ANALISIS DAMPAK ARUS KAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. FAJAR SURYA WISESA,Tbk
Skripsi Program Studi Akuntansi S-1
Nama : Anis Tugiana Nim
: 03202-011
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
ANALISIS DAMPAK ARUS KAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. FAJAR SURYA WISESA,Tbk
SKRIPSI Di ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi S-1
Di susun Oleh: Nama : Anis Tugiana Nim
: 03202-011
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Anis Tugiana
Nim
: 03202-011
Program Studi
: Akuntansi S-1
Judul Skripsi
: Analisis Dampak Arus Kas Terhadap Profitabilitas pada PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk.
Disahkan Oleh : Pembimbing
( Muti’ah SE,M.Si. ) Tanggal :
Dekan,
Ketua Jurusan Akuntansi
( Dra. Yuli Harwani, R.,MM )
( Nurul Hidayah SE,AK,M.Si. )
Tanggal :
Tanggal :
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah di berikan –Nya. Karena berkat nikmat yang telah Allah SWT berikan penulis dapat bersyukur dan berupaya keras serta berdoa dan dengan dukungan dari semua pihak maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul
“
ANALISIS
DAMPAK
ARUS
KAS
TERHADAP
PROFITABILIAS”, sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan Akuntansi Program Strata Satu
( S1) Universitas Mercu
Buana. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua saya yang telah membiayai kuliah saya sampai selesai serta memberikan dorongan secara moril dan materil. 2. Ibu. Muti’ah, SE.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan waktu dan pengaahan dalam pembuatan skripsi ini. 3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Universitas Mercu Buana yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan berharga bagi penulis. 4. Terima kasih saya ucapkan untuk Marulloh (Acas) dan Dwi Siswanto yang telah memberikan do’a dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Terima kasih untuk sahabat-sahabat ku Marly, Erma, DSL, Eka dan lainnya yang selalu membantu dan membeikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
i
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini mungkin masih banyak kekurangan maka penulis menghaapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar penulisan skripsi ini bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat. Penulis berharap dengan terselesaikannya skripsi ini merupakan langkah awal untuk mencapai kesuksesan di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan mereka dengan pahala setimpal.
Jakarta, Juni 2009 Penulis
( Anis Tugiana )
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................... DAFTAR ISI .............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. BAB I
i iii v
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................... B. Perumusan Masalah ............................................................... C. Tujuan dan Penelitian Kegunaan ............................................
1 3 3
II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas ................................................................. 1. Kas dan Setara Kas .......................................................... 2. Pengertian dan tujuan laporan kas .................................... 3. Klasifikasi arus kas .......................................................... 4. Penyajian laporan arus kas ...............................................
5 5 7 10 13
B. Analisa Rasio ........................................................................ 1. Rasio arus kas .................................................................. a. Rasio kualitas penerimaan / laba ................................ b. Rasio kecukupan ....................................................... c. Rasio efisiensi ........................................................... 2. Rasio profitabilitas .......................................................... a. Margin laba kotor (gross profit margin) ...................... b. Margin laba usaha (operating profit margin) ............... c. Margin laba bersih (net profot margin) ....................... d. Return on Assets (ROA) ............................................. e. Return on Equity (ROE) ............................................. f. Earning per shares (EPS) ............................................
16 16 17 18 20 22 22 22 23 23 23 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran umum perusahaan ................................................ 1. Lokasi peneltian .............................................................. 2. Sejarah singkat ................................................................ B. Metode penelitian ................................................................. C. Metode pengumpulan data ................................................... D. Definisi operasional variable ................................................. E. Metode analisis data ..............................................................
25 25 25 26 26 26 27
BAB
iii
BAB IV
BAB V
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Arus kas pada PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk .......................... B. Analisis arus kas terhadap profitabilitas pada PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk ................................................................ 1. Analisis Rasio Arus Kas ................................................... a. Rasio kualitas laba .................................................... b. Rasio kecukupan ....................................................... c. Rasio efisiensi ........................................................... 2. Analisis Rasio Profitabilitas ............................................ a. Margin laba kotor (gross profit margin) ..................... b. Margin laba usaha (operating profit margin) .............. c. Margin laba bersih (net profot margin) ...................... d. Return on Assets (ROA) ............................................ e. Return on Equity (ROE) ............................................ f. Earning per shares (EPS) ........................................... C. Analisis dampak arus kas dengan profitabilitas .....................
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................... B. Saran ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iv
28 29 30 30 33 38 41 41 42 43 44 45 46 47
52 52
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Neraca Konsolidasi PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk tahun 2005, 2006, dan 2007
2.
Laporan Laba Rugi Konsolidasi PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk tahun 2005, 2006, dan 2007
3.
Laporan Arus Kas PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk tahun 2005, 2006, dan 2007
v
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam dunia perekonomian, perkembangan arus keterbukaan pada umumnya memiliki pengaruh yang tidak kecil. Arus informasi terus terjadi sehingga semakin besar dan kompleks yang terus menerus dan menghilangkan batas-batas Negara. Biasanya pengaruh keterbukaan ini bagi perusahaan Go Public (terbuka) merupakan hal penting karena mengingat sangat mudah dan cepat informasi diperoleh. Setiap perusahaan yang melakukan peningkatan kinerja perusahaan biasanya melakukan berbagai cara untuk menarik investor dalam negri ataupun luar negri untuk bergabung pada perusahaannya agar lebih dapat mengoptimalkan laba yang diperoleh. Sebelumnya bagi para investor dalam melakukan keputusan investasi pada suatu perusahaan biasanya melakukan analisa. Analisa yang dilakukan pda umumnya mencakup berbagai bidang usaha, prospek usaha, resiko usaha, laporan keuangan, serta hal lain yang bias mendukung sebuah keputusan investasi. Analisa prospek usaha perlu dilakukan mengingat pentingnya kelangsungan hidup perusahaan yang baik yang dapat menentukan laba dimasa yang akan datang. Saat perusahaan menganalisa prospek usaha ada beberapa bidang yang harus ditekankan misalnya, keadaan ekonomi, resiko pasar, persaingan, dan lain-lain. Analisa penting lainnya adalah analisa resiko usaha karena dalam duia usaha sekarang ini resiko usaha akan selalu dihadapi
1
2
terutama pada persaingan bidang usaha yang sejenis. Oleh karena itu, kebijakan pihak manajemen perusahaan perlu diketahui untuk menghadapi persaingan usaha yang menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Sebagai perusahaan yang telah Go Public, PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk selalu berusaha meningkatkan kinerja perusahaan guna menarik para investor. Salah satu alat ukur yang digunakan investor dalam pengambilan keputusan investasi adalah profitabilitas (tingkat laba). Selain profatibilitas arus kas merupakan salah satu alat untuk mengambilan keputusan manajemen dan investor. Karena profitabilitas merupakan daya tarik tinggi bagi investor maka arus kas jarang digunakan. Padahal kualitas dari arus kas merupakan hal penting diperusahaan untuk membuktikan kebenaran keputusan yang di ambil. Tujuan utama di buat laporan arus kas adalah menyediakan informasi arus kas yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama priode tertentu. Laporan ini dinilai dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada masa yang akan datang. Pada laporan ini juga di gambarkan pemakaina kas perusahaan dan juga penerimaan kas perusahaan baik dari aktivitas operasional maupun kegiatan lainnya. Informasi laporan arus kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam peruses keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Tujuan dari evaluasi tersebut untuk memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari satu perusahaan
3
melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun aktivitas pendanaan selama satu periode akuntansi. Berdasarkan pada keberhasilan dan prestasi perusahaan yang di dapat dalam menghasilkan kas positif serta laba yang tinggi maka penulis mengangkat dan memilih judul : “Analisis Dampak Arus Kas Terhadap Profitabilitas Pada PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk.”
B. Perumusan Masalah Berdasar pada latar belakang masalah diatas,
maka penulis
menentukan bahasan masalah sebagai berikut : Bagaimana dampak arus kas terhadap profitabilitas pada PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk ?
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak arus kas terhadap profitabilitas. 2. kegunaan penelitian Sedangkan kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi penulis, merupakan
syarat utama dalam memperoleh gelar
sarjana. Dan dari penelitian ini di harapkan menambah pengetahuan
4
penulis mengenai arus kas terhadap profitabilitas sekaligus sebagai penerapan ilmu yang di peroleh selama perkuliahan sehingga dapat membandingkan antara teori dan praktek. b. Bagi perusahaan, merupakan sebagai masukan sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk kemajuan perusahaan. c. Bagi pembaca, merupakan tambahan ilmu pengetahuan khususnya tentang arus kas dan profitabilitas, sehingga dapat dijadikan pembelajaran dan dasar acuan bila ingin menulis serta mengangkat hal yang serupa.
5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Arus Kas 1. Kas dan Setara kas Kas merupakan alat pertukaran dan alat ukur dalam akutansi. Dalam neraca, kas adalah aktiva yang penting dalam arti paling sering berubah. Hampir seluruh transaksi yang dilakukan mempengaruhi kas. Pos ini memberi dasar pengukuran akutansi dari semua pos yang lain. Kas juga menjadi begitu penting karena perusahaan harus memiliki sejumlah uang yang cukup untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar etintas yang bersangkutan dapat terus beroperasi. Definisi kas menurut Kieso et.al (2002 : 380) adalah sebagai berikut : “ kas merupakan aktiva yang paling likuid (cair), merupakan media pertukaran standar dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya”. Adapun menurut Standar Akuntansi Keuangan No.2 (2007 : 05) “ kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro”.
Cash is the most liquid of current asset consist of those items that serve as medium of exchange and provide a basic for acouunting measurement (Smith and Skousen 2001 : 267).
6
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa agar suatu pos dapat dilaporkan sebagai kas pos tersebut harus setiap saat tersedia dan tidak dibatasi penggunaannya dalam membayar kewajiban lancar. Pos-pos yang diklasifikasikan sebagai kas meliputi mata uang logam dan kertas yang ada diperusahaan, serta dana dalam deposito bank yang penggunaanya tidak dibatasi (rekening Koran bank). Dana kas kecil atau uang-uang receh dan instrumen yang dapat dinegosiasikan, seperti cek perorangan, cek perjalanan, cek kasir, wesel bank, dan uang logam yang belum di disebutkan perusahaan (cash on hand). Pengertian setara kas menurut Standar Akutansi Keuangan No. 2 (2007 : 05) adalah sebagai berikut : “Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dijadikan kas dengan jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan”. Menurut Earl K, Stice, James D. Stice dan Fred Skousen (2004:319) setara kas adalah : “Equaivalen kas adalah investasi jangka pendek, sangat likuid yang siap uituk di konvensasikan menjadi sejumlah kas dan jatuh temponya sangat singkat sehinga dapat menimbulkan resiko perubahan tingkat bunga yang tidak berarti”. Dari pengertian diatas dapat diakui bahwa setara kas dapat dimiliki untuk memnuhi komitmen jangka pendek bukan untuk investasi atau tujuan lain. Dalam memenuhi setara kas, investasi harus segera berubah menjadi kas dalam jumlah yang diketahui tanpa mengahadapi resiko
7
perubahan nilai yang signifikan. Oleh sebab itu suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas jika akan segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk dalam setara kas, kecuali substansi investasi saham tersebut adalah setara kas. 2. Pengertian dan tujuan laporan arus kas Dalam semua bisnis, kekurangan kas, walaupun singkat dapat membuat perusahaan menjadi gulung tikar. Kekurangan kas merupakan hal yang sangat sulit untuk diatasi perusahaan. Walaupun perusahaan mencatat laba pada laporan laba atau ruginya, belum tentu perusahaan tersebut memiliki uang tunai yang cukup untuk membayar tagihantagihan. Agar dapat memperkirakan dan menghindari masalah arus kas, sebaiknya dibuat lapran arus kas. Pengertian laporan arus kas menurut SAK No.2 (2007; par 10) adalah sebagai berikut : “Dasar untuk menilai kemampuan perushan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut”. Menurut Soemarso SR ( 2005 : 338 ) laporan arus kas adalah laporan yang mengikhtisiarkan sumber arus kas yang tersedia untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu periode tertentu. Arus kas merupakan jiwa bagi setiap eprusahaan dan fundamental bagi eksistensi sebuah perusahaan serta menunjukkan dapat tidaknya
8
sebuah perusahaan membayar semua kewajibannya. Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan periode tertentu, dan memberikan informasi tentang aktivitas operasi, investasi dn pendanaan dengan basis kas (Cash basis). Apabila digunakan bersama dengan laporan keuangan lainnya, seperti neraca, laporan saldo laba, laporan arus kas mempunyai kegunaan memberikan informasi untuk : a. Mengetahui perubahan aktiva
bersih,
struktur
keuangan
dan
kemampuan mempengaruhi arus kas b. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas c. Mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. d. Dapat menggunakan informasi arus kas historis sebagai indikator jumlah waktu, dan kepastian arus kas masa depan. e. Meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan dan menentukan hubungan antara profitibilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga. f. Pernyataan FASB seperti yang telah diuraikan oleh earl k. stice james d. stice dan fred skousen (2004 : 317) adalah sebagai berikut : “Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan arus kas keluar untuk suatu periode, sumber sumber kas meliputi arus masuk dari aktivitas operasi inti sebuah perusahaan, dari
9
aktivitas sampingan, seperti investasi sekuritas (surat-surat berharga), dari aktivitas yang tidak biasa atau yang luar biasa dan dari pembiayaan hutang dan ekuitas. Penggunaan kas mencakup arus keluar guna mempertahankan aktivitas inti, untuk melakukan investasi termasuk pabrik dan peralatan dan untuk memenuhi kewajiban terhadap pembiayaan melalui hutang dan ekuitas, termasuk pelunasan pembayaran deviden, dan pembelian kembali saham Tujuan laporan arus kas secara umum adalah untuk membantu para investor, kreditor dan pemakai eksternal lainnya agar dapat memahami dengan baik tentang aktivitas pembayaran dan investasi dari suatu perusahaan dalam periode tertentu. Tujuan laporan arus kas secara khusus adalah sebagai berikut : a. Menilai kemampuan perusahan dalam menghasilkan arus kas bersih masa depan. Kas, dan bukan laba akuntasi yang digunakan untuk pembayaran tagihan. Dalam banyak kasus sumber penggunaan dan kas perusahan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ketahun. Karena itu, penerimaan dan pengeluarn kas dapat diterima sebagai peramal yang baik untuk penemerimaan dan pengeluaran kas dimasa yang akan datang. b. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kemampuan membayar deviden, dan kebutuhan untuk pendanaan ekstern. Pemegang saham tertarik pada penerimaan deviden atas investasinya dalam saham perusahaan. Kreditor ingin meminjam
10
bunga dan pokok pinjamannya tepat waktu. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor untuk memenuhi apakah perusahaan dapat melakukan pembayaran-pembayaran ini. c. Menilai sebab-sebab adanya perbedaan antara laba bersih dan penerimaan serta hubungannya dengan pembayaran kas. Biasanya kas dan penghasilan bersih bergerak bersama tingginya tingkat penghasilan cenderung menyebabkan peningkatan kas dan sebaliknya. Akan tetapi saldo kas bisa menurun ketika penghasilan bersih tinggi dan kas bisa meningkat ketika penghasilan bersih rendah. Adanya kemungkinan kegagalan suatu perusahaan yang mempunyai perlunya informasi arus kas. d. Menilai pengaruh dari transaksi investasi dan pendanaan kas serta non kas terhadap opsisi keuangan perusahaan dalam suatu periode. Dalam hal ini perusahaan mengevaluasi pengembilan keputusan manajer. Jika manger membuat keputusan investasi yang bijaksana, maka perusahaannya akan sejahtera, tetapi jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana, perusahaan akan menderita karenanya. Laporan memberi informasi arus kas kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan manajer. 3. Klasifikasi Arus Kas Laporan arus kas harus dilaporkan arus kas selama periode tertentu dan harus mengklasifikasikan arus kas tersebut menurut aktivitas operasi ( finacing activities) aktifitas invesitasi ( Investing activities) dan pendanaan
11
(financing activities). Penyajian arus kas menurut ketiga klasifikasi tersebut dilakukan dengan cara yang paling sesuai dengan karakteristik bisnis suatu perusahaan. Dari ketiga klasifikasi arus kas diatas termasuk diantaranya laporan kegiatan investasi dan keuangan yang tidak berhubungan dengan transaksi kas. Dibawah ini dijelaskan apa saja arus kas yang masuk kedalam golongan kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. 1. Aktivitas operasional (operating activities) Semua transaksi yang berkaitan dengan laba dilaporkan sumber kas yag tebesar dan sanmgat penting untuk sebagian besar perushaan dalam laporan laba-rugi dikelompokan dalam penggolongan ini. Demikian juga arus kas masuk lainnya yang berasal dari kegiatan operasional, misalnya : a. Penerimaan dari pelanggan b. Penerimaan deviden c. Penerimaan refund dari supplier d. Penerimaan piutang bunga Arus kas keluar, misalnya berasal dari : a. Kas yang dibayarkan untuk embelian barang dan jasa yang akan dijual b. Bunga yang dibayarkan atas piutang perusahaan c. Pembayaran pajak penghasilan d. Pembayaran gaji karyawan
12
Laporan laba-rugi yang berasal dari bukan kegiatan operasional seperti penjualan peralatan atau aktiva tetap lainnya tidak termasuk sebagai kelompok kegiatan operasional. Kas yang diterima dari kegiatan ini dimasukan sebagai kegiatan insvestasi dan keuangan yang lebih dominan. 2. Aktivitas Investasi (investing activities) Dalam
kegiatan
investasi,
dikelompokan
transaksi
kas
berhubungan dengan perolehan investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Terjadinya arus kas masuk apabila kas diterima dari perolehan pengambilan investsasi yang telah dilakukan sebelumnya. Arus kas yang diterima misalnya ; a. Penjualan aktiva tetap b. Penjualan aktiva lainnya yang digunakan dalam kegiatan laporan produksi (tidak termasuk persediaan) c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi) Arus kas keluar dari kegiatan ini misalnya : a. Pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap b. Pemberian pinjaman pada pihak lain c. Pembayaran untuk aktiva lain yang digunakan dalam kegiatan produktif seperti hak paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional)
13
Transaksi yang berkaitan dengan aktiva lain-lain juga dapat diperlakukansama dengan aktiva tetap. 3. Aktivitas pendanaan (financing activities) Kegiatan ini berisikan bagaimana kas diperoleh dalam rangka membiayai operasi perusahaan. Disini arus kas masuk merupakan alat memperoleh dana dan untuk kepentingan perusahaan. Arus kas keluar adalah pembayaran kembali kepada pemilik dan kreditor atas dana yang diberikan sebelumnya. Arus kas masuk, contohnya adalah : a. Pengeluaran saham b. Pengeluaran wesel c. Penjualan obligasi d. Pengeluaran surat hutang hipotik, dan lain-lain Arus kas keluar, contohnya adalah : a. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik b. Pembelian saham pemilik (treasury stock) c. Pembayaran hutang pokok dan yang dipinjam (tidak termasuk bunga karena dianggap sebagai kegiatan operasi). 4. Penyajian laporan arus kas Arus kas diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas
yang
merupakan format umum dar laporan arus kas. Arus kas dari aktivitas operasi berada pada urutan pertama selanjutnya sedikit aktivitas
14
investasi dan pendanaan. Arus kas masuk dan kas keluar dari aktiviatas investasi dan pendanaan dilaporkan secara terpisah, yang berarti disajikan bruto. Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya seperti neraca dan laporan laba-rugi, laporan arus kas tidak disusun dari neraca saldo setelah penyesuaian. Informasi yang dilaporkan untuk menyusun laporan arus kas umumnya diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut ; a. Neraca komparatif, yang memberikan informasi tentang perubahan dalam aktiva, utang, dan modal atau peride tertentu b. Laporan laba-rugi, yang memberikan informasi tentang laba bersihdan komponennya serta pembayaran deviden selama suatu periode c. Informasi pendukung, yang diperoleh dari hasil analisis perusahaan rekening-rekening neraca yang memberikan informasi tentang sebab-sebab perubahan kas dan setara kas. Menurut Dwi dan Rifka (2005 : 33) dalam menyajikan laporan arus kas dapat digunakan dua metode yaitu metode langsung (direct method) dan tidak langsung (inderect method) a. Metode langsung Metode langsung adalah metode yang
sederhana, yang
hanya terdiri atas arus kas operasi yang dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu penerimaan kas dan pengeluaran kas. Dengan
15
demikian, kelompok utama penerimaan bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan. Metode langsung pada dasarnya merupakan laporan laba-rugi, bergaris tunai, atau kas (cash basis income statement). Pada metode langsung, rekening penghasilan dan biaya yang dilaporkan dengan basis akrual dikonversikan menjadi penghasilan dan biaya dengan basis kas. Arus dan aktivitas operasi dihitung dari jumlah pendapatan (pengahasilan) dan beban (biaya) disesuaikan dengan perubahan rekening aktiva atau utang lancar yang berakaitan. b. Metode tidak langsung (indirect method) Dengan metode ini, untuk menentukan dan menyajikan jumlah arus kas bersih yang sama dari aktivitas operasi dapat dilakukan dengan menyesuaikan laba bersih berbasis actual dengan perubahan aktiva atau hutang lancar yang berkaitan. Metode ini tidak menentukan kategori utama dari arus kas operasi seperti halnya pada metode langsung. Penyesuaian yang dilakukan pada metode ini dimaksudkan untuk mengeluarkan : 1) Pengaruh transaksi bukan kas 2) Pengaruh diferel arus kas masa lalu dan actual dan arus kas yang diharapkan dimasa datang. 3) Pengaruh semua unsur pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
16
Bentuk laporan dengan menggunakan metode tidak langsung lebih sering digunakan dibandingkan dengan metode langsung. Karena dalam penyusunan laporan dengan metode tidak langsung lebih mudah dan sederhana. Dalam PSAK No. 2 juga dianjurkan menggunakan metode tidak langsung untuk penyajian laporan arus kas.
B. Analisa Rasio Suatu rasio merupakan pengungkapan hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. Suatu rasio akan bermanfaat apabila rasio tersebut memang memperlihatkan suatu hubungan yang mempunyai makna. Sebelum melakukan perbandingan antara rasio yang satu dengan rasio yang lainnya, perlu ditentukan dahulu rasio apa yang akan diperbandingkan. Dalam penelitian ini, rasio yang akan diperbandingkan adalah rasio profotabilitas. 1. Rasio Arus Kas Arus kas sangat bermanfaat bagi para investor dan kreditor dalam rangka melakukan prediksi, perbandingan, dan evaluasi terhadap aliran kas potensial. Dengan menggunakan teknik analisa arus kas, pengelola perusahaan dapat memperoleh informasi mengenai sebab-sebab tejadinya surplus ataupun defisit kas selama periode tertentu, sehingga informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang kas.
17
Analisa laporan arus kas diperoleh berdasarkan data untuk yang ada di;aporan arus kas, laporan laba-rugi, dan neraca. Adapun cara untuk dapat menganalisa laporan arus kas menurut Woefel (2000 : 56) adalah dengan menghitung kualitas penerimaan laba, rasio kecukupan dan rasio efisiensi. a. Rasio Kualitas Penerimaan/Laba Tujuan rasio kualitas penerimaan/laba adalah untuk menilai kualitas laba yang dihasilkan perusahaan yangdihasilkan oleh aktivitas. Analisa dengan rasio tersebut terbagi atas : 1) Laba bersih terhadap kas dari penerimaan operasi Dapat dihitung dengan rumus : Laba Bersih Kas dari kegiatan operasi
X 100%
Kas dari kegiatan operasi yang dimaksud diatas adalah kas yang diperoleh dari aktivitas operasi yang terdapat dalam Laporan Arus Kas. Rasio kualitas adalah penerimaan/laba ini bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya laba bersih yag dihasilkan perusahaan jika dibandingkan arus kas yang dihasilkan dan aktivitas operasi. 2) Arus kas yang memadai Dapat dihitung dengan rumus : Kas dari kegiatan operasi Investasi + Deviden + Penggunaan hutang
X 100%
Investasi kas diatas berasl dari arus kas aktivitas investasi, sedangkan untuk deviden yaitu deviden yang dibayarkan kepada
18
para pemegang saham dan maksud dari penggunaan hutang adalah pembayaran hutang jangka panjang untuk mendukung kegiatan perusahaan. Melalui rasio arus kas memadai tersebut, dapat diketahui apakah arus kas dari aktivitas operasi cukup memadai untuk memenuhi aktivitas perusahaan lainnya misalnya : pembayaran deviden, pembelian aktiva, dan lain-lain. b. Rasio kecukupan Rasio kecukupan arus kas merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi yang cukup untuk menutup pengeluaran modal, investasi dan persediaan, dan deviden tunai. 1) Kecukupan arus kas Dapat dihitung dengan rumus : Arus Kas dari Kegiatan Opersi Pembelian aktiva + pembayaran deviden + Pmbyrn htg jgk pnjg
X 100%
Melalui analisa ini dapat dilihat kecukupan arus kas yang diperoleh perusahaan dari aktivitas operasi untuk memenuhi kebutuhan pihak luar, yaitu investor atau kreditor, dalam membayar hutang dan deviden dan juga kecukupan arus kas untuk membeli aktiva guna peningkatan operasi. 2) Pembayaran Hutang jangka Panjang Dapat dihitung dengan rumus : Pembayaran Hutang Jangka Panjang Kas dari Kegiatan Operasi
X 100%
19
Melalui rasio ini dapat dilihat seberapa besar kemungkinan pembayaran hutang yang dijamin dengan arus kas dari operasi tanpa harus mengandalkan dari kemampuan pemilik perusahaan untuk memenuhi kewajiban tersebut. 3) Pembayaran Deviden Dapat dihitung dengan rumus : Deviden Kas dari Kegiatan Operasi
X 100%
Rasio ini penting bagi investor untuk menilai berapa deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan bila dibandingkan dengan kas yang diperoleh dari aktivitas operasinya. 4) Reinvestasi Dapat dihitung dengan rumus : Pembelian Aktiva Kas dari Kegiatan Operasi Digunakan
untuk
menilai
X 100%
kemampuan
perusahaan
untuk
melakukan investasi kembali dalam bentuk aktiva tetap dengan mengandalkan arus kas dari operasinya saja tanpa bantuan pendanaan lainnya. 5) Penutupan Hutang Dapat dihitung dengan rumus : Arus Kas dari Kegiatan Operasi Total Hutang
X 100%
20
Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi arus kas dari kegiatan operasi digunakan untuk membayar hutang. Dengan mengetahui rasio ini kita bisa menganalisis dalam jangka waktu berupa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional perusahaan. 6) Pengeluaran modal Dapat dihitung dengan rumus : Arus Kas dari Kegiatan Operasi Pengeluaran Modal
X 100%
Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas dari operasi digunakan untuk membayar hutang yang ada. c. Rasio Efesiensi Rasio tersebut dapat digunakan untuk menilai sebaik apa perusahaan dalam menghasilkan kas dari kegiatannya selama satu tahun, dan bagaimana bila dibandingkan dengan perusahaan lain. Rasio tersebut juga menunjukan hubungan antara kas dengan perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam Laporan Laba/rugi. Rasio ini terbagi atas : 1) Arus kas terhadap penjualan Dapat dihitung dengan rumus : Kas dari Kegiatan Operasi Penjualan
X 100%
21
Rasio ini bertujuan untuk membandingkan antara kas yang diperoleh melalui kegiatan operasi dengan penjumlahan. Melalui rasio ini dapat diketahui bagaimana tingkat pengambilan arus kas terhadap hasil penjualan. 2) Arus kas terhadap pendapatan Dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Kas dari Kegiatan Operasi Pendapatan
x 100%
Kas dari Kegiatan Operasi Pendapatan
X 100%
Melalui rasio tersebut tingkat pengambilan pendapatan terhadap arus kas operasi dapat dibandingkan. 3) Hasil pengambilan arus kas atas aktiva Dapat dihitung dengan rumus : Kas dari Kegiatan Opersasi Total Aktiva Rasio
tersebut
ditujukan
untuk
X 100% membandingkan
tingkat
pengambilan operasi terhada aktiva, sehingga dapat diketahui tingkat efisiensi dalam penggunaan aktiva. Dengan dijabarkan rasio-rasio tersebut diatas diharapkan rasio arus kas dapat membantu dan mendukung para investor dalam mengambil keputusan investasi suatu perusahaan.
22
2. Rasio Profitabilitas Menurut Darsono dan Ashari (2005:56) Rasio profitabilitas disebut juga rasio rentabilitas. Rasio ini digunakan untuk memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen seperti yang ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan laba dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh laba. Jadi rasio ini memberikan gambaran tentang tingkat efetivitas tentang pengelolaan perusahaan. Rasio ini terdiri dari : a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Laba Kotor Penjualan Bersih
X 100%
Laba kotor disini adalah penjualan setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan. Rasio ini digunakan untuk membandingkan laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan penjualan perusahaan, sehingga dapat dilihat prosentase laba kotor bila dibandingkan dengan penjualan. b. Operating Profit Margin (Marjin Laba Usaha) Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Laba Usaha Penjualan Bersih
X 100%
Yaitu dimaksud dengan laba usaha ini adalah penjualan bersih setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan biaya serta biaya umum dan administrasi. Maka rasio ini untuk melihat beberapa persentase laba
23
usaha dibanding dengan penjualan. Untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya-biaya yang dikeluarkan. c. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Laba Bersih Penjualan Bersih
X 100%
Laba bersih adalah laba yang diperoleh setelah ditambahkan dengan pendapatan dan beban lain-lain setelah itu dikurangi pajak penghasilan. Dengan demikian dapat dilihat beberapa persentase laba bersih bila dibandingkan
dengan
penjualan
netto
yang
diperlukan
oleh
perusahaan. d. Return On Asset (ROA) Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Laba Bersih Total Aktiva Rasio
ini
X 100%
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan, dengan mengetahui rasio ini kita bisa menilai apakah perusahaan efesien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. e. Retrun On Equity (ROE) Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Laba Bersih Rata – rata Ekuitas
X100%
24
Rata-rata ekuitas diperoleh dari ekuitas awal periode ditambah akhir periode dibagi dua, rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang di berikan oleh perusahaan untuk mengetahui setiap rupiah modal dari pemilik. f. Earning Per Share (EPS) Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Laba Bersih Jumlah saham yang beredar
X 100%
Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Rasio ini merupakan rasio yang biasa digunakan oleh investor sebagai dasar penentuan besarnya saham yang akan dibagikan sesuai dengan modal yang ditanam.
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis mengadakan penelitian dan pengambilan data pada PRPM ( Pusat Referensi Pasar Modal )di gedung BEI ( Bursa Efek Indonsia ), yang terletak di jalan Jend. Sudirman Tower II Kav. 52 – 53 Jakarta 12190. 2. Sejarah Singkat Sejarah historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadi sejak jaman kolonial Belanda tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevacuman. Hal kedua, perpindahan kekuatan dari pemerintah colonial Belanda kepada Republik Indonesia serta berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak berjalan sebagaimana mestinya.
26
B. Metode Penelitian Setelah penulis mengumpulkan data yang diperlukan kemudian data tersebut di analisa berdasarkan metode analisis yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah metode untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan subyek yang di teliti.
C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : Penelitian Kepustakaan (Library Research) Merupakan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data atau informasi yang bersifat ilmiah dan teoritis denga membaca dan memahami sejumlah buku-buku, makalah, contoh skripsi, dan sumber lain yang berhubungan dengan skripsi ini.
D. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variable merupakan penjelasan dari pengertian teoritis variable sehingga dapat diamati dan diukur. Definisi yang dibuat harus jelas dan tepat sehingga dapat memberikan pengertian yang akurat terhadap variabel yang digunakan.
27
Operasional variable yang digunakan penulis adalah : a. Laporan Arus Kas : Salah satu bentuk dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus tersebut. b. Profitabilitas : Merupakan ukuran tingkat efektivitas manajemen yang dapat di tunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan bila dibandingkan dengan biaya yang di keluarkan untuk memperoleh laba.
E. Metode Analisis Data Data dan informasi yang diperoleh dari PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk. Diolah dan dianalisa guna mencapai tujuan untuk penelitian skripsi ini, adapun metode analisis data yang di gunakan penulis adalah : Metode analisis deskriptif kualitatif adalah analisis yang didasarkan pada pernyataan keadaan dan ukuran kualitas yaitu dengan menguraikan peran dan kinerja fungsi auditor internal didalam meningkatkan efesiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Metode menekankan
analisis pada
deskriptif
pengujian
kuantitatif
teori-teori,
adalah penelitian
hipotesis-hipotesis
yang
melalui
pengukuran variabel-variabel penelitian dalam angka (quantitative) dan melakukan analisis dengan prosedur statistik dan permodelan matematis.
28
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Arus kas pada PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Data arus kas yang dimiliki PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk untuk tahun 2005, 2006 dan 2007 adalah sebagai berikut :
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dr pelanggan Pembayaran kas kpd pemasok dan karyawan Kas yang diperoleh dari operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan restitusi pajakbersih Laba dr kepemilikan efek yang terealisasi Kas bersih diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pencairan investasi jangka pendek Penempatan investasi sementara Penerimaan bunga Hasil penjualan aktiva tetap Perolehan atas aktiva tetap Peningkatan uang muka pembelian aktiva tetap Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan hutang bank Pembayaran hutang obligasi Pembayaran hutang bank
2007
2006
2005
1.830.628.916.194
1.704.145.486.697
1.317.990.415.687
(1.727.395.737.958)
(1.476.751.946.070)
(1.150.062.407.854)
103.233.178.236
227.393.540.627
167.928.007.833
(40.507.174.998)
(33.092.961.803)
(50.575.584.075)
(41.776.700.531)
(38.398.726.279)
(27.304.628.777)
3.440.005.512
-
2.723.463.065
-
1.109.507.139
10.961.163.504
24.389.308.219
157.011.359.684
103.732.421.550
129.146.995
25.128.460.993
68.910.658.051
-
-
(24.997.402.988)
7.502.420.489 2.645.027.220
5.218.690.119 696.450.001
7.992.501.830 187.879.473
(52.170.583.169)
(184.053.477.877)
(78.065.328.845)
(588.535.849)
(33.574.558.110)
(28.572.491.538)
(42.482.524.314)
(186.584.434.874)
(54.544.184.017)
-
100.000.000
-
-
-
(152.000.000)
(20.000.000)
-
-
29
Pembayaran deviden Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi yg tidak mpengaruhi kas dan setara kas : Reklasifikasi dr uang muka ke aktiva dalam penyelesaian Reklasifikasi uang muka pembelian aktiva tetap ke aktiva tetap
(19.140.679.295)
(19.161.087.511)
(19.138.345.215)
(39.140.679.295)
80.838.912.489
(171.138.345.215)
(57.233.895.390)
51.265.837.299
(121.950.107.682)
113.158.490.613.
61.216.993.029
180.909.871.792
(1.669.210.144)
675.660.285
2.257.228.919
54.255.385.079
113.158.490.613
61.216.993.029
36.199.696.775
16.167.452.428
-
-
-
1.458.018.875
B. Analisis Arus Kas terhadap Profitabilitas pada PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Analisa rasio dan presentase digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan sesuai dengan terangkumnya hubungan data yang signifikan dari data keuangan perusahaan. Laporan arus kas merupakan gambaran dari perputaran uang (kas dan bank) selama periode tertentu. Pada PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk pendapatan utama perusahaan diperoleh dari aktivitas operasi dan aktivitas lainnya. Sejauh mana kas masuk yang diperoleh menjadikan perusahaan memiliki dampak nyata terhadap profitabilitas yang didapat. Dampak dari rasio kas memiliki pengaruh terhadap laba yang diperoleh, hal ini terlihat dari laporan keuangan pada PT. Fajar Surya Wisesa,
30
Tbk yang mengambil tambahan dana dari bank guna berharap terjadi peningkatan penjualan dan kas operasi sehingga laba yang dihasilkan memiliki peningkatan dari tahun sebelumnya. Setiap usaha untuk menurunkan penyusutan sebagai beban bunga mengakibatkan konsep yang salah mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Ketidakmampuan untuk menghasilkan laba yang mencukupi setelah penyusutan dapat menyebabkan timbulnya masalah keuangan dan ketidakmampuan untuk menggantikan aktiva yang telah usang. Perlu diingat bahwa manajemen harus mengganti aktiva yang usang jika perusahaan itu tetap ingin menghasilkan laba. Adapun rasio arus kas ini berguna untuk menganalisa kinerja perusahaan dalam laporan arus kas yang tercantum pada laporan keuangan tahunan. 1. Analisa Rasio Arus Kas a. Rasio Kualitas Laba Rasio ini digunakan untuk mengukur atau menilai kualitas penerimaan laba perusahaan yang akan dibandingkan dengan arus kas. Adapun rasio yang dihasilkan oleh PT. Fajar Surya Wisesa,Tbk untuk tahun 2005, 2006, dan 2007 adalah sebagai berikut : 1) Laba Bersih terhadap kas dari penerimaan operasi Laba Bersih Kas dari kegiatan operasi
X 100%
31
Tabel 4.1 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Laba Bersih Terhadap Kas dari Laba Operasi Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007 URAIAN Laba bersih (a) Kas dari keg. Operasi (b) Lb brsh thd kas dr lb operasi (a/b)
2007 93,575,798,388
2006 45,730,497,043
2005 85,106,504,805
24,389,309,219
157,011,359,684
103,732,421,550
383.68
29.13
82.04
Sumber : Data Olahan
Berdasarkan dengan perhitungan diatas, dapat diketahui tingkat rasio untuk mengukur kualitas laba yang dihasilkan pada tahun 2006 mengalami penurunan 29,13 % yang artinya perusahaan harus menaggung resiko dari setiap arus kas yang digunakan. Sementara
pada tahun 2007 terdapat
peningkatan 383,68 % arus kas operasi didukung dengan kenaikan laba bersih yang diperoleh yang menunjukan peningkatan kualitas laba. Jadi penerimaan laba perusahaan pada tahun 2005 ke 2006 mengalami penurunan dikarenakan besar laba bersih yang dihasilkan sedikit dibandingkan dengan pengeluaran kegiatan aktifitas operasional perusahaan, maka laba bersih kas di tahun 2006 defisit dan di tahun 2007 mengalami kenaikan dikarenakan arus kas laba yang diperoleh surplus. Adanya pengeluaran kegiatan operasional perusahaan tersebut sedikit.
32
2) Arus Kas yang Memadai Kas dari kegiatan operasi Investasi + Deviden + Penggunaan hutang
X 100%
Tabel 4.2 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Arus kas memadai Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Kas dari keg. Operasi (a) Investasi (b) Deviden (c) Penggunaan hutang (d) Arus kas memadai (a/b+c+d)
2007
2006
2005
24,389,308,219 42,482,524,314 19,161,087,511
157,011,359,684 186,584,434,874 19,161,087,511
103,732,42,.550 54,544,184,017 19,138,345,215
20,000,000
0
0
39.57
76.31
140.78
Sumber : Data Olahan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui arus kas memadai dengan cara membandingkan arus kas dari kegiatan operasi dengan komponen lainnya. Investasi kas yang dilakukan merupakan kelebihan kas sehingga perusahaan melakukan investasi. Pembayaran deviden merupakan arus kas keluar, sedangkan penggunaan hutang merupakan hasil dari pihak lain untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan. Karena tidak adanya kas yang terikat dalam bentuk persediaan sebagai jenis aktiva lancar maka perusahaan tidak memiliki tambahan persediaan. Berdasar pada rasio diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan rasio yang menjadikan kas tidak memadai untuk kegiatan tersebut.
33
b. Rasio Kecukupan 1). Kecukupan Arus Kas Arus Kas dari Kegiatan Opersi Pmbelian aktiva + Pmbyrn deviden + Pmbyrn htg jgk pnjg
X 100%
Tabel 4.3 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Kecukupan Arus Kas Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Arus kas dari keg. Operasi (a) Pembelian aktiva (b) Pembayaran deviden (c) Pembayaran htg jk pjg (d) Kecukupan arus kas (a/b+c+d)
2007
2006
2005
24,389,308,219 157,011,359,684
103,732,421,550
52,170,583,169
33,574,558,110
78,065,328,845
19,140,679,295
19,161,087,511
19,138,345,215
20,000,000
0
0
34.19
297.73
106.72
Sumber : Data Olahan
Rasio ini digunakan untuk membandingkan kecukupan arus kas dalam aktivitas operasi untuk membiayai pembayaran deviden, hutang jangka panjang, dan pembelian aktiva. Dilihat dari perhitungan rasio cederung ada kenaikkan khususnya ditahun 2007 ini berarti arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi mencukupi untuk pembayaran hutang dan pembelian aktiva baru.
34
2) Pembayaran Kewajiban Jangka Panjang Pembayaran Hutang Jangka Panjang Kas dari Kegiatan Operasi
X 100%
Tabel 4.4 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Pembayaran Hutang Jangka Panjang Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Pmbyarn htg jk pjg (a) Kas dr keg. Operasi (b) Pmbyrn kwjbn jk pjg (a/b)
2007
2006
20,000,000
2005 0
0
24,389,309,219 157,011,359,684
103,732,421,550
8.20
0
0
Sumber : Data Olahan
Dengan mengukur kemampuan arus kas dari kegiatan operasi yang menjamin pembayaran hutang jangka panjang guna mendukung aktivitas operasi, maka berdasarkan rasio diatas perusahaan dapat membayar hutangnya dengan mengandalkan arus kas dari kegiatan operasi.untuk rasio tahun 2005 dan 2006 adalah 0% itu dikarenakan tidak adanya pembayaran hutang jangka panjang ditahun tersebut. 3) Pembayaran Deviden
Deviden Kas dari Kegiatan Operasi
X 100%
35
Tabel 4.5 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Pembayaran Deviden Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Deviden (a) Kas dr keg. Operasi (b) Deviden yang dibayarkan (a/b)
2007 19,140,679,295
2006 19,161,087,511
2005 19,138,345,215
24,389,309,219
157,011,359,684
103,732,421,550
78.48
12.20
18.45
Sumber : Data Olahan
Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan arus kas dari kegiatan operasi yang digunakan untuk membayar deviden. Dari rasio diatas dapat dilihat kemampuan arus kas operasi dalam pembayaran kepada pemegang saham. Bagi investor rasio ini sangat penting guna menilai kemampuan perusahaan membayar deviden. 4) Reinvestasi Pembelian Aktiva Kas dari Kegiatan Operasi
X 100%
Tabel 4.6 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Reinvestasi Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Pembelian aktiva (a) Kas dr keg. Operasi (b) Reinvestasi (a/b) Sumber : Data Olahan
2007 52,170,583,169
2006 33,574,558,110
2005 78,065,328,845
24,389,309,219 157,011,359,684
103,732,421,550
213.91
21.38
75.26
36
Dari perhitungan rasio diatas dapat diketahui perusahaan ditahun 2005 melakukan pembelian aktiva lebih tinggi dibandingkan tahun 2006 dan 2007 jumlah tersebut tidak seberapa jika dibandingkan dengan kas yang diperoleh dari kegiatan operasi. 5) Penutupan Hutang
Arus Kas dari Kegiatan Operasi Total Hutang
X 100%
Tabel 4.7 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Penutupan Hutang Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Kas dr keg. Operasi (a) Total hutang (b) Total hutang (a/b)
2007
2006
2005
24,389,309,219
157,011,359,684
103,732,421,550
583,900,678,216
564,948,238,565
411,403,375,583
4.18
27.79
25.21
Sumber : Data Olahan
Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi total hutang, dengan mengetahui rasio ini kita bisa mengetahui dalam jangka waktu berapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi. Berdasarkan pada data diatas dapat diketahui untuk tiga tahun berjalan ditahun 2007 angka menunjukan 4,18% yang berarti total hutang perusahaan dijamin dengan arus kas operasi bersih sebesar 4,18% sedangkan ditahun 2006 dan 2005 adalah 27,79% dan 25,21%
37
rasio ini menunjukan bahwa untuk tahun 2006 dan 2005 cukup rendah sehingga perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik dalam membayar semua kewajibannya dari arus kas yang berasal dari aktivitas normal operasi perusahaan. 6) Pengeluaran Modal Arus Kas dari Kegiatan Operasi Pengeluaran Modal
X 100%
Tabel 4.8 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Pengeluaran Modal Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Arus kas operasi (a) Pengeluaran modal (b) Pengeluaran modal (a/b)
2007
2006
2005
24,389,309,219
157,011,359,684 103,065,328,550
52,170,583,169
184,053,477,877
78,065,328,845
46.75
85.31
132.02
Sumber : Data Olahan
Dari hasil perhitungan diatas bahwa rasio pengeluaran modal untuk tahun 2005 adalah 132,02 yang berarti kemampuan arus kas operasi dalam membiayai pengeluaran modal sebesar 132,02 kali, di tahun 2006 dalam rasio ini dapat disimpulkan bahwa rasio yang rendah dapat menujukkan kemampuan yang rendah sedangkan rasio yang tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi dari arus kas dalam membiayai pengeluaran modal.
38
c. Rasio Efesiensi 1) Arus Kas Terhadap Penjualan Kas dari Kegiatan Operasi Penjualan
X 100%
Tabel 4.9 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Arus Kas Terhadap Penjualan Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Kas dr keg. Operasi (a) Penjualan (b) Arus kas thd penjualan (a/b)
2007
2006
2005
24,389,309,219
157,011,359,684
103,065,328,550
1,971,513,231,132
1,706,184,294,429
1,378,126,731,095
1.24
9.20
7.53
Sumber : Data Olahan
Rasio ini membandingkan data yang berasal dari laporan laba rugi dan laporan arus kas, melalui rasio ini juga akan dibandingkan antara arus kas dengan penjualan. Dari penjualan yang dilakukan maka akan menghasilkan arus kas, karena penjualan termasuk kegiatan utama perusahaan dan kegiatan operasi. Dari perhitungan diatas disimpulkan bahwa tahun 2005 dan 2006 lebih baik dibandingkan tahun 2007yang mengalami penurunan dikarenakan arus kas operasi mengalami penurunan meskipun penjualan yang dilakukan perusahaan meningkat.
39
2) Arus Kas Terhadap Pendapatan Kas dari Kegiatan Operasi Pendapatan
X 100%
Tabel 4.10 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Arus Kas Terhadap Pendapatan Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Kas dr keg. Operasi (a) Pendapatan (b) Arus kas thd pendapatan (a/b)
2007
2006
2005
24,389,309,219 157,011,359,684 103,065,328,550 170,904,609,793 93,535,480,520 130,632,077,410 14.27
167.86
79.41
Sumber : Data Olahan
Rasio ini bertujuan untuk melihat berapa arus kas yang dihasilkan bila dibandingkan dengan pendapatan perusahaan. Dari perhitungan diatas pendapatan ditahun 2007 mengalami peningkatan meskipun kas dari kegiatan operasi mengalami penurunan. 3) Hasil Pengembalian Arus Kas atas Aktiva Kas dari Kegiatan Opersasi Total Aktiva
X 100%
40
Tabel 4.11 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Hasil Pengembalian Arus Kas atas Aktiva Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Kas dr keg. Operasi (a) Total Aktiva (b)
2007
2006
2005
24,389,309,219
157,011,359,684
103,065,328,550
1,553,376,827,333
1,459,968,922,850
1,280,545,006,435
1.57
10.75
8.10
Pengemba lian arus kas atas aktiva (a/b) Sumber : Data Olahan
Untuk rasio ini bertujuan sebagai pembanding tingkat pengembalian operasi terhadap aktiva. Sehingga dapat dinilai tingkat efesiensi dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan kas dari kegiatan operasi. Maka dari perhitungan diatas rasio yang dihasilkan pada tahun 2006 mengalami peningkatan sedangkan untuk tahun 2007 mengalami penurunan yang sangat besar. Hal ini dikarenakan perusahaan mempunyai total aktiva dan arus kas dari kegiatan operasi yang tidak stabil pada setiap tahunnya sehingga mempengaruhi hasil dari rasio tersebut.
41
2. Analisa Rasio Profitabilitas Analisa
rasio
prifitabilitas
digunakan
untuk
mengetahui
kemampuan perusahaan terhadap laba yang dihasilkan. Rasio ini terdiri dari : a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Laba Kotor Penjualan Bersih
X 100%
Tabel 4.12 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Gross Profit Margin Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Laba kotor (a) Penjualan bersih (b) GPM (a/b)
2007
2006
2005
506,931,016,392
376,946,453,052
342,499,021,476
1,971,513,231,132 25.71
1,706,184,294,249 22.09
1,378,126,731,095 24.85
Sumber : Data Olahan
Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual jadi dengan mengetahui rasio ini kita bisa tahu bahwa untuk setiap satu barang yang terjual, perusahaan memperoleh keuntungan kotor sebesar X rupiah. Menurut rasio diatas terjadi kenaikan pada tahun 2007 sebesar 25,71% yang berarti pejualan perusahaan dapat menghasilkan laba kotor 25,71%. Bagi perusahaan dagang dan manufaktur, angka rasio gross profit margin yang rendah menandakan perusahaan rawan terhadap perubahan harga baik harga jual maupun harga pokok hal ini memiliki pengaruh terhadap laba perusahaan.
42
b. Margin Laba Usaha (Operating Profit Margin) Laba Usaha Penjualan Bersih
X 100%
Tabel 4.13 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Operating Profit Margin Untuk Tahun 2005,2006 dan 2007
URAIAN Laba usaha (a) Penjualan bersih (b) OPM (a/b)
2007 170,904,609,793
2006 93,535,480,520
2005 130,632,077,410
1,971,513,231,132 1,706,184,294,249 1,378,126,731,095 8.67 5.48 94.77
Sumber : Data Olahan
Pada rasio ini angka laba yang digunakan dalam perhitungan berasal dari kegiatan uasaha pokok perusahaan sehingga dapat melihat presentase laba usaha dibanding dengan penjualan. Hasil dari rasio diatas pada tahun 2005 mengalami kenaikan yang cukup tinggi hingga mencapai 94,77. sedangkan untuk tahun 2006 dan 2007 mengalami penurunan yang besar meskipun untuk tahun 2007 ada kenaikan yang sedikit hal ini diakibatkan karena peningkatan atau kenaikan beban usaha.
43
c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) Laba Bersih Penjualan Bersih
X 100%
Tabel 4.14 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Net Profit Margin Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
2007 2006 2005 URAIAN Laba bersih (a) 93,575,798,388 45,730,497,043 85,106,504,805 Penjualan bersih (b) 1,971,513,231,132 1,706,184,294,249 1,378,126,731,095 NPM 4.75 2.68 6.18 (a/b) Sumber : Data Olahan
Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan dan juga menggambarkan besarnya presentase keuntungan bersih yang diperoleh untuk setiap penjualan karena memasukkan semua unsur pendapatan dan biaya. Sesuai dengan hasil rasio diatas pertahunnya jika dibandingkan dengan rata – rata industri terlihat bahwa rasio terlalu rendah karena kurang dari 10%.
44
d. Return On Asset (ROA) Laba Bersih Total Aktiva
X 100%
Tabel 4.15 PT.Fajar Surya Wisesa, Tbk ROA Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
2007 2006 2005 URAIAN Laba Bersih (a) 93,575,798,388 45,730,497,043 85,106,504,805 Total aktiva (b) 1,553,376,827,333 1,459,968,922,850 1,280,645,006,435 ROA 63.96 3.13 6.65 (a/b) Sumber : Data Olahan
Rasio
ini
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukan angka untuk tahun 2005 sebesar Rp6,65 per Rp 1 namun ditahun 2006 terjadi penurunan sebesar Rp 3,13 per Rp 1 dikarenakan laba bersih yang dihasilkan mengalami penurunan, lain halnya ditahun 2007 terdapat kenaikan sebesar Rp 63,96 per Rp 1 jika kenaikan ini terus terjadi maka keuntungan bersih perusahan yang dihasilkan terus meningkat.
45
e. Retrun On Equity (ROE) Laba Bersih Rata – rata Ekuitas
X100%
Tabel 4.16 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk ROE Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Laba bersih (a) Rata-rata ekuitas (b) ROE (a/b)
2007
2006
2005
93,575,798,388
45,730,497,093
85,106,504,805
969,476,149,117 9.65
895,020,684,285 5.11
869,241,630,852 9.79
Sumber : Data Olahan
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan dari para pemilik perusahaan. Dari table diatas menunjukan bahwa setiap Rp.1 dari modal yang ditanamkan pemilik perusahaan dapat dikembalikan sebesar Rp.9,79 untuk tahun 2005, sedangkan untuk tahun 2006 terjadi penurunan menjadi Rp.5,11 akan tetapi pada tahun 2007 terjadi kenaikan lagi sebesar Rp 9,65 hal ini menunjukan efesiennya perusahaan dalam mengelola modal untuk menghasilkan keuntungan.
46
f. Earning Per Share (EPS) Laba Bersih Jumlah saham yang beredar
X 100%
Tabel 4.17 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk EPS Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007
URAIAN Laba bersih (a) Jml saham yg beredar (b) EPS (a/b)
2007
2006
2005
93,575,798,388
45,730,497,093
85,106,504,805
383,292,000,000 24.41
383,292,000,000 11.93
383,292,000,000 22.20
Sumber : Data Olahan
Earning per share adalah jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa. Berdasarkan perhitungan raio diatas untuk tahun 2005 sebesar Rp.22,20 yang berarti setiap pemegang satu lembar saham biasa berhak atas laba perusahaan. Begitu pula sama dengan jumlah yang ada ditahun 2006 dan 2007 sebesar 11,93 dan 24,41.
47
C. Analisis dampak arus kas dengan profitabilitas Tabel I RINGKASAN ANALISA ARUS KAS DENGAN ANALISA PROFITABILITAS RASIO KUALITAS ARUS KAS Kualitas Penerimaan Laba/Rugi Laba bersih Penerimaan operasi Arus kas yang memadai
2007
29, 13 %
82, 04 %
39,57 %
76, 32 %
140, 78 %
297,73 %
106, 72 %
Rasio Efisiensi Arus kas terhadap 1,22 % penjualan Arus kas terhadap 14,27 % pendapatan Hasil 1,57 % pengembalian arus kas atas aktiva
Sumber : Data Olahan
2005
383, 68 %
34, 19 % Rasio Kecukupan Kecukupan arus kas 8,20 % Pembayaran hutang jangka panjang Pembayaran 78,48 deviden 213, 91 % Reinvestasi 4,18 % Penutupan hutang 46,75 % Pengaruh / pengeluaran modal despresiasi
Rasio Profitabilitas Marjin laba kotor Majin laba usaha Marjin laba bersih
2006
25,71 % 8,67 % 4,75 %
0%
0%
12,20 % 21,38 % 27,79 % 85, 31 %
18, 45 % 75, 26 % 25,21 % 132, 02 %
9, 20 %
7,53 %
167, 86 %
79,41 %
10, 75 %
8,10 %
22,09 % 5,48 % 2,68 %
24, 85 % 94,77 % 6,18 %
48
Dari ringkasan analisa arus kas kita dapat lihat pada tahun 2005 – 2006 beberapa nilai negatif akibat adanya penurunan-penuunan yang telah terjadi ditahun tersebut. Angka negatif terdapat di beberapa rasio berikut ini : 1. Di tahun 2005 rasio kecukupan atas pembayaran deviden adalah sebesar 18,45% sedangkan di tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 12,20% dari kedua angka tersebut dapat kita ketahui bahwa telah terjadi penurunan dari tahun 2005 ke 2006. Hal ini di sebabkan karena adanya penurunan dari jumlah deviden yang telah di bagikan oleh perusahaan. 2. Reinvestasi untuk tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 21,38% dari 75,26% pada tahun 2005. Berarti telah terjadi penurunan secara signifikan. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan pembelian aktiva dari Rp. 78.065.328.845 untuk tahun 2005 menjadi Rp. 33.574.558.110. 3. Pengaruh modal mempunyai kadar langsung dengan reinvestasi. Pada tahun 2005 ke tahun 2006 (pada nomor 2 di atas) pembelian aktiva mengalami penurunan. Setiap aktiva tetap mempunyai depresiasi masingmasing. Bila pembelian aktiva mengalami penurunan, maka secara langsung depresiasi akan ikut mengalami penurunan. 4. Arus kas terhadap pendapatan mengalami penurunan yang cukup berarti sebesar 79,41%, sedangkan tahun 2006 sebesar 167,86% mengalami kenaikan. Maka adanya kenaikan terhadap pendapatan operasi dari perusahaan positif. 5. Margin laba kotor yang dihasilkan pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 22,09% dari 24,85% untuk tahun 2005. Ini adalah salah satu
49
dampak dari penurunan-penurunan yang terjadi akibat dari turunnya deviden, pembelian aktiva, dan pendapatan operasi perusahaan ( nomor 1 sampai 3 di atas) seperti yang telah di jabarkan. 6. Sama halnya dengan margin laba kotor, margin laba usaha juga mengalami penurunan yang relatif sama hanya saja penurunan disebabkan oleh adanya penurunan laba usaha yang dihasilkan perusahaan pada tahun tersebut. Pertumbuhan yang terjadi pada tahun 2006 ke 2007 dapat kita lihat pada beberapa negatifnya akibat penurunan-penurunan yang terjadi di tahun tersebut. Angka negatif berada di beberapa rasio berikut ini : 1. Pada tahun 2006 rasio kecukupan atas pembayaran deviden adalah sebesar 12,20% sedangkan tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 78,48%. Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan arus kas dalam pembayaran terhadap pemegang saham. 2. Pada tahun 2007 pembayaran hutang jangka panjang mengalami kenaikan sebesar 8,20% berati dapat mengukur kemampuan arus kas dari kegiatan operasi yang menjamin pembayaran hutang jangka panjang guna mendukung aktivitas operasi, maka dapat disimpulkan perusahaan dapat membayar hutangnya dengan mengandalkan arus kas dari kegiatan operasi. 3. Penutupan piutang pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 4,18% dari 27,79% untuk tahun 2006, hal ini disebabkan adanya penurunan
50
aktiva dari Rp. 24.389.309.219 untuk tahun 2006 menjadi Rp. 157.011.359.684 untuk tahun 2007. 4. Rasio efisiensi arus kas terhadap penjualan untuk tahun 2007 sebesar 1,24%, sedangkan untuk tahun 2006 sebesar 9,20% ini berarti telah menjadi
penurunan
di
karenakan
penjualan
sebesar
Rp.
1.706.184.294.429 pada tahun 2006 dan untuk tahun 2007 sebesar Rp. 1.971.513.231.132. Meskipun jumlah penjualan naik tetapi kas dari kegiatan operasi mengalami penurunan dari 2006 ke tahun 2007. 5. Arus kas terhadap pendapatan pada tahun 2006 sebesar 167,86% menjadi 143,27% untuk tahun 2007. Pendapatan pada tahun 2007 mengalami peningkatan meskipun kas dari kegiatan operasi mengalami penurunan. 6. Hasil pengembalian arus kas atas aktiva pada tahun 2006 sebesar 10,75% sedangkan untuk tahun 2007 sebesa 1,57% maka telah terjadi penurunan yang sangat besar di karenakan perusahaan mempunyai jumlah aktiva dan arus kas dari kegiatan operasi yang tidak stabil pada setiap tahunnya sehingga mempengaruhi hasil rasio tersebut. 7. Margin laba usaha yang dihasilkan pada tahun 2006 sebesar 5,48% dan untuk tahun 2007 sebesar 86,7% yang berarti persentase penurunan pertumbuhannya mengalami kerugian usaha sebesar Rp. 93.535.480.520 dan untuk tahun 2007 Rp. 170.904.609.793.
laba usaha
yang
di hasilkan sebesar
51
Dari tabel analisa arus kas dengan profitabilitas perusahaan dapat kita lihat bahwa kualitas arus kas sangat mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin baik kualitas arus kas yang dimiliki, maka semakin tinggi pula profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan.
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan di bab IV maka dampak arus kas terhadap profitabilitas pada PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk tahun 2005, 2006, dan 2007 menghasilkan arus kas yang positif dimana dapat dilihat dari hasil persentase arus kas dan profitabilitas yang semakin baik karena menghasilkan tingkat pendapatan terhadap penjualan serta tingkat efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba dari penjualan dengan persentase keuntungan setiap penjualan sehingga peningkatan margin menjadi lebih baik yang dikarenakan adanya peningkatan penjualan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan.
B. SARAN Sebaiknya pihak investor maupun pihak manajemen perusahaan dalam melakukan keputusan investasi tidak hanya melihat besarnya laba yang dihasilkan perusahaan tetapi harus melihat juga dari segi kualitas arus kas yang dihasilkan, karena laba yang baik belum tentu menunjang kualitas arus kas yang baik pula. Maka sebaiknya pihak investor dalam melakukan investasi tidak terpengaruh dengan tingginya penjualan kecuali jika hal itu diikuti oleh aktivitas operasi arus kas karena untuk mewaspadai kemungkinan piutang tak tertagih.
52
53
Penelitian ini memiliki keterbatasan karena kecilnya sample yang hanya menggunakan satu perusahaan yaitu PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk maka untuk penelitian lebih lanjut dapat menggunakan perusahaan yang bergerak disektor lain untuk mendukung kebenaran dari hasil penelitian ini sehingga manfaat dan kegunaan laporan arus kas dapat lebih diketahui.
54
DAFTAR PUSTAKA Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis memahami Laporan Keuangan, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Dwi Prastowo dan ifka Julianty, 2005. Analisa Laporan keuangan, Cetakan ke-2, Yogyakarta. Efferin, Sujoko, dkk., 2008., Metode Penelitian Akuntansi, Penebit Graha Ilmu, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002., Pernyataan Standar Akuntansi keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Keown J. Athur, dkk., 2000, Dasar-dasa Manajemen Keuangan, Jakarta. Keiso, Donald E., 2002, akuntansi Intermediate, diterjemahkan oleh Emil Salim, Jilid 3, Edisi Ke-10, Erlangga, Jakarta. Munawir, S, 2002., Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Edisi ke-1, Penebit BPEE Yogyakarta, Yogyakarta. Mustafa, dkk, 2007., Proses Penelitian kuantitatif, Lembaga Penerbit Falkutas Ekonomi, Univesitas Indonesia, Jakarta. Skousen, dkk, 2001., Akuntansi Keuangan, Ditejemahkan Oleh Thomson leaning, Edisi ke-3 Buku 1, salemba Empat, Jakarta. Soemarso, 2005., Revisi Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5, Salemba Empat Stice, E.K and J.D. Stice and k.f. Skousen., 2004, Intermediate Accounting, Edisi 15, Salemba Empat, Jakata.
55
56
P.T. FAJAR SURYA WISESA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI 31 DESEMBER 2005, 2006, DAN 2007
PENJUALAN BERSIH
2007 1.971.513.231.132
2006 2005 1.706.184.294.249 1.378.126.731.095
BEBAN POKOK PENJUALAN
1.464.582.214.740
1.329.237.841.197 1.035.627.709.619
LABA KOTOR
506.931.016.392
376.946.453.052
342.499.021.476
BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
244.762.859.707 91.283.546.892
210.852.967.654 72.558.004.878
150.917.029.384 80.949.914.682
Jumlah beban usaha
336.026.406.599
283.410.972.532
211.866.944.066
LABA USAHA
170.904.609.793
93.535.480.520
130.632.077.410
7.403.900.907 1.458.680.626 1.340.000.000 138.385.389
4.964.086.254 434.076.572 1.250.000.000 138.285.389
8.141.502.400 187.879.473 1.250.000.000 220.043.485
4.275.667.146
289.627.881 (35.830.000.000) 1.109.507.139 1.689.477.015
8.684.213.634 (40.185.544.444) 10.961.163.504 5.802.222.825
Beban lain-lain – Bersih
(29.160.756.941)
(25.954.929.750)
(4.938.519.123)
LABA SEBELUM PAJAK
141.743.852.852
67.580.550.770
BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK Kini Tangguhan
42.350.290.616 1.484.382.206
29.085.394.374 (10.238.350.063)
23.657.440.119 14.609.689.785
Beban pajak
43.834.682.822
18.847.044.311
38.267.129.904
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
97.909.170.030
48.733.506.459
87.426.428.383
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
(4.333.371.642)
(3.003.009.416)
(2.319.923.578)
93.575.798.388
45.730.497.043
85.106.504.805
122
60
111
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Keuntungan penjualan aktiva tetap Penghasilan sewa Amortisasi goodwill negative Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing – bersih Beban bunga Laba dari pemilikan efek yang terealisasi Lain-lain – bersih
LABA BERSIH LABA PER SAHAM Dasar
(3.121.059.345) (40.656.241.664)
125.693.558.287
Lihat catatan atas laporan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
P.T. FAJAR SURYA WISESA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI 31 DESEMBER 2005, 2006, DAN 2007
Lihat catatan atas laporan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
P.T. FAJAR SURYA WISESA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2005, 2006, DAN 2007 2007
2006
2005
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan Istimewa Pihak ketiga Piutang lain-lain – pihak ketiga Persediaan Uang muka pembelian
54.255.385.079 1.136.520.000
113.158.490.613 1.265.666.995
61.216.993.029 27.180.971.598
388.527.856.950 60.112.075.655 10.444.951.228 230.680.554.557 33.661.160.600
291.880.766.556 45.925.119.345 10.238.425.442 171.711.512.379 33.670.077.778
271.620.748.608 55.176.462.641 7.266.102.906 184.596.073.382 26.820.052.033
14.837.600.670 2.566.789.333
17.893.474.053 893.706.654
2.619.771.349 1.143.585.988
796.222.894.072
675.637.239.815
637.640.761.534
8.412.210.398
6.128.463.087
3.757.394.636
Uang muka pembelian aktiva tetap Uang jaminan
738.125.036.286 10.368.441.294 248.245.283
732.052.599.944 45.979.599.944 171.022.784
610.503.335.943 28.572.491.538 171.022.784
JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR
757.153.933.261
784.331.683.035
643.004.244.901
1.553.376.827.333
1.459.968.922.850
1.280.645.006.435
Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka JUMLAH AKTIVA LANCAR AKTIVA TIDAK LANCAR Aktiva pajak tangguhan Aktiva tetap – setelah dikurangi Akumulasi penyusulan sebesar Rp. 604.224.216.225 tahun 2007, Rp. 528.359.746.162 tahun 2006 dan Rp. 448.872.690.505 tahun 2005
JUMLAH AKTIVA
Lihat catatan atas laporan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
P.T. FAJAR SURYA WISESA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2005, 2006, DAN 2007 2007
2006
2005
130.168.225.851 7.620.200.584 27.270.162.184 18.614.016.005
134.613.490.257 1.179.745.878 21.498.166.371 13.737.953.076
20.000.000.000
20.000.000.000
203.672.604.624
191.029.355.582
124.850.238.097
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha – pihak ketiga Hutang lain-lain – pihak ketiga Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Bagian hutang bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR
107.937.781.889 1.769.269.866 5.563.836.443 9.579.349.899 -
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban imbalan pasca kerja Hutang bank jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang obligasi
33.061.238.504 66.760.997.855
29.293.098.987 49.115.023.018
37.160.380.599 37.446.709.936
60.000.000.000 198.950.000.000
80.000.000.000 198.250.000.000
197.550.000.000
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
358.772.236.359
356.658.122.005
272.157.090.535
888.529.034
1.026.824.423
1.165.119.812
20.567.308.199
16.233.736.555
13.230.927.139
383.292.000.000
383.292.000.000
383.292.000.000
Agio saham 64.212.000.000 Laba belum direalisasi dari pemilikan efek-bersih Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 44.266.444 Saldo laba Ditentukan penggunaannya 19.000.000.000 Belum ditentukan penggunaannya 502.927.882.673
64.212.000.000 -
64.212.000.000 788.843.810
-
-
17.000.000.000 15.000.000.000 430.516.684.285 405.950.787.242
JUMLAH EKUITAS
895.020.684.285 869.241.630.852
GOODWILL NEGATIF HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN EKUITAS Modal saham – nilai nominal Rp. 500 Per saham Modal dasar – 3.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor – 766.584.000 saham
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
969.476.149.117
1.553.376.827.333
1.459.968.922.850 1.280.645.006.435
Lihat catatan atas laporan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
P.T. FAJAR SURYA WISESA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2005, 2006, DAN 2007
2007
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok, Kontraktor, karyawan, dan lainnya Kas yang diperoleh dari operasi Pembayaran beban bunga – bersih Pembayaran pajak Penerimaan restitusi pajak – bersih Laba dari pemilikan efek yang terealisasi
2006
1.830.628.916.194
1.704.145.468.697
(1.727.395.737.958) 103.233.178.236 (40.507.174.998) (41.776.700.531) 3.440.005.512 -
(1.476.751.946.070) 227.393.540.627 (33.092.961.803) (38.396.726.279) 1.109.507.139
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
24.389.308.219
157.011.359.684
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pencairan investasi jangka pendek Penerimaan bunga Hasil penjualan aktiva tetap Perolehan atas aktiva tetap Peningkatan uang muka pembelian aktiva tetap
129.146.995 7.502.420.489 2.645.027.220 (52.170.583.189) (588.535.849)
25.128.460.993 5.218.690.119 696.450.001 (184.053.477.877) (33.574.558.110)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (42.482.524.314)
(186.584.434.874)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan hutang bank Pembayaran hutang obligasi Pembayaran hutang bank Pembayaran dividen
(20.000.000.000) (19.140.679.295)
100.000.000.000 (19.161.087.511)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas pendanaan
(39.140.679.295)
(80.838.912.489)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(57.233.695.390)
51.265.637.299
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
113.158.490.613 (1.669.210.144)
61.216.993.029 675.660.285
54.255.385.079
113.158.490.613
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
2005
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas Reklasifikasi dari uang muka ke aktiva dalam penyelesaian
36.199.696.775
16.167.452.428
Lihat catatan atas laporan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
P.T. FAJAR SURYA WISESA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2005, 2006, DAN 2007 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dr pelanggan Pembayaran kas kpd pemasok dan karyawan Kas yang diperoleh dari operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan restitusi pajak-bersih Laba dr kepemilikan efek yang terealisasi Kas bersih diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pencairan investasi jangka pendek Penempatan investasi sementara Penerimaan bunga Hasil penjualan aktiva tetap Perolehan atas aktiva tetap Peningkatan uang muka pembelian aktiva tetap Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan hutang bank Pembayaran hutang obligasi Pembayaran hutang bank Pembayaran deviden Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi yg tidak mpengaruhi kas dan setara kas : Reklasifikasi dr uang muka ke aktiva dalam penyelesaian Reklasifikasi uang muka pembelian aktiva tetap ke aktiva tetap
2007
2006
2005
1.830.628.916.194
1.704.145.486.697
1.317.990.415.687
(1.727.395.737.958) 103.233.178.236 (40.507.174.998) (41.776.700.531) 3.440.005.512
(1.476.751.946.070) 227.393.540.627 (33.092.961.803) (38.398.726.279) -
(1.150.062.407.854) 167.928.007.833 (50.575.584.075) (27.304.628.777) 2.723.463.065
-
1.109.507.139
10.961.163.504
24.389.308.219
157.011.359.684
103.732.421.550
129.146.995 7.502.420.489 2.645.027.220
25.128.460.993 5.218.690.119 696.450.001
68.910.658.051 (24.997.402.988) 7.992.501.830 187.879.473
(52.170.583.169)
(184.053.477.877)
(78.065.328.845)
(588.535.849)
(33.574.558.110)
(28.572.491.538)
(42.482.524.314)
(186.584.434.874)
(54.544.184.017)
(20.000.000) (19.140.679.295)
100.000.000 (19.161.087.511)
(152.000.000) (19.138.345.215)
(39.140.679.295)
80.838.912.489
(171.138.345.215)
(57.233.895.390)
51.265.837.299
(121.950.107.682)
113.158.490.613.
61.216.993.029
180.909.871.792
(1.669.210.144)
675.660.285
2.257.228.919
54.255.385.079
113.158.490.613
61.216.993.029
36.199.696.775
16.167.452.428
-
-
-
1.458.018.875
Lihat catatan atas laporan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi