Analisis Enam Karya (Zainal Arifin) 1
ANALISIS ENAM KARYA KERAMIK RUPAKU RAKU KERAMIK TEKNIK RAKU DI PPPPTK SENI BUDAYA YOGYAKARTA ANALYSIS OF SIX RUPAKU RAKU CERAMIC WORKS RAKU TECHNIQUE OF CERAMIC IN PPPPTK ART AND CULTURE YOGYAKARTA Oleh: Zainal Arifin, Pendidikan Seni Kerajinan, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini terkait enam karya keramik Rupaku Raku yang menggunakan teknik raku. Fokus masalah penelitian ini yaitu: (1) Mengkaji tentang keunikan karya ditinjau dari segi wujud visual karya, (2) Mengkaji tentang keunikan karya ditinjau dari segi isi/makna karya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan model triangulasi teknik. Sedangkan teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.Hasil penelitian ini adalah: Dari segi wujud visual karya: Rupaku Raku I memiliki wujud menyerupai albert Einstein, Rupaku Raku II memiliki bentuk tambahan berupa sirip pada bagian samping, Rupaku Raku III memiliki bentuk wajah yang terbagi dua, Rupaku Raku IV kerutan dibuat nampak nyata, Rupaku Raku V memiliki bentuk tambahan berupa sirip melingkar, Rupaku Raku VI memiliki mata dan mulut yang sayu seperti topeng pada tari lengger. Ditinjau dari segi isi karya: Rupaku Raku I bermakna kesederhanaan, Rupaku Raku II bermakna rupa diri, Rupaku Raku III bermakna dualisme sifat, Rupaku Raku IV bermakna menarik meskipun tua, Rupaku Raku V bermakna kelembutan, Rupaku Raku VI bermakna kenangan dari tarian.
Kata kunci: Rupaku Raku, Raku. Abstract This research talk about six Rupaku Raku ceramic works which use raku technique. This problem of research focus on: (1) Analyze about unique of work in terms of visual form of the work, (2) Analyze about unique thing of work in term of meaning of the work. This research uses qualitative method. The technique of data aggregation is observation, interview and documentation. The test of data validity uses triangulation technique method, whereas data analysis technique uses qualitative descriptive which has stage, such as : data reduction , data presentation and interpretation conclusion . Results of this research are: in terms of a form a visual works: the first work of Rupaku Raku has a form resembling Albert Einstein, The second work of Rupaku Raku has additional form that has shape of circular fin in side part. The third work of Rupaku Raku has face shape which devided in to two. The fourth work of Rupaku Raku has wrinkling which made with real. The fifth work of Rupaku Raku has the form of an additional form of circular fins, The sixth work of Rupaku Raku has a forehead, eyes and mouth were glazed like a mask on the dance lengger. In terms of work: the first work of Rupaku Raku has simplicity meaning, The second work of Rupaku Raku has such self meaning, The third work of Rupaku Raku has dualism characters, The fourth work of Rupaku Raku has an attractive meaning even it’s old, The fifth work of Rupaku Raku has soft meaning, The sixth work of Rupaku Raku has memories of dance. Keywords: Rupaku Raku, Raku.
PENDAHULUAN
pelindung orang yang mata pencahariannya
Seni keramik termasuk di dalam cabang
mengerjakan tanah liat (Gautama, 2011:1). Seni
seni kriya. Kata keramik berasal dari bahasa
membuat keramik sudah ada sejak zaman
Yunani keramos yang berarti periuk atau belanga
prasejarah dengan ditemukannya perkakas rumah
yang terbuat dari tanah (Guntur , 2005:68). Orang
tangga dari tanah liat yang dibakar. Dalam
Yunani percaya bahwa keramos adalah dewa
perkembangannya, pembuatan keramik tidak
2
Analisis Enam Karya (Zainal Arifin)
hanya dengan membakar tanah liat yang dibentuk
Perbedaan
yang
kedua
adalah
pada
diglasir,
suhu
saja, melainkan pemberian motif-motif dekoratif
pembakaran
serta pemberian warna dengan pewarna khusus
dinaikkan secara cepat dan ketika mencapai suhu
yang bernama glasir.
900-1000oC
Ada beberapa macam teknik dalam proses
mulailah
kedua
setelah
karya keramik dikeluarkan dan
pembakaran
reduksi.
Pembakaran
pembentukan keramik. Untuk pembentukan dasar
reduksi adalah proses pembakaran dalam bak
ada 3 macam teknik, yaitu teknik pijit (pinch),
tertutup dan mencampurnya dengan benda-benda
teknik pilin (coil), dan teknik giling/lembar
yang mudah terbakar seperti daun kering, dan
(slab). Untuk teknik pembentukan lanjut ada yang
karena itu akan mengalami kekurangan oksigen
namanya teknik putar dan dua teknik cetak yaitu
sehingga oksigen yang kurang tersebut dipenuhi
cetak padat dan cetak tuang. Kemudian ada
oleh oksigen yang berasal dari glasir dan badan
teknik
bagian
keramik. Dengan menempatkan karya yang masih
pembentukan karya, melainkan pada pengolahan
panas membara pada benda mudah terbakar
bahan dan proses pembakaran lanjut yaitu teknik
seperti daun kering, potongan kertas, serbuk
raku.
gergaji dan lain-lain dan setelah itu membilasnya
yang
bukan
berada
pada
Teknik raku sendiri sebenarnya memiliki
dengan air menyebabkan karya keramik memiliki
tahapan awal yang sama dengan pembuatan
efek-efek unik seperti usang/kusam, glasir yang
keramik pada umumnya, mulai dari membentuk
nampak meleleh, glasir yang tidak merata, efek
tanah liat, membakarnya secara bisquit, kemudian
mengkilap seperti benda tua, serta retakan-
mengglasir, dan membakarnya lagi. Perbedaan
retakan berupa garis sampai retakan nyata yang
yang pertama pada keramik teknik raku adalah
nampak membelah pada karya keramik.
pada bahan tanah liatnya yang diberi campuran
Byers (1996:16) mengatakan bahwa raku
dengan bahan lain yang bisa menguatkan benda
pada awalnya merupakan suatu keteknikan dalam
keramik saat pembakaran lanjut. Untuk presentasi
membuat keramik sederhana oleh orang Jepang
bahan lain sebagai campuran pada tanah liat
yaitu Sen No Rikyu, hasil karya yang sederhana
tersebut adalah antara 30-40%. Contoh dari bahan
ini digunakan untuk upacara minum teh yang
campuran itu adalah pasir, abu vulkanik dan grog
dilakukan oleh kalangan bangsawan atau pejabat
(chamotte). Grog adalah tanah liat yang telah
tertentu di Jepang. Kemudian Astuti (1997:141)
dibakar kemudian dihaluskan kembali menjadi
menjelaskan bahwa pembuatan keramik berglasir
butiran-butiran
(2011:19)
yang menggunakan teknik raku memerlukan
menjelaskan tanah yang dimaksud adalah tanah
bahan tanah liat yang banyak mengandung unsur
biasa yang telah dicampur dengan pasir atau grog
grog dan biasanya menggunakan tanah liat
(chamotte), tujuannya agar badan tanah cukup
stoneware dengan unsur grog sebanyak 30%
kuat
untuk
terhadap
halus.
Gautama
thermal
shock
sewaktu
mampu
menahan
perubahan
pembakaran. Thermal shock adalah isilah yang
temperature/suhu yang mendadak (kejut suhu)
digunakan dalam perubahan suhu secara kejut
antara pemanasan dan pendinginan.
pada proses pembakaran keramik teknik raku.
Analisis Enam Karya (Zainal Arifin) 3
Dalam Festival Seni Internasional (FSI)
Raku sebagai objek penelitian, dengan alasan ke
tahun 2012 lalu yang terdapat karya keramik
enam karya tersebut merupakan hasil karya dari
dengan teknik raku yang dipamerkan. Karya
para ahli keramik yang mendiklat guru-guru seni
tersebut bernama Rupaku Raku yang merupakan
kriya dan keterampilan yang juga berkarya 14
karya keramik dengan teknik raku berbentuk
topeng Rupaku Raku lainnya. Sehingga bisa
topeng berjumlah 20 karya dan setiap karya
dikatakan ke enam karya ini menjadi contoh dari
dibuat oleh seniman berbeda yang berasal dari
ke 14 karya Rupaku Raku yang lainnya.
berbagai wilayah di Indonesia. 14 karya dibuat
Penelitian ini difokuskan pada dua hal,
oleh guru-guru seni kriya dan keterampilan,
yaitu: (1) Apa keunikan dari ke enam karya
sedangkan 6 sisanya dibuat oleh para ahli
Rupaku Raku yang yang berada di PPPPTK Seni
keramik. Enam orang tersebut sebelumnya telah
Budaya Yogyakarta ditinjau dari segi wujud
melatih 14 guru dalam diklat keramik di PPPPTK
visual karya? (2) Apa keunikan dari ke enam
Seni Budaya, dan setelah diklat selesai barulah
karya Rupaku Raku yang yang berada di
mereka bersama-sama membuat karya Rupaku
PPPPTK Seni Budaya Yogyakarta ditinjau dari
Raku. Semua karya Rupaku Raku ini memiliki
segi isi/makna karya?
tekstur dan glasir serta efek yang berbeda, akibat
Tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini
pembakaran reduksi dengan campuran yang
adalah: (1) Mengkaji tentang keunikan dari ke
berbeda
menggunakan
enam karya Rupaku Raku yang berada di
pembakaran reduksi dengan serbuk gergaji,
PPPPTK Seni Budaya Yogyakarta ditinjau dari
serutan kayu mahoni, akasia, dan campuran.
segi wujud visual karya. (2) Mengkaji tentang
pula,
ada
yang
Dengan membahas sebuah keteknikan
keunikan dari ke enam karya Rupaku Raku yang
yang masih jarang dipakai maupun ditulis oleh
berada di PPPPTK Seni Budaya Yogyakarta
kalangan seniman dan kalangan akademisi seni di
ditinjau dari segi isi/makna karya.
Indonesia, maka penelitian tentang analisis karya karya Rupaku Raku ini menarik untuk dilakukan dan
diharapkan
memberikan
penelitian ini termasuk ke dalam jenis
dampak yang positif baik dari segi penambahan
penelitian naturalistik atau biasa disebut dengan
wawasan seputar dunia seni keramik khususnya
penelitian kualitatif. Menurut Bodgan & Taylor
keteknikan raku maupun memunculkan semangat
(dalam Moleong, 2013:4) metodologi kualitatif
bagi para seniman dan kalangan akademisi seni
adalah: Prosedur penelitian yang menghasilkan
untuk
keramik
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
menggunakan teknik raku. Semangat ketertarikan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
untuk mencoba tersebut diharapkan muncul dari
Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada
melihat hasil analisis terhadap karya Rupaku
latar dan individu secara holistik (utuh). Jadi
Raku yang ternyata memiliki efek-efek yang
dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu
menarik dari teknik raku yang digunakan. Pada
atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis,
mencoba
hasilnya
membuat
pun
METODE PENELITIAN
karya
penelitian ini ditetapkan 6 (enam) karya Rupaku
4
Analisis Enam Karya (Zainal Arifin)
tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari
3 yaitu: a) observasi deskriptif, yakni tahap
suatu keutuhan.
penjelajahan secara umum dan menyeluruh serta mendeskripsikan terhadap apa yang dilihat,
Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini berlangsung dari
didengar, dan dirasakan, b) observasi terfokus,
mulai bulan Februari-Agustus 2015, dengan
pengamatan pada aspek tertentu, c) observasi
rincian sebagai berikut: Observasi deskriptif
terseleksi, yakni tahapan di mana peneliti
dalam penelitian ini dimulai dengan mengunjungi
menguraikan fokus yang ditemukan sehingga
lokasi penelitian pada bulan Februari 2015 yaitu
datanya lebih rinci (Spradley dalam Sugiyono,
di Studio Keramik PPPPTK Seni Budaya
2011:230-231).
Yogyakarta dan mengamati ke 20 karya Rupaku
yakni tahap observasi yang mempersempit fokus
Selanjutnya
melakukan
wawancara
Raku. Observasi berakhir pada tanggal 2 Juli
terhadap enam narasumber. Tahapan akhir untuk
2015 bersamaan dengan selesainya wawancara
melengkapi data-data yang diperoleh dari hasil
pada narasumber yang terakhir. Wawancara
observasi dan wawancara, maka dilakukan
dilakukan pada bulan Juni-Juli 2015 dalam enam
tahapan
waktu yang berbeda, yakni Rahmat Sulistya pada
dilakukan dengan mencari catatan-catatan baik
tanggal 17 Juni 2015 pukul 14.00 WIB, Sugiya
tertulis maupun tidak tertulis tentang karya,
pada tanggal 25 Juni 2015 pukul 10.00 WIB,
katalog, dan foto saat pameran berlangsung.
dokumentasi.
Dokumentasi
di
sini
Taufiq Eka Yanto pada tanggal 29 Juni 2015 pukul 12.00 WIB, Fajar Prasudi, pada tanggal 30 Juni 2015 pukul 11.00 WIB, Wahyu Gatot Budiyanto pada tanggal 30 Juni 2015 pukul 11.40 WIB, dan R.Rinawan Arijadi pada tanggal 2 Juli 2015 pukul 10.15 WIB. Sedangkan dokumentasi dilakukan dari dari bulan Februari-Agustus 2015. Sedangkan tempat penelitian ini adalah di
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif.
Teknik
pengumpulan
data
pada
penilitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan instrumen penelitian pada penelitian ini yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi.
PPPPTK Seni Budaya Yogyakarta.
Target/Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 6 karya
Teknik Analisis Data Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Rupaku Raku yang berada di PPPPTK Seni Budaya milik 6 ahli keramik yaitu Wahyu Gatot Budiyanto, Rahmat Sulistya, Fajar Prasudi, Taufiq Eka Yanto, Sugiya, dan Rinawan Arijadi.
1. Reduksi Data (Data Reduction) Mereduksi
data
berarti
merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
Prosedur Penelitian ini dimulai dengan melakukan observasi terlebih dahulu. Tahapan observasi ada
serta membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2011:338). Reduksi data mulai disusun secara
Analisis Enam Karya (Zainal Arifin) 5
tertulis
setelah
observasi,
wawancara,
dan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
dokumentasi selesai dilakukan. Observasi, dan
obyek yang sebelumnya masih remang-remang
dokumentasi selesai dilakukan bersamaan dengan
atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas,
selesainya wawancara dengan narasumber terahir,
dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
yaitu pada tanggal 2 Juli 2015.
hipotesis atau teori (Sugiyono, 2011:345).
Reduksi data dilakukan melalui proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, abstraksi, dan transparasi data kasar yang diperoleh dengan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil untuk rumusan masalah yang
menggunakan catatan tertulis, foto, dan rekaman
pertama yaitu keunikan karya Rupaku Raku dari
saat pengumpulan data dilakukan. Selanjutnya
aspek wujud visual karya sebagai berikut berikut:
menggolongkan, mengarahkan, membuang data
1. Rupaku Raku I
yang tidak diperlukan, dan mengorganisasikan data
yang
disesuaikan
dengan
fokus
Rupaku Raku yang pertama adalah karya dari Rahmat Sulistya. Karya ini menggunakan
permasalahan penelitian.
campuran 15% grog dan sisanya adalah tanah liat
2. Penyajian Data (Data Display)
Sukabumi. Penggunaan takaran campuran grog
Menurut Sugiyono (2011:341) dalam
15%. Pada saat pembakaran reduksi karya ini
penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan
menggunakan campuran serat-serat kayu dan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
glasir yang digunakan adalah TSG (Transparent
antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Hasil
Soft Glaze) + Zr + pewarna Cupper.
reduksi kemudian disajikan dalam teks naratif
Karya ini memiliki rupa yang mengacu
digolongkan sesuai topik masalah. Hasil
pada sosok ilmuwan terkenal yaitu Albert
wawancara akan mendapatkan keterangan lebih
Einstein meskipun dibuat tidak realis. karya ini
dalam mengenai karya Rupaku Raku serta
menghasilkan efek unik pada permukaannya
keunikan karya baik dari segi fisik yang ingin
berupa warna usang hasil pembakaran reduksi,
ditonjolkan maupun maknanya dan semuanya itu
yaitu berwarna merah tembaga dan efek glasir
akan disusun dalam teks naratif pada bagian
meleleh yang nampak jelas pada karya.
yang
keunikan karya. Sedangkan hasil observasi karya secara langsung menghasilkan catatan mengenai unsur-unsur visual yang membangun setiap karya Rupaku Raku dan selanjutnya disusun dalam teks naratif
pada
bagian
unsur
visual
yang
membangun karya. 3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing) Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
Namun hasil warna usang merah tembaga tersebut tidak menyeluruh, karena warna glasir tosca pun nampak jelas di beberapa bagian karya ini dan warna glasir tosca tersebutlah yang nampak meleleh di beberapa bagian karya. Warna tosca yang merupakan perpaduan antara warna biru dan hijau memberikan suasana yang tenang, sedangkan warna merah tembaga yang tidak mendominasi karya ini berakar dari warna merah yang memberikan suasana marah. Perpaduan
6
Analissis Enam Karyya (Zainal Arrifin)
antara suassana tenangg dan sedikitt marah mem mbuat
Waarna hijau kecoklataan mendom minasi
suuasana
karya ini merupakann perpaduaan antara warna
ketenangann oleh warnna tosca yaang ditimbuulkan.
hijau yangg memberiikan suasan na yang teenang,
Tekstur kaarya ini berssifat teraba dan d masuk dalam d
sedangkann warna cooklat mem mberikan suuasana
kelompok tekstur kasaar nyata, yaaitu ketika dilihat d
sedih. Perppaduan antaara suasana tenang dann sedih
kasar dan diraba d pun terasa t kasarr.
membuat karya tidaak nampak k begitu teenang,
karya
inii
lebih
d didominasi
oleh
namun adda emosi bberupa keseedihan di dalam karya ini. Tekstur kaarya ini beersifat terabba dan k nyata,, yaitu masuk dalaam kelompok tekstur kasar ketika dilihhat kasar daan diraba pu un terasa kassar.
Gaambar 1. Ruupaku Raku I, karya Raahmat S Sulistya (Dokum mentasi : Zaiinal, 2015) 2. Rupakuu Raku II Ruppaku Raku yang keduua adalah karya Sugiya. Kaarya ini mennggunakan campuran sekitar s 20%
darri abu vulkkanik gunuung merappi dan
sisanya
a adalah
tannah
liat
S Sukabumi.
Saat
pembakaraan reduksi karya inni mengguunakan campuran serutan
kayu akassia. Glasir yang
digunakan adalah TSG (Transpaarent Soft Glaze) G + Zr + pew warna Cuppeer.
Gaambar 2. Ruupaku Raku II karya Suugiya) (Dokum mentasi : Zaiinal, 2015) 3. Rupakuu Raku III Ruppaku Raku yang ketig ga adalah karya Taufiq Ekka Yanto. Karya in ni mengguunakan campuran sekitar 15% % grog dan n sisanya adalah a tanah Sukabumi. Padda saat pem mbakaran reeduksi urat limbah kayu karya ini menggunakkan campu
Karrya ini mennghasilkan efek unik pada
campuran mahoni dann jati. Glasirr yang diguunakan
permukaann karya beerupa kusaam tidak merata m
SG (Transpparent Soft Glaze) + Zr + adalah TS
berwarna merah tem mbaga. Selain itu terrdapat
pewarna Cupper. C
spot-spot usang u akibbat penumpukan kayu yang
karrya ini mennghasilkan efek unik pada
getahnya memberi m effek warna usang u lebih gelap
permukaannnya, yang pertama paada bagian wajah
menuju kee warna hitam. h Karyya ini memiliki
yang dibaakar tanpa glasir men nghasilkan warna
bentuk tam mbahan berrupa dua siirip yang ada a di
hitam pekkat (cenderrung ke ‘g gosong’)
kanan dan kiri dari ruppa topeng.
pembakaraan reduksi.. Karya in ni memilikki dua
akibat
warna yangg berbeda ddalam satu permukaan, p yakni
Analissis Enam Karyya (Zainal Arrifin) 7
pada perm mukaan yanng diberi glasir dan pada
Waarna
yangg
terkesaan
tua
akibat
bagian yanng tidak berglasir. Paada bagian yang
pembakaraan reduksii menjadi pelengkapp dan
berglasir warna w toscaa dilengkappi dengan warna w
pendukungg karya yanng memang dibentuk dengan d
perak logaam mendominasi. Paada bagian yang
ekspresi orang tua. K Kerutan-keru utan yang dibuat d
tidak bergllasir, warnaa hitam dan keabu-abuaan lah
dalam karrya ini sanggat nyata terlihat t ditaambah
yang menddominasi.
dengan
Waarna tosca yang y meruppakan perpaduan antara warrna biru dann hijau mem mberikan suuasana
e ekspresi
sserta
warn na
glasir
yang
dihasilkan dari efekk raku mem mbuat karyya ini makin terliihat hidup.
yang tenanng, sedangkaan warna hiitam membeerikan
Waarna coklatt mendom minasi karyya ini
suasana suuram. Perpaaduan antaraa suasana tenang t
memberikaan suasanaa yang seedih, sedaangkan
dan
terrkesan
warna merrah tembagga yang tid dak mendom minasi
menyeramkkan, tenangg namun beerbahaya dengan d
karya ini berakar dari warn na merah yang
suasana yaang bisa dikatakan menncekam.
memberikaan suasanaa marah. Tekstur T karyya ini
suraam
membuat
karyaa
ini
bersifat teeraba dan masuk dalam d keloompok tekstur kassar nyata, yyaitu ketika dilihat kasaar dan diraba punn terasa kasaar.
Gaambar 3. Ruupaku Raku III karya Taufiq T Ekka Yanto) (Dokum mentasi : Zaiinal, 2015) 4. Rupakuu Raku IV Ruppaku Raku yang ke em mpat adalah karya dari Fajarr Prasudi. Karya inni mengguunakan
Gaambar 4. Ruupaku Raku u IV, karya Fajar F P Prasudi (Dokum mentasi : Zaiinal, 2015)
campuran sekitar 15% % pasir hallus dan siisanya adalah tannah liat lokkal. Pada saat s pembaakaran reduksi karrya ini mennggunakan campuran c s serbuk gergaji. Glasir G yangg digunakaan adalah TSG (Transpareent Soft Glaaze) + Zr + pewarna p Cuupper. karya ini menghasilk m an efek waarna merah gelap (warna yang tua) daan menambah kesan seperti s benda yangg sudah tua.
5. Rupakuu Raku V Karrya Rupakuu Raku yan ng ke lima adalah a karya darii Wahyu G Gatot Budiy yanto. Karyya ini menggunakkan campurran sekitar 20% pasir halus dari gununng merapi ddan sisanyaa adalah tanaah liat Sukabumi.. Pada saatt pembakaraan reduksi karya ini mengguunakan cam mpuran serbu uk gergaji. Glasir yang diguunakan adallah TSG (Transparen (T nt Soft
8
Analissis Enam Karyya (Zainal Arrifin)
Glaze) + Zr Z + pewaarna Cupper. , pada bagian b
u coklat, hingga h kusam berrwarna merah menuju
seputaran mata kiri karya ini dibiarkan tanpa
hitam dan uniknya waarna-warna kusam ini berada b
glasir. Karrya ini jugaa memiliki bagian b tam mbahan
pada setiapp lekukan karya. Kary ya ini jugaa tidak
selain wajaah, yakni bagian b pipihh yang mem mutari
memiliki kepala k yangg utuh, mellainkan terppotong
wajah ini
pada bagiaan jidat dann menyerup pai topeng-ttopeng
karrya ini mennghasilkan efek antaraa lain
sungguhann.
pada bagian wajah yang dibakkar tanpa glasir menghasilkkan
warnna
hitam
pekat
akibat
Waarna hijau kkecoklatan yang meruupakan perpaduan
antara
w warna
hijau
membeerikan
pembakaraan reduksi. Warna hijau mendom minasi
na coklat dengan d suasana yaang tenangg dan warn
bagian
ini
suasana seedih mendoominasi kaarya ini. Tekstur
memberikaan suasanaa yang tennang, sedanngkan
karya ini bersifat teraba dan n masuk dalam
warna hitaam pada bagian b yangg tidak berrglasir
kelompok tekstur kasar nyata, yaaitu ketika dilihat d
memberikaan suasana suram. Tekstur karyya ini
kasar dan diraba d pun tterasa kasarr.
y yang
bergglasir
dalaam
karyaa
bersifat teeraba dan masuk dalam d keloompok tekstur haalus, yaitu tekstur yanng dilihat halus, diraba punn halus.
Gambar 277. Rupaku Raku R VI, karrya Rinnawan Arijaadi (Dokum mentasi : Zaiinal, 2015) Gaambar 5. Ruupaku Raku V, karya Wahyu W G Gatot Budiyaanto (Dokum mentasi : Zaiinal, 2015)
Karrya Rupakuu Raku yangg ke enam adalah a daari
Rinaw wan
yaitu keunnikan karya Rupaku Raaku dari asppek isi karya sebaagai berikut berikut:
6. Rupakuu Raku VI
karya
Haasil untuk ruumusan massalah yang kedua
Arijaddi.
Karyaa
ini
menggunakkan campurran sekitar 15% abu guunung merapi daan sisanya adalah a tanaah liat Sukaabumi. karya ini menggunaka m an campuraan serbuk geergaji. Glasir yanng digunakaan adalah TSG (Transpparent Soft Glaze) e) + pewarnna Cupper Carbonat. karya ini menghaasilkan efekk pada perm mukaannya berupa b
1. Rupakuu Raku I Karrya ini seebernarnya berupa haarapan agar karyaa Rupaku Raku ini mendapat m t tempat tersendiri di hati pennikmat seni.. Meskipunn tidak dibuat reaalis, simpel,, tidak dap pat menghaasilkan suara
maaupun
berggerak,
nam mun
karyaa
ini
diharapkann memilikki kesan tersendiri t dihati penikmat seni. s
Analisis Enam Karya (Zainal Arifin) 9
2. Rupaku Raku II
daerah Wonosobo. Terinspirasi dari topeng yang
Karya ini terinspirasi dari diri sendiri,
biasa dipakai untuk menari, karya ini menyimpan
dengan makna yang terkandung adalah sebaik-
kenangan tersendiri dari sang pembuat karya akan
baiknya
keindahan dari tarian tradisional tersebut.
manusia
kadang-kadang
ada
sisi
negatifnya, dan sisi negatif itu akan keluar lewat sebuah aura. Aura negatif yang dimiliki manusia
SIMPULAN DAN SARAN
dalam karya digambarkan lewat bentuh pipih
Simpulan 1. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
menyerupai sirip di bagian samping kanan dan kiri topeng.
berikut: Pertama, keunikan dari enam karya
3. Rupaku Raku III
Rupaku Raku Yogyakarta ditinjau dari segi
Karya ini berprinsip pada kesederhanaan
wujud visual karya, yakni : (1) Rupaku Raku
dan ekspresif yang ingin disampaikan oleh sang
I memiliki wujud yang menyerupai albert
pembuat. Dengan pesan bahwa ketika berbicara
Einstein, dibuat tidak realis dan efek raku
mengenai wajah dalam kehidupan, pada situasi
berupa glasir meleleh (2) Rupaku Raku II
tertentu manusia bisa berubah sesuai norma dan
memiliki bentuk tambahan berupa sirip pada
aturan yang berlaku di lingkungan tempat
bagian kanan dan kiri, warna usang akibat
manusia tersebut tinggal.
pembakaran raku terlihat jelas (3) Rupaku Raku III memiliki bentuk wajah yang terbagi dua, sebagian diberi glasir sebagian tidak dan
4. Rupaku Raku IV Karya ini terinspirasi dari wajah orang
berwarna hitam gosong akibat efek raku (4)
tua, dengan pesan yang terkandung adalah kita
Rupaku Raku IV dominan dengan warna
semua nantinya akan menjadi tua. Setiap makhluk
coklat serta kerutan-kerutan yang dibuat
yang hidup di dunia ini nantinya akan menua,
nampak nyata membuat kesan karya menjadi
tidak lagi menarik, berkerut, dan rapuh.
tua (5) Rupaku Raku V bertekstur halus, memiliki bentuk tambahan berupa sirip
5. Rupaku Raku V Tekstur
yang
menggambarkan
dibuat
kelembutan
halus yang
ini ingin
disampaikan oleh sang pembuat karya. Meskipun mata terlihat tajam dan tidak nampak senyum dalam
karya
ini
(malah
nampak
sedikit
cemberut), namun bukan berarti di dalam sesuatu yang nampak seram itu tidak ada kelembutan di dalamnya. 6. Rupaku Raku VI Karya ini terinspirasi dari tarian Lengger yang berasal dari Jawa Tengah tepatnya dari