Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Jl. Prof. Dr Sumantri Brojonegoro no.1 Gedongmeneng Bandar Lampung
ANALISIS ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PENERBITAN SAHAM BONUS DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2008 (skripsi)
Oleh Nama NPM Jurusan Konsentrasi Pembimbing I Pembimbing II
: Juniati : 0611011013 : Manajemen : Keuangan : Dr. Mahatma Kupefaksi, S.E., M.Sc. : H. Asep Unik, S.E., M.E.
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2010
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar (Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1548/KMK/90, tentang Peraturan Pasar Modal). Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek. (Sunariyah : 2003)
Bursa efek menurut UU RI No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. Secara formal, pasar modal menurut Suad Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
2
Pasar modal berperan dalam pembangunan ekonomi sebagai institusi yang membantu berlangsungnya pembentukan modal dan mobilisasi sumber daya secara efisien. Jika dilihat dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, pasar modal memberikan alternatif pendanaan eksternal untuk memenuhi kebutuhan dana jangka panjang dengan biaya yang lebih rendah daripada sistem perbankan. Dalam sudut pandang investor, pasar modal adalah alternatif keuangan sehingga investor mempunyai pilihan investasi yang akan memberikan keuntungan berupa return (tingkat pengembalian).
Investasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh investor di dalam menanamkan dananya pada berbagai jenis pilihan investasi di pasar modal, pada dasarnya mengandung unsur return dan diimbangi dengan adanya risiko. Kesalahan dalam memilih berarti akan kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan, tetapi hal tersebut dapat ditanggulangi dengan melakukan diversifikasi investasi, yaitu membagi dana pada beberapa jenis investasi sekaligus sehingga akan mengurangi risiko yang ditanggung, yang merupakan konsep dasar teori portofolio.
Permasalahan yang timbul kemudian adalah banyaknya kombinasi portofolio yang dapat dibentuk dari aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Rasionalitas investor diukur dengan melihat sejauh mana keberhasilannya dalam memilih saham. Investor rasional hanya akan memilih portofolio optimal yaitu portofolio yang dipilih dari beberapa portofolio yang efisien.
3
Portofolio yang efisien merupakan portofolio yang memberikan tingkat return tertinggi pada tingkat risiko tertentu atau portofolio yang memberikan tingkat risiko terkecil pada tingkat return tertentu. Portofolio yang efisien dicapai dengan mengkombinasikan beberapa sekuritas dengan proporsi yang tepat yang memaksimalkan expected return dan meminimalkan risiko.
Pasar modal merupakan alternatif penggali pembiayaan pembangunan modal yang dapat berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Pasar modal di Indonesia dikenal dengan nama Bursa Efek Indonesia, di BEI inilah instrumen pasar modal yang berupa saham diperjualbelikan. Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Bentuk saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang membagikan kertas tersebut. Saham sebagai salah satu instrument pasar modal yang paling aktif diperjualbelikan bisa dijadikan pilihan bagi para investor untuk mengalokasikan dana yang dimiliki.
Perilaku perubahan harga saham yang tak tentu dalam kegiatan pasar modal ini terbentuk karena kegiatan dua macam analis investasi. Pertama adalah para analis yang mempelajari bisnis perusahaan dan mencoba membuka informasi tentang kemampulabaan perusahaan yang akan memberikan informasi terhadap harga saham yang disebut analisis teknikal. Kedua adalah para peneliti yang mempelajari kinerja perusahaan yang datanya diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, analisis semacam ini dinamakan analisis fundamental.
4
Perubahan harga saham ini mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham yang terjadi di bursa. Harga saham akan berfluktuasi sesuai informasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Informasi dari dalam perusahaan seperti penilaian kinerja perusahaan, pergantian pengurus perusahaan, penerbitan penerbitan dividen dan informasi lain yang menyangkut operasi perusahaan. Informasi dari luar perusahaan seperti isu-isu politik, situasi keamanan kota atau negara dan perkembangan perusahaan pesaing.
Aktivitas perdagangan saham di bursa efek dipengaruhi juga oleh adanya aksi korporasi atau corporate action yang dilakukan oleh emiten dalam rangka memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Corporate action memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepentingan pemegang saham, terhadap jumlah saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham, jumlah saham yang dipegang investor, serta pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham.
Salah satu bentuk corporate action yang dilakukan emiten adalah penerbitan saham bonus. Saham bonus (bonus share) merupakan saham baru yang dikeluarkan oleh perseroan untuk para pemegang saham lama yang berasal dari kapitalisasi agio saham. Saham bonus ini merupakan aksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan membagikan sejumlah saham kepada para pemegang saham sebagai bentuk apresiasi. Jumlah saham yang beredar menjadi meningkat. Harga saham akan menjadi turun akibat bertambahnya jumlah saham yang beredar.
5
Penerbitan saham bonus memberi pesan pada emiten bahwa kondisi keuangan emiten lumayan bagus sehingga mampu bayar dividen walaupun dalam bentuk saham bonus. Kebijakan penerbitan dividen akan memberikan efek positif bila perusahaan mampu membayar dividen kas. Akibat dari pembayaran dividen kas akan memberi sinyal positif kepada investor karena perusahaan dianggap mampu memperoleh kas, yang terutama datang dari operasi. Sebaliknya perusahaan yang tidak mampu membayar dividen kas akan membayarnya dalam bentuk saham bonus yang artinya perusahaan tidak melakukan transfer value ke investor.
Pencatatan akuntansi untuk dividen kas yang terjadi adalah pengurangan saldo kas dan saldo laba ditahan, dengan kata lain di neraca perusahaan terjadi pengurangan aktiva dan pengurangan ekuitas pemilik. Namun untuk dividen saham, yang terjadi adalah pemindahbukuan akun-akun ekuitas pemilik. Di sini saldo laba ditahan dikurangkan dan sebagai lawannya saldo modal saham ditambahkan. Karena kedua akun ini adalah akun dalam ekuitas pemilik, secara bersih tidak ada perubahan apa-apa di ekuitas pemilik ataupun di aktiva dalam neraca perusahaan.
Perusahaan melakukan kebijakan dividen dimana pada saat perusahaan tidak mampu membayar dividen dalam bentuk kas maka perusahaan membayar dividen dalam bentuk saham atau dikenal dengan istilah saham bonus. Kebijakan dividen merupakan cara penerbitan dividen kepada para pemegang saham yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Kebijakan dividen ini akan mempengaruhi para investor dan persepsinya di pasar modal.
6
Frankturer and Wood (1997) menyatakan bahwa kebijakan dividen yang dipakai oleh setiap perusahaan berbeda-beda tergantung budaya, kebiasaan, kepercayaan, peraturan, opini publik, persepsi, kondisi ekonomi dan faktor lainnya. Namun tidak benar jika ada pandangan kebijakan dividen yang satu lebih baik daripada yang lainnya karena semua kebijakan dividen yang ada sama baiknya.
Perusahaan yang jika memiliki laba setiap tahunnya, maka perusahaan tersebut akan berpikir apakah dari laba yang diperolehnya tersebut akan diberikan semua, sebagian atau seluruhnya ditahan untuk diinvestasikan kembali. Persoalan ini sebenarnya bukan persoalan bisnis, karena akan mempunyai pengaruh pada naik turunnya harga saham perusahaan. Karena itulah diperlukan adanya pengaturan yang matang tentang bagaimana penentuan laba yang diperoleh dialokasikan pada dividen yang harus dibayar.
Kebijakan pembayaran dividen merupakan suatu kebijakan yang butuh biaya mahal, karena perusahaan harus menyediakan dana dalam jumlah besar untuk keperluan pembayaran dividen. Perusahaan umumnya menolak untuk mengurangi pembayaran dividen dan menganut kebijakan konservatif dengan pembayaran dividen yang stabil. Hanya perusahaan dengan tingkat kemampulabaan yang tinggi dan prospek ke depan yang cerah, yang mampu untuk membagikan dividen. Banyak perusahaan yang selalu mengkomunikasikan bahwa perusahaannya memiliki prospek ke depan yang cerah dan tidak menghadapi masalah keuangan. Perusahaan yang kurang prospektif dan menghadapi masalah keuangan tentu akan kesulitan membayar dividen.
7
Untuk itu, perusahaan membayarnya dalam bentuk saham yang dikenal sebagai saham bonus. Hal ini memberi pesan bahwa perusahaan mampu membayar dividen. Dengan demikian, dapat memberikan tanda pada pasar bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang cerah dan mampu mempertahankan tingkat kebijakan dividen yang telah ditetapkan pada periode sebelumnya serta penerbitan dividen dapat memberi sinyal positif bahwa perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dimasa mendatang.
Distribusi saham bonus dapat digunakan sebagai alternatif yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan sahamnya, karena tujuan dilakukannya distribusi saham bonus adalah untuk meningkatkan likuiditas saham perusahaan, dengan cara menambah jumlah saham yang ada di pasar modal. Distribusi saham bonus dapat memberikan keuntungan langsung bagi investor seperti investor kecil yaitu dengan adanya distribusi saham bonus akan dapat meingkatkan kemampuan mereka untuk membeli saham perusahaan.
Penerbitan saham bonus ini akan berpengaruh terhadap harga saham dari emiten yang membagikan saham bonus, dimana harga saham dari emiten yang bersangkutan akan mengalami koreksi atau penurunan. Koreksi harga saham yang terjadi terkadang tidak sesuai dengan perkiraan harga teoritis. Ada saham yang terkoreksi dibawah harga teoritis dan ada juga yang di atas harga teoritis pada saat ex-date yaitu pada saat investor tidak mempunyai hak lagi atas saham bonus.
8
Perhitungan harga teoritis saham karena penerbitan saham bonus dengan rasio a:b (sebanyak a saham lama mendapat b saham baru) yaitu dengan perbandingan rasio tertentu dari rasio saham bonus terhadap rasio saham lama. Seringkali emiten memberikan saham bonus yang disertai dengan dividen tunai pada waktu yang bersamaan yaitu ketika perusahaan membagikan dividen tunai dari laba bersih perusahaan, tetapi disamping itu perusahaan juga membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah saham yang beredar dimasyarakat dan memperkuat struktur permodalan perusahaan yang menunjukkan komitmen yang sangat kuat dari pemegang saham terhadap perusahaan. Berikut ini daftar emiten yang membagikan saham bonus berdasarkan rasio perbandingan antara jumlah lembar saham lama dan jumlah saham bonus selama tahun 2007-2008 sebanyak delapan emiten. Rasio penerbitan saham bonus ini menunjukkan bahwa setiap jumlah tertentu dari jumlah saham lama akan memperoleh sejumlah tertentu dari saham bonus berdasarkan rasio tertentu.
Tabel 1. Emiten yang membagikan saham bonus selama tahun 2007-2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kode BBLD DPNS AHAP DART SMRA PWON ASRM HITS
Sumber : www.idx.co.id
Nama Emiten PT Buana Finance Tbk PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk PT Duta Anggada Realty Tbk PT Summarecon Agung Tbk PT Pakuwon Jati Tbk PT Asuransi Ramayana Tbk PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
Rasio 500 : 200 27 : 2 52 : 10 1:1 1:1 10 : 3 5:2 26 : 1
9
Perkiraan koreksi harga saham setelah penerbitan saham bonus dapat digunakan perhitungan harga teoritis yaitu perkiraan harga saham pada saat pembukaan exdate setelah saham bonus dibagikan. Penerbitan saham bonus ini akan menguntungkan apabila harga saham setelah ex-date berada di atas harga teoritis. Sebaliknya, saham bonus tidak menguntungkan jika harga saham setelah ex-date berada di bawah harga teoritis. Dengan demikian investor perlu menganalisis apakah harga pada saat ex-date akan berada di atas atau di bawah harga teoritis agar keputusan yang diambil menguntungkan. (Lia I. Palupi : 2008)
Penerbitan saham bonus berasal dari kapitalisasi agio saham dengan membagikan saham bonus dengan nilai nominal setiap saham yang akan dibagikan secara proporsional kepada seluruh pemegang saham yang berhak sesuai dengan daftar pemegang saham dengan rasio perbandingan tertentu. Nilai nominal dengan harga pelaksanaan yang baru didapat dari perbandingan antara jumlah saham sesudah dan jumlah saham sebelum penerbitan saham bonus dikalikan dengan harga pelaksanaan yang lama. (H.M. Fakhrudin : 2001). Harga toritis dan harga nominal pelaksanaan saham bonus dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
Tabel 2. Emiten yang membagikan saham bonus berdasarkan harga teoritis dan harga pelaksanaan yang baru (harga nominal saham bonus) No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kode BBLD DPNS AHAP DART SMRA PWON ASRM HITS
Harga Teoritis 429 438 289 250 375 373 536 559
Sumber : Pusat Referensi Pasar Modal 2007-2008
Harga Nominal 250 250 250 250 100 100 500 500
10
Penelitian ini menggunakan tanggal ex-date sebagai waktu penelitian yaitu selama 45 hari sebelum penerbitan saham bonus dan 45 hari sesudah penerbitan saham bonus. Tanggal ex-date digunakan sebagai rentang waktu penelitian yaitu 45 hari terakhir sampai pada hari pelaksanaan yang menunjukkan bahwa sampai pada tanggal tersebut perdagangan atas saham masih mengandung atau dengan hak saham bonus dan 45 hari setelah hari pelaksanaan yang menunjukkan bahwa mulai tanggal tersebut perdagangan saham sudah tidak mengandung atau tanpa hak saham bonus.
Dengan demikian timbul perbedaan harga saham yaitu pada saat penerbitan saham bonus dan pada saat setelah terjadinya penerbitan saham bonus akibat adanya kegiatan penerbitan saham bonus yang ditunjukkan oleh perubahan harga saham perusahaan. Tabel 3 menunjukkan tanggal-tanggal penting dimulai dari perusahaan melakukan pencatatan atas penerbitan saham bonus, pendistribusian saham bonus sampai pada saat dimana investor tidak berhak lagi atas saham bonus tersebut.
Tabel 3. Emiten yang membagikan saham bonus berdasarkan listing date, record date, distribution date dan cum date No
Kode
Record date
1 2 3 4 5 6 7 8
BBLD DPNS AHAP DART SMRA PWON ASRM HITS
11 Mei 07 13 Juli 07 20 Juli 07 03 Agust 07 26 Mei 08 23 Juli 08 19 Sept 08 12 Des 08
Distribution date 28 Mei 07 12 Juli 07 03 Agust 07 10 Agust 07 09 Juni 08 07 Agust 08 29 Sept 08 30 Des 08
Sumber : Pusat Referensi Pasar Modal 2007-2008
Cum date
Expired Date
08 Mei 07 10 Juli 07 17 Juli 07 31 Juli 07 21 Mei 08 18 Juli 08 19 Sept 08 10 Des 08
14 Mei 07 16 Juli 07 18 Juli 07 6 Agst 07 22 Mei 08 24 Juli 08 22 Sept 08 25 Des 08
11
Saham bonus yang dibagikan oleh emiten mengakibatkan perubahan harga saham yaitu dengan meningkatnya jumlah saham yang beredar maka harga saham akan menurun. Dengan kata lain, saham bonus berakibat pada meningkatnya faktor penawaran saham dan dengan asumsi permintaan tetap maka dapat berakibat pada turunnya harga saham atau disebut dengan faktor koreksi. Faktor koreksi ini akan mempengaruhi pasar saat masa cum-date (tanggal terakhir yang menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal tersebut perdagangan atas saham masih mengandung atau dengan hak saham bonus) terlewati atau dengan istilah lain saat ex-date (tanggal yang menunjukkan bahwa mulai tanggal tersebut perdagangan saham sudah tidak mengandung atau tanpa hak saham bonus). Berikut ini daftar jumlah lembar saham yang tercatat pada perusahaan yang membagikan saham bonus pada saat sebelum saham bonus dibagikan dan sesudah saham bonus dibagikan.
Tabel 4. Jumlah saham emiten (outstanding) sebelum membagikan saham bonus, jumlah saham bonus yang dibagikan dan jumlah saham sesudah saham bonus dibagikan
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8
BBLD DPNS AHAP DART SMRA PWON ASRM HITS
Jml.saham sblm saham bonus (lembar) 998.702.494 308.293.404 260.000.000 1.430.695.481 3.217.894.073 5.936.834.615 40.714.273 4.333.333.342
Sumber : Pusat Referensi Pasar Modal 2007-2008
Jml.saham bonus (lembar) 399.480.997 22.836.548 50.000.000 1.430.695.481 3.217.894.073 1.781.050.385 16.285.709 166.666.667
Jml.saham ssdh saham bonus (lembar) 1.398.183.491 331.129.952 310.000.000 2.861.390.962 6.435.788.146 7.717.885.000 56.999.982 4.500.000.000
12
Perusahaan yang membagikan saham bonus tahun 2007 sampai 2008 sebanyak delapan perusahaan yang terdiri dari lima sektor industri yang ada di bursa. Masing-masing emiten berbeda dalam hal penerbitan saham bonus, ada yang membagikan saham bonus sekaligus membagikan dividen dalam bentuk tunai dalam satu kurun waktu dan ada juga yang tidak. Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah perusahaan yang membagikan saham bonus berdasarkan sub sektor industri sebanyak 8 perusahaan pada tahun 2007-2008 di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 5. Daftar perusahaan yang membagikan saham bonus berdasarkan sektor pada tahun 2007-2008 Nama Emiten PT Buana Finance Tbk PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk PT Duta Anggada Realty Tbk PT Summarecon Agung Tbk PT Pakuwon Jati Tbk PT Asuransi Ramayana Tbk PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
Sektor Financial Institution Chemicals Insurance Property&real estate Property&real estate Property&real estate Insurance Transportation
Sumber : www.idx.co.id
Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham dari suatu perusahaan gopublik menjadi masalah umum yang sering dapat dilihat di lantai bursa efek, pusat pelayanan informasi pasar modal, lembaga riset pasar modal dan sejumlah tempat yang memiliki hubungan on-line dengan bursa efek seperti BEI. Namun tidak banyak orang yang mengerti atau banyak yang masih bingung mengapa harga saham suatu perusahaan bisa berfluktuasi secara drastis pada suatu periode tertentu. Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator utama yang secara umum menggambarkan pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas.
13
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. IHSG menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Indeks Harga Saham Gabungan pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Sedangkan jumlah emiten yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 emiten. Pada Desember 2008 jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sudah mencapai 396 emiten. Seiring dengan perkembangan dan dinamika pasar, IHSG mengalami periode naik dan turun. Gambar 1 menunjukkan grafik pergerakkan IHSG dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2008.
Gambar 1. Grafik pergerakan IHSG dari tahun 1996 sampai Desember 2008
Sumber : Indonesia Stock Exchange, www.idx.co.id
14
Pertumbuhan IHSG BEI tahun 2007 cukup mempesona dengan rata-rata pertumbuhan diatas 50%. Pertumbuhan IHSG BEI ini merupakan pertumbuhan tertinggi di dunia. Sementara itu kapitalisasi pasar IHSG meningkat dari Rp. 1.246 Triliun menjadi Rp 2.539 Triliun. Pertumbuhan IHSG BEI juga semakin penting bagi pertumbuhan Produk Dometik Bruto Indonesia, dimana pada tahun 2007 kapitalisasinya terhadap PDB sudah mencapai 67%, meningkat hampir dua kalinya dibanding tahun 2006 yang masih 37%. Kondisi ini cukup kontradiktif dengan pertumbuhan investasi sektor riil di Indonesia. Pada periode yang sama Indonesia justru mengalami pertumbuhan investasi terendah di kawasan ASEAN terutama untuk investasi asing.
Rendahnya investasi sektor riil di Indonesia disebabkan masih berbelit-belitnya sistem birokrasi di Indonesia. Kalaupun ada perubahan belum pada perubahan yang mendasar yang dapat mempercepat prosedur investasi tersebut. Kondisi ini diperparah dengan adanya oknum aparat yang suka memperlambat proses investasi dengan tujuan mendapat keuntungan dari hal tersebut, yang tentu saja membuat para investor tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Kondisi berbeda tentu dapat dirasakan jika pemodal ingin berinvestasi di bursa, yang memiliki prosedur yang lebih mudah. Memang karakter investor di bursa tidak dapat diprediksi karena mereka dapat saja segera menarik uangnya dengan berbagai alasan, tetapi telah diketahui bahwa investasi di pasar saham mampu memberikan peluang keuntungan yang jauh lebih besar, bahkan diatas 50% dibandingkan instrumen investasi lainnya tentu lebih menarik.
15
Sebaliknya, Tahun 2008 menjadi antiklimaks bagi IHSG setelah selama 6 tahun berturut-turut berada dalam trend menguat. Kejatuhan IHSG tidak lepas dari memburuknya kinerja bursa saham di seluruh dunia sebagai akibat resesi global. IHSG terperosok anjlok minus 50% dibandingkan dengan posisi awal tahun. Kinerja IHSG merupakan salah satu yang terburuk di Regional Asia. Pada hari perdagangan terakhir di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2008 IHSG ditutup di 1355,408. Di akhir tahun 2007, IHSG ditutup di 2745,83. Dengan kata lain, selama tahun 2008 ini IHSG mengalami penurunan lebih dari 50%. Penurunan yang signifikan bila dilihat dari angkanya. Pertumbuhan IHSG di tahun 2008 antara lain terhambat oleh kondisi pasar yang sudah cenderung jenuh dibanding tahun 2007. Berikut ini grafik yang menunjukkan pergerakkan perubahan saham bulanan rata-rata IHSG tahun 1989-2008.
Gambar 2. Grafik perubahan bulanan rata-rata IHSG (1989-2008)
Sumber : Indonesia Stock Exchange, www.idx.co.id
16
Gambar 3. Grafik periode pengamatan pergerakan harga saham dan IHSG emiten sebelum melakukan penerbitan saham bonus pergerakan harga saham dan IHSG sebelum saham bonus
harga saham
2500 2000 1500
harga saham IHSG
1000 500 0 1
4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 hari
Data diolah dari lapiran 1 dan 3
Grafik perkembangan harga saham tersebut menunjukkan pergerakkan harga saham pada saat periode pengamatan sebelum penerbitan saham bonus dimana terlihat bahwa harga saham bergerak stabil saat t-45 sampai t-40 namun pada saat t-5 harga saham mulai mengalami fluktusi, hal ini karena adanya informasi mengenai penerbitan saham bonus tetapi fluktuasi yang terjadi sangat rendah sehingga penurunan harga saham tidak terlalu tinggi. Di sisi lain pergerakan IHSG cenderung stabil yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan tidak terlalu terpengaruh dengan adanya informasi dari penerbitan saham bonus.
Hal ini terjadi karena informasi yang disampaikan oleh manajer perusahaan tidak terkonfirmasi secara baik oleh investor sehingga pada saat-saat menjelang penerbitan saham bonus harga saham hanya sedikit yang mengalami perubahan pada penurunan harga sedangkan pada periode pengamatan beberapa hari sebelumnya harga saham cenderung stabil.
17
Gambar 4. Grafik periode pengamatan pergerakan harga saham dan IHSG emiten sesudah melakukan penerbitan saham bonus pergerakan harga saham dan IHSG sesudah saham bonus
harga saham
2500 2000 1500
harga saham
1000
IHSG
500 0 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 hari Data diolah dari lapiran 2 dan 4
Grafik perkembangan harga saham tersebut menunjukkan pergerakkan harga saham pada saat periode pengamatan sesudah penerbitan saham bonus setelah adanya penerbitan saham bonus yang berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham tetapi sangat kecil hal ini tidak terlihat pada pergerakkan harga saham sesudah penerbitan saham bonus dimana pergerakkan harga saham cenderung stabil. Disisi lain pergerakan IHSG juga cenderung stabil yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan tidak terlalu terpengaruh dengan adanya informasi dari penerbitan saham bonus.
Hal ini terjadi karena informasi yang disampaikan oleh manajer perusahaan tidak terkonfirmasi secara baik oleh investor sehingga pada saat periode sesudah penerbitan saham bonus harga saham cenderung stabil. Ini mengindikasikan bahwa penerbitan saham bonus kurang berpengaruh terhadap pergerakkan harga saham.
18
Darmaji dan Hendy M. Fakhrudin (2001) menyebutkan bahwa saham bonus merupakan bonus pembagian saham untuk para pemegang saham, dimana pembagian bonus ini ditujukan sebagai bentuk reward. Saham bonus diberikan secara cuma-cuma oleh emiten kepada pemegang saham tersebut dapat berasal dari kapitalisasi agio saham atau dapat pula berasal dari selisih kembali penilaian aktiva tetap. Besarnya bonus ditentukan dalam rapat pemegang saham, dimana besarnya dinyatakan dalam satuan rasio berapa pemegang saham mendapatkan tambahan saham baru.
Dampak dari saham bonus adalah meningkatnya jumlah saham yang beredar. Dengan kata lain, saham bonus berakibat pada meningkatnya faktor penawaran saham. Dengan asumsi permintaan tetap, maka pembagian saham bonus ini berakibat pada turunnya harga saham atau terjadi koreksi atas harga saham sesuai dengan faktor koreksinya. Faktor koreksi merupakan perbandingan antara saham lama dengan jumlah saham baru setelah penambahan bonus.
Lia Indah Palupi (2008) melakukan penelitian terhadap emiten yang membagikan saham bonus tahun 2006 dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa penerbitan saham bonus memilki pengaruh yang negatif. Penerbitan saham bonus ini mengakibatkan harga saham dari emiten yang membagikan saham bonus mengalami penurunan harga. Saham bonus mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar, dengan asumsi permintaan tetap maka akan mengakibatkan harga saham emiten yang membagikan saham bonus turun (terkoreksi).
19
Penerbitan saham bonus merupakan salah satu aktivitas perdagangan saham di bursa efek yang dilakukan oleh emiten dalam rangka memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Corporate action memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepentingan pemegang saham atau investor, karena corporate action yang dilakukan emiten tersebut akan berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham, jumlah saham yang dipegang investor, serta pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham. Pergerakan harga saham yang terjadi dapat berbeda pada saat sebelum dan sesudah terjadinya suatu peristiwa hal ini akan mengakibatkan adanya return yang berbeda pula pada suatu perusahaan dimana return dapat terjadi normal (tetap) atau berubah baik meningkat atau menurun. Hal inilah menyebabkan adanya abnormal return pada perusahaan atas terjadinya suatu aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan sehingga menyebabkan terjadinya pasar tidak efisien.
Penerbitan saham bonus merupakan berita yang disampaikan oleh pihak manajemen perusahaan yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Investor akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal terhadap adanya peristiwa (event) tertentu yaitu berupa sinyal positif (good news) atau berupa sinyal negatif (bad news) terhadap pergerakan harga saham apakah akan meningkat ataukah menurun.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul ” Analisis Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Penerbitan Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2008 ”.
20
B. Permasalahan
Penerbitan saham bonus yang dilakukan oleh emiten akan mengakibatkan jumlah saham yang beredar (penawaran saham) akan meningkat. Dengan asumsi permintaan tetap, maka harga saham emiten tersebut akan mengalami penurunan yang berakibat pada perubahan return setelah penerbitan saham bonus sehingga menyebabkan adanya abnormal return perusahaan. Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pasar efisien dalam bentuk lemah. 2. Apakah terdapat abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus pada perusahaan yang menerbitkan saham bonus. 3. Apakah terdapat perbedaan signifikan abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus pada perusahaan yang menerbitkan saham bonus di BEI tahun 2007-2008.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efisiensi pasar dalam bentuk lemah. 2. Untuk mengetahui besarnya abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus pada perusahaan yang menerbitkan saham bonus. 3. Untuk mengetahui besarnya perbedaan signifikansi abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus pada perusahaan yang menerbitkan saham bonus di BEI tahun 2007-2008.
21
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan corporate action dalam hal saham bonus agar keputusan yang diambilnya tepat. 2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis di bidang investasi di pasar modal terutama tentang saham bonus.
E. Kerangka Pemikiran
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk uang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, publik authorities maupun perusahaan swasta (Suad Husnan : 2003). Dalam kegiatan jual beli saham inilah akan terbentuk harga saham dimana setiap harinya terjadi fluktuasi perubahan harga saham baik berupa kenaikan maupun penurunan dalam aktivitas perdagangan saham. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham yang terjadi di bursa.
Aktivitas perdagangan saham di bursa efek dipengaruhi juga oleh adanya aksi korporasi atau corporate action yang dilakukan oleh emiten dalam rangka memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Salah satu bentuk corporate action yang dilakukan emiten adalah penerbitan saham bonus yang merupakan saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk para pemegang saham lama yang berasal dari kapitalisasi agio saham.
22
Saham bonus ini merupakan aksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan membagikan sejumlah saham kepada para pemegang saham sebagai bentuk apresiasi. Jumlah saham yang beredar menjadi meningkat. Harga saham akan menjadi turun akibat bertambahnya jumlah saham yang beredar. Penerbitan saham bonus ini akan berpengaruh terhadap penurunan harga saham dari emiten yang membagikan saham bonus.
Pengaruh dari penerbitan saham bonus ini dapat dilihat dari regresi antara harga saham perusahaan dengan harga pasar suatu saham. Dimana pengaruh penerbitan saham bonus ini mengakibatkan koreksi atau penurunan harga saham karena jumlah saham yang beredar bertambah dengan asumsi permintaan tetap. Akan tetapi koreksi harga saham yang terjadi tidak sesuai dengan perkiraan harga teoritis. Ada saham yang terkoreksi dibawah harga teoritis dan ada juga yang di atas harga teoritis pada saat ex-date. Hal ini menyebabkan harga saham berfluktuasi setelah terjadinya penerbitan saham bonus.
Penerbitan saham bonus berpengaruh terhadap pergerakan harga saham apakah akan meningkat ataukah menurun yang menyebabkan adanya abnormal return yang didapat dari perbandingan antara return sebelum dan return sesudah penerbitan saham bonus hal ini dapat dilihat dari seberapa besar trade off yang terjadi antara return dan risiko pada perusahaan yang membagikan saham bonus sehingga dapat dilihat apakah penerbitan saham bonus menyebabkan adanya perbedaan abnormal return perusahaan sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus dan pasar tergolong efisien atau tidak efisien dalam bentuk lemah.
23
Berdasarkan uraian tersebut dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 5. Kerangka Pemikiran
Efisiensi Pasar
Pasar Modal
Corporate Action
Saham Bonus
Harga Saham
Return Saham
Return Pasar
Abnormal return
Sebelum penerbitan saham bonus
Sesudah penerbitan saham bonus
Berbeda Signifkan / Tidak Signifikan
24
F. Hipotesis Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang melakukan penerbitan saham bonus di BEI tahun 2007-2008 yaitu sebanyak 8 sampel perusahaan dengan rentang waktu penelitian yaitu 45 hari sebelum dan 45 hari sesudah penerbitan saham bonus, yang terdiri dari periode estimasi dan periode jendela. Data yang digunakan adalah harga saham penutupan sebelum penerbitan saham bonus dan harga saham penutupan setelah dilakukan penyesuaian sesudah penerbitan saham bonus. Harga saham ini di uji dengan runtun test sehingga dapat diketahui apakah harga saham bergerak secara acak atau tidak yang dapat mencerminkan efisiensi pasar. Dari harga saham diperoleh return dan dapat diketahui apakah ada abnormal return pada saat sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus sehingga diketahui perbedaannya. Dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis membuat hipotesis dalam penulisan ini yaitu :
Hipotesis 1 : Pasar efisien dalam bentuk lemah Hipotesis 2 : Tidak terdapat abnormal return sebelum penerbitan saham bonus Hipotesis 3 : Tidak terdapat abnormal return sesudah penerbitan saham bonus Hipotesis 4 : Tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus
25
II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pasar Modal
Pengertian klasik pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, obligasi, dan sekuritas efek. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, maka aspek memperoleh keuntungan yang optimal adalah tujuan yang menjiwai pasar modal sebagai lembaga jual beli efek (Agus Sartono : 1996). Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar (Kep.M.Keu.RI No.1548/KMK/90, tentang Peraturan Pasar Modal).
Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah : 2003).
Pengertian Pasar Modal menurut Undang-undang RI No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah : Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.
26
Pasar modal secara formal menurut Suad Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan alternatif penggali pembiayaan pembangunan modal yang dapat berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
1. Alasan dibentuknya Pasar Modal
Pasar modal dijumpai di banyak negara. Hal ini disebabkan karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang mempunyai kelebihan dana) ke borrower (pihak yang memerlukan dana). Fungsi keuangan pasar modal dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan para borrower tanpa keterlibatan lender secara langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.
2. Peranan Pasar Modal
Pasar modal mempunyai peran penting dalam kegiatan ekonomi secara makro. Pasar modal dapat berperan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal. Perusahaan yang memerlukan dana memandang pasar modal sebagai suatu alat untuk memperoleh dana yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan modal yang diproleh dari sektor perbankan.
27
3. Manfaat Pasar Modal
Terdapat banyak manfaat yang akan diperoleh atas keberadaan pasar modal oleh emiten, investor, lembaga penunjang dan pemerintah. Manfaat-manfaat pasar modal antara lain adalah (Agus Sartono : 1996) : 1. Manfaat bagi emiten Dalam kondisi dimana debt to equity ratio perusahaan lebih tinggi, maka akan sulit menarik pinjaman baru dari bank. Oleh karena itu, pasar modal menjadi alternatif lain bagi perusahaan. 2. Bagi investor Pasar modal yang telah berkembang baik merupakan sarana investasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh investor. Investasi melalui pasar modal dapat dilakukan dengan cara membeli instrumen pasar modal seperti saham, obligasi, ataupun sekuritas kredit investasi di pasar modal memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan investasi pada sektor perbankan. 3. Bagi lembaga penunjang Berkembangnya pasar modal juga akan mendorong perkembangan lembaga penunjang menjadi lebih profesional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Keberhasilan pasar modal tidak terlepas dari peranan lembaga penunjang. 4. Bagi pemerintah Pasar modal merupakan alternatif lain sebagai sumber pembiayaan pembangunan selain sektor perbankan dan tabungan pemerintah. Pembangunan yang semakin pesat memerlukan dana yang semakin besar pula.
28
4. Bentuk-bentuk Pasar Modal
Secara formal pasar modal yang efisien dapat didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Suad Husnan : 2003). Informasi-informasi yang relevan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu informasi dalam bentuk perubahan harga diwaktu lalu, informasi yang tersedia untuk publik (public information) dan informasi yang tersedia baik untuk publik maupun tidak (public and private information).
Adapun tiga bentuk efisiensi pasar modal yaitu : 1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form efficiency) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Pasar bentuk ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang, sehingga investor tidak dapat memperoleh keuntungan yang tidak normal. 2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong efficiency) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan. 3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form efficiency) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat, sehingga tidak ada investor yang dapat memperoleh keuntungan yang tidak normal.
29
5. Instrumen Pasar Modal
Pengertian efek menurut Kepres 53/1990 adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap right, warrant, opsi atau setiap derivatif dari efek, atau instrumen yang ditetapkan sebagai efek. (Sunariyah : 2003) a. Saham Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu Perseroan Terbatas (PT) atau emiten. Pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Ada dua jenis saham, yaitu saham atas nama dan saham atas tunjuk. Saham yang diperdagangkan di Indonesia saat ini adalah saham atas nama, yaitu saham yang nama pemiliknya tertera di atas saham tersebut. b. Obligasi Obligasi adalah surat pengakuan utang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat. Jangka waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan penerbitan imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya juga telah ditetapkan dalam perjanjian. c. Derivatif dari efek Bentuk derivatif dari efek antara lain yaitu: 1) Right atau klaim Right adalah bukti hak memesan saham terlebih dahulu yang melekat pada saham, yang memungkinkan para pemegang saham untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan oleh perusahaan sebelum saham-saham tersebut ditawarkan kepada pihak lain.
30
2) Warrant Menurut peraturan Bapepam, waran adalah efek yang diterbitkan suatu perusahaan, yang memberi hak kepada pemegang saham untuk memesan saham dari perusahaan pada harga tertentu untuk enam bulan atau lebih. 3) Obligasi konvertibel Obligasi konvertibel yaitu obligasi yang setelah jangka waktu tertentu dan selama masa tertentu, dengan perbandingan dan atau harga tertentu, dapat ditukarkan menjadi saham dari perusahaan emiten. 4) Saham dividen Keuntungan perusahaan dapat dibagi dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham dividen. Alasan penerbitan saham dividen adalah karena perusahaan ingin menahan laba milik para pemegang saham yang bersangkutan di dalam perusahaan tersebut untuk digunakan sebagai modal kerja. 5) Saham bonus Perusahaan membagikan saham bonus yang dibagikan kepada pemegang saham lama. Penerbitan saham bonus dilakukan untuk memperkecil harga saham yang bersangkutan, dengan maksud agar pasar lebih luas dan terjangkau bagi lebih banyak investor, serta dengan harga yang relatif murah. 6) Sertifikat ADR/CDR American Depository Receipts (ADR) atau Continental Depository Receipts (CDR) adalah suatu resi (tanda terima) yang memberikan bukti bahwa saham perusahaan asing disimpan sebagai titipan pada bank.
31
7) Sertifikat reksa dana Sertifikat reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa investor menitipkan uang kepada manajer investasi sebagai pengelola dana tersebut untuk diinvestasikan baik di pasar modal maupun di pasar uang.
B. Pengertian Saham Bonus
Saham bonus merupakan salah satu jenis corporate action yang dilakukan oleh emiten. Dalam penerbitan saham bonus sering digunakan istilah-istilah yang berkaitan sengan penerbitan saham bonus itu sendiri seperti : 1. Berikut ini beberapa istilah yang sering digunakan dalam saham bonus yaitu : a. Agio Saham adalah selisih lebih setoran pemegang saham di atas nilai nominalnya dalam hal saham dikeluarkan dengan nilai nominal. b. Kekayaan Bersih adalah selisih antara total aktiva dengan total kewajiban. c. Saldo Laba adalah akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan penerbitan dividen dan koreksi laba rugi periode lalu. d. Saham Bonus adalah saham yang dibagikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimiliki. f.
Dividen Kas adalah bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang.
g. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap adalah selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap.
32
2. Peraturan ini berlaku bagi Emiten yang telah melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas atau Perusahaan Publik. 3. Penerbitan Saham Bonus harus proporsional dengan kepemilikan saham dari setiap pemegang saham. 4. Pelaksanaan penerbitan Saham Bonus harus telah selesai dilakukan selambatlambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui penerbitan Saham Bonus tersebut. 5. Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan kepada Bapepam laporan penjatahan Saham Bonus yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam sebanyak 2 (dua) eksemplar selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah penerbitan Saham Bonus dilaksanakan. 6. Saham Bonus yang merupakan Dividen Saham, berasal dari kapitalisasi Saldo Laba. 7. Saham Bonus yang bukan merupakan Dividen Saham, berasal dari kapitalisasi: a. Agio Saham; dan atau b. unsur ekuitas lainnya. 8. Jumlah saham yang dibagikan dalam rangka Saham Bonus yang merupakan Dividen Saham ditentukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut: a. dalam hal harga pasar saham pada penutupan perdagangan 1 (satu) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham di bawah nilai nominal saham, maka jumlah saham yang dibagikan ditentukan berdasarkan sekurangkurangnya pada nilai nominal saham.
33
b. dalam hal harga pasar saham sama atau lebih tinggi dari nilai nominal saham, maka jumlah saham yang dibagikan ditentukan berdasarkan harga pasar saham pada penutupan perdagangan 1 (satu) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham. 9. Jumlah saham yang dibagikan dalam rangka Saham Bonus yang bukan merupakan Dividen Saham ditentukan berdasarkan nilai nominal saham. 10. Dengan memperhatikan ketentuan angka 8 dan angka 9 peraturan ini, dalam hal terdapat lebih dari satu nilai nominal saham, maka yang digunakan sebagai dasar penerbitan Saham Bonus adalah saham dengan nilai nominal terendah. 11. Penerbitan Saham Bonus hanya dapat dilaksanakan apabila asal Saham Bonus tersebut telah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam. 12. Dalam hal Saham Bonus berasal dari kapitalisasi Agio Saham maka nilai yang dapat dikapitalisasi adalah jumlah Agio Saham setelah dikurangi biaya emisi Efek ekuitas. 13. Emiten atau Perusahaan Publik atau pelaku Pasar Modal lainnya dalam hubungan dengan para pemodal dilarang memberikan informasi yang menyesatkan mengenai rencana penerbitan Saham Bonus oleh Emiten atau Perusahaan Publik tertentu. Informasi yang termasuk menyesatkan tersebut antara lain pernyataan bahwa: a. Saham Bonus merupakan pengganti dari Dividen Kas yang dijanjikan oleh Emiten atau Perusahaan Publik;
34
b. Saham Bonus yang bersumber dari kapitalisasi Agio Saham dan atau unsur ekuitas lainnya merupakan indikasi kemampuan Emiten atau Perusahaan Publik dalam memperoleh laba; c. Harga saham pada saat penawaran umum menjadi lebih rendah dengan adanya rencana penerbitan Saham Bonus; dan d. Penerbitan Saham Bonus sama dengan hasil dividen (dividend yield), seperti: 1) menggunakan penerbitan Saham Bonus sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan sama dengan hasil Dividen Kas; 2) menambahkan persentase penerbitan Saham Bonus dengan hasil dividen dan menyatakannya sebagai pembayaran dividen atau sebagai hasil investasi; dan 3) dividend yield tidak berubah berkaitan dengan diubahnya Dividen Kas menjadi Dividen Saham. 14. Emiten atau Perusahaan Publik yang akan membagikan Saham Bonus wajib menginformasikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum penerbitan Rapat Umum Pemegang Saham. Informasi mengenai penerbitan Saham Bonus tersebut wajib diumumkan kepada publik selambat-lambatnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham. 15. Informasi sebagaimana dimaksud dalam angka 14 sekurang-kurangnya wajib memuat hal-hal sebagai berikut: a. Penjelasan terperinci mengenai sumber dari kapitalisasi modal yang menjadi Saham Bonus;
35
b. Nilai dari masing-masing sumber kapitalisasi Saham Bonus; c. Rasio penerbitan Saham Bonus; d. Dasar penetapan harga yang digunakan sebagai dasar penerbitan Saham Bonus sebagaimana dimaksud dalam angka 8, angka 9 dan angka 10 peraturan ini; e. Penjelasan mengenai perlakuan pajak atas Saham Bonus, baik pengaruhnya pada para pemegang saham maupun pada perusahaan. Jika pengenaan pajak atas Saham Bonus kurang menguntungkan bagi pemegang saham daripada jika penerbitan diberikan dalam bentuk Dividen Kas, maka fakta tersebut wajib diungkapkan dan alasan untuk tidak membayarkan Dividen Kas, wajib dijelaskan; dan f.
Prosedur administratif yang berkaitan dengan penerbitan Saham Bonus.
16. Semua pelaku Pasar Modal yang terlibat dalam persiapan data historis mengenai harga saham dan informasi keuangan per saham wajib menyesuaikan informasi tersebut terhadap pengaruh dari penerbitan Saham Bonus dan menjelaskan metode yang dipergunakan dalam penyesuaian tersebut. 17. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk kepada Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.
36
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu penerbitan saham bonus antara lain waktu, harga dan rasio. Bagi investor informasi waktu penerbitan sangat penting untuk mengambil keputusan apakah dia akan melaksanakan haknya untuk mendapatkan saham bonus atau tidak sebab saham bonus mempunyai masa berlaku yang sangat singkat. Beberapa hal penting yang berkaitan dengan penerbitan saham bonus antara lain (Darmaji dan Fakhrudin : 2001) : 1. Rasio, merupakan perbandingan jumlah saham lama terhadap jumlah saham bonus yang akan diterima. 2. Listing-date adalah tanggal dimana penambahan saham akibat penerbitan saham bonus tersebut didaftarkan di bursa efek. 3. Cum-date adalah tanggal yang menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal tersebut perdagangan atas suatu saham masih mengandung atau dengan hak saham bonus. 4. Ex-date adalah tanggal yang menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal tersebut perdagangan saham sudah tidak mengandung atau tanpa hak saham bonus. 5. Record-date adalah tanggal dimana daftar pemegang saham yang berhak atas saham bonus diumumkan. 6. Distribution-date adalah tanggal pendistribusian dimana saham bonus tersebut diperdagangkan antar pemegang saham. 7. Exercise price, merupakan harga pelaksanaan yang harus dibayar investor untuk mengkonversi haknya ke dalam bentuk saham bonus. Umumnya harga pelaksanaan saham bonus berada di bawah harga saham yang berlaku.
37
C. Pengertian Return dan Abnormal Return
Pengertian return menurut Suad Husnan (2003) adalah ukuran yang mengukur besarnya perubahan kekayaan investor baik kenaikan maupun penurunan serta menjadi bahan pertimbangan untuk membeli atau mempertahankan sekuritas. Sedangkan pengertian risiko menurut Block & Hirt (1990) merupakan ketidakpastian dari hasil yang diberikan kepada investor dan tidak dapat dihilangkan tetapi dapat diminimalisasikan.
Selain return dan risiko, Charles P. Jones (1996) juga menambahkan investasi perlu memperhatikan faktor timing, yaitu menghindari risiko. Untuk setiap tambahan unit risiko ia akan menuntut kompensasi berupa tingkat keuntungan yang lebih besar. Titik pokoknya adalah investor dapat memperoleh kepuasan dari kesempatan investasinya yang diukur melalui tingkat pengembalian dan tingkat risiko. Pada kenyataannya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian (risiko). Oleh karena itu investor perlu melakukan diversifikasi yang tujuannya adalah untuk mengoptimalisasikan keuntungan (return) dengan menggabungkan beberapa jenis investasi (sekuritas) yang memiliki tingkat risiko tertentu atau terkecil dan memiliki tingkat keuntungan (return) tertentu atau tertinggi yang tidak sama, sehingga akan mengurangi risiko.
Konsep yang pertama kali dikenalkan oleh Harry Markowitz adalah bahwa secara umum risiko dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal kedalam bentuk portofolio. Sedangkan portofolio menurut Suad Husnan (2003) adalah sekumpulan surat-surat berharga dan kesempatan investasi.
38
Berbagai pilihan investasi yang terbesar khususnya untuk asset financial diperlukan suatu metode untuk memilih saham-saham pembentuk portofolio optimal yang akan memaksimalkan return ekspektasi pada tingkat risiko tertentu atau meminimalkan risiko pada tingkat return tertentu. Bahan pertimbangan pemilihan saham untuk dimasukan ke portofolio adalah tingkat kapitalisasi dan likuiditas pasar. Kapitalisasi pasar adalah total transaksi yang dilakukan terhadap saham tersebut di Bursa Efek yang ditunjukkan dengan volume transaksi. Likuiditas adalah tingkat ketertarikan atas saham, sejauh mana kemudahan saham diperjualbelikan. Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi.
Return saham menurut Jogiyanto (2000) dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional.
39
Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain/capital loss (keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya.
Abnormal return atau excess return menurut Jogianto (2000) merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi.
Ang (1997), menyatakan bahwa tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak mau berinvestasi jika pada akhirnya tidak ada hasil. Lebih lanjut setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Alternatif investasi modal sangat dipengaruhi oleh faktor kondisi pasar modal yang mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan harga saham yang terjual belikan. Rationalitas investor dapat diukur sejauhmana mereka dapat menentukan pilihannya untuk mendapatkan hasil yang maksimum pada tingkat risiko tertentu.
40
D. Pengertian Risiko
Investor yang melakukan investasi di dunia pasar modal yang sebenarnya penuh dengan unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan yang semacam itu dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya, yang bisa dilakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.
Gup (1986) mengemukakan bahwa risiko adalah penyimpangan dari return yang diharapkan (expected return), sedangkan menurut Jones (1996) risiko adalah kemungkinan pendapatan yang diterima (actual return) dalam suatu investasi akan berbeda dengan pendapatan yang diharapkan (expected return). Di samping itu menurut Brigham & Gapenski (1993) berpendapat bahwa risiko merupakan kemungkinan keuntungan yang diterima lebih kecil dari keuntungan yang diharapkan.
Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat risiko dalam berinvestasi antara lain : penerbitan saham bonus, second offering, stock dividen, penerbitan obligasi, penarikan obligasi dan lain-lain yang akan berdampak pada perubahan risiko (peningkatan risiko atau penurunan risiko) dan return saham perubahan risiko dan return ini akan
41
berdampak pada perubahan kepercayaan dan respon yang akan berpengaruh pada perubahan harga saham yang akhirnya akan mempengaruhi beta pasar dan variance return saham perusahaan tersebut. Dalam literature keuangan terdapat dua jenis risiko yaitu risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk) dan risiko sistematis (systematic risk) yang ditunjukkan pada gambar 6.
Gambar 6. Grafik systematic risk dan unsystematic risk
Sumber : Indonesia Stock Exchange, www.idx.co.id
Systematic risk adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio (Jogianto : 2000), maka risiko inilah yang relevan dalam analisis investasi. Risiko sistematis tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi kerena risiko ini tergantung pada berbagai faktor seperti perubahan perekonomian dan politik yang memperngaruhi semua perusahaan. Systematic risk disebut juga risiko pasar karena berkaitan dengan perubahaan yang terjadi di pasar secara keseluruhan, risiko ini terjadi karena kejadian diluar kegiatan perusahaan, sedangkan
42
Unsystematic risk merupakan risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang well-diversified, Unsystematic risk merupakan risiko spesifik perusahaan karena tergantung dari kondisi mikro perusahaan. Contoh unsystematic risk antara lain : risiko industri, operating laverage risk dan lainlain. Risiko ini dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada banyak sekuritas dengan pembentukan portofolio, unsystematic risk disebut juga diversible risk.
Gambar 7 memperlihatkan hubungan antara risiko dengan tingkat keuntungan memiliki hubungan yang positif, dimana semakin tinggi tingkat return yang diharapkan maka semakin tinggi pula risiko yang didapat. Tingkat keuntungan yang diharapkan biasa disebut dengan Opportunity Cost of Capital yang dipergunakan dalam keputusan investasi. (Suad Husnan : 2001)
Gambar 7. Grafik Tingkat keuntungan dan Risiko
Sumber : Indonesia Stock Exchange, www.idx.co.id
43
Semua investor dalam berinvestasi pasti menginginkan keuntungan yang besar dengan risiko yang relatif rendah atas investasi yang dilakukan. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan melakukan analisis atau peramalan-peramalan. Investasi di pasar modal, investor harus memiliki data yang konprehensif tentang apa yang dijadikan objek investasi, sekaligus pengetahuan dan kemungkinan keputusan yang diambil dengan mempertimbangkan risiko yang kecil.
Ada tiga karakter perilaku investor dalam menghadapi risiko yaitu pengambil risiko (risk seeker), penghindar risiko (risk averter) dan acuh terhadap risiko (Indefferent). (Weston, Fred and Copeland : 1999). Dari ketiga karakter tersebut, karakter kedua sering terjadi dikarenakan pada hakikatnya investor adalah bukan makhluk sosial yang selalu mau rugi karena harus menanggung risiko. Berikut ini gambar yang menunjukkan preferensi investor terhadap risiko.
Gambar 8. Preferensi Investor terhadap Risiko
Sumber : Weston and Copeland (1999)
44
E. Teknik Analisis
Analisis yang banyak digunakan untuk menentukan harga saham menurut (Jogiyanto : 2000) yaitu : 1. Analisis Teknikal (Technical Analysis), yaitu menentukan harga saham dengan menggunakan data pasar dari saham misalnya harga pasar saham, volume transaksi saham dan indeks pasar. 2. Analisis Fundamental (Fundamental Analysis) atau Analisis Perusahaan (Company Analysis), yaitu menentukan harga saham dengan menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan, pertumbuhan dan prospek perusahaan dan kondisi industri perusahaan. Jika terjadi perbaikan prestasi kondisi fundamental perusahaan (kinerja keuangan dan operasional perusahaan), biasanya diikuti dengan kenaikan harga saham di lantai bursa. Hal ini disebabkan karena investor mempunyai ekspektasi yang lebih besar dalam jangka panjang. Informasi tentang perbaikan atau penurunan prestasi biasanya diketahui setelah laporan keuangan dikeluarkan.
Aksi korporasi seperti penerbitan saham bonus, stock split, right issue dan lainlain akan berpengaruh juga pada pergerakan harga saham. Disamping itu faktor lain yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah faktor makro ekonomi, politik, keamanan, pengaruh pasar saham secara keseluruhan, atau kejadian lain yang dianggap mempengaruhi kinerja emiten tersebut.
45
F. Model Perhitungan Abnormal Return
Studi peristiwa menganalisis return tidak normal (abnormal return) dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar penerbitan suatu peristiwa. Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Abnormal return dapat dihitung dengan : (Jogianto : 2000). 1. Mean Adjusted Model Model disesuaikan rata-rata (mean adjusted model) ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. 2. Market Model Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (ordinary least square). 3. Market adjusted Model Model disesuaikan pasar (market adjusted model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan membentuk model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model ekspektsi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan indeks pasar.
46
G. Pengujian Runtun Test
Runtun adalah urutan tanda sama dari perubahan-perubahan nilai. Pengujian runtun ini digunakan untuk menguji pergerakan harga saham sekuritas apakah bergerak secara acak (random) atau tidak. Misalnya perubahan-perubahan harga sekuritas yang meningkat diberi tanda angka dua (2), perubahan angka yang menurun diberi angka satu (1) dan harga yang tidak berubah diberi angka nol (0).
Perubahan harga sekuritas yang berkorelasi secara positif dari waktu ke waktu, diharapkan akan terjadi sedikit perubahan tanda atau akan terjadi runtun yang sedikit. Sebaliknya jika perubahan harga sekuritas berkorelasi secara negatif dari waktu ke waktu maka akan banyak terjadi perubahan tanda dari negatif ke positif atau dari positif ke negatif atau akan terjadi banyak runtun.
Persamaan yang digunakan berdasarkan teori statistika adalah : 2mn μo =
+1 N
Dimana : μo
= Jumlah runtun ekspektasi
m
= Jumlah perubahan ’+’
n
= Jumlah perubahan ’-‘
N
= Jumlah dari perubahan atau besar m+n
47
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Balachandran dan Tanner (2001), Easton S (1991), Setyawasih (2004), woolridge (1982) dan peneliti lainnya untuk mengamati reaksi harga saham atas penerbitan penerbitan saham bonus pada perusahaan di Indonesia merupakan sinyal yang diberikan oleh manajer kepada investor untuk mengurangi asimetris informasi antara keduanya. Untuk tujuan tersebut digunakan metode event study seperti yang telah dilakukan. Abnormal return ratarata dan kumulatif abnormal return pada periode penerbitan (t=1), periode sebelum penerbitan (t-10 – t=0) dan periode sesudah penerbitan (t=0 – t+10) secara statistik tidak signifikan kecuali pada periode t-9 untuk saham-saham emiten yang melakukan penerbitan penerbitan saham bonus. Hasil uji beda ratarata dua sampel berpasangan menunjukkan terdapat perbedaan abnormal return pada periode sebelum dan sesudah penerbitan. Hal ini membuktikan bahwa penerbitan kebijakan tersebut menyampaikan pesan optimis mengenai prospek perusahaan ke depan.
Suganda (2008) menguji secara empiris reaksi pasar atas peristiwa penerbitan saham bonus untuk sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Metodologi studi peristiwa digunakan untuk meneliti reaksi pasar terhadap penerbitan penerbitan saham bonus. Reaksi pasar diproksikan melalui abnormal return dan trading volume activity. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan abnormal return yang negatif signifikan. Ini mengindikasikan bahwa penerbitan tersebut memiliki kandungan informasi yang negatif.
48
Pasar bereaksi terhadap penerbitan karena sinyal negatif yang diterbitkan perusahaan. Temuan ini bermakna bahwa kemungkinan sebagian besar perusahaan dalam sampel memiliki masalah likuiditas. Penelitian ini juga menemukan reaksi pasar yang negatif signifikan yang tercermin dalam aktivitas volume perdagangan sebelum penerbitan adalah lebih besar daripada setelah penerbitan. Temuan empiris ini menunjukkan bahwa penerbitan saham bonus membawa sinyal buruk ke pasar. Hasil ini mendukung temuan riset-riset sebelumnya di Indonesia.
Na’im dan Finn (2000) melakukan penelitian terhadap 371 penerbitan saham bonus di Singapore Stock Exchange dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa cumulative abnormal return disekitar penerbitan saham bonus menggambarkan nilai yang positif signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa saham bonus dianggap sebagai penerbitan yang bagus bagi para pelaku pasar di Singapore Stock Exchange yang mana mereka beranggapan bahwa perusahaan yang membagikan saham bonus adalah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus.
49
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Sedangkan sumber data berasal dari buku-buku maupun literatur yang berkaitan dengan skripsi ini serta brosur-brosur maupun pamflet mengenai informasi tentang saham bonus. Selain itu, sumber data juga diperoleh dari pusat referensi pasar modal serta situs internet seperti www.google.com, www.ksei.co.id, www.idx.co.id, www.jsx.co.id, www.yahoofinance.com, www.britama.com. Secara spesifik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham penutupan dengan jangka waktu 45 hari sebelum penerbitan saham bonus dan 45 hari sesudah penerbitan saham bonus yang terdiri dari periode estimasi dan periode jendela.
B. Metode Pengumpulan Data
1. Penelitian Pustaka Penelitian pustaka dilakukan dengan membaca dan mengumpulkan informasi dari berbagai literatur, jurnal, majalah, dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya serta referensi yang berhubungan dengan penelitian ini.
50
2. Penelitian Lapangan Penelitian ini dilakukan dengan mencari data pada pusat referensi pasar modal yaitu BEI corner dan pencarian data melalui internet.
3. Pola Pemilihan Sampel a. Sebelum dan Sesudah Penerbitan Saham Bonus Penelitian dilakukan pada perusahaan yang membagikan saham bonus di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008, yaitu pada saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan penerbitan saham bonus. Dengan asumsi perusahaan yang melakukan kebijakan lain diwaktu yang bersamaan tidak diperhitungkan dan dividen dianggap nol. b. Pola pemilihan rentang waktu dengan event study Rentang waktu yang digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu 45 hari sebelum penerbitan saham bonus dan 45 hari sesudah penerbitan saham bonus. Rentang waktu ini dinamakan periode pengamatan yaitu periode estimasi selama 35 hari dan periode jendela selama 10 hari sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus.
Gambar 9. Pola Event Study
Periode Pengamatan Penerbitan Saham Bonus Periode Estimasi Time t1
H-35 Sebelum
H-10 t2
H+35 Sesudah
H+10 t0
Periode Jendela
t3
t4
51
C. Objek Penelitian
Objek penelitian pada skripsi ini adalah perusahaan atau emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melakukan penerbitan saham bonus tahun 2007-2008. Dengan demikian penelitian ini menggunakan metode sensus, karena semua elemen populasi yaitu sebanyak 8 (delapan) perusahaan yang membagikan saham bonus dijadikan objek penelitian.
D. Identifikasi Variabel
1. Penyesuaian Harga Pasar Saham setelah Penerbitan Saham Bonus Perhitungan harga saham setelah diumumkannya saham bonus dilakukan dengan penyesuaian harga pasar saham, yang dihitung sejak tanggal record date sesuai rasio perbandingan antara jumlah lembar saham lama dan jumlah saham bonus yaitu selama 45 hari setelah penerbitan saham bonus. Berikut contoh perhitungannya : Diketahui harga pasar saham sebesar 510,- dengan rasio perbandingan saham bonus 500 : 200 maka harga pasar saham setelah penerbitan saham bonus dapat dihitung melalui rumus : HSB
= ( a + b ) x HSL
.......................
a = ( 500 + 200 ) x 510 500 = 714 Jadi, harga saham setelah penerbitan saham bonus adalah sebesar 714,-.
(1)
52
Dimana : HSB
: Harga Pasar Saham yang Baru setelah penerbitan saham bonus
HSL
: Harga Pasar Saham yang Lama
a
: Rasio Saham Lama
b
: Rasio Saham Bonus
Periode pengamatan yaitu pada periode estimasi dan periode jendela. Hal ini untuk melihat seberapa besar pengaruh penerbitan saham bonus terhadap perubahan harga saham perusahaan yang melakukan penerbitan saham bonus apakah terdapat abnormal return signifikan atau tidak.
Gambar 10. Pengaruh penerbitan saham bonus terhadap harga saham
Harga saham bonus
Pengaruh negatif
Harga pasar saham
E. Alat Analisis
1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan dengan pendekatan teoritis yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu berdasarkan teori pasar modal khususnya yang berkaitan dengan saham bonus.
53
2. Analisis Kuantitatif
a. Raw Performance Return saham (Rit) Menghitung Raw Performance Return Saham berdasarkan Holding Period Return Model dengan asumsi dividen tidak dihitung atau dianggap nol.
Rit
= (Pit – Pit-1)
.......................
(2)
Pit-1 Dimana : Rit
= Return untuk sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t (hari)
Pit
= Harga saham untuk sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t (hari)
Pit-1
= Harga saham sebelumnya sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t (hari)
b. Raw Performance Return Pasar (Rm) Merupakan return pasar dari indeks harga saham gabungan yang dihitung berdasarkan model market-adjusted model dengan asumsi dividen pasar tidak dihitung atau dianggap nol.
Rmt
= IHSG t – IHSG t-1 IHSG t-1
.......................
Dimana : Rmt
= return pasar sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t (hari)
IHSG t = indeks harga pasar sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t (hari) IHSG t-1= indeks harga pasar sebelumnya sekuritas ke-i peristiwa ke-t(hari)
(3)
54
c. Model Ekspektasi dengan Market Modal
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (ordinary least square) dengan persamaan :
Rit = αi + βi (Rmt) + εit
.......................
Dimana : Rit
= Return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t (hari)
Rmt
= return indeks pasar sekuritas ke-i periode peristiwa ke-t (hari)
αi
= konstanta intercept
βi
= koefesien beta
εit
= standar eror
Sehingga diperoleh dari persamaan (2,3,4) :
E(Rit) = αi + βi E(Rmt) + εit
Dimana :
E(Rit) = Expected return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t (hari) E(Rmt)= Expected return indeks pasar sekuritas ke-i periode ke-t (hari) αi
= konstanta intercept
βi
= koefesien beta
εit
= standar eror
(4)
55
d. Perhitungan Abnormal return (AR) Abnormal return, adalah selisih total return dengan dengan expected return yang dihitung dengan rumus : ARit = Rit – E (Rit)
Dimana : ARit
= Abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t (hari)
Rit
= Return yang terjadi untuk sekuritas ke-i periode peristiwa ke-t (hari)
E(Rit) = Expected return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t (hari)
e. Average Abnormal Return (AAR) Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekutitas, tapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata abnormal return seluruh sekuritas secara cross section untuk tiap-tiap peristiwa, sehingga reaksi pasar dalam menyerap informasi bisa dilihat. Average abnormal return dapat dihitung sebagai berikut : t-i
Σ ARit AAR
=
J= t1 N
Dimana : AAR = Average abnormal return ARit
= Abnormal return untuk sekuritas ke-i pada waktu ke-t (hari)
N
= Jumlah sampel yang digunakan
56
F. Pengujian Hipotesis
1. Formulasi Hipotesis
Hipotesis 1 : Ho1
: Harga saham bergerak secara acak (random)
Ha1
: Harga saham bergerak secara tidak acak (unrandom)
Hipotesis 2 : Ho2
: Terdapat abnormal return sebelum penerbitan saham bonus
Ha2
: Tidak terdapat abnormal return sebelum penerbitan saham bonus
Hipotesis 3 : Ho3
: Terdapat abnormal return sesudah penerbitan saham bonus
Ha3
: Tidak terdapat abnormal return sesudah penerbitan saham bonus
Hipotesis 4 : Ho4
: Terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus
Ha4
: Tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus
57
2. Uji Statistic Student t-test
Uji Statistic Student t-test digunakan pada untuk menguji apakah penerbitan saham bonus menyebabkan adanya perbedaan signifikan abnormal return perusahaan sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus pada perusahaan yang melakukan pembagian saham bonus di BEI selama periode 2007 sampai 2008. Pengujian statistik ini bertujuan untuk melihat besarnya signifikansi atas penerbitan saham bonus tersebut. Uji-t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel yang dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 11. Daerah Ha diterima dan Ho ditolak pada uji test
Ho ditolak Ha diterima
-2 t-tabel
Ha diterima
α/2 t-hitung
+2 t-tabel
Dengan ketentuan : a. Berdasarkan uji statistik dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%. b. Jika t hitung > t tabel atau sig. < 0,05 maka : Ha diterima dan Ho ditolak Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan siginifikan. c. Jika t hitung < t tabel atau sig. > 0,05 maka : Ha diterima dan Ho ditolak Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan tidak siginifikan.
58
3. Uji Beda Dua Rata-rata
Penelitian ini menggunakan uji beda dua rata-rata yaitu dengan membandingkan antara harga saham sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus serta membandingkan abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus untuk mengetahui adanya perbedaan abnormal return akibat dari penerbitan saham bonus. Proses pengujian uji beda dua rata-rata dalam penelitian ini yaitu menggunakan program SPSS. Dihitung dengan rumus :
X1 – X2 T-hitung = (n1 – n) (SD21) + (n2 – 1) (SD22) n1 + n2 – 2
1 + 1 n1
Dimana : X1 = rata-rata abnormal return sebelum penerbitan saham bonus X2 = rata-rata abnormal return sesudah penerbitan saham bonus SD1 = standar deviasi sebelum penerbitan saham bonus SD2 = standar deviasi sesudah penerbitan saham bonus n
= jumlah sampel yang digunakan
n2
59
IV. PEMBAHASAN
A. Gambaran Perusahaan
PT Buana Finance Tbk., didirikan tanggal 7 Juni 1982 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, S.H., No. 74 dan anggaran dasar Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-1677-HT.01.01.Th.82 tanggal 8 Oktober 1982 yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.101 tanggal 17 Desember 1982, Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan kegiatan dalam bidang sewa guna usaha, pembiayaan konsumen dan anjak piutang. Kantor pusat terletak di Gedung Chase Plaza, Lantai 17 dan 19, Jalan Jend. Sudirman No. 21, Jakarta. PT Buana Finance Tbk. Melakukan pencatatan penerbitan saham bonus tahun 2007 pada tanggal 11 mei 2007.
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk., didirikan berdasarkan akta No. 45 tanggal 18 Maret 1982 dari Jahja Irwan Sutjiono, S.H., notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-2-12-HT-01.04 th. 86 tanggal 4 Januari 1986. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan meliputi industri lem, barangbarang kimia dan pertambangan. PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk., Melakukan pencatatan penerbitan saham bonus tahun 2007 pada tanggal 13 Juli 2007.
60
PT Asuransi Harapan Aman Pratama Tbk., didirikan pada tanggal 28 Mei 1982 berdasarkan Akta Notaris Trisnawati Mulia, SH No. 76 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2- 1325. HT.01.01.Th.82 tanggal 21 September 1982. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah mendirikan dan menjalankan usaha asuransi kerugian termasuk usaha reasuransi kerugian. Perusahaan berkantor pusat di Jakarta dan memiliki cabang di Bandung dan Surabaya. Perusahaan mulai beroperasi komersial sebagai perusahaan asuransi kerugian sejak tahun 1983 berdasarkan Surat Ijin Usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 633/MD/1983 tanggal 11 Pebruari 1983. PT Asuransi Harapan Aman Pratama Tbk., Melakukan pencatatan penerbitan saham bonus tahun 2007 pada tanggal 20 Juli 2007.
PT Duta Anggada Realty Tbk., didirikan di Republik Indonesia dengan nama PT Duta Anggada Inti Pratama pada tanggal 30 Desember 1983 berdasarkan akta notaris Buniarti Tjandra, S.H., No. 196 dan kemudian diubah menjadi PT Duta Anggada Realty Tbk sejak bulan April 1997. Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha perusahaan terutama bergerak dalam bidang real estate / pembangunan. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Gedung Chase Plaza, Jalan Jendral sudirman Kav. 21 Jakarta. Perusahaan melakukan kegiatan usaha komersilnya pada tahun 1984. PT Duta Anggada Realty Tbk., Melakukan pencatatan penerbitan saham bonus tahun 2007 pada tanggal 3 Agustus 2007.
61
PT Summarecon Agung Tbk., didirikan sesuai dengan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 308 tanggal 26 November 1975. Anggaran Dasar Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. YA 5/344/6 tanggal 12 Juli 1977 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 79, Tambahan No. 597 tanggal 4 Oktober 1977. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan bergerak dalam bidang pengembangan real estate, penyewaan properti dan pengelolaan fasilitas rekreasi dan restoran. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Plaza Summarecon, Jl. Perintis Kemerdekaan Kav No. 42, Jakarta. PT Summarecon Agung Tbk., Melakukan pencatatan penerbitan saham bonus tahun 2008 pada tanggal 26 Mei 2008.
PT. Pakuwon Jati Tbk., didirikan berdasarkan akta No. 281 tanggal 20 September 1982 dari Kartini Muljadi, S.H, notaris di Jakarta. Perusahaan berdomisili di Surabaya dengan kantor pusat berlokasi di Menara Mandiri Lt. 15, Jl. Basuki Rahmat No. 8-12, Surabaya-Indonesia. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang pengusahaan seperti, pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, hotel bintang lima serta real estat Pakuwon City (d/h Perumahan Laguna Indah) dan kawasan industri (belum beroperasi dan akan diubah menjadi kawasan rumah tinggal), semuanya berlokasi di Surabaya. Perusahaan mulai melakukan kegiatan usaha pada bulan Mei 1986. PT. Pakuwon Jati Tbk., Melakukan pencatatan penerbitan saham bonus tahun 2008 pada tanggal 23 Juli 2008.
62
PT Asuransi Ramayana Tbk., didirikan dengan Akta No. 14 tanggal 6 Agustus 1956 dari Soewandi, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/67/16 tanggal 15 September 1956 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 23 November 1956, Tambahan No. 1170. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha di bidang asuransi kerugian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PT Asuransi Ramayana Tbk., Melakukan pencatatan penerbitan saham bonus tahun 2008 pada tanggal 19 September 2008.
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. didirikan berdasarkan Akta Notaris Kemas Abdullah, S.H. No. 464 tanggal 21 Desember 1992. Anggaran Dasar Perseroan tersebut mendapat pengesahan Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-1015-HT.01.01.TH.93 tanggal 16 Februari 1993 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 4 Juni 1993, Tambahan No. 2544. Sesuai dengan pasal 2 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi bidang transportasi laut dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan transportasi laut. Perseroan memperoleh Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut (SIUPAL) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan No. BXXV-155/AL.58 tertanggal 23 Januari 1993 yang diperbaharui dengan SIUPAL No. BXXV-70/AL.58 tertanggal 25 Januari 2002. PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk., Melakukan pencatatan penerbitan saham bonus tahun 2008 pada tanggal 12 Desember 2008.
63
B. Hasil Penelitian
1. Pengujian Parameter dengan Market Model
Perhitungan return ekspektasi dengan market model dilakukan dengan membentuk model ekspektasi menggunakan data penelitian selama periode peristiwa (event period). Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (ordinary least squarei) dengan persamaan : E(Rit) = αi+ βi E(Rmt) + εit
Perhitungan regresi menggunakan program SPSS (statistical product and service solution) 13.0 for windows. Berdasarkan hasil regresi pada lampiran 13, model ekspektasi masing-masing emiten adalah : E(RBBLD,t)
= 0,006 – 0,901 E(Rmt)
E(RDPNS,t)
= 0,006 + 0,129 E(Rmt)
E(RAHAP,t)
= 0,003 + 0,546 E(Rmt)
E(RDART,t)
= 0,004 + 0,768 E(Rmt)
E(RSMRA,t)
= 0,018 + 0,029 E(Rmt)
E(RPWON,t)
= 0,002 + 0,239 E(Rmt)
E(RASRMt)
= 0,002 – 0,078 E(Rmt)
E(RHITS,t)
= 0,017 + 0,448 E(Rmt)
Hasil regresi secara keseluruhan dari 8 emiten yang melakukan penerbitan saham bonus diperoleh model ekspektasi portofolio yaitu : E(Rt) = 0,007 – 0,495 E(Rmt)
64
Model ekspektasi selanjutnya diuji pada taraf kepercayaan 95% (α=0,05) untuk mengetahui apakah model tersebut dapat digunakan untuk mengestimasi return ekspektasi selama periode peristiwa penerbitan penerbitan saham bonus. Hasil regresi secara keseluruhan menunjukkan bahwa penerbitan saham bonus tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap harga pasar saham yang ditandai dengan koefisien regresi sebesar 0,007 dan konstanta intersep sebesar -0,495 pada model regresi.
Berikut hasil perhitungannya : Tabel 6. Hasil perhitungan β dengan market model Emiten BBLD DPNS AHAP DART SMRA PWON ASRM HITS Rata-rata
α 0,000 0,003 0,001 -0,007 0,008 -0,001 -0,001 0,017 0,007
β -0,901 0,129 0,546 0,768 0,029 0,239 -0,078 0,448 0,495
Sign. 0,268 0,829 0,185 0,160 0,980 0,413 0,825 0,400 0,441
Data diolah dari lampiran 13
Dengan ketentuan : Pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 Jika sign. < 0,05 atau β ≠ 0 maka Ho ditolak dan Ha diterima Hal tersebut menunjukkan bahwa β signifikan Jika sign. > 0,05 atau β = 0 maka Ho diterima dan Ha ditolak Hal tersebut menunjukkan bahwa β tidak signifikan
Keterangan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan
65
Hasil perhitungan pada tabel 6 keseluruhan emiten memiliki koefisien β yang tidak signifikan. Perhitungan ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi dengan nilai α=5%. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 5% maka β dikatakan signifikan.
Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih besar dari 5% maka β dikatakan tidak signifikan. Apabila koefisien β signifikan maka dapat dikatakan emiten tersebut memiliki nilai ekspektasi yang cukup baik. (Jogianto : 2000).
2. Pengujian Pergerakan Harga Saham dengan Runtun Test
Pengujian terhadap pergerakan harga saham dapat dilakukan dengan uji runtun test yang merupakan uji statistik nonparametrik. Pengujian ini dilakukan pada tiap-tiap emiten selama periode pengamatan yaitu 45 hari sebelum dan 45 sesudah penerbitan saham bonus. Adapun hasil uji runtun test dari pergerakan harga saham tiap-tiap emiten dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Hasil Uji Runtun Test tiap Emiten dengan Tingkat Keyakinan 95% No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kode BBLD DPNS AHAP DART SMRA PWON ASRM HITS
z-hitung -7,193 -5,007 -8,747 -4,610 -6,849 -8,749 -6,187 -5,161
Data diolah dari lampiran 17
z-tabel ± 1,96 ± 1,96 ± 1,96 ± 1,96 ± 1,96 ± 1,96 ± 1,96 ± 1,96
Sign. 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Sig<0,05 = unrandom Sig<0,05 = unrandom Sig<0,05 = unrandom Sig<0,05 = unrandom Sig<0,05 = unrandom Sig<0,05 = unrandom Sig<0,05 = unrandom Sig<0,05 = unrandom
66
Hasil uji runtun test pada tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata signifikansi dari keseluruhan emiten yang melakukan penerbitan saham bonus bernilai lebih kecil dari α=0,05 yang berarti data tersebar secara unrandom atau pergerakkan harga saham terjadi secara tidak acak. Hasil uji runtun test ini membuktikan bahwa pergerakan harga saham bergerak secara tidak acak pada waktu sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus.
Nilai signifikansi < 5%, dapat dikatakan bahwa harga saham bergerak secara tidak acak (unrandom) atau pasar tidak efisien dalam bentuk lemah sehingga Ho1 yang menyatakan bahwa pasar tidak efisien dalam bentuk lemah diterima dan Ha1 yang menyatakan bahwa pasar efisien dalam bentuk lemah ditolak. Ini berarti bahwa harga saham perusahaan dapat mudah untuk diperkirakan oleh investor namun tidak mudah bagi investor untuk mendapatkan abnormal return.
Gambar 12. Daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha
Ho diterima Ha ditolak
Ha ditolak
-1,96 t-tabel
α/2 t-hitung
+1,96 t-tabel
67
3. Pengujian Signifikansi Abnormal Return dengan one sample t test di Periode Jendela
Pengujian signifikansi abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap emiten, tetapi dilakukan secara agregat dengan menghitung average abnormal return (AAR) seluruh emiten secara cross section untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa (event period). AAR menunjukkan reaksi harga saham terhadap penerbitan saham bonus pada hari tertentu.
Reaksi terhadap penerbitan saham bonus dapat terjadi pada periode peristiwa yang merupakan periode pengamatan untuk menghitung perbedaan abnormal return dalam suatu peristiwa tertentu. Panjang periode pengamatan ini bervariasi yaitu sekitar 3 sampai 121 hari untuk data harian tergantung jenis peristiwa. Karena penerbitan saham bonus adalah salah satu jenis peristiwa yang dinilai ekonomis maka para investor dapat bereaksi dengan cepat. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 hari sebelum dan 45 hari sesudah dimana 35 sebelum sebagai periode estimasi dan 10 sebelum dan 10 sesudah sebagai periode jendela.
Pengujian perbedaan signifikansi abnormal return dilakukan uji t pada tiap-tiap emiten secara portofolio terhadap rata-rata abnormal return semua emiten pada hari t di periode pengamatan. Portofolio ini terdiri dari k buah emiten yang terpengaruh oleh penerbitan peristiwa yang bersangkutan selama periode jendela yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah penerbitan saham bonus. Hasil uji t secara cross section dapat dilihat pada tabel 8 :
68
Tabel 8. Hasil uji t secara cross section dengan tingkat kepercayaan 95% atau α=0,05 dan df=k-1=8-1=7 sebelum penerbitan saham bonus t -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
AAR 0,0128980 0,0038531 -0,01687120 0,00923500 -0,02417030 -0,00536171 -0,00007740 -0,13248476 -0,0106070 -0,0358825
t-hitung 1,001 0,293 -1,568 0,283 -0,937 -0,643 -0,008 -2,123 -0,527 -0,910
t-tabel 2,365 2,365 2,365 2,365 2,365 2,365 2,365 2,365 2,365 2,365
Sign. 0,350 0,778 0,161 0,785 0,380 0,541 0,994 0,071 0,615 0,393
Keterangan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
Data diolah dari lampiran 15
Tabel 8 menjelaskan bahwa sebelum penerbitan saham bonus terdapat rata-rata abnormal negatif yaitu pada hari ke -8,-6,-5,-4,-3,-2,-1, dimana rata-rata abnormal return negatif yang terjadi tidak signifikan pada α=5%. Adanya reaksi negatif ini biasanya terjadi karena adanya kebocoran informasi. Kebocoran informasi ini terjadi karena investor sudah mengetahui adanya rumor tentang penerbitan saham bonus, namun rata-rata abnormal return yang terjadi tidak signifikan dikarenakan adanya kesimpangsiuran informasi yang menyebabkan investor bereaksi negatif terhadap return saham perusahaan tersebut. Reaksi negatif ini juga dapat disebabkan karena investor masih menunggu informasi yang lebih jelas dan mengurangi transaksi-transaksi yang terkait dengan rumor penerbitan saham bonus tersebut. Rata-rata abnormal positif terjadi pada hari ke -10,-9,-7. Walaupun secara statistik nilainya tidak signifikan tetapi perolehan abnormal return positif ini menunjukkan adanya kepastian tentang isu yang beredar dan informasi ini tidak disia-siakan oleh investor, sehingga investor mendapatkan abnormal return positif atas return saham perusahaan tersebut.
69
Hasil uji t secara cross section dengan uji beda one sample t test pada lampiran 15 yaitu menguji apakah ada abnormal return sebelum penerbitan saham bonus sama dengan nol (0). Secara garis besar menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel (2,365) dengan signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata abnormal return sebelum penerbitan saham bonus.
Tabel 9. Hasil uji t secara cross section dengan tingkat kepercayaan 95% atau α=0,05 dan df=k-1=8-1=7 sesudah penerbitan saham bonus t 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AAR 0.37858000 0.02662100 -0.02869300 -0.01236800 -0.02796500 0.00322270 -0.04584300 -0.00656740 0.09081500 -0.06813400
t-hitung 2,949 0,865 -1,212 -0,465 -4,118 0,139 -1,481 0,696 1,181 -1,925
t-tabel 2,365 2,365 2,365 2,365 2,365 2,365 2,365 2,365 2,365 2,365
Sign. 0,021 0,416 0,265 0,656 0,004 0,893 0,182 0,509 0,276 0,096
Keterangan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
Data diolah dari lampiran 16
Tabel 9 menjelaskan bahwa terdapat rata-rata abnoramal return negatif pada saat setelah diumumkannya saham bonus yaitu pada hari ke +3,+4,+5,+7,+8,+10. Rata-rata abnormal return negatif ini menunjukkan bahwa informasi penerbitan saham bonus direspon negatif oleh pasar dan terjadi signifikan pada hari ke +1. Rata-rata abnormal return positif terjadi pada hari ke +1,+2,+6,+9 namun tidak signifikan. Rata-rata abnormal return positif ini menunjukkan minimnya signal positif atas informasi penerbitan saham bonus, sehingga dapat memberikan kabar buruk bagi investor karena return realisasi akan lebih kecil dari return yang diharapkan investor dari investasinya.
70
Hasil uji t secara cross section dengan uji beda one sample t test pada lampiran 16 yaitu menguji apakah ada abnormal return sesudah penerbitan saham bonus sama dengan nol (0) atau tidak. Secara garis besar menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (2,365) dengan signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata abnormal return sesudah penerbitan saham bonus. Ini berarti penerbitan saham bonus hanya mengandung sedikit informasi sehingga reaksi pasar tidak menunjukkan adanya abnormal return yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tabel 8 dan 9 rata-rata abnormal return selama periode pengamatan adalah tidak signifikan yaitu nilai signifkansi lebih besar dari α=5% dengan nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (2,365) dan df=k-1=8-1=7 pada tingkat keperayaan 95%, maka Ho2 dan Ho3 yang menyatakan bahwa terdapat abnormal return signifikan sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus ditolak dan Ha2 dan Ha3 yang menyatakan tidak terdapat abnormal return signifikan sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus diterima.
4. Hasil Analisis Uji Beda dengan independent samples test di Periode Jendela
Analisis Independent samples test digunakan untuk melihat perbedaan antara ratarata abnormal return sebelum dengan sesudah penerbitan saham bonus selama periode waktu penelitian pada periode jendela.
71
Perbandingan rata-rata abnormal return sebelum dengan sesudah penerbitan saham bonus diuji menggunakan metode uji beda dua rata-rata dengan tingkat kepercayaan 95% atau α=0,05.
Hasil perhitungan menggunakan uji beda dengan metode independent samples test dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Hasil uji Independent samples test di Periode Jendela Rata-rata Abnormal Rata-rata Abnormal Return Sebelum Return Sesudah saham bonus saham bonus -0.01999200 0.03096700
t-hitung
Sign.
t tabel (df =7)
-1,182
± 0,262
2,365
Data diolah dari lampiran 17
Uji independent samples test pada tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return sebelum penerbitan saham bonus adalah -0.01560957 sedangkan rata-rata abnormal return sesudah penerbitan saham bonus adalah -0.00424764. Nilai t-hitung (-1,182) lebih besar dari t-tabel (-2,365) dengan signifikansi (0,262) > 0,05 maka dapat dirumuskan t-hitung < t-tabel sehingga maka Ho4 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan abnormal return signifikan sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus ditolak dan Ha4 yang menyatakan tidak terdapat perbedaan abnormal return signifikan sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus diterima.
72
5. Hasil Analisis Uji beda dengan one sample t test di Periode Pengamatan selama 45 hari sesudah Penerbitan Saham Bonus
Pengujian signifikansi rata-rata abnormal return sesudah penerbitan saham bonus selama periode pengamatan yaitu selama 45 hari sesudah penerbitan saham bonus diuji pada tingkat kepercayaan 95% atau α=0,05. Hasil perhitungan menggunakan uji beda dengan metode one sample t test dapat dilihat pada lampiran 18. Uji one sample t test pada lampiran 18 dilakukan dengan menguji apakah abnormal return yang terjadi selama 45 hari setelah penerbitan saham bonus terjadi semakin signifikan, ini dilakukan dengan membandingkan abnormal return yang terjadi selama 45 hari setelah penerbitan saham bonus apakah sama dengan nol. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa abnormal return signifikan terjadi pada hari ke +1 dan +26 dan abnormal return tidak signifikan terjadi pada hari ke +2,+3,+4,+5, +6,+7,+8,+9,+10,+11,+12,+13,+14,+15,+16,+17,+18,+19,+20,+21, +22,+23,+24,+25,+27,+28,+29,+30,+31,+32, +33,+34,35,+36,+37,+38,+39,+40, +41,+42,+43,+44,+45.
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa dominan abnormal return yang terjadi selama 45 hari sesudah penerbitan saham bonus adalah tidak signifikan yaitu lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi tidak terjadi abnormal return yang semakin signifkan selama 45 hari sesudah penerbitan saham bonus. Hal ini sesuai dengan perhitungan abnormal return pada saat sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus di periode jendela yaitu tidak terdapat abnormal return signifikan.
73
6. Pengujian Normalitas Abnormal Return
Uji normalitas terhadap abnormal return perusahaan yang membagikan saham bonus selama periode pengamatan, menunjukkan bahwa data tersebar normal dengan ketentuan normal signifikansi lebih besar dari 5%. Hasil uji normalitas abnormal return perusahaan yang membagikan saham bonus dapat dilihat pada tabel 11 dan gambar 13 : Tabel 11. Hasil uji normalitas abnormal return Tests of Normality a
Kolmogorov -Smirnov St at ist ic df Sig. .045 500 .051
AR
a. Lillief ors Signif icance Correction
Gambar 13. Histogram uji normallitas abnormal return
Histogram 60 50 40
Frequency
30 20 Std. Dev = .03 10 0
Mean = -.003 N = 500.00 - .0 - .0 - .0 - .0 - .0 - .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 75 62 50 37 25 12 00 13 25 38 50 63
AR
Tabel 11 menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 5% dan gambar histogram uji normalitas yang membentuk kurva kerucut. Hal ini menjelaskan bahwa data abnormal return perusahaan adalah normal.
74
Gambar 14. Diagram Pencar average abnormal return
Sebelum Diagram Pe ncar AAR 0.15 0.1
AAR
0.05 0 -5 -0.05
Series 1 5
15
25
35
45
-0.1 -0.15 t
Sesudah Diagram Pencar AAR 0.5 0.4
AAR
0.3 0.2
Series1
0.1 0 -5 -0.1
5
15
25
35
45
t
Gambar 14 merupakan diagram pencar abnormal return yang terjadi pada perusahaan selama periode pengamatan yaitu sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus yang menunjukkan terjadinya abnormal return positif dan negatif pada nilai yang tidak signifikan.
75
Penelitian ini mengkonfirmasi penelitian yang dilakukan oleh Suganda (2008) yang menguji secara empiris reaksi pasar atas peristiwa penerbitan saham bonus untuk sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Metodologi studi peristiwa digunakan untuk meneliti reaksi pasar terhadap penerbitan saham bonus. Menurut Suganda, hasil penelitiannya menemukan adanya abnormal return yang negatif signifikan. Ini mengindikasikan bahwa penerbitan tersebut memiliki kandungan informasi yang negatif. Sehingga tidak terdapat abnormal return pada saat penerbitan saham bonus. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu tidak terdapat abnormal return signifikan pada saat sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus.
76
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil analisis secara keseluruhan dengan menggunakan perhitungan ekspektasi market model secara cross section dengan metode uji beda dua rata-rata menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel dengan signifikansi lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan analisis yang telah dilakukan dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil uji runtun test menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari (α) 5% yang berarti data tersebar secara unrandom atau pergerakkan harga saham terjadi secara tidak acak pada sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus sehingga dapat dikatakan bahwa pasar tidak efisien dalam bentuk lemah. Ini berarti harga saham perusahaan dapat mudah untuk diperkirakan oleh investor namun tidak mudah memperoleh abnormal return. 2. Tidak terdapat perbedaan signifkan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus, yang berarti bahwa penerbitan saham bonus hanya mengandung sedikit informasi yang menyebabkan terjadinya reaksi pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang tidak signifikan. Ini berarti penerbitan penerbitan saham bonus tidak menambah kemakmuran pemegang saham.
77
B. Saran
1. Bagi investor dan calon investor yang akan mengambil keputusan investasi di pasar modal khususnya dalam penerbitan saham bonus, disarankan untuk memilih saham yang baik untuk memperbaiki portofolio sahamnya.
2. Bagi perusahaan go-public yang akan menerapkan kebijaksanaan dividen dengan penerbitan saham bonus dalam mencapai tujuan perusahaan disarankan untuk lebih matang dalam mengambil keputusan karena keputusan tersebut akan membawa konsekuensi dikalangan investor, sehingga tidak terjadi masalah dikemudian hari.
78
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga,Pandji dan Piji Pakarti.2001.Pengantar Pasar Modal.Semarang : Rineka Cipta. Cahyono, Jaka E.2000.Menjadi Manajer Investasi bagi Diri Sendiri.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Darmaji, Tjipto dan H.M.Fakhrudin.2001.Pasar Modal di Indonesia.Jakarta : Salemba Empat. Dayan, Anto.1986.Pengantar Statistik Jilid I & II.Jakarta : LP3ES. Eugene F.Brigham and J.F.Houstton.1990.Manajemen Keuangan edisi kedelapan terjemahan Dodo Suhato dan Herman Wibowo. Jakarta : Erlangga. Eugene F.Brigham and Louis C.Gapenski,1990.Cases in Financial Management: Module, Dryden Press. Ghozali, Imam,2005.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Halim, Abdul.2005.Analisis Investasi.Malang: Salemba Empat. Hamada, R.S.1972.The Effect of the Firm's Capital Structure on the Systematic Risk of Common Stocks.The Journal of Finance. H.M. Jogianto.2000.Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi I,Yogyakarta : BPFE. Husnan, Suad.2003.Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Ketiga.Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Indah Kurniawati.2007.Pola Pergerakkan Harga Saham dan Tingkat Likuiditas Saham pada Penerbitan Saham Bonus.Media Riset Akuntasi Vol.2. Jones, Charles P.1996.Investment.Prentice-Hall.New York.
79
Palupi, Lia Indah.2008.Skripsi Analisis Pengaruh Penerbitan Saham Bonus terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia Th.2007-2008. Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Moh.Nazir,Ph.D.1983.Metode Penelitian.Jakarta : Ghalia Indonesia. Sartono, Agus.1996.Manajemen Keuangan edisi 3. Yogyakarta : BPFE. Sunariyah.2003.Pengantar Pengetahuan Pasar Modal edisi keempat.Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Van Horne, C James.1994.Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 2 terjemahan Marianus Sinaga.Jakarta : Erlangga. Werner R. Murhadi.2008.Studi Kebijakan Dividen.Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Surabaya. Westom, J.Fred dan T.E.Copeland.1999.Manajemen Keuangan Jilid I edisi ke-8 alih bahasa Jaka Warsana dan Kibrandoko. Jakarta : Erlangga. ----------2006.Format Penulisan Karya Ilmiah.Universitas Lampung. ----------.2008.Apa dan bagaimana berinvestasi.Bapepam-LK. ----------.2008.Buku Panduan Indek Harga Saham BEI. Jakarta: Indonesia Stock Exchange Bursa Efek Indonesia. ----------.2008.UU RI No.8 Th.1995 tentang Pasar Modal.Bapepam-LK. www.britama.com www.google.com www.idx.co.id www.jsx.co.id www.ksei.co.id www.yahoo.finance.com
80
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................
i
ABSTRAK .................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
iii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
vii
I. PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. B. C. D. E. F.
Latar Belakang ................................................................................ Permasalahan .................................................................................. Tujuan Penelitian ............................................................................ Manfaat Penelitian .......................................................................... Kerangka Pemikiran ........................................................................ Hipotesis Penelitian ........................................................................
1 20 20 21 23 24
II. LANDASAN TEORI ..........................................................................
25
A. Pengertian Pasar Modal .................................................................. 1. Alasan dibentuknya Pasar Modal ................................................ 2. Peranan Pasar Modal ................................................................... 3. Manfaat Pasar Modal .................................................................. 4. Bentuk-bentuk Pasar Modal ........................................................ 5. Instrumen Pasar Modal ............................................................... B. Pengertian Saham Bonus ................................................................ C. Pengertian Return dan Abnormal Return ........................................ D. Pengertian Risiko ............................................................................ E. Teknik Analisis ............................................................................... 1. Analisis Teknikal ........................................................................ 2. Analisis Fundamental .................................................................. F. Model Perhitungan Abnormal Return ............................................. G. Pengujian Runtun Test .................................................................... H. Penelitian Terdahulu .......................................................................
25 26 26 27 28 29 31 37 40 44 44 44 45 46 47
81
III. METODE PENELITIAN .............................................................
49
A. Jenis dan Sumber Data .................................................................... B. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 1. Penelitian Pustaka ....................................................................... 2. Penelitian Lapangan .................................................................... 3. Pola Penelitian Sampel ............................................................... C. Objek Penelitian .............................................................................. D. Identifikasi Variabel ........................................................................ E. Alat Analisis .................................................................................... 1. Analisis Deskriptif ...................................................................... 2. Analisis Kuantitatif ..................................................................... a. Raw Performance Return Saham (Rit) .................................... b. Raw Performance Return Pasar (Rmt) .................................... c. Model Ekspektasi dengan Market Model ................................ d. Perhitungan Abnormal Return (AR) ....................................... e. Average Abnormal return (AAR) ........................................... F. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 1. Formulasi Hipotesis .................................................................... 2. Uji Statistic Student t-test ............................................................ 3. Uji Beda Dua Rata-rata ...............................................................
49 49 49 50 50 51 51 52 52 53 53 53 54 55 55 56 56 57 58
IV. PEMBAHASAN ..................................................................................
59
A. Gambaran Perusahaan ..................................................................... B. Hasil Penelitian ............................................................................... 1. Pengujian Parameter dengan Market Model .............................. 2. Pengujian Pergerakan Harga Saham dengan Runtun Test . ......... 3. Pengujian Signifikansi Abnormal Return dengan One Sample T Test di Periode Jendela ....................................................................... 4. Hasil Analisis Uji Beda dengan Independent Samples Test di Periode Jendela ......................................................................................... 5. Hasil Analisis Uji Beda dengan One Sample T Test di Periode Pengamatan selama 45 hari sesudah Penerbitan Saham Bonus .... 6. Pengujian Normalitas Abnormal Return .....................................
59 63 63 65 67 70 72 73
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
76
A. Kesimpulan ..................................................................................... B. Saran ................................................................................................
76 77
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
82
ABSTRAK
ANALISIS ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PENERBITAN SAHAM BONUS DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2008
Oleh
JUNIATI
Pasar modal merupakan alternatif penggali pembiayaan pembangunan modal, dimana instrumen pasar modal diperjualbelikan. Aktivitas perdagangan saham di pasar modal dapat dipengaruhi oleh adanya corporate action yang dilakukan oleh emiten dalam rangka memenuhi tujuan-tujuan tertentu Salah satu bentuk corporate action yang dilakukan adalah penerbitan saham bonus. Saham bonus merupakan saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai reward untuk para pemegang saham lama yang berasal dari kapitalisasi agio saham. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah pasar efisien dalam bentuk lemah, apakah terdapat abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus dan apakah terdapat perbedaan signifikan abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus pada perusahaan yang membagikan saham bonus di BEI tahun 2007-2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi pasar yang ditandai dengan pergerakan harga saham secara acak (random) dan mengetahui besarnya perbedaan signifikansi abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus. Hipotesis yang diajukan adalah pasar efisien dalam bentuk lemah dan tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus pada periode penelitian. Objek penelitian yang digunakan adalah emiten yang terdaftar di BEI dan melakukan penerbitan saham bonus tahun 2007-2008 yaitu sebanyak 8 emiten.
83
Juniati
Metode analisis yang dilakukan menggunakan analisis perhitungan return ekspektasi dengan market model yang dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (ordinary least square). Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif melalui uji t test menggunakan metode uji beda dua rata-rata dengan one sample t test untuk menguji apakah abnormal return sama dengan nol (0) pada periode jendela dan metode independent samples test untuk menguji apakah terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus selama periode pengamatan.
Berdasarkan hasil uji runtun test menunjukkan bahwa rata-rata signifikansi dari keseluruhan emiten yang melakukan penerbitan saham bonus bernilai lebih kecil dari (α) 5% yang berarti data tersebar secara unrandom atau pergerakkan harga saham terjadi secara tidak acak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pasar tidak efisien dalam bentuk lemah yang berarti bahwa harga saham perusahaan dapat mudah untuk diperkirakan oleh investor namun tidak mudah bagi investor untuk mendapatkan abnormal return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung lebih kecil dari t-tabel (2,365) dengan signifikansi lebih besar dari 0,05 pada tingkat keperayaan 95% dan df=k-1=8-1=7. Ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah penerbitan saham bonus. Dengan demikian penerbitan saham bonus hanya mengandung sedikit informasi yang menyebabkan terjadinya reaksi pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang tidak signifikan dan penerbitan saham bonus tidak menambah kemakmuran bagi pemegang saham.