e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
I Gusti Ayu Nyoman Desy Prapti Osiani, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui besar: (1) tingkat pendapatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebelum dan sedudah menerima kredit modal kerja, (2) tingkat efektivitas kredit modal kerja terhadap tingkat pendapatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kecamatan Buleleng. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah UKM di Kecamatan Buleleng yang memperoleh kredit modal kerja, dan objeknya adalah kredit modal kerja dan pendapatan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pencatatan dokumen. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu uji t sampel berpasangan (paired sample t-test).Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan pendapatan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Buleleng sebelum dan sesudah menerima kredit modal kerja sebesar Rp 498.918,00 atau sebesar 0,92% dan (2) efektivitas pemberian kredit modal kerja terhadap pendapatan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Buleleng masuk ke dalam kriteria tidak efektif dengan nilai efektivitas sebesar 13,37%.
Kata Kunci:kredit modal kerja, pendapatan. Abstract The aims of this research is to know aboutanalyze and determine: (1) differences in income levels entrepreneurs of small and medium before and after receiving working capital credit,(2) the effectiveness of aid to the level of income entrepreneurs of small and medium in Buleleng district. This research uses a quantitative descriptivedesign. The subjects of this study are entrepreneurs of small and medium in Buleleng district and theobject are the amount of working capital credits, and net income. The data collectedby documentation technique. The data were analyzed using descriptive and inferential statistical analysis is paired sample ttest.The results of this study showed that (1) thereare differences ofincome entrepreneurs of small and medium in Buleleng before and after receiving working capital creditof Rp 498.918,00 or 0,92% and (2) effectiveness of financial assistance of income entrepreneurs of small and medium in Buleleng district entry criteria are not effective (13,37%).
Keywords: working capital credit, income
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
PENDAHULUAN Saat ini perkembangan dunia usaha di Indonesia tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan terutama bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat mengembangkan diri seluasluasnya.Untuk dapat meningkatkan dunia usaha, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memperbesar volume usaha di bidang industri dan jasa. Bagi setiap organisasi usaha, modal memegang peranan penting di dalam menjalankan operasi usaha.Modal merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih aktiva dan utang yang ada (Mardiasmo, 2008:36).Dalam setiap usaha, besarnya modal berbedabeda tergantung pada besar kecilnya usaha yang dijalankan. Tanpa adanya dukungan modal, usaha tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka dari itu, dibutuhkan pengelolaan modal yang tepat. Dengan adanya modal yang cukup, perusahaan dapat menjalankan operasional perusahaan serta dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. Modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk kelangsungan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang (Wiksuana, dkk., 2001:95). Hal ini akan memberikan manfaat yang positif terhadap pendapatan dan kesejahteraan pengusaha dan masyarakat pada umumnya. Dewasa ini, banyak pelaku usaha yang mengalami keterbatasan modal atau sulitnya mengakses sumber permodalan.Salah satu faktor yang menyebabkan masalah tersebut terjadi adalah sulitnya memperoleh sumber modal dari lembaga keuangan, khususnya bank.Umumnya, pelaku usaha tidak memiliki laporan keuangan yang jelas, artinya laporan keuangan tersebut tidak secara sistematis dan rinci memuat tentang aktivitas usaha, sehingga sulit untuk mendapatkan kredit dari bank yang mengharuskan adanya laporan keuangan.Selain itu, tidak memiliki agunan
yang bisa meyakinkan pihak perbankan untuk mendapatkan pinjaman modal usaha. Akibatnya, tidak sedikit UKM yang awalnya telah mampu membangun usahanya dengan baik, tetapi karena terkendala dana atau modal menyebabkan usahanya tidak bisa berkembang. Dalam memandang permasalahan tersebut, pemerintah tidak tinggal diam. Faktanya, telah banyak lembaga keuangan bank maupun non bank yang menawarkan kredit modal kerja bagi para pelaku usaha, dengan tingkat suku bunga bersaing dan prosedur yang mudah. Lembaga keuangan atau sektor perbankan yang dimaksudkan pemerintah dalam deregulasi tersebut adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang dianggap sebagai lembaga keuangan mikro yang mampu memberikan jasa layanan keuangan bagi masyarakat pedesaan. BPR umumnya berfungsi sebagai lembaga keuangan yang memberikan kredit pada masyarakat.Pada lembaga keuangan mikro, dapat menumbuhkan pengusaha-pengusaha kecil dipedesaan, yang pada akhirnya dapat membantu program pemerintah untuk meningkatkan pendapatan penduduk desa. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian serta Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buleleng, dapat diketahui bahwa terjadi penurunan pendapatan berbagai bentuk UKM sesudah menerima kredit modal kerja tahun 2010-2014. Hal ini terjadi diduga karena modal yang didapat dari kreditnya tersebut tidak sepenuhnya digunakan untuk modal usaha.Melihat situasi tersebut maka hal ini tidaklah sesuai dengan yang diharapkan, yaitu “adanya peningkatan pendapatan yang diperoleh pengusaha sebagai akibat tambahan modal atau pemberian kredit dalam usaha produktifnya” (Kasmir, 2011). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) tingkat pendapatan UKM di Kecamatan Buleleng sebelum dan sesudah
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) menerima kredit modal kerja tahun 20102014, (2) tingkat efektivitas pemberian kredit modal kerja terhadap pendapatan UKM di Kecamatan Buleleng tahun 20102014. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut. (a) Manfaat Teoritis, Hasil dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat dalam pengembangan ilmu ekonomi dalam bidang Manajemen Keuangan kaitannya dengan Pemberian Kredit Modal Kerja.(b) Manfaat Praktis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada Lembaga Pemberi Kredit, dalam menentukan dan menerapkan kebijakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan mengenai penyaluran kredit modal kerja kepada pengusaha kecil dan menengah (UKM) sektor formal. Efektivitas berasal dari kata dasar efektif, menurut kamus besar Bahasa Indonesia efektif adalah ada efeknya, manjur atau mujarab, dapat membawa hasil, berhasil guna dan mulai berlaku. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Menurut Schemerhon dalam Cambel (1989), efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output seharusnya dengan output aktual yang sesungguhnya.Efektivitas dikatakan baik apabila rasio yang dicapai minimal satu atau 100%, tetapi alangkah lebih baik lagi jika organisasi tersebut mampu memperoleh lebih besar dari itu. Menurut Dendawijaya (2001:27) kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan bank kepada nasabah (debitur) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja debitur.Karakteristik dari kredit modal kerja adalah (1) digunakan untuk kebutuhan jangka pendek, maksimal satu tahun untuk membiayai stok barang, piutang dagang, pembelian bahan baku ataupun kebutuhan modal kerja perusahaan lainnya, (2) pemakaian dan pembayaran fleksibel sesuai kebutuhan ataupun kemampuan, (3) bunga disesuaikan dengan jumlah
penggunaan, dan (4) umumnya kredit modal kerja dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo (Kasmir, 2010:221).Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:251), kredit modal kerja memiliki jangka waktu pengembalian maksimal satu tahun (bisa diperpanjang sesuai kebutuhan) yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai stok barang, piutang dagang, pembelian bahan baku ataupun kebutuhan modal kerja perusahaan lainnya. Untuk kredit modal kerja, bank menyediakan fasilitas kredit modal kerja bagi usaha skala kecil (plafon kredit sampai dengan Rp 500 juta) dan usaha skala menengah (plafon kredit di atas Rp 500 juta hingga Rp 5 miliar). Kredit modal kerja yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan pokok dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk memperoleh pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangannya.Pendapatan yang diterima adalah dalam bentuk uang, dimana uang adalah merupakan alat pembayaran atau alat pertukaran yang sah (Samuelson dan Nordhaus, 1997).Pendapatan merupakan suatu gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan materinya dalam satuan waktu tertentu, yang umum digunakan biasanya satu bulan.Dengan adanya pendapatan, berarti sebuah usaha layak untuk dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal selain pendapatan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan sebuah usaha.Adapun jenis-jenis pendapatan menurut Bardaini (2006) adalah (1)Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang biasanya diterima sebagai balas jasa prestasi sumber-sumber utama yaitu berupa gaji dan upah, (2)Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang bersifat regular dan biasa, tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang, misalnya dapat berupa gaji yang diwujudkan dalam bentuk beras, pengobatan, perumahan.(3)Pendapatan selain penerimaan uang dan barang adalah
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) segala penerimaan yang bersifat transfer redistribusi dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, misalnya hasil undian, warisan, penagihan hutang. Beberapa penelitian tentang kemiskinan di berbagai daerah telah dilakukan oleh sejumlah peneliti dengan periode waktu yang berbeda, antara lain. (1) Rino Desanto(2007) yang berjudul “Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan Industri Kecil Kota Madiun”. Penelitian ini menggunakan alat analisis yaitu Analisis Deskriptif.Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum menunjukkan Industri Kecil pendapatannya meningkat setelah memperoleh bantuan kredit.Pemberian kredit kurang efektif bila dikaitkan dengan tingkat pendapatan.Ada korelasi antara tingkat pendapatan sebelum dan sesudah memperoleh kredit. Hasil pengujian hipotesis dengan df = 16 pada taraf signifikansi = 0,05 ternyata t hitung > t tabel artinya ada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat pendapatan. (2) Septian Fika Widyaningrum (2010) yang berjudul “Analisis Efektifitas Pengelolaan Kredit Dalam Upaya Peningkatan Tingkat Likuiditas Pada PT. BPR Grogol Joyo”.Penelitian ini menggunakan alat analisis yaitu Analisis Deskriptif Kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa efektivitas pengelolaan kredit dalam upaya peningkatan Likuiditas yang dilakukan oleh PT. BPR GROGOL JOYO adalah baik atau telah memenuhi ketentuan yang di tetapkan oleh Bank Indonesia dan atau manajemen bank senantiasa mengupayakan untuk memenuhi standar yang di tetapkan oleh otoritas moneter tersebut. Hal dapat tercermin dari beberapa indikator rasio keuangan seperti NPL cenderung mengalami penurunan bahkan pada triwulan IV mendekati 5%, meskipun indikator LDR nya cenderung meningkat tiap triwulannya.(3) Nurul Inayah (2014) yang berjudul “Pengaruh Kredit Modal Kerja Terhadap Pendapatan Bersih Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Sektor Formal di Kecamatan Buleleng Tahun 2012”. Penelitian ini menggunakan metode Regresi Linear Sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Rata-rata
jumlah kredit modal kerja yang diterima oleh pelaku usaha kecil sebesar Rp 48.457.447,00 dan menengah sebesar Rp 171.666.667,00,-. Jenis usaha pelaku usaha kecil adalah jasa ritel dan hiburan; dan menengah adalah jasa ritel. Rata-rata pendapatan bersih bagi pelaku usaha kecil sebesar Rp 45.328.802,00 dan menengah sebesar Rp 163.399.599,00 per bulan untuk tahun 2012. Kredit modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan bersih dan besar pengaruhnya sebesar 82,4%. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif-kuantitatif, adalah suatu penelitian yang dirancang berdasarkan latar belakang adanya fenomena di lapangan. Subyek dalam penelitian ini adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kecamatan Buleleng, dan obyeknya adalah kredit modal kerja dan pendapatan Usaha Kecil dan Menengah. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder kuantitatif, yang difokuskan pada jumlah kredit modal kerja yang diberikan, serta pendapatan UKM di Kecamatan Buleleng, dan bersumber dari Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian, serta Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buleleng. Data dikumpulkan dengan teknik pencatatan dokumen Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif, kemudian dilakukan uji-t sampel berpasangan (paired sample t-test). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk memberikan gambaran yang cukup jelas atas masalah yang diteliti, yaitu pendapatan UKM sebelum dan sesudah menerima kredit modal kerja. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 16.0 For Windows maka diperoleh hasil perhitungan SPSS pada Tabel 1.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
Tabel 1.Pendapatan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Buleleng Sebelum dan Sesudah Menerima Kredit Modal Kerja Periode 2010-2014 Mean Minimum Maksimum n (Rp) (Rp) (Rp) Rata-rata pendapatan sebelum menerima kredit 85 54.220.802,75 14.685.000 260.021.708 modal kerja Rata-rata pendapatan sesudah menerima kredit 85 54.719.720,52 16.200.000 271.868.375 modal kerja (Sumber: Hasil Output SPSS) Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan sebelum menerima kredit modal kerja sebesar Rp 54.220.802,75/bulan dan rata-rata pendapatan sesudah menerima kredit modal kerja sebesar Rp 54.719.720,52/bulan. Pendapatan minimum sebelum menerima kredit modal kerja adalah Rp 14.685.000/bulan dan pendapatan sesudah menerima kredit modal kerja sebesar Rp 16.200.000/bulan; sedangkan pendapatan maksimum sebelum menerima kredit modal kerja sebesar Rp 260.021.708/bulan dan pendapatan maksimum sesudah menerima kredit modal kerja sebesar Rp 271.868.375/bulan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Usaha Kecil dan Menengah Kecamatan Buleleng mengalami peningkatan pendapatan rata-rata minimum sebanyak Rp 1.515.000 dan peningkatan pendapatan maksimum sebanyak Rp 11.846.667; maka selama periode 20102014 Usaha Kecil dan Menengah Kecamatan Buleleng secara umum tidak mengalami kerugian.
Setelah mengetahui gambaran umum mengenai rata-rata pendapatan sebelum dan sesudah menerima kredit modal kerja, selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pendapatan UKM di Kecamatan Buleleng sebelum dan sesudah menerima kredit modal kerja periode 2010-2014. Sebelum melakukan uji hipotesis berupa uji-t, ada dua uji asumsi yang harus terpenuhi: (1) variabel terikat dari semua kelompok yang dibandingkan diasumsikan berdistribusi normal; dan (2) variabel terikat dari semua kelompok yang dibandingkan diasumsikan memiliki varians yang sama atau homogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua data pada unit analisis memiliki skor p-value > 0,05. Artinya, sebaran data variabel rata-rata pendapatan terdistribusi normal, sehingga dapat dilanjutkan untuk uji-t paired sample t-test. Hasil perhitungan uji-t paired sample ttest dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 16.0 For Windows maka diperoleh hasil perhitungan SPSS pada Tabel 2 dan Tabel 3.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) Tabel 2 Rata-rata Pendapatan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Buleleng Sebelum dan Sesudah Menerima Kredit Modal Kerja Mean (Rp) Rata-rata pendapatan sebelum menerima kredit modal kerja Rata-rata pendapatan sesudah menerima kredit modal kerja (Sumber: Hasil Output SPSS)
n
Std. Error Mean
Std. Deviation
54.220.802,75
85
57.685.120,00
6.256.829,788
54.719.720,52
85
58.280.642,00
6.321.423,126
Tabel 3 Hasil Uji-t Sampel Berpasangan (Paired Sample t-test) Paired Differences Mean (Rp) Rata-rata pendapatan sesudah - Rata498918.000 rata pendapatan sebelum menerima kredit modal kerja (Sumber: Hasil Output SPSS)
Std. Deviation
Std. Error Mean
t
df
Sig.
5108159.294
554057.667
2.821
84
.030
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa rata-rata antara pendapatan sebelum memperoleh kredit modal kerja sebesar Rp 54.220.802,75/bulan dan pendapatan sesudah memperoleh kredit modal kerja sebesar Rp 54.719.720,52/bulan; maka rata-rata pendapatan yang diperoleh UKM di Kecamatan Buleleng meningkat sebesar Rp 498.917,17/bulan. Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa nilai p-value (0.03) < α (0,05) dan besarnya t-hitung (2,821) > ttabel (1,988) dengan tingkat signifikansi α = 0,05. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Artinya, terdapat perbedaan pendapatan UKM di Kecamatan Buleleng periode 2010-2014. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kredit modal kerja terhadap pendapatan UKM di Kecamatan Buleleng. Perhitungan efektivitas yang dilakukan pada 85 sampel UKM,
menggunakan bantuan Microsoft Excel. Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa selama periode 20102014, tingkat efektivitas pemberian kredit modal kerja pada masing-masing UKM di Kecamatan Buleleng bervariasi. Nilai efektivitas pemberian kredit modal kerja terhadap pendapatan secara keseluruhan adalah 13,37% masuk ke dalam kriteria tidak efektif. Dengan demikian, meskipun rata-rata pendapatan yang diperoleh UKM sesudah diberikan kredit modal kerja lebih besar dibandingkan dengan pendapatan sebelum diberikan kredit modal kerja, namun masih belum cukup untuk pengembalian angsuran dana kredit modal kerja. Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan uji-t sampel berpasangan (Paired Sample t-test) dengan menggunakan bantuan Statistical Package for Social Science (SPSS) 16.0 For Windows, maka diperoleh hasil bahwa
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) rata-rata antara pendapatan sebelum memperoleh kredit modal kerja sebesar Rp 54.220.802,75/bulan dan pendapatan sesudah memperoleh kredit modal kerja sebesar Rp 54.719.720,52/bulan; maka rata-rata pendapatan yang diperoleh UKM di Kecamatan Buleleng meningkat sebesar Rp 498.917,17/bulan. Nilai p-value (0,03) < α (0,05) dan besarnya t-hitung (2,821) > t-tabel (1,988) dengan tingkat signifikansi α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Artinya, kredit modal kerja berpengaruh terhadap pendapatan UKM di Kecamatan Buleleng Periode 2010-2014.Hasil penelitian ini mendukung kajian empirik dari Nurul Inayah (2014) yang menyatakan bahwa kredit modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan bersih. Pengelolaan kredit modal kerja pada UKM di Kecamatan Buleleng memiliki kriteria efektifitas yang bervariasi selama tahun 2010 sampai tahun 2014. Nilai efektivitas pemberian kredit modal kerja terhadap pendapatan secara keseluruhan adalah 13,37% dan masuk ke dalam kriteria tidak efektif. Dengan demikian, meskipun rata-rata pendapatan yang diperoleh UKM sesudah diberikan kredit modal kerja lebih besar dibandingkan dengan pendapatan sebelum diberikan kredit modal kerja, namun masih belum cukup untuk pengembalian angsuran dana kredit modal kerja. Dengan adanya pengaruh pemberian kredit modal kerja terhadap pendapatan dengan peningkatan rata-rata sebesar Rp 498.918,000/bulan kurang mampu menunjukkan keberhasilan outcome pemberian kredit modal kerja. Karena jika dilihat dari nilai efektivitas pemberian kredit modal kerja terhadap pendapatan adalah 13,37% dan masuk ke dalam kriteria tidak efektif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Rino Desanto (2007) yang menyatakan bahwa pemberian kredit kurang efektif bila dikaitkan dengan tingkat pendapatan. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. (1) Terdapat perbedaan tingkat pendapatan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Buleleng sebelum dan sesudah menerima kredit modal kerja (p-value < 0,05),(2)Nilai efektivitas pemberian kredit modal kerja terhadap pendapatan adalah 13,37%, masuk kriteria tidak efektif. Dengan demikian, meskipun rata-rata pendapatan yang diperoleh Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Buleleng lebih besar setelah diberikan kredit modal kerja dibandingkan dengan pendapatan sebelum diberikan kredit modal kerja, namun masih belum cukup untuk pengembalian angsuran dana kredit modal kerja. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. (1) Bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah, diharapkan dapat mengelola dana dengan baik dan sesuai dengan rencana usaha bersama yang telah dibuat, sehingga pemberian kredit modal kerja bisa meningkatkan skala produksi dan meningkatkan pendapatan UKM secara berkesinambungan. (2) Pemberian kredit modal kerja memiliki pengaruh terhadap pendapatan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Buleleng, pemerintah juga nantinya diharapkan dapat: (1) melakukan pengawasan dalam hal pembiayaan, penggunaan dana, sarana dan prasarana; (2) memberikan penyuluhan dan pendampingan yang berkesinambungan untuk setiap UKM. (3) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mengkaji lebih dalam mengenai sumber penghasilan lain yang berpengaruh terhadap pendapatan UKM setelah diberikan kredit modal kerja. DAFTAR RUJUKAN Kasmir.
2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi I. Cetakan Kedua. Jakarta: Kencana.
---------.
2011. Dasar-dasar Perbankan. Edisi 1. Cetakan Kedua. Jakarta: Kencana
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
Mardiasmo.2008. Akuntansi Keuangan Dasar I; Dilengkapi dengan Soal dan Penyelesaiannya. Yogyakarta: BPPE. Nurul Inayah. 2014. Pengaruh Kredit Modal Kerja Terhadap Pendapatan Bersih Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Sektor Formal di Kecamatan Buleleng Tahun 2012. Peraturan Bank Indonesia No. 14/26/Pbi/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank. Rino Desanto. 2007. Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan Industri Kecil Kota Madiun. Samuelson, Paul A. & Nordhaus, William D. 1997.Mikroekonomi. Alih Bahasa. Jakarta: Erlangga.
Septian Fika Widyaningrum. 2010. Analisis Efektifitas Pengelolaan Kredit Dalam Upaya Peningkatan Tingkat Likuiditas Pada PT. BPR Grogol Joyo Suhardjono, Mudrajad Kuncoro. Manajemen Perbankan. Pertama.Yogyakarta : Yogyakarta. Wijaya,
Denda. Perbankan. Indonesia.
2002. Edisi BPFE
2001. Manajemen Jakarta: Ghalia
Wiksuana, Bagus, dkk. 2001. Buku Ajar Manajemen Keuangan. Denpasar: UPT Penerbit Universitas Udayana.