No. 539/Thn. VI/18 Mei 2014
Warta Mingguan – Umat Paroki Ibu Teresa
Th. A/IV – Hari Minggu Paskah V
Tema Minggu Ini:
“Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup”
(Yoh. 14:1-12)
Daftar Isi: Liputan Utama………………… Iman Katolik…………………… Renungan……………………… Berita Seputar Paroki……… Kalender Liturgi……………… Warta Paroki…………………… Jadwal Pelayanan…………… Mutiara Iman…………………
2 5 6 7 8 9 10 11
Penasihat: Salvinus T.M. & Leonardus D. Redaksi: Pieter B, Bambang S. W., Fridus RM, Martinus, Steven F., Andreas E. S., Desty N. Email Redaksi:
[email protected]
LIPUTAN UTAMA
“non vos me elegistis sed ego elegi vos et posui vos ut eatis et fructum adferatis et fructus vester maneat”
Ketertarikan Awal “Si Anak Mama” Saya dilahirkan sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Sebagai anak laki-laki tunggal, yang diapit oleh dua orang saudari, saya dibesarkan dengan penuh perhatian dan cinta dalam keluarga. Dari semua anggota keluarga, saya memiliki kedekatan dengan mama. Sampai-sampai ada yang menjuluki saya sebagai “si anak mama”. Meskipun sebagai “anak mama”, saya bukanlah anak yang alim dan pendiam, justru saya merasa sebagai anak yang lincah dan penuh energi (untuk tidak mengatakan sebagai anak nakal, hahahahahahahaha). Saya tidak pernah bisa diam, selalu ada saja yang saya lakukan, hingga saya pun dikatakan sebagai “cacing kepanasan”. Hanya ada dua hal yang bisa membuat saya duduk diam, yaitu buku bacaan dan Lego, permainan bongkar-pasang. Itulah sebabnya, setiap kali ada orang yang bertanya tentang citacita, “si anak mama” selalu menjawab dengan lantang, bahwa ia ingin menjadi arsitek atau insiyur pembangunan, tidak pernah terbersit sedikitpun niat untuk menjadi imam. Namun pada saat menginjak kelas IV SD, saya bertemu dengan seorang imam muda yang baru diutus ke paroki saya. Walau awalnya terkesan galak, namun imam itu ternyata bisa bergaul dan dekat dengan anak-anak. Kala itu “ si anak mama” pun sempat tertarik terhadap figur imam tersebut. Romo Wiryowardoyo kerap mengundang kami setiap minggunya untuk bermain di pastoran. Banyak dari anak-anak yang senang datang ke pastoran untuk mengikuti sekolah Minggu, karena selain belajar mereka juga dapat bermain dengan beberapa hewan piaraan, ada burung, monyet, anjing, dll. Setelah menerima komuni pertama, saya diajak untuk masuk menjadi anggota Putra Altar, namun dengan pelbagai macam alasan saya selalu mengelak untuk mengisi formulir pendaftaran misdinar di paroki. Alhasil setelah komuni pertama saya jarang ikut kegiatan di Gereja. Setelah lulus dari sekolah dasar, saya melanjutkan pendidikan SLTP di daerah Jembatan Lima, Kota. Saya tinggal bersama kung-kung dan poh-poh (sebutan untuk kakek dan nenek). Tanpa pengawasan penuh dari orang tua dan hidup di daerah kota yang penuh tawaran yang menyenangkan membuat saya melupakan ketertarikan awal terhadap figur imam. Sebagai remaja yang sedang mencari identitas, saya mulai dididik oleh papa untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab, khususnya terhadap diri sendiri. Pernah suatu hari saya ketahuan mengantongi sebuah rokok di saku baju sekolah. Saat itu papa tidak marah, dia hanya memanggil saya dan berkata: “Kamu tahu bahwa rokok itu tidak baik buat kesehatan, yah sudah kamu seharusnya tahu apa yang kamu lakukan”. Entah mengapa sejak saat itu saya berhenti merokok. Bekal pengalaman tersebut membuat saya belajar untuk tidak asal ikut-ikutan arus pergaulan dengan teman-teman. Belajar menjadi orang yang memiliki sikap terhadap pelbagai tawaran, terlebih kehidupan kota yang pada saat itu sangat menggoda. Selepas dari SMP, saya kembali tinggal bersama kedua orang tua dan saudari saya. Selama SMU selain belajar di sekolah, saya pun mulai aktif dalam pelbagai kegiatan Gereja, baik di lingkungan maupun di paroki, sampai-sampai didaulat menjadi ketua mudika lingkungan saat itu. Selulus dari SMU saya meneruskan pendidikan di negeri Kanguru, Sydney, Australia. Saya Untuk Kalangan Sendiri
2
sengaja memilih hidup sendiri, tidak tinggal bersama saudara, karena ingin mengembangkan bekal kemandirian yang sudah ditanamkan sejak kecil. Alhasil saya menyewa kamar dan mulai bekerja sampingan (di McDonald) untuk mencukupi kebutuhan hidup harian saat itu. Sekembalinya dari masa belajar di UNSW, “si anak mama” meneruskan gairah studinya di Binus dengan mengambil jurusan Teknik Informatika. Saat itu orang tua saya sudah pindah ke daerah Ciledug, sehingga saya tinggal di rumah sendiri. Untuk menambah pemasukan, saya bersama beberapa teman di kampus mulai mendirikan software house dan bekerja secara part time.
Ketertarikan yang Dirahasiakan Setelah lulus dari Binus, saya semakin dilibatkan dengan banyak kegiatan Gereja, baik di paroki sebagai anggota dewan kepemudaan maupun di keuskupan sebagai sekretaris dalam kelompok Sekami. Perkenalan dengan banyak imam dan biarawan/wati kembali menumbuhkan ketertarikan terhadap figur seorang imam. Saya mulai bertanya-tanya dan mencari informasi tentang hidup dan karya seorang imam. Berkat bimbingan romo di paroki pada waktu itu, saya mulai diarahkan untuk berani mengolah dan memutuskan ketertarikan saya terhadap jalan panggilan sebagai imam. Setelah melalui pertimbangan dan pengamatan yang cukup, saya memutuskan untuk melamar sebagai calon imam di Keuskupan Agung Jakarta. Pada saat pengumumam penerimaan disampaikan, perasaan saya saat itu bercampur aduk, antara senang dan bingung. Senang karena diperkenankan masuk menjadi frater, bingung karena saya belum memberitahu orang tua tentang lamaran dan penerimaan ini. Di antara keluaga, hanya adik saja yang saya beritahu tentang hal ini. Saya masih merahasiakan berita penerimaan ini dari keluarga. Mendekati hari H, saat saya harus masuk ke seminari (3 Agustus 2003), saya baru mengatakannya kepada orang tua. Papa membebaskan saya untuk memilih jalan hidup yang saya pilih, namun reaksi mama berbeda, beliau tidak setuju dengan pilihan saya. Bahkan ketidaksetujuan itu, diungkapkan dengan tidak pernah hadirnya mama dalam pelbagai acara yang diadakan oleh seminari. Setiap kali ada kesempatan untuk pulang ke rumah, saya dengan berbagai cara berusaha untuk meluluhkan hati mama. Dengan pikiran dasar, orang tua mana yang tidak akan bahagia bila melihat anaknya bahagia, maka mulailah saya bercerita tentang hal-hal yang membahagiakan di seminari hingga pelbagai rencana saya bila menjadi imam kelak. Namun semuanya seakan-akan menjadi sia-sia, karena setiap itu pula mama selalu berusaha mengiming-imingi saya dengan pelbagai hal, mulai dari tawaran untuk mengambil kuliah di luar, diberi modal untuk membuka usaha warnet, hingga diperkenalkan dengan anak perempuan dari sepupunya yang sudah beranjak dewasa.
Ketertarikan yang Dimurnikan Proses tarik menarik antara saya dengan mama, membuat jalan panggilan yang saya lalui terasa berat. Saya merasa terperangkap dalam situasi yang serba salah, di satu sisi saya ingin membuktikan bahwa ini adalah panggilan hidup saya, namun di sisi lain, saya pun tidak ingin melepaskan bakti saya kepada orang tua. Akibat ketegangan yang tak terolah secara baik, saya mulai memandang imamat sebagai usaha pribadi, lepas dari rahmat Allah. Dengan usaha manusiawi yang rapuh, saya berjuang menjalani lika-liku panggilan ini, namun semakin saya berjuang, semakin pula saya terperosok dalam lubang kesalahan. Hidup panggilan saya perlahan mulai kacau dan tidak lagi mencerminkan sebagai orang yang memperjuangkan panggilan. Hubungan saya dengan komunitas menjadi renggang, saya ribut dengan teman angkatan, dan tergoda untuk menjalin relasi dengan lawan jenis. Beruntung, dalam segala keterpurukan tersebut, saya tetap mengin3
Untuk Kalangan Sendiri
dahkan Ekaristi dan bimbingan rohani. Dua hal inilah yang menyadarkan saya akan kesalahan yang telah saya lakukan. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yoh 15:16a). Perkataan Yesus inilah yang terus mengema dalam diri saya sehingga saya berani untuk kembali memasrahkan diri dalam jalan panggilan ini. Saya mulai menata kembali hidup panggilan saya, mencoba untuk berelasi secara sehat, baik dengan komunitas maupun dengan teman perempuan. Memandang imamat pertama-tama sebagai anugerah Allah dan bukan melulu usaha manusia belaka. Saya sungguh bersyukur dalam segala kesalahan yang telah saya lakukan, saya masih diperkenankan untuk melanjutkan formasi pendidikan jenjang Tahun Orientasi Pastoral. Masa TOP sungguh saya rasakan sebagai ajang pemurnian dari panggilan saya. Pada masa ini, selain saya dihadapkan secara langsung pada realitas kehidupan umat, baik di seminari maupun di paroki, saya juga diajak untuk mengolah segala kekurangan saya secara terbuka dan jujur. Terlebih pada kali kedua masa TOP, yang saya cecapi di Paroki Cililitan, Jakarta. Pada masa ini, mama telah mulai di rawat secara rutin di rumah sakit. Dan atas izin yang diberikan oleh romo paroki, saya diperbolehkan untuk menjaga mama tiga hari dalam seminggu. Dalam kebersamaan dengan mama itulah saya mulai terbuka dan mau mendengarkan segala curahan isi hatinya. Kami pun kerap bertukar cerita tentang segala hal, antara lain terkait dengan panggilan sebagai imam. Kebersamaan kami ini sungguh menjadi waktu yang membebaskan kami berdua, saya menyebutnya sebagai moment of truth. Dalam keterbukaan itulah, mama menjadi bersuka bila ada umat di Cililitan yang datang menjenguk dan bercerita tentang kehidupan saya sebagai seorang frater di sana. Terlihat mama sangat bangga dengan kisah tentang anaknya yang sudah diterima dan hidup bahagia di antara umat paroki. Hal ini jelas nampak melalui cerita yang dikisahkan kembali oleh mama, baik kepada saya maupun keluarga, setiap kali ada umat Cililitan yang datang.
Ketertarikan yang Membebaskan
Kanker Pankreas yang diderita mama ternyata sudah menyebar dan sulit untuk disembuhkan. Masih teringat dengan jelas, kala itu Senin malam, 5 Januari 2009, saya dapat giliran menjaga mama. Sambil memandang kaca rumah sakit, mama bercerita tentang indahnya kembang api di malam tahun baru. Lalu mama memalingkan wajahnya kepada saya dan berkata dengan suara lirih, “Kim (panggilan kecil saya), kalau kami benar mau jadi romo ya sudah, nggak apa-apa. Yang penting kamu bisa bahagia. Kamu mau jadi romo atau tidak, kamu tetap anak kesayangan mama”. Saat itu saya tidak terlalu mengindahkan perkataan mama karena saya sibuk membereskan tempat tidur untuk istirahat, saya hanya mengiyakan saja dan mengajak mama untuk segera beristirahat. Setelah mama merebahkan diri, dia sempat menceritakan kembali apa yang dikatakan oleh beberapa umat dari Cililitan tentang saya, saat mereka datang mengunjunginya. Walau terdengar pelan, mama kembali berkata, “Kim, jadi romo yang benar yah, kamu anak mama yang baik”. Lalu mama memejamkan mata dan tidur. Saat mendengar hal itu saya hanya termangu-mangu, lalu menyusul tidur. Saya baru tersadar akan perkataan mama saat siang harinya. Pada keesokan hari, saya bertemu dengan dokter yang lebih senior di rumah sakit tersebut untuk meminta second opinion tentang mama. Dokter itu mengatakan bahwa mama sudah tidak mungkin tertolong. Pernyataan dokter ini membuat saya menjadi lemas dan tidak punya tenaga untuk berdebat dengannya. Saya menerima semua yang dianjurkan dokter ini. Beliau menyarankan agar kami semua sekeluarga menuruti kemauan mama, bila ia ingin pulang jangan ditolak. Dan sebisa mungkin mama diberitahu tentang kondisinya, siapa tahu mama mempunyai pesan terakhir yang ingin disampaikan kepada kami semua. Saat dokter itu mengungkapkan saran tersebut, saya baru terUntuk Kalangan Sendiri
4
sadar akan arti perkataan mama di malam hari tadi. Sebuah pesan yang telah membebaskan saya. Setelah berdiskusi dengan keluarga dan sesuai dengan keinginan mama, kami sekeluarga sepakat membawa pulang mama. Hari Rabu, 7 Januari 2009, saya dan adik menjemput mama dari rumah sakit menuju rumah. Dua hari kemudian, Jumat, 9 Januari 2009, saya masih sempat menjenguk mama di rumah. Setelah makan siang, saya pamit kepada mama untuk kembali ke paroki. Saat saya baru memarkir mobil di garasi paroki, saya mendapat telepon dari papa yang menyampaikan pesan bahwa mama sudah kembali ke pangkuan Bapa si surga. Segera, setelah mendapat izin romo paroki, saya kembali menuju rumah. Selama menyetir, saya kembali teringat perkataan dan pesan mama terakhir mama, saya sungguh merasakan kasih mama melalui pesan yang membebaskan tersebut. Pesan itulah yang membuat saya semakin mencintai dan berani memperjuangkan jalan panggilan ini. Sejak saat itu saya sungguh menghayati panggilan Tuhan ini sebagai anugerah.
Ketertarikan yang Membuahkan
“Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap” (Yoh 15:16b). Selama menghidupi jalan panggilan ini, saya sungguh merasakan kasih dan penyertaan Tuhan. Diri saya semakin terolah baik dalam aspek kepribadian, rohani, intelektual, pastoral, dan komunitas. Saya menyakini bahwa inilah buah rahmat yang diberikan Allah. Semoga melalui rahmat tahbisan imam yang saya terima, saya semakin dimampukan untuk belajar menjadi pengikut Kristus yang setia, menjadi buah Ekaristi, buah yang diambil, diberkati, dipecah-pecah dan dibagikan bagi sesama. Semoga Allah yang telah memulai karya baik dalam diri saya, berkenan menyelesaikannya pula. Amin. RD Antonius Yakin Ciptamulya Romo Paroki Ibu Teresa Cikarang IMAN KATOLIK
Tindakan dan Perkataan Pelayan
Sapu Jalan, Rumah dan Pohon Sambil Bernyanyi
Untuk membuka mata Yakobus dan Yohanes yang buta karena nafsu kuasa untuk duduk di samping kanan-kiri Yesus, sebagai raja diktator dan otoriter, Yesus menyembuhkan dua orang buta, yang duduk di pinggir jalan (Mat 20:29-34). Mereka berhak mendampingi Yesus Raja di samping kanan-kiri karena mereka sadar diri bahwa mereka adalah orang berdosa dan memohon belas kasih dari Anak Daud. Yesus mendengar dan menjalani kehendak Bapa Raja lewat permohonan orang-orang yang menderita karena disingkirkan dari keanggotaan Kerajaan Israel lama. Jadi tindakan pertama Yesus Raja Jalanan ialah menyapu jalan agar Bapa Raja lewat dengan lancar menuju rumah-Nya (Mat 21:1-17) sebagaimana raja-raja diktator dan otoriter lewat jalan harus dibersihkan dari PKL dan gelandangan dan pengemis karena mengganggu pemandangan mata dan menghina martabat raja. Mereka yang tersinggung akan tindakan Yesus ialah Tua-tua, raja-raja kecil Israel yang berada di pinggir jalan sambil menyaksikan iring-iring Raja Jalanan. Mereka kiranya mencibirkan bibir dan berkata di dalam hati: “Raja macam apakah ini, naik keledai, binatang dungu. Betina
lagi. Kalau memang raja jantan, tentu ia mengendarai kuda jantan, ia tidak perlu memuji dirinya di atas kuda, karena ringkikan kudanya saja sudah membuat rakyatnya gemetar dan sujud menyembahnya. Tambahan pula pasukannya adalah orang-orang buta dan dungu. Mampu berperang” Pembebasan dari dosa membuat orang buta ini lahir kembali sebagai bayi dan kanak-kanak 5
Untuk Kalangan Sendiri
bersama para malaikat di surga berdoa memuliakan Bapa Raja lewat Putera mahkota-Nya di jalanan dan di rumah-Nya: ”Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang maha tinggi (Mat 21:1-12). Nyanyian Pujian Kemuliaan itu sekaligus merupakan tindakan kedua dari para pelayan untuk menyapu rumah Bapa sebagai rumah doa (Mat 21:12-17). Mereka yang terganggu oleh sapuan ialah imam-imam yang menganggap bayi dan kanak-kanak serta orang-orang cacat sebagai partisipan abnormal ilegal dalam ritual Ibadah di Bait Allah. Hanya orang yang berumur dua belas tahun ke atas dan orang-orang sehatlah yang berhak memuliakan Allah di Bait-Nya. Keesokan harinya, dalam perjalanan kembali ke kota, Yesus mengutuk pohon ara karena tidak ada buah untuk memuaskan lapar-Nya. Hanya ada daun lebat. Inilah tindakan ketiga si Pelayan. Mereka yang terkutuk oleh tindakan itu ialah ahli-ahli Taurat yang membanggakan diri mempunyai jalan hidup yang benar dan kerap mengibaratkan dirinya sebagai “pohon, yang
ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Karena kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan merenungkan Taurat itu siang dan malam” (Mzm 1:1-3). Ternyata doa-doa pujian yang panjang
dari Ahli-ahli Taurat dengan memakai Mazmur ibarat pohon yang berdaun lebat dan tidak ada buahnya karena tidak disertai dengan tindakan yang baik, jalan hidup yang salah. Jalan hidup yang benar dari para pelayan, entah sebagai raja-raja kecil, imam dan nabi ialah kata dan tindakan seirama dalam iman dan akhlak untuk memuliakan Allah lewat pelayanan kepada sesama. (Barnabas Ratuwalu) RENUNGAN
Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup, Tidak Ada Seorang pun yang Datang kepada Bapa, Kalau Tidak Melalui Aku
Pada bacaan Injil Yohanes minggu lalu, Yesus mau menerangkan pada kita semua, hubungan relasi Tuhan dengan Umat yang dikasihinya dengan sebuah perumpamaan seorang Gembala dengan Domba dombanya. Dimana Domba domba selalu setia dan mau mendengarkan suara sang Gembala. Pada Minggu Paskah V ini, kembali Yesus meyakinkan kita bahwa, tidak ada jalan menuju Bapa di Sorga kecuali melalui Yesus sendiri karena dia yang tahu pasti jalan menuju BapaNya. Bacaan ini banyak dibacakan dalam Ibadat Sabda, khususnya pada saat Ibadat Sabda mengenang atau ibadah Kematian seorang Kristiani. Ketika saya masih Sekolah di SMP St.Fransiskus di Jakarta tahun 1975 dahulu, dan pada saat liburan panjang kenaikan kelas, saya diajak oleh seorang sahabat sekelas saya waktu itu yang bernama Frans untuk berlibur ke kota asalnya. Beliau berasal dari sebuah kota kecil, Kota Amurang, sebuah kota dekat pegunungan di Sulawesi Utara, sekitar 6 jam perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang domestik dari Jakarta saat itu. Saat itu saya belum pernah mendengar apalagi membayangkan Kota Amurang seperti apa dan bagaimana situasinya? Dari cerita Frans, saya mendengar kalau penduduk Kota Amurang sangat ramah dan kebanyakan memeluk agama Katolik. Disana banyak gereja, masyarakat semua hidup tenang dan damai, dan Frans meyakinkan saya, pasti semua keluarganya akan senang dan menyambut hangat kedatangan saya bersamanya bila pergi ke Amurang dalam liburan sekolah nanti. Setelah mendapat ijin dari orang tua dan melakukan persiapan cukup, maka kami berdua pergi berlibur ke Kota Amurang dan ternyata apa yang dikatakan Frans selama ini terbukti. Kota Amurang sungguh indah, damai dan tenang, yang lebih mengesankan lagi ketika sambutan masyarakat, Penduduk dan Keluarga Frans kepada saya sangat ramah dan tidak terduga sama sekali. Untuk Kalangan Sendiri
6
Saya berani memutuskan pergi bersama Frans ke Amurang, karena saya percaya dan yakin bahwa Ia tahu pasti jalan menuju kotanya, saya yakin dia adalah warga kota Amurang sejak kecil, Ia memiliki keluarga dan hubungan yang baik dengan semua orang di kotanya, inilah yang membuat saya yakin untuk pergi liburan bersama Frans. Tuhan Yesus dalam bacaan injil Yohanes kali ini, juga mengajak kita supaya mau untuk Percaya dan tidak usah khawatir akan masa depan kita nanti. Dengan jalan, mau mendengarkan suaraNya, Karena Yesus tahu pasti jalan menuju Allah Bapa di Sorga, Yesus tahu dan yakin banyak tempat tinggal disana dan Yesus mau meyakinkan kita juga sebagai domba dombanya bahwa Dialah Sang Gembala, pintu masuk kerajaan Sorga, hanya melalui Dialah Kita bisa kesana, suatu kemah abadi, suatu negeri yang melimpah susu dan madunya, dimana sudah tidak ada lagi tangisan, ratap dan air mata. Marilah mulai sekarang kita mengikuti suaranya, kita mengikuti ajarannya dengan setia dan mengasihi sang Gembala itu sendiri yaitu Yesus Kristus niscaya kita akan menjadi satu kawanan domba kelak di tanah surgawi nanti. (David Tjahjono) BERITA SEPUTAR PAROKI
“Come Closer to God”
John Paul II Cup 2014 (bagian 2) Kegiatan JP2 Cup pun ditutup dengan misa secara konselebrasi dengan konselebran utama, Mgr. Ignatius Suharyo. Pada misa konselebrasi kali ini ada yang special. Ada 2 orang Putra Altar Paroki Ibu Teresa Cikarang yang terpilih untuk bertugas melayani misa dan yang tak kalah special, homili dibawakan oleh dua orang perserta MoCil yang merupakan juara 1 di kelasnya. Salah satunya, Michael, salah seorang Putra Altar yang mewakili Paroki Ibu Teresa Cikarang untuk tingkat SD. Wah luar biasa sekali homilinya, mantap, padat dan jelas maknanya. Suatu kehormatan besar nih boleh berkhotbah di depan Bapak Uskup. Romo – Romo aja mungkin belum pernah. Setelah homili oleh peserta MoCil, Bapak Uskup juga mengingatkan Putra Altar supaya semakin rajin bertugas dengan gembira. Pada bagian pengumuman misa, diumumkan juara – juara dari setiap lomba. Deg – degan nih, bisa juara umum lagi ga ya? Lalu satu persatu lomba pun diumumkan, Juara 1 lomba Cooking Adventure, Juara 1 lomba MoCil tingkat SD, Juara 1 lomba Misdinar Pintar tingkat SMP, juara 1 lomba Tata Altar, juara 2 lomba MoCil tingkat SMP dan juara 3 lomba Misdinar Pintar tingkat SD pun berhasil diraih Paroki Ibu Teresa Cikarang. Makin optimis juara umum nih. Tapi apakah dengan demikian Putra Altar Paroki Ibu Teresa Cikarang bisa menjadi juara umum untuk kedua kalinya? Juara umum 3 pun diumumkan dengan point 400 dari Paroki Santa Maria Tangerang, juara umum 2 dengan point 430 dari Stasi Santo Agustinus dan akhirnya tibalah saat yang sudah ditunggu – tunggu, semua misdinar dan pendamping Putra Altar Paroki Ibu Teresa Cikarang sudah bersiap – siap melompat dan pada akhirnya berkat rahmat Allah yang Mahakuasa dan semangat melayani dan bertanding dengan melakukan hal – hal kecil dengan cinta yang besar maka juara umum 1 JP2 Cup 2014 dengan point 740 adalah.......................................... PAROKI IBU TERESA CIKARANG...... Wah luar biasa, ternyata piala bergilirnya masih pulang ke Cikarang, semua bersorak gembira dan penuh dengan kebanggaan. Kami semua sampai lupa bahwa sebenarnya ini masih dalam misa penutup. Misa pun kemudian dilanjutkan dan ditutup dengan berkat. Puji syukur kepada Allah karena piala juara umum masih bisa kami raih untuk kedua kalinya. Terima kasih kepada Romo Samuel Pangestu, Romo Michael Wisnu Agung Pribadi dan Romo Antonius Yakin Ciptamulya atas doa, dukungan, saran dan bantuannya dalam mempersiapkan dan selama JP2 Cup. Terima kasih Frater Nemesius Pradipta atas pelatihan, dukungan dan 7
Untuk Kalangan Sendiri
bantuannya dalam mempersiapkan JP2 Cup. Terima kasih juga kepada Team pembina Putra Altar Putri Sakristi yang sudah berjuang dan mempersiapkan dengan sangat baik. Terima kasih kepada para orang tua yang sudah mendukung persiapan, mengantar, mendampingi serta memberi semangat kepada Putra Altar. Terima kasih kepada semua umat Paroki Ibu Teresa Cikarang atas dukungan dan doanya. Selamat kepada Putra Altar Paroki Ibu Teresa Cikarang, kalian memang sangat luar biasa, tapi perjuangan belum selesai, selanjutnya mari kita semakin rajin melayani di Altar Tuhan dengan tulus, cinta kasih dan gembira. Dan semoga saja banyak dari Putra Altar yang terpanggil untuk melayani secara lebih sebagai Pastor melalui kegiatan ini. Yuk kita semakin dekat dengan Tuhan lewat melayani dengan tulus dan gembira, “In Altare Dei Serviam” Team Pendamping dan pengurus Putra Altar Putri Sakristi Paroki Ibu Teresa Cikarang
Nomor Telepon Hotline PITC: 0856-7255-498 Usulan Lagu Misa (dari Puji Syukur) Hari
Tanggal Jun Jun Jun Jun Jun
Jam
Sabtu Minggu Minggu Sabtu Minggu
14 15 15 21 22
2014 2014 2014 2014 2014
17:30 07:30 16:00 17:30 07:30
Minggu
22 Jun 2014
16:00
Sabtu Minggu
28 Jun 2014 29 Jun 2014
17:30 07:30
Minggu
29 Jun 2014
16:00
Sabtu Minggu Minggu Sabtu Minggu Minggu
05 06 06 12 13 13
17:30 07:30 16:00 17:30 07:30 16:00
Jul Jul Jul Jul Jul Jul
Tanggal 19-Mei-14
2014 2014 2014 2014 2014 2014
Keterangan Hari Raya Tritunggal Mahakudus Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus
Bacaan Liturgi Kel. 34:4b-6,8-9; Dan. 3:52-56; Ul:52b; 2Kor. 13:11-13; Yoh. 3:16-18
PS 580, 835, 964, 581, 578, 582
Ul. 8:2-3,14b-16a; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; Ul:12a; 1Kor. 10:16-17; Yoh. 6:51-58
PS 335, 380, 432, 427, 428, 429, 556, 863, 957
Ul. 7:6-11; Mzm. 103:1-2,3-4,6-7,8,10; Ul:17; 1Yoh. 4:7-16; Mat. 11:25-30
PS 337, 422, 561, 563, 564, 659(2-3),809, 951
Za. 9:9-10; Minggu Biasa Mzm. 145:1-2,8-9,10-11,13cd-14; Ul:1; XIV Rm. 8:9,11-13; Mat. 11:25-30 Yes. 55:10-11; Minggu Biasa Mzm. 65:10abcd,10e-11,12-13,14; Ul:Luk. 8:8; XV Rm. 8:18-23; Mat. 13:1-23
Hari Raya/Pesta - Bacaan Liturgi Clemens dr Osimo dan Augustinus Tarano Kis. 14:5-18; Mzm. 115:1-2,3-4,15-16; Yoh. 14:21-26
20-Mei-14
Bernardinus dr Siena Kis. 14:19-28; Mzm. 145:10-11,12-13ab,21; Yoh. 14:27-31a
21-Mei-14
Kristoforus Magallanes, Eugenius dr Mazenod Kis. 15:1-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Yoh. 15:1-8
22-Mei-14
Rita dr Cascia, Yoachina de Vedruna de Mas Kis. 15:7-21; Mzm. 96:1-2a,2b-3,10; Yoh. 15:9-11
23-Mei-14
Yohana Antida Thouret Kis. 15:22-31; Mzm. 57:8-9,10-12; Yoh. 15:12-17
24-Mei-14
Fidelis dr Sigmaringen, SP Maria della Strada Kis. 16:1-10; Mzm. 100:1-2,3,5; Yoh. 15:18-21
25-Mei-14
Hari Minggu Paskah VI Kis. 8:5-8,14-17; Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a,16,20; 1Ptr. 3:15-18; Yoh. 14:15-21
Untuk Kalangan Sendiri
Usul Lagu (Puji Syukur)
8
PS 422, 448, 539, 548, 549, 550, 652, 837, 963 PS 337, 370, 366, 692, 695, 715, 846, 957
1
Bidang Persekutuan • Mengundang kesediaan para keluarga khususnya para ibu untuk bergabung dalam pelayanan penyediaan catering sehat untuk para Romo. Bagi yang berminat silahkan menghubungi Ibu Elly Sales (Koord. Pag. Pemerhati Pastoran) pada no. HP 0812-9731-2885 • Mengundang muda-mudi Katolik untuk menghadiri Seminar dan Talkshow Orang Muda Katolik Dekenat Bekasi dengan tema “Napza, Kawan atau Lawan?” pada tgl. 29 Juni 2014, pk. 10:00 WIB – 15:00 WIB di Pangudi Luhur Deltamas. Informasi lebih lanjut, hubungi Helvia (089690879840) atau Damar (091805993242)
2
Bidang Peribadatan • Seksi Pemerhati Sakristi memberikan pelatihan tentang pengenalan peralatan liturgi. Bagi lingkungan yang berminat untuk mengenal peralatan liturgi. Mohon menghubungi Seksi Pemerhati Sakristi atau sekretariat paroki. • Tim Peribadatan bersama dengan Seksi Lingkungan Hidup mengingatkan masingmasing lingkungan yang bertugas saat misa untuk membawa tanaman hias yang telah dibagikan.
3
WARTA PAROKI PDKK (Persekutuan Doa Karismatik Katolik) • PDKK ELZA (Elisabeth Zakaria) Mengundang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk hadir pada Persekutuan Doa Karismatik Katolik dengan tema “Ekaristi yang Menyembuhkan dan Adorasi yang Meneguhkan” bersama Romo Victor Bani, SVD pada hari Rabu, 21 Mei 2014, pk. 19:30 WIB di Ruko Roxy Blok B. no. 52, Lippo Cikarang. • PDKK St. Maria Mengundang kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk hadir dalam “Penyegaran Rohani Katolik di PDKK St. Maria” yang diadakan pada Rabu, 21 Mei 2014, pk. 19:30 WIB di Ruko Thamrin F12 Lippo Cikarang bersama Ibu Lanny Polla (dari Paroki St. Yakobus – Kelapa Gading). Terima kasih, Tuhan memberkati. Jadwal Kursus Balai Latihan Kerja (BLK) • Ms. Word : Minggu 08:00 – 10:00 • Ms. Excel : Minggu 10.00 – 11:30 • B. Inggris : Minggu 10:00 – 11:30 PIC: Rey (0838-9869-3486); Bp. Tony Chiang (0858-1148-8686) Kursus tidak dipungut biaya (G R A T I S)
Bidang Pelayanan • Mengundang seksi Santo Yusuf lingkungan untuk hadir pada pertemuan dan sosialisasi tentang Santo Yusuf pada hari Minggu, 25 Mei 2014, pk. 10:00 WIB – 12:00 WIB, bertempat di Rumah Putih. Mohon kehadirannya. • Mengundang tim medis baik dokter, apoteker maupun asisten apoteker serta perawat untuk terlibat dalam kegiatan medis di Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Paroki. Info lebih lanjut dapat menghubungi Sekretariat Paroki atau setiap hari Minggu pk. 09:00 WIB – 12:00 WIB, di Balkesmas, Jl. Tirta Kencana 1 No. 77, Cluster Cibiru, Lippo Cikarang. Info lebih lanjut dapat menghubungi Koordinator dokter (Bp. Budi – 081382859018), Koordinator apoteker (Ibu Endang – 095217951788), Koordinator perawat (Ibu Sisil – 08561806978)
Legio Mariae Setiap Selasa, pk.10:00-12.00 di Rumah Putih Legio Mariae OMK Setiap Rabu, pk.19:00-20:00, di Rumah Putih. Informasi lebih lanjut, hubungi: Hery (0815-9444-992) atau Sheny (0818-0273-9839) Misa Sabtu Pertama & Doa Senakel Misa Sabtu Pertama & Doa Senakel diadakan setiap Sabtu pertama di setiap bulan pada pk. 06.00 WIB di Trinitas. Remaja Katolik Sejati Mengajak teman-teman remaja Paroki Ibu Teresa Cikarang untuk berinteraksi dengan Rm. Samuel dalam Facebook: Romo Samuel Pangestu dan website remaja: www.deotera.com
Jadwal Pelayanan Sekretariat Paroki Bidang
Sekretariat Paroki
Hari
Waktu
Senin
Libur
Selasa – Jumat Sabtu
08:00 08:00 08:00 10:00
Minggu
– – – –
20:00 18:00 10:00 14:00
Keterangan Sekretariat Paroki LIBUR untuk hari besar agama, hari besar nasional dan hari-hari lain yang dinyatakan libur oleh negara Sekretariat Paroki Sekretariat Paroki Trinitas Sekretariat Paroki 9
Untuk Kalangan Sendiri
JADWAL PELAYANAN Hari Sabtu Minggu Minggu Kamis Kamis Jumat Sabtu Minggu Minggu Senin
Tgl. 24-Mei-14 25-Mei-14 25-Mei-14 29-Mei-14 29-Mei-14 30-Mei-14 31-Mei-14 01-Jun-14 01-Jun-14 02-Jun-14
Pk. 17:30 07:30 16:00 07:30 16:00 19:00 19:00 07:30 16:00 19:00
Hari Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Minggu Jumat Sabtu Minggu
Koor Anna PL Bernardus Antonius Thomas Barnabas Aloysius Gonzaga Agustinus Keluarga Kudus Sisilia Bartolomeus
Tgl. 03-Jun-14 04-Jun-14 05-Jun-14 06-Jun-14 07-Jun-14 08-Jun-14 08-Jun-14 13-Jun-14 14-Jun-14 15-Jun-14
Pk. 19:00 19:00 19:00 19:00 17:30 07:30 16:00 19:00 17:30 07:30
Koor Birgitta Kalistus Hati Kudus Yesus Christoforus Paulus Yohanes Paulus II Yohanes Bosco Yoseph Gembala Baik Damianus
Jadwal Perayaan Ekaristi & Petugas Liturgi Hari Minggu Paskah VI Sabtu, 24 Mei’ 14 17:30 WIB
Minggu, 25 Mei’ 14 07:30 WIB
Minggu, 25 Mei’ 14 16:00 WIB
Lektor/ Lektris
Dyah2, Doni
Phipi, Eddy
Tanti, Dian
Komentator
Diana
Tere
Thomas
Prodiakon
S. Deddy Cahyono, Donatus Jelahu, Y. Romanus Reming, A. Noberta Surjati Soenarjo, Y. Barnabas Suparno
S. Hari Suprianto, R. Deni Pasaribu, A. Andri Sanyoto, Br. Petrus, S. Kapta Puguh N., Antonius Warsito, Jovinianus Pramono, F. Sales Sudaryanto, Florentinus Mujiono
Br. Petrus Paijan FIC, Albertus H.T. Indro Agung, S.A. Tony Nugroho, Filianus Tamur
Putra Altar & Putri Sakristi
Alex, Abel, Tian, Dito, Maruli, Irine, Weny, Rossa
Phosa, Ronald, Amsal, Pandya, Ripael, Andreas, Clara K., Citra, Ima, Rakhel C., Rosa
Nicho, Banu, Bill, Rego, Clara A., Vita
Tata Tertib & Koor
Lk. Anna
Koor PL Bernardus Deltamas
Lk. Antonius
Miss Lala
Bp. Herman
Lk. Damianus
Lk. Ratu Rosari
Organis Petugas Parkir
Lk. Gembala Baik
Petugas Balai Kesehatan Masyarakat & Dokter Jaga (Mei – Jun 2014) Tanggal
Lingkungan
Dokter Jaga
Apoteker
Perawat / Bidan
18-Mei-14
Lk. Yohanes
Anastasia P.A., Elisabeth
FX Mariati, Anna
25-Mei-14
Lk. Valentinus
Agung, Shinta, Budi Cahyono
Rostaida Sinaga, Candri, Hani
01-Jun-14
Lk. Damianus
Ari, Bayu
Santi, Bernadeth
VISI PITC Paguyuban umat beriman yang mau berbagi dan merakyat. MISI PITC Gereja Paroki Ibu Teresa berkehendak kuat untuk membangun paguyuban umat beriman (komunitas basis beriman penuh harapan) dalam ikatan persaudaraan sejati murid-murid Kristus, yang dijiwai oleh Roh Kudus, berani berkata ‘cukup’ kepada godaan duniawi, mempunyai spiritualitas berbagi dan jiwa merakyat (inkarnatoris), sehingga kehadirannya merupakan rahmat bagi masyarakat sekitar. Untuk Kalangan Sendiri
10
MUTIARA IMAN
Hot Chocolate dari Surga Kusesap hot chocolate--ku sambil memandangi seorang anak kecil yang menimang-nimang boneka kelinci bertuliskan Easter Bunny di perutnya. Iya, ya… Tidak terasa sudah 2 minggu sejak kita merayakan hari kebangkitan Yesus. Perayaan Pentakosta akan segera menyusul. Roh Kudus juga akan turun atas kita, bukan? Apakah kita sudah siap? Imajinasiku mulai melayang ke masa lalu dalam bayang-bayang Kisah Para Rasul yang begitu seru. Kubayangkan para rasul pasti telah berdoa dan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk menerima Roh Kudus yang dijanjikan Guru mereka, Yesus Kristus. Mereka percaya sepenuhnya terhadap Roh Kudus yang dijanjikan Yesus. Tapi, bukankah mereka belum tahu dalam bentuk apa Roh Kudus akan turun atas mereka? Mereka bahkan tidak tahu kapan Roh Kudus itu akan turun. Tapi, tetap mereka tekun dalam doa karena sadar sepenuhnya akan kekuatan Roh Kudus yang dahsyat. *TIIIINNN!* Bentakan klakson mobil membuyarkan lamunanku. Kuteguk hot chocolate-ku barang seteguk-dua teguk sebelum jadi dingin. Hhmm.. Tak hanya para rasul. Kitapun tahu kekuatan Roh Kudus itu dahsyat. Dari semua karunia yang diberikan Allah kepada manusia, tidak ada yang lebih berharga dari kehadiran Roh Kudus. Yesus sendiri berkata bahwa Dia akan mengirimkan Roh Kudus untuk menjadi Penolong, Penghibur dan Penuntun. Lantas, mengapa kita justru jarang secara khusus- benar-benar secara khusus- berdoa atau memohon kepada Roh Kudus? Kuangkat cangkirku untuk minum lagi. Baru setengah terangkat, kuletakkan kembali cangkir putih itu dan mengusap-usap daguku; tanda mendapat sebuah bahan pemikiran. Dengan kebangkitan Yesus, Yesus mau kita bangkit menjadi manusia baru. Menjadi manusia baru adalah menjadi manusia yang memiliki buah-buah roh; yakni Kasih, Suka Cita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan Diri (Galatia 5:22-23). Waktu kita dibaptis, dalam hati kitapun telah tercurah Roh Kudus. Tidakkah kita memiliki keinginan untuk menggunakan Roh Kudus secara nyata dalam kehidupan seharihari? Segala macam pemikiran berlomba-lomba di benakku. Sekali lagi kusesap perlahan hot chocolate yang sudah mulai dingin itu untuk menjinakkan pemikiranku. Aku tersenyum setelah berhasil menyusun pemikiran acak tersebut menjadi sebuah kesimpulan bermakna. Mengertilah aku kini mengapa aku sering kali lupa ada Roh Kudus dalam hatiku. Ruparupanya, jika dulu Tuhan meletakkan perjanjian dengan manusia secara fisik di atas loh batu, sekarang Tuhan meletakkan janji-Nya di dalam loh hatiku. Jadi, seharusnya selama ini aku mencari Tuhan di dalam hatiku. Hanya di dalam hatiku. Tidak sulit, bukan? Dengan sekali teguk kuhabiskan sisa minumanku yang sudah dingin. Aku meninggalkan tip di meja dan melangkah keluar café itu dengan langkah ringan karena adanya suatu semangat baru. Semangat untuk mempersiapkan diri menerima kembali curahan Roh Kudus, karunia paling berharga. Michelle LR. Lingk. Yohanes Bosco
11
Untuk Kalangan Sendiri
Paroki Ibu Teresa Cikarang 2014 Sekretariat Paroki Ibu Teresa - Cikarang Jl. Pinus 7 No. 11A, Meadow Green Lippo Cikarang - Bekasi 17550 Telp/Fax. (021) 897.29.82