterangan Tidak Outlier Tidak Outlier Tidak Outlier Tidak Outlier Tidak Outlier Tidak Outlier Tidak Outlier

koefisien Pearson (r) dibawah 0,50 (r=0,42)

Uji validitas untuk melihat ketepatan

tetapi signifikan pada level lima persen. Nilai

instrument dalam mengukur variabel pe-

koefisien Pearson (r) yang lain, semuanya

nelitian. Indikator instrument valid jika nilai

lebih sebesar daripada 0,50 dan signifikan pada

koefisien Pearson (r) memiliki signifikansi

level satu persen. Jadi, data penelitian adalah

lebih kecil daripada lima persen (sig.<0,05).

valid. Ringkasan signifikansi perhitungan

Hasil statistik (lihat Tabel 3) terdapat satu nilai

statistik seperti pada Tabel 3.

Tabel 3 Signifikansi Nilai Koefisien Pearson (r) No Variabel 1. (X1) Faktor sosial 2. (X2) Kesesuaian tugas 3. (X3) Kondisi yang memfasilitasi 4. (X4) Affect 5. (X5) Kompleksitas 6. (X6) Konsekuensi jangka panjang 7. (Y) Penolakan pengunaan SAK * = Signifikan pada tingkat 5% ** = Signifikan pada tingkat 1% 206

Nilai (r) 0,55** - 0,89** 0,42* - 0,77** 0,51** - 0,77** 0,63** - 0,81** 0,48* - 0,82** 0,50** - 0,78** 0,50** - 0,74**


Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Uji Reliabilitas

reliabel jika nilai Cronbach Alpha (α)

>

Uji Reliabilitas untuk melihat tingkat

0,60. Hasil statistik (lihat Tabel 4) maka nilai

konsistensi instrument dalam mengukur gejala

Cronbach Alpha (α) terendah 0,61 (α>0,60).

yang sama. Instrument dikatakan reliabel atau

Semua nilai Cronbach Alpha (α) variable

handal jika jawaban dari responden terhadap

penelitian lebih besar daripada 0,60. Jadi

pertanyaan-pertanyaan

instrument yang digunakan dalam penelitian

yang

disampaikan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

adalah reliabel.

waktu (Ghozali, 2005). Indikator instrumen Tabel 4 Nilai Cronbach Alpha ( α) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Nilai α 0,75 0,66 0,64 0,76 0.70 0,61 0,64

Variabel (X1) Faktor sosial (X2) Kesesuaian tugas (X3) Kondisi yang memfasilitasi (X4) Affect (X5) Kompleksitas (X6) Konsekuensi jangka panjang (Y) Penolakan penggunaan SAK

Deskriptif Variabel Penelitian

keputusan,

kadang

Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel dipertimbangkan

dan

Statistik deskriptif digunakan untuk

kadang diabaikan. Manakala rata-rata teoritis

menjelaskan karakteristik variabel secara

faktor affect, Kompleksitas, konsekuensi

statistik. Statistik deskriptif variabel penelitian

jangka panjang, dan variabel penolakan

seperti disajikan Tabel 5. Berdasarkan Tabel

penggunaan SAK berada di bawah rata-rata

2 maka diketahui bahwa rata-rata teoritis

riilnya. Jadi, faktor affect, Kompleksitas,

faktor sosial, kesesuaian tugas, dan kondisi

konsekuensi jangka panjang, dan variabel

yang memfasilitasi berada di antara rata-rata

penolakan penggunaan SAK secara keputusan

riilnya. Jadi, variabel faktor sosial, kesesuaian

selalu dipertimbangkan.

tugas, dan kondisi yang memfasilitasi secara Tabel 5 Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Faktor sosial Kesesuaian tugas Kondisi yang memfasilitasi Affect Kompleksitas Konsekuensi jangka panjang Penolakan penggunaan SAK

Teoritis Min-Mak Rata2 5 – 25 15 5 – 25 15 5 – 25 15 15 5 – 25 5 – 25 15 5 – 20 12 5 – 20 12

Riil Min-Mak Rata2 11 – 22 16,52 12 – 19 16,00 13 – 20 16,67 15 – 20 16,97 14 – 20 16,79 14 – 20 16,91 15 – 20 16,82

sd 2,49 1,89 1,71 1,70 1,62 1,55 1,42


207

Asumsi Multivariat

autokorelasi. Hal ini karena nilai Durbin-

Data penelitian berdistribusi normal.

Watson (d) sebesar 1,92, dimana nilai Durbin-

Gambar 1 atau Gambar 2 menunjukkan

Watson (d) ini berada di antara nilai du dan

bahwa gambar historam normalitas berbentuk

nilai k-du (1.79 < 1,92< 3.31) sehingga data

genta yang sempurna, sedang gambar P-P

penelitian baik untuk digunakan pada model

plot normalitas mengikuti (berdekatan) garis

regresi.

diagonal. Pula, data penelitian bebas dari Gambar 1 Histogram Normalitas

Gambar 2 P-P Plot Normalitas

Selain itu, diantara sesama variabel

10. Pula, tidak terjadi heteroskedastisitas pada

independen tidak terjadi multikolinearitas.

data penelitian sehingga baik untuk model

Tabel 6 menunjukkan nilai tolerans terendah

regresi. Gambar 3 menunjukkan penyebaran

0,26 atau nilai VIF tertinggi 3,92. Jadi, nilai

data penelitian berada di atas atau di bawah

tolerans tiap variabel lebih besar daripada

nilai kosong pada sumbu Y dan tidak ada pola

0,10 atau nilai VIF yang lebih rendah daripada

yang jelas atau tidak membentuk pola tertentu.

Tabel 6 Nilai Tolerans dan VIF Variabel Faktor sosial Kesesuaian tugas Kondisi yang memfasilitasi Affect Kompleksitas Konsekuensi jangka panjang

208

Nilai

Tolerans

VIF

0.60

1.66

0.87

1.16

0.30

3.42

0.37

2.68

0.37

2.71

0.26

3.92


Gambar 3 Scatterplot Penyebaran Data

Hipotesis dan Diskusi

faktor sosial, kesesuaian tugas, kondisi

Ringkasan hasil uji statistik model

yang memfasilitasi, affect, kompleksitas,

regresi disajikan pada Tabel 8. Tabel tersebut

dan

menunjukkan model penelitian dirancang

menjelaskan setinggi 73 persen ke atas tingkat

adalah layak. Model persamaan memiliki nilai

penolakan penggunaan SAK sedangkan 27

F hitung sebesar 11.97 dan signifikan pada tingkat

persen dijelaskan oleh variabel lainnya.

konsekuensi

jangka

panjang

dapat

satu persen (p<0,01). Selain itu, variabel Tabel 8 Nilai F, Nilai t dan Nilai Beta Variabel X1 X2 X3 X4 X5 X6

Beta 0.58 0.20 -0.18 0.06 0.22 0.38 F R2 0.73 R2 Adjusted 0.67 *** Signifikan pada p=0,01 * Signifikan pada p=0,10

t 4.44*** 1.81* -0.97 0.37 1.32 1.89* 11.97***

Sig. 0.00 0.08 0.34 0.72 0.20 0.07 0.00

Pengaruh Faktor Sosial Terhadap

uji statistik (t=4,44, p<0,01) membuktikan


bahwa faktor sosial mempengaruhi keputusan

Hipotesis pertama (H1) menyatakan

atas penolakan penggunaan SAK. Ini berarti

bahwa faktor sosial berpengaruh positif

pengaruh

terhadap penolakan penggunaan SAK. Hasil

atasan, atau pimpinan sangat menentukan

lingkungan,

seperti:


teman,

209

penggunaan SAK. Temuan Davis, et. a1.

hubungan yang kuat antara kesesuaian tugas

(1989), tidak ada hubungan antara norma

dengan pemanfaatan TI. Temuan riset ini justru

sosial dengan pemanfaatan TI. Namun, hasil

memperkokoh hasil penelitian Tornatsky dan

riset Thompson, et. al. (1991) bahwa faktor

Klein (1982). Temuan mereka adalah suatu

sosial berpengaruh terhadap pemanfaatan TI.

inovasi mungkin diadopsi ketika inovasi

Perbedaan hasil penelitian ini dengan dengan

tersebut sesuai dengan tanggung jawab kerja.

hasil riset Thompson, et. al. (1991) adalah

Manakala suatu inovasi tidak sesuai dengan

faktor sosial berpengaruh sangat dominan

tanggung jawab kerja maka inovasi tersebut

(ß=0,58) terhadap penolakan penggunaan

ditolak

TI dalam hal ini SAK. Tingginya pengaruh

pengaruh kesesuaian tugas (ß=0,20) tidak

faktor sosial tidak lepas dari keputusan

lepas

pimpinan atau orang yang tahu tentang SAK

pengguna atas kemanfaatan SAK yang baru.

sebagaimana

digunakan

Kemanfaatan SAK dalam persepsi karyawan

penelitian ini. Khusus di instansi pemerintah

dalam melaksanakan tugasnya termaktub

faktor sangat dominan menerima atau menolak

dalam instrumen penelitian.

menggunakan TI adalah peraturan.

Pengaruh Konsekuensi Jangka Panjang

Pengaruh Kesesuaian Tugas Terhadap

Terhadap Penolakan Penggunaan SAK

instrumen

yang

Penolakan Penggunaan SAK Hipotesis kedua (H2) menyatakan

pengaplikasiannya. dari

keraguan

dan

Moderatnya kegamangan

Hipotesis keenam (H6) menyatakan bahwa

konsekuensi

berpengaruh

terhadap penolakan penggunaan SAK. Hasil

penggunaan SAK. Hasil uji statistik (t=1,89,

uji statistik (t=1,81, p<0,10) membuktikan

p<0,10) membuktikan bahwa konsekuensi

bahwa kesesuaian tugas suatu saat berpengaruh

jangka panjang suatu saat berpengaruh

terhadap penolakan penggunaan SAK pada

terhadap penolakan penggunaan SAK pada

masa yang lain kurang dipertimbangkan

masa yang lain kurang dipertimbangkan

dalam keputusan penolakan penggunaan

dalam keputusan penolakan penggunaan

SAK. Ini berarti manfaat penggunaan SAK,

SAK. Ini berarti konsekuensi jangka panjang

seperti kecepatan menyelesaikan pekerjaan,

penggunaan SAK, seperti ketidak-fleksibelan,

menu-menu yang mudah/sulit, output yang

ketergantungan

tidak sesuai kebutuhan masih diragukan. Hasil

penyesuaian output dengan kebutuhan masih

riset ini berbeda dalam hal lemah/kuatnya

diragukan. Hasil penelitian Davis, et. al.

hubungan. Hasil penelitian Davis, et. al. (1989)

(1989) dan Thompson, et. al. (1991) bahwa

dan Thompson, et. al. (1991) bahwa terdapat

terdapat hubungan antara konsekuensi jangka

pada


terhadap

panjang

bahwa kesesuaian tugas berpengaruh positif

210

positif

jangka

pihak

penolakan

vendor,

panjang dengan pemanfaatan TI. Meskipun

Pengaruh Affect Terhadap Penolakan

tingkat

Penggunaan SAK

pengaruhnya

moderat

(ß=0,38)

temuan penelitian ini sejalah dengan hasil riset

Hipotesis keempat (H4) menyatakan

mereka. Moderatnya tingkat pengaruh factor

bahwa affect berpengaruh positif terhadap

konsekuensi jangka panjang tidak lepas dari

penolakan

keraguan dan kegamangan fleksibelitas dan

statistik (t=0.37, p>0,10) membuktikan bahwa

efektivitas SAK yang baru.

affect tidak berkaitan dengan keputusan

Pengaruh Kondisi Yang Memfasilitasi

penolakan atas penggunaan SAK. Ini berarti

Terhadap Penolakan Penggunaan SAK

perasaan tidak suka atas kualitas SAK tidak

penggunaan

SAK.

Hasil

uji

Hipotesis ketiga (H3) menyatakan

menyebabkan karyawan menolak penggunaan

bahwa kondisi yang memfasilitasi ber-

SAK yang baru. Faktor affect (perasaan tidak

pengaruh

penolakan

suka atas kualitas SAK) bukan sebagai alasan

penggunaan SAK. Hasil uji statistik (t=-0.97,

oleh karyawan untuk menolak penggunaan

p>0,10) menunjukkan bahwa faktor kondisi

SAK yang baru. Hal ini dapat dimengerti

yang memfasilitasi tidak berkaitan dengan

karena mereka (karyawan) bukan penentu

keputusan atas penolakan penggunaan SAK.

penggunaan SAK, tetapi mereka bersifat pasif,

Ini berarti kondisi yang ada di tempat kerja

yaitu dapat memberi masukan sebagai bahan

sudah baik dan nyaman, tidak menyebabkan

pertimbangan atau bahkan tidak terlibat sama

karyawan menolak menggunakan SAK yang

sekali. Suka/tidak suka atas kualitas SAK

baru. Selaras temuan Tornatsky dan Klein

maka perubahan SAK merupakan sesuatu

(1982), yaitu kondisi yang memfasilitasi harus

yang given. Penglibatan karyawan tergantung

sesuai dengan tanggung jawab kerja individu.

tipe

Hal ini dapat dimengerti karena staf bukan

bertipe akomudatif maka masukan karyawan

penentu penggunaan SAK, tetapi mereka

diperhatikan, tetapi jika pemimpinnya bertipe

bersifat pasif, yaitu dapat memberi masukan

otoriter maka karyawan bersikap pasif.

sebagai bahan pertimbangan atau bahkan tidak

Pengaruh Kompleksitas Terhadap

terlibat sama sekali. Perubahan SAK yang


positif

terhadap

kepemimpinan.

Jika

pemimpinnya

mengakibatkan kondisi kerja semakin nyaman

Hipotesis kelima (H5) menyatakan

atau sebaliknya semacam sudah given. Hal ini

bahwa kompeksitas berpengaruh positif ter-

tergantung tipe kepemimpinan yang ada pada

hadap penolakan penggunaan SAK. Hasil uji

tempat kerjanya. Mereka harus menggunakan

statistik (t=1.32, p>0,10) menunjukkan bahwa

SAK yang sudah ditetapkan oleh pimpinan.

kompeksitas tidak berkaitan dengan keputusan


211

penolakan atas penggunaan SAK. Ini berarti

menu-menu yang mudah, output yang tidak

tingkat kesulitan penggunaan SAK tidak

sesuai kebutuhan masih diragukan. Pula,

menyebabkan karyawan menolak penggunaan

kelemahan sistem akuntansi akuntansi seperti

SAK yang baru. Faktor kompeksitas (kesulitan

ketidak-fleksibelan,

dalam penggunaan) bukan sebagai alasan

pihak vendor, penyesuaian output dengan

bagi karyawan untuk menolak penggunaan

kebutuhan masih diragukan. SAK ditolak

SAK yang baru. Karyawan bukan pengambil

karena ketidak-jelasan hubungan dengan

keputusan penggunaan SAK, tetapi mereka

tanggungjawab mereka.

bersifat

pasif.

Perubahan

SAK

yang

Manakala,

ketergantungan

faktor

affect,

pada

kondisi

mendatangkan kesulitan atau kemudahan

yang memfasilitasi, dan kompeksitas bukan

dalam melaksanakan tugasnya adalah given.

menjadi faktor penolakan penggunaan sistem

Penglibatan karyawan dalam pengambilan

akuntansi. Hal ini karena mereka (karyawan)

keputusan tergantung tipe kepemimpinan.

bukan pengambil keputusan atau penentu penggunaan sistem akuntansi, tetapi mereka

KESIMPULAN DAN SARAN

bersifat pasif, yaitu dapat memberi masukan

Penelitian ini telah membuktikan

sebagai bahan pertimbangan atau bahkan

bahwa faktor sosial, terutama pengaruh

tidak terlibat sama sekali. Penggunaan sistem

pimpinan atau teman menjadi faktor yang

akuntansi semacam sudah given. Mereka

sangat dominan dalam penolakan penggunaan

harus menggunakan sistem akuntansi yang

SAK. Tingginya pengaruh faktor sosial ini

sudah ditetapkan oleh pimpinan.

tidak lepas dari keputusan pimpinan atau orang

Studi menyumbang dan perkaya studi

yang tahu tentang SAK. Pimpinan adalah

empiris tentang adanya faktor dominan dan

pengambil keputusan untuk menerima atau

faktor yang perlu dijadikan pertimbangan

menolak penggunaan suatu TI. Mengacu pada

dalam penolakan penggunaan SAK. Faktor

hasil penelitian ini maka di instansi pemerintah

tersebut adalah faktor sosial, kesesuaian

faktor sangat dominan adalah peraturan.

tugas, dan konsekuensi jangka panjang. Selain

Temuan penelitian yang berupa faktor

itu, faktor affect, kondisi yang memfasilitasi,

kesesuaian tugas dan konsekuensi jangka

dan kompeksitas adalah faktor yang berkaitan

panjang yang kadang berpengaruh dan

dengan penolakan penggunaan SAK. Temuan

kadang tidak berpengaruh terhadap penolakan

di atas mempunyai keterbatasan yang tidak

penggunaan SAK perlu tindak lanjut. Manfaat

dapat dihindari karena peneliti tidak mampu

penggunaan

akuntansi,

mengendalikan faktor penyebab keterbatasan

seperti kecepatan menyelesaikan pekerjaan,

tersebut. Jumlah sampel 33 responden dimana

212

sistem

akuntansi


jumlah tersebut berada diambang batas sampel minimum (30 sampel) dan responden bukan

pengambil

keputusan.

Sehingga

keputusan riset ini memungkinkan telah lepas dari kesimpulan yang lebih baik. Untuk itu pemenuhan jumlah sampel yang baik (100 – 200 sampel) dan responden ditujukan pada pengambil keputusan akan memberikan hasil yang berbeda dan lebih baik. Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan di atas maka disaran untuk penelitian selanjutnya meminimalisir bahkan menghilangkan kendala yang peneliti hadapi, yaitu sampel yang sangat kecil. Hal ini karena sampling dapat memberi kekuatan dalam analisis statistik dan jumlah sampel yang besar dapat meningkatkan kuatnya memprediksi. Selain itu, banyak responden yang tidak tahu langsung tentang SAK yang dikembangkan oleh PT AB. Untuk itu, desain penelitian yang berbeda perlu digunakan, misal penelitian secara

kwalitatif.

Penggunaan

desain

penelitian yang berbeda memungkin memberi hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Bodnar, G.H. dan Hoopwood, W.S. 2001. “Accounting Information System”. Eight Edition. Prentice Hall Inc. Upper Saddle River New Jersey. Bodnar, George H dan William S. Hoopwood (AmirAbadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan, Penerjemah). 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Burns, Jr, W.J. dan Waterhouse, J.H. (1975). Budgetary control and organization structure. Journal of Accounting Research, 13(2), 177-203. Burns, T. dan Stalker, G.M. (1961). The management of innovation. London: Tavistock Publications Limited. Daft, R.L. dan Macintosh, N.B. (1978). A new approach to design and use of management information systems for control and strategy implementation. California Management Review, XXI, 82-92. Davis, Fred D., Bagozzi, Richard P., and Warshaw, Paul R. 1989. “User Acceptance Of Computer Technology: A Comparison Two Theoretical Models”. Management Science. Vol 35 No. 8. pp.982-1003 Dremer, J. (1977). Control and organizational order. Accounting, Organizations and Society, 13, 25-36. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPPS. Edisi 3. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Goodhue, D.L., and Thompson, R.L. 1995. “Task-Technology Fit and Individual Performance”. MIS Quarterly. 19 (2). 213-236. Gordon, L.A. dan Miller, D. (1976). A contingency framework for the design of accounting information systems. Accounting, Organizations and Society, 1, 59-69. Hayes, D.C. (1977). The contingency theory of managerial accounting. The Accounting Review, LII, 22-39. Jackson, Cynthia M dan Robert A Leich, 1997, “ Toward anUnderstanding Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 5/No. 2/MEI 2009 : 197 - 214

213

of the Behavioral Intention to Use an Information System”, Decision sciences, Spring, pp. 357-389. Khandwalla, P.N. (1972). The effect of different types of competition on the use of management controls. Journal of Accounting Research, 10, 275-285. Khandwalla, P.N. (1973). Viable and effective organizational designs of firms. Academy of Management Journal, 16, 481-495 Laudon, Kenneth. 2005. Business Information System. United State of America: The Drdenn Press. Lucas, H.C., Jr., Walton, E.J., and Ginzberg, M.J. 1988. ”Implementing Packaged Software”. MIS Quarterly. 12 (4), 537 -549. Mc Leod, R. 1996. System Informasi Manajemen Studi System Informasi Berbasis Komputer. Jilid pertama. Terjemahan edisi tahun 1996 Nunnally, J.C. (1978). Psychometric Theory, 2st ed. New York: McGraw-Hill.

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 5, No. 1, hal. 107-118 Roscoe, J.T. (1975). Fundamental research statistics for the behavioral sciences, 2nd ed., New York: Holt, Rinehart and Winston. Sekaran, U. (2000). Research methods for business: A skill building approach, Second Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc. Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Selto, F.H., Renner, C.J. dan Young, S.M. (1995). Assessing the organizational fit of a just-in-time manufacturing system: Testing selection, interaction and system models of contingency theory. Accounting, Organizations and Society, 20, 665-684. Thompson, RL, Higgins, C. A and Howell, J.M. 1991. “Personal Computing : Toward a Conceptual Model of Utilization”. MIS Quarterly. 15 (1). 125 -143.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76 Tahun 2008 (PMK No. 76 tahun 2008) tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum.

Tornatzky, L.G., dan Klien, K. J. 1982. “ Inovation Characteristic and Inovation Adoption – Implementation : A MetaAnalysis of Finding.” IEE Transaction on engineering Management, February 1982, pp.28-45.

Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2005, yaitu tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU).

Triandis, H.C. 1980. Attitudes and Attitudes Change. New York : John Willey and Sons.

Perrow, C. (1967). A framework for the comparative analysis of organizations. American Sociological Review, 32, 194-208.

Waterhouse, J.H. dan Tiessen, P. (1978) A contingency framework for management accounting systems research. Accounting, Organizations and Society, 3, 65-76.

Rahmawati, Diana. 2008. “Analisis FaktorFaktor yang Berpengaruh Terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi.”

214

Zikmund, W. G. (1994). Business research methods. 4th ed. The Dryden Press, Harcourt Brace College Publishers.


ANALISIS FAKTOR DOMINAN PENOLAKAN ATAS PENGGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Jawa Tengah)

Recommend Documents