Jurnal Penelitian
ANALISIS ATAS KETAATAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERBUKA DI INDONESIA
JURNAL Untuk Memenuhi Salah Satu syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Managemen Akuntansi Pemerintahan Program Pasca Sarjana Universitas Gunadarma
Disusun Oleh : YUYUN IRIANI PUJIASTUTI NPM : 91307047
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS GUNADARMA MAGISTER MANAJEMEN AKUNTANSI PEMERINTAHAN JAKARTA 2009
Yuyun Iriani Pujiastuti
Jurnal Penelitian
ANALISIS KETAATAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERBUKA DI INDONESIA Widyatmini1 Yuyun Iriani Pujiastuti2 1 Dosen 2 Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
[email protected]
Abstrac The purpose of this research is to know and receive information by the empirical about the level of loyality financial report services of the go public in Indonesia and what are the factors which influence the loyality of financial report services of the go public in Indonesia. Mwhich used is regression of the fold linier. The research sample is financial report from the compeny in the group of manufacturing industry in Jakarta-Stock Excange. Total of the samples are compenies population 30 companies. The level of loyality financial report services measured by using financial report which made by refered to the orientation of financial report services which come out by Bapepam. The data characteristic is clasified because that is known from the level of loyality which divided between obey and dispbey. The level of company is served in two shapes, those are the beginning loyality level and which appropriated. The level of company loyality which appropriated point discharge which have obligatory characteristic to the accountancy wisely.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh informasi secara empirik tentang tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan perusahaan terbuka di Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi ketaatan penyajian laporan keuangan perusahaan terbuka di Indonesia. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda. Sampel penelitian adalah laporan keuangan dari perusahaan yang tergolong dalam industri manufaktur pada Bursa Efek Jakarta. Total sample berjumlah 15 perusahaan populasi 30 Perusahaan. Tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan diukur dengan menggunakan penyajian laporan keuangan yang dibuat dengan mengacu pada pedoman penyajian laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Bapepam. Dataa bersifat dikotomi karena diketahui dari tingkat ketaatan yang terbagi antara taat dan tidak taat. Tingkat ketaatan perusahaan disajikan dalam dua bentuk yaitu tingkat ketaatan mula-mula dan yang disesuaikan. Tingkat ketaatan perusahaan yang disesuaikan mengeluarkan penilaian bersifat wajib pada kebijakan akuntansi. Pendahuluan Laporan keuangan di negara kita hingga saat ini masih mempunyai kesan direkayasa, dibuat sekedar untuk memenuhi formalitas untuk tujuan-tujuan tertentu misalnya menghindari kewajiban membayar pajak. Mark-up adalah kata yang sering terdengar dalam laporan keuangan dengan alasan agar mendapatkan tujuan tertentu seperti misalnya untuk memperoleh suatu rencana kredit atau tender. Pada dasarnya laporan keuangan tidak demikian melainkan laporan keuangan pada hakikatnya yaitu produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung jawabkan (Stewardship) penggunaan sumber daya manusia dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum, laporan keuangan menyediakan referensi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja, dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan dari luar perusahaan untuk
Yuyun Iriani Pujiastuti
Jurnal Penelitian
menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajib, transparan, dan mudah dipahami. (Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Peraturan BAPEPAM No. VIII.G:2000). Perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat seperti Enron, Word Com dan yang lainnya adalah merupakan perusahaan-perusahaan ternama dunia yang pada awal tahun 2002 mengalami kemerosotan sebagai perusahaan yang dikenal sebagai perusahaan dengan kinerja terbaik bahkan harus pailit dan menghadapi tuntutan hukum berkaitan dengan laporan keuangannya. Bermacammacam pendapat dan analisa tentang hal tersebut di atas dimulai dari anggapan bahwa adanya kesengajaan melakukan rekayasa pencatatan keuangan perusahaan, standar akuntansi pada sebagian besar perusahaan yang ada sekarang ini tidaklah sesuai dengan keadaan yang seharusnya, sedemikian sehingga perlakuan yang tidak diinginkan atau dengan kata lain curang (Fraud) dalam menyajikan laporan keuangan. Itulah sebabnya publik terutama profesi akuntan dan auditor segera melakukan pembenahan atau dengan kata lain berbenah diri, dengan cara melakukan peninjauan kembali secara kritis dan teliti terhadap standar akuntansi perusahaan dan audit yang saat itu ada, perbaikan tata kelola perusahaan maupun proses audit perusahaan itu sendiri. Semua hal tersebut dilakukan sangatlah cukup beralasan karena untuk menjaga kepercayaan terhadap bisnis secara umum dan khususnya profesi akuntansi. Laporan keuangan (Financial Statement) perusahaan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan perusahaan pada dasarnya selalu berusaha untuk memberikan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi suatu entitas, badan usaha, atau organisasi. Informasi tersebut bermanfaat bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan seperti kreditor, investor, karyawan, manajemen, pemerintah dan public serta stake holder lainnya. Dengan demikian laporan keuangan perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan informasi dari berbagai kepentingan pihak-pihak terkait tanpa menimbulkan distorsi pada salah satu pihak. Artinya laporan keuangan perusahaan itu harus bersikap netral dan obyektif terhadap perbedaan kepentingan bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan dapat dikelompokan dalam dua kelompok besar, yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal adalah pihak-pihak yang memiliki akses terhadap aktivitas-aktivitas sekaligus mempunyai kewajiban untuk menyajikan hasil aktivitas tersebut. Sedangkan pihak eksternal adalah pihak yang mempunyai kepentingan terhadap entitas tetapi tidak mempunyai akses terhadap aktivitas. Ketidak seimbangan terhadap akses aktivitas, sering disebut informasi asymmentry dalam buku teks akuntansi, berusaha dijembatani oleh akuntansi, salah satunya melalui laporan keuangan, untuk itu diperlukan kaidah-kaidah dan standar yang akan menjaga agar laporan keuangan dapat mempertahankan sifat netral dan obyektif yang dapat dimengerti bersama. Kebutuhan terhadap netralitas akuntansi dan laporan keuangan perusahaan semakin dituntut mengingat sumber daya entitas tidak hanya dipenuhi oleh pihak internal, pemilik sekaligus manajemen, tetapi juga oleh eksternal seperti kreditur maupun pemegang saham. Kebutuhan dana untuk kelangsungan aktivitas entitas tidak dapat lagi dipenuhi oleh investor bisnis (wirausahawan), tetapi dibutuhkan dana baik dari kreditur maupun pemegang saham. Kebutuhan dana untuk kelangsungan aktivitas entitas tidak dapat lagi dipenuhi oleh investor bisnis (Wirausahawan) tetapi dibutuhkan dana baik dari kreditur maupun pemegang saham. Data perkembangan perusahaan terbuka (Go Public) di Indonesia (perhatikan pada tabel 1) menggambarkan semakin tingginya dana bisnis yang berasal dari pihak publik sampai semester I tahun 2003 nilai emisi mencapai Rp.245, 39 milyard. Kaidah dan standar akuntansi suatu perusahaan akan memberikan pemahaman yang sama terhadap suatu permasalahan tertentu. Pemahaman yang sama ini diperlukan agar tidak ada pihak yang dapat memanfaatkan akuntansi untuk kepentingan sendiri dan merugikan pihak lain. Permasalahan dalam suatu aktivitas bisnis berpotensi memberikan pemahaman yang berbeda terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena adanya perbedaan cara pandang input informasi, pengalaman maupun posisinya. Namun begitu kaidah dan standar akuntansi berupaya menjembatani pemahaman dan tidak berpretensi untuk menihilkan perbedaan tersebut.
Yuyun Iriani Pujiastuti
Jurnal Penelitian
Tabel 1 : Perkembangan Emiten dan Nilai Emisi Pasar Modal di Indonesia JUMLAH KOMULATIF TAHUN NILAI EMISI EMITEN (Rp MILYARD) 1995 248 35.395.0 1996 267 49.981.4 1997 306 70.879.6 1998 309 75.947.0 1999 321 206.686.8 2000 347 226.057.3 2001 379 231.342.2 2002 401 241.310.3 2003* 407 245.390.2 Sumber : situs www.bapepam.go.id *Sampai dengan Juni 2003 Itulah sebabnya mengapa kaidah dan standar akuntansi menjadi acuan bersama baik bagi pihak internal selaku penyiap laporan keuangan maupun bagi pihak eksternal selaku pengguna. Kaidah akuntansi merupakan nilai-nilai dan pemahaman dasar akuntansi yang pada dasarnya merupakan suatu pengertian yang dapat dikatakan umum sehingga tidak dibutuhkan pengetahuan secara khusus untuk menguasainya. Kaidah akuntansi sendiri belum dapat digunakan untuk merangkum aktivitas entitas bisnis sehingga masih diperlukan standar akuntansi yang berusaha menjawab hampir semua permasalahan aktivitas bisnis. Baik yang melalui suatu otoritas tertentu standar akuntansi dijadikan dasar dan bahkan yang dapat diterima oleh umum. Oleh karena itu untuk keperluan standar akuntansi disusun dengan melibatkan pihak-pihak yang kompeten. Namun demikian ketaatan terhadap standar akuntansi harus dijaga melalui proses audit yang dilakukan oleh pihak yang berwenang dan dalam keperluan itu memberikan penilaian atau opini. Opini tersebut memberikan ketetapan bahwa rangkuman aktivitas entitas bisnis tertuang dalam laporan keuangan tersebut dilakukan melalui proses yang sesuai dengan standar akuntansi yang telah ditetapkan. Standar akuntansi dan proses audit merupakan dua hal yang saling mendukung. Audit tidak dilakukan tanpa suatu standar akuntansi yang diterima oleh umum dan standar akuntansi kurang bermakna tanpa ada pihak yang melakukan pengujian atas penerapannya. Itulah sebabnya untuk menjaga kualitas dan akuntabilitas suatu laporan keuangan diperlukan adanya audit dan standar akuntansi. Laporan keuangan tersebut dikatakan berkualitas bila dengan tepat mengungkapkan realitas suatu entitas sehingga pengguna laporan keuangan sesuai dengan kepentingan masing-masing untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Entitas dengan kinerja yang bagus dan posisi keuangan yang kuat maupun kinerja yang buruk dan posisi keuangan yang labil tergambarkan dengan jelas melalui laporan keuangan. Dengan pengertian lain dalam keadaan ideal laporan keuangan memberikan informasi kepada semua pihak yang berkepentingan tanpa harus mendistorsi bagi salah satu pihak. Kebutuhan akan laporan keuangan yang berkualitas juga didasarkan dari kebutuhan untuk alokasi sumber daya ekonomi yang terbatas melalui pasar modal. Paul A Volker, petinggi FASB, dalam pembukaan konggres akuntansi se dunia di Hongkong tanggal 19 November 2002, menyatakan “Good Financial reporting is esensial to the effetive Functioning of capital markets and productive allocation of econimic resource”. Dalam keadaan dunia yang terbatas maka berfungsinya alokasi sumber daya ekonomi yang tepat melalui pasar modal yang efektif dan efisien idaman karena jelas akan mendorong produktivitas perekonomian. Oleh karena itu tidak bisa dipungkiri lagi bahwa regulasi standar akuntansi dan audit tidaklah memberikan jaminan sepenuhnya atas terjadinya keadaan ideal. Kothari (2000) menyatakan “the Quality of Financial information is a function of quality of accounting standars and the regulatory emforcement or corporate application of standart” sehingga perlu dilakukan penelitian bagaimana praktik penyajian laporan keuangan dengan cara membandingkan antara praktik keadaan sebenarnya dengan standar yang ada. Tentu penelitian tersebut bukan untuk mengungkapkan apakah keadaan ideal telah tercapai atau menentukan kualitas informasi keuangan pada keadaan di Indonesia, namun lebih kepada pengungkapan praktik penyajian laporan keuangan secara umum.
Yuyun Iriani Pujiastuti
Jurnal Penelitian
Penelitian mengambil sampel perusahaan terbuka (tbk, go public) bukan tanpa alasan. Diantara alasan tersebut adalah regulasi kemudahan akses terhadap laporan keuangan. Regulasi terhadap perusahaan terbuka dilakukan karena adanya penggunaan dana publik yang harus dipertanggung jawabkan. Pertanggungjawaban terhadap publik mempunyai arti penyiapan laporan keuangan dan segenap pihak yang terkait mempunyai kewajiban yang besar terhadap kesempurnaan informasi yang diberikan. Adanya regulasi ini menyebabkan kemudahan akses terhadap laporan keuangan perusahaan. Tidak juga dipungkiri bahwa perusahaan terbuka merupakan patromak bagi transparansi pengelolaan perusahaan. Berdasarkan kepentingan dan uraian di atas maka penelitian ini diberi topik “Analisis Atas Ketaatan Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Terbuka di Indonesia” penggunaan Frasa perusahaan terbuka secara legal kurang tepat, karena menurut undang-undang No. 1/1995 tentang perseroan terbatas adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan undangundang bidang pasar modal (pasal 1). Dengan tidak semua perusahaan terbuka adalah merupakan perusahaan yang go public dan tercatat di bursa saham. Sedikit mengesampingkan unsur legalitas, frasa perusahaan terbuka memberikan arti yang lebih dikenal dari pada perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa saham mendapat tambahan tbk (Terbuka) dibelakang nama perusahaan sesuai dengan pasal 31 UU No. I/1995. Permasalahan Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah serta memperhatikan pembatasan masalah maka Ada dua masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketaatan penyajian laporan keuangan perusaahan industri manufaktur. 2. Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi ketaatan penyajian laporan keuangan perusahaan industri manufaktur. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah melakukan seleksi dengan berdasar pada : Pertama : Penelitian lapangan (Freld Research) dilakukan terhadap perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan untuk keperluan itu dipilih perusahaan dan kelompok industri manufaktur. Sample dipilih dengan menggunakan purposive rancang sampling untuk mendapatkan 30 perusahaan. Pokok penelitian lapangan bertujuan untuk mengungkapkan realita. Secara praktis laporan keuangan tersebut didapat dari situs bursa efek Jakarta (www.isx.co.id) dengan cara mendowload dalam bentuk file eletronik atau soft copy dan tidak dilakukan perbandingan dengan laporan keuangan mencetak atau hard copy. Yang menjadi pokok penelitian adalah ketaatan penyajian laporan keuangan terhadao standar akuntansi keuangan sehingga hanya informasi yang bersifat wajib (Mandatory) yang menjadi fokus dan tepatlah apabila hanya laporan keuangan (Financial Statement) yang menjadi objek penelitian. Analisis dilakukan dengan membandingkan penyajian pos-pos tertentu dalam laporan keuangan dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Alat analisis utama yang digunakan adalah regresi linieer berganda dengan uji statistik atas faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan penyajian laporan keuangan. Kedua : penelitian kepustakaan, dengan melakukan penelitian terhadap buku, majalah, artikel, cd room, internet dan sumber lain yang memberi masukan mengenai standar akuntansi, pengalaman kinerja perusahaan dan hal lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Tujuan dari penelitian kepustakakan adalah untuk memberikan pesan analisis yang baik dan tepat bagi realitas yang ada.
Yuyun Iriani Pujiastuti
Jurnal Penelitian
Variabel dan Pengukurannya a.
Variabel Dependen Variabel dependen penelitian ini adalah ketaatan penyajian laporan keuangan. Variabel ini mengukur berapa banyak butir laporan keuangan yang disajikan atau diungkapkan oleh perusahaan. b. Variabel Independen Ada lima variabel independen yang hendak diuji dalam penelitian ini dalam hubungannya dengan pengaruh yang demikian terhadap ketaatan penyajian laporan keuangan perusahaan publik yaitu : 1. Kinerja perusahaan. Untuk mengukur kinerja perusahaan penelitian ini menggunakan Profitabilitas (ROA)
ROA 2.
EAT TotalAktiva
Rasio hutang, rasio hutang diukur dengan membagi jumlah hutang dengan equitas. Debt To Equity Ratio (DER) =
3. 4. 5.
TotalHu tan g TotalEquitas
Ukuran perusahaan : menggunakan total Asset yang terdapat pada neraca dan dilambangkan dengan TOTAS Proporsi pemegang saham publik menunjukkan prosentase saham beredar yang berada di tangan publik dan dilambangkan dengan PROP Liquiditas yaitu dengan menggunakan rasio lancar yang diukur dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar dilambangkan dengan CURRENT RATIO (CURRAT). Current Ratio
=
AktivaLancar Hu tan gLancar
Tabel 2 : Pengukuran Variabel Yang Diteliti VARIABEL INDIKATOR TERUKUR Variabel Dependen Ketaatan Penyajian L/K Variabel Independen 1. Kinerja Perusahaan Profitabilitas =
2. Rasio Hutang
3.Ukuran Perusahaan 4.Proporsi Pemegang Saham Publik 5.Likuiditas
Yuyun Iriani Pujiastuti
EAT HartaLancar TotalHu tan g TotalEquitas Total Asset
JumlahSahamPublik TotalSaham AktivaLancar Hu tan gLancar
SKALA
SUMBER DATA
INSTRUMEN
Rasio
Skunder
Lap. Keuangan
Rasio
Skunder
Lap. Keuangan
Rasio
Skunder
Lap. Keuangan
Rasio
Skunder
Lap. Keuangan
Rasio
Skunder
Lap. Keuangan
Rasio
Skunder
Lap. Keuangan
Jurnal Penelitian
Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian Pengujian Asumsi Klasik Uji Autokorelasi Asumsi autokorelasi diuji dengan menggunakan uji Durbin Watson. Adapun hipotesis nol adalah tidak terdapat autokorelasi. Hipotesis nol diterima jika nilai Durbin Watson (dhitung) lebih besar dari batas atas nilai Durbin Watson dari nilai tabel (dtabel). Nilai tabel didapatkan batas atas sebesar dtabel = 1,08. Dari hasil perhitungan ini telah terbebas dari adanya autokorelasi, karena nilai Durbin Watson hitung (dhitung = 1,373) lebih besar dari nilai Durbin Watson tabel (dtabel = 1,08). Tabel 2 : Nilai Hasil Perhitungan Durbin Watson Model Var. Dependen Var. Independen
1
TK
ROA,DER,TOTAS, PROP, CURRAT
Nilai D-W
1,373
Uji Multikolinearitas Asumsi multikolinearitas terjadi apabila antar variabel bebas terdapat hubungan yang signifikan. Dalam penelitian ini adanya uji multikolinearitas dilihat berdasarkan Variance Inflation Factor (VIF). Adapun aturan yang digunakan adalah terdapat multikolinearitas apabila nilai VIF lebih besar dari 10. Dari hasil multikolinearitas diketahui bahwa model ini yaitu nilai VIF lebih kecil dari 10. Maka, tidak terjadi multikolinearitas pada penelitian ini. Tabel 3 : Nilai Hasil Perhitungan VIF Model Var. Independen Nilai VIF 1 ROA 3,802 DER 1,357 TOTAS 1,411 PROP 4,489 CURRAT 2,611 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi apabila varians pengganggu tidak mempunyai varians yang sama untuk semua observasi, sehingga mengakibatkan penaksiran regresi tidak efisien. Dengan menggunakan uji Park, nilai pada variabel independen menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dengan demikian model regresi yang dibuat tidak terbukti ada heteroskedastisitas, sehingga penaksiran regresi adalah efisien. Tabel 4 : Nilai Hasil Perhitungan Uji Park Variabel B Signifikan ROA 1,206 0,455 DER 3,035 0,417 TOTAS 0,024 0,361 PROP 0,057 0,738 CURRAT 1,281 0,332
Yuyun Iriani Pujiastuti
Jurnal Penelitian
Uji Hipotesis antara variabel Bebas (Kinerja Perusahaan, Rasio Hutang, Ukuran Perusahaan, Proporsi Pemegang Saham, Liquiditas) (X) dengan Ketaatan Penyajian Laporan Keuangan (Y) Hipotesis penelitian adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara variable bebas (Kinerja Perssahaan, Rasio Hutang, Ukuran Perusahaan, Proporsi Pemegang Saham, Liquiditas) (X) terhadap Ketaatan Penyajian Laporan Keuangan (Y). Hipotesis statistik sebagai berikut : H0 : y .12345 = 0 H1 :
y .12345
Tabel 6 : Nilai
>
0
rx1 y dan thitung serta keputusan statistik dari uji Hipotesis
Korelasi Antara
Koefisien Korelasi
Koefisien Determinasi
thitung
X1 dan Y X2 dan Y X3 dan Y X4 dan Y X5 dan Y
0.91 0.93 0.90 0.83 0.94
83 % 86% 81% 69% 88%
5.408 8.85 7.46 4.28 4.65
Kesimpulan karena thitung > ttabel pada taraf signifikansi terdapat pengaruh yang sangat signifikan atau sangat berarti.
ttabel
= 0.05 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75
Kesimpulan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
= 0.05 maka H0 ditolak berarti
Uji Pengaruh Secara Simultan Uji Hipotesis antara variabel Bebas (Kinerja Perusahaan, Rasio Hutang, Ukuran Perusahaan, Proporsi Pemegang Saham, Liquiditas) (X) dengan Ketaatan Penyajian Laporan Keuangan (Y)
4.1
Uji Pengaruh Secara Simultan Analisis parsial menunjukkan keeratan hubungan, demikian juga secara simultan yaitu variabel bebas secara bersama-sama (Kinerja Perusahaan, Rasio Hutang, Ukuran Perusahaan dan Proporsi Pemegang Saham serta Liquiditas sangat mempengaruhi Ketaatan Penyajian Laporan Keuangan) mempengaruhi variabel terikat, hal ini sesuai dengan hasil perhitungan statistik dan analisis secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat , berikut ini :
Yuyun Iriani Pujiastuti
Jurnal Penelitian
Coefficientsa Unstandard.
Standard.
Coefficients
Coefficients
Collinearity Correlations
Std. Model
B
1 (Constant)
60.665
Error
Statistics
ZeroBeta
t
2.531
Sig.
23.966
.000
order Partial
Part
Tolerance
VIF
Kinerja Perusahaan
8.070 11.822
.515
3.683
.512
.907
.222
.048
.097 7.298
Rasio Hutang
4.948
2.167
.557
2.284
.048
.926
.606
.161
.084 9.947
.006
.061
.710
1.373
.718
.900
.123
.026
.070 9.344
.078
.106
.325
.735
.481
.830
.238
.052
.173 5.793
2.427
.703
.605
3.451
.007
.936
.755
.244
.162 6.167
Ukuran Perusahaan Proporsi Pemegang Saham Liquiditas
a. Dependent Variable: Laporan Keuangan
Uji Hipotesis antara variabel Bebas (Kinerja Perusahaan, Rasio Hutang, Ukuran Perusahaan, Proporsi Pemegang Saham, Liquiditas) (X) dengan Ketaatan Penyajian Laporan Keuangan (Y) Hipotesis penelitian adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara variable bebas (Kinerja Perssahaan, Rasio Hutang, Ukuran Perusahaan, Proporsi Pemegang Saham, Liquiditas) (X) terhadap Ketaatan Penyajian Laporan Keuangan (Y). Hipotesis statistik sebagai berikut : H0 : y .12345 = 0
y.12345 > 0 Hasil perhitungan didapat persamaan regresi multipel sebagai berikut yˆ 21.63 77.76 X 1 0.25 X 2 0.05 X 3 0.04 X 4 7.95 X 5 .Hasil perhitungan menghasilkan koefisien korelasi multipel Rxy = 0.96 dan koefisien determinasinya KD = 93% serta uji-F yaitu Fhitung = 38.367 sedangkan Ftabel = 6.06. hal ini sesuai dengan hasil perhitungan statistik dan analisis ANOVA secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat , berikut ini : H1 :
Yuyun Iriani Pujiastuti
Jurnal Penelitian
ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression Residual
df
Mean Square
705.384
5
141.077
33.093
9
3.677
F 38.367
Sig. .000a
Total 738.478 14 a. Predictors: (Constant), Liquiditas, Proporsi Pemegang Saham, Rasio Hutang, Kinerja Perusahaan, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Laporan Keuangan Dengan demikian kesimpulan karena Fhitung > Ftabel pada taraf signifikansi ditolak berarti terdapat pengaruh yang sangat signifikan atau sangat berarti
= 0.05 maka H0
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Penyajian Laporan Keuangan Kinerja Perusahaan Penelitian ini mengambil Profitabilitas sebagai proxy dari kinerja perusahaan (variabel ROA). Dari hasil pengujian statistik ternyata variabel ROA secara signifikan mempunyai hubungan positif dengan tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan. Secara teoritis bahwa perusahaan yang sehat dan berkinerja baik maka akan terwujud dalam pengelolaan yang baik pula. Pengelolaan perusahaan yang baik dicirikan antara lain dengan kepatuhan terhadap ketentuan, keterbukaan dan akuntabilitas. Sejalan dengan hasil penelitian Arsjah (2000) bahwa corporate governance (ketaatan) mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan sehingga penelitian ini memberikan masukan bahwa kinerja perusahaan berhubungan positif dengan tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan. Sebuah vice versa yang menarik. Namun masih perlu diteliti lebih lanjut apakah corporate governance (ketaatan) yang terlebih dahulu ada dan mendorong kinerja atau sebaliknya. Mengenai pilihan ROA sebagai proxy kinerja perusahaan perlu diketahui bahwa telah tercipta keeratan hubungan sebesar 0.91 dengan kontribusi sebesar 83% . Profitabilitas hanya valid untuk mengukur kinerja perusahaan jika bernilai positif. Profitabilitas bernilai positif salah satunya ditentukan dari nilai ekuitas. Dalam keadaan di Indonesia dimana banyak perusahaan dengan ekuitas negatif, mengalami defisiensi modal, maka penggunaan ROA menjadi alat seleksi. Artinya hanya perusahaan dengan ekuitas yang positif yang menjadi sampel penelitian. Perusahaan dengan ekuitas positif tentu juga mempunyai tingkat kesehatan yang relatif lebih baik dari yang berekuitas negatif. Ratio Hutang Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio (DER) sebagai proxy hutang. Secara teoritis rasio hutang ini akan mempengaruhi tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib melalui pewajiban pemberian informasi yang lebih banyak terhadap hutang yang telah digunakan. Kreditor membutuhkan informasi mengenai tingkat kemungkinan pengembalian hutang yang telah diberikan. Semakin tinggi hutang yang diambil, semakin besar rasio hutang, maka semakin tinggi pula tuntutan untuk memberikan informasi mengenai hutang tersebut. Analisis secara statistik membuktikan rasio hutang variabel DER secara signifikan mempunyai hubungan positif dengan tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan apa yang telah diuraikan di atas bahwa tingkat keeratan hubungan yang terjadi sebesar 0.93 dengan kontribusi sebesar 86%. Hal ini sesuai dengan hipotesa yang diajukan oleh Gray, Sweeney, dan Shaw (1994) companies with lower debt ratio are expected to have higher level of investor – oriented disclosures maka debt equity ratio berhubungan terhadap tingkat pengungkapan. Secara
Yuyun Iriani Pujiastuti
Jurnal Penelitian
umum tingkat pengungkapan dapat dibedakan pengungkapan secara sukarela dan pengungkapan secara wajib. Penelitian Fitriani (2001) mengungkapkan tingkat leverage berhubungan positif dengan tingkat pengungkapan wajib. Penelitian ini menyumbangkan sesuatu yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat hutang dengan tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan wajib sebagai bentuk kontribusi pengaruh yang dapat disajikan daripada ratio hutang. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah bentuk proxy dari total aktiva yang digunakan dalam penelitian ini. Penyusunan laporan keuangan tentu membutuhkan biaya sehingga secara teoritis perusahaan dengan ukuran besar akan semakin mampu menyajikan laporan keuangan yang semakin tinggi tingkat ketaatannya. Ukuran perusahaan berhubungan positif dengan tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan wajib. Analisis secara statistik membuktikan ukuran perusahaan variabel TOTAS secara signifikan mempunyai hubungan positif dengan tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan hipotesa yang diajukan oleh Gray, Sweeney, dan Shaw (1994) dan hasil penelitian Fitriani (2001) yang menunjukkan adanya hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan tingkat pengungkapan. Perlu diperhatikan juga secara teoritis bahwa terdapat hubungan secara signifikan antara ukuran perusahaan dengan tingkat ketaatan pada arah yang negatif atau tingkat ketaatan yang telah disesuaikan. Hal ini berbeda dengan apa yang diuraikan di atas dan perlu diingat perbedaan karakteristik yang dapat menyebaqbkan perbedaan hasil penelitian. Hasil penelitian ini secara analisis statistik membuktikan bahwa ukuran perusahaan variabel TOTAS secara signifikan mempunyai hubungan positif dengan tingkat keeratan sebesar 0.90 dan kontribusinya sebesar 81% pada ketaatan penyajian laporan keuangan Proporsi Pemegang Saham Publik Proporsi pemegang saham publik variabel PROP merupakan sebuah variabel baru dalam penelitian mengenai penyajian laporan keuangan. Variabel ini hendak mengukur apakah terdapat hubungan positif antara peran pemegang saham publik dengan ketaatan penyajian laporan keuangan. Kekhasan perusahaan terbuka, pemegang saham publik dapat mempengaruhi dan melakukan pengawasan atas perusahaan melalui rapat umum pemegang saham. Rencana Usaha Pemegang Saham (RUPS) yang merupakan organ perusahaan tertinggi dimana keputusankeputusan penting seperti penggantian direksi, komisaris, pemilihan akuntan publik, pembagian deviden, dlsb mendapatkan pengesahan. Analisis pengujian statistik memberikan kesimpulan hipotesa proporsi pemegang saham mempunyai hubungan positif dengan ketaatan laporan keuangan wajib dapat diterima terutama untuk tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan yang disesuaikan, artinya proporsi pemegang saham publik berhubungan dengan ketaatan penyajian laporan keuangan secara signifikan. Dari karakteristik sampel penelitian terlihat bahwa hampir sekitar 40% sampel penelitian dimana publik menguasai 20% saham yang beredar dengan pengertian bahwa publik akan punya pengaruh yang signifikan terhadap pengelolaan perusahaan. Meskipun emiten di bursa efek Jakarta dapat disebut sebagai perusahaan publik dengan proporsi pemegang saham publik yang minim ternyata publik punya pengaruh terhadap pengurusan perusahaan. Pengaruh tersebut terlihat dari adanya hubungan positif antara proporsi pemegang saham publik dengan tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan. Semakin besar proporsi pemegang saham publik semakin tinggi pula tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan yang disesuaikan. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan statistik bahwa tingkat keeratan hubungannya sebesar 0.83 sedangkan kontribusinya sebesar 69%.
Yuyun Iriani Pujiastuti
Jurnal Penelitian
Liquiditas Secara teoritis kesiapan dana dari sebuah perusahaan akan lebih meningkatkan kualitas dan kesiagaan penyiapan laporan keuangan. Liquiditas bertugas membantu memberikan kekuatan pada perusahaan dalam penyiapan laporan keuangan sehingga jelas akan meningkatkan tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan melalui ketaatan terhadap standar akuntansi atau peraturan mengenai laporan keuangan. Analisis secara statistik membuktikan liquiditas variabel CURRAT secara signifikan mempunyai hubungan positif dengan tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan. Hipotesa awal bahwa liquiditas berpengaruh terhadap ketaatan penyajian laporan keuangan secara statistik dapat diterima. Hal dapat dilihat bahwa tingkat keeratan hubungan yang terjadi adalah 0.94 dengan kontribusi sebesar 88%. Dengan demikian jelas bahwa tingkat ketaatan suatu perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah kinerja perusahaan, ratio hutang perusahaan, ukuran perusahaan dan proporsi pemegang saham perusahaan serta liquiditas. Hal ini dilihat dari analisis hasil perhitungan secara keseluruhan dapat memberikan membuktikan bahwa pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan keeratan hubungannya sebesar 0.95 dengan kontribusi sebesar 89% pada taraf signifikansi = 0.05 atau dengan tingkat kesalahan 5%. Kesimpulan Dari hasil perhitungan penelitian disimpulkan : Kinerja perusahaan, ratio hutang perusahaan, ukuran perusahaan dan proporsi pemegang saham publik serta liquiditas secara bersama-sama mampu menjelaskan secara signifikan variasi tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib.
Yuyun Iriani Pujiastuti
Jurnal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Arsyah, Ragina Jansen, Pengaruh Corporete Governance Pada Kinerja Perusahaan di Bursa Efek Jakarta, Karya Akhir, 2000, MAKSI-UI, Jakarta. Bapepam, Keputusan Nomor : Kep-97/PM/1996 tanggal 28 Mei 1996 diubah dengan Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Ben, Daniel A., The Determinants of Information Disclosed About Corporetion Restructuring, Oktober 1999, http ://ssrn.com/abstrac=186968 Mei 2003 Bradshaw, Mark T., dan Gregory S. Miller, Are Detailed Accounting Standards Sufficient to Ensure Compliance ? Evidence From Non-US Firm Adopting US GAAP, May 2002, http://papers.ssrn.com, April 2004 Basri, Z, Khomsiyah, dan Ayati, Hubungan Antara Faktor Keuangan dan Tingkat Ketaatan Perusahaan Publik Trhadap Regulasi Informasi Pasar modal, Laporan Penelitian, Universitas Trisakti. Darmawati, D. Dan I. Anis, Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan, Laporan Penelitian, 1999, Universitas Trisakti. Fitriani, Analisis Kecukupan Pengungkapan Informasi pada Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi Kerugian Go Publik, Karya Akhir, 2000, MAKSI-UI Jakarta. Jonas, Gregory J. Dan Jeanot Blancet, Assessing Quality Of Financial Reporting, Accounting Horisons, Vol. 14 No. 3, September 2004. Sitanggang, Jati Pingkir, Faktor-Faktor Penentu Tingkat Pengungkapan Sukarela Serta Pengaruh Pengungkapan Sukarela Terhadap Tingkat Likuiditas dan Volatilitas Harga Saham di Bursa Efek Jakarta, Disertasi, Pasca Sajana FEUIJakarta, 2002 Suripto, Bambang, The Firm Characteristic Effect to Extent of Voluntary Disclosure In The Annual Report, Simposium Nasional Akuntansi II IAI-KAP, September 1999 Tjakradinata, Emma Siamuljati, Studi Empiris Kualitas Pengungkapan Laporan Tahunan dan Pengaruhnya Terhadap Dispresi Harga Saham Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta, Tesis, Pasca Sarjana FEUI, Jakarta, 2005 Santoso, Singgih, Latiahn SPSS Statistik Parametrik, PT. Media Komputindo, Jakarta, 2007. Levin, Richard I., dan David S. Rubin, Statistics For Management, 7th ed, PrenticeHall International Inc, New Jersey, 1998. Levitt, Arthur, The Importance Of Hight Quality Accounting Standards, Horisons, Vol. 12 No. 3, Maret 1998
Yuyun Iriani Pujiastuti