ANALISA PERBAIKAN CONVEYOR FRAME OFF DALAM RANGKA MENINGKAT NILAI OEE DI FRAME PRODUCTION SECTION PT. XYZ
IRFAN, S.T1 , Ir.HERLINA K.N,MT2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam As-syafi’iyah Abstract The background of this research is the breakdown or the damage that often occurs in the Frame Production Section and it inhibits the frame manufacturing process while the manufacture of these products uses the Just-in-Time concept. This research uses Overall Equipment Effectiveness (OEE), namely a method to measure the effectiveness of the use of equipment or production process. OEE is one of Total Productive Maintenance (TPM)’s applications used to eliminate the Six Big Losses. The other supporting methods are Root Cause Analysis (RCA), which is used to analyze the root cause of the problem, and 4M 1E, which is used to repair the occurring damage from aspects such as Man, Method, Machine, Material, and Environment. The result of the research has revealed that the Availability rate is 92,6%, the Performance Efficiency rate is 92% and the Quality rate is 100%. The Performance Efficiency has not got the ideal rate because the default is 95%. This is due to the long downtime, and the Conveyor Off as the major cause and improvment idea is Autonomous Maintenance method. Keywords : Frame, Total Productive Maintenance, Overall Equipment Effecteveness
1.
Pendahuluan
Dengan berkembangnya teknologi dan informasi diera globalisasi ini yang salah satunya adalah dunia otomotif seperti kendaraan beroda empat yaitu mobil. Dan banyak sekali masyarakat dunia tertarik untuk menggunakan transportasi darat ini yang akan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu banyak sekali perusahaan yang bermunculan di dunia ini untuk saling bersaing dengan perusahaan lain baik dari segi harga produknya, pelayanan yang terbaik yang diberikan kepada pelanggan maupun strategi pemasarannya. Dan yang terpenting adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan konsumen adalah starat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dan perusahaan terbesar otomotif di Indonesia adalah PT. XYZ yang merakit berbagai model mobil seperti Innova, Fortuner, Vios, Yaris dan Etios. Dan PT. XYZ ini adalah perusahaan yang sudah dipercaya memproduksi mobil dengan kualitas yang terbaik sehingga permintaan mobil terus meningkat. sering kali produksi mengalami breakdown yang disebabkan oleh equipment maupun mesin yang sudah disebutkan diatas sehingga dengan otomatis produksi yang sedang berjalan akan terhenti sementara sampai equipment tersebut sudah diperbaiki. Dengan adanya breakdown yang sering terjadi sangat merugikan perusahaan dengan sekian menit waktu yang terbuang akan mengakibatkan kerugian dalam segi finansial seperti adanya tambahan seperti overtime, energi listrik, energi angin maupun gas dan jalannya produksi ini tidak produktif dan akibat lainnya yaitu ketidakmampuan perusahaan untuk memberikan kepuasan konsumen berupa produk sesuai spesifikasi dan ketepatan pengirimin barang kepada konsumen dan berakibat pada beralihnya pelanggan tetap dan tidak bertambahnya pelanggan baru karena di PT.XYZ ini menggunakan konsep just in time dimana memproduksi barang sesuai tepat waktu yang sudah ditentukan.
Salah satu metode yang penting dari TPM untuk mengukur efektifitas suatu mesin atau peralatan lainnya yaitu dengan metode Overall Equipment Effectiveness yang biasa disingkat dengan OEE dimana OEE ini dapat keseluruhan produktivitas dari 3 faktor yaitu availibility , performance effeciency dan rate of quality. Dengan mengunakan metode OEE ini dapat mengetahui keefektifan suatu mesin atau peralatan maupun untuk proses produksi secara keseluruhannya. Dan kejadian breakdown yang sering berulangulang dikemudian hari karena belum ada penangan yang tepat dengan menemukan akar permasalahannya, oleh sebab itu peneliti menggunakan metode untuk mencari akar permasalahannya yaitu dengan metode Root Cause Analysis (RCA) dan peneliti membuat analisa perbaikan untuk masalah yang ada dengan menggunkan metode 4M 1E yaitu menanggulangi dengan empat aspek baik dari segi Man, Machine, Method, Material maupun Environment, sehingga masalah yang terjadi dengan cepat ditanggulangi dan produksi dapat berjalan dengan lancar. 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahanpermasalahan yang dijabarkan diatas maka penelitin ini ditujukan untuk : 1. Mengukur efektifitas pada Frame Production Section dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) 2. Menganalisa permasalahan dengan metode Root Cause Analysis (RCA) 3. Menganalisa perbaikan untuk meningkatkan nilai OEE dengan metode Man, Method, Material, Machine dan Environment (4M 1E) 1.3 Pembatasan Masalah - Penelitian ini dilakukan pada industri otomotif yaitu pabrik perakitan mobil di PT. XYZ yang bertempat di Karawang.
- Cara pengambilan data yang digunakan adalah dengan metode sekunder dan primer. - Waktu penelitian ini dilakukan tanggal 30 September 2014 sampai 31Oktober 2014. - Penelitian ini dikhususkan untuk mengukur efektifitas pada Frame Production Section dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness, analisis data menggunakan metode RCA (Root Cause Effect) dan Menganalisa perbaikan untuk meningkatkan nilai OEE. 2.
Pengumpulan dan Pengolahan Data 2.1 Pengumpulan data Pengumpulan data diambil dari dua metode yaitu metode primer yaitu metode pengamatan secara lansung dilapangan dan metode sekunder yaitu dengan data perusahaan dalam berbentuk tabel dan data ini diambil dalam satu bulan penelitian. 1. Data Availability Data availability adalah data ketersediaan waktu kerja. Data untuk ketersediaan Waktu Produksi sebagai berikut : - Data untuk loading time per hari Waktu brifing awal kerja selama 5 menit
Waktu istirahat yang direncanakan seperti: Istirahat awal = 10 menit Istirahat makan dan sholat = 45 menit Istirahat akhir = 10 menit Total keseluruhan yaitu 65 menit - Waktu kerja normal yaitu 7 jam 45 menit selama 13 hari (Shift pagi) - Waktu kerja normal yaitu 6 jam 45 menit selama 10 hari (Shift malam) - Waktu aktual overtime dalam satu bulan yaitu 31 menit - Data untuk Downtime
- Waktu berhentinya produksi selama satu bulan karena terjadinya masalah yaitu 851,2 menit 2. Data Performancy Effeciency Data untuk produksi dalam satu bulan yaitu 6373 unit Data cycletime untuk pembuatan frame yaitu 1,6 detik dan waktu ini diambil dari cycletime yang terkecil dalam pembuatan frame yaitu pada proses terakhir yaitu conveyor. 3. Data Quality Rate Data quality rate yaitu data produk yang cacat yaitu 0 unit, artinya tidak ada cacat dalam pembuatan frame dalam satu bulan. dan jumlah produksi selama satu bulan 6373 unit.
2.2.Pengolahan Data 1. Perhitungan nilai Availability Availability merupakan suatu rasio ketersediaan waktu dalam kegiatan operasi produksi. Dan ini perhitungan Availability pada kelompok kerjashift red Frame Production Section bulan Oktober 2014 sebagai berikut : Loading time = Available time Planned downtime = 13335–1410 = 11925 menit Operating time = Loading time – Downtime = 11925 – 851,2 = 11073,8 menit Maka untuk perhitungan rumus availability Frame Production Section periode tersebut sebagai berikut : Availability = Operating time Loading time x 100 % = 11073,8 menit 11925 menit x 100 % = 92,9 % Maka nilai Availability di Frame Production Section yaitu 92,9 %
2. Perhitungan nilai Performance Effeciency Performance effeciency merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan peralatan dalam menghasilkan sebuah produk dan performance effeciency pada kelompok kerja shift red Frame Production Section pada bualn Oktober 2014 perhitungannya sebagai berikut : Maka untuk perhitungan rumus performance effeciency Frame Production Section periode tersebut sebagai berikut : PE = Processed amount x Cycletime X 100 % Operating time = 6373 unit x 1,6 menit
= 6373 unit – 0 unit X 100 % 0 unit = 100 % Maka nilai Quality rate di Frame Production Section yaitu 100 % 4. Perhitungan Nilai OEE Setelah tiga nilai kinerja dihitung seperti nilai Availablity, Performance Effeciency dan Quality rate sudah didapatkan maka untuk itu kita dapat menghitung nilai OEE keseluruhannya dan rumus nilai OEE sebagai berikut : OEE = (Availablity x Performance Effeciency x Quality rate) x 100 % = (92,9 x 92 x 100) x 100% = 85,5 %
X 100 %
11073,8 menit = 10196,8 menit 11073,8 menit X 100 % = 92 % Maka nilai performance effeciency di Frame Production yaitu 92 % 3. Perhitungan nilai Quality Rate Quality rate merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan peralatan dalam menghasilkan produk yang standar. Dan dalam produksi frame untuk model Innova maupun model Fortuner pada kelompok kerja shift red Frame Production Setion di bulan Oktober 2014 ini tidak ada cacat dalam produksi frame , ketika ada produk yang kurang standar seperti lasan yang kurang standar, lasan yang nonjol dan lain sebagainya, maka produk tersebut dapat diperbaiki didalam line tepatnya di conveyor pos reapair sehingga tidak ada barang yang di reject setelah itu barang tersebut dikonfirmasi ulang kualitasnya oleh inspeksi kualitas sehingga barang tersebut bagus dan dapat dikeluarkan dari line yang selanjutnya kan diproses selanjutnya. Dan perhitungan Quality rate sebagai berikut : Quality rate= ∑ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 -∑ 𝐷𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 X 100 % ∑ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
Maka nilai OEE di Frame Production Section pada bulan Oktober 2014 yaitu 85,5 % 5. Pareto kerusakan Peralatan atau mesin Pada nilai perhitungan performance effeciency yang terjadi pada Frame Production Section PT. XYZ diatas dengan nilai 92% dibawah standar sebesar 95%. Penyebab performance efficiency dibawah standar disebabkan oleh kerusakan peralatan atau mesin. Dengan menggunakan tabel frekuensi kerusakan dibawah ini kita dapat mengidentifikasi permasalahnnya, memperioritaskan permaslahan lebih efektif dan efesien dan kita dapat menganalisa permasalahan dengan mudah dan kita dapat melihat frekuensi kerusakan peralatan atau mesin yang terjadi pada tabel dibawah ini: Tabel Frekuensi kerusakan peralatan atau mesin No. 1 2 3 4 5 6 7
Masalah Conveyor off Robot siderail off Hanger frame off Feeder las macet Dolly transfer frame macet Skid ED frame trouble Mesin numbering error
Frekuensi IIII IIII II IIII II IIII III III III II
Maka pareto diolah sebagai berikut :
PARETO BREAKDOWN BULAN OKTOBER 2014120% 15 10 5 0
100% 80% 60% 40% 20% 0%
Penyebab… Akumulatif
4. Hasil Pembahasan a. Analisa Perhitungan OEE Nilai Availability pada bulan Oktober 2014 yaitu 92,9% dan berdasarkan target kelas dunia untuk nilai tersebut sudah ideal karena standarnya >90%. Nilai Performance Effeciency pada bulan Oktober 2014 yaitu 92% dan berdasarkan target kelas dunia untuk nilai tersebut tidak ideal karena standartnya >95% dan ini sebabkan waktu downtime atau breakdownnya besar. Nilai Quality Rate pada bulan Oktober 2014 yaitu 100% dan berdasarkan target kelas dunia untuk nilai tersebut sudah ideal karena standarnya >99% dan artinya produk frame tidak ada yang cact atau direject. Dan Nilai OEE pada bulan Otober 2014 yaitu 85,5%, nilai ini sudah ideal karena standar kelas dunianya yatu 85%. b. Analisa kerusakan dengan Root Cause Analysis Berdasarkan downtime terjadi peneliti mencari akar penyeba permasalahan tersebut dengan menggunakan metode RCA dan peneliti menggunakan Diagram Pohon sebgai berikut :
Gambar RCA Conveyor off Setelah mendapatkan akar penyebab kerusakan conveyor off, peneliti membuat checksheet yang digunakan untuk mengetahui berapa banyak frekuensi penyebab kerusakan yang telah terjadi dalam satu bulan. Maka dengan mudah peneliti untuk menganalisa perbaikan kerusakan tersebutagar tidak terulang kembali dikemudian hari. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil perhitungan Overall Equipment Effecteveness (OEE) frame production section Pada bulan Oktober 2014 di PT. XYZ yaitu sebesar 85,5 % dan hasil ini sudah ideal menurut Nakajima 1989 yaitu sebesar 85% tetapi hasilini berada dibawah batas bawah, dan nilai OEE ini didapatkan dari nilai perhitungan availability sebesar 92,9%, nilai perhitungan performance sebesar 92% dan nilai quality rate sebesar 100%. Dan nilai paling rendah adalah nilai perhitungan performance effeciency yang standar dunianya yaitu >95 % setelah perusahaan tersebut sudah melakukan Total Produktive Maintenance (TPM) 2. Penyebab nilai performace effeciency tidak standar kelas dunia yaitu disebabkan oleh adanya nilai downtime yang besar karena terjadinya breakdown pada produksi berlangsung selama satu bulan dan intensitas breakdown yang sering terjadi yaitu conveyor off, conveyor ini digunakan untuk meletakkan frame untuk di cek kualitasnya, perbaikan kualitas frame dan mentransfer frame ke
proses selanjutnya dan ini terjadi selama 12 kali. Setelah menggunakan metode Root Cause Analysis (RCA) untuk mencari akar permasalahan dengan diagram pohon dan ditemukan tujuh titik akar permasalahan dari penyebab conveyor off secara umum banyak komponen dolly conveyor yang rusak maupun perawatan yang kurang terkontrol. 3. Peneliti memberi analisa perbaikan atau penanggulangan untuk memperbaiki masalah yang sudah teridentifikasi dengan metode RCA dan peneliti menggunakan metode 4M 1E agar permasalahan tersebut dapat diperbaiki dari segala aspek yaitu baik dari man, methode, money, material maupun environment. Oleh sebab itu dengan analisa perbaikan tersebut dapat meningkatkan nilai OEE yang lebih baik lagi dan diharapkan produksi dapat mencapai target sesuai harapan perusahaan. 5.2 Saran 1. Perusahaan disarankan untuk melakukan TPM dengan autonomous maintenance untuk perawatan dolly frame conveyor sehingga break down tersebut tidak terjadi lagi sehingga produksi dapat berjalan lancar dan target produksi dapat tercapai. 2. Perusahaan juga dapat melakukan aktivitas trainning tentang Total Produktive Maintenance kepada operator produksi agar operator punya rasa untuk selalu memaintence mesin atau alat pekerjaannya sendiri, sehingga kerusakan-kerusakan yang terjadi operator dapat mendeteksi penyebabnya dengan cepat dan dapat memperbaikinya. 3. Peneliti sebaiknya menggunakan metodemetode lainnya untuk mendukung memecahkan permasalahan sehingga hasil yang didapatkan maksimal dan metode penanggulangan masalah yang lebih efektif lagi.
4. Peneliti sebaiknya mendapatkan datadata yang lebih banyak lagi yang digunakan untuk pengolahan dan analisis dengan mudah dan hasil penelitiannya dapat lebih baik dan akurat. DAFTAR PUSTAKA Ansori, Nachnul Ansori & Mustajib, Imran, M, 2013, Sistem Perawatan Terpadu, Graha Ilmu, Yogyakarta. Kurniawan,Fajar, 2013, Manajemen Perawatan Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta. Ginting, Rosnani, 2007, Sistem Produksi, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sumadi, Suryabrata, 2011, Metodologi Penelitian, Rajawali Pers, Jakarta. Sanjadja, B & Heryanto,Albertus, 2006, Panduan Penelitian, Prestasi Pustak, Jakarta. Subiyanto, 2014, Analisis Efektifitas Mesin/Alat Mesin/Alat Pabrik Gula Menggunakan Metode OEE, Jurnal Teknik Industri, Vol. 16,No. 1, Juni 2014,4150.Witonohadi, Amal & Timhoty Ivest, 2011, Usulan perbaikan sistem perawatan mesin dengan pendekatan computerized maintenance management system di PT. NTP, Jurnal teknik dan managemen Industri, Vol. 6 No. 2 Desember 2011 hal. 80-86.