ANALISIS COMMON CAUSEFAILURE PADA DIGITAL ESFAS DENGAN METODE MUL n PARAMETER
Sudarno
ABSTRAK ANALISIS COMMON CAUSE FAILURE PADA DIGITAL ESFAS DENGAN METODE MULTI PARAMETER Perkembanganteknologi digital semakinmenggantikanperalatan elektronik analog,termasukperalatanyang digunakandalam reaktor nuklir atau fasilitas nuklir lainnya. Seiring denganmeningkatnyatingkat keandalansistem digital, teknologi ini mulai diterapkan dalam sistem keselamatankritis, seperti sistem proteksi reaktor clan sistemmitigasi kecelakaanpada reaktor nuklir. Untuk instalasi yang memerlukan tingkat keselamatanyang tinggi, peralatanperlu dipasang secara redundan.Untuk mengkaji tingkat keselamatansuatuinstalasi,maka perlu dilakukan anilisis keandalan. Dalammakalahini dibahasanalisis commoncausefailure, suatubentukkegagalanyang muncul dalam redundansikomponen. Analisis dilakukan dengan metode Multiple Greek Parameter (MGL) untuk Digital Engineered Safety Features Actuation System (DESFAS). Hasil perhitungan numerik menunjukkanbahwametodeini lebih bagusdari metodeBeta factor,karenamelibatkantipe konfigurasi redundansikomponen.
ABSTRACT COMMON CAUSE FAILURE ANALYSIS OF DIGITAL ESFAS USING MULTIPLE PARAMETER METHOD The developmentof digital technologyreplacesmore and more analog electronic equipment,including the equipmentfor nuclear reactorand other nuclear facilities. As its reliability increases,the digital technology applicationis extendedinto critical safety system,such as reactor protection systemand accident mitigation systemof nuclear reactor. For an installation that requiresa high safetylevel,the equipmentshouldbe installedredundantly.In orderto assessits safety,a reliability analysis is needed. In this paper a common causefailure (CCF) analysis for component redundancyis treated.The Multiple GreekLetters (MGL) methodis usedto analysethe CCF of Digital EngineeredSafetyFeaturesActuation System(DESFAS).The result of numericalcalculationshowsthat this method is better than Beta factor method, becauseit consideredthe configuration types of componentredundancy.
PENDAHULUAN Perkembanganteknologi digital semakin menggantikanperalatan elektronik analog,termasukperalatanyang digunakandalamreaktor nuklir ataufasilitas nuklir .Pusat Pengembangan Teknologi Keselamatan Nuklir -BAT AN
55
RisalahLokakaryaKomputasidalamSainsdan TeknologiNuklir XIV. Juli 2003(55-67)
lainnya. Penerapan teknologi digital yang sudah umum adalah dalam hal akuisisi dan pengolahan data. Seiring dengan meningkatnya tingkat keandalan peralatan digital, teknologi ini mulai diterapkan dalam peralatan keselamatan kritis, seperti sistem proteksi reaktor dan sistem mitigasi kecelakaan. Keuntungan lainnya, karena sistem instrumentasi dan kendali analog menggunakan lebih banyak komponen yang memerlukan perawatan. Dengan demikian juga diperlukan lebih banyak jumlah orangjam untuk pengetesandan perawatan selamashutdown. Sistem keselamatan kritis harus didesain sesuai dengan kebutuhan tingkat keselamatan yang tertuang dalam spesitikasi persyaratan keselamatan (safety requirement specification). Sistem keselamatanpada komponen redundan juga barns diusahakan untuk meminimalkan common causefailure (CCF). Menurut Humphreyes [1] CCF didetinisikan sebagai suatu kegagalan dependen yang muncul dalam komponen redundan di mana beberapa kegagalan terjadi secara simultan di kanalkanal yang berlainan dan disebabkan oleh satu kernsakan yang sarna. Dengan demikian, CCF barns diperhatikan dalam analisis keandalan pada sistem yang mengandung redundansi komponen. Contoh daTi CCF dapat bernpa kesalahan fabrikasi, miskalibrasi sensor atau komponen, perawatan yang tidak benar, bypass kanal yang tidak tepat dan pengarnh faktor lingkungan seperti kelembaban dan suhu udara.
PERMASALAHAN Sistem proteksi reaktor digital atau Digital Plant Protection System (DPPS) daD aktuasi digital untuk sistem mitigasi atau Digital Engineered Safety Features Actuation System (DESF AS) mulai diterapkan pada Korean Standard Nuclear Power Plant (KSNPP) Ulchin unit 5 daD 6, yang direncanakan akan beroperasi tahun 2004 daD 2005 [2,3]. Penerapananalisis keandalan seperti PSA untuk desain barn tersebut sangatpenting untuk mengevaluasi tingkat keandalannya. Untuk dapat melakukan analisis dengan pohon kegagalan, suatu model yang banyak dipakai dalam PSA, maka setiap basic event harus diketahui nilai kegagalannya baik yang independen maupun dependeD.Munculnya common cause failure (CCF) sangat berpengaruh pada kegagalan komponen redundan. Dalam makalah ini dibahas kuantifikasi daD analisis CCF untuk DESFAS menggunakan pendekatan Multiple Greek Letter (MGL). Estimasi CCF hanya diterapkan pada komponen (hardware), daD tidak meliputi CCF software. Hal ini mengingat masih sangatterbatasnya data tentang keandalan software.
56
Analisis CommonCauseFailure padaDigital EsfasdenganMetodeMulti Parameter(Sudamo)
TEORI Digital EngineeredSafetyFeaturesActuation System(Digital ESFAS) Digital ESFAS atau lebih lengkapnya disebut DESFAS Auxiliary Cabinet (DESFAS-AC) adalahkelanjutandaTi sistemproteksi reaktor digital (Digital Plant Protection System-DPPS) clandigunakansebagaiantar-mukaantaraDPPS dengan Plant Control System(PCS)yang mengirimsinyal aktuasike berbagaiperalatanclan komponendari sistemmitigasi EngineeredSafetyFeatures(ESF), sepertikatup clan pompa. Fungsi dari DESFAS adalah untuk menghasilkansinyal inisiasi untuk komponen-komponen ESF yang membutuhkanaktuasi secaraautomatispada saat terjadikondisi operasiabnormal. Sinyal inisiasi DESFAS diterima dari kanal-kanalDPPS, yang kemudian diprosesoleh DESFAS CoincidenceLogic Processormenurutlogika 2-out-of-4. Satu kanal (train) DESFAS mempunyai4 prosesor,yaitu dua prosesoruntuk memproses sinyal aktuasi katup-katup ESF clan dua lainnya untuk memprosessinyal aktuasi pompa-pompaESF. Sinyal keluarandikirim ke PCS yangmengendalikankomponenkomponenESFsepertipompa,katup,motor,kipas pendinginclanlain lain.
Deskripsi DESFAS DESFAS-AC terdiri daTi dua kanal (train A clan train B) yang terpisah clan berfungsi secara redundan. Setiap kanal terdiri daTi tiga almari, yaitu untuk tempat prosesor katup, prosesor pompa clan prosesor antarmuka komunikasi (Communication Interface Processor -CIP), panel test clan perawatan (Maintenance and Test PanelMTP), jaringan internal PLC (Programmable Logic Controller), sistem pendingin clan ventilasi clan sistem catu daya. Diagram DESFAS dapat dilihat pada Gambar 1 (lihat [4]).
57
RisalahLokakaryaKornputasidalamgains dan TeknologiNuklir XIV, Juli 2003
Gambar1. DiagramkonfigurasiDESFAS-AC(1ihat[4]) DESFAS menghasilkan tujuh macam sinyal inisiasi, yang masing-masing untuk satujenis fungsi ESF, seperti tampak pada Tabell. Seperti telah disebutkan di atas, bahwa pada setiap train DESFAS, diperlukan dua prosesor untuk pemrosesan sinyal aktuasi pompa atau katup ESF. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan logika 2-out-of-4 pada sinyal keluaran. Dan Gambar 1 dapat diidentifikasi komponen-komponen DE SFAS yang terlibat secara langsung dalam menghasilkan sinyal aktuasi, yaitu Fiber Optic Receiver (FOR), Digital Input Module (D!), Processor Module (PM), Digital Output Module (DO) clan Relay Opto-Coupler.
58
AnalisisCommonCauseFailure pada Digital EsfasdenganMetodeMulti Parameter(Sudarno)
Tabel
m SIAS
CIAS
CSAS RAS MSIS AFAS-l
AFAS-2
FungsiEngineeredSafetyFeature(ESF)
ESF NAMA
FUNGSI Sinyal inisialisasi untuk melakukan SafetyInjection ActuationSignal injeksi air boronke dalamsistem pendinginreaktor ContainmentIsolation Sinyal inisialisasiuntuk isolasijalur-jalur Actuation Sif!nal penetrasicont~inmentreaktor. ContainmentSpray Sinyalinisialisasiuntuk penyemprotanair ActuationSignal borondinginpadaudaracontaintment reaktor. RecirculationActuation Sinyal inisialisasiuntuk resirkulasiair §j f!!!gI boron dari containmentsumo. Main SteamIsolation Sinyal inisialisasiuntukisolasi kedua steam j?;enerator. Si~al Auxiliary Feedwater Sinyalinisialisasiuntuk suplaiair Actuation Signal-l tambahanke dalamsteamgeneratorpada saatpermukaanair di bawahbatasyang telahditentukan,kecualijika DPPS mendeteksibahwasteamgenerator-l p~cah. Auxiliary Feedwater Sinyalinisialisasiuntuk supplaiair Actuation Signal-2 tambahanke dalamsteamgeneratorpada saatpermukaanair di bawahbatasyang telahditentukan,kecualijika DPPS mendeteksibahwasteamgenerator-2 Decah.
Pada saat DESFAS berfungsi dalam mode automatik, sinyal masukan diskret daTiDPPS dikirim ke Dr module melalui komunikasi seratoptik. Serat optik ini dipilih untuk menjaga independensi sinyal input daTi semua kanal DPPS. Setiap processor menerima dua sinyal input, yaitu A&C atau B&D. Sinyal aktuasi biner kemudian dikonversi ke sinyal elektrik output melalui DO module. Sinyal "trip setengah" ini dikombinasikan dengan sinyal trip daTi prosessor yang lain dengan logika 'AND' di dalam opto-coupler. Berdasarkan logika pemrosesansinyal tersebut, maka kombinasi sinyal input yang dapat menghasilkan sinyal output adalah "A&B", "A&D", "B&C", clan"C&D". Untuk menghasilkan sinyal trip, opto-coupler beroperasi secara "fail-safe mode", denganmemutus arus listrik yang ada pada relai dalam opto-coupler.
59
RisalahLokakaryaKornputasidalamSainsdaDTeknologiNuklir XN, Juli 2003
Kuantifikasi CCF denganmetode Multi Parameter Kuantifikasi CCF dapat dilakukan dengan menggunakan model parametrik. Model Beta factor hanya menggunakan satu parameter, sedangkan model Multiple Greek Letter (MGL) dapat melibatkan lebih dan satu parameter, yaitu f3, y, <'>clan seterusnya[5]. Jumlah parameter yang digunakan sarna dengan m-l, di mana m adalah orde redundansi. Untuk suatu sistem dengan dua komponen redundan, model MGL clan Beta factor mempunyai bentuk yang sarna. Nilai dan parameter berkisar antara 0 clan 1. Nilai 0 berarti tidak ada dependensi, sedangkannilai 1 berarti dependensi total antara komponen-komponen redundan. Dalam NUREG/CR-4780 clan NUREG/CR-5485 [6,7], bentuk umum untuk CCF denganmodel MGL adalah sebagaiberikut: m
Qc =INk k=2
(1
Dengan
Qc = probabilitas kegagalan secaraCCF. Pi = parameter MGL; PI = 1, P2 = (3,P3 = Y, P4 = 8, ..., Pm+I= o. Nk = jumlah kejadian k komponen daTi suatu himpunan m komponen. (Nk = m! / [k!(m-k)!]). Qt = probabilitas kegagalantotal.
BASIL DAN PEMBAHASAN Dalam makalahini, kuantifikasi CCF denganMGL diaplikasikanpada Digital ESFAS yang mempunyaiempat komponenredundan.Kuantifikasi CCF dilakukan untuk komponenyang terlibat langsungdalam pemrosesansinyal aktuasi, meliputi Fiber OpticReceiver(FOR), DI module,PM module,DO moduleclanOpto-Coupler. Gambar3 menampilkanpohon kegagalankeluaransinyal aktuasi untuk grup pompaAFAS I pada DESFAS train A. Sinyal aktuasidiprosesoleh PM untuk pompa (PI clanP2), diubahmenjadi sinyal analogoleh DO module,clanakhimya dikirim ke PCS melalui opto-coupler. Pada Gambar 2 terdapat basic event untuk CCF DO module(FSWDO).
60
AnalisisCommonCauseFailure padaDigital EsfasdenganMetodeMulti Parameter(Sudamo)
L2~!:!l~t:~~
Faih= ofpu"" CL.P2.'J watclxlog WD-P2A
-~~~~~~~ ~~1~~~ ~~~~~ ~~~j~~~~~ZS~~~ ~~!ZS~~~ DO Irodul CL-P2A sbl 151 CCFofCL Digital Output fails to generatesot mJdule
s;gnal FSOMAP2A15
..~ __~~~}AW
-~I;;O
I
FSOMWDO
1=0
Gambar2. Pohon kegagalan keluaran sinyal aktuasi untuk grup pompa AF AS 1
Dan persamaanMGL dapat diketahuibahwabesamyanilai parametersangat menentukanbasil perhitungan CCF. Dalam makalah ini nilai parameter yang digunakan untuk kuantifikasi CCF mengacu rekomendasiyang diberikan pada dokumenAdvancedLight WaterReactor Utility Requirements[8], di mana J3= 0,05, y = 0,5, 8 = 0,9. Nilai parameteryang lain dianggap sarna dengan 1. Untuk menghitungCCFjuga diperlukannilai probabilitaskegagalantotal (QJ. Nilai Qtyang digunakanbersumberdan dokumenWestinghousedalam[4]. Estimasi CCF telah dilakukan untuk semuajenis fungsi ESF, namun untuk mempermudahpenyajian, di sini hanya ditampilkan untuk satu fungsi ESF, yaitu AFAS1.
CCF Fiber OpticReceivers Tiap-tiap DESFAS mempunyaiempatFOR, yang masing-masingberhubungan denganDPPS kanal A, B, C atau D. Keempat sinyal input daTi FOR kemudian diprosesoleh PM menggunakanlogika 2-out-of-4. Sehinggakegagalanpada 2 FOR tertentu dapatmengakibatkangagalnyasinyal aktuasioutput daTisatu train. Fungsi AFASl akan gagaljika terjadi kegagalanpada DESFAS train A dan train B untuk menghasilkansinyal aktuasi. Dengan demikian kegagalanpada minimal 4 FOR
61
RisalahLokakaryaKomputasidalamgainsdaDTeknologiNuklir XN, Juli 2003
tertentu pada kedua train DESFAS dapat menyebabkangagalnya fungsi AFAS1. Kondisi ini dapatdigunakanuntuk mencariCCF FOR denganmodel MGL, di mana m = 8 clank = 4, ..., 8. Denganmenggunakan asumsipadareferensi[7], yaitu Pi = 1 untuk i > 4, maka didapatbentukCCFberikut: Qc(FOR)=
(:)
P3P4(1-P9
(2)
GJP' Karenam = 8 makaP9= 0, danpersamaan di atasmenjadi: Qc(FOR) = P yo. Qt
(3)
Dari ap1ikasinumerik Qt = 5,64£-06 /jam didapatQc(FOR)= 1,27£-07/jam. Dengan asumsibahwa pengetesanFOR untuk mendeteksidan memperbaikiFOR di1akukantiap bu1an(720 jam), dipero1ehni1ai estimasimean CCF untuk FOR = 4,57£-05danmedian3,76£-05denganasumsifaktor kesa1ahan (error factor) = 2,8.
CCF Digital Input Module Tiap-tiap DESFAS menggunakan 4 ill untukmenerimasinyal input daTiFOR clanmengirirnkannyake PM. Dari 4 ill tersebut,dua ill meneruskaninput untuk aktuasipompa clandua ill lainnya untuk katup. Kegagalanpada pompa atau katup akan menyebabkankegagalanAFAS1. Dengandemikiankegagalanpada minimal 2 daTi 4 ill untuk pompa atau katup tertentu pada kedua train DESFAS dapat menyebabkangagalnyafungsi AFAS 1. Kondisi ini dapat digunakanuntuk mencari CCF ill, denganm = 4 clan k = 2, ..., 4. PersamaanCCF ill dalam model MGL menjadisebagaiberikut:
"4
Qc(DI) = -P(!
,3
(4)
Dari aplikasi numerik Qt = 1,15£-06 /jam didapat Qc(DI) = 6,81£-08 /jam. Denganwaktu pengetesantiap satubulan, diperolehnilai estimasimean CCF untuk DI = 2,45£-05.Nilai CCF yang digunakanadalahdua kali nilai perhitungan,karena terdapatduagrupDI, yaitu untukpompadankatup.
62
Analisis CommonCouseFailure pada Digital EsfasdenganMetodeMulti Parameter(Sudarno)
CCF ProcessorModules Tiap-tiap DESFAS menggunakan 4 PM untuk memproses sinyal aktuasi dengan pembagian fungsi: dua PM memproses sinyal aktuasi pompa clan dua PM lainnya untuk katup. PM menerima sinyal input dari DI, clan mempunyai tingkat redundansi yang sarna dengan DI. Dengan demikian bentuk persamaan model MGL pada PM juga sarnaseperti DI. Dari aplikasi numerik Qt = 4,16E-O6 /jam didapat Qc{PM) = 2,46E-O7 /jam. Dengan asumsi waktu pengetesanPM tiap 1 bulan, diperoleh nilai estimasi mean CCF PM = 8,87E-O5. Seperti halnya pada DI, nilai CCF PM yang digunakan adalah dua kali nilai perhitungan, karena terdapat dua grup PM, yaitu untuk pompa clankatup.
CCF Digital Output Modules Untuk memenuhi fungsi AF AS 1, setiap PM menggunakan satu DO untuk menghasilkan sinya1 output. Dengan demikian kofigurasi redundansi dan bentuk persamaanmodel MGL pada DO sarna seperti persamaan(4). Dengan Qt = 2,79E-06 /jam didapat Qc(DO) = 1,65E-07 /jam. Dengan asumsi waktu pengetesanDO tiap 2 bulan secara staggered test, diperoleh ni1ai estimasi mean CCF DO = 5,95E-05. Ni1ai CCF DO yang digunakan adalah dua ka1i nilai perhitungan, karena terdapat dua grup DO, yaitu untuk pompa dan katup.
CCF Opto-Couplers Sinyal aktuasi untuk tiap-tiap komponen AFWS 1 dikirim oleh DESFAS melalui opto-coupler. Apabila terjadi kegagalan pada opto-coupler sejenis di kedua train DESFAS, maka akan menyebabkan kegagalan fungsi AF AS 1. Dengan demikian bentuk persamaanmodel MGL pada Opto-coupler menjadi : Qc(OC) = J3Qt
(5)
Untuk Qt = 1,05E-07 /jam didapat Qc(OC) = 5,25E-09 /jam. Dengan asumsi waktu pengetesanOC tiap 2 bulan secarastaggered test, diperoleh nilai estimasi mean CCF OC = 1,89E-06. Tabe12 menampilkan rekapitulasi nilai median CCF komponenkomponen DESFAS.
63
I
RisalahLokakaryaKornputasidalamgainsdan TeknologiNuklir XIV, Juli 2003
Tabel2. RekapitulasiestimasiCCF DESFAS denganmodelMGL ODeD
Fi eiver Di odule ProcessorMo ule Digital OutputModule ODto-Coupler
faktor MGL 2,25E-02 5,92E-02 5,92E-02 5,92E-02 5,00E-02
CCF 3,76E-O5 4,O3E-O5 1,46E-O4 9,78E-O5 1,56E-O6
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa perubahan nilai faktor MGL untuk berbagai komponen masih dalam satu aIde. Dengan demikian nilai Qt komponenlah yang sangat menentukan besamya CCF. Dari tabel tersebut terlihat bahwa opto-coupler mempunyai nilai CCF yang paling kecil, hat ini dikarenakan kecilnya Qt untuk Optocoupler, yaitu 1,05E-07. Perhitungan CCF melibatkan periode waktu pengetesankomponen. Penentuan perioda pengetesanperlu memperhatikan besamya probabilitas kegagalan komponen. Di sini dua jenis pengetesan dibedakan, yaitu pengetesan sekuensial clan staggered. Dalam pengetesanstaggered, perioda pengetesanyang digunakan dalam perhitungan adalah waktu rata-rata perioda pengetesan. Misalnya T adalah perioda pengetesan komponen dengan tingkat redundansi 2, maka dalam perhitungan CCF digunakan nilai T/2. Hal ini dikarenakan dalam pengetesenstaggered, jika dideteksi satu komponen mengalami kerusakan yang terjadi karena CCF, maka komponen yang lainnya juga kemungkinan akan mengalami kegagalan. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa besamya faktor MGL dalam penghitungan CCF bervariasi mengikuti tingkat redundansi komponen. Nilai faktor MGL yang lebih besar menunjukkan tingkat dependensi kegagalan komponen yang lebih besar. Hal ini jelas lebih baik daTi pacta menggunakan faktor Beta, yang hanya menggunakan satu parametersaja. Model MGL dapat diterapkan untuk semua tingkat redundansi. Namun demikian nilai-nilai parameter yang digunakan dalam perhitungan ini, yang mengikuti rekomendasi untuk AL WR [8], model MGL hanya optimal untuk tingkat redundansi sampai dengan4. Lebih daTi itu bentuk persamaanMGL tidak mengalami perubahan. Secarapraktis tingkat redudansi di atas 4 memang sangatjarang.
KESIMPULAN DESFAS adalahbagianyang sangatpentinguntuk keselamatanreaktornuklir. Oleh karenanyaperlu dilakukan analisis keandalanterhadapsistemtersebut.Untuk dapat melakukananalisis keandalandenganpohonkegagalan,maka perlu diketahui 64
Analisis CommonCouseFailure padaDigital EsfasdenganMetodeMulti Parameter(Sudamo)
nilai semua bentuk kegagalan daTi basic event, termasuk Common Cause Failure (CCF). Pada tulisan ini telah dibahas penghitungan CCF DE SFAS untuk Korean Standard Nuclear Power Plant (KSNP) Ulchin unit 5 dan 6 menggunakan model MGL. Penghitungan CCF juga memperhatikan jenis pengetesenperiodik komponen, yaitu sekuensial atau staggered. Dari basil perhitungan didapat nilai CCF(FOR)= 3,76E-O5 /jam, CCF(DI) = 4,O3E-O5/jam, CCF(PM) = 1,46E-O4/jam, CCF(DO)= 9,78E-O5/jam dan CCF(OC) = 1,56E-O6. Sedangkan faktor MGL komponen bemilai antara 2,25E-O2 hingga 5.92E-O2. Variasi faktor MGL ini mengikuti jenis redundansi komponen. Hal ini jelas lebih baik daTipada menggunakan faktor Beta, yang hanya menggunakan satu parameter saja. Dalam perhitungan CCF juga memperhatikanjenis pengetesankomponen, secarasekuensial atau staggered.
UCAPAN TERIMA KASm Penelitian ini bagian dari program riset Post-Docyang disponsorioleh RCA RegionalOffice dan dilakukan di Korea Atomic EnergyResearchInstitute (KAERI). Penulisjuga mengucapkanterima kasih kepadaJ.J. Ha, , S.C. Jang dan H.G. Kang yangtelahbanyakmembantudalampelaksanaan penelitianini.
DAFTARPUSTAKA 1
HUMPHREYES P., JOHNSTON B.D., DependentFailure Procedure Guide SRDR-418, United Kingdom Atomic Energy Autority, Safety and Reliability Directorate, March (1987)
2
HYUN GOOK KANG et al., Reliability Study:Digital ReactorProtectionSystem of KoreanStandardNuclearPowerPlant, KAERI/TR-24I 9/2003,KAERI, (2003)
3
SUDARNO,KANG HG, EOM HS, JANG SC, HA JJ, Reliability Study: Digital EngineeredSafetyFeatureActuation Systemof Korean StandardNuclear Power Plant,KAERlffR-2467/2003, KAERI, (2003)
4. WESTINGHOUSE,Unavailability analysisfor the digital plant protectionsystem, ST-99-231, (2001)
65
RisalahLokakaryaKomputasidalamSainsdan TeknologiNuklir XIV, Juli 2003
5 FLEMING K.N., KALINOWSKI A.M., An Extensionof the Beta FactorMethod to Systemswith High Levels of Redundancy,Pickard, PLG-O289,Lowe and GarrickInc., USA, June(1983) 6,
MOSLEH A et al., Proceduresfor TreatingCommonCauseFailuresin Safetyand Reliability Studies, NUREG/CR4780, Vol 1&2, Office of NRC, Washington DC, (1988)
7 MOSLEH A, FLEMING K, PARRY G, PAULA H, WARLEDGE D, RASMUSSON D, Procedures for Analysis of Common Cause Failures in Probabilistic Safety Analysis, NUREG/CR-5801, vol 1, Office of NRC, WashingtonDC, (1998) 8.
66
EPRI AL WR Utility RequirementsDocument,AL WR EvolutionaryPlant, vol II, Ch. 1, App. A, PRA Key AssumptionsandGroundrules,Rev. 6, Dec. (1993)
Analisis CommonCauseFailure padaDigital EsfasdenganMetodeMulti Parameter(Sudamo)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Nama
: Dr. Ing. Sudarno
2. TempatITanggalLahir
: Klaten, 08 Desember1966
3. fustansi
: P2TKN-BATAN
4. Pekerjaan/ Jabatan
: StarBSPS
5. RiwayatPendidikan
: (setelahSMU sampaisekarang)
.SI
Teknik Elektro,HE! LILLE (France)
.S2
AutomaticControl, USTL LILLE (France)
.S3 Automatic Control dan SignalProcessing,Univ. Toulouse(France) 6. Pengalaman Kerja
:
.PUSDIKLAT-BATAN,1986-1990 7
.P2TKN-BATAN,1990-sekarang. OrganisasiProfessional : -
Home
67