ANALISA BIOMASS GASIFIKASI GENERATOR SET SISTEM MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI PADA PT. SUMBER ALAM SUTERA (LABBORATORIUM PROTEKSI TANAMAN) TRIMURJO- LAMPUNG TENGAH
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat Menempuh Program Strata Satu (S1) Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
Disusun Oleh : Nama :
Didik Sriwahono
NIM
0130311-022
:
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Nanang Ruhyat, ST, MT
Disahkan Oleh, Koordinator Tugas Akhir
Dr. H. Abdul Hamid, M.Eng
ii
SURAT KETERANGAN ORSINALITAS (KEASLIAN) TUGAS AKHIR
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Didik Sriwahono
NIM
: 0130311-022
Fakultas/Jurusan
: Teknologi Industri, Program Studi Teknik Mesin
Judul Tugas Akhir
:
”Analisa Biomas Gasification Generating Set System Pada PT. Sumber Alam Sutera (Labboratorium Proteksi Tanaman) Trimurjo- Lampung Tengah ”
Dengan ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir ini saya buat sendiri (asli) tanpa menyontek atau menyalin hasil laporan tugas akhir orang lain, sehingga bila ditemukan kesamaan laporan tugas akhir seperti yang saya buat, maka saya siap membuktikan keasliannya dan siap untuk mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa laporan tugas akhir ini tidak seperti yang saya paparkan diatas maka saya siap diberikan sangsi sesuai denga peraturan yang berlaku. Jakarta, Juli 2009 Penyusun
Didik Sriwahono iii
ABSTRAK
Teknologi Biomas Gasification Generating Set dibuktikan mampu untuk membantu memenuhi kebutuhan energi listrik yang memanfaatkan bahan bakar biomas (sekam padi) sebagai bahan bakar alternativ yang ramah lingkungan. Pemrosesan bahan bakar biomas suhu normal pembakaran berkisar antara 7400C - 8200C diubah menjadi bahan bakar gas untuk menggerakkan generating set sebagai supply cadangan energi listrik. Bahan bakar biomas digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil dan minyak bumi yang pada akhirakhir ini harga minyak dunia mengalami kenaikan yang signifikan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun konsumsi perindustrian. Maka teknologi terbaharukan ini (bahan bakar biomas) baik untuk dikembangkan disektor industri maupun kebutuhan rumah tangga, pembedaannya hanya skala kecil dan skala besar. Penelitian ini menggunakan 400 GFS Biomas Gasification Generating Set System type 8300 DS-2 dengan dua variasi pengujian (pengujian tanpa beban dan menggunakan beban). Pengujian dibagi menjadi dua variasi putaran motor screw untuk mengatur konsumsi bahan bakar yaitu : 350 rpm, 400 rpm dengan variasi lama pengujian 1-5 jam dengan variasi berat bahan bakar biomas 800 kg dan 1000 kg. dan diketahui juga temperature pembakaran pada tiap-tiap unit mesin biomass gasifier tersebut. Selanjutnya melakukan analisa perhitungan untuk mengetahui beban genset yang dikeluarkan dan daya terhadap putaran motor screw maka didapatkan suatu hasil :
v
No 1 2 3 4 5 6 7
Hasil Pengujian Gasification Top Temperature Gasification Medium Temperature Gasification Bottom Temperature Sprinkling Tower Importing I Sprinkling Tower Importing II Hydro Cyclone Sparator Foaming Tower Importing Hasil Analisa Temperatur air masuk (Tam) Temperatur air keluar (Tak) Temperatur Air rata- rata (Δ T) Temperatur gas masuk (Tgm) Temperatur gas keluar (Tgk) Temperatur rata – rata gas (Δ T) Konsumsi bahan bakar Putaran screw material Produksi gas yang dihasilkan Daya yang dibutuhkan putaran Screw Material
600-6500C 700-8000C 500-5500C 49-500C 280C 230C 350C : 60 oC : 45 oC : 15 oC : 750 oC : 490 oC : 260 oC 800 kg/jam 350-400 r/min ≥ 1340 Nm3/jam 11.816 Watt
Kata Kunci : Bahan bakar alternative Biomass sekam padi, Hasil pengujian dan hasil Analisa.
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah serta limpahan rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Analisa Teknologi Biomas Gasification Generating Set System pada PT. Sumber Alam Sutera (Laboratorium Proteksi Tanaman)” yang beralamat di Jl. Simbar Waringin Km. 8, Trimurjo-Lampung Tengah. Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Strata Satu (S1) Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana. Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan pembuatan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Tanpa adanya bantuan tersebut penulis merasa tugas akhir ini tidak akan dapat terselesaikan. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak DR. H. Abdul Hamid, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercubuana. 2. Bapak Nanang Ruhyat, ST. MT, selaku pembimbing tugas akhir yang terus menerus memberikan saran, masukan dan kritikan demi perbaikan tugas akhir ini. 3. Para Ketua dan Dosen Penguji Tugas Akhir . 4. Para Staff dan Civitas akademi Univeritas Mercubuana. 5. Bapak Bambang Pitono selaku Kadiv. SDM dan Umum PT.Sumber Alam Sutera. 6. Para Staff dan Karyawan PT. Sumber Alam Sutera khusunya Divisi Engineering 7. Kepada Kedua Orang Tua, Ayah dan Bunda yang selalu memberikan do’a dan dukungan, semoga Allah selalu melindungi. 8. Istriku tercinta yang telah memberikan dukungan, motifasi, perhatian, kasih sayang dan do’a.
iv
9. Rekan – rekan Mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 2003 Universitas Mercu Buana yang memberikan keakraban dan persahabatan yang erat serta semangat untuk maju. Penulis menyadari dalam pembuatan Tugas akhir ini masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis mohon masukan dan saran yang dapat membantu untuk perbaikan penulisan selanjutnya. Akhir kata, semoga laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat serta sumbangsih untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Jakarta, Juli 2009
Didik Sriwahono
iv
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan 1.2. Latar Belakang Masalah 1.3. Metodologi Penulisan 1.4. Tujuan Penulisan. 1.5. Perumusan Masalah 1.6. Batasan Masalah 1.7. Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Gasifikasi Biomas 2.1.1. Teknologi Gasifikasi Biomas 2.1.2. Proses Gasifikasi Biomas. 2.2. Generator 2.2.1. Pengertian Generator 2.2.2. Kontruksi generator AC adalah sebagai berikut: 2.2.3. Spesifikasi Generator Biomas Gasification yang dipakai 2.2.4. Prinsip Kerja Generator Secara Umum 2.2.5. Prosedur Pengoperasian Gas Genset 2.3. Motor Diesel 2.3.1. Motor Diesel Secara Umum 2.3.2. Cara kerja motor diesel
2.3.4. Siklus Ideal (Siklus Udara Standart) Motor Bakar Diesel. 2.3.5. Battery dan Battery charger 2.4. Bahan Bakar Biomas 2.4.1. Sekam padi 2.4.2. Sifat dan karakteristik sekam padi 2.5. System Gasifikasi (Gasifier). 2.6. Tungku Gasifikasi Biomas (gasifier) 2.6.1. Temporary Bunker. 2.6.2. Cara kerja Temporary Bunker 2.6.3. Gasification Furnas (Tungku pembakaran) FBC Series. 2.6.4 Langkah Kerja Gasification Furnas (FBC Series) 2.6.5. Langkah Peningkatan Performansi FBC Sekam Padi 2.6.6. Cyclone Dust Collector 1 dan 2 (Ash Motor Dust Remover). 2.6.7. Pipe Precipitator, Spray tower 1 dan 2, Foam tower, Decocor, dan Water Sparator. 2.6.8. Electrick Dust Remover (alat pembersih debu) SFD series 2.6.9. Prinsip kerja dan Format Stuktur (Memasang Pandangan External) 2.6.10. Amortizing Tank dan Water Sealing Tank 2.6.11. Cara Kerja Amortizing Tank Dan Water Sealing Tank 2.7. Perlengkapan instalasi tenaga biomas gasification generating set system 2.7.1. Penghantar 2.7.2. Pemilihan Luas Penampang Penghantar BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Langkah-Langkah penelitian 3.2. Alat dan bahan pengujian 3.3. Prosedur Pengoperasian Biomas Gasification Generating Set System. 3.4. Pengujian Generator Set Dioperasikan Tanpa Beban 3.5. Pengujian Generator Set Di Operasikan Dengan Beban 3.6. Prosedur Menghentikan Pengoperasian Biomas Gasification Generating Set System 3.6.1. Off Genset Biomas 3.6.2. Off Biomass Gasifier 3.6.3. Off Wet Electric Dust Remover (Static Electric) 3.7. Lokasi Pengujian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.2. Pembahasan 4.3. Data Hasil Pengujian. 4.4. Perhitungan Daya (perbandingan daya dan putaran motor screw material). 4.4.1. Pembakaran tanpa beban. 4.4.2. Pembakaran menggunakan beban 4.5. Data Load Actual Pengukuran Panel Distribusi Yang Akan Di Supply Generator Set Biomas Gasification System 4.6. Data Total Load Yang Terpasang Panel Distribusi Yang Akan Disupply Generator Set Biomas Gasification System
4.7. Menentukan Daya Yang Digunakan Genset 4.7.1. Menentukan Rating Kinerja Genset Biomas Gasification 4.7.2. Menentukan Rating Pengaman Keluaran Genset Biomas Gasification 4.7.3. Menghitung Penghantar Tiap Beban 4.7.4 Menghitung Kabel Penyulang Genset Biomas 4.8. Analisa. 4.8.1. Kemampuan Genset 4.8.2. Kemampuan Pengaman 4.8.3. Kemampuan Penghantar
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Spesifikasi Mesin Biomas Gasifier (Sumber PT. SAS – Lampung) Tabel 3.2. Spesifikasi Generator Set Biomas Gasifikasi (Sumber PT. SAS – Lampung) Tabel 3.3. Format Data Konsumsi Bahan Bakar Pengujian Generator Biomas Gasification Tanpa Beban. Tabel 3.4. Format Data Konsumsi Bahan Bakar Pengujian Generator Biomas Dengan Beban Tabel 3.5. Data Hasil Pengujian Temperature Gas Biomas Tanpa Beban Tabel 3.6. Data Hasil Pengujian Temperature Gas Biomas Dengan Beban
Tabel 4.1. Data hasil pengujian setelah mesin dihidupkan selama 1 jam tanpa beban. Tabel 4.2. Data hasil pengujian setelah mesin dihidupkan selama 1 jam tanpa beban. Tabel 4.3. Data hasil pengujian setelah mesin dihidupkan selama 1-5 jam tanpa beban Table 4.4. Data hasil pengujian setelah mesin dihidupkan selama 1 jam dengan beban . Table 4.5. Data hasil pengujian setelah mesin dihidupkan selama 1 jam dengan beban. Tabel 4.6. Data hasil pengujian setelah mesin dihidupkan selama 1-5 jam dengan beban Tabel 4.7. Data Total Load Actual dari LVMDP I (sumber PT. SAS-Lampung) Tabel 4.8. Data Total Load terpasang pada dari LVMDP I (sumber PT. SAS-Lampung)
DAFTAR GAMBAR Gb. 2.1. Stator Generator Gb. 2.2. Rotor dan Typical Rotor Gb.2.3. Konstuksi generator berkutup dalam Sumber Manual Book Genset Biomas Gb. 2.4. Unit mesin biomas gasification Generating Set. Sumber PT. (SAS) Gb. 2.5. Specification Diagram Generating Set Biomas Gasification System. Gb.2.6. Cara kerja mesin diesel Gb. 2.7. Diagram P Vs V dari siklus tekanan konstan Gb. 2.8. Battery (Accu) dan Battery Charger type 180 px - simple _Charger. Gb.2.9 Tabel Tipe Reaktor Gasificasi (diolah dari knoef 2005 dan Ir .Tasliman, M.Eng 2008) Gb. 2.10. Struktur Rancangan Biomas Gasification Generating Set System (sumber PT. SAS dan Changzhou Shunfeng Electricpower Equipment Co,Ltd) Gb.2.11. Temporary Bunker.sumber PT.Sumber Alam Sutera (SAS) Gb.2.12. Gudang sekam, (blower pengisian sekam ke temporary bunker) dan Skematik Diagram Proses Temporary Bunker Biomas. sumber PT. SAS Gb.2.13. Gasification Furnas (Tungku pembakaran) sumber PT. SAS Gb.2.14. Skematik Diagram FBC untuk bahan bakar sekam padi. Sumber (http://io.ppijepang.org/article.php?id=262) dan Wuxi Yangming Dust Removing Equipment Plan Gb. 2.15. Hidrokarbon (HC) terperangkap didalam pori-pori sebagai karbon deposit. sumber I Nyoman Suprapta Winaya (http://io.ppijepang.org/article.php?id=262) Gb.2.16.Perban dingan konversi karbon pada MS (pasir alumina) dan QS (pasir silika). Sumber I Nyoman Suprapta Winaya(http://io.ppijepang.org/article.php?id=262)
Gb.2.17. Table total jumlah karbon yang terbakar dan aglomerasi yang terjadi. Sumber I Nyoman Suprapta Winaya(http://io.ppijepang.org/article.php?id=262) Gb.2.18. Cyclone Dust Colector 1 dan 2 tempat terpisahnya (pembersih abu) dengan gas, abu tipe kering) sumber PT. SAS Gb.2.19. Rangkaian unit pipe precipitator, spray tower 1 dan 2, decocor dan water separator. Sumber PT. SAS Gb.2.20. Electric Dust Remover (Static electric detarrer) sumber PT. SAS dan Wuxi Yangming Duster Removing Equipment Plant 2007 Gb.2.21. Skematik diagram Electrik Dust Remover (static electric detarrer) sumber PT. SAS dan Wuxi Yangming Duster Removing Equipment Plant 2007 Gb.2.22. Amortizing Tank dan Water Sealing Tank sumber PT. SAS
Gb.3.1. Skema Prosedur Pengujian Gb.3.2. Electric Thermometer (sumber PT. SAS – Lampung) Gb.3.3. Digital Electric Thermometer (sumber PT. SAS – Lampung) Gb.3.4. Tabung Manometer (sumber PT. SAS – Lampung) Gb.3.5. Adjust Soon Control Screw Material (sumber PT. SAS – Lampung) Gb.3.6. Bak Daur Ulang (Sumber PT. SAS – Lampung) Gb.3.7. Proses Pembakaran Pertama (Sumber PT. SAS – Lampung) Gb.3.8. Digital Temperature & Root Blowers (Sumber PT. SAS – Lampung) Gb.3.9. Valve Tungku Pembakaran (Sumber PT. SAS – Lampung) Gb.3.10. Leed Blower & Root Blowers (Sumber PT. SAS – Lampung) Gb.3.11. Screw Temporary Bunker (Sumber PT. SAS – Lampung) Gb.3.12. Pipa Gas Intake Generator (Sumber PT. SAS – Lampung) Gb.3.13. Fato trafo (sumber PT. SAS-Lampung)
Gb.3.14. Tigital Temperatur Static Electricity (sumber PT.SAS-Lampung) Gb.3.15. Panel Control Static Electricity (sumber PT. SAS-Lampung) Gb.3.16. Panel Control Static Electricity (sumber PT. SAS-Lampung) Gb.3.17. Adjust soon control screw material (sumber PT. SAS-Lampung) Gb.3.18. Lokasi Pengujian (sumber PT. SAS- Lampung)
Gb.4.1. Penempatan Alat Ukur (Electric Thermo Meter) Gb.4.2. Penempatan Alat Ukur (Electric Thermo Meter)
DAFTAR NOTASI
A
: Luas Permukaan Benda
m2
C
: Kapasitas Panas
mm
DF
: Demand Factor
kW
F
: Gaya
N
g
: Grafitasi
m/s
In
: Arus Nominal
Ampere (A)
Kb
: Konsumsi Bahan Bakar
Kg/Jam
lt
: Luas Satu Tabung
mm2
Ltt
: Luas Tabung Secara Keseluruhan
mm2
m
: Massa
kg
N
: Putaran
rpm
N
: Jumlah Tabung
tidak ada
P
: Daya
Watt
Pb
: Berat Jenis Bahan Bakar
kg/m3
Pg
: Produksi Gas Yang Dihasilkan
Nm3/Jam
R
: Jarak/Lengan
m
T
: Torsi
Nm
ta1
: Temperatur Air Masuk
0
C
ta2
: Temperatur Air Keluar
0
C
Tgk
: Temperatur Gas Keluar
0
C
Tgm
: Temperatur Gas Masuk
0
C
V
: Tegangan
Volt
Vb
: Volume Bahan Bakar
m3/min
ix
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan Kenaikan harga (BBM) bensin dan solar akhir-akhir ini telah menjadikan pemanfaatan biomas menjadi lebih menarik secara ekonomi. Dan lebih lagi, jika rencana pemerintah untuk mencabut subsidi minyak tanah jadi terlaksana, maka insentif untuk pemanfaatan biomas disektor rumah tangga dan industri akan meningkat. Saat ini di Indonesia, penggunaan biomas sebagai sumber energi terutama lebih banyak pada sector tradisional, berupa penggunaannya sebagai kayu bakar untuk keperluan rumah tangga di pedesaan. Penggunaan biomas secara lebih efisien serta lebih bersih memungkinkan penggunaan biomas sebagai sumber energi pada sector modern. Penggunaan biomas di sector modern berarti dikaitkan dengan fasilitas modern misalnya sebagai penggerak motor bakar serta mampu dimanfaatkan berwujud energi mekanik atau energi listrik dengan sumber yang tersentralisasi. Pemanfaatan biomas sebagai sumber mekanik dan energi listrik yang paling luas saat ini terbatas pada pabrik gula. Menggunakan teknik pembakaran langsung, biomas yang merupakan ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar pemanas boiler penghasil uap tekanan tinggi, uap tersebut digunakan untuk memutar turbin penggerak seluruh mesin di pabrik serta sumber pemasok listrik untuk seluruh kebutuhan pabrik. Secara terbatas limbah biomas juga dimanfaatkan beberapa pabrik minyak kelapa sawit dan pengolahan kayu. Namun demikian cara yang digunakan masih berupa pembakaran langsung. Pemanfaatan biomas secara modern dengan cara mengubah bahan bakar biomas ke wujud gas baik dengan cara anaerobig digestion maupun melalui gasifikasi, system gasifikasi ini yang sekarang di terapkan oleh PT.
2
Sumber Alam Sutera, Lampung. Bahan bakar biomas dimanfaatkan menjadi energi listrik untuk memenuhi sebagian kebutuhan produksi perusahaan tersebut. 1.2. Latar Belakang Masalah Catu daya utama yaitu PLN sangat berpengaruh terhadap penyediaan energi listrik bagi masyarakat. Energi listrik dari PLN tidak selalu Continue dalam penyaluranya, suatu saat pasti dapat terjadi pemadaman listrik dari PLN. Suplay energi listrik sangat diperlukan oleh masyarakat berbagai kalangan dan sectorsektor industri dalam menjalankan produksinya. PT. Sumber Alam Sutera (laboratorium proteksi tanaman ) Trimurjo Lampung Tengah adalah perusahaan swasta bergerak di bidang pengembangan dan pembibitan padi hybrida di sektor pertanian demi membantu dan mencanangkan program pemerintah swasembada pangan nasional karena itu PT. Sumber Alam Sutera membuat produk padi hybrida dari pengeringan (pengovenan) dan pemrosesan (produksi), pengepakan sampai penjualan. PT. Sumber Alam Sutera, sumber energi listrik di catu dari PLN, sehingga jika PLN padam, maka sumber energi yang disuplai dari PLN pun mati. Seluruh aktifitas produksipun berhenti. PT. Sumber Alam Sutera sebelumnya belum memiliki catu daya cadangan. Sehingga suplay daya listrik tergantung sekali dari PLN. Penyediaan energi listrik disuplai melalui sumber energi listrik yaitu PLN Metro Lampung Tengah. PLN akan mengkonfirmasikan sebelumnya jika terjadi pemadaman listrik, sehingga sudah diketahui jika terjadi pemadaman dan aktifitas produksi akan berhenti saat itu juga. Di PT. Sumber Alam Sutera memerlukan energi listrik yang utama untuk penerangan ruangan-ruangan seperti : ruang kantor, kamar mandi, musholla, kantin, labboratorium dan ruang rice milling dan boiler karena ruangan ini penting untuk kegiatan yang terus
3
berlangsung. Sedangkan mesin- mesin produksi diberi suplay listrik hanya beberapa saja agar kapasitas daya genset yang diperlukan lebih kecil dan biaya operasional tidak terlalu tinggi. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat sehingga membawa Indonesia menjadi net oil importer, untuk itu PT. Sumber Alam Sutera mengembangkan subtitusi ke energi non fosil dengan memanfaatkan sumber energi alternatife secara lebih efisien dan menggunakan teknologi yang lebih modern. PT. Sumber Alam Sutera mencoba salah satu sumber energi alternatif yang besar peluangnya untuk dikembangkan pemanfaatanya di Indonesia ialah energi biomass. Karena kenaikan harga bensin,dan solar akhir-akhir ini telah menjadikan pemanfaatan biomas menjadi lebih menarik secara ekonomi, jika rencana pemerintah untuk mencabut subsidi minyak tanah, maka pemanfaatan disektor rumah tangga, dan industri akan meningkat. Indonesia memiliki sumber biomass yang melimpah, sehingga potensi untuk menjadikanya sebagai sumber energi (bahan bakar) sangatlah besar. Sebagai sumber energi, biomass memiliki beberapa keuntungan dalam arti bahan tersebut dapat di produksi ulang. Dari segi lingkungan, penggunaan biomass sebagai bahan bakar memiliki dua segi positif yaitu 1. bersifat mendaur ulang CO2, sehingga emisi CO2 ke atmosfir secara netto berjumlah nol, dan 2. sebagai sarana mengatasi limbah pertanian. Dari segi biaya keuntungan dari pemanfaatan biomas sebagai sumber energi, antara lain adalah biomas tersedia secara melimpah sehingga harganya jauh lebih murah dibandingkan minyak. Dikarenakan tempat tersebut terpencil sehingga mendistribusikan listrik PLN melalui kabel menjadi terlalu mahal serta kesulitan transport menjadikan harga minyak sangat tinggi, atau biomas merupakan dari industri setempat sehingga pemanfaatan biomas merupakan cara untuk mengatasi masalah limbah.
4
Dan di Indonesia terdapat banyak wilayah pedesaan atau perkebunan yang memenuhi satu atau lebih kriteria diatas. Data perkiraan hasil studi kelayakan yang dilakukan community power corporation (USA), menyebutkan bahwa di Indonesia setidaknya terdapat 60.000 komunitas atau 12-15 juta KK tanpa pasokan listrik yang berada ditengah areal pertanian / perkebunan / hutan yang kaya sumber biomas.
1.3. Metodologi Penulisan Penulisan tugas akhir ini terdiri dari lima bab yang membahas tentang sistim kerja technolgy biomas gasification generating set system serta untuk mengetahui daya yang digunakan genset biomas tersebut, teori pendukung penghitungan dan analisa dan hasil pengujian serta satu bab mengenai kesimpulan dan saran- saran tambahan lainya, yang digunakan dengan : a. Studi Literatur Penulis akan mencari literatur tentang Biomas Gasification Generating Set dan sistim instalasinya. Berdasarkan hal itu penulis akan menentukan spesifikasi teknis yang lebih rinci. b. Studi Observasi Pengamatan langsung ke lokasi dan melakukan wawancara langsung dengan karyawan PT. Sumber Alam Sutera yang berkaitan dengan pengumpulan data sehingga informasi dapat lebih jelas. c. Analisa dan Evaluasi Dengan spesifikasi yang telah ditentukan, maka penulis akan melakukan analisa yang dapat menghambat kinerja sistem, dan perlu dilakukan evaluasi, agar sistem berjalan lancar.
5
1.4. Tujuan Penulisan. Tujuan Penulisan adalah : 1. Mengetahui Prinsip Kerja Biomas Gasification Generating Set System 2. Mengetahui Ukuran Temperatur dari pembakaran sekam yang menghasilkan Gas 3. Mengetahui daya yang digunakan motor screw pada saat pemrosesan (pembakaran bahan bakar genset biomas gasification).
1.5. Perumusan Masalah Energi listrik sangat penting untuk menjalankan aktifitas proses produksi PT. Sumber Alam Sutera Labboratorium Proteksi Tanaman Trimurjo Lampung Tengah, untuk memenuhi energi listriknya hanya dari satu sumber listrik yaitu PLN Metro Lampung Tengah, sehingga jika PLN padam maka terjadi pemadaman total. Untuk itu diperlukanya energi listrik cadangan yang berasal dari genset. Genset yang digunakan PT. Sumber Alam Sutera adalah dengan bahan bakar sekam biasa disebut dengan Biomas Gasification Generating Set System. Dengan mesin biomas tersebut kebutuhan suplai cadangan energi listrik untuk penerangan dan beberapa mesin dapat terpenuhi secara maksimal sesuai dengan kebutuhan.
1.6. Batasan Masalah Dalam tugas akhir ini dengan judul Analisa Biomas Gasification Generating Set System di PT. Sumber Alam Sutera, Labboratorium Proteksi Tanaman Trimurjo Lampung Tengah. Pembatasan masalahnya adalah menganalisa untuk mengetahui prinsip kerja pembakaran sekam yang menghasilkan gas dan pemasangan daya Genset berdasarkan beberapa beban yang memerlukan energi listrik cadangan.
6
1.7. Sistematika Penulisan. Dalam penulisan ini, penulisan menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab yaitu : BAB I
PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini adalah terdiri dari pendahuluan dan latar belakang masalah, metodologi penulisan, tujuan penulisan, perumusan masalah, pembatasan masalah, kontribusi dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan teori yang mendukung tentang sistem biomas gasification generating set. Sesuai dengan tujuan penulisan maka teori ini akan di jelaskan mengenai unit rangkaian instalasi Biomas Gasification Generating Set dengan komponen- komponen pendukungnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Pada bab tiga ini akan di jelaskan tentang beberapa tahapan persiapan sebelum melakukan pengujian dan analisa, prosedur pengujian, dan diagram alir pengujian untuk mengetahui temperatur pembakaran biomas gasification.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang pembahasan dari data-data yang di peroleh pada pengujian dan analisa sistem biomas gasification generating set (bahan bakarsekam padi) dan berisikan data-data yang diperlukan untuk menentukan daya genset
dan
penampang
menganalisanya. BAB V
PENUTUP
penghantar
yang
digunakan
dan
kemudian
7
Di dalam bab ini akan diberikan suatu kesimpulan dan saran-saran yang di dapat dari proses pengambilan data-data dan analisa yang telah dilakukan, yaitu tentang hal-hal yang menyangkut dengan suatu unjuk kerja Sistem Biomas Gasification Generating Set (bahan bakar sekam padi) dengan efesiensi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan teori yang mendukung tentang sistem biomas gasification generating set. Sesuai dengan tujuan penulisan maka teori ini akan di jelaskan mengenai unit rangkaian instalasi Biomas Gasification Generating Set dengan komponenkomponen pendukungnya. 2.1. Teori Gasifikasi Biomas 2.1.1. Teknologi Gasifikasi Biomas Teknologi gasifikasi sebagai salah satu konversi energi biomas saat ini masih sangat terbatas pengembanganya di Indonesia. Penelitian biomas juga masih sangat sedikit dilakukan padahal teknologi tersebut menghasilkan bahan bakar gas yang sangat fleksibel penggunaanya, mulai dari untuk memasak dengan nyala yang bersih sampai untuk menjalankan motor penggerak (motor busi, motor diesel, maupun turbin). Selain itu, teknologi gasifikasi memungkinkan masyarakat pelosok yang tidak terjangkau distribusi listrik melalui kabel PLN dapat memperoleh sumber energi, baik berupa energi panas, energi mekanik, maupun energi listrik secara efisien dengan menggunakan bahan bakar lokal. Sebagaimana anaerobig degistion, gasifikasi biomas juga dapat dilakukan dengan sekala kecil sehingga sangat prospektif untuk di kembangkan di pedesaan dan wilayah terpencil. Teknologi gasifikasi biomas merupakan teknologi yang relatif sederhana dan mudah pengoperasianya serta secara teknik maupun secara ekonomi adalah layak untuk dikembangkan. Dengan demikian teknologi gasifikasi biomas sangat potensial menjadi teknologi yang sepadan untuk diterapkan di berbagai tempat di Indonesia. Namun masih perlu penelitian mendasar untuk menjadikanya teknologi siap sebar.
9
2.1.2. Proses Gasifikasi Biomas. Proses gasifikasi biomas merupakan proses konversi energi biomas saat ini secara termo- kimia bahan biomas padat menjadi bahan gas. Proses gasifikasi pada dasarnya merupakan proses pirolisa pada suhu sekitar 150-9000C, diikuti oleh proses oksidasi gas hasil pirolisa suhu 900-14000C, serta proses reduksi pada suhu 600-9000C (abdullah, et al 1998). Baik proses pirolisa maupun reduksi yang berlangsung dalam reaktor gasifikasi terjadi dengan menggunakan panas yang diperolah dari proses oksidasi. Gasifikasi berlangsung dalam keadaan kekurangan oksigen. Biomas dapat dipahami sebagai reaksi oksidasi parsial biomas menghasilkan campuran gas yang masih dapat dioksidasi lebih lanjut (bersifat bahan bakar). Pada proses gasifikasi banyak terjadi reaksi yang terjadi secara bertingkat. Jika disederhanakan, secara netto reaksi gasifikasi dengan oksidator udara atau oksigen dapat dituliskan dengan persamaan C6 H12O5 + O2 Æ C H + C H O + CO + H2 + kalor (Simpson, 2001). Hasil yang diperoleh dari gasifikasi biomas merupakan campuran beberapa macam gas. Komponen utama dalam bahan bakar gas biomas adalah H2 dan CO. Kandungan CO dalam gas biomas 15-30 % sedang H2 antara 10-20 % (Turare 1997). Komponen CnHmOk pada persamaan diatas berupa fraksi uap campuran dari berbagai macam senyawa organik yang disebut tar. Gas hasil proses gasifikasi dinamakan producer gas atau gas biomas untuk membedakan dengan istilah biogas, gas hasil fermentasi anaerob (anaerobic digestion) biomas. Sedang alat atau runga yang di gunakan untuk menggasifikasi biomas dinamakan gasifier atau reaktor gasifikasi atau generator gas. Pada saat ini pemanfaatan gas biomas untuk menjalankan motor stasioner pembangkait listrik. Dengan sedikit modifikasi, motor bensin dan diesel biasa dapat dapat
10
dijalankan dengan bahan bakar gas biomas. Jika gasnya dibakar untuk menghasilkan panas, sistem gasifikasi mempunyai kelebihan dibanding pembakaran biomas secara langsung. Karena berbentuk gas, pembakaran gas biomas jauh lebih mudah di kontrol di banding pembakaran biomas secara langsung sehingga dari hal tersebut menguntungkan dari segi konservasi energi serta penekanan polusi udara. Keuntungan sistem gasifikasi biomas antara lain : a. Lebih bersih b. Dengan pembakaran sempurna maka emisi polutan lebih rendah c. Lebih mudah pengaturan laju pembakaran kerugiananya antara lain : a. Peralatan lebih rumit b. Alat gasifikasi lebih mahal di banding pembakaran langsung serta memerlukan keterampilan yang lebih tinggi c. Persiapan bahan bakar yang memadai
2.2. Generator 2.2.1. Pengertian Generator Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui proses induksi elektomagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime over. Generator arus bolak-balik ( AC ) dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut digunakan untuk beban prioritas. Sedangkan genset ( generator set ) merupakan bagian dari generator. Genset merupakan suatu alat yang dapat mengubah dari energi mekanik menjadi energi listrik.
11
Genset atau sistem generator penyaluran adalah suatu generator listrik yang terdiri dari panel, berenergi solar dan gas dan terdapat kincir angin atau pendingin cooling tower pada generator yang berenergi gas seperti biomas. Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau ” off-grid ” ( sumberdaya yang tergantung atas kebutuhan pemakai ). Genset sering di gunakan oleh pengelolaan gedung-gedung bertingkat, rumah sakit, dan industri yang mempercayakan sumber daya yang potensial, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada akses secara komersial menghasilkan listrik. Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya menggunakan generator motor sinkron ( alternator ) pada pembangkitan. Generator sinkron terdiri dari dua bagian utama yaitu : sistem medan magnet dan jangkar. Generator ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar karena terletak pada motor.
2.2.2. Kontruksi generator AC adalah sebagai berikut: 1. Rangka stator Rangka stator terbuat dari besi tuang, rangka stator merupakan kaver atau rumah dari bagian-bagian dari generator 2. Stator Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator, lilitan stator berfungsi sebagai tempat GGL induksi
Gb. 2.1. Stator Generator
12
3. Rotor Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian-bagian ini terdapat kutup magnet dengan lilitanya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat. Pada mesin ini rotor difungsikan sebagai pembangkit medan magnit. Supaya medan magnit yang dihasilkan sesuai dengan yang keinginan maka medan magnit pada rotor dibuat dengan cara menempatkan penghantar pada sepatu katub (slot) rotor. Untuk menjaga agar polaritas kutub-kutub rotor tetap, digunakan sember tegangan DC sebagai pensuplai arus medan magnit. Untuk melakukan hal ini, pengahantar dari kumpulan medan dihubungkan pada cincin geser yang diletakan melingkar pada poros generator, dan diletakkan sikat arang (carbon brush) menempel pada cincin geser tersebut guna mengalirkan arus dari sumber tegangan ke kumparan medan akan mempengaruhi besar kecilnya kuat medan magnit. Hal ini berarti besar kecilnya tegangan keluaran generator dapat diatur dengan cara mengendalikan arus penguat medan magnit (arus eksitasi).
Gb. 2.2. Rotor dan Typical Rotor
13
4. Cincin Geser Cincin geser terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan rotor 5. Generator penguat Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus. Pada umumnya generator AC ini sesuai kebutuhan dan sedemikian rupa sehingga lilitan tempat terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan menimbulkan medan magnet berputar. Generator ini disebut generator berkutup dalam
Gb.2.3. Konstuksi generator berkutup dalam Sumber Manual Book Genset Biomas
2.2.3. Spesifikasi Generator Biomas Gasification yang dipakai
Gb. 2.4. Unit mesin biomas gasification Generating Set. Sumber PT. (SAS)
14
No
Uraian
1 Type of the Engine 2 Model 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Cylinder No Cylinder Diameter Displacement Stroke Rated Speed Rated Output Mean Piston Speed Gas Consumption in full load (head equivalent 4180 - 6480 KJ/m3) Mean Effective Pressure Rotating Direction Firing Order Starting System Top Explosive Pressure Exhaust Temperature of Cylinder Gas Pressure Lubricating Oil Consumption Rated
Ukuran 8300DS-2 4cycle, Line type, Spark Plug Ignition 8 300 mm 215 L 380 mm 500 r/min 440 KW 6.51 m/s 1070 -1510 0.491 Mpa Searah Jarum Jam 1-5-7-3-8-4-2-6 Starting by Compressed Air ≤ 5.5 Mpa ≤ 580 0C 2 ≤ 2.0 g/kW*h
Tabel. 2.1. Specification Diagram Generating Set Biomas Gasification System.
2.2.4. Prinsip Kerja Generator Secara Umum Generator adalah alat pengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Sumber tegangan arus bolak-balik pada umumnya menggunakan generator sinkron sebagai alternatornya. Pembangkitan tegangan ini dilakukan dengan cara melintaskan lilitan penghantar memotong medan magnit. Besar kecilnya tegangan yang diinduksikan oleh penghantar tergantung dari kecepatan penghantar memotong medan magnit. Generator AC bekerja dengan prinsip electomagnetik. Generator AC terdiri dari stator yang merupakan elemen diam dan rotor merupakan elemen diam dan rotor merupakan elemen putar dan terdiri dari belitan-belitan medan. Pada generator AC jangkanya diam sedangkan medan utamanya berputar dal lilitan jangkanya dihubungkan dengan cincin geser.
15
2.2.5. Prosedur Pengoperasian Gas Genset Persiapan sebelum dimulai pengoperasian gas genset adalah sebagai berikut : 1. Pastikan generator dihubungkan dengan kabel konektor layar kendali sampai benarbenar kuat. 2. Cek semua posisi dari semua tombol dari setiap system harus secara hati-hati. 3. Cek level minyak air bah dan pengukur kecepatan harus secara hati-hati dan cek dan pastikan apakah mesin cooling system terisi air tau tidak 4. Buka Lub Oil Prepresing Pompa dan Pompa kemudian cek apakah masing-masing berhubungan dengan garis kebocoran atau tidak. 5. Yakinkan bahwa bejana udara (air container) cukup terisi udara dari kompressor atau tidak. 6. Yakinkan bahwa voltase battery 24V dan system pengapian electrik dalam urutan yang benar. 7. Pastikan tekanan gas biomas sudah mencapai batas normal 8. Pastikan dan selalu catat pada saat memetikan genset yang terakhir kali dan periksa kembali apakah masih ada kesalahan.
2.3. Motor Diesel 2.3.1. Motor Diesel Secara Umum Motor diesel merupakan motor pembakar dalam, penyalaan kompresi (tanpa busi) diciptakan pertama kali pada tahun 1898 oleh Rudolf Diesel. Prinsip kerja motor diesel ada 2 macam yaitu 4 langkah atau 4-Tak dan 2 langkah atau 2-Tak. Siklus-siklus motor diesel adalah siklus ideal dan siklus sebenarnya. Sebagai siklus ideal atau teoritis adalah siklus atau rangkaian proses- proses termo dinamik seperti yang dikemukakan oleh Rudolf Diesel. Pada zaman itu penyemprotan bahan bakar
16
menggunakan udara tekan yang sama dengan tekanan maksimum pembakaranya. Siklus ini kemudian dinamakan siklus diesel atau siklus tekanan konstan. Sedangkan motor diesel zaman sekarang menggunakan pompa penyemprot bertekanan tinggi (110-220 bar) dan injektor. Jadi siklus diesel meskipun membawa nama Rudolf Diesel tidak dapat diterapkan pada motor diesel sebenarnya. Siklus sebenarnya dari motor diesel adalah pendekatan terhadap siklus gabungan atau siklus tekanan terbatas dengan memperhitungkan faktor koreksi-diagram akibat: 1. Kerugian energi pembakaran tak sempurna 2. Waktu yang dibutuhkan untuk pembakaran berlangsung, waktu untuk pembukaan dan penutupan katup-katup 3. Kerugian pemompaan Penggambaran siklus tesebut dilukiskan dalam Diagram-Indikator
2.3.2. Cara kerja motor diesel Prime mover adalah peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin Diesel/ engine terjadi karena penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan didalam silinder pada tekanan yang tinggi(30arm) sehingga temperatur didalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan tekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis. Pada mesin diesel penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan. Pada mesin diesel piston melakukan dua langkah pendek menuju kepala silinder pada setiap langkah dayanya. 1. Langkah keatas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, disin udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.
17
2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi proses pembakaran. Kedua proses ini (1dan 2) termasuk proses pembakaran. 3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, disini kedua katup yaitu katup isap dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak bawah 4. Langkah keempat adalah langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas keluar karena pada proses keempat ini torak dapat bergerak naik keatas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan. 5. Setelah proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses yang pertama, dimana bahan bakar dan udara akan masuk kembali.
Gb.2.5. Cara kerja mesin diesel Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian : 1. Diesel kecepatan rendah (n < 400 rpm) 2. Diesl kecepatan menengah (400-1000 rpm) 3. Diesel kecepatan tinggi ( > 1000 rpm)
18
Ada 3 (tiga) macam sistem starting yaitu : 1. Sistem star manual Sistem star ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin ini pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang akan di gerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat tergantung pada faktor manusia sebagai operatornya. 2. Sistem start electrik. Sistem ini dipakai oleh mesin diesel daya sedang <500 PK sistem ini menggunakan motor DC dengan menggunakan suplai listrik dari battery / accu 12 volt atau 24 vol tuntuk menstart diesel. Saat star, motor diesel mendapat suplai listrik dari battery atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Battery atau accu yang dipakai harus dapat menstart sebanyak 6 kali tanpa di isi kembali, karena arus strat yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dibutuhkan dinamo yang berfungsi sebagai generator DC. Pengisian ulang battery /accu di gunakan alat bantu berupa battery charger mendapat suplai listik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka supply dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengamanan tegangan adalah untuk memonitor tegangan battery atau accu, sehingga kalau tegangan dari battery atau accu sudah mencapai 12/24 V, yang merupakan tegangan standart nya maka hubungan antara battery charger dengan battery atau accu akan di putus oleh pengaman tegangan. 3. Sistem start kompresi Sistem satrt ini dipakai oleh diesel dengan daya genset besar > 500 PK sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu menyimpan udara kedalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut di kompresi sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar solar atau gas dimasukkan fuel
19
injection pump serta disemprotkan lewat nozel dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan didalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor secara otomatis menaikkan tekanan udara didalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting motor diesel tersebut.
2.3.4. Siklus Ideal (Siklus Udara Standart) Motor Bakar Diesel. Diesel berhasil menciptakan motor bakar torak yang kemudian dikenal dengan nama motor diesel. Pada mulanya jenis motor bakar tersebut dirancang untuk memenuhi siklus diesel (ideal) yaitu : seperti siklus otto tetapi proses pemasukan kalornya dilakukan pada tekanan konstan siklus diesel dapat digambarkan dalam diagram P Vs V seperti terlihat pada gambar untuk siklus ini dipergunakan pengidialan yang sama seperti siklus volume konstan, kecuali mengenai pemasukan kalor sebanyak qm pada siklus diesel dilaksanakan pada tekanan konstan. Langkah kerja motor diesel terdiri dari langkah hisap, langkah kompresi langkah ekspansi, dan langkah buang. Pada motor diesel 4 langkah ini, setiap empat kali gerakan piston menghasilkan 2 kali gerakan kerja atau tenaga yang berguna bagi motor.
Gb. 2.6. Diagram P Vs V dari siklus tekanan konstan
20
Keterangan : 0–1
: Langkah hisap
1–2
: Langkah kompresi
2–3
: Proses pembakaran pada tekanan- konstan
3–4
: Langkah kerja
4–5
: Proses pembuangan
1–0
: Langkah buang
2.3.5. Battery dan Battery charger Battery yang memiliki sumber energi kimia yang dapat menghasilkan energi listrik disebut electric cell (sel listrik). Ketika beberapa sel listrik tersebut dihubungkan secara electrik akan menjadi battery. Battery ini terdiri dari electroda dan electrolit. Electroda berbentuk pelat lapisan, sedangkan electrolit berbentuk larutan. Ketika electroda dihubungkan dengan suatu konduktor akan terjadi pergerakan dalam electrolit tersebut. Electroda ini ada dua macam yaitu : katoda dan anoda . katoda adalah electroda negatif yang berfungsi sebagai electron dan electrolit. Anoda adalah electroda positif berfungsi sebagai penerima electron.
Gb. 2.7. Battery (Accu) dan Battery Charger type 180 px - simple _Charger.
21
Battery Charger type 180 px-simple _Charger ini biasanya dipakai sebagai Charger dan alat ini mendapat supply listik dari sumber PLN atau dari generator itu sendiri. Battery Charger untuk mengisi energi listrik ke accu. Aki ini biasa yang dipakai berkapasitas 12 V dan 24 V, maka battery charger ini dapat mengisi accu sampai kapasitas tersebut. Accu ini digunakan untuk menstart motor DC yang akan menggerakkan Generator. Battery Charger ini akan mengisi accu sebesar 12/24 V yang digunakan untuk menstart genset dan supply Battery Charger tersebut dari PLN atau Generator itu sendiri.
2.4. Bahan Bakar Biomas 2.4.1. Sekam padi Sekam padi adalah salah satu sumber energi biomasa yang penting untuk menanggulangi krisis energi belakangan ini kususnya di daerah daerah pedesaan. Ketersediaan sekam padi di hampir 75 negara di dunia diperkirakan sekitar 100 juta ton dengan energi potensial berkisar 1,2 x 109 GJ/ tahun dan mempunyai nilai kalor rata rata 15 MJ/kg Indonesia sebagai negara agrarias mempunyai sekitar 60.000 unit mesin penggiling padi yang terbesar di seluruh daerah dengan kisaran produksi sekam padi 15 juta ton per tahun. Untuk kapasitas besar, beberapa mesin penggiling padi mampu memproduksi 10-20 sekam padi per hari. Tidak seperti bahan bakar fosil, ketersediaan sekam padi tidak hanya jumlahnya yang berlimpah merupakan energi terbaharukan. Beberapa sumber energi biomasa mempunyai kendala akan besarnya biaya investasi untuk pengumpulan, transportasi dan penyimpanan. Tetapi untuk sekam padi biaya yang ditimbulkan relatif lebih kecil karena lokasi-lokasi lebih dekat dan berkonsentrasi didaerah-daerah dekat pabrik penggilingan padi jika teknologi tersedia, bahan bakar sekam padi ini bisa dikonversi menjadi energi thermal untuk kebutuhan tenaga listrik. Untuk itu PT. Sumber Alam Sutera sebagai salah satu perusahaan bergerak di
22
swasembada pangan sebagai sentra pertanian nasional memanfaatkan limbah produksinya yaitu sekam padi yang digunakan sebagai bahan bakar biomas gasification generating set nya untuk sebagai penambah suplai listrik cadangan yang akan digunakanya sewaktu suplai energi listrik dari PLN padam.
2.4.2. Sifat dan karakteristik sekam padi Sekam padi bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil, sifat dan karakteristik lebih kompleks serta memerlukan persiapan dan pemrosesan yang lebih khusus. Sifat dan karakteristik meliputi berat jenis yang kecil sekitar 122 kg/m3, jumlah abu hasil dari pembakaran yang tinggi dengan temperatur titik lebur abu yang rendah. Abu hasil pembakaran berkisar antara 16-23 % dengan kandungan silika sebesar 95 %. Titik lebur yang rendah disebabkan oleh kandungan alkali dan alkalin yang relatif tinggi. Kandungan uap air (moisture) pada biomasa umumnya lebih tinggi dibandingkan bahan bakar fosil, akan tetapi kandungan uap air pada sekam padi relatif sedikit karena sekam padi merupakan kulit padi atau limbah padi. Sekam padi mempunyai panjang sekitar 8-10 mm, lebar 2-3 mm, dan tebal 0,2 mm. Karakteristik lain yang dimiliki sekam padi adalah kandungan zat volatil yang tinggi (higt volatile matter) yaitu zat yang mudah menguap. Kandungan zat volatilenya berkisar antara 60-80 % dimana bahan bakar fosil hanya mempunyai 20-30 % untuk jenis batu bara medium. Energi konversi yang dihasilkan lebih banyak berasal dari zat volatil ini di bandingkan dengan bara api (solide residu) biomasa. Uap air yang keluar dari sekam padi adalah komponen zat volatil pertama ynag muncul sesaat setelah temperature mencapai 1000C untuk rentang temperature operasi sampai 9000C. Selanjutnya, komponen H2, CO,dan CO2 akan terbentuk bersamaan dengan formasi hidro karbon dalam jumlah yang banyak seperti CH4 sampai tar. Biasanya, jelaga
23
(soot) akan terbentuk proses divolitisasi dimana elemen N dan S akan muncul dalam bentuk NH3, HCn, CH3CN, H2S, COS, dan CS2 kalau terjadi ketidak sempurnaan dalam pembakaran sebagai akibat cepatnya evolusi zat volatile akan mengakibatkan deposisi tar, formasi dioxin di backpass dan atmosfir seperti Nox, CO, SO2, dan N2O.
2.5. System Gasifikasi (Gasifier). Ada beberapa tipe reaktor gasifikasi, secara garis besar terbagi menjadi fixed-bed dan fluidized-bed, tipe fluidized-bed biasanya berukuran besar dan menghasilkan daya dalam besaran MW. Sedang tipe fixed-bed digunakan untuk memperoleh daya kecil dengan kisaran kW sampai beberapa MW. Pada kebanyakan tipe reaktor fixed-bed sebenarnya terjadi aliran secara lambat biomas dalam reaktor secara gravitasi. Itulah sebabnya tipe ini disebut moving-bed, beberapa macam reaktor gasificasi yang paling banyak digunakan saat ini adalah :
Tabel.2.2. Tipe Reaktor Gasificasi (diolah dari knoef 2005 dan Ir .Tasliman, M.Eng 2008) Pada tipe moving-bed, biomas akan mengalir ke bawah secara lambat dalam reaktor berbentuk
24
2.6. Tungku Gasifikasi Biomas (gasifier)
Gb. 2. 8. Struktur Rancangan Biomas Gasification Generating Set System (sumber PT. SAS dan Changzhou Shunfeng Electricpower Equipment Co,Ltd)
Bagan struktur biomas gasification : 1. Temporary Bunker
10. Water Sparator
2. Gasificaton Furnas (tungku pembakaran)
11. Static Decator
3. Cyclone Dust Collector 1
12. Amortizing Tank
4. Cyclone Dust Collector 2
13. Water Sealing Tank
5. Pipe Precipitator 6. Spray Tower 1 7. Spray Tower 2 8. Foam Tower 9. Decocor
25
2.6.1. Temporary Bunker. Temporary bunker merupakan suatu alat yang mana sebagai penampung bahan bakar biomas sekam padi. Sekam padi dari gudang penampungan sekam dan dari penggilingan padi yang sudah melalui proses pengeringan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke temporary bunker tersebut dan siap sebagai bahan bakar biomas, selain sekam padi bahan bakar biomas lainya dapat menggunakan cocopeat (serabut kelapa) di potong kecil-kecil agar mudah dalam proses pembakaran. Tetapi sesuai disain rancangan temporary bunker yang dipakai di PT. Sumber Alam Sutera, untuk bahan bakar sekam padi.
Gb.2.9. Temporary Bunker.sumber PT.Sumber Alam Sutera (SAS)
2.6.2. Cara kerja Temporary Bunker Apabila sekam sudah diproses pengringanya, kemudian dimasukkan ke temporary bunker menggunakan blower yang berukuran besar bertekanan tinggi dan apa bila temporary bunker sudah penuh dan bahan bakar biomas akan digunakan maka yang mengtur memasukkan biomas sekam padi ke tungku pembakaran (gasification furnas) adalah motor screw yang dikendalikan di ruang control gasifier dengan putaran tertentu
26
sesuai prosedur pengoperasian, teknologi biomas gasification generating set system seperti terlihat pada gambar digram tersebut :
Gb.2.10. Gudang sekam, (blower pengisian sekam ke temporary bunker) dan Skematik Diagram Proses Temporary Bunker Biomas. sumber PT. SAS 1. Intake material blower biomas sekam padi 2. Mesin Blower 3. Out material blower biomas sekam padi 4. Intake temporary bunker biomas sekam padi 5. Cyclone temporary bunker 6. Motor Screw material 7. As Motor screw material 8. Houshing bearing 9. Center As motor screw 10. Kaca Penduga 11. Houshing bearing dan Center as motor screw 12. As screw material 13. Motor screw material
27
2.6.3. Gasification Furnas (Tungku pembakaran) FBC Series. Gasification furnas (tungku pembakaran) menggunakan teknologi fluidized bed combustion (FBC) salah satu teknologi terbaik untuk mengkonfersi sekam padi menjadi listrik karena mempunyai keunggulan mengkonfersi berbagai jenis bahan bakar baik sampah, limbah biomasa ataupun bahan bakar fosil berkalori rendah. FBC mempunyai temperature pengoperasian 800-9000C sehingga merupakan energi yang ramah lingkungan dan efesiensi pembakaran yang lebih tinggi diperoleh dari teknologi FBC di bandingkan dengan sistem pembakaran konvensional karena perpindahan panas yang sangat bagus di dalam system.
Gb.2.11. Gasification Furnas (Tungku pembakaran) sumber PT. SAS
2.6.4 Langkah Kerja Gasification Furnas (FBC Series) Pada proses FBC tersebut, awalnya ruang bakar di panasi terlebih dahulu secara eksternal sampai mendekati temperature operasi. Material hamparan (pelapis pada tungku pembakaran) fluidasi yang lumrah dipakai untuk mengabsorbi panas adalah pasir silica. Pasir silica dan bara api bahan bakar bercampur dan mengalami turbulensi di dalam ruang bakar sehingga keseragaman system temperature menjadi terjaga. Pada temperature yang tinggi dengan media transfer panas pasir silica akan mampu memberi garansi konversi
28
energi yang cepat dengan kondisi temperature isothermal. Dengan bidang kontak panas yang luas disertai turbolensi partikel fluidisasi yang cepat menyebabkan teknologi FBC bisa di aplikasikan untuk mengkonversi segala jenis bahan bakar bahkan dengan ukuran yang tidak seragam seperti bahan bakar sekam padi. Terlihat pada gambar skematik FBC berikut :
Gb.2.12. Skematik Diagram FBC untuk bahan bakar sekam padi. Sumber (http://io.ppijepang.org/article.php?id=262) dan Wuxi Yangming Dust Removing Equipment Plan
2.6.5. Langkah Peningkatan Performansi FBC Sekam Padi Bila bahan bakar sekam padi dimasukkan pada ruang pembakaran FBC, evolusi zat volatil akan terjadi sangat cepat. Dikarenakan oleh tingginya laju perpindahan panas oleh material hamparan di ruang bakar sehingga zat volatil hanya berevolusi disekitar tempat pemasukan bahan bakar (fuel feed point) karena ketidak cukupan oksigen di bagian atas ruang bakar (freeboard) maka pembakaran sempurna sering tidak terwujud. Formasi hidrokarbon sering terjadi dan diantisifikasi akan memunculkan dioksin pada gas buang. Evolusi volatil secara local juga menyebabkan temperature sangat tinggi di sembarang tempat pada ruang bakar dan kondisi ini akan menyebabkan NOx.
29
Keseragaman temperature pada system pembakaran adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kesetabilan pembakaran disamping berguna untuk mengurangi emisi dari polutan seperti hidrokarbon dan NOx sebagai akibat dari hasil pembakaran yang tidak sempurna untuk mencapai hal-hal tersebut usaha-usaha telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti seperti : menurunkan temperature operasi dan mengurangi kecepatan gas fluidisasi untuk memperkecil laju pemanasan selama pembakaran, mengontrol volume pemasukan bahan bakar, supaya fluktuasi evolusi zat volatile menjadi menurun, memasang penyekat (baffle) diruang atas reactor agar pencampuran udara dengan zat volatile meningkat. Cara lain untuk menghindari hal tersebut dengan menggunakan partikel yang berpori seperti pasir alumina sebagai pengganti pasir silica yang biasa digunakan sebagai media partikel yang di fluidasi, dengan menggunakan media berpori maka hidro karbon akan tertangkap pada pori-pori partikel seperti terlihat pada gambar tersebut:
Gb. 2.13. Hidrokarbon (HC) terperangkap didalam pori-pori sebagai karbon deposit. Sumber I Nyoman Suprapta Winaya (http://io.ppijepang.org/article.php?id=262)
Karbon yang tertangkap akan terfluidasi bersama material hamparan keseluruh ruang reaktor sehingga terjadi pencampuran yang baik yang menyebabkan formasi stoikimetrik dan temperatur pengoperasian pada reaktor menjadi seragam, hal ini akan mengakibatkan dioksin dan emisi menjadi berkurang dan juga mampu meningkatkan konversi karbon menjadi energi sehingga efisiensi system meningkat. Konversi karbon
30
menjadi lebih banyak ketika pasir aluminia MS yang berpori dipakai sebagai material hamparan dibandingkan pasir silsika QS seperti terlihat pada gambar :
Gb.2.14.Perban dingan konversi karbon pada MS (pasir alumina) dan QS (pasir silika). Sumber I Nyoman Suprapta Winaya(http://io.ppijepang.org/article.php?id=262)
Keutamaan lain dari penggunaan lain partikel berpori adalah untuk menghindari penggumpalan /aglomerasi antara abu hasil pembakaran dengan partikel pasir silika yang biasa digunakan sebagai media pentansfer panas. Aglomerasi terjadi karena bahan bakar biomasa mengandung alkalin yang bisa bersenyawa dengan silika membentuk ikatan kalium silikat. Aglomerasi harus di hindari karena akan mengganggu fluidisasi dan bahkan pada kejadian paling buruk akan menyebabkan sistem berhenti secara mendadak. Tabel di bawah ini menunjukkan pada aglomerasi tidak terjadi dan jumlah karbon yang terbakar lebih banyak bila menggunakan pasir aluminia yang berpori MS sedangkan dengan pasir silika yang berpori QS terbakar lebih sedikit. BM QS QS QS QS MS MS MS
BED HEIGHT 10 CM 10 CM 10 CM 10 CM 10 CM 10 CM 10 CM
AMOUNT 337 g 317 g 318 g 385 g 388 g 398 g 392 g
AGGLOMERATION OCCURRED OCCURRED OCCURRED OCCURRED NOT NOT NOT
31
Tabel.2.3. Total jumlah karbon yang terbakar dan aglomerasi yang terjadi.
Sumber I
Nyoman Suprapta Winaya(http://io.ppijepang.org/article.php?id=262)
2.6.6. Cyclone Dust Collector 1 dan 2 (Ash Motor Dust Remover). Cyclone dust collector 1 dan 2 ini lebih dikenal dengan sebutan Ash Motor dust remover alat ini berfungsi sebagai pemisah debu panas dari gas di mana debu ini type kasar langsung dari pembakaran FBC gasification furnas dan debu langsung di proses dan dikeluarkan ke penampungan rumah abu. Cara kerja mesin ini di kendalikan oleh ash motor (Motor screw) yang mana debu panas dari sisa pembakaran FBC gasification furnas yang di sedot dengan blower untuk mengambil gas biomas tersebut dan debu panas kasar secara otomatis jatuh tertampung pada cyclne dust collector 1 dan debu halus jatuh ke cyclone collector 2 didorong oleh motor screw dengan putaran konstan dan tertentu sesuai pengaturan operator, agar gas dapat lancar diambil (disedot) oleh roots blower dan kemudian setelah debu tersebut yang terkumpul pada cyclone dust collector 1 dan 2 yang di dorng oleh motor screw tersebut, disedot dengan blower khusus penyedot abu panas untuk di keluarkan dari Cyclone dust collector 1 dan 2 ke mudian di masukkan ke rumah abu dan abu tersebut sudah dingin dan kering.
Gb.2.15. Cyclone Dust Colector 1 dan 2 tempat terpisahnya (pembersih abu) dengan gas, abu tipe kering) sumber PT. SAS
32
2.6.7. Pipe Precipitator, Spray tower 1 dan 2, Foam tower, Decocor, dan Water Sparator. Pipe precipitator, spray tower 1 dan 2, foam tower, decocor pada dasar nya alat ini sama bertujuan sebagai filterisasi, pemisah debu kasar dan halus dan juga berfungsi sebagai ber temunya oksigen dan bahan bakar gas sebelum masuk keruang bakar siklus ini bertujuan sama seperti siklus mesin menggunakan karburator, dimana bahan bakar dan oksigen bertemu sebelum masuk ruang bakar. Sedangkan water separator sebagai pemisah antara bahan bakar gas dan air sebelum masuk electric dust remover menggunakan roots blower yang kemudian gas tersebut di murnikan atau di sempurnakan dan menjadi bahan bakar gas yang siap pakaai.
Gb.2.16. Rangkaian unit pipe precipitator, spray tower 1 dan 2, decocor dan water separator. Sumber PT. SAS
2.6.8. Electrick Dust Remover (alat pembersih debu) SFD series Electric dust remover adalah alat sebagai pembersih debu tipe basah bersandar tegangan tinggi dimana sebagai pembersih debu yang terakhir kalinya, electric dust remover ini diadopsi dari alat pembersih debu bahan bakar batu bara dan di gunakan sebagai alat pembersih debu biomas bahan bakar sekam, dimana debu dan gas dipisahkan
33
dan juga ter dan gas dipisahkan untuk pencapaian gas panas yang sempurna yang akan mengalir sebagai gas penggerak generator set (genset).
Gb.2.17. Electric Dust Remover (Static electric detarrer) sumber PT. SAS dan Wuxi Yangming Duster Removing Equipment Plant 2007
2.6.9. Prinsip kerja dan Format Stuktur (Memasang Pandangan External) 1. Prinsip Kerja a. Electric dust remover ini adalah type SFD, merupakan jenis pembersih debu tipe basah, dan memungkinkan debu dan (ter) mengaburkan gas panas batu bara atau gas panas biomas untuk pindah, gerakan secara directional tersebut yang terpengaruh oleh medan electric dan pemisahan electrik secara paksa debu dan ter akan terpisah dari gas batu bara atau biomas untuk pemanas itu, agar supaya memurnikan gas batu bara atau biomas untuk pemanas. b. Ketika ter berisi debu atau ter berjalan sepanjang tegangan tinggi bidang electric, dan tiba voltase chatode kawat pijar tersebut yang negatif, corona terjadi disekitar gas batu bara atau biomas untuk pemanas, yang mengirimkan ion pada pol yang positif sementara itu gas batu bara atau gas biomas untuk pemanas disebut ionized, di bawah hal negatif dan di bawah tegangan tinggi. Ketika debu yng berisi gas batu bara atau gas biomas untuk pemanas berjalan sepanjang medan electric, dalam
34
kaitan dengan dampak disfusion, gas mulai untuk membawa tenaga. Dan debu yang membawa tenaga dan ter mulai bergerak ke electroda sampai tenggelam yang diakibatkan oleh kekuatan bidang electric dan akhirnya yang di kembangkan dengan menyimpan tabung kutub, yang mengalir dibawah dan bersandar pada gaya beratnya, sampai pembilasan dan ter sampai keluar melalui pipa pembuangan limbah. 2. Pembentuk Struktur a. SFD system sebagai alat pembersih debu elektris type basah mengadopsi teknologi baru yaitu teknologi international statis untuk kepindahan debu, system penyimpanan kutub tabung yang ditonjolkan pada struktur sisir pemisah dan perpindahan debu, yang mempunyai keuntungan pengisian pada pipa dan secara penuh menggunakan peralatan tersebut pada kepindahan debu supaya membuat gampang untuk melakukan pengisian. b. SFD system pembersih debu elektris type basah menjadi struktur barrel vertikal, tutup puncak yang dirancang dengan penyarirangan debu yang dibatasi kotak dan feed-free yang membatasi kotak. Suatu alat penyekat isolasi tegangan tinggi coneshaped dirancang di dalam penyaringan debu yang membatasi kotak, seperti halnya generator tegangan tinggi yang dihubungkan dengan baik melalui cannula. Dalam urutan mencegah alat penyekat isolasi itu dari dewfall yang diakibatkan oleh ledakan dan creepage, penyarigan debu yang membatasi kebutuhan kotak yang menguapkan panas dan pemanasan elektris untuk memelihara temperatur tetap, temperatur biasanya dikendalikan antara 60-800C, yang mana 10-150C yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas batu bara untuk pemanas yang di masukan. Perihal feed-free yang membatasi kotak, adalah untuk melakukan peningkatan tertentu, dan yang ditingkatkan untuk membatasi kotak tersebut tidak memerlukan apapun dalam pemanasan tersebut dan untuk memelihara temperatur tetap, untuk sekitar 60 ton padanan batubara dapat diselamatkan saban tahun, atau di atas 30,000 0C dapat diselamatkan ( SDF-16 type alat untuk merancang tanpa feed-free yang membatasi kotak)
35
c. SFD type pembersih debu elektris type basah dirancang dengan kutub penyimpanan, pengalahan corona, memasang meja distribusi gas lebih tinggi dan menurunkan kerangka dan gantungan di dalam SFD tersebut. Kutub Corona di masukkan pada atas kerangka yang tinggi dan pembagian di pusat tiap-tiap penyimpanan kutub, garis tengah kutub corona adalah 2.5mm, material corona tersebut adalah nickel-chromium baja yang dipasang kawat. Kerangka yang lebih rendah dimasukkan dan ditempatkan di bagian bawah corona. Suatu Palu pemberat adalah tempat dudukan dibagian bawah yang lebih rendah, bagian dari corona masing-masing dikalahkan jika kesamaan dan verticalas antara corona dan kutub penyimpanan. d. Pada bagian atas yang lebih tinggi dari type SFD pembersih debu elektris, ada suatu alat pembilas reguler, suatu panci air diinstall pada atas kutub corona. Penginstalan tersebut menurut berjalanya system tersebut, mesin akan tertutup ( persediaan tenaga yang dikerat) waktu melakukan pembilasan tiap-tiap 4-8 jam, pada interval umum 5-10 menit, target tersebut adalah untuk mencuci ter dan debu berkait dengan dinding corona dan tabung penyimpanan. Jika kondisi-kondisi tersebut sudah cukup mempengaruhi, maka akan mengadopsi 40-450C untuk mendaur ulang air panas didalam SFD tersebut untuk pencucian yang lebih baik. Tekanan pencucian air di pipa pembuangan keluar di bagian atas akan menjadi 2-2.5 kg, relevan konsumsi air dapat dibaca pada parameter teknik tersebut. e. SFD type pembersih debu elektris type basah dirancang dengan suatu uap air yang di tiupkan di pintu masuk pada bagian yang lebih rendah agar berjalan dengan baik setelah peralatan masuk dalam pintu masuk tersebut, Dalam rangka menjamin keselamatan merekomendasikan untuk mengadopsi uap air untuk meletupkan gas batu bara atau gas biomas untuk pemanas, dan juga mengadopsi uap air untuk meletupkan
ter yang lebih sedikit, terkait dengan kutub corona atau
kutubpenyimpanan, yang memungkinkan temperatur di dalam peralatan untuk naik sekitar 70-800C, jika ter dikurangi dan jatuh secara otomatis, maka hal ini merupakan suatu methode untuk membersihkan dan memelihara. f. Persediaan tenaga SFD type pembersih debu elektris type basah menjadi jenis luar, yakni generator tegangan tinggi akan diinstall di bagian atas tutup platform. Garis
36
Sumber tenaga ke luar dari control cabinet yang dihubungkan dengan generator tegangan tinggi. g. SFD type pembersih debu elektris type basah dirancang dengan sumber tenaga DC dengan tegangan tinggi dan temperatur tetap, yang bisa membawa posisi mantap ketika terjadi korsleting. Ketika ketebalan debu dan ter di dalam medan elektrik meningkatkan
kecepatan arus, medan elektrik akan menerima high-ohm yang
menentang statemen, maka sumber tenaga kepps tetap dalam kaitan dengan arus keluaran, dan voltase akan secara otomatis naik agar supaya meningkatkan efisiensi kepindahan debu. Sepanjang debugging atau pengujian, suatu sirkuit terbuka untuk perpindahan tidaklah diijinkan. 3. Parameter Basis dasar a. Kerja temperatur: - 300C----- + 500C b. Tekanan udara: 86,6------ 106 Kpa c. Suatu tempat di mana harus tidak terjadi goncangan atau getaran sangat hebat d. Temperatur gas batu bara atau biomas untuk pemanas yang memasuki tegangan tinggi itu maka pembersih debu statis tidaklah melebihi 500C
Gb.2.18. Skematik diagram Electrik Dust Remover (static electric detarrer) sumber PT. SAS dan Wuxi Yangming Duster Removing Equipment Plant 2007.
37
2.6.10. Amortizing Tank dan Water Sealing Tank Pada prinsipnya kedua alat ini sama sebagai penyimpan gas murni terakhir Amortizing tank sebagai pengatmosfiran gas yang akan dikonsumsi sebagai bahan bakar gas generator biomas sedangkan water sealing tank sebagai penyekat air dan gas yang di atmosfirkan, dan gas tersebut akan di proses di amortizing tang yang akan dikonsumsi sebagai bahan bakar generator biomas.
2.6.11. Cara Kerja Amortizing Tank Dan Water Sealing Tank Gas yang di proses dari staic electric dust remover yang sudah dipisahkan dari debu masuk terlebih dahulu ke water sealing tank dan kemudian masuk ke amortizing tank. Pada saat akan menggunakan gas tersebut sebagai bahan bakar untuk menggerakkan generator biomas tersebut maka harur terlebih dahulu mengontrlor air pada water sealing tank air tersebut dipastikan tidak boleh melebihi pipa control air setelah air sudah pada level yang telah ditentukan maka untuk memastikan gas didalam amortizing tank sudah penuh pastikan membuka kran pembuangan gas akan keluar asap atau gas selain itu kita pastikan dengan membuka kran gas yang duatas tabung dengan menyulut gas yang keluar tersebut dengan korek api apabila api sudah berwarna biru maka dipastikan gas sudah penuh dan dapat dipakai untuk mengoperasikan genset tersebut.
Gb.2.19. Amortizing Tank dan Water Sealing Tank sumber PT. SAS
38
2.7. Perlengkapan Instalasi Tenaga Biomas Gasification Generating Set System 2.7.1. Penghantar Penghantar yang digunakan adalah berupa kabel yang memiliki macam-macam jenis. Penghantar untuk instalasi listrik telah diatur dalam PUIL 2000. Pasal 7.1.1. Persyaratan umum penghantar bahwa semua penghantar yang digunakan harus dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaanya, serta telah diuji dan menurut standart penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang berwenang. Dilihat dari jenisnya penghantar dibedakan menjadi : ¾
Kabel instalasi Kabel instalai ini digunakan untuk penerangan jenis kabel yang banyak digunakan untuk instalasi rumah tinggal yang pemasanganya tetap yaitu NYA dan NYM.
¾
Kabel tanah Ada 2 jenis kabel tanah yaitu : a. kabel tanah thermoplastik tanpa perisai b. kabel tanah thermoplastik berperisai.
¾
Kabel flexible Ada beberapa jenis kode untuk mengenali kabel flexible
Huruf Kode
Komponen kabel
N
Kabel jenis standart dengan tembaga sebagai penghantar.
NA
Kabel jenis standart dengan aluminium sebagai penghantar.
Y
Isolasi PVC
re
Penghantar padat bulat
M
Selubung PVC
A
Kawat berisolasi
rm
Penghantar bulat berkawat banyak
39
se
Penghantar padat bentuk sektor
sm
Penghantar dipilin bentuk sektor
-1
Kabel dengan sistem pengenal warna urat dengan hijau-kuning
-0
Kabel dengan sistem pengenal warna urat tanpa hijau-kuning.
2.7.2. Pemilihan Luas Penampang Penghantar Pemilihan luas penampang penghantar harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA). Menurut PUIL 2000 pasal 5.5.3.1. bahwa penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. ¾ Untuk Arus Searah : In = P/V (A) ¾ Untuk Arus Bolak-balik Satu Fasa : In = P/(V.Cos phi) (A) ¾ Untuk Arus Bolak-balik Tiga Fasa : In = P/(√3.V.Cos phi) (A) KHA = 125 % X In Dimana : I = Arus Nominal Beban Penuh (A) P = Daya Aktif (W) V = Tegangan (V) Cos phi = Faktor Daya 2. Drop Voltage Drop Voltage biasa disebut susut tegangan merupakan perbedaan antara tegangan sumber dengan tegangan pada beban, karena tegangan pada beban tidak sama dengan tegangan sumber yaitu tegangan pada beban lebih kecil dari tegangan sumber, ini biasanya disebabkan oleh factor arus dan impedansi saluran.
40
3. Pengaruh Sifat lingkungan. ¾
Sifat lingkungan merupakan kondisi dimana penghantar itu di pasang dan factorfactor berikut yang harus diperhatikan dalam memasang penghantar :
¾
Penghantar dapat dipasang atau di tanam dalam tanah dan memperhatikan kondisi tanah
yang
basah,
kering
ataupun
lembab.
Kondisi
tersebut
harus
dipertimbangkan dengan bahan isolasi penghantar yang akan dipasang. ¾
Suhu lingkungan dan suhu ruangan atau kamar dan suhu tinggi, maka penghantar yang akan digunakan juga berbeda.
¾
Kekuatan mekanis, misalnya : pemasangan peenghantar di jalan raya berbeda didalam ruangan atau tempat tinggal. Penghantar yang terkena beban mekanis harus dipasang didalam pipa baja atau pipa beton sebagai pelindungnya.
4. Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi (disebabkan adanya faktor-faktor lain) Kemungkinan –kemungkinan yang akan terjadi di masa akan datang, seperti penambahan beban yang akan mengacu pada kenaikan arus beban sehingga penghitungan KHA penghantar untuk memilih luas penampang penghantar akan berbeda. Maka drop tegangan maksimum yang di ijinkan adalah dua persen untuk penerangan dan lima persen untuk instalasi daya.
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Langkah-Langkah penelitian Dalam melakukan penelitian ini kami melaksanakan berdasarkan langkah –langkah yang telah tersusun secara sistematis seperti dalam diagram alir di bawah ini.
Mulai Persiapan bahan, alat uji dan ukur
Sekam padi sebagai bahan bakar biomas di uji dengan mesin biomas
Pengujian normal
Pengujian tanpa beban
Pengujian dengan beban
Uji temperatur pembakaran gas biomas pada saat genset tidak dites beban
Uji temperature pembakaran gas pada saat genset di tes beban Data
Hasil dan pembahasan
Selesai
Gb.3.1. Skema Prosedur Pengujian
42
Pada pengujian biomas gasifier ini memerlukan dua tahapan untuk mengetahui hasil yang diinginkan yaitu : 1. Unit mesin gasifier dioperasikan selama 1-5 jam untuk mengetahui temperature gas yang dihasilkan dari pembakaran sekam padi sebagai bahan bakar gas biomas dan generator set biomas tidak dioperasikan dengan beban 2. Unit mesin gasifier di operasikan selama 1-5 jam untuk mengetahui temperature gas yang dihasilkan dari pembakaran sekam padi sebagai bahan bakar gas biomas dan generator set biomas dioperasikan dengan beban selama 1-5 jam.
3.2. Alat dan bahan pengujian 1. Spesifikasi Generator Set Biomas Gasification System. Spesifikasi unit mesin generator set biomas gasification system yang digunakan dalam pengujian adalah : SPESIFIKASI TEKNIK BIOMAS GASIFIKASI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Uraian Luas Bangunan Tinggi Bangunan Utama Kolam Daur Ulang Kedalaman Kolom Berat Total 1 Set Produksi Gas Konsumsi Material Dasar Kelembaban Material yang dapat diterima Efisiensi Peng Gas an Listrik yang dibutuhkan (konsumsi sendiri) Ukuran Gasifier Cara Pengeluaran Debu
Ukuran 350 m2 6 meter 12 x 5 m 3 meter 22 Ton ≥ 1400 Nm3/jam 800 Kg/jam ≤ 16% ≥ 70% 22 kW ǿ 1400 H=8500 Tipe Kering
Tabel 3.1. Spesifikasi Mesin Biomas Gasifier (Sumber PT. SAS – Lampung)
43
GENERATOR TENAGA GAS Set Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8
Mesin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Uraian
Rated Output Rated Voltage Rated Current Rated Frequency COS ǿ Power Submultiples Mode of Excitation Phase & Connection Generator
Uraian
Type of the Engine Model Cylinder No Cylinder Diameter Displacement Stroke Rated Speed Rated Output Mean Piston Speed Gas Consumption in full load (head equivalent 4180 - 6480 KJ/m3) Mean Effective Pressure Rotating Direction Firing Order Starting System Top Explosive Pressure Exhaust Temperature of Cylinder Gas Pressure Lubricating Oil Consumption Rated
Ukuran 1 Set Mesin Berat 1 Set Mesin
Ukuran 400 KW 400 V 720 A 50 Hz 0,8 Lagging Blushless 3 Phase 4 Wires Siemens 1FC5 400Kw
Ukuran 8300DS-2 4cycle, Line type, Spark Plug Ignition 8 300 mm 215 L 380 mm 500 r/min 440 KW 6.51 m/s 1070 -1510 0.491 Mpa Searah Jarum Jam 1-5-7-3-8-4-2-6 Starting by Compressed Air ≤ 5.5 Mpa ≤ 580 0C 2 ≤ 2.0 g/kW*h
6400 x 1825 x 3000 mm 16 Ton
Tabel 3.2. Spesifikasi Generator Set Biomas Gasifikasi (Sumber PT. SAS – Lampung)
44
Generator biomas yang di gunakan dalam pengujian adalah generator WUXI type 4 cycle dilengkapi dengan menggunakan busi sebagai penyala, pencetus pengapian mesin tersebut, mesin ini juga yang sudah di konversi dari diesel engine (generator set) dengan bahan bakar solar dan di rubah dan ditambah kan beberapa aitem dan disesuaikan dengan generator set dengan bahan bakar gas. Mesin ini juga menggunakan air compressor sebagai penggerak (start) generator dan pendingin mesin menggunakan cooling water system.
2. Alat ukur penelitian Dalam penelitian biomas gasification system ini menggunakan beberapa alat ukur di gunakan antara lain : a. 1 (satu) unit stop watch Stop watch digunakan untuk mengukur waktu. Stop watch mempunyai batas ukur terkecil sampai 0,1ndetik. Pada stopwatch biasanya terdapat dua buah lingkaran skala yang masing-masing dilengkapi dengan jarum penunjuk, yaitu dalam skala detik terdapat lingkaran skala yang ukuranya lebih kecil dalam satuan menit. Untuk pengukuran waktu yang agak lama pembacanya dimulai dari penunjuk jarum pada skala menit yang kemudian di jumlah dengan menunjukkan jarum pada skala detik. b. Electric Thermometer. Electric thermometer ini digunakan untuk mengukur suhu, baik suhu panas pembakaran biomas maupun suhu dan tekanan gas biomas. Electric thermometer ini mempunyai derajad mulai dari 50- 10000C .Merk WRN m27X 2 made In Wuxi Yangming Dust Removing Co,Ltd.July,2007 yang dilengkapi electric themokopel yang terbuat dari kuningan dan stainlees sebagai sensor suhu panas dan sekaligus mendeteksi tekanan gas biomass alat ini terpasang pada tungku pembakaran (gasification furnas) dan sprinkling tower 1,2, water separator dan juga foming tower.
45
Electric Thermometer Gb.3.2. Electric Thermometer (sumber PT. SAS – Lampung) c. Digital Electrik Thermometer Digital elektrik thermometer sebagai alat pembaca hasil temperature gas dari pembakaran biomas alat ini terkoneksi dengan electrik thermometer dan digital electrik thermometer ini terpasang pada panel control. Merk : AOD XMTCE 220-240 V Presssur 0-15000C.
Digital electric thermometer Gb.3.3. Digital Electric Thermometer (sumber PT. SAS – Lampung) d. Tabung Manometer Tabung manometer ini berguna untuk mengetahui tekanan gas tabung manometer ini interkoneksi dengan electrik thermometer yang terpasang pada tungku pembakaran (gasification furnas) dan sprinkling tower 1,2, water separator dan juga foming tower. Tabung manometer dengan Merk : MC. 0.4000160. BYY 10 KPa
46
Tabung Manometer Gb.3.4. Tabung Manometer (sumber PT. SAS – Lampung) e. Adjust Soon Control Adjust soon control digunakan sebagai pengatur putaran motor screw material (bahan bakar biomas “ sekam padi”) agar kestabilan temperature gas dan konsumsi bahan bakar tetap terjaga agar bahan bakar yang masuk ke generator set tidak berlebihan dan juga menjaga gas tidak hilang dan generator tidak dapat mengeluarkan beban listrik yang di inginkan. Adjust soon control dengan Merk : MC. 05000036 JDI II A-40 jarak ukur 0-1500 rev/min.
Adjust Soon Control Gb.3.5. Adjust Soon Control Screw Material (sumber PT. SAS – Lampung) f. Bahan Baku Sekam padi sebagai bahan bakar biomassa yang akan di uji, sekam padi ini sudah melalui proses pengeringan dan memenuhi standart yang telah ditntukan sebagai bahan bakar biomassa yang baik untuk pembakaran dan dip roses menjadi gas sebagai
47
penggerak generator set. Sekam padi yang akan di uji ± 1ton untuk mengetahui hasil pembakaran yang diinginkan. g. Bahan Tambahan Dalam penelitian ini diperlukan juga beberapa bahan tambahan yaitu: a. Satu unit mesin blower Mesin blower ini digunakan untuk mengisi sekam padi ke dalam temporary bunker yang akan kita uji. b. Kayu bakar Kayu bakar digunakan untuk membantu proses awal pembakaran sampai menunjukkan 7000C sebelum diteruskan dengan sekam padi sebagai bahan bakar.
3.3. Prosedur Pengoperasian Biomas Gasification Generating Set System. Prosedur pengoperasian pada saat pengujian generator set dioperasikan tanpa beban maupun dioperasikan dengan beban. 1. Prosedur Melakukan Persiapan Bahan Bakar Prosedur pengoperasian dalam pengujian biomas gasification ini baik pengujian generator set biomas dioperasikan tanpa beban dan genset dioperasikan dengan menggunakan beban prinsipnya sama perbedaanya terletak pada oper ceng swith dari genset ke beban pada saat PLN padam dan konsumsi bahan bakar. Sebelum dilaksanakan pengujian ini perlu dilakukan beberapa persiapan dimana langkah awalnya adalah dengan menyiapkan bahan seperti sekam padi sebagai bahan bakar biomas yang akan diuji, untuk itu sekam padi yang akan diuji harus sesuai dengan bahan bakar yang telah ditentukan sebelum dijadikan bahan bakar biomas dan harus melalui tahapan pengeringan.
48
PH air yang terkandung dalam sekam padi tersebut harus memenuhi standar yang telah di tentukan untuk menghasilkan gas biomas yang baik yaitu PH air ± 9-13. Sekam padi yang sudah melalui proses pengeringan ± 1 - 5 ton dimasukkan kedalam temporary bunker menggunakan mesin blower secara bertahap. 2. Prosedur Pengoperasian Biomas Gasification Generating Set. a. Nyalakan motor pompa 1. untuk mengisi bak water pool kolam daur ulang dan buka valve atur yang seimbang agar sirkulasi dan debet air balance antara air masuk dan keluar.
bak water pool
valve sirkulasi
Gb.3.6. Bak Daur Ulang (Sumber PT. SAS – Lampung) b. Pembakaran pertama dapat mulai dan usahakan api cepat menyala sampai temperatur yang diinginkan menyala.
Pembakaran pertama dengan kayu bakar
Gb.3.7. Proses Pembakaran Pertama (Sumber PT. SAS – Lampung) c. Setelah api ± 15 menit dari mulai pembakaran pertama diperkirakan nyala tidak akan mati kemudian on kan root blowers agar api pembakaran pertama cepat membesar dan mencapai temperatur yang diinginkan medium temperatur 6000C
49
jangan lupa menambahkan pasokan kayu bakar sebelum mencapai medium temperature 6000C.
Temperature 6000C Root Blowers Gb.3.8. Digital Temperature & Root Blowers (Sumber PT. SAS – Lampung) d. Setelah mencapai medium temperature yang diinginkan tutup segera valve tungku pembakaran biomas gasifier.
Valve tungku pembakaraan Gb.3.9. Valve Tungku Pembakaran (Sumber PT. SAS – Lampung) e. Setelah tungku di tutup buka handle gas root blowers di buka pada posisi gigi 6 atau fuel dan handle leed blower di buka setengah pada posisi gigi 3 atauntuk sirkulasi udara di tungku pembakaran agar oksigen di tungku pembakaran tidak terjadi ledakan balik atau tendangan gas balik.
50
Leed blowers posisi gigi3
Root blowers
Valve gas posisi gigi 6 Gb.3.10. Leed Blower & Root Blowers (Sumber PT. SAS – Lampung) f. Kemudian buka penyekat sekam temporary bunker agar sekam terdorong oleh screw pada saat pembakaran. Sekat control sekam (temporary bunker)
sekam didorong screw masuk tungku bakar Gb.3.11. Screw Temporary Bunker (Sumber PT. SAS – Lampung) g. On kan semua mulai dari Ash motor, water pump II dan Cooling Tower, closee brese, blowers abu, blowers sekam pengaduk di temporary bunker h. Kemudian operasikan generator set diperkirakan tabung angin di isi sampai 2,94 MPa , pastikan power accu on, swith alarm rpm di on, setelah tahapan ini untuk mengoperasikan genset buka kran pada tabung angin compressor setelah generator berputar pastikan suplai gas di buka fuel dari roots blowers kemudian pastikan gas sudah cukup untuk genset beroperasi dan mesin genset running untuk mengetahui gas dapat di gunakan buka kran control pada pipa intek generator dengan cara
51
menyulut korek api apa bila api berwarna biru maka gas genset dapat di pergunakan .
pipa intek gas (biomas) genset Kran kontrol gas biomas (dites dengan cara menyulut korek api) Gb.3.12. Pipa Gas Intake Generator (Sumber PT. SAS – Lampung) i. Kemudian operasikan controller of power supply static electricity (SFD). 1. Naikkan MCB guna untuk memanaskan fato trafo 2. Putar searah jarum jam posisi fato trafo putaran 100-125 putaran normal seting temperatur 100 -125
Gb.3.13. Fato trafo (sumber PT. SAS-Lampung) 3. Atur sampai suhu menunjukkan angka 70 – 800C
suhu statik electricity 76 0C
Gb.3.14. Tigital Temperatur Static Electricity (sumber PT.SAS-Lampung)
52
4. Bila suhu gas medium sudah mencapai 730-7500C dan suhu normal supply statik antara 70-800C tekan self ceck juga tekan operate.
Self Ceck operate
Gb.3.15. Panel Control Static Electricity (sumber PT. SAS-Lampung) 5. Naikkan curren regulate no 2 yang standar dipakai pada mesin biomas gasification ini sedangkan current regulate no 1 dengan daya besar karena melihat kebutuhan suplay listrik yang diperlukan saja. Untuk current regulate no 3,4,5,6,7,8 fungsinya sama dengan current regulate no 2.
Emergency Stop
Current regulate no.2 Gb.3.16. Panel Control Static Electricity (sumber PT. SAS-Lampung) 6. Bila suhu medium temperature kurang dari 7300C atau lebih dari 8000C. Tekan emergency stop dan turunkan current dan kembali lagi ke tahapan no 3 dan seterusnya pada kondisi tersebut gas kurang untuk mensuplay genset..
53
3.4. Pengujian Generator Set Dioperasikan Tanpa Beban 1. Dilakukan uji konsumsi bahan bakar biomas gasification generator di operasikan tanpa beban pada variasi putaran screw material 350-400 rev/ min dengan mengoperasikan generator biomas selama 1-5 jam tanpa beban dicatat waktu, dan jumlah bahan bakar biomas sekam padi yang terkonsumsi. 2. Dilakukan uji temperatur gas biomas gasification pada setiap unit mesin biomas sebelum gas biomas di konsumsi generator set. Format Data konsumsi bahan bakar hasil Pengujian biomas gasification system generator di operasikan tanpa beban ini terlihat pada tabel 3.3. Tabel Data Pengujian Generator Biomas Gasification Tanpa Beban Putaran screw material
Waktu (dtk)
Konsumsi bahan bakar (kg)
Putaran 350 rpm Putaran 400 rpm Tabel 3.3. Format Data Konsumsi Bahan Bakar Pengujian Generator Biomas Gasification Tanpa Beban.
Putaran 350
Putaran 400 rpm
Gb.3.17. Adjust soon control screw material (sumber PT. SAS-Lampung)
Format pencatatan data konsumsi bahan bakar generator di operasikan tanpa beban dan menggunakan beban pada dasar nya sama.
54
3.5. Pengujian Generator Set Di Operasikan Dengan Beban 1. Konsumsi bahan bakar (kg/jam) Data konsumsi bahan bakar ini untuk melihat perbandingan karakteristik mesin biomas gasification generating set system baik pengujian generator di operasikan dengan beban maupun dioperasikan tanpa beban pada variasi jumlah tertentu persiapan yang perlu di lakukan mengsi bahan bakar biomas ke temporary bunker sebanyak 4000 kg untuk pengujian dengan waktu 1-5 jam dengan mengoperasikan generator set dengan beban tahapan dan prosedur sama dengan mengoperasikan generator set baik dengan beban maupun tanpa beban. 2. Dilakukan uji temperatur gas biomas gasification pada setiap unit mesin biomas sebelum gas biomas di konsumsi generator set. 3. Dilakukan pencatatan pada waktu generator set biomas gasification beroperasi menggunakan beban. Format Data konsumsi bahan bakar hasil Pengujian biomas gasification system generator di operasikan dengan beban ini terlihat pada tabel 3.4. Tabel Data Pengujian Generator Biomas Gasification Dengan Beban Putaran screw material Waktu (dtk)
Konsumsi bahan bakar (kg) Daya (kw)
Putaran 350 rpm Putaran 400 rpm Tabel 3.4. Format Data Konsumsi Bahan Bakar Pengujian Generator Biomas Dengan Beban ¾ Data temperatur gas hasil Pengujian biomas gasification system generator di operasikan tanpa beban ini terlihat pada tabel 3.5. ¾ Dilakukan pencatatan pada waktu generator set biomas gasification beroperasi menggunakan beban terlihat pada tabel 3.6.
55
56
57
Keterangan Data Tabel : WP I
=
Water Pump I
RB
=
Root Blowers
SMM
=
Screw Material Motor
AM
=
Ash Motor
CB
=
Close Breeze
BA
=
Blowers Abu
WP II
=
Water Pump II
CT
=
Cooling Tower
BS
=
Blowers Sekam
AP
=
Awal Pembakaran
GT
=
Gasification Top Temperature
GM
=
Gasification Medium Temperature
GB
=
Gasification Bottom Temperature
ST I i
=
Sprinkling Tower I Importing
ST II i
=
Sprinkling Tower II Importing
FTI
=
Foming Tower Importing
HSE
=
Hidro Cyclone Separator Export
SM
=
Screw Material Adjust Soon Control
AS
=
Ash Moror Screw Adjust Soon Control
PG
=
Produksi Gas Biomassa/ jam
Daya dan Tegangan Listrik U V, U, V, W
58
3.6. Prosedur
Menghentikan Pengoperasian Biomas Gasification Generating Set
System 3.6.1. Off Genset Biomas 1. Tekan tombol off panel power genset 2. Handle cheng swith genset di oper pada posisi power PLN 3. Off mesin generator set 4. Tutup kran supply gas genset 5. Matikan swith alarm dan power DC 6. Buka kran pembuangan ter genset sisa pembakaran gas biomas.
3.6.2. Off Biomass Gasifier 1. Tutup pasokan sekam pada temporari bunker dan bakar habis sekam yang tersisa pada screw material. 2. Kembalikan jarum penunjuk ajust soon control screw material pada posisi 0 setelah itu matikan /tekan tombol off motor screw material. 3. Matikan motor screw material dalam temporary bunker 4. kembalikan jarum penunjuk ash motor screw ajust soon control pada posisi 0 setelah itu matikan/ tekan tombol off ash motor screw. 5. matikan closse breeze diikuti blower abu dan juga ash motor yang pertama 6. Off blower sekam lihat temporary bunker apakah stok sekam sudah terisi apa belum karena persediaan untuk pengoperasian selanjutnya. 7. tutup valve air pada bak water pool (bak daur ulang) gasification dan tutup valve gas root blowers pada posisi gigi 0 off 8. Off water pump II dan cooling tower bila temperature air sudah mencapai 30-400C
59
9. Bila suhu gasifier (tungku pembakaran) turun mencapai 2200C matikan root blowers dan water pump I 10. Tutup valve sirkulasi udara leed blowers
3.6.3. Off Wet Electric Dust Remover (Static Electric) 1. Tekan emergency stop 2. Turunkan swith current regulate 3.
Kembalikan posisi fato trafo ke posisi awal 100
4.
Turunkan Main Circuit Breaker (MCB)
5.
Setelah semua berhenti beroperasi Genset, Gasifier, Wet dust electric remofer selanjutnya dilakukan pencucian setatik dengan buka valve air atur yang seimbang antara air masuk dan keluar, terlihat pada gambar di bawah .
3.7. Lokasi Pengujian Lokasi pengujian dilakukan pada saat pemadaman listrik dari PLN dimana lokasi pengujian untuk pengambilan data-data dan
mengenai cara kerja teknologi biomas
gasification generating set system. Untuk data yang lainya, diambil pada tempat yang sama. Lokasi untuk pengambilan data pengujian bahan bakar biomas gasification (sekam padi) adalah di PT. Sumber Alam Sutera (SAS). Laboratorium Proteksi Tanaman Jl. Raya Metro KM. 8 Kec. Trimurjo, Ds Tempuran Kab. Lampung Tengah.
Gb.3.18. Lokasi Pengujian (sumber PT. SAS- Lampung)
60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Dari hasil pengujian biomas gasification generating set menggunakan Mesin 400 GFS Biomas Gasification Generating Set System ini, diperoleh data hasil pengujian yang menggambarkan teknologi biomas gasification merupakan teknologi terbaharukan yang perlu dikembangkan karena potensi pengoperasian dan performa mesin 400 GFS Biomas Gasification generating set 4-langkah secara actual pada saat pemakaian, baik dalam pengujian tanpa beban maupun dengan beban lebih baik dari mesin generator yang lain karena konsumsi bahan bakar dan biaya operasional lebih hemat sampai 50%, data-data yang diperoleh dalam pengujian kemudian digunakan dalam menghitung daya dan konsumsi bahan bakar biomas data-data tersebut sebagai pembanding antara kinerja tanpa beban dan menggunakan beban. Pengujian dilakukan generator biomas dioperasikan tanpa beban dan generator biomas dioperasikan dengan beban variasi bahan bakar kg, 800 kg, 1000 kg dengan variasi putaran screw 350 rpm dan 400 rpm.
4.2. Pembahasan Dari data pengujian yang dihasilkan temperature tiap-tiap unit mesin gasifier dan konsumsi bahan bakar sepesificasi untuk menghitung perbandingan antara daya terhadap pengaturan putaran mesin screw material konsumsi bahan bakar yang akan di masukkan ke tungku pembakaran . Putaran mesin screw material ini digolongkan putaran rendah yaitu putaran 350 rpm dan 400 rpm .serta mencatat data-data yang diperlukan untuk menentukan daya genset dan penampang penghantar yang digunakan dan kemudian menganalisanya.
61
4.3. Data Hasil Pengujian. Dari hasil pengujian tanpa beban pada mesin biomas gasification generating set system, maka di ketahui temperature gas biomas yang masuk dan keluar pada generator biomas gasification. Tabel 4.1. Data hasil pengujian setelah mesin dihidupkan selama 1 jam tanpa beban. Putaran mesin
Suhu gas
Suhu gas
(Tgm – Tgk ) Δt
(rpm)
masuk Tgm
keluar Tgk
(0C)
(0C)
(0C)
300
6500C
4400C
2100C
Hasil
350
7000C
4900C
2100C
percobaan
400
7700C
4900C
2800C
7500C
4900C
2550C
Item Analisa
Kondisi mula-mula
Rata-rata
Tabel 4.2. Data hasil pengujian setelah mesin dihidupkan selama 1 jam tanpa beban. Suhu Air
Suhu Air
Masuk Tam
Keluar Tak
(0C)
(0C)
300
400C
300C
100C
Hasil
350
500C
400C
100C
percobaan
400
600C
480C
120C
500C
450C
100C
(Tam – Tak ) Δt
Putaran mesin Item Analisa (rpm) Kondisi
(0C)
mula-mula
Rata-rata
62
1. Pengujian Tanpa Beban Pengujian tanpa beban Punya arti penting sebagai tolak ukur untuk mengetahui temperatur hasil pembakaran dan pemakaian konsumsi bahan bakar biomas gasification generating set dioperasikan tanpa beban, pengujian ini terdiri dari pengujian konsumsi bahan bakar biomas pada putaran 300-400 r/min pengujian ini di tampilkan pada tabel 4.1. dan 4.2. Pengujian ini dilakukan dengan keadaan running tanpa beban dengan rata-rata putaran konsumsi bahan bakar yang diatur oleh screw material 400 r/m. Serta running diambil rata-rata per 1 jam operational. Dengan memperoleh hasil yang lengkap untuk dapat dilihat perbandinganya. Tabel 4.3. Data hasil pengujian setelah mesin dihidupkan selama 1-5 jam tanpa beban No 1 2 3 4 5 6 7
Uraian Gasification Top Temperature Gasification Medium Temperature Gasification Bottom Temperature Sprinkling Tower Importing I Sprinkling Tower Importing II Hydro Cyclone Sparator Foaming Tower Importing Konsumsi bahan bakar Putaran screw material Produksi gas yang dihasilkan
Suhu pembakaran yang dihasilkan 0C 600-6500C 700-8000C 500-5500C 49-500C 280C 230C 350C 800 kg/jam 350-400 r/min ≥ 1340 Nm3/jam
2. Pengujian Dengan Beban Dari hasil pengujian dengan beban pada mesin biomas gasification generating set system, maka di ketahui temperature gas biomas yang masuk dan keluar pada generator biomas gasification.
63
Table 4.4. Data hasil pengujian setelah mesin dihidupkan selama 1 jam dengan beban . Putaran mesin
Suhu gas
Suhu gas
(Tgm – Tgk ) Δt
(rpm)
masuk Tgm
keluar Tgk
(0C)
(0C)
(0C)
300
6500C
4700C
1800C
Hasil
350
7400C
4900C
2500C
percobaan
400
7700C
4900C
2800C
7500C
4900C
2600C
Item Analisa
Kondisi mula-mula
Rata-rata
Table 4.5. Data hasil pengujian setelah mesin dihidupkan selama 1 jam dengan beban. Item Analisa
Putaran mesin
Suhu Air
Suhu Air
(Tam – Tak ) Δt
(rpm)
Masuk Tam
Keluar Tak
(0C)
(0C)
(0C)
300
500C
350C
150C
Hasil
350
600C
480C
120C
percobaan
400
700C
530C
170C
600C
450C
15 0C
Kondisi mula-mula
Rata-rata
Tabel 4.6. Data hasil pengujian setelah mesin dihidupkan selama 1-5 jam dengan beban No 1 2 3 4 5
Uraian Gasification Top Temperature Gasification Medium Temperature Gasification Bottom Temperature Sprinkling Tower Importing I Sprinkling Tower Importing II
Suhu pembakaran yang dihasilkan 0C 6500C 740-8200C 5500C 50-570C 28-300C
64
33-370C 360C
6 Hydro Cyclone Sparator 7 Foaming Tower Importing Konsumsi bahan bakar Putaran screw material Produksi gas yang dihasilkan
1000 kg/jam 350-400 r/min ≥ 1740 Nm3/jam
Pengujian dengan beban dapat ketahui temperatur hasil pembakaran
dan
pemakaian konsumsi bahan bakar biomas gasification generating set dioperasikan tanpa beban, pengujian ini terdiri dari pengujian konsumsi bahan bakar biomas pada putaran 300-400 r/min pengujian ini di tampilkan pada tabel 4.3. dan 4.4. Pengujian ini dilakukan dengan keadaan running tanpa beban dengan rata-rata putaran konsumsi bahan bakar yang diatur oleh screw material 400 r/m. Serta running diambil rata-rata per 1 jam operational. Dengan memperoleh hasil yang lengkap untuk dapat dilihat perbandinganya.
Gasification top temperature 6400C Gasification medium temperature 7500C
Gasification bottom temperature 5500C
Sprinkling tower importing I .450C dan II. 280C
Gb.4.1. Penempatan Alat Ukur (Electric Thermo Meter)
65
Hidro cyclone separator 230C
Foming tower importing 350C
Gb.4.2. Penempatan Alat Ukur (Electric Thermo Meter)
4.4. Perhitungan Daya (perbandingan daya dan putaran motor screw material). Sebelum memasuki perhitungan daya tentang biomas gasifier, maka perlu diketahui besar daya yang ada. Dan besaran daya yang dihitung pada saat pembakaran tanpa beban menggunakan bahan bakar sebanyak 800 kg sedangkan pembakaran menggunakan beban menggunakan bahan bakar sebanyak 1000 kg. Adapun rumus menghitung daya adalah : P = 2π NT 60 Dimana : P
: Daya
(Watt)
N
: Putaran
( rpm)
T
: Torsi
(Nm)
F
: Gaya
(N)
66
r
: Jarak/lengan (m)
m
: Masa
(kg)
g
: Grafitasi
(m/s)
4.4.1. Pembakaran tanpa beban. Jika diketahui : m = 800 kg r = 60 cm Maka besarnya gaya yang bekerja adalah : F = mxg F = 800 x 9,8m/s F = 78,40 N Setelah diketahui besarnya gaya yang bekerja (F) maka dapat di hitung besarnya torsi yang bekerja yaitu : T = Fxr T = 78,40 x 0,6 T = 47,04 Nm Setelah diketahui torsi yang bekerja (T) maka besarnya daya untuk masing-masing putaran adalah : 1. Putaran 350 rpm tanpa beban P=
2πNT 60
P=
2x3,14x350x 47,04 60 10.575 Watt
P=
67
2. Putaran 400 rpm tanpa beban P=
2πNT 60
P=
2x3,14x400x 47,04 60 P = 11.816 Watt
4.4.2. Pembakaran menggunakan beban Jika diketahui : m = 1000 kg r = 60 cm Maka besarnya gaya yang bekerja adalah : F = mxg F = 1000 x 9,8m/s F = 98,00 N Setelah diketahui besarnya gaya yang bekerja (F) maka dapat di hitung besarnya torsi yang bekerja yaitu : T = Fxr T = 98,00 x 0,6 T = 58, 08 Nm Setelah diketahui torsi yang bekerja (T) maka besarnya daya untuk masing-masing putaran adalah : 1. Putaran 350 rpm dengan beban P= P=
2πNT 60
2x3,14x350x 58,08 60 P = 12.765 Watt
68
2. putaran 400 rpm dengan beban P=
2πNT 60
P=
2x3,14x400x 58,08 60 P = 14.589 Watt
4.5. Data Load Actual Pengukuran Panel Distribusi Yang Akan Di Supply Generator Set Biomas Gasification System Data load actual merupakan data pengkuran puncak beban yang terjadi setiap harinya. Data ini didapat dari pengukuran pada jam 09.30 WIB. Karena pada jam ini beban puncak terjadi. Data ini diambil berdasar load actual. Load actual adalah pengukuran beban yang terjadi. Besar di ukur pada masing-masing panel distribusi terlihat pada gambar di bawah ini. Tabel 4.7. Data Total Load Actual dari LVMDP I (sumber PT. SAS-Lampung) Load actual No.
Name of Panel
1
LP. Office
2
LP.
Main feeder Load
V
Cos
Load
P
S
Setting
3P
ǿ
Pengukuran
3P
3P
(A)
(V)
(A)
(kW)
(kVA)
30
380
0.85
20.6
11. 53
13.56
100
380
0.85
44.8
25.06
29.49
50
380
0.85
30.4
17.01
20.01
50
380
0.85
29
16.22
19.09
Production 1 3
LP. Production 2
4
LP. Production 3
69
5
P.Rice
500
380
0.85
108.2
60.111
71.412
225
380
0.85
38.5
21.54
25.34
Milling 6
P.- Pompa
Total Load pengukuran
271.5
Total kW
151.471
Total kVA
178.902
4.6. Data Total Load Yang Terpasang Panel Distribusi Yang Akan Disupply Generator Set Biomas Gasification System Tabel 4.8. Data Total Load terpasang pada dari LVMDP I (sumber PT. SAS-Lampung) No.
Name of Panel
Load setting
Cos ǿ
(A)
P
S
3P
3P
(KW)
(kVA)
1
LP. Office
380
0.85
7.933
9.324
2
LP. Production 1
380
0.85
26.085
30.683
3
LP. Production 2
380
0.85
16.046
18.862
4
LP. Production 3
380
0.85
18.685
21.862
5
P. Rice Milling
380
0.85
183.645
216.053
6
P.- Pompa
380
0.85
45.5
53.526
Total P Total S
297.894 350.31
Untuk menentukan daya beban genset, penulis menentukan berdasarkan beban maksimum yang terukur pada jam 09.30 WIB. Di PT. Sumber Alam Sutera (SAS)
70
Lampung. Karena dari permintaan perusahaan tersebut, besarnya daya genset yang digunakan berdasar beban maksimum terukur dari setiap panel distribusi dan catu daya cadangan atau genset hanya untuk digunakan mensupply beberapa panel distribusi. ¾ LVMDP I, terdiri dari panel distribusi. 1. LP. Office 2. LP. Production 1 3. LP. Production 2 4. LP. Production 3 5. P. Rice Milling 6. P.- Pompa Penulis menentukan dengan menggunakan 1 genset biomas gasification untuk 1 LVMDP. Pada LVMDP I tegangan yang digunakan adalah 380/220V, maka tegangan genset yang digunakan sebesar 380/220V.
4.7. Menentukan Daya Yang Digunakan Genset Daya yang digunakan genset dapat kita tentukan dengan : 1.
Menghitung daya yang digunakan dari supply dan cabang
2.
Menaksirkan beban maksimum yang terjadi
3.
Pengukuran atau pembatasan yang didapat dari supply cabang
Menaksirkan beban maksimum yang biasa terjadi pada jam 06.00-10.00.WIB. Karena PT. Sumber Alam Sutera (SAS) siang dan malam aktifitas produksi terus berjalan. Mesin –mesin beroperasi membutuhkan energi listrik yang besar pula. Data yang diperoleh dengan perkiraan beban maksimum sebesar 271.5 A untuk mensupply panel LVMDP I sehingga daya genset yang terukur untuk LVMDP I sebesar, 151,471 kW daya tersebut merupakan daya genset 80% dari daya genset sebesar 100%. Daya genset yang terpasang
71
untuk LVMDP I sbesar 297,8942kW agar daya genset yang digunakan mencapai 100% untuk itu dilakukan perhitungan terlebih dahulu mencari Demand Factor (DF) selanjutnya menentukan kapasitas yang harus digunakan genset, dengan rumus sebagai berikut. DF = Beban maksimum terukur Beban total terpasang Kapasitas daya = DFx beban total terpasang x faktor keamanan trafo = DF x beban total terpasang x 125% 1). LVMDP I P = 151,471 kW Cos ǿ = 0,85 Perhitungan : DF =
151,471 kW 297,894 kW
= 0,509
Kapasitas daya = 0,509 x 297,894 kW x 125% = 189, 535 kW Kebutuhan daya genset yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah : 189, 535 kW untuk LVMDP I.
4.7.1. Menentukan Rating Kinerja Genset Biomas Gasification Rating kinerja genset biomas gasification disini hanya sebagai back-up (hanya mensupply beberapa mesin saja). Untuk menentukan rating kinerja genset biomas mengmbil merk genset Wuxi series 400 GFS biomas gasification generating set system Type 8300 DS-2. Pada katalog Wuxi ada beberapa rating kinerja genset, rating kinerja genset dalam kVA. Maka didapat daya genset dalam kVA sebesar : ¾ LVMDP I = P (kW) cosǿ
189,535 = =kW 147= 222,982 kVA 0.85
Jadi rating kinerja genset biomassa sebesar 222,982 kVA dan rating kinerja genset yang diambil sesuai katalog Wuxi series 400 GFS biomas gasifiction generating set : 400 kVA.
72
4.7.2. Menentukan Rating Pengaman Keluaran Genset Biomas Gasification Dalam menentukan rating pengaman keluaran genset biomas gasification mengacu pada PUIL 2000 pasal 5.6.1.2.3 yang berisi ” Generator yang bekerja pada 65 V atau kurang dan di jalankan oleh motor tersendiri, dianggap telah diproteksi oleh gawai proteksi arus lebih yang mengamankan motor, bila gawai proteksi ini bekarja dan generator membangkitkan tidak lebih dari 150 % dari arus pengenal dan beban penuhnya” Pada genset berikut arus lebih yang digunakan 150 % sebagai faktor pengali In dari genset. Pengaman yang digunakan adalah MCCB, karena MCCB memiliki rating arus yang besar dan dapat di setting sesuai dengan kebutuhan. MCCB sebagai pengaman dari arus hubung singkat dan arus beban lebih, maka MCCB yang digunakan sesuai untuk rating tegangan genset sebagai berikut. In Genset = kVA Genset √3 x VL-L I MCCB = 150 % x In Genset Perhitungan untuk : In Genset = 400 kVA MCCB
= 0,608 kA= 608 A
√3 x 380 V = 150 % x 608 A = 912 A
Dengan melihat catalog MCCB Merk Mitsubishi diperoleh MCCB yang dapat digunakan pada genset biomas tersebut dengan Type NF 1000- SS dengan tegangan 380 V dengan rating arus 500-600-700-800-900-1000 A
4.7.3. Menghitung Penghantar Tiap Beban Mengacu pada PUIL 2000 pasal 5.5.3.1 yang berisi “ penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Disamping itu untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukuranya hingga tidak terjadi susut tegangan yang berlebihan penghantar sirkit akhir untuk
73
motor dengan berbagai daur kerja dapat menyimpang dari ketentuan diatas asalkan jenis dan penampang penghantar serta pemasanganya disesuaikan dengan daur kerja tersebut.” Contoh yang digunakan pada mesin pengipas padi yang terdapat pada panel P Rice Milling. ¾ Daya (P)
: 11, 75 kW = 11750 W
¾ Tegangan (V)
: 380 V
¾ Arus nominal (In)
: 39,91 A
Maka KHA yang digunakan untuk menyuplai daya mesin pengupas padi adalah : ¾ KHA
= 125 % x In = 125 % x 39,91 A = 49,89 A
Menurut PUIL 2000 dengan KHA 56 A dan luas penampang menurut perhitungan menggunakan jenis kabel NYY 4 x 2,5 mm2 dan luas penampang yang terpasang adalah kabel NYY 4 x 2,5 mm2, maka ukuran penghantar yang tersebut mencukupi arus beban maksimum.
4.7.4 Menghitung Kabel Penyulang Genset Biomas Perhitungan kabel penyulang genset mengacu pada PUIL 2000 pasal 5.6.1.3 yang berisi “ penghantar dari terminal generator ke proteksi pertama harus mempunya kemampuan arus tidak kurang dari 115 % dari arus pengenal yang tertera pada pelat nama generator” dengan rumus. KHA = 115 % x In Genset Perhitungan : ¾ KHA Genset = 115 % x 608 A = 760 A ¾ Maka luas penampang kabel adalah NYY 4 x 600 mm2 dengan KHA sebesar > 700 A.
74
4.8. Analisa. Dalam menentukan rangkaian instalasi genset biomas ini, yang di analisa adalah kemampuan daya genset, penghantar, dan pengaman yang digunakan terhadap bebanbeban dari beberapa panel yang akan disuppli oleh genset biomas gasifikasi.
4.8.1. Kemampuan Genset Genset biomas gasification untuk menyuplai panel distribusi yang terdiri dari : LP. Produktion I, LP. Production II, LP. Production III, P. Rice Milling, P. Pompa. Daya total yang diperlukan genset biomas gasifikasi berdasarkan perhitungan sebesar : 222,982 kVA. Dan yang diambil sesuai catalog Wuxi Series 400 GFS type 8300 DS-2 adalah sebesar 400 kVA. Genset ini telah memenuhi kebutuhan daya yang dinginkan untuk mensupli panel distribusi tersebut karena yang dibutuhkan suppli ke beban sebesar : 222,982 kVA.
4.8.2. Kemampuan Pengaman Pengamanan yang digunakan adalah MCCB mengamankan peralatan terhadap gangguan arus beban lebih dan arus hubung singkat. MCCB rating kerja arusnya lebih tinggi dari pada MCB dan dapat diseting menurut kebutuhan. Arus nominal genset sebesar 608 A dan kemampuan pengaman yang dihitung adalah 912 A dari 150 % x In Genset. Arus nominal yang mengalir ke beban adalah 608 A, sedangkan kemungkinan arus maksimumnya 912 A. Untuk hal tersebut pengaman yang digunakan adalah MCCB yang memiliki rating arus 900~1000 A dengan jenis NF 1000 ~SS. Kemampuan MCCB ini arus maksimum yang melewati adalah 1000 A. Sedangkan arus maksimum yang akan terjadi adalah 912 A. Jika kita menyeting MCCB ini pada 950 A, maka telah memenuhi kemampuan mengamankan arus maksimum sebesar 912 A.
75
4.8.3. Kemampuan Penghantar Penghantar jenis NYY merupakan kabel jenis standart dengan tembaga sebagai penghantar berisolasi PVC. Luas penampang penghantar genset adalah NYY 4x 600 mm2 dengan KHA 700 A. Didapat dari 115 % x In Genset, arus yang melalui sekitar 608 A. Untuk KHA yang didapat adalah 700 A sesuai PUIL 2000. Kuat Hantar Arus ini telah memenuhi kemampuan untuk memngalirkan arus tersebut. Dengan daya 400 kVA untuk genset biomas yang arus nominalnya 608 A, maka kemampuan hantar tersebut telah memenuhi standar yang telah ditentukan.
76
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan 1. Didalam analisa pengujian bahan bakar biomas gasification (sekam padi) bahwa semakin besar putaran screw material maka semakin banyak pula konsumsi bahan bakar sekam padi yang terbakar 2. Biomas gasification generating set sebagai sumber energi listrik lebih efisien dibandingkan dengan genset dengan bahan bakar solar dan juga PLN. 3. Penghematan konsumsi bahan bakar terbaik bahan bakar terbaik pada pengujian tanpa beban dengan putaran screw material 350 r/min konstan dan temperatur pembakaran medium diusahakan 740~760 0C. 4. penghematan dengan konsumsi bahan bakar terbaik pada pengujian dengan beban dengan putaran 350~370 r/min konstan dan temperatur pembakaran medium diusahakan 750~777 0C. 5. Gas hasil pembakaran yang sempurna untuk mensuppli generator set
dengan
temperatur pembakaran 734~8000C (pembakaran sempurna) 6. semakin besar putaran screw material maka gas yang di hasilkan tidak sempurna karena gas tidak dapat dikonsumsi oleh generator dengan baik dan frekuensi generator biomas naik turun dan genset tidak dapat beroperasi dengan normal.
77
5.2. Saran Berdasarkan dari kesimpulan diatas, berikut saran yang mungkin dapat dijadikan acuan bagi pihak manajemen khususnya yang terkait dalam teknologi biomas gasification generating set system tersebut. 1. Agar system dapat digunakan dengan maksimal perlu diadakan pelatihan (training) kepada para pemakai, konsumen dan karyawan apa bila alat ini di akan pasarkan. 2. Tidak sebatas penerapan saja, perkembangan sistem harus terus dilakukan guna perbaikan kebutuhan akan teknologi pembangkit listrik yang ramah lingkungan ini, untuk memenuhi dan memajukan dunia industri 3. Untuk mengisi (mensuppli) bahan bakar sekam kedalam temporari bunker sebaiknya dirubah menggunakan sistem backet agar sekam masuk dengan lancar karena takaran yang pas. Karena menggunakan blower kurang efisien karena tekanan udara yang tinggi sehingga sekam dalam temporary bunker padat dan menyebabkan terganggunya sekam yang akan di bakar menjadi macet dan screw material tidak dapat digerakkan dengan baik. 4. Sebaiknya kontrol system biomas gasification generating set dapat dioperasikan secara otomatis atau menggunakan Building Automatic System (BAS) sehingga dapat membantu dan mempermudah operator untuk mengoperasikan. 5. Sebaiknya kontrol automatick generator difungsikan kembali agar genset dapat dioperasikan secara otomatis sehingga genset dapat berjalan normal.
78 DAFTAR PUSTAKA
Anonim ; 1986; Wood Gas as Engine Fuel; Food and Agriculture Organization Of The United Nations; Rome Anonim; 1999; Small Modullar Bio Power Project; Phase 1 Projeck Report; Community Power Corporation ; Aurora; Colorado. Baozhao, Z., and X. Yicheng; 1994; Studi on Performance Of Biomass GasifierEngine System And Their Environmental Aspects. Changzhou Shunfeng Electrical Power Equipments Co., Ltd July, 2007. Heriansyah, I,. 2005; Potensi pengembangan Energi dari Biomassa Hutan di Indonesia; Inovasi vol.5/XVII/ November 2005. I Nyoman saputra winaya (http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=262) Knoef, H.A.M; 2005 Biomas Gasification. Member of National Coal Gas Scientific and Teknological Information Network Wuxi Yangming Dust Removing Equipment Plant, Jiangsu Province August2007. Scedulle Maintenance Biomas Gasification Generating set PT. SAS-Lampung Teknologi gasifikasi biomas “ Ir.tasliman, M.Eng. http://tungkubiomas.blogspot.com/