Analisis Alokasi Dana Desa dalam Meningkatkan Pendapatan Penduduk Miskin di Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso Ridwan Bempah
[email protected] (Mahasiswa Program Studi Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas Tadulako)
Abstract Village Fund Allocation (ADD) not yet optimal push the make-up of earnings of impecunious resident, so that affect progress of rural economics in Village of Lanto Jaya, Village of Bega, and Village of Toini, Sub-District of Poso Pesisir, Sub-Province of Poso. This Research aim to to analisys the condition of Inhabitant Poor Income Village of Lanto Jaya, Village of Bega, and Village of Toini, Sub-District of Poso Pesisir, Sub-Province of Poso with existence of Village Fund Allocation program in the form of Minimal Village Fund Allocation program (ADDM) and Proportional Village Fund Allocation (ADDP). Analysing the condition of economic in Village of Lanto Jaya, Village of Bega, and Village of Toini Sub-District of Poso Pesisir, Sub-Province of Poso with existence of Village Fund Allocation program in the form of Minimal Village Fund Allocation program and Proportional Village Fund Allocation. By using descriptive statistical analysis, and method of likert, obtained by result of research indicating that inhabitant of poor comments in three village is agreing to Village Fund Allocation program in the form Minimal Village Fund Allocation program and Proportional Village Fund Allocation in pushing the makeup of its income. This comments agree with score mean is overall of comments equal to 3,68 in Village of Lanto Jaya; in Village of Bega equal to 3,55; and Village of Toini equal to 3,18. impecunious resident comments in three village to progress of rural economics with existence of Village Fund Allocation program in the form of; Minimal Village Fund Allocation program and Proportional Village Fund Allocation obtained by comments agree posed at by score mean is overall of comments in Village of Lanto Jaya equal to 3,89; in Village of Bega equal to 5,00. Inhabitant of poor comments in Village of Toini equal to 1,69 which burden disagree with statement related to progress of economics of village with existence of Village Fund Allocation program. Keywords: Village Fund Allocation, Inhabitant Poor Income. Pembangunan di daerah pedesaan saat ini telah menjadi prioritas sebagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dibutuhkan sejumlah anggaran yang berasal dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Penekanan pembangunan di daerah pedesaan dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan (Kuncoro, 2006: 523). Pembangunan di daerah pedesaan memiliki perbedaan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Bagi daerah yang memiliki sumberdaya yang melimpah, maka
pembangunanannya cenderung baik dibandingkan dengan daerah yang memiliki sumberdaya terbatas. Disamping itu, perbedaan peraturan yang diterbitkan oleh masing-masing daerah yang menjadi dasar pelaksanaan pembangunan juga dapat menyebabkan perbedaan dalam pelaksanaan pembangunan. Pelaksanaan pembangunan di daerah pedesaan secara teknis sangat tergantung pada peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah masing-masing daerah untuk kepentingannya sendiri, sehingga menjadi dasar dalam proses penyusunan sampai pada pelaksanaan pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional (Kuncoro, 2006: 530).
55
56 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 2, April 2013 hlm 55-66
Dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan daerah, khususnya di Kabupaten Poso, telah dilakukan berbagai bentuk penganggaran berupa Bantuan Anggaran Desa (BANGDES), dan dalam bentuk dana ganjaran yang diperuntukan bagi desa yang pengelolaannya diserahkan kepada kepala desa. Sejak Tahun 2012, pemerintah Kabupaten Poso menganggarkan total Alokasi Dana Kabupaten sejumlah Rp. 15.599.990.000,00. Dari sejumlah dana tersebut, sekitar 60% dilakokasikan sebagai Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM) dan sebesar 40% sebagai Alokasi Dana Desa Proporsional (ADDP). Penetapan pembagian Alokasi Dana Desa di Kabupaten Poso untuk 133 desa didasarkan pada bobot indikator, yaitu kemiskinan 0,40; keterjangkauan 0,10; luas wilayah 0,20; serta jumlah penduduk 0,30; yang selanjutnya bobot untuk setiap indikator dijumlah sehingga mencapai angka bobot 100 (Lampiran Keputusan Bupati Poso, 2012).
ISSN: 2302-2019
Peraturan Daerah Nomor 27 tahun 2008 tentang Alokasi Dana Desa diharapkan dapat mempercepat pencapaian tujuan pembangunan pada setiap desa di Kabupaten Poso. Penggunaan dana yang dialokasikan untuk setiap desa di Kabupaten Poso ditujukan untuk pembangunan segala infrastruktur yang dianggap dapat mendorong perekonomian pedesaan. Kondisi kemiskinan, keterjangkauan, luas wilayah, dan jumlah penduduk menjadi dasar pelaksanaan program Alokasi Dana Desa yang disalurkan dalam bentuk Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional. Program Alokasi Dana Desa telah dilaksanakan sejak Tahun 2007, dan di Tahun 2012 masih dilanjutkan. Alokasi Dana Desa Minimal sama jumlahnya untuk setiap desa. Perbedaannya hanyalah pada besarnya jumlah Alokasi Dana Desa Proporsional, sehingga menyebabkan jumlah Alokasi Dana Desa untuk setiap desa berbeda-beda (Lampiran Keputusan Bupati Poso, 2012).
Tabel 1. Jumlah Alokasi Dana Desa di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini, Tahun 2012 No. 1. 2. 3.
Desa Lanto Jaya Bega Toini
ADDM
ADDP
70.375.895 70.375.895 70.375.895
43.716.083 31.202.696 50.854.623
Sumber: Keputusan Bupati Poso Nomor 188/0652/2012
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini difokuskan pada respon masyarakat, khususnya penduduk miskin terhadap program Alokasi Dana Desa. Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi pendapatan penduduk miskin di Desa Lantojaya, Desa Bega, dan Desa Toini, Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso dengan adanya program Alokasi Dana Desa dalam bentuk Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional.
2. Bagaimana kondisi perekonomian di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso dengan adanya Program Alokasi Dana Desa dalam bentuk Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional. METODE Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif. Sugiyono (2009: 11) menyebutkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
Ridwan Bempah, Analisis Alokasi Dana Desa dalam Meningkatkan Pendapatan
mengetahui nilai variabel minimal, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah keluarga miskin yang terdapat pada Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini sebanyak 269 Kepala Keluarga (KK).
....................................………… 57
Keluarga miskin di Desa Lanto Jaya sebanyak 123 kepala keluarga. Di Desa Bega sebanyak 21 kepala keluarga. Di Desa Toini sebanyak 125 kepala keluarga. Jumlah sampel yang dianggap dapat mewakili populasi penelitian, didasarkan atas pendapat Slovin, sehingga diperoleh ukuran sampel pada setiap desa yaitu:
Tabel 2. Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian Responden Desa Lanto Jaya Desa Bega Desa Toini
Jumlah Keluarga Miskin 123 21 125 Total
Perhitungan Sampel (73 / 269) x 123 (73 / 269) x 21 (73 / 269) x 125
Jumlah Sampel 33 6 34 73
Sumber: Lampiran Keputusan Bupati Poso, Nomor 188.45/0652/2012 (data diolah kembali).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik sampel insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009: 122). Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif dan Metode Likert. Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa penulis menggunakan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran tanggapan responden mengenai pengelolaan dan pemanfaatan program Alokasi Dana Desa Minimal, serta Alokasi Dana Desa Proporsional di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso. Analisis terhadap tanggapan responden berdasarkan pertanyaan penelitian, didukung oleh metode likert. Pembagian bagaimana tanggapan responden penelitian terhadap sejumlah pernyataan dalam kuisioner penelitian sebagai berikut: 1. Tanggapan sangat setuju (SS) 2. Tanggapan setuju (S) 3. Tanggapan ragu-ragu (RR) 4. Tanggapan tidak setuju (TS)
5. Tanggapan sangat tidak setuju (STS) Sugiyono (2009: 107), menyebutkan bahwa alasan menggunakan skala likert karena skala tersebut dapat membedakan subjek yang diamati berdasarkan perbedaan derajat ciri ordinal yang mereka miliki secara khas terwujud dalam gejala kesikapan. Pada skala likert, penilaian tentang intensitas tanggapan responden terhadap variabelvariabel penelitian berdasarkan deviasi normal, yaitu cara memberi bobot tertinggi bagi jawaban yang favorable dan memberikan bobot terendah bagi jawaban yang tidak favorable. Selanjutnya dikatakan bahwa datadata yang diperoleh dari pengukuran instrumen sikap dengan skala likert adalah data interval. Likert (Azwar, 1997: 139), menyebutkan bahwa penentuan skala model likert dilakukan dengan menggunakan deviasi normal yang bergerak dari angka 1 (satu) sampai 5 (lima). Berdasarkan skala likert, maka dilakukan pembagian bagaimana tanggapan responden penelitian terhadap sejumlah pernyataan yang termuat dalam kuisioner penelitian. Adapun pilihan tanggapan yang disediakan diberi pilihan dengan bobot sebagai berikut: 1. Tanggapan sangat setuju diberi bobot 5 2. Tanggapan setuju diberi bobot 4 3. Tanggapan ragu-ragu diberi bobot 3
58 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 2, April 2013 hlm 55-66
4. Tanggapan tidak setuju diberi bobot 2 5. Tanggapan sangat tidak setuju diberi bobot 1 Metode analisis likert menggunakan prosedur penskalaan terhadap perbedaan tanggapan responden penelitian, dan selanjutnya akan dilakukan tabulasi, serta selanjutnya dilakukan perhitungan untuk nilai rata-rata skor pernyataan berdasarkan kategori responden dengan menggunakan formulasi: fy Y = n
= Rata-rata skor Y pernyataan f = Frekuensi pemilih setiap kategori responden n = Banyaknya subyek dalam suatu kelompok Sugiyono (2009: 135), menyebutkan bahwa perhitungan skor rata-rata pernyataan selanjutnya disusun secara kontinum. Berdasarkan pendapat ini, maka skor rata-rata tanggapan terhadap pernyataan pada masingmasing daerah penelitian disusun secara kontinum dalam bentuk sebagai berikut.
Keterangan: STS
LT BG TN
TS
ISSN: 2302-2019
RG
ST
SS
33 66 99 115,5 132 165 6 12 18 21 24 30 34 68 102 119 136 170 Grafik 1. Skor Rata-Rata Pernyataan Secara Kontinum
Keterangan: LT : Desa Lanto Jaya BG : Desa Bega TN : Desa Toini Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item terhadap tanggapan responden atas pernyataan pada kuisioner penelitian untuk responden di Desa Lano Jaya (5 x 33 = 165) jika seandainya semua menjawab SS dan sebesar 33 jika semua menjawab STS, demikian pula untuk desa-desa yang lain. Jumlah skor yang diperoleh untuk Desa Lanto Jaya sebesar 115,5 (diperoleh dari penjumlahan angka 99 dan 33/2), yang berada pada daerah setuju. Jumlah skor untuk Desa Bega sebesar 21 (diperoleh dari penjumlahan angka 18 dan 6/2). Jumlah skor untuk Desa Toini sebesar 119 (diperoleh dari penjumlahan angka 34 dan 102/2), Dengan demikian, skor sebesar 115,5; 21; dan 119 memberikan sebuah kesimpulan bahwa tanggapan responden setuju terhadap pernyataan yang dimaksudkan dalam kuisioner. Agar tanggapan pada masingmasing desa penelitian dapat ditarik kesimpulan secara terpisah, maka dilakukan
penentuan berdasarkan jumlah responden penelitian pada masing-masing desa dengan menggunakan cara yang sama. HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkatan Umur dan Tingkat Pendidikan Responden Penelitian Responden penelitian yang terdapat pada tiga desa didominasi oleh penduduk miskin yang berusia di atas 50 tahun. Tingkat pendidikan responden penelitian di tiga desa bervariasi. Di Desa Lanto Jaya tingkat pendidikan penduduk miskin lebih banyak berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD). Di Desa Bega juga didominasi oleh pendidikan lebih banyak berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar. Berbeda dengan tingkat pendidikan penduduk di Desa Toini yang lebih banyak memiliki pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/Sederajat dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/Sederajat.
Ridwan Bempah, Analisis Alokasi Dana Desa dalam Meningkatkan Pendapatan
Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini Alokasi Dana Desa Minimal yang dibagikan kepada Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini besarannya adalah sama, yaitu Rp. 70.375.895,00. Jumlah Alokasi Dana Desa Minimal yang besarannya sama disebabkan oleh bobot indikator untuk masing-masing desa sama yaitu; kemiskinan 0,40; keterjangkauan 0,10; luas wilayah 0,20; serta jumlah penduduk 0,30; yang selanjutnya bobot untuk setiap indikator dijumlah sehingga mencapai angka bobot 100 (Lampiran Keputusan Bupati Poso, 2012). Besarnya Alokasi Dana Desa Minimal yang diperuntukan bagi ketiga desa masing-masing sebesar Rp. 70.375.895 (Keputusan Bupati Poso Nomor 188.45/0652/2012). Perbedaan pembagian Alokasi Dana Desa Proporsional untuk setiap desa disebabkan oleh perbedaan jumlah keluarga miskin, keterjangkauan, luas wilayah, serta jumlah penduduk. Perbedaan jumlah dari setiap indikator inilah yang dijadikan dasar dalam melakukan perhitungan berapa besar jumlah Alokasi Dana Desa Proporsional yang dapat diterima untuk masing-masing desa berdasarkan asas keadilan. Besarnya Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa Lanto Jaya Rp. 43.716.083. Desa Bega sebesar Rp. 16.471.902. Desa Toini sebesar Rp. 50.854.623 (Keputusan Bupati Poso Nomor 188.45/0652/2012).
....................................………… 59
Pendapatan Responden Penelitian di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini (Y) Rata-rata pendapatan rumah tangga miskin di Desa Lanto Jaya Rp. 386.364,00. Pendapatan rumah tangga miskin tertinggi sebesar Rp. 600.000,00. Pendapatan rumah tangga miskin terendah sebesar Rp. 200.000,00. Pendapatan rumah tangga miskin di Desa Lanto Jaya yang diperoleh perbulan tidak menentu, sebagai akibat dari pekerjaan yang mereka lakukan terkadang belum tentu memberikan hasil yang dapat memenuhi kebutuhan apalagi untuk ditabung. Rata-rata pendapatan rumah tangga miskin di Desa Bega Rp. 925.000,00. Pendapatan rumah tangga miskin tertinggi sebesar Rp. 1.700.000,00. Pendapatan rumah tangga miskin terendah Rp. 400.000,00. Masyarakat di Desa Bega yang tergolong sebagai rumah tangga miskin terkadang dapat memperoleh penghasilan tertinggi Rp. 1.700.000,00. Hanya saja tingginya pendapatan yang terkadang diperoleh tidak dapat dipertahankan, sebab besarnya pendapatan yang diperoleh tergantung dari jenis dan harga dari komoditas yang dapat dihasilkan. Tanggapan Masyarakat di Desa Lanto Jaya terhadap Program Alokasi Dana Desa Tanggapan masyarakat di Desa Lanto Jaya terhadap program Alokasi Dana Desa pada keseluruhan item pernyataan pada kuisioner penelitian, dijabarkan berdasarkan persentase dan skor untuk setiap tanggapan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
60 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 2, April 2013 hlm 55-66
ISSN: 2302-2019
Tabel 3. Tanggapan Masyarakat di Desa Lanto Jaya terhadap Program Alokasi Dana Desa yang diberikan dalam bentuk Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional Skor Tanggapan Terhadap Setiap Pertanyaan No.
***** 5 %
Skor
4
**** %
Skor
*** 3
%
Skor
** 2
%
Skor
* 1
%
Skor
Σ Skor
Ø Skor
1.
31
93.94
155
2
6.06
8
0
0.00
0
0
0.00
0
0
0.00
0
163
4.94
2.
26
78.79
130
7
21.21
28
0
0.00
0
0
0.00
0
0
0.00
0
158
4.79
3.
25
75.76
125
8
24.24
32
0
0.00
0
0
0.00
0
0
0.00
0
157
4.76
4.
0
0.00
0
0
0.00
0
0
0.00
0
33
100.00
66
0
0.00
0
66
2.00
5.
0
0.00
0
33
100.00
132
0
0.00
0
0
0.00
0
0
0.00
0
132
4.00
6.
0
0.00
0
33
100.00
132
0
0.00
0
0
0.00
0
0
0.00
0
132
4.00
7.
5
15.15
25
28
84.85
112
0
0.00
0
0
0.00
0
0
0.00
0
137
4.15
8.
6
18.18
30
27
81.82
108
0
0.00
0
0
0.00
0
0
0.00
0
138
4.18
9.
0
0.00
0
0
0.00
0
0
0.00
0
33
100.00
66
0
0.00
0
66
2.00
10.
0
0.00
0
0
0.00
0
1
3.03
3
32
96.97
64
0
0.00
0
67
2.03
Sumber: Kuesioner Penelitian (Data Diolah Kembali), 2012 Keterangan: ***** = Sangat Setuju (5) **** = Setuju (4) *** = Ragu-Ragu (3)
** * Σ Ø
= = = :
Tidak Setuju (2) Sangat Tidak Setuju (1) Jumlah Rata-Rata
Seluruh tanggapan yang diberikan oleh responden penelitian yang ada di Desa Lanto Jaya terhadap program Alokasi Dana Desa adalah besarnya rata-rata skor seluruh pernyataan sebesar 3,68 yang berarti tanggapan responden berada pada posisi setuju.
Tanggapan Masyarakat di Desa Bega terhadap Program Alokasi Dana Desa Tanggapan masyarakat di Desa Bega terhadap program Alokasi Dana Desa pada keseluruhan item pernyataan pada kuisioner penelitian, dijabarkan berdasarkan persentase dan skor untuk setiap tanggapan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Tanggapan Tanggapan Masyarakat di Desa Bega terhadap Program Alokasi Dana Desa yang diberikan dalam bentuk Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional *****
No.
Skor
Skor Tanggapan Terhadap Setiap Pertanyaan **** *** ** Skor Skor 4 % 3 % 2 %
Skor
Σ Skor
Ø Skor
0.00
0
24
4.00
0.00
0
21
3.50
0
0.00
0
25
4.17
0
0
0.00
0
21
3.50
0.00
0
0
0.00
0
21
3.50
0
0.00
0
0
0.00
0
20
3.33
9
0
0.00
0
0
0.00
0
22
3.67
0.00
0
1
16.67
2
0
0.00
0
23
3.83
1
16.67
3
4
66.67
8
0
0.00
0
15
2.50
1
16.67
3
1
16.67
2
0
0.00
0
21
3.50
5
%
1.
0
0.00
0
6
100.00
24
0
0.00
0
0
0.00
2.
0
0.00
0
3
50.00
12
3
50.00
9
0
0.00
3.
1
16.67
5
5
83.33
20
0
0.00
0
0
4.
0
0.00
0
3
50.00
12
3
50.00
9
5.
0
0.00
0
3
50.00
12
3
50.00
6.
0
0.00
0
2
33.33
8
4
7.
1
16.67
5
2
33.33
8
8.
1
16.67
5
4
66.67
9.
0
0.00
0
1
10.
0
0.00
0
4
* Skor
1
%
0
0
0
0
0.00
0
0
0.00
9
0
66.67
12
3
50.00
16
0
16.67
4
66.67
16
Sumber: Kuesioner Penelitian (Data Diolah Kembali), 2012 Keterangan: ** ***** = Sangat Setuju (5) * **** = Setuju (4) Σ *** = Ragu-Ragu (3) Ø
= = = :
Tidak Setuju (2) Sangat Tidak Setuju (1) Jumlah Rata-Rata
Ridwan Bempah, Analisis Alokasi Dana Desa dalam Meningkatkan Pendapatan
Kesimpulan yang diperoleh bahwa tanggapan responden penelitian di Desa Bega terhadap program Alokasi Dana Desa dengan rata-rata skor seluruh tanggapan sebesar 3,55, yang memberikan arti bahwa posisi tanggapan berada pada tanggapan setuju.
....................................………… 61
Tanggapan Masyarakat di Desa Toini terhadap Program Alokasi Dana Desa Tanggapan masyarakat di Desa Toini terhadap program Alokasi Dana Desa pada keseluruhan item pernyataan pada kuisioner penelitian, dijabarkan berdasarkan persentase dan skor untuk setiap tanggapan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Tanggapan Tanggapan Masyarakat di Desa Toini terhadap Program Alokasi Dana Desa yang diberikan dalam bentuk Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional *****
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
5
%
2 4 9 0 0 0 4 0 1 1
5.88 11.76 26.47 0.00 0.00 0.00 11.76 0.00 2.94 2.94
**** Skor
10 20 45 0 0 0 20 0 5 5
4
22 15 12 11 9 10 18 20 6 6
Skor Tanggapan Terhadap Setiap Pertanyaan *** ** Skor Skor % 3 % 2 %
64.71 44.12 35.29 32.35 26.47 29.41 52.94 58.82 17.65 17.65
88 60 48 44 36 40 72 80 24 24
7 12 10 13 12 15 5 5 4 15
20.59 35.29 29.41 38.24 35.29 44.12 14.71 14.71 11.76 44.12
21 36 30 39 36 45 15 15 12 45
Sumber: Kuesioner Penelitian (Data Diolah Kembali), 2012 Keterangan: ***** = Sangat Setuju (5) **** = Setuju (4) *** = Ragu-Ragu (3)
Tanggapan yang diberikan oleh 34 orang penduduk miskin di Desa Toini sebagai responden penelitian terhadap program Alokasi Dana Desa dengan rata-rata skor seluruh pernyataan sebesar 3,18 yang memberikan arti bahwa tanggapan responden berada pada posisi tanggapan setuju. Tangapan Masyarakat di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini terhadap Kemajuan Perekonomian Pedesaan
2 3 3 10 13 9 7 9 7 12
5.88 8.82 8.82 29.41 38.24 26.47 20.59 26.47 20.59 35.29
** * Σ Ø
Skor
Σ Skor
Ø Skor
1 0 0 0 0 0 0 0 16 0
124 122 129 103 98 103 121 113 71 98
3.65 3.59 3.79 3.03 2.88 3.03 3.56 3.32 2.09 2.88
* Skor
4 6 6 20 26 18 14 18 14 24
= = = :
1
%
1 2.94 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 16 47.06 0 0.00
Tidak Setuju (2) Sangat Tidak Setuju (1) Jumlah Rata-Rata
dengan adanya Program Percepatan Pembangunan melalui Program Alokasi Dana Desa Kemajuan perekonomian pedesaan menunjukkan adanya peningkatan kondisi ekonominya yang berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Tanggapan masyarakat di tiga desa terhadap kemajuan perekonomian dengan adanya program percepatan pembangunan melalui Program Alokasi Dana Desa dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
62 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 2, April 2013 hlm 55-66
ISSN: 2302-2019
Tabel 6. Tangapan Penduduk Miskin di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini terhadap Kemajuan Perekonomian melalui Program Alokasi Dana Desa dalam Bentuk Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional Skor Tanggapan Terhadap Setiap Pertanyaan di Desa Lanto Jaya No.
***** 5 %
Skor
4
**** %
Skor
*** 3
%
Skor
** 2
%
Skor
* 1
%
Skor
Σ Skor
Ø Skor
1.
33
100.00 165
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
165
5.00
2.
17
51.52
85
16
48.48
64
-
-
-
-
-
-
-
-
-
149
4.52
3.
-
-
-
33
100.00 132
-
-
-
-
-
-
-
-
-
132
4.00
4.
-
-
-
1
-
-
-
32
96.97
64
-
-
-
68
2.06
Skor
Σ Skor
Ø Skor
3.03
4
Skor Tanggapan Terhadap Setiap Pertanyaan di Desa Bega No.
***** 5 %
Skor
**** 4 %
Skor
*** 3
%
12
2
33.33
12
2
33.33
50.00
12
2
33.33
8
2
1.
-
-
-
3
50.00
2.
3
50.00
15
3
50.00
3.
3
50.00
15
3
4.
4
66.67
20
2
Skor
** 2
%
6
1
16.67
6
-
-
33.33
6
-
33.33
6
-
Skor
* 1
%
2
-
-
-
20
3.33
-
-
-
-
33
5.50
-
-
-
-
-
33
5.50
-
-
-
-
-
34
5.67
Skor
Σ Skor
Ø Skor
Skor Tanggapan Terhadap Setiap Pertanyaan di Desa Toini No.
***** 5 %
Skor
**** 4 %
Skor
*** 3
%
4
9
26.47
-
7
20.59
17.65
24
10
2.94
4
3
1.
-
-
-
1
2.94
2.
2
5.88
10
-
-
3.
2
5.88
10
6
4.
15
44.12
75
1
Skor
** 2
%
27
1
2.94
21
-
-
29.41
30
6
8.82
9
1
Analisis Tanggapan Penduduk Miskin di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini terhadap Program Alokasi Dana Desa dalam Meningkatkan Pendapatannya
* 1
%
2
-
-
-
33
0.97
-
-
-
-
31
0.91
17.65
12
-
-
-
76
2.24
2.94
2
-
-
-
90
2.65
Sumber: Kuesioner Penelitian (Data Diolah Kembali), 2012 Keterangan: ** ***** = Sangat Setuju (5) * **** = Setuju (4) Σ *** = Ragu-Ragu (3) Ø
Skor rata-rata keseluruhan tanggapan atas pernyataan mengenai kemajuan perekonomian pedesaan di tiga desa penelitian, menunjukkan bahwa di Desa Lanto Jaya sebesar 3,89, artinya tanggapan penduduk miskin di Desa Lanto Jaya berada pada tanggapan setuju. Pada Desa Bega sebesar 5,00, artinya tanggapan yang diberikan penduduk miskin di Desa Bega berada pada tanggapan sangat setuju terhadap seluruh pernyataan mengenai kemajuan perekonomian pedesaan. Kondisi yang berbeda ditemukan pada tanggapan yang diberikan oleh penduduk miskin di Desa Toini yang berada pada tanggapan tidak setuju dengan skor rata-rata seluruh pernyataan sebesar 1,69.
Skor
= = = :
Tidak Setuju (2) Sangat Tidak Setuju (1) Jumlah Rata-Rata
Alokasi Dana Desa adalah dana yang diberikan kepada desa yang berasal dari dana perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota. Pemberian Alokasi Dana Desa dalam bentuk Alokasi Dana Desa Minimal yang diartikan sebagai dana minimal yang diterima oleh masing-masing desa dan dibagikan dengan jumlah yang sama menurut asas merata. Program Alokasi Dana Desa Minimal merupakan sebuah kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah Kabupaten Poso untuk mendorong percepatan kemajuan perekonomian pedesaan. Kebijakan Alokasi Dana Desa dalam bentuk Alokasi Dana Desa Minimal merupakan bagian dari kebijakan anggaran yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Tanggapan responden terhadap pengaruh program Alokasi Dana Desa dalam bentuk Alokasi dana Desa Minimal terhadap perekonomian pedesaan, menunjukkan bahwa
Ridwan Bempah, Analisis Alokasi Dana Desa dalam Meningkatkan Pendapatan
tanggapan penduduk miskin setuju dengan pernyataan pada kuesioner penelitian yang menyatakan bahwa program Alokasi Dana Desa dalam bentuk Alokasi dana Desa Minimal dan Alokasi dana Desa Proporsional dalam rangka meningkatkan pendapatannya pada Desa Lantojaya, Desa Bega, dan Desa Toini di Kecematan Poso Pesisir, Kabupaten Poso. Penelitian ini memberikan hasil bahwa tanggapan responden mengenai program Alokasi dana Desa Minimal dapat meningkatkan perekonomian pedesaan yang diukur melalui peningkatan pendapatan masyarakat miskin yang ada di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini. Peningkatan pendapatan masyarakat miskin juga sangat tergantung pada fungsi yang membentuk pendapatan masyarakat miskin, dan bukan hanya bersumber dari pembangunan fasilitas yang dibiayai oleh program Alokasi Dana Desa Minimal, tetapi lebih dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain; jenis komoditas yang dihasilkan oleh masyarakat di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini, harga komoditas yang dihasilkan, jumlah lapangan pekerjaan yang menjanjikan kesejahteraan, serta pola pikir masyarakat. Untuk percepatan kemajuan perekonomian pedesaan maka pemerintah Kabupaten Poso mengeluarkan program Alokasi Dana Desa yang di bagi menjadi Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional. Alokasi Dana Desa Proporsional yang diterima suatu desa ditentukan berdasarkan perkalian antara dana variabel yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dengan porsi desa yang bersangkutan menurut asas keadilan. Adapun jumlah dari Alokasi. Program Alokasi Dana Desa Proporsional yang didasarkan pada kondisi setiap desa, diharapkan mampu memberikan perubahan yang positif terhadap pembangunan desa pada berbagai aspek, khususnya pada bidang ekonomi. Seperti halnya program Alokasi Dana Desa Minimal,
....................................………… 63
Program Alokasi Dana Desa Proporsional juga merupakan bagian dari kebijakan fiskal yang bersumber dari Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) yang selanjutnya diturunkan pada msing-masing daerah yang dirumuskan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD). Tanggapan responden penelitian mengenai pengaruh program Alokasi Dana Desa Proporsional terhadap perekonomian pedesaan berada pada tanggapan setuju. Tanggapan setuju ini memberikan arti bahwa program Alokasi Dana Desa Proporsional menurut tanggapan responden memberikan pengaruh terhadap perekonomian pedesaan di tiga desa penelitian, walaupun Program Alokasi Dana Desa Proporsional tidak langsung berpengaruh tetapi dapat memberikan manfaat yang dapat dirasakan oleh penduduk miskin di tiga desa penelitian. Kemajuan perekonomian pedesaan sangat membutuhkan peranan pemerintah, sehingga secara khusus dengan adanya program Alokasi Dana Desa dalam bentuk Alokasi Dana Desa Proporsional dapat memacu kreativitas masyarakat yang terdapat ditiga desa sebagai lokasi penelitian untuk melakukan aktivitas ekonomi yang dapat menghasilkan komoditas yang mampu diserap oleh pasar, sehingga akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Jika program Alokasi dana Desa dalam bentuk Alokasi Dana Desa Proporsional tidak langsung meningkatkan pendapatan masyarakat miskin lebih disebabkan oleh faktor seperti; jenis komoditas yang dihasilkan oleh masyarakat di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini, harga komoditas, jumlah lapangan pekerjaan, serta pola pikir masyarakat. Faktor-faktor penyebab inilah yang jarang dikaji dan dipertimbangkan ketika menentukan kebijakan bagi percepatan kamajuan perekonomian pedesaan, padahal di daerah pedesaan informasi mengenai perubahan harga komoditas sangat sulit diperoleh petani, sehingga menjadikan posisi
64 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 2, April 2013 hlm 55-66
petani hanya sebagai penerima harga tanpa dapat melakukan berbagai pilihan dalam menentukan tujuan penjualan komoditasnya yang dapat memberikan keuntungan demi peningkatan pendapatan mereka. Jika di daerah pedesaan program Alokasi dana Desa belum dapat meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, sebagaimana yang ditemukan oleh Arifin (2006), yang menyatakan bahwa upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan masyarakat belum memberikan hasil yang optimal. Harianto dan Adi (2007), juga memberikan pernyataan dari hasil penelitiannya yaitu kontribusi dari Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal masih kurang efektif akibatnya pembangunan yang terjadi di daerah kurang merata. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wirasakti (2008), yang menunjukkan bahwa pencapaian tujuan Alokasi Dana Desa belum optimal. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Alokasi Dana Desa, yaitu; komunikasi, kemampuan sumberdaya, sikap pelaksana, struktur birokasi, lingkungan, serta ukuran dan tujuan kebijakan. Analisis Tanggapan Penduduk Miskin di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini terhadap Kemajuan Perekonomian melalui Program Alokasi Dana Desa dalam Bentuk Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional Perekonomian pedesaan semakin membaik sebagai akibat dari adanya program Alokasi Dana Desa. Pencapaian perekonomian yang semakin membaik di tiga desa penelitian diharapkan oleh masyarakat, yang sejalan dengan keberadaan program Alokasi Dana Desa, yaitu; memberikan keleluasaan bagi desa dalam mengelola persoalan pemerintahan, pembangunan serta sosial kemasyarakatan desa; mendorong terciptanya demokrasi desa. Kemajuan perekonomian pedesaan harus dikembangkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi
ISSN: 2302-2019
masyarakat secara merata. Dengan adanya tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara merata, secara khusus sesuai dengan keberadaan program Alokasi Dana Desa yang menyatakan keberadaan program Alokasi Dana Desa dalam bentuk Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional untuk meningkatkan pendapatan dan pemerataannya dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat desa. Kemajuan perekonomian pedesaan yang satu dengan perekonomian pedesaan yang lain sangat berhubungan, sehingga diperlukan upaya nyata dalam rangka memajukan perekonomian pedesaan. Upaya nyata perlu dengan cepat dan tepat dilakukan sehingga dapat menciptakan akselerasi kemajuan perekonomian di tiga desa penelitian. salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan program Alokasi Dana Desa dalam bentuk Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional. Upaya ini sejalan dengan maksud dari program Alokasi Dana Desa, yaitu memperkuat kemampuan keuangan desa (APBDesa). Dengan demikian sumber APBDesa terdiri dari PADesa ditambah Alokasi Dana Desa, dan meningkatkan pendapatan dan pemerataannya dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat desa. Program Alokasi Dana Desa akan memberikan manfaat, sehingga desa dapat menangani permasalahan desa secara cepat tanpa harus lama menunggu datangnya program dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Desa juga tidak lagi hanya tergantung pada swadaya masyarakat dalam mengelola persoalan pemerintahan, pembangunan serta sosial kemasyarakatan desa. Dapat mendorong terciptanya demokrasi di desa. Alokasi Dana Desa dapat melatih masyarakat dan pemerintah desa untuk bekerjasama, memunculkan kepercayaan antar pemerintah desa dengan masyarakat desa untuk membangun dan memelihara desanya. Belum optimalnya tujuan Alokasi
Ridwan Bempah, Analisis Alokasi Dana Desa dalam Meningkatkan Pendapatan
Dana Desa terhadap kemajuan perekonomian pedesaan menjadi perhatian penting dalam merancang kebijakan yang ditujukan untuk mempercepat kemajuan perekonomian pedesaan. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan 1. Tanggapan penduduk miskin di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini setuju terhadap program Aloksi Dana Desa dalam bentuk Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional dalam rangka meningkatkan pendapatannya, sebab program Alokasi dana Desa sangat membantu kondisi penduduk, khususnya mereka yang tergolong penduduk miskin. 2. Tanggapan penduduk miskin di Desa Lanto Jaya dan Desa Bega, di Kecematan Poso Pesisir, Kabupaten Poso setuju terhadap kemajuan perekonomian pedesaan melalui Program Alokasi Dana Desa dalam bentuk Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional. Berbeda dengan tanggapan penduduk miskin di Desa Toini yang tidak setuju dengan kemajuan perekonomian pedesaan melalui program Alokasi Dana Desa. Rekomendasi 1. Pemerintah perlu menentukan sasaran program penyaluran Alokasi Dana Desa yang dibagi menjadi Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional yang mengarah bukan hanya pada penambahan jumlah fasilitas penunjang perekonomian, tetapi juga diarahkan pada pemberdayaan ekonomi masyarakat yang langsung memberikan efek pada peningkatan pendapatan melalui kegiatan kewirausahaan yang berbasis pada keunggulan sumberdaya lokal pada setiap desa.
2.
....................................………… 65
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh Alokasi Dana Desa terhadap kemajuan perekonomian desa, perlu mempertimbangkan keterkaitan faktor berupa; jenis komoditas yang dihasilkan, harga komoditas yang dihasilkan, jumlah lapangan pekerjaan yang menjanjikan kesejahteraan, serta pola pikir masyarakat yang ada di daerah pedesaan, khususnya di Desa Lanto Jaya, Desa Bega, dan Desa Toini.
UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pengasih, karena atas pertolongan-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Analisis Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan Pendapatan Penduduk Miksin di Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso” dapat terselesaikan. Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Dr. Mauled Moelyono, S.E., M.A., Selaku ketua tim pembimbing dan Bapak Dr. Eko Jokolelono, S.E., M.Si., selaku anggota tim pembimbing, responden penelitian, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Poso. Penulis berdoa semoga semua amal, kebaikan dan pengorbanan mendapat imbalan yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Pengasih. Amin. DAFTAR RUJUKAN Azwar, Saifuddin. 1997. Sikap Manusia Terhadap Teori dan Perilakunya. Jakarta: Sinar Grafika. Arifin. 2006. Upaya Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Desa Tertinggal (Studi Kasus: Pada Desa Sotok, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Propinsi Kalimantan Barat).
66 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 2, April 2013 hlm 55-66
Kuncoro, Mudrajad. 2006. Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah, dan Kebijakan. Edisi Keempat, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN d/h AMP YKPN. Keputusan Bupati Poso, Nomor 188.45/0652/2012 Tentang Penetapan Pembagian, Sasaran dan Presentase Penggunaan Alokasi Dana Desa Tahun 2012, Kabupaten Poso. Lampiran Keputusan Bupati Poso, Nomor: 188.45/0652/2012 Tentang Penetapan Pembagian, Sasaran dan Presentase Penggunaan Alokasi Dana Desa Tahun 2012, Kabupaten Poso. Peraturan Daerah No. 27 Tahun 2008 Tentang Sumber Pendapatan Desa, Kabupaten Poso.
ISSN: 2302-2019
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Harianto, David., Adi, Priyo Hadi. 2007. Hubungan Antara Dana Alokasi Umum, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Per Kapita. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makassar, 26-28 Juli 2007. Wirasakti, Daru. 2008. “Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di Wilayah Kecamatan Geyer Kabupaten Grobongan”. http://eprints.undip.ac.id/16932/1/DAR U_WISAKTI.pdf.