Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan Juli 2015
ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz ANALYSIS OF SHORTING PLATE CIRCUIT ON PIFA FOR MIMO ANTENNAS AT FREQUENCY 2300 MHz-2400 MHz Eka Setia Nugraha1, Heroe Wijanto2, 1Prodi D3 Teknik Telekomunikasi, Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto 2 Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
[email protected],
[email protected]
Abstrak PIFA (Planar Inverted F Antennas) merupakan salah satu model antena yang banyak digunakan untuk antenna microstrip terutama untuk handset mobile seperti Handphone dan Modem. Antena microstrip banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya: low-profile , ringan dan mudah fabrikasi. Tujuan penelitian ini menganalisa pengaruh shorting plate circuit terhadap antena Microstrip yang bekerja pada sistem MIMO. Simulasi mengenai desain antena dibuat sesuai dengan parameter dan rumus yang sudah ada. Dalam Penelitian ini melihat pengaruh dimensi antena dengan shorting plate berbeda. Dengan Parameter yang dilihat adalah cross correlation, Parameter S dan Gain Diversity Kata kunci : PIFA, Shortingplate,Microstrip Abstract PIFA (Planar Inverted F Antennas) is one model that is widely used antennas for microstrip antenna especially for mobile handsets such as mobile phones and modems. Microstrip antenna is used because it has advantages : low-profile, lightweight, and easy fabrication. The purpose of this study to analyze the effect of shorting circuit plate for Microstrip MIMO antenna. Simulating the antenna design is made in accordance with the parameters and formulas that already exist. In this study see the Correlation the dimensions shorting plate toMIMO antenna . The parameters analize is cross correlation, parameter S and Gain Diversity. Keywords: PIFA, Shortingplate,Microstrip 1.
PENDAHULUAN
Komunikasi wireless berkembang sangat pesat saat ini, hal ini terjadi karena mulai makin berkembangnya kebutuhan akan komunikasi. Terutama media komunikasi yang variasinya makin banyak,tidak cukup hanya voice yang berupa telephone namun juga data yang berupa sms dan data. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,dimanfaatkanlah suatu system komunikasi MIMO (Multi Input Multi Output) yang mampu meningkatkan kapasitas kanan ,dengan memanfaatkan juga sinyal multipath. Fokus dari teknologi ini adalah untuk mendapatkan dimensi antena yang kecil,ringan,dan mudah dalam produksinya,sehingga dalam perancangan ditekankan pada dimensi antena yang kecil yang mendekati dimensi modem yang sudah ada saat ini. Dengan bentuk yang sederhana,patch antena memiliki keunggulan yang tidak dimiliki antena pada umumnya yaitu sangat Low Profile,sederhana,murah,dapat diproduksi dengan teknologi modern (Printed Circuit ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz
19
Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan Juli 2015 Board) yang kompatibel dengan microwave dan milimeter wave integrated circuit. Mikrostrip dapat diaplikasikan pada permukaan Planar maupun non planar. Secara mekanik sebuah patch mikrostrip antena tahan goncanangan dan tekanan karena antena ini berada pada sebuah substrate yang solid. PIFA merupakan salah satu metode untuk mengaplikasikan mikrostrip antena untuk handset yang mampu bekerja pada kondisi tidak hanya diam pada suatu tempat. 2.
DASAR TEORI
2.1
MIMO (Multi Input Multi Output)
MIMO (Multiple Input Multiple Output) adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan multi antena di pemancar ataupun di penerima. Keuntungan menggunakan sistem ini dapat terlihat dari grafik berikut
Gambar 1 Grafik yang menghubungkan antara jumlah antena, SNR (dB), dan data rate dengan menggunakan sistem MIMO [6].
Dari grafik diatas dapat terlihat bahwa semakin banyak antena yang digunakan maka dengan SNR (Signal to Noise Ratio) yang sama dapat menghasilkan data rate atau kecepatan transfer data yang lebih besar [6]. 2.2
Mikrostrip Antena
Secara konvensional mikrostrip antena terdiri dari sepasang konduktor yang dipisahkan oleh media dielektrik yang disebut dengan substrat. Konduktor bagian atas yang disebut dengan “patch” adalah pusat dari pancaran gelombang elektromagnetik dirambatkan ke substrat lewat pinggiran permukaan patch. Sedangkan Konduktor bagian bawahnya sebagai groundplane secara sempurna memantulkan secara sempurna sinyal,dan memantulkan energi menembus substrat ke ruang bebas. Secara umum, patch dari antena Mikrostrip memiliki ketebalan sangat tipis antara t << λ0 (dimana λ0 adalah panjang gelombang ruang bebas ) dan tinggi bahan dielektrik h antara 0.003λ0< h < 0.05λ0. untuk rectangular path, panjang L biasanya λ0/3 < L< λ0/2. ada beberapa jenis substrat yang dapat dipakai untuk membuat antena microstrip , dan konstanta dilektriknya berada diantara 2.2< εr< 12, dimana εr adalah konstanta dielektrik relatif. Jumlah fringing dari antena adalah fungsi dari dimensi dari patch dan tinggi dari substrat. Dimana fringing medan listrik bergerak pada bahan non-homogeneous, khusus substrat dan udara , disebut konstanta dielektrik efektif εreff. Untuk medan listrik dengan udara diatas substrat, konstanta dielektrik efektifnya memiliki nilai antara ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz
20
Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan Juli 2015 1<εreff < εr. Untuk radiasi efisiennya, dengan lebar W nya adalah by Bahl and Bhartia [1] sebagai berikut (
(1)
)
√
Hubungan Lebar (W) tinggi (h) Konstanta dielektrik efektif εreff, dan konstanta dielektrik dari substrat εr adalah sebagai berikut [2][3]. [
]
(2)
Fungsi normalisasi panjang L [3]. ( (
)
)( )(
)
(3)
Panjang efektif patch ditambah dengan ΔL pada semua sisi, panjang efektif patch ditunjukkan dengan: (4)
Setelah menganalisa dan ditentukan dimensi antena mikrostrip rectangular (persegi), Lebar W dan Panjang L, bentuk pach sesuai[1] .
(5) Model transmission line model dapat diaplikasikan pada kondisi hanya infinite groundplane. kadang, pada kondisi prakteknya terjadi kondisi groundplane yang terbatas. Hasilnya simulasi hampir sama antara infinite maupun fininiter,ketika ukuran groundpline enam kali tebal substrat.
(6) (7) Sesuai dengan persamaan diatas maka dibuat desain model antena mikrostrip rectangular. 2.3
PIFA (Planar Inverted F Antenna)
Antena Planar Inverted F (PIFA) merupakan antena yang memiliki dimensi yang lebih kecil dibandingkan dengan antena mikrostrip segi empat biasa dengan dimensi λ/2, PIFA hanya memiliki dimensi sebesar λ/4. Antena ini sangat cocok untuk diimplementasikan pada perangkatperangkat yang berukuran kecil karena tidak akan memakan banyak ruang. Karena ukurannya yang kecil, PIFA biasanya digunakan sebagai antenna internal pada ponsel. Keuntungan utama lainnya adalah fabrikasi mudah, biaya produksi yang rendah, dan struktur yang sederhana.
ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz
21
Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan Juli 2015 Frekuensi resonansi tergantung pada lebar PIFA [4] , dimana ada beberapa kondisi maksimum efisiensi radiasi. Jika lebar shorting plate = Lebar patch mikrostrip antena,maka panjang patch adalah sebesar Jika Lp= W L=
(8)
Lp=Lebar PIFA Namun jika Lp diasumsikan 0,maka persamaan menjadi. Jika Lp= 0 L+W =
(9)
Secara umum persamaan tersebut PIFA menjadi P+W–D= 2.4
(10)
Antena MIMO
Antena MIMO sebagai bentuk multiantena,syarat antar antena harus independen, antena yang independen yang optimal adalah antena memiliki nilai cross correlation antar antena maksimal 0,2. Dimana dengan nilai Cross Correlation mendekati 0 maka semakin identik pola sinyalnya dan semakin mendekati 1 maka semakin tidak ada korelasi [4]. Semakin kecil nilai cross correlation, maka nilai diversity gain semakin bagus. Yang paling menentukan nilai Cross correlation adalah S21.
(11) (12) 3.
DESAIN Sesuai dengan prosedur membuat desain kebutuhan antena,terutama antena mikrostrip fokus pada frekuensi resonansi, ketebalan dan konstanta dieletrik substrat merupakan awal yang ditentukan untuk menentukan dimensi antena rectangular. Selanjutnya setelah dimensi antena didapatkan,adalah dengan memodelkan antena secara MIMO,secara konvensional jarak antar antena sebesar menjadi syarat yang diperhitungkan dalam menentukan dimensi antena MIMO. Secara dimensi jika menggunakan antena terdapat perbedaan 50 %,atau mengurangi dimensi dari antena yang dibuat. Selanjutnya dilakukan simulasi. Tabel 1. dimensi ukuran antena
Panjang gelombang(λ)
εr
Material
L (cm)
W (cm)
Shortingplate (cm)
4.4 4.4
3.707 FR4_epoxy
3.01
3.88
FR4_epoxy
1.57
1.94
0.324
ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz
22
Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan Juli 2015 Dari hasil perhitungan dimensi antena rektangular kemudian menghitung shorting plate dari PIFA maka diperoleh nilai 3.707 cm. Tabel 2. Perhitungan dimensi antenna microstrip
Frequency of operation Dielectric constant Height of substrate Feeding Method Width of patch Length of patch Width of Ground Plane Length of Ground Plane Shorting Plate (perhitungan)
2.35 GHz 4.4 1.4 mm Coaxial feeding 3.88 cm 3.01 cm 4.74 cm 3.87 cm 3.71 cm
Gambar dari perhitungan diatas dapat dilihat posisi dari shorting plate,memiliki ukuran antara , dan
sehingga dalam simulasi nanti dibandingkan hasil yang terbaik diantara ketiganya.
Gambar 2. Design dari antena mikrostrip rectangular dengan PIFA
4.
HASIL DAN DISKUSI
Pada simulasi dari prototipe antena ini akan dicari adalah Cross Corelation dan Divesity Gain. Software yang digunakan untuk pemodelan dan simulasi antena adalah CST 2010. Dengan mengkalkulasi serta menggambarkan S parameters , VSWR dan radiation patterns. Dengan parameter minimal coeffisien Corelation minimal 0,2 dan Diversity gain 8 dB, maka dapat diperhitungkan pengaruh shorting plate terhadap antena. Shorting plate yang dibandingkan juga terhadap panjang gelombang yang digunakan untuk menghitung dimensi.
ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz
23
Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan Juli 2015 A.1 Simulasi panjang shorting plate= ,dengan perhitungan dimensi menggunakan panjang gelombang
Gambar 3 S Parameter
Gambar 4 Coefisien Corelation
Gambar 5 Gain Diversity
Dari simulasi dengan skenario Shorting plate sebesar
dan dimensi antena dengan panjang ,
menunjukkan bahwa pada frekuensi 2300 MHz – 2400 MHz pada Gambar 4 dan Gambar 5 coefficient correlation variasinya masih diatas 0,2 dan nilai Gain Diversity belum stabil,sehingga belum sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.
ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz
24
Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan Juli 2015 A.2 Simulasi shorting plate =
, dengan perhitungan dimensi menggunakan panjang
gelombang
Gambar 6 S Parameter
Gambar 7 Coeficien Correlation
Gambar 8 Gain Diversity
Dari simulasi dengan skenario Shorting plate sebesar
dan dimensi antena dengan panjang ,
pada Gambar 7 dan Gambar 8 menunjukkan bahwa frekuensi 2300 MHz – 2400 MHz coefficient correlation sudah mulai turun mendekati 0,2 namun grafik masih belum stabil .dan nilai Gain Diversity belum stabil,sehingga belum sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan
ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz
25
Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan Juli 2015 A.3 Simulasi shorting plate = full , dengan perhitungan dimensi menggunakan panjang gelombang
Gambar 9. S Parameter
Gambar 10. Coefisien Corelation
Gambar 11. Gain Diversity
Dari simulasi dengan skenario Shorting plate sebesar
dan dimensi antena dengan
panjang , menunjukkan bahwa pada Gambar 10 dan Gambar 11 frekuensi 2300 MHz – 2400 MHz coefficient correlation masih belum stabil dengan nilai maksimal 0,4 bahkan belum lebih baik dari skenario Shorting plate sebesar
dan dimensi antena dengan panjang
sehingga Gain
Diversity belum stabil,skenario ketiga masih belum sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz
26
Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan Juli 2015 Dapat disimpulkan dari simulasi skenario yang dilakukan, dengan ukuran dimensi antena belum diperoleh hasil spesifikasi yang diharapkan. Selanjutnya dilakukan simulasi dengan panjang gelombang
untuk menghitung dimensi
antena. Berikut hasil simulasi: B.1 Simulasi panjang shorting plate= , dengan perhitungan dimensi menggunakan panjang gelombang
Gambar. S Parameter
Gambar 13. Coefisien Corelation
Gambar 14. Gain Diversity ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz
27
Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan Juli 2015 Dari simulasi dengan skenario Shorting plate sebesar dan dimensi antena dengan panjang , menunjukkan bahwa pada Gambar 13 dan Gambar 14 frekuensi 2300 MHz – 2400 MHz coefficient correlation variasinya masih diatas 0,2 dengan grafik yang kurang stabil dan nilai Gain Diversity belum stabil,sehingga belum sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. B.2
Simulasi panjang shorting plate
, dengan perhitungan dimensi menggunakan
panjang gelombang
Gambar 15. S Parameter
Gambar 16. Coefisien Corelation
Gambar 17. Gain Diversity
ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz
28
Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan Juli 2015 Dari simulasi dengan skenario Shorting plate setengah dan dimensi antena dengan panjang , menunjukkan bahwa pada Gambar 16 dan Gambar 17 frekuensi 2300 MHz – 2400 MHz coefficient correlation grafik mulai renggang menunjukkan semakin lebih baik walaupun belum mencapai 0,2 grafik belum stabil .dan nilai Gain Diversity belum stabil,sehingga belum sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. B.3 Simulasi panjang shorting plate= full, dengan perhitungan dimensi menggunakan panjang gelombang
Gambar 18. S Parameter
Gambar 19. Coefisien Corelation
Gambar 20. Gain Diversity
ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz
29
Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan Juli 2015 Dari simulasi dengan skenario Shorting plate sebesar
dan dimensi antena dengan panjang
, menunjukkan bahwa pada Gambar 19 dan Gambar 20 frekuensi 2300 MHz – 2400 MHz coefficient correlation masih belum stabil dengan nilai maksimal 0,4 bahkan belum lebih baik dari skenario Shorting plate sebesar
dan dimensi antena dengan panjang
,namun memiliki
kecenderungan grafik yang lebih baik yaitu setengah dari grafik berada di nilai 0,2 namun Gain Diversity belum stabil,skenario ke enam ini masih belum sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. 5.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari simulasi diatas diantaranya adalah : 1. Semakin besar shortingplate maka hasilnya semakin bagus dan stabil, pada setiap pengujian dengan panjang gelombang yang berbeda. 2. Faktor yang menentukan koefisien korelasi adalah S21 3. Skenario enam sudah menunjukkan grafik yang lebih baik dengan setengah grafik stabil ke arah 0,2 namun perlu adanya optimasi selain mengubah panjang shorting plate. 4. Skenario Shorting plate sebesar dan dimensi antena dengan panjang memiliki hasil yang baik namun perlu adanya optimasi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6]
R. Garg,I.J. Bahl, P.Bhartia and A. Ittipiboon, Microstrip antenna Design Hand Book, Artech House, Dedham, MA, 2000. C.A. Balanis, Advanced Engineering Electromagnetics, John Wiley & sons, New york, 1989. Robinson and Y. Rahmat-Samii, "Particle Swarm Optimization in Electromagnetic". IEEE Transaction on antennas and propagation, vol. 52, no. 2, pages 397-407, February 2004. S. Blanch, J. Romeu, I. Corbella, “Exact presentation of antenna system diversity performance from input parameter description”, Electr. Lett., Vol. 39, no. 9, pp. 705-707, May 2003 S. Maci, G. Biffi Gentili, G. Avitabile, “Single-Layer Dual- Frequency Patch Antenna,” Electronics Letters, 29, 16, August 1993. http://www.antenna-theory.com/antennas/patches/pifa.php
ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz
30