KE DAFTAR ISI ISSN 0216 - 3128
386
Wit/arta
ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDA YAGUNAAN REAKTOR KARTINI Widarto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta
ABSTRAK ANALISIS
DAN PENENTUAN
DlSTRIBUSI
FLUKS NEUTRON
SALURAN
TEMBUS RADIAL
UNTUK
PENDA YAAN REAKTOR KARTINI. Telah di/akukan ana/isis dan penentuan distribusi fiuks neutron pada saluran tembus radial reactor Kartini dengan tujuan untuk melengkapi dokumen fasi/itas eksperimen dan menjadi dasar pengembangan pendayagunaan dalam pemanfaatan reaktor Kartini. Ana/isis dan penentuan fiuks neutron di/akukan dengan menggunakan metode aktivasi neutron terhadap detector keping.emas (Au) yang dipasang di beberapa titik jari-Jari tampang /intang (19 em) serta sepanjang 310 em arah radial saluran tembus .. Hasi/ perhitungan menunjukkan bahwa fiuks termal berkisar an tara (8.3 1: 0, 9). I rY n em'] S,I sampai dengan (6.81: 0,5). /07 n em'] S,I sedangkanjIuks neutron cepat berkisar antara (5,01:0,2). IrY n em'] S·I sampai dengan (1.43 1: 0.6).107 n em'] S,I. Dengan metode ana/isis pencocokan kurva untuk menentukan distribusi jIuks neutron dapat disimpulkan bahwa distribusi jIuks neutron sepanjang saluran tembus radial berbentukfungsi po/inomial.
ABSTRACT ANALYSIS AND DETERMINATION OF NEUTRON FLUX DISTRIBUTION ON RADIAL PIERCING BEAM PORT FOR UTILIZATION OF KARTINI RESEACH REACTOR. Analysis and determination of neutron jIux measurements on radial piercing beam port have been done as completion experimental datas document and progressing on utization of the Kartini research reactor purposes. The analysis and determination of the neutronjIux have been carried out by using Aufoils detector neutron activation analysis methode which put on the radius of cross section (19 em) and a long of radial piercing beam port (3/0 em). Based on the calculation. distribution of the thermal neutonjIux is around (8.3 1: 0.9). IrY n em'] S,I to (6.81:0.5).107 n em'] S,I and fast neutron is (5.0 1: O,2).lrY n em'] s' to (1,43 1: 0.6).107 n em'] S,I. Analyzing by means of curve fitting methodcaould be concluded that the neutronjIux distribution on radial piercing beam port has profiled as a polynomial curve.
PENDAHULUAN Sebagaimana reaktor riset pada umumnya, reaktor Kartini memiliki berbagai macam fasilitas iradiasi/aktivasi neutron antara lain fasilitas iradiasi (FI) central timble (CT) dengan fluks neutron sebesar orde 1013 n cm·2der' , FI Lazy Susan (LS) memiliki 40 \okasi sample dengan fluks neutron rerata sebesar 2,5xlOll n cm,2defl dan FI Pneumatic Transfer System memiliki fluks neutron sekitar 3,5x10II n cm'2derl yang biasa dimanfaatkan untuk iradiasi cuplikan umur pendek (beberapa detik). Selain ketiga FI tersebut, reactor Kartini juga dilengkapi dengan FI Coulomn Thermal, beamport arah tangensial, beamport tembus radial serta thermalizing coulomn, yang setiap fasilitas eksperimen tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Saluran tembus radial (radial piercing
beamport) merupakan salah satu fasilitas eksperimen yang perlu dikaji terhadap berbagai karakteristik fenomena fisika yang terjadi, misalnya distribusi fluks neutron cepat ataupun lambat dan paparan radiasi sedernikian sehingga dapat diketahui baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Sebagai langkah awal, per\u dilakukan analisis dan penentuan distribusi fluks neutron baik neutron cepat rnaupun neutron termal pad a saluran ternbus radial tersebut. Salah satu rnetode penentuan fluks neutron adalah analisis aktivasi neutron (NAA). Beberapafoil emas diletakkan pada titik-titik lokasi yang telah ditentukan di sepanjang saluran ternbus radial. Karena saluran berbentuk silinder, rnaka selain penernpatan foil berada di titik pusat, juga diletakkan pada bagian tepi untuk rnengetahui perbedaan dan karakteristik distribusi fluks neutron di berbagai titik sepanjang saluran tersebut.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
17 em :': ':.:.:.:.:':.:':':.:.:.:.:.:.
Widarto
-
ISSN 0216 - 3128
Metode analisis pengaktifan neutron didasarkan atas reaksi (n, n dimana inti atom setiap unsur cuplikan akan menyerap neutron dan berubah menjadi radioisotop yang dapat memancarkan radiasi sinar alfa (a), beta (fJ) atau gamma (n, atau dapat juga terjadi secara serentak. Pancaran sinar gamma dapat diidentifikasi dengan menggunakan spektrometri gamma, yang secara kualitatif spektrum energi sinar gamma merupakan identitas radioisotopnya, dan sekaligus untuk pencacahan (counting) sebagai data untuk penentuan fluks neutron, serta analisis dengan metode pencocokan kurva (curve fitting) untuk memperoleh fungsi distribusi fluks neutron (termal dan cepat) yang menggambarkan
387
karakteristik fluks neutron radial tersebut.
Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada saluran tembus radial reaktor Kartini yang posisinya ditunjukkan Gambar.l, dan berbentuk silinder dengan ukuran seperti ditunjukkan pada Gambar 2 (dalam bentuk dua dimensi).
~
/ Gambar
1. Penarnpang
rnelintang horisontal
reaktor
Kartini.
P erisai Reaktor
(Saluran Bagian Dalam)
... H· ·1
\
5em Baja119\ em i •!---Refleldor Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 10 Juli- BATAN 2006
Pustek 92 em 203 em Garnbar 2. Saluran tern bus radial. :1',','",'.',·.·"",'.·,·.·.·.'", A~unium Prosiding PPI - PDIPTN 2006
I·
tembus
METODOLOGI PENELITIAN
'~'t'*hC"~
• U·":':1
pada saluran
(Saluran Bagian Luar)
-
ISSN 0216 - 3128
388
Tata Cara Penelitian
Widarto
emas yang akan diiradiasi baik yang terbungkus cadmium dan yang tidak.
Tahap Persia pan
c. Memasang keping pad a kerangka pemegang dan ditandai pad a setiap posisi seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
a. Mempersiapkan dan menimbang massafoil emas (Au) sebanyak 26 keping, yang 13 keping diantaranya dibungkus dengan cadmium (Cd).
d. Memberi kode pad a setiap foil terpasang untuk menunjukkan posisi di dalam saluran tembus radial ( Gambar 5).
b. Membuat kerangka (Gambar 3) yang disesuaikan dengan bentuk saluran untuk memasang foil
18 em
22em Gambar 3. Kerangka
18 em
18 em
pemegang keping.
Keping Emas Berlapis Kadmiurn
8,S em
2,Sem 9,Sem 7,Sem
a. Lingkarankeeil( d= 14 em)
Gambar
18cm
18em
b. Lingkaran Besar (d = 18 em)
4. Posisi pemasangan
18em
Gambar
18em
22 em
foil pada kerangka.
18em
18em
5. Posisi keping setelah diberi kode
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
18 em
-
ISSN 0216 - 3128
Wielano
389
Tahap Iradiasi
tluks neutron (n cm·2s'l)
a. Kerangka dengan foil terpasang, dimasukkan ke dalam saluran tembus radial, kemudian reaktor dioperasikan pada daya 100 kW selama 6 jam sebagai langkah pe]aksanaan iradiasi.
K
luas penampang serapan makroskopis inti (cm'l) efisiensi detektor
}.
waktu paruh isotop radioaktif(s")
b. Mencatat waktu tunda sampai dengan paparan radiasi sinar gamma di sekitar saluran tembus radial kurang atau sama dengan 2,5 mrad jam'l. c.
Mengambil dan menyimpan kerangka pemegang foil ke tempat penyimpanan semen tara, sampai paparan radiasi gamma dapat di lakukan pencacahan.
selang waktu iradiasi (s) selang waktu tunda (s) se]ang waktu pencacahan (s) m
massa isotop sebelum diiradiasi
P
massajenis
RCd:
nilai banding kadmium
C :cacah
(g)
isotop sebelum diiradiasi (g cm'3).
gamma (count per second = cps)
Tahap Pencacahan a. Melakukan Kalibrasi terhadap detektor HPGe.
Ketidakpastian
b. Menetapkan (100 detik).
Ketidakpastian penentuan tluks neutron dihitung dengan persamaan ( 5 ) sebagai berikut :
waktu pencacahan
setiap keeping
c. Melakukan pencacahan (counting) setiap foil em as dengan menggunakan detektor HPGe, Waktu tunda dicatat mulai saat reaktor dimatikan (shut down) sampai dengan dimulainya pencacahan.
Do¢
= KLa
Pengukuran
m(]-e-~'}.2
C )e-~J p
Fluks Neutron
(]-e-~')
{I }.m DomI (5)
ANALISIS DATA
dan (6)
Pellelltuall Fluk. ••Neutron Penentuan tluks neutron dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan metode analisis pengaktifan neutron .. Cuplikan yang digunakan adalah foil emas terbungkus cadmium untuk menentukan tluks neutron cepat (En> 0,5 eV) dan foil emas yang tidak terbungkus untuk menentukan tluks neutron total. Fluks neutron termal ( E" ~ 0,5 eV) ditentukan dari selisih antara tluks neutron total dan tluks neutron cepat. Untuk menentukan tluks neutron ditunjukkan oleh persamaan (]), dan persamaan (2) untuk menentukan tluks neutron termal. ¢_ - K
(I)
}.pC
La
m
rPlf!rmal
(1- e-~'
)e-~J
(] - e-~c )
dengan Dom = 0,0005 g,
keterangan :
""te
= 0,5 s.
Oalam penentuan tluks neutron dengan metode analisis pengaktifan neutron, perlu diperhatikan factor koreksi diri yang ditunjukkan pada IAEA, persamaan (7) berikut (Reactor Experiment, 1970, hal: 55-58) :
F=GH
(7)
dengan : 1- Pc
G=
(2)
(7a)
[I-+-¥:. )) dan
¢tt:rmal
= ""ta =
Faktor Koreksi
(3)
sehingga
Doti
H
(4) Keterangan : Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
(7b)
390
ISSN 0216 - 3128
!!!!!!!!!!
G
faktor perisai diri
H
koefisien depresi
La
luas penampang keping
LI
luas penampang keping
I-Pc
kebolehjadian bahwa neutron tidak mengalami reaksi tumbukan dengan atom-atom ketika neutron menembus
g
serapan
makroskopis
makroskopis
total
keping . Untuk keping berbentuk plat tipis dengan tebal x <1 em, I-P. = ,
r
1----+-+Inx+r 3x 4 6 48 2 x2
xJ
X (
Widarto
:
faktor pengali sebesar 1,0056.
HasH perhitungan fluks neutron memberikan sekumpulan data yaitu, (xO'¢OHXI'¢IHx2'¢2~"" (x.,¢.). Sekumpulan data ini kemudian dianalisis dengan menggunakan metode peneocokan kurva (curve fitting) untuk menentukan distribusi fluks neutron.
HASIL DAN PEMBAHASAN Basil Perhitungan
)
tetapan yang besamya adalah 0,577216
HasH penentuan fluks neutron disepanjang saluran ternbus radial reaktor Kartini dapat ditunjukkan pada Tabel 1, Tabel 2. dan Tabel 3.
Tabel 1. Hasil penentuan nuks neutron dan nilai banding tern bus radial bagian dalam. Fluks Neutron Total cm·2s·l) (8,6 ± 0,4).106 (8,2 0,4). I± (4,3 ±±± 0,3).106 (1,65 (3,4 0,08).107 0,2).107 07 7,4 (1,17 5,2 0,06).106 2,9 5,7 (1,5\ (2,8 (7,5 0,3).106 0,07).\ 0,5).106 (5,5 (1,33 (2,8 (6,8 (3,2±±(n ±6,1 ±0,09).107 0,2).106 0,07).107 0,2).107 0,5).107 0, I). (R<.'d) I 06 Kadmium Termal Cepat (n (n cm·2s·l) cm·2s·l) Nilai Banding Jarak dari Teras (1,43
Kadmium
Tabel2.
Hasil penentuan nuks neutron dan nilai banding Kadmium tern bus radial bagian luar. Fluks Neutron cm·2s·l) (1,10 ± 0,05).106 (2,5 Total ±Termal 0,2).106 (1,36 0,06).106 (1,34 ±(1,8 0,07).106 Cepat (n cm·2s·l) (3,9 (7, \±(n 2,9 0,2).105 0,6).105 0,2).\ (5,7±0,3).105 (7,8 2,4 3,5 06 (5,0 (8,3 2,6 ±0,3).\ 0,9).105 Kadmium (n cm·2s·l) (7,1 (RCd) 05 Nilai Banding Jarak dari Teras
Tabel3. Jarak
dari
Hasil penentuan
dalam Nilai Banding 7.5 em 7,5 em 2,5 2,5 em (Rt,,) arah radial (em) Letak keping Fluks Neutron ± I).1 06 ((2,2 1,1 0, 2.4 I0,5).105 (7,8 ± 0,5).107 ((6,9 I,3 ±4.7 2.5 0.2).106 (7,0±0.1).105 (4,5 ± ).107 0,2).105 (1,50 (8,8 0,I). IX.O ± Termal (n cm·2s·l) (9,8 0,6).107 0,6 (± (3,2 1,2 0.1 0.2).106 ). ).106 107 Total Cepat (n (n cm·2s·l) cm·2s·l)
pad a saluran
nuks neutron dalam arah radial. Kadmium
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Jull 2006
pada saluran
Widarto
ISSN 0216 - 3128
Pemba"asan
391
cepat pada saluran tembus radial ditunjukkan oleh kurva pada Gambar 6., Gambar 7 dan Gambar 8.
Distribusi tluks neutron yang meliputi tluks neutron total, tluks neutron termal dan tluks neutron
9.0x107 8.0x107 ::--
7
~III 7.0x10 'E (J 6 .0x10
-----
Distribusi Fluks Neutron Total Distribusi Fluks Neutron Termal
-4-
Distribusi Fluks Neutron Cepat
7
c: -; 5.0x 107
e
-10
I .•.. 4.0x107 0 . ::s Q) I
Z
III
0.0 3.0x107 I.Oxl07 2.0x107
.:.:: ::s
u::
10
20
30
40
50
60
70
80
Jarak dari Teras (em)
Carnbar
Q
~
CJ
'7'-"
6. Kurva distribusi
fluks neutron saluran tern bus radial bagian dalarn.
-S
'-' Zr..C=C=
2.8x106 2.0x106 1.2x I 06 "I'" 1.6x106 8.0x105
tz::
4.0x105 2Ax I 06
90
100
-
Distribusi Distribusi
Fluks Neutron Total Fluks Neutron Termal
--
Distribusi
Fluks Neutron Cepat
110
Jarak
Carnbar
7. Kurva distribusi
120
130
140
150
dari Teras (em)
fluks neutron saluran tern bus radial bagian luar.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
i o54 72sampai 18 36
-
ISSN 0216 - 3128
392
Widarto
'" 41 0= C
.•.. ~Z '-" 5.0x 07 2.0x107 9.0xI107 I 07 4.0x107 07 y=Ce 3.0x ~J. 1.0x 6.0x107 --:- ~ 0.0 7.0x107 8.0x107
x = 92 em
I II
Saluran Bagian Dalam
Saluran (d
(d =14 em)
o
20
40
60
Jarak ----
Gambar
8. Kurva distribusi
120
140
160
dari Teras (em)
fluks neutron di saluran tern bus radial.
eermat, yaitu dengan melihat kurva pada Gambar 7, pelemahan fluks neutron total, tluks neutron termal dan tluks neutron eepat berturut-turut berakhir pada jarak 129 em, 122 em dan 136 em. Setelah melewati jarak terse but, tluks neutron akan mengalami sedikit peningkatan. Prosentase pelemahan tluks neutron setiap pertambahan jarak 18 em dari teras reaktor ditunjukkan oleh Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4. Pelemahan fluks neutron untuk saluran tcmbus radial bagian dalam. Pelemahan 58.5% 51.5% 47.9% 50.0%fluks neutron
100
Bagian Luar 19,5 em)
Distribusi Fluks Neutron Total Distribusi Fluks Neutron Termal Distribusi Fluks Neutron Cepat
Dari Gambar 6 terlihat bahwa semakin jauh dari teras reaktor, tluks neutron senantiasa mcngalami pelemahan. Pelemahan yang paling tajam terjadi sebelum neutron meneapai jarak 80 em dari teras dan setelah melewati jarak em 94 pelemahan 130 sampai 148 sampai 112 11280 sampai 130 tluks neutron semakin keci\. Jika diamati lebih
Interval jarak (em)
80
=
Tabel5.
Pelemahan fluks neutron untuk saluran tern bus radial bagian luar. Pelemahan -21.8% 45.6% 19.1% tluks neutron
Interval jarak (em)
Setiap pertambahan jarak 18 em dari teras reaktor, pelemahan tluks neutron total pada saluran bagian dalam berkisar antara 47,9% sampai 58.5% dengan nilai rata-rata 52% sedangkan untuk saluran bagian luar pelemahan tluks neutron total berada di bawah 47 %. Hasil ini memberikan gambaran yang lebih jelas bahwa prosentase pelemahan tluks neutron pada saluran bagian dalam lebih besar daripada prosentase pelemahan tluks neutron pada saluran bagian luar. Saluran tembus radial bagian dalam memiliki diameter 15 em. Lapisan yang menyelimuti dinding pada saluran tersebut adalah baja. Saluran tcmbus radial bagian luar memiliki diameter 19 em. Dinding
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
Widarto
pada saluran ini dilapisi oleh aluminium. Perbedaan ukuran diameter dan bahan pelapis berpengaruh terhadap kebolehjadian interaksi antara neutron dengan dinding saluran. Semakin kecil diameter saluran, kebolehjadian interaksi antara neutron dengan atom-atom yang melapisi dinding saluran akan semakin besar. Dalam interaksi yang terjadi, neutron mengalami perlambatan dan penyerapan oleh dinding saluran sehingga tluk neutron mengalami pelemahan. Oleh karena saluran bagian dalam memiliki diameter yang lebih kecil daripada diameter saluran bagian luar maka tluks neutron pada saluran bagian dalam tluks neutron lebih mudah mengalami pelemahan. Tabel .5 menunjukkan bahwa tluks neutron tidak seluruhnya akan mengalami pelemahan. Pada jarak 130 em sampai dengan 148 em bernilai (21,8%) dimaksudkan tluks neutron tidak melemah tetapi justru mengalami peningkatan. Peningkatan tluks neutron ini terjadi karena saluran tembus radial diberi penyumbat dari bahan timbal
Tabel 6. Fungsi distribusi Total Neutron Cepat Termal Neutron Distribusi Fluks
Distribusi Fluks
Tabel7. Neutron Termal Total Neutron Neutron Cepat Distribusi Fluks F1uks
-
ISSN 0216-3128
yang berfungsi penahan radiasi gamma. Timbal (Glastone S, et.al, 1952, hal : 58) berturut-turut memiliki luas penampang melintang mikroskopis total, serapan dan hamburan terhadap neutron sebesar 8,5 barn, 0,2 barn dan 8,3 barn. Data ini menunjukkan bahwa timbal lebih cenderung untuk menghamburkan neutron daripada menyerap neutron. Penempatan sumbat timbal pad a saluran ternbus radial menyebabkan terjadinya hamburan balik (back scattering) sehingga tluks neutron pacta jarak 148 em 1ebih tinggi dar ipada tluks neutron padajarak 130cm. .Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa tluks neutron termal lebih dominan daripada tluks neutron cepat. Prosentase tluks neutron termal berkisar antara 62% sampai dengan 86%. Pad a Tabel 6. dan Tabel 7 ditunjukkan fungsi distribusi fluks neutron dalam bentuk fungsi polinomial sebagai hasil pencoeokan kurva (curve filting) dari distribusi tluks neutron pada beamport reaktor Kartini.
fluks neutron pada saluran
tern bus radial bagian dalarn.
4,20579.1 105952,9321 06791z 2 ¢(z) = 8,21.107 6,78.107 - -865787,037037327z 1,4.107 3,28319.1 06 Z + 73200,874477858z2 + 30078,446502081z2 --513,688843165zJ+3,187236448i 1339,306127269z3 6,537208506z4 778,8923181 06z3 ++3,07609933z4
Fungsi distribusi
Distribusi Fluks
e~;Pb)
393
fluks neutron pada saluran tern bus radial
bagian luar.
¢(z) 3,82294.107 -762633,7453577z + 356779,83553663z +-5118,312761257z2 3230,4526761z2 ¢(z) ==-1,2116.107 5,2287.107 -1.16897.106 z + 8763,717422794z2 -21,719250119z3 -11,145404675z3 + 9,430727027z3
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
394
KESIMPULAN
ISSN 0216 - 3128
DAN SARAN
muan dan Presentasi
Wit/arto
Ilmiah
Penelitian
Dasar
Ilmu Pengetahuan danTeknologi Nuklir Yogyakarta, 27-29 April 1993. Buku I. Halaman : 165-168, 1993.
Kesimpulan Fluks neutron pada saluran tembus radial berkisar pada orde 105 sampai dengan orde 107 n cm-2 S-I dan didominasi oleh fluks neutron termal. Pada saluran tersebut fungsi distribusi fluks neutron dinyatakan dalam bentuk polinomial yang dapat ditunjukkan pada Tabel 6 dan Table 7. Secara keseluruhan, distribusi fluks neutron sepanjang saluran tembus radial mengalami pelemahan. Sedang pad a bagian ujung mengalami sedikit peningkatan, hal ini disebabkan karena adanya hamburan neutron terhadap penyumbat timbal dalam saluran tembus radial tersebut.
4. GLASSTONE S dan SESONSKE A., Nue/ear Reactor Engineering, Canada : Van Nostrand Reinhold, 1967.
Saran
TANYAJAWAB
Jumlah keping emas dan keping emas berlapis kadmium untuk menentukan fluks neutron agar lebih banyak lagi, sehingga diperoleh variasi jarak yang lebih banyak, agar data yang diperoleh semakin banyak sehingga distribusi fluks neutron dapat ditentukan lebih baik. Hasil penentuan distribusi fluks neutron ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan pemanfaatan saluran tembus radial sebagai fasilitas iradiasi neutron. Perlunya dilakukan analisis dan penentuan laju dosis radiasi gamma untuk pengkajian dan pemanfaatan eksperimen radiografi.gamma
3. CEMBER HERMAN, Pengantar Fisika Kesehatan. Edisi I (terjemahan). Semarang: IKIP Semarang, 1987.
5. Neutron Fluence Measurements, IAEA. Viena, 1970.
hal:
55-58,
Slamet Wiranto .: Apakah fluks neutron tersebut memenuhi syarat untuk eksperimen radiografi neutron? Widarto - Eksperimen radiografi neutron memerlukan fluks neutron berkisar antara IrY sid /(1 ncm,2s·I, jadi fasilitas saluran tembus radial ini pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk eksperimen radiografi neutron.
Agus Purwadi
DAFTAR PUSTAKA I. AIZAWA 0, MATSUMOTO T, WATANABE S dan OGAWA Y., Development of A Neutron Radiography System at The Mushasi Reactor, Tokyo: Rikko University, 1986. 2. AMIR HAMZAH dan ITA BUDI RADIANTI, Penentuan Faktor Perisai Diri Berbagai Keping Aktivasi Menggunakan Bentuk Spektrum Sistem Rabbit RS-I Teras RSG-GAS, Prosiding Perte-
- Dari hasil penentuan fluks neutron tidak terlalu besar, mohon diberikan gambaran eksperimeneksperimen apa yang dapat di kembangkan untuk pendayagunaan reaktor Kartini. Widarto - Untuk aktivasi neutron umur panjang, eksperimen-eksperimen radiografi neutron, penentuan dosis pengawetan hasi/ pasca panen, dU.
KE DAFTAR ISI
Prosiding PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006