Tugas Triwulan III Kelompok MK. Sistem Informasi Management (SIM) Dosen : Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, MSc (CS) Angkatan : E35
Analisa Database dan Keamanan Sistem Informasi RSUP Fatmawati Kelompok Mangga - E35
1. Armiastho Adi Saputro (P056100132.35E) 2. Edza Rinaldi (P056100162.35E) 3. Irma Cahayani (P056100242.35E) 4. M. Fauzanul Hakim Abdurrahim (P056100292.35E) 5. Rida Irmariani (P056100332.35E) 6. T. Widihasto (P056100963.37E) 7. Widi Aribowo G (P056100392.35E)
MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
BAB I. PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak semata ditujukan untuk mencari keuntungan atau non profit organization. Walaupun demikian kita tidak dapat menutup mata bahwa dibutuhkan sistem informasi dan manajemen basis data yang baik di dalam intern rumah sakit. Rumah Sakit sebagai salah satu organisasi pelayanan di bidang kesehatan telah memiliki otonomi, sehingga pihak rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dengan manajemen yang seefektif mungkin. Hal ini disebabkan oleh setiap pengambilan keputusan yang tidak tepat akan berakibat pada inefisiensi dan penurunan kinerja rumah sakit. Hal tersebut dapat menjadi kendala jika informasi yang tersedia tidak mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Kecanggihan
teknologi
bukan
merupakan
suatu
jaminan
akan
terpenuhinya informasi, melainkan sistem yang terstruktur, handal dan mampu mengakomodasi seluruh informasi yang dibutuhkan yang harus dapat menjawab tantangan yang dihadapi. Data Base Management System (DBMS) atau sistem manajemen basis data sebagai elemen dari sistem informasi memiliki peranan yang penting dalam kemudahan dan fleksibilitas akses, keamanan sumberdaya data yang dimiliki enterprise. Integrasi Sistem Informasi Rumah Sakit merupakan aplikasi yang di develop untuk kebutuhan management Rumah Sakit baik swasta maupun negeri, dimana sistem ini sudah di dukung dengan fitur dan modul yang lengkap untuk operasional Rumah Sakit.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati RS Fatmawati didirikan pada tahun 1954 oleh Ibu Fatmawati Soekarno sebagai RS yang mengkhususkan Penderita TBC Anak dan Rehabilitasinya. Pada tanggal 15 April 1961 penyelenggaraan dan pembiayaan RS Fatmawati diserahkan kepada Departemen Kesehatan sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi RS Fatmawati. Dalam perjalanan RS Fatmawati, tahun 1984 ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Jakarta Selatan dan tahun 1994 ditetapkan sebagai RSU Kelas B Pendidikan. Dalam perkembangan RS Fatmawati ditetapkan sebagai Unit Swadana pada tahun 1991, pada tahun 1994 ditetapkan menjadi Unit Swadana Tanpa Syarat, pada tahun 1997 sesuai dengan diperlakukannya UU No. 27 Tahun 1997, rumah sakit mengalami perubahan kebijakan dari Swadana menjadi PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) selanjutnya pada tahun 2000 RS Fatmawati ditetapkan sebagai RS Perjan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 117 tahun 2000 tentang Pendirian Perusahaan Jawatan RSUP Fatmawati Jakarta. Pada tanggal 11 Agustus 2005 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1243/MENKES/SK/VIII/2005
RSUP
Fatmawati
ditetapkan
sebagai
Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan RI dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU). Dalam penilaian Tim Akreditasi RS, tahun 1997 RS Fatmawati memperoleh Status Akreditasi Penuh untuk 5 pelayanan. Pada tahun 2002, RSUP Fatmawati memperoleh status Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut untuk 12 pelayanan. Kemudian pada tahun 2004 RSUP Fatmawati terakreditasi 16 Pelayanan dan pada tahun 2007 memperoleh status Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap 16 Pelayanan. RSUP Fatmawati pada tanggal 2 Mei 2008 ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI sebagai Rumah Sakit Umum dengan pelayanan Unggulan Orthopaedi dan Rehabilitasi Medik sesuai dengan SK Menteri Kesehatan No. 424/MENKES/SK/V/2008.
VISI “Terdepan, Paripurna dan Terpercaya di Indonesia” MISI 1. Memfasilitasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian diseluruh disiplin ilmu, dengan unggulan bidang orthopaedi dan rehabilitasi medik, yang memenuhi kaidah manajemen resiko klinis. 2. Mengupayakan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. 3. Mengelola keungan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel serta berdaya saing tinggi. 4. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai perkembangan IPTEK terkini. 5. Meningkatkan kompetensi, pemberdayaan dan kesejahteraan sumber daya manusia.
MOTTO Percayakan Pada Kami FALSAFAH Yang dianut sebagai pegangan dalam menjalankan organisasi adalah 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Menjunjung tinggi kehidupan dan nilai-nilai luhur kemanusiaan 3. Menghargai pentingnya persatuan dan kerjasama 4. Menjunjung keseimbangan dan kelestarian lingkungan 5. kebersamaan dalam kemajuan dan kesejahteraan NILAI "Jujur, Profesional, Komunikatif dan Ikhlas, serta Peduli dalam melaksanaka tugas"
TUJUAN 1. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan paripurna yang memenuhi kaidah keselamatan pasien (Patient Safety) 2. Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang bermutu tinggi dengan tarif yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. 3. Mewujudkan pengembangan berkesinambungan dan akuntabilitas bagi pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian. 4. Terwujudnya SDM yang profesional dan berorientasi kepada pelayanan pelanggan. 5.
Terwujudnya kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh sumber daya manusia rumah sakit.
E-Bisnis dan E-Commerce Banyak orang mengasumsikan bahwa e-commerce dan e-bisnis adalah sama. Istilah e-commerce dan e-bisnis mungkin kedengarannya sama tapi secara teknis sebenarnya keduanya berbeda. Keduanya memang memiliki huruf ‘e’ yang mengindikasikan penggunaan elektronik termasuk internet dan EDI (electronic data interchange) untuk mengembangkan proses bisnis. Secara definisi ecommerce merupakan bagian dari e-bisnis, namun tidak semua e-bisnis berarti ecommerce. E-commerce lebih sempit jika dibandingkan e-bisnis, di mana ecommerce adalah sub perangkat dari e-bisnis. Di mana e-bisnis sangat luas, menunjuk kepada penggunaan teknologi untuk menjalankan bisnis yang memberikan hasil, memberikan dampak yang besar kepada bisnis secara keseluruhan. Sementara e-commerce mengacu kepada penggunaan internet untuk belanja online, seperti untuk belanja produk dan jasa. Contohnya terjadi ketika konsumen mengorder tiket, buku atau hadiah, produk berwujud maupun tidak berwujud melalui internet. Sampel lainnya ketika sebuah organisasi atau individu membayarkan
sejumlah
uang
via
internet.
Dunia perdagangan saat ini tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan mudah sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk
mengantisipasi masalah ini maka sekarang dibuat transaksi yang menggunakan media Internet untuk menghubungkan antara produsen dan konsumen. Transaksi melalui Internet ini lebih dikenal dengan nama e-commerce dan e-business. Secara umum e-commerce diartikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media elektronik/komputer. Sistem Basis Data Data merupakan fakta-fakta yang telah diketahui untuk dapat disimpan dan yang mempunyai arti yang mutlak atau selengkapnya. Data juga merupakan faktafakta yang belum diolah atau gambaran-gambaran lebih lanjut dari benda-benda, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, transaksi-transaksi yang ditangkap, direkam disimpan dan diklasifikasikan, tetapi tidak disusun untuk menyampaikan arti khusus lainnya. Sistem basis data adalah suatu penyusunan data terstruktur yang disimpan dalam media pengingat (hard disk) yang tujuannya adalah agar data tersebut dapat diakses dengan mudah dan cepat. Suatu sistem basis data terdiri dari empat komponen yaitu Data, yang secara fisik menyimpan informasi-informasi; Data Base Management System (DBMS); Data Description Languange (DDL) dan Data Manipulation Languages (DML). Kegiatan dalam sistem basis data meliputi pendefinisian struktur penyimpanan informasi, penyediaan mekanisme pengolahan dan pemanfaatan informasi, dan pengamanan bagi informasi terhadap usaha-usaha pengaksesan oleh orang-orang yang tidak berwenang dan tidak bertanggung jawab. Secara lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) seperti (1) kecepatan dan kemudahan; (2) efisiensi ruang penyimpanan, (3) keakuratan; (4) ketersediaan; (5) kelengkapan; (6) keamanan; dan (7) kebersamaan pemakaian. Metodologi desain basis data adalah sebuah struktur yang membutuhkan prosedur, teknik, peralatan, dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses sebuah desain. Ada tiga metodologi yang bisa digunakan dalam desain basis data, yaitu:
a) Desain Konseptual {Conceptual Design Database)
Desain konseptual basis data adalah proses pembangunan model informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan, bebas dari semua pertimbangan fisik. b) Desain Logikal {Logical Design Database)
Desain logikal basis data adalah proses pembangunan model informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan model data yang spesifik, tetapi bebas dari DBMS. c) Desain Fisikal {Physical Design Database)
Desain fisikal basis data adalah proses pembuatan model informasi dari sebuah basis data dalam secondary storage yang menjelaskan hubungan dasar, file organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mengakses data secara efektif, dan semua integrity constraint beserta keamanannya. Customer Relationship Management CRM kependekan dari Customer Relationship Management. Dalam bahasa Indonesia dapat kita artikan sebagai Manajemen Hubungan Pelanggan. CRM merupakan strategi pemasaran yang saat ini marak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang menginginkan pelanggan/konsumen mereka tetap membeli produk/memakai jasa mereka. Dalam perkembangannya, CRM bisa didefinisikan sebagai berikut : •
CRM adalah sebuah istilah industri TI untuk metodologi, strategi, perangkat lunak (software) dan atau aplikasi berbasis web yang mampu membantu sebuah perusahaan untuk mengelola hubungannya dengan para pelanggan.
•
CRM adalah usaha sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga pelanggan dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi pelanggan baik itu lewat telepon, e-mail, masukan di situs atau hasil pembicaraan dengan staf sales dan marketing.
•
CRM adalah sebuah strategi bisnis menyeluruh dalam suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara efektif bisa mengelola hubungan dengan para pelanggan.
CRM (Customer Relationship Management) merupakan sebuah strategi bisnis yang berorientasi pada customer, dengan tujuan akhirnya memaksimalkan profit perusahaan dan kepuasan customer. Ada empat hal yang utama dimana sistim CRM sangatlah penting dan berguna bagi perusahaan, antara lain: •
Karena tingkat persaingan global antar perusahaan kian besar.
•
Fakta bahwa untuk mendapatkan pelanggan baru bisa 10 kali biaya untuk menjaga pelanggan yang sudah ada.
•
Tren bisnis saat ini yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan loyalitas pelanggan ke perusahaan kita.
•
Banyaknya konsumen yang menginginkan pelayanan purna jual. Fungsi CRM terbagi-bagi untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan,
seperti: Penjualan/Sales, Marketing, Customer Service, Training, HRD dan seterusnya. Jelaslah bahwa ciri sebuah CRM adalah mengintegrasikan bagianbagian yang memiliki mata rantai dengan customer. Persaingan bisnis saat ini tidak hanya dapat mengandalkan produk semata, di dorong dengan semakin ketatnya kompetisi, juga dikarenakan kemajuan informasi teknologi itu sendiri, kebutuhan akan sistem CRM akan semakin terasa hari demi hari. Secara operasional, CRM mendukung proses bisnis front office seperti penjualan, marketing, ataupun service. Perhatikan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut berinteraksi dan sangat berhubungan erat dengan customer. Seluruh kegiatan tersebut tersimpan secara historikal pada database membentuk suatu knowledge- base, dan staf pengguna CRM di dalam perusahaan dapat mengambil informasi yang diperlukan. Strategi dan sistem CRM sangat beragam, baik dari sisi kompleksitasnya maupun ruang lingkup, tetapi secara garis besar sistem CRM akan berusaha mendapatkan, meningkatkan, dan mempertahankan customer. Produk CRM yang ternama adalah SAP CRM, yang merupakan salah satu dari lima aplikasi enterprise di dalam Business Suite SAP. Contoh vendor lainnya adalah Salesforce.com, aplikasi CRM dari Oracle, Siebel Systems, PeopleSoft, dan lain sebagainya.
Selain itu, juga tersedia CRM open source seperti SugarCRM. Saat ini SugarCRM tersedia dalam tiga versi, yaitu Sugar Community Edition (versi gratis), Sugar Profesional, dan Sugar Enterprise. Sering kali implementasi CRM melibatkan
profesional
CRM
yang
menyediakan
jasa
konsultasi
dan
implementasi. Tentunya para profesional tersebut memiliki kualifikasi berkaitan dengan elemen-elemen yang diperlukan dalam implementasi CRM. Beberapa produk CRM bahkan tersedia dalam bentuk CRM on demand, artinya pengguna CRM tidak harus membeli produk CRM, tetapi dapat menyewanya dengan ketentuan yang disepakati. Penyedia CRM on demand yang popular adalah Salesforce.com. Supply Chain Management Membuat daya saing yang unggul adalah suatu keharusan bagi setiap perusahaan. Terutama jika ingin tetap bertahan di dalam kompetisi pasar yang semakin ketat. Salah satu usaha mendapatkan daya
saing itu
adalah
menciptakan rantai pasokan yang teritegrasi secara penuh. Dimana setiap pemain dalam rantai pasokan saling berkerjasama dan menciptakan kesatuan yang saling
mendukung satu sama lain. Sebenarnya
mendefinisikan
rantai
pasokan
banyak
para
ahli
yang
dengan pengertian yang berbeda. Hal ini
dikarenakan berbagai kondisi dan masalah yang berbeda
dari
tiap
sudut
pandang penyelesaiaan masalah itu sendiri. Di dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan teori yang memang banyak digunakan oleh para ahli manajemen rantai pasokan yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah menurut Russel dan Taylor (2000:373) yang mendefinisikan rantai pasokan sebagai berikut: “Supply Chain terbentuk dari sebuah perhubungan organisasi, sumber dan proses yang menciptakan serta mengirimkan produk dan jasa kepada pemakai akhir. Sebuah rantai pasokan mencakup semua fasilitas, fungsi dan aktifitas yang terlibat dalam produksi dan pengiriman sebuah produk atau jasa dari para supplier (dan suppliers mereka) ke konsumen (konsumen mereka).” Sementara pengertian manajemen rantai pasokan menurut Russel dan
Taylor (2000) adalah koordinasi dari seluluh aktifitas rantai pasokan sehingga konsumen mendapatkan pelayanan
produk
berkualitas
tinggi
dengan
cepat
dan
yang terpercaya pada biaya yang serendah mungkin. Sedangkan
menurut Assosiasi professional Amerika mendefinisikan manajemen rantai pasokan sebagai Supply Chain Management encompasses the planning and management of all activities involved in sourcing, procurement, conversion, and logistics management activities. Manajemen rantai pasokan mencakup perencanaan dan manjemen dari semua aktifitas yang berhubungan dengan sumber daya, usaha perolehan, konversi (perubahan), dan aktifitas manajemen logistik. Manajemen rantai pasokan (SCM) merupakan suatu perluasan dari logistic management (manajemen logistik) di perusahaan. Dalam manajemen logistik yang dibahas lebih kepada manajemen logistic dari anggota dalam rantai pasokan. Berbeda dengan manajemen rantai pasokan, kesemua rantai ini, dimulai dari perusahaan,
pemasok,
pelanggan,
grosir,
pengecer,
diintegrasikan menjadi satu. Tujuannya adalah supaya komunikasi lebih efektif dan menciptakan keefisienan. Manajemen
rantai
pasokan
atau
SCM ini
merupakan pengolahan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, mentranformasikan barang mentah tersebut menjadi barang dalam proses dan barang jadi, dan mengirimkan produk tersebut kekonsumen melalui sistem distribusi. Penerapan e-Business Systems Pada Fungsi Bisnis Perusahaan e-Business melibatkan proses bisnis yang mencakup seluruh rantai nilai yaitu dari pembelian dan manajemen rantai pasok, pemrosesan pesanan, penanganan pelayanan pelanggan, dan bekerja sama dengan mitra bisnis. Standar teknis khusus untuk e-Business memfasilitasi pertukaran data antar perusahaan. Solusi perangkat lunak e-Business memungkinkan integrasi proses bisnis intra dan inter perusahaan. e-Business dapat dilakukan dengan menggunakan web, internet, intranet, ekstranet, dan bantuan perangkat seperti e-mail, telepon, sms, fax atau beberapa kombinasi dari hal tersebut. Terdapat beberapa aplikasi e-Business yang dapat diterapkan dalam perusahaan, antara lain:
a. ERP (Enterprise Resource Planning) Merupakan tulang punggung e-business, dengan kata lain ini merupakan sistem operasi dari sebuah bisnis, setara dengan sistem operasi windows untuk operasi back-office. b. CRM (Customer Relationship management) Hal ini memungkinkan kustomisasi dan personalisasi produk-produk serta jasa secara real-time sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan daya kebiasaan membeli pelanggan. c. EAI (Enterprise Application Integration) Dapat mengintegrasikan berbagai kelompok aplikasi perusahaan dengan memperbolehkan pertukaran data sesuai dengan aturan yang berasal dri model proses bisnis yang dikembangkan oleh para pengguna. d. SCM (Supply Chain Management) Perekayasaan kembali dan otomatisasi banyak proses rantai pasok tradisional. e. ECS (Enterprise Collaboration Systems) Mendukung dan meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antar tim dan kelompok kerja dalam sebuah organisasi. Pada dasarnya, perdagangan elektronik (EC) adalah proses pembelian, mentransfer, atau bertukar produk, jasa, dan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet. EC juga dapat bermanfaat dari berbagai perspektif termasuk proses bisnis, layanan, belajar, kolaboratif, masyarakat. Keamanan Sistem Informasi Resiko yang akan muncul dalam keamanan sistem informasi, yaitu : 1. Threats (Ancaman) atas sistem dan 2. Vulnerability (Kelemahan) atas sistem Masalah tersebut pada gilirannya berdampak kepada 6 hal yang utama dalam sistem informasi yaitu : •
Efektifitas
•
Efisiensi
•
Kerahaasiaan
•
Integritas
•
Keberadaan (availability)
•
Kepatuhan (compliance)
•
Keandalan (reliability)
Untuk menjamin hal tersebut maka keamanan sistem informasi baru dapat terkriteriakan dengan baik. Adapun kriteria yag perlu di perhatikan dalam masalah keamanan sistem informasi membutuhkan 10 domain keamanan yang perlu di perhatikan yaitu : 1. Akses kontrol sistem yang digunakan 2. Telekomunikasi dan jaringan yang dipakai 3. Manajemen praktis yang di pakai 4. Pengembangan sistem aplikasi yang digunakan 5. Cryptographs yang diterapkan 6. Arsitektur dari sistem informasi yang diterapkan 7. Pengoperasian yang ada 8. Busineess Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP) 9. Kebutuhan Hukum, bentuk investigasi dan kode etik yang diterapkan 10. Tata letak fisik dari sistem yang ada Dari
domain
tersebutlah
isu
keamanan
sistem
informasi
dapat
diklasifikasikan berdasarkan ancaman dan kelemahan sistem yang dimiliki. Ancaman adalah aksi yang terjadi baik dari dalam sistem maupun dari luar sistem yang dapat mengganggu keseimbangan sistem informasi.
Ancaman yang
mungkin timbul dari kegiatan pengolahan informasi berasal dari 3 hal utama, yaitu : 1. Ancaman Alam 2. Ancaman Manusia 3. Ancaman Lingkungan
Yang termasuk dalam kategori ancaman alam terdiri atas : •
Ancaman air, seperti : Banjir, Tsunami, Intrusi air laut, kelembaban tinggi, badai, pencairan salju
•
Ancaman Tanah, seperti : Longsor, Gempa bumi, gunung meletus
•
Ancaman Alam lain, seperti : Kebakaran hutan, Petir, tornado, angin ribut
Yang dapat dikategorikan sebagai ancaman manusia, diantaranya adalah : •
Malicious code
•
Virus,
Logic
bombs,
Trojan
horse,
Worm,
active
contents,
Countermeasures •
Social engineering
•
Hacking, cracking, akses ke sistem oleh orang yang tidak berhak, DDOS, backdoor
•
Kriminal
•
Pencurian, penipuan, penyuapan, pengkopian tanpa ijin, perusakan
•
Teroris
•
Peledakan, Surat kaleng, perang informasi, perusakan
Yang dapat dikategorikan sebagai ancaman lingkungan seperti : •
Penurunan tegangan listrik atau kenaikan tegangan listrik secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu yang cukup lama
•
Polusi
•
Efek bahan kimia seperti semprotan obat pembunuh serangga, semprotan anti api, dll
•
Kebocoran seperti A/C, atap bocor saat hujan Besar kecilnya suatu ancaman dari sumber ancaman yang teridentifikasi
atau belum teridentifikasi dengan jelas tersebut, perlu di klasifikasikan secara matriks ancaman sehingga kemungkinan yang timbul dari ancaman tersebut dapat di minimalisir dengan pasti. Setiap ancaman tersebut memiliki probabilitas serangan yang beragam baik dapat terprediksi maupun tidak dapat terprediksikan
seperti terjadinya gempa bumi yang mengakibatkan sistem informasi mengalami mall function. Sedangkan yang dimaksud kelemahan (Vulnerability) adalah cacat atau kelemahan dari suatu sistem yang mungkin timbul pada saat mendesain, menetapkan prosedur, mengimplementasikan maupun kelemahan atas sistem kontrol yang ada sehingga memicu tindakan pelanggaran oleh pelaku yang mencoba menyusup terhadap sistem tersebut. Cacat sistem bisa terjadi pada prosedur, peralatan, maupun perangkat lunak yang dimiliki, contoh yang mungkin terjadi seperti : Seting firewall yang membuka telnet sehingga dapat diakses dari luar, atau Seting VPN yang tidak di ikuti oleh penerapan kerberos atau NAT. Suatu pendekatan keamanan sistem informasi minimal menggunakan 3 pendekatan, yaitu : 1. Pendekatan preventif yang bersifat mencegah dari kemungkinan terjadikan ancaman dan kelemahan 2. Pendekatan detective yang bersifat mendeteksi dari adanya penyusupan dan proses yang mengubah sistem dari keadaan normal menjadi keadaan abnormal 3. Pendekatan Corrective yang bersifat mengkoreksi keadaan sistem yang sudah tidak seimbang untuk dikembalikan dalam keadaan normal Tindakan tersebutlah menjadikan bahwa keamanan sistem informasi tidak dilihat hanya dari kaca mata timbulnya serangan dari virus, mallware, spy ware dan masalah lain, akan tetapi dilihat dari berbagai segi sesuai dengan domain keamanan sistem itu sendiri. Rekam kesehatan berbasis elektronik ( electronic health record/EHR) Definisi Computer-based Patient Record Institute (1999) mendefinisikan EHR/ Computer-based Patient Record (CPR) sebagai pengelolaan informasi berbasis computer terhadap status kesehatan dan pelayanan kesehatan sepanjang hidup
seorang individu. Hal ini tidak berarti bahwa EHR hanya mengubah bentuk rekam medis berbasis kertas menjadi lembar formulir elektronik saja, tapi meliputi semua bentuk media yang digunakan dalam informasi kesehatan. Jadi, EHR meliputi riwayat medis, penatalaksanaan
yang sedang diberikan,
hasil
pemeriksaan laboratorium, gambar x-ray, dan sebagainya. Rekam kesehatan berbasis elektronik dapat menunjang aktifitas perekaman data (capture), penyimpanan data (storage), pengolahan data ( processing), komunikasi data (communication), keamanan data (security), dan penyajian informasi kesehatan (presentation of health information). Rekam kesehatan berbasis
elektronik
juga
memungkinkan
penyediaan
kemampuan
yang
menghasilkan data pasien yang lengkap dan akurat (complete and accurate patient data), system peringatan dan pengingat klinis (clinical reminders and alerts system), system penunjang pengambilan keputusan (deision support system), serta hubungan keterkaitan dengan system penyedia basis data pengetahuan atau data yang terkait ( related data and knowledge bases links). Keuntungan Rekam kesehatan berbasis elektronik memungkinkan akses yang luas menyeluruh dan tepat waktu untuk mendapatkan informasi kesehatan bagi petugas kesehatan dan pihak lain yang berwenang, dengan tetap menjaga kerahasiaan pribadi pasien dan informasi dari petugas kesehatan. Komputerisasi sangat meningkatkan proteksi terhadap kerahasiaan informasi selalu penerapan kunci dan kendali akses yang memadai. System ini menunjang kesinambungan pelayanan dan berperan sebagai sumber daya bagi pihak manajemen dari system pelayanan kesehatan dan untuk pengembangan pengetahuan (Computer-based Patient Record Institute, 1999; Wilson; Randy, 2000) Hawkins F (2002) menyimpulkan hasil dari evaluasi yang dilakukannya terhadap implementasi system informasi kesehatan berbasis computer (EHR) bahwa EHR secara signifikan telah meningkatkan hasil dokumentasi rekam medis setelah enam bulan dan satu tahun implementasi. Data klinis dalam EHR menjadi lebih terorganisasi dan lebih mudah didapatkan saat dibutuhkan. Tingkat
kelengkapan pengisian data klinis juga meningkat setelah enam bulan dan satu tahu implementasi. Keamanan Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan upaya memenuhi kebutuhan penerapannya dalam system pelayanan kesehatan, sudah banyak pihak yang berusaha mengembangkan system informasi pelayanan kesehatan berbasi komputer. Pihak isntitusi pelayanan kesehatan memiliki kesempatan untuk memilih dan mengimplementasikan aplikasi komputer dan system penunjangnya yang komprehensif. Tahap memilih ini dilaksanakan dengan melakukan evaluasi berdasarkan beberapan kriteria tertentu, termasuk salah satunya yaitu fitur keamanannya. Fitur keamanan data dalam informasi kesehatan elektronik (electronic health information) merupakan kombinasi dari segi teknologi dan segi organisasi. Metoda yang dipilih untuk ini akan berdampak pula terhadap biaya, kompleksitas, dan tingkat keamanan yang dihasilkan. Peranan segi organisasi sama pentingnya dengan segi teknologi. Fitur keamanan dalam system ini dibutuhkan untuk menjaga integritasi dan konfidensialitas informasi kesehatan yang terkandung di dalamnya. Selain itu juga dibutuhkan untuk melindungi privasi pasien dan memenuhi tuntutan kebutuhan perlindungan hukum bagi pasien, petugas kesehatan, serta institusi kesehatan. Fitur keamanan yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut (National Academy of Sciences, 1997): 1. Otentikasi (authentication) 2. Otorisasi (authorization) 3. Integritas (integrity) 4. Penelusuran jejak (audit trails) 5. Pemulihan pasca bencana (disaster recovery)
6. Penyimpanan dan transmisi data yang aman (secure data storage & transmission) Keberadaan fitur keamanan ini diharapkan dapat menjaga informasi kesehatan dalam sistem rekam kesehatan berbasis komputer terhadap: 1. Akses dari orang yang tidak berhak 2. Modifikasi yang tidak sah, baik dalam media penyimpanan data, selama proses pengolahan data maupun dalam pengiriman data 3. Timbulnya hambatan penggunaan sistem dan 4. Pengambilalihan sistem oleh pengguna yang tidak sah Penjagaan informasi kesehatan ini juga termasuk pengawasan akses untuk mendeteksi, mencatat, dan melawan/ menahan ancaman-ancaman terhadap sistem. Penjagaan ini dilaksanakan dari mulai lapis terendah dalam transportasi data meliputi kabel, switch, router, dan transmititer, sampai lapis-lapis berikutnya yaitu lapis jaringan ( network layer), lapis informasi ( information layer), lapis perangkat lunak (software application layer), dan lapis manajerial (managerial layer). Lapis manajerial bertanggung jawab terhadap pengelolaan administrasi dan proses operasional system yang semua ini dibutuhkan untuk menjamin dan memantau terlaksananya kebijakan keamanan data ( Computer-based Patient Record Institute, 1999) Empat prinsip dasar yang harus dipenuhi oleh berkas rekam kesehatan agar dapat diterima sebagai bukti/ catatan fakta, yaitu: 1. Didokumentasikan sesuai dengan aturan prosedur yang berlaku 2. Disimpabn sesuai dengan aturan prosedur yang berlaku 3. Dibuat pada saat, atau segera setelah pelayanan diberikan 4. Dibuat oleh petugas kesehatan yang berwenang (memiliki hak, pengetahuan, dan kemampuan sesuai standar dalam tugasnya) Empat prinsip dasar tersebut juga berlaku bagi rekam kesehatan berbasis elektronik. Untuk menunjang aspek keakuratan dan kepercayaan dari rekam
kesehatan berbasis komputer, The Comprehensive Guide to Electronic Health Records merekomendasikan hal-hal berikut ini untuk diperhatikan: 1. Jenis computer yang digunakan dan penerimaannya sebagai peralatan uang standard an efisien 2. Metode perekaman yang digunakan dalam perngoperasiannya 3. Metode dan keadaan dari persiapan perekaman data, meliputi: a. Sumber dari informasi b. Prosedur untuk memasukkan data/informasi dan untuk mengambil informasi dari komputer c. Pengendalian dan pengujian untuk memastikan akurasi dajn reliabilitas data 4. Keaslian data/ informasi yang direkam (belum dimodifikasi). (Austin dll, 1998; Dougherty dkk, 2002, Merida L J, 2001) Keamanan dari rekam kesehatan berbasis computer tidak lepas dari 2 aspek yang saling berkait erat yaitu privacy dan security. Privacy mengandung makna penjagaan keamanan berkas dati pelepasan informasi yang tidak semestinya ( wrongful disclosure), sedangkan security mengandung makna penjagaan berkas dari kerusakan (destruction), pengubahan data yang tidak sah (tampering), dan ganggungan akses (unavailable access). (Medical Records Institute, 2001; Woloszyn, William, 2002) Ancaman terhadap keamanan sistem rekam kesehatan berbasis komputer, baik secara fisik maupun non fisik / informasi, semakin nyata dan komplek. Untuk membangun system pengamanan yang handal dan efektif, dibutuhkan langkah yang mengintegrasikan model tradisional dan teknologi informasi. Tiga keuntungan utama yang diharapkan dari integrasi ini yaitu: 1. Integrasi data: informasi yang dihasilkan akan memiliki akurasi tinggi, sehingga petugas klinis, peneliti dan petugas kesehatan lainnya menjadi yakin bahwa setiap tindakan yang direkomendasikan sudah berdasarkan data yang valid.
2. Kerahasiaan: petugas klinis dan staf lainnya akan lebih tenang dan yakin dalam menjalankan tugasnya, berkaitan dengan adanya peraturan penjagaan keamanan dan kerahasiaan data dalam hal pelepasan informasi. 3. Ketersediaan informasi; petugas pelayanan kesehatan akan lebih lancar menjalankan tugasnya bila informasi yang dibutuhkan selalu siap pada saat dibutuhkan. Kinerja system pengamanan data yang baik bergantung kepada tiga komponen esensial, yaitu manusia (people), proses (process), dan teknologi (technology). Ketiga komponen ini dibutuhkan untuk membangun dan mengembangkan system pengamanan dan program manajemen resiko ( Medical Records Institute, 2001; Wagner, Lew, 2002) Jenis-jenis ancaman terhadap keamanan data dalam system rekam kesehatan berbasis komputer meliputi: 1. Kesalahan pada aspek pengguna (human error), termasuk diantaranya yaitu terhapus, kerusakan tak disengaja, pembuangan sampah yang tidak sepatutnya, dan sebagainya 2. Gangguan dari alam (nature), termasuk api, air, petir, gempa, dan sebagainya 3. Gangguan teknis (technical), termasuk kegelapan backup, kegagalan sistem, virus komputer, kehilangan daya listrik, dan sebagainya 4. Tindakan
yang
disengaja,
misalnya
mencari
informasi
diluar
kewenangannya, mengubah data diluar kewenangannya (Medical Records Institute, 2001; Amatayakul, Margret, 2002) Setiap bentuk ancaman bisa memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal motif, sumber daya, jalur akses, dan kemampuan teknis. Latar belakang karakteristik yang berbeda-beda ini bisa menimbulkan tingkat resiko yang berbeda dan membutuhkan cara pengendalian yang berbeda pula (National Academy of Sciences, 1997)
Fitur Keamanan dalam Rekam Kesehatan Berbasis Komputer Otentikasi (authentication) Otentikasi mengandung pengertian
berkaitan dengan penjaminan/
pemastian terhadap identitas suatu subyek atau obyek. Misalnya, pemastian bahwa seorang pengguna yang sah/ terdaftar (otentikasi pengguna). Pemastian bahwa sekumpukan sumber data yang diterima adalah sesuai dengan yang dibutuhkan juga merupakan contoh otentikasi, dalam hal ini otentikasi keaslian data. Metode untuk menerapkan otentikasi yang aman merupakan kebutuhan yang esensial dalam system rekam kesehatan berbasis computer. Setiap pengguna memikul tanggung jawab terhadap informasi kesehatan yang mereka masukkan, tambahkan, validasi, dan mereka lihat dalam sistem. Oleh karena itu, setiap pengguna harus bisa diidentifikasi secara unik, dibedakan satu dari lainnya. Kebijakan khusus harus diterbitkan oleh pihak institusi untuk mengatur disiplin penggunaan berikut sangsi bagi individu yang membocorkan identitas otentikasinya kepada pengguna lain. Dengan perkembangan teknologi, saat ini otentikasi dapat berupa sistem identifikasi biometric, misalnya uji sidik jari; pemindaian retina; dan pengenalan suara. Otentikasi juga bisa berupa penggunaan kartu pintar (smart card), token, password, atau kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut. Bentuk yang paling umum digunakan dalam sistem rekam kesehatan berbasis komputer adalah password. Jika password turut dicatat dam disimpan dalam sistem, maka harus diacak (encrypted) untuk menjaga keamanannya. Password juga perlu dibatasi penggunaannya dengan menentukan batas waktu kadaluarsanya. Untuk meminimalkan kemungkinan dimana pengguna yang tidak sah memanfaatkan sistem yang sedang aktif yang ditinggalkan oleh pengguna lain yang sah, maka perlu ditunjang dengan kemampuan automatic logoff apabila sistem ditinggalkan tanpa aktifitas dalam selang waktu tertentu atau bila pengguna yang sah tersebut mengakses kembali ke dalam sistem melalui terminal kerja yang lain.
Otorisasi (authorization) Otorisasi mengandung pengertian berkaitan dengan pengesahan hak yang meliputi pengesahan akses berdasarkan hak akses. Otorisasi mengatur lingkup hak dari seorang pengguna yang sah, meliputi hak akses terhadap fungsi sistem dan informasi yang terkandung didalamnya. Otorisasi diperkuat dengan kemampuan kendali akses (access control),pelayanan kerahasiaan (confidentiality services), dan pelayanan non-repudiasi (non- refudiation services). Kendali akses ( access control) Fitur ini melindungi system terhadap penggunaan dari yang tidak berhak , termasuk penggunaan system computer, jaringan, aplikasi perangkat lunak, dan berkas (file) data. Kendali akses berperan dalam memastikan bahwa pengguna, sistem komputer, dan program hanya dapat menggunakan sumber data yang memang berhak mereka gunakan dan untuk tujuan yang memang menjadi hak mereka. Kendali akses juga melindungi sistem dari penggunaan oleh yang tidak berhak, pelepasan informasi (disclosure), modifikasi (modification) dan perusakan/ penghancuran (destruction) sumber data. Pelayanan Kerahasiaan ( confidentiality services) Fitur ini menjaga sistem dari kemungkinan pelepasan informasi kepada pihak yang tidak berhak untuk mendapatkan informasi tersebut. Bila kendali akses melindungi file data dalam media penyimpanan dari kemungkinan dibaca oleh pengguna yang tidak berhak, maka pelayanan kerahasiaan menjaga kemungkinan dibacanya file data tersebut diluar penyimpanan data, misalnya setelah digunakan (dicopy) secara tidak sah. Bentuk paling umum dari fitur ini adalah dengan menggunakan penyandian data (encryption) Pelayanan non-repudiasi ( non-repudiation services/nrs) Fitur ini menjamin terpenuhinya tuntutan pengguna yang dinyatakan maupun yang ditampilkan, baik yang berasal dari nrs maupun yang bukan. Repudiasi mengandung pengertian dimana pengguna secara tidak sengaja menginterupsi atau membatalkan proses yang tengah berlangsung. Dengan kata
lain, nrs mencegah pengguna dari kemungkinan memodifikasi data/ informasi secara sepihak atau membatalkan proses transaksi data yang tengah berlangsung, yang mana hal ini dapat menyebabkan kerusakan data. Pengguna anonymous patient IDs merupakan metode untuk mengatur tampilan informasi baik di layar computer maupun di kertas dengan hanya mencantumkan nomor rekam medis atau kode identitas lain tanpa menampilkan nama pasien. Penerapan metode ini dapat mengurangi kemungkinan bocornya informasi kepada pihak yang tidak berwenang atau tidak perlu mengetahui ( National Academy of Sciences, 1997) Integritas (integrity) Integritas mengandung pengertian bahwa informasi yang tersedia hanya diubah/ diolah untuk kebutuhan tertentu dan oleh pengguna tertentu yang berhak. Pengertian ini dapat diterapkan pada data (data integrity), program (program integrity), sistem ( system integrity), dan jaringan komputer ( network integrity) Integritas data berkaitan dengan akurasi ( accuracy), konsistensi (consistency), dan kelengkapan (completeness) dari data. Hal ini terkait secara langsung dengan kualitas data yang bersangkutan dan dapat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Pemantauan integritas data harus dapat memastikan bahwa data tidak diubah atau dirusak melalui cara yang tidak sah. Kebijakan pengendalian integritas data memiliki empat komponen esensial yaitu pemantauan keamanan (secutiry measures), pengendalian prosedur (procedurals controls), penentuan tanggung jawab (assigned responsibility), dan penelusuran jejak (audit trails). Untuk memastikan integritas informasi, maka harus bisa memantau sumber data, tanggal dan waktu, dan isi dari setiap pengubahan. Jadi penambahan dan pengubahan harus bisa terlacak sampai ke sumbernya. Integritas program berkaitan dengan kualitas dari disain perangkat lunak dan penjagaannya dari kemungkinan pengubahannya. Gangguan pada perangkat lunak (software bugs) dan kompleksitas disain perangkat lunak dapat berperan dalam mengakibatkan ketidaklengkapan atau bahkan kehilangan informasi yang seharusnya dihasilkan.
Integritas sistem merupakan kemampuan dari suatu sistem otomatis untuk menjaga fungsinya dari gangguan dan manipulasi yang tidak sah. Fitur-fitur dari perangkat keras dan perangkat lunak harus diuji secara periodic untuk memastikan berfungsinya sistem tersebut secara benar. Tersedianya sistem penyalinan dan prosedur pemulihan data (backup and recovery procedure) sangat penting untuk mengantisipasi pemulihan sistem secara cepat dan aman apabila terjadi kegagalan sistem. Integritas jaringan merupakan perluasan fitur integritas sistem dalam jaringan lokal maupun jaringan yang lebih luas (local and wide area networks). Penelusuran jejak (audit trails) Fitur ini berfungsi untuk memantau setiap operasi terhadap sistem informasi. Penelusuran jejak harus mampu mencatat secara kronologis setiap aktifitas terhadap sistem. Pencatatan ini dilakukan segera dan sejalan dengan aktifitas yang terjadi (konkuren). Fitur ini dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi dan
melacak
penyalahgunaan
dan
pelanggaran
keamanan,
menentukan
dilaksanakan tidaknya kebijakan dan prosedur operasional yang berlaku, serta untuk merekontruksi rangkaian aktifitas yang dilakukan terhadap sistem. Catatan yang dihasilkan oleh fitur penelusuran jejak hendaknya berisi informasi tentang identitas pengguna, sumber data yang diakses, identitas pasien yang diakses datanya, identitas fasilitas pelayanan kesehatan, kode lokasi akses, tanggal dan waktu akses, dan jenis aktifitas yang dilakukan (termasuk fungsi sistem yang diaktifkan dan jenis informasi yang diakses). Pemulihan pasca bencana ( disaster recovery) Fitur pemuliham pasca bencana merupakan proses yang memungkinkan institusi untuk memulihkan kembali data-data yang hilang atau rusak setelah terjadinya suatu gangguan/ bencana, misalnya kebakaran; banjir; huru-hara; bencana alam; atau kegagalan system. Sistem yang difungsikan harus menunjang kemampuan tersedianya cadangan terhadap komponen sistem seperti misalnya prosesor, jalur jaringan (network links), dan basis data. Sistem juga harus memiliki kemampuan untuk
penyalinan data (backup) tanpa mengganggu fungsi-fungsi lainnya dan mampu membangun kembali informasi dari salinan data tersebut. Penyimpanan
dan
transmisi
data
yang
aman
(secure
data
storage&transmission) Penyimpanan data berkaitan dengan media fisik dan lokasi dimana data disimpan dan dikelola. Transmisi data berkaitan dengan aktifitas petukaran data antara pengguna dan program atau antara program dan program, dimana pengirim dan penerima dipisahkan oleh suatu jarak. Pertimbangan fisik dari media penyimpanan data meliputi keamanan fisik dari prosesor, media penyimpan, kabel, terminal kerja, dan sebagainya. Perawatan dan pengelolaan terhadap media ini ditujukan untuk menjaga media penyimpanan data terhadap kemungkinan sabotase dan gangguan fisik lainnya. Jadwal retensi juga
perlu
dipertimbangkan
dan
diterapkan
dalam
penggunaan
media
penyimpanan data elektronik ini. Jadwal retensi ini disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan juga dengan kebutuhan di lingkungan institusi yang bersangkutan, misalnya untuk kebutuhan pelayanan pasien;penelitian; dan pendidikan. Transmisi data yang diimplementasikan dalam sistem rekam kesehatan berbasis komputer menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena sistem pelayanan kesehatan saat ini membutuhkan kemampuan untuk “menangkap” data dari berbagai tempat berpisah. Data yang telah berkumpul dari berbagai sumber ini juga akan ditransmisikan ke berbagai sumber ini juga akan ditransmisikan ke berbagai tempat untuk berbagai keperluan. Sistem yang menunjang kemampuan untuk transmisi data harus juga mampu menjamin integritas dan kerahasiaan data yang dikelola (Computer-based Patient Record Institut, 1999; National Academy of Sciences, 1997)
BAB III. PEMBAHASAN Bussines Function ,CRM, dan SCM Rumah sakit merupakan institusi kesehatan yang memiliki kemampuan pelayanan dalam memberikan diagnosa dan perawatan medis secara menyeluruh kepada pasien. RSUP Fatmawati memiliki kapasitas rawat inap yang relatif besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Beberapa pasien bisa hanya datang untuk diagnosis atau terapi ringan untuk kemudian meminta perawatan jalan, atau bisa pula meminta rawat inap dalam hitungan hari, minggu, atau bulan. Rumah sakit umum ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang cukup lengkap, antara lain instalasi rawat darurat, instalasi perawatan intensif, instalasi bedah, ruang bersalin, dan laboratorium. Tugas manajemen rumah sakit pada dasarnya adalah mengelola sumber daya yang dimilikinya agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien (customer). Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen RSUP Fatmawati menerapkan sistem informasiyang telah dirintis dari tahun 1997 dan masih secara kontinyu dikembangkan. Saat ini manajemen telah mengembangkan sistem jaringan komputer yang terintegrasi dan disajikan dalam skema pada Gambar 1. Skema tersebut dapat memberikan gambaran mengenai manajemen RSUP Fatmawati itu sendiri, secara umum sistem manajemen RS tersebut mengelola data pasien, rekam medis, instalasi medis, human resource (kepegawaian), inventory RS, farmasi, dan keuangan serta billing. Aplikasi yang diterapkan oleh RSUP Fatmawati merupakan perpaduan antara Front Office Application dan juga Back Office Application, sehingga merupakan Cross Functional Integrated System. Front Office Application mencakup pegelolaan customer atau pasien, berdasarkan data-data pasien yang dimiliki oleh RS, berupa identitas dan Rekam Medis. Data Rekam Medis sangat penting karena berdasarkan data tersebut, manajemen dapat menentukan layanan yang dibutuhkan oleh pasien. Selanjutnya adalah mengenai Back Office Application, sistem di RS ini mengelola scheduling, keuangan, inventory, dan juga SDM.
Yang dimaksud scheduling adalah yang berkaitan dengan work
schedule, sedangkan inventory adalah inventory peralatan dan perlengkapan medis dan farmasi maupun rumah tangga.
Gambar 1. Skema Jaringan komputer di RS Fatmawati Dalam sistem pelayanan rumah sakit, tempat pendaftaran pasien merupakan tempat pemberian dokumen Rekam Medis (RM) baru sekaligus penentuan nomor RM bagi pasien lama. Identifikasi dokumen RM dilakukan dengan menggunakan kartu indeks utama pasien (KIUP) baik secara manual maupun elektronik. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka dapat dilihat bahwa tugas pokok dan fungsi tempat pendaftaran pasien adalah: 1. Pintu masuk pertama dalam penerimaan dan pendaftaran pasien, 2. Memberi informasi yang lengkap kepada pasien dan keluarganya tentang pelayanan di rumah sakit, 3. Mencatat identitas dengan jelas, lengkap, dan benar, 4. Membubuhkan nomor RM pada setiap berkas RM, 5. Membuat kartu identitas berobat (KIB) dan KIUP bagi pasien baru, 6. Mencari nomor RM lama bagi pasien kunjungan ulang, dan
7. Mendistribusikan dokumen RM ke unit rawat jalan (URJ). Data yang dicatat di tempat pendaftaran pasien selanjutnya akan diolah untuk menghasilkan berbagai informasi yang diperlukan oleh pihak manajemen rumah sakit. Beberapa informasi tersebut misalnya jumlah kunjungan pasien rawat jalan, rasio kunjungan pasien poli umum dan spesialis, jumlah pasien rujukan, pemetaan area cakupan pelayanan, jumlah kunjungan pasien tertanggung asuransi kesehatan, jumlah pelayanan yang dilakukan oleh masing-masing dokter di unit rawat jalan, jumlah pendapatan karcis; pendapatan dari tindakan; dan pendapatan total dari pelayanan rawat jalan, jumlah kunjungan per kelompok usia, dan sebagainya. Untuk dapat menghasilkan berbagai informasi penting tersebut, maka dibutuhkan suatu sistem informasi rawat jalan yang berfungsi untuk menangkap dan mencatat data (capture), menyimpan (storage), mengolah (process), menampilkan (presentation), transmisi (transmition), pelepasan informasi (discloure), dan pemusnahan data. Keseluruhan fungsi sistem informasi rawat jalan ini dapat dilakukan secara manual maupun elektronis. Teknologi komputer dan informatika yang telah berkembang pesat saat ini sangat memungkinkan penerapan dan pemanfaatan berbagai perangkat keras dan lunak untuk membangun sistem informasi rawat jalan berbasis komputer (Medical Records Institute, 2001; Shofari B, 1998). Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan di RSUP Fatmawati, mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini antara lain sebagai berikut: 1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap. 2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose
dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien. 3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis. 4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain. 5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), k), baik secara langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain. 6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan. obat 7. Human Resource Development, yang terkait dengan pengelolaan SDM 8. Manajemen Inventory baik rumah tangga dan Inventory Farmasi/Medis Manajemen inventory di rumah sakit berarti merujuk kepada Supply Chain Management (SCM). Inventory yang yang diperlukan diperlukan oleh rumah sakit adalah inventory medis, baik obat-obatan, obat obatan, perlengkapan, dan peralatan, peralatan kemudian juga inventory rumah tangga yaitu yang sifatnya non medis. medis. Berikut ini adalah ad beberapa gambar skema supply chain rumah sakit. Pada Gambar 2 menunjukkan supply chain secara umum di mana rumah sakit mendapatkan suplai logistik dari
Gambar 2. Skema Supply Chain 1
distributor ataupun langsung dari pabrikan. Berikut ini adalah Gambar 3 yang menunjukkan skema SCM pada rumah sakit. Dalam SCM terdapat aliran material dan juga informasi, aliran informasi ini dikelola untuk mengelola aliran material. Dalam SCM terdapat aktivitas akuisisi barang yang dibeli, aktivitas penerimaan dan inventarisasi, kegiatan reprovisioning, dan penyimpanan dan penggunaan inventory.
Gambar 3. Skema Supply Chain Management E-commerce Dalam
mendukung
pelayanannya,
RSUP
Fatmawati
juga
telah
mengaplikasikan website dengan alamat http://www.fatmawatihospital.com. Ecommerce melalui website tersebut masih terbatas pada penampilan informasi seputar RSUP Fatmawati, jadi sifatnya masih satu arah. Bahkan tidak dicantumkan alamat email yang dapat dihubungi oleh customer, jadi kemungkinan memang tidak menggunakan email. Berikut ini adalah tampilan dari website RSUP Fatmawati.
Gambar 4. Website RSUP Fatmawati Informasi yang ditampilkan dalam website yang berkaitan dengan pelayanan customer adalah mengenai jenis pelayanan yang diberikan, jadwal praktek dokter, peta lokasi RS, biaya dan tarif. Biaya yang ditampilkan adalah biaya rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, dan juga tarif dokter spesialis. Selain itu ditampilkan juga nomor telepon yang dapat dihubungi
berdasarkan jenis
layanan RS. Informasi lain yang ditampilkan dalam website adalah mengenai berita, artikel, dan acara yang terkait dengan bidang kesehatan, dan sifatnya kadang tidak berkaitan langsung dengan RSUP Fatmawati. Berdasarkan
apa
yang
ditampilkan
dalam
website
www.fatmawatihospital.com maka RSUP Fatmawati menerapkan strategi yang bersifat informational. Website lebih banyak menampilkan hal-hal yang sifatnya informasi yang berkaitan dengan RS tersebut, dan juga informasi yang berkaitan dengan bidang kesehatan. Identifikasi Kebutuhan Data (Backward Analysis) Identifikasi kebutuhan data dalam suatu proses bisnis merupakan analisis data-data yang dibutuhkan dalam sistem manajemen bisnis tersebut. Sistem manajemen dikonseptualisasikan dalam bentuk objek dan logika, kemudian informasi yang dibutuhkan dalam manajemen diidentifikasi untuk selanjutnya
menentukan data apa saja yang dibutuhkan. Yang dimaksud dengan backward analysis merupakan analisis dengan rangkaian urutan sebagai berikut: 1. Fungsi manajemen yang terdiri dari Monitoring, Directing, Planning, Acting (4 fungsi dasar manajemen). 2. Management objective, 3. Supporting information, 4. Supporting data, 5. Sources of data. Salah satu tujuan organisasi RSUP Fatmawati adalah “Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan paripurna yang memenuhi kaidah keselamatan pasien (Patient Safety)”. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah pasien atau kesehatan dan keselamatan pasien. Berikut ini adalah contoh backward requirement analysis dengan objek pasien/kesehatan pasien. Tabel 1. Backward Requirement Analysis Sources
of Supporting
Data
Data
Dokter/perawat
Data
yang
pemeriksaan
memeriksa
oleh
pasien
medis
Instalasi medis
Supporting
Management
Management
Information
Objective
Functions
hasil Instruksi
Monitoring:
kondisi Monitoring
dokter
kesehatan pasien
Hasil
Gejala
Directing:
pemeriksaan
penyakit
mengupayakan
laboratorium
pasien
kesehatan/keselamatan
tenaga
Directing
pasien Laporan
Planning:
rencana Planning
Kemajuan
pengobatan pasien
Kesehatan Surat
Acting: tindakan yang Acting
Rujukan dari perlu untuk kesehatan RS lain
dan keselamatan pasien
Tabel 2. Analisis Kebutuhan Data Pasien Monitoring
Directing
Planning
Acting
Informasi
Data
Kondisi
Memberika
Memberikan
Tindakan
Keluhan
Rekam
kesehatan
n konsultasi rencana
medis seperti kesehatan
medis,
suntik,
yang
seperti: Hasil
dirasakan
pemeriksaan
pasien rawat dalam
pengobatan
inap,
atau metode operasi, dsb.
jalan mengatasi
dan darurat.
masalah
pengobatan
Atau
tidak pasien
kesehatan
yang
perlu
Gejala atau ,
pasien.
sebaiknya
tindakan
kondisi
kesehatan
dijalani
medis.
fisik/
pasien.
pasien.
laboratorium riwayat
kesehatan pasien.
Kepuasan pasien
Rekomenda
atas si perlakuan
layanan RS.
Perencanaan
Memberikan
Saran
standar
tindakan
pesan dari kepuasan
layanan yang yang perlu.
pasien.
& Survey
pelanggan.
akan diberikan pada pasien Management
Function
“Terwujudnya
bertujuan
pelayanan
untuk
kesehatan
mencapai
prima
dan
paripurna yang memenuhi kaidah keselamatan pasien (Patient Safety)”
Berdasarkan manajemen data yang ada diharapkan diperoleh laporan-laporan mengenai: 1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan), 2. Penerimaan kasir secara periodik, 3. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien, 4. Rekam medis pasien, 5. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan 6. Data morbiditas/penyakit pasien rawat inap
7. Data morbiditas/penyakit pasien rawat jalan 8. Data morbiditas/penyakit khusus pasien rawat inap 9. Data morbiditas/penyakit khusus pasien rawat jalan 10. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik, 11. Pembelian kasir pada bagian farmasi/apotik, 12. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik, 13. Informasi dalam bentuk grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan. Pasien hanya merupakan salah satu objek dalam sistem manajemen RS, tentu masih ada objek lain misalnya Dokter, Perawat, Pegawai, Inventory peralatan medis dan farmasi, dan Ketersediaan Ruangan untuk perawatan pasien di RS. Identifikasi Kerawanan Data Kinerja pengamanan data di RS Fatmawati tergantung pada tiga komponen esensial yaitu manusia, proses dan teknologi. Ketiga komponen tersebut dibutuhkan untuk membangun dan mengembangkan sistem pengamanan dan sistem manajemen resiko (Gambar 2).
Gambar 3. Tiga komponen dalam keamanan data. Dengan demikian jenis jenis ancaman data pada sistem informasi RS Fatmawati berbasis komputer adalah : •
Kesalahan pada aspek pengguna (human error) termasuk diantaranya yaitu terhapus, kerusakan tak disengaja, pembuangan sampah yang tidak sepatutnya dan sebagainya.
•
Gangguan dari alam, termasuk api, petir, air, gempa dan sebagainya
•
Gangguan teknis seperti kegagalan backup, kegagalan sistem, virus komputer, kehilangan daya listrik dan sebagainya.
•
Tindakan yang disengaja, misalnya informasi diluar kewenangannya serta mengubah data diluar kewenangannya.
•
Internet, terhubungnya jaringan komputer ke internet menyebabkan timbulnya koneksi dengan dunia diluar organisasi. Dengan adanya koneksi ini maka pihak diluar organisasi memiliki peluang untuk masuk ke dalam jaringan serta mengakses informasi yang sedang dijalankan sehingga kemungkinan pencurian dari luar semakin terbuka
•
Telecommuting, terhubungnya jaringan workstation atau jaringan lain di luar organisasi menimbulkan kerawanan penyusupan diluar organisasi.
•
Host, pemilihan sistem operasi yang akan diimplementasikan dalam server akan ikut mempengaruhi keamanan data yang dikelola.
•
Network, masing-masing model konstruksi dan konfigurasi jaringan komputer memiliki keunggulan dan kelemahan termasuk dalam aspek keamanan data.
•
Desktop, setiap workstation dalam jaringan komputer dapat menjadi jalan masuk ke dalam jaringan untuk mendapatkan informasi
•
Security Awareness atau pemahaman dan kesadaran pengguna tentang keamanan data akan ikut membentuk sikap dan perilaku pengguna dalam mengoperasikan komputer.
Setiap bentuk ancaman diatas memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal motif, sumberdaya, jalur akses dan kemampuan teknis. Latar belakang karakteristik
yang
berbeda
tersebut
menimbulkan
tingkat
resiko
dan
membutuhkan cara pengendalian yang berbeda. Identifikasi Metode Keamanan Data Fitur keamanan sistem informasi di RS Fatmawati merupakan hasil perpaduan antara segi organisasi dan teknologi. Segi organisasi meliputi pengaturan struktur organisasi, penerbitan dan pelaksanaan kebijakan terkait dengan sistem informasi, penyusunan dan penerbitan prosedur pengoperasian sistem informasi serta pelatihan. Kebijakan yang telah diterbitkan oleh
manajemen RS Fatmawati berkaitan dengan penjagaan kerahasiaan dan keamana sistem informasi berbasis komputer anatara lain : kebijakan keamanan data, kerahasiaan data, penjagaan informasi yang sensitif, penggunaan informasi kesehatan untuk penelitian, pelepasan informasi kesehatan secara umum dan kebijakan yang berkaitan dengan pasien sebagai isu sentral. Sedangkan segi teknologi meliputi kemampuan sistem dalam menjaga keamanan data di dalamnya melalui fitur otentifikasi , otorisasi, integritas, penelusuran jejak, pemulihan pasca bencana serta penyimpanan dan transmisi data aman. 1. Otentifikasi Otentifikasi mengandung pengertian berkaitan dengan penjaminan terhadap identitas suatu subjek dan objek. Misalnya pemastian pengguna yang akan menggunakan sistem adalah memang pengguna yang syah atau terdaftar. Pemastian bahwa sekumpulan data yang diterima adalah sesuai dengan yang dibutuhkan juga merupakan contoh otentifikasi. Metode ini sangat esensial dalam sistem rekam kesehatan berbasis komputer. Setiap pengguna memikul tanggung jawab terhadap informasi kesehatan yang mereka masukan, tambahkan, validasi dan mereka lihat dalam sistem. Oleh karena itu pengguna harus diidentifikasi secara unik dan dibedakan antara satu dengan yang lain. Seluruh personalia RS Fatmawati saat ini telah memiliki Kode Indentifikasi Pengguna (KIP) dan password masing masing. KIP ditentukan oleh Administrator Keamanan Sistem (AKS) selanjutnya password ini dapat dirubah atau ditentukan sendiri susunannya oleh pengguna dengan format alfanumerik dengan kapasitas 1 hingga 12 karakter. AKS memiliki wewenang untuk menentukan atau bahkan mereset password pengguna ke suatu nilai yang dtentukannya. Setiap kali akan menggunakan sistem, pengguna harus menggunakan KIP dan passwordnya. Apabila pengguna salah memasukan KPI dan atau passwordnya maka sistem akan memberikan pesan ” Kode Identitas Pengguna dan Password Salah ” pada pengguna. Apabila terjadi 3 kali kesalahan, maka sistem secara otomatis akan melakukan log out terhadap pengguna tersebut. Dalam keadaan tertentu, hak akses pengguna dapat di nonaktifkan AKS tanpa menghapus file datanya dari sistem. Keadaan yag
dimaksud dikarenakan pegawai tersebut sudah dipindah atau keluar dari RS Fatmawati atau pegawai tersebut dikenai sangsi karena pelanggaran penggunaan sistem. Pemutusan hak akses dapat dilakukan secara real time atau segera dan saat ini. Catatan tentang KIP dan password dari seluruh pengguna sistem disimpan dalam bentuk file dalam sistem namun tidak dalam bentuk enskripsi (diacak menurut rumus dengan sandi).Seluruh peralatan dan aktifitas sistem juga dapat dipantau AKS melalui menu khusus (menu administrator sistem) yang memang disediakan untuk tujuan ini. 2. Otorisasi Otorisasi mengandung pengertian berkaitan dengan pengesahan hak yang meliputi pengesahan hak akses berdasarkan hak akses. Otorisasi mengandung lingkup hak dari seorang pengguna yang sah, meliputi hak akses terhadap fungsi sistem dan informasi yang terkandung didalamnya. AKS dapat telah menentukan batasan akses bagi seorang pengguna atau kelompok pengguna. Dengan demikian pengguna dapat melakukan akses terhadap menu atau fungsi tertentu saja dari sistem, sesuai batasan yang telah ditentukan oleh AKS. Misalnya operator di bagian filing hanya dapat menampilkan index utama pasien. Setelah di dalam sistem untuk mengakses menu menu yang berkaitan dengan keuangan, penayangan laporan dan menu perbaikan data maka pengguna akan diminta untuk memasukan passwordnya kembali. Apabila terjadi 3 kali kesalahan maka sistem akan secara otomatis melakukan log out untuk pengguna tersebut. Fungsi menghapus dan mngubah data dalam sistem hanya merupakan kewenangan AKS. Apabila seorang pengguna mengalami kesalahan dalam memasukan data maka dia masih dapat membetulkan kesalahan pada hari tersebut. Tetapi jika sudah melewati batas jam kerja , maka pembetulan harus dilakukan melalui AKS. Selain menentukan jadwal akses, AKS juga menentukan idle time dan automatic log out. Bila kemudian pengguna itu hendak menggukan sistem kembali maka ia wajib memasukan kembali KIP dan passwordnya. 3. Integritas Integritas mengandung pengertian informasi yang tersedia hanya dapat dirubah atau diolah untuk kebutuhan tertentu dan oleh pengguna tertentu
yang berhak. Integritas data berkaitan dengan akurasi, konsistensi dan kelengkapan data.Hal ini terkait langsung dengan kualitas data yang bersangkutan dan dapat berpengaruh pada kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Pemantauan integritas data harus dapat memastikan bahwa data tidak diubah atau dirusak melalui cara yang tidak sah. Sistem informasi di RS Fatmawati saat ini telah disiapkan untuk mengatur pengisian beberapa field data tertentu sedemikian sehingga pengguna diwajibkan untuk mengisinya. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar field tersebut tidak dibiarkan diam oleh pengguna pada saat pengisian data pelayanan seorang pasien. Apabila pengguna lupa mengisikan maka sistem akan otomatis mengingatkan pengguna untuk melengkapi field tersebut. Beberapa field juga telah diatus pengisiannya dengan metode pilihan dari item yang sudah disediakan untuk menjaga konsistensi isian. Saat ini sistem informasi RS Fatmawati tidak terhubung dengan internet dan telah dilengkapi dengan perangkat lunak anti virus dan untuk mencegah masuknya virus komputer dari workstation digunakan metode diskless workstation. 4. Penelusuran Jejak Fitur ini bertugas untuk memantau setiap operasi terhadap sistem informasi, Penelusuran jejak harus mampu mencatat secara kronologis setiap aktifitas terhadap sistem. Pencatatan dilakukan secara segera dan sejalan dengan aktifitas yang terjadi. Fitur ini berguna untuk mendeteksi dan melacak penyalahgunaan dan pelanggaran serta menentukan dilaksanakan tidaknya kebijakan dan prosedural yang berlaku serta untuk merekonstruksi rangkaian aktifitas yang dilakukan oleh sistem. Saat ini sistem mampu memantau aktifitas pengguna dan mencatatnya ke dalam suatu berkas penelusuran jejak yang secara otomatis terekam dalam logfile meliputi : KIP, tanggal, jam, durasi, lokasi akses, menu yang diakses, jenis data yang diakses dan aktifitas yang terkait dengan otorisasi akses termasuk kesalahan penggunaan sistem dan pelanggaran terhadap prosedur keamanan.
5. Pemulihan pasca bencana Fitur
pemulihan
pasca
bencana
merupakan
proses
yang
memungkinkan institusi untuk memulihkan kembali data – data yang hilang atau rusak seteleh terjadinya gangguan atau bencana alam. Saat ini sistem mampu membuat salinan data secara dinamis tanpa menggunakan akses pengguna dan tanpa harus berhenti difungsikan terlebih dahulu. Proses penyalinan data telah diatur secara otomatis setiap pukul 00:00. Penyalinan data dilakukan ke dalam media penyimpan data yang terletak di dalam active server yang kemudian akan disalin lagi ke dalam harddisk lain diluar active server. Dengan demikian AKS memiliki dua salinan data dalam dua harddisk yang disimpan dalam ruang yang sama dengan server. 6. Penyimpanan dan transmisi data yang aman. Keamanan penyimpanan data berkaitan media fisik serta lokasi dimana data disimpan dan dikelola. Transmisi data berkaitan dengan aktifitas pertukaran data antara pengguna dan program, dimana pengirim dan penerima dipisahkan oleh jarak. Sistem saat ini memiliki kemampuan untuk mengendalikan fungsi eksport dan import data. Hanya AKS yang dapat memanfaatkan fungsi ini. Identifikasi Isu Kode Etik Nasional dan Internasional Sumber dan dasar hukum kewajiban dokter- pasien adalah : •
Dunia Kesehatan : Sumpah Hippocrates (460-377 S.M.)
•
Internasional : a. Deklarasi Jenewa/ World Medical Association (WMA) (1948). b. Declaration of Human Rights PBB (1968) c. International Code of Medical Ethics/ WMA (1949, 1968) d. Konstitusi WHO (Jenewa, 1976) e. Deklarasi Helsinki dari WMA
•
Indonesia : a. UUD-45 : Sila II.Kemanusiaan yang adil dan beradab b. PP No. 26 (1960): Lafal Sumpah Dokter
c. PP 434/MenKes/SK/X/1983: KODEKI d. PP No. 585/MENKES/PER/IX/1989: Persetujuan tindakan medik e. UU No.23 (1992): Tentang Kesehatan f. PP No. 32 (1996): Tentang Tenaga Kesehatan g. UU No. 8 (1999): Tentang Perlindungan Konsumen h. UU No. 29(2004): Praktik Kedokteran i. Permenkes: No. 554 (1982) tentang Panitia Pertimbangan dan Pembinaan Etik Kedokteran j. Permenkes: No.585(1989) tentang Persetujuan Tindakan Medik k. Permenkes: No. 749a(1989) tentang Rekam Medis Beberapa hal penting yang terkait dengan sistem keamanan sistem informasi di rumah sakit adalah : 1. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan memiliki hak dan kewajiban yang perlu diketahui oleh semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit agar dapat menyesuaikan dengan hak dan kewajiban di bidang profesi masing-masing. Karena hak dan tanggung jawab ini berkaitan erat dengan pasien sebagai penerima jasa, maka masyarakatpun harus mengetahui dan memahaminya.
2. Kewajiban Dokter Dari sumber dan dasar hukum diatas dapat diambil kesimpulan kewajibankewajiban dokter adalah sebagai berikut: •
Mematuhi peraturan rumah sakit sesuai hubungan hukum antara dokter tersebut dengan rumah sakit.
•
Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien yg sesuai dengan jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan.
•
Merujuk pasien ke dokter lain atau rumah sakit lain yang memiliki keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan.
•
Memberikan
kesempatan
kepada
pasien
agar
senantiasa
dapat
berhubungan dengan keluarga dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinanya. •
Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien (menjaga kerahasiaan pasien) bahkan setelah pasien meninggal dunia.
•
Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melaksanakan.
•
Meminta
persetujuan pada setiap melakukan tindakan kedokteran/
kedokteran gigi, khusus untuk tindakan yang berisiko persetujuan dinyatakan secara tertulis. Persetujuan dimintakan setelah dokter menjelaskan tentang : diagnosa, tujuan tindakan, alternative tindakan, risiko tindakan, komplikasi dan prognose. •
Membuat catatan rekam medis yang baik secara berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
•
Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran/ kedokteran gigi.
•
Memenuhi hal- hal yang telah disepakati/ perjanjian yang telah dibuatnya.
•
Bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
•
Dokter wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit.
•
Dalam melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik dokter/ dokter gigi.
•
Dalam melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi.
•
Dokter atau dokter gigi yang berhalangan menyelenggarakan praktik kedokteran harus membuat pemberitahuan atau menunjuk dokter atau dokter gigi pengganti.
•
Wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya dalam memberikan pelayanan kesehatan.
•
Wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Dokter dan Kode Etik Kedokteran I ndonesia.
3. Hak Pasien Dari sumber dan dasar hukum diatas dapat diambil kesimpulan hak-hak pasien adalah sebagai berikut: •
Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
•
Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
•
Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi kedokteran/ kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.
•
Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan.
•
Hak untuk memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
•
Hak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinik dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
•
Hak atas ’second opinion’ / meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain.
•
Hak atas ”privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk datadata medisnya kecuali apabila ditentukan berbeda menurut peraturan yang berlaku.
•
Hak untuk memperoleh informasi / penjelasan secara lengkap tentang tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya.
•
Hak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
•
Hak untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
•
Hak didampingi keluarga dan atau penasehatnya dalam berobat dan atau masalah lainya (dalam keadaan kritis atau menjelang kematian).
•
Hak beribadat menurut agama dan kepercayaannya selama tidak mengganggu ketertiban dan ketenangan umum/ pasien lainya.
•
Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit.
•
Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah sakit terhadap dirinya.
•
Hak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
•
Hak transparansi biaya pengobatan/ tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya (memeriksa dan mendapatkan penjelasan pembayaran).
•
Hak akses / ‘inzage’ kepada rekam medis/ hak atas kandungan ISI rekam medis miliknya.
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN Data Base Management System (DBMS) dalam sistem informasi manajemen RSUP Fatmawati dan RS pada umumnya, merupakan hal yang krusial karena menyangkut dengan kesehatan dan keselamatan manusia. Atas tanggung jawab moral tersebut maka tidak boleh ada kesalahan akibat DBMS yang membahayakan kesehatan dan keselamatan pasien sebagai customer. Pasien hanya merupakan salah satu objek dalam sistem manajemen RS, tentu masih ada objek lain misalnya Dokter, Perawat, Pegawai, Inventory peralatan medis dan farmasi, dan Ketersediaan Ruangan untuk perawatan pasien di RS. Perancangan Database memerlukan pemahaman dan analisis yang mendasar atas fungsi manajemen dari suatu organisasi, terutama dalam memandang atau membagi manajemen organisasi dalam bentuk objek-objek dan logika sistem. Secara umum, dari segi organisasi dan teknologi fitur keamanan data sistem informasi RS Fatmawati telah berfungsi cukup baik dalam menjaga keamanan data dan informasi yang terkandung dalam sistem tersebut. Untuk keperluan optimasi keamanan sistem informasi, dari segi teknologi dapat dipertimbangkan untuk arah pengembangan : •
Metode enkripsi dapat dipertimbangkan untuk diterapkan pada fitur otentifikasi, integritas, pelacakan jejak, fungsi penyalinan data dan transmisi data agar pengguna tidak memiliki peluang untuk menyalah gunakan sistem untuk mencuribaca isi file serta mencuri pakai KIP serta password yang dikehendaki.
•
Metode anonymous patient Ids perlu digunakan untuk menggunakan fitur otorisasi. Dalam metode ini, tampilan informasi di layar komputer maupun dikertas hanya mencantumkan no rekam medis atau kode identitas lain tanpa menampilkan nama pasien. Penerapan metode ini akan mengurangi bocornya informasi kepada pihak yang tidak berwenang atau tidak perlu mengetahuinya.
•
Perlu dipertimbangkan untuk memisahkan penyimpanan media penyimpan hasil salinan (backup) dengan active server untuk mencegah kehilangan atau kerusakan total akibat ganggunan fisik.
DAFTAR PUSTAKA Connoly, T. dan C. Begg. 2005. Database System: A Practical Approach to Design, Implementation and Management. 4th Edition. Addision Wesley, USA. http://bahankuliahnyaryo.blogspot.com/2010/05/hukum-kesehatan.html. Diakses 6 Juli 2011. http://www.fatmawatihospital.com. Diakses 5 Juli 2011.
http://logisticsmanagementandsupplychainmanagement.wordpress.com/2007/03/2 7/benchmarking-the-hospital-logistics-process/. Diakses 3 Juli 2011. http://mugi.or.id/blogs/oke/archive/2008/12/16/keamanan-sistem-informasi-apadan-bagaimana.aspx. Diakses 5 Juli 2011. http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?articleid=1770954&show=html. Diakses 3 Juli 2011. http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?articleid=1744895&show=html. Diakses 3 Juli 2011. http://www.ilunifk83.com/t257-rekam-medis. Diakses 4 Juli 2011. http://teknik-informatika.com/peranan-basis-data/. Diakses 19 Juli 2011. http://krida85.wordpress.com/2008/04/16/pengertian-basis-data/. Diakses 19 Juli 2011. http://www.gudangmateri.com/2010/04/definisi-basis-data.html. Diakses 19 Juli 2011. http://yurindra.wordpress.com/about/keamanan-basisdata/. Diakses 19 Juli 2011. http://www.anneahira.com/rumah-sakit-fatmawati.htm. Diakses 19 Juli 2011. http://priandoyo.wordpress.com/2007/05/04/sistem-informasi-rumah-sakitterbaik/. Diakses 19 Juli 2011. http://tasbul.blogdetik.com/2011/07/14/sistem-informasi-rumah-sakit/. Diakses 19 Juli 2011.
http://henrydunan.blogspot.com/2011/05/data-klinis-dalam-rekam-medis.html. Diakses 19 Juli 2011. http://anisfuad.blog.ugm.ac.id/2010/03/22/rekam-kesehatan-elektronik-konseppenerapan-dan-regulasi/. Diakses 19 Juli 2011. http://hosizah.blog.esaunggul.ac.id/2010/08/23/electronic-health-record-ehr-ataurekam-kesehatan-elektronik-change-in-the-him-department/. Diakses 19 Juli 2011. http://createino.blogspot.com/2008/06/keamanan-basis-data.html. Diakses 19 Juli 2011. O’Brien, Marakas. 2008. Management Information Systems, Eight Edition. McGraw-Hill International.