ANALISA KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK YANG BEREDAR DI MASYARAKAT TAHUN 2011 Mangoloi Sinurat Dosen Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Depkes Medan
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuantitas rhodamin dalam lipstick yang beredar di masyarakat. Telah dilakukan penelitian Pemeriksaan Rhodamin B pada Lipstik yang diperjualbelikan di masyarakat Medan, yang dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan Bagian Toksikologi, analisa dilakukan dengan menggunakan eksperimen laboratorium dengan Kromatografi Lapis Tipis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pewarna sintetik yang terdapat dalam lipstik yang diperjual belikan dipasar Aksara Medan.Dari hasil penelitian terhadap enam sampel lipstik, didapat satu sampel lipstik positif Rhodamin B dengan ciri-ciri yang sama dengan Standar baku Rhodamin B yang digunakan, yaitu dilihat tanpa menggunakan penampak bercak, sampel tersebut berwarna merah, dan kemudian dilihat Dengan menggunakan UV 254, bercak nampak berfluoresensi kuning, serta dengan harga Rf 0,65.Lipstik dikatakan layak untuk digunakan jika tidak mengandung Rhodamin B, seperti yang tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 239/Men.Kes/Per/V/1985. Disarankan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih dan membeli lipstik, karena ada kemungkinan zat pewarna yang digunakan adalah pewarna yang tidak diizinkan. Kata Kunci: Rhodamin B,Lipstik
1
pewarna alami, yaitu mempunyai kekuatan
Pendahuluan Dewasa ini, masyarakat terutama
mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam,
wanita dituntut untuk lebih menarik dan
lebih stabil, penggunaanya lebih praktis dan
sehat
biasanya lebih murah. Namun, disamping
terutama dari
Bahkan,
tidak
dialokasikan
segi
sedikit
untuk
penampilan. dana
pembelian
yang
keuntungan itu semua, pewarna sintetik
produk
dapat memberikan efek yang kurang baik
kosmetik maupun perwatan kulit, salah
pada kesehatan.
satunya adalah lipstik. Untuk produk
Rhodamin B merupakan salah satu
lipstik, semua wanita mengenalnya, tak ada
zat warna yang biasa dipergunakan dalam
wanita yang tak pernah memakainya.
bidang industri kertas dan tekstil. Zat
Bahkan
tersebut dapat menyebabkan iritasi pada
ada
beberapa
wanita
memandangnya sebagai sebuah kebutuhan
kulit
dan tidak akan merasa nyaman kalau tidak
merupakan zat yang bersifat karsinogenik
memakainya. Lipstik digunakan oleh para
(dapat menyebabkan kanker), dan dalam
wanita untuk menambah warna pada bibir
konsentrasi
sehingga tampak lebih segar, membentuk
kerusakan hati.
bibir, serta memberi ilusi bibir lebih kecil atau
besar,
digunakan. industri
tergantung Hal
kosmetik
tinggi
pernafasan
dapat
serta
menyebabkan
Di Indonesia, peraturan mengenai pelarangan dan pembatasan zat warna yang
menjadikan
digunakan dalam kosmetika diatur melalui
berlomba-lomba
membuat produk lipstik
saluran
yang
warna
tersebut
dan
yang banyak
rupakan
Peraturan
Republik
Menteri
Kesehatan
Indonesia
Nomor
diminati oleh kaum hawa. Beraneka lipstik
239/Men.Kes/Per/V/1985 mengenai Bahan
ditawarkan, bermacam merek, jenis dan
Kosmetika dan Zat Warna Kosmetika, yang
warna. Biasanya wanita memilih lipstik
meliputi zat warna tertentu yang dinyatakan
terutama karena warnanya, dimana dapat
sebagai bahan berbahaya.
meningkatkan estetika dalam tata rias
Berdasarkan
keputusan
Direktur
wajah. Kini dengan perkembangan ilmu
Jendral Pengawasa Obat dan Makanan No
pengetahuan
33086/C/SK/II/90
dan
teknologi,
telah
tentang
zat
warna
ditemukan zat warna sintetik, sehingga
tertentu yang dinyatakan sebagai bahan
produsen kosmetik lebih memilih zat warna
berbahaya dalam obat, makanan, dan
sintetik.
kosmetika terdapat beberapa zat warna
Pewarna keuntungan
yang
sintetik
mempunyai
yang dilarang penggunaannya, merupakan
nyata
dibandingkan
pewarna untuk tekstil, dalam sediaan kosmetika karena berpengaruh buruk untuk 2
kesehatan. Zat warna tersebut salah satunya
dengan metode Kromatografi Lapis Tipis
adalah Merah K10 (Rhodamin B, C.I.Food
karena metode tersebut sederhana dan juga
Red 15, D&C Red No.19)
memiliki ketelitian yang baik.
Meskipun
telah
dilarang
oleh
Berdasarkan
survey
dilakukan
berbahaya masih belum terkendali. Hal ini
ditemukan masih terdapat lipstik yang
disebabkan karena kurangnya pengetahuan
dijual dengan harga sangat murah dimana
masyarakat akan akibat penggunaaan zat
pada kemasannyan menggernyataan diatas,
warna sintetik tersebut, ketertarikan akan
maka penulis tertarik untuk melakukan
harga yang sangat terjangkau dan warana
penelitian terhadap keberadaan zat punakan
lipstik
cerah.
bahasa selain bahasa Indonesia dan tidak
Pemeriksaan Rhodamin B dapat dilakukan
memiliki nomor bats dan nomor registrasi
dengan menggunakan bulu domba dan
dan
kromatografi lapis Tipis (KLT). Identifikasi
mengandung
dengan bulu domba dapat dilakukan jika
Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin
zat yang akan kita tentukan merupakan zat
melakukan pemeriksaan ada atau tidaknya
tunggal. Identifikasi dengan KLT dapat
bahan pewarna berbahaya yang digunakan
dilakukan untuk menentukan zat yang
khususnya Rhodamin B dalam lipstik yang
tunggal maupun campuran, dimana suatu
beredar dimasyarakat khususnya di pasar
campuran
Aksara Medan.
terlihat
yang
tampak
dipisahkan
akan
dikawatirkan zat
Aksara
yang
pemerintah, penggunaan zat warna sintetik
yang
dipasar
hasil
Medan,
produk warna
tersebut berbahaya.
terdistribusi sendiri diantara fase-fase gerak
Berdasarkan latar belakang diatas,
dan tetap dalam perbandingan yang sangat
maka penulis tertarik untuk memeriksa
berbeda-beda dari satu senyawa dengan
apakah lipstik yang diperjualbelikan di
senyawa yang lain. Rhodamin B akan
pasar Aksara Medan mengandung zat
memberikan fluoresensi kuning jika dilihat
warna yang tidak diizinkan oleh Peraturan
dibawah sinar UV 254 nm dan berwarna
Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
merah muda jika dilihat secara visual
seperti Rhodamin B.
(Ditjen POM , 2001)
Tujuan Umum penelitian ini adalah
Penentuan kadar Rhodamin B dapat
untuk mengetahui adanya pewarna sintetik
dilakukan dengan beberapa metode, antara
yang
lain
preparatif,
diperjualbelikan di pasar Aksara Medan.
dengan kromatografi cair kinerja tinggi dan
Sementara itu, tujuan khususnya adalah
spektrofotometer sinar
untuk mentukan adanya Rhodamin B yang
dengan
penelitian
ini
kromatografi
tampak. Dalam
digunakan
terdapat
dalam
lipstik
yang
pemeriksaan 3
terdapat dalam lipstik yang diperjualbelikan di pasar Aksara Medan.
Alat dan bahan Peralatan yang dipakai :
Manfaat Penelitian ini
adalah (1) No
Nama Alat
Ukuran
Merek
sintetik
1
Chamber
terhadap kesehatan, untuk lebih berhati-hati
2
Yazawa And GR 200
dalam memilih lipstik yang digunakan, (2)
3 4
Neraca Analitik Gelas Ukur Beaker Glass Pipet Ukur Pipet Tetes Pipet Kapiler Kertas Saring Tangkai Pengaduk Penangas Air Plat KLT
24 x 22,5 x 12 cm 100 ml 250 ml
Pyrex Pyrex
10 ml 10 μl
Pyrex -
-
Whatman
-
Pyrex
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang
bahaya
zat
pewarna
Memberikan penjelasan dan pemahaman kepada masyarakat mengenai zat warna terlarang yang terdapat dalam kosmetik khususnya lipstik yang diperjualbelikan di pasar Aksara Medan, (3) Memberikan penambahan
wawasan
dan
ilmu
pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
5 6 7 8 9 10 11
Metode Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Laboratorium
dilakukan
Memmert p.a 20 x 20 ( E.Merck ) cm
Bahan yang dipakai : di
Kesehatan
Toksikologi..Poltekkes
6 liter
Depkes
Balai
No
4
Nama Kimia Asam Klorida Metanol Natrium Sulfat Anhidrat Rhodamin B
5
Etil Asetat
6
Amonia
Bagian Medan,
mulai bulan Mei sampai Juli 2011. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah
1 2 3
lipstik yang diperjualbelikan di pasar Aksara Medan. Adapun total keseluruhan jumlah populasi yang terdapat di pasar
Rumus
Keluaran
H Cl
p.a ( E.Merck ) p.a ( E.Merck ) p.a ( E.Merck ) p.a ( E.Merck ) p.a ( E.Merck ) p.a ( E.Merck )
CH3 OH Na2 SO4 C28 H31 CIN2 O3 CH3 COO-C2 H5 NH4 OH
Aksara Medan adalah 6 pedagang lpstik. Sampel diambil secara random dari 6
Pembuatan Reagensia
pedagang lipstik yang berbeda dan dengan
Pembuatan Larutan HCl 4 M
merek yang berbeda di pasar Aksara
Sejumlah 14,6 ml HCl
Medan.
aquadest hingga 100 ml.
(p)
encerkan dengan
Rancangan Metode
4
Penelitian dilakukan dengan menggunakan
i)
metode deskriptif dan analisa dilakukan
berwarna merah
dengan
ii) Dengan UV 254 : Bercak berfluoresensi
menggunakan
eksperimen
laboratorium, dengan Kromatografi Lapis
Tanpa
penampak
bercak,
Bercak
kuning
Tipis dan dengan literatur dan pustaka yang sesuai dengan judul diatas.
Hasil dan Pembahasan Hasil Kromatogram
Prosedur Kerja Pembuatan Larutan Uji
Gambar 1 di bawah ini adalah hasil mg
kromatografi dalam lipstik yang diteliti
cuplikan ditambah 4 tetes asam klorida 4
dengan menggunakan eluen etil asetat +
M, ditambah 5 ml methanol, dilelehkan
methanol + ammonia
Sejumlah
lebih
kurang 500
pada tangas air, ditambah methanol sampai 10
ml
dan
disaring
dengan
kertas
saringberisi natrium sulfat anhidrat (A). Pembuatan Larutan Baku Sejumlah lebih kurang 5 mg pewarna Rhodamin B BP, dilarutkan dalam 10 ml methanol (B). Sejumlah volume yang sama larutan A dan B dicampur (C). Cara Identifikasi Larutan A,B dan C masing-masing ditotolkan secara terpisah dan dilakukan Kromatografi Lapis Tipis sebagai berikut : Fase diam : Silika Gel Fase gerak : i) Etil
asetat-n-butanol-
amonia (20:55:25) ii) Etil asetat-metanol-amonia ( 15:63) atau (75:30:15) iii) n-propanol-amonia (90:10) Penjenuhan :
Dengan kertas saring
Vol.penotolan :A,B,C masing-masing 10ml Jarak rambat : 15 cm Penampak bercak : 5
Sampel 6
9,8
9,8
9,8
Standart
Sampel 5
10,2
15 cm
Sampel 4
Sampel 3
Sampel 2
Sampel 1
3 cm
10,1
10
2 cm
9,5
Gambar 1. Kromatogram menggunakan eluen etil asetat + methanol + ammonia
Tabel 3. Harga RF beberapa Sampel Lipstik dengan Kromatografi Lapis Tipis
Kode Sample
Jarak Titik Pusat Bercak Dari Titik Awal (a)
Jarak Tempuh Fase Gerak dari Awal (b)
1 2 3 4 5 6 Standart
9,5 10,2 10,1 9,8 9,8 9,8 10
15 15 15 15 15 15 15
Rf =
a b
0,63 0,68 0,67 0,65 0,65 0,65 0,66 6
iritasi pada kulit, serta menyebabkan
Pembahasan Setelah terhadap
6
dilakukan sampel
penelitian
lipstik
yang
kerusakan
1
sampel
lipstik
yang
jika
terpapar
dengan
konsentrasi yang tinggi.
diperjualbelikan di pasar Aksara Medan, diperoleh
hati
Hal itu disebabkan Rhodamin
akan
karena
menumpuk
mengandung Rhodamin B. Suatu senyawa
sehingga
yang mengandung Rhodamin B akan
jumlahnya akan bertambah didalam tubuh
mudah
dan dapat menga kibatkan kerusakan pada
diamati.
Secara
visual
akan
dalam
memberikan warna merar muda, dan jika
organ
dilihat
digunakan
dibawah
sinar
UV
akan
berfluoresen berwarna merah orange. Selain itu, untuk mengidentifikasi
tubuh.
waktu
dilemak
yang
Rhodamin
untuk
B
lama
dilarang
produk
kosmetik
khususnya lipstik dan perona mata. Hal ini disebabkan pada lokasi pemakaian jenis
suatu senyawa dapat kita lakukan dengan
kosmetika
melihat harga Rf-nya. Identifikasi sahih
kelopak mata, merupakan daerah yang
dilakukan jika senyawa yang dianalisis
paling
dibandingkan
pewarna
dengan
senyawa
tersebut
sensitip
yaitu
mulut
terhadap
tekstil. B
pemakaian
Khususnya pada
dan
mulut
efek
pembanding dan dengan campuran yang
Rhodamin
dapat
terdiri atas senyawa yang dianalisis dan
menimbulkan iritasi sampai dengan terjadi
senyawa pembanding a9cara spiking) pada
peradangan.
Jika
mulut
lapisan yang sama.
peradangan,
akan
berpengaruh
mengalami pada
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari
penguranganasupan makan dan minum.
6 sampel yang diperiksa 1 sampel yang
Pada ahirnya akan berpengaruh bagi
memberikan harga Rf-nya yang berdekatan
buruknya kesehatan, antara lain dapat
dengan pembandingnya. Sampel nomor
menimbulkan
harga Rf dari campuran sampel dan
pencernaa
gangguan
pada
saluran
pembanding adalah 0, dan harga Rf dari
Pengaruh yang ditimbulkan karena
sampel sendiri adalah 0, . Jadi dapat
proses pembuatan zat warna sintesis
disimpulkan bahwa sampel no positif
biasanya
mengandung Rhodamin B. Rhodamin B
pemberian dengan pemberian asam sulfat
adalah salah satu pewarna sintetik yang
atau asam nitrat sering terkontaminasi oleh
tidak
logam
boleh
dipergunakan
dalam
melalui
berat itu,
perlakuan
yang perlu
dengan
bersifat
racun.
diingat
dalam
kosmetika. Apabila dipergunakan sebagai
Disamping
pewarna kosmetika dapat menimbulkan
pembuatan zat warna organik sebelum 2
mencapai produk akhir harus melalui
Perbekalan
senyawa-senyawa antara terlebih dahulu
Tangga.
yang
kadang-kadang
berbahaya
dan
Kesehatan
Rumah
Ditjen POM RI 2001. Metode Analisis
kadang-kadang tertinggal pada hasil ahir
PPOMN. Jakarta
atau mungkin dapat terbentuk senyawa-
Gandjar Ibnu Gholib dan Rohman Abdul,
senyawa
baru
ytang
berbahaya
bagi
kesehatan manusia
2008,
Kimia
Farmasi
Analisis,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sastrohamidjojo
Hardjono,
1985,
Kromatografi, Yogyakarta :
Kesimpulan Dari
hasil
penelitian
yang
Liberty Yogyakarta.
dilakukan, maka penulis dapat menarik
Tim Penyusun Metode Analisis PPOMN,
kesimpulan
BPOM, Jakarta 2001
bahwa
lipstik
yang
diperjualbelikan di pasar Aksara Medan
Tranggono Retno Iswari dan Latifah
dari 6 sampel yang diperiksa terdapat 1
Fatma, 2007, Buku Pegangan Ilmu
sampel
Pengetahuan Kosmetik, Jakarta :
lipstik
yang
mengandung
Rhodamin B.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Wasitaatmadja Syarif M, 1997, Penuntun
Daftar Pustaka
Ilmu Kosmetik Medik, Jakarta :
Anonim. 1990 Keputusan Direktur Jendral
Universitas Indonesia.
Pengawsan Obat dan makanan No
Yazid Estien, 2005, Kimia Fisika untuk
00386/Sk/II/90 tentang perubahan
Paramedis,
lampiran
Andi Yogyakarta.
kesehatan
peraturan No
menteri
239/Menkes/V/85
Yogyakarta
http://anugrahjuni.wordpress.com/2009/10
tentang zat warna tertentu yang
/28/rhodamin-b-formalin-boraks-
dinyatakan
dan- karsinogenik/
berbahaya.
sebagai Jakarta
bahan departemen
Kesehatan
:
http://informasisehat.wordpress.com/2009/ 05/21/bahaya-zat-pewarna-pada-makanan/
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan
http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/ sediaan-lipstik.html
RI, 1997, Kumpulan Peraturan Perundang-undangan Kosmetik,
Alat
Bidang
Kesehatan
dan
3