AKTIVITAS DAKWAH DRA. HJ QURROTA A’YUNIN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh : SUPRIADI NIM : 109051000151
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/1435 H
1
AKTIVITAS DAKWAH DRA. HJ QURROTA A’YUNIN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunbikasi UntukMemenuhiPersyaratanMemperolehGelar SarjanaKomunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh SUPRIADI NIM: 109051000151
Pembimbing
Dr. Hj. Roudhonah, MA NIP. 195809101987032001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/1435 H
2
3
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi sala satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (Satu) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian inin telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,......... Supriadi
4
ABSTRAK Supriadi Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin Dakwah pada hakikatnya mengajak manusia kepada kebaikan, kedamaian, juga kesalehan baik secara individu maupun sosial. Qurrota A’yunin seorang da’iyah yang dikenal dimasyarakat dan mampu menyampaikan misi dakwahnya yang mengandung nilai-nilai ke-Islaman, dengan cita-cita yang luhur yaitu mencari ridha Allah SWT. Selalu perpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits yang merupkan pedoman tertinggi agama Islam. Qurrota A’yunin mempunyai semangat tinggi untuk menyampaikan nilai-nilai ajaran agama Islam dalam aktivitas dakwahnya, tidak hanya melalui mimbar akan tetapi melalui media cetak maupun elektronik sebagai suatu alat komunikasi yang efektif sehingga Qurrota A’yunin menjadi seorang da’iyah yang mempunyai kharismatik. Dari uraian diatas dapat dirumuskan bagaimana aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Dra. Hj Qurrota A’yunin? Materi apa yang digunakan Dra. Hj Qurrota A’yunin serta metode dakwah apa saja yang digunakan oleh Dra. Hj Qurrota A’yunin. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif adalah metode dengan menghimpun data aktual dengan melakukan wawancara dengan narasumber serta observasi secara langsung dan kemudian memaparkan data serta menarik kesimpulan dari analisis tersebut dengan data yang didapatkan dilapangan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin adalah sebagai berikut: yang pertama, Dalam menyampaikan dakwah Qurrota A’yunin menggunakan metode bil lisan melalui ceramah dan bil qalam secara tulisan dalam bentuk karya yang buat dan bil hal, yang kedua metode dakwah yang digunakan yaitu Al-Hikmah (kebijaksanaan), Mauizahtil hasanah (nasehat yang baik), Mujadalah (perdebatan) seperti inilah yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin dalam menyampaikan kebenaran di jalan Allah SWT. Dan materi dakwah yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin meliputi aqidah, akhlak, syariat dan pada saat berdakwah tidak lepas dari pedoman AlQur’an dan Hadits. Keywords:Aktivitas, Dakwah, Qurrota A’yunin.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alahamdullilahirabbil’alamin, tiada kata yang pantas diucapkan melainkan kalimat syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan penguasa semesta alam. Yang telah menciptakan manusia sebagai khalifah dijagat raya. Shalawat serta salam mudahmudahan selalu terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Nabi terakhir di alam semesta yang memiliki banyak jasa, membawa berita gembira dan duka pada segenap insan dalam perjalanan mereka menuju alam baka. Dengan kesehatan yang diberikan Allah SWT, penulis mendapatkan kesempatan dan kemampuan untuk meyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin” ini semua impian dan cita-cita penulis dapat terwujud karena adanya dukungan dari beberapa pihak yang telah senang hati memberikan bantuan, bimbingan, dan motivasi. Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan penulisan skripsi, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada: 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta pembantu Dekan Bidang Akademik Dr. Suparto, M. Ed, MA. bidang Administrasi Umum dan Keuangan Drs. Jumroni, M. Si. dan Bidang Kemahasiswaan Drs. Wahidin Saputra, MA. 2. Drs. Jumroni, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang telah memberikan begitu banyak wawasan keilmuan dan pengetahuan kepada penulis.
ii
3. Umi Musyarofah M.A selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang telah banyak membantu penulis selama menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dr. Hj. Roudhonah, M.A selaku pembimbing penulis. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukanya, guna memberikan arahan, masukan, diskusi, dan membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan wawasan keilmuan dan pengetahuan baik untuk bekal menuju akhirat maupun pegangan selama didunia. 6. Pimpinan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta staff, yang telah memberikan layanan berupa buku-buku selama penulis kuliah dan mengakhiri kuliah jejang S1 ini. 7. Orang tua tercinta, Ayahanda Suparman dan Ibunda Wati (Alm). Terima kasih atas segala pengorbanan dan do’a yang tak terhingga kepada penulis. Serta dukungan moril, materil dan juga tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan studi yang kesemuanya itu tak bisa terbayarkan dengan materi, hanya do’alah yang dapat penulis berikan. 8. Saudara- saudaraku, Meni Supanti & suami, Murni Desi & suami, Dewi Puspita & suami, dasmi Sumiati & suami, Tanzili, Hendri dan Meli Susanti. Keponakanku, Lara Hadislam, Deri Juliansya, Dini Suci Ramadhani, Dina Apriani Permata Sari, Muhammad Dien Alriansya, Cindi Mutiara, Aulia siyfa Zapira. Terima kasih yang sebesar-besar atas segala kebaikan dan selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.
iii
9. Bunda Aida & suami, Salma & suami, Santi & suami, Dien & istri, Saiful & istri, Iwan & istri. Sepupuku, Ka Febri, Ka Cuen, Arif, Fius, Saka, Sika, Gea, Sakina, Bili, Sendy. Terima kasih atas segala do’a dan dukunganya. 10. Ibu Asni, Rika & Riva’i, Ani & Sarman, Novi & Buyung, Yusmaya Sari & Gilang, Rizki Aprianto, Rava Nelo, Mugi, Aditya Ramadhan. Terima kasih atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. 11. Junaidi & Istri, Kadir & Istri beserta keluarga besar yang lainnya. Terima kasih banyak atas do’a dan motivasi yang diberikan kepada penulis. 12. Kepada Dra. Hj Qurrota A’yunin, selaku narasumber. Terima kasih yang sebesar-besarnya, atas kesediaan waktu ditengah-tengah kesibukan dan banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 13. Drs. H. Najamuddin Siddiq Selaku ketua Yayasan Khazanah Kebajikan. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas kebaikan dan kasih sayangnya kepada penulis. Serta keluarga besar Yayasan Khazanah Kebajikan. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas do’a dan motivasi yang diberikan kepada penulis. 14. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Selatan. Yang selalu memberikan doa dan dukunganya kepada penulis. 15. Teman-teman karyawan PT. Indo Jelly Gum yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis. 16. Sahabatku Sutrisno Sugiyono S.Kom.I dan Sadam Zaenudin S.Kom.I Yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesain skripsi ini. 17. Teman-teman seperjuangan di KPI, Khususnya kelas KPI E angkatan 2009 yang telah bersama penulis kurang lebih 4 tahun dalam suka maupun duka mohon maaf kalau ada salah kata maupun perbuatan.
iv
18. Teman –teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) kelompok Cibitung Kulon Beriman. Serta KH. Muhidin & Istri, adek-adek, Muhammad Anggi Prasetia, Dicky, Irwan, Asropil, Dede Firmansyah, Rahmat, Hasan, Iskandar, Fikri, Iki dll. Terima kasih banyak atas segala kebaikan dan motivasi yang diberikan kepada penulis. 19. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan tersebut di atas. Skripsi ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan. Akhirnya tiada sesuatu yang dapat penulis ucapkan kecuali ucapan terima kasih kepada semua pihak, semoga ilmu yang penulis dapatkan dapat bermanfaat buat orang banyak dan menjadi barokah. Semoga kita semua senantiasa selalu dalam bimbingan, Rahmat, dan Hidaya-Nya. Amin Ya Robbal’Alamin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, .......
Supriadi
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. ......... i KATA PENGANTAR ........................................................................... ......... ii DAFTAR ISI .......................................................................................... ......... vi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................. ......... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................. ......... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ ........ 4 D. Metodologi Penelitian ..................................................... ........ 5 1. Metode penelitian ....................................................... ........ 5 2. Subjek dan objek penelitian ....................................... ........ 6 3. Tehnik pengumpulan Data ......................................... ........ 6 4. Tehnik analisis data .................................................... ........ 7 5. Pedoman penulisan ..................................................... ........ 8 E. Tinjauan Pustaka ............................................................. ........ 8 F. Sistematika Penulisan ...................................................... ........ 9
BAB II
LANDASAN TEORI A. Teori Performa Komunikatif....................................................11 B. Definisi Dakwah .............................................................. ......... 11 C. Unsur-unsur Dakwah ....................................................... ......... 13 1. Da’i ............................................................................. ......... 13 2. Pesan dakwah .............................................................. ......... 17
vi
3. Metode ........................................................................ ......... 18 4. Media .......................................................................... ......... 20 5. Mad’u .......................................................................... ........ 22 6. Efek ............................................................................ ........ 23 7. Tujuan ......................................................................... ........ 24 BAB III PROFIL HIDUP DRA HJ QURROTA A’YUNIN A. Latar Belakang Keluarga Qurrota A’yuni ....................... ......... 32 B. Latar Belakang Pendidikan Qurrota A’yunin .................. ......... 34 C. Karya –karya yang dihasilkan Qurrota A’yunin ............. ......... 35 D. Kehidupan Sosial, Budaya dan Agama Dra. Hj Qurrota A’yunin ......................................................... ........ 36 1. Sosial.......................................................................... ........ 36 2. Budaya ....................................................................... ........ 37 3. Agama ......................................................................... ........ 37 E. Perjalanan dakwah Qurrota A’yunin ............................... ........ 37 F. Tujuan dan Sasaran Dakwah Qurrota A’yunin ............... ........ 42 G. Tahapan-tahapan Dakwah Qurrota A’yunin ................... ........ 43 a. Pendekatan .................................................................. ........ 43 b. Pengaturan jadwal ceramah ........................................ ........ 46 c. Pendekatan kepada masyarakat. ................................. ........ 46 d. Evaluasi hasil ceramah ............................................... ........ 47
vii
BAB IV AKTIVITAS DAKWAH DRA. HJ QURROTA A’YUNIN A. Bentuk Aktivitas Dakwah Qurrota A’yunin ..................... ........ 51 1. Dakwah Bil Lisan ....................................................... ........ 51 2. Dakwah Bil Hal .......................................................... ........ 54 3. Dakwah Bil Qalam ..................................................... ........ 55 B. Materi Dakwah Qurrota A’yunin ..................................... ......... 58 C. Metode Dakwah Qurrota A’yunin .................................... ........ 65
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................... ........ 70 B. Saran ................................................................................. ....... 71
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 72 LAMPIRAN
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan ajakan terhadap Amar ma’ruf dan nahi munkar baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, dalam usaha mempengaruhi orang lain agar timbul dalam dirinya penghayatan dan mengamalkan ajaran Islam. Letjen Sudirman mendefinisikan dakwah sebagai usaha untuk merealisasikan ajaran Islam didalam kenyataan hidup sehari-hari, baik dalam kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka membangun umat memperoleh keridhaan Allah SWT.1 Berdakwah dalam arti melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar adalah satu kewajiban bagi setiap umat Islam dimanapun mereka berada dan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, karena dakwah merupakan kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi seperti yang dikemukakan oleh Toto Tasmara bahwa dakwah tidak mungkin dihindari dari kehidupannya, karena dakwah melekat erat bersamaan dengan pengakuan dirinya sebagai seorang yang mengidentifisir diri seorang penganut Islam sehingga orang yang mengaku diri sebagai seorang muslim maka secara otomatis pula menjadi seorang juru dakwah.2 Dakwah bukan saja menjadi kewajiban Ummat Islam, baik secara individual maupun secara kelompok, tetapi juga merupakan keperluan ummat 1
Letjen Sudirman, Problematika Dakwah Islam di Indonesia, Forum Dakwah, ( Jakarta: Pusat Dakwah Islam, 1927), h. 47. 2 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, ( Jakarta: Gaya Media pertama, 1997), h. 3.
1
2
manusia. Dakwah pada tingkat pertama sebagai keperluan rohani, tetapi pada hakikatnya ia juga merupakan keperluan jasmani. Rohani yang sehat akan membawa pengaruh yang sehat pula pada jasmani. Dakwah juga bukan saja merupakan keperluan untuk hidup ukhrawi, melainkan untuk keperluan hidup duniawi.3 Oleh karena itu, menjadi alasan tersendiri bagi penulis untuk mengadakan penelitian dari seorang da’iyah yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan da’iyah lain diantaranya Qurrota A’yunin selalu menyelipkan lagu-lagu yang bernuansa Islami, humor dalam bentuk pantun, guyonan yang segar sehingga membuat interaksi jama’ah, selain Al-Quran dan Hadits Qurrota A’yunin memiliki panduan kitab-kitab klasik. terkait dengan proses dakwah tokoh yang menjadi subjek penelitian penulis adalah Dra. Hj Qurrota A’yunin, adalah seorang dai’yah yang memiliki keunikan dalam pelaksanaan dakwahnya, sukses dalam menyampaikan dakwah dan dapat mempengaruhi jama’ahnya. Qurrota a’yunin juga sangat dekat dengan masyarakat dan jama’ahnya, hal itulah yang membuat dakwah Qurrota A’yunin diterima oleh masyarakat luas.4 Sosok Qurrota A’yunin sebagai dai’ah dapat dilihat dari upaya dan usaha Qurrota A’yunin untuk mengedepankan dan menanamkan nilai-nilai keagamaan pada masyarakat dalam rangka menghadirkan suatu perubahan melalui kegiatan dakwah. Qurrota A’yunin merupakan seorang yang memiliki pemahaman 3
ajaran
Islam
yang
luas,
dan
telah
meyakini
untuk
Anwar Harjono, Dakwah dan Masalah sosial kemasyarakatan. (Jakarta: Media Dakwah, 1985), h. 16. 4 Wawancara dengan pembawa acara Taman hati, Ustadz Ali Zainal Abidin pada tanggal 23 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV, Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
3
mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam dalam realitas sosial. Qurrota A’yunin menyampaikan ceramah dengan materi sesuai dengan kebutuhan jama’ahnya, dan metode yang menyenangkan, sesekali Qurrota A’yunin juga berhumor dalam bentuk menyanyi dan pantun sehingga dapat membuat para jama’ah dengan mudah memahmai materi yang disampaikan.5 Adapun ruang lingkup materi yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin secara spesifik mengenai aqidah, syariat, akhlak. Selain Metode ceramahnya yang sangat menarik, cara Qurrota A’yunin berceramah sangat berbeda dengan para da’i/dai’yah lainnya, yaitu dengan intonasinnya yang begitu tepat, ia juga selalu menyelipkan lagu-lagu bernuansa dakwah dan guyonan segar sehingga mengundang interaksi jama’ah dengan da’iyahnya.6 Di sinilah ketertarikan penulis pada sosok Qurrota A’yunin yang memiliki cita-cita luhur memajukan pendidikan dan dakwah Islam dan berencana mendirikan pondok pesantren.7 Berdasarkan pemahaman diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih mendalam tentang aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin, maka penulis merangkumnya dalam sebuah penelitian yang berjudul“Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin”.
5
Hasil wawancara dengan, producer Taman Hati Rudi Hendra Sarwono, distudio 3 MNC TV, Pada 04 Juni 2013. 6 Hasil wawancara dengan, Ustadz Ali Zainal Abidin. di Studio 3 MNC TV Pd 23 April 2013 7 Hasil wawancara dengan , Hj Qurrota A’yunin. di Studio 3 MNC TV Pada 30 April 2013
4
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan pembahasanya tidak meluas, maka penulis lebih memfokuskan pada aktivitas, metode, materi dakwah Qurrota A’yunin baek di televisi maupun dimajlis-majlis taklim. Alasan penelitian dilakukan karena penulis ingin mengetahui lebih dalam aktivitas dakwah Qurrota A’yunin. 2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang penulis bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Dra. Hj Qurrota A’yunin? b. Materi apa yang disampaikan Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam berdakwah? c. Metode dakwah apa saja yang digunakan Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam berdakwah? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini, yaitu : a. Untuk mengetahui aktivitas dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam menyebarkan dan mengajarkan agama islam. b. Untuk mengetahui materi apa yang disampaikan Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam berdakwah.
5
c. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam berdakwah. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut : a. Manfaat Akademis Memberikan kontribusi dalam memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia dakwah serta mengembangkan penelitian ilmu dakwah sebagai alat bantu utama pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam. b. Manfaat Praktisi 1) Untuk memberi gambaran secara jelas tentang hal-hal yang terkait mengenai dakwah yang dilakukan Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam melakukan dakwah sehingga dapat memberikan masukan bagi masyarakat dalam menjalankan ibadah. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi para mubaligah untuk lebih semangat dalam melakukan kegiatan dakwah ditengah masyarakat umum. D. Metodologi Penelitian Pada penyusunan skripsi ini penulis membagi metodologi ke dalam beberapa bagian, yaitu: 1. Metode Penelitian Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka metode yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah kualitatif yaitu suatu prosedur
6
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.8 Adapun metode yang digunakan peneliti adalah penelitian tokoh yang merupakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara objektif suatu maslah dalam penelitian. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan bersifat deskriptif analisis yaitu melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu, sebagai prosedur pemecahan yang di selidiki dengan mengambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesa.9 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Dra. Hj Qurrota A’yunin sedangkan objek penelitiannya adalah Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin. 3. Teknik Pengumpulan Data Tehnik mengumpulkan data penelitian ini penulis menggunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu :
8
Lexy, J. Moelong,Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007),
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1985), Cet. Ke 2, hal.
h. 3. 139
7
a. Observasi Partisipan adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi.10 Observasi ini secara umum melalui pengamatan langsung dengan bertatap muka antara penulis dan responden (Dra. Hj Qurrota A’yunin) di MNC TV dan pengajian yang dilakukan di majlis taklim. b. Interview Interview atau wawancara yang dimaksud adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai data. Data yang diperoleh dengan teknis ini adalah dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung antara seorang atau beberapa orang interviewer (pewawancara) dengan seorang atau beberapa orang interview (yang diwawancarai).11 Sedangkan jenis pedoman interview yang digunakan oleh penulis adalah jenis pedoman interview tidak terstruktur, yakni pedoman wawancara yang hanya memuat garis- garis besar pertanyaan yang akan diajukan.12 Adapun orang-orang yang penulis wawancarai diantaranya, Dra. Hj Qurrota A’yunin, Producer taman hati bapak Rudi Hendradi Sarwono, pembawa acara Taman Hati Ustadz. Ali Zainal Abidin, bapak Madini (Ketua RT 017), bapak Karya (saudara Qurrota A’yunin)ibu 10
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 165. Wardi Bachtiar,Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah( Jakarta: Logos, 1997), h. 72. 12 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek( Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 231. 11
8
Murni (jamaah pengajian Ar-Rahman pimpinan Hj, Rosdiyati) dan terakhir dengan jama’ah pengajian dari Lampung yaitu Ibu Afillah. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode penggumpulan data dengan cara mencari data melalui catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda, atau juga gambar-gambar.13 Metode dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh data, baik data yang sifatnya primer dan sekunder yang nantinya dapat memperkuat dan melengkapi data yang terkait dengan masalah penelitian. 4. Teknik Analisis Data Berdasarkan pada spesifikasi penelitian maka dalam melakukan analisis terhadap data-data yang telah tersaji secara kualitatif juga menggunakan metode analisis data kualitatif deskriptif yaitu proses analsis data dengan maksud menggambarkan analisis secara keseluruhan dari data yang disajikan tanpa menggunakan rumusan-rumusan statistik atau pengukuran. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pola berfikir induktif. Berfikir induktif merupakan suatu jenis pola berfikir yang bertolak dari fakta empiris yang didapat dari lapangan (berupa data penelitian) yang kemudian dianalisis, ditafsirkan dan berakhir dengan penyimpulan terhadap permasalahan berdasar pada data lapangan tersebut. Dengan kata lain metode analisis dengan pola berfikir induktif merupakan metode analisis yang menguraikan dan menganalisis data-data
13
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitia, h. 231.
9
yang diperoleh dari lapangan dan bukan dimulai dari deduksi teori.14 5. Pedoman Penulisan Tehnik dari penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan buku pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) yang telah disusun oleh tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
E. Tinjauan Pustaka Setelah penulis amati dan telusuri, baik di perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah dan juga perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ternyata belum ada satu pun skripsi yang membahas tentang “Aktivitas Dakwah Dra Hj. Qurrota A’yunin“. Namun masih ada beberapa skripsi yang ada kaitanya dengan judul penulis. diantaranya: 1. Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar, Oleh Jubaedah, NIM: 104051001872. Penelitiannya mengenai kegiatan dan aktivitas dakwah dari Dra. Hj. Lutfiah Sungkar.15 2. Aktivitas
Dakwah
Ustadz
Wahfiudin,
Daseva
Dwianti,
NIM:
104051001857. Penelitiannya mengenai dakwah ustadz Wahfiudin yang menggunakan cara Ruqyah dan juga berzikir.16 3. Kiprah Dakwah Ustadz Drs. H. Muhammad Abdul Syukur Melalui Majlis 14
Wahyu Ms, Petunjuk Praktis Membuat Skripsi, h. 40. Odah Jubaedah, Kiprah Dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar (Jakarta: Fidkom UIN Jakarta),
15
2008. 16
Daseva Dwianti, Aktivitas Dakwah Ustadz Wahfiudin(Jakarta: Fidkom UIN Jakarta),
2009.
10
Az-Zikra, Alfarizi fachrully, NIM: 102051025490. Penelitian ini berisi tentang aktivitas yang dilakukan oleh ustadz Drs. H. Muhammad Abdul Syukur Yusuf di Majlis Az-Zikra yang dalam kegiatan dakwahnya memakai metode zikir.17 Oleh karena itu, apa yang penulis lakukan ini pada dasarnya tidak adanya tulisan yang penulis jadikan suatu perbandingan terhadap skripsi ini, sehingga skripsi yang saya angkat benar-benar hasil karya penulis sendiri. F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui secara menyeluruh tentang penulisan ini, maka sistematika penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut : BAB 1: Pendahuluan. Merupakan bab pendahuluan yang berisikan tentang permasalahan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB 11:
Landasan Teoritis. Menjelaskan tentang landasan teori yang terdiri dari, pengertian dakwah, Unsur-unsur dakwah antara lain: da’i (subjek dakwah), Maudu (pesan dakwah), uslub (metode dakwah), wasilah al-dakwah (media dakwah), mad’u (objek dakwah), tujuan dakwah.
BAB 111: Sekilas Tentang Biografi
Dra. Hj Qurrota A’yunin.
Menjelaskan tentang riwayat hidup Dra. Hj Qurrota A’yun yang mencakup : latar belakang keluarga, masa kecilnya, serta karya17
Alfarizi fachrully, Kiprah Dakwah Ustadz Drs. H. Muhammad Abdul Syukur Yusuf Melalui Majlis Az-Zikra( Jakarta: Fidkom UIN Jakarta), 2008.
11
karyanya, pendidikan, organisasi, aktivitas dakwah, pedoman, pembahasan ini bertujuan agar kita dapat mengetahui lebih dalam siapa itu Dra. Hj Qurrota A’yunin, BAB 1V: Kegiatan-kegiatan Dakwah Qurrota A’yunin. Menguraikan kegiatan dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin. dengan pembahasan antara lain; Aktivitas dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin, materi dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin, Metode Dakwah Dra. Ustadzah Hj Qurrota A’yunin. BAB V: Penutup. Merupkan bab penutup yang berisi kesimpulan dari penulis mengenai hal-hal yang telah dibahas oleh penulis dalam penelitian ini serta saran-saran kemudian diakhiri dengan daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran baik berupa foto-foto maupun hasil wawancara.
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG DAKWAH
A. Teori Performa Komunikatif 1. Definisi Performa Komunikatif Dalam teori budaya organisasi terdapat salah satu konsef penting yang dibahas yaitu Performa Komunikatif. Performa Komunikatif pertama kali diperkenalkan oleh Pacanowsky dan O’Donnel Trujillo (1982) yang menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan performa komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya budaya organisasi yang unik. Performa (performance) adalah metafora yang mengambarkan proses simbolik dari pemahaman akan prilaku manusia dalam sebuah organisasi. Performa organisasi sering kali memiliki unsur teatrikal, dimana baik supervisior maupun karyawan.1
B. Definisi Dakwah Dakwah ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu bentuk Isiim Masdar dari kata da’a-yad’u-da’watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu.2 Kata da’a mengandung arti mengajak, menyeru dan memnggil, maka sebagai ajakan, seruan, panggilan kepada Islam.Dengan demikian secara etimologi dakwah dan tabligh itu merupakan suatu proses penyampian (tabligh) atas pesan-pesan
1
Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3: Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: PT Salemba Humanika, 2008, h. 325. 2 Muhamad Yunus, Kamus Arab_indonesia(Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsiran Al-Qur’an, 1973), h. 127.
12
13
tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.3 Kata dakwah juga berarti do’a (al-du’a), yakni harapan, permohonan kepada Allah SWT atau ajakan untuk mencapai sesuatu itu agar semuanya tercapai. Dakwah dalam arti do’a terbaca jelas dalam surat Al-Baqarah: ayat 186:
Artinya:dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Sedangkan menurut terminologis (istilah) dakwah didefinisikan oleh para tokoh dakwah antara lain: 1. Menurut Prof. Toha Yahya Omar, MA, menjelaskan bahwa dakwah adalah Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahgiaan mereka di dunia dan akhirat.4 2. Menurut Dr. M. Quraish Shihab”Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas.
3 4
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), h. 1-4. M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2004), h. 67.
14
Apa lagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran islam secara lebih menyeluru dalam berbagai aspek.”5 3. Menurut M. Arifin, menjelaskan dakwah adalah “ Suatu ajakan baik secara lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran sikap, penghayatan, serta pengalaman dan pengamalan tanpa adanya paksaan.6 4. Pendapat K.H. M. Isa Anshari,Dakwah yaitu dan menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil umat manusia, agar menerima dan mempercayai keyakinan dan hidup Islam.7 Setelah melakukan penelaahan pada sejumlah definisi dakwah diatas maka penulis menyimpulkan bahwa dakwah merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk mengajak orang lain mengerjakan amar makruf
nahi mungkar, semata-mata mengharapkan
keridhaan Allah SWT. C. Unsur-unsur Dakwah Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah Da’i (pelaku dakwah), Mad’u (objek dakwah), Maddah (materi dakwah), Wasilah (media dakwah), Thariqah (metode dakwah), atsar (efek dakwah).8
5
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), h. 3-4. Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah ( Jakarta : Kencana, 2006), h. 10. 7 Hasanuddin, Hukum Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 26. 8 Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 21. 6
15
1. Subyek Dakwah (Da’i) Kata da’i berasal dari bahasa Arab yang berarti orang yang mengajak. Dalam pengertian yang khusus (pengertian Islam), da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku ke arah kondisi yang baik atau lebih baik menurut ayat Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam pengertian khusus tersebut da’i identik dengan orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar.9 Secara garis besar juru dakwah atau da’i mengandung dua pengertian a. Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat yang berdakwah sebagai kewajiban yang melekat dan tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut islam, sesuai dengan perintah”Ballighu anni walaw ayat” b. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus (mutakhashshish-spesialis) dalam bidang dakwah islam, dengan kesungguhan luar biasa dan dengan qudwah hasanah. Pada dasarnya tugas pokok seorang da’i adalah meneruskan tugas Nabi Muhammad Saw yakni menyampaikan ajaran-ajaran Allah seperti termuat dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah. Keberadaan da’i dalam masyarakat luas mempunyai fungsi yang cukup menentukan. Fungsi da’i adalah sebagai berikut.10
9
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah ( Jakarta: Amzah, 2009), h. 68. Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 74-
10
75.
16
a. Meluruskan akidah Sudah menjadi naluri bahwa manusia selalu tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan yang tidak terkecuali terhadap keyakinan dan akidahnya. Banyak terjadi pada seorang muslim, tetapi karena sesuatu hal keyakinannya berubah dan bergeserhal tersebut disebabkan adanya faktor luar yang memepengaruhi. b. Memotivasi umat untuk beribadah dengan baik dan benar. Seorang da’i memberikan pencerahan akan keberadaan manusia sebagai hambah Allah yang memiliki tugas untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah dengan tuntutan aturan-aturan-Nya. c. Amar ma’ruf nahi mungkar; Sebagai wujud nyata dari fungsi seorang da’i selalu memiliki perhatian pada sesama untuk bersama-sama menegakan yang ma’ruf dan meninggalkan yang munkar untuk menciptakan kedamaian bersama. d. Menolak kebudayaan yang merusak Seorang da’i dalam melaksanakan kegiatan dakwahnya, tentu tidak boleh larut dalam berbagai tradisi dan adat kebiasaan sasaran (objek) dakwah yang bertentangan dengan syari’at islam, dan mesti kuat
mempertahankan
kaidah-kaidah,
hukum-hukum
dan
tata
pergaulan muslim. Seorang da’i tentu tidak boleh direndahkan oleh kemauan dirinya juga oleh keadaan, sehingga pada akhirnya menyelewengkan syari’at islam. Para da’i mesti tangguh dalam mempertahankan syari’at dan terus berupaya untuk mengubah norma yang menyimpang dan terus berusaha untuk menegakan sistem
17
islam.11 Ada empat cara bagaimana seorang da’i dinilai oleh mad’unya. 1) Da’i dinilai dari reputasi yang mendahuluinya. Apa yang sudah dilakukan oleh da’i, bagaimana karya-karyanya, apa latar belakang pendidikannya, apa jasanya dan bagaimana sikapnya. Apakah sikapnya
seorang
da’i
memperindah
atau
menghancurkan
reputasinya. 2) Melalui perkenalan atau informasi tentang diri da’i. Seorang da’i dinilai mad’unya dari informasi yang diterimanya. Bagaimana informasi
tentang
da’i
diterima
dan
bagaimana
da’i
memperkenalkan dirinya sangat menentukan kredibilitas seorang da’i. 3) Melalui apa yang diucapkannya. “al-lisan mizan al-lisan” (lisan adalah ukuran seorang manusia), begitu ungkapan Ali bin Abi Thalib. Apabila seorang da’i mengungkapkan kata-kata kotor, kasar dan rendah, maka seperti itu pula kualitasnya. Da’i memiliki kredibilitas apabila ia konstan dalam menjaga ucapannya yang selaras dengan perilaku keseharian. 4) Melalui bagaimana cara da’i menyampaikan pesan dakwahnya. Penyampaian dakwah yang sistematis dan terorganisir memberi kesan pada da’i bahwa ia menguasai persoalan, materi dan metodologi dakwah.12
11
Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 75. Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 5. 12
18
Berkenaan
dengan
kepribadian
da’i,
Asmuni
syukir
membedakannya menjadi dua bagian, yakni kepribadian yang bersifat rohaniah dan jasmaniah. Kepribadian rohaniah da’i meliputi sifat dan sikap yang harus dimiliki. Sifat-sifat itu adalah :13 1) Iman dan takwa kepada Allah SWT 2) Tulus dan ikhlas serta tidak mementingkan kepentingan diri pribadi. 3) Ramah dan penuh pengertian. 4) Tawadlu’(rendah diri). 5) Sederhana dan jujur. 6) Tidak memiliki sifat egoisme. 7) Antusiasme ( semangat). 8) Sabar dan tawakkal. 9) Memiliki jiwa toleran. 10) Terbuka (demokratis). 11) Tidak memiliki penyakit hati. Syarat-syarat di atas secara keseluruhan apabila diperhatikan dan dimiliki serta dilaksanakan oleh seorang da’i maka proses dakwah yang dilakukannya tentunya tidak akan menemui kesulitan dan menjadi sia-sia. 2. Maudu ( Pesan Dakwah) Maudu atau pesan dakwah adalah pesan-pesan, materi atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh da’i (subjek dakwah) kepada mad’u
13
Asmuni Sukir, Dasar-dasar Strategi Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 35-48.
19
(objek dakwah), yaitu keseluruhan ajaran islam, yang ada di dalam Kitabullah maupun Sunnah Rasul-Nya. Atau disebut juga al-haq (kebenaran hakiki) yaitu al-islam yang bersumber al-Qur’an Qs.alIsra(17): 105):14
Artinya, dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Pendapat di atas senada dengan pendapat Endang Saepudin Anshari; materi dakwah adalah al- Islam (Al- Qur’an dan al- Sunnah) tentang berbagai soal prikehidupan dan penghidupan manusia. Selanjutnya Muhaemin menjelaskan secara umum pokok isi Al-Qur’an meliputi : a. Akidah:Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan keyakinan meliputi rukun iman, atau segala sesuatu yang harus diimani atau diyakini menurut ajaran Al-Qur’an dan al- Sunnah. b. Ibadah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan kegiatan ritual dalam rangkah pengabdian kepada Allah SWT. c. Muamalah:Aspek ajaran Islam yang mengajarkan berbagai aturan dalam tata kehidupan bersosial (bermasyarakat) dalam berbagai aspeknya. d. Akhlak: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan tata prilaku manusia sebagai hambah Allah, anggota masyarakat, dan bagian dari alam sekitarnya. e. Sejarah: Pristiwa-pristiwa perjalanan hidup yang sudah dialami umat manusia yang diterangkan Al-Qur’an untuk senantiasa diambil hikmah dan pelajaran. f. Prinsip –prinsip pengetahuan dan teknologi; yaitu petunjuk-petunjuk singkat yang memberikan dorongan kepada manusia untuk mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan perubahan-perubahanya. g. Lain-lain baik berupa anjuran-anjuran, janji-janji, ataupun ancaman.15
14
Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 80-81. Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 81
15
20
3. Metode dakwah Metode da’wah menyangkut masalah bagimana caranya da’wah itu harus dilaksanakan. Tindakan –tindakan atau kegiatan dakwah yang telah dirumuskan akan efektif bilamana dilaksanakan dengan mempergunakan cara-cara yang tepat.16 Adapun Metode dakwah yaitu, cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan materi, berdasarkan al-Qur’an surat anNahl (ayat 125).17
Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya danDialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Ayat tersebut memberikan gambaran tentang tata cara berdakwah dengan memerhatikan tiga hal: a. Pertama, dakwah dengan hikmah (da’wah bi al-hikmah). Menurut Syeikh Muhammad Abduh, hikmah ialah” mengetahui rahasia dan faedah segala sesuatu”. Yang dimaksud segala sesuatu (kull al-Syai) di sini adalah segala unsur yang tercakup dalam pelaksanaan dakwah : isi dakwah, unsur manusia yang dihadapi, unsur kondisi (ruang dan waktu), unsur bentuk dan cara dakwah yang sesuai. Dengan demikian 16
Abd.Rosyad Shaleh, Manajemen dak’wah Islam (Jakarta: Bulan bintang, 1977), h. 72. Siti Uswatun Khasanah, Berdakwah Dengan Jalan Debat antara muslim dan non muslim,(Yogyakarta: STAIN Purwokerto dan pustaka Pelajar, 2007), h. 31. 17
21
dapat dikatakan, bahwa hikmah itu berarti kemampuan untuk memilih bentuk yang tepat dan mempergunakan secara efektif. b. Kedua, pelajaran yang baik (al-mauizhah al-hasanah), yaitu ucapan yang berisi nasihat-nasihat yang baik dan bermanfaat bagi orang yang mendengarkannya. Karena itu mauizhah hasanah ini mencakup ketelitian dan kelemah lembutan dalam berbicara, bagaimana memilih kata yang tepat agar tidak menyinggung perasaan mad’u (objek dakwah). c. Berdiskusi dengan cara yang terbaik (wa jadilhum bi alati hia ahsan), yaitu dengan bertukar pikiran untuk mendorong agar berpikir secara benar melalui cara yang terbaik.18 4. Wasilah al-Da’wah (Media Dakwah) Secara bahasa wasilah merupakan bahasa Arab, yang bisa berarti: alwushlah, al-ittishal, yaitu segala hal yang dapat menghantarkan tercapainya kepada sesuatu yang dimaksud. Sedangkan menurut Ibn Mandzur, al- Washilah secara bahasa merupakan bentuk jamak dari kata al-wasalu dan al-wasailu yang berarti singgasana raja, derajat, atau dekat, sedangkan secara istilah adalah segala sesuatu yang dapat mendekatkan kepada suatu lainnya.19 Dengan demikian, media dakwah adalah alat objektif yang menjadi saluran yang dapat menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas dakwah yang keberadaanya sangat urgent dalam menentukan perjalanan dakwah. 18
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah( Jakarta: Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h. 90-92. 19 Enjang As dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 93-96.
22
Pendapat lain wasilah dakwah atau media dakwah adalah instrumen yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan yang menghubungkan antara da’i dan mad’u. Pada prinsipnya dakwah dalam tataran proses, sama dengan komunikasi, maka media pengantar pesan pun sama. Media dakwah berdasarkan jenis dan peralatan yang melengkapinya terdiri dari media tradisional, media modern dan perpaduan kedua media tradisional dan modern. a. Media tradisional Setiap
masyarakat
tradisional
(dalam
berdakwah)
selalu
menggunakan media yang berhubungan dengan kebudayaannya, sesuai dengan komunikasi yang berkembang dalam pergaulan tradisionalnya. Media yang digunakan terbatas pada sasaran yang paling digemari dalam kesenian seperti: tabuh-tabuhan (gendang, rebana, bedug, siter, suling, wayang, dan lain-lain) yang dapat menarik perhatian orang banyak. b. Media modern Berdasarkan jenis dan sifatnya media modern dapat kita bagi: 1) Media auditif; media tersebut meliputi; telepon, radio, dan tape recoder. 2) Media visual; yang dimaksud dalam kategori media visual adalah media yang tertulis atau tercetak. Contohnya ialah pers: disini dimaksudkan dengan segala bahan bacaan yang tercetak seperti surat kabar, buku, majalah, brosur, pamplet dan sebagainya. Photo dan lukisan: media visual lainnya yang dapat digunakan untuk
23
kepentingan berdakwah adalah photo-photo dan lukisan. Brosur, poster dan pamplet bisa digunakan sebagai media dakwah. 3) Media audiovisual; televisi, video, internet dan lain-lain. c. Perpaduan media tradisional dan modern Perpaduan
disini
dimaksudkan
dengan
pemakaian
media
tradisional dan media modern dalam suatu proses dakwah. Contohnya pegelaran wayang, sandiwara, yang bernuansa islam, atau cerama di mimbar yang ditayangkan televisi. Dari uraian di atas pada prinsipnya media dakwah adalah berbagai alat (instrument), sarana yang dapat digunakan untuk pengembangan dakwah islam yang mengacu pada kultur masyarakat dari yang klasik, tradisional,sampai modern di antaranya meliputi: mimbar, panggung, media massa cetak dan elektronik, pranata sosial, lembaga, organisasi, seni, karya budaya, wisata, dan lain-lain.20 5. Mad’u (Objek Dakwah) Mad’u atau sasaran (objek) dakwah adalah seluruh manusia sebagai makhluk Allah yang dibebani menjalankan agama islam dan diberi kebebasan untuk berikhtiar, kehendak dan bertanggung jawab atas perbuatan sesuai dengan pilihanya, mulai dari individu, keluarga, kelompok, golongan, kaum, massa, dan umat manusia seluruhnya. Sebagai makhluk Allah yang diberikan akal dan potensi kemampuan berbuat baik dan berbuat buruk, sebagai makhluk yang terkena sifat lupa akan janji dan
20
Enjang As dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 96.
24
pengakuanya bahwah Allah adalah Tuhannya ketika di dalam ruh sebelum ruh tersebut bersatu dengan jasad.21 Mad’u dikelompokan menjadi beberapa golongan yaitu : a. Dari segi sosiologis; masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat di daerah marginal (terpingkirkan) dari kota besar). b. Dari struktur kelembagaan; golongan priyayi, abangan, dan santri. c. Dari segi usia; anak-anak, remaja, dan golongan orang tua. d. Dari segi profesi; golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri. e. Dari segi tingkat sosial ekonomi; golongan kaya, menegah, dan miskin. f. Dari segi jenis kelamin; golongan pria dan wanita. g. Dari segi khusus; masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya, narapidana, dan sebagainya. h. Dari segi derajat pemikiran; masyarakat yang berfikir kritis, masyarakat yang mudah dipengaruhi, dan masyarakat yang fanatik (taklid). i. Dari segi responsive; masyarakat aktif, pasif, dan antipati. Untuk memperoleh tentang kondisi dan tingkat mad’u dipandang dari beberapa segi diatas.22 Menurut Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi 3 golongan, yaitu : a. Golongan cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat berfikir secara kritis dan mendalam, cepat menangkap persoalan. 21
Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah ( Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 96. Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: kencana, 2004), h. 91-92.
22
25
b. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertianpengertian yang tinggi. c. Golongan yang berbeda dengan golongan diatas, mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup mendalam.23 6. Atsar ( Efek Dakwah) Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi. Artinya jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi dakwah tertentu, maka akan timbul responden efek pada mad’unya. Efek dapat disebut dengan feed back dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i. Kebanyakan
mereka
menganggap
bahwa
setelah
dakwah
disampaikan, maka dakwah telah selesai. Dakwah berefek sangat besar dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis efek dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis efek dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya.24 7. Tujuan Dakwah Tujuan merupakan landasan utama bagi suatu kegiatan atau tujuan juga merupakan pernyataan atau keinginan yang dijadikan pedoman atau 23
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 23-24. M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 34-35.
24
26
pegangan untuk memilih hasil yang diinginkan. Bagi dakwah tujuan merupakan puncak dari dakwah itu sendiri. Agar kegiatan dakwah lebih mengena kepada sasaran dakwah yaitu mad’u maka penentuan atau perumusan tujuan dakwah yang baik harus memperhatikan kondisi masyarakat atau mad’u. Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah. Adapun tujuan dakwah, pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua macam tujuan, yaitu : 25 a. Tujuan Umum Dakwah (Mayor Objective) Merupakan sesuatuyang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang masih bersifat umum dan utama, dimana seluruh Gerak langkahnya proses dakwah harus ditujukan dan diarahkan kepadanya. Tujuan utama dakwah adalah : nilai-nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan aktivitas dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan rencana dan tindakan dakwah harus mengarah kesana. b. Tujuan Khusus Dakwah (Minor Objective) Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan dan penjabaran dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui ke mana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, 25
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h. 59-62.
27
kepada siapa berdakwah, dengan cara apa, bagaimana, dan sebagainya secara terperinci. Tujuan khusus dakwah sebagai terjemahan dari tujuan umum dakwah dapat disebutkan antara lain sebagai berikut : 1) Mengajak umat manusia yang telah memeluk agama islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah. 2) Membina mental agama (islam) bagi kaum yang masih muallaf. Muallaf artinya orang yang baru masuk islam atau masih lemah keislamanya dan keimannya dikarenakan baru beriman. 3) Mengajak manusia agar beriman kepada Allah (memeluk Agama Islam) 4) Mendidik dan dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya. Selain itu juga tujuan dakwah ialah yang paling penting adalah sebagai berikut: a) Membantu manusia dalam beribadah kepada Allah agar sesuai dengan syariat-Nya. b) Membantu manusia menghidupkan sunah taaruf (perkenalan) diantara mereka. Firman Allah QS. Al-Hujurat: 13
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
28
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. c) Ikut berperan mengubah kondisi buruk yang dialami kaum Muslimin dewasa ini, menuju kondisi yang lebih baik dan lebih dekat kepada Islam, hingga kaum Muslimin dapat mendekatkan diri kepada Allah menuju kemaslahatan hidup dan akhirat. d) Melakukan berbagai aktivitas dalam menarbiyah (mendidik) pribadi Muslim dengan tarbiyah yang benar dan integral, yakni tarbiyah yang mencakup segi-segi kepribadian, ruhani, akal, akhlak, jasmani, dan sosial. e) Turut berperan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan penyiapan keluarga Muslim dan penarbiyahan seluruh anggota keluarga sesuai dengan manhaj dan sistem islam agar anak tumbuh dan berkembang dalam udara yang Islami; rumah tangga senantiasa diliputi akhlak, ruh, dan adab Islam. f) Turut berperan dalam menyiapkan masyarakat Muslim yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai dan akhlak Islami. g) Ikut berperan membentuk dakwah Islam dalam segala bentuk yang bermanhaj, sebab unsur terpenting dari dakwah Islamiah adalah isi dan manhaj yang dipakai, bukan sekadar bentuknya. h) Diantara tujuan dakwah adalah mengadakan perlawanan terhadap musuh Islam yang menduduki wilayah Islam, menguasai sosialbudaya dan politik-ekonominya.
29
i) Melakukan gerakan untuk mengembalikan wihdah (kesatuan)
kaum Muslimin di seluruh dunia; kesatuan yang diwujudkan dengan cara paling rasional.26 Dari penjelasan atas
bahwa unsur-unsur dakwah itu meliputi, da’i,
mad’u, materi, metode, media, afek, dan tujuan dakwah, dari ke keseluruhan unsur dakwah tersebut harus saling berkaitan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya. Karena dakwah belom dikatakan berhasil kalau dari ke 7 unsur tersebut ada yang tidak berfungsi dengan baik.
D. Bentuk-Bentuk Aktivitas Dakwah 1. Dakwah bi al-Lisan Secara substantif, dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami, sedangkan kata Lisan dalam bahasa Arab berarti: ”bahasa”. Maka dakwah bi al-Lisan bisa diartikan penyampaian pesan dakwah melalui lisan, berupa ceramah atau komunikasi langsung antara da’i (subjek dakwah) dan mad’u (objek dakwah).27Dalam penyampaian pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan dan komunikatif. Perkataan yang benar (qaulan sadidan) pada ayat tersebut, dari sudut bahasa
mengandung
arti:
“tepat
mengenai
sasaran”.
Al-Qasyani
menafsirkan kalimat “qaulan sadidan” dengan makna “perkataan lurus” perkataan benar; perkataan tepat”.28 Dari penjelasan ini dapat disimpulkan,
26
Ali Abdul Halim Mahmud, Jalan Dakwah Muslimah (Jakarta: Era Intermedia, 2007), h.
12-15. 27
Rubiyanah dan Ade Masturi, pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h. 3. 28 Mohammad Natsir, Fiqhud Dakwah (Jakarta: Media Dakwah, 2006) cet. 13, h. 109.
30
bahwa bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah, yaitu perkataan jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentu kalbu, santun, menyejukan, tidak agitatif dan provokatif serta tidak mengandung fitnah.29 Peran lisan sangat strategis terhadap anggota tubuh lainnya sehingga Rasulullah SAW. Menganjurkan agar setiap mukmin mampu menjaga saatberbicara. Selanjutnya, untuk menghasilkan ucapan yang berkualitas baik, hendaklah para da’i memperhatikan enam hal berikut: 30 a. Pikirkan terlebih dahulu materi yang akan dibicarakan. b. Perhatikan kepada siapa materi pembicaraan itu disampaikan. c. Cari waktu yang tepat bagi kita ataupun bagi lawan bicara kita. d. Usahakan agar tempat yang digunakan sesuai dengan materi pembicaraan dan orang lain yang diajak bicara. e. Tentukan alasan yang dirasakan lebih tepat berkenaan dengan materi, orang, tempat dan waktu bicara, agar kita dapat menentukan sikap selanjutnya. f. Gunakan sistem, pola, etika dan strategi yang lebih baik agar dapat menghasilkan pembicaraan yang baik. Menurut Achmad Mubarok dalam bukunya Psikologi Dakwah, kekuatan kata-kata dalam kaitanya dengan bahasa dakwah dapat merangsang respon psikologi mad’u. Adapun jenis-jenis kekuatan sebagaimana disebutkan dalam buku Psikologi Dakwah seperti dikutip 29
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 43. Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 117-
30
118.
31
oleh Rubiyanah dan Ade Masturi terletak pada hal-hal berikut: 31 a. Keindahan bahasa, seperti bait-bait atau syair puisi; b. Jelasnya informasi; c. Intonasi suara yang berwibawa; d. Logikanya yang sangat kuat; e. Memberikan harapan/optimis f. Memberikan peringatan yang mencekam (Nadziran); g. Karena ungkapan yang penuh ibarat; 2. Dakwah bi al-Qalam Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulis, seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, artikel, internet dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar makruf
nahi
munkar.
Dakwah
bi
al-qalam
sebenarnya
sudah
dikembangkan oleh Rasulullah SAW. Sejak awal kelahiran dan kebangkitan Islam melalui pengiriman surat-surat dakwah kepada para kaisar, raja, dan para pemuka masyarakat. Menyangkut dakwah bi alqalam, Rasulullah SAW.32 Format dakwah bi al-qalam mempunyai keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan waktu, bisa dibaca dimana saja serta kapan saja. Apalagi publikasi saat ini sangat mudah, jangkauanya luas dan tidak terbatas, terutama jika tulisan disebarkan di internet bisa dibaca oleh orang diseluruh dunia 31
Rubiyanah dan Ade Matsuri, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 46. Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 53.
32
32
Di samping melalui buku, pesan-pesan dakwah bisa dituangkan dalam majalah, baik yang diterbitkan mingguan maupun bulanan. Majalah dakwah bisa digunakan untuk menyoroti masalah sosial atau dinamika yang terjadi di masyarakat. Kemudian mengupasnya dari berbagai sudut pandang.33 3. Dakwah bi al-Hal Dakwah bil hal merupakan dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Maad’ulah) mengikuti jejak atau dakwah melalui perbuatan nyata dan prilaku konkrit yang dilakukan da’iyah. Dakwah jenis ini merupakan pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah. Menurut E. Hasim dalam kamus istilah Islam memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan dakwah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata. Karena merupakan aksi atau tindakan nyata maka dakwah bil hal lebih mengarah pada tindakan menggerakan” aksi menggerakan” mad’u sehingga dakwah ini lebih berorientasi pada pengembangan masyarakat.34
33
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 59. Munzier Suparta & Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: PT Kencana, 2003), cet, Ke1, h. 220. 34
BAB III BIOGRAFI DRA HJ QURROTA A’YUNIN A. Latar Belakang Keluarga Dra. Hj Qurrota A’yunin Qurrota A’yunin adalah seorang da’iyah keturunan yang berasal dari Madura-Jawa-Arab. Kedua orang tuanya adalah K.H Yazid Bustomi dan Hj Rabiah Adawiyah, Qurrota A’yunin dilahirkan di Malang bertepatan dengan hari kemerdekaan RI Tanggal 17 Agustus 1966, dan di besarkan di daerah Pasuruan. Sekarang Qurrota A’yunin tinggal di daerah Kampung Pulo, RT 017/RW 07, Penggilingan- Cakung, Jakarta Timur No 13.1 Qurrota A’yunin dikarunia oleh Allah 2 buah hati tercinta yakni Putri Maya Sabara dan Paradis Rahmawati, Qurrota A’yunin mempunyai saudara kandung bernama H Zainul dan Zahrotul Jinan.2 Sejak kecil kedua orang tuanya sudah mempersiapkan bekal pendidikan agama, berupa tata cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid, cinta dengan ilmu agama yang mengharuskan ia untuk belajar dan terus belajar. Pada masa kecilnya Qurrota A’yunin tidak jauh berbeda dengan kebanyakan anak-anak pada umumnya. Seperti bermain bersama teman-temanya disawah, mandi dikali, namun Qurrota A’yunin mempunyai kelebihan yangtidak banyak dimiliki oleh kebanyakan temanteman yang lain seperti, sudah berani pidato/ceramah didepan umum semenjak kelas 1 sekolah dasar, hobbi membaca kitab-kitab klasik dan kitab-kitab 1
Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan.pintu II-TMII, Jakarta Timur. 2 Wawancara dengan bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Rt 017/ Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur
32
33
kuning/Arab gundul. Kegemaran Qurrota A’yunin dalam membaca dan menulis masih eksis sampai Qurrota A’yunin menjadi seorang da’iyah seperti sekarang ini. Qurrota A’yunin biasa dipanggil Umi oleh para jama’ahnya, ia dikenal anak yang sangat pemberani dan pinter berbicara didepan umum, Dengan sifat seperti itulah akhirnya Qurrota A’yunin disukai oleh kebanyakan temantemannya dan sampai sekarang retorika ceramah Qurrota A’yunin tambah mantap. Sedangkan pendidikan yang diberikan pihak keluarga kepada Qurrota A’yunin adalah pendidikan agama yang sangat luar biasa yaitu, dengan jalan mendekatkan diri kepada Allah. Sifat demokratis adalah salah satu cara yang selalu ditanamkan oleh pihak keluarganya kepada Qurrota A’yunin. Hal ini didasarkan
atas
kedisiplinan
ilmu
yang
dimiliki
keluarga
Qurrota
A’yunin.3Qurrota A’yunin mempunyai keinginan yang sangat kuat untuk menjadi seorang yang sukses dalam segala bidang ilmu pengetahuan. Terutama ilmu tentang jalan mencapai Ridho Allah. Kegiatan Qurrota A’yunin seperti itu masih terus berlanjut sampai akhirnya Qurrota A’yunin berumah tangga. Hal inilah yang membuktikan konsistensi Qurrota A’yunin dalam menuntut ilmu patut kita semua tiru. Sebagai keturunan dari para juru dakwah, tentunya Qurrota A’yunin sangat disiplin sekali dalam mempelajari ilmu-ilmu agama. Dalam mengembangkan dan memajukan ajaran Islam. Pendidikan yang diberikan orang tuanya menjadikan Qurrota A’yunin seorang yang selalu prihatin dan peduli kepada 3
Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
34
keadaan disekelilingnya. Oleh karena itu, Qurrota A’yunin sangat di kenal sosok pekerja keras dan pantang menyerah dalam mempelajari ilmu-ilmu keagaman khususnya.4 Sosok pribadi Qurrota A’yunin yang dikenal dengan kepribadiannya yang ramah, dekat dengan jama’ah, 5akhirnya mendapat restu dan dukungan dari pihak keluarganya, sebelum memutuskan untuk menjadi seorang juru dakwah Qurrota A’yunin sempat bercita-cita untuk menjadi seorang penyanyi dangdut, karena pada saat itu belum ada wadah untuk menyalurkan cita-cita, akhirnya Qurrota A’yunin dengan niat yang mulia memutuskan untuk fokus dalam berdakwah.6 Akan tetapi cita-cita Qurrota A’yunin diiringi dengan semangat yang kuat, dan dengan sifat sabar dan pantang menyerah yang Qurrota A’yunin miliki, akhirnya semua berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang bermanfaat buat orang banyak. B. Latar Belakang Pendidikan Dra. Hj Qurrota A’yunin 1. Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) didaerah Pasuruan, lulus Tahun (1977) 2. Madrasah Tsanawiyah (MTS/SMP) didaerah Kediri, lulus Tahun (1980) 3. Madrasah Aliyah (MA/SMA) didaerah Cirebon, lulus Tahun (1984) 4. Dipondok pesantren Al-Falah, didaerah Kediri, lulus Tahun (1986) 5. Perguruan Tinggi Al-Aqidah di Fakultas Usuludin Jurusan Dakwah. Didaerah Kayu Manis.7
4
Wawancara dengan bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Rt 017/Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur 5 Hasil wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04 Juni 2013, tempat studio 3 MNC TV, Jalan Pintu II-TMII, Jakarta Timur 6 Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 7 Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada tanggal 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II- TMII, Jakarta Timur
35
C. Karya-karyaDra. Hj Qurrota A’yunin Selain mempunyai kemampuan dalam berdakwah, Qurrota A’yunin juga aktif, membuat tulisan/menulis buku-buku Islami dan lagu-lagu Religi.8 1. Karya Tulis Bentuk buku yang sudah terbit a. Gara-gara sepatu Nabi Idris masuk Surga b. Perdebatan sengit antara calon jenazah dengan Malaikat Izroil c. Pertolongan sehelai bulu d. Teman-teman Setan e. Detik-detik menjelang wafatnya Rasulullah SAW 2. Media Kaset Berupa lagu-lagu Islami Selain menerbitkan buku-buku hasil karyanya, Qurrota A’yunin juga menerbitkan beberapa kaset, sebagai salah satu pesan dakwah. a. Senandung Istigfar b. Muqoddimah c. Astaghfirullah d. Assalamualaik e. Do’a Penutup9 3. Taman Hati Taman hati adalah sebuah program acara yang dipersembahkan oleh MNC TV setiap Kamis dan Jumat pagi pukul 04.30 WIB. Program taman hati mulai ditanyangkan akhir tahun 2009 sampai sekarang masih tetap
8
Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur 9 Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
36
eksis bahkan acara ini mendapat rating yang cukup tinggi dari berbagai acara yang sejenisnya. Program ini menampilkan karya Qurrota A’yunin berupa ceramah atau dakwah Islamiyah yang telah diproduksi oleh producer Taman Hati. Bahkan sampai saat ini banyak jama’ah yang mendaftar untuk hadir langsung ke studio MNC TV mengikuti ceramah agama yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin.10 Keberhasilan Qurrota A’yunin dalam berdakwah tersebar luas mulai dari Sabang sampai Merauke, sampai-sampai susah mengatur jadwal karena banyak undangan untuk meminta Qurrota A’yunin mengisi ceramah keagamaan.
11
Hal itu tentunya tidak lepas dari bantuan mass
media elektronik seperti stasiun televisi swasta MNC TV, yang pertama kali memperkenalkan Qurrota A’yunin dengan masyarakat luas sampai sekarang ini. D. Kehidupan Sosial, Budaya dan Agama Dra. Hj Qurrota A’yunin 1. Kehidupan Sosial Dra. Hj Qurrota A’yunin Daerah yang pernah Qurrota A’yunin tempati selama pendidikannya, ternyata banyak membawa pengaruh yang tidak sedikit, di samping ilmu agama yang Qurrota A’yunin dapatkan juga banyak ilmu pengetahuan umum. Proses sosialisasi juga banyak memberikan sumbangsih ke arah pemikirannya dalam bermasyarakat. Karena kepandaiannya Qurrota A’yunin dalam bidang dakwah, menjadikan Qurrota A’yunin dapat 10
Hasil wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04 Juni 2013, tempat studio 3 MNC TV, Jalan Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 11 Wawancara dengan pembawa acara Taman hati, Ustadz Ali Zainal Abidin pada tanggal 23 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV, Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
37
bersosialisasi kepada banyak kalangan, baik kepada orang tua, para alim ulama, aparat pemerintah bahkan para artis. 2. Kehidupan Budaya Dra. Hj Qurrota A’yunin Di sekitar lingkungan Qurrota A’yunin tinggal saat ini banyak terdapat berbagai kebudayaan, mulai dari budaya Sunda, Jawa, Sumatera, dan Betawi. Karena Qurrota A’yunin pandai bergaul dengan berbagai kalangan, sehingga tidak membuat Qurrota A’yunin sulit untuk beradaptasi, Qurrota Ayunin juga hampir bisa menguasai bahasa daerah.12 3. Kehidupan Agama Dra. Hj Qurrota A’yunin Penduduk kampung Pulo Rt 17Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timurdaerah tempat tinggal Qurrota A’yunin merupakan penduduk yang mayoritas Islam, kehidupan beragama ditengah-tengah masyarakat sangat penting karena agama merupakan unsur mutlak dalam mencapai keadaan masyarakat yang aman dan nyaman serta damai dan tentram dalam membina masyarakat di kehidupan sehari-hari. Hampir setiap perayaan hari besar agama Qurrota A’yunin mengadakan tablig akbar
di
kediamannya. 13 E. Perjalanan Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin Perjalanan dakwah Qurrota A’yunin berawal dari semangat yang sangat kuat serta keinginan untuk mencapai ridha Allah SWT. Dengan dukungan dan pendidikan yang diberikan keluarga kepada Qurrota A’yunin akhirnya 12
Wawancara dengan bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Rt 017/ Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur 13 Wawancara dengan ketua RT Bapak Madini, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Penggilingan Cakung Jakarta Timur
38
sekarang Qurota A’yunin menjadi salah seorang da’iyah yang dipandang kemampuannya dalam menyampaikan dakwah kepada masyarakat luas. Qurrota A’yunin memulai dakwahnya dari musholla ke musholla, dari majlis ke majlis, dari masjid ke masjid. Sampai sekarang kegiatan dakwah Qurrota A’yunin masih terus berjalan, dakwah yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin mendapat sambutan atau respon yang positif dari kalangan masyarakat. Qurrota A’yunin tidak pernah tidak datang atau menolak jika diundang, kecuali jika ada halangan seperti, urusan keluarga atau sakit.14 Dakwahnya terus berkembang dan semakin mendapat sambutan dari masyarakat ketika Qurrota A’yunin hijrah ke Jakarta pada tahun 1986. Meskipun baru berusia (20) dua puluh tahun ia sudah ceramah keberbagai daerah di Indonesia.15 Bahkan untuk memperluas jangkauan dakwahnya, Qurrota A’yunin memberanikan diri mengirimkan rekaman ceramah kebeberapa stasiun televisi. Namun ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Dakwah Qurrota A’yunin memang diterima oleh masyarakat, tapi untuk bergabung di stasiun televisi tampaknya banyak aspek yang perlu diperhatikan.16 Berbagai upaya yang dilakukan Qurrota A’yunin dalam mensyiarkan dakwah baik di masyarakat maupun ke berbagai media akan tetapi tidak mendapatkan sambutan yang baik, bukan Qurrota A’yunin namanya kalau gampang menyerah. Meski ditolak ia tidak putus asa bahkan aktivitasnya 14
Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 15 Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat STUDIO 3 mnc TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 16 Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
39
semakin padat, karena bagi Qurrota A’yunin dakwah adalah kewajiban sebagai seorang hamba. Melalui media televisi atau bukan, dirinya harus tetap berdakwah. Demi syiar Islam, Qurrota A’yunin tetap bersabar bahkan semakin semangat dalam berdakwah. Tidak lupa ia juga begitu bersyukur kepada Allah SWT atas apa yang telah dicapai oleh-Nya. Qurrota A’yunin berpedoman dengan surat Al-Qura’an yang artinya“ Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadaMu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Qs. Ibrahim (14): 7.
Artinya: dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Pada tahun 2007, sahabat Qurrota A’yunin yang tidak lain anak komedian H. Jaja Miharja, yaitu Fita mengirimkan rekaman ceramah Qurrota A’yunin terbaru ke TPI (kini MNC TV).17 Ternyata semua Creew bahkan juga Manajemen, menyukai cara dan metode ceramah Qurrota A’yunin, yang dinilai berbeda dengan muballighah lainnya. Sejak itulah Qurota A’yunin dipercaya mengisi salah satu program religi di TPI dengan dipandu oleh Ustadzah Lulu Susanti, S.Pd.I tapi sekarang diganti oleh Ustadz Ali Zainal Abidin (Ali Limau) dengan alasan penyegaran.18 Dalam menyampaikan misi dakwahnya, Qurrota A’yunin sering kali diundang diberbagai kota seperti: Lampung, Tasikmalaya, Kalimantan Timur,
17
Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 18 Wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04 juni 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan pintu II TMII Jakarta Timur.
40
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Manado, Sulawesi, Gorontalo, Bali, Bandung, Jakarta, Bogor, Tanggerang, Banten, Bekasi, Karawang, Medan, Padang, Palembang. Selain itu juga rombongan yang pernah hadir langsung di taman hati yaitu, berasal dari daerah, Padang, Makasar, Kalimantan, Palang karaya, Jawa seperti Surabaya, Pekalongan, Banten kebanyakan sekitar Jakarta, Lampung, Palembang, Medan, Padang, kalau dari Sumatera hampir pernah semua datang ke MNC TV. 19 Selain berdakwah di negeri sendiri, Qurrota A’yunin juga pernah mengisi atau berdakwah di luar negeri seperti, Brunei Darussalam, waktu itu Qurrota A’yunin diundang langsung oleh istri Datok Hasanah Bolqiah mengisi ceramah agama disana.20 Eksistensi dan kemampuan Qurrota A’yunin dalam dunia dakwah sudah tidak diragukan lagi. Walapun notabene mad’unya ibuibu, tetapi Qurrota A’yunin mempunyai kharismatik tersendiri dalam berdakwah.21 Perjalanan dakwah Qurrota A’yunin begitu banyak hal-hal yang tidak mudah untuk dilalui, akan tetapi karena Qurrota A’yunin sebagai seorang da’iyah yang mempunyai semangat tinggi dalam menjalankan tugas, Qurota A’yunin
menggunakan
metode
dakwahnya
dengan
cara
Bil
lisan
berkomunikasi langsung dengan mad’unya, dalam berdakwah lebih banyak menyukai kalangan ibu-ibu dengan kharismatiknya.22 Akan tetapi apa yang telah diuraikan menurut Qurrota A’yunin tentang da’i dan da’iyah yang 19
wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04 Juni 2013, tempat studio 3 MNC TV, Jalan Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 20 Wawancara dengan Qurrota A’yunin, Pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II TMII, Jakarta Timur. 21 Wawancara dengan ketua RT Bapak Madini, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Penggilingan Cakung Jakarta Timur 22 Wawancara dengan Ibu Afillah Jama’ah Taman Hati Asal Lampung, Pada 23 April 2013, tempat Masjid MNC TV.
41
profesional yaitu bisa menyampaikan pesan dakwahnya, dan pesan dakwah itu bisa diterima dan diamalkan oleh jama’ahnya.23 Selain itu Qurrota A’yunin menyarankan kepada generasi muda yang menekuni bidang dakwah pertama setelah nanti jadi orang, pakailah ilmu padi, jangan merasa diri lebih, kalau bisa merasa diri paling bodoh diantara yang lain, jadi kalau seandanya ada celaan kita tidak sakit hati, dan yang kedua pesan untuk para da’i dan da’iyah muda, dalam segi penyampaian mahroj itu harus diperhatikan terutama dalam bahasa Arab, karena , bahasa Arab itu beda huruf beda arti/makna.24 Qurrota Ayunin mampu merangkul khalayak luas seperti, ibu-ibu untuk semakin mendekatkan diri kepada jalan yang diperintahkan Allah SWT.25 Akan tetapi dalam menjalankan aktivitas berdakwah tidak boleh adanya paksaan atau memaksa kepada mad’unya, ataupun kepada sasaran dakwah, karena hal itu bisa dilakukan dengan cara pelan-pelan dan melalui proses misalnya, mengajak seseorang untuk melakukan shadaqah, jika yang diajak tidak mau maka seorang da’i atau da’iyah harus sabar untuk mengajaknya sehingga akhirnya orang tersebut mau untuk menginfakan hartanya ke jalan Allah SWT.26 Dalam perjalanan dakwah Qurrota A’yunin mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu, disetiap ceramahnya Qurrota A’yunin selalu menggunakan 23
Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 24 Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 25 Wawancara dengan Ibu Murni Jama’ah Majlis Taklim Ar-Rahman, pada 11 Oktober 2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman. 26 Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
42
kitab kuning, kalau saya mau mengisi ceramah terutama di MNC TV saya mempersiapkan kitab-kitab klasik, kitab-kitab kuning, ya boleh dibilang kitab Arab gundul itu karena saya pengen mengembalikan ketradisionalan waktu saya dipesantren ya biar dikenang, dan diingat-ingat lagi, makanya saya tetap pakai
kitab
kuning,
bukanya
melarang
untuk
pakai
alat-alat
teknologi/komunikasi yang lebih cangih tapi itu lah cara saya.27 Dakwah Qurrota A’yunin adalah dakwah yang sangat membimbing dan mendidik bagi setiap masyarakat luas. Karena dakwahnya mengandung nilainilai ke-Islaman yang sangat tinggi.28 Menurut
Qurrota A’yunin kenapa
sampai sekarang masih istiqomah dalam berdakwah, karena dakwah itu kewajiban dalam Islam untuk menyampaikanya, bukan hanya seorang da’i dan dai’yah atau ulama saja melainkan setiap manusia yang sudah mampu dan mengetahui banyak tentang sesuatu yang akan disampaikan, intinya adalah kebenaran dari Allah yang harus disampaikan wajib kepada semua orang.29 F. Tujuan dan Sasaran Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin Tujuan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu organisasi, adalah suatu kegagalan apabila suatu kegiatan dilakukan tanpa tujuan yang hendak dicapai. Tujuan adalah landasan utama dan menjadi dasar bagi penentuan sasaran dan strategi atau kebijaksanaan serta langkah-langkah oprasional suatu organisasi. 27 Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 28 Wawancara dengan Bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Penggilingan Cakung Jakarta Timur 29
Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
43
Qurrota A’yunin mempunyai tujuan yaitu, Menyampaikan pesan dakwah kepada para jama’ah supaya mengerti, kalau yang tadinya sudah mengerti bisa mengamalkan dan yang belum mengerti biar mengerti dan mengamalkan. Kegiatan tablig umum adalah bertujuan untuk syi’ar Islam (menyebar luaskan agama Islam), dan untuk membentuk kesatuan umat Islam, sama halnya dengan tujuan dakwah yang ingin dicapai oleh Qurrota A’yunin.30 Dengan berdakwah kepada beragam kalangan masyarakat, mulai dari masyarakat kelas atas sampai menegah ke bawah, Qurrota A’yunin mengharapkan tersampainya pesan dakwah dengan lebih merata dan efektif. Sehingga semakin banyak umat Islam yang mampu memahami ajaran-ajaran agama dengan lebih mendalam. Melalui dakwah yang banyak memaparkan kandungan isi Al-Qur’an dan Hadits, Qurrota A’yunin bermaksud mengakrabkan kedua kitab tersebut kepada masyarakat muslim agar Al-Qur’an dan Hadits senantiasa menjadi pedoman hidup bagi mereka. Untuk mengapai kebahagian didunia dan kebahagian diakherat.31 G. Tahapan-tahapan Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin Dalam rangka melaksanakan tugas
dakwah
untuk
menjadikan
kepribadian manusia (individu) yang kokoh, tangguh, serta utuh, sehingga pada akhirnya dapat diterima oleh masyarakat luas demi untuk keselamatan 30
Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur. 31 Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
44
dunia dan akhirat. Hal ini tidak terlepas dari sebuah tahapan yang harus dilakukan oleh Qurrota A’yunin secara terus-menerus, terprogram dan berjalan secara alamiah sampai saat sekarang ini masih terus berjalan. Adapun tahapan-tahapan yang ditempu Qurrota A’yunin sebagai berikut : 1. Pendekatan atau pembinaan Pembekalan dai’yah Qurrota A’yunin adalah tahapan sebelum terjun langsung ke majlis-majlis dengan cara: a. Menjadi figur Teladan Bahasa perbuatan jauh lebih efektif dari kata-kata. Usahakanlah yang kita ucapkan sesuai dengan perbuatan kita (as-shaf: 2-3),” hai orangorang yang beriman, mengapa kamu katakan apa yang tidak kamu perbuat, amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan”. Seperti apa yang telah di lakukan oleh Qurrota A’yunin sebelum melakukan dakwah selalu mengeluarkan kata-kata yang baik terhadap siapapun baik dilingkungan keluarga maupun di masyarakat, dan jika Qurrota A’yunin mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas selalu mengucapkan istigfar dan meminta maaf kepada jama’ah dan memohon ampun kepada Allah SWT. Qurrota A’yunin juga selalu mengajak dan mengajurkan kepada para mad’unya ketika berceramah agar berbicara yang baik-baik saja dan yang penting saja supaya tidak salah ngomong/bicara, apa lagi mengunjing orang lain itu dilarang oleh Allah SWT dalam Al- Quran.32 32
Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
45
b. Berdakwah Dengan ilmu Pengetahuan Berdakwah dengan ilmu pengetahuan dan penuh persahabatan, seperti dalam surat an-Nahl 125,” serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih tau siapa yang tersesat dari jalanya. Dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk”. Dalam berdakwah Qurrota A’yunin tidak hanya dakwah, tapi dengan persiapan ilmu yang dipelajari semasa sekolahnya dan didikan pada masa kecil dari orang tua, Qurrota A’yunin berdakwah berdasarkan ilmu yang dipelajari seperti Al-Quran, hadits dan kitab-kitab klasik.33 c. Berbicara dengan baik Islam memerintahkan umatnya untuk beradap dan beretika dalam berbicara. Bahasa yang terbungkus dan penuh kesopan santun, lemah lembut dalam bertutur sapa, penuh kasih terhadap sesama halus dalam tutur kata serta menyejukan hati adalah kunci keberhasilan seorang da’i dalam merebut simpati. Qurrota A’yunin selalu berbicara baik kepada siapapun yang ajak bicara pada anak kecil sekali pun, karena berbicara yang baik merupakan suatu ibadah, dalam berdakwah harus memberikan contoh yang baik, seperti halnya perkataan dalam penyampaian dakwah dan kehidupan sehari-hari, begitu juga halnya yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin dan keluarganya. 33
Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
46
2. Mengatur Jadwal Ceramah Jadwal dakwah Qurrota A’yunin tentunya disesuaikan dengan kegiatan yang lain, dan juga ketika di MNC TV tentunya dari pihak MNC TV bagian programing yang mengatur jadwal syuting tapi ketika Qurrota A’yunin ceramah diluar selain di MNC TV yang mengatur jadwal ceramahnya yaitu putra angkatnya sendiri yang menjadi asisten.34 3. Pendekatan Kepada Masyarakat Langkah awal ketika ceramah Qurrota A’yunin adalah dengan menguasai suasana podium (tempat penyampaian ceramah) yaitu harus, mampu mengambil simpati mustami (pendengar atau jama’ah). Hal ini dapat dilakukan dengan cara : a. Menggunakan tehnik retorika tangan yang sesuai dengan kadar bahasa yang diungkapkan. b. Mengatur intonasi nada (tinggi atau rendah) sesuai semaksimal mungkin agar dapat dibedakan atara nada keras atau tinggi, dan lembut atau pelan. c. Menggunkan unsur humor. d. Canda yang sehat dan bersahabat. e. Menggunakan bahasa ungkapan lain logika-logika yang mudah dicerna oleh jama’ah. f. Menggunakan nyayian secara sepontanitas ketika menyampaikan ceramah g. Diiringi oleh qosidah dan gambus ketika ceramah.
34
Hasil wawancara dengan producer Taman Hati, pada tanggal 04 Juni 2013, tempat studio 3 MNC TV.
47
4. Evaluasi Dalam Aktivitas Dakwah Evaluasi dilakukan Qurrota A’yunin, setelah usaha yang sangat intensif
yang dilaksanakan, maka Qurrota A’yuinin tidak lupa untuk
memohon bantuan (dalam do’a) pada Allah agar ceramah yang disampaikan benar-benar diterima dengan baik dan dilaksanakan oleh masyarakat . kemudian meminta maaf setelah ceramah kepada mad’u, dan meminta maaf kepada Allah SWT. Dengan adanya evaluasi para da’i dapat memperbaiki diri dengan lebih baik. Selain itu Qurrota A’yunin setelah ceramah selalu melihat hasil ceramahnya dari kaset untuk melihat apa yang harus diperbaiki, ini bertujuan supaya apa yang sampaikan benarbenar sesuai dengan yang syariat Islam.35 Dengan melakukan analisis diskriptif maka diketahui kekuatan atau pendukung dakwah yang dimiliki Qurrota A’yunin yaitu dari segi internal, latar belakang pendidikan Qurrota A’yunin adalah sarjana Islam, dan pernah mondok menjadi santri, sehingga ilmu pengetahuan yang Qurrota A’yunin miliki tentu cukup memadai untuk melakukan dakwah. Sedangkan dari segi konsentrasi Qurrota A’yunin berdakwah, sudah sejak sekolah dasar mulai ceramah mengisi muhadoroh didepan temantemannya sampai sekarang masih aktif berdakwah dimajlis-majlis taklim dan melalui media televisi. Kemudian dari segi eksternal (segi masyarakat), tentunya ada kegairahan untuk memperdalam dan membutuhkan sentuhan-sentuhan 35
Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.
48
keagamaan khususnya, dikalangan para ibu-ibu rumah tangga yang sibuk dalam berbagai aktivitas dikantor dan pegawai swasta maupun negeri. Dalam setiap melaksanakan kegiatan dakwah, maka tidak heran dan tidak mustahil akan ditemukan masalah-masalah yang dapat menghambat kelancaran dalam menyampaikan materi dakwahnya baik, itu factor dari internal maupun dari eksternal. Adapun hambatan-hambatan dari dalam (internal) yang dialami Qurrota A’yunin adalah masalah kecapean, adapun profesi kesibukan keseharian disamping sebagai juru dakwah, Qurrota A’yunin
juga
rekaman lagu-lagu Islami sehingga dari sekian banyak kesibukan dan aktivitas dakwah itulah yang sering membuat kecapean. Hambatan dari faktor eksternal adalah ganguan dari soud system, karena itu sangat berpengaruh ketika soud system tidak bagus maka secara tidak langsung dakwah yang disampaikan akan berkurang ke efektifanya. Sedangkan untuk menanggulangi hambatan-hambatan yang bersifat eksternal seperti yang telah disebutkan diatas, Qurrota A’yunin berusaha menyampaikan materi dakwah dengan sebaik mungkin, karena kiprah atau aktivitas dakwah yang dilakukan adalah semata-mata untuk mengharapkan dan melaksanakan perintah Allah SWT yang telah disebutkan dalam AlQur’an yaitu melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar. Qurrota A’yunin juga menyadari bahwa aktivitas-aktivitas dakwah yang dilakukannya tidak langsung dapat diterima oleh masyarakat luas, namun terus menerus berusaha setahap demi setahap untuk menyakinkan
49
masyarakat tentang kebenaran yang disyi’arkan dalam dakwahnya. Karena ketika permulaan bahkan akhir hayat Rasulullah SAW, selalu mendaptkan berbagai macam tantangan dan hambatan dalam usaha untuk menyi’arkan agama Allah SWT, kepada segenap manusia yang ada di muka bumi. Hal inilah yang memberi motivasi Qurrota A’yunin untuk tetap melakukan perjuangan dakwahnya. Perjuangan Qurrota A’yunin bukan suatu hal yang gampang dan mudah, karena umat Islam seperti dikota-kota besar/metropolitan seperti sekarang ini yang sangat rentan dengan pengaruh-pengaruh negatif yang timbul, hal ini dipengaruhi budaya asing yang lebih condong bersifat negatif yang akan membawa perubahan tehadap tingkah laku umat Islam itu sendiri. Dengan demikian keberadaan Qurrota A’yunin, sangat dibutuhkan sekali di tengah-tengah kehidupan masyarakat sekarang ini dalam upaya memberikan
pencerahan
demi
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
masyarakat dalam melaksanakan dakwahnya kepada jalan yang diridhai oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.
BAB IV AKTIVITAS DAKWAH DRA HJ QURROTA A’YUNIN A. Bentuk-Bentuk Aktivitas Dakwah Qurrota A’yunin 1. Dakwah BilLisan Penggunaan dakwah dalam bentuk bill lisan ini sering dipakai oleh Qurrota A’yunin dalam kegiatan dakwahnya seperti. a. Pengajian Mingguan Ibu-ibu Dalam rangka mencerdaskan umat Qurrota A’yunin yang sekarang memiliki aktivitas dakwah yang cukup sibuk, Qurrota A’yunin masih menyempatkan diri untuk berbagi ilmu khususnya ilmu agama mulai dari masjid ke masjid dari majlis taklim-kemajlis taklim. Seperti Qurrota Ayunin mengisi pengajian diantaranya: 1) Majlis Taklim Ar-Rahman, di daerah Bintara Jaya Pimpinan Hj Rosdiyati Pelaksanaan pengajian rutin
dilaksanakan setiap hari
Jum’at Siang Jam 13.30-15.00 yang dipimpin oleh Qurrota A’yunin. 2) Masjid Al –Baroqah di daerah Pengilingan setiap Sabtu pagi 08-10 3) Al-Istiqomah dilaksanakan sesuai permintaan jama’ah 4) An- Nuriyah dilaksanakan sesuai permintaan jama’ah 5) Darl- Mutaqin dilaksanakan sesuai permintaan jama’ah1 Pengajian tersebut umum untuk semua kalangan, baik ibu-ibu yang bekerja maupun ibu rumah tangga. Jama’ah yang hadir disetiap pengajiannya cukup banyak, yaitu terdiri dari kebanyakan kalangan ibu1
Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman daerah Bintara Jaya.
50
51
ibu yang berasal dari lingkungan tempat tinggal maupun dari luar lingkungan tempat tinggal Qurrota A’yunin. Kemudianmateri yang dibahas dalam setiap pengajian berganti-ganti sesuai permintaan jama’ahnya, seperti pembahasan mengenai akhlak, syariat, aqidah. Pengajian ini bertujuan untuk membimbing ibu-ibu supaya mengerti dan memahami ilmu agama dengan baik serta dapat mengamalkan didalam kehidupan sehari-hari. Adapun teknik pelaksanaannya yaitu: 1) Pembukaan yang dipimpin oleh moderator 2) Penyampaian materi 3) Tanya jawab 4) Doa dan penutup2 b. Peringatan Hari Besar Islam Dalam menjalankan kegiatan dakwahnya QurrotaA’yunin juga sering diundang untuk mengisi peringatan-peringatan hari besar Islam, seperti Maulid Nabi, Isra Mi’raj, serta peringatan hari besar Islam lainya, dengan mengadakan Tablig Akbar, selamatan maupun pengajian, selain sering diundang untuk mengisi peringatan hari besar Islam dimajlis taklim dan masjid, Qurrota A’yunin juga rutin mengadakan dikediamannya sendiri, seperti memperingatin Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri oleh warga setempat maupun jama’ah Qurrota A’yunin dari berbagai daerah.3
2
Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman daerah Bintara Jaya. 3 Wawancara dengan Ketua RT/017, bapak Madini, tempat kediamanya daerah kampung pulo Rt 17Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur
52
c. Dakwah Melalui Media Elektronik Pengajian yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin tidak hanya melalui majlista’lim, melainkan juga lewat media massa seperti, media elektronik kegiatan dakwah QurrotaA’yunin di stasiun TV Swasta di Indonesia dimulai daritahun 2009 akhir Sampai akhir tahun 2013. Pertama kali QurrotaA’yunin dalam ceramahnya di TV swasta yaitu MNC TV. Dari sinilah mulai terangkat nama Qurrota A’yunin dan dikenal oleh masyarakat Indonesia, Qurota A’yunin menjadi nara sumber tetap di MNC TV, yang ditanyangkan pada hari Kamis dan Jum’at jam 04.30 pagi dalam acara” Taman Hati”. Materi yang disampaikan seperti, aqidah, syari’at, akhlak.4 Adapun majlis taklim yang pernah datang langsung ke studio MNC TV untuk mengikuti syuting taman hati yaitu. 5 1) Majlis Taklim Dzarul Hijrah, daerah Citangkel, Cilegon Banten 2) PKK Darma wanita pemda lampung, Tanggamus, kota AgungLampung 3) Majlis Taklim Syafinatu Jannah, Muara Angke Jakarta. 4) Majlis Taklim Nurul Jannah, Kerawang 5) Majlis Taklim Miftahul Hasanah, Rajeg- Tanggerang 6) Majlis Taklim Aisyah, Sijunjung, Padang- Sumatera Barat 7) Majlis Taklim Darul Takwa, Ciampea- Bogor.
4
Wawancara Qurrota A’yun, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu IITMII, Jakarta Timur. 5 Hasil dari observasi penulis saat mengikuti pengajian pada Syuting Taman Hati, tempat MNC TV
53
8) Majlis Taklim, Al-Ikhlas, Cilicing Jakarta Utara 9) Majlis Taklim Jamiatu Nur, Cilegon- Banten 10) Majlis Taklim Khoerunnisa, Bandung d. Berdakwah Keberbagai Daerah Selain berdakwah di majlis taklim, masjid, dan di media Qurrota A’yunin juga sering diundang ceramah agama berbagai kota di tanah air antara lain: Lampung, Tasikmalaya, Kalimantan Timur, Timika, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Manado, Sulawesi, Gorontalo, Bali, Bandung, Jakarta, Bogor, Tanggerang, Banten, Bekasi, Karawang, Medan, Padang, Palembang. Bulan Oktober 2013 Qurrota A’yunin diundang oleh Pemdah Sumsel khususnya di kabupaten lubuk linggau Qurrota
A’yunin
menyampaikan
ceramah
didepan
masyarakat
setempat.6 e. Berdakwah diLuar Negeri Selain berdakwah di negeri sendiri Qurrota A’yunin juga pernah berdakwah ke negeri Brunei Drussalam. 2. Dakwah Bil Hall Dakwah bil hall adalah dakwah yang digunakan dengan perbuatan nyata yang meliputi keteladanan. Dakwah bilhall dapat dilakukan oleh setiap individu tanpa memiliki keahlian khusus dalam bidang dakwah. Dakwah bil hall dapat dilakukan misalnya dengan tindakan nyata dan hasilnya 6
dapat
dirasakan
secara konkret
di
masyarakat,
seperti
Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman daerah Bintara Jaya.
54
pembangunan rumah sakit, pondok pesantren dan fasilitas-fasilitas lain yang dapat digunakan untuk kemaslahatan umat. Adapun dakwah bil hall yang dilakukan oleh QurrotaA’yunin seperti : a. Menyantunin anak-anak Yatim masalah waktu tidak ditentukan b. Menyantunin kaum Dhuafa masalah waktu tidak ditentukan c. Mengadakan Sunatan Massal musim libur sekolah d. Bersilaturrahmi kepada DKM dan beberapa majlis taklim e. Berencana mendirikan pondok pesantren putri didaerah kecamatan Rengas Dengklok kabupaten Karawang Jawa Barat.7 3. Dakwah Bil al-Qalam Dakwah bi al-qalam adalah dakwah yang dilakukan melalui tulisan, dakwah ini memerlukan keahlian khusus dalam menulis, merangkai katakata sehingga orang yang membacanya dengan mudah memahami dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dakwah tersebut dapat dilakukan melalui media massa seperti surat kabar, majalah, buku, buletin maupun internet. Selain berdakwah dengan Bil Hall, Quurota A’yunin juga berdakwah dengan cara tulisan (menulis), bagi Quurota A’yunin berdakwah melalui tulisan lebih abadi dibandingkan dengan lisan. Hal ini terbukti dengan berbagai judul karya tulis buku dan kaset Islami yang telah Qurrota A’yunin hasilkan antara lain:
7
Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman daerah Bintara Jaya.
55
a. Karya Tulis Bentuk Tulisan (Buku) yang Sudah Terbit 1) Gara-gara sepatu Nabi Idris Masuk Surga(Kitab Durotu Nasehi) Cerita Nabi Idris, Nabi Idris Pengen jajalin wafat, akhirnya dicabut nyawanya sementara, setelah wafat benaran jalan-jalan ke Neraka hingga sampai ke Surga, ketika sampai di Surga Nabi Idris punya siasat, artiya tidak mau ke luar dari Surga tetapi tidak mau menyinggung perasaan Malaikat Izroil yang waktu itu gantariin, jadi sepatunya ditaru di bawah pohon.8 2) Perdebatan sengit antara calon jenazah dengan Malaikat Izroil (dakotu akbar) Karena pada
saat Malaikat Izroil mau menyabut nyawa kita,
anggota tubuh manusia memberikan perlawann, Mau dicabut dari mata, kata mata tidak bisa karena mata selalu saya gunakan untuk membaca Al-Quran, kalau nanti saya meninggal gara-gara dicabut dari mata bagaimana kalau nanti saya mau membaca Al-Quran.9 3) Pertolongan sehelai bulu Kisah ada salah seorang yang suka dan gemar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat yang gak habis-habis, tetapi pada suatu ketika dia menangis takut dengan siksa api Neraka, tetapi dia tetap masuk Neraka karena amal perbuatan baiknya sangat sedikit sedangkan perbuatan jelek banyak,
kemudian air mata min
Hosyatillah komplent.10 8
Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman daerah Bintara Jaya. 9 Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman daerah Bintara Jaya. 10 Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman daerah Bintara Jaya.
56
4) Teman-teman Setan Teman-teman setan itu diantaranya orang yang yang menyimpang dalam jalur perintah Allah, diantaranya Hakim yang tidak adil itu benar-benar temannya setan. 5) Detik-detik menjelang wafatnya Rasulullah SAW Intinya bagaimana proses Rasulullah pada saat mau dicabut nyawanya b. Media Kaset Berupa lagu-lagu Islami 1) Senandung Istigfar Setiap manusia melakukan maksiat harus diiringi dengan membaca Istiqfar Sebagai penghapus dosa, jadi kalu kita melakukan dosa akan terhapus dengan kita banyak-banyak membaca istigfar.11 2) Muqoddimah Itu didalamnya terdapat ucapan-ucapan/ pembukaan Qurrota A’yunin ketika mau memulai menyampaikan isi ceramahnya. 3) Astaghfirullah Didalamnya terdapat makna minta maaf dan ampun kepada Allah. 4) Assalamualaik Kalau kita mau ziarah kemakam Rasulullah, kita ngucapkan Asslammualikum
Ya
Rasulullah
Asslammualaikum
Ya
Habiballah.12
11
Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman daerah Bintara Jaya. 12 Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman daerah Bintara Jaya.
57
5. Do’a Penutup Didalamanya terdapat doa yang sering kita panjatkan doa sapu jagat mintak keselamatan baik didunia maupun diakhirat.13 c. VCD Dakwah 1) Perempuan Penghuni Surga 2) Kenapa Do’a Tertolak B. MateriDakwah Dra. Hj QurrotaA’yunin. Jika dikaji dalam sudut pandang ruang lingkup materi dakwah, materi yang disajikan oleh Qurrota A’yunin mencakup tiga ruang lingkup materi dakwah (aqidah, syari’ah, akhlak) secara menyeluruh. Secara spesifik ruang lingkup materi dakwah Qurrota A’yunin dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Materi Aqidah Materi aqidah sangat releven dengan keadaan dan kebutuhan manusia yang beragama (Islam). Allah pun menegaskan sekaligus memerintahkan manusia untuk masuk kedalam Islam secara menyeluruh dan tidak hanya setengah-setengah. Hal ini dapat terlihat pada salah satu firman-Nya, surat Al-Baqarah ayat 208:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
13
Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, tanggal 11-10-2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman daerah Bintara Jaya.
58
Ayat di atas menegaskan bahwa proses Islamnya seseorang tidaklah didasarkan pada faktor keturunan atau terlebih lagi faktor takut diasingkan akan tetapi harus didasarkan pada kebesaran dalam menentukan pilihan hati. Kebebasan dalam hidup termasuk didalamnya dalam hal memeluk kepercayaan merupakan hal yang sangat vital. Pemelukan atau pemilihan agama (ideologi kepercayaan) yang tidak bebas dipengaruhi atau bahkan dipaksa oleh pihak lain hanya akan semakin mengaburkan agama itu sendiri. 2. Materi Syari’at Materi syariat yang dipaparkan oleh Qurrota A’yunin jika dikaji secara mendalam lebih mengarahkan dan mengingatkan umat Islam akan statusnya. Penjelasan tentang syari’at-syari’at yang mengatur hubungan manusia dengan Allah melalui aturan-aturan peribadatan manusia kepada Allah merupakan gambaran dakwah terkait dengan status manusia sebagai makhluk Allah yang sudah seharusnya mematuhi setiap syari’at yang telah diatur Allah seperti syari’at berikut ini : a. Sholat Materi dakwah yang berhubungan dengan syari’at atau aturan yang diberlakukan oleh Allahkepada manusia terkait dengan tugas atau kewajiban manusia kepada Allah, didalam pesan materi dakwah Qurrota A’yunin“ sesungguhnya kita di ciptakan bukan tanpa tujuan. Allah menjadikan manusia dan seluruh makhluk lainnya dengan satu tujuan utama yakni beribadah kepada Allah SWT.
59
b. Syari’at berprilaku kepada alam semesta Pada sisi lain Allah SWT juga memerintahkan dalam syari’at Allah SWT kepada manusia berkenaan dengan aturan-aturan dalam berhubungan dengan sesama makhluk. Seperti bagaimana kita memperlakukan alam semesta. Alam semesta ini memang diciptakan hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia semata, akan tetapi tidak berati bahwa manusia bisa berbuat seenaknya terhadap alam semesta, mengambil dan memanfaatkan tanpa pernah ada usaha untuk melestarikanya. Allah SWT juga telah menjelaskan ketetapan tersebut di dalam firman-Nya surat Luqman ayat 20.
Artinya: tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmatNya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan. Ayat tersebut menjadi penguat hukum bahwasanya alam semesta memang
benar-benar
diciptakan
didayagunakan manusia untuk
untuk
manusia
dan
dapat
keperluan hidupnya. Meskipun
mendapat hak untuk mendayagunakan alam raya, bukan berati umat manusia dapata seenaknya dalam memanfaatkan sumber daya alam.
60
Terlebih lagi pada masa sekarang, dengan berbagai kesulitan hidup, manusia banyak yang melupakan status dan tanggung jawab mereka sebagai makhlukAllah. Waktu yang mereka miliki lebih banyak dihabiskan dan difokuskan untuk mencari harta dunia ketimbang mengenal atau bahkan mendekatkan diri kepada Allah. Mereka juga tidak lagi memperhatikan rambu-rambu (agama) Allah yang seharusnya menjadi acuan dalam mengambil tindakan hidup. Padahal jika dikembalikan kepada nilai-nilai ajaran Islam, status manusia sudah jelas sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi yang harus mampu menjaga, menjunjung tinggi, memperhatikan serta mengamalkan seluruh syari’at yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. 3. Materi Akhlak Akhlak merupakan wujud implementasi sekaligus sebagai tolak ukur Keimanan dan KeIslaman seorang muslim. Pembicaraan sebagai masalah akhlak dalam penyampain materi dakwah Qurrota A’yunin. Menurut penulis mengandung pesan dan dapat diuraikan sebagai berikut: a. Akhlak Bermasyarakat Pesan yang berhubungan dengan akhlak umat Islam dalam bermasyarakat bisa dipahami pada pesan dakwah berikut ini, oleh karenanya dalam berhubungan dengan umat manusia, baik yang seagama (sesama umat Islam) maupun dengan umat yang berbeda agama, sudah seharusnya umat Islam mampu menjaga harmonisasi hubungan manusia sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi
61
Muhammad
SAW
tatkala
membangun
dan
mengembangkan
pemerintah umat Islam di Madinah. Karena sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah hanyalah orang yang paling bertaqwa. b. Akhlak Dalam Berkeluarga Didalam
beberapa
proses
dakwahnya,
masalah
keluarga
senantiasa diikut sertakan sebagai salah satu materi dakwahnya. Pokok bahasan yang ditampilkan pun beraneka ragam. Qurrota A’yunin. Cenderung mengingatkan kembali kepada pasangan suami istri untuk dapat menjaga sikap dan perasaan pasangannya, isi materi yang berkaitan dengan akhlak suami istri di atas, menurut penulis sangat relevan dengan usaha dalam membentuk dan membina rumah tangga. Secara keseluruhan, isi materi dakwah Qurrota A’yunin merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Setiap kali memberikan atau menyampaikan pesan dakwahnya, Qurrota A’yunin senantiasa tidak memisahkan dan memfokuskan pada salah satu ruang lingkup materi dakwah semata. Ketiga ruang lingkup materi dakwah tersebut selalu disajikan secara bersamaan dan menjadi mata rantai yang saling menyambung. Menurut penulis tujuan dakwah Qurrota A’yunin adalah pembentukan dan pendasaran segala aktivitas manusia pada segi pembentukan dan penguatan aqidah. Hal tersebut dapat terlihat pada dakwahnya yang senantiasa menyertakan ibadah (sebagai aplikasi dan bukti keimanan seseorang) sebagai sarana untuk memotivasi mad’u dalam menerima dan melaksanakan pesan-pesan dakwah.
62
Jika diuraikan secara sendiri-sendiri, pada segi agidah dan syari’at, Qurrota A’yunin menekankan pentingnya nilai ketaatan dalam setiap pelaksanaan agidah dan syari’at bagi umat Islam. Sedangkan pada segi akhlak, khususnya akhlak tehadap khalayak ramai, Qurrota A’yunin menekankan pada pentingnya nilai harmonisasi (kerukunan) dalam berakhlak sebagimana harmonisasi yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW ketika memimpin umat di Madinah. 4. Pemilihan Materi Dakwah Salah satu unsur kesuksesan proses dakwah adalah adanya pemilihan materi yang tepat dan berguna. Dikatakan tepat apabila materi yang disajikan benar-benar sesuai dengan kondisi yang sedang dialami oleh mad’u. Sedangkan suatu materi dikatakan berguna manakala isi materi tersebut memiliki nilai kegunaan yang biasanya berhubungan dengan kebutuhan mad’u. Oleh karenanya dalam memilih materi dakwah, seorang da’i tidak dapat dan diperbolehkan melakukanya dengan sembarangan dan berdasar pada kehendak sendiri tanpa sebab. Secara garis besar, materi yang dipilih oleh Qurrota A’yunin lebih banyak mengacu pada dua pola hubungan yang dimiliki oleh manusia, yakni pola hubungan dengan Sang Pencipta disatu sisi dan pola hubungan dengan sesama makhluk Allah disisi lainnya. Sedangkan dalam proses pemilihan materinya, menurut penulis, ada beberapa faktor yang dijadikan dasar oleh Qurrota A’yunin antara lain sebagai berikut:
63
a. Faktor keimanan Setiap proses dakwah senantiasa berhubungan dengan faktor keimanan, yakni bertujuan untuk meningkatkan keimanan mad’u, baik secara wacana maupun prakteknya. Hal itulah yang menjadi salah satu faktor dasar pemilihan materi dakwah Qurrota A’yunin. Selain penekanan terhadap bentuk keimanan dan proses beriman seseorang, Qurrota A’yunin melalui materi dakwahnya dalam ranah keimanan juga menjelaskan tentang tata cara memupuk dan meningkatkan kualitas keimanan seseorang. b. Faktor realita/fenomena sosial Maksud dari realita sosial adalah kondisi atau keadaan nyata yang sedang berlangsung atau berkembang di lingkungan masyarakat. Realita sosial yang menjadi target dari dakwah Qurrota A’yunin di sini tidak hanya menyangkut pada realita sosial yang berhubungan dengan agama semata. Akan tetapi juga melibatkan realita-realita sosial yang secara anggapan umum sedikit berhubungan dengan masalah agama seperti masalah ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya. c. Faktor momentum/peristiwa Pemilihan materi dakwah yang didasarkan pada momentum atau peristiwa sudah seringkali dilaksanakan oleh para da’i dan dai’yah bukan merupakan yang teramat khusus. Pemilihan berdasarkan momentum dalam proses dakwah Quurota A’yunin seperti peringatan Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi Muhammad SAW.
64
d. Faktor kebutuhan mad’u Contoh
pemilihan
materi
berdasarkan
faktor
kebutuhan
mad’unya. Yakni mengenai walimatu arsy, walimatu khitan, walimatu safar, dan lain-lain. Kebutuhan di atas tidak lantas dimaknai sebagai kebutuhan yang bersifat duniawi semata, namun juga kebutuhankebutuhan ukhrawi. C. Metode Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin Dalam kegiatan dakwah, metode merupakan suatu bagian yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu aktivitas dakwah. Selain juga dapat menentukan materi yang disampaikan, metode juga dapat menentukan tahapan-tahapan, apa yang harus di tempuh untuk mencapai tujuan dari aktivitas dakwah yang dilakukan. Dari keseluruhan bentuk-bentuk dakwah yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin lebih banyak menggunakan dakwah bil lisan, yaitu dengan cara ceramah tabligh, komunikasi langsung dengan para jama’ah, dan mengadakan diskusi atau tanya jawab tentang masalah keagamaan. Dengan
demikian
bentuk dakwah Qurrrota A’yunin di samping untuk melakukan upaya-upaya penyadaran umat akan agamanya sendiri (ceramah), juga tentunya pencapaian dakwah. Metode dakwah yang digunakan Qurrota A’yunin, memakai konsep dakwah Rasulullah SAW, yaitu bil hal bil hikmah. Bil hal artinya da’i menjalankan terlebih dulu terhadap dirinya sebagai uswah (contoh) bagi mad’u, baru kemudian disampaikan kepada orang dengan hikmah. Bil hikmah artinya berbicara benar dengan tidak menyinggung orang lain. Kemudian
65
dalam cara berbicara dilihat dengan siapa dan kepada siapa. Ketika berbicara dengan orang yang berilmu memakai mauizdah hasanah, kalau berbicara dengan orang yang keras kepala menggunakan debat ( mujadalah) sedangkan jika berbicara dengan oarang yang tidak berilmu menggunakan kasih sayang. Kemudian dalam ceramahnya Qurrota A’yunin mengamalkan metode dakwah yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl: 125
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Adapun metode dakwah Qurrota A’yunin yang biasa direalisasikan dalam berdakwah kepada para jama’ah sesuai yang dijelaskan dalam AlQur’an sebagai berikut: Metode Bil-hikmah, Mauizah hasanah, dan Mujadalah Bil lati hiya ahsan. 1. Metode Al-Hikmah ( Kebijaksanaan) Kata hikmah dalam bentuk masdarnya adalah ”hukuman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kedzaliman dan jika dikaitkan dengan dakwah berati menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah. Sebagai metode dakwah, al-hikmah di artikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama atau tuhan.14
14
M. Munir, Metode Dakwah ( Jakarta: Prenada Media, 2003), cet. Ke-1, h.8
66
Ketika berdakwah maka serulah mereka dengan hikmah: adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Setiap seseorang yang berdakwah dalam penyampaian dakwah tentunya harus membawahnya benar apa yang di sampaikan. Da’i/da’iyah harus berani mengatakan kebenaran walapun itu pahit pada diri seorang pendakwah dan dalam berdakwah juga harus memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa. Dari berbagai kegiatan dakwah Qurrota A’yunin yang di lakukan banyak sekali seputar keagamaan yang membekas di hati para jama’ah tentang kepribadian Qurrota A’yunin yang mempunyai jati diri yang begitu rendah hati, dan sifatnya tidak sombong dan sosok pribadi bersahaja, bijaksana terhadap lingkungan yang ada disekitarnya, yaitu meliputi keluarga, jamaahnya bahkan masyarakat sekitar, Qurrota A’yunin selalu memberikan fatwahnya dengan berhati-hati dan tidak pernah memaksakan kehendak dirinya, tetapi Qurrota A’yunin selalu mengajak dengan secara perlahan dan tidak langsung memaksa.15 2. Metode Mauizhatil Hasanah ( Nasihat yang baik) Mauizhatil Hasanah terdiri dari dua kata, yaitu mau’izhah yang berarti nasihat, bimbingan, pendidikan dan kata Hasanah yang artinya kebaikan. Jadi bisa di artikan Mauizhah Hasanah adalah ungkapan yang 15
Wawancara pribadi dengan bapak karya (keluarga Qurrota A’yun), tempat kampung pulo Rt 17Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur.
67
mengandung unsur nasihat, bimbingan, pendidikan, dan peringatan yang positif yang bisa dijadikan tuntunan dalam kehidupan sehari-hari agar selamat dunia dan akhirat.16 Dalam Al-Qur’an yaitu penyampaian dakwah harus dengan Mauizhah Hasanah: adalah dengan memberikan contoh yang baik. Dalam diri seorang da’iyah harus memiliki dan wajib mempunyai karakter ini agar seorang pendakwah tidak dikatakan orang yang munafik, artinya ketika berdakwah yang mengajak dan memerintahkan dalam hal kebaikan, tetapi untuk merealisasikan dalam kehidupan pendakwah tidak di terapkan, dan inilah yang banyak di khawatirkan oleh para pendakwah. 3. Metode Mujadalah (perdebatan) Dalam Al-Qur’an Mujadalah adalah berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yan sebaik-baiknya dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat dan tidak memberikan tekanan-tekanan kepada mad’unya sehingga tidak melahirkan permusuhan nantinya. Dengan kata lain Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan denagn memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Pendekatan diskusi dan tanya jawab pada zaman sekarang sering di lakukan lewat berbagai diskusi keagamaan. Da’iyah berperan sebagai
16
M. Munir, Metode Dakwah( Jakarta: Kencana 2006), cet ke-2, h. 17.
68
narasumber jama’ah berperan sebagai audience. Tujuan dari diskusi dan tanya jawab ini adalah untuk membahas dan menemukan pemecahan semua masalah atau problematika yang ada kaitanya dengan dakwah sehingga apa yang menjadi permasalahan dapat ditemukan jalan keluarnya dan penyelesaianya.
BAB V PENUTUP
Dari uraian atau analisis diskriftif penulis tentang Aktivitas Dakwah Dra. Ustadzah Hj. Qurrota A’yunin dalam pelaksanaan tugas dakwahnya dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut : A. Kesimpulan 1. Kegiatan dakwah Qurrota A’yun yang selama ini masih berjalan tidak hanya melalui media televisi saja, melainkan juga di majlis-majlis ta’klim khususnya kalangan ibu-ibu. Aktivitas dakwah Qurrota A’yunin cukup membanggakan. Sedari kecil Qurrota A’yunin telah terbiasa berceramah didepan teman-teman kelasnya, Qurrota A’yunin telah memperaktikkan dakwahnya sesuai dengan pengetahuan, kemampuan, dan usianya kala itu. Namun seiring dengan perjalanan waktu, dakwah Qurrota A’yunin terus berkembang dan meningkat menjadi lebih baik, bahkan aktivitas dakwahnya telah merambah dunia luar, seperti Brunei Darussalam. Akan tetapi. Aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin yang cukup mengesankan, membanggakan dan bermanfaat untuk orang banyak dia juga membarengi kegiatan dakwah lisanya dengan dakwah bil hal dan bil qalam . Salah satu bukti kongkrit dakwah bil hal yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin adalah berencana akan mendirikan pondok pesantren, menyantunin anak yatim dan kaum dhuafa, mengadakan sunatan massal. Inilah yang seharusnya diteladani oleh para da’i dan da’iyah yang lain.
69
70
2. Metode dakwah yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin pada dasarnya bermuara pada bi al-hikmah, al-mauizhah al-hasanah dan wa jadilhum bi alati hia ahsan. 3. Adapun materi dakwah yang disampaikan Qurrota A’yunin, pada intinya, adalah ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Namun, bila kita garis besarkan, maka materi Al-Qur’an berkisar pada tiga bagian pokok, yaitu akidah, hukum, akhlak. Tiga materi ini antara yang satu dengan yang lain saling melengkapi, tidak dapat dipisahkan. Sementara itu meski ajaran yang terkandung dalam As-Sunnah tidak jauh berbeda dengan Al-Qur’an karena ia menjadi penjabaranya. B. Saran Dakwah yang dilakukan Qurrota A’yunin nyaris sempurna dengan segala kemampuan khususnya dalam mentrasfer knowledge pesan dakwah, hinga hampir setiap mad’u yang mendengarkannya selalu fokus dan konsen mendengarkan dan mencerna. Akan tetapi tidak ada gading yang tak retak. Hal ini yang sama juga dialami oleh Qurrota A’yunin. penulis bisa memberikan saran kepada Qurrota A’yunin dalam beberapa hal. 1. Popularitas yang telah didulang oleh
Qurrota Ayunin semoga tidak
membuat menjadi tinggi hati, apalagi Qurrota A’yunin masih berusia cukup muda dibandingkan dengan para da’i dan da’iyah lain. 2. Mengenai materi ceramah yang sampaikan, maka Qurrota A’yunin sudah seharusnya terus menerus memperkaya dan memperbarui wawasanya tersebut, apalagi dengan perkembangan teknologi dan masuknya informasi di tengah-tengah kita yang cukup pesat.
71
3. Semoga Qurrota A’yunin tidak terjebak dalam dunia” bisnis” yang biasa dilakukan oleh para da’i dan da’iyah. Sebab tidak sedikit di antara para da’i dan da’iyah yang menjadikan aktivitas dakwahnya sebagai sarana meraup kekayaan. Sebenarnya seorang da’i dan da’iyah sah-sah saja mendapat upah sekedarnya dari dakwah yang dilakukanya. Namun menjadi sesuatu yang tidak biasa seandainya seorang da’i dan da’iyah justru menyulitkan para mad’unya untuk menimba ilmu dan wawasan agama darinya. Sebab untuk masalah yang satu ini, Nabi Muhammad SAW sendiri pun pernah ditegur oleh Allah SWT. Semoga saja aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin dan para da’i dan da’iyah yang lainnya mendapatkan keridhaan dari Allah SWT. Sehingga dapat membukakan pintu keberkahanNya dari langit dan bumi. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abda Slamet Muhaemin, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah (Surabaya: Usaha Nasional, 1994). Ali Aziz. Moh, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004). Amir Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009). Aripudin Acep, Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011). Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT, Bina Aksara, 1985). As Enjang, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009). Harjono Anwar, Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan, (Jakarta: Media Dakwah, 1985). Hefni Harjani Suparta Munzier, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009). Hasanudin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996). Khasanah Siti Uswatun, Berdakwah Dengan Jalan Debat Antar Muslim dan Non Muslim, (Yogyakarta: STAIN Purwokerto dan Pustaka Pelajar, 2007). Mahmud Ali Abdul Halim, Jalan Dakwah Muslimah, (Jakarta: Era Intermedia, 2007). Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004). Masturi Ade Rubiyanah,Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010). Moelong J Lexy,Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007). Mubarak Ahmad, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999). Munir Muhammad, Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009). Natsir Mohammad, Fiqhud Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 2006). Omar Yahya M Toha, Islam dan Dakwah, (Jakarta: Al Mawardi Prima, 2004). Qutb Sayyid, Fiqih Dakwah, (Jakarta: Pustaka Amani, 1986).
72
73
Rosyad Shaleh Abd, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan bintang, 1977). Sudirman Letjen, Problematika Dakwah Islam di Indonesia, Forum Dakwah, (Jakarta: Pusat Dakwah Islam, 1927). Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998). Sukir Asmuni, Dasar-dasar Strategi Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983). Sulthon Muhammad, Desain Ilmu Dakwah, (Semarang: Pustaka Pelajar, 2003). Tasmara Toto, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pertama, 1997). Yunus Muhammad, Kamus Arab_Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsiran Al-Qur’an, 1973). West, Richard dan Turner, Lynn H. Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: PT Salemba Humanika, 2008.
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Narasumber Hari / Tanggal Tempat Waktu
: Dra. Ustadzah Hj Qurrota A’yunin : Senin, 30 April 2013 : Studio 3 MNC TV Jln. Pintu II- TMII Jakarta-Timur : 12.30 WIB/Selesai
Tanya: Bagaimana latar belakang Ustadzah Qurrota A’yunin sejak kecil hingga menjadi dai’yah seperti sekarang ini? Jawab: Kalau masa kecil saya ya dikampung, main disawah, kalau berenang ya dikali, makannya singkong, tapi itu lebih sehat, saya mulai masuk pondok pesantren setelah selesai sanawiyah sekita umur 16. Tanya: Tolong, bisa Ustadzah Qurrota A’yunin ceritakan bagaimana latar belakang keluarga? Jawab : kalau soal itu emang dari keluarga saya memang kebanyakan para ulama dan juru dakwah, ada turunan untuk berdakwah, bahkan kakek saya yang bernama Zaini Zainal Abidin disamping pendakwah juga pencipta lagu, makanya jangan heran kalau saya ceramah ada nyayiannya. tadinya saya gak pengen menjadi pendakwah, pengennya menjadi penyanyi dangdut, tapi kemudian ya karena waktu itu belum ada wadanya akhirnya kedakwah-dakwah juga, makanya dakwah sambil bernyayi sebagai ungkapan bakat yang terpendam. Tanya: Tolong, bisa Ustadzah Qurrota A’yunin ceritakan latar belakang pendidikan mulai dari TK sampai perguruan Tinggi? Jawab : saya TK, SD, Tsanawiyah itu didaerah pasuruan, saya lahir dimalang tapi besar dipasuruan terus Aliyah sama pesantren di Kediri, pondok pesantren Al-Falah, terus dari Kediri saya lulus tahun 1986/1987 saya melanjutkan kuliah di Al-Aqidah didaerah Kayu Manis. Tanya : Tolong, bisa Ustadzah ceritakan karya-karya yang pernah di capai? Jawab : oh ya kalu buku saya sering dulu saya punya judul buku gara-gara sepatu Nabi Idris masuk surga, saya punya buku juga perdebatan sengit antara calon jenazah dengan malaikat Izroil, pertolongan sehelai bulu, temanteman setan, detik-detik menjelang wafatnya Raulullah SAW, banyak kalau buku, kalau album lagu sebentar lagi insya allah lauching, saya bikin lagu religi judulnya senandung Istiqfar, muqodimah, astaqfirulah, asslammualaikum kalau VCD dakwah banyak ada yang berjudul perempuan penghuni Surga, kenapa doa tertolak. Ini sebentar lagi mau pemotretan untuk caver album kalau gak salah lagunya seperti ini”Astafiruullah Robal Baroyah” ada istifarnya. Tanya: Tolong bisa ceritakan Aktivitas Dakwah Ustadzah Qurrota A’yunin mulai dari nol sampai sukses seperti sekarang ini? Jawab: Aktivitas dakwah tadinya saya sebelum di TPI, tadinya kan MNC TV sebelumnya TPI, saya juru dakwah dari majlis ke majlis dari musolla ke
musolla dari masjid ke masjid tapi barokah sekarang pun juga Alhamdullah, kalau saya untuk bicara itu emang dari kecil dari SD kelas 1 sudah diajarin oleh umi saya karena saya sudah terbiasa didepan jama’ah dan memang gayanya dari dulu sudah begini, jadi gak bisa gaya yang kalem karena uda dari sananya. Sampai sekarang kegiatan dakwah masih terus berjalan, dakwah yang disampaikan alhamdulillah mendapat sambutan atau respon yang positif dari kalangan masyarakat. Saya juga tidak pernah tidak datang atau menolak jika diundang, kecuali jika ada halangan seperti, urusan keluarga atau sakit. Tanya: Sejak kapan Ustadzah Qurrota A’yunin mulai berdakwah ? Jawab: dari umur kelas 1 SD Berati umur 7 tahun, waktu itu saya pertama kali saya naik pangung kalau kata orang kampung itu naik mimbar, saking saya itu gerogi karena pertama menghapal dan lain sebagainya sampai saya “maaf” kencing saya itu diatas panggung, saking gak nahanya pertama kalinya sampai saya bilang kepanitianya setelah selesai mau pipis kata panitianya” nyai” kan dipangilnya “nyai” bukanya uda pipis diatas, ya itu pengalaman yang paling indah paling menyenangkan dan lucu juga. Tanya: Dimana sajakah tempat Ustadzah Qurrota A’yunin berdakwah ? Jawab: Musolla ke Musolla, Masjid ke Masjid, Majlis Taklim ke Majlis Taklim. dan keberbagai daerah diIndonesia Mulai dari Jakarta, Bogor, Banten, Palembang, Aceh, Batam dll Tanya: Menurut Ustadzah Qurrota A’yunin apa pengertian dakwah ? Jawab: kalau menurut saya dakwah itu mengajak, mengajak supaya orang itu mau mengikuti apa yang kita programkan adapun metode dakwah itu kan masing-masing kata orang Betawi mah , Betawi punya gaye begitupun saya jadi gaya saya untuk mengajak orang mengikuti apa yang sampaikan pesan yang saya sampaikan tentunya dengan gaya saya, saya gak bisa pakai gaya orang, orang pun juga silahkan dengan gaya mereka masing-masing, tujuan dakwah itu menyampaikan pesan. Tanya: Menurut Ustadzah Qurrota A’yunin dakwah yang baik itu seperti apa ? Jawab: dakwah yang baik menurut saya, yang pesannya yang diterima oleh jama’ah dan kemudian oleh jama’ah diamalkan itu sudah adapun metodenya terserah. Tanya: Apa tujuan dakwah menurut Ustadzah Qurrota A’yunin? Jawab: tujuan dakwah itu kan mengajak orang kejalan yang benar, adapun caranya terserah anda yang punya gaya dan juga tujuan dakwah itu Menyampaikan pesan kepada jama’ah biar mengerti, kalau yang tadinya sudah mengerti bisa mengamalkan dan yang belum mengerti biar mengerti dan mengamalkan.
Tanya: Menurut Ustadzah Qurrota A’yunin apa yang dimaksud aktivitas dakwah? Jawab: aktivitas dakwah pengertianya menurut saya, apa yang bisa kita lakukan untuk mengajak orang kejalan yang baik, dakwah kan gak harus dengan ucapan, bisa dengan perbuatan, bisa tulisan, bisa ide dan yang lainya”dan masih banyak yang lainya” Tanya: Menurut Ustadzah Qurrota A’yunin apa fungsi dakwah? Jawab: fungsi dakwah yang tentunya, untuk pendakwahnya sendiri dan orang lain kearah yang lebih baik, mencari ridho Allah. Tanya: Alasan apa yang membuat Ustadzah Qurrota A’yunin istiqomah dalam berdakwah ? Jawab: ya karena perintah Allah, sesuai dengan surat An-Nahl 125 Yang artinya “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”. Tanya: Kegiatan apa yang Ustadzah Qurrota A’yunin lakukan sekarang selain aktif berdakwah ? Jawab: ibu rumah tangga “ so pasti” gak bosen eh oh tentu tidak. Tanya: Persiapan apa saja yang Ustadzah Qurrota A’yunin lakukan sebelum berdakwah atau menyampaikan ceramah ? Jawab: kalau saya kalau mau mengisi terutama mengisi ceramah di MNC TV, itu saya memang mempersiapakan kitab-kitab klasik, kitab-kitab kuning yang ya boleh dibilang kitab Arab gundul itu karena saya pengen mengembalikan ketradisionalan waktu saya di Pesantren ya biar dikenang lagi biar diingat-ingat lagi, makanya saya tetap pakai kitab kuning, bukanya melarang untuk pakai alat-alat teknologi/komunikasi yang lebih cangih tapi itu lah cara saya. Tanya: Selain dakwah bil lisan, dakwah bil hall yang Ustadzah Qurrota A’yunin lakukan seperti apa ? Jawab: Seperti mengadakan sunatan massal, menyantunin anak yatim dan kaum dhuafa, selanjutnya ada niatan mau mendirikan pondok pesantren putri di Daerah Karawang. Tanya: Media apa saja yang Ustadzah Qurrota A’yunin gunakan dalam berdakwah? Jawab: banyak, diantaranya media elektronik, kaset CD lagu-lagu Islami dan VCD Dakwah dan juga dari mulut kemulut, media cetak seperti buku.
Tanya: Siapakah motivator Ustadzah Qurrota A’yunin dalam berdakwah sehingga mampu menyampaikan dakwahnya dengan sukses ? Jawab: banyak guru-guru saya, motivator saya dalam segi pembacaan kitab saya punya guru namanya KH. Sekh Nurul Huda Jazi , Setiap detil kalimatnya dia sampaikan dengan alasan-alasan yang istilahnya muktabar, terus kalau dari segi retorika dakwah saya itu sangat mengidolakan kyai Hasyim Adnan pemilik Al-Aqidah kalau dari segi Tauhid saya mengidolahkan guru saya. Tanya: Menurut Ustadzah Qurrota A’yunin seberapa penting pengunaan humor dalam berdakwah? Jawab: penting, sebab kalau tidak ada humor orang akan jenuh, kalau orang jenuh pesan yang kita sampaikan tidak akan masuk, tentu dengan ukuran kapasitas yang tidak melebihi artinya ada tapi tidak dominan. Tanya: Materi apa saja yang Ustadzah Qurrota A’yunin sampaikan dalam berdakwah ? Jawab: tergantung, kalau misalnya acaranya nikahan ya materinya pernikahan, kalau acaranya pergi haji ya materinya tentang haji tergantung kondisi dan acaranya. Tapi yang terpenting Materi Syari’at, Akhlak, Aqidah. Tanya: Selama menjadi da’iyah apakah Ustadzah Qurrota A’yunin pernah tidak mendapat respon dari jama’ah ? Jawab: oh sering, bahkan saya pernah kejeblos disalah satu sawah, waktu itu kalau gak salah acara didaerah Jawah Tengah, semua perjuangan pasti ada suka dan dukanya. Tanya: Menurut Ustadzah Qurrota A’yunin da’iyah/da’i yang profesional itu seperti apa ? Jawab: kalau menurut saya da’i atau da’iyah yang profesional itu yang bisa menyampaikan pesan yang disampaikan dan pesan yang disampaikan bisa diterima oleh jama’ah. Tanya: Suka dan duka dalam berdakwah apa saja yang Ustadzah Qurrota A’yunin hadapi ? Jawab: sukanya banyak, sukanya yang pertama kita bisa menyampaikan/ menyebarkan Agama Allah karena itu jelas merupakan kewajiban, yang kedua banyak saudara yang ketiga sukanya lagi Menerima honor itu sukanya. Ada pun Dukanya banyak, kalau kita acaranya kehujannya mohon maaf jama’ahnya kurang respon sama kita, tapi yang jelas banyak sukanya dibandingkan dengan dukanya. Tanya: Apa pesan dan harapan Ustadzah Qurrota A’yunin untuk para generasi penerus dalam berdakwah ? Jawab: pesan saya buat para da’i dan da’iyah muda pertama setelah nanti jadi orang pakailah ilmu padi, jangan merasa diri lebih kalau bisa merasa diri paling bodoh diantara yang lain jadi kalau seandanya ada celaan kita
tidak sakit hati kalau merasa kita paling bodoh bukan berarti kita menjadi orang bodoh” merasa” dan yang kedua untuk pesan da’i dan da’iyah mudah dalam segi penyampaian mahroj, itu harus diperhatikan terutama dalam bahasa Arab karena bahasa Arab itu beda huruf beda arti/makna. Tanya: Bisa Ustadzah Qurrota A’yunin ceritakan awal umi bergabung dengan MNC TV? Jawab: Jadi cerintanya saya itu kenal sama seseorang awalnya, beliau itu merupakan putri dari bapak H. Jajah Miharjah, waktu itu dia kerja di SCTV, saya waktu itu pernah melamar kesana, barangkali belum jodoh saya akhirnya belum bisa mengisi disana, terus putrinya bapak H. Jajah Miharja pindah ke TPI waktu itu, setelah pindah disana Alhamdulillah saya dipanggil.
HASIL WAWANCARA Nama Jabatan Hari/tanggal Waktu Wawancara Tempat
: Rudi Hendradi Sarwono. : Producer Program Taman Hati : Selasa, 04 juni 2013 :13.30 WIB/Selesai : Studio 3 MNC TV (Jalan. Pintu II TMII, Jakarta Timur)
Tanya: Bisa tolong ceritakan bagaimana sosok Ustadzah Qurrota A’yunin menurut bapak/saudara? Jawab: Mempunyai kepribadian yang ramah dan dekat dengan masyarakat dan jama’ah dan juga umi menyampaikan dakwahnya diiringi dengan lagulagu yang secara spotanitas, gampang dipahami. Tanya: Menurut saudara apa keistimewaan/kelebihan yang dimiliki oleh Ustadzah Qurrota A’yunin? Jawab: cara membawahkan tausiyah tidak kaku, pintar membangun suasana, materi yang disampaikan gampang untuk dipahami, tausiyah yang disampaikan sesuai dengan problem sehari-hari, sehingga gampang difahami. Tanya: Menurut saudara apa kekurangan yang dimiliki oleh Ustadzah Qurrota A’yunin? Jawab: Kalau kekurangan saya pikir bukan pada tempatnya untuk saya untuk mengoreksi, kalau menurut saya kekuranganya yaitu durasinya kurang panjang. Tanya: Bagaimana kehidupan sosial, seorang Ustadzah Qurrota A’yunin? Jawab: kalau yang saya tau, karena kan Umi dekat sama setiap orang dan setiap yang bertemu umi dia selalu menyapa atau mengobrol, jaga jarak misalnya, karena dia seorang ustadzah, kita takut-takut untuk menyapa dan ngobrol, umi itu seorang yang anaknya banyak di MNC TV, biasanya dia datang ketemu, make up say hello biasa ngobrol dulu kan umi pinter humor, jadi suasana dibangun dulu sama beliau, jadi suasan itu cair kan orang yang make up juga enak, dan kadang-kadang gak lupa beliau bawah makanan dari rumah dan itu yang masak dia sendiri, makanannya gak mewah-mewah seperti mie goreng, jadi suasananya seperti keluarga sendiri. Tanya: Faktor pendukung dakwah Ustadzah Qurrota A’yunin sejauh ini? Jawab: ya kalau sedang ceramah di MNC TV salah satunya Kesolidan dan kekompakan seluruh creew.
Tanya: Faktor penghambat dakwah Ustadzah Qurrota A’yunin? Jawab: Biasa lalu lintas macet, tapi biasanya kita sepakati bisa waktunya kita kensel, kendala-kendala diluar renacana, kadang-kadang alat elektroniknya, biasanya ada satu kamera yang tiba-tiba heng. Tanya: Bagaimana cara mengatur jadwal ceramah Ustadzah Qurrota A’yunin ? Jawab: Umi kan juga ada jadwal yang off air selain dia Syuting rekaman, biasanya dari majlis ke majlis, yang mengatur ada asistennya sendiri tapi kalau di MNC TV yang mengatur ya pihak MNC TV, sudah kita sepakati. Tanya: sejak kapan Ustadazah Qurota A’yunin bergabung dengan MNC TV Jawab: mulai dari akhir Tahun 2009-sampai sekarang. Tanya: Menurut saudara apakah sudah efektif metode ceramah yang disampaikan oleh Ustadzah Qurrota A’yunin? Jawab: masalah efektif tidak efektif kan kembali ke masing-masing orang. kebetulan sampai sekarang kan belum ada yang meneliti apakah tausiyah yang disampaikan oleh Umi sudah efektif apa belum, tapi paling tidak kalau dari ukuran televisi, kan ukurananya reting sher, acara-acara sejenis artinya acara tausiyah itu reting shernya umi boleh dibilang salah satu yang tertinggi, kadang-kadang orang lain itu menunjukan mungkin salah satu ukuran kalau ukuranya dilihat dari ukuran televisi, tapi kalau ukurannya hasil penelitian secara khusus meneliti taman hati, kalau secara pribadi saya melihatnya efektif, ini satu lagi ukuran tapi ukuranya bukan yang dibilang kredibel mungkin kurang juga, tapi paling tidak menjadi salah satu tolak ukur, misalnya jama’ah yang mendaftar mau ikutan hadir dilokasi selalu bertambah dan antrianya panjang ada yang satu tahun yang lalu belum dipanggil ada yang berbulan-bulan belum dipanggil karena datanya menumpuk, malah ada yang kita hubungi ternyata jama’ahnya ada yang bubar, jadi kita sangat menyayangkan. Tanya: Bagamana respon jama’ah terhadap materi yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin? Jawab: Materi biasanya umi yang ngomong lalu mengajukan kekita pihak MNC TV biasanya karena berkaitan dengan peringatan Is’ra dan Mi’raj , kalau tema-tema yang umum kita carikan tema-tema terutama yang berkaitan dengan keluarga dan wanita, tawarkan ke Umi carikan dikitabnya, kalau misalkan kata umi kayanya enakan tema begini, lalu kita diskusi kayak misalkan kemaren belum selesai dari umi yang 77 cabang imam.
Tanya: Sebelum Ustad Ali, setauh saya yang mendampingi Ustadzah Qurrota A’yunin ketika menyampikan dakwah adalah Ustadzah Lulu, Kenapa sekarang diganti dengan Ustad Ali Zinal Abidin? Jawab: penyegaran kalau sebelumnya keduanya perempuan kalau sekarang berdua dengan Ustadz Ali Zainal Abidin (Ali limau). Tanya: Sejauh ini rombongan jama’ah yang sudah pernah hadir di MNC TV yang paling jauh daerah mana? Jawab: Padang, Makasar, Kalimantan, Palang Karaya, Jawa seperti Surabaya, Pekalongan, Banten kebanyakan sekitar Jakarta, Lampung , Palembang, kalau dari Sumatera hampir pernah semua datang ke MNC TV.
HASIL WAWANCARA Nama Hari/Tanggal Tempat Jabatan
: Ali Zainal Abidin : Senin, 23- 04 -2013 : Studio 3 MNC TV : Moderator Taman Hati
Tanya: Bagaimana sosok Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin menurut saudara? Jawab: Orang yang energik, Apa adanya dan menyampaikan secara ringan, walapun berat tetapi disampaikan secara ringan, mudah dicerna oleh para jama’ah elemen-elemen dakwahnya, jama’ah tidak terlalu fokus kalau mereka itu sedang mengaji tetapi terlepas dari kajian yang disampaikan dan tetapi pesan dakwahnya tetap tersampaikan kepada jama’ah Tanya: Bagimana menurut saudara Aktivitas Dakwah Quroota A’yunin? Jawab: luar biasa, karena sampai saat ini jadwal saja susah permintaan untuk ceramah bukan dari Jakarta tapi Merauke, itu dikarenakan banyak orang yang suka tekhnik dakwah yang umi sampaikan.
Dra. Ustadzah Hj untuk mengaturnya, dari Sabang sampai dengan metode dan
Tanya: Apa materi dan isi pesan dakwah Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin? Jawab: Tentang rumah tangga, lebih keibu-ibu, ibadah praktis, shalat, konflik/permasalahan rumah tangga sehari-hari.
Tanya: Faktor pendukung apa saja dalam aktivitas dakwah Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin? Jawab: Talent yang umi miliki yang luar biasa, referensi lagu-lagu, sound sistem yang sangat mendukung. Tanya: Faktor penghambat apa saja dalam aktivitas dakwah Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin? Jawab: Hampir dikatakan tidak ada, kecuali sakit karena suara merupakan modal untuk ceramah. Tanya: Bagaimana kehidupan sosial, budaya, Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin menurut anda? Jawab: Terlahir dari etnis Madura, Jakarta, apapun bahasa umi menguasai sehingga umi mudah bergaul dan dekat dengan jama’ahnya. Tanya: Apakah sudah efektif metode dakwah yang digunakan Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin? Jawab: Relatif, tergantung dengan orang yang menilainya.
Tanya: Apa manfaat yang saudara dapatkan setelah mengikuti dan menemani pengajian yang disampaikan oleh Dra. Ustadzah Hj Qurrota A’yunin? Jawab: Menambah ilmu, bukan ilmu yang disampaikan seperti materi tapi lebih ke tekhnik-tekhnik bagaimana membuat orang supaya tidak bosen dalam mendengar ceramah. Tanya: Menurut anda apa kekurangan Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin dalam berdakwa? Jawab: Kontrol jangan sampai kebanyakan humor, karena tidak semua orang suka atau menerima dengan konsep dan metode dakwah yang umi sampaikan, sesuai dengan situasi. Tanya: Menurut anda apa kelebihan Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin dalam berdakwah? Jawab: Mempunyai ilmu yang luar biasa, ilmu dari pesantren dan ilmu umum, orang yang pemaaf, tidak suka dendam dan gampang bergaul. Tanya: Apakah anda memahami dakwah yang Dra. Ustadzah Hj Qurrota A’yunin sampaikan ? Jawab: Cepat dipahami, apa yang umi sampaikan gampang dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari Tanya: Apakah dakwah Dra. Ustadzah Hj Qurrota A’yunin juga diselingi dengan humor? Jawab: Ia, tapi Humor yang bermanfaat, yang mengalir apa adanya Tanya: Menurut saudara apa keistimewaan Dra. Ustadzah Hj Qurrota Ayunin dibandingkan dengan penceramah yang lain? Jawab: Tidak bisa membandingkan dengan yang lain karena setiap orang mempunyai kelebihan dan keunikan sendiri. Hanya saja keunikan dan keistimewaan yang umi miliki yaitu umi selalu menyampaikan dengan menyisipkan humor dan lagu ketika ada pembahasan kalimat yang ada lagunya, kalau penceramah lain jarang mengunakan humor dan nyayian. Tanya: Sejak kapan saudara dipercaya untuk menemani Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin ceramah agama di MNC TV?. Jawab: baru 1 bulan , tetapi diluar sebulan yang lalu saya sering of air bersama umi, tetapi yang resmi di MNC sebulan yang lalu sekarang mau ke 2 bulan, mengantikan posisi ustadzah. Lulu Susanti.
HASIL WAWANCARA Nama : Ibu Afillah. S Pd,I Hari/Tanggal : Senin, 23-04-2013 Tempat : Masjid MNC TV Jama’ah dari lampung Tanya: Bagaimana sosok Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin menurut saudara/Ibu? Jawab: Bagus dan kocak dan juga Qurrota Ayunin mampu merangkul khalayak luas seperti ibu-ibu untuk semakin mendekatkan diri kepada jalan yang diperintahkan Allah SWT. Tanya: Bagimana menurut saudara/Ibu Aktivitas Dakwah Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin? Jawab: Bisa diterima dikalangan ibu-ibu, bahkan sudah 2 kali diundang ke lampung untuk mengisi pengajian ibu-ibu PKK dilingkungan pemda lampung. Tanya: Apa materi dan isi pesan dakwah Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin? Jawab: Suka, minat jama’ah dan masyarakat bisa menerima dengan baik, materinya masuk didalam kekocakanya. Tanya: Faktor pendukung apa saja dalam aktivitas dakwah Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin? Jawab: Kedekatan dengan jama’ah. Tanya: Faktor penghambat apa saja dalam aktivitas dakwah Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin? Jawab: Hampir tidak ada penghambat karena umi mudah untuk diundang. Tanya: Bagaimana kehidupan sosial, budaya, agama Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin? Jawab: Merakyat, dekat dengan jama’ah sehingga bisa diterima oleh jama’ah. Tanya: Apakah sudah efektif metode dakwah yang digunakan Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin? Jawab: Belum, tapi sudah bagus tapi Perlu ada peningkatan. Tanya: Apa manfaat yang saudara/ibu dapatkan setelah mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Dra. Usatdzah Hj Qurrota A’yunin? Jawab: Menambah pengetahuan agama dan menambah tebal keimanan, silaturahmi, mengarahkan anak-anak, keluarga untuk menjadi anak yang soleh dan soleha.
Tanya: Menurut Ibu apa kekurangan Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin dalam berdakwa? Jawab: Materinya kurang dalam, seneng dengan kekocakannya sehingga disukai jama’ah tetapi kalau terlalu serius jadi malas, cuman terlalu lebih banyak kocaknya. Tanya: Menurut ibu apa kelebihan Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin dalam berdakwah? Jawab: Dekat sama jamaah, memperhatikan jama’ahnya. Tanya: Apakah ibu memahami dakwah yang Dra. Ustadzah Hj Qurrota A’yunin sampaikan? Jawab: Insya Allah bisa dipahami, karena memang 1 aliran dengan ibu-ibu. Tanya: Apakah dakwah Dra Ustadzah Hj Qurrota A’yunin juga diselingi dengan humor? Jawab: Pasti, bahkan diselinggi dengan nyanyi. Tanya: Menurut saudara/ibu apa keistimewaan Dra Ustadzah Hj Qurrota A’yunin dibandingkan dengan penceramah yang lain? Jawab: Kekocakannya, dan dengan musik sehingga jama’ah lebih tertarik mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh umi. Tanya: Sejak kapan saudara/ibu aktif mengikuti ceramah agama Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin? Jawab: semenjak 2 tahun yang lalu.
HASIL WAWANCARA Nama Jabatan Hari/Tanggal Tempat
: Karya S : Keluarga Qurrota A’yunin : Jum’at, 11-10-2013 : Kampung Pulo Rt 17Rw 07 Pengilingan Jakung Jakarta -Timur
Tanya: Bagaimana sosok Ustadzah Qurrota A’yunin menurut saudara? Jawab: Qurrota A’yunin mempunyai jati diri yang begitu rendah hati, dan sifatnya yang tidak sombong dan sosok pribadi yang bersahaja, bijaksana terhadap lingkungan yang ada disekitarnya, yaitu meliputi keluarga, jama’ahnya bahkan masyarakat sekitar. Seorang yang selalu prihatin dan peduli kepada keadaan disekelilingnya. Oleh karena itu, Qurrota A’yunin sangat dikenal sosok pekerja keras dan pantang menyerah dalam mempelajari ilmu-ilmu keagaman khususnya. Tanya: Menurut saudara Bagaimana kehidupan Sosial, Agama, Budaya Qurrota A’yunin? Jawab: Qurrota A’yunin dapat bersosialisasi kepada banyak kalangan, baik kepada orang tua, para alim ulama, aparat pemerintah bahkan para artis dan pandai bergaul dengan berbagai kalangan, sehingga tidak membuat Qurrota A’yunin sulit untuk beradaptasi, Qurrota Ayunin juga hampir bisa menguasai bahasa daerah. Tanya: Bagaimana aktivitas dakwah Ustadzah Qurrota A’yunin menurut suadara? Jawab: kegiatan dakwah umi sekarang alhamdulillah berjalan dengan baek, baek dakwah sekitar jakarta maupun keluar daerah. Tanya: Menurut saudara apa faktor penghambat aktivitas dakwah Ustadzah Qurrota A’yunin? Jawab: setau saya sejauh ini belom ada penghambat yang dialami oleh umi, walapun ada itu tidak membuat dakwah umi tidak berjalan dengan baek. Tanya: Menurut saudara apa faktor pendukung aktivitas dakwah Ustadzah Qurrota A’yunin? Jawab: Faktor pendukung yang pertama yaitu Ilmu agama yang dimiliki oleh umi karena umi berlatar belakang keluarga yang para juru dakwah, dan umi lulusan pesantren. Tanya: Menurut saudara apa kelebihan Ustadzah Qurrota A’yunin dalam menyampaikan dakwahnya? Jawab: kelebihanya Umi mudah membuat suasan menjadi nyaman sehingga para jama’ah dengan gampang memahami materi yang disampaikan oleh umi.
Tanya: Bagaimana sifat Ustadzah Qurrota A’yunin terhadap saudarasaudara yang lain? Jawab: Alhamdulillah baek, tidak membedakan antara satu dengan yang lain, semua sama tidak dibeda-bedakan Tanya: Apakah ada perubahan pada diri Ustadzah Qurrota A’yunin setelah menjadi seorang pendakwah dibandingkan dengan sebelumnya? Jawab: masih sama seperti yang dulu, tidak ada perubahan hanya saja mungkin waktu berkumpulnya saja yang sedikit berkurang, maklum jadwal umi ceramah sekarang-sekarang ini mulayan sibuk. Tanya: Bagimana menurut saudara kehidupan Ustadazah Qurrota A’yunin dengan tetangga lingkungan sekitar rumahnya? Jawab: Baek bergaul dengan tentangga, hanya saja umi jarang kelihatan ngumpul bareng dengan para tetangga karna kesibukan dia sebagai seorang juru dakwah. Tanya: Bagimana hubungan Ustadzah Qurrota A’yunin Dengan Anak-anak menurut saudara? Jawab: Alhamdulillah baek, tapi sekarang putri-putri umi sudah pada dewasa dan sibuk dengan kuliah mereka masing, tapi komunikasi masih berjalan dengan baek. Tanya: Apa pesan saudara untuk Ustadzah Qurrota A’yunin? Jawab: Agar selalu istiqomah dalam menyampaikan misi dakwahnya, dan menjadi orang yang selalu disenangi oleh orang banyak, bermanfaat untuk umat.
HASIL WAWANCARA Nama Jabatan Hari/tanggal Tempat
: Madini : Ketua RT : Jum’at, 11 Oktober 2013 : Kampung Pulo Rt 17Rw 07 Pengilingan Jakung Jakarta -Timur
Tanya: Menurut bapak bagaimana sosok Hj Qurrota A’yunin? Jawab: orangnya muda dan gampang bergaul dengan lingkungan tempat tinggal dia sekarang tempatin, meskipun dia sudah menjadi seorang pendakwah yang terbilang cukup sukses. Tanya: Seberapa jauh bapak mengenal Hj Qurrota A’yunin? Jawab: Sudah lumayan lama, semenjak dia pindah ke RT 17/RW 07, sebelumnya dia masih ditempat kediaman yang lamanya. Tanya: Bagaimana kehidupan keseharian Hj Qurrota A’yunin dengan lingkungan setempat? Jawab: baek, hanya saja jarang ngumpul bareng dengan lingkungan setempat karena kesibukannya sebagai da’iyah. Tanya: Apa kelebihan ceramah yang disampaikan oleh Hj Qurrota A’yunin dibandingkan dengan para mubaligh lainya? Jawab: setiap orang mempunyai kelebihan dan keunikan masing-masing, tapi yang saya lihat dari sosok Umi, Eksistensi dan kemampuan Qurrota A’yunin dalam dunia dakwah sudah tidak diragukan lagi. Walapun notabene mad’unya ibu-ibu, tetapi Qurrota A’yunin mempunyai kharismatik tersendiri dalam berdakwah. Tanya: Apa kekurangan yang dimiliki oleh Hj Qurrota A’yunin dalam penyampaian dakwahnya? Jawab: saya kira tidak gampang untuk menilai kekurangan seseorang, biarlah masing-masing orang mempunyai persepsi. Tanya: Bagaimana materi yang disampaikan oleh Hj Qurrota A’yunin apakah muda untuk diterima oleh masyarakat? Jawab: untuk masyarakat menegah kebawa muda diterima, tapi untuk orangorang yang pendidikan tinggi mungkin sedikit kurang mendalam. Tanya: Apakah humor yang sering Hj Qurrota A’yunin lontarkan itu berlebihan? Jawab: Menurut saya tidak terlalu berlebihan, terkadang dari sanalah jama’ah bisa dengan muda memahami materi yang disampaikan.
HASIL WAWANCARA Nama Jabatan Hari/tanggal Tempat Waktu
: Murni : Jama’ah Majlis Taklim Ar-Rahman : Jum’at, 11 Oktober 2013 : Majlis Taklim Ar-Rahman : Jam 13-30- Selesai
Tanya: Bagaimana sosok Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin menurut saudara/Ibu? Jawab: Qurrota A’yunin seorang da’iyah yang mempunyai semangat tinggi dalam menjalankan tugas, Qurota A’yunin menggunakan metode dakwahnya dengan cara Bil lisan berkomunikasi langsung dengan mad’unya, dalam berdakwah lebih banyak menyukai kalangan ibu-ibu dengan kharismatiknya. Tanya: Bagimana menurut saudara/Ibu Aktivitas Dakwah Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin ? Jawab: Setau saya kegiatan dakwah umi, semakin hari semakin padat, mulai dari majlis ke majlis sampai keluar daerah. Tanya: Apa materi dan isi pesan dakwah Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin? Jawab: yang sering disampaikan oleh umi ketika dia ceramah yaitu materi-materi yang keseharian seperti tentang shalat yang khusu dan larang-larang yang dilarang oleh Allah, seperti berzina, mencuri dll. Tanya: Faktor pendukung apa saja dalam aktivitas dakwah Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin? Jawab: ilmu yang dia miliki berlandasakan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Tanya: Faktor penghambat apa saja dalam aktivitas dakwah Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin? Jawab: waktu yang sering membuat perjalan dakwah umi tertunda, seperti macet. Sakit. Tanya: Bagaimana kehidupan sosial, budaya, agama Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin? Jawab: kehidupan sosial umi dilingkungan pengajian sangat baek, dia merangkul semua golongan baek kelas atas maupun kelas bawah. Tanya: Apakah sudah efektif metode dakwah yang digunakan Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin? Jawab: kalau sekelas ibu-ibu metodenya sudah efektif karena kebanyakan ibuibu berlatar belakang pendidikan yang biasa-biasa saja.
Tanya: Apa manfaat yang saudara/ibu dapatkan setelah mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Dra. Ustadzah Hj Qurrota A’yunin? Jawab: menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu keagamaan, menambah keluarga karena dipengajian banyak berkumpul para ibu-ibu yang latar belakang yang berbeda-beda. Tanya: Apa tujuan saudara/ibu mengikuti majlis taklim yang diasuh oleh Dra Ustadzah Hj Qurrota A’yunin? Jawab: mencari ridho Allah semata-mata. Tanya: Menurut Ibu apa kekurangan Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin dalam berdakwa? Jawab: setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan, mungkin kalau ditanya kekurangnya, dari segi materi yang disampaikan belom terlalu dalam. Tanya: Menurut ibu apa kelebihan Dra. Ustadzah Hj. Quroota A’yunin dalam berdakwah? Jawab: mempunyai kharismtik yang bisa membuat orang-orang gampang memahami ceramah yang dia sampaikan. Tanya: Apakah ibu memahami dakwah yang Dra. Ustadzah Hj Qurrota A’yunin sampaikan ? Jawab: ya saya memahami karena umi menyampaikan dakwah sesuai dengan bahasa kaumnya, atau kalangannya, seperti kami kaum ibu-ibu. Tanya: Sejak kapan saudara/ibu aktif mengikuti ceramah agama Dra. Ustadzah Hj Quroota A’yunin ? Jawab: sudah hampir 8 tahun yang lalu, sebelum umi masuk kemedia televisi saya sudah aktif dan sering mengikuti pengajian yang disi oleh umi dari masjlis kemajlis.
LAMPIRAN-LAMPIRAN FOTO Dra Ustadzah Hj Qurrota A’yunin
Qurrota A’yunin Bersama Tim Orkes Gabus AL-Baghdadi
Jama’ah taman hati dari lampung, darma wanita pemda kabupaten tanggamus (diketua oleh bupati tanggamus)
Bersama dengan ustadz Ali Zainal Abidin (Pembawa acara taman hati) di studio 3 MNC TV
Penulis mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin dimajlis taklim Ar-Rahman
Penulis menyampaikan Qultum didepan para jama’ah pengajian majlis taklim Ar-Rahman yang dipimpin dioleh Qurrota A’yunin
Dra. Ustadzah Hj Qurrota A’yunin Bersama dengan Ustadzah Lulu Susanti
Ibu-ibu pengajian Majlis Taklim Ar-Rahman
Umi Qurrota A’yunin dan ustadz Ali Zainal Abidin bersama para jama’ah taman hati
Foto para jama’ah yang menghadiri acara taman hati