Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
1
Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Achmad Chudhori Abstraks: Di era globalisasi di areal informasi seperti sekarang ini persoalan pokok yang dihadapi adalah bagaimana cara menyiapkan SDM yang modern yang bermuatan religius yang mampu bersaing dan tidak tersesat dalam menghadapi kehidupan yang diwarnai oleh budaya IPTEK. Hal ini didasarkan pada Islam ialah agama yang memiliki kepedulian yang sangat kuat terjadap ilmu pengetahuan dan peradaban manusia secara utuh dan lengkap sehingga tentang ilmu. Al-Quran adalah kitab yang sangat menuntun dan memiliki kepedulian yang amat kuat terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban modern. Islam adalah agama yang berpihak kepada dunia rasio, ilmu pengetahuan dan peradaban serta sains modern, apalagi spiritual. Al-Quran selalu menegaskan bahwa: “Berfikir adalah sebagian dari petunjuk Allah ke arah iman kepada-Nya. Dan Al-Quran selalu menggugah umat manusia dari waktu ke waktu untuk selalu berfikir dan menggunakan akal. Dan pemikir adalah semulia-mulianya makhluk” Kata Kunci: Al-Quran, Ilmu Pengetahuan
Umat Islam masa kini bukan dilanda krisis metode tetapi dilanda oleh krisis berfikir, krisis pemahaman dan pengalaman terhadap metode Al-Quran secara benar. Padahal Allah berfirman dalam surat Al-Mujadilah 11:
َ ْــىا ِمــ ْنــ ُك ْم َوالَـــذِيـ ث ٍ ـن أ ُ ْوتـُـــىا ا ْلــ ِعــ ْلــ َم د ََرجـَــا ْ ُــع هللا ُاَلـــذِيـْ َن ا َمــن ْ ََ ِ َيــــزف Artinya: “Sesungguhnya Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat” Imam Syafii pernah berkata: ”Barangsiapa yang menghendaki dunia, hendaklah dia mencari ilmu. Barangsiapa menghendaki akhirat, hendaklah dia
Dosen Tetap Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri
Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
2
mencari ilmu. Barangsiapa mencari ilmu, hendaklah dia mengesahkan kepada ulama.”1 Salah satu faktor yang menuntut adanya penafsiran terhadap Al-Quran adalah isinya yang multidimensional. Al-Quran tidak hanya mengetengahkan ajaran-ajaran keagamaan yang berkonotasi teologis ritualistic, tapi lebih dari itu, secara philisofis Al-Quran juga memunculkan ajaran-ajaran tentang ekonomi, politik, kehidupan kemasyarakatan, dan secara lebih rinci menjelaskan tentang ekskatik.2 Semangat Imam Syafii terhadap ilmu pengetahuan sangat luar biasa. Beliau duduk di majelis ilmunya setelah subuh untuk mengajarkan Al-Quran. Setelah matahari terbit, beliau mengajarkan Al-Hadits. Kemudian setelah matahari tinggi, beliau mengadakan mudzakarah. Dan setelah matahari condong, beliau mengajarkan tata bahasa. Untuk itu keharusan umat untuk digiring kembali ke orisionalitas atau metode berfikir kritis untuk menyambung temuan-temuan lama yang perlu diperlancip. Perlu kita ketahui semua: “Hidup itu pokok harta, dan ilmu itu labanya” Dan para hukama mengatakan bahwa “ Beramal tanpa ilmu batal, berilmu tanpa amal sia-sia” Untuk itu kita harus mempertinggi taraf intelektual kaum muslimin. Hal ini sudah merupakan satu kewajiban bagi semua pihak dan harus diutamakan dalam konteks membangun peradaban serta kebutuhan asasi yang bersifat kemanusiaan. Al-Quran adalah kitab yang menuntun untuk selalu mewujudkan iklim ilmu pengetahuan dan Al-Quran selalu merangsang manusia untuk berfikir dan selalu menggunakan rasio. Al-Quran sebagai sumber pokok ajaran Islam tidak hanya mengandung aspek teologis tetapi juga mengandung aspek kehidupan manusia lainnya, bersifat universal, dan merupakan satu kesatuan yang utuh.3 Kaum muslimin harus mengembangkan dunia rasio. Allah telah mendidik dan menginsafkan manusia melalui 114 surat kirimannya yang telah terhimpun dalan 1
Ikrom Ollong, Islam adalah Agama Ilmu Pengetahuan ( Ngawi: t.p, 1993, 4) Said Agil Husen, Dimensi-dimensi Kehidupan dalam Perspektif Islam (Malang: Unisma, 2002, 103) 3 Said Agil Husen, Dimensi-dimensi, 115. 2
Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
3
30 juz, yang masih otentik seperti kala diturunkan. Dalam surat itu Allah berbicara kepada manusia tentang ilmu sebanyak 864 kali dalam 750 ayat dari 6666 ayatnya. Dan kata logika (akal/pikir) diulang di dalamnya sebanyak 300 kali. Dan kata ulul albab disebutkan dalam surat yang dikirim kepada manusia sebanyak 16 kali. Suratsurat itu telah memaparkan kepada manusia jalan-jalan untuk memperkuat keimanan, mempertebal ketajaman rasio dan memperindah budi. Dalam membangun peradaban masyarakat modern, tidak hanya membutuhkan produk evolusi natural budaya yang kemudian disosialisasikan dengan kondisi dan diwarnai oleh-nilai-nilai tradisi manusia saja, akan tetapi aktualisasi dari nilai-nilai agama juga jauh sangat lebih penting. Untuk itu pembenahan generasi kita harus mampu membudayakan nilai-nilai agama (relegius) untuk menghadapi era globalisasi di dunia sains. Dan justru inilah yang sangat penting. Makanya dakwah itu sangat berperan dalam permasalahan ini. Dalam pengertian, dakwah adalah profil sistem pendidikan yang mampu mengembangkan budaya
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
atau
IPTEK
sekaligus
mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai Islam, yang akhirnya mampu mewarnai profil peradaban manusia modern. Islam harus tampil sebagai pandangan dunia yang utuh dan menyeluruh. Karena–pada titik waktu sejarah sekarang, kita berada pada posisi yang memaksa untuk menampilkan Islam sebagai satu peradaban total setelah kita gagal dalam melaksanakan pekerjaan rumah ini. Kelihatannya umat ini sedang berada dalam keadaan berantakan, pincang dan terbengkalai serta membutuhkan pembenahan serius. Untuk itu, umat Islam harus membangun kembali peradaban muslim dan membutuhkan perumusan-perumusan baru dalam pendekatan terhadap nilai-nilai yang berbau peradaban. Kita sering memandang Al-Quran dalam kanvas yang sangat terikat, sempit dan statis. Dan Islam masih sering ditampilkan hanya sebuah wawasan keagamaan. Bahkan, kita lebih suka membatasi Islam pada batas-batas kesalehan pribadi dan
Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
4
keyakinan serta ritus-ritus saja, mestinya Islam itu ditampilkan sebagai tata kehidupan yang lengkap. Memperhatikan kecenderungan dunia sains dan teknologi serta “paradoksal” ilmu dan kebutuhan manusia modern dewasa ini, lebih cenderung ke arah kepentingan untuk memenuhi kepuasan material manusia. Melihat kondisi seperti ini, manusia modern akan mengalami satu kekosongan tentang sesuatu yang akan menyebabkan terong-rongnya nilai-nilai kebudayaan dan peradaban. Ini mempunyai pengertian bahwa manusia modern sekarang ini telah mengalami kekosongan iman yang mencekik ruh dan menurunkan nilai-nilai dan norma-norma dasariah manusia itu sendiri. Sementara tertumpuklah ia dengan segala harta benda yang membubung, yang terus menerus melampaui harga manusia itu sendiri. Hal ini terjadi karena manusia tidak pernah melihat fitrah dan kebutuhankebutuhan rohaninya dikala ia menciptakan sistem peradaban ini. Dengan demikian, kita akan menjadi korban kemunduruan tentang ilmu-ilmu hidup, nilai-nilai jiwa dan akhlak. Al-Quran sangat bersifat spiritual, material dan sekaligus rasional, praktis dunia akhirat dan memberikan semua kebutuhan yang sangat erat kaitannya dengan khidupan manusia itu sendiri. Untuk itu kegiatan spiritual, material dan intelektual harus dilakukan serta diupayakan dalam satu kesatuan waktu yang tidak bisa ditinggalkan. Dalam pengertian umat Islam harus meraih sukses material, spiritual dan intelektual. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) jaman ini, sudah mulai besinggungan dengan masalah-masalah yang sebelumnya merupakan kajiankajian agama. Hal ini mempunyai makna bahwa temuan-temuan para ilmuan yang bernilai ilmiah, sangat mencocoki dengan pernyataan-pernyataan yang bernilai paradigma wahyu Allah (Al-Quran). Pemikir, para ilmuwan memulai membuat kajian-kajian dalam basick pemikiran mereka yang bernilai sains telah sampai pada satu tingkat dimana nilaiJurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
5
nilai relegiusitas telah terkandung di dalamnya. Kita dapat melihat banyak sekali ilmuwan kaliber dunia dan peneliti kreatif serta peminat studi agama yang mereka itu datang dari berbagi macam agama, mereka terpanggil dengan akal mereka untuk melakukan kajian-kajian ilmiah tentang nilai-nilai yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan Tuhan yang berupa ayat-ayat kauniyah dengan menggunakan temuan-temuan ilmiah. Sayangnya! Informasi-informasi positif yang bernilai ilmiah itu yang sangat bernilai bagi dunia sains dan teknologi sama sekali tidak terekam oleh ulama-ulama kita. Yang lebih disayangkan lagi ialah kaum ulama tidak mau mengerti tentang perkembangan ilmu serta sains modern karena hal itu dianggap bukan medan garapannya. Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini telah berjalan dengan cepat dan telah sampai pada satu tingkat yang sedikit lebih maju dimana kajian-kajian mereka mengandung nilai-nilai Al-Quran, telah tersentuh dalam perkembangan dan pembahasan yang dimaksud. Menurut kami, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah alat dan bukan tujuan. Untuk itu, para ulama dan para ilmuwan harus berupaya membangkitkan gairah para generasi ini untuk memperdalam ilmu pengetahuan sehingga hasil teknologi dapat dimanfaatkan bagi kemajuan dan perkembangan ilmu yang secara hakiki merupakan ilmu-ilmu Allah yang dapat dipergunakan untuk kesejahteraan manusia itu sendiri. Akan tetapi, hasil ilmu dan teknologi harus peduli terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kelangsungan dan kemuliaan bagi masyarakat alam semesta. Makanya, agama menawarkan nilai-nilai moral kepada manusia untuk dapat mengendalikan manusia itu sendiri sehingga daya nalar ilmuwan tidak melampaui batas normal. Hal ini berarti bahwa agama adalah kapsul penawar untuk menyembuhkan penyakit masyarakat manusia modern. Menurut kami, Islam merupakan agama yang mendukung ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Tetapi dalam waktu yang sama ilmuwan harus mempunyai tanggung jawab kemanusiaan sebagaimana yang diinginkan oleh Allah, yaitu satu Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
6
keharusan untuk menempatkan dan mengembangkan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk mengabdi kepada Allah. Islam menurut kami, adalah agama yang paling membutuhkan acuan-acuan ilmu dan teknologi modern. Contohnya: (1). Umat Islam hendak menuanaikan rukun Islam yang ke lima yaitu pergi ke tanah suci (naik haji). Di sini membutuhkan sarana yang merupakan hasil dari ilmu pengetahuan dan teknologi. (2) Penemuan arah kiblat yang tepat butuh hasil teknologi. Makanya, ini pertanda bahwa Islam adalah agama ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan pasangan yang tidak terpisahkan dari kemodernan yang semula dimaksudkan sebagai satu model bagaimana manusia mampu mengelola alam dan mengaturnya demi untuk kemakmuran dengan tema: “Manusia harus menjalankan seluruh aktifitas hidupnya hanya untuk beribadah dan tidak lebih daripada itu”. Dalam era globalisasi di areal informasi seperti sekarang ini persoalan pokok yang dihadapi adalah bagaimana cara menyiapkan SDM yang modern yang bermuatan religius yang mampu bersaing dan tidak tersesat dalam menghadapi kehidupan yang diwarnai oleh budaya IPTEK. Perkembangan IPTEK yang terlepas dari dunia spiritual (agama) atau IPTEK yang terlepas dari kendalinya nilai-nilai etik spiritual maka IPTEK akan menghancurkan dan membunuh kemanusiaan itu sendiri. Di dunia Eropa, pada umumnya banyak orang-orang yaitu golongan elit, orang-orang jenius kagum terhadap ajaran Islam dan menjadikan Islam sebagai agama mereka sekalipun hanya di dalam hati. Hal ini didasarkan pada Islam ialah agama yang memiliki kepedulian yang sangat kuat terjadap ilmu pengetahuan dan peradaban manusia secara utuh dan lengkap sehingga tentang ilmu, Al-Quran memberitakan ilmu sebanyak 864 kali dalam 750 ayat dari 6666 ayat. Dan pemikir ialah makhluk terbaik di dunia. Untuk itu, mari kita tumbuhkan kehidupan kaum muslimin dengan pencerahan intelektual dan pendalaman material! karena dari sinilah, akan melahirkan satu kekuatan keimanan dan mempertebal tradisi dzikir yang akan mengkonsumsi Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
7
manusia suci yang memiliki nilai yang berbau moralitas. Islam adalah agama yang menuntut dari umatnya untuk melakukan safar teknologi dan sains modern. Dan misi utama dari Islam adalah mobilisasi kearah ketajaman intelektual yang bisa menghasilkan sains dan teknologi untuk memenuhi kebutuhan asaasi hidup manusia dan memperkuat kepekaan sosial sebagai tanggung jawab manusia dalam menjalankan rukun Islam yang ke empat yaitu berzakat. Islam adalah satu-satunya agama yang mendorong kepada umatnya untuk memperbesar tradisi sekolah dan Al-Quran selalu menuntut kepada pembacanya untuk melakukan safar intelektual. Masalah orang Islam yang bodoh! Hal ini dikembalikan kepada pribadi orang Islam itu sendiri dan bukanlah ajaran Islam dan kebodohan orang-orang Islam itu tidak ada kaitannya sedikitpun dengan ajaran Islam. Kebodohan adalah tanaman yang: berbenih kekafiran; berlahan kemunafikan; cabangnya berupa kesombongan; daunnya berupa kesesatan; buahnya dikutuk dan berada di neraka selama-lamanya. Perlu kita ketahui, siapa memiliki kebodohan berarti: dia telah menanam benih kekafiran; mengelola tanah kemunafikan; dan dia pasti memetik buahnya yaitu berakhir bersama iblis di neraka. Islam datang untuk memberantas dan memusuhi serta mengikis habis dengan akar-akarnya pohon kebodohan dan kemiskinan. Mengenai hal ini, Rasulullah Saw. Bersabda yang diriwayatkan oeh Imam At-Tirmidzi, yang artinya: “Ketika Allah menciptakan akal, dan Allah berfirman kepada akal: “Hai akal! Menghadaplah! maka akal pun menghadap” Allah berfirman kemudian: “Hadaplah ke belakang!” Akal lalu membelakang. Kemudian Allah berfirman: “Demi keagunganku dan keluhuran–Ku, Aku tidak akan meletakkanmu kecuali buat orang-orang yang Aku cinta”. Ketika Allah menciptakan kebodohan, Allah berfirman kepada kebodohan: “Menghadaplah!” Ia menghadap dan membelakangi” Lalu Allah berfirman: “Demi keagungan dan keluhuran-Ku, Aku tidak akan meletakkanmu kecuali kepada orangorang yang Aku benci di antara makhluk-Ku.” Untuk itu, marilah kita pacu generasi muda bangsa ini dengan bersemangat mengelola potensi akal dan pemikiran serta kemampuan dan penguasaan terhadap Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
8
ilmu dan teknologi. Dalam waktu yang sama, generasi kita sebagai embrio bangsa ini perlu di kendalikan oleh iman sebagai soko guru manusia itu sendiri sebab iman yang memelihara kehormatan manusia itu sendiri. Iman akan memelihara keseimbangan antara rasio dan budi. Iman adalah tata hidup yang mengatur hubungan antara: manusia dengan Tuhannya; manusia dengan manusia; alam dunia dengan alam akhirat; dunia jasad dengan dunia ruh; ilmu dengan moral; dan manusia dengan alam semesta. Dunia ini tidak akan aman apabila manusia telah melalaikan iman dan menjadikan rasio atau akal sebagai tolok ukurnya. Kita yang memegang posisi khalifah dan wahyu terakhir, telah diberi tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan misi mulia ini. Apabila generasi bangsa ini berpisah dari ilmu, atau dengan absennya ilmu, maka anak-anak bangsa ini akan kehilangan essensi hidupnya. Musuh-musuh orang Islam sekarang ini bukan lagi orang-orang yang bersenjata, bukan pula yang berpakaian penjajah, akan tetapi musuh-musuh itu berupa kebodohah dan kemalasan serta ngantuk-ngantuk. Tidak ada kesesatan yang tiada taranya di dunia manapun, kecuali kebodohan. Islam datang untuk mewujudkan cita-cita luhur membuat kesadaran masyarakat yang lebih tajam dalam menatap era baru dengan ilmu dan moral guna membersihkan jaman dari bisul-bisuk kejahatan dan perseteruan di antara sesama manusia dengan tema: “Cinta terhadap pencerahan menuju cita-cita kemanusiaan universal sekaligus membimbing langkah manusia di atas harapan dunia yang pengendali utamanya adalah hati yang mendapat mediasi dari shalat yang khusyu”. Ilmu dan pemikiran merupakan komponen dari pribadi seorang muslim. Dan setiap orang yang menganalisa Al-Quran akan tahu bahwa Islam itu mewajibkan setiap Muslim agar menggunakan akal dan menggunakan berfikir. Cita-cita Al-Quran itu hanya bisa membumi bila di dukung oleh manusia-manusia yang bermutu. Dan musuh bebuyutan kebenaran itu adalah kebodohan. Cita-cita Al-Quran hanya mungkin membumi bila di dukung manusia yang memliki kapasitas ilmu. Dan AlQuran selalu menuntut dari umatnya untuk selalu begairah dan berprestasi dalam Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
9
mengelola atribut-atribut akal yang kemudian diwujudkan dalam kehidupan yang nyata dalam bentuk kerja keras, belajar tekun dan tidak pernah puas. Untuk itu, marilah kita mencari ilmu!. Karena dalam kenyataannya, ilmu merupakan induk peradaban manusia. Dan sudah merupakan satu keharusan bagi setiap muslim untuk menghidupkan dan membangun visi tentang intelektual. Ilmu adalah dasar itu sendiri yang dimensinya bersifat pribadi. Dan setiap pribadi harus merasa insaf dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, yaitu dalam rangka memperbaiki nilai kualitas amal itu sendiri. Mengenai pentingnya ilmu sehingga Rasulullah Saw. memberi penghargaan kepada orang yang beramal dengan ilmu, sebagaimana sabda Rasul Saw. yang diriwayatkan oleh Shihab.
ُ ْ بى ِلــ َم ــم ط ِ ــن ع ْ ٍ َــمــ َل بـِـ ِعــ ْل َ ـــــــى Keuntungan adalah bagi orang yang beramal dengan ilmu” Ilmu itu sangat penting sehingga bagi orang yang mencarinya, Rasulullah Saw bersabda:
ْ ضــ ُل ِم َ ــس ِعــلـْ ٍم ا َ ْفـــ ــف َركَــعَ ٍت َ ــن ِ َْ َْْصــالَة ِا َ ْلـ ْ ُحـــض ِ ُــى ِر َمــجْ ــ ِل َ َــف َجــن ــاس ٍة ِ ـــى ِد ا َ ْل ْ ـــض َوشُـــ ُه ِ َو ِعــيَــادَ ِة ا َ ْل ٍ ْــزيـ ِ ــف َم “Menghadiri pengajian lebih utama daripada shalat seribu rakaat, menengok seribu orang sakit dan melayat seribu jenazah” Berkaitan dengan pentingnya ilmu, pada suatu ketika ada seorang yang bertanya kepada sayidina Abu Bakar Ash-Shidiq: “Amalan apa yag lebih utama daripada shalat?” Jawab sayyidina Abu Bakar Ash-Shidiq: “Ilmu shalat lebih penting daripada shalat itu sendiri”. Sayyidina Abu Bakar Ash-Shidiq itu mempunyai kelebihan bukan karena beliau punya puasa atau shalat yang beliau lakukan, akan tetapi sesungguhnya karena keunggulan beliau dalam masalah ilmu. Hal ini bukan berarti bahwa ibadah-ibadah lain yang bersifat ritual itu tidak penting. Al-Quran adalah kitab yang sangat menuntun dan memiliki kepedulian yang amat kuat terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban modern. Dan Al-
Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
10
Quran adalah super ilmiyah. Islam adalah agama yang berpihak kepada dunia rasio, ilmu pengetahuan dan peradaban serta sains modern, apalagi spiritual. Al-Quran menyuruh kita berdoa untuk menambah pengetahuan kita, sebagaimana yang tertera dalam Al-Quran surat Thaha, 114:
ب ِس ْدنِ ْى ِعـــ ْلــ ًما ِ َوقُـــ ْل َر Artinya:
“Katakanlah:
Ya
Tuhanku!
Tambahkanlah
kepadaku
ilmu
pengetahuan”. Manusia adalah makhluk termulia karena Allah menciptakan kekuatan yang amat dahsat pada akal manusia dan daya yang luar biasa pada otak manusia demi untuk kebesaran manusia itu sendiri. Rasulullah Saw. Bersabda:
َو ِ َ كَــثِي َْز ا ْلــعَــ َمــ ِل,ِ َ قَــ ِلــيْــ َل ا ْلــعَــ َمــ ِل يـَـ ْنـــَــ ُع َمــ َع ا ْلــ ِعــ ْل ِم ال َيـَـ ْنـــَــ ُع َمــ َع ا ْلــ َجــهْــ ِل Amal yang sedikit akan berguna bila disertai ilmu dan amal yang banyak tidak akan bermanfaat bila disertai kebodohan”. Untuk itu, mari kita belajar dari sejarah dunia: Selamatkanlah dunia akhiratmu dengan ilmu. Selamatkanlah tanah airmu dari kepunahan dengan ilmu, dan sehatkanlah keturunanmu dari kepunahan dengan ilmu. Mari kita tumbuhkan kehidupan kaum muslimin dengan paradigma ilmu dan pengetahuan. Karena dari sisi ini akan melahirkan satu kekuatan baru yang memperkuat keimanan dan mempertebal tradisi akhlak baik. Tidak ada satu kesesatan yang tidak ada taranya di dunia manapun kecuali kebodohan. Padahal Islam adalah agama ilmu dan agama peradaban. Manusia yang memegang posisi kekhalifahan dan wahyu terakhir. Manusia telah diberi pertanggungjawaban dalam melaksanakan misi mulia ini. Apabila umat ini terpisah dari ilmu atau dengan absennya ilmu dari umat manusia maka manusia itu akan kehilangan eksistensi hidupnya. Al-Quran selalu menuntut dari umatnya untuk selalu berprestasi dalam mengelola potensi akal yang diwujudkan dalam perbuatan nyata. Dalam bentuk kerja keras, belajar keras, dan tidak pernah merasa puas. Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
11
Ilmu adalah satu dimensi kesempurnaan satu amalan. Dalam pengertian, ilmu adalah satu dimensi yang sangat fundamental sebagai seorang pribadi yang mendekatkan diri kepada Allah. Marilah kita coba lihat sabda Rasulullah Saw, yang diriwayatkan oleh Thabrani dan Tirmidzi:
ْ ــم عَـــلَى ا ْلــــ َعـــا ِبـــ ِد كَـــَــ ْ فَـــ ضــ ِلى عَــلَى ا ُ َمـــتِى ِ ضــ ُل ا ْلــ ِعــ ْل Kelebihan orang alim atas ahli ibadah itu seperti kelebihanku atas umatku. Saking pentingnya ilmu pengetahuan Rasulullah Saw. Mengangkat derajat orang berilmu atas ahli ibadah seperti kelebihan dirinya atas umatnya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. tersebut di atas. Pada hadits lain Rasulukllah Saw. mengatakan: “orang berilmu itu mempunyai maqam atau kedudukan sama dengan para Nabi Bani Israil, seperti hadits berikut:
ْ ـــاس ِم الــجــ َهـــا ِد ِ َب الـــن َ ُــن د ََر َجـــ ِت الــنُــب ُ ـــــز ِ ــى ِة ا َ ْهـــ ُل ا ْلــ ِعـــ ْل َ ا َ ْق ِ ــم َوأ َ ْهــــ ُل Orang yang paling dekat dengan derajat kenabian ialah ilmuwan dan pejuang ( H.R. Ad-Dailamy) Mengenai hal ini Rasulullah Saw. bersabda:
ــــزا ِء ْي ِل ْ ِــاء بَــنِــى ا ِ َعُـــلَــ َمــاء ِ أ ُ َمــــتِى كَــا َ ْنــــبِــي َ س Para ulama umatku seperti Nabi bani Israil Rasulullah Saw. Bersabda (H.R.Imam Ahmad dan Thabrani) yang artinya: “Allah Swt. mempunyai sejumlah hamba yang bukan nabi dan bukan pula syuhadak. Pada hari kiamat, para Nabi dan Syuhadak ingin seperti mereka karena kedudukan mereka yang dekat dengan Allah”. Mereka adalah ahli ilmu yaitu orang-orang yang memiliki kadar intelektualitas yang tinggi dan memiliki jiwa pencerahan dan mereka sangat banyak menyumbangkan pemikiran-pemikiran secara rinci dengan polesan ilmiah. Yusuf bin Husain berkata: “Dalam setiap masyarakat ada sekelompok orangorang pilihan dan mereka adalah wakil-wakil Tuhan yang disembunyikan oleh Tuhan dari segenap makhluk. Jikalau ada sekelompok serupa itu dalam masyarakat, mereka Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
12
itu adalah kaum sufi atau wali. Dan tujuan ibadah mereka adalah bersatu dengan Allah.4 Al-Quran selalu menegaskan bahwa: “Berfikir adalah sebagian dari petunjuk Allah ke arah iman kepada-Nya. Dan Al-Quran selalu menggugah umat manusia dari waktu ke waktu untuk selalu berfikir dan menggunakan akal. Dan pemikir adalah semulia-mulianya makhluk” Rasulullah Saw. adalah manusia yang sempurna yang menghadapi berbagai realitas kehidupan secara rasional menurut bimbingan Al-Quran yakni dengan pemikiran rasional manusiawi yang digerakkan bersamaan dengan bimbingan dan fithrah agar Allah memenangkan ajarannya dan menjadikan fikir seperti sabda Rasulullah Saw. Yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
ًســنَــت ْ ســـاعَــ ٍت َخـــي ٌْز ِم ِ ــن ِعــــ َبــادَ ِة َ ســـ ِتــيْــنَــا َ ُــز ُ تـــــــَــك Artinya: “Bertafakur sesaat lebih baik daripada ibadah 60 tahun”. Al-Quran menghimbau persada dan berteriak dengan suara lantang bahwa: “Orang Muslim adalah orang-orang yang selalu bergerak maju, dinamis dan aktif dalam mengelola kebun pemikiran”. Hal ini didasarkan pada Islam ialah agama nalar. Dan rasio merupakan komponen dari pribadi seorang muslim. Setiap orang yang menganalisa Al-Quran pasti akan tahu bahwa Islam mewajibkan setiap muslim untuk menggunakan rasio. Manna Khalil Al-Qattan, menandaskan: "Perkembangan ilmiah telah maju dengan pesat, dan cahayanya pun telah menyapu segala keraguan yang selama ini merayap dalam diri manusia mengenai roh yang ada di balik materi. Ilmu materialistis yang meletakkan sebagian besar dari yang ada di bawah percobaan dan eksperimen percayaterhadap dunia gaibyang ada dibalik dunia yang nyata ini.5 Umat Islam harus selalu melakukan kegiatan yang berorientasi kepada dinamika pemikiran yang mencurahkan segenap kemampuan akal untuk memahami 4 5
Ikrom Ollong, Islam adalah, 22. Khalil Manna, Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Quran, ( Jakarta: Litera Antar Nusa, 2000, 32)
Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
13
realitas manusia. Hal ini tampaknya menjadi nilai yang sangat besar bagi peradaban dunia. Al-Quran memerintahkan kepada manusia untuk melakukan safari intelektual di muka bumi dengan membuka mata lebar-lebar dalam meneliti tentang berbagai macam fenomena alam yang melahirkan tradisi besar bagi dunia universitas, yaitu akan melahirkan temuan-temuan yang bernilai ilmiyah. Islam adalah agama yang selalu berorientasi kepada dinamika pemikiran ilmiyah yang sangat beguna bagi manusia. Allah berfirman dalam Q.S.Al-Fushilat, 53:
َ َِـــهــ ْم َحـــتَى يـَـتَــبَــي ــن لَــ ُهــ ْم َ ِ ُســن ِ ــاق َوفِى ا َ ْنـــــُـــس ِ ــزي ِ َْــهــ ْم ايــتِـــنـَـا فِى اْال َف ....ـ ُ اَنَــــُ ا ْلـــ َـــ Artinya: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan kami di segala penjuru ufuk dan diri mereka sendiri sehingga jelas bagi mereka AlQuran itu benar” Berkaitan dengan saking pentingnya ilmu sehingga dalam kesempatan lain, Rasulullah Saw. juga bersabda:
ًســنَــت ْ ســـاعَــ ٍت َخـــي ٌْز ِم َ ســبْــ ِعــي ِ ــن ِعــــبَــادَ ِة َ ْــن َ ُــز ُ تـــــــَــك Artinya: “Berfikir dalam satu saat lebih bagus daripada ibadah tujuh puluh tahun”
Kesimpulan Ilmu pengetahuan dan teknologi perupakan satu kesatuang dengan ajaran agama itu sendiri. Al Qur’an secara inplisit maupun eksplisit menjelaskan konsep ilmu pengetahuan.
Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.
Achmad Chudhori: Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
14
DAFTAR PUSTAKAAN
CD Al-Quranul Karim CD Hadits Al-Bayan CD Hadits Kutubut Tis-ah Ikrom Ollong, Islam adalah Agama Ilmu Pengetahuan ( Ngawi: t.p, 1993) Khalil Manna, Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Quran, (Jakarta: Litera Antar Nusa, 2000) Said Agil Husen, Dimensi-dimensi Kehidupan dalam Perspektif Islam (Malang: Unisma, 2002)
Jurnal Tribakti, Volume 19 No. 2. 1 Jali 2008.