ANALISIS AKUMULASI TIMBAL (Pb) PADA ECENG GONDOK Eichhornia crassipes (Mart.) Solms DAN PERAIRAN DARI BEBERAPA LOKASI DI KOTA MAKASSAR Yuliani1, Muh Ruslan Umar1*, Elis Tambaru1, Ambeng1 1 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245 *Email: @fmipa.unhas.ac.id
ABSTRACT The research about analyzing Lead (Pb) accumulation in Eichhornia crassipes (Mart.) Solms. and water on several location in the city of Makassar, has been done on December 2014 and March 2015. Which aimed to determine the concentration of lead (Pb) in Eichhornia crassipes (Mart.) Solms., and the water of several locations in the city of Makassar. The sample preparation was done in the Laboratory of Chemical Oceanography – Faculty of Marine and Fishery. Analysis of samples was measured using Atomic Absoption Spectrophotometer (AAS) performed at the Dapartment of Health Sul-Sel and data analyzing was conducted in the Laboratory of Marine and Eviromental Science, Dapartment of Biology, Hasanuddin University. The results of the three locations which are Tanjung Bunga, Batua and Hertasning, app which are Tanjung Bunga, Batua, and hertasning, it can be concluded that accumulation of Pb concentration in Eichhornia crassipes (Mart.) Solms. relatively very low at below <0.01 ppm, while the accumulation of Pb from water samples was between 0.0843 to 0.01263 ppm on December 2014and less than 0.01 ppm in March 2015. The numbers indicated that the average of Pb concentration in Eichhornia crassipes (Mart.) Solms. and water from three sampling locations in the rainy season are considered as below the water quality standards regulations from the gevornment which is 0.05 – 1 mg/liter, meanwhile the Pb concentration at the beginning of rainy season is higher than the satandard of gevornment. Keyword: Concentration, lead (Pb), Eichhornia crassipes (Mart.) Solms, waters, Makassar.
Sumber polutan pada suatu perairan
PENDAHULUAN Air merupakan salah satu kebutuhan pokok
biasanya
berasal
dari
pemukiman,
pasar,
utama setelah udara yang sangat dibutuhkan dalam
peternakan, kendaraan bermotor, bengkel, industri
kehidupan manusia untuk menunjang aktifitas
kecil, pengetam kayu, dan limbah lainnya yang
kehidupannya. Dan seiring dengan perkembangan
dialirkan ke perairan. Di antara jenis polutan yang
perkotaan dan kehidupan masyarakat, maka telah
masuk ke perairan adalah logam berat, yang pada
banyak perairan yang tercemar, akibat masuknya
konsentrasi
buangan sampah dan limbah dari berbagai aktifitas
Keberadaan senyawa organik dan anorganik yang
manusia,
terjadinya
tinggi di perairan dapat memicu peledakan
perubahan kualitas fisik, kimia, biologis dan
pertumbuhan populasi organisme air, seperti eceng
estetika perairan. Hal tersebut berdampak terhadap
gondok Eichornia crassipes (Mart.) Solms
fungsi perairan yang tidak sesuai lagi dengan
(Bugis dkk., 2012).
yang
menyebabkan
tertentu
akan
bersifat
toksik.
peruntukannya dalam mendukung kehidupan
Polutan logam berat yang terdapat di
organisme akuatik, kebutuhan masyarakat seperti
perairan dapat menyebabkan kematian pada
mandi, mencuci, dan menangkap biota air.
organisme air. Salah satu jenis logam berat yang 1
yang berbahaya pada organisme adalah timbal /
perakarannya memiliki banyak percabangan, akar
plumbun (Pb), karena logam berat ini mempunyai
halus yang dapat berfungsi sebagai menyerap
sifat beracun (toksisitas). Salah satu cara untuk
senyawa logam, kemampuan sebagai dalam
menanggulangi pencemaran logam berat di
menyerap ion atau kation dari dalam air buangan,
perairan adalah dengan memanfaatkan tumbuhan
dapat berkembang cukup cepat dan tahan hidup
sebagai bioakumulator terhadap logam berat.
pada kondisi perairan yang buruk.
Berdasarkan pada beberapa hasil penelitian
Tujuan dan Manfaat Penelitian
diketahui bahwa banyak jenis tumbuhan memiliki
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi dalam menyerap logam berat, karena
akumulasi logam timbal (Pb) pada eceng gondok
kemampuannya dalam mentoleransi tingginya
Eichhornia crassipes (Mart.) Solms., dan perairan
konsentrasi suatu polutan pada daerah yang tercemar
limbah,
serta
menyerap
di beberapa lokasi di Kota Makassar. Penelitian ini
dan
diharapkan menjadi bahan informasi, rujukan dan
mengakumulasi logam dengan baik dalam waktu
pertimbangan bagi pemerintah dan masyarakat
yang singkat.
untuk pemanfaatan Eceng gondok dalam
Enceng gondok dikenal sebagai salah satu
menurunkan bahan pencemar di perairan,
tumbuhan gulma perairan yang pertumbuhannya
khususnya polutan timbal (Pb) di perairan dalam
sangat cepat, sehingga terkadang sangat melimpah
pengelolaan dan pendayagunaan eceng gondok
dan akan menutupi perairan, jika tidak terkelola
sebagai bioakumulator di Kota Makassar,
dengan baik (Tangio, 2 013). Eceng gondok sering Waktu Dan Tempat Penelitian
dituding sebagai penyebab menurunnya kualitas ekosistem perairan, karena akan mengurangi difusi
Penelitian dilakukan pada bulan Desember
dan jumlah oksigen terlarut dalam air, perairan
2014 dan Maret 2015, pada beberapa titik perairan
menjadi dangkal dan mengurangi volume air di
yang ditumbuhi eceng gondok di kota Makassar
perairan (Haryanti dkk., 2009). Namun demikian
yaitu Kelurahan Batua (Kecamatan Manggala),
eceng gondok juga memiliki kelebihan karena
daerah
kemampuannya menyerap bahan terlarut dan
Kelurahan Kassi-kassi dan daerahTanjung Bunga
tersuspensi dari air, sehingga perairan dapat
(Kecamatan Mamajang). Preparasi sampel eceng
terbersihkan dari polutan khususnya dari limbah
gondok dan air dilakukan di Laboratorium
logam. Potensi eceng gondok inilah yang dapat
Oseanografi Kimia, Jurusan Kelautan, Fakultas
dikelola untuk dimanfaatkan sebagai agen dalam
Ilmu Perikanan dan Kelautan dan analisis logam
membersihkan perairan dari cemaran limbah
berat di Laboratorium Kesehatan Makassar.
logam berat.
Pengolahan data di lakukan di Laboratorium Ilmu
Hertasning
(Kecamatan
Tamalate),
Lingkungan dan Kelautan Jurusan Biologi,
Kemampuan eceng gondok sebagai salah
FMIPA - Universitas Hasanuddin.
satu agen fitoremediasi, disebabkan karena sistem 2
pengambilan sampel air dilakukan bersamaan
METODE PENELITIAN
dengan waktu pengambilan sampel eceng gondok
Peralatan digunakan dalam penelitian
menggunakan botol sampel.
adalah timbangan analitik, oven pengering,
Preparasi Sampel
furnace pelarut, cangkir porselen 100 ml, erlenmeyer 50 ml, gelas ukur 50 ml dan 100 ml,
Prosedur preparasi sampel eceng gondok
pipet pastur, pipet volumetric, pemanas (hotplate),
dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai
dan atomic absorpsi spektrofotometer (AAS).
berikut (Samawi dkk, 2010):
Sedangkan bahan yang digunakan adalah eceng
1. Sampel dimasukkan kedalam oven untuk
gondok Eichhornia crassipes, asam nitrat pekat
dikeringkan pada suhu 60 – 70 ºC selama 2 4
65%, asam sulfat pekat 98%, asam klorida pekat
jam. Setelah itu sampel kemudian didinginkan
70%,
di dalam desikator.
asam
perklorat
pekat
70%,
2. Sampel
aquabides/demineralisasi aquades, triklorasetat,
kemudian
digerus
dengan
elon’s reagent, gliserin, padatan Pb(NO3)2,
menggunakan mortal sampai halus, kemudian
lanthanum klorida, stannous klorida, kertas saring
ditimbang seberat 5 gram dan dimasukkan ke
whatman ukuran 42, standar larutan logam 1000
dalam wadah tertutup. 3. Sampel yang sudah menjadi abu, lalu
ppm, dan standar referensi bahan.
didinginkan di dalam ruang asam selama
Survei Lokasi dan Penentuan Titik Sampling Survei
lokasi
penelitian
kurang lebih 10 menit, kemudian ditambahkan
bertujuan
asam nitrat pekat (HNO3) dan ditutup serta
mendapatkan informasi awal mengenai kondisi
dibiarkan selama 24 jam.
lokasi penelitian dan sebagai acuan dalam
4. Setelah itu dipanaskan diatas penangas air pada
menentukan beberapa titik pengambilan sampel
suhu 60 – 70ºC selama 2 – 3 jam (sampai
(sampling). Titik sampling ditentukan pada
larutan jernih), kemudian didinginkan pada
beberapa tempat di Kota Makassar, yaitu di
suhu ruangan dan ditambahkan 1 ml HNO3
Kelurahan Batua Kecamatan Manggala, daerah
pekat dan diaduk perlahan.
Hertasning, Kecamatan Tamalate, Kelurahan Kassi-kassi,
dan
daerah.
Tanjung
5. Setelah itu, ditambahkan 9 ml aquades, dan
Bunga
sampel disimpan dalam botol plastic dan siap
Kecamatan Mamajang.
untuk dianalisis menggunakan AAS.
Sampling
Prosedur preparasi sampel air mengacu
Pengambilan sampel eceng gondok dan air
pada SNI 06-6989.8-2004 (Samawi dkk., 2010),
perairan dilakukan secara acak dengan mencabut
dengan prosedur kerja sebagai berikut:
individu eceng gondong, yang selanjutnya
1. Contoh air sebanyak 100 ml yang sudah
dimasukkan ke dalam kantong plastik sampel, dan
dikocok sampai homogen dan dimasukkan ke 3
dalam gelas piala, kemudian ditambahkan 5 ml
Konsentrasi logam berat pada eceng
asam nitrat (HNO3)
gondok
dihitung
dengan
mengkonversi
2. Contoh dipanaskan di atas pemanas listrik
konsentrasi logam berat pada larutan contoh ke
sampai larutan sampel kering, kemudian
konsentrasi pada sedimen. Konversi dilakukan
ditambahkan 50 ml aquades, masukkan ke
dengan mengalikan konsentrasi pada larutan
dalan labu ukur 100 ml melalui kertas saring,
contoh dengan volume akhir larutan, kemudian
dan ditambahkan akuadset sampai 100 ml.
dibagi dengan berat eceng gondok contoh yang
3. Sampel disimpan ke dalam botol plastik dan
dipakai.
siap untuk dianalisis menggunakan AAS.
Pengolahan dan analisis data Data hasil pengukuran konsentrasi timbal
Pengukuran Konsentrasi Timbal
sampel diolah dan disajikan secara deskriptif
- Prosedur Pembuatan Larutan Standar Larutan standar dibuat dengan mengambil 5
dalam bentuk tabel, dan grafik, yang selanjutnya
ml larutan standar yang berkonsentrasi Pb 100
dianalisis dijadikan dasar dalam penarikan
mg/L. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur
kesimpulan yang bersifat komprehensif (Bahri,
yang berisi air distilasi dengan volume air 25 ml.
2013).
Konsentrasi ini kemudian akan diencerkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kembali menjadi konsentrasi 0,0 mg/L; 0,5 mg/L;
Hasil Penelitian
1,0 mg/L; 1,5 mg/L; 2,0 mg/L dengan mamakai
Hasil analisis akumulasi timbal pada sampel
mikropipet volume 5ml.
eceng gondok Eichhornia crassipes dari ke tiga
- Pengukuran konsentrasi timbal sampel
lokasi yaitu Tanjung bunga, Batua dan Hertasning,
Konsentrasi logam berat pada larutan
menunjukkan
sampel dihitung berdasarkan persamaan garis
hasil
yang
masih
sangat.
Konsentrasi timbal pada sampel masih dibawah
regresi linier yang dibuat dari 5 konsentrasi larutan
0,01 ppm (rata-rata konsentasi logam Pb yaitu
baku. Menggunakan rumus formulasi garis lurus
<0.01 ppm). Sedangkan konsentrasi timbal (Pb)
(Bahri, 2013) adalah sebagai berikut:
pada perairan tersebut berkisar 0.843 – 01263
(𝒀 − 𝒃) 𝑿= 𝒂
ppm. Hasil analisis konsentrasi Pb pada eceng gondok dan perairan dapat dilihat pada Tabel 1.
Keterangan:
Walaupun nilai konsentrasi timbal (Pb)
X = konsentrasi logam dalam larutan contoh; Y = nilai serapan atom;
pada eceng gondok rata-rata < 0.01, bukan berarti
b = titik singgung garis kurva pada sumbu Y;
bahwa di dalam jaringan eceng gondok tidak ada
a = slope (kecenderungan) garis kurva.
unsur Pb. Namun hal ini hanya karena keterbatasan kemampuan AAS dalam mendeteksi bahan tersebut, hanya sampai maksimal diatas 0.01 ppm. 4
Tabel 1. Hasil Analisis Konsentrasi Timbal (Pb) pada Eceng Gondok dan Perairan dari Ketiga Lokasi Sampling pada Bulan Desember 2014 dan Maret 2015
No
Kandungan Logam Berat Pb (ppm) pada Bulan Desember 2014 Bulan Maret 2015
Lokasi
Eceng gondok Ratarata
STDv
Perairan RataRata
Eceng gondok
STDv
Ratarata
Perairan
STDv
Ratarata
STDv
1
Tanjung Bunga
<0.01
0.00
0.1263 0.0166
0.00
0.00
0.00
0.00
2
Batua
<0.01
0.00
0.0906 0.0194
0.00
0.00
0.00
0.00
3
Hertasning
<0.01
0.00
0.0843 0.0121
0.00
0.00
0.00
0.00
periode
Maret
2015,
Hasil analisis sampel air perairan dari
sampling
pada
ketiga lokasi penelitian pada bulan Desember
menunjukkan tidak adanya kandungan Pb sama
2014, menunjukkan adanya kandungan Pb dalam
sekali pada ketiga lokasi tersebut. Hasil
air. Rata-rata konsentrasi logam Pb pada ketiga
pengukuran konsentrasi Pb pada eceng gondok
lokasi relatif berbeda, pada sampel air di Tanjung
dan air perairan di mana pada bulan Maret 2015
Bunga yaitu rata-rata 0.1263 ± 0.0166 ppm, dari
dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan Gambar 4
Batua 0.0906 ± 0.0194 ppm dan sampel dari
berikut
Hertasning 0.0843 ± 0.0121 ppm.
konsentrasi timbal pada eceng gondok dan air
Hasil analisis konsentrasi timbal (Pb) pada
ini,
menunjukkan
perbandingan
perairan dari ke tiga lokasi penelitian.
eceng gondok dan perairan dari ke tiga lokasi
Konsentrasi Timbal (Pb)
Eceng gondok
0.1263
0.14
Air
0.12 0.0906
0.1
0.0843
0.08 0.06 0.04 0.02
<0.01
<0.01
<0.01
0 Tanjng Bunga
Batua Lokasi Pengambilan Sampel
Hertasning
Gambar 4. Perbandingan Konsentrasi Timbal (Pb) pada Eceng Gondok dan Perairan dari Ketiga Lokasi Penelitian.
5
Parameter lingkungan yang terukur pada ke
Rendahnya konsentrasi timbal pada eceng
tiga lokasi penelitian tersebut diatas adalah suhu
gondak dan perairan diduga disebabkan karena
dan pH perairan dapat dilihat pada Tabel.2 berikut.
terjadinya
Tabel 2. Parameter Suhu dan pH pada Sampel Air dari Ketiga Lokasi Penelitian
sejumlah volume air hujan ke perairan, mengingat
Lokasi Tanjung Bunga Batua Hertasning
Suhu (0C) 26.5 26.7 26.6
pengenceran
karena
masukkan
waktu periode sampling yang dilakukan pada
pH
bulan Desember 2014 merupakan awal musim
5.09 5.18 5.15
penghujan dan Maret 2015 yang telah memasuki puncak musim penghujan. Tinggi rendahnya konsentrasi logam berat
Nilai-nilai parameter lingkungan diatas
yang dapat diserap oleh tumbuhan air sangat
relatif sama atau tidak jauh berbeda, pada setiap
tergantung pada kemampuan suatu tumbuhan
lokasi penelitian, dengan pH air berkisar 5.09 -5.18
dalam mengakumulasi suatu polutan dan jumlah
yang berarti relatif bersifat asam, sedangkan suhu
masukan polutan logam berat ke perairan.
berkisar antara 26,5 – 26.7 0C yang termasuk suhu
Semakin banyak limbah yang masuk ke dalam
sejuk.
suatu perairan, maka semakin besar konsentrasi polutan di perairan, yang memungkinkan
Pembahasan
terjadinya pe-nyerapan polutan tersebut ke dalam
Hasil analisis sampel dan data penelitian
jaringan
didapatkan konsentrasi timbal (Pb) pada eceng
tum-buhan
dan
pada
akhirnya
terakumulasi. Selain itu musim juga turut
gondok Eichhornia crassipes (mart.) Solms., dari
berpengaruh terhadap konsentrasi suatu polutan di
ketiga lokasi di kota Makassar yaitu Kelurahan
perairan, jika musim penghujan maka konsentrasi
Batua, daerah Hertasning, Kelurahan Kassi-kassi
logam berat cenderung lebih rendah karena
dan Tanjung Bunga, relatif masih rendah yaitu di
terencerkan oleh air hujan.
bawah <0.01 ppm, untuk periode sampling bulan
Konsentrasi logam timbal dalam jaringan
Desember 2014 (awal musim penghujan), dan
tumbuhan akan semakin tinggi terserap jika
untuk periode sampling di bulan Maret 2015 tidak
konsentrasi Pb dalam media tumbuhan juga
berbeda yaitu 0.00 ppm. Sedangkan kon-sentrasi
semakin tinggi. Faktor ini disebabkan karena
logam timbal pada perairan pada bulan Desember
adanya perbedaan konsentrasi Pb antara dua jenis
2014 berkisar antara 0.0843 – 0.1263 ppm, lebih
media, yaitu media dalam jaringan tumbuhan dan
tinggi dari pada yang terakumulasi pada jaringan
media
eceng gondok, sedangkan pada periode sampling
air
tempat
tumbuhnya.
Perbedaan
konsentrasi ini akan menyebabkan terjadinya
bulan Maret 2015 konsentrasi logam Pb pada
perpindahan atau transfer massa timbal secara
perairan turun menjadi 0.00 ppm.
difusi dan osmosis, dimana massa zat pada media
6
dengan konsentrasi yang tinggi akan berpindah ke
hasil penelitian Hartanti dkk. (2014), yang
media dengan konsentrasi yang rendah.
menyatakan
bahwa
kerapatan
tumbuhan
Kondisi morfologi dari suatu tumbuhan
berpengaruh terhadap penu-runan konsentrasi
juga dapat mempengaruhi penyerapan logam,
logam berat yang terakumulasi. Semakin tinggi
salah satu bagian eceng gondok sangat
kerapatan tumbuhan maka semakin kecil pula
menentukan tingkat penyerapannya adalah sistem
konsentrasi logam berat yang terakumulasi dalam
perakaran. Akar eceng gondok mampu mengikat
jaringan tumbuhan.
logam berat dikarenakan sistem perakarannya
Tingginya konsentrasi logam di perairan
berakar serabut dan jumlahnya yang relatif lebat
yang diserap oleh tumbuhan, biasanya akan
karena banyaknya bulu-bulu akar. Menurut
berkurang kembali konsentrasinya pada tumbuhan
Tjitrosoepomo (2007), akar serabut memiliki
karena akan di ekskresi kembali melalui
banyak rambut akar dengan ukuran yang kurang
pengguguran daun yang sudah tua sehingga dapat
lebih sama besar dan keluar dari pangkal akar
mengurangi kandungan kadar logam tersebut
menyebar kesamping dan ke segala arah. Selain
(Ishak, dkk. 2014).
akar, daun juga sangat berpengaruh dalam proses
Logam berat yang masuk perairan akan
penyerapan logam berat pada suatu tumbuhan.
mengalami pengendapan, pengenceran dan
Permukaan daun yang licin sangat berpengaruh
dispersi. Pengendapan logam berat di perairan
pada proses penyerapan logam. Semakin licin
terjadi karena adanya anion karbonat, hidroksil dan
permukaan daun semakin rendah kemampuan
klorida. (Hutagalung dkk. 2001). Lebih lanjut
menyerap logam timbal
menurut Haryati, dkk., (2012), logam tidak
Faktor lainnya yang juga mempengaruhi
seluruhnya masuk ke dalam tumbuhan disebabkan
tinggi rendahnya akumulasi logam timbal pada
karena terjadinya pengendapan molekul logam
jaringan eceng gondok adalah tingkat kerapatan
dalam air.
tumbuhan, dari hasil pengamatan selama
Dengan demikian akumulasi logam berat
penelitian dijumpai tingkat kerapatan tumbuhan
dalam
tubuh
organisme
tergantung
pada
eceng gondok di ketiga lokasi penelitian sangat
konsentrasi logam berat yang terkandung dalam
rapat, hal ini tentunya disebabkan oleh pola
air (Darmono, 2001). Lebih lanjut menurut Saenab
reproduksi eceng gondok di samping secara
dkk., (2014), bahwa semakin besar limbah yang
generatif juga secara vegetatif dengan pertunasan
masuk ke dalam suatu perairan, maka semakin
stolon. Dari beberapa hasil penelitian sebelumnya
besar konsentrasi logam berat yang akan
dilaporkan bahwa semakin tinggi kerapatan
terakumulasi pada tubuh organisme.
tumbuhan pada suatu perairan semakin rendah
Logam berat diserap oleh tumbuhan dalam
pula akumulasi polutan logam yang terakumulasi
bentuk ion-ion yang terlarut dalam air seperti unsur
pada jaringan tumbuhan. Hal ini sesuai dengan
hara yang ikut masuk bersamaan dengan aliran air. 7
Menurut Haryati (2012), bahwa Pada lingkungan
terjadi pada suhu yang tinggi sehingga molekul
yang banyak mengandung logam berat Pb, akan
oksigen akan terlepas dari air, dan semakin tinggi
menyebabkan protein regulator dalam tumbuhan
suhu maka kadar oksigen semakin berkurang,
tersebut membentuk senyawa pengikat yang
karena sebagian oksigen tersebut bereaksi dengan
disebut fitokhelatin. Fitokhelatin merupakan
air dan berikatan dengan ion Pb.
peptide yang mengandung 2 - 8 asam amino sistein
Tingginya konsentrasi timbal di perairan
di pusat molekul dan asam glutamate serta sebuah
Tanjung Bunga dibandingkan dengan kedua
glisin pada ujung yang berlawanan. Fitokhelatin
lokasi penelitian lainnya, diduga karena perairan di
dibentuk di dalam nukleus yang kemudian
lokasi tersebut merupakan tempat bermuaranya
melewati retikulum endoplasma, aparat golgi,
beberapa kanal yang membelah kota Makassar,
vasikula sekretori untuk sampai ke permukaan sel.
yang tentunya akan banyak membawa berbagai
Bila bertemu dengan logam Pb dan logam berat
macam polutan. Berdasarkan penelitian yang
lainnya fitokhelatin akan membentuk ikatan
dilakukan oleh Lalo Payung (2013), bahwa salah
sulfida di ujung belerang pada sistein dan
satu penyebab penurunan kualitas perairan di
membentuk senyawa kompleks, sehingga Pb dan
Tanjung Bunga diduga berasal dari tiga sumber
logam berat lainnya akan terbawa menuju jaringan
yang dominan yaitu adanya pemusatan penduduk
tumbuhan. Logam timbal dapat masuk sel dan
di kota, terdapat rumah sakit dan hotel yang
berikatan dengan enzim sebagai katalisator,
membuang limbahnya ke perairan tanpa melalui
sehingga reaksi kimia di sel akan terganggu.
pengolahan terlebih dahulu serta kegiatan industri
Penyerapan
logam
oleh
tumbuhan
di sekitar kota Makassar. Penyumbang terbesar
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
logam berat Pb pada lingkungan adalah bahan
keberadaan unsur di dalam lingkungannya, pH dan
bakar kendaraan yang mengandung timbal.
suhu. Penyerapan logam berat oleh tumbuhan air
Konsentrasi timbal pada perairan di ketiga
terjadi secara pasif, yang dipengaruhi secara tidak
loaksi penelitian pada bulan Desember 2014
langsung oleh proses metabolisme sel atau
tersebut relatif rendah, masih di ambang batas yang
jaringan tumbuhan. Senyawa kimia yang diserap
ditetapkan oleh pemerintah dan berdasarkan UU.
tumbuhan dapat digunakan dalam proses
KLH No. 02, Tahun 1988, tentang baku mutu
metabolisme pada jaringan vaskuler ataupun
timbal (Pb) dalam air yaitu 0,05 – 1 mg/liter. Se-
diakumulasi pada jaringan lainnya.
dangkan konsentrasi timbal pada perairan pada
Ion timbal (Pb) tidak terakumulasi semua
bulan Maret 2015, bahkan tidak terdeteksi adanya
oleh eceng gondok, karena ion Pb dapat berpindah
Pb di perairan, hal ini tentunya juga dipengaruhi
dari air melalui proses penguapan, ion Pb tersebut
oleh musim penhujan yang menyebabkan
akan berikatan dengan oksigen membentuk ion
terjadinya pengenceran konsentrasi logam berat Pb
Pb(O3)2 (Haryati, dkk., 2012). Proses tersebut
pada air sehingga tidak terdeteksi oleh AAS. 8
Faktor
fisika-kimiawi
juga
tentunya
pada kisaran ambang batas standar mutu air yang
berpengaruh terhadap konsentrasi polutan pada
ditetapkan oleh pemerintah.
suatu perairan, contohnya suhu dan pH air. Suhu
Disarankan
dilakukan
penelitian
suatu perairan mempengaruhi proses kelarutan
selanjutnya untuk menguji akumulasi logam berat
bahan ataupun logam berat Pb yang masuk ke
timbal (Pb) pada tumbuhan eceng gondok dan
perairan. Semakin tinggi suhu perairan maka
perairan di beberapa lokasi di kota Makassar, pada
kelarutan logam berat Pb akan semakin tinggi pula.
bulan-bulan musim kering.
Suhu pada ketiga perairan ini relatif sejuk berkisar
DAFTAR PUSTAKA
antara 26,5 - 26,7 °C, yang tentunya berpengaruh terhadap penyerapan logam berat Pb. Disamping
Bugis, H., Anwar, D., dan Agus, B., 2010. Studi
itu pH air juga mempengaruhi konsentrasi dan
Kandungan Logam Berat Kromium Vi
kelarutan logam berat Pb di perairan, kelarutan
(Cr Vi) pada Air dan Sedimen Disungai
logam berat Pb akan lebih tinggi pada pH rendah
Pangkajene Kabupaten Pangkep. Bagian
(suasana asam), yang dapat menyebabkan
Kesehatan
meningkatkan toksisitas logam berat Pb. Nilai pH
Kesehatan
pada ketiga lokasi perairan tersebut berkisar antara
Lingkungan, Masyarakat,
Fakultas Universitas
Hasanuddin, Makassar.
5,09 – 5,18, yang menunjukkan air berada pada
Darmono, 1995. Logam dalam Sistem Biologi
suasana asam.
Mahluk Hidup, Universitas Indonesia,
Berkisar 60% sumber pencemaran di
Jakarta.
lingkungan oleh logam (termasuk timbal)
Darmono, 2001. Logam dalam Sistem Biologi
bersumber dari sistem transportasi, yang sebagian
Mahluk Hidup, Universitas Indonesia,
besar berupa partikel di udara maupun yang akan
Jakarta.
terlarut air (Darmono, 1995).
Hartanti P, I., Alexander T, S, H., dan Ruslan W.
KESIMPULAN DAN SARAN
2014.
Pengaruh
Kerapatan
Eceng
Berdasarkan pada hasil analisis data dari
Gondok (Eichornia crassipes) Terhadap
ketiga lokasi penelitian yaitu Tanjung Bunga,
Penurunan Logam Chromium Pada
Batua, dan Hertasning, maka dapat disimpulkan
Limbah Cair Penyamakan Kulit, Jurnal
bahwa konsentrasi akumulasi logam berat Pb pada
Sumberdaya Alam dan Lingkungan,
Eceng gondok Eichhornia crassipes (Mart.)
Universitas Brawijaya, Malang.
Solm., masih sangat rendah yaitu di bawah 0.01
Haryati, M., Tarzan, P., dan S. Kuntjoro. 2012.
ppm (<0.01 ppm), sedangkan konsentrasi pada
Kemampuan Genjer Limnocharis Flava
perairan pada bulan Desember 2014 dan Maret
(L.) Buch. Menyerap Logam Berat
2015, berkisar antara 0.0843 – 0.1263 ppm masih
Timbal (Pb) Limbah Cair Kertas pada 9
Biomassa dan Waktu Pemaparan Yang
Masyarakat, Universitas Hasanuddin,
Berbeda. Lenterabio Vol. 1, No.3,
Makassar.
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas
Saenab, S., Nurhaedah, dan Cut M., 2014. Studi
Negeri Surabaya.
Kandungan Logam Berat Timbal Pada
Haryanti, S., S. Nintya, B. H. Rini, D. H. Endah,
Langkitang (Faunus Ater) Di Perairan
dan N. J. Yulita. 2009. Respon Fisiologi
Desa Maroneng Kecamatan Duampanua
dan Anatomi Eceng Gondok Eichornia
Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan.
crassipes di Berbagai Perairan Tercemar,
Jurnal Bionature, Vol.15, No.1, Jurusan
Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi
Biologi, FMIPA, Universitas Negeri
Vol.10, No.1:30 - 40, Jurusan Biologi,
Makassar, Makassar.
FMIPA,
Universitas
Dipone-goro,
Samawi, M. F., dan Rahmadi, T., 2010. Analisis
Semarang.
Potensi
Hutagalung, 2001. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi.
Sponge
Laut
sebagai
Bioakumulator Logam Berat Pb, Cd dan
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Cu dari Perairan Laut, Proseding Seminar
Ishak, I., M. Jahja, dan M. Sakakibara., 2014.
Nasional Tahunan VII. Hasil Penelitian
Potensi Tanaman Genjer Lamnchoris
Perikanan dan Kelautan, Universitas
flava sebagai Akumulator Logam Pb dan
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Cu. Fakultas Matematika dan Ilmu
Tangio, J. S., 2013. Adsorpsi Logam Timbal (Pb)
Pengetahuan Alam, Lembaga Penelitian,
dengan Menggunakan Biomassa Eceng
Universitas Negeri Gorontalo.
Gondok
Lalo Payung, F., Ruslan, dan Agus B.B., 2013,
Eichhornia
Pendidikan Kimia, FMIPA - Universitas
Studi Kandungan Dan Distribusi Spasial
Negeri Gorontalo, Gorontalo.
Logam Berat Timbal (Pb) Pada Sedimen
Tjitrosoepomo, G. 2011. Morfologi Tumbuhan.
Dan Kerang (Anadara Sp) Di Wilayah
Gadjah
Pesisir Kota Makassar. Kesehatan
Yogyakarta.
Lingkungan,
Fakultas
crassipes,
Kesehatan
10
Mada
University Press
: