ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA PADA PT. TELKOM (Persero) Pusat
SKRIPSI Program Studi Akuntansi
Nama
: Dodi Andrie
NIM
: 4320401-005
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA PADA PT. TELKOM (persero) Pusat
SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Akuntansi – Strata 1
Nama
: Dodi Andrie
NIM
: 4320401005
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: DODI ANDRIE
NIM
: 4320401-005
Program Studi : Ekonomi / Akuntansi (S 1)
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni karya sendiri. Apabila saya mengutip dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sumber sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenakan sanksi pembatalan skripsi ini apabila terbukti melakukan tindakan plagiat (penjiplakan).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta,31 July 2009
DODI ANDRIE NIM : 4320401-005
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Dodi Andrie
NIM
: 4320401-005
Program Studi
: Akuntansi (S 1)
Judul Skripsi
: Analisa Rasio Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Pada PT.TELKOM (persero) pusat
Tanggal Ujian Skripsi
: 31 July 2009
Disahkan Oleh :
Pembimbing
( Hari Setiyawati, SE, AK, MSi) Tanggal :
Dekan
Ket. Program Studi Akuntansi
( Dra. Yuli Harwani, R, MM)
( Nurul Hidayah, SE, AK, MSi)
Tanggal:
Tanggal:
iv
LEMBAR PENGESAHAAN DEWAN PENGUJI
Skripsi Berjudul ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA PADA PT. TELKOM (persero) Pusat
Dipersiapkan dan Disusun oleh : Dodi Andrie NIM : 4320401-005
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tangal 31 July 2009 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima. Susunan Dewan Penguji Ketua Penguji/Pembimbing Skripsi
Hari Setiyawati, SE, Ak, M.Si
Anggota Dewan Penguji H. Sabarudin Muslim, SE, M.Si
Anggota Dewan Penguji Suharmadi, SE, Ak, M.Si
v
KATA PENGANTAR
Shallom,salam damai sejahtera Kristus Yesus untuk kita semua. Puji Tuhan akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisa Rasio Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Pada PT. Telkom (persero) Pusat”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat kelengkapan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jenjang pendidikan Strata Satu (S1), program studi Akuntansi di Universitas Mercu Buana. Penulis mengungkapkan rasa terimakasih yang sebesar-besanya kepada Ibu Hari Setiyawati, SE.,Ak, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran, waktu, bimbingan, semangat, pengetahuan dan nasehatnasehat yang sangat bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Dra. Yuli Harwani,R,MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 2. Ibu Hari Setiyawati, SE, Ak, M.Si, Selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana dan Selaku Dosen Pembimbing Skripsi Penulis 3. Ibu Nurul Hidayah, SE., Ak., M.Si, Selaku Ketua Program Studi Akumtansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 4. Seluruh dosen-dosen dan staf Program Studi Akuntansi Universitas Mercu Buana.
vi
5. Seluruh rekan-rekan seperjuangan Akuntansi S1 angkatan 2004 dan 2005 yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas kebersamaan selama menuntut ilmu di kampus tercinta ini. 6. Kedua orangtua penulis yang tiada henti-hentinya mensuport dan mendoakan selama kuliah dan dalam penulisan skripsi ini. 7. Teman-teman di GLOW community, GLOW CO band, Komsel dan kakakaka rohani. Saya ucapkan terimakasih untuk dukungan dan doa kalian. 8. Seluruh Team Megacities (Arlene,Elisabeth,Eliyssa,Kyemyunghwa,Linnsey, dan Enoch, Andrea, Melissa, Louise, Mark, Markus family, Amy and Husband,etc) di seluruh dunia yang telah mengenal saya secara pribadi. Terimakasih untuk dukungan dan doa kalian semua. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin. Tuhan Yesus memberkati.
Jakarta, 31 July 2009
Dodi Andrie
vii
ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILIAN KINERJA PT. TELKOM (persero) Pusat
by: DODI ANDRIE 4320401-005
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai Analisa Rasio Keuangan Sebagai Dasar Penilain Kinerja Perusahaan pada PT. Telkom (persero) Pusat. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai kinerja perusahaan dengan menggunakan metode analisa rasio keuangan sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini metode analisa data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini akan menunjukan kesimpulan kinerja perusahaan PT. Talkom (persero) pusat dalam kondisi baik atau tidak baik dari tahun penelitian 2005, 2006 dan 2007.
Kalimat kunci : Rasio Keuangan dan Penilaian Kinerj.
viii
ANALYSIS OF FINANCIAL RATIO AS BASED OF PERFORMANCE MEASUREMENT CASE STUDY IN PT.TELKOM (PERSERO) PUSAT
BY: DODI ANDRIE 4320401-005
This research is about Analysis of Financial Ratio as Based of Performance Measurement in PT.Telkom (persero) Pusat. This reasearch is to evaluate company’s activity using financial ratio as the based of analysis method. The method that is used in this anlysis are Quality Descriptive Method and Quantity Descriptive Method. This research will summarize condition of PT.Telkom (persero) Pusat activity during 2005, 2006 and 2007.
Key words : Analysis of Financial Ratio and Performance Measurement.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI.......................................... iii LEMBAR PENGESAHAAN SKRIPSI ....................................................... iv LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................ v KATA PENGANTAR.................................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .............................................................. 3 C. Tujuan & Kegunaan Penelitian ............................................. 3
BAB II
LANDASAN TEORITIS A. Analisa Laporan Keuangan ................................................... 4 1. Pengertian dan Manfaat Analisa Keuangan .................... 4 2. Tehknik Analisa Rasio Keuangan................................... 6 3. Analisa Rasio Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja............................................................................. 9
x
4. Beberapa Keterbatasan Analisa Rasio Keuangan ........... 20 B. Penilaian Kinerja Keuangan.................................................. 20 1. Pengertian Penilaian Kinerja........................................... 20 2. Manfaat Penilaian Kinerja............................................... 21 3. Tujuan Penilaian Kinerja................................................. 22 4. Karakteristik Penilaian Kinerja yang Efektif .................. 24 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Tentang Objek Penlitian.......................... 27 1. Lokasi Perusahaan........................................................... 27 2. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................ 27 3. Struktur Organisasi ......................................................... 29 4. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian..................................... 30 5. Tujuan dan Produk Perusahaan ...................................... 30 B. Metode Penelitian.................................................................. 33 C. Definisi Operasional Variabel............................................... 33 D. Metode Pengumpulan Data ................................................... 35 E. Metode Analisa Data............................................................. 36
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan PT.TELKOM (persero) Pusat................ 38 1. Neraca ............................................................................. 39 2. Laporan Laba (rugi) ........................................................ 41 B. Analisa Rasio Keuangan PT. TELKOM (persero) Pusat...... 42 1. Analisa Likuiditas ........................................................... 42
xi
2. Analisa Solvabilitas......................................................... 45 3. Analisa Aktivitas............................................................. 47 4. Analisa Profitabilitas....................................................... 49 C. Penilaian Kinerja PT.TELKOM (PERSERO) Pusat............. 51 BAB V
KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan ........................................................................... 52 B. Saran...................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
4.1
Rasio Likuiditas .................................................................................... 43
4.2
Rasio Solvabilitas .................................................................................. 46
4.3
Rasio Aktivitas ...................................................................................... 48
4.4
Rasio Profitabilitas ............................................................................... 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Neraca ...................................................................................................... 56 2. Laporan Laba (rugi) ............................................................................... 58 3. Struktur Organisasi ................................................................................ 60
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Teknologi maju dan persaingan global mempunyai pengaruh yang besar pada berbagai perusahaan. Teknologi mengubah secara drastis pola-pola perilaku biaya dalam suatu perusahaan. Dewasa ini terjadi persaingan global yang semakin tajam. Persaingan global ini disebabkan karena terjadinya deregulasi-deregulasi dalam bidang perdagangan global yang semakin majunya teknologi komunikasi saat ini. Perseroan Terbatas sebagai salah satu pelaku ekonomi dituntut berperan lebih besar dalam peningkatan daya saing nasional guna menghadapi era pasar global. Untuk itu diperlukan kinerja perusahaan yang sehat yang dapat mendorong pada peningkatan efesiensi dan produktivitas usaha perusahaan sehingga dapat memberi kontribusi bagian laba yang optimal pada pemerintah dan pada akhirnya akan berperan dalam memacu pertumbuhan ekonomi negara. Globalisasi adalah suatu fenomena dimana masyarakat diseluruh dunia mempunyai preferensi yang sama terhadap produk berserta kualitasnya dan suatu produk menjadi ada di seluruh dunia. Teknologi informasi menunjukan kepada masyarakat tentang produk yang diproduksi di belahan dunia lain dan tidak ada batasan dari negara yang menghalangi masyarakat untuk ikut menikmati dan mengkonsumsi produk tersebut (Levitt : 1992).
1
Salah satu instrumen globalisasi adalah Perusahaan Multinasional (Multinational Company-MNC) yang sering disebut juga Transnational Corporations (TNC) atau Multinational Enterprise (MNE). Perkembangan Perusahaan Multinational berdasarkan data United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) mencapai lebih dari enam kali lipat dalam tiga darsawarsa, dari sekitar 10.000 perusahaan pada tahun 1970 menjadi 64.000 perusahaan pada tahun 2002, dengan sekitar 870.000 perusahaan afiliasi. Total aset dari keseluruhan Perusahaan Multinational mencapai dua per tiga dari keseluruhan aset publik dan total produksi mencapai setengah dari total produksi seluruh dunia. Pendapatan beberapa Perusahaan Multinasional, terutama yang masuk dalam The World’s Top 50 TNCs, jauh lebih besar dari pada Gross Domestic Product (GDP) beberapa negara. Banyak pihak baik internal maupun eksternal Perusahaan Multinational yang menginginkan informasi tentang kinerja perusahaan, sesuai dengan kepentingan masing-masing pihak. Kinerja perusahaan Multinational dapat diukur dengan melakukan analisis penilaian Likuiditas, Aktivitas, Solvabilitas dan Profitabilitas yang merupakan bagian ukuran yang dominan untuk menilai sebagian besar dari kinerja atau kesehatan perusahaan yaitu apakah sehat sekali, sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Maka dalam penulisan skripsi ini penulis memilih judul : “ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA PADA PT. TELKOM (persero) PUSAT”.
2
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan yang akan dibahas “Bagaimana Kinerja PT. Telkom (persero) Pusat yang dianalisa dengan rasio keuangan sebagai dasar penilaian?”.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja PT. Telkom (persero) Pusat dengan menggunakan analisa rasio kuangan. Adapun kegunaan dari skripsi ini, baik bagi penulis, perusahaan, pembaca adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Merupakan media yang dapat memberikan kesempatan bagi penulis untuk melihat, mengamati dan menganalisis secara langsung penerapan ilmu-ilmu yang didapat selama kuliah ke dalam pelaksanaannya di dalam dunia usaha. 2. Bagi Perusahaan Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadikan informasi yang berguna bagi pimpinan perusahaan dalam rangka perbaikan dan penyehatan kinerja perusahaan. 3. Bagi Pembaca Dapat dijadikan informasi dasar bagi pihak-pihak yang bertujuan untuk mendalami masalah ini.
3
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Analisa Laporan Keuangan Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi memiliki keterbatasan dan disusun berdasarkan ketentuan yang pada umumnya tidak keseluruhannya dipahami oleh pihak-pihak yang tidak mendapat atau mempelajari tentang akuntansi. Berbagai asumsi metode dan istilah yang bersifat tehknik digunakan dalam akuntansi. Oleh karena itu, laporan Keuangan merupakan hasil dari suatu aktivitas yang bersifat teknis berdasarkan pada metode dan prosedur yang memerlukan penjelasan agar tujuan dan maksud untuk menyediakan informasi yang bermanfaat itu bisa dicapai. Untuk melakukan analisa rasio keuangan, diperlukan perhitunganperhitungan rasio-rasio keungan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau pada neraca dan laba rugi.
1. Pengertian dan Manfaat Analisa Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat penting untuk memperoleh informasi yang menyangkut posisi keuangan, hasil usaha serta perkembangan perusahaan. Untuk memperoleh gambaran tentang keadaan perusahaan baik dari segi likuiditas, kemampuan memperoleh
4
laba maupun solvabilitas, perlu dilakukan analisa laporan keuangan. Hasil analisa tersebut merupakan dasar atau panduan yang dapat digunakan untuk menyusun rencana, kebijakan dan pendukung pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Berkaitan dalam melakukan analisa atas suatu laporan keuangan, Sugiono .A dan Untung .E (2008 : 11) mengemukakan : “Perlunya
menganalisa
laporan
keuangan
adalah
untuk
dapat
memperluas serta mempertajam informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan serta dapat menggali serta mengungkapkan berbagai hal yang tersembunyi” Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan mempunyai manfaat sebagai berikut : a. Untuk memberikan informasi yang mendalam terhadap laporan keuangan itu sendiri b. Untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan c. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan d. Dapat digunakan untuk membandingkan dengan perusahaan lain atau dengan perusahaan lain secara industri (vertikal) e. Untuk memahami situasi dan kondisi keuangan perusahaan f. Dapat juga digunakan untuk mempredikasi bagaimana keadaan perusahaan pada masa mendatang (proyeksi)
5
Adapun tujuan dari analisa laporan keuangan antara lain : a. Screening (sarana informasi), analisa dilakukan hanya berdasarkan laporan keuangan saja. Dengan demikian seorang analisa tidak perlu turun langsung ke lapangan untuk mengetahui situasi serta kondisi perusahaan yang dianalisa b. Understanding
(pemahaman),
analisa
dilakukan
dengan
cara
memahami perusahaan, kondisi keuangannya dan bidang usahanya serta hasil dari usahaanya c. Forecasting (peramalan), analisa digunakan juga untuk meramalkan kondisi perusahaan pada masa yang akan datang d. Diagnosis (diagnosa), analisa memungkinkan untuk dapat melihat kemungkinan terdapatnya masalah baik di dalam manajemen ataupun masalah yang lain e. Evaluation (evaluasi), analisa digunakan untuk menilai serta mengevaluasi kinerja perusahaan termasuk manajemen dalam meningkatkan tujuan perusahaan serta efesiensi
2. Tehknik Analisa Rasio Keuangan Terdapat berbagai metode dan tehknik yang dapat digunakan untuk menganalisa laporan keuangan, namun demikian tujuan dari berbagai analisa laporan keuangan yang dilakukan pada perinsipnya sama, yaitu agar data dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut
6
dapat dipakai sebagai bahan untuk mengambil keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Munawir (2002 : 36), tehknik yang digunakan untuk membantu menganalisa keuangan agar bisa membuat data pada laporan keuangan dapat lebih dimengerti sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, meliputi : a. Analisa perbandingan laporan keuangan b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam presentase c. Laporan dengan presentase perkomponen d. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja e. Analisa sumber dan penggunaan kas f. Analisa rasio g. Analisa perubahan laba kotor h. Analisa break even Dalam melakukan analisa seorang analisis dapat melakukan dengan cara-cara perbandingan, yaitu : a. Standar rasio atau rasio rata-rata dari seluruh industri semacam dimana perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisa menjadi anggotanya b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam presentase
7
c. Rasio semacam diwaktu-waktu yang lalu (rasio histories) dan perusahaan yang bersangkutan d. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing perusahaan yang dinilai cukup baik atau berhasil dalam usahanya Dalam bentuknya, ada beberapa alternatif rasio yang digunakan sebagai perbandingan, salah satu cara yang biasa ditempuh dapat memperoleh rasio perbandingan antara rasio-rasio sekarang dengan rasiorasio yang lain dalam satu perusahaan ataupun dengan jalan menghitung rata-rata rasio dari perusahaan sejenis (standar rasio). Dari angka perbandingan yang diperoleh dapat digambarkan sesuatu dikatakan lebih baik bila rasio sekarang labih baik dari rasio yang lalu atau jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya bila mampu memperoleh hasil melebihi rata-rata industri yang sejenis. Standar rasio bukanlah merupakan ukuran yang pasti, karena standar rasio untuk industri merupakan hasil rata-rata dari beberapa perusahaan yang sejenis yang mempunyai kondisi keuangan dan hasil operasi yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan tersebut mungkin disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut : a.
Perbedaan lokasi perusahaan dengan tingkat harga dan biaya operasi yang berbeda
b.
Jumlah aktiva tetap yang dimilki perusahaan dan digunakan dalam operasi mungkin berbeda dengan perusahaan lain
8
c.
Adanya perbedaan umur kekayaan dan teknologi yang dimiliki diantara perusahaan-perusahaan tersebut
d.
Perbedaan
kebijakan
yang
digunakan
untuk
masing-masing
perusahaan baik dalam menafsirkan umur kegunaan suatu aktiva tetap, metode depresiasi, dan metode penilaiannya e.
Perbedaan struktur permodalan yang dimiliki oleh perusahaanperusahaan yang bersangkutan sehingga beban bunga yang ditanggung berbeda pula
f.
Perbedaan system dan prosedur akuntansi yang digunakan
3. Analisa Rasio Keuangan sebagai Dasar Pennilaian Kinerja Untuk menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analisa keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap kesehatan perusahaan. Alat yang bisa digunakan adalah rasio keuangan. Menurut Darsono dan Ashari (2008 : 50) mengatakan “dalam analisa rasio, ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal” Menurut Darsosno dan Ashari (2008 : 51) menyatakan : Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan rasio yang akan datang dari perusahaan yang sama. Jika rasio keuangan ini diurutkan dalam jangka waktu beberapa tahun atau periode, pemakai dapat melihat kecenderungan rasio keuangan, apakah
9
mengalami penurunan atau peningkatan, yang menunjukan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Perbandingan eksternal adalah membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rasio perusahaan lain yang sejenis atau dengan ratarata industri pada titik yang sama. Perbandingan ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang kondisi dan kinerja perusahaan relatif dan membantu mengidentifikasi penyimpangan dari rata-rata atau standar industri. Jenis-jenis analisa rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisa kinerja perusahaan adalah rasio neraca (likuiditas dan solvabilitas), rasio laba rugi (profatibilitas), rasio neraca aktivitas. Berdasarkan sumber datanya, menurut Sugiono .A dan Untung .E (2008 : 57) membedakan angka rasio menjadi : a. Rasio neraca (balance sheet ratio) ialah rasio-rasio yang datanya berasal dari pos-pos yang ada di neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current assets to total assets ratio, current liabilities to total assets ratio b. Rasio-rasio Laporan laba / rugi (income statment ratio) ialah rasiorasio yang datanya berasal dari pos-pos rugi laba / income statment misalnya profit margin, gross profit margin, net operating margin, operating rasio
10
c. Rasio-rasio antar Laporan (inter statment ratio) adalah gabungan dari pos-pos yang terdapat dalam neraca dan laba rugi misalnya assets turn over, inventory turn over, receivable turn over Penggolongan angka rasio yang berdasarkan pada sumbernya, yang sebenarnya kurang bermanfaat, bagi analisa yang penting bukan dari mana data itu diperoleh tetapi apa arti atau gunanya angka rasio tersebut atau kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari angka rasio tersebut. Dalam skripsi ini penulis akan menguraikan angka-angka rasio tersebut menjadi beberapa bagian, sesuai dengan tujuan dari penulisan skripsi ini yaitu untuk menilai kinerja PT. TELKOM (persero) Pusat dan rasio-rasio yang digunakan antara lain yaitu analisa likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan profitabilitas. Uraian yang lebih lengkap adalah sebagai berikut : a. Analisa Likuiditas Menurut Sugiyarso. G dan Winarni. F (2005 : 114) menjelaskan bahwa
Likuiditas
adalah
rasio
yang
mengukur
kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Rasio-rasio yang dapat dipergunakan dalam mengukur likuiditas antaralain : 1) Current Ratio Current Ratio adalah angka atau “nisbah” yang diperoleh dengan jalan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio tersebut menunjukan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka
11
pendek dari para kreditor dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu dekat. Adapun standar umum yang digunakan dalam melakukan analisa ini adalah 200%.
%
Current Ratio =
Current ratio ini menunjukan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarkan hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi
atau
distribusi
dari
aktiva
lancar
yang
tidak
menguntungkan. Dalam menganalisa current ratio ini perlu diperhatikan kemungkinan adanya data manipulasi yang disajikan perusahaan. 2) Quick (Acid Test) Ratio Quick (acid test) ratio adalah rasio yang dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan membagi sisanya dengan kewajiban lanjar
%
Acid Test Ratio =
Rsio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek dengan hanya memperhitungkan
sebagian
aktiva
lancar
yang
memiliki
12
kemungkinan untuk dapat dikonversikan dalam waktu singkat (aktiva yang sangat likuid dengan membandingkan dengan hutang lancar). Apabila kita menggunakan acid test ratio untuk menentukan tingkat likuiditas, maka secara umum dapatlah dikatakan bahwa suatu perusahaan yang mempunyai acid test ratio kurang dari 1:1 atau 100% dianggap baik likuiditasnya. 3) Cash Ratio Cash Ratio = Cash Ratio lebih mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang lancar lebih tepat waktu dari pada kedua rasio sebelumnya. Rasio ini merupakan perbandingan antara aktiva yang berupa uang kas dengan hutang lancar. Apabila Cash Ratio mengalami kenaikan menunjukan bahwa perusahaan tersebut mempunyai tingkat rasio yang baik. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah kas.
b. Analisa Aktivitas Menurut Sugiyarso .G dan Winarni .F
(2005 : 116)
mengemukakan, rasio aktivitas menunjukan bagaimana sumber daya perusahaan telah dimanfaatkan secara optimal. Dengan kata lain analisa aktivitas ini untuk menilai efesiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya perusahaan. 13
1) Total Assets Turn Over Ratio Total Assets Turn Over Ratio atau rasio perputaran total aktiva adalah rasio yang dihitung dengan membagi penjualan dengan total aktiva, disebut juga rasio pemanfaatan total aktiva Total Assets Turn Over Ratio = Semakin tinggi tingkat perputaran aktiva maka semakin lebih baik. Hal ini berarti dana yang tertanam dalam aktiva usaha telah sangat berhasil meningkatkan penjualan. 2) Inventory Turn Over Ratio Rasio perputaran persediaan ini digunakan untuk mengukur tingkat kecepatan rata-rata persediaan yang dijual atau dipakai dalam suatu periode. Apabila suatu perusahaan menunjukan perputaran persediaan makin tinggi, maka perusahaan tersebut mempunyai tingkat rasio yang baik. Oleh karena itu jumlah persediaan barang dagang yang diganti atau dijual dalam suatu periode semakin cepat. Inventory Turn Over Ratio = 3) Fixed Assets Turn Over Ratio Fixed Assets Turn Over Ratio adalah rasio yang mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Fixed asstes turn
over
ratio
berguna
untuk
mengevaluasi
kemampuan
14
perusahaan
menggunakan
aktivanya
secara
efektif
untuk
meningkatkan pendapatan. Fixed Assets Turn Over Ratio = Apabila suatu perusahaan menunjukan perputaran yang lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat atau mungkin disebabkan oleh hal-hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh.
c. Analisa Solvabilitas Menurut
Sugiyarso
G.
Dan
Winarni
.F
(2005
:
115)
mengemukakan, solvabilitas adalah “kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya”. Kondisi ideal perusahaan adalah apabila perusahaan dapat memenuhi kewjiban jangka pendeknya (likuid) dan juga dapat memenuhi kewajiban jangka panjang (solvable). Apabila suatu perusahaan tidak mempunyai cukup aktiva guna memenuhi kewajiban jangka panjangnya (insolvable), akan tetapi aktiva lancarnya dapat menutup kewajiban jangka pendeknya (likuid), maka perusahaan tersebut tidak akan segera dalam kesulitan financialnya, sebab perusahaan itu masih dapat bekerja dengan baik dan masih mempunyai kesempatan untuk memperbaiki solvabilitasnya. Akan tetapi apabila kondisi keuangan perusahaan adalah sebaliknya
15
(solvable tetapi likuid), maka perusahaan akan segera menghadapi kesulitan financialnya, karena itu sumber dan komposisi dari jenis kewajiban dan ekuitas perusahaan akan menentukan stabilitas keuangan dan solvabilitas jangka panjang perusahaan secara wajar. 1) Total Debt to Equity Ratio Total Debt to Equity Ratio =
%
Rasio ini dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak terbayarkan suatu hutang. Semakin rendah rasio ini semakin baik. 2) Total Debt to Total Capital Assets Total Debt to Total Capital Assets =
%
Rasio ini ditentukan atau dihitung dengan cara membagi total hutang dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin rendah rasio ini semakin baik. Oleh karena itu semakin besar jumlah aktiva yang digunakan untuk membiayai hutang.
d. Analisa Profitabilitas Rasio ini berguna untuk menunjukan efektifitas manajemen dalam menghasilkan keuntungan dari aktiva atau sumber penghasilan yang dipercayakan kepada mereka. Rasio ini juga digunakan untuk menilai kemampuan manajemen dalam mengawasi berbagai biaya penciptaan
16
penjualan. Rasio profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi, untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahan memperoleh laba dalam kaitannya dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Oleh sebab itu, rasio ini sangat berguna untuk menafsirkan efektifitas manajemen secara keseluruhan. Rasio-rasio yang biasa digunakan untuk menilai profitabilitas anatara lain ; 1) Marjin Laba Operasi (Operating profit margin) Rasio ini mencerminkan tingkat hasil dari total investasi perusahaan sebelum dikurangi pajak dan bunga pinjaman. Marjin laba operasi juga sangat bermanfaat dalam mengatur efektifitas operasional
manajemen
tanpa
dipengaruhi
oleh
kebijakan
penggunaan hutang atau pendanaan perusahaan. Marjin
laba
operasi
di
hitung
Marjin Laba operasi = 2) Marjin Laba Bersih (Net profit margin)
dengan
cara
:
%
Rasio ini dapat menunjukan berapa besar komponen biaya membebani penjualan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Marjin laba bersih dapat dihitung dengan cara : Marjin Laba bersih =
%
17
3) Rasio Hasil terhadap Investasi (Return on investment ratio) Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio hasil terhadap investasi dihitung dengan : Rasio Hasil terhadap Investasi =
%
Aanalisa return on invesment dalam menganalisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu tehknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. Analisa ROI ini sudah merupakan tehknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return On Invesment itu sendiri dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhannya dana yang ditanamakan dalam aktiva memperoleh laba dari operasi. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya dari perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditamanakan dalam aktiva. Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor : a) Tingkat Perputaran aktiva (asset turn over) b) Profit margin, yaitu mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai perusahaan dihubungkan dengan penjualannya Besarnya ROI akan berubah kalau ada perubahan profit margin atau asset turn over, baik masing-masing atau kedua-duanya. Dengan demikian maka pimpinan perusahaan dapat menggunakan
18
salah satu atau kedua-duanya dalam rangka usaha untuk mempertinggi ROI dengan memperbesar profit margin adalah bersangkutan dengan usaha untuk mempertinggi efesiensi disektor produksi, penjualan dan administrasi. Usaha mempertinggi ROI dengan memperbesar asset turn over adalah kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Menurut
Sugino
.A
dan
Untung
.E
(2008
: 71) menyatakan, “besarnya ROI dapat diketahui dengan mengalihkan antara trun over asset dengan profit margin atau dengan rumus sebagai berikut : Return In Invesment = Asset Turn Over x Profit margin Atau
Pada umumnya Return On Invesment sebesar 12% telah cukup memuaskan bagi peusahaan. 4) Rasio Hasil terhadap Ekuitas (Return on equity ratio) Return on Equity yaitu rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net work) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang dilakukan pemilik, modal sendiri atau pemegang saham perusahaan, rasio ini menunjukan rentabilitas modal sendiri atau sering disebut sebagai rentabilitas usaha. 19
Return On Equity =
%
4. Beberapa Keterbatasan Analisa Rasio Keuangan Meskipun analisa rasio keuangan sangat bermanfaat, tetapi ada beberapa keterbatasan yang perlu di perhatikan, menurut Agnes Sawir (2005 : 44) antara lain : a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak dibeberapa bidang usaha b. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi c. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan
B. Penilaian Kinerja Keuangan 1. Pengertian Penilaian Kinerja Untuk menilai kinerja perusahaan terdapat bebrapa tehknik analisis, termaksud berbagai rasio keuangan, yang dapat dipergunakan untuk melakukan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Sebelum suatu analisi dilakukan, analisis harus menidentifikasi secara jelas unsur-unsur 20
yaitu : sudut pandang yang diambil, tujuan analisis, dan standar perbandingan yang potensional. Penilaian kinerja melalui laporan keuangan yang disherkan pada data dan kondisi masa lalu sulit untuk memprediksi masa depan. Namun kita harus ingat masa depan yang dapat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil hari ini sebagai hasil dari suatu hasil analisis keuangan masa lampau yang telah berlalu. Menurut Mulyadi (2001 : 3), Penilaian kinerja perusahaan adalah “penetuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan saran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”
2. Manfaat Penilaian Kinerja Pada dasarnya manfaat penilaian kinerja itu berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang individu-individu atau kelompokkelompok yang berkepentingan atas keberhasilan atau kegagalan perusahaan tertentu. Secara garis besar individu-individu atau kelompok tersebut dibagi atas dua bagian, yaitu : a. Menurut sudut pandang manajemen Penilaian kinerja menurut sudut pandang manajemen dapat diartikan sebagai pengukuran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian atau divisi, bagi pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Kontribusi tersebut dapat berupa atau bersifat kualitatif
21
seperti akuntansi dan personalia, serta bersifat kuantitatif seperti pemasaran dan produksi. Pengukuran kinerja oleh manajemen dimaksudkan untuk dapat memberi
petunjuk
dalam
pembuatan
keputusan
dan
untuk
mengevaluasi kinerja manajemen dari divisi-divisi dibawahnya, serta menilai efektifitas dan efesiensi penggunaan sumber daya dalam operasi perusahaan b. Menurut sudut pandang diluar manajemen Penilaian kinerja bagi pihak diluar manajemen seperti pemilik atau investor dan kreditor, dapat diartikan sebagai pengukuran atas suatu prestasi yang dicapai oleh suatu satuan organisasi dalam suatu periode tertentu, yang mencerminkan tingkat hasil pelaksanaan kegiatannya. Bagi
pihak
pemberi
pinjaman,
penilaian
kinerja
perusahaan
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengabaikan bunga dan angsuran pokok pinjaman dan bagi investor penilaian kinerja dimaksudkan sebagai dasar penentuan kebijakan penanaman atau penarikan modal.
3. Tujuan Kinerja Tujuan pokok penilaian kinerja perusahaan menurut Mulyadi (2001 : 4) adalah “untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya agar dapat membuahkan hasil yang diinginkan”.
22
Dalam organisasi baik yang berorientasi pada pencapaian laba atau pun tidak yang semakin tumbuh dan berkembang akan membawa kosekuwensi bagi pimpinan puncak yaitu bagaimana mengkoordinasikan antara sub unit yang ada. Hal yang tidak dapat dielakkan adalah manajemen puncak harus mendistribusikan kekuasaannya dalam pengambilan keputusan kepada unit-unit dibawahnya. Manajer sub ini atau divisi harus diberi kewenangan baik secara penuh maupun tidak untuk pengambilan keputusan atau kebijaksanaan kegiatan masingmasing unit (divisi). Namun demikian satu hal yang mutlak harus dilakukan agar supaya perusahaan secara keseluruhan tetap berjalan sesuai tujuannya dan dapat memaksimalkan kekayaan perusahaan, meningkatkan
efesiensi
secara
efektifitas
dalam
melaksanakan
kegiatannya. Maka harus ada keharmonisan antara tujuan-tujuan divisi dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan, sehingga dapat berjalan seiring dan sejalan dalam kerangka yang sama demi tercapai tujuan utamanya. Selanjutnya manajemen puncak baik dalam perusahaan maupun pihak-pihak
lain
diluar
perusahaan
dalam
kegiatannya
untuk
meningkatkan efesiensi dan efektifitas kegiatan-kegiatan divisi-divisi di bawahnya maupun perusahaan secara keseluruhan mau tidak mau harus melakukan pengukuran atas hasil kinerja (prestasi) masing-masing manajer divisi maupun terhadap manajer perusahaan.
23
Mulyadi menjelaskan kinerja untuk manajemen puncak bertujuan untuk : a. Menentukan kontribusi terhadap organisasi perusahaan secara keseluruhan b. Memberikan dasar bagi penilaian mutu prestasi manajer divisi dalam perusahaan c. Memberikan motivasi bagi manajer divisi dalam menjalankan divisinya sejalan dengan tujuan pokok organisasi perusahaan secara keseluruhan Manfaat informasi kinerja menurut PSAK (2002 : 5) dalam kerangka dasar adalah : “informasi kinerja perushaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang memungkinkan dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dan sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahan dalam memanfaatkan sumber data yang ada”
4. Karakteristik Penilaian Kinerja yang Efektif Manajemen puncak harus memperoleh jaminan bahwa setiap manajer bertindak sesuai dengan sasaran perusahaan. Untuk mewujudkan hal ini harus terdapat kesesuaian antara dipengaruhi oleh prosedur yang digunakan untuk menilai kinerja manajer, karena penilaian kinerja memaksa setiap manajer bertindak sesuai dengan ukuran yang ditetapkan dalam kriteria kinerja.
24
Dalam perusahaan yang bermotif laba, laba bukanlah merupakan satu-satunya ukuran kinerja manajer. Variabel lain yang menjadi ukuran kinerja manajer perusahaan yang bermotif laba adalah pangsa pasar, pemanfaatan sumber daya manusia, citra perusahaan dimata masyarakat dan keunggulan produk. Lebih rinci lagi ukuran-ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja manajer adalah sebagai berikut : a. Ukuran laba b. Perbandingan antara unsur laba dan harta untuk menilai efesiensi dan efktifitas c. Ukuran produktifitas. Produktifitas yaitu hubungan masukkan dan keluaran d. Perkembangan kepegawaian seperti jumlah promosi karyawan, perpindahan, pemberhentian dan sebagainya e. Ukuran pasar seperti pangsa pasar, product leadership, tingkat pertumbuhan, costumer service dan sebagainya f. Indicator keunggulan product seperti hak paten atas produk, kualitas produk g. Hubungan antara sumber daya manusia h. Ukuran-ukuran sosial Dalam melakukan pengukuran atas kinerja manajer haruslah memperhatikan faktor-faktor berikut ini : a. Dapat diukur atau tidak kinerja b. Rentang waktu sumber daya dan biaya
25
c. Bobot yang diperhitungkan atas kinerja d. Tipe kriteria yang digunakan dan aspek perilaku yang ditimbulkan
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Perusahaan Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada Perusahaan PT. Telkom (persero) Pusat, yang berkedudukan di Bandung, Jalan Japati No.1 lantai 7, Bandung-Jawa Barat, 4403311.
2. Sejarah Singkat Perusahaan Pada tahun 1884, pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta untuk menyediakan layanan pos dan telegraf domestik dan kemudian layanan telegraf internasional. Layanan telepon diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1882. Sampai dengan 1906, layanan telepon disediakan oleh perusahaan swasta yang memiliki lisensi dari pemerintah untuk jangka waktu 25 tahun. Pada tahun 1906, pemerintah kolonial Belanda membentuk lembaga pemerintah untuk mengendalikan seluruh layanan pos dan telekomunikasi di Indonesia. Pada tahun 1961, sebagian besar dari layanan ini dialihkan kepada perusahaan milik negara. Pemerintah memisahkan layanan pos dan telekomunikasi pada tahun 1965 ke dalam dua perusahaan milik negara, yaitu PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi.
27
Pada
tahun
1999,
Pemerintah
mengeluarkan
Undang-undang
Telekomunikasi No. 36 (“Undang-undang Telekomunikasi”) yang berlaku efektif pada bulan September 2000. Undang-undang tersebut merupakan pedoman yang mengatur reformasi industri telekomunikasi, termasuk liberalisasi industri, memfasilitasi masuknya pemain baru dan menumbuhkan persaingan usaha yang sehat. Sebelum undang-undang tersebut dikeluarkan, TELKOM dan Indosat merupakan pemilik bersama dari sebagian besar perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Reformasi yang dilakukan Pemerintah kemudian menghapus kepemilikan bersama tersebut untuk mendorong terciptanya iklim usaha yang kompetitif. Hasilnya, pada tahun 2001 TELKOM mengakuisisi 35,0% saham Indosat di Telkomsel yang menjadikan total saham TELKOM di Telkomsel menjadi sebesar 77,7%, sementara Indosat mengambil alih 22,5% saham TELKOM di Satelindo dan 37,7% saham TELKOM di Lintasarta. Pada tahun 2002, TELKOM menjual 12,7% sahamnya di Telkomsel kepada Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (“SingTel Mobile”) sehingga kepemilikan saham TELKOM di Telkomsel berkurang menjadi 65,0%. Berdasarkan Undang-undang Telekomunikasi, pada tanggal 1 Agustus 2001, Pemerintah mengakhiri hak eksklusif TELKOM sebagai satusatunya penyelenggara layanan telepon tidak bergerak kabel di Indonesia dan Indosat sebagai satu-satunya penyelenggara layanan sambungan langsung internasional (SLI). Hak eksklusif TELKOM sebagai penyedia layanan sambungan lokal dan layanan sambungan langsung jarak jauh
28
berakhir masing-masing pada bulan Agustus 2002 dan Agustus 2003. Pada tanggal 7 Juni 2004, TELKOM meluncurkan layanan SLI.
3. Struktur Organisasi Struktur suatu organisasi suatu perusahaan sangat diperlukan untuk mengatur setiap fungsi yang ada di dalam suatu organisasi. Dimana fungsi yang sama dikelompokan
menjadi satu bagian. Susunan
Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007 : a. Komisaris 1) Tanri Abeng
:
Komisaris Utama
2) P. Sartono
:
Komisaris Independen
3) Arif Aryman
:
Komisaris Independen
4) Anggita Abimanyu
:
Komisaris
5) Mahmuddin Yasin
:
Komisaris
1) Rinaldi Firmansyah
:
Direktur Utama
2) Sudiro Asno
:
Direktur Keuangan
3) Faisal Syam
:
Direktur Hukum Capital dan
b. Direksi
General Affairs 4) I Nyoman G. Wiryanata
:
Direktur Network dan Solution
5) Ermady Dahlan
:
Direktur Konsumer
29
6) Arief Yahya
:
Direktur Enterprise dan Wholesale
7) Prasetio
:
Direktur Compliance dan Risk Management
8) Indra Utoyo
:
Direktur Information Technology dan Supply
4. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian a. Komisaris Komisaris adalah orang yang ditunjuk untuk mengawasi pengurusan yang dilakukan oleh direksi, komisaris terdiri dari sedikit-dikitnya dua orang ayng terdiri dari satu orang komisaris utama, satu orang komisaris atau lebih. b. Direksi Direksi adalah orang yang mengurus dan memimpin perusahaan, direksi terdiri dari sedikit-dikitnya dua orang yang terdiri dari satu direktur utama dan satu orang direktur atau lebih, apabila direksi lebih dari dua orang maka seorang diantaranya dapat diangkat menjadi wakil direktur utama.
5. Tujuan dan Produk Perusahaan Tujuan untuk tetap menjadi pelopor di bidangnya tidak hanya untuk kepentingan TELKOM, tetapi juga untuk kepentingan nasional.
30
TELKOM merupakan National Flag Carrier di bidang InfoCom. Karenanya TELKOM akan mengerahkan segenap potensi yang dimiliki termasuk bersinergi dengan perusahaan di lingkungan kelompok usaha TELKOM untuk menjadi yang terbaik di setiap lini usahanya, yaitu telepon tetap kabel, telepon tetap nirkabel, telepon seluler, data & internet, dan network & interkoneksi. TELKOM juga mengeluarkan beberapa produk untuk masyarakat dan memenangkan persaingan. Produk tersebut antara lain : 1. Jaringan telepon tetap kabel TELKOM melayani pelanggan rumah tangga, bisnis, dan lembaga. Telepon tetap kabel mencakup sambungan telepon untuk lokal dan sambungan langsung jarak jauh, serta sambungan langsung internasional melalui TELKOMSLI 007. TELKOM juga telah mengembangkan jaringan serat optik regional bersama beberapa operator telekomunikasi di Malaysia, Singapura, Thailand, dan negara lainnya. 2. Jaringan telepon tetap nirkabel melengkapi jaringan telepon tetap kabel, dan tersedia melalui layanan TELKOMFlexi yang terdiri dari layanan pascabayar (Classy) dan prabayar (Trendy). Pelanggan dapat memanfaatkan FLEXIHome untuk layanan telepon tetap yang dapat diakses dengan menggunakan terminal telepon tetap nirkabel (fixed wireless terminal-FWT). Pelanggan juga dapat memilih FLEXICombo yang memungkinkan pelanggan memiliki dua sampai tiga nomor Flexi
31
dalam satu kartu. TELKOMFlexi saat ini dapat diakses di 231 kota di Indonesia. 3. TELKOM memberikan layanan seluler melalui 65% kepemilikan saham di anak perusahaan, Telkomsel, yang saat ini memiliki jaringan seluler mencakup 90% dari 240 juta lebih penduduk Indonesia. Layanan Telkomsel telah menjangkau lebih dari 650 kota di Indonesia. Khusus untuk Jawa dan Bali, layanan Telkomsel telah menjangkau seluruh kecamatan. Telkomsel menawarkan layanan pascabayar: kartuHALO dan dua layanan kartu prabayar: simPATI dan kartuAs. Telkomsel juga memiliki layanan roaming internasional yang dilakukan melalui kerjasama dengan 244 mitra internasional di 148 negara sesuai data terakhir. TELKOM menyediakan fitur SMS (short-message-service) pada layanan telepon tetap nirkabel dan seluler. Selain itu TELKOM juga menyediakan layanan internet dialup (TELKOMNet Instan) dan akses internet broadband, layanan jaringan data, VoIP untuk panggilan internasional (TELKOMGlobal017, TELKOMSave), ISDN (jaringan layanan digital terpadu), dan layanan multimedia lainnya. TELKOMNet Instan menyediakan akses internet dial-up tanpa berlangganan dan dirancang agar mudah digunakan. Untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan dan memberi nilai tambah, TELKOM telah mengembangkan akses internet pita lebar (broadband) dengan nama TELKOMSpeedy.
32
4. Network dan interkoneksi TELKOM dan Telkomsel menyediakan layanan penyewaan transponder satelit, siaran melalui satelit, VSAT, distribusi audio, layanan sirkit sewa berbasis satelit dan pemancar; serta melayani operator telekomunikasi berlisensi lainnya yang menyediakan
layanan
telepon
tetap
maupun
seluler
yang
mengandalkan layanan jaringan TELKOM dan Telkomsel.
B. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini mempergunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi obyek penelitian yang dalam hal ini pada PT. Telkom (perero) Pusat. Lebih khusus dari penelitian ini adalah tentang analisa rasio sebagai alat ukur kinerja pada PT. Telkom (persero) Pusat.
C. Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan sebagai alat pengukur kinerja keuangan. Adapun alat pengukuran kinerja dengan tehnik analisa rasio keuangan yang meliputi : 1. Rasio likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi menegemen untuk mengecek efesiensi modal
33
kerja yang digunakan dalam perusahaan, juga penting bagi kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau setidaktidaknya ingin mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran bunga dimasa yang akan datang. Rasio-rasio yang dapat dipergunakan dalam mengukur likuiditas antara lain : a. Current Ratio b. Quick Ratio c. Cash Ratio
2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban financialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Kondisi ideal perusahaan adalah apabila perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuid) dan juga dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya (solvabel). Rasio yang dapat digunakan yaitu : a. Total Debt to Equity Ratio b. Total Debt to Total Capital Assets
3. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas adalah suatu ganbaran yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada. Rasio profitabilitas dalam hubungannya
34
dengan investasi, untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam kaitannya dengan jumlah dana yang diivestasikan.
4. Rasio Aktifitas Rasio Aktifitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efesiensi dan efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber daya yang ada dalam pengendaliannya. Makin tinggi rasio menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya semakin rendah berarti ada over invesment dalam piutang hingga memerlukan analisa lebih lanjut, karena bagian kredit dan penagihan tidak bekerja efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit.
5. Kinerja Kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan saran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
D. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan bahan, dan data informasi yang dibutuhkan untuk pembahasan masalah dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
35
1. Penelitian Pustaka Dari penelitian kepustakaan diperoleh data sekunder yang terdapat pada text book, jurnal, makalah dan artikel-artikel yang relevan dengan tema penulisan skripsi.
2. Penelitian Lapangan Dari penelitian lapangan diperoleh data berupa gambaran umum perusahaan dan data-data PT. TELKOM (persero) Pusat yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dalam penulisan skripsi terutama Laporan Keuangan tahunan untuk periode 2005, 2006, dan 2007.
E. Metode Analisa Data Metode analisa yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode ini dipilih karena penelitian bertujuan untuk menggambarkan perkembangan kinerja perusahaan PT. Telkom (persero) Pusat tahun 2005, 2006, dan 2007 secara kuantitatif. Adapun tahap-tahapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Menghitung rasio keuangan yang digunakan sebagai alat pengukuran kinerja 2. Mengihitung rasio-rasio perusahaan untuk masing-masing rasio keuangan 3. Mengukur kinerja PT. Telkom (persero) Pusat dengan membandingkan keuangan perusahaan dengan rasio rata-rata industri
36
Rasio rata-rata industri yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini diambil dari standar industri Robert Morris Associated, yang biasa menerbitkan Annual Statment Studies yang memuat rincian data berisi 27000 laporan-laporan perusahaan dalam 223 klasifikasi industri. Selain menggunakan metode deskriptif kuantitatif, digunakan juga metode deskriptif kualitatif. Yaitu data yang dipaparkan dan digambarkan dengan kata-kata atau kalimat menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan dan menggunakan angka-angka hasil perihutungan yang telah diproses mealalui beberapa cara, antara lain : 1. Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan akan diperoleh presntase. 2. Dijumlahkan, diklarifikasikan sehingga merupakan suatu susunan urutan data untuk selanjutnya dibuat tabel.
37
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Keuangan PT. TELKOM (persero) Pusat Sesuai dengan lingkup pembatasan, maka penulis hanya akan membahas permasalahan laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba (rugi). Analisa rasio keuangan atas laporan keuangan yang menyangkut pemakaian dari laporan keuangan yaitu penggunaan data keuangan yang diambil dari neraca dan perhitungan laba (rugi) perusahaan. Oleh karena itu akan lebih bermanfaat bila sebelum melakukan analisa terlebuh dahulu meninjau laporan keuangan tersebut, karena bentuk dan perinsip penyusunan laporan keuangan menentukan hasil analisa laporan keuangan. Suatu laporan keuangan yang disusun tidak berdasarkan perinsip-perinsip akuntansi yang diterima secara umum, akan mengakibatkan perbedaan hasil analisa dan interpretasi bagi beberapa pemakai laporan keuangan yang bersangkutan, yang pada akhirnya akan mengakibatkan interpretasi dan pengambilan keputusan yang salah. Hal ini dapat terjadi mengingat laporan keuangan sering menggunakan instilah-istilah teknis yang memerlukan intrpretasi secara khusus. Setiap penggunaan istilah teknis yang belum diterima secara umum dalam dunia akuntansi akan mengundang penfsiran yang berbeda-beda.
38
Untuk laporan keuangan tahun 2005, 2006 dan 2007, perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan tersebut kepada kreditur dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dan dianggap perlu oleh manajemen perushaan. 1. Neraca Neraca PT. TELKOM (persero) Pusat, telah disusun berdasarkan perinsip akuntansi yang diterima secara umum sesuai dengan ketentuan dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Neraca tersebut telah disusun secara sistematis dan terperinci sehingga dapat memberikan gambaran posisi keuangan perusahaan pada sewaktu waktu tertentu sehingga dapat dijadikan sumber data yang baik dalam melakukan analisa rasio keuangan.
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (persero) Pusat NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2005,2006,2007 (dalam miliaran rupiah)
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Setara kas Penyertaan sementara Piutang Usaha – bersih Piutang lain-lain – bersih Persediaan – bersih Aktiva lancar lainnya Jumlah Aktiva Lancar
2005
2006
2007
5375 22 3578 153 220 957
8316 85 3717 148 213 1442
10141 160 3361 151 211 1882
10305
13921
15978
39
AKTIVA TIDAK LANCAR Penyertaan Jangka Panjang Aktiva tetap – bersih Aktiva tidak lancar lainnya
101 46193 5572
89 55233 5893
114 61169 4798
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
51866
61215
66081
JUMLAH AKTIVA
62171
75136
82059
5295 2470 1521 1826
6918 2569 3477 2209
6905 3052 2741 2572
2401
5363
5404
0
0
0
13513
20536
20674
2392 4903
2665 4613
3034 4198
4760 1457 1752
4007 0 2488
3728 0 4165
236
217
202
3128 433
3537 817
2500 503
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
19061
18344
18330,319
Jumlah Kewajiban Hak minoritas atas aktiva bersih anak Perusahaan
32574
38880
39004,319
6305
8187
9305
EKUITAS
23292
28069
33749
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Sumber : web. Resmi PT. Telekomonikasi Indonesia (persero)
62171
75136
82058,319
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Hutang usaha Hutang Pajak Beban yang masih harus dibayar Kewajiban lancar lainnya Kewajiban Jangka Panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan hutang bank jangka pendek Kewajiban untuk penyelesaian transaksi silang Jumlah Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban pajak tangguhan – bersih Kewajiban Imbalan kerja Kewajiban jangka panjang-setelah dikurangi bagian yan jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman penerusan-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Wesel bayar dan hutang obligasi Hutang Bank Hutang akuisisi bisnis Hutang sewa guna usaha Nilai Perolehan Penggabungan usaha yang ditangguhkan Kewajiban tidak lancar lainnya
40
2. Laporan Laba (Rugi) Penyajian laporan laba (rugi) PT. TELKOM (persero) Pusat, telah disesuaikan dengan perinsip akuntansi yang berlaku umum yaitu sesuai dengan ketentuan yang terangkum dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Laporan laba (rugi) dapat digunakan sebagai sumber data yang andal dalam melakukan analisa rasio keuangan.
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (persero) Pusat LAPORAN LABA (RUGI) KONOSLIDASIAN 31 Desember 2005,2006,2007 (dalam miliaran rupiah)
PENDAPATAN USAHA Telepon Tetap Telepon Tidak bergerak Seluler Interkoneksi Kerja Sama Operasi Data dan Internet Jaringan Pola bagi hasil Jasa Telkom lainnya
2005 10781
2006 10979
2007 11001
14571 7742 589 6934 587 302 301
20623 8682 489 9065 719 415 322
22638 9651 0 14684 707 428 330
41807
51294
59439
6563 7571
8514 9178
8495 9545
5916 2764 1126 617 79
7496 3271 1242 0 0
9591 3568 1769 0 0
Jumlah Beban Usaha
24636
29701
32967
EBITDA
25660
31716
37067
17171
21593
26472
Jumlah Pendapatan Usaha BEBAN USAHA Karyawan Penyusutan Operasi,Pemeliharaan dan Jasa Telekomunikasi Umum dan Administrasi Pemasaran Penurunan Nilai Aktiva Kerugian atas Komitmen Pembelian
LABA USAHA
41
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba penjualan Investasi Jangka Panjang pada Telkomsel Pendapatan Bunga Beban Bunga Keuntungan (kerugian) selesih kurs Bagian Laba Bersih Perusahaan Asosiasi Lain-lain Bersih
0 345 -1177 -517 11 409
0 655 -1286 836 -7 202
0 519 -1436 -295 7 329
Jumlah Penghasilan (beban) lain-lain bersih
-929
400
-877
16242 -5184
21993 -7039
25595 -7928
11058 -3064
14954 -3948
-4811
7994
11006
12857
396,51
547,15
644,08
15860,25
21886
25763,2
Laba sebelum Pajak Beban Pajak Laba sebelum hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Hak Minoritas-bersih LABA BERSIH Laba Bersih per-saham (dalam Rupiah penuh) Laba Bersih per-ADS (40 saham B per ADS) (dalam Rupiah penuh) Sumber : web. Resmi PT. Telekomonikasi Indonesia (persero)
B. Analisis Rasio Kinerja PT. TELKOM (persero) Pusat 1. Analisa Likuiditas Analisis
likuditas
bertujuan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi baik yang menyangkut kemampuan pemenuhan kebutuhan dalam siklus operasi normal perusahaan atau dalam jangka waktu satu tahun. Dalam melakukan analisis likuiditas terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu, yaitu bahwa perusahaan dalam keadaan going
concern,
sehingga
dalam
melakukan
analisis
dan
42
menginterpretasikan berbagai indikasi posisi likuiditas sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Beberapa indikator yang akan digunakan sebagai alat dalam melakukan penilaian likuiditas perusahaan adalah Current Ratio, Quick (Acid Test) Ratio dan Cash Ratio. Adapun pengkajian analisis rasionya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 TABEL RASIO LIKUIDITAS Rasio Likuiditas 2005 2006 2007 Keterangan Current Ratio %
76%
68%
77%
Naik
75%
67%
76%
Naik
40%
41%
49%
Naik
Quick (Avid-Test) Ratio −
%
Cash Ratio %
Sumber : PT. Telkom (data yang diolah) Berdasarkan tabel di atas, memperlihatkan bahwa ternyata aktiva lancar perusahaan masih dapat digunakan untuk mengcover hutang lancar perusahaan yang jatuh tempo dan current ratio juga memaparkan perusahaan pada tahun 2005 Rp.1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 0,76 aktiva lancar, pada tahun 2006 Rp.1 hutang lancar dijamin dengan
43
Rp.0,68 aktiva lancar, terjadi penurunan 8% dikarenakan meningkatnya aktiva lancar yang diikuti dengan meningkatnya hutang lancar. Sedangkan pada tahun 2007 Rp.1 hutang lancar dijamin dengan Rp.0,77 aktiva lancar. Pada tahun tersebut mengalami kenaikan sebesar 9% dikarenakan aktiva lancar meningkat dan walaupun hutang lancar juga meningkat tetapi tidak terlalusignifikan. Dari analisa diatas bisa dikatakan perusahaan belum dalam keadaan yang cukup likuid karena standar yang biasa digunakan untuk melakukan analisa ini adalah 200% atau bisa dikatakan Rp.1 hutang lancar dijamin dengan Rp.2 aktiva lancar. Quick (Acid-Test) Ratio yang dihasilkan dari tabel diatas pada tahun 2005 adalah Rp.1 hutang lancar dijamin dengan Rp.0,75 aktiva lancar diluar persediaan, pada tahun 2006 Rp.1 hutang lancar dijamin dengan Rp.0,67 aktiva lancar diluar persediaan. Terlihat penurunan sebesar 8%, ini dikarenakan meningkatnya aktiva lancar yang dikurangi dengan persediaan dan meningkatnya hutang lancar. Dan pada tahun 2007 Rp.1 hutang lancar dijamin dengan Rp.0,76 aktiva lancar diluar persediaan. Terjadi kenaikan sebesar 9% ini disebabkan meningkatnya aktiva lancar yang dikurangi persediaan walaupun diikuti dengan meningkatnya hutang lancar. Dari penilaian di atas menggambarkan bahwa perusahaan sudah dapat memenuhi kewajiban jangka pendek walaupun standar suatu perusahaan bisa dianggap cukup memuaskan dalam memenuhi kewajibannya adalah lebih dari 100% atau Rp.1 hutang
44
lancar dijamin Rp.1 atau lebih aktiva lancar tetapi Quick (Acid-Test) Ratio yang tinggi belum tentu menjamin perusahaan dapat memenuhi semua kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Cash Ratio yang dihasilkan pada tahun 2005 adalah Rp.1 hutang lancar dijamin dengan Rp0,40 kas yang dimiliki perusahaan, pada tahun tahun 2006 Rp.1 hutang lancar dijamin dengan Rp.0,41 kas yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini terjadi kenaikan sebesar 1%. Dan pada tahun 2007 Rp.1 hutang lancar dijamin dengan Rp.0,49 kas yang dimiliki perusahaan. Terjadi kenaikan sebesar 9%, hal ini disebabkan bahwa perusahaan dalam menjalankan usahaanya terbilang cukup baik. Dari analisa di atas menggambarkan bahwa tingkat rasio yang baik karena mengalami kenaikan pada tiap tahunnya ini berarti bahwa perusahaan dapat melunasi hutang lancarnya lebih tepat waktu.
2. Analisa Solvabilitas Solvabilitas
perusahaan
menggambarkan
kemampuan
suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Beberapa indikator yang digunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan antara lain Total Debt to Equity Rati dan Total Debt to Total Capital Assets. Berikut ini akan dibahas penjelasan tentang masing-masing rasio
45
Tabel 4.2 TABEL RASIO SOLVABILITAS Rasio Solvabilitas 2005 2006
2007
Keterangan
Total Debt to Equity Ratio %
139,85% 138,51% 115,57%
Turun
%
52,39%
Turun
Total Debt to Total Capital Assets 51,75%
47,53%
Sumber : PT. Telkom (data yang diolah) Berdasarkan tabel solvabilitas, Total Debt to Equity Ratio pada tahun 2005 Rp.1 jumlah hutang dijamin dengan Rp. 1,40 jumlah modal, pada tahun 2006 Rp.1 jumlah hutang dijamin dengan Rp.1,39 jumlah modal. Terlihat penurunan sebesar 1,34%. Dan pada tahun 2007 Rp.1 jumlah hutang dijamin dengan Rp.1,16 jumlah modal. Terjadi penurunan sebesar 22,94%. Penurunan tersebut terjadi karena penggunaan hutang disetiap tahunnnya semakin berkurang. Dari analisa di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan sudah dapat mengendalikan hutang perusahaan karena semakin rendah rasio ini semakin baik. Sedangkan Tota Debt to Total Capital Assets, pada tahun 2005 Rp.1 jumlah hutang dijamin dengan Rp.0,52 jumlah aktiva, pada tahun 2006 Rp.1 jumlah hutang dijamin dengan Rp. 0,51 jumlah aktiva, terjadi penurunan sebasar 0,64%. Sedangkan pada tahun 2007 Rp.1 jumlah hutang dijamin dengan Rp.0,48 jumlah aktiva. Mengalami penurunan sebesar 4,22%. Penurunan yang terjadi disetiap tahunnya dikarenakan
46
perusahaan tidak terlalu banyak nenggunakan pinjaman untuk membiayai usahaanya. Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan dapat mengendalikan hutangnya agar tidak melebihi jumlah aktiva yang tersedia karena smakin rendah rasio ini semakin baik.
3. Analisa Aktivitas Analisa aktivitas bertujuan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Pentingnya aktiva lancar dan modal kerja bagi setiap perusahaan tidak hanya berkaitannya dengan aspek efesiensi dalam hal ini oleh manajer maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam perusahaan. Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai alat melakukan analisa aktivitas perusahaan antara lain Total Assets Turn Over Ratio, Inventory Turn Over Ratio dan Fixed Assets Turn Over Ratio. Dari tabel Rasio Aktvitas yang disajikan dapat dilihan Total Assets Turmn Over Ratio, 1 periode perputaran aktiva tahun 2005 sebanyak 0,67 kali sedangkan pada tahun 2006, 1 periode perputaran aktiva sebanyak 0,68 kali. Terjadi kenaikan sebanyak 0,01 kali. Dan pada tahun 2007, 1 periode perputaran akitva sebanyak 0,72 kali, terjadi kenaikan sebanyak 0,04 kali. Kenaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan kemapuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva perusahaan. Bila dilihat dari
47
aktivitas yang telah dilakukan perusahaan dapat dikatakan perusahaan telah berhasil meningkatkan pendapatan.
Tabel 4.3 TABEL RASIO AKTIVITAS Rasio Aktivitas 2005 2006
2007
Keterangan
Total Assets Turn Over Ratio 0,67 kali
0,68 kali
0,72 kali
Naik
190 kali
240,8 kali
281,7 kali
Naik
0,90 kali
0,93 kali
0,97 kali
Naik
Inventory Turn Over Ratio
Fixed Assets Turn Over Ratio
Sumber : PT. Telkom (data yang diolah) Inventory Turn Over Ratio, 1 periode perputaran persediaan tahun 2005 sebanyak 190 kali dalam 2 hari, sedangkan pada tahun 2006, 1 periode perputaran persediaan sebanyak 241 kali dalam 2 hari. Terjadi kenaikan sebanyak 50,8 kali. Sedangkan dan pada tahun 2007, 1 periode perputaran persediaan sebanyak 282 kali dalam 1 hari, memperlihatkan kenaikan sebanyak 40,9 kali. Kenaikan tersebut dikarenakan penggunaan modal kerja dalam persediaan sangat efektif. Hasil ini menunjukan semakin banyak perputaran yang terjadi maka kemungkinan kerugian pada persediaan semakin kecil.
48
Fixed Assets Turn Over Ratio, 1 periode perputaran aktiva tetap tahun 2005 sebanyak 0,90 kali, pada tahun 2006 1 periode perputaran aktiva tetap sebanyak 0,93 kali. Mengalami kenaikan sebanyak 0,03 kali. Sedangkan pada tahun 2007, 1 peputaran aktiva tetap sebanyak 0,97 kali. Terjadi kenaikan sebanyak 0,04 kali. Kenaikan tersebut dikarenakan penggunaan pendapatan terhadap aktiva tetap cukup efisien. Ini berarti perusahaan dapat memanfaatkan penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap yang miliki perusahaan dalam rangka mengahasilkan pendapatan yang akan diinvestasikan pada aktiva tetap.
4. Analisa Profitabilitas Analisa Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Analisis secara rinci terhadap laba dan berbagai unsur yang dibentuk laba adalah sangat penting karena kelangsungan hidup dan suksesnya perusahaan tersebut tergantung dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dari tabel Operating Profit Margin Ratio yang terjadi setiap tahunnya sangat positif, hal ini dikarenakan pendapatan perushaan mengalamai kenaikan dari tahun ke tahun. Dan sangat menguntungkan perusahaan.
49
Tabel 4.4 TABEL RASIO PROFITABILITAS Rasio Profitabilitas
2005
2006
2007
Keterangan
38,85% 42,88%
43,06%
Naik
%
19,12% 21,46%
21,63%
Naik
%
12,86% 14,65%
15,67%
Naik
34,32% 39,21%
38,10%
Turun
Operating Profit Margin %
Net Profit Margin
Return On Invesment
Return On Equity %
Sumber : PT. Telkom (data yang diolah) Net Profit Margin Ratio yang dimiliki perusahaan pada tahun 2005 sebesar 19,12% pendapatan yang diterima dari penjualan, dan pada tahun 2006 perusahaan mendapatkan sebesar 21,46%, mangalami kenaikan sebesar 2,34% dari penjualan yang dilakukan. Sedangkan pada tahun 2007 perusahaan mendapatkan sebesar 21,63% terjadi kenaikan sebesar 0,17%. Kenaikan tersebut dikarenakan biaya-biaya dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Ini berarti perusahaan dapat menghasilkan laba yang baik.
50
Return On Invesment yang dimiliki perusahaan dari tahun 2005, 2006 dan 2007 mengalami kenaikan yang bagus. Ini berarti perusahaan mampu menberikan pengembalian modal kepada investor cukup baik. Eturn On Equity perusahaan di tahun 2005 mengalami kenaikan 4,89% di tahun 2006. Sedangkan di tahun 2007 perusahaan mengalami penurunan sebesar 1,11%. Ini menggambarkan bahwa perusahaan sudah dapat mengelola modal sendiri secara efektif.
C. Penilain Kinerja PT. TELOKM (persero) Pusat Hasil analisa rasio menunjukan bahwa perusahaan dalam kondisi yang likuid, solvabel, efektiv dan menguntungkan. Terlebih PT. TELKOM (persero) Pusat memiliki tingkat solavabilitas yang cukup bagus sehingga kelangsungan hidup perusahaan bisa terjamin. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa PT.TELKOM (persero) Pusat memiliki kinerja yang cukup bagus.
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan analisis secara mendalam mengenai kinerja keuangan PT.TELKOM (persero) Pusat selama periode 2005 – 2007, penulis akan kemukakan beberapa kesimpulan dari analisis tersebut, yang tidak lupa akan diberi beberapa saran dari perkembangan perusahaan.
A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya diperoleh beberapa kesimpulan yang dapat penulis kemukakan sebagai berikut : 1. Hasil analisa Likuiditas yang mencangkup Current Ratio, Quick (Acid Test) Ratio, dan Cash Ratio menunjukan secara keseluruhan posisi likuiditas PT.TELKOM (persero) Pusat dalam tahun 2005 – 2007 berada dalam keadaan yang kurang likuid. Dalam arti perusahaan memiliki porsi aktiva lancar yang kurang memadai untuk dapat menjamin hutang-hutang perusahaan. Current Ratio di tahun 2005 sebesar 76% turun sebesar 8% manjadi 68% di tahun 2006, sedangkan di tahun 2007 naik sebesar 9% menjadi 77%. Quick (Acid Test) Ratio di tahun 2005 sebesar 75% turun sebesar 8% di tahun 2006 menjadi 67%, sedangkan pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 9% menjadi 76%. Cash Ratio di tahun 2005 sebesar 40% naik sebesar 1% di tahun 2006 dan pada tahun 2007 naik sebesar 8% menjadi 49%.
52
2. Perhitungan analisa Solvabilitas yang meliputi Total Debt to Equity dan Total Debt to Total Capital Assets, menunjukan bahwa perusahaan masih bersifat solvabel. Artinya perusahaan tersebut mampu memenuhi semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Karena total debt to equity di tahun 2005 sebesar 139,85% turun sebesar 1,34% di tahun 2006 menjadi sebesar 138,51% sedangkan di tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 22,94% menjadi sebesar 115,57%. Dan pada total debt to total capital assets di tahun 2005 sebesar 52,39% turun sebesar 0,64% di tahun 2006 menjadi sebesar 51,75% dan di tahun 2007 turun sebesar 4,22% menjadi sebesar 47,53%.
3. Dari hasil analisa Aktivitas yang meliputi Total Assets Turn Over Ratio, Inventory Turn Over Ratio dan Fixed Assets Turn Over Ratio menunjukan hasil yang memusakan. Dengan kata lain perusahaan dapat memanfaatkan semua sumber daya yang ada dalam pengendaliannya secara efektif dan efesien
PT.TELKOM (persero) Pusat telah berhasil
meningkatkan pendapatan yang sangat baik di tahun 2005 sebesar Rp.41807 (dalam miliaran rupiah) menjadi Rp.51294 (dalam miliaran rupiah) di tahun 2006 dan meningkat menjadi Rp.59439 (dalam miliaran rupiah) di tahun 2007. Hal ini menunjukan kinerja yang baik. Dan harus dipertahankan atau ditingkatkan di masa yang akan datang.
53
4. Analisa Profitabilitas yang meliputi Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Invesment dan Return On Equity, menunjukan hasil yang memuskan. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pendapatan dan dihasilkannya laba yang cukup baik.
B. Saran Bebarapa tindakan yang dapat dilakukan oleh PT.TELKOM (persero) Pusat untuk memperbaiki kinerja keuangannya, antara lain sebagai berikut: 1. Perlunya peningkatan pelayanan jasa telekomunikasi untuk memacu kinerja keuangan perusahaan, sehingga mengokohkan posisi keuangan. 2. Perusahaan perlu memperhatikan besarnya piutang usaha untuk mengoptimalkan saldo kas atau bank. Untuk mempercepat arus kas, perusahaan perlu melakukan pembenahan dalam menejemen pengelolaan piutnag antara lain dengan cara ; meningkatkan efisiensi penagihan, memperbaiki prosedur penagihan piutang dan melakukan kebijakan analisa piutang tidak lancar. 3. Perusahaan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk melakukan pinjaman atau hutang, karena pada dasarnya perusahaan dalam membayar semua hutang yang dimiliki itu sangat dipengaruhi oleh jumlah modal atau aktiva yang dijadikan jaminan. 4. Untuk meningkatkan laba, perusahaan perlu menekan biaya usaha melalui efisiensi atau penghematan biaya, meningkatkan produktifitas
54
pegawai serta meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi yang terbaik kepada para pemakai jasa. 5. Pihak menejemen harus lebih memperhatikan rasio-rasio yang disoroti pihak ekstern terutama bagi pemilik dan pemberi pinjaman, sehingga terus dapat menyelaraskan kebutuhan dana dan penggunaannya yang pada akhirnya dapat tercapai efisiensi yang lebih baik.
55
LAMPIRAN I
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (persero) Pusat NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2005,2006,2007 (dalam miliaran rupiah)
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Setara kas Penyertaan sementara Piutang Usaha – bersih Piutang lain-lain – bersih Persediaan – bersih Aktiva lancar lainnya
2005
2006
2007
5375 22 3578 153 220 957
8316 85 3717 148 213 1442
10141 160 3361 151 211 1882
Jumlah Aktiva Lancar
10305
13921
15978
AKTIVA TIDAK LANCAR Penyertaan Jangka Panjang Aktiva tetap – bersih Aktiva tidak lancar lainnya
101 46193 5572
89 55233 5893
114 61169 4798
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
51866
61215
66081
JUMLAH AKTIVA
62171
75136
82059
5295 2470 1521 1826
6918 2569 3477 2209
6905 3052 2741 2572
2401
5363
5404
0
0
0
13513
20536
20674
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Hutang usaha Hutang Pajak Beban yang masih harus dibayar Kewajiban lancar lainnya Kewajiban Jangka Panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan hutang bank jangka pendek Kewajiban untuk penyelesaian transaksi silang Jumlah Kewajiban Lancar
56
Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban pajak tangguhan – bersih Kewajiban Imbalan kerja Kewajiban jangka panjang-setelah dikurangi bagian yan jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman penerusan-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Wesel bayar dan hutang obligasi Hutang Bank Hutang akuisisi bisnis Hutang sewa guna usaha Nilai Perolehan Penggabungan usaha yang ditangguhkan Kewajiban tidak lancar lainnya
2392 4903
2665 4613
3034 4198
4760 1457 1752
4007 0 2488
3728 0 4165
236
217
202
3128 433
3537 817
2500 503
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
19061
18344
18330,319
Jumlah Kewajiban Hak minoritas atas aktiva bersih anak Perusahaan
32574
38880
39004,319
6305
8187
9305
EKUITAS
23292
28069
33749
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Sumber : web. Resmi PT. Telekomonikasi Indonesia (persero)
62171
75136
82058,319
57
LAMPIRAN II
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (persero) Pusat LAPORAN LABA (RUGI) KONOSLIDASIAN 31 Desember 2005,2006,2007 (dalam miliaran rupiah)
PENDAPATAN USAHA Telepon Tetap Telepon Tidak bergerak Seluler Interkoneksi Kerja Sama Operasi Data dan Internet Jaringan Pola bagi hasil Jasa Telkom lainnya
2005 10781
2006 10979
2007 11001
14571 7742 589 6934 587 302 301
20623 8682 489 9065 719 415 322
22638 9651 0 14684 707 428 330
41807
51294
59439
6563 7571
8514 9178
8495 9545
5916 2764 1126 617 79
7496 3271 1242 0 0
9591 3568 1769 0 0
Jumlah Beban Usaha
24636
29701
32967
EBITDA
25660
31716
37067
LABA USAHA
17171
21593
26472
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba penjualan Investasi Jangka Panjang pada Telkomsel Pendapatan Bunga Beban Bunga Keuntungan (kerugian) selesih kurs Bagian Laba Bersih Perusahaan Asosiasi Lain-lain Bersih
0 345 -1177 -517 11 409
0 655 -1286 836 -7 202
0 519 -1436 -295 7 329
Jumlah Penghasilan (beban) lain-lain bersih
-929
400
-877
Jumlah Pendapatan Usaha BEBAN USAHA Karyawan Penyusutan Operasi,Pemeliharaan dan Jasa Telekomunikasi Umum dan Administrasi Pemasaran Penurunan Nilai Aktiva Kerugian atas Komitmen Pembelian
58
Laba sebelum Pajak Beban Pajak Laba sebelum hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Hak Minoritas-bersih LABA BERSIH Laba Bersih per-saham (dalam Rupiah penuh) Laba Bersih per-ADS (40 saham B per ADS) (dalam Rupiah penuh) Sumber : web. Resmi PT. Telekomonikasi Indonesia (persero)
16242 -5184
21993 -7039
25595 -7928
11058 -3064
14954 -3948
-4811
7994
11006
12857
396,51
547,15
644,08
15860,25
21886
25763,2
59
LAMPIRAN III
60
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir. 2005. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Darsono Ashari, 2008. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, ANDI, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi. 2001. Analisa Biaya, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. PT. Telkom,Tbk. Laporan Keuangan Tahunan Periode 2005, 2006 dan 2007. Sugiono.A dan Untung.E. 2002. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, PT.Grasindo, Jakarta. Sugiyarso.G dan Winarni.F. 2005. Manajemen Keuangan, Media Pressindo, Yogyakarta. Website Resmi PT. Telkom,Tbk Penelitian Sebelumnya
ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJ A PADA PT.TELKOM (persero) Pusat
DI SUSUN OLEH : DODI ANDRIE 4320401-005
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Teknologi maju dan persaingan global mempunyai pengaruh yang besar pada berbagai perusahaan. Teknologi mengubah secara drastis pola-pola perilaku biaya dalam suatu perusahaan. Dewasa ini terjadi persaingan global yang semakin tajam. Persaingan global ini disebabkan karena terjadinya deregulasi-deregulasi dalam bidang perdagangan global yang semakin majunya teknologi komunikasi saat ini. Perseroan Terbatas sebagai salah satu pelaku ekonomi dituntut berperan lebih besar dalam peningkatan daya saing nasional guna menghadapi era pasar global. Untuk itu diperlukan kinerja perusahaan yang sehat yang dapat mendorong pada peningkatan efesiensi dan produktivitas usaha perusahaan sehingga dapat memberi kontribusi bagian laba yang optimal pada pemerintah dan pada akhirnya akan berperan dalam memacu pertumbuhan ekonomi negara.
Banyak pihak baik internal maupun eksternal Perusahaan Multinational yang menginginkan informasi tentang kinerja perusahaan, sesuai dengan kepentingan masing-masing pihak. Kinerja Perusahaan Multinational dapat diukur dengan melakukan analisis penilaian Likuiditas, Aktivitas, Solvabilitas dan Profitabilitas yang merupakan bagian ukuran yang dominan untuk menilai sebagian besar dari kinerja atau kesehatan perusahaan yaitu apakah sehat sekali, sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Maka dalam penulisan skripsi ini penulis memilih judul : “ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA PADA PT. TELKOM (persero) PUSAT”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan yang akan dibahas “Bagaimana Kinerja PT. Telkom (persero) Pusat yang dianalisa dengan rasio keuangan sebagai dasar penilaian?”
LANDASAN TEORITIS A. Analisa Laporan Keuangan
Untuk melakukan analisa rasio keuangan, diperlukan perhitungan-perhitungan rasio-rasio keungan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau pada neraca dan laba rugi. 1. Pengertian dan Manfaat Analisa Laporan Keuangan Berkaitan dalam melakukan analisa atas suatu laporan keuangan, Sugiono .A dan Untung .E (2008 : 11) mengemukakan : “Perlunya menganalisa laporan keuangan adalah untuk dapat memperluas serta mempertajam informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan serta dapat menggali serta mengungkapkan berbagai hal yang tersembunyi”
2.
a. b. c. d. e. f. g. h.
Tehnik Analisa Rasio Keuangan Menurut Munawir (2002 : 36), tehknik yang digunakan untuk membantu menganalisa keuangan agar bisa membuat data pada laporan keuangan dapat lebih dimengerti sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, meliputi : Analisa perbandingan laporan keuangan Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam presentase Laporan dengan presentase perkomponen Analisa sumber dan penggunaan modal kerja Analisa sumber dan penggunaan kas Analisa rasio Analisa perubahan laba kotor Analisa break even
3.
Analisa Rasio Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja Menurut Darsono dan Ashari (2008 : 50) mengatakan “dalam analisa rasio, ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal”. Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan rasio yang akan datang dari perusahaan yang sama. Perbandingan eksternal adalah membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rasio perusahaan lain yang sejenis.
B. Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Mulyadi (2001 : 3), Penilaian kinerja perusahaan adalah
“penetuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan saran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”
Tujuan pokok penilaian kinerja perusahaan menurut Mulyadi
(2001 : 4) adalah “untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya agar dapat membuahkan hasil yang diinginkan”.
METODOLOGI PENELITIAN Definisi Operasional Variabel
1. 2. 3. 4. 5.
Variabel penelitian yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan sebagai alat pengukur kinerja keuangan. Adapun alat pengukuran kinerja dengan tehnik analisa rasio keuangan yang meliputi : Rasio likuiditas Rasio Solvabilitas Rasio Aktifitas Rasio Profitabilitas Kinerja
Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan bahan, dan data informasi yang dibutuhkan untuk pembahasan masalah dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Penelitian Pustaka 2. Penelitian Lapangan
E.
Metode Analisa Data
1. Metode analisa yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. 2. Metode deskriptif kualitatif.
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Rasio Likuiditas Current Ratio Quick Ratio
Perhitungan
2005
2006
2007
Ket
Aktiva lancar
76%
68%
77%
Naik
75%
67%
76%
Naik
40%
41%
49%
Naik
Hutang Lancar Akti.Lancar – Persedi Hutang Lancar
Cash Ratio
Total Kas Total Hutang Lancar
Rasio Solvabilitas
Perhitungan
Total Debt to Equity Ratio
Tot. Hutang
Total Debt to Capital Assets Ratio
Tot. Hutang
2005
2006
2007
Ket
139,85% 138,51% 115,57% Turun
Tot. Ekuitas
Tot. Aktiva
52,39%
51,75%
47,53% Turun
Rasio Aktivitas
Perhitungan
Total Assets Turn Over Ratio
Pendapatan
Inventory Turn Over Ratio
Pendapatan
Fixed Assets Turn Over Ratio
Pendapatan
Hari
2005
2006
2007
Ket
0,67 kali
0,68 kali
0,72 kali
Naik
190 kali 240,8 kali 281,7 kali
Naik
0,90 kali
Naik
Jum. Aktiva
Persediaan
Jum.Akt.Tetap
1-2
0,93 kali
0,97 kali
Rasio Perhitungan 2005 2006 2007 Profitabilitas Operating Laba sblm Pajak 38,85% 42,88% 43,06% Profit Margin Pendapatan Net Profit Margin Return On Invesment Return On Equity
Ket Naik
Laba stlh Pajak
19,12% 21,46% 21,63%
Naik
Pendapatan Laba stlh Pajak
12,86% 14,65% 15,67%
Naik
Total Aktiva Laba Bersih Total Ekuitas
34,32% 39,21% 38,10% Turun
PENILAIAN KINERJA
Hasil analisa rasio menunjukan bahwa perusahaan dalam kondisi yang likuid, solvabel, efektiv dan menguntungkan. Terlebih PT. TELKOM (persero) Pusat memiliki tingkat solavabilitas yang cukup bagus sehingga kelangsungan hidup perusahaan bisa terjamin. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa PT.TELKOM (persero) Pusat memiliki kinerja yang cukup bagus.
KESIMPULAN Hasil analisa Likuiditas yang mencangkup Current Ratio, Quick (AcidTest) Ratio, dan Cash Ratio menunjukan secara keseluruhan posisi likuiditas PT.TELKOM (persero) Pusat dalam tahun 2005 – 2007 berada dalam keadaan yang kurang likuid. Dalam arti perusahaan memiliki porsi aktiva lancar yang kurang memadai untuk dapat menjamin hutang-hutang perusahaan. 2. Perhitungan analisa Solvabilitas yang meliputi Total Debt to Equity danTotal Debt toTotal Capital Assets, menunjukan bahwa perusahaan masih bersifat solvabel. Artinya perusahaan tersebut mampu memenuhi semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang
1.
Dari hasil analisa Aktivitas yang meliputi Total Assets Turn Over Ratio, InventoryTurn Over Ratio dan Fixed Assets Turn Over Ratio menunjukan hasil yang memusakan. 4. Analisa Profitabilitas yang meliputi Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Invesment dan Return On Equity, menunjukan hasil yang memuskan. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pendapatan dan dihasilkannya laba yang cukup baik. 3.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Dodi Andrie
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 25 April 1986 Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Keristen Protestan
Fakultas/Jurusan
: Ekonomi / Akuntansi (S 1)
Alamat
: Jl. Karya Bakti No.24
Pendidikan SD. Hang Tuah IV Jakarta
:
1992 - 1998
SMP. N. 207 Jakarta
:
1998 - 2001
SMP. N. 24 Jakarta
:
2001 - 2004
Universitas Mercu Buana
:
2004 - 2009