FINESTA Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6
1
Analisa Perbedaan Volume Perdagangan dan Abnormal Return Saham Sekitar Publikasi Laporan Keuangan Emiten Tahun 2009-2012 Adriel Dianto dan Njo Anastasia Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:
[email protected];
[email protected] Abstrak - Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan volume perdagangan dan abnormal return saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan. Volume perdagangan dan abnormal return saham dikelompokan berdasarkan kapitalisasi pasar menjadi saham large cap, mid cap, dan small cap. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test dengan interval waktu selama 10 hari sebelum dan sesudah tanggal publikasi. Hasilnya membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan dan abnormal return saham pada kelompok large cap dan mid cap sebelum dan sesudah laporan keuangan, namun pada saham kelompok small cap tidak ada perbedaan pada volume perdagangan dan abnormal return. Kata kunci: Volume, Abnormal Return, Laporan Keuangan
1.
PENDAHULUAN
egara Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka (Dornbusch, Fischer dan Startz, 2004). Sistem ini membebaskan investor yang kelebihan dana untuk menaruh dana ke perusahaan dalam negeri maupun di luar negeri yang membutuhkan dana tanpa ada hambatan yang dibuat oleh pemerintah. Salah satu tempat untuk mewadahi transaksi dana tersebut adalah Pasar Modal. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian suatu negara, bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara (Ang, 1997). Pasar modal memiliki beberapa produk, salah satunya adalah saham. Saham digunakan untuk kegiatan investasi jangka panjang, yaitu menanamkan modal baik secara langsung atau tidak langsung dengan harapan investor mendapatkan keuntungan dari hasil penamanan modal tersebut (Bodie, Kane, dan Marcus, 2005). Di Indonesia, menanamkan modal secara tidak langsung (indirect investing) dapat dilakukan melalui perantara Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan untuk menanamkan modal secara langsung (direct investing) dilakukan dengan menghubungi pihak perusahaan yang dituju. Untuk pertimbangan investasi saham dibutuhkan analisa yang mendalam untuk keamanan dana dan keuntungan yang diinginkan. Salah satu yang penting adalah mendapatkan informasi mengenai perusahaan. Menurut Setyawan (2006) mengatakan suatu informasi yang membawa kabar baik (good news) akan menyebabkan harga saham naik, dan sebaliknnya informasi yang membawa kabar buruk (bad news) akan menyebabkan harga saham turun. Suatu pasar yang efisien mampu bereaksi dengan cepat dan tepat terhadap informasi yang ada untuk mencapai harga keseimbangan baru setelah adanya informasi. Menurut Fama (1965)
N
mendefinisikan pasar yang efisien sebagai suatu “fair-game” dimana harga selalu menggambarkan secara penuh seluruh informasi yang tersedia. Laporan keuangan emiten yang merupakan sumber informasi bagi investor dan sebagai dasar pengambilan keputusan penanaman modal, adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan investor. Pengumuman yang mengandung informasi, diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahaan harga saham yang bersangkutan dimana reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return (Mustakini, 2005). Selain harga saham reaksi pasar dapat dilihat dari jumlah volume saham. Informasi yang dimiliki oleh investor akan tertransformasi dalam bentuk naik-turunnya volume transaksi harian dan frekuensi transaksinya. Budiarto dan Baridwan (1999) menyatakan bahwa reaksi pasar sebagai suatu sinyal terhadap informasi adanya suatu peristiwa tertentu dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi. Para investor dapat juga dapat melakukan pengamatan tentang informasi volume perdagangan dikaitkan dengan harga saham. Saham dengan volume perdagangan meningkat akan menghasilkan peningkatan return saham (Chordia dan Swaminathan, 2000). Perusahaan dikelompokkan berdasarkan kapitalisasi pasar saham tersebut, yaitu large cap, mid cap, dan small cap. Pengelompokan berdasarkan kapitalisasi pasar agar dapat melihat keputusan investor berdasarkan tingkat pengembalian dan resiko saham. Semakin besar nilai pasar suatu saham yang tercatat di bursa maka semakin besar pengaruhnya terhadap nilai indeks (Koetin, 1992, p.505). 2.
TEORI PENUNJANG
Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal no 8 tahun 1995 maka pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Salah satu produk pasar modal adalah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau suatu badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk menghimpun dana bagi perusahaan. Saham juga dapat didefinisikan sebagai
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 tanda penyertaan modal seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Cara pembagian saham yang paling dasar adalah dengan ukuran kapitalisasi pasar. Kapitalisasi pasar adalah sebuah istilah bisnis yang menunjuk ke harga keseluruhan dari sebuah saham perusahaan yaitu sebuah harga yang harus dibayar seseorang untuk membeli seluruh perusahaan. Besar dan pertumbuhan dari suatu kapitalisasi pasar perusahaan seringkali adalah pengukuran penting dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan terbuka. Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan jumlah saham perusahaan tersebut dengan harga sekarang dari saham tersebut. Menurut Manurung (2006) Bursa Efek Indonesia membagi kapitalisasi pasar menjadi tiga: 1. Kapitalisasi pasar pada tahun 2012 di atas Rp 1 trilyun masuk kelompok saham large cap. 2. Kapitalisasi pasar pada tahun 2012 di antara Rp 100 milyar - 1 trilyun masuk kelompok saham mid cap. 3. Kapitalisasi pasar pada tahun 2012 di bawah Rp 100 milyar masuk kelompok saham micro cap. Perkembangan volume perdagangan saham mencerminkan kekuatan antara penawaran dan permintaan yang merupakan manifestasi dari tingkah laku investor (Ang, 1997). Naiknya volume perdagangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli para investor di bursa. Semakin meningkat volume penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar pengaruhnya terhadap fluktuasi harga saham di bursa, dan semakin meningkatnya volume perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya harga atau return saham. Laporan keuangan merupakan salah satu sarana untuk memperoleh informasi mengenai kondisi, posisi, serta arus kas perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan menurut pernyataan Ikatan Akuntan Indonesia (2007, p.9), laporan keuangan terbagi menjadi dua unsur menurut karakteristik ekonominya, yaitu unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan (meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas) dan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi (meliputi pendapatan dan beban). Abnormal return merupakan selisih antara actual return dengan expected return. Menurut Mustakini (2000) mengatakan expected return yaitu return atau keuntungan yang diharapkan oleh investor. Hasil abnormal return yang positif, memberikan arti bahwa tingkat keuntungan yang diperoleh para investor lebih tinggi dari pada yang diharapkan, sedangkan hasil abnormal returni yang negatif, memberikan arti bahwa tingkat return yang diperoleh para investor lebih rendah dari pada yang diharapkan. Husnan, Mamduh dan Wibowo (1996) meneliti reaksi pasar terhadap pengumuman laporan keuangan dengan menggunakan aktivitas perdagangan volume, hasilnya menunjukkan perdagangan sebelum pengumuman laporan keuangan lebih tinggi daripada setelah pengumuman, hal ini menunjukan antisipasi investor terhadap laporan keuangan. Hasil penelitian yg dilakukan Beaver (1968) menyebutkan terjadinya peningkatan volume transaksi perdagangan setelah pengumuman laporan keuangan. Mustakini (2005) Jika pengumuman mengandung informasi, pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham yang bersangkutan dimana reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return.
2 3.
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam menentukan sample menggunakan purposive sampling. Purposive sampling dengan syarat sebagai berikut: 1. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan interim triwulanan selama tahun 2009-2012. 2. Perusahaan yang memiliki data volume saham harian dari tahun 2009-2012. 3. Perusahaan yang memiliki data harga saham harian dari tahun 2009-2012. B. Definisi Operasional Laporan Keuangan berarti bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Volume Perdagangan Saham berarti jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Abnormal return berarti Jumlah dari selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. C. Teknik Analisa Data Membagi Saham Berdasarkan Kapitalisasi Pasar Menurut Manurung (2006) Bursa Efek Indonesia membagi kapitalisasi pasar menjadi tiga: 1. Kapitalisasi pasar pada tahun 2012 di atas Rp 1 trilyun masuk kelompok saham large cap. 2. Kapitalisasi pasar pada tahun 2012 di antara Rp 100 milyar - 1 trilyun masuk kelompok saham mid cap. 3. Kapitalisasi pasar pada tahun 2012 di bawah Rp 100 milyar masuk kelompok saham micro cap. Abnormal return 1. Menghitung actual return dari masing-masing saham perusahaan dalam kurun waktu 21 hari bursa yaitu -10 hari sebelum tanggal publikasi sampai +10 hari setelah tanggal publikasi laporan keuangan. R it
Pit Pit 1 Pit 1
(3.1)
dimana : Rit
= actual return saham i pada hari t = harga saham i pada hari t = harga saham i pada hari t-1 itMenghitung return pasar harian selama periode peristiwa, dengan rumus: it
2.
R mt
IHSGt IHSGt 1 IHSGt 1
dimana : IHSGt = IHSG pada hari t IHSGt-1 = IHSG pada hari t-1
(3.2)
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 Rmt 3.
= return pasar pada hari t
Menghitung koefisien regresi β dan α dengan rumus: n
n
n
R mt R it
t 1
βi
R
R
2
mt
(
t 1
n
α
R
n
R mt
t 1 n
n
n
4.
3
R
(3.3)
)2
t 1
n
it
βi
t 1
R
Volume Large Cap (-10)
0,000
Volume Large Cap (+10)
0,000
Abnormal Return Large Cap (-10)
0,000
Abnormal Return Large Cap (+10)
0,000
Volume Mid Cap (-10)
0,000
Volume Mid Cap (+10)
0,000
Abnormal Return Mid Cap (-10)
0,000
Abnormal Return Mid Cap (+10)
0,000
Volume Small Cap (-10)
0,000
Volume Small Cap (+10)
0,000
Abnormal Return Small Cap (-10)
0,000
Abnormal Return Small Cap (+10)
0,000
it
t 1
mt
Tabel 1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Asymp. Sig. (2-tailed)
mt
t 1
n
(3.4)
dimana : n = jumlah sampel penelitian Setelah menghitung koefisien β dan α diperoleh expected return dihitung dengan menggunakan single market model, yaitu: E(Rit ) α i β i R mt (3.5) dimana: Rmt = return pasar pada hati t Βi = return saham i yang tidak terpengaruh pasar Β = tingkat pengaruh return pasar terhadap estimated return saham i E(Rit)= expected return untuk saham i pada hari t Menghitung besarnya abnormal return untuk setiap saham yang diteliti selama periode peristiwa dengan rumus: (3.6) AR R E(R )
Dari hasil diatas diketahui bahwa data tidak berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari asymp.sig < 0,05. Kemudian pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed-Rank Test. Peneliti merujuk pada penelitian Eristyawati (2003), Hamid (2005), 5. dan Coakley, Thomas, dan Han (2005) menggunakan periode 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah publikasi laporan keuangan triwulanan tahun 2009-2012. Dasar it it it pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. dimana: Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. ARit = abnormal return saham i pada hari t Analisa melihat hasil probabilitas (Sig./Significance) dapat diketahui dengan program aplikasi SPSS versi 14. Uji Normalitas Dalam penelitian ini data diuji dengan menggunakan one Pengujian sebelum melakukan pembagian kelompok sample Kolmogorov Smirnov test. Data terdistribusi normal menjadi tiga kelompok kapitalisasi pasar, hasil penelitian uji jika angka signifikansi (2 tailed) lebih besar dari 5% atau beda pada volume perdagangan saham dan abnormal return saham secara gabungan menunjukkan hasil sebagai berikut: 0,05. Uji Beda Bila data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji beda dengan teknik statistik Wilcoxon Signed-Rank Test untuk membandingkan variabel yang korelasi, yaitu volume perdagangan dan abnormal return sebelum dan sesudah dipublikasikannya laporan keuangan perusahaan. Dengan menggunakan teknik ini, dapat diketahui apakah laporan keuangan berdampak signifikan terhadap perubahan volume dan abnormal return saham dengan melihat perbedaan yang signifikan melalui perbandingan mean data yang berpasangan yaitu data volume dan abnormal return saham sebelum dan sesudah dipublikasikan laporan keuangan. Dasar pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. 4.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data diperoleh maka dilakukan pengujian pertama menggunakan uji One-Sample KolmogorovSmirnov data untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Tabel 2 Volume Perdagangan Semua Saham di Bursa Efek Indonesia Variable
Mean
Volume (-10)
20.892
Volume (+10)
21.240
Changed
1,67%
*
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%) Dapat dilihat rata-rata untuk volume perdagangan saham semua perusahaan sebelum dan sesudah mengalami peningkatan.Untuk Volume perdagangan saham sebelum terdapat 20.892 unit naik sebesar 1, 67% ke 21.240 unit setelah publikasi laporan keuangan. Dari hasil Wilcoxon Signed-Rank Test untuk data volume diketahui memiliki signifikansi dibawah % dengan α = 5%, karena dibawah 5% sehingga menyimpulkan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan adalah berbeda secara signifikan.
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6
4
Tabel 3.Abnormal Return Semua Saham di Bursa Efek Indonesia Variable
Mean
Abnormal Ret (-10)
22.386
Abnormal Ret (+10)
22.641
karena dibawah 5% maka H0 ditolak sehingga disimpulkan abnormal return saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan saham large cap adalah berbeda secara signifikan.
Changed
1,14%
*
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%) Pada rata-rata abnormal return saham semua perusahaan sebelum dan sesudah juga mengalami peningkatan. Ratarata Abnormal return sebelum publikasi laporan keuangan memiliki kenaikan 1,14% dari rata-rata 22.386 ke 22.641 setelah publikasi laporan keuangan. Untuk hasil abnormal return diketahui signifikansi di bawah 1%, dengan α = 5%, karena dibawah 5% sehingga menyimpulkan abnormal return saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan untuk semua perusahaan adalah berbeda secara signifikan. Kemudian data dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan kapitalisasi pasar.Perusahaan berkapitalisasi diatas Rp. 1 trilyun masuk kelompok saham large cap.Perusahaan berkapitalisasi diantara Rp. 100 milyar – Rp. 1 trilyun masuk kelompok saham mid cap. Perusahaan berkapitalisasi pasar di bawah Rp. 100 milyar masuk dalam kelompok saham small cap. Setelah dikelompokan menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 4 Volume Perdagangan Saham Large Cap Variable Mean Changed Volume large cap (10.902 10) Volume large cap 11.190 2,64% (+10) (Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%)
Variable Abnormal Ret large cap (-10) Abnormal Retlarge cap (+10)
Mean 11.208
Changed
Variable
Mean
Volume mid cap (-10)
7.871
Volume mid cap (+10)
7.874
Changed
0,04%
*
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%) Untuk rata-rata volume perdagangan saham sebelum laporan keuangan perusahaan mid cap adalah 7.871 unit. Untuk rata-rata volume perdagangan saham setelah laporan keuangan perusahaan mid cap adalah 7.874 unit naik 0,04% setelah laporan keuangan. Data mid cap volume perdagangan saham diketahui memiliki signifikansi di bawah % dengan α = 5%, karena dibawah 5% maka H0 ditolak sehingga menyimpulkan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan saham mid cap adalah berbeda secara signifikan. Tabel 7 Abnormal Return Mid Cap Variable Abnormal Ret mid cap (-10) Abnormal Ret mid cap (+10)
Mean
Changed
8.512 8.589
0,90%
*
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%) *
Pada bagian ini terlihat untuk rata-rata volume perdagangan saham sebelum laporan keuangan perusahaan large cap adalah 10.902 unit. Untuk rata-rata volume perdagangan saham setelah laporan keuangan perusahaan large cap adalah 11.190 unit naik sebesar 2,64% setelah publikasi laporan keuangan. Dari hasil untuk data large cap volume perdagangan saham diketahui memiliki signifikansi di bawah % dengan α = 5%, karena dibawah 5% maka H0 ditolak sehingga menyimpulkan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan saham large cap adalah berbeda secara signifikan. Tabel 5 Abnormal Return Saham Large Cap
Tabel 6 Volume Perdagangan Saham Mid Cap
Untuk rata-rata abnormal return saham sebelum laporan keuangan perusahaan mid cap adalah 8.512. Untuk rata-rata abnormal return saham setelah laporan keuangan perusahaan mid cap adalah 8.589 meningkat 0,90%. Untuk data mid capabnormal return saham diketahui signifikansi di bawah 1%, dengan α = 5%, karena dibawah 5% maka H0 ditolak sehingga disimpulkan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan saham mid cap adalah berbeda secara signifikan. Tabel 8 Volume Perdagangan Saham Small Cap Variable Volume small cap (10) Volume small cap (+10)
Mean
Changed
2.176 2.119
-2,62%
***
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%)
Pada rata-rata volume perdagangan saham sebelum laporan keuangan perusahaan small cap adalah 2.176 unit. 11.366 1,41% ** Untuk rata-rata volume setelah laporan keuangan perusahaan small cap adalah 2.119 unit turun sebesar (Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%) 2,62% setelah laporan keuangan. Data small cap volume Untuk rata-rata abnormal return saham sebelum laporan perdagangan saham diketahui memiliki signifikansi di keuangan perusahaan large cap adalah 11.208, sedangkan bawah 0% dengan α = 5%, karena diatas 5% maka H0 rata-rata abnormal return setelah laporan keuangan diterima sehingga menyimpulkan volume perdagangan perusahaan large cap adalah 11.366 naik 1,41% setelah saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan publikasi laporan keuangan. Untuk data large cap abnormal saham small cap adalah tidak berbeda secara signifikan. return diketahui signifikansi dibawah 5%, dengan α = 5%,
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6
5
Tabel 9 Abnormal Return Mid Cap Variable Abnormal Ret small cap (-10) Abnormal Ret small cap (+10)
Mean
Changed
2.669 2.684
0,56%
***
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%) Untuk rata-rata abnormal return saham sebelum laporan keuangan perusahaan small cap adalah 2.669, sedangkan untuk rata-rata abnormal return setelah laporan keuangan perusahaan small cap adalah 2.684 naik sebesar 0,56%. Untuk data small cap abnormal return diketahui signifikansi di bawah 10%, dengan α = 5%, karena dibawah 5% maka H0 diterima sehingga disimpulkan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan saham small cap adalah tidak berbeda secara signifikan. Pengujian statistik menunjukan bahwa pada volume dan abnormal returnsaham large cap dan mid cap secara signifikan terdapat perbedaan sebelum dan sesudah penerbitan laporan keuangan triwulanan. Untuk hasil volume perdagangan dan abnormal return saham pada saham small cap menunjukan tidak terdapat perbedaan secara signifikan dengan adanya publikasi laporan keuangan triwulanan. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu di pasar modal diantaranya menurut Bamber (1986) pendekatan volume perdagangan saham dapat digunakan sebagai proksi reaksi pasar. Mustakini (2005) mengatakan jika pengumuman mengandung informasi, pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham yang bersangkutan dimana reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar memiliki pengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham dan abnormal return.Hal ini dikarenakan dengan semakin tingginya nilai kapitalisasi pasar dalam sebuah saham menunjukkan bahwa saham-saham tersebut menjadi saham unggulan di pasar modal. Pada saham-saham dengan kapitalisasi yang besar umumnya menjadi incaran investor untuk investasi jangka panjang karena potensi pertumbuhan perusahaan disamping membagikan dividen serta resiko yang kecil.Harga saham umumnya relatif tinggi karena banyak peminat, sehingga dapat mengakibatkan kenaikan return saham (Ang, 1997). Untuk volume perdagangan saham small cap tidak ada perbedaan setelah publikasi laporan keuangan karena saham tersebut berkapitalisasi kecil dan volume perdagangan kecil. Dibandingkan dengan saham large cap dan mid cap yang lebih aktif diperjual-belikan, sehingga mudah untuk dijual atau dibeli. Pada saham-saham LQ45 periode Agustus 2012 – Januari 2013 untuk large cap terdapat 44 perusahaan, mid cap 1 perusahaan, dan tidak ada untuk perusahaan small cap. Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.Selain penilain atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Darmadji dan Fakhruddin (2001) mengatakan saham LQ45 berada pada urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi. Informasi yang didapat investor untuk pertimbangan membeli untuk saham berkapitalisasi besar lebih mudah
didapatkan daripada saham yang berkapitalisasi kecil. Saham LQ45 melaporkan dengan teratur laporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang berwenang seperti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) (Koswanto, 2005). Tabel 10 Sampel Profitabilitas Perusahaan Berdasarkan Kapitalisasi Pasar Large Cap Kode ROE
Mid Cap Kode ROE
Small Cap Kode ROE
1
AALI
Naik
ABDA
Naik
AHAP
Naik
2
ACES
Naik
ADES
Naik
AIMS
Turun
3
ADHI
Naik
AGRO
Naik
AKKU
Turun
4
ADMF
Naik
AKPI
Naik
ALKA
Naik
5
ADMG
Naik
ALMI
Turun
BIMA
Turun
6
ADRO
Naik
AMAG
Naik
7
AKRA
Naik
APIC
Naik
8
AMFG
Naik
APLI
Naik
9
AMRT
Naik
APOL
Turun
10
ANTM
Naik
ARTA
Naik
11
ASGR
Naik
ARTI
Turun
12
ASII
Naik
ASDM
Naik
13
ASRI
Naik
ASIA
14
AUTO
Naik
ASRM
15
BAEK
Naik
ATPK
16
BBCA
Naik
BABP
No
Berdasarkan 10% jumlah sampel yang diambil sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok kapitalisasi di large cap, mid cap, dan small cap ditunjukkan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika ROE negatif maka ROE dikatakan turun. 2. Jik ROE positif namun dari tahun 2011 ke tahun 2012 menunjukkan tren kebawah dikatakan ROE turun. Hasil perwakilan uraian diatas ditemukan bahwa perusahaan large cap dan mid cap memiliki ROE (Return on Equity) yang cenderung meningkat dibandingkan dengan perusahaan small cap yang cenderung menurun. Menurut Yuliati (2002) return on equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Menurut Setyawan (2006) mengatakan suatu informasi yang membawa kabar baik (good news) akan menyebabkan harga saham naik, dan sebaliknnya informasi yang membawa kabar buruk (bad news) akan menyebabkan harga saham turun. Return on equity saham large cap dan mid cap cenderung meningkat yang memberikan kabar baik (good news), sedangkan return on equity saham small cap cenderung menurun yang membawa kabar buruk (bad news). Dilihat dari rata-rata abnormal return large cap dan mid cap memiliki kenaikan sebesar 1,41% dan 0,9% setelah publikasi laporan keuangan, sedangkan untuk small cap memiliki kenaikan 0,56%. Dapat disimpulkan bahwa saham large cap dan mid cap yang memiliki return on equity yang meningkat dapat memberikan abnormal return yang lebih tinggi kepada investor dibandingkan saham small cap.
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 5. KESIMPULAN DAN SARAN Ada perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan triwulanan emiten pada pengelompokan saham large cap dan mid cap.Sedangkan untuk volume perdagangan saham small cap tidak ada perbedaan.Sedangkan untuk abnormal return ada perbedaan perdagangan saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan triwulanan emiten pada pengelompokan saham large cap dan mid cap. Sedangkan untuk abnormal return saham small cap tidak ada perbedaan. Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada investor bahwa publikasi laporan keuangan emiten terkait dengan volume perdagangan dan abnormal return saham large cap dan mid cap, sehingga investor dapat menganalisa laporan keuangan sebelum membeli saham untuk investasi. Pada penelitian selanjutnya dapat ditambahkan rasio laba perusahaan untuk menunjukkan pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap perbedaan volume perdagangan saham dan abnormal return saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan. DAFTAR PUSTAKA Ang, R. (1997). The Intelligent Guide to Indonesia Capital Market (1sted.). Jakarta: Mediadoft Indonesia. Bamber, L.S. (1986). The Information Content of Annual Earnings Release: A Trading Volume Approch. Journal of Accounting Research, 24 (01), 40-56. Beaver, W.H. (1968).Market Price Financial Ratio and the Prediction of Failure. Journal of Accounting Research, 6 (02), 179-193. Budiarto, A. dan Baridwan, Z. (1999). Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta Periode 1994-1996. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2 (01), 91-116. Bodie Z., Kane, A., dan Marcus, A.J. (2005). Investment (6thed.). New York: McGraw-Hill. Chordia, T., & Swaminathan, B. (2000). Trading Volume and Cross Autocorrelation in Stock Return. Journal of Finance, 4 (1), 913-935. Coakley, J., Thomas, H.M., & Han, M.W. (2005, Maret).Why are the wealth effects of UK firms’foreign divestitures so Large? Retrieved from http://www.efmaefm.org/efma2005/papers/102hardy_paper.pdf Darmadji, T., & Fakhruddin, H.M. (2001). Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. Dornbusch, R., Fischer, S., & Startz, R. (2004). Macroeconomics (9thed.). New York: McGraw-Hills. Eristyawati, W.D.E. (2003). Analisis Tingkat Keuntungan Masa Depan Investor dan Likuiditas Saham Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split: Studi Empiris pada Bursa Efek Surabaya. Unpublished undergraduate thesis, Universitas Airlangga.Surabaya. Fama, E.F. (1965). The Behaviour of Stock Market Prices. Journal of Business, 38 (1), 34-105. Hamid, M.A. (2005) The Announcement Effect on the Increase Paid Up Capital on Stock Performance of Insurance Companies in Malaysia. Journal of America Academy of Business, 6 (1), 65-66.
6 Husein, U. (2000). Metedologi Penelitian. Aplikasi dalam pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Husnan, S., Mamduh, M., & Wibowo, A. (1996).Dampak Pengumuman Laporan Keuangan Terhadap Kegiatan Perdagangan Saham dan Variabilitas Tingkat Keuntungan. (Unpublished doctoral thesis) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia.(2002). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Koetin, E.A. (1992). Analisa Pasar Modal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Koswanto, V.O. (2005, Juni).Kajian penggunaan metode akuntansi pada perusahaan LQ45 tahun 2001-2002. Retrieved from http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eakt /2005/jiunkpe-ns-s1-2005-32400018-1731metode_akuntansi-chapter4.pdf Manurung, H.A. (2006). Kemana Investasi. Jakarta: Kompas Media Nusantara. Mustakini, J.H. (2000). Teori Portfolio & Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE. Mustakini, J.H. (2005). Pasar Efisien secara keputusan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Setyawan, T.A. (2006, Juli). Analisa Reaksi Pasar Modal Terhadap Kenaikan Harga BBM (Studi Kasus Di Bursa Efek Jakarta untuk Saham-Saham LQ45). Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/15917/1/Tri_Adi_ Setyawan.pdf Undang-Undang Pasar Modal.Undang-Undang No. 8 Tahun 1995. LN No. 64 Tahun 1995, TLN no.3608. Yuliati, A. (2002). Analisa Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Rokok yang Go Publik di Bursa Efek Surabaya. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi 1 (2), 20-31.