ANALISA PENGINDERAAN JARAK JAUH UNTUK MENGINDENTIFIKASI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI PANTAI TIMUR SURABAYA Di susun Oleh : Oktovianus Y.S.Gainau 4108205002 PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TEKNIK DAN MANAJEMEN PANTAI JURUSAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011
LATAR BELAKANG Sebagai kawasan pesisir, pantai timur yang terletak di bagian timur kota Surabaya Propinsi Jawa Timur Timur, memiliki potensi yang sangat potensial untuk dikembangkan
Hadirnya perusahaan/industri, permukiman yang berkembang dengan cepat, perikanan tambak, pertanian, fasilitas umum , wisata dan Jembatan Suramadu
Akibatnya Perubahan Garis Pantai
Kali maupun sungai yang mengalir dan Bermuara di pantai timur Surabaya.
Penginderan Jauh untuk Pemantauan Perubahan Garis Pantai : Wilayah y studi atau operasinya p y cukup p luas, Gambaran unsur-unsur spasial dengan bentuk geometri yang benar,Metode pengamatan cukup relatif singkat, dapat diulang kembali dengan presisi, skala (akurasi data spasial) dapat bervariasi, data uptodate,
Dengan demikian demikian, data penginderaan jauh multi temporal (beberapa tahun pengambilan data) dapat digunakan untuk mengetahui perubahan garis pantai.
Perumusan Masalah
Berapa besar laju perubahan garis pantai timur Surabaya dari hasil overlay (tumpang-tindih) citra satelit landsat
Berapa besar pengurangan ataupun penambahan area pantai yang terjadi
?
?
Bagaimana perubahan garis pantai untuk beberapa tahun ke depan ?
?
Tujuan Penelitian
Mengetahui besar laju perubahan garis pantai dari hasil overlay (tumpang-tindih) citra satelit landsat.
Mengetahui besarnya pengurangan ataupun penambahan area pantai yang terjadi.
Mengestimasi perubahan garis pantai untuk beberapa tahun ke depan. depan
Diagram Alir Start Studi Literatur Indentifikasi Masalah
Tahap Identifikasi dan Penelitian Awal
Pengumpulan Data
Tahap Pengumpulan Data
Pengolahan g Data
Tahap Pengolahan dan Analisa
Model Perubahan Garis Pantai
Penginderaan Jauh
Analisa Perubahan Garis Pantai
Analisa Perubahan Garis Pantai
Overlay
Perubahan Garis Pantai
Tahap Penyelesaian Akhi Akhir
Diagram Pengolahan Citra 1. Proses Pengolahan Data Data p peta RBI kemudian digambarkan g ((di-plot) p ) pada program Autocad untuk melihat bentukan dan morfologi garis pantai sebagai referensi garis pantai awal Data pasang surut pada waktu terjadinya perekaman citra yang Bertujuan untuk menentukan acuan datum vertikal vertikal, ditetapkan sebagai referensi garis pantai untuk mengkoreksi posisi garis pantai pada citra yang telah diproses.
Diagram Alir Model Perubahan Garis Pantai Dengan Metode CERC Tentukan bentuk garis pantai awal
Bagi garis pantai dalam sejumlah sel
Menghitung transport sediment pada setiap pias berdasarkan tinggi dan periode gelombang serta sudut datang gelombang. Dengan menggunakan metode CERC transpor sedimen Q = 0.401( Hb 2 Cb sin αb cos αb) Qs
Menghitung perubahan garis pantai untuk langkah waktu t Δyt =
Δt (Q d1Δx i − t
n
− Qtn )
1 00 1 00
Koreksi Pasang Surut
Tinggi Air (cm)
Tinggi Air (cm)
Hasil dan Analisa 0
0
-1 00
-1 00
Tangal Perekaman
MSL 0
200
4 00
60 0 0
Urutan Jam Pengamatan
B l Agustus Bulan A t 2000
20 cm
Bulan Mei 2003
20 cm
2 00
4 00
60 0
Urutan Jam Pengamatan
Bulan Agustus Tahun 2000 (Sumber : BMKG Surabaya)
Bulan MeiTahun 2003 (Sumber : BMKG Surabaya)
1 00
10 cm Tinggi Air (cm)
B l Oktober Bulan Okt b 2009
0
-1 00
0
2 00
4 00
60 0
U r utan J am Pen gam a tan
Bulan Oktober Tahun 2009 (Sumber : BMKG Surabaya)
Pasang surut campuran condong ke harian ganda dengan nilai bilangan Formhzal 1.01 pada kisaran 0,25 < F ≤ 1,5
Hasil Overlay H il O l citra tahun 2000 dan 2009 terjadi pergeseran maksimum garis pantai i h 2000 d 2009 j di ki i i sejauh 444,87 m (kurun waktu 9 tahun), dengan pergeseran garis pantai setiap tahunnya sejauh 49,43 m/tahun, terletak pada di sebelah sisi utara dari pantai timur Surabaya Ini menunjukan bahwa pergerakan sedimen terjadi sangat besar pada daerah Surabaya. Ini tersebut tepatnya di daerah kelurahan Kejawan putih.
Dari hasil ovelay citra bahwa lokasi penambahan lahan terbesar selama 9 tahun adalah sebesar 56,454 Ha terletak pada disisi utara pantai timur Surabaya dan untuk pengurangan area terbesar adalah sebesar 6.284 Ha, terletak pada lokasi muara sungai Wonokromo sisi sebelah kanan
Analisa Data Angin
Arah
Kecepatan Angin (Knot)
N NNE ENE E ESE SSE S SSW WSW W WNW NNW
1 ‐ 4 2.26 2.47 3.32 7.68 12.93 9.88 6.58 5.24 5.73 6.09 3.69 2.63
4 ‐ 7 0.55 0.66 0.70 2.22 3.51 1.65 0.48 0.28 0.46 1.33 0.83 0.61
7 ‐ 11 0.32 0.28 0.25 1.29 2.48 1.27 0.20 0.03 0.09 0.61 0.49 0.32
11 ‐ 17 0.01 0.01 0.01 0.08 0.19 0.12 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.01
17 ‐ 21 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
>= 22 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total
68 49 68.49
13 28 13.28
7 62 7.62
0 45 0.45
0 01 0.01
0 00 0.00
(
o
)
Diagram angin menunjukan bahwa secara keseluruhan angin bertiup paling dominan dari arah East South East (ESE) dan South South East (SSE)
Perhitungan Konversi Angin
NO
UL
UL
knots
m/s
1
4
2.06
2
7
3
RL
UW
UA
m/s
m/s
1.75
3.60
3.43
3.60
1.55
5.58
5.88
11
5.65
1.35
7.63
8.65
4
17
8.74
1.19
10.40
12.65
5
21
10.79
1.1
11.87
14.89
UA= 0.71 x UW1.23 RL= UW / UL
FETCH EFEKTIF Arah 120 Xi (km) Xi cos a
A ( o)
Cos a
Panjang di peta (cm)
42
0 743 0.743
16
80
36
0.809
22.8
30
0.866
24
Arah 150 Panjang di peta (cm)
Xi (km)
Xi cos a
59 44 59.44
39 8 39.8
199
147 86 147.86
114
92.23
35.1
176
141.98
12.7
63.5
54.99
26.3
131.5
113.88
0.914
71.6
200
182.80
24.2
121.0
110.59
18
0.951
72.7
200
190.20
18.6
93.0
88.44
12
0.978
39.8
199
194.62
19.4
97.0
94.87
6
0.995
35.1
175.5
174.62
17.2
86.0
85.57
0
1
26.3
131.5
131.50
13
65.0
65.00
6
0.995
24.2
121
120.40
12.6
63.0
62.69
12
0.978
18.6
93
90.95
11.4
57.0
55.75
18
0.951
19.4
97
92.25
10.8
54.0
51.35
24
0 914 0.914
17 2 17.2
86
78 60 78.60
71 7.1
35 5 35.5
32 45 32.45
30
0.866
13
65
56.29
6.9
34.5
29.88
36
0.809
12.6
63
50.97
3.4
17.0
13.75
42 Jumla h
0.743 13.51 13 51 2
11.4
57
42.35
2.3
11.5
8.54
1612.21
1102.60
Berdasarkan perhitungan panjang fetch maka fetch maka panjang fetch efektif untuk arah 120 adalah 119316.87 m dan untuk arah 150 adalah 81601.169 m
Perhitungan Tinggi dan Periode Gelombang Signifikan
Arah Angin
Panjang Fecth Efektif (m)
Ho (m)
To (s)
Hs (m)
Ts (s)
120°
119316.87
0.61
4.44
0.85
4.9
05 H0 = 5.112 x 10 5 112 10‐44 x U UA x FF0.5 T0 = 6.238 x 10‐2 x [UA x F]0.33 UA = 0.71 x UW1.23 Hsig = H 33% ( nHo1*Ho+(n33% 33% ( nHo1*Ho+(n33%‐ nHo)*Ho2)/n33%
Analisa Refraksi Dan Gelombang Pecah
Formula :
Untuk menganalisa refraksi dan gelombang pecah didasarkan pada asumsi‐asumsi sebagai berikut : (a) data gelombang yang ditinjau adalah gelombang dari arah 120 120°;(b) ;(b). Pantai Pantai dibagi menjadi 60 pias 60 pias dengan jarak 100 m;(c). Data tinggi () dan periode gelombang signifikan () adalah 0.85 m dan 4.9 s;(d). Kemiringan pantai lokasi yang ditinjau adalah 1: 14 = (0,07)
L0 =1.56 x T2 C0 =L0 / T C =L / T sin a =(C / C0) x sin a0 Kr =(cos a0 / cos a)0.5 Ks =(n (n0 x L0 / n x L)0.5 H =Ks x Kr x Hsr
Analisa Perhitungan Perubahan Garis Pantai Analisa perhitungan garis pantai dilakukan dengan menggunakan analisa tabulasi dengan Analisa perhitungan garis pantai dilakukan dengan menggunakan Microsoft Exsel dengan metode CERC. Untuk pemodelan perubahan garis pantai maka diperlukan asumsi dasar yang adalah sebagai berikut : sebagai berikut : 1. Data gelombang (periode, tinggi dan arah gelombang) serta koordinat garis pantai Dalam gelombang), serta koordinat garis pantai. Dalam perhitungan ini arah gelombang dominan yaitu arah 120°. 2 Tentukan bentuk garis pantai awal 2.Tentukan bentuk garis pantai awal. Bagi garis pantai dalam sejumlah sel (dalam hal ini dibagi menjadi 60 pias dengan jarak per 100 m). ) 3.Tentukan berbagai sumber sedimen dan sedimen yang hilang pada seluruh pias. 4.Hitung transpor sedimen pada setiap pias g p p pp berdasarkan tinggi dan periode gelombang serta sudut datang gelombang. 5.Hitung perubahan garis pantai untuk setiap langkah waktu t. Sumber : Citra Landsat 2000
Utara Mode l Tahun 2000 Mode l Tahun 2003
5000
Mode l Tahun 2009
4000
Pias ( 100m)
Dari perhitungan perubahan garis pantai dengan metode CERC menggunakan 60 pias 60 pias atau jarak x x = = 100 m, menunjukan kondisi di pantai timur Surabaya mengalami perubahan garis pantai yang cukup yang cukup signifikan. Hal ini dapat ditunjukan dengan pergeseran posisi garis pantai disetiap p pp pias. Dimana delta x menunjukan adanya penambahan pengurangan volume sedimen. Hal ditunjukan dengan perhitungan nilai Qi jika bernilai positif (+) berarti aliran sedimen dari sel i menuju sel i+1, maka terjadi sedimentasi dan sebaliknya, jika Q bernilai negatif (‐) maka sedimen berpindah dari sel i+1 ke sel i maka terjadi erosi.
P antai Timur S urabayy a
3000
2000
1000 D ara t L aut
0
7.3 3 × 10
5
7.33 × 10
5
7.33 × 10
5
Ordinat X (m)
Grafik Perubahan garis pantai
Utara Mode l Tahun 2000 Mode l Tahun 2003
5000
Pias (100m)
4000
Pantai Timur Surabaya
3000
2000
1000 D ara t L aut
0
7.3 × 10
5
7.3× 10
5
7.3× 10
5
Ordinat X (m)
Grafik Perubahan garis pantai 2003
Dari perhitungan model bahwa selama 3 tahun dari tahun 2000 ke tahun 2003 terjadi perubahan garis pantai cukup stabil, namun untuk beberapa pias terutama di pias 1‐6 terjadi erosi kemudian pada pias 8‐11 terjadi 8 11 terjadi erosi. erosi Dan pada pias 13,14,16,19,18,21,22,26,29 terjadi erosi. Kemudian pada pias 31 terjadi erosi, dan pada pias 40,43. Namun pada pias ke 56 terjadi erosi lagi. Pergeseran titik x yang menunjukan perubahan terbesar terjadi pada pias 14 sejauh 14 sejauh 0,3 m/tahun 0 3 m/tahun dengan transport sedimen sebesar 0,1 m³/tahun. Sedangkan Sedimentasi terjadi pada pias 7,12,15,16,19,23,24,25,26,29,30. Pada pias 32‐39 terjadi erosi lagi, dan dilanjutkan pada pias 41. Pias sepanjang 42 58 terjadi sedimentasi dan pias 60. 42‐58 terjadi 60 Pergeseran titik x yang menunjukan perubahan terbesar terjadi pada pias 44 sejauh1,8 m/tahun dengan transport sedimen sebesar 0,6 m³/tahun
Utara
Model Tahun 2000
5000
Model Tahun 2009
Pias (100m)
4000
Pantai Timur Surabaya
3000
2000
1000 Darat L aut
0
7.3 × 10
5
7.3× 10
5
7.3× 10
5
Ordinat X (m)
Grafik Perubahan garis pantai Model
TTahun h 2000 ke 2000 k tahun t h 2009 model 2009 d l perubahan garis pantai menunjukan perubahan garis pantai yang merata pada semua pias. Hal ini pias Hal ini dapat terlihat pada pias 1‐5,7,9‐12,14‐ 16,18‐20,22,24,26‐ 29 32 34 36 38 40 42 44 48 53 54 29,32,34,36,38,40,42,44,48,53,54 terjadi erosi. Pergeseran titik x yang menunjukan perubahan terbesar terjadi di pias 7 sejauh 7 sejauh 2,6 m/tahun 2,6 m/tahun dengan transport sedimen sebesar 0.9 m m³/tahun. Sedangkan sedimentasi terjadi j p pada p pias 6,8,13,17,21,23,25,30,31,33,35,37,39, 41,43,45‐47,49‐52,55‐60. Pergeseran titik x yang menunjukan perubahan terbesar terjadi di pias 58 sejauh 4,1 m/tahun dengan transport sedimen sebesar 1.3 m³/tahun.
Estimasi Perubahan Garis Pantai
Untuk mengestimasi perubahan garis pantai beberapa tahun ke depan dapat dilakukan validasi data antara data antara model dan model dan data real dilapangan. Model perubahan data real dilapangan. Model perubahan garis pantai menggunakan metode CERC sedangkan data real dilapangan yaitu data citra satelit. Validasi dilakukan dengan membandingkan model dengan citra. Cara menghitung g g validasi model dan citra sebagai g berikut bahwa nilai error dihitung dengan cara citra 2003 dikurangi dengan model 2003, kemudian hasilnya dikurangi 2003. Hasil tersebut dibagi dengan selisih tahun mulai running model (tahun 2000). Hasil error nantinya digunakan untuk mengestimasi perubahan garis pantai ditahun berikutnya (tahun 2004‐2009). Demikian dengan validasi model tahun 2009 dan citra tahun 2009, digunakan untuk mengestimasi perubahan garis pantai untuk tahun 2020.
Utara
5000
Model Tahun 2003 Ci Tahun Citra T h 2003
Piass (100m)
4000
Pantai Timur Surabaya
3000
2000
Error
1000 Laut
Darat
0
5
7.3×10
5
7.3×10
Ordinat X
5
7.3×10
0
0.02
Persen (%)
Validasi model dan citra tahun 2003
Dari gambar diatas dapat dijelaskan validasi model dengan model dengan citra tahun 2003 2003 menunjukkan kecenderungan untuk beberapa pias stabil terlihat yaitu pias 9,11,12 dengan rata‐ rata error 0,0005% dan beberapa pias lainnya seperti pias 26,40,58 dan 26 40 58 dan 59. Sedangkan 59 Sedangkan pias lainnya mengalami perubahan dengan nilai bervariasi. Beberapa perubahan relative signifikan terjadi pada pias 50 dengan nilai error sebesar 0 0069% jauh dari garis pantai (maju). Pias 0,0069% jauh (maju) Pias 7 7 dengan nilai error sebesar 0,0091% jauh dari garis pantai (mundur). Meskipun demikian, error terjadi pada hampir semua pias, terutama pias terutama pada pias 3,5,11,15,18,20,22‐25,27,29‐30,32‐39 menunjukkan kisaran error 0,0004‐0,0038% jauh dari garis (mundur). Sedangkan pada pias lainnya, memiliki nilai error pada error pada kisaran 0.0012 0.0012‐0.0038%. 0.0038%. Secara umum model dan citra memiliki nilai error sepanjang pantai relatif kecil. Menunjukan perubahan garis pantai yang cukup stabil. Hal ini dapat indikasikan bahwa model yang digunakan model yang digunakan memiliki akurasi yang tinggi, antara model dan citra dengan nilai rata‐rata error sebesar 0,0007 m.
Utara
Model Tahun 2009
5000
Citra Tahun 2009
4000
Pias (100m m)
Nilai error berfluktasi sangat kecil dan bervariasi pada setiap pias. Besaran nilai error terjadi pada pias 9 sebesar 0,0050% jauh dari garis pantai citra (mundur). Besaran nilai error terjadi pada pias 23 sebesar 23 sebesar 0,0020% jauh 0 0020% jauh dari garis pantai citra (maju). Namun disisi lain untuk beberapa pias cukup stabil yaitu pias 32,41 dan 50 dengan rata‐rata nilai error sebesar 0,0002% atau mendekati dengan kondisi real dilapangan dan memiliki kecenderungan stabil. Namun beberapa error terjadi error terjadi hampir pada semua pias, dengan nilai error yang kecil. Nilai error untuk pias 6‐ 8,20,21,25,33,37,43,49,54,56 dengan kisaran sebesar 0,0001‐0,0014% jauh dari garis pantai (mundur). Dengan nilai error yang relatif kecil dapat mengindikasikan bahwa model yang digunakan model yang digunakan memiliki akurasi yang tinggi untuk mengikuti kondisi dilapangan. nilai rata‐rata error sebesar 0,0009 m.
3000
Pantai Timur Surabaya
Error
2000
1000 Darat Laut
0
5
7.3×10
5
7.3×10
Ordinat X
5
7.3×10
0
0.02
Persen (%)
Validasi model dan citra tahun 2009
Analisa Perubahan Garis Pantai Perubahan garis pantai disebabkan karena faktor gelombang dan arus laut. Hal ini terjadi karena arus akan mengikis dan membawa sedimen sepanjang pantai, sedangkan gelombang laut yang disebabkan oleh hempasan angin, terutama pada lokasi terbuka dengan energi gelombang langsung mengehempas perairan pantai dan mengakibatkan arus sepanjang pantai. Apalagi sudut datang gelombang l b membentuk b k sudut d terhadap h d garis pantai. Gelombang tersebut akan naik ke atas yang juga membentuk sudut. Massa air yang naik tersebut akan turun lagi ke arah tegak lurus pantai. Gerak air tersebut membentuk lintasan seperti mata gergaji yang disertai g terangkutnya g y sedimen dalam arah sepanjang p j g dengan pantai. Di samping itu karena faktor iklim, terutama letak Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa yang mempunyai iklim tropis. Indonesia mempunyai dua iklim musim yaitu musim barat dan musim timur. Angin timur Angin musim Barat Daya Barat Daya adalah angin yang bertiup antara bulan Oktober sampai April sifatnya basah. Pada bulan‐bulan tersebut, Indonesia mengalami musim penghujan. Angin Musim Timur Laut adalah angin yang bertiup antara bulan April sampai Oktober, sifatnya kering. Akibatnya, pada bulan‐bulan tersebut, Indonesia mengalami musim kemarau. Akibat dari pergerakan angin darat barat ke timur demikian sebaliknya dapat menyebabkan perubahan garis pantai. Dimana hempasan angin dapat menyebabkan arus permukaan yang dapat membawa material sedimen. Hal ini juga disebabkan oleh arus pasang sedimen. Hal ini surut yang dapat menyebabkan endapan sedimen.
Dalam penelitian ini menunjukan bahwa hasil pengolahan citra Landsat selama 9 tahun (2000 2009) d t (2000‐2009) dapat analisa bahwa perubahan garis pantai yang terjadi di pantai timur li b h b h i t i t j di di t i ti Surabaya, karena proses sedimentasi dan erosi. Hal ini disebabkan oleh pergerakan sedimen dari Kali Wonokromo yang diteruskan ke arah laut atau sebagian besar dibelokkan ke arah utara (kanan) oleh arus surut dan sebagian kearah selatan (kiri). Sedimen yang diteruskan ke arah laut akan terombang‐ambing oleh arus pasang dan arus surut dan kemungkinan besar akan mengendap di pantai timur Surabaya di daerah kelurahan Kejawanputih. Sedangkan dari kali Medayu akan diteruskan ke arah laut atau dibelokkan ke kiri dan ke kanan oleh arus surut di daerah kelurahan Medokanayu. Kemudian dengan pengaruh arus permukaan yang berubah‐ubah, yang disebabkan karena iklim Indonesia yakni angin musim barat yang menyebabkan arus permukaan mengarah ke arah dari utara Surabaya (selat Madura) ke arah selatan Surabaya, demikian sebaliknya angin musim timur dari arah selatan ke utara sehingga menimbulkan endapan sedimen. Disisi sedimen Disisi lain secara lain secara geografis kontur pantai timur Surabaya yang landai dengan gelombang laut yang kecil sehingga arus yang ditimbulkan sepanjang pantai (longshore current) akan kecil pula sehingga terjadi pengendapan yang terus menerus sepanjang tahunnya.
Utara Model Tahun 2000 Model Tahun 2003
5000
Model Tahun 2009
4000
Pias (100m))
Hal ditunjukan pula dengan perhitungan model garis pantai. Gambar menunjukan perubahan garis pantai hal ini karenakan arah datangnya angin dominan dari arah tenggara Surabaya (120°) dengan gelombang signifikan (Hs) 0,85 m dapat menimbulkan gelombang pecah. Gelombang tersebut dapat mengakibatkan arus sepanjang pantai yang menimbulkan pergerakan dan perpindahan sedimen dari satu pias ke pias i lainnya, disamping l i di i itu it pergerakan k sedimen maju dan mundur pada setiap piasnya.
Pantai Timur Surabaya
3000
2000
1000 Darat Laut
0
5
7.3×10
5
7.3×10
Ordinat X (m)
5
7.3×10
Utara
5000
Citra Tahun 2000 Model Tahun 2009 Model Tahun 2020
Pias (100m))
4000
3000
Pantai Timur Surabaya
2000
X2020-X2000
1000 Laut
Darat
0
5
7.3×10
Odi O rdinatt X X((m)
5
7.3×10 -200
0
200 400
Odi O rdinatt X
Perubahan Garis Pantai Tahun 2020
Berdasarkan estimasi perubahan garis pantai di pantai timur Surabaya, pada Surabaya, pada tahun 2020 secara 2020 secara umum menunjukan terjadi perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai hampir pada semua pias dalam kurun waktu 20 tahun (2000‐2020). Hal ini ditunjukan setiap pias mengalami pergeseran letak garis pantai baik maju maupun mundur atau terjadi fluktasi pergeseran posisi garis pantai. Sehingga pada tahun 2020 terjadi p j sedimentasi dan erosi di semua p pias. Di Pias 1,2,4,7‐12,14‐17,20‐22,24,26‐30,32,34,36,38,40,42,44,45,48,49,54 terjadi erosi. Perubahan erosi terbesar pada pias 7 sejauh 11,9 m/tahun dengan transaport sedimen 4.3 m³/tahun. Sedangkan sedimentasi terjadi pada pias 6,13,18,19,23,25,31,33,35,37,39,41,43,46,47,50‐53,55‐60. Dimana pergeseran titik x yang menunjukan perubahan terbesar terjadi pada pias 59 sejauh 9,6 m/tahun dengan transport sedimen sebesar 5.2 m³/tahun (gambar 4.19). Rata‐rata pergeseran perubahan garis pantai pantai selama 20 tahun adalah 3,5 m/tahun. Namun dalam kurun waktu 20 tahun antara model 2020 dan citra 2000 pada pias 14 dan 23 mengalami perubahan garis pantai yang relatif kecil yaitu sejauh 3 m dan 5 m (erosi). Hal ini disebabkan karena berhadapan langsung dengan sudut datangnya gelombang. Sehingga, gelombang yang datang tidak berpengaruh terhadap perubahan letak posisi garis pantai. Dimana sedimen transport sangat kecil. Akibatnya perubahan pada pias 14 dan 23 cukup stabil dibandingkan dengan pias lainnya Dibandingkan dengan model 2009 dan 2020 menunjukan pada pias 10 dan 28 mengalami perubahan yang tidak signifikan dibandingkan dengan pias lainnya, disebabkan karena tepat pias i 10 berhadapan 10 b h d l langsung d dengan arah h datangnya d gelombang, maka l b k untuk perubahan yang terjadi sangat kecil. Pergeseran perubahan garis pantai sejauh 2 meter (sedimentasi). Sedangkan di pias 28 sama sekali tidak terjadi perubahan posisi garis pantai (tetap) atau stabil. Karena daerah tersebut terlindungi dari hempasan gelombang. Tepatnya b d menjorok berada j k ke k darat. d t
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian untuk perubahan garis pantai di pantai timur Surabaya dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : Surabaya, dapat 1.Hasil overlay tahun 2000 dan 2009 terjadi pergeseran maksimum garis pantai sejauh 444,87 m dengan pergeseran garis pantai setiap tahun sejauh 49,43 sejauh 444,87 m dengan pergeseran garis pantai setiap tahun sejauh 49,43 m/tahun terletak di sebelah utara dari pantai timur Surabaya, di kelurahan Kejawanputih. 2. Hasil overlay tahun 2000 dan tahun 2003 menunjukan total pertambahan area sebesar 30.244 Ha dengan laju pertambahan area 10,081 Ha/tahun, sedangkan total pengurangan area sebesar 7.259 Ha. Hasil overlay tahun 2000 dan tahun 2009 total pertambahan area sebesar 56.454 Ha dengan laju pertambahan area 6.284 Ha/tahun, sedangkan total pengurangan area sebesar 5.861 Ha. 3. Berdasarkan perhitungan model tahun 2020, secara umum terjadi perubahan garis pantai yang signifikan disemua pias. Hal ini dikarenakan oleh sedimentasi dan erosi pantai. Di Pias 1‐5,7‐12,14‐17,20‐22,24,26‐ 30,32,34,36,38,40,42,44,45,48,49,54 terjadi erosi. Sedangkan sedimentasi terjadi pada pias 6,13,18,19,23,25,31,33,35,37,39,41,43,46,47,50‐53,55‐60.
SARAN Saran untuk penelitian ini, yaitu Saran untuk ini yaitu : Sebaiknya perhitungan model perubahan model perubahan garis pantai harus banyak menggunakan parameter lain seperti data arus, gelombang dan butiran sedimen (D50 dan D90). Disisi lain menggunakan beberapa metode perhitungan, sehingga dapat membandingkan antar metode perhitungan Dan hasil yang didapatkan perhitungan. Dan hasil yang didapatkan lebih akurat dan maksimal. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan adanya solusi untuk perhitungan bangunan pelindung pantai.
TERIMA KASIH TERIMA KASIH