Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah FIKRAH: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 3, No.1, Juni 2015
AKSIOLOGI ILMUWAN MODAL BAGI GENERASI BERJATI DIRI: Belajar Dari Sejarah Moh. Rosyid Sekolah Tinggi Agama Islam Kudus Email:
[email protected]
ABSTRACT The Concrete a scientist action is his attempt to benefit to the environment and the generation that followed him to his expertise. Scientists have not only has a role in rank conceptual alone (cognition), should also on concrete action (Axiological question). This manuscript review things that need to be known for the readers because frugal achievements a scientist with a variety of forms. As well as brings to mind the scientists now so that it is not too give priority to lust politics. The merit of that has been handed down by scientists is the idea and concrete action to prosperoussocial life. Life is bet to provide these efforts, whether a scientist and Muslimsscientists, like Bilal Ibn Rabah. There is also a scientist who set up good governance, like Harun al-Rashid. There is also the colonialists who help country that has been colonized to fight for independence as it was by Rear Admiral Tadashi Maeda from Japan. Scientists dynamical lifeis the same with thefightersdynamical experienced who fighting in colonial era to provide a way of life glorifying the humanity. If incision that done by scientists and fighters can be inherited by the younger generation his successor, then it will come into existence is a self-image generation. We often get to know the term in “mikul duwur menjem jero”, it mean that we glorifiedthe predecessor because his sacrifice. But, if
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
1
Moh. Rosyid
scientists who have been trapped in the ‘desk’ bureaucracy and obtuse power crucially, then dully thinking become a boomerang neighborhood because of the result think hope forreal life. Keywords: the scientistsrole, humanitarian, responsibility ABSTRAK Aksi nyata seorang ilmuwan adalah upayanya memberi manfaat bagi lingkungan dan generasi yang mengikutinya sesuai keahliannya. Ilmuwan tidak hanya berperan dalam tataran konseptual semata (kognisi), perlu pula aspek aksi nyata (aksiologis). Naskah ini mengulas hal yang perlu diketahui bagi pembaca karena torehan prestasi ilmuwan dengan beragam bentuk. Sekaligus mengingatkan pada ilmuwan masa kini agar tidak terlalu mengutamakan nafsu politik. Keutamaan yang diwariskan ilmuwan adalah ide dan aksi nyata untuk mewujudkan kehidupan sosial yang sejahtera. Mewujudkan upaya tersebut tak luput menjadikan nyawa menjadi taruhannya, baik ilmuwan lazimnya maupun ilmuwan muslim, sebagaimana Bilal bin Rabah. Ada pula ilmuwan yang gigih mengatur tata pemerintahan, sebagaimana Harun al-Rasyid. Ada pula warga penjajah yang membantu negara yang dijajah untuk memperjuangkan kemerdekaan sebagaimana yang dilakukan oleh Laksamana Muda Tadashi Maeda dari Jepang. Dinamika kehidupan ilmuwan tak bedanya dinamika yang dialami pejuang di era penjajahan yakni mewujudkan kehidupan yang memulyakan kemanusiaan. Bila torehan yang dilakukan oleh ilmuwan dan pejuang tersebut dapat diwarisi oleh generasi penerusnya maka yang tercipta adalah generasi berjati diri. Kita sering mengenal istilah mikul duwur menjem jero, yakni memulyakan pendahulu karena pengorbanannya. Akan tetapi, bila ilmuwan yang sudah terjebak dalam ’meja’ birokrasi dan tumpul daya kritisnya, maka tumpulnya daya pikir menjadi bumerang lingkungannya karena hasil berpikir menjadi harapan untuk kehidupan nyata. Kata Kunci: peran ilmuwan, kemanusiaan, tanggung jawab
2
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
Pendahuluan Orang yang beriman agar tidak terjebak pada jalan kehidupan yang salah, modal dasarnya adalah berpikir. Golongan orang yang beriman dan berfikir dalam Al-Qur’an disebut ulin nuha, ulil abshar, ulil al-bab, al-alim, dan ulama. Akan tetapi, bila manusia hilang ketajaman akal kritisnya, Al-Qur’an surat Hud: 24 mengingatkan dengan sindiran yakni disamakan dengan orang buta/kebutaan. Perbandingan antara dua golongan (orang kafir dan orang beriman) seperti keadaan orang yang buta dengan orang yang melihat dan mendengar. Tuhan menisbahkan (mencontohkan) orang yang tak menggunakan akalnya sebagai hewan melata di muka bumi untuk menunjukkan betapa rendahnya manusia jika mati akal sehatnya atas kebenaran. Kemegahan lazimnya diukur dari tampilan yang rasional, gagah, dan tegar, sedangkan yang abstrak dinafikan. Fitrah manusia dipatenkan Tuhan dalam al-Qur’an untuk memercayai dunia gaib (al-Baqarah:4). Jika (masih) ada yang tak percaya adanya yang gaib bukan karena faktor kemanusiaan dalam takaran wajar, tapi lupa diri karena menonjolkan nalar semata. Sebagai warga Timur kadang ikut-ikutan latah mengamini seakan-akan Eropa selalu hebat, jauh dari aura mistik. Ritual melempar koin pada Air Mancur Trevi di Roma, Italia masih diyakini bagi pelempar permintaannya terkabul. World Cup 2010 masyarakat dunia meyakini kemenangan calon petarung klub sepak bola ditampilkan petaruh dengan mistik. Anehnya lagi, kita terheran-heran dengan Barat, bahkan mendewa-dewakan, meski keindahan sekejap dan semu. Mengapa tak bangga (bukan sombong) dengan kearifan lokal leluhur kita? Lebih mendewakan menara Eiffel di Perancis daripada Candi Borobudur, Monas atau Masjid al-Aqsha Menara Kudus. Kita kagum penemu listrik, penemunya tunarungu sejak kanak-kanak, Thomas Alva Edison (1847-1931). Ia pendiri perusahaan General Electric tahun 1890 di New York. Karyanya 1.093 dipatenkan dunia karena mendeteksi pesawat terbang dan kapal selam. Begitu pula, Helen Adams Keller dengan kata mutiaranya ”dalam setiap keindahan selalu ada mata yang memandang, dalam setiap kebenaran selalu ada telinga yang mendengar, dalam setiap kasih selalu ada hati
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
3
Moh. Rosyid
yang menerima”. Tak bedanya perempuan yang tunarungu, tunawicara, dan tunanetra sejak usia 19 tahun mampu raih Piala Oscar dua kali, buku karyanya The World I Live In dan The Story of My Life diketik huruf braille diterjemahkan dalam 50 bahasa dunia. Jangan lupa, sahabat dan menantu Nabi SAW ahli memanah, tangannya kidal, dialah Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah. Intelektual sejati hendaknya siap ber-uzlah (mengasingkan diri dari keramaian) untuk menggapai pemikiran atau renungan suci berpijak dari realitas sosial yang perlu dicari jalan keluar agar menuju hidup yang sentosa bagi lingkungannya. Cara yang dilakukan dengan tetirah, menggapai maslahah (kebajikan) untuk semua umat sebagai modal utama, jujur di hadapan penguasa, konsisten dengan keilmuan, siap menghadapi risiko pahit. Kiprah intelektual dikenang bukan karena jabatan ‘politik’ yang disandang atau pernah disandang, tetapi karya apa yang pernah ditorehkan untuk kemaslahatan publik. Sebagaimana dikenangnya (alm) Profesor Sajogyo, nama semula Sri Kusumo Kampto Utomo, wafat Sabtu 17 Maret 2012, guru besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB). Beliau dikenang karena kesederhanaan hidupnya dan ide brilian berupa konsep garis kemiskinan dan pendiri Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia. Begitu pula sejarawan (alm) Profesor Sartono Kartodirdjo sebagai sejarawan sosial yang dikenal seantero jagad dunia sejarah. Mereka secara ekonomi hidup sederhana tapi kesederhanaan itu tidak membuat semangatnya beride pupus. Ada di antara ilmuwan yang waktunya habis di meja dan di hadapan buku dan di lokasi penelitian, di tengah penghasilannya terbatas (bila dibandingkan dengan politisi di gedung dewan) tetapi karyanya dikenang sepanjang sejarah. Akan tetapi, tidak sedikit ilmuwan yang ‘berkompetisi’ di dunia politik karena tergiur dengan atribut politik (harta, tahta) sehingga mandul berkarya ilmiah. Dua hal yang bertolak belakang di atas muncul pertanyaan, mengapa ada ilmuwan sejati dan ilmuwan yang politisi? Padahal di era pasca-Orde Baru, berkarya tidak diganggu (dibredel)
4
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
meski sedikit-banyak menyinggung penguasa.1 Jawabannya, di antaranya karena disebabkan oleh faktor lingkungan atau cara berpikir ilmuwan menghadapi gaya hidupnya sendiri. Dengan demikian, perlu melangkah dari rutinitas yang tidak ilmiah. Sisi lain pentingnya uzlah di tengah kesibukan di dunia kerja kita masing-masing jika tak diselingi kreativitas baru, 1
Beberapa buku yang dibredel era Orba antara lain, (1) Gadis Pantai dan Rumah Kaca, keduanya diterbitkan Hasta Mitra, karya Pramoedya Ananta Toer, 1988, (2) Satanic Verses, Viking Penguin, karya Salman Rusdhie, 1989, (3) Heboh Ayat-ayat Setan, UD Mayasari, karya P. Bambang Siswoyo, 1989, (4) Pelarangan Dua Buku, UD Mayasari, karya P. Bambang Siswoyo, 1991, (5) Sajian Tuntunan Tuhan pada Jaman Akhir, Haswir dan Suharno, 1993, (6) Nyanyian Sunyi Seorang Bisu, Lentera, Pramoedya Ananta Toer, 1995, (7) Saya Musuh Politik Soeharto, Pijar Indonesia, Sri Bintang Pamungkas, 1996, (8) Rakyat Menggugat, Forum Adil Sejahtera, Muchtar Pakpahan, 1997, (9) Politik Dosomuko Rezim Orde Baru, Pusat Dokumentasi Politik, Subadio Sastrosatomo, 1998. Begitu pula (a) Atlas West Irian dan (b) Kutemukan Kebenaran Sejati dalam Alquran oleh Maksud Simanungkalit, Yayasan Al-Hanif, keduanya berdasarkan KEP-050/A/JA/06/2006 pada 16 Juni 2006. Pada 2009, berdasarkan Keputusan Jaksa Agung 22 Desember 2009 terhadap 5 buku, (1) Dalih Pembunuhan Massal Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto oleh John Roosa, diterbitkan Institut Sejarah Sosial Indonesia dan Hasta Mitra. Keputusan Nomor 139/A/JA/12/2009, (2) Keputusan Nomor KEP-140/A/12/2009 Suara Gereja bagi Umat Penderitaan Tetesan Darah dan Cucuran Air Mata Umat Tuhan di Papua Barat Harus Diakhiri oleh Socrates Sofyan Yoman, diterbitkan Reza Enterprize, (3) Keputusan Nomor KEP-141/A/JA/12/2009 Lekra Tak Membakar Buku Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat 1950-1965 oleh Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M.Dahlan, diterbitkan Merakesumba Lukamu Sakitku, (4) Keputusan Nomor KEP-142/A/JA/12/2009 Enam Jalan Menuju Tuhan oleh Darmawan, diterbitkan Hikayat Dunia, dan (5) Keputusan Nomor KEP143/A/JA/12/2009 Mengungkap Misteri Keragaman Agama oleh Syahruddin Ahmad, diterbitkan Yayasan Kajian Alquran Siranindi. Hal tersebut karena diberlakukannya UU Nomor 4/PNPS/1963 tentang Pengamanan terhadap Barang-Barang Cetakan (Kompas, 30 Desember 2009). Oleh LBH Jakarta bersama beberapa lembaga hukum mengajukan permohonan uji materi UU (judicial review) ke Mahkamah Konstitusi (MK). Tetapi pemerintah (Direktur Tata Usaha Negara Kejaksaan Agung) dalam sidang uji materi UU Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan. Kejaksaan sebagai lembaga negara yang berhak membredel dan Mahkamah Konstitusi (MK) tidak berwenang mengadili pemohon karena pasal yang dipersoalkan pemohon adalah penerapan norma. ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
5
Moh. Rosyid
dikhawatirkan menapaki titik jenuh (antiklimaks). Kejenuhan perlu disikapi dengan aktivitas selingan. Bagi nelayan, selingan dengan berziarah atau wisata ke daerah pegunungan, bagi peladang di daerah pegunungan perlu berwisata ke pantai/pesisir mendapat pemandangan baru melepas kepenatan rutinitas dan monotonitas. Bagi pemikir, akademisi (dosen, guru, peneliti) jika jenuh dengan lingkungan ‘buku’, perpustakaan, kampus, dan birokrasi? Solusinya, beraktivitas baru dengan tetirah, sabbatical leave, bertahanus, berkontemplasi atau hidup dengan masyarakat baru agar diperoleh atmosfir baru. Hasil tetirah atau mengheningkan hati -dalam konsep Hindu- diawali topo broto dan mengheningkan ambisi tahta. Dalam perayaan Hari Besarnya, Nyepi, umat Hindu laku caturbratha penyepian berupa amati karya (tak bekerja), amati geni (tak menyalakan api), amati lelanguan (tak mencari hiburan), amati lelungan (tak melakukan perjalanan/bepergian) selama sehari-semalam. Konsep ditradisikan umat Hindu, seruannya: Om, anobadrah kratavo yantu visvatah (Ya Tuhan, semoga kebenaran datang dari segala penjuru). Di tengah konsep hening menyisakan persoalan yakni Sidharta Gautama sebagai penganut Hindu melakukan pembaruan melahirkan agama Buddha, bahkan agama Hindu mendesak agama Buddha yang menimbulkan konflik. Meskipun di Nusantara, khususnya di Bali, kedua agama itu rukun. Akan tetapi perlu pendalaman tentang kerukunannya karena kita dikenalkan istilah Hindu Bali dan Hindu India. Mendekatkan diri pada Tuhan dalam Hindu menjadi ujung pendakian spiritual. Dalam ruang keheningan yang berwatak inklusif dan bersifat semesta tumbuhlah semboyan: vasudewa kutum bakham (semua kita bersaudara). Agar kita tidak termasuk orang yang beriman dan berilmu tapi dalam posisi ‘buta’ maka perlu memposisikan diri sebagai lentera untuk kehidupan diri dan lingkungannya. Sebelum mengulas lebih jauh tentang jati diri ilmuan sejati, perlu kiranya penulis menjelaskan terlebih dahulu tentang jati diri ilmuwan, gerakan anak terdidik Nusantara era kolonial, dan ilmuwan Eropa dan Revolusi. Jati Diri Ilmuwan Untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam meng-
6
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
hadapi globalisasi di segala bidang, diperlukan ilmuwan yang berjati diri yakni yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghasilkan calon intelektual, ilmuwan, dan atau profesional yang berbudaya serta kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 1 ayat 4-6 memberikan garis pemilah sesuatu yang harus dikembangkan ilmuwan. Hal yang dikembangkan itu disebut ilmu pengetahuan, teknologi, dan ilmu humaniora. Ilmu Pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu, yang dilandasi oleh metodologi ilmiah untuk menerangkan gejala alam dan/atau kemasyarakatan tertentu. Adapun teknologi adalah penerapan dan pemanfaatan berbagai cabang ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan dan kelangsungan hidup, serta peningkatan mutu kehidupan manusia, sedangkan humaniora adalah disiplin akademik yang mengkaji nilai intrinsik kemanusiaan. Karakter ilmuwan dapat mengadopsi asas perguruan tinggi yang tertuang dalam UU Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 3 meliputi berpegang pada kebenaran ilmiah; memiliki penalaran; kejujuran; keadilan; karyanya memberi manfaat untuk kebajikan hidup dan dapat dipertanggungjawabkan di tengah kebhinnekaan. Jatidiri ilmuwan harus berupaya meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia; Gerakan Anak Terdidik Nusantara era Kolonial Intelektual identik dengan golongan terpelajar yang bila dirunut dalam aspek sejarah bersamaan dengan lahirnya kesadaran berbangsa dan kebangkitan nasional. Mereka pada saat itu mendapatkan didikan dari Belanda. Sejak pertengahan abad ke-19, kolonial Belanda mendidik anak dari golongan priyayi
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
7
Moh. Rosyid
agar tatkala lulus menjadi pegawai pangrehpraja rendahan, guru, dan tenaga paramedis. Hal ini muncul elitisme baru di kalangan pribumi yang menggantikan peranan tradisional kaum bangsawan. Imbas ide demokrasi dan sosialisme Eropa, muncul dua golongan, yakni golongan pangrehpraja konservatif yang ingin mensejahterakan hanya kalangan priyayi dan golongan radikal yang ingin membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Pada tahun 1908 muncullah gerakan kebangkitan nasional pimpinan Budi Utomo. Mereka alumni Sekolah STOVIA, yakni calon terdidik didikan Belanda bidang medis, seperti Sutomo, Suwardi Suryaningrat, Gunawan Mangunkusumo, dan Cipto Mangunkusumo. Ada pula generasi terpelajar yang tidak bergelar akademis yang juga melakukan pergerakan, seperti Tirtoadisuryo, Ki Hajar Dewantara, Cokroaminoto, Tan Malaka, Haji Misbach, Haji Agus Salim, Sutan Syahrir, dsb.2 Ilmuwan Eropa dan Revolusi Dalam sejarah Eropa, peran ilmuwan mampu mendobrak kelaliman penguasa yang merugikan wong cilik yang dikenal Revolusi Perancis. Revolusi Perancis merupakan suatu pergolakan besar yang meletus di Perancis pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Revolusi dipicu pemecatan pejabat yang populer di mata rakyat yakni Menteri Keuangan Jacques Necker oleh Raja Louis XVI pada 12 Juli 1789. Hal ini ditopang peran intelektual Perancis, seperti Voltaire, Montesquieu, dan JJ Rousseau yang didukung kesadaran rakyat Perancis yang diperlakukan tak adil oleh Negara. Mereka dibedakan dengan golongan bangsawan dan rohaniawan yang menikmati banyak hak istimewa sebagai warisan dari sistem feodal oleh kekuasaan monarkhi absolut. Penyerbuan terhadap penjara Bastile (lambang kekuasaan monarkhi Perancis) ikut memicu yang dipimpin Bernard Rene De Launay pada 14 Juli 1789. Meski sebelumnya dilakukan nego antara rakyat dengan pimpinan Bastile yang akhirnya diserbu massa. Penjara dibakar dan Launay tertembak oleh massa. Perancis menjadi Negara Republik pada 1792 setelah dikuasai 2
M.Dawam Rahardjo. Intelektual Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa Risalah Cendekiawan Muslim. Mizan: Bandung. 1993, hlm.66.
8
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
Dinasti Bourbon. Pada 1793 Louis dihukum mati dengan gelotin. Muncullah semboyan liberte, egalite, fraternite. Tepat 100 tahun sejak tragedi Bastile dibangun menara Eiffel untuk memperingati bangkitnya Revolusi Perancis.3 Setelah mengulas tentang jati diri ilmuwan, gerakan anak terdidik nusantara era kolonial, serta ilmuwan Eropa dan revolusi, maka penulis akan memulai pembahasan tentang bagaimana jati diri ilmuwan sejati, modal intelektual, ilmuwan dan korban politik, potret cendekiawan berprestasi, ulama Nusantara yang mendunia, tragisnya akhir hayat intelektual, tokoh muslim legendaris, dan penghargaan pada pahlawan nasional. Jati Diri Ilmuwan Sejati Konsisten dengan keilmuan dan jujur di hadapan penguasa merupakan karakter ilmuwan. Intelektual juga dituntut jujur meski menghadapi penguasa raksasa, sebagaimana dialami agamawan/ilmuwan dari Perancis, Francois Ponchaud yang berani mengungkap kekejaman PBB terhadap Khmer Merah. Ponchaud diusir dari Phnom Penh, Kamboja karena komunis menguasai wilayah tersebut tahun 1975. Ponchad kembali ke Kamboja pada 1993. Kesaksian Ponchaud, semasa Perang Dingin, PBB mendukung Khmer Merah selama 14 tahun, bahkan mendukung keberadaan Khmer Merah sebagai anggota PBB. Tetapi mengapa kini PBB mengungkap kekejaman Khmer Merah dengan menjerat mantan Deputi Pemimpin Khmer Merah, Noun Chea, mantan Menlu Ieng Sary, dan Kepala Negara, Khieu Samphan yang diduga melakukan kejahatan, pemusnahan masal, dan melawan kemanusiaan? Menurut Ponchad, pengadilan yang digagas PBB merupakan intervensi Barat terhadap Kamboja dan membuka luka lama karena diangkat kembali yakni 2 juta penduduk, anak muda, orangtua, perempuan hamil, dan pasien rumah sakit harus meninggalkan rumah untuk bekerja di pedalaman.4 Profesor bidang astro fisika asal China, Fang Lizhi, yang membela demonstran China di Lapangan Tiananmen tahun 1989 dan menyerukan reformasi China. Akibatnya tahun 1990 Fang 3 4
Ensiklopedi Nasional Indonesia. 2004, hlm. 30. Kompas, 26 Maret 2012, hl.8.
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
9
Moh. Rosyid
diusir dari China hengkang ke Amerika sekaligus dipecat dari jabatannya sebagai dekan di Universitas Sains dan Teknologi China di Heifel. Keteguhannya di bidang ilmu kosmologi (asalusul alam semesta) Fang menjadi dosen di Universitas Arizona, Tucson, AS selama 20 tahun. Pada 6 April 2012, Fang meninggal di rumahnya di Tucson, AS meskipun rasa kangen dengan tanah kelahirannya diakhiri dengan kematiannya di negeri seberang.5 Kiprah ilmuwan di bidang pariwisata pun dituntut selalu inovatif agar peristiwa bersejarah masa lalu dapat dipotret oleh generasi masa kini, bahkan dapat mencetak uang untuk kesejahteraan pelaku wisata. Sebut saja, Ilmuwan bidang sejarah dan permuseuman tak ketinggalan berkarya untuk mengabadikan diorama masa lalu yang disimpan di museum, sebut saja Museum Nasional.6 Museum berperan sebagai dokumen hidup, sebagaimana kenangan rahasia sejarah peropiuman sebagaimana House of Opium Museum di Provinsi Chiang Rai, Thailand. Sejarah opium dapat ditelusuri 3400 SM pada kebudayaan Mesopotamia. Awalnya opium untuk pengobatan bermacam penyakit. Seiring perkembangan era, opium digunakan untuk narkotika sehingga melejit peredarannya dan disebut Black Gold (emas hitam) karena transaksinya dengan barter emas, bukan uang. Muncul tiga Negara yang membudidayakannya yakni Thailand, Laos, dan Myanmar (Golden Triangle). Museum 5
Kompas, 9 April 2012. Museum Nasional di Jakarta didirikan tahun 1862 saat pemerintah Hindia Belanda memutuskan mendirikan sebuah gedung baru di jalan Medan Merdeka Barat No.12 (dulu disebut Koningsplein West) untuk menggantikan museum di jalan Majapahit yang tak memadai. Museum Nasional dibuka untuk umum tahun 1868 memiliki koleksi 141.899 benda terdiri 7 jenis koleksi yakni prasejarah, arkeologi, keramik, numismtik-heraldik, sejarah, etnografi, dan geografi. Juga disebut Gedung Gajah atau Museum Gajah karena di halaman museum terdapat patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada 1871 Disebut pula Gedung Arca karena di dalamnya terdapat berbagai arca dari berbagai periode sejarah. Arsitektur museum bergaya klasikisme dengan serambi berpilar Doric, serta hiasan Jawa, Art dan Craft meniru gaya Vila Romawi (Kompas, 4 Februari 2012). 6
10
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
tersebut juga ‘memotret’ Suku Thailand Utara yakni Suku Karen atau Long Neck (leher panjang).7 Modal Intelektual Sejati Modal intelektual sejati di antaranya keberanian dan keuletan. a. Keberanian Hasil yang diperoleh intelektual yang ber-uzlah (mengasingkan diri dari keramaian) menggapai pemikiran atau renungan suci berpijak dari realitas sosial maka jalan keluar agar hidup sentosa bagi lingkungannya menjadi perilakunya. Sebagaimana Laksamana Muda Tadashi Maeda, pemimpin Kaigun Bukanfu, kantor penghubung Angkatan Laut Jepang di Jakarta menyediakan rumahnya di Menteng Jakarta untuk merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan pada Kamis, 16 Agustus 1945. Keberanian ini tidak banyak dimiliki orang yang berposisi sebagai penjajah. Tomegoro Yoshizumi, perwira Kepala Intelijen Kaigun Bukanfu menemani di rumah Maeda. b. Keuletan Begitu pula kiprah penjelajah dan fotografer putri dari Jerman, Thilly Weissenborn tahun 1918 memfoto keindahan Danau (Situ) Cangkuang di Kecamatan Teles, Kabupaten Garut, Jawa Barat beserta kehidupan penduduk tahun itu. Jepretan menampilkan back ground Gunung Kaledong, Haruman, Pasir Kedaleman, Pasir Gadung, Guntur, Malang, dan Gunung Mandalawangi menambah eksotiknya hasil foto karena pulau di tengah danau, Pulau Ageung, dan permukiman rumah adat Kampung Pulo sejak abad ke-17. Ada pun Candi Cangkuang abad ke-18 ditemukan arkeolog (alm) Uka Tjandrasasmita. Foto diabadikan menjadi kartu pos beredar di Eropa. Berkat kiprah Thilly, Situ Cangkuang mendunia sehingga 7
Kompas, 21 Februari 2012, hlm.37.
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
11
Moh. Rosyid
menjadi rujukan wisatawan mancanegara. Tak bedanya kita mendengar negara China, ingatan kita tertuju pada The Great Wall (tembok besar) terdiri dinding dan benteng masa Kaisar Qin Shi Huang karya arsitek dan ahli bangunan kenamaan menangkal serangan kaum barbar. Ilmuwan dan Korban Politik Kehidupan di bidang apa pun dihadapkan dengan sukaduka, tidak bedanya bagi ilmuwan. Ilmuwan yang menderita karena korban perpolitikan dialami Tan Malaka. Tan Malaka nama lengkapnya Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka (18971949) ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 1963. Tan ’dicoret’ sebagai pahlawan nasional pada era Orde Baru dalam buku pelajaran sejarah. Tan yang dieksekusi oleh oknum perwira TNI atas inisiatif Letda Soekotjo dalam Perang Kemerdekaan di Jawa Timur pada 21 Februari 1949. Tan seorang nasionalis, penggagas dialog komunis-Islam, dan pendiri Partai Murba. Stigma yang masih melekat pada diri Tan oleh publik adalah komunis, padahal selepas 1926 Tan sudah keluar dari lingkaran elit komunis internasional maupun partai komunis Indonesia. Sisa kerangka jenazahnya ditemukan di kaki Gunung Wilis, Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kediri, Jawa Timur pada 2009 sangat mendekati ciri Tan Malaka. Berdasarkan studi arsip di 11 negara antara lain Inggris, Perancis, Jerman, Amerika Serikat, Rusia, dan Indonesia oleh Harry A Poez modal awal mendeteksisi jasad Tan. Diperkirakan tinggi badan, jenis kelamin, dan ciri khusus Tan seperti posisi tulang tangan yang terbelenggu saat dieksekusi. Tan mencetuskan gagasan Republik Indonesia pada 1924, sebagai orang pertama pencetus sebelum Soekarno-Hatta berbicara Republik. Uji DNA (deoxyribonucleic acid) Tan oleh ketua tim identifikasi Djaja Atmadja pada Januari 2012 dengan metode low copy number dilakukan oleh Tim Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta terhadap sisa kerangka temuan di Selopanggang berupa serpihan tulang seberat 1,1 gram dan serpihan gigi 0,25 gram. Serpihan tersebut dikroscek dengan keponakan lelaki Tan, Zulfikar sehingga berhasil menunjukkan
12
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
satu profil DNA dari suatu bagian (lokus) Y Short Tandem Repeats (Y-STR) dan 90 persen yakni kerangka tersebut milik Tan.8 Nilai kebenaran geneologis menemukan kepastian jika ditemukan homologis (kesesuaian) sekuen DNA dalam satu silsilah keluarga, meski belum diperoleh hasil akhir, di tengah kehidupan Tan yang tidak meninggalkan keturunan. Menurut Suryadjaja, dalam sel tubuh manusia yang berinti sel (nuclear cell) memiliki dua jenis DNA yaitu inti sel dan mitokondria, sedangkan sel yang tidak berinti sel seperti batang rambut dan sel darah merah hanya dapat diisolasi atau diekstraksi DNA mitokondria atau kromosom mitokondria. Uji DNA mitokondria atau kromosom mitokondria menjadi salah satu teknik analisis DNA yang mengatasi kendala tatkala bahan sampel berupa elemen tubuh yang tak memiliki inti sel. Pada uji DNA tradisional, kromosom atau molekul DNA pada inti sel merupakan materi kunci untuk identifikasi jasad yang telah meninggal dan tak diketahui identitas serta dari keluarga mana berasal. Dengan perkembangan analisis DNA mitokondria, meskipun bahan sampel berupa sel yang tidak memiliki inti sel, analisis DNA tetap efektif untuk tujuan memastikan identifikasi suatu jasad yang bahkan hanya terdiri kerangka dan rambut. Sampel darah merah (eritrosit) yang mudah didapatkan pada lokasi tempat peristiwa pembunuhan terjadi, tak dapat dipakai untuk menganalisis DNA karena dalam eritrosit tak terdapat mitokondria maupun inti sel, sehingga tak memiliki DNA dalam 8
Ahli biologi menemukan Deoxyribonucleic acid (DNA) atau asam deoksiri bonukleat adalah alat instruksi dan cetak biru dari seluruh sel tubuh. Molekul DNA berupa rantai panjang berpilin yang disebut sebagai double helix. DNA tersusun dari empat nukleotida yakni guanine berpasangan dengan cytosine, adenine berpasangan dengan thymine. Nukleotida bentuknya berpasangan seperti anak tangga pada tangga. Pada sel manusia, DNA dikemas dalam 23 pasang kromosom. Setiap bagian dari pasangan kromosom berasal dari ibu dan ayah itu berbeda antarmanusia, kecuali pada kembar identik, sehingga DNA bisa mengarahkan pada orang tertentu. Kesamaan DNA 1 di antara 1 miliar manusia. Teknik pemeriksaan DNA diperkenalkan pada 1985 oleh Alec Jeffreys dan tim di Inggris untuk investigasi tindak kejahatan. Materi biologi manusia yang bisa diperiksa meliputi darah, sperma, rambut, jaringan, tulang, organ tubuh, gigi, cairan tubuh, air liur, keringat, urine, dan kuku. ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
13
Moh. Rosyid
inti sel. Beberapa keunggulan kromosom atau DNA mitokondria dibanding DNA inti sel, DNA mitikondria dari sel tubuh manusia bersifat sangat stabil atau hanya mengalami mutasi sekali dalam 6.000 tahun atau 300 generasi manusia. Dengan demikian, DNA mitikondria lebih efektif untuk tujuan analisis profil DNA dalam genealogi (silsilah keluarga), khususnya memastikan leluhur yang hidup ratusan bahkan ribuan tahun silam, khususnya silsilah dari garis keturunan ibu (matrilineage). DNA mitrokondria ditemukan pertama kali oleh Margit MK Ness dan Sylvan Ness pada 1960an dengan bantuan mikroskop elektron. DNA tersebut pertama kali dipakai untuk idektifikasi kasus pembunuhan di California pada 2002.9 Potret Cendekiawan Berprestasi Abad sebelum masehi, bangsa Barat, terutama Yunani, menorehkan prestasi dengan lahirnya ilmuwan dunia, seperti Hippokrates (46-370 SM), Sokrates (469-399 SM), Plato (429347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM). Sehingga Yunani dikenal sebagai ibu kandung peradaban (cradle of civilization) dimulai dengan peradaban Cycladic di Laut Aegea, Minoan di Kreta, Myucenaean di Yunani daratan. Kekaisaran Yunani berakhir ketika Kekaisaran Romawi berkuasa atas Yunani pada tahun 146 SM. Akan tetapi, Romawi pun sudah terpengaruh budaya Yunani. Banyak tokoh Romawi yang belajar filsafat dan retorika di Yunani dan bersamaan dengan meluaskan Kekaisaran Romawi, budaya Yunani ikut menyebar. Banyak warga Yunani berimigrasi ke kawasan pinggiran Laut Tengah dengan membawa budayanya. Sisa-sisa jejaknya sampai sekarang bisa ditemui, misalnya di Alexsandria (Mesir), Istanbul (Turki), Jerusaalem, dan Anthiokia. Kutub peradaban Islam masa silam seperti Baghdad, Kordoba (Andalusia), Kairo atau Damaskus memiliki perpustakaan yang representatif. Dinasti Bani Umayyah (661-750 M) pernah mendirikan perpustakaan di Kordoba dengan koleksi 9
F. Suryadjaja. Memastikan Identitas lewat Uji DNA. Suara Merdeka, 12 Februari 2014, hlm.19.
14
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
buku sebanyak 400 ribu judul10. Keberadaan perpustakaan sangat dipengaruhi oleh metode pembuatan kertas dan teknik penjilidan. Pembuatan kertas diawali trasfer pengetahuan metode pembuatan kertas dari peradaban Cina pada abad ke-8. Sebelumnya, umat Islam menggunakan kain perca atau papirus sebagai media tulis. Industri kertas pertama di kalangan dunia muslim muncul masa Samarkand mulai sekitar abad ke-8. Di Baghdad, pemerintahan Al-Fadhl mendirikan pabrik kertas tahun 794 M. Di Mesir pusat industri kertas berada di Delta Mesir sejak abad ke-9. Penjilidan buku keislaman paling tua ditemukan di Mesir pada abad ke-9. Terdapat tiga buku peninggalan tahun 1168, 1204, dan 1277 berbahasa Arab dan Persia. Pada masa kekhalifahan Turki Utsmani, pendidikan dasar (sibyan mektepleri) kelanjutan dari kuttab telah menjadi program pemerintah. Sibyan mektepleri umumnya didirikan kaum elite dan berada di kompleks masjid (kulliye) yang memisahkan antara ruang kelas laki-laki dengan perempuan. Pada masa Sultan Mahmud II, dikeluarkan maklumat tentang pendidikan dasar gratis. Biaya pendidikan bersumber dari wakaf, pajak lokal, zakat fitrah, zakat mal, dan uang hasil penjualan kulit kurban. Pada tahun 1824 bagi anak lelaki diwajibkan masuk sekolah dasar mulai usia 6 s.d 10 tahun, sedangkan anak perempuan diwajibkan umur 7 s.d 11 tahun. Tahun 1838 dengan kebijakan sistem (ruang) kelas dan sekolah berasrama. Tahun 1845 pendataan terhadap sekolah dan persyaratan bagi guru yang tak sembarangan bagi yang berminat. Tahun 1847 dibentuknya kementerian sekolah umum yang bertugas menerapkan berbagai kebijakan dan pengawasan bahwa pendidikan dasar hingga 4 tahun, selanjutnya dapat melanjutkan ke tingkat lanjutan. Tahun 1857 pendidikan dasar digratiskan dan guru mendapatkan gaji dari negara. Tahun 1876 UU dasar kerajaan mewajibkan seluruh remaja menamatkan pendidikan dasar, sehingga pemerintah membangun tak kurang dari 355 SDN dan 7 SD swasta11. Perlunya mengiblat peran sejarawan muslim untuk 10 11
Republika, 18 Juni 2010, hlm.20. Republika, 27 Februari 2011.
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
15
Moh. Rosyid
dijadikan pemacu berilmu. Di antaranya Abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Yaqub Ibnu Miskawaih yang dikenal dengan Ibnu Miskawaih (932-1030 M) yang disebut peletak sejarah Islam, juga ahli etika Islam. Keilmuannya menanjak ketika meninggalkan Kota Ray menuju Baghdad, Irak untuk mengabdi pada Pangeran Buwaihi menduduki jabatan sebagai bendaharawan dan sekretaris dengan tetap menulis dalam bukunya Tajarib al-Umam wa Ta’aqub al-Himam (Kitab pengalaman bangsa-bangsa) yang dijadikan rujukan penulisan sejarah oleh generasi berikutnya12. Begitu pula Rashid al-Din Fadlullah ibnu Hamadani (1247-1318) intelektual muslim bidang sejarah, pertanian, arsitek, dan teologi. Rashid lahir di Hamadan, Persia, Iran dari keluarga bangsawan Yahudi, hidup pada era Dinasti Mongol. Rashid sebagai tenaga medis di istana Abaqa Khan (12651282). Mongol merebut kekuasaan Abbasiyah sejak tahun 1256, saat itu, cucu Jengis Khan, yakni Hulagu Khan, memimpin penyerbuan di wilayah muslim, termasuk Baghdad. Selanjutnya Persia dikendalikan Abaqa Khan, putra ketiga Hulaqu Khan. Rashid dipercaya Abaqa Khan sebagai Wazir hingga tahun 1316. Rashid membuat karya sejarah yang dipersembahkan kepada Ghaza Khan Jami’ al-Tawarikh (Buku Sejarah Dunia) yang mengulas bangsa Mongol di dunia Islam. Pada 19 Juni 1295 Ghaza Khan bersama 10 ribu pengikutnya masuk Islam, ia merupakan penguasa pertama kali Mongol yang mengenakan serban dan menanggalkan pakaian beraksesori non-muslim. Rashid membangun kompleks penerbitan di Kota Tabriz diberi nama Rab al-Rashidi. Rashid juga menyusun koleksi Jami’ alTasanif al Rashidi (koleksi karya Rashid) pada abad pertengahan. Nasib tragis dialami Rashid ketika koleganya Sa’d al Dawla tahun 1312 digantikan Ali Shah yang tidak menyukai Rashid, Rashid dituduh meracuni Ghaza Khan dan dijatuhi hukuman mati oleh Ali Shah pada 18 Juli 1318 dalam usia 70 tahun. Wafatnya Rashid belum menyelesaikan karya Jami’ al-Tawarikh yang dilanjutkan oleh Uljeitu dan tahun 1307 bab pertama diselesaikan diberi judul Sejarah Ghazan. Imbas konflik diri Rashid dengan Ali 12
16
Republika, 10 Desember 2010, hlm.28. Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
Shah, semua karyanya dibasmi dan yang tersisa adalah Jami’ alTawarikh karya setebal 120 halaman tersebut pada 8 Juli 1980 dilelang di Balai Lelang Sotheby’s London dengan harga 850 ribu poundsterling (2,07 juta dolar AS)13. Tidak bedanya sejarawan muslim kondang Abu Zaid Abdurrahman Ibn Muhammad Ibnu Khaldun (1332-1406) yang lahir di Tunisir atau Tunis atau Tunisia, keluarganya dari Hadramaut, Yaman, menetap di Sevilla. Khaldun mencanangkan teori Assabiya bahwa suku yang kuat menjadi penguasa dan solidaritas dalam kehidupan sehari-hari atas dasar kekerabatan. Joseph A Schumpeter pada 1949 mendapatkan buku alMudaddimah (Prolegomena) karya Ibnu Khaldun yang mengulas konsep fungsi ekonomi, stabilitas ekonomi, dan penciptaan lapangan kerja. Negara berperan penting untuk mensejahterakan rakyat dan mengurangi privatisasi14. Begitu pula ilmuwan bidang lainnya karya Al-Hariri, AlMaqamat, menjadi rujukan sastrawan pada masanya abad ke10 dan sesudah masanya. Nama lengkapnya Abu Muhammad al-Qasim ibnu Ali al-Hariri (1054-1122 M) yang berkiprah di Basrah dan Baghdad, Irak. Al-Maqamat memuat gubahan sastra genre baru yang tumbuh pada masa Abbasiyah juga mengulas antologi anekdot binatang, etika, dan kemasyarakatan15. AlMaqdisi, seorang pakar geografi muslim abad ke-10 yang mengenalkan fungsi dan peran kota dengan klasifikasi metropolis (misr), ibu kota (qasaba), kota penunjang (madina), dan kota biasa (balad)16. Bidang olahraga pun tak luput dari pandangan penguasa Islam. Sebut saja, masa Khalifah Harun Ar-Rasyid yang mengenalkan cabang catur (syithranj) sebagai pengganti lempar dadu. Sedangkan Khalifah al-Mu’tashim menggemari cabang Polo17. Ilmuwan muslim yang membidangi geografi adalah Al13
Republika, 20 Januari 2010, hlm.8. Republika, 2 Agustus 2012, hlm.25. 15 Republika, 23 Juli 2010, hlm.20. 16 Republika, 26 Juli 2010, hlm.28. 17 Republika, 4 Oktober 2010, hlm.28. 14
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
17
Moh. Rosyid
Khawarizmi pada masa Khalifah Al-Makmun masa Dinasti Abbasiyah. Al-Makmun memerintahkan menerjemahkan buku karya Ptolomeus dari Yunani, Geography. Al-Khawarizmi dalam karyanya berupa gambar/peta bumi dan angkasa luar yang pertama di dunia Islam. Generasi berikutnya, Al-Mas’udi pada awal abad ke-10. Tahun 1139 M, Al-Idrisi membuat peta dunia (Book of Rooger) yang diperuntukkan bagi Raja Norman, Roger dari Sisilia. Peta tersebut menggambarkan iklim, kondisi masyarakat, dan produk di berbagai dunia18. Adapun ilmuwan muslim yang membidangi bidang pertanian adalah Abu Zakariya Yahya ibnu Muhammad ibnu Ahmad al-Awwam al-Ishbili (Ibnu Al-Awwam) yang hidup pada abad ke-12 era Andalusia. Karyanya tentang ilmu pertanian dan peternakan, al-Filaha dengan 34 bab, 30 bab tentang pertanian dan 4 bab tentang peternakan19. Ilmuwan muslim kelahiran Aurangabad, India Selatan pada 25 September 1903, 3 Rajab 1321 H, putra Ahmad Hasan al-Maududi, dialah Abul A’la Al-Maududi. Ia dikader dengan pendidikan zuhud oleh sang ayah karena alergi dengan pendidikan yang didirikan Inggris di India, sehingga AlMaududi tak disekolahkan formal, andalkan didikan sang ayah dalami bahasa Arab, Persia, dan Urdu, tempuh pendidikan di madrasah Fauqaniyah (gabungan pendidikan Barat dan Islam tradisional) di Aurangabad, selanjutnya pendidikan di Dar alUlum Hyderabad. Bakat nulisnya terasah sejak usia 17 th sebagai pemimpin harian Taj di Jabalpur, India. Tahun 1924 al-Maududi menjadi editor harian Islam yang populer di India, al-Jamiah. Ia juga dirikan majalah bulanan independen, Turjuman al-Quran, karyanya sebanyak 138 buku. Tahun 1937, Muhammad Iqbal mengundang Maududi mimpin lembaga kajian Islam dan tahun 1941 mendirikan gerakan Islam, Jamiat al-Islam. Tahun 1947 ketika Pakistan mandiri dari India, Maududi bergabung sebagai warga Pakistan. Di Pakistan itulah, Maududi lihat realitas kesesatan Ahmadiyah Qadian, dianggap keluar dari Islam, Maududi dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Militer Lahore karena idenya. Protes dari umat Islam, hukuman diubah menjadi 18 19
18
Republika, 22 Juni 2010, hlm.8. Republika, 13 Agustus 2010, hlm.18. Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
20 th penjara. Maududi wafat 23 September 1979 di New York, AS. Pendapat Maududi itu bergulir, tahun 1973 ulama dari 144 organisasi Islam dunia (Rabithah Alam Islami) secara bulat memfatwakan bahwa Ahmadiyah keluar dari Islam. Kiprah Ulama Nusantara Output/lulusan/alumni/mutharrij yang terdidik kiprahnya di masyarakat dari aspek kehidupan atas latar belakang keilmuan, oleh para akademisi terpilah dalam bentuk ragam intelektual (1) asketis; hidupnya untuk ilmu pengetahuan, seperti Imam Syafi’i, Abu Yusuf, Abu Hanifah,dll, (2) entrepreneur; ilmuwan kaya harta, (3) expert, ilmuwan produktif dengan ide baru, (4) independen, tak terbelenggu kepentingan nonkeilmuan, seperti Tan Malaka, dan (5) akademisi demonstran ide atau aksi, sebagaimana yang disuarakan civitas akademica University of California di Kota Berkeley AS yang bersuara lantang ketika AS menginvasi Vietnam 1964 dengan kredo Free Speech Movement. Juga muncul gerakan yang diberi nama generasi bunga (flower generation) atau kaum hippies dengan slogan Make Love, Not War. Pilahan tersebut dinamis, sangat ditentukan oleh dinamika yang berkembang. Peran ilmuwan ditentukan kegigihannya berilmu dan tantangan meraih ilmu. Dalam catatan sejarah, Indonesia memiliki ulama berkaliber dan kiprahnya menjadi rujukan dunia. Para ulama itu menimba ilmu di Timur Tengah terutama di Haramain (Makkah-Madinah), Kairo Mesir, dan Yaman yang selanjutnya membentuk jejaring karena menimba ilmu di mancanegara. Pertimbangan belajar di Timur Tengah karena otentik sumber ilmu keislaman dan well come-nya bangsa Arab dengan datangnya muslim mancanegara. Proses pembelajarannya di Masjidil Haram, Bait al-Shaikh atau rubat (rumah guru mengaji), madrasah, dan al-Jami’ah. Metode pembelajarannya halaqah. Pembelajaran di rubat yang pengajarnya tak mendapat izin oleh pengelola masjid Al-Haram karena bukan penduduk asli atau karena terlalu tua sehingga secara fisik tak mampu. Pembelajaran di madrasah didirikan oleh perorangan atau paguyuban warga asing yang mutasi kewarganegaraan (taba’iya).
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
19
Moh. Rosyid
Sejarawan membuat periodisasi kajian oleh ulama Nusantara di Tanah Haramain meliputi tiga babakan (1) abad ke-17 hingga akhir abad ke-19 wacana tradisionalisme dan neosufisme; (2) abad ke-20 hingga 1950-an di Haramain ada 2 kelompok, yakni tradisionalis dan reformis. Era tradisionalis mendirikan Madrasah Shaulatiyah hingga menjadi Madrasah Darul ‘Ulum yang dimotori Syekh Yasin. Era reformis mendirikan Madrasah Indunisiyyin diprakarsai orang Indonesia yang bergelar L.c perdana dari Universitas Al-Azhar yakni Syekh Janan Thayib. Madrasah tersebut pudar semenjak PD II, (3) dekade 1960-an hingga sekarang. Masa ini, era reformis mengalami kekalahan karena bertolak belakang dengan ideologi Bani Saud di Arab Saudi .20 Cendekia Muslim Nusantara yang berpetualang antara lain (1) Sheikh Yusuf. Ia lahir di Gowa Sulawesi Selatan pada 3 Juli 1626. Beliau belajar di Makkah dan sekembalinya dari Makkah menetap di Banten pada tahun 1672. Sheikh Yusuf merupakan pejuang dengan bukti melawan VOC sehingga diasingkan ke Ceylon (Sri Langka) pada 1693. Meskipun di sana, pengaruhnya masih terasa di Nusantara sehingga diasingkan ke lokasi yang makin jauh dari Nusantara yakni di Zandvliet, Cape Town, Afrika Selatan hingga wafat. Sheikh Yusuf di pengasingan pun mampu mendirikan komunitas muslim pertama di Afrika Selatan. Konteks masa kini pun, Sheikh Yusuf (1626-1699) masih memiliki kharisma yakni sebagai perekat hubungan diplomatik Indonesia dengan Afsel. Sheikh Yusuf mendapat gelar Pahlawan dari Indonesia pada 9 November 1966, pemerintah Afsel pun menganugerahinya gelar yang sama pada 27 September 2005. Mengapa tempat pengasingan pun memberi gelar pahlawan pada Sheikh Yusuf? Ia inspirator gagasan kesetaraan ras dan anti penindasan di Negara pengasingan. Mantan Presiden dan Bapak Afsel, Nelson Mandela menjadikan ia sosok inspirasi pejuang melawan rezim apartheid di Afsel. Pada 2014 digagas pembuatan patung Sheikh Yusuf dengan Nelson Mandela yang 20
Moh. Rosyid. Belajar pada Ulama Nusantara yang Mendunia. Mimbar Jumat Koran Muria, 26 September 2014.
20
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
berdampingan di Makassar dan di Cape Town. Hal ini sebagai simbol persahabatan dalam peringatan 20 tahun hubungan diplomatik kedua Negara, (2) Syekh Muhammad Arsyad alBanjari lahir di Banjar Kalimantan 17 Mei 1710, mengaji di Haramain selama 35 tahun, karya kitabnya yang masyhur Sabilal Muhtadin. Sepulangnya, mendirikan pusat studi Islam. Arsyad wafat 3 Oktober 1812, (3) Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi bergelar Syekh Bayang (1864-1923 M) asal Pesisir Selatan. Berangkat ke Makkah pada 1903 menulis kitab Taraghub ila Rahmatillah terbit 1910. Gurunya di Makkah Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi dan Syekh Jabal Qubis (ahli tasawuf), (4) Ahmad Khatib haji pada 1871 diajak sang ayah Syekh Abdul Latif dan menetap di Makkah, (5) Abu Abdullah al-Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar al-Tanari al-Bantani al-Jawi atau Imam Nawawi Banten (1813-1897). Sang ayahanda Umar bin ‘Arabi dan sang ibu Zubaedah. Zubaedah keturunan ke-12 Sultan Banten Maulana Hasanuddin putra Gunung Jati Cirebon. Nawawi lahir 1815 M/1230 H di Kampung Tanara, Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten. Wafat 25 Syawal 1314 H/1879 M dimakamkan di Pemakaman Ma’la Makkah. Isterinya Nyai Nasimah, putrinya Nafisah, Maryam, dan Rubi’ah. Sejak usia 5 tahun Nawawi belajar dengan sang ayah. Umur 5 tahun berhaji dan sempat berguru selama 3 tahun dan kembali ke Tanah Air. Pada umur 18 tahun berguru ke K.Sahal Banten, K.Yusuf Purwakarta, dan Abdul Ghani Bima. Pada 1830-1860 berguru lagi ke Makkah mengaji dengan Syekh Sayyid Ahmad Nahrawi, Syekh Ahmad Dimyati, Syekh Junaid Al-Betawi, Syekh Khatib al-Sambasi, Abdul Ghani Bima, dan Yusuf Sumbulaweni, Abdul Hamid Daghestani, Syekh Sayyid Ahmad Nahrawi, Syekh Ahmad Dimyati, Syekh Ahmad Zaini Dahlan, Syeh Muhammad Khatib Hanbali, dan Syekh Junaid al-Betawi. Nawawi menjadi Imam dan Khatib di Masjidil Haram bergelar Imam Nawawi kedua. Santri Nawawi yang menjadi tokoh yakni K.H. Hasyim Asy’ari pendiri NU, K.H. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), K.H Khalil Bangkalan Madura, K.H Asnawi Kudus, K.H Tb Bakrie Purwakarta, K.H Arsyad Thawil, dsb. Terdapat 115 kita
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
21
Moh. Rosyid
karyanya, antara lain yang masyhur: Tafsir Marah Labid, Atsimar al-Yaniah fi ar Riyadhah al-Badiah, Nurazh Zhallam, al-Futuhat al-Madaniyah, Tafsir al-Munir, Tanqih al-Qaul, Fath Majid, Sullam Munajah, Nihayah Zein, Salalim al-Fudhala, Bidayah al-Hidayah, al-Ibriz al-Daani, Bugyah al-Awwam, Futuh ashShamad, al-Aqdhu Tsamin. Kitab tersebut didominasi dimensi sufi. Tiga bangunan di Tanara Banten sebagai jejak peninggalan Syekh Nawawi yaitu Maulid Nawawi (tempat lahirnya), Bait Nawawi (tempat tinggalnya), dan Masjid Nawawi. Maulid Nawawi berlokasi terpisah dari dua bangunan lainnya. Tak jauh dari itu dibangun Pondok Pesantren An-Nawawi. Bait Nawawi dan Masjid Nawawi berdampingan di Kampung Pesisir, Desa Pedaleman, Kecamatan Tanara. Tiap tahun pada malam Jumat terakhir bulan Syawal merupakan hari wafatnya sehingga diperingati (khoul) oleh warga hingga kini. Syekh Nawawi rentang 84 tahun hidupnya berkarya lebih dari 115 kitab dan wafat di Makkah, (6) Muhammad Khalil al-Maduri pada 1859 mengaji di Makkah, sahabat Imam Nawawi al-Bantani, menguasai 7 cara membaca al-Qur’an (qira’ah sab’ah). Di Tanah Air mendirikan ponpes di Cengkebuan Madura. Ia melakukan perlawanan dengan Belanda hingga dipenjara dan wafat pada usia 106 tahun. Murid Imam Khalil yakni Hasyim Asyari (pendiri Ponpes Tebuireng Jombang), Bisri Musthofa (pendiri Ponpes Raudlatut Thalibin, Rembang Jawa Tengah), (7) Syekh Sayyid Utsman Betawi lahir di Pekojan Jakarta 2 Desember 1822 M, (8) Syekh Abdul Hamid bin Mahmud asal Asahan Sumatera mengaji di Makkah, (9) Syekh Muhammad Mukhtar al-Bughri mengaji di Makkah, (10) Abdullah bin Nuh dari Cianjur belajar di Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar Mesir. Setelah 2 tahun mendapat gelar Syahadat ‘Alamiyah sebagai sertifikasi mengajar ilmu Islam, (11) Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari lahir di Banjar 17 Mei 1710. Ia mengaji di Makkah selama 35 tahun. Karya besarnya berupa kitab fikih Sabilal Muhtadin. Wafat di Tanah Air pada 3 Oktober 1812, (12) Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi lahir di Agam 1860, guru, khatib dan Imam Masjid Haram pertama dari non-Arab. Ia mufti mazhab Syafii akhir abad ke-19 dan awal abad
22
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
ke-20, (13) Syekh Mahfudz Termas lahir di Pacitan 31 Agustus 1868 putra Abdullah bin Abdul Mannan al-Tarmasi. Mengaji di Makkah dengan Sayid Abi Bakr bin Sayid Muhammad asySyatha, Syekh al-Fattani, dan Nawawi al-Bantani, (14) Abdullah bin Nuh lahir di Cianjur 30 Juni 1905. Ia menguasai bahasa Inggris, Belanda, Jerman, dan Prancis otodidak dengan 20 karya kitab. Ulama Nusantara lainnya Hamzah Fansuri, Nuruddin arRaniri, Syamsuddin al-Sumatrani, Abdul Rauf al-Sinkili, Abu Shamad. Keteguhan ulama Nusantara dalam mendakwahkan ilmunya dapat dijadikan tauladan setiap generasi, meski karakter utama yang tidak mudah diikuti adalah hidup sederhana. Tragisnya Akhir Hayat Intelektual Muslim Ilmuwan dalam mempertahankan prinsip keilmuannya tidak lepas dari penghadangan dari penguasa, konsekuensinya nyawa sebagai taruhannya. Sebagaimana Rashid al-Din Fadlullah ibnu Hamadani (1247-1318) intelektual muslim bidang sejarah, pertanian, arsitek, dan teologi. Ia lahir di Hamadan, Persia, Iran dari keluarga bangsawan Yahudi, hidup pada era Dinasti Mongol. Rashid sebagai tenaga medis di Istana Abaqa Khan (1265-1282). Semenjak Mongol merebut kekuasaan Abbasiyah sejak tahun 1256, saat itu, cucu Jengis Khan, Hulagu Khan, memimpin penyerbuan di wilayah muslim, termasuk Baghdad. Selanjutnya Persia dikendalikan Abaqa Khan, putra ketiga Hulaqu Khan. Rashid dipercaya Abaqa Khan sebagai Wazir hingga tahun 1316. Rashid berkarya sejarah dipersembahkan pada Ghaza Khan, Jami’ al-Tawarikh (Buku Sejarah Dunia) mengulas bangsa Mongol di dunia Islam. Pada 19 Juni 1295 Ghaza Khan bersama 10 ribu pengikutnya masuk Islam, ia merupakan penguasa pertama kali Mongol yang mengenakan serban dan menanggalkan pakaian beraksesori non-muslim. Rashid membangun kompleks penerbitan di Kota Tabriz diberi nama Rab al-Rashidi dan menyusun koleksi Jami’ al-Tasanif al Rashidi (koleksi karya Rashid) pada abad pertengahan. Nasib tragis dialami Rashid ketika koleganya Sa’d al Dawla tahun 1312 digantikan Ali Shah yang tak menyukai Rashid, ia dituduh meracuni Ghaza Khan dan dijatuhi hukuman mati oleh Ali Shah pada 18 Juli 1318 dalam usia 70 tahun. Wafatnya Rashid belum menyelesaikan karya Jami’ ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
23
Moh. Rosyid
al-Tawarikh yang dilanjutkan oleh Uljeitu dan tahun 1307 bab pertama diselesaikan diberi judul Sejarah Ghazan. Imbas konflik diri Rashid dengan Ali Shah, semua karyanya dibasmi dan yang tersisa adalah Jami’ al-Tawarikh setebal 120 halaman tersebut tanggal 8 Juli 1980 dilelang di Balai Lelang Sotheby’s London dengan harga 850 ribu poundsterling (2,07 juta dolar AS). Cendekiawan muslim lainnya Abu Muhammad Ali bin Ahmad bin Sa’id bin Hazm yang dikenal Ibnu Hazm. Beliau ulama terkemuka abad ke-11 di bidang fikih dan hadis, teolog, sejarawan, penyair, negarawan, akademisi, dan politikus andal dengan 400 karya kitab. Hazm lahir di Kota Cordoba, Andalusia 7 November 994 M/ akhir Ramadan 384 H. Ayahnya seorang menteri masa Bani Umayyah dengan Khalifah Al-Mansur dan AlMuzaffar (anak Mansur). Gejolak politik masa Khalifah Hisyam II Al-Muayyad ketika Hazm berusia 5 tahun, ayahnya diusir dari istana dan masa pemerintahan Khalifah Abdurrahman V, Al-Mustahdir (1023 M) dan Khalifah Hisyam III, Al-Mu’tamid (1027-1031 M) Hazm ditunjuk sebagai menteri. Pada masa pemerintahan Abdurrahman V, Hazm merebut Granada dari tangan lawan, tetapi khalifah terbunuh dan Hazm dipenjara. Begitu pula semasa pemerintahan Hasyim III, Al-Mu’tamid, Hazm melerai konflik dan dipenjara, setelah bebas dipenjara, Hazm keluar dari istana mendalami berkarya kitab. Di antara kitab yang masyhur adalah Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (ilmu usul fikih 8 jilid) dan kitab Al-Muhalla (fikih, 13 jilid). Hazm wafat di Manta Lisham 28 Syakban 456 H/5 Agustus 1064 M.21 Berbekal idealisme dan hati nurani, ilmuwan siap hidup sederhana menggapai kenyamanan batin dengan berkarya. Siap menghadapi hunusan pedang dari penguasa lalim. Ingat kata bijak: jika ilmuwan tak berkarya, ibarat pohon (yang seharusnya berbuah) tak berbuah, menyisakan kekecewaan yang menanamnya. Ibarat lebah tak bermadu, kinerjanya meraung-raung tak karuan bahkan mengganggu lingkungannya karena alokasi waktu nihil berkarya. 21
24
Republika, 9 Januari 2011. Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
Mengenang Intelektual Mancanegara Intelektual dikenang karena kiprahnya berbekal pengetahuan yang dimilikinya. Pertama, Peter Brian Ramsay Carey; sejarawan dari Oxford University, Inggris yang membukukan selama 30 tahun kiprah Pangeran Diponegoro dalam bukunya Kuasa Ramalan Pangeran Dipanegara dan Akhir Tatanan Lama di Jawa 1785-1855 terbitan 2012, 892 halaman. Keberhasilanya menulis karena karena kepeduliannya mengabadikan perjuangan sang Pangeran. Caranya meninggalkan ‘mahkota’ kampus untuk nyuwito, tetirah, sabbatical leave mencari data untuk pengembangan keilmuan dengan riset. Di tengah usaha meneliti ditemukan keheningan hati yang mampu menemukan makna hidup sesungguhnya. Titik awal penyebab Carey terpanggil mendokumentasikan Pangeran Dipanegara karena ia tahu bahwa perang sengit antara kolonial Inggris dengan Keraton Ngayogyokarto. Penjajah Inggris merampas kitab dan referensi Keraton Yogyakarta ‘diamankan’ di Inggris hingga kini. Dalam sejarah nasional, Perang Diponegoro dikenal Perang Jawa (1825-1830) dipicu ketersinggungan Diponegoro ketika Belanda menggusur makam trah Keraton Yogya untuk membangun jalan. Penggusuran direspon Diponegoro dan warga dengan semboyan sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi pati (sejari kepala, sejengkal tanah, dibela hingga mati). Diponegoro dibuang Belanda ke Makassar hingga wafat di pengasingan pada 5 Januari 1855 dan hingga kini makamnya di Makassar. Diponegoro nama kecilnya Raden Mas Ontowiryo lahir 11 November 1785 merupakan putra Sulung Hamengkubuwono III, Raja Mataram Yogyakarta, dari seorang garwo selir (garwo ampeyan), R.A Mangkarawati dari Pacitan. Kedua, Prof. Merlie Calvin Ricklefs lahir 17 Juli 1943 di Ft Dodge, Iowa, Amerika. Menyandang gelar philoshopy doctor (P.hd) bidang sejarah dari Universitas Cornell, Ithaca, New York, AS (1973), sarjana sejarah Colorado Collage (1965). Appointments (jabatan yang dipegang): Senior Associate Pusat Kajian Indonesia untuk Hukum, Islam, dan Masyarakat, Universitas Melbourne sejak 2013; Fellow Research School of Asia and the Pacific, the ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
25
Moh. Rosyid
Australian National University sejak 2012, Profesor Emiritus Australian National University (ANU) sejak 2011; Departemen Sejarah National University of Singapore (NUS) 2006-2011 dan Visiting Professor Departement of Political Science NUS (2005); Honorary Professor Monash University 2009-2013; School of Oriental and African Studies (SOAS) University of London (19691979). Karya ilmiahnya lebih dari 122 artikel dalam jurnal ilmiah, buku, dan Koran. Buku hasil riset tentang Indonesia (1) A History of Modern Indonesia ca 1200 to the Present (1981); (2) Modern Javanese Historical Tradition: A Study of an Original Kartasura Chronicie and Related Material (1978); (3) Jogyakarta Under Sultan Mangkubumi (1749-1972): A History of the Division of Java (1974); (4) Mystic Synthesis in Java; A History of Islamization from the Fourteenth to the Early Nineteenth Centuries (2006); (5) Polarising Javanese Society: Islamic and other vision c 18301930 (2007); (6) Mystic Synthesis in Java: Islamisation and its Opponents in Java: A Political, Social, Cultural and Religius History, C 1930 to the Present (2012) diindonesiakan pada 2013: Mengislamkan Jawa: Sejarah Islamisasi dan Penentangnya dari Tahun 1930 sampai sekarang (2012). Karya-karyanya di antaranya memotret kehidupan dan keberagamaan orang Jawa. Ketiga, Prof. Richard Robison lahir di Sydney, Australia 17 Desember 1943. Pendidikan BA dalam politik dan sejarah, Australian University (1969); MA dalam ilmu politik University of Sydney (1973), Phd dalam ilmu politik University of Sydney (1979). Guru besar politik Asia dan Asia Tenggara di Murdoch University sejak 1990, profesor politik ekonomi di Institute of Social Studies, Erasmus University Den Haag Belanda (20032006) dan profesor Emiritus di Asia Research Centre Murdoch University sejak 2007. Buku karyanya Indoensia: The Rise of Capital (1986), The New Rich in Asia (1995), Reorganising Power in Indonesia: The Politics of Oligarchi in an Age of Markets bersama Vedi Hadiz (2004), Towards a Class Analysis of the Indonesian Military Beureucratic State dalam Jurnal ‘Indonesia’ (Cornell, Nomor 25 Tahun 1977). Pandangan mutakhir Robison, pemilu 2014 muncul gejala populisme dan surutnya peran parpol ideologis.22 22
26
Kompas, 20 April 2014. Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
Keempat, Harry A Poeze (66 tahun) lahir di Loppersum Belanda pada 20 Oktober 1947. S.1 1968, S.2 1972 dan S.3 1976 semua dari Universitas Amsterdam Belanda. Karya risetnya tentang perkembangan politik Indonesia sejak 1900 hingga revolusi kemerdekaan termasuk tentang Tan Malaka, yakni Tan Malaka Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia, Yayasan Obor Indonesia. 2014. Semula berbahasa Belanda dengan tiga seri setebal 2.200 halaman. Pada 2007 diindonesiakan menjadi enam buku. Poeze pensiun dari jabatannya sebagai Kepala Penerbitan KITLV (Institut Kajian Asia Tenggara dan Karibia Kerajaan Belanda) di Leiden Belanda pada 2010. Poeze menyentil kita, mengapa penulis Indonesia kurang gairah meneliti keberadaan Tan yang dianggap berhaluan kiri? Poeze berpetualang dengan arsip untuk mendalami berbekal memahami bahasa Belanda yang memuat gerakan nasionalis Indonesia, Perancis, Jerman, Rusia, dan Inggris. Jejak Tan di tiga benua, di Rusia Tan mengirim surat ke Komintern Rusia yang posisinya sebagai anggota Komintern Asia Tenggara dijadikan data riset Poeze. Poeze mewawancarai lebih dari 100 orang, antara lain Nugroho Notosusanto yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Sejarah ABRI, Sultan Hamengkubuwono IX, dan pelajar yang sekelas dengan Tan di Haarlem yang dapat dijumpai Poeze 13 orang. Poeze datang di Indonesia meriset sejak 1976 setelah menulis disertasi. Hal yang belum tuntas bagi Poeze tentang Tan adalah apa yang dikerjakan Tan pada 1932-1942. Kelima, Kapten Rokus Bernandus Visser, Komandan Korps Speciale Troepen, pasukan terjun elit Belanda, yang sebelum dikirim ke Indonesia, ia menjadi pasukan perang melawan Jerman pada Perang Dunia II. Di Indonesia, Visser diserahi mendirikan sekolah terjun payung, akan tetapi ia lebih bersimpati atas perjuangan bangsa Indonesia dan memilih berhenti dari keanggotaan militer Belanda. Visser masuk Islam berganti nama Muhammad Idjon Djanbi. Ia direkrut oleh Kol. Kawilarang untuk membentuk pasukan elite TNI AD tahun 1952. Idjon selanjutnya dikenal sebagai bapak dari kesatuan Kopassus TNI-AD. Keenam, Edward Douwes Dekker lahir 2 Maret 1820 di Amsterdam Belanda. Anak keempat dari pasangan Engel Dekker
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
27
Moh. Rosyid
dan Sytske Eeltjes Klein seorang nahkoda kapal. Dekker pada usia 18 tahun bekerja di pemerintahan Belanda pada Dewan Pengawas Keuangan di Batavia (Jakarta). Pada 1842 ditugaskan di Natal Sumatera Barat pada Juli 1842 sebagai kontrolir. Tugas berikutnya di Purwakarta, Karawang, Purworejo, Manado, dan Ambon. Pada 10 April 1846 Dekker menikah dengan Everdine Huberte van Wijnbergen di Cianjur Jabar. Pada 21 Januari-29 Maret 1856 Dekker ditempatkan di Rangkas Bitung, Lebak. Di sanalah ia melihat perilaku Adipati (Bupati) Kartana Nagara yang dimanfaatkan oleh Belanda untuk mereguk keuntungan kolonial. Perilaku Karta Nagara dilaporkan Dekker ke Residen Banten Brest van Kempen dan Gubernur Jenderal Duymaer van Twist. Akan tetapi, Dekker malah diusir dari Lebak. Akhirnya Dekker kembali ke Belanda dengan nama Multatuli. Selanjutnya Dekker menekuni sebagai penulis dan sastrawan. Karya novelnya Max Havelaar. Kiprah Dekker diabadikan dalam sebuah rumah cagar budaya “Cagar Budaya Rumah Multatuli” di Rangkas Bitung. Pada 2009, Taman Baca kreasi Ubaidillah Muchtar menggunakan nama Multatuli di Kampung Ciseel, Desa Sobang, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Banten. Tokoh Muslim Legendaris Berikut ini dituangkan beberapa tokoh muslim legendaris yang diperoleh penulis dan masih banyak lagi ilmuwan muslim lainnya. a. Luqman Al-Hakim Para sejarawan berpendapat tentang jati diri Luqman AlHakim, meskipun masing-masing berbeda pendapat asal-usul etnisnya. Ada yang berpendapat bahwa Luqman berasal dari wilayah pegunungan Nuba, Ailah yang kini berada di wilayah Kordofa, Sudan Selatan. Ada pula yang beranggapan dari Ethiopia, ada juga yang menyatakan dari Mesir Selatan yang berkulit hitam. Dengan berbagai pandangan tersebut Luqman berasal dari ras negro berkulit hitam. Profesi Luqman pun beraneka pendapat, ada yang menyatakan sebagai penjahit, pengumpul kayu, tukang kayu, atau pengembala. Pada dasarnya pendapat umum menyatakan bahwa Luqman bukan seorang nabi, tetapi orang
28
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
yang bijaksana sehingga mendapat julukan al-Hakim. Kebijakan yang dimiliki Luqman diabadikan dalam surat ke-31 dalam alQur’an dan petuahnya tertuang dalam surat Luqman ayat 12 s.d 19 yang substansi pokoknya pantangan syirik, anjuran berbakti pada kedua orangtua, jangan sombong. b. Bilal bin Rabah Nama lengkap Bilal adalah Bilal bin Rabah al-Habsyi dari negara Habasyah (Ethiopia). Ia seorang budak kulit hitam yang masuk Islam di tengah kemurkaan kafir Quraisy. Ibu Bilal adalah seorang budak (hamba sahaya) milik Umayyah bin Khalaf dari Bani Jumuh. Bilal dimerdekakan oleh Abu Bakar as-Shiddiq. Ketika Rasulullah selesai membangun masjid mensyariatkan adzan, kemudian ditunjuknya Bilal menjadi muadzin, ia mendapat julukan Muadzdzin ar-Rasul, ahli adzan (muadzin) pertama dalam sejarah Islam. Pada masa Nabi SAW, sebelum ada syariat azan, muazin menyeru salat dengan kalimat: Ash-Shalatu jami’ah (mari salat berjamaah). Azan disyariatkan ketika arah kiblat dipindah ke ka‘bah. Saat itu ada usulan dari kaum muslimin agar ada media penyeru salat berjamaah berupa terompet atau lonceng. Abdullah bin Zaid al-Khazraji menceritakan pada Nabi SAW atas mimpinya berupa ada seorang pria berpakaian hijau membawa lonceng di tangannya. Zaid bertanya pada Nabi: apakah Nabi menjual lonceng itu? Nabi balik bertanya: untuk apa? Zaid menjawab: untuk memanggil orang yang salat berjamaah. Nabi menjawab: maukah kuberi tahu apa yang lebih baik daripada lonceng? Zaid bertanya: apa itu? Yakni serukanlah: Allahu Akbar, Allahu Akbar hingga akhir azan. Setelah berdialog, Nabi berkata: Insya Allah mimpi itu benar. Berdirilah bersama Bilal, ajarkanlah azan padanya. Suruhlah Bilal berazan karena suaranya lebih keras daripada suaramu. Ketika Bilal menngumandangkan azan Umar in Khattab mendengar azan Bilal di rumahnya dan Umar menuju rumah Nabi dan berkata: Wahai Nabi, sesungguhnya aku juga bermimpi sebagaimana mimpi Abdullah bin Zaid. Pada masa Nabi dan Khulafaur Rasyidin masjid Nabawi
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
29
Moh. Rosyid
belum memiliki menara azan. Bilal mengumandangkan azan salat subuh dari atas rumah Sahi, seorang wanita Bani Najjar. Pasca-wafatnya Rasulullah, ketika Bilal mengumandangkan lafal adzan Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi, tibatiba suaranya terhenti, tidak sanggup mengangkat suaranya, merasa sedih ditinggalkan Nabi. Sejak Nabi wafat, Bilal hanya sanggup mengumandangkan azan sebanyak tiga hari karena ketika sampai lafal tersebut Bilal menangis tersedu-sedu ingat Nabi. Akhirnya Bilal mendatangi Abu Bakar sang khalifah agar diperkenankan untuk tidak mengumandangkan azan karena tak sanggup melakukannya, permohonan itu dikabulkan Abu Bakar. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, Bilal berazan, dan ketika pada lafad yang sama, Bilal menangis, ingat Nabi. Nilai lebih lainnya dari Bilal adalah tidak pernah membatalkan wudzu, sehingga Nabi pernah mendengar jejak langkahnya di dalam surga karena senantiasa memelihara wudzu. Bilal wafat pada tahun 20 hijriyah23. c. Abdullah Ibnu Ummi Maktum Menanggung cacat buta mata sejak kecil tidak menjadi penghalang bagi Maktum untuk gigih beribadah salat jamaah, menghafal al-Qur’an dan hadis, meskipun jalannya harus bersandar pada tongkat. Atas ketekunannya, ia menjadi badal (pengganti) adzan di masjid bila Bilal Ibnu Rabah berhalangan. Keberadaan Maktum dalam sejarah turunnya ayat al-Qur’an mewarnai dua sebab turunnya ayat. Pertama, turunnya surat Abasa sebanyak 16 ayat langsung. Ayat tersebut Allah menegur Nabi SAW ketika mengadakan pertemuan dengan Utbah bin Rabi’ah, saudara kandung Syaibah bin Rabi’ah yaitu Amr bin Hisyam (Abu Jahal) dan Walid bin Mughirah (ayah Khalid bin Walid). Di tengah proses islamisasi tersebut, Maktum datang menghadap Nabi “Wahai Rasul, ajarkan padaku ayat yang diajarkan Allah kepadamu. Rasulullah bermuka masam dalam merespon permohonan Maktum, sehingga turunlah surat Abasa. Kedua, setelah Perang Badar, Allah memerintahkan Nabi untuk meningkatkan status para mujahid (pejuang) dan menyindir 23
30
Republika, 10 Oktober 2010. Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
mereka yang tidak ikut berperang “tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk atau tidak turun berperang”. Maktum merespon ayat tersebut ingin berperang. Turunlah surat anNisa:95 bahwa mereka yang memiliki keterbatasan fisik diberikan dispensasi untuk tidak berperang.24 d. Ibnu Katsir Ibnu Katsir dikenal sebagai mufasir (Tafsir Ibnu Katsir), ahli hadis, sejarawan, dan ahli fikih pada abad ke-8 H. Nama lengkapnya Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir Al-Qurashi Al-Busrawi lahir pada 701 H/1300 M di Kota Busra, Syam (Suriah). Katsir menjadi yatim pada usia 4 tahun ada juga yang mengatakan 6 tahun. Ia diasuh kakaknya Abdul Wahhab. Tahun 706 H/1306 M hijrah ke Kota Damaskus, Suriah untuk mengaji. Mekipun saat itu Islam diliputi tragedi yakni dibantai oleh pasukan Tartar, buku-buku keislaman dihancurkan. Selanjutnya Katisr mengaji ke Mesir berguru dengan Burhanuddin al-Fazari (660-729 H/1261-1328 M) bermadzhab Syafi’i. Guru lainnya adalah Isa bin Muth’im, Ibn Asyakir, Ibn Syairazi, Ishak bin Yahya bin al-Amidi, Ibn Zarrad, al-Hafizh adz-Dzahabi, Ibnu Taimiyah, dan Syekh Jamaluddin Yusuf bin Zaki al-Mizzi. Katsir dinikahkan dengan putri al-Mizzi. Tahun 748 H/1348 M Katsir menggantikan gurunya, az-Zahabi (1248-1348 M) sebagai guru di lembaga pendidikan Turba Umm Salib. Tahun756 H/1355 M menjadi kepala lembaga pendidikan hadis Dar al-Hadis al-Syarafiyah menggantikan Hakim Taqiuddin as-Subki (683-756 H/1248-1355 M) karena wafat. Tahun 1366 H, Katsir diangkat seagai guru besar tafsir oleh Gubernur Mankali Bugha di masjid Umayyah, Damaskus. Katsir wafat di Kota Damaskus tahun 774 H/1373 M (setelah berkarya kitab al-Ijtihad fi Talab al-Jihad) dimakamkan di kompleks pemakaman sufi di Kota Damaskus, bersebelahan dengan Ibnu Taimiyah25.
24
Republika, 22 Juli 2012, hlm. 8. Republika, 2 Januari 2011, hlm 12.
25
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
31
Moh. Rosyid
e. Harun Ar-Rasyid Harun bin Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas lahir bulan Maret 763 M di Rayy, Teheran, Iran. Versi lain, ia lahir di bulan Februari 766 M. Ayahnya, Al-Mahdi bin Abu Ja’far Al-Mansur adalah Khalifah Abbasiyah ketiga. Ibunya Khaizuran, seorang hamba sahaya dari Yaman yang dimerdekakan dan dinikahi Al-Mahdi. Harun diangkat sebagai khalifah kelima Dinasti Abbasiyah memerintah tahun 786-803 M. Sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Maroko, Azerbaijan, dan Armenia. Harun juga pernah memimpin dua kali ekspedisi militer dengan 95 pasukan menaklukkan Byzantium hingga Bosporus. Ekspedisi perdana tahun 779-780 M, ekspedisi kedua tahun 781-782 M. Tahun 779 M diangkat ayahnya menjadi gubernur di As-Siafah dan di Maghribi tahun 780 M. Dua tahun menjadi gubernur ia dikukuhkan menjadi putra mahkota untuk menjadi khalifah setelah saudaranya, Musa al-Hadi. Pada 14 September 786 M menjadi Khalifah Dinasti Abbasiyah sebagai khalifah kelima (berkuasa selama 23 tahun, 786-809 M) hingga wafatnya pada 24 Maret 809 M di Tus, Khurasan, Irak, dalam usia 46 tahun. Ia digantikan oleh putranya, Al-Amin (809-813 M) dan dilanjutkan Al-Ma’mun. Wilayah kekuasaan Harun selama berkuasa mulai dari daerah Laut Tengah di sebelah barat hingga ke India di sebelah timur. Pemberontakan terjadi saat kepemimpinannya adalah pemberontakan Khawarij yang dipimpin Walid bin Tahrif (794 M), pemberontakan Musa Al-Kazim (799 M), dan pemberontakan Yahya bin Abdullah bin Abi Taglib (792 M). Masa keemasannya adalah memberantas koruptor, Yahya bin Khalid senilai 30,676 juta dinar ke kas negara ketika menjabat sebagai perdana menteri (wazir) dan memecatnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dengan dibangunnya Baitul Hikmah, perpustakaan raksasadan pusat kajian iptek26. f. Abul Aswad Ad-Duali Pada masa lalu bahasa Arab tak mengenal harakat karena didominasi dialek. Dalam pengembangan dan transformasi agar tidak mengalami kesulitan bagi pengguna bahasa, Abul Aswad 26
32
Republika, 14 November 2010, hlm B.9. Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
Ad-Duali dengan nama aslinya Dzalam bin Amru bin Sufyan bin Jandal bin Yu’mar bin Du’ali dari bani Kinanah menemukan kaidah nahwu (tata bahasa Arab). Pada era khalifah Umar bin Khattab Aswad menjadi hakim di Bashrah dan masa khalifah Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi Gubernur di Bashrah. Aswad lahir pada 603 M dan wafat pada 688 M merupakan murid dan sahabat Ali bin Abu Thalib yang mampu mengembangkan ilmu nahwu dari Ali dengan memberi tanda baca atau harakat pada tulisan Arab agar pembaca al-Qur’an tidak mengalami kesalahan. Diawali ketika Aswad mendengar seorang yang membaca ayat melakukan kesalahan fatal meski tidak disadarinya, sebagaimana ayat “Anna Allaha bari’un minal musyrikiin wa rasuulihu”, kata ‘rasuulihu’ (bermakna Allah berlepas dari diri orang musyrikin dan rasulnya) seharusnya dibaca ‘rasuuluhu’. Pada saat belum ada fathah, dhamah, dan kasrah Ad-Duali menggunakan sistem titik berwarna merah sebagai syakal kalimat. Titik tersebut (titik di atas huruf dimaknai a yakni fathah, satu titik di bawah huruf dibaca i, satu titik di sebelah kiri huruf dibaca u yakni dhamah. Adapun tanwin dengan menambah titik tersebut menjadi dua buah. Titik tersebut dicetak meraah agar membedakan dengan tulisan Arab yang menggunakan tinta hitam. Upaya Duali dikembangkan oleh muridnya Nasr Ibn ‘Ashim (wafat 707 M) dan Yahya Ibn Ya’mur (wafat 708 M) pada masa khalifah Abdul Malik Ibn Marwan era Dinasti Umayah.27 Penghargaan pada Pahlawan Nasional Selazimnya negara menghargai warganya yang berjuang melawan penjajah, memproklamasikan negara, dan pengisi pembangunan bangsa yang telah mengakhiri kiprahnya karena usia dan keterbatasan lain. Hal ini sebagai pertanda ilmuwan juga mendapat penghargaan sebagaimana pejuang nasional. Bagi (ilmuwan) dosen penghargaan tertinggi adalah jabatan guru besar (profesor) dan bagi peneliti dengan pangkat profesor riset. Penghargaan bagi pejuang berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran (UU mengganti UU Nomor 7 Tahun 1967). Untuk mengoordinasikan kepentingan terhadap veteran, dibentuklah Legiun Veteran RI (LVRI) yang berdiri pada 27
Republika, 3 Februari 2013, hlm.21.
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
33
Moh. Rosyid
2 Januari 1957 dengan Kepres Nomor 103 Tahun 1957. UU Nomor 15 Tahun 2012 Pasal 1 menandaskan veteran RI adalah WNI yang bergabung dalam kesatuan bersenjata resmi yang diakui pemerintah yang berperan aktif dalam suatu peperangan menghadapi negara lain dan/atau gugur dalam pertempuran mempertahankan kedaulatan NKRI. Atau warga negara Indonesia yang ikut serta aktif dalam pasukan internasional di bawah mandat PBB melaksanakan misi perdamaian dunia yang telah ditetapkan sebagai penerima Tanda Kehormatan Veteran RI. Veteran terbagi dalam veteran pejuang kemerdekaan RI, veteran pembela kemerdekaan RI, dan veteran perdamaian RI. Veteran pejuang kemerdekaan adalah mereka yang aktif berjuang dalam revolusi fisik antara 17 Agustus 1945 hingga 27 Desember 1949, termasuk mereka yang berjuang dalam Palang Merah Indonesia, dapur umum dan berbagai kegiatan yang langsung bersangkutan dengan perjuangan. Veteran pembela adalah mereka yang membela kedaulatan NKRI setelah 27 Desember 1949, sedangkan veteran perdamaian adalah mereka yang aktif melaksanakan misi perdamaian dunia di bawah mandat PBB. Dikenal pula veteran anumerta pejuang, pembela, dan perdamaian yakni mereka yang gugur dalam perjuangan masing-masing. Mereka semua diakui dan berstatus veteran setelah ditetapkan sebagai penerima tanda kehormatan veteran yang diberikan Presiden RI. Penghargaan dan penghormatan negara diberikan pada veteran berupa dana kehormatan veteran RI, sejumlah uang yang setiap bulan diberikan pada setiap veteran RI, tunjangan veteran RI dengan pengaturan khusus, menyangkut janda veteran dan yatim piatu. Veteran pejuang dan anumerta pejuang dapat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Kaum veteran RI otomatis anggota LVRI sebagai satu-satunya wadah dan sarana perjuangan kaum veteran. LVRI dipimpin satu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di setiap provinsi dan kabupaten/kota. Misi LVRI mengajak bangsa Indonesia, khususnya kaula mudanya untuk memelihara tradisi perjuangan bangsa. Selain penghargaan pada veteran, penghargaan juga diberikan bagi warga negara yang berkiprah menjadi pejuang, berupa penganugerahan gelar pahlawan nasional. Hal ini diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan.
34
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar dari Sejarah
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin 11 Agustus 2014 mengukuhkan Hari Veteran Nasional yang jatuh setiap 10 Agustus. Berdasarkan PP Nomor 67 Tahun 2014 dan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2014 tentang Penetapan Hari Veteran Nasional. Pemilihan tanggal 10 Agustus dilatarbelakangi peristiwa gencatan senjata antara Indonesia dengan Belanda yang diberlakukan sejak 10 Agustus 1949. Oleh Soekarno, tanggal itu diumumkan sebagai Hari Veteran karena para pejuang secara resmi berhenti mengangkat senjata. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (saat itu) mengumumkan, pemerintah akan memberikan tunjangan kehormatan dan tunjangan veteran kepada para pejuang dan pembela kemerdekaan, janda, duda, dan anak yatim piatu veteran pejuang dan pembela kemerdekaan. Menhan menjelaskan, ada empat kategori veteran, yakni pejuang kemerdekaan, pembela kemerdekaan, penjaga perdamaian, dan anumerta (yang telah wafat). Pejuang kemerdekaan dibagi dalam lima golongan, yakni mulai dari golongan A yakni yang ikut memperjuangkan kemerdekaan minimal 4 tahun hingga golongan E yang memperjuangkan kemerdekaan minimal 6 tahun. Kategori pembela kemerdekaan meliputi veteran Trikora, Dwikora, dan Seroja. Kategori veteran penjaga perdamaian untuk mereka yang pernah bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian di berbagai wilayah di dunia. Nilai tunjangan bervariasi mulai Rp 1,4 juta per bulan hingga Rp 1,6 juta per bulan. Bagi veteran yang mendapatkan pensiun, nilai tunjangannya 50 persen. Pemerintah juga menyediakan tunjangan cacat serta alat bantu, keringanan pembayaran PBB, keringanan naik alat transportasi milik negara seperti kereta dan fasilitas bimbingan usaha kecil menengah. Simpulan Paparan di atas menggambarkan bahwa ilmuwan memiliki tanggung jawab sosial atas keilmuwan yang disandangnya. Upaya yang dilakukan sebagai konsekuensi keilmuannya tidak selalu berada pada jalan lapang, tetapi ada kalanya berada pada jalan yang terjal. Bahkan, berkat tanggung jawab keilmuannya, ia menaruhkan nyawanya sebagai bukti konsekuen dengan jati dirinya. Setelah dipahami ulasan di atas dapat dipilah bentuk
ISSN: 2354-6174 , e-ISSN: 2476-9649
35
Moh. Rosyid
perjuangan ilmuwan, yakni mendarmabaktikan ilmu untuk diri dan lingkungannya. Ada pula yang mengorbankan hartanya untuk kemerdekaan Nusantara, meskipun ia berkebangsaan Jepang, bangsa yang sedang menjajah Nusantara saat itu. Ada pula yang bersuara kritis hingga diusir oleh penguasa dari Tanah Airnya dan meninggal di pengasingan, sebagaimana dialami Fang Lizhi. Ada juga yang pemberani, ulet, bahkan menjadi korban politik, sebagaimana dialami Tan Malaka. Selain itu, perjuangan menuntut ilmu agama (Islam) dilakukan dengan menjadi perantau ke Negara lain (Timur Tengah) untuk mendalami agama yang disumbangkan pemikirannya pada bangsanya. Perjalanan saat itu tak semudah masa kini, yakni perjalanan yang sangat lama dan melelahkan karena moda transportasi masih sangat tradisional. Akhir dari naskah di atas memaparkan peran sukses yang dilakukan ilmuwan dan pejuang muslim dalam menyiarkan Islam sesuai dengan porsi masing-masing Jadi, peran ilmuwan yang dijadikan contoh bagi generasi berikutnya adalah keberaniannya menyuarakan kebenaran, meski nyawa menjadi taruhannya. Sewajarnya bila mendapat penghargaan sebagai pahlawan ilmu sesuai bidang yang diperjuangkan.
DAFTAR PUSTAKA Ensiklopedi Nasional Indonesia. 2004 Rosyid, Moh., Belajar pada Ulama Nusantara yang Mendunia. Koran Muria, 26 September 2014. Rahardjo, M. Dawam, Intelektual Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa Risalah Cendekiawan Muslim. Mizan: Bandung, 1993. Suryadjaja. F. Memastikan Identitas lewat Uji DNA. Suara Merdeka, 12 Februari 2014.
36
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015