Akademisi, Industri, dan Pemerintah Diskusi Roadmap Ekonomi Indonesia 2045 UNAIR NEWS – Kekayaan sumber daya alam di Indonesia masih belum dimanfaatkan sepenuhnya demi kesejahteraan rakyat. Buktinya, masih ada sebagian warga yang masih hidup miskin, ketimpangan masih terjadi, dan pengangguran masih banyak. Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, menyampaikan, persoalan sosial ekonomi itu terjadi karena sumber daya alam belum dikelola secara tepat. Akibatnya, sumber daya alam yang melimpah menjadi sangat terbatas karena diperebutkan oleh segelintir pihak. Pihaknya mengatakan, pemerintah hendaknya mengidentifikasi potensi sumber daya alam, khususnya di kelautan. “Di daratan sudah mengalami reduksi. Konon katanya, 1 persen warga Indonesia menguasai 49 persen. Daratan menjadi terbatas. Sedangkan, kelautan masih punya banyak potensi. Masih banyak potensi yang bisa dimanfaatkan. Kalau kita bisa memanfaatkan kelautan, kita bisa menghidupi lebih dari 40 persen warga Indonesia,” tutur Nasih. Menurut Nasih, pemerintah perlu meningkatkan industrialisasi dengan cara mendorong sektor industri berbasis sumber daya alam, mengintegrasikan industri besar, menengah, dan kecil, serta penyerapan tenaga kerja sebanyak-banyaknya oleh industri. “Dengan catatan, lembaga-lembaga riset di perguruan tinggi juga harus diintegrasikan,” terang Nasih dalam dalam acara roadshow “Industri Pilihan dalam Kerangka Strategi Industrialisasi Indonesia 2045” yang diadakan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) bekerjasama dengan UNAIR, Sabtu
(4/2). Ketua KEIN Sutrisno Bachir sepakat dengan pernyataan yang disampaikan oleh Nasih. Ia mengatakan, diperlukan sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia usaha. “Kalau kampus di menara gading, nggak bisa sinergi itu terjadi,” tutur Sutrisno. Dalam sambutannya, roadshow ini diperlukan untuk menyusun roadmap perekonomian Indonesia sampai tahun 2045. Ada lima roadmap industri yang akan disusun melalui lima focused group discussion (FGD) yakni industri agro, industri maritim, industri ekonomi kreatif, industri pariwisata, dan industri manufaktur. Sutrisno mengatakan, Jawa Timur memiliki kondisi perekonomian yang dinamis. Keberadaan perguruan tinggi seperti UNAIR, diharapkan bisa mempengaruhi perkembangan di Jatim ke arah yang lebih baik. Diskusi penyusunan roadmap ini dihadiri oleh Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kementerian Badan Usaha Milik Negara Aloysius, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Ardy Prasetiawan. Penulis: Defrina Sukma S
Rektor Sampaikan Pesan Awal Tahun UNAIR NEWS – Memasuki awal tahun 2017, Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, memberikan
arahan kepada seluruh tenaga kependidikan dan pimpinan di lingkungan rektorat. Arahan disampaikan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR, Selasa (3/1). Dalam sambutannya, Rektor memberikan apresiasinya kepada seluruh tenaga kependidikan dan pimpinan atas kerja kerasnya pada tahun 2016. Salah satunya, indeks kepuasan pelayanan di sebagian besar unit sudah melampaui rata-rata yakni 3,25. Sedangkan, pada tahun 2017, target itu ditingkatkan pada angka 3,60. Di bidang akademik, tahun 2016, program studi terakreditasi A mencapai 54 persen. Pada tahun 2017, targetnya ditingkatkan menjadi 70 persen. Di bidang publikasi, target publikasi yang terindeks Scopus berkisar pada angka 200. Sedangkan, tahun 2017, meningkat ke angka 400. Kinerja para karyawan di rektorat diharapkan bisa mendukung roda akademik baik di tingkat universitas maupun fakultas, seperti misalnya pengurusan surat-surat. Mereka diminta untuk mempermudah proses-proses birokrasi yang melibatkan sivitas akademika. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan operasional sehari-hari, para karyawan dan pimpinan untuk mendasarkan kegiatan pada kebijakan mutu yang berpegang pada BEST. BEST adalah based on morality, excellent (academic, research, and community development), strong academic culture, dan target oriented. “Kita semua hendaknya bekerja yang didasari pada aspek moralitas. Apabila jam kerja sudah menunjukkan pukul empat sore, itu memang waktunya pulang. Tapi, jika ada kerjaan yang harus diselesaikan hari itu juga terus anda pulang tepat pukul jam 4, itu menyalahi aspek moral,” tutur Prof. Nasih. Selain itu, Rektor mengingatkan agar dalam setiap pekerjaan, berorientasi pada target. Ia mencontohkan, bila pada tahun 2017 tim UNAIR memiliki target untuk menjuarai kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional, maka diharapkan seluruh unit kerja
bisa mensukseskan target itu. “Misal, ketika ingin juara PIMNAS, itu bukan hanya tanggung jawab Direktorat Kemahasiswaan, tapi juga melibatkan Direktorat Keuangan, Direktorat Pendidikan,” tutur Rektor. Di akhir acara, Rektor menetapkan zona integritas di wilayah UNAIR. Zona integritas itu berarti para karyawan dan pimpinan diharapkan untuk bekerja mengabdi, dan melayani sepenuh hati. Kedua, ora ngapusi, ora mbujuki, ora korupsi dan pungli. Ketiga, bekerja, mengabdi, melayani dengan lebih inovatif, efisien, dan efektif. Keempat, bekerja, mengabdi, melayani dengan lebih produktif dan berkah. “Diperlukan inovasi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan. Tinggalkan yang jadul-jadul (jaman dulu, red),” ujar Rektor. Selain Rektor, acara penyampaian kinerja dihadiri oleh jajaran pimpinan dan para tenaga kependidikan. (*) Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Faridah Hari
Rektor Berikan Penghargaan Bagi Sivitas Berprestasi UNAIR NEWS – Sidang universitas dan orasi dalam peringatan Dies Natalis UNAIR ke-62 telah dihelat dengan khidmat, Kamis (10/11). Acara yang dilangsungkan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Kampus C tersebut dihadiri oleh 49 Guru Besar dan Dekan, 595 tamu dari kalangan akademisi dan juga jajaran pemerintah. Sidang Dies Natalis UNAIR ke-62 tahun turut dihadiri oleh dua
pejabat pemerintahan yakni Menteri Pertanian RI Andi Amran, dan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Laode M. Syarif. Masing-masing orator memaparkan kinerja dan harapan di masingmasing institusi yang dipimpin. Dalam kesempatan tersebut, Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA selaku pimpinan sidang menuturkan bahwa UNAIR yang memasuki usia 62 tahun masih terus mengejar harapan memasuki ranking 500 dunia. “Untuk mengejar itu kami tidak berdiam diri,” seru Prof. Nasih. “Yakinlah bahwa harapan kami sama sebagaimana yang diharapkan oleh bapak ibu sekalian. Kami ingin berlari secepat mungkin untuk mengejar ketertinggalan. Untuk itu, mari kita rapatkan barisan untuk memberikan yang terbaik bagi nusa bangsa dang negara Indonesia,” seru Prof. Nasih. Beri Penghargaan Sebagai salah satu rangkaian acara dalam sidang universitas tersebut, Rektor UNAIR juga memberikan penghargaan kepada sivitas akademika UNAIR yang menorehkan beragam prestasi. “Kami ucapkan selamat dan juga berharap agar kontribusi anda sekalian tidak hanya sampai disini saja, namun terus berlanjut sampai masa mendatang,” harap Prof. Nasih. Salah satu penerima penghargaan tersebut adalah Dra. Dwi Handayani, M.Hum. Ia dinobatkan sebagai Peringkat I Koordinator Program Studi berprestasi UNAIR 2016. Kaprodi Sastra Indonesia tersebut mengungkapkan bahwa penghargaan tersebut merupakan suatu amanah baginya. “Ini bukan suatu hal yang patut disombongkan, karena bagi saya ini adalah amanah bagi saya untuk terus memajukan prodi Sastra Indonesia kedepan,” terang Dwi. Selain Dwi, mahasiswa Hubungan Internasional UNAIR M. Luthfi Al Jufri juga mendapatkan penghargaan sebagai salah satu mahasiswa berprestasi. Mahasiswa semester III tersebut mengaku
sangat bersyukur setelah penerima penghargaan.
dinobatkan
sebagai
salah
satu
“Saya cukup senang sekali. Karena banyak sekali mahasiswa lain yang juga berprestasi,” ujar Luthfi. Selain Koordinator Prodi dan Mahasiswa berprestasi, Rektor UNAIR juga memberikan penghargaan kepada Dosen berprestasi, Administrasi Akademik berprestasi, Pengelola Keuangan berprestasi, Pustakawan berprestasi, Laboran berprestasi dan juga pemenang kompetisi AISC yang diselenggarakan selama 4 hari sejak tanggal 7 November.(*) Penulis : Dilan Salsabila Editor : Nuri Hermawan
UNAIR Jalin Kerja sama Keterbukaan Informasi Publik UNAIR NEWS – Dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi publik, Pusat Informasi dan Humas (PIH) Universitas Airlangga berinisiasi untuk mengembangkan kerja sama dengan berbagai media. Kerja sama ini tidak hanya menggandeng media televisi, tapi juga dengan koran dan media lainnya. Yang telah berlangsung, melalui PIH, JTV menayangkan program Mutiara Hati dengan Rektor sebagai narasumbernya. Selain itu, program gelar inovasi guru besar yang juga diinisiasi oleh PIH, juga melibatkan para wartawan dalam pemilihan topik bahasan. Kerja sama juga dikembangkan bersama TII (Transparency International Indonesia), dengan Rektor sebagai narasumber
utama untuk menjelaskan tentang pemerintahan yang bersih. Kali ini, kerja sama tersebut berlanjut lagi dengan televisi nasional ANTV, yang berlangsung di Ruang Direktorat Sistem Informasi dan Komunikasi, Kamis (27/10). Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., sebagai Rektor UNAIR dan salah satu tokoh di Jawa Timur berbicara tentang peran pendidikan tinggi, khususnya UNAIR, dalam mengabdi dan memberikan sumbangsih pada masyarakat dan negara. “UNAIR memiliki kepentingan untuk menjelaskan kepada publik. Ini sebagai salah satu sikap transparansi atas penyelenggaraan pendidikan di UNAIR,” ujar Prof. Nasih. Prof. Nasih mengatakan, kerja sama yang dikembangkan oleh PIH ini akan terus didukung. Mengingat, kerja sama dengan berbagai media sebagai salah satu bentuk keterbukaan informasi, yang mana UNAIR juga turut ambil andil dalam bersikap terbuka kepada publik. “Kerja sama yang dikembangkan PIH ini akan terus kita dukung. Karena ini menjadi bagian penting di era keterbukaan informasi ini, UNAIR juga bersikap terbuka pada publik,” ujarnya. (*) Penulis : Binti Q Masruroh Editor : Dilan Salsabila
Rektor Jalin Silaturahmi ke Redaksi Kompas UNAIR NEWS – Jajaran pimpinan Universitas Airlangga berkunjung ke kantor redaksi Kompas, Kamis (15/9). Kunjungan tersebut dalam rangka menjalin silaturahmi antara UNAIR dengan Kompas.
Kunjungan pimpinan diterima langsung oleh jajaran redaksi dan para redaktur/editor Kompas, antara lain, Mohammad Bakir, Evy Rachmawati, Banu Astono, dan Nasrullah Nara. Pimpinan UNAIR yang hadir dalam kunjungan itu antara lain Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., Sekretaris Universitas Koko Srimulyo, Drs., M.Si., Direktur Sarana Prasarana dan Lingkungan Karnaji, S.Sos., M.Si., Ketua Pusat Informasi dan Humas Suko Widodo, Sekretaris Senat Akademik Iman Prihandono, SH., MH., LL.M., Ph.D., dan dosen/pakar ekonomi UNAIR Dr Wisnu Wibowo SE., MSi. Dalam diskusi yang berlangsung cair dan penuh nuansa keakraban itu, Prof Nasih menyampaikan keinginannya untuk bekerjasama dengan Kompas, khususnya dalam hal pemberitaan. UNAIR memiliki banyak pakar dan narasumber yang dapat dimintai keterangan terkait isu apapun yang ada di level nasional dan internasional. Mereka siap untuk dikutip atau diwawancarai oleh media massa. “Kami selalu siap memberi informasi tentang siapa saja pakar yang pas untuk menanggapi isu-isu terkini. Kami akan memberi daftar nama berikut spesifikasi keahlian mereka pada Kompas untuk memudahkan komunikasi langsung dengan para ahli tersebut,” kata Prof Nasih. Jajaran redaksi Kompas menyambut baik sikap UNAIR. Kebetulan, kontak narasumber yang berkompeten sangat dibutuhkan. Terlebih, kata Banu Astono, UNAIR memiliki berbagai pakar dari bermacam disiplin ilmu. “Kami juga siap kalau UNAIR mengajak diskusi atau ngobrol bareng tentang isu-isu yang hangat berkembang saat ini. Diskusi seperti itu nantinya bisa dimuat pula di koran kami,” imbuh Banu. Kegiatan semacam itu dapat dilakukan di kantor Kompas Surabaya maupun Jakarta. Dapat pula di tempat lain atas kesepakatan bersama. Selain itu, Banu juga menyarankan agar Ikatan Alumni
UNAIR memiliki suatu acara khusus yang dikerjasamakan dengan Kompas. Misalnya, dengan menggandeng radio dalam grup Kompas. Nantinya, selain disiarkan live di jaringan radio-radio grup Kompas. Bila isu tersebut menarik, pasti dapat masuk pula di halaman koran maupun website. Prof Nasih menyambut hangat usulan tersebut. Dia berjanji akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan tindaklanjut. Tapi secara prinsip, Prof Nasih setuju. “UNAIR dan Kompas memiliki gairah yang sama di bidang edukasi dan penyebaran informasi yang bermanfaat di masyarakat,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu. (*) Penulis : Rio F. Rachman Editor : Binti Q. Masruroh
UNAIR Gelar Grand Opening Pembinaan Baca Alquran 2016 UNAIR NEWS – Kegiatan “Grand Opening Pembinaan Baca Alquran” yang dilaksanakan di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C UNAIR pada Minggu (11/9), menjadi pembuka dari program rutin tahunan yang diperuntukan untuk mahasiswa baru yang beragama Islam. Hadir di tengah mahasiswa baru yang mengenakan pakaian putih, Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., bersama Direktur Kemahasiswaan Dr. M. Hadi Shubhan., S.H., M.H., CN., pembina Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam (UKMKI) Dr. Mustofa Helmi Effendi., DTAPH., drh., dab Ketua Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK) Agama Islam I Sunan Fanani, S.Ag., M.Pd.I., Pada sambutannya, Prof. Nasih
menyatakan bahwa dengan adanya program PBA ini, nantinya Alquran tidak sekedar menjadi bacaan saja, namun juga diaplikasikan dalam kehidupan. Prof. Nasih juga menyebutkan bahwa mahasiswa baru yang hadir sudah terbilang sebagai santri. “Mulai hari ini kalian telah menjadi santri Airlangga yang harus terus-menerus mempelajari Alquran,” ungkpanya. Tidak hanya dari kalangan sivitas akademika UNAIR saja yang datang pada acara tersebut, ketua Yayasan Nurul Falah Surabaya, Drs. H. Umar Jaeni., M.Pd., yang hadir dan turut memberikan sambutan pada acara tersebut menyampaikan, betapa pentingnya Alquran dalam kehidupan sehari-hari, mengingat mahasiswa merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan. “Insya Allah kalian yang masuk menjadi mahasiswa Universitas Airlangga akan menjadi pemimpin, dan jadilah pemimpin yang berlandaskan Alquran,” tegasnya. Acara “Grand Opening Pembinaan Baca Alquran” juga diisi dengan beragam kegiatan, mulai Talkshow, hiburan seni banjari, bazar, pelantikan 627 mentor, konfigurasi gambar-gambar sosialisasi PBA, dan serta tes awal serentak oleh 6267 mahasiswa baru yang hadir. Selain itu, acara tersebut juga dimeriahkan dengan datangnya Muzammil Hazballah., ST. yang merupakan imam muda masjid Salman Institut Teknologi Bandung. Penulis: Akhmad Janni Editor: Nuri Hermawan
UNAIR Godok Rencana Pelayanan Satu Atap UNAIR NEWS – Untuk meningkatkan kemudahkan pelayanan dan segala urusan birokasi di lingkungan universitas maupun fakultas, Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak., berencana untuk membentuk unit pelayanan terpadu satu atap. Unit ini dibentuk agar mahasiswa dan para tamu mendapatkan kepuasan dengan layanan birokrasi di UNAIR. Rektor mengungkapkan hal itu usai acara presentasi “Draft Organization Capital Universitas Airlangga” di ruang 301, Jumat (9/9). Acara presentasi itu dihadiri oleh para pimpinan tingkat fakultas dan universitas. Inovasi birokrasi di lingkungan UNAIR ini dibentuk mengingat ada sejumlah pelayanan yang perlu mendapatkan peningkatan kualitas. Menurut Prof. Nasih, kualitas pelayanan perlu ditingkatkan agar proses berjalan efektif dan efisien. “Selama ini masih sendiri-sendiri ya. Ada unit bagi mahasiswa untuk mengurus KTM (kartu tanda mahasiswa), ada unit untuk mengurus foto, keuangan, izin kemahasiswaan, dan sebagainya. Itu kurang efektif dan efisien. Ke depan, kita ingin ke depan pelayanan yang cepat, murah, sehingga lebih memuaskan customer,” tutur Prof. Nasih. Konsep pelayanan satu atap yang tengah dikembangkan oleh pimpinan adalah pembentukan koordinator akademik di setiap fakultas. Rencananya, kepala bagian akademik akan berganti struktur dan fungsi dengan menjadi koordinator yang bertanggung jawab atas pelayanan terpadu setiap fakultas. “Kalau di fakultas, kita sudah mengubah kepala bagian akademik menjadi koordinator di dekanat. Koordinator di dekanat itu nantinya yang akan mendorong pelayanan terpadu di masingmasing fakultas. Semua urusan tidak perlu ke masing-masing
bagian. Cukup di satu loket yang memang menangani apapun kebutuhan mahasiswa. Begitu pula di rektorat, harus ada satu pusat pelayanan terpadu,” terang Rektor. “Yang paling gampang, ketika alumni mengurus legalisir masih mengurus pada lebih dari satu unit. Legalisirnya di bagian akademik, bayarnya di bagian keuangan. Kenapa harus begitu kalau dengan pelayanan satu atap kebutuhan legalisir bisa selesai. Itu yang akan kita dorong, jadi tidak perlu ke sana ke sini,” imbuh Prof. Nasih. Menanggapi instruksi Rektor UNAIR terkait pelayanan satu atap, Ketua Pusat Informasi dan Humas Drs. Suko Widodo, M.Si, mengatakan bahwa dirinya siap untuk melakukan meningkatkan kualitas manajemen di bidang pelayanan pelanggan sesuai amanah Rektor. (*) Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan
Rektor Wacanakan Bentuk Tim Khusus Proyek Mahasiswa UNAIR NEWS – Keberhasilan mahasiswa Fakultas Kedokteran Jefferson Caesario meraih medali perunggu International Mathematics Competition (IMC) di Bulgaria pada 24-31 Juli 2016, makin membuktikan kalau mahasiswa UNAIR memiliki keunggulan dalam segala bidang. Bertolak dari perspektif itu, muncul banyak gagasan untuk terus menggairahkan ide kreatif dan inovatif di kalangan mahasiswa. Salah satu wacana yang tercetus dari Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA., adalah pembentukan tim khusus untuk proyekproyek tertentu.
Saat ditemui kru UNAIR News Rabu (24/8) lalu, Prof. Nasih mengutarakan, di sejumlah kampus sudah ada tim mobil listrik, mobil hemat energi, dan lain sebagainya. UNAIR sejatinya memiliki potensi untuk membuat kelompok-kelompok produktif seperti itu. Yang jelas, tujuan dari mereka mesti jelas. “Misalnya, para mahasiswa dikumpulkan dalam sebuah proyek di bidang nanoteknologi. Nanti tim tersebut terdiri dari para mahasiswa lintas fakultas. Punggawa tim memang harus multidisiplin ilmu. Sehingga, produk yang dihasilkan dapat lebih komprehensif manfaatnya,” ungkap Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut. Dia melanjutkan, UNAIR memiliki banyak peneliti dan pemikir yang sudah teruji di level nasional maupun internasional. Bahkan, mahasiswanya pun kerap berprestasi di ranah dunia. Fakta itu menunjukkan, dari segi SDM, sudah tidak ada persoalan. Tinggal segera menelaah, proyek apa yang ingin dikaji bersama, sekaligus menyesuaikannya dengan kesiapan yang sudah dimiliki. Terlebih, fasilitas perkuliahan maupun penelitian di UNAIR juga modern. Laboratorium yang ada sudah serba canggih. Semua itu dapat menjadi elemen fundamental untuk mendukung wacana tersebut. “Nanti tim-tim tersebut bisa dikoordinasikan di Direktorat Kemahasiswaan,” ungkap Prof Nasih. Harapannya, dengan cara ini, sumbangsih yang diberikan UNAIR untuk dunia akademik maupun masyarakat umum, bisa teraplikasikan secara konkret. Sebab, kampus bukanlah menara gading yang hanya tampak megah dari luar. Tapi, tidak bisa menyentuh publik dengan menyeluruh. (*) Penulis: Rio F. Rachman Editor: Defrina Sukma S.
Rektor UNAIR: Kolaborasi untuk Maksimalkan Potensi UNAIR NEWS – Kolaborasi untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. Itulah intisari pernyataan Rektor Universitas Airlangga ketika diwawancarai awak media terkait dengan The Australia-Indonesia Centre and Ristekdikti “IndonesiaAustralia Research Summit” yang dilaksanakan di UNAIR, Senin (22/8). Pertemuan peneliti itu bertajuk “Innovating Together: Starting Local, Reaching Global.” “Inti dari pertemuan ini adalah kita mendorong inovasi karena inovasi tidak bisa dilakukan sendiri. Kita memerlukan banyak sumber daya dan kerjasama dengan pihak lain,” tutur Rektor UNAIR. Begitu pula dengan pertemuan peneliti yang berlangsung pada dua hari ini. Menurut Prof. Nasih, pelaksanaan forum-forum peneliti internasional dimaksudkan untuk mendorong lebih banyak inovasi di berbagai bidang. Misalnya, keunggulan UNAIR di bidang kesehatan bisa dikolaborasikan dengan pihak lain untuk menghasilkan produk yang lebih inovatif. “Misalnya, ambil contoh sapi australia. Mengapa justru sapi australia yang menjadi favorit, kita justru impor dari sana. Ada apa dengan sapi australia. Kita harus teliti itu, dan hasil penelitiannya bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan potensi dalam negeri,” tutur Prof. Nasih. Prof. Nasih juga menyampaikan apresiasi pada pelaksanaan pertemuan peneliti kali ini karena ada banyak isu-isu strategis yang dibahas, seperti dominasi Tiongkok dalam berbagai kerjasama bisnis.
Prof. Nasih berharap dengan adanya forum internasional semacam ini bisa merangsang kegiatan riset para akademisi UNAIR. “Peneliti dari Australia saja mau ke sini, masa kita enggak? Harapannya, kita (peneliti UNAIR, –red) juga banyak yang ke sana untuk melakukan riset,” imbuh Prof. Nasih. Terkait dengan kolaborasi, UNAIR banyak memiliki kerjasama dengan universitas dan pemerintah Australia. Saat ini, peneliti UNAIR, Universitas Indonesia, Universitas Western Australia, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah mengembangkan penelitian mengenai kelas inklusi. Kelas inklusi ini diperuntukkan bagi siswa yang memiliki keterbatasan pendengaran agar bisa berbaur dengan kawan-kawan lainnya tanpa perlu ada pemisahan ruangan khusus. “Ini sedang diusahakan agar mereka nggak perlu ada kelas khusus. Dan mereka bisa sekelas dengan teman-teman lainnya,” imbuh Prof. Nasih. Selain kolaborasi riset, UNAIR juga memiliki kerjasama di bidang lain seperti pertukaran mahasiswa dan pengajar. Dengan adanya hubungan kerjasama, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR itu berharap agar hubungan bilateral negara bisa lebih baik dan berkualitas. “Kerjasama ini kan, untuk saling berkolaborasi dan belajar. Sekaligus untuk menghilangkan ketergantungan antar kedua negara,” tutur Prof. Nasih. (*) Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Binti Q. Masruroh
Rektor dalam Obrolan Isu-Isu Publik UNAIR NEWS – Suasana hall lantai empat kantor manajemen UNAIR tidak seperti biasanya. Pasalnya, Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh. Nasih., SE., MT.,Ak., CMA, bersama beberapa pakar media sosial turut serta melangsungkan diskusi yang diliput langsung oleh televisi milik pemerintah, Selasa (26/7). Diskusi dalam acara obrolan isu-isu publik tersebut dipandu oleh Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR, Drs. Suko Widodo, M.Si. Diskusi yang juga dihadiri perwakilan mahasiswa dan pegawai di lingkungan kantor manajemen UNAIR tersebut membahas mengenai dampak dan implikasi teknologi informasi. Suko membuka diskusi dengan menyinggung kasus demam permainan Pokemon Go yang kini tengah melanda publik dunia. “Dampak berkembangnya teknologi informasi ini memang sulit dibendung, salah satunya yang kini sedang digandrungi. Demam Permainan pokemon Go,” ujarnya. Dalam paparannya, Prof. Nasih juga menjelaskan bahwa perkembangan teknologi informasi tidak bisa lepas dari sebuah nilai. Baginya teknologi informasi yang berkembang saat ini juga memiliki tujuan bisnis dan mengambil beragam keputusan. “Ke depan, perkembangan ini harus kita dorong agar memberikan manfaat yang lebih luas. Dalam hal bisnis, misalnya dengan membantu pengembangan UKM kita,” papar Prof.Nasih. Selaku pengamat sekaligus praktisi sosial media yang turut hadir, Agung menjelaskan bahwa dampak baik dan buruk dari perkembangan teknologi informasi sulit dibendung. Bagi Agung, individu atau pelaku dari teknologi menjadi penentu dari dampak yang ada. “Sebenarnya
ya
tergantung
dari
masing-masing
individu
bagaimana untuk memanfaatkannya,” terang Agung. Senada dengan Agung, dosen Ilmu Komunikasi, Kandi Aryani, S.Sos., M.A., menuturkan bahwa teknologi informasi menunjukkan betapa antusias individu untuk terlihat di dalam ranah publik. Pengamat sosial media tersebut juga menambahkan, dengan hadirnya teknologi informasi yang semakin canggih ini, masingmasing individu mampu memproduksi dan mengonsumsi beragam informasi. “Yang perlu menjadi perhatian saat menggunakan sosial media, harus tahu mana ruang privasi dan mana ruang publik,” tegasnya. (*) Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila