ALUMINIUM OKSIDA ALUMINUM OXIDE
1. N a m a Golongan Logam oksida Sinonim / Nama Dagang Aluminum Oxide; Aluminum Oxide (2:3); Activated Aluminum Oxide; Almite; Alon; Alon C; Aloxite; Alumina; Aluminite 37; Aluminium Oxide; Aluminium Sesquioxide; Alumite; Alundum; Brockmann, Aluminum Oxide; Dialuminum Trioxide; Aluminum Trioxide; Dispal Alumina; F 360; Alpha-Alumina; Tabular Alumina (Alcoa); Gamma-Alumina; Martoxin; Alpha-Alumina; Beta-Alumina, Al2O3
Nomor Identifikasi : Nomor CAS
: 1344-28-1
Nomor OHS
: 00950
Nomor RTECS
: BD 1200000
Nomor ICSC
: 0351
Nomor EC (EINECS)
: 215-691-6
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Aluminium, Aluminium metal Deskripsi Serbuk kristal berwarna putih sampai abu-abu, bergumpal atau berbutir dengan berbagai ukuran tergantung dari cara pembuatannya, dan tidak berbau. Titik didih 2980 oC; titik lebur 2053-2072 oC; tekanan uap 1 mmHg pada suhu 2158 oC; berat molekul 101,96; berat jenis relatif (air = 1) 3,965 pada 25 oC; volatilitas < 0,5 %; tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam asam mineral, asam anorganik, dan alkali kuat; praktis tidak larut dalam pelarut organik nonpolar;
tekanan uap pada 2158oC kPa 0,1 ; kekerasan Mohs 8,8. Kelompok kimia metal oksida. Jalur pemajanan bahan ini, dapat terabsorbsi ke dalam tubuh melalui inhalasi dari aerosol. Partikel halusnya tergolong debu pengganggu, tetapi dalam kondisi yang terkendali tidak menyebabkan kerusakan saluran sistem paru-paru. Dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan ringan pada kulit dan selaput mukosa, menyebabkan perasaan tidak enak pada mata dan telinga. Pada risiko inhalasi, dimana penguapan bahan pada 20oC adalah tidak semprotan bermakna; konsentrasi yang membahayakan dari partikel-partikel yang beterbangan dapat dicapai dengan cepat melalui atau penyebaran. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4): Kesehatan 1
= Tingkat keparahan rendah
Kebakaran 0
= tidak dapat terbakar
Reaktivitas 0
= Tidak reaktif
Klasifikasi EU: Xi
= Iritan
R37
= Menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan
S22
= Jangan terhirup debunya
S24/25
= cegah kontak dengan kulit dan mata
S36
= Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat
S38
= Jika
ventilasi
tidak
memadai
pakai
peralatan
pernafasan yang tepat
3. Penggunaan Pembuatan aluminium, ampelas, refraktor, keramik, kaca, isolator listrik, zat pengkatalis dan penyerap gas, sebagai absorban,
4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Risiko utama: bahan beracun terhadap paru paru Rute paparan
Paparan jangka pendek Terhirup Iritasi, sukar bernafas Kontak dengan kulit Iritasi, gatal-gatal. Kontak dengan mata Iritasi secara mekanik Tertelan Tidak ada informasi yang tersedia Paparan jangka panjang Terhirup Sama seperti yang dilaporkan pada paparan jangka pendek Kontak dengan kulit Tidak ada informasi yang tersedia Kontak dengan mata Tidak ada informasi yang tersedia Tertelan Tidak ada informasi tentang efek yang signifikan
5. Stabilitas dan reaktivitas Reaktivitas
: Stabil pada suhu dan tekanan normal.
Tancampurkan
: Halokarbon, halogen, bahan yang mudah terbakar dan bahan pengoksidasi
Aluminium
oksida
dengan Karet
terklorinasi : tancampurkan
(panas) Klorin trifluorida
: Reaksi hebat dan kemungkinan terbakar
Etilen Oksida
: Mungkin menimbulkan polimerisasi yang bersifat meledak
Halokarbon
: Reaksi eksotermik diatas 200 C
Halokarbon + Logam
Reaksi eksotermik pada ambang batas
Oksigen difluorida
: Reaksi eksotermik
Sodium nitrat
: Membentuk campuran yang bersifat meledak
Vinil asetat
: Menyebabkan reaksi yang kuat
Alkali
: Terhidrolisis cepat jika tercampur.
Pengoksidasi kuat
: Dapat bereaksi
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku.
Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan.
7. Toksikologi Toksisitas Aluminium oksida : tidak dikategorikan sebagai bahan yang karsinogenik terhadap manusia. Kondisi medik yang diperburuk paparan : gangguan pernapasan Data Tumorigenik TDLo tikus - intrapleural = 90 mg/kg; TDLo tikus-penanaman (implant) : 200 mg/kg; TD tikus-penanaman (implant) : 200 mg / kg. LD50 / LC 50 : data tidak tersedia
8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Aluminium Oksida (Alumina) : Terhirup bahan pada konsentrasi tinggi menyebabkan batuk, napas yang pendek, iritasi saluran pernapasan karena aksi mekanis, jalan napas yang tidak nyaman pada hidung. Paparan secara kronis pada manusia dengan ukuran partikel kira -kira 1,2 micron tidak mempunyai efek sistemik atau efek pada pernapasan. Aluminium oksidasa terhidrasi, diinjeksikan
secara inttatrakea, menimbulkan sejumlah nodul dari perkembangan fibrosis pada tikus, suatu reticulin network yang kadang disertai fiber collagen pada mencit dan marmut dan reticulin network tipis pada kelinci. Suatu proses produksi dimana aluminium oksida ( bauxite ), besi, coke, dan silika difusikan ( digabung ) pada 2000C untuk pengobatan penyakit Shaver. Demam asap logam : merupakan penyakit seperti influensa yang terjadi karena terhirup partikel logam oksida dibawah 1.5 mikron dan biasanya berukuran 0,020,05 mikron. Gejaa akan tertunda 4-12 jam dan dimulai dengan gejala rasa haus, rasa manis, rasa logam atau bau busuk di dalam rongga mulut.
Gejala lain
termasuk iritasi saluran pernafasana atas yang disertai dengan batuk, membran mukosa yang kering, kelesuan dan rasa ngantuk yang umum.demam, panas dingin, nyeri otot, sakit kepala dari ringan sampai berat, mual, kadang-kadanag muntah, aktivitas mental yang berlebihan, keringat berlebihan, urinasi yang berlebihan, diare dan kelesuan juga dapat terjadi. Semua gejala akan mereda dalam 24-36 jam. Kontak dengan kulit kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi dermatitis disertai pruritis Kontak dengan mata Debu dapat menyebabkan iritasi mekanis yang disertai mata memerah dan mungkin menyebabkan pembengkakan konjungtiva Tertelan tidak ada data yang tersedia Keracunan kronik Terhirup Tidak ada bentuk demam
asap logam, namun perlawanan yang berulang
dengan gejala seperti yang dijelaskan di atas adalah cukup umum. Perlawanan terhadap kondisi tersebut berkembang setelah beberapa hari pemaparan, namun dengan cepat hilang dalam 1 atau 2 hari Kontak dengan kulit Tidak ada data yang tersedia
Kontak dengan mata Tidak ada data yang tersedia Tertelan Tidak ada data yang tersedia
9. Pertolongan Pertama Terhirup Segera pindahkan dari tempat pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup
atau
pernafasan
serupa
untuk
melakukan
pernafasan
buatan
(pernafasan untuk keselamatan). Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera lepaskan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian kulit yang terkontaminasi dengan sabun atau detergen lembut dan bilas dengan air yang banyak hingga tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal (minimal 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9% b/v), sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan
sesekali
membuka kelopak mata bagian atas dan bawah hingga tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan Cuci mulut dengan air. Jangan
merangsang muntah atau memberikan suatu
cairan kepada pasien yang tidak sadar. Bila terjadi muntah, posisikan kepala lebih rendah daripada pinggul untuk menghindari aspirasi. Bila korban tidak sadarkan diri, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas: membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan: ventilasi dan
oksigenasi, yaitu
memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika timbul kejang: beri diazepam dengan dosis sebagai berikut: Dewasa: 10 – 20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30 – 60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200 – 300 µg/kg BB. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa / konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Gunakan kantung masker berkatup atau peralatan sejenis untuk memberikan pernafasan buatan jika diperlukan. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 10.3 Antidotum : Bentuk Aluminium yang tidak larut adalah sedikit sekali terabsorbsi. Bentuk Aluminium yang larut bersifat korosif dan tidak menyebabkan muntah. Pengobatan dengan cara pengenceran dapat menguntungkan.
Arang aktif/katartika : Minumkan arang aktif dalam air atau campuran dengan larutan garam katartika atau sorbitol. Dianjurkan 30 g arang aktif dalam 240 ml pelarut. Umumnya kadar arang aktif adalah 30 sampai 100 gram untuk dewasa dan 15 sampai 30 gram untuk anak-anak (1 sampai 2 g/kgBB untuk bayi). Luka pada ginjal : keracunan Aluminium pada korban dengan luka pada ginjal yang kronis pengobatan dalam jangka panjang dengan hemodialisis dapat mencegah dengan penggunaan yang cukup kandungan Aluminium diikat dengan fosfat secara oral dan reduksi Aluminium dengan dialisat.
Chelat : intoksikasi Aluminium dapat diobati dengan deferoksamin chelating agent dengan simptomatik relief dari dialisis ensefalopati dan osteomalasia. Dosis : 1 g i.m lebih dari 14 hari. Meningkatkan eliminasi : hemodialisis, hemofiltrasi dan dialisis peritoneal akan mengurangi serum aluminum. Hal ini tidak mempengaruhi total beban tubuh aluminium kecuali aluminium yang bergerak dari jaringan.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan: Batas pemaparan di tempat kerja : Nilai Ambang Batas (sebagai Al): ppm, 10 mg/m3 total debu yang tidak mengandung asbestos dan <1% kristal silica (sebagai TWA) (ACGIH 1993-1994). PDK: 6 mg/m3 F (USSR 1988). MAK: ppm, 6 mg/m3 (1991). 5 mg/m3 OSHA TWA (partikel pernafasan) 15 mg/m3 OSHA TWA (partikel total) 10 mg/3 OSHA TWA (partikel total) 10 mg/m3 ACGIH TWA (partikel total) Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat (local exhaust) atau ventilasi proses tertutup. Pastikan dipatuhinya paparan yang dapat diterapkan. Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman dan pelindung muka tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat (emergency eye wash fountain) serta semprotan air deras (quick drench shower) dekat area kerja. Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang sesuai dan tahan bahan kimia. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. Respirator : pada keadaan yang sering digunakan, atau pada paparan berat, proteksi pernapasan dibutuhkan. Proteksi pernapasan disusun peringkatnya dari urutan minimum ke maksimum. Pertimbangkan tanda peringatan (warning properties ) sebelum digunakan. Setiap debu, kabut dan uap respirator
Setiap respirator pemurnian udara dengan filter partikel efesiensi tinggi Setiap kekuatan, respirator pemurnian udara dengan debu, kabut, dan filter uap. Setiap kekuatan, respirator pemurnian udara dengan filter partikel efesiensi tinggi. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan : Setiap respirator pemasok udara dengan perlindungan wajah lengkap yang dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau tekanan positip lain digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah ( separate escape supply ). Setiap alat pernapasan serba lengkap yang memiliki pelindung wajah penuh.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran : bahaya kebakaran yang tidak berarti Media pemadam kebakaran: gunakan agen pemadam yang sesuai untuk memadamkan api. Pemadam kebakaran: Pindahkan wadah dari area kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetap berada pada tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah.
13. Manajemen Tumpahan Tumpahan yang banyak : Kumpulkan tumpahanke dlama wadah yang sesuai untuk dibuang. Hindari terhirup debunya. Bersihkan residu dengan a highefficiency particulate filter vacuum.
14. Daftar Pustaka Budavari, S. (Ed.), The Merck Index: An Encyclopedia of Chemical, Drugs, and Biologicals, Thirteenth Edition, Merck & Co. Inc., USA, 2001, p. 359.
ICSC 0351, ã International Programme Chemical Safety & the Commission of the European Communities, 1993.
Poisondex, Acute Care/Toxicology Information, 1974-1997 Micromedex Inc, International Healthcare Series, Volume 94.
OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
http//www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0351.htm
(diunduh
bulan
Agustus 2010)
http://www.inchem.org/documents/ukpids/ukpids/ukpid33.htm (diunduh bulan Juli 2010).
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------