AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013
Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh resiko bisnis normal : 1. Kurangnya permintaan atas produk mereka di pasar luar negeri. 2. Unjuk rasa buruh 3. Transportasi yang tertunda dalam pengiriman produk mereka kepada pelanggan luar negeri. 4. Resiko mata uang asing ketika melakukan transaksi dalam mata uang lain.
Terdapat enam mata uang asing yang menunjukan stabilitas menurut IMF dan yang diterima dalam perdagangan internasional yaitu: 1. Dolar Amerika 2. Poundsterling Inggris 3. Dolar Kanada 4. Yen Jepang 5. Franc Swiss 6. Euro Eropa
Transaksi mata uang asing (foreign currency transactions) perusahaan Indonesia meliputi penjualan, pembelian dan transaksi lain yang menimbulkan perpindahan mata uang asing atau pencatatan piutang atau utang yang didenominasikan yaitu nilainya akan dilunasi dalam suatu mata uang asing. Proses penyajian kembali transaksi mata uang asing dalam (setara) nilai rupiah disebut sebagai penjabaran atau translasi (translation).
KURS MATA UANG ASING Kurs mata uang asing (foreign currency exchange rates) ditentukan setiap hari oleh pedagang mata uang asing yang bertindak sebagai agen untuk individu atau negara yang memperdagangkan mata uang asing.
Penentuan Kurs Faktor-faktor yang menyebabkan fluktuasi kurs adalah : 1. Tingkat inflasi suatu negara 2. Neraca pembayaran 3. Perubahan suku bunga 4. Tingkat investasi negara 5. Stabilitas dan proses tata kelola (governance) Kurs Langsung (direct exchange rate – DER) Adalah banyaknya unit mata uang lokal (local currency units –LCUs) yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing (foreign currency unit – FCU). Dari sudut pandang entitas Indonesia, kurs langsung dapat dipandang sebagai besarnya rupiah untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Rasio kurs langsung sbb:
Nilai setara rupiah DER = 1 FCU Contoh: jika dengan Rp 9.200 dapat diperoleh 1 dolar AS, kurs langsung dari rupiah terhadap dolar AS adalah sebesar Rp 9.200. Kurs Tidak Langsung (indirect exchange rate – IER) Adalah kebalikan dari kurs langsung. Kurs tidak langsung menunjukan banyaknya unit mata uang asing yang dapat diperoleh dengan 1 rupiah. Surat kabar bisnis dan orang yang bepergian ke luar Indonesia seringkali menggunakan kurs tidak langsung. Kurs langsung berbanding terbalik dengan kurs tidak langsung dan bahwa keduanya menyatakan hubungan ekonomis yang sama antara kedua mata uang. Rasio kurs tidak langsung sbb:
1 FCU IER = Nilai setara rupiah Dari contoh yang kurs langsung, maka kurs tidak langsung adalah sebesar 1 : Rp 9.200 = $ 0,0001087
Mata uang terminology (term currency) merupakan pembilang dalam perhitungan rasio kurs sedangkan mata uang dasar (base currency) merupakan penyebut. Pembilang adalah kunci kurs dalam mengidentifikasikan jenis kurs.
Perubahan Kurs Perubahan kurs mengacu pada semakin menguat atau melemahnya suatu mata uang dibandingkan dengan mata uang yang lain. Contoh kurs rupiah terhadap dolar AS berubah sbb: 1 Jan 2011 Kurs langsung Kurs tidak langsung
1 Juli 2011
1 Jan 2012
1 Juli 2012
9.350
9.200
9.180
9.280
0,0001070
0,0001087
0,0001089
0,0001078
Menguatnya Rupiah – Penurunan Kurs Langsung Menguatnya rupiah berarti : 1. Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing 2. Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing.
Contoh: suatu perusahaan manufaktur AS menjual mobil buatan Amerika seharga $25.000. Untuk menentukan nilai setara rupiah dari $25.000 pada tanggal 1 Januari 2011, digunakan perhitungan sbb: Nilai setara rupiah
=
Rp 233.750.000
=
unit mata uang asing $ 25.000
x
kurs langsung
x
Rp 9.350
Menguatnya rupiah menguntungkan perusahaan Indonesia yang membeli barang dari negara lain, penguatan ini mempunyai dampak negatif pada perusahaan Indonesia yang menjual produk di negara tersebut. Ekspor Indonesia ke AS akan lebih mahal bagi pelanggan AS.
Contoh: perusahaan manufaktur Indonesia menjual mesin buatan Indonesia seharga Rp 100.000.000. Untuk menentukan nilai setara mata uang asing (dolar) dari Rp 100.000.000 pada tanggal 1 Januari digunakan perhitungan berikut: Nilai setara mata uang asing =
unit rupiah Indonesia
x
kurs tidak langsung
$ 10.700
Rp 100.000.000
x
$ 0,0001070
=
Melemahnya Rupiah – Peningkatan Kurs Langsung Melemahnya rupiah berarti: 1. Lebih banyak mata uang Indonesia diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. 2. Satu rupiah memperoleh lebih sedikit unit mata uang asing.
Hubungan antara Mata uang dan Kurs Keterangan
1 Januari 2011
Kurs langsung (Rp/$) Kurs tidak langsung ($/Rp)
1 Juli 2011
1 Juli 2012
Rp 9.350
Rp 9.200
Rp 9.280
$ 0,0001070
$ 0,0001087
$ 0,0001078
Antara 1 Januari 2011 dan 1 Juli 2011, menguatnya rupiah: -
Kurs langsung turun → rupiah menguat (perlu sedikit mata uang rupiah untuk memperoleh 1 dolar)
-
Kurs tidak langsung meningkat → dolar melemah (perlu lebih banyak dolar AS untuk memperoleh 1 rupiah)
-
Impor Indonesia umumnya meningkat secara kuantitas → barang luar negeri yang diimpor ke Indonesia lebih murah dalam rupiah (Rp 1 dapat memperoleh lebih banyak barang)
-
Ekspor dari Indonesia umumnya turun secara kuantitas → barang ekspor Indonesia lebih mahal (perlu lebih banyak dolar untuk memperoleh barang)
Antara 1 Juli 2011 dan 1 Juli 2012, melemahnya rupiah: -
Kurs langsung meningkat → rupiah melemah (perlu lebih banyak mata uang rupiah untuk memperoleh 1 dolar)
-
Kurs tidak langsung turun → dolar menguat (perlu lebih sedikit dolar AS untuk memperoleh 1 rupiah)
-
Impor Indonesia umumnya turun secara kuantitas → barang luar negeri yang diimpor ke Indonesia lebih mahal dalam rupiah
-
Ekspor dari Indonesia umumnya naik secara kuantitas → barang ekspor Indonesia lebih murah dalam rupiah
Kurs Tunai (Spot Rate) dan Kurs Sekarang (Current Rate) Kurs tunai (spot rate) adalah kurs yang digunakan dalam penyerahan segera suatu mata uang. Kurs sekarang (current rate) didefinisikan secara sederhana sebagai kurs tunai pada tanggal neraca suatu entitas.
Kurs Masa Depan (Forward Exchange Rate) Yaitu kurs untuk pertukaran mata uang di masa mendatang. Selisih antara kurs masa depan dan kurs tunai pada suatu tanggal tertentu dinamakan spread. Spread memberikan informasi tentang kemungkinan penguatan atau pelemahan dari suatu mata uang.
TRANSAKSI MATA UANG ASING 1. Pembelian atau penjualan barang/jasa (impor atau ekspor), dimana harganya dinyatakan dalam mata uang asing. 2. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang asing 3. Pembelian atau penjualan kontrak kurs masa depan 4. Pembelian atau penjualan unit mata uang asing
Untuk tujuan laporan keuangan, transaksi mata uang asing harus ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan yang digunakan perusahaan. Pada setiap tanggal neraca baik interim maupun tahunan, saldo akun yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang pelaporan dari suatu entitas harus disesuaikan untuk mencerminkan perubahan kurs selama periode tersebut sejak tanggal neraca terakhir atau sejak tanggal transaksi mata uang asing jika transaksi tersebut terjadi pada periode yang bersangkutan. Contoh: PT ABC memperoleh € 5.000 dari bank pada 1 Januari 2012, untuk digunakan dalam pembelian barang di masa depan suatu perusahaan Jerman. Kurs langsung sebesar Rp 14.200 = €1. Maka perusahaan harus membayar bank sebesar Rp 71.000.000 hitunganya sbb: Nilai setara euro
= unit mata uang asing
x
kurs langsung
Rp 71.000.000
=
€ 5.000
x
Rp 14.200
Jurnalnya sbb: Unit mata uang asing (€) Kas
71.000.000 71.000.000
Pada tanggal 1 Juli 2012, kurs sebesar Rp 14.100 menjadi setara dengan € 1. Kurs langsung mengalami penurunan mencerminkan rupiah menguat. Dengan memiliki euro selama euro tersebut melemah, maka perusahaan mengalami kerugian transaksi mata uang asing sbb: Nilai setara euro dari € 5.000 pada tanggal 1 Januari = € 5.000 x Rp 14.200
= Rp 71.000.000
Nilai setara euro dari € 5.000 pada tanggal 1 Juli = € 5.000 x Rp 14.100
= Rp 70.500.000
Kerugian transaksi mata uang asing
= Rp
500.000
Jurnalnya Kerugian transaksi mata uang asing
500.000
Unit mata uang asing (€)
500.000
Transaksi Ekspor Impor dalam Mata Uang Asing 1. Tanggal transaksi → mencatat transaksi pembelian atau penjualan pada nilai setara dolar AS menggunakan kurs langsung tunai pada tanggal tersebut. 2. Tanggal neraca → menyesuaikan utang atau piutang menjadi nilai setara rupiah pada akhir periode menggunakan kurs langsung sekarang. Mengakui keuntungan atau kerugian sebagai akibat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan neraca. 3. Tanggal pelunasan → pertama-tama menyesuaikan utang atau piutang untuk setiap perubahan mata uang asing antara tanggal neraca (atau tanggal transaksi jika transaksi tersebut terjadi setelah tanggal neraca) dengan tanggal pelunasan, mencatat keuntungan atau kerugian yang terjadi, kemudian mencatat pelunasan utang atau piutang dalam mata uang asing tersebut.
KASUS 1. Pada tanggal 1 Oktober 2012, PT ABC memperoleh barang secara kredit dari Tokyo Industries sebesar Rp 160.000.000 atau 2.000.000 yen. 2. PT ABC menyusun laporan keuangan pada 31 Desember 2012 3. Pelunasan utang dilakukan pada tanggal 1 April 2013 4. Kurs tunai langsung untuk nilai setara dolar AS dari 1 yen adalah sbb:
Tanggal
kurs langsung
1 Oktober 2012 (tanggal transaksi)
Rp 80
31 Desember 2012 (tanggal neraca)
Rp 90
1 April 2013 (tanggal pelunasan)
Rp 86
Buatlah jurnal dan hitungannya! Jika kontrak pembelian dinyatakan dalam dolar, maka entitas asing (Tokyo Industries) akan menanggung resiko kurs mata uang asing. Jika transaksi dinyatakan dalam yen, maka PT ABC akan terbuka terhadap kemungkinan keuntungan dan kerugian kurs.
JIKA DALAM YEN 1 Oktober 2012 (tanggal pembelian) Persediaan
160.000.000
Utang usaha (¥)
160.000.000
(Rp 160.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 80 kurs tunai)
31 Desember 2012 (tanggal neraca) Rugi transaksi mata uang asing
20.000.000
Utang usaha (¥)
20.000.000
(Menyesuaikan utang dalam mata uang asing pada pelaporan setara dolar AS dan mengakui rugi selisih kurs sbb: Rp 180.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 90 kurs tunai 31 Desember _ 160.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 80 kurs tunai 1 Oktober 20.000.000 = ¥ 2.000.000 x (Rp 90 – Rp 80)
1 April 2013 (tanggal penyelesaian) Utang usaha (¥)
8.000.000
Keuntungan transaksi mata uang asing
8.000.000
(menyesuaikan utang dalam mata uang asing pada pelaporan setara dolar AS dan mengakui keuntungan selisih kurs) Rp 172.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 86 kurs tunai 1 April _ 180.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 90 kurs tunai 31 Desember 8.000.000 = ¥ 2.000.000 x (Rp 90 – Rp 86)
Unit mata uang asing (¥)
172.000.000
Kas
172.000.000
(memperoleh FCU untuk menyelesaikan utang: Rp 172.000.000 = ¥2.000.000 x Rp 86 kurs tunai 1 April)
Utang usaha (¥)
172.000.000
Unit mata uang asing (¥)
172.000.000
JIKA DALAM RUPIAH 1 Oktober 2012 (tanggal pembelian) Persediaan
160.000.000
Utang usaha
160.000.000
31 Desember 2012 (tanggal neraca) Tidak dibuat jurnal
1 April 2013 (tanggal penyelesaian) Utang usaha Kas
160.000.000 160.000.000