Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
ALAT PENDESAIN PENANGKAP GAS METHAN PADA SAMPAH MENJADI BIOGAS Oleh : Muhammad Noor Hasan Siregar Dosen Fakultas Teknik UGN P. Sidempuan
ABSTRAK Potensi sampah di Kota Medan sebagai energi alternatif yaitu sebagai bahan pembuatan bio gas penggati minyak tanah sebenarnya cukup besar namun belum banyak dimanfaatkan, bahkan dapat menimbulkan masalah pencemaran dan kesehatan lingkungan, karena umumnya sampah dibuang begitu saja atau dibuang ditempat pembuangan akhir. Untuk memanfaatkan sampah menjadi energi alternatif penggati minyak tanah perlu suatu alat untuk menangkap gas metan yang terkandung dalam sampah untuk dijadikan bio gas. Pendesain untuk alat penangkap gas methan pada sampah sangat membantu pengembangan sistem daur ulang sampah untuk diproduksi menjadi bio gas sebagai pengganti minyak tanah (BBM) yang pada akhir-akhir ini sudah sulit untuk dicari. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain alat penangkap gas methan pada sampah menjadi biogas yang mudah dirakit, murah dan berkinerja baik yang terbuat dari plastik polyethilene untuk sekala kecil. Penelitian ini menghasilkan rancangan alat penangkap gas metan yang berbahan dasar plastik polyethilene dengan spesifikasi sebagai berikut: biodigester dengan volume total 11 m3 , volume basah 8,8 m3, waktu proses 40 hari, isian bahan 220 kg/hari, luas lahan 18 m2, dan memiliki penampung gas dengan dimensi tinggi 4,6 m, diameter 0,954 m, volume efektif 2,5 m3. Kata kunci : Desain, energi alternatif, biogas, gas methan
mempunyai nilai ekonomi yang negatif
PENDAHULUAN Sampah pada dasarnya merupakan
karena dalam penanganannya baik untuk
suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
membuang
suatu
memerlukan biaya yang cukup besar.
sumber
hasil
aktivitas
manusia
atau
membersihkannya
maupun proses-proses alam yang tidak
Masalah yang sering muncul dalam
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat
penanganan sampah kota adalah masalah
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
biaya operasional yang tinggi dan semakin sulitnya
ruang
Penelitian ini bertujuan memperoleh
yang
pantas
untuk
disain alat penangkap gas methan dari
Sebagai
akibat
biaya
sampah yang selama ini sebagai sumber
operasional yang tinggi, kebanyakan kota-
masalah dinegeri kita ini menjadi energi
kota
mampu
alternatif yang bisa dimanfaatkan sebagai
mengumpulkan dan membuang 60% dari
biogas sebagai pengganti minyak tanah.
seluruh produksi sampahnya. Dari 60% ini,
Desain alat ini diharapkan, sebagai solusi
sebagian besar ditangani
untuk
pembuangan.
di
Indonesia
hanya
dan dibuang
mengatasi
kekurangan
energi,
dengan cara yang tidak saniter, boros dan
terutama mengurangi subsidi BBM. Disain
mencemari Untuk mendapatkan tingkat
yang dimaksud adalah berupa gambar teknik
efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam
lengkap
penanganan sampah di kota maka dalam
komponen dan elemen gambar asembling
pengelolaannya
dilengkapi dengan informasi bahan dan
harus
cukup
layak
dari
gambar
diterapkan yang sekaligus disertai upaya
spesifikasinya.
pemanfaatannya
dalam 4 tahapan besar, dengan tujuan tahap
mempunyai
sehingga
keuntungan
diharapkan berupa
nilai
tambah.
Penelitian
masing-masing
ini
dirancang
1) Memperoleh disain teknis alatpenangkap gas methan . Tahap 2) Menguji performa
Untuk mencapai hal tersebut maka
prototype (analisa hasil gas dan nilai bakar
perlu pemilihan cara dan teknologi yang
gas), Tahap 3) Menguji Hasil gas methan
tepat, perlu partisipasi aktif dari masyarakat
yang
sumber sampah berasal dan mungkin perlu
penambahan sparator terhadap kualitas gas.,
dilakukan
Tahap 4) Aplikasi alat dan produksi gas
kerjasama
antar
lembaga
dikeluarkan
oleh
alat
dengan
pemerintah yang terkait.
diTempat Pembuangan Akhir Di TPA Supit
Solusi alternatif
urang.
Adalah
dengan
memanfaatkan
Dalam
penelitian
ini
digunakan
sampah adalah memanfaatkan gas methan
metode Pahl & Beitz yang sekalipun
menjadi bahan bakar alternatif penggati
sederhana tetapi efektif digunakan dalam
minyak tanah atau elpiji yaitu menjadi
penelitian
biogas. Biogas (mengandung metana atau
memiliki
CH4) adalah sumber energi berharga yang
Perencanaan dan penjelasan tugas, yang
harus dimanfaatkan.
merupakan inventarisasi lanjut atas syarat,
pendahuluan. 4
fase
utama
Metode
ini
yaitu:
1.)
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
kebutuhan, keinginan dari produk yang
tersebut tidak mencemari lingkungan di
dirancang.; 2.) Perancangan konsep produk,
sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena
untuk menunjukkan bahwa prinsip kerjanya;
limbah industri tersebut diatas berasal dari
Perancangan bentuk produk (embodiment
bahan organik yang homogen. Jenis bahan
design); dan Perancangan detail. Setiap fase
organik yang diproses sangat mempengaruhi
proses perancangan berakhir pada hasil fase,
produktifitas
Hasil setiap fase tersebut kemudian menjadi
parameter-parameter lain seperti temperatur
masukan untuk fase berikutnya dan menjadi
digester, pH, tekanan dan kelembaban udara.
umpan balik untuk fase yang mendahului.
Salah satu cara menentuka bahan
Yang berarti bahwa hasil fase setiap saat
organik yang sesuai untuk menjadi bahan
dapat berubah oleh umpan balik yang
masukan sistem Biogas adalah dengan
diterima dari hasil fase-fase berikutnya
mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen
sistem
(N)
atau
biogas
disebut
disamping
rasioC/N.
Tinjauan Pustaka
Beberapa percobaan yang telah dilakukan
1. Bio Gas
oleh ISAT menunjukkan bahwa aktifitas
Biogas
adalah
gas
mudah
terbakar
(flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi
Bahan organik dimasukkan ke dalam
bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup
ruangan tertutup kedap udara (disebut
dalam kondisi kedap udara).Pada umumnya
Digester) sehingga bakteri anaerob akan
semua jenis bahan organik bisa diproses
membusukkan bahan organik tersebut yang
untuk menghasilkan biogas, baik bahan
kemudian
organik padat, dan cair cocok untuk sistem
Biogas). Biogas yang telah terkumpul di
biogas. Di daerah yang banyak industri
dalam digester selanjutnya dialirkan melalui
pemrosesan makanan antara lain tahu,
pipa penyalur gas menuju tabung penyimpan
tempe,
bisa
gas atau langsung kelokasi penggunaannya
menyatukan saluran limbahnya ke dalam
Komposisi gas yang terdapat di dalam
sistem Biogas, sehingga limbah industri
Biogas dapat dilihat pada tabel berikut:
pindang
organik
optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20.
oleh
ikan
bahan-bahan
metabolisme daribakteri methanogenik akan
atau
brem
menghasilkan
gas
(disebut
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
Tabel : 1. Jenis Gas Methana (CH4) Karbondioksida (CO2) Hidrogen (H2) Hidrogen Sulfida (H2S)
Nilai kalori dari 1 meter kubik
Volume % 40-70 30-60 0-1 0-3
komplek, protein dan lipida menjadi
Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara
senyawa rantai pendek.
dengan setengah liter minyak diesel. Oleh
Sebagai
karena itu Biogas sangat cocok digunakan
menjadi monosakarida sedangkan protein
sebagai bahan bakar alternatif yang ramah
diubah menjadi peptida dan asam amino.
lingkungan pengganti minyak tanah, LPG,
contoh
polisakarida
diubah
b. Tahap Asidifikasi (Pengasaman)
butana, batubara, maupun bahan bahan lain
Pada tahap ini bakteri menghasilkan
yang berasal dari fosil Sumber metana:
asam, mengubah senyawa rantai pendek
•Industri gas dan minyak (45%)
hasil proses pada tahap hidrolisis menjadi
•Sektor sampah (25%)
asam
•Pertanian (20%)
karbondioksida.
•Sumber daya alam (10%)
Bakteri
asetat,
hidrogen
tersebut
anaerobik
yang
(H2)
merupakan dapat
dan
bakteri
tumbuh
dan
2 Proses Pembentukan Gas Bio
berkembang pada keadaan asam. Untuk
Secara garis besar proses pembentukan gas
menghasilkan
bio dibagi dalam tiga tahap yaitu: hidrolisis,
tersebut memerlukan oksigen dan karbon
asidifikasi (pengasaman) dan pembentukan
yang diperoleh dari oksigen yang terlarut
gas metana.
dalam larutan. Pembentukan asam pada
a. Tahap Hidrolisis
kondisi anaerobik tersebut penting untuk
asam
gas
asetat,
Pada tahap hidrolisis, bahan organik
pembentuk
dienzimatik secara eksternal oleh enzim
mikroorganisme pada proses selanjutnya.
ekstraselular (selulose, amilase, protease
Selain itu bakteri tersebut juga mengubah
dan lipase) mikroorganisme. Bakteri
senyawa
memutuskan rantai panjang karbohidrat
menjadi alkohol, asam organik, asam
yang
metana
bakteri
bermolekul
oleh
rendah
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
amino, karbondioksida, H2S, dan sedikit
Tahap Hidrolis
gasmetana.
Tahap Asidifikasi
Tahap Pembentukan Metana
Bakteri
Bakteri Asam Asetat H2 dan CO2
Bahan Organik Karbohidtrak Lemak Dan Protein
Bakteri Asam Propinik Asam Butirik Alkohol senyawa lainnya
Gas Metana CO2
Asam Asetat
Bakteri Fermentasi
Bakteri Asegonik
Bakteri Metagonesis
Gambar 1 . Proses pembentukan biogas
c. Tahap Pembentukan Gas Metana
penghasil metana. Sedangkan bakteri
Pada tahap ini bakteri metanogenik
pembentuk gas metana menggunakan
mendekomposisikan
dengan
asam yang dihasilkan bakteri penghasil
berat molekul rendah menjadi senyawa
asam. Tanpa adanya proses simbiotik
dengan berat molekul tinggi. Sebagai
tersebut, akan menciptakan kondisi toksik
contoh
bagi mikroorganisme penghasil asam.
bakteri
senyawa
ini
menggunakan
hidrogen, CO2 dan asam asetat untuk membentuk metana dan CO2. Bakteri
d. Faktor yang Berpengaruh Pada Proses
penghasil
Anaerobik
asam
dan
gas
metana
bekerjasama secara simbiosis. Bakteri
Aktivitas metabolisme mikroorganisme
penghasil asam membentuk keadaan
penghasil metana tergantung pada faktor:
atmosfir
yang
ideal
untuk
bakteri
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
berjalan perlahan. Pada temperatur yang rendah 150C laju aktivitas bakteri sekitar setengahnya dari laju aktivitas pada
e. Temperatur Gas metana dapat diproduksi pada tiga
temperatur 350C. Pada temperatur 10oC –
range temperatur sesuai dengan bakteri
70C dan dibawah temperatur aktivitas,
yang hadir. Bakteri psyhrophilic 0–70C,
bakteri akan berhenti beraktivitas dan
bakteri mesophilic pada temperatur 13–
pada range ini bakteri fermentasi menjadi
400C
pada
dorman sampai temperatur naik kembali
temperatur 55–600C (Fry,). Temperatur
hingga batas aktivasi. Apabila bakteri
yang optimal untuk digester adalah
bekerja pada temperatur 400C produksi
temperatur 30–350C, kisaran temperatur
gas akan berjalan dengan cepat hanya
ini mengkombinasikan kondisi terbaik
beberapa jam tetapi untuk sisa hari itu
untuk pertumbuhan bakteri dan produksi
hanya akan diproduksi gas yang sedikit
methana di dalam digester dengan lama
(Fry,).
proses yang pendek. Temperatur yang
Massa bahan yang sama akan dicerna dua
tinggi/
jarang
kali lebih cepat pada 350C dibanding
digunakan karena sebagian besar bahan
pada 150C dan menghasilkan hampir 15
sudah dicerna dengan baik pada range
kali lebih banyak gas pada waktu proses
temperatur mesophilic, selain itu bakteri
yang sama. Di dalam Gambar 1 dapat
thermophilic
dilihat bagaimana perbedaan jumlah gas
sedangkan
range
thermophilic
thermophilic
mudah
mati
karena
perubahan temperatur, keluaran/ sludge
yang
memiliki kualitas yang rendah untuk
dipertahankan pada temperatur 150C
pupuk, berbau dan tidak ekonomis untuk
dibanding dipertahankan 35 0C. Seperti
mempertahankan pada temperatur yang
halnya proses secara biologi tingkat
tinggi, khususnya pada iklim dingin
produksi metana berlipat untuk tiap
(Fry).
peningkatan temperatur sebesar 100C –
Bakteri mesophilic adalah bakteri yang
150C. Jumlah
mudah dipertahankan pada kondisi buffer
diproduksi pada jumlah bahan yang tetap,
yang mantap (well buffered) dan dapat
meningkat seiring dengan meningkatnya
tetap aktif pada perubahan temperatur
temperatur (Meynell, 1976).
yang kecil, khususnya bila perubahan
diproduksi
total
ketika
dari
digester
gas
yang
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
Lebih lanjut, yang harus diperhatikan
dibutuhkan untuk mencapai 350C lebih
pada
sedikit.
proses
biometananisasi
adalah
perubahan temperatur, karena proses tersebut
sangat
perubahan
sensitif
terhadap
temperatur.
Perubahan
f. Ketersediaan Unsur Hara
temperatur tidak boleh melebihi batas
Bakteri Anaerobik membutuhkan nutrisi
temperatur yang diijinkan.
sebagai sumber energi yang mengandung
Untuk
bakteri
psychrophilic
selang
nitrogen, fosfor, magnesium, sodium,
perubahan temperatur berkisar antara
mangan, kalsium dan kobalt (Space and
0
0
2 C/ jam, bakteri mesophilic 1 C/jam dan bakteri Walaupun
McCarthy
didalam
Gunerson
and
thermophilic
0.50C/jam.
Stuckey, 1986). Level nutrisi harus
demikian
perubahan
sekurangnya
lebih
dari
konsentrasi
temperatur antara siang dan malam tidak
optimum yang dibutuhkan oleh bakteri
menjadi masalah besar untuk aktivitas
metanogenik,
metabolisme (Sufyandi, 2001).
kekurangan
Sangat penting untuk menjaga temperatur
penghambat bagi pertumbuhan bakteri.
tetap stabil apabila temperatur tersebut
Penambahan nutrisi dengan bahan yang
telah dicapai. Panas sangat penting untuk
sederhana
meningkatkan temperatur bahan yang
industri, dan sisa sisa tanaman terkadang
masuk ke dalam biodigester dan untuk
diberikan
mengganti
pertumbuhan
kehilangan
panas
dari
karena
apabila
nutrisi
seperti
dengan
terjadi
akan
menjadi
glukosa,
tujuan
di
buangan
menambah
dalam
digester.
permukaan biodigester.
Walaupun demikian kekurangan nutrisi
Kehilangan panas pada biodigester dapat
bukan
diatasi dengan meminimalkan kehilangan
mayoritas bahan, karena biasanya bahan
panas dari bahan. Misalnya, Sampah
memberikan
jumlah
segar memiliki temperatur 350C Apabila
mencukupi
(Gunerson
jarak waktu antara memasukkan sampah
1986).
dan
waktu
Nutrisi yang penting bagi pertumbuhan
diminimalkan, kehilangan panas dari
bakteri, dapat bersifat toksik apabila
sampah dapat dikurangi dan panas yang
konsentrasi
biodigester
dapat
merupakan
di
dalam
masalah
nutrisi and
bahan
bagi
yang
Stuckey,
terlalu
banyak. Padakasus nitrogen berlebihan,
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
sangat penting untuk mempertahankan
volume
pada level yang optimal untuk mencapai
(overload)
digester yang baik tanpa adanya efek
pengisian menjadi terlalu singkat. Bahan
toksik (Gunerson and Stuckey, 1986).
akan terdorong keluar sedangkan gas
yang
maka
dimasukkan
akibatnya
lama
masih diproduksi dalam jumlah yang
g. Lama Proses Lama proses atau jumlah hari bahan terproses
bahan
didalam
biodigester.
Pada
cukup banyak. h. Pemanfaatan Bio Gas
digester tipe aliran kontinyu, bahan akan
Biogas atau metana dapat digunakan
bergerak dari inlet menuju outlet selama
untuk berbagai keperluan seperti halnya
waktu tertentu akibat terdorong bahan
gas alam. Tujuan utama pembuatan
segar yang dimasukkan, setelah itu bahan
biogas adalah untuk mengisi kekurangan
akan keluar dengan sendirinya. Misalnya
atau
apabila lama proses ataupengisian bahan
alternatif sebagai bahan bakar keperluan
ditetapkan selama 30 hari, maka bahan
rumah tangga, terutama untuk memasak
akan berada didalam biodigester atau
dan lampu penerangan. Selain itu dapat
menuju outlet selama 30 hari.
digunakan untuk menjalankan generator
Setiap bahan mempunyai karakteristik
untuk
lama proses tertentu, sebagai contoh
menggerakkan motor bakar.
untuk kotoran sapi diperlukan waktu 20 –
Biogas mengandung berbagai macam zat,
30 hari. Sebagian gas diproduksi pada 10
baik yang terbakar maupun yang dapat
sampai dengan 20 hari pertama (Fry,
dibakar. Zat yang tidak dapat dibakar
1974), pada Gambar 2 ditunjukkan
merupakan
kendala
bahwa hari ke – 10 adalah puncak dari
mengurangi
mutu
jumlah relatif gas yang diproduksi,
tersebut. Seperti terlihatpada Tabel 4
setelah hari ke-10 maka produksi gas
walaupun kandungan kalornya relatif
mulai
itu
rendah dibanding dengan gas alam,
digesterharus didesain untuk mencukupi
butana dan propana, tetapi masih lebih
hanya hari terbaik dari produksi dan
tinggi dari gas batubara. Selain itu biogas
setelah
ramah
menurun.
itu
Oleh
sludge/
karena
lumpur
dapat
mensubtitusi
sumber
menghasilkan
lingkungan,
energi
listrik
dan
yang
dapat
pembakaran
karena
gas
sumber
dikeluarkan atau dipindahkan ke digester
bahannya memiliki rantai karbon yang
selanjutnya.
lebih pendek bila dibandingkan dengan
Apabila
terlalu
banyak
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
minyak tanah, sehingga gas CO yang dihasilkan relatif lebih sedikit. Tabe2. Perbandingan nilai kalor biogas Jenis Gas Nilai Kalor (joules/cm3) Gas Batu bara 16.7-18.5 Gas Bio 20-26 Gas Metana 33.2-39.6 Gas Alam 38.9-81.4 Gas Propana 81.4-96.2 Gas Butana 107.3-125.8
Nilai
kalori
biogas
tergantung
pada
komposisi metana dan karbondioksida, dan kandungan
air
di
dalam
gas.
Gas
METODE PENELITIAN
mengandung banyak kandungan air akibat
Metode penelitian yang digunakan metode
dari temperatur pada saat proses, kandungan
rekayasa (suatu kegiatan rancang bangun)
air
dan
yang tidak rutin, sehingga di dalamnya
bercampur dengan metana. Pada biogas
terdapat kontribusi baru, baik dalam bentuk
dengan kisaran normal yaitu 60-70% metana
proses maupun produk/ prototipe
dan 30-40% karbondioksida, nilai kalori
1. Desain (Perancangan)
pada
bahan
dapat
menguap
antara 20 – 26 J/cm 3. Nilai kalori bersih
Konsep desain yang merupakan solusi
dapat dihitung dari persentase metana
dari masalah perancangan yang harus
seperti berikut (Meynel, 1976) :
dipecahkan, berupa gambar teknik atau
Q=k×m
gambar skema yang sederhana, tetapi
Dimana
telah
Q = Nilai kalor bersih ( joule/cm3 )
diperlukan. Fungsi yang perlu ditambah
k = Konstanta ( 0,33 )
atau
m = Persentase metana ( % )
pengembangan prototype . Hal penting
memuat
diperbaiki
semua
dari
fungsi
desain
yang
adalah
yang menjadi tambahan dalam penelitian ini adalah mudah dioperasikan, aman bagi
kesehatan,
ergonomis,
ramah
lingkungan dan mudah perawatannya
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
Perancangan
meliputi
rancangan
pada tipe batch. Terdapat dua jenis dari
fungsional untuk menentukan fungsi dari
tipe aliran kontinyu:
komponen utama alat penangkap gas
1. Vertikal, dikembangkan oleh Gobar
methan dan rancangan struktural untuk
Gas Institute, India
menentukan bentuk dan tata letak dari
2. Horisontal, dikembangkan oleh Fry di
komponen utama.
Afrika Selatan dan California, selain itu dikembangkan oleh Biogas Plant Ltd.
2. Rancangan Fungsional Terdapat dua tipe alat penangkap gas
dengan digester yang terbuat dari karet
methan
tipe
Butyl (butyl ruber bag).
kontinyu. Pada tipe batch bahan organik
3. Rancangan struktural
yaitu
ditempatkan
tipe
di
batch
tangki
dan
dan
Menentukan bentuk dan tataletak dari
diproses secara anaerobik selama 2 – 6
komponen dari alat penangkap gas metan
bulan tergantung pada jumlah bahan yang
pada sampah. Analisis teknik dilakukan
dimasukkan. Isi dari digester biasanya
untuk
dihangatkan
reaktor dan ukuran penyimpan
dan
tertutup
dipertahankan
menghitung
ukuran
dimensi gas
temperaturnya. Selain itu kadangkala
sementara. Selain itu anthropometri dari
diaduk untuk melepaskan gelembung-
reaktor perlu dipertimbangkan untuk
gelembung gas dari sludge. Tipe digester
kenyamanan kerja operator.
ini tidak membutuhkan banyak perhatian
4. Pembuatan Gambar Teknik
selama
demikian
Tahap ini adalah membuat gambar desain
hampir semua bahan organik tetap akan
atau gambar teknik dari Reaktor dan
diproses. Efisiensi maksimal
istalasinya
dari proses hanya dapat diharapkan bila
menggunakan software Autocad dibuat di
digester diisi dengan hati-hati.
laboratorium perancangan Teknik Mesin
Pada
proses.
tipe
Meskipun
aliran
kontinyu
bahan
dimasukkan ke dalam digester secara teratur pada satu ujung dan setelah melalui jarak tertentu, keluar di ujung yang lain Tipe ini mengatasi masalah pada proses pemasukan dan pengosongan
yang
dirancang
dengan
Universitas Muhammadiyah Medan
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
melalui pendekatan , yaitu dengan membandingkan tingkat produksi gas pada ANALISA
PERANCANGAN
(150–350C)
temperatur
sesuai
gambar dengan temperaturlingkungan.
PERANCANGAN
Kemudian dari temperatur lingkungan
1. Analisa Teknik
dapat ditarik lama proses yang memiliki
1.1. Bak pencampur
hari terbaik dari produksi dan setelah itu
Volume sampah = 110 kg/hari
sludge/ lumpur dapat dikeluarkan.
Volume air ( 1:1) = 110 liter
Dari gambar tersebut dapat diperkirakan
Volume bahan = Volume sampah +
bahwa hari yang optimal adalah 40 hari
Volume air Volume bahan = 220 kg
untuk temperatur bahan yang bekerja
Tinggi dan diameter bak pencampur
pada 19 – 200C.
diketahui dengan rumus volume silinder
a. Volume digester
yaitu:
Volume total = (lama proses × aliran
Volume silinder= 3,14× r2x tinggi 0,22
bahan) / 80% Maka aliran perhari
m3 = 3,14 × 0,42m × tinggi
adalah 220 kg Lama proses 40 hari
Daerah operasi minimum tangan laki-
Volume basah = 220 liter × 40
laki yaitu 40 – 50 cm. Pengadukan
=8800 liter
dilakukan dengan menggunakan tongkat
Volume total = (8800 liter) / 80% =
pengaduk sehingga bak pencampur
11000 liter = 11 m3
yang
memiliki
bentuk
silinder
b. Panjang digester
maksimum diameter 100 cm. Diameter
Penentuan
silinder ditentukan 80 cm. Tinggi = 0,22
didasarkan pada volume digester
m3 /3,14 × 0,42m Tinggi = 0,44 m
yang telah diketahui sebelumnya dan
Tinggi silinder ditambah 20 cm untuk
diameter plastik polyethilene yang
pengadukan
digunakan.
sehingga
bahan
tidak
panjang
digester
meluap. Sehingga tinggi silinder adalah
V= πx r2× panjang Diameter plastik
64 cm.
= 0,954 m ; r = 0,477 m ; Volume 11
1.2. Digester Perbandingan tingkat produksi gas pada 15°C dan 35°C Lama proses ditentukan
m3 Panjang = 11 m3/ π× 0,4772 m= 15,39 m = 15,4 m c. Kebutuhan plastik untuk digester
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
Panjang Plastik = a + b + c Panjang
kebutuhan
digester = 15,4 m Panjang untuk
sebagai berikut (Meynell, 1976):
pengikatan dan diameter plastik (
Volume gas = jumlah VS/m3 (Kg) ×
0,50 m × 2 ) + 0,954 m Panjang
tingkat produksi gas (m3 / kg VS)
plastik = 17,354 m.
Jumlah volatil solid dari 1 kg sampah
Untuk menjaga kemungkinan plastik
segar adalah sebesar 14,34% atau
tergesek maka sebaiknya plastik
0,1434 kg (lihat Lampiran uji VS).
dirangkap dua sehingga kebutuhan
Jumlah volatil solid dari sampah dalam
plastik untuk digester adalah 34,7 m
satu hari sebesar 110 kg /hari adalah
atau dibulatkan menjadi 35 m.
15,774 kg VS.
d. Lubang digester dan kemiringan
volume
penampung
gas
Maka dari 15,774 kg VS/hari dengan
Volume bahan basah = 8,8 m3 Lebar
aliran gas 0,094 – 0,31 m3 / kg VS akan
atas = 90 cm Panjang digester = 15,4
dihasilkan gas bio sebesar 1,48 – 4,89
m Tinggi = 80 % × 0,954 m = 0,76
m3/hari. Volume penampung gas yang
cm = 80 cm Vp = A × p = 8,8 m3 =
dibutuhkan adalah untuk menampung
A × 15,4 m A = 0,57 m2 A = (a+b) /
gas selama setengah hari karena gas
2 × t 0,57 m2 = (0,9 m + b)/ 2 × 0,8
digunakan setiap hari. Maka volume
m b = 0,53 m
penampung gas adalah 4,89m3 / 2 yaitu
Jadi lubang biodigester memiliki
2,5m3.
bentuk prisma dengan ukuran lebar
a. Penentuan panjang penampung gas
atas 0,9 m, lebar bawah 0,53 m,
didasarkan pada volume gas yang
tinggi 0,8 m, panjang 15,4 m.
ditampung
Kemiringan antara inlet dan outlet
polyethilene yang digunakan.
dihitung
Diameter plastik = 0,954 m ; r =
berdasarkan
sudut
alir
bahan dimana bahan mulai bergerak. 1.3. Penampung gas Sampah memiliki tingkat produksi gas
dan
diameter
plastik
0,477 m Volume gas 2,445 m3 V= π× r2 × panjang Panjang = ,445 m3 / π× 0,4772 m = 3,42 m =3,4 m.
0,094 – 0,31 m3 / kg VS. Dengan
b. Kebutuhan plastik untuk penampung
mengetahui jumlah volatil solid yang
gas Panjang plastik yang dibutuhkan
terdapat pada bahan dapat dihitung
untuk
penampung
gas
dengan
volume 2,445 m3 dan panjang 3,4 m
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
adalah: Panjang Plastik = a + b + c
1000 kg/m3 . 9,8 m/det2 . 8,8 m3 +
Panjang penampung= 3,4 m panjang
2,2 m3. 0,666 kg/m3 = 86240 kg
untuk pengikatan + Diameter plastik
m/det2 + 1,4 kg m/det2= 86,2414 kN
= ( 0,30 m × 2) + 0,954 m Panjang
Dan berat air yang terdesak atau
plastik = 4,954 m.= 5 m 4.1.4
gaya angkat air adalah F = γair .V
Tekanan
= 998 kg/m3 . 9,8 m/det2. 8,8 m3
Yang
Terjadi
Pada
Biodigester
= 86,067 kg m/det2 =86,067 kN
a. Tekanan pada digester di dalam
Berat bahan dibanding dengan
lubang
Hidrostatik)
gaya angkat air adalah G>F
Tekanan pada dasar digester oleh
sehingga dapat dipastikan bahwa
bahan adalah sebagai berikut:
digester tidak terangkat oleh gaya
(Tekanan
P = γ bahan . H
angkat air.
P = 1000 kg/m3. 9,8 m/det2. 0,8 m =
b. Tekanan pada penampung gas
7840kg m/det2. m2 = 7,84 kN/m2.
Tekanan
Tekanan Air Tanah P = γ air . H 10 P
pemberat yang memiliki berat 5,7
= 998 kg/m3. 9,8 m/det2. 0,8 m =
kg. P = F / A Melalui pengukuran
7824,3 kg m/det2. m2= 7,82 kN/m2
dengan
Apabila
kering
tekanan dalam tabung adalah
Ptanah = tekanan akibat gaya normal
tekanan pengukuran 78, 4 Pa dan
hidrostatik bahan = 7,84 kN/m2.
tekanan absolut 101,3784 kPa.P +
Ptotal = Phidrostatik – Ptanah
ρgasbio gXi + ρgX = Pa + ρgH
keadaan
lubang
Gas
dihasilkan
manometer
dari
didapat
Ptotal = 7,82 kN/m2 – 7,82 kN/m2 = 0 kN/m2 Apabila keadaan lubang
Berdasarkan perhitungan tegangan
tergenang air
tangensial dan longitudinal tegangan yang
Ptotal = Phidrostatik – ( Ptanah + P air
menahan gaya pecah dan sobek pada
tanah)
digester adalah tegangan tangensial sebesar
Ptotal = 7,84 kN/m2 – 7,82 kN/m2
31,8 kN/m2 dan tegangan longitudinal
Ptotal = 0 0,2 kN/m2
sebesar 63,6
Sedangkan berat bahan di digester
penampung gas tegangan tangensial sebesar
adalah
=
124,656 kN/m2 dan tegangan longitudinal
(γbshsn.V)bahan + (γbshsn .V)air =
sebesar 249,312 kN/m2. Tekanan tersebut
G
=
γbshsn
.V
kN/m2.
Sedangkan pada
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
masih
dibawah
kekuatan
tarik
plastik
polyethilene yaitu sebesar 5 – 15 MN/m2,
Berdasarkan itu plastic polyethilene ini aman digunakan sebagai biodigester plastik.
5
6
1
3
7
4
2
Keterangan : 1. Bak sampah
5. Penampung gas
2. Reaktor Biogas
6. Sparator
3. Katup
7. Kompor gas
4. Perangkap uap air Gambar : Komponen-komponen alat penangkap gas methan pada sampah untuk biogas KESIMPULAN Hasil Rancangan alat penangkap gas methan pada sampah untuk biogas sebagai berikut 1. Bak pencampur a. Volume 300 liter. b. Berbentuk silinder dengan diameter 78 cm dan tinggi 60 cm. 2. Inlet dan Outlet a. Hong tanah liat diameter 15 cm, panjang 80 cm. b. Tali karet pelilit hong lebar 2 – 3 cm
3. Biodigester/ reaktor a. Volume bahan basah 8,8 m3. b. Volume total 11 m3. c. Aliran bahan 220 liter/hari. d. Lama proses 40 hari. e. Plastik polyethielene diameter 0,954 m. f. Lubang digester, berbentuk prisma trapesium dengan lebar dasar 53 cm,
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
lebar atas 90 cm, tinggi 80 cm dan panjang 15,4 m.
4. Goodfellow – Material Information, 2000, –
Polyethylene
Low
Density,
LDPE. 4. Penampung Gas
http://www.goodfellow.com/csp/act
a. Volume penampung gas 2,5 m3, diameter 0,95 m, tinggi 3,4 m
ive/gfMaterialInfo.csp?MATID=E T31&result=13,6 Oktober 2003. 5. Culp W Archie. “Prinsip –prinsip Koversi
b. Rangka bambu tinggi 4,6 m. c. Pemberat penampung gas 5,7 kg atau tekanan 0,8 cm air.
Energi,”Erlangga Jakarta, 1985 6. Tjokrowisastro Harmadi E. Ir. ME. Dan Widodo
B.U.
Ir.ME.
Saran
pembakaran
Penelitian ini masih dittik beratkan pada
Bakar,”ITS, Surabaya, 1990
desain alat penengkap gas metan yang
7. Mikheyev M, “ Fundamental of Heat
selanjutnya
akan
pengembangan
dikembangkan prototype,
dan
pada
Dasar
“Teknik
dan
Bahan
Transfer, “Peace, Moscow
uji
8. Durban David, Norman A. Fleck,
karakteristiknya serta diaplikasikan pada
“Singular Plastic Fied in steady
tempat pembuangan akir (TPA) di kota
Penetration of rigid Con”, Journal
Malang .
of
1. Fry, L. J., 1973, Methane Digesters for Gas
and
NewAlchemy
material
and
technology.
DAFTAR PUSTAKA
Fuel
engineering
Fertilizer,
The
Institute,
Massachusetts, 8th Printing.
Datar, Standart Industri Indonesia SII.
0797-83,
Departemen
Perindustrian, Jakarta.
2.http://journeytoforever.org/biofuel_library/ MethaneDigesters/MD1.html
9. Anonymous., 1983, Sifat Papan Partikel
,26
sept 2003 3. Fry, L.J., 1974, Practical Building of
10.Assauri, S., 1993, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi ke-4, LPFEUI, Jakarta. 11.Hutasoit, G.F. dan Prihastuti, 1996,
Methane Power Plant For Rural
Orientasi
Penelitian
Pembuatan
Energy Independence, 2nd edition,
Papan Partikel, Berita P3GI, Pusat
Chapel River Press, Hampshire-
Penelitian Perkebunan Indonesia
Great Britain.
(P3I), Pasuruan.
Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.1 No. 3 Oktober 2015
12.Smith, W.F., 1986, Principle of Materials Science and Engineering, Mc Graw
Hill Inc.