A. Periodisasi Sastra. Ajib Rosidi (1985) membuat periodisasi sastra Indonesia sebagai berikut: a) Periode kelahiran hingga (1945) 1) Periode 1900 – 1933 Muhammad Yamin, Marah Rusli, Abdul Muis, Sanusi Pane 2) Periode 1933 – 1942 STA, Amir Hamzah, JE Tatengkeng 3) Periode 1942 – 1945 Umar Ismail, Idrus, El Hakim b) Periode perkembangan (1945-kini). 1) periode 1945 – 1953 Chairil Anwar, Asrul Sani, Pramudya Ananta Toer, Mukhtar lubis 2) periode 1953 – 1961 WS Rendra, Ramadhan KH, Motinggo Busye, NH Dini, Sitor Situmorang 3) periode 1961 – sekarang; Taufik Ismail, A.A Nafis, Supardi Joko Damono, Danarto, Arifin C Noer Novel Layar terkembang karya Sutan Taqdir Alisyahbana (STA) Tokoh utama; Yusuf dan Maria. o o o o o o o o o
Puisi Tanah Air karya Muhammad Yamin Puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah Puisi Cocktail Party karya Toety Herati Puisi Karangan Bunga karya Taufik Ismail Puisi Awan karya Sanusi Pane Puisi Salju karya Wing Kardjo Puisi Ketika Senja Pergi dari Halaman ini karya Aslan A Abidin Cerpen Perjalanan Dua Pencari Alamat karya Jujur Prananto Puisi Kita Pemilik Sah Republik Ini karya Taufik Ismail dari kumpulan puisi Benteng dan Tirani 1993
Menurut Umar Kayam, pengaruh televisi harus dilihat dari sudut pandang agama, moral, etika dan sudut pandang pendidikan. Setelah itu perlu dirumuskan kembali kebudayaan Indonesia agar generasi muda tidak kehilangan jati diri menghadapi serbuan budaya asing melalui media. Inilah pentingnya bersikap kritis terhadap perkembangan dan pengaruh perubahan zaman.
B. Puisi o Bait; satu kesatuan puisi yang terdiri dari beberapa baris o Rima; persamaan atau pengulangan bunyi o Irama mirip irama musik sama-sama diatur oleh ukuran waktu dan tempo. Definisinya; alunan yang tercipta oleh kalimat yang berimbang, selingan bangun kalimat, dan panjang pendek (kemerduan) bunyi (dalam prosa). Bentuk-bentuk puisi lama: 1) 1.Mantra; puisi yang berisi puji-pujian terhadap hal ghaib atau dikramatkan 2) 2.Bidal; bahasa kiasan dalam mengungkapkan sesuatu, seperti; pepatah, tamsil, kiasan, perumpamaan dan pameo. 3) 3.Pantun; empat baris dalam satu bait, pertama dan kedua sampiran, ketiga dan keempat isi 4) 4.Talibun merupakan jenis pantun yang tiap baris lebih dari empat baris, jumlah baris dalam tiap bait selalu genap. 5) 5.Gurindam; tiap-tiap bait terdiri dari dua baris, persajakannya a a. 6) 6.Seloka; Pantun berbingkai 7) 7.Syair; empat baris dalam satu bait dengan persajakan aa-aa 8) 8.Kit’ah puisi Arab yang berisi nasihat-nasihat 9) 9.Gasal puisi Arab yang berisi cinta kasih 10) 10.Nazam puisi Arab yang cerita hamba sahaya, sultan, pangeran atau bangsawan 11) 11.Ruba’i puisi-puisi Arab yang berkaitan dengan nasihat-nasihat 12) 12.Masnawi puisi Arab yang merupakan pujian terhadap orang-orang yang dimulyakan Sastra lama Indonesia dipengaruhi sastra Arab, sedang sastra baru dipengaruhi Barat, adapun kaidah mutlak puisi lama; a) b) c) d)
Jumlah baris atau kalimat dalam setiap bait jumlah suku kata atau kata dalam setiap kalimat rima atau persamaan bunyi irama
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dan pemilihan kata-kata kias atau imajinatif.
Ciri-ciri Kebahasaan Puisi menurut Herman J. Waluyo: 1) Pemadatan bahasa; kata-kata membentuk larik dan bait atau bahasa dipadatkan. 2) Pemilihan kata khas puisi bukan bahasa prosa dan sehari-hari; kelam sunyi a) Makna kias atau yang bukar arti sebenarnya; hari mudaku telah pergi b) Lambang; pengantian suatu hal/benda dgn hal/benda lain; Burung dara jantan c) Persamaan bunyi/rima; persamaan bunyi yang harmonis 3) Kata kongkret; kuku-kuku besi bermakna kuda bersepatu besi. 4) Pengimajian (pencitraan dalam puisi); kata atau susunan kata-kata dapat memperjelas apa yang dinyatakan penyair. Apa yang digambarkan seolah-olah dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif) dan dirasa (imaji taktil). 5) Irama atau Ritme. 6) Tata wajah atau tata letak kata yang tidak lazim (mutakhir). Judul puisi CINTA RUPIAH karya Taufik Isma’il Judul puisi DI PANTAI LOSARI karya Eka Budianta Judul puisi SAWAH karya Ali Hasjmy Judul puisi SURAT DARI IBU karya Asrul Sani Judul puisi Indonesia, Masihkah Engkau Tanah Airku karya Husni Djamaluddin Judul puisi DOA karya Budiman S Hartoyo Judul puisi Dieng karya Anita Rose Pantiana Saparjiman Judul Soneta SAWAH karya Sanusi Pane Judul Soneta CANDI karya Sanusi Pane Judul Soneta TERATAI karya Sanusi Pane o Judul Soneta PAGI-PAGI karya Muhammad Yamin o o o o o o o o o o
Pelopor Soneta M. Yamin membawa dari Italia. Soneta terdiri dari 14 baris, tiga bait terdari empat baris, satu bait terdiri dari dua baris atau dua bait empat baris dan dua bait tiga baris). Puisi baru bersifat bebas, meski demikian, dalam penelitian terdapat beberapa ciri khusus. Berdasarkan jumlah baris, puisi baru dibedakan dengan: 1) Distikon; terdiri dari dua baris dalam setiap baitnya, bersajak a-a 2) Tarzina; setiap bait terdiri dari tiga buah kalimat. Bersajak; a-a-a, a-a-b, a-b-a, ab-b. 3) Kuatrin sajak empat seuntai, setiap baris terdiri dari empat kalimat, bersajak ab\ab, aa-aa, atau aa\bb.
4) 5) 6) 7)
Kuint; terdiri diri lima baris kalimat setiap baitnya, bersajak a-a-a-a-a Sektet; enam buah kalimat setiap baitnya, tidak beraturan Septina; tujuh buah kalimat setiap baitnya, sajaknya tidak beraturan Stanza; sajak delapan seuntai, setiap bait terdiri dari delapan buah kalimat, disebut juga oktava/.
Berdasarkan isinya terdiri dari: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Ode; sajak yang mengandung pujian Himne; sajak pujian pada Tuhan Eligi; sajak duka nestapa Epigram; saja yang berisi ajaran-ajaran moral Satire; sajak yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar dan sinis Romanse; sajak cinta kasih Balada; saja yang berisi kisah atau cerita bisa kisah nyata atau khayalan penyair o o o
Puisi Mendalawangi Pangranggo karya Soe Hok Gie Puisi Dalam Pasang karya Abdul Hadi WM Majas; membandingkan dengan sesuatu yang lain secara halus atau berlebihan
1) Majas perumpamaan (simile) perbandingan dua hal yang dianggap sama walau sebenarnya berbeda, contoh; hidupnya seperti benalu yang menempel pada batang kayu. Biasanya mengunakan kata batu seperti, bagai, bagaikan, laksana, ibarat dan bak. 2) Majas Personifikasi; mengungkapkan benda mati seakan-akan hidup, Contoh; tanah ini merindukan hujan. 3) Majas Metafora; perbandingan diungkapkan secara singkat dan padat, tanpa penggunaan kata bantu. contoh; jangan bergaul dengan lintah darat! 4) Majas Perbandingan yang bertautan dengan sesuatu yang lainnya. Misal; pernikahan, suami istri, bahtera kehidupan, kelahiran dan kematian. Analisa sebuah puisi minimal terdiri dari: 1) 2) 3) 4)
Deskripsi tentang tema Melukiskan fungsinya Mengungkapkan perasaan penyair mengungkapkan harapan penyair
Diksi atau pemilihan kata harus memperhatikan: a) Pilihan kata mencakup pengertian kata atau kalimat dalam mengungkapkan sebuah gagasan b) Mampu membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dan gagasan yang ingin disampaikan; bentuk yang sesuai dengan nilai rasa c) Memiliki perbendaharaan kata yang banyak dan luas. C. Cerita. a) Sastra lama. Sastra Kuno; sastra sebelum adanya Sastra Hindu; mantra2, dongeng, kepercayaan terhadap arwah nenek moyang. Tokoh sastranya; dukun dan pendongeng. b) Sastra Sastra zaman Hindu antara abad 7-13 munculnya kerajaan Hindu. Hasil sastra berupa: Adat istiadat, silsilah raja, asal usul manusia, keagamaan dan cerita2 kependidikan. Sastrawan terkenal; a) Empu Kanwa mengarang Arjunawijaya b) Empu Tantular mengarang Sutasoma c) Empu Prapanca mengarang Negarakertagama Sastrawan zaman Islam antara abad 14-19. Puisi pengaruh Islam yakni berbentuk syair pada awalnya. Pujangga zaman ini; Hamzah Fansuri syair Perahu, syair dagang dan Raja Ali karya Gurindam dua belas, syair Abdul Malik Sastra Peralihan bercorak Melayu lama dengan tokoh Abdul Kadir Munsyi. Sastra baru yang diperngaruh corak sastra Barat. a) b) c) d) e) f)
Balai pustaka 1917-1933 Pujangga baru 1933-1945 M Yamin, JE Tatengkeng, Rustam Efendi Angkatan 45 Chairil Anwar Angkatan 66 HB Yasin, Taufik Islmail, WS Rendra Angkatan 80 Emha Ainun Nadjib, Musthafa Bisri Angkatan 2000 Wiji Thukul o o o
Cerpen Bulan Angka 11 karya Arie MP Tanpa Cerpen Pohon Keramat karya Yus R. Ismail Cerpen Kisah di Kantor Pos karya Muhammad Ali
D. Kiat menulis Cerpen: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Menulis karakter tokoh dalam cerita atau garis besar dari cerita Tunjukkan karakter tokoh dengan tanpa memberitahukan pada pembaca Jangan buat karakter yang sempurna Gambarkan setting cerita seakan-akan pembaca mengalami langsung Tulis apa saja yang ada di benak Perbaiki tulisan Buat awal dan akhir cerita yang menarik Kirim tulisan ke media yang cocok
E. Unsur Instrisik cerpen: 1) Tema: inti cerita yang mewakili keseluruhannya 2) Alur: jalannya cerita atau rangkain peristiwa yang susul menyusul dalam cerita a. Peralihan dari suatu keadaan ke keadaan lain (peristiwa) b. Konflik atau benturan masalah, pertarungan dua kekuatan dan aksi balas membalas c. Klimaks; puncak konflik 3) Setting; latar belakang tempat, waktu dan suasana yang ada dalam cerita. 4) Gaya bahasa; cara menulis mengungkapkan cerita dalam bahasa tertentu yang menarik. 5) Tokoh; pemeran yang bermain dalam cerita. Biasanya terdiri dari tokoh utama, pembantu, figuran (pelengkap) dan antogonis (musuh/lawan). 6) Penokohan/Karakter; sifat atau watak tokoh dalam cerita a. Berdasarkan peranan tokoh; tokoh utama dan tokoh tambahan. b. Berdasarkan fungsi penampilan tokoh; Protagonis kagumi/jagoan/pahlawan) dan antagonis (lawan/tokoh jahat). 7) Ending; akhir dari cerita. F. Unsur Ekstrinsik ialah unsur-unsur yang berada di luar cerpen: 1) 2) 3) 4) 5)
Ekonomi Sosial budaya Politik Agama Pengarang
(yang
kita
G. Penulisan naskah drama mengandung unsur-unsur: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Penulisan judul Penetapan pelaku Catatan penunjuk Penetapan babak/lakon Prolog (pengantar cerita), monolog (keterangan), dialog dan epilog (akhir) Penulisan bagian-bagian naskah drama; a. b. c. d. e. f.
Pengenalan atau pemaparan (eksposisi) Penggawatan atau insiden permulaan (konplikasi) Penanjakan waktu atau konflik (rising action) Krisis, titik balik atau puncak (klimaks) Peleraian (falling action) Penyelesaian atau keputusan (resolusi/katastrope)
H. Konflik dalam drama: 1) Konflik batin; adanya pertentengan, konlik dan masalah 2) Konlik kebudayaan; benturan dua suku dalam masyarakat atau lebih 3) Konflik sosial; pertentangan antar anggota masyarakat I. Tokoh dan Penokohan: Pengarang melukiskan sifat-sifat tokoh/karakter dengan cara; 1) Secara langsung a. Melukiskan secara langsung raut muka, tubuh, dan rambut b. Pengarang mengatakan secara langsung bahwa sang tokoh; ramah, baik, pemarah, sombong 2) Secara tidak langsung. a. Melukiskan jalan pikiran atau apa yang ada dalam hati, misal keinginan menjadi penulis b. Memperlihatkan reaksi tokoh terhadap suatu kejadian; marah atau diam c. Melukiskan keadaan lingkungan sekitar kamar, rumah dan masyrakat d. Melukiskan pandangan tokoh lain tentang tokoh utama/pembantu utama e. Melalui dialog dalam cerita
Kelompok drama paling terkenal di Indonesia yakni Teater Koma pimpinan N Riantiarno. Unsur-unsur dalam drama; tema, alur/plot, tokoh dan karakter, dialog, latar/setting, sedang jika dipentaskan ditambah; gerak atau action, tata busana dan tata rias, tata panggung, tata bunyi dan tata lampu, dan amanat yang disampaikan. Armijn Pane lahir di Muara Sipongi Sumut 18 Agustus 1908, meninggal di Jakarta 1970. Novel Belenggu dianggap sebagai perintis penulisan novel Indonesia Modern. Pernah menjadi redaktur majalah Pujangga Baru. 1) 2) 3) 4)
Novel Laskar Pelangi karya Andre Hinata Novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman As Shirazi Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari Novel Salah Asuhan karya Abdul Muis dengan tokoh utama Hanafi (Pribumi) dan Corrie (Belanda) 5) Abdul Muis lahir di Solok Sumatera Barat 1886, di antara karyanya Salah Asuhan, Pertemuan jodoh dan Surapati. Beliau dianggap sebagai pahlawan nasional 6) Novel Pulang karya Toha Mohtar. 7) Novel terjemahan Lelaki Tua dan Laut karya Ernest Hemingway “Ernest Hemingway lahir di Oak Park AS tahun 1899, bukunya yang paling terkenal The Old Man And The Sea (Lelaki Tua dan Laut) mendapat hadiah Pulitser Prize 1953 dan Nobel Praize in literature 1954”. J. Mengapresiasi karya sastra ialah upaya seseorang untuk memahami, menghayati, menafsirkan dan menilai sebuah karya sastra. Caranya ialah: 1) Mempersiapkan keterlibatan jiwanya/perasaan saat membaca 2) Memahami dan menghayati apa yang ditulis sebagai sebuah karya pantas dibaca. 3) Memasalahkan dan menemukan hubungan dengan pengalaman nyata dalam kehidupan. Intrepretasi kehidupan; berusaha memotret kehidupan secara riil atau nyata, sehingga menonton merasa bahwa diri merekalah yang sedang dipentaskan.
K. Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra: 1) Nilai budaya menurut kontjoroningrat (1995;25) ide-ide yang mengkonsepsikan halhal yang paling bernilai dalam kehidupan masyarakat dan biasanya berakar dalam bagian emosional dari alam jiwa manusia. 2) Nilai sosial yang berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan 3) Nilai moral yang berhubungan dengan adab sopan santun, kesusilaan dan norma umum 4) Nilai agama yang berkaitan dengan keagaamaan dan norma hukum agama 5) Nilai sejarah 6) Nilai politik yang berhubungan dengan kekuasaan, partai politik dan pemerintahan 7) Nilai pendidikan. o
Novel Harimau karya Mukhtar Lubis.
o Novel Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer. Sudut pandang ialah menghubungkan antara pencerita sendiri dan ceritanya. Sudut pandang terbagi dalam tiga bagian: 1) Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi pada dirinya dan perasaannya sendiri dengan kata-kata sendiri. 2) Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar cerita, biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga. 3) Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, serba melihat, serba mendengar dan serba tahu. Cerpen Mesin Cuci karya Wahyu Wibowo. Hikmah “Sebagian besar dari perkembangan mental kita dan disiplin studi kita berasal dari pendidikan formal. Akan tetapi, segera sesudah kita meninggalkan disiplin eksternal sekolah, banyak dari kita membiarkan otak kita berhenti pertumbuhannya. Kita tidak lagi membaca secara serius, kita tidak menjajaki subjek baru secara mendalam di luar bidang tindakan kita, kita tidak berpikir secara analitis, kita tidak menulis -sedikitnya tidak kritis atau tidak dengan cara yang menguji kemampuan kita mengekspresikan diri di dalam bahasa yang baik,jelas dan ringkas. Sebaliknya, kita malah menghabiskan waktu kita untuk menonton televisi.” (Stephen R. Covei).