e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan LPD SeKecamatan Tejakula Tahun 2013-2014 Komang Mei Budiyani[1], Ni Kadek Sinarwati[1], Gede Adi Yuniarta[2] Jurusan Akuntansi Progrsm S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:{
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui perkembangan tingkat kesehatan keuangan LPD Se-Kecamatan Tejakula, (2) untuk mengetahui kinerja LPD SeKecamatanTejakula yang diukur dari ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian tingkat kesehatan bank. Subjek dalam penelitian ini adalah pimpinan LPD Se-Kecamatan Tejakula dan bagian accounting.Objek penelitian adalah menganalisa Laporan Laba-Rugi dan Neraca LPD tahun 2013-2014.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data yang digunakan adalah laporan keuangan.Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis rasio atau CAMEL yang berdasarkan padaaspek Permodalan (Capital),aspek Kualitas aktiva produktif (Asset quality),aspek Manajemen (Management), aspek Rentabilitas (Earning), dan aspek Likuiditas (Liquidity). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) perkembangan tingkat kesehatan LPD Se-Kecamatan Tejakula tahun 2013 sampai tahun 2014 dilihat dari aspek permodalan (capital) menurun sebesar 1,3 dari nilai rata-rata tahun 2013 sebesar 99,1 dan tahun 2014 sebesar 97,8. Untuk aspek kualitas aktiva produktif (assets) meningkat sebesar 0,76 dari nilai rata-rata tahun 2013 sebesar 271,61 dan tahun 2014 sebesar 271,37. Untuk Aspek manajemen (management) nilai nya tetap yaitu sebesar 83,2. Untuk aspek rentabilitas (earning ) menurun sebesar 5,9 dari nilai rata-rata tahun 2013 sebesar 191,4 dan tahun 2014 sebesar 185,5, dan aspek likuiditas (liquidity) untuk tahun 2013 dan 2014 nilai nya tetap sebesar sebesar 184,8. (2) Pada tahun 2013 dan 2014 kinerja seluruh LPD di Kecamatan Tejakula mendapatkan predikat sehat dengan rata-rata nilai CAMEL yang diperoleh sebesar 166.02 untuk tahun 2013 dan 164.73 untuk tahun 2014, yang berarti rata-rata nilai CAMEL berada di atas batas minimum sehat yaitu 81. Kata kunci: LPD, Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas dan Likuiditas. Abstract This study was aimed at (1) finding out the development of the level of financial health of LPDs throughout Tejakula district, (2) finding out the performance of the LPDs in Tejakula district as measured according to Bank Indonesia’s criteria about bank health level evaluation. The subjects of this study were directors and accountants of LPDs throughout Tejakula district. The objects were analyses of Loss and Profit reports and balances of the LPDs in 2013-2014. This study was qualitative research using the data of financial reports. The data collection techniques were interview and documentation. The data analysis used was analysis of ratio or CAMEL based on the capital aspect, quality of productive asset (asset quality), management aspect, earning aspect and liquidity aspect. The result showed that (1) the development of the health level of the LPD throughout Tejakula district from 2013 to 2014 in terms of capital aspect dropped by 1.3 from the 2013’s average (99.1) and in 2014 by 97.8. In terms of productive asset quality it increased by 0.76 from the 2013’s average of 271.61 and in 2014 by 271.37. For
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
management aspect, the value remained at 83.2. For the earning aspect it dropped by 5.9 from the 2013’s average of 191.4 and in 2014 by 185.5, and the liquidity aspect for 2013 and 2014 remained at 184.8. (2) In 2013 and 2014, the performance of the LPDs in Tejakula district won the healthy category with the average of CAMEL score of 166.02 for 2013 and 164.73 for 2014, meaning that the average CAMEL score was above the minimal health limit of 81. Keywords: LPD, Capital, Productive Asset Quality, Management, Earning and Liquidity.
PENDAHULUAN LPD merupakan penyediaan jasa keuangan yang bersifat sosial kemasyarakatan, dari masyarakat dan untuk masyarakat kembali, LPD ini juga dibentuk sebagai bagian atau unit dari desa adat di Bali yang berfungsi untuk menyimpan dana dan menyalurkan kredit maupun pinjaman kepada masyarakat yang disesuaikan dengan ketentuan dan Peraturan Daerah Tingkat I Bali, yang mana tujuan dari seluruh sisa hasil usaha yang didapat akan dikembalikan lagi ke pendapatan desa untuk dapat digunakan oleh desa adat setempat dalam rangka membantu perbaikan - perbaikan fasilitas umum yang dimilki. LPD sebagai lembaga keuangan desa mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan lembaga keuangan lainnya, sehingga dalam operasionalnya perlu dilakukan pembinaan
dan pengawasan.Lembaga yang berfungsi untuk memberikan pembinaan teknis, pengembangan serta pelatihan bagi LPD adalah Lembaga Pemberdayaan LPD (LPLPD).Melihat juga perkembangannya, saat ini telah banyak LPD yang berdiri di masing-masing kecamatan salah satunya adalah LPD sekecamatan Tejakula dimana LPD ini terdiri dari 13 LPD yang tersebar dimasing-masing desa kecamatan Tejakula diantaranya: LPD Bangkah, LPD Bondalem, LPD Gentuh, LPD Gretek, LPD Julah, LPD Les Penutukan, LPD Madenan, LPD Ngis, LPD Pacung, LPD Sambirenteng, LPD Sangambu, LPD Sembiran,dan LPD Tejakula. Masing-masing LPD ini memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda misalnya perkembangan pada Laba periode tertentu, perbedaan Laba yang terjadi sangat mempengaruhi tingkat kinerja dari LPD tersebut.
Tabel.1 Laba pada LPD Kecamatan Tejakula tahun 2013-2014 Laba No
Nama LPD
2013
2014
1 LPD Bangkah 628.050.000 2 LPD Bondalem 1.830.830.000 3 LPD LesPenuktukan 682.757.000 4 LPD Madenan 146.617.000 5 LPD Ngis 124.130.000 6 LPD Pacung 69.422.000 7 LPD Sambirenteng 226.405.000 8 LPD Sangambu 13.992.000 9 LPD Sembiran 92.243.000 10 LPD Tejakula 2.030.309.000 Sumber: LPLPD Kabupaten Buleleng
853.864.000 2.564.738.000 851.206.000 196.913.000 177.676.000 88.459.000 284.744.000 20.461.000 126.046.000 2.380.352.000
Agar profesionalisme dalam melayani masyarakat melalui penyesuaian kriteria kinerja keuangan lebih efektif, diperlukan adanya pedoman atau standar penilaian kinerja keuangan.Untuk menjamin
kepercayaan masyarakat bahwa pengelolaan keuangan LPD tersebut profesional, maka diperlukan analisis tentang tingkat kesehatan LPD.Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
dasar penilaian adalah laporan keuangan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan LPD.Untuk tingkat kesehatan umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL. Konsep CAMEL ditentukan oleh Bank Indonesia.Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Bali No. 0193.02.10.2007.2 tanggal 5 Juni 2007 tentang Pedoman Sistem Penilaian terhadap Lembaga Perkreditan Desa (LPD).Konsep CAMEL terdiri dari lima aspek antara lain :aspek permodalan (capital), aspek kualitas aktiva produktif (assets), aspek manajemen (management), aspek rentabilitas (earning), dan aspek likuiditas (liquidity). Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kuantitatif berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan pengembangan suatu bank.Pendekatan kuantitatif ini dilakukan dengan menilai faktor CAMEL dan yang menjadi faktor dan komponen rasio CAMEL adalah 1) Capitalatau Modal adalah faktor yang penting dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung risiko kerugiannya.Kecukupan modal dalam CAMEL dianalisis dengan menggunakan CAR ratio dan rasio ATMR. 2) Asset adalah Menunjukkan kualitas penanaman aktiva serta porsi penyisihan untuk menutupi kerugian akibat penghapusan aktiva produktif. Kualitas aset dalam CAMEL dianalisis dengan menggunakan rasio KAP dan rasio PPAP. 3) Manajemen atau pengelolaan suatu perusahaan akan menentukan sehat atau tidaknya suatu perusahaan, mengingat hal tersebut maka pengelolaan suatu manajemen suatu perusahaan mendapatkan perhatian yang besar dalam penilaian tingkat kesehatan suatu perusahaan dapat diharapkan dapat menciptakan dan memelihara kesehatan perusahaannya. Penilaian faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan perusahaan yang bersangkutan dengan menggunakan kuisioner yang dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu kuisioner manajemen umum dan
kuisioner manajemen risiko. 4) Earnings Atau Rentabilitas adalah rasio yang mengukur tingkat profitabilitas bank dalam mengelola aktiva produktif dan sumber pendapatan lainnya serta tingkat efisiensi operasional. Pada rasio rentabilitas, rasio yang dapat diukur antara lain :ROA ratio dan rasio BOPO. 5) Liquidity Atau Likuiditas adalah rasio yang menilai kemampuan bank untuk memenuhi seluruh kewajibankewajiban jangka pendek terhadap pihak ketiga. Pada rasio likuiditas, rasio yang dapat diukur yaitu: LDR ratio. Permasalahan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perkembangan tingkat kesehatan keuangan pada LPD Kecamatan Tejakula tahun 2013-2014 dengan analisis CAMEL dan untuk mengetahui LPD di Kecamatan Tejakula yang diukur dari ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian tingkat kesehatan bank.Berdasarkan masalah-masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu:Untuk mengetahui perkembangan tingkat kesehatan keuangan pada LPD Kecamatan Tejakula tahun 2013-2014 dengan analisis CAMEL.Untuk mengetahui LPD di Kecamatan Tejakula yang diukur dari ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian tingkat kesehatan bank. METODE Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif.Penelitian ini dilakukan di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.Kecataman Tejakula memiliki beberapa LPD yang tersebar pada desa pekraman. Dari banyaknya LPD yang ada, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis tingkat kesehatan LPD yang dapat menjadi tolak ukur keberlangsungan hidup suatu LPD yang berada di Kecamatan Tejakula.Jenis data yang digunakan dalam digunakan dalam penelitian ini adalah 1)Data kualitatif yaitu data yang diperoleh tidak berupa angka melainkan berupa uraian-uraian atau keterangan yang tidak dapat diukur dalam satuan hitung, seperti opini atau gambaran pemikiran yang diwujudkan dalam sejarah berdirnya LPD dan struuktur organisasi. 2)Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
dalam bentuk angka-angka dan dapat diukur dalam satuan hitung. Data kuantitatif dalam penelitian ini bersumber dari Laporan Keuangan LPD Se-Kecamatan Tejakula seperti laporan Neraca dan laporan Laba Rugi dari Tahun 2013 sampai Tahun 2014.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1)Data primer yang diperoleh dari sumber pertama dan pengamatan secara langsung serta wawancara mendalam (depth interview) dengan pihak-pihak terkait. Data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara dengan pihak LPD. 2)Data sekunder yang disajikan dalam bentuk tabel , data-data, diagram-diagram, atau mengenai topik penelitian. Data ini merupakan data yang berhubungan langsung dengan penelitian yang dilaksanakan dan bersumber dari LPD SeKecamatan Tejakula yaitu laporan keuangan Tahun 2013 sampai Tahun 2014.Subjek dalam penelitian ini adalah masing-masing Pimpinan LPD Kecamatan Tejakula untuk mengetahui laporan kinerja keuangan LPD. Bagian Accounting untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan seperti laporan keuangan. Sedangkan objek penelitian ini adalah laporan Neraca, dan Laporan Laba Rugi dari Tahun 2013 sampai Tahun 2014. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan dan akurat dengan masalah yang dibahas. Metode pengumpulan data tersebut adalah :Wawancara dalam penelitian ini yakni pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada Pimpinan/Karyawan yang telah ditunjuk berkenaan dengan data yang diinginkan dan dokumentasi yaitu catatan atau laporan keuangan yang dimiliki oleh LPD Kecamatan Tejakula selama periode 20132014. Analisis data yang digunakan adalah Analisa perbandingan laporan keuangan yang diperbandingkan adalah hasil penilaian yang diperoleh dari kinerja perusahaan selama beberapa tahun dan Analisis rasio. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian tingkat kesehatan bank, yaitu
dengan rasio CAMEL (capital, asset quality, management, earning, dan liquidity). HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Perkembangan Tingkat Kesehatan Keuangan pada LPD Se-Kecamatan Tejakula Tahun 2013-2014 dengan Analisis CAMEL Aspek Permodalan (Capital) Aspek permodalan dapat dihitung dengan menggunakan rasio CAR. CAR =
ModalInti + Modalpelengkap × 100% ATMR
Dari hasil perhitungan terdapat beberapa LPD yang mengalami penurunan CAR dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu diantaranya LPD Ngis,LPD Sambirenteng, LPD Lespenuktukan, LPD Tejakula, LPD Bondalem,LPD Madenan, dan LPD Sangambu mengalami penurunan masingmasing sebesar 0,7%, 1,32%, 4,01%, 5,38%, 6,74%, 24,4%, dan 11,15%. Sedangkan untuk LPD yang mengalami kenaikan yaitu: LPD Pacung sebesar 17,57%, LPD Sembiran sebesar 0,44%, dan LPD Bangkah 5,32%. Selanjutnya dari tabel hasil perhitungan rasio CAR akan digunakan untuk mencari nilai kredit komponen dengan rumus : RasioCAR − 12 NilaiCAR = 81 + 0,1 Dari hasil perhitungan, pada LPD Ngis penurunan nilai kredit komponen sebesar 7 poin. Pada LPD Sambirenteng penurunan nilai kredit komponen sebesar 13,2 poin.LPD Les penuktukan penurunan sebesar 40,1 poin.LPD Tejakulapenurunan sebesar 54,6 poin.Untuk LPD Bondalempenurunan sebesar 67,4 poin. Untuk LPD Pacung kenaikan nilai kredit komponen sebesar 175,7 poin. Sedangkan untuk LPD Sembiran mengalami kenaikan sebesar 4,4 poin. Pada LPD Bangkah mengalami kenaikan rasio CAR sebesar 53,2 poin. Untuk LPD Madenan rasio CAR mengalami sebesar 244 poin. LPD Sangambu mengalami penurunan sebesar 111,5 poin. Selanjutnya data tersebut digunakan untuk melihat tingkat kesehatan LPD Se-Kecamatan Tejakula secara keseluruhan tahun 2013-2014 dari aspek permodalan (capital). Dari hasil peritungan
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
dapat dijelaskan bahwa pada LPD Ngis, LPD LesPenuktukan, LPD Tejakula, LPD Bondalem, LPD Pacung, LPD Sembiran, LPD Bangkah, LPD Madenan dan LPD Sangambu nilai kredit komponen CAMEL mencapai maksimum 100 poin, sedangkan untuk LPD Sambirenteng nilai kredit komponennya pada tahun 2013 mencapai 91 poin yang berarti sehat, akan tetapi pada tahun 2014 nilai kredit komponennya mencapai 78 poin yang tergolong cukup sehat karena nilai tersebut berada dibawah kategori sehat sebesar 81 poin. Aspek Kualitas Aktiva Produktif (Asset) Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Aspek Kualitas Aktiva Produktif dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : KAP =
Aktivayangdiklasifikasikan × 100% Aktivaproduktif
Dari hasil perhitungan terdapat beberapa LPD yang mengalami penurunan rasio KAP dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu diantaranya: LPD Les penuktukan,LPD Tejakula, LPD Bondalem,LPD Sembiran, LPD Madenan LPD Sangambu dan LPD Pacung, masingmasing mengalami penurunan sebesar 0,38%, 0,52%, 0,14%, 0,23%, 0,52%, 2,13% dan 0.88%. Sedangkan untuk LPD yang mengalami kenaikan rasio KAP yaitu: LPD Ngis mengalami, LPD Sambirenteng, LPD Bangkah masing-masing mengalami kenaikan sebesar 1,67%, 0,04%, 0,07%. Selanjutnya dari tabel hasil perhitungan rasio KAP diatas akan digunakan untuk mencari nilai kredit komponen dengan rumus: 20 − RasioKAP NilaiKAP = 0,15 Pada LPD Ngis mengalami penurunan nilai kredit komponen sebesar 11,1 poin. LPD Sambirenteng mengalami penurunan sebesar 0,3poin. Pada LPD Les penuktukan mengalami kenaikan sebesar 2,6 poin. LPD Tejakula mengalami kenaikan sebesar 3,4 poin. Untuk LPD Bondalem mengalami kenaikan sebesar 0,9 poin. LPD Pacung mengalamipenurunan sebesar 5,86poin. Sedangkan untuk LPD Sembiran mengalami kenaikan sebesar 1,6 poin.Pada LPD Bangkah mengalami0,4 poin. Untuk LPD Madenan mengalami
kenaikan sebesar 121,9 poin maka mengalami kenaikan 3,4 poin. LPD Sangambu mengalami kenaikan sebesar 14,2 poin. Selanjutnya data tersebut digunakan untuk melihat tingkat kesehatan LPD Se-Kecamatan Tejakula secara keseluruhan tahun 2013-2014 dari aspek Kualitas Aktiva Produktif (asset). Dilihat dari hasil perhitungan dinyatakan bahwa seluruh LPD di Kecamatan Tejakula untuk nilai kredit komponen CAMEL telah mencapai bobot faktor 25% dan nilai kredit kompoonen mencapai maksimum 100 poin yang berarti seluruh LPD Kecamatan Tejakula mendapat predikat sehat. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) PPAPyangdibentuk PPAP = × 100% PPAPygwajibdibentuk Dilihat dari hasil perhitungan terdapat 2 LPD yang mengalami peningkatan rasio PPAP dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu: LPD Les penuktukan dan LPD Bangkah masing-masing mengalami 46,11% dan 0,07%. Sedangkan LPD yang mengalami penurunan rasio KAP yaitu : LPD Tejakula mengalami penurunan sebesar 8,98% , mengalami penurunan sebesar 2,45%, LPD Sembiran, LPD Bondalem, LPD Madenan, LPD Sangambu, LPD Ngis, LPD Sambirenteng dan LPD Pacung masingmasing mengalami penurunan sebesar 16,01%, 12,12%, 1,57%, 31,01%, 5,04%, dan 2,45%. Selanjutnya dari tabel hasil perhitungan rasio PPAP diatas akan digunakan untuk mencari nilai kredit komponen. Hasil dari perhitungan nilai kredit komponen yang kemudian akan digunakan untuk mencari nilai kredit faktor atau komponen PPAP. Rumus untuk menghitung nilai kredit faktor atau komponen Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sebagai berikut : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑃𝑃𝐴𝑃 = 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑃𝐴𝑃 × 1 Berikut analisis penurunan dan kenaikan nilai kredit komponen LPD SeKecamatan Tejakula dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu: Pada LPD Ngis mengalami penurunan nilai kredit komponen sebesar 30,93 poin. Pada LPD Sambirenteng mengalami penurunan sebesar 5,40 poin. LPD Les penuktukan
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
mengalami peningkatan nilai sebesar 46,11 poin. LPD Tejakula mengalami penurunan sebesar 8,98 poin. Untuk LPD Bondalem mengalami penurunan sebesar 2,45 poin. Untuk LPD Pacung mengalamipenurunan nilai kredit komponen sebesar 19,99 poin. Sedangkan untuk LPD Sembiran mengalami penurunan sebesar 16,01 poin. Pada LPD Bangkah mengalami kenaikan sebesar 65,99 poin. Untuk LPD Madenan mengalami penurunan sebesar 12,12 poin. LPD Sangambu mengalami penurunan sebesar 12,57 poin. Selanjutnya data tersebut digunakan untuk melihat tingkat kesehatan LPD Se-Kecamatan Tejakula secara keseluruhan tahun 2013-2014 dari aspek Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) . Dilihat dari hasil perhitungan terdapat LPD Ngis, nilai kredit CAMEL tahun 2013 berada pada batas 81100 poin yang berarti sehat akan tetapi pada tahun 2014 nilai kredit CAMEL berada dibawah batas maksimum sehingga LPD tergolong cukup sehat. Untuk LPD Sambirenteng nilai kredit CAMEL tahun 2013 berada pada batas 51-66 yang berati LPD tersebut kurang sehat dan 2014 nilainya berada pada batas 0-51 yang berarti tidak sehat untuk aspek PPAP. Pada LPD Sangambu nilai kredit CAMEL tahun 2013 dan 2014 berada pada batas 0-51 yang berarti tidak sehat untuk aspek PPAP. Sedangkan untuk LPD lainnya seperti LPD LesPenuktukan, LPD Tejakula, LPD Bondalem, LPD Pacung, LPD Sembiran, LPD Bangkah, dan LPD Madenan nilai kredit komponen CAMEL mencapai maksimum 100 poin yang berarti sehat. Aspek Manajemen (Management) Penilaian faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan LPD umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan perusahaan yang bersangkutan melalui wawancara tersetruktur dengan pimpinan atau manajer seluruh LPD Se-Kecamatan Tejakula yang dikelompokkan dalam dua kelompok pernyataan yaitu peryataan manajemen umum dan pernyataan manajemen risiko.Dari hasil data yang diolah dapat disimpulkan bahwa dari kesepuluh LPD di Kecamatan Tejakula selama tahun 20132014 terdapat 2 LPD yang mendapatkan
predikat cukup sehat yaitu : LPD Sembiran dengan jumlah 79 dan LPD Sangambu dengan jumlah 75. Sedangkan 8 LPD lainnya memperoleh predikat sehat. Aspek Rentabilitas (Earning) Return On Asset (ROA) Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Labausaha ROA = × 100% Asetrata − rata Dari hasil perhitungan terdapat beberapa LPD yang mengalami peningkatan rasio ROA dari tahun 2013 ke tahun 2014 diantaranya LPD Ngis, LPD Sambirenteng, LPD Bondalem, LPD Pacung, LPD Bangkah, dan LPD Sangambu masing-masing 0,42%, 0,02%, 0,48%, 0,21%, 0,43%, 3,73%. Dan LPD yang mengalami penurunan diantaranya LPD Les penuktukan, LPD Tejakula, LPD Madenan, dan LPD Sembiran masingmasing sebesar 0,18%, 0,52%, 0,32%, dan 0,26%. Selanjutnya dari tabel hasil perhitungan rasio ROA akan digunakan untuk mencari nilai kredit komponen aspek Rentabilitas atas ROA dengan rumus: RasioROA NilaiROA = 0,025 Dari hasil perhitungan dijelaskan apabila LPD yang mengalami kenaikan rasio ROA maka akan menyebabkan ikut meningkatnya nilai kredit komponen, dan sebaliknya. Dari data yang sudah diolah, pada LPD Ngis, LPD Sambirenteng, LPD Bondalem, LPD Pacung, dan LPD Bangkah mengalami kenaikan nilai kredit komponen masing-masing sebesar 16,8 poin, 0,8 poin, 19,2 poin, 8,4 poin, dan 17,2 poin. Sedangkan LPD Les penuktukan, LPD Tejakula, LPD Sembiran, LPD Madenan, danLPD Sangambu mengalami penurunanmasing-masing sebesar 7,2 poin, 20,8 poin, 10,4 poin, 12,8 poin, dan 149,8 poin. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh LPD di Kecamatan Tejakula untuk nilai kredit komponen CAMEL telah mencapai mencapai batas 81-100 poin yang berarti seluruh LPD Kecamatan Tejakula mendapat predikat sehat.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
Beban Operasional Pendapatan Operasional Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : BiayaOperasional BOPO = × 100% PendapatanOperasional Dari hasil perhitungan, LPD yang mengalami penurunan rasio BOPO dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu diantaranya LPD Ngis, LPD Sambirenteng, LPD Bondalem, LPD Pacung, LPD Bangkah, LPD Madenan, dan LPD Sangambu masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,99%, 0,5%, 2,45%, 0.38%, 2,33%, 2,02%, dan 6,41%. Sedangkan LPD Les penuktukan, LPD Tejakula, dan LPD Sembiran masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,35%, 2,42%, dan 10,05%, Selanjutnya dari tabel hasil perhitungan rasio BOPO akan digunakan untuk mencari nilai kredit komponen dengan rumus: 100 − RasioBOPO NilaiBOPO = 0,25 Dari hasil perhitungan dijelaskan bahwa jika LPD yang mengalami kenaikan pada rasio BOPO maka akan menyebabkan nilai kredit komponen menurun, dan sebaliknya. Pada LPD Ngis, LPD Bondalem, LPD Pacung, LPD Bangkah, LPD Madenan, dan LPD Sangambu masing-masing mengalami kenaikan nilai kredit komponen sebesar 4 poin, 9,8poin, 1,5 poin, 9,3 poin, 8,1 poin, dan 25,6 poin. Sedangkan Pada LPD Sambirenteng, LPD Les penuktukan, LPD Tejakula, danLPD Sembiran menurun sebesar 6 poin, 1,4 poin. 9,7 poin, dan 40,2 poin. Dari hasil perhitungan tersebut, LPD Ngis dan LPD Sambirenteng nilai kredit CAMEL tahun 2013 dan tahun 2014 berada pada batas 66-81 poin yang berarti LPD tergolong cukup sehat. Untuk LPD lainnya seperti LPD LesPenuktukan, LPD Tejakula, LPD Bondalem, LPD Pacung, LPD Sembiran, LPD Bangkah LPD Madenan dan LPD Sangambu nilai kredit komponen CAMEL mencapai maksimum 100 poin yang berarti tergolong sehat.
Aspek Likuiditas (Liquidity) Liquidity Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : AlatLikuid Likuiditas = × 100% HutangLancar Dari hasil perhitungan terdapat LPD yang mengalami penurunan LPD Sambirenteng, LPD Tejakula, LPD Pacung, LPD Bangkah, LPD Madenandan LPD Sangambu masing-masing sebesar 3,62%,11,1%,14,68%, 11,01%, 33,31%, dan 110,1%. Sedangkan yang mengalami kenaikan rasio Likuiditas dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu diantaranya LPD Ngis, LPD Les penuktukan,LPD Bondalem dan LPD Sembiran masing-masing mengalami kenaikan sebesar 17,84%, 6,12%, 1,72% dan 40,03%. Selanjutnya dari perhitungan rasio Likuiditas akan digunakan untuk mencari nilai kredit komponen dengan rumus untuk RasioLikuiditas NilaiLikuiditas = 0,05 Berikut analisis penurunan dan kenaikan nilai kredit komponen LPD SeKecamatan Tejakula dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu: Pada LPD Ngis mengalami kenaikan nilai kredit komponen sebesar 356,8 poin. Pada LPD Sambirenteng mengalami penurunansebesar 72,4 poin. Pada LPD Les penuktukan mengalami kenaikan sebesar 122,4 poin. Sedangkan pada LPD Tejakula mengalami penurunan sebesar 222 poin. Untuk LPD Bondalem mengalami kenaikan 34,4 poin. Untuk LPD Pacung penurunan sebesar 293,6 poin. Sedangkan untuk LPD Sembiran mengalami kenaikan sebesar 800,6 poin. Pada LPD Bangkah mengalami penurunan sebesar 220,2 poin. Untuk LPD Madenan mengalami penurunan sebesar 666,4 poin. LPD Sangambu mengalami kenaikan sebesar 1002 poin.Selanjutnya data tersebut digunakan untuk melihat tingkat kesehatan LPD Se-Kecamatan Tejakula secara keseluruhan tahun 20132014 dari aspek permodalan (capital). Dari hasil perhitungan dijelaskan bahwa seluruh LPD di Kecamatan Tejakula untuk nilai kredit komponen CAMEL telah mencapai bobot faktor 5% dan nilai kredit kompoonen
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
mencapai maksimum 100 poin yang berarti seluruh LPD Kecamatan Tejakula mendapat predikat sehat. Loan to Deposit Ratio (LDR) Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Pinjamanygdiberikan LDR = × 100% Danaygditerima Dari hasil perhitungan terdapat LPD yang mengalami penurunan yaitu LPD Les penuktukan sebesar 5,55% danLPD Pacungsebesar 12,74%. Sedangkan yang mengalami kenaikan rasio Likuiditas dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu diantaranya LPD Ngis,LPD Sambirenteng,LPD Tejakula,LPD Bondalem,LPD Sembiran,LPD Bangkah,LPD Madenandan LPD Sangambu masing-masing mengalami kenaikan sebesar 3,92%, 5%, 5,58%, 1,14%, 33,96%, 5,78%, 31,86% dan 43,16%. Selanjutnya dari hasil perhitungan rasio Likuiditas atas aspek LDR akan digunakan untuk mencari nilai kredit komponen. Dengan rumus: NilaiLikuiditas = (115 − RasioLDR) × 4 Pada LPD Ngis mengalami penurunan nilai kredit komponen sebesar 15,7 poin. LPD Sambirenteng menurun sebesar 17,9 poin.Pada LPD Les penuktukan mengalami kenaikan 22,2 poin. LPD Tejakula mengalami penurunansebesar 22,3 poin. LPD Bondalem mengalami penurunan 4,5poin.Untuk LPD Pacung mengalami kenaikan sebesar 51 poin. Sedangkan untuk LPD Sembiran mengalami penurunan sebesar 135,8 poin. Pada LPD Bangkah mengalami penurunan sebesar 23,1poin. Untuk LPD mengalami penurunan 159,1 poin. LPD Sangambu mengalami penurunan sebesar 172,6 poin.Selanjutnya data tersebut digunakan untuk melihat tingkat kesehatan LPD Se-Kecamatan Tejakula secara keseluruhan tahun 20132014 dari aspek LDR. Dari hasil perhitungan dapat dijelaskan LPD Les penuktukan nilai kredit komponen CAMEL berada pada batas 0-51 yang berarti LPD tersebut tidak sehat untuuk aspek LDR sedangkan untuk LPD Pacung tahun 2014 nilai kredit berada pada batas 81-100 yang berarti sehat namun pada tahun 2013
berada pada batas 0-51 yang berarti tidak sehat. Untuk LPD lainnya nilai kredit kompoonen mencapai maksimum 100 poin yang berarti LPD mendapat predikat sehat. Kinerja LPD Se-Kecamatan Tejakula yang diukur dari Penilaian Tingkat Kesehatan LPD Dari hasil perhitungan masingmasing aspek CAMEL diatas pada LPD SeKecamatan Tejakula tahun 2013-2014, selanjutnya akan digunakan untuk menilai predikat tingkat kesehatan pada LPD SeKecamatan tejakula secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kinerja yang diukur dari perkembangan tingkat kesehatan LPD di Kecamatan Tejakula dilihat dari rata-rata nilai CAMEL pada tahun 2013-2014 yang akan menunjukkan predikat tingkat kesehatan pada masingmasing LPD. Pada LPD Ngis, LPD Les Penuktukan, LPD Tejakula, LPD Bondalem, LPD Bangkah, LPD Sembiran dan LPD Sambirenteng dari tahun 2013-2014 mendapat predikat sehat untuk kelima aspek CAMEL yaitu capital, asset quality, management, earning dan liquidity. Sedangkan pada LPD Pacung, LPD Madenan dan LPD Sangambu untuk aspek management mendapat predikat cukup sehat, dan empat aspek lainnya yaitu capital, asset quality, earning, dan liquidity mendapat predikat sehat PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui predikat tingkat kesehatan LPD yang ditinjau dari analisis CAMEL pada LPD Se-Kecamatan Tejakula periode 20132014. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dinyatakan oleh Fitri Ruwaida (2011) yang menyatakan bahwa Analisis CAMEL dikuantifikasikan sebagai aspek penilaian yang merupakan perhitungan rasio keuangan. Oleh karena itu rasio keuangan bermanfaat dalam menilai tingkat kesehatan keuangan pada bank atau lembaga keuangan lainnya. Semakin besar skala operasi bank yang diukur dengan total asset dan semakin tinggi jumlah modal dari bank tersebut diharapkan kinerja operasinya semakin baik.Meskipun hasil penelitian yang diperoleh mengenai analisis kesehatan CAMEL pada LPD sesuai
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
dengan hasil penelitian sebelumnya, tetapi dalam hal menentukan subjek penelitian, penelitian yang dilakukan oleh Fitri Ruwaida (2011) terfokus pada satu subjek penelitian, dimana dalam penelitian tersebut menganalisis PD BPR Bank Klaten, sedangkan penelitian sekarang menggunakan subjek penelitian pada LPD satu kecamatan yang terdiri dari sepuluh LPD. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesehatan dengan metode CAMEL pada LPD Se-Kecamatan Tejakula di Kecamatan Buleleng periode 2013-2014 maka dapat disimpulkan:1)Pada aspekpermodalan (capital) yang merupakan kemampuan LPD untuk menjamin kerugian yang mungkin akan terjadi dari penanaman modal sendiri. Untuk aspek permodalan dihasilkan oleh LPD Ngis, LPD Les Penuktukan, LPD Tejakula, LPD Bondalem, LPD Pacung, LPD Sembiran, LPD Bangkah, LPD Madenan dan LPD Sangambu dari tahun 2013-2014 sebesar 100 sehingga berada pada nilai kredit 81-100 yang berarti LPD tersebut dari segi permodalan mendapat predikat sehat. Sedangkan untuk LPD Sambirenteng walaupun terlihat nilai aspek permodalan sebesar 84,5 namun masih berada dalam nilai kredit 81-100 yang berarti LPD Sambirenteng juga mendapat predikat sehat.2)Aspek kualitas aktiva produktif (assets) merupakan kemampuan LPD dalam menjaga kolektibilitas atau menutuup kerugian.Pada Aspek kualitas aktiva produktif (assets), tingkat kesehatan LPD Se-Kecamatan Tejakula tahun 20132014 secara keseluruhan mendapat predikat sehat, hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan tabel 4.25 terlihat bahwa seluruh LPD memperoleh nilai sebesar 100 dan berada pada nilai kredit 81-100. 3)Untuk aspek manajemen (management) yang dihasilkan olehLPD Ngis, LPD Les Penuktukan, LPD Tejakula, LPD Bondalem, LPD Bangkah, LPD Sembiran dan LPD Sambirenteng dari tahun 2013-2014 secara keseluruhan nilai yang dihasilkan telah melebihi 81 sehingga berada pada nilai kredit 81-100 yang berarti LPD tersebut dari segi manajemen mendapat predikat sehat. Sedangkan untuk LPD Pacung, LPD Madenan dan LPD Sangambu nilai yang dihasilkan yaitu LPD Pacung sebesar 79, LPD Madenan 75 dan LPD Sangambu 72
sehingga berada pada nilai kredit 66-<81 yang berarti LPD tersebut dari segi manajemen mendapat predikat cukup sehat.4)Pada aspek rentabilitas (earning) merupakan kemampuan LPD dalam menghasilkan labanya terhadap modal yang ditanamkan. Untuk aspek rentabilitas (earning) yang dihasilkan oleh LPD SeKecamtan Tejakula dari tahun 2013 sampai tahun 2014 secara keseluruhan nilai sebesar 100 sehingga berada pada nilai kredit 81-100 yang berarti seluruh LPD mendapat predikat sehat untuk aspek rentabilitas. Pada aspek likuiditas (liquidity) merupakan kemampuan alat likuid LPD untuk menjamin huntang lancarnya. 5)Untuk aspek likuiditas (liquidity) yang dihasilkan oleh LPD Se-Kecamtan Tejakula dari tahun 2013 sampai tahun 2014 secara keseluruhan nilai sebesar 100 sehingga berada pada nilai kredit 81-100 yang berarti seluruh LPD mendapat predikat sehat untuk aspek rentabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui predikat tingkat kesehatan LPD yang ditinjau dari analisis CAMEL pada LPD Se-Kecamatan Tejakula periode 20132014. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dinyatakan oleh Fitri Ruwaida (2011) yang menyatakan bahwa Analisis CAMEL dikuantifikasikan sebagai aspek penilaian yang merupakan perhitungan rasio keuangan. Oleh karena itu rasio keuangan bermanfaat dalam menilai tingkat kesehatan keuangan pada bank atau lembaga keuangan lainnya. Semakin besar skala operasi bank yang diukur dengan total asset dan semakin tinggi jumlah modal dari bank tersebut diharapkan kinerja operasinya semakin baik. Meskipun hasil penelitian yang diperoleh mengenai analisis kesehatan CAMEL pada LPD sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, tetapi dalam hal menentukan subjek penelitian, penelitian yang dilakukan oleh Fitri Ruwaida (2011) terfokus pada satu subjek penelitian, dimana dalam penelitian tersebut menganalisis PD BPR Bank Klaten, sedangkan penelitian sekarang menggunakan subjek penelitian pada LPD satu kecamatan yang terdiri dari sepuluh LPD.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis tingkat kesehatan LPD Se-Kecamatan Tejakula dari Tahun 2013 sampai Tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa : a) Berdasarkan hasil rata-rata nilai kredit CAMEL maka perkembangan tingkat kesehatan LPD SeKecamatan Tejakula tahun 2013 sampai tahun 2014 dilihat dari aspek permodalan (capital) menurun sebesar 1,3 dari nilai rata-rata tahun 2013 sebesar 99,1 dan tahun 2014 sebesar 97,8. Untuk aspek kualitas aktiva produktif (assets) meningkat sebesar 0,76 dari nilai rata-rata tahun 2013 sebesar 271,61 dan tahun 2014 sebesar 271,37. Untuk Aspek manajemen (management) nilai nya tetap yaitu sebesar 83,2. Untuk aspek rentabilitas (earning ) menurun sebesar 5,9 dari nilai rata-rata tahun 2013 sebesar 191,4 dan tahun 2014 sebesar 185,5, dan aspek likuiditas (liquidity) untuk tahun 2013 dan 2014 nilai nya tetap sebesar sebesar 184,8. b) Pada tahun 2013 seluruh LPD di Kecamatan Tejakula mendapatkan predikat sehat dengan rata-rata nilai kredit CAMEL yang diperoleh sebesar 166.02 yang berarti ratarata nilai kredit CAMEL berada di atas batas minimum sehat yaitu 81. c) Pada tahun 2014 seluruh LPD di Kecamatan Tejakula mendapatkan predikat sehat dengan rata-rata nilai kredit CAMEL yang diperoleh sebesar 164.73 yang berarti ratarata nilai kredit CAMEL berada di atas batas minimum sehat yaitu 81. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat disampaikan adalah bagi pimpinan LPD di Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng diharapkan wajib memelihara tingkat kesehatan LPD masing-masing baik dari segi permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas maupun likuiditas serta terus menerus dapat berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat desa dan mampu mendukung pembangunan Desa Pekraman.Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh rasio CAMEL terhadap kesehatan LPD. Dari pengaruh ini dapat dilihat hubungan masing-masing faktor
yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas terhadap tingkat kesehatan LPD. Selain itu, akan semakin baik apabila rentang tahun penelitian yang dianalisis lebih panjang agar dapat memperoleh hasil yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. 2004. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Gubernur Bank Indonesia. Hadi, Syamsul. 2006. Metode penelitian kuantitatif untuk akuntansi & keuangan. Yogyakarta: EKONISIA Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali Pers Ikatan Akuntan Indonesia.2009. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali. Kristina Wati, Luh Putu. 2013 Analisis Tingkat Kesehatan Bank Ditinjau DariFaktor CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity) Pada Bank BPD Bali Cabang Negara Kabupaten Jembrana Tahun 20082012. Skripsi (Diterbitkan). Jurusan Manajemen. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Keiso, Weygandt. 2008. Akuntansi Intermediate. Diterjemahkan oleh Penerbit. Jakarta: Erlangga Indonesia. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Partiwi, Dwi Astuti,S.E,M.Si,Ak. 2012 .Akuntansi Keuangan Dasar 1. Yogyakarta: CAPPS. Putri, Yuniar Eppy. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Camel Dan Ukuran Bank,
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2005-2007. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Akuntansi Program S1 Non Reguler.Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permata Sari, Marlupi Nanda. 2006. Analisis Kinerja PerBankan Dengan Menggunakan Metode Camel (studi kasus pada Bursa Efek Jakarta periode(2002-2004). Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Manajemen. Universitas Brawijaya. Ruwaida, Fitri. 2011. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PD.BPR Bank Klaten. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Akuntansi. Universitas Negeri Yogyakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. AlFabeta. Suwarjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Warren, CS., et al. 2008. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.