Jurnal Penelitian llmu Hukum ume B. Nomor 1. Januari ZO13
Vof
il
ffi ffi ffi ffi_
DESKRIPSI
lurnal Pandecta ini diterbitkan oleh Fakultas Hrrkum Universitas Negeri Sorar.rng. Pacla mulanya, jurnal irri dite'rbitk.tn oleh Jurusan Hukunr tl.rn l(crvarg,rrregaraan, Fakultas Intu Sosial, rel:elum akhirnya pada tahun 2(t07 Fakultas l-lukum secara mandiri dibuk.r. jurn.rl irri diterbitkan sebasai nredia ciesintinasi hasil penelitian clan perrrernllanc.rn ilrnu hukum. Jurnal ini te'rbit rlua kali setiap tahunnya, yakni bulan Januari dan Juli. Redaksi mcrrcrirn,r naskah manuskrip yang lrelas.rl rl.rri hasil penelitian hukum cl:ur rcsc'rrsi l;uku, sepaniang relevan den,ran kajian hukunr. Redaki berhak niengcdit nranuskrip sepanjang tidak rnengubah substansi isinya. J.rada
lSSN 1907-8919 (cetak) lSSN 2337-541 B (onlinc)
Daftar lsi 1-
17
Co Lisanalvati B-
30
Tinjauan Kasus Perceraian di Kota Semarang sebagai Upaya Kriminalisasi Cybersex Ani: \A/iclyart'ati
31 -
39
Fungsi Evaluatif Filsafat Hukum terhadap Hukum positif
lni
Indonesia
-
1
Dcrva Cccle Sudika MangkLr
40 -
51
()6
66 -
7
4
lata Usaha Rahayu Fery Anitasari Waslliah Agus Budiharjcr
75 -
82
PENERBIT Fakultas Hukunt, Universitts Negeri Senrarang (Unnes)
ALAMAT PENERBIT
Ccdunil C4 tJnnes Kampus Sekararr, CLrnungpati, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia 50229 Tr:lp./Fax.: (024) 8507891 E-nrail : [email protected]. id Orrline: http:/,/journal.unnes.ac.icl/nju
lnternasional J.trvalrir I hrrnturvi
Ke! rKs
Pelaksanaan Fungsi Legislasi DpR Rl dan DpD Rl pasca Amandemen UUD 1945 Adtka Akltarruclin
Praktik Poliganri Pegawai Negeri Sipil Ditin jr
.r
Ly Pet
AN
dari Sistem
Sertifikasi Tanah Ayahan Desa dalam Mempertahankan Omset Desa & Pengaruhnya terhadap Swadaya Masyarakat dalam Pembangunan
Ni Kelut 5.rri Arinrarri {J-l
-
91
layout Widiyanto
Dip
Eko Walryu lludiharjo
,\lahkanrah Konstitusi sebagai Negative Legislator dalam Penegakan Hukum Tata Negara Aninditya [ka Binrari
Cunararan
Rizki Setiacli Sugeng Riyadi Yoris Acli Maretta
Perlakuan Pemerintah Myanmar terhadap Minoritas Muslim Rohingya Perspektif Sejarah dan Hukum
Kelua Dewan Penyunting Saru Arifirr (Hukum Internasional) Anggota Dewan Penyunting
Cyber Child Sexual Exploitation dalam perspektif Perlindungan atas Kejahatan Siber
92 - 105 Praktek Perlindungan Karya Cipta Motif Batik Kebumen sebagai Kekayaan lntelektual Tradisional Syarii Nurlridayat 1
06-1
1
6 Pengaruh Keterangan Ahli terhadap Keyakinan Hakirn dalam Putusan Tindak Pidana Korupsi
r\urla Patria Dilar:a
tr
Volume 8. Nomor 1. Januari 201
3
Pandecta http://journal.
u n
nes.ac.
id/nju/index.ph p/pandecta
fraktek $3er!indungan l(arya Cipta Motif Batik Kebumen
LI
sebaga! Kekayaan Intelektual Tradisional
)t k
Syarif Nurhidayatx Fakultas Hukum, Universitas lslam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia (5
Info Artikel
Abstrak
Sejarah Artikel:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan dan perlindung;rn Kebumen batik sebagai karya intelektual tradisional. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa perlindungan Motif Batik Kebumen berdasarkan UU Hak Cipta dibagi menjadi motif tradisional dan motif kontemporer. Masing-masing diatur dalam pasal 10 Ayat (2) Undang-Undang Hak Cipta. Dalam Praktek, perlindungan kelembagaan
Diterima Oktober 201 2 DisetujLri November 201 2 Dipubiikasikan Januari 201 lGywords:
Kebumen Batik; Copyrights; Traditional.
3
dari pemerintah sudah tidak ada, sehingga pengrajin membuat
t(
I t, N S,
U
perlinr_rungan
alternatif seperti penciptaan motif bersama-sama, pembubuhan tanda atau nama sebagai merek, atau bahkan bentuk perlindungan individu dengan mernberikan nilai lebih untuk membeli off batik.
b
fl p
Abstract
h F
the existence and protection of Kebumen batik its traditional intellectual work. This study uses empirical juridical approach with descriptive analytic. The research materials used primary and secondary data Resu/ts showed, protection Kebumen batik motifs bued on Copyright law is divided into traclitional motifs and contemporary motifs. Respectively provided for in Article 10 paragraph (2) Copyright Act. ln Practice, institutional protection from the government is no exist, so craftsmen make an alternative protection such as the creation of motifstogether, affixingthe markor the name of as a brand, or even a form of individual protection by providing more value to buy off a batik. Thrs study investigated
EAlamat korespondensi
:
JI. Tamansiswa No. 158 Yogyakarta, Indonesia E-mail : [email protected]
K
d l.
lr
tr t-
O 201 3 Universitas Negeri Semarang
a
lssN 1907-8919
e LI
K
l, I
p
ll ll I
Jr U
ir I
k
I
Sr
I
v
I I
t; n
il
ii
il
ii ii
t,t
,lF
b
;
i
Panclecta. Volunre B. Nonror 1. Januari 201 3
Banyak tuntutan yang muncul bahwa negaril
1. Pendahuluan Sejarah lcemunculan rezim hukum Fiak Kei
harus memberikan proteksi yang kuat pada produk-produk budaya dan hasil dari budi
daya yang berakar pada pengetahr-ran tradisional.-Dan sampai saat ini belum ada
balrwa keil
aturan khusus yang mampu menjad! PayLlng hukum atas banyaknya kekayaan buclaya dan traclisi bangsa lndonesia.
Perturmbuhan ekonomi secara statistik dapat
Ors.anisation (U NESCO) menetapkan bahvva
dilihat dari pendapatan perkapita' Mobilisasi sosial nnerupalcan proses keterlibatan yang iebih besar dalam kelompok-kelompok
lnclonesia. batil< dinyatakan layak untuk dimasukkan dalam Representative List of the Intaneible Cultural Heritage of l-lumanity,
ekonomi, mobilisasi sosial dan ekspansi (perluasan) budaya (Abraharn, 1991) '
Salali satu bentuk warisan budaYa lndonesia aclalah batik. Pada tanggal 2 Oktober tahun 2009, United Nations Eclucational, Scientific and Cultural
sekunder, dan kelompok referensi baru yang terpisah dari yang tradisional seperti i<eluarga, kekerabatan dan komunitas sosial. Sedangkan ekspansi budaya yang dima.kasud adalah proses penyempitan bidang aksi yang bersifat preskripsi, perluasan rentarigan alternatif-alternatif dan memulai pola-p6la sosialisasi dan tingkah laku baru' indonesia rrrengikutkan diri dalam rezim
l-'li'.1 internasional karena menginginl
keCudul
clalam hubungan internasional antar negara'
lllamun, sambai saat ini, Indonesia masih
dalam proses'modernisasi, dengan kata lain, lnclonesia masih dalam masa transisi dari tradisonal menjadi modern' Dalam kajian l-'lKl, l
Kondisi di
atas,
menjadikan
ketidakseimbangan dalam penerapan dan penegakan hukum dalam bidang HKI itu
senai,'i. Dalam satu sisi, pemerintah dituntut untul< rnelakukan proteksl terhadap hal<-hak intelel
kurang memperdulikan sehingga seringkali sebuair karya dimanfaatkan oleh pihak lain' yang sebenarnYa tidak berhak' Kondisi Indonesia yang masih dalam
tahap perjalanan menuju
.
\"rnlq1nun
hukum, *"nludikun kajian HKldalam bidang budaya tradisional menjadi sangat menarik'
bait< merupakan warisan budaya milik
'
yang berarti batik telah
memperoleh pen*gakuan internasional sebagai salah satlr mati budaya Indonesia, sehingga diharapkan dapat memotivasi dan mengangkat harkat
pri" p""g*;in batik dan meidu"kung usaha
meningka"tkin kesejahteraan ral
i
* .3 ,g
,l
r*
il
Pandecta. Volume B. Nomor 1. Januari 201 3
untuk bisa memal'ul
tentang kondisi dan upaya yang mungkin bisa dilaku kan untuk meningkatkan perlindung;rn hukum HKI atas hasil karya nrotif batik tradisional di Kebumen.
karya.
2. Metode Penelitian
p h
Salah satu daerah yarrg memiliki potensi
indusiri batil< tradisional adalah Kabupaten Kebumen. Beberapa motiI yang menjadi ciri khas motif batik Kebumen antara lain jagatan,
pring-pringan, glebagan, kupat-kupatan ;dan lainnya. Seiring derrgan perkembangan jainan dan tel<nologi, motif-motif tersebut terus berkembang. Warna batik Kebumen ciidominasi \^/arna coklat, biru dan hijau. Eksistensi batik l(ebumen cukuo
nreyakinl
tidak
berdasarkan
beberapa pengakuan pengrajin, seperti ketua kelompok batik Kenanga, bahwa kelompok nrereka pernah menjadi juara I lomba motif Dekranasda 2005 dan iuara ll lomba motif
baiik
Disperindagkop Kebumen 2OOB. llemasaran batik tersebut sudah masuk ke I'rotel.hotel di Jakarta, Balai Craha Santika dan nrelaiui DWPJakarta (Supriyanto, 2008). Bahkan beberapa pengrajin mengaku sering
mendapat pesanan dari Belanda, Belgia maupun Malaysia. Artinya, motif khas batik Kebumen diminati oleh banyak kalangan. Dengan demikian, batik selain berkembang sebagai sebuah karya seni, batik juga menjadi :ebuah irrdr-rstri yang menjanjikan. Karena
memiiiki nilai sejarah yang khas, maka kecin{.aan masyarakat kepada batik bisa clikatal
iv'leski potensi batik begitu besar untuk dil<embangl
rendah. Budaya komu nal masih sangat kuat, menuntun mereka ;;ang untuk dengan senang hati mempersilahkan kepaca perajin lain untuk meniru motif yang c'l ihasil kan nya ( Kom pas, 5 I 5 1201 0). Berdasarkan pada uraian latar belakang permasalahan inilah, kiranya penting
dilakukan penelitian hukum mengenai perlindungan atas motif batik Kebumen, baik secara noramatif maupun empiris untuk memberikan satu gambaran yang jelas
Metode pendekatan dalam penelitiarr ini menggunakan pendekatan yuriclis ernpiris (Soemitro, 1990). Pendekatan yuriclis ini akan digunakan untuk melihat perlindungan nrotif batik dari perspektif UU HKI rerurrama UU Hak Cipta. Sedangkan pendel
Kebumen, maupun oleh masyaral
gambaran empiris terkait bentuk upaya konkret pemerintah Kabupaten Kebunrcn dalam mendorong perlindungan nrotif batil< kebumen. Selain data primer, penelitian ini juga menggunakan data sekunder dari bahan kepustakaan yang terdiri atas: Bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Data sel
normatif berdasarkan
Undang-undang
Hak Cipta. Analisis data yang digunalcan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh disajikan
secara deskriptif
dan dianalisis secara
kualitatif (content analysis) dengan langkah menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan kemudian disimoull
U
L
ir p
Sl
0 p a
d
v n'
a S(
h v'
r I
P I
0
(f
dl
h h
C
tr cl rT
nl SL S€
nl t1'
S€
in d. dt
pl b; 94
aJ
i'
Pandecta. Volume B. Nomor 1. Januari 201 3
pejabat pendaftaran adalah Ditjen i-tKl yang juga merupakan salah satu al
pernbatasan menurut peraturan perunoangundangan yang berlal
dua dirnensi, yaitu batil< sebagai
sebuah prcses clan batik sebagai sebuah sebagai hasil
atau l
' -
Untul< memPermudah Pembahasan mengenai perlindungan hul
frukum terdiri atas beberapa
menielasl
folklor dan hasil kebudayaan ral
untuk menghindari yang dapat merusal< asing tindakan pihak nilai kebrudayaan tersebut. Berclasarkan keterangan ini maka jelas siapa subjel< yang disebut sebagai pelanggar hukurn, yaitu seseorang atau semua pihak selain negara Rl yang melakukan tindakan monopoli atau komersialisasi serta tindakan yang merusak atau pemanfaatan komersial tanpa seizin negara Republik Indonesia sebagai pe.megang ha[ cipta atas karya cipta tradisional'.Subek ini bisa saja seorang warga negara lndonesia mallpun warga negara asing.
ini
dimaksudkan
1. Subjek Perlindungan
Perlindungan dubjek perlin?ungan yang dimaksucl 2' Objek Hukum pasal 10 Ayat Q) uu adalah pemegang hai<, apurit penegak l:t:ntYln Cipta tidak memberikan pengertian hukum, pejabat pendaftaran, clan pelan$ar Hak folklor alau seni hukum. Dalam pasal 10 Ayat (2) UU H"ak operasional ,mengenai Namun masyarakat' gip,u, menyatakan bahwa hasil karya budaya tradisional clijelaskan penjelasan pasal tersebut t:.aclisional bangsa lndonesia yang tidal< dalam Folklor diartikan sebagai sekumpulan bahwa dil<etahui penciptanya kurenu [rnunyu ciptaan tradisional, baik yang dibuat oleh masa penclptaan, hak cipta clipegang,ollh maupun perorangan dalam riegara. Artinya, p"t"i^"g ho[ s"eUagl: kelomnl!. yang menunjukkan identitas 5ubjek perlindungan ualtufi negara. H,telti masyarakat,. berdasarkan standar budayanya dan secara redaksional ,"iun *"nriluk sublek sosial atar-r diikuti diucapkan nilai-nilai yang iiegara, namLln dalam pelaksanaan tetinis dan secara turun temurun' termasuk: a' cerita masih harus clijabarkan lebih lanjut nrengenai rakyat, puisi rakyat; b' .lagu-lagu rakyat aktor negara yang mana yang akan bertindak musik instrumen tradisional; c' tarisebagai p"n.'"gung-hu( clpta tradisional dan tradisional; d' hasil ini. sampai saat ini aturan purukrunu yung tarian rakyat,,permainan lukisan' gambar' seni antara lain berupa: diamanatkan belum juga disusun mosaik, perhiasan' subjek perlinclungan yang lain ukiran -ukiran, pahatan, kerajinan tangan, pakaian, instrumen musil< adalah aparat penegak hukum dan pejabat hukum ini' juga dan tenun tradisional' penclaftaran. Aparat"penegak "negara. Sementui3 Dengan pengertian ini maka jelas dari fungsi besar
bagian
,* : 'tr ',! '{{
f
l*
weffi4Fe
j .irr,-itrrtrscrrr{tsllr
ltttt,alf,tll|ttllrrt}
.$
Pandecta. Volume B..Nomor
bahwa hasil karya motif tradisional batik l(ebumen merupal
di
Jagatar.r Kebumen, Sirkit,
dan Bang-Bangan.
Keempat motif tersebut sudah lama dikenal dan kernudian berkembang dalam bentuk motif-motif khusus yang beriitat individLr. Berdasarl
beberapa. sumber yang terkait, maka dapat ditaril< sebuah kesimpulan, bahwa pada dasarnya motif batik Kebumen lebih bercirikan ke model pesisir, mengingat jenis warna yang digunakan lebih cenderung pada w'arna muda. Namun karena lokasi claerah batik yang berada di lereng bukit dan del
Dengan demikian, corak dasar batik Kebumen yang membedakan dengan batikbatik di luar adalah pada model pewarnaan yang unrk yang belum bisa ditiru oleh perajin batik di luar daerah. Sedangkan mengenai
gambar pada motif Kebumen
secara keseluruhan bersifat baru dan lebih banyak
terinspirasikan dari gambaran alam, baik flora, fauna, maupun arsitektur. Selera pasar menjadi standar utama, namun kekhasan warna tetap menjadi perhatian. secara tegas ciri khas batik Kebumen dapat dirumuskan sebagai berikut: (a) Motif-motifnya bernuansa
'1
. lanuari 20'l 3
di Kebumen lebih pada nilai st:ni artistik. Artinya nilai batik di lihat dari l<eindahan dan kerumitan cara dan hasil prosesnya, bukan pada nilai budaya yang melatarbelakanginya. Dari beberapa perajin yang berhasil ditemui, mereka mengaku bahwa motif-motif baru yang mereka hasilkan murni berasal dari pengamatan indra penglihatan, seperti alam,
tumbuh-tumbuhan, hewan dan Tidak ada yang menggambarkan
suasana. abstralcsi makna, seperti motif yang bermakna sikap clan
jenis motif yang telah mereka hasill
semuanya hanya berdasarkan pengamatan pada alam sekitar. Namun ada juga motif
Jagatan Kebumen yang mengganrbarkan keanekaragaman budaya etnis dan kekayaan alam Kebumen. Motif batik tersebut berusaha merangkum beberapa gambaran dari pantai,
karang, burung, dan tumbuh-tumbuhan. Motif batik yang berkembang lebih banyak disandarkan pada esensi artistik gambar yang berusaha menggambarkan keanekaragaman alam dan budaya dalam selembar kain. Menurut Koentjaraningrat,
kesenian taradisional merupakan bagian
t s
n (:
) v )i l(
k p
b LJ
a
jt h sl Fr
I SI
l/
t\
p n
n P
n
k
dari ekspresi kebudayaan tradisional adalah cermin budaya masyarakatnya (Koentjaraningrat, 2000). Lebih jauh Walter Abell mengemukakan teorinya bahwa suatu
tipe imajeri merupakan penjelmaan
dari
kategangan sosial di bawahnya. Artinya, kompleksitas kejiwaan yang terlibat dalam pembentukan imajeri sangat terpengaruh pada mentalitas kelas atau sistem ekonorni
yang berlangsung (Kuntowijoyo,
(c) Motif yang banyak dijumpai antara lain Jagatan Kebumen, Cringsing, Sirkit, dan Bang-bangan.