KIMIA ANORGANIK (Kode : D-07)
MAKALAH PENDAMPING
ISBN : 978-979-1533-85-0
ADSORPSI-DESORPSI Au(III) DALAM LARUTAN MULTILOGAM Au/Ni/Ag PADA HIBRIDA AMINO-SILIKA DENGAN SISTEM KOLOM Julita B. Manuhutu 1
1,2
3
, Nuryono , Sri Juari Santosa
3
Mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kimia, FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2 Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP, Universitas Pattimura, Ambon 3 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta * Keperluan korespondensi, tel/fax : +6285243870047, email:
[email protected]
Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan adsorpsi-desorpsi logam Au(III) dalam larutan multilogam Au/Ni/Ag pada hibrida amino silika (HAS) dengan teknik kolom ekstraksi fasa padat (solid phase extraction). HAS disintesis melalui proses solgel dengan menggunakan prekursor larutan natrium silikat (Na 2SiO3) yang diperoleh dari abu sekam padi. HAS dibuat dengan cara menambahkan larutan HCl 3M pada campuran senyawa (3-aminopropil)-trimetoksisilan dan larutan Na2SiO3 hingga pH 7 (netral). Karakterisasi HAS dilakukan dengan menggunakan spektrometer inframerah (FTIR) dan difraktometer sinar-X (XRD). Adsorpsi logam Au(III) dilakukan dengan melewatkan 30 mL larutan campuran ion logam 10 mg/L dalam kolom SPE dan dilanjutkan dengan desorpsi menggunakan eluen 30 mL larutan tiourea dalam HCl 0,1 M. Jumlah ion logam yang teradsorpsi dan terdesorpsi dihitung berdasarkan hasil analisis eluat menggunakan spektrometer serapan atom (SSA). Hasil karakterisasi FTIR mengindikasikan keberhasilan sintesis HAS dengan munculnya serapan gugus karakteristik seperti gugus amin (-NH), silanol (Si-OH) dan siloksan (Si-O-Si). Dari data XRD diketahui bahwa HAS hasil sintesis mempunyai struktur amorf. Kajian adsorpsi Au(III) dengan teknik kolom SPE menunjukkan bahwa Au(III) teradsorpsi lebih banyak dibandingkan kedua logam yang lain. Untuk desorpsi multilogam Au/Ni/Ag, Au(III) yang dielusi dengan menggunakan tiourea 1M dalam HCl 0,5M sebanyak 57,49% sedangkan dengan eluen tiourea 1M dalam HCl 1M sebanyak 59,182%. Kata Kunci: adsorpsi, desorpsi, emas, silika, solid phase extraction
korosi, dan perhiasan disebabkan karena sifat
PENDAHULUAN Emas merupakan logam mulia yang memiliki
fisika dan kimianya yang spesifik [2].
nilai ekonomis tinggi. Adanya motivasi ekonomi
Indonesia merupakan salah satu negara
yang kuat untuk removal dan recovery emas dari
penghasil emas. Daerah pertambangan emas di
limbah ditunjukkan oleh naiknya harga emas
Indonesa menyebar dari Sumatera hingga Papua.
didorong
Daerah tambang seperti Kelian Kalimatan Timur,
oleh
permintaan
yang
kuat
dan
meningkatnya kelangkaan [1]
Batu Hijau NTB, Ratatotok Sulawesi Utara dan
Saat ini emas tidak hanya digunakan
daerah Grasberg Papua masih menghasilkan biji
sebagai bahan untuk perhiasan tradisional tetapi
emas dengan nilai ekonomi yang tinggi sedangkan
emas digunakan secara luas dalam berbagai
beberapa daerah lain secara ekonomis sudah tidak
bidang, seperti sebagai katalis di berbagai reaksi
memungkinkan untuk ditambang. Kebutuhan yang
kimia, industri listrik dan elektronik, bahan tahan
tinggi akan emas dan cadangan emas yang makin
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)……………………………………………….. 428
menipis
menyebabkan
kita
harus
melakukan
aktif
pada
silika
gel
sehingga
mampu
recovery emas dari sumber-sumber sekunder
meningkatkan kemampuan adsorpsi desorpsi ion-
seperti limbah elektronik dan limbah pertambangan
ion logam. Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi
yang masih mengandung emas [3]. Metode analisis telah banyak berkembang
permukaan
silika
gel
dengan
menggunakan
untuk penentuan logam seperti flame dan/atau
senyawa (3-aminopropil)-trimetoksisilan. Hibrida
graphite furnace atomic absorption spectrometry,
yang dihasilkan kemudian digunakan sebagai
inductively
pengisi kolom untukkajian adsorpsi-desorpsi ion
coupled
spectrometry,
plasma-optical
emission
inductively coupled plasma-mass
logam emas dalam campuran Au/Ni/Ag.
spectrometry dan teknik elektroanalitik. Kandungan logam yang lebih rendah dari batas deteksi teknik
METODE PENELITIAN
instrumental dapat menjadi masalah utama. Dengan demikian, langkah pemisahan dan prekonsentrasi
menentukan
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam
kandungan emas di lingkungan yang konsentrasi
penelitian ini antara lain larutan natrium silikat yang
ion
adanya
disintesis dari abu sekam padi yang berasal dari
interferensi dari ion logam lain. Banyak metode
kawasan pertanian di daerah Gunung Kidul,
pre-treatment sampel telah dikembangkan untuk
Yogyakarta. Larutan HCl 3M yang diperoleh dari
pemisahan dan prekonsentrasi emas antara lain
HCl
ekstraksi cair-cair, ekstraksi fasa padat, filtrasi
aminopropiltrimetoksisilan
membran, elektro deposisi, flotasi, kopresipitasi
untuk pembuatan hibrida.
logam
dan
diperlukan
sangat
pertukaran
untuk
Bahan
rendah
(Merck),
dan (Merck)
larutan digunakan
tersebut,
merupakan
metode
digunakan larutan HAuCl4 (Laboratorium Kimia
prekonsentrasi yang banyak digunakan dalam
Analitik FMIPA UGM), Larutan standar Ni(II) 1000
pemisahan karena selektivitas tinggi, ekononomis,
ppm, larutan induk Ag(I) 1000 ppm, dan etanol
sederhana , dan cepat.
70% (Merck). Untuk desorpsi digunakan tiourea
fasa
padat
Dari
37%
metode
ekstraksi
ion.
atau/dan
Beberapa adsorben spesifik digunakan pada teknik
SPE
antara
Untuk
proses
adsorpsi
multilogam
(Merck) dan larutan HCl 1M dari HCl 37%.
lain
padatan anorganik berbasis silika, alumina (zeolit), dan tanah diatomae Dari padatan anorganik yang
Alat Alat-alat yang diperlukan untuk penelitian ini
disebutkan di atas, silika gel adalah padatan
antara lain peralatan analisis
pendukung yang disukai untuk teknik SPE karena
penunjang.
stabil dalam kondisi asam,nonswelling, memiliki
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) (Perkin
mass exchange yang tinggi, porositas tinggi, luas
Elmer 3110), Difraktometer Sinar-X (Shimadzu
permukaan besar, dan stabil pada temperatur
6000, Jepang) dan Spektrofotometer Inframerah
tinggi [4].
(Shimadzu FTIR-Prestige 21, Jepang).
Untuk
peralatan
dan peralatan analisis
meliputi
Namun demikian kemampuan gugus aktif
Peralatan penunjang meliputi kolom SPE,
pada silika gel dalam mengikat ion logam berat
ayakan ukuran 200 mesh (Retsch AS 200 Basic,
tertentu kurang efektif. Upaya yang dilakukan
Belanda), tungku pemanas (Nabertherm L3/R,
untuk memperoleh material sesuai dengan yang
Jerman),
diharapkan adalah dengan memodifikasi gugus
magnetik (Thermolyne Cimarec 2), timbangan
oven
(Heraeus
B5050),
pengaduk
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)……………………………………………….. 429
analitik (AND GR-200), pompa vakum (Buchi VaR-
mL/menit. Hasil larutan yang mengalir ditampung
V 500),
untuk dianalisis dengan AAS. Proses ini dilakukan
alat penggerus (lumpang dan mortar),
Corong Buchner, peralatan gelas dan plastik.
sebanyak 3 kali (total 30 mL).
Cara Kerja
Proses Elusi/pelepasan Logam
Sintesis dan Karakterisasi Hibrida Amino Silika
Setelah proses loading sampel, dilakukan proses
Sebanyak 100 mL larutan natrium silikat
elusi dengan larutan tiourea 0,5M dalam HCl 1M
hasil peleburan dari abu sekam padi dimasukkan
dan larutan tiourea 0,5M dalam HCl 1M sebanyak
dalam wadah plastik, kemudian ditambahkan 10
30 mL. Elusi dilakukan sebanyak 3 tahap dengan
mL larutan aminopropiltrimetoksisilan dan diaduk.
masing-masing
Larutan HCl 3M tetes demi tetes ditambahkan
sebanyak 10 mL. Konsentrasi ion logam eluat
hingga pH 7. Gel yang terbentuk kemudian
kemudian ditentukan dengan metoda AAS.
didiamkan
selama
3
hari,
dibilas
tahap
menggunakan
eluen
dengan
menggunakan akudemineralisasi, dan dikeringkan o
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam oven dengan suhu 70 C. Padatan yang
Sintesis Hibrida Amino Silika melalui Proses
terbentuk kemudian digerus dan diayak dengan
Sol-Gel
menggunakan ayakan berukuran 200 mesh. Hibrida
amino
amino
silika
dilakukan
melalui proses sol gel. Pembuatan hibrida amino
kemudian dikarakterisasi kristalinitasnya dengan
silika dilakukan dengan menambahkan larutan (3-
menggunakan difraktometer sinar-X dan gugus
aminopropil)-trimetoksisilan pada larutan natrium
fungsional dengan menggunakan spektrofotometer
silikat (Na2SiO3) yang berasal dari hasil peleburan
FTIR.
abu sekam padi. Campuran tersebut kemudian Au(III)
yang
hibrida
terbentuk
Adsorpsi-desorpsi
silika
Sintesis
dalam
Sistem
Multilogam
diasamkan dengan menambahkan larutan HCl 3M tetes demi tetes sampai pH 7.
Pengepakan (packing) Kolom SPE
Penambahan
Kolom SPE kosong (ukuran diameter 0,5
HCl
3M
pada
campuran
Na2SiO3 dan APTMS dilakukan tetes demi tetes
cm panjang 1 cm) dan filter yang akan digunakan
sampai
dicuci dengan akuades dan metanol. Setelah itu
berlangsung terjadi proses pembentukan gel, yakni
0,5 g adsorben (HAS) dan 5 mL etanol 70%
pembentukan gugus siloksan (Si-O-Si) dan silanol
ditempatkan
(Si-OH) dari interaksi spesies anion silikat.
pada
wadah
plastik
dan
dihomogenkan dengan ultrasonic batch selama 5 menit.
Adsorben
yang
telah
pH
7.
Selama
penambahan
HCl
Penambahan asam klorida pada prekursor
dihomogenkan
menyebabkan terjadinya protonasi gugus siloksi
kemudian dialirkan dalam kolom SPE dengan
(Si-O-) menjadi silanol (Si-OH). Gugus silanol yang
bantuan pompa vakum (laju alir rata-rata 1
terbentuk kemudian dengan bantukan katalis asam
mL/menit) sampai kondisi yang sesuai menempati
membentuk ikatan siloksan (Si-O-Si). Proses ini
kolom SPE dan homogen.
terjadi secara cepat dan membetuk jaringan silika yang amorf.
Proses Loading Sampel Multilogam
Mekanisme
pembentukan
HAS
diawali
Larutan multilogam Au(III), Ag(I) dan Ni(II) dengan
dengan protonasi atom O gugus metoksi (-OCH3)
konsentrasi 10 mg/L sebanyak 10 mL dialirkan
pada
kedalam kolom SPE dengan laju alir rata-rata 1
akibat penambahan asam. Spesies anion silikat
senyawa
(3-aminopropil)-trimetoksisilan
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)……………………………………………….. 430
(yang berperan sebagai nukleofil) akan menyerang
Karakteristik Hibrida Amino Silika
atom Si pada APTMS dimana atom O pada gugus
Karakterisasi adsorben hibrida amino silika
metoksi telah terprotonasi. Spesies anion silikat
dilakukan dengan metode sprktroskopi inframerah
yang masuk akan menggantikan gugus metoksi (-
dan difraksi sinar-X. Spektroskopi inframerah
OCH3) dengan atom O yang telah terprotonasi
dilakukan
sehingga terbentuk ikatan siloksan. Gugus metoksi
fungsional yang ada dalam adsorben, sedangkan
dengan atom O yang telah terprotonasi akan
difraksi
dilepaskan dalam bentuk metanol. Penambahan
kekristalan adsorben.
untuk
sinar-X
menentukan
dilakukan
gugus-gugus
untuk
mengetahui
asam terus menerus berlanjut mengakibatkan reaksi
terus
metoksi
berlanjut
dalam
sampai
senyawa
semua
organik
gugus
Spektrometri inframerah
APTMS
Metode spektroskopi infra merah dilakukan
mengalami reaksi kondensasi dengan spesies
untuk mengidentifikasi gugus-gugus fungsional
anion silikat dengan melepas metanol.
yang terdapat dalam hibrida amino silika hasil
Reaksi kondensasi yang disertai pelepasan
sintesis. Setiap gugus fungsional yang terdapat
reaksi
pada hibrida amino silika memiliki serapan yang
metoksi
karakteristik pada bilangan gelombang tertentu,
tersubtitusi oleh gugus silanol tetapi dapat juga
sehingga analisis spektroskopi infra merah dapat
berhenti pada subtitusi satu atau dua gugus
dijadikan dasar analisis kualitatif untuk mengetahui
metoksi oleh gugus silanol sehingga dapat terjadi
keberhasilan
berbagai kemungkinan variasi permukaan hibrida
Spektrogram hibrida amino silika disajikan pada
amino silika. Adanya variasi permukaan pada
Gambar 1.
hibrida amino silika ini menyebabkan adanya
Dari
metanol
tidak
selanjutnya
selalu
sampai
berlanjut ketiga
pada
gugus
sintesis
hibrida
spektrogram
bahwa
merupakan vibrasi ulur –OH dari gugus silanol (Si-
menghasilkan
alkogel.
Alkogel
akan
kemudian
cm
ada
situs aktif pada adsorben tidak homogen. berlanjut
3433,29
-1
serapan
yang
pada
terlihat
silika.
kemungkinan bahwa distribusi jumlah dan jenis
Kondensasi
melebar
amino
yang
OH) sedangkan pada bilangan gelombang 946,59 cm
-1
merupakan vibrasi ulur Si-O yang juga
didiamkan selama 36 jam untuk menghilangkan
berasal dari gugus silanol. Gugus siloksi terdapat
larutan NaCl yang merupakan hasil samping
pada bilangan gelombang 1064,71 cm
proses pengasaman. Tahap ini disebut tahap
merupakan serapan kuat dan tajam dari vibrasi
sinerisis. Pada akhir tahap ini akan terbentuk
ulur Si-O. Selain itu juga pada bilangan gelombang
akuagel,
masih
794,67 cm dan 447,49 cm adalah vibrasi ulur Si-
mengandung air. Akuagel kemudian dicuci dengan
O dan vibrasi tekuk Si-O-Si dari gugus siloksan.
menggunakan
Vibrasi ulur N-H akan muncul pada daerah
yaitu
gel
yang
pori-porinya
akuademineralisasi
untuk
menghilangkan garam NaCl yang kemungkinan
-1
-1
yang
-1
-1
bilangan gelombang 3500-3100 cm .[5] Pita serapan yang melebar 3433,29-3109,25
terjebak dalam pori-pori silika Akuagel kemudian -1
dikeringkan dalam oven pada temperatur 70°C
cm
diduga merupakan serapan dari gugus –OH
menghasilkan xerogel. Xerogel kemudia digerus
silanol yang tumpang tindih dengan gugus -NH
dan diayak menggunakan ayakan 200 mesh.
dari senyawa (3-aminopropil)-trimetoksisilan. Pada
Padatan yang didapat merupakan xerogel hibrida
daerah sekitar 2900 cm juga muncul pita serapan
amino silika (HAS).
yang merupakan vibrasi ulur C-H dari (–CH2-)
-1
alifatik. Pada bilangan gelombang 1512 cm
-1
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)……………………………………………….. 431
muncul serapan yang merupakan vibrasi tekuk N-
Ni. Khusus Au yang tidak larut dalam air akan
H dari amin primer. Serapan amin primer menurut
membentuk kompleks AuCl4 . Kompleks yang
-1
-
terbentuk
[5] berada sekitar daerah 1640-1560 cm .
berturut-turut 2+
-
adalah
[AuCl4] ,
+
[Ni(H2O)6] , [Ag(H2O)6] . Pada keadaan asam, gugus amino (-NH2)
Difraksi sinar-X Karakterisasi dengan metoda difraksi sinar-
pada struktur hibrida amino silika akan terprotonasi +
X memberikan informasi mengenai kristalinitas dari
membentuk gugus amonium
hibrida amino silika hasil sintesis. Pola difraksi dari
Au(III) berada dalam bentuk AuCl4 . Muatan
hibrida amino silika disajikan pada gambar 2.
berlawanan yang dimiliki oleh adsorben dengan
Dari gambar 2 terlihat bahwa muncul puncak melebar
pada
sudut
difraksi
22,2°
yang
(-NH3 ) dan ion -
adsorbat menyebabkan terjadinya interaksi antara adsorben dan ion Au(III) [1].
menunjukkan bahwa hibrida amino silika hasil
Adanya ligan H2O yang terikat pada ion
sintesis memiliki pola struktur amorf. Hal ini sesuai
logam Ni(II) dan Ag(I) memungkinkan terjadinya
dengan pernyataan [12] yang menyatakan bahwa
ikatan antara oksigen dari ligan H2O dari kompleks
silika dengan puncak melebar pada sudut difraksi
logam-logam tersebut dengan atom H pada gugus
sekitar 22° menunjukkan struktur amorf.
silanol. Ikatan hidrogen dapat juga terjadi antara oksigen pada gugus siloksan dengan atom H dari
3.3. Adsorpsi-Desorpsi Logam Au(III) dalam
ligan H2O yang terikat pada Ag(I) dan Ni(II). Hal
Sistem Multilogam pada Hibrida Amino
inilah yang menyebabkan Ni(II) dan Ag(I) dapat
Silika
teradsorpsi pada HAS. Dari tabel dapat dilihat bahwa kemampuan
Adsorpsi Proses adsorpsi multilogam pada hibrida
adsorpsi Ni(II) lebih kecil dari Ag(I). Hal ini
amino silika (HAS) merupakan sistem adsorpsi
disebabkan: ukuran ion Ag(I) lebih besar daripada
yang dilakukan secara simultan sehingga pada
Ni(II).
saat interaksi akan terjadi kompetisi diantara ion-
elektrostatik
ion ligam tersebut dalam menempati situs-situs
menyebabkan jari-jari hidrasi menjadi kecil (jika
aktif pada adsorben. Berdasarkan teori asam basa
jari-jari ionnya besar), sehingga ukuran logam
keras lunak (HSAB), suatu situs aktif asam keras
terhidrat
Dalam
ion
+
2+
[Ni(H2O)6]
aktif asam lunak akan menyukai basa lunak.[6]
akan
Ag(I) dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tabel terlihat
antara
[Ag(H2O)6]
akan lebih menyukai basa keras, sedangkan situs
Data adsorpsi ion logam Au(III), Ni(II) dan
bentuk
terhidrat, logam
lebih
interaksi
dengan
kecil
H 2O
daripada
dan menyebabkan mobilitas dalam air
lebih
cepat
(tinggi)
maka
memiliki
kemampuan adsorpsi lebih besar. Desorpsi
bahwa total logam teradsorpsi dalam larutan
Hasil kajian desorpsi Au(III) dalam sistem
multilogam Au/Ni/Ag secara berurutan adalah
multilogam Au/Ni/Ag dapat dilihat pada Tabel 1.
Au(III)>Ag(I)>Ni(II).
Desorpsi dilakukan menggunakan larutan tiourea
Secara umum logam Au(III) teradsorpsi lebih
dalam HCl. Tiourea merupakan senyawa yang
baik dari kedua logam lain. Dalam penelitian ini,
relatif aman dan ramah lingkungan dibandingkan
adsorpsi
Ag(I)
dengan sianida. Ion Au(III) yang terikat secara
dilakukan dilakukan dalam medium air sehingga
elektrostatik dengan gugus amino pada hibrida
memilik kecenderungan membentuk kompleks akui
amino silika. Penambahan tiourea menyebabkan
oktahedral dari masing-masing ion logam Ag dan
Au(III) menjadi tidak stabil dan tereduksi menjadi
multilogam
Au(III),
Ni(II)
dan
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)……………………………………………….. 432
ion Au(I). Ion Au(I) kemudian akan bereaksi
2010 atas batuan dana untuk melakukan penelitian
dengan tiourea membentuk kompleks berdasarkan
ini.
reaksi: +
+
Au + 2SC(NH2)2
[Au(SC(NH2)2)2
DAFTAR RUJUKAN
Penambahan asam akan menstabilisasi dan mencegah tiourea mengalami degradasi, sehingga dapat mengurangi konsumsi tiourea. Ion klorida -
(Cl ) yang berasal dari penambahan HCl berfungsi -
sebagai kompetitor bagi kompleks AuCl4 pada permukaan hibrida amino silika sehingga emas akan terdesorpso dari permukaan HAS oleh larutan tiourea dalam HCl [7]. Dari tabel dilihat bahwa larutan tiourea 1M dalam HCl 1M memiliki kemampuan desorpsi lebih besar daripada larutan tiourea 1M dalam HCl 0,5M. Berdasarkan ukuran atom Au lebih besar dibandingkan kedua logam yang lain sehingga Au akan membentuk kompleks yang lebih stabil dibandingkan Ag dan Ni. Persentasi Au(III) yang terdesorpsi hanya kurang lebih 50%, hal ini disebakan karena adanya kompetisi ketiga logam untuk
membentuk
kompleks
dengan
tiourea
sehingga menyebabkan terganggunya stabilitas emas-tiourea. [8]
1. Lam, K.F., Fong, C.M., Yeung, K.L, Mckay, G., 2008, Selective Adsorption of Gold from Complex Mixtures Using Mesoporous Adsorbent, J. Chem. Eng., 145, 185–195 2. Peng, L., Guang-feng, L., Da-lin, C., Shao-yi, C., Ning, T., 2009, Adsorption Properties of Ag(I), Au(III), Pd(II) and Pt(IV) Ions on Commercial 717 AnionExchange Resin, Trans. Nonferrous Met. Soc. China., 19, 1509-1513 3. Sakti, S.C.W., 2011, Adsorpsi-Desorpsi dan Selektivitas Ion Emas (III) terhadap Hibrida Amino Silika Tercetak Ion Emas (III), Tesis Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta 4. Buhani, Narsito, Nuryono, Kunarti, E.S., 2009, Production of Metal Ion Imprinted Polymer From Mercapto–Silica through Sol–Gel Process as Selective Adsorbent of Cadmium, Desalination 5. Sastrohamidjojo, H., 1992, Spektroskopi Infra Merah, Liberty, Yogyakarta 6. Huheey, E.J., Keiter, R.L., 1993, Inorganic Chemistry Principle of Structure and th Reactivity 4 ed., Harper Collins Publisher, New York
KESIMPULAN Material disintesis
hibrida
melalui
amino
metode
silika
berhasil
sol-gel
dengan
menggunakan prekursor natrium silikat (hasil peleburan abu sekam padi) dan 3-aminorpopil trimetoksisilan dengan penambahan larutan asam klorida 3M. Hasil adsorpsi-desorpsi Au(III) dalam sistem multilogam menunjukkan bahwa Au(III)
7. Lacoste-Bouchet, P., Deschnes, G., Ghali, E., 1998, Thiourea Leaching of a CopperGold Ore Using Statistical Design, Hydrometallurgy, 47, 189-203 8. Hamdiani, S., 2010, Adsorpsi-Desorpsi dan Selektivitas Hibrida Merkapto Silika terhadap Ion Emas (III) dalam Sistem Multilogam Au/Cu, Au/Ni, Au/Cu/Ni, Tesis Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta
memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibanding 9. Martell, A.E., Hancock, R.D., 1996, Metal Complexes in Aqueous Solutions, Plenum Press, New York
kedua logam lainnya.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih
disampaikan
kepada
Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), Kementerian Pendidikan Nasional melalui Hibah Kompetensi
10. Arakaki, L.N.H., Espínola, J.G.P., da Fonseca, M.G., de Oliveira, S.F., de Sousa, A.N., Arakaki, T., Airoldi, C., 2004, Thioglycolic Acid Grafted onto Silica Gel and Its Properties in
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)……………………………………………….. 433
Relation to Extracting Cations From Ethanolic Solution Determined by Calorimetric Technique, J. Colloid and Interface Sci., 273, 211–217 11. Bois, L., Bonhomme, A., Ribes, A., Pais, B., Raffin, G., Tessier, F., 2003, Functionalized Silica for Heavy Metal Ions Adsorption, J. Colloids and Surfaces., 221, 221-/230 12. Brinker, C.J., dan Scherer, W. J., 1990, Sol Gel Science: The Physics and Chemistry Sol-Gel Processing, Academic Press, San Diego 13. Fujiwara, K., Ramesh, A., Maki, T., Hasegawa, H., Ueda, K., 2007, Adsorption of Platinum (IV), Palladium (II) and Gold (III) from Aqueous Solutions onto L-lysine Modified Crosslinked Chitosan Resin, J. Hazard. Mater., 146, 39–50 14. Jiang, N., Chang, X., Zheng, H., Hea, Q., Hua, Z., 2006, Selective Solid-Phase Extraction of Nickel(II) Using a Surface-Imprinted Silica Gel Sorbent, Anal. Chim. Acta., 577, 225–231 15. Kalapathy, U., Proctor, A., Shultz, J., 2000, Silica Xerogels From Rice Hull Ash: Structure, Density and Mechanical Strength as Affected by Gelation pH and Silica Concentration, J. Chem. Technol. Biotechnol., 75, 464-468 16. Kalapathy, U., Proctor, A., Shultz, J., 2000, An Improved Method for Production of Silica From Rice Hull Ash, Bioresource Technology., 85, 285– 289 17. Kalapathy, U., Proctor, A., Shultz, J., 2000, A Simple Method for Production of Pure Silica From Rice Hull Ash, Bioresource Technology., 73, 257-262 18. Kalapathy, U., Proctor, A., Shultz, J., 2000, Silica Xerogels From Rice Hull Ash: Structure, Density and Mechanical Strength as Affected by Gelation pH and Silica Concentration, J. Chem. Technol. Biotechnol., 75, 464-468
19. Kalapathy, U., Proctor, A., Shultz, J., 2003, Silicate Thermal Insulation Material from Rice Hull Ash, Ind. Eng. Chem. Res., 42, 46-49 20. Lam, K.F., Fong, C.M., Yeung, K.L, Mckay, G., 2008, Selective Adsorption of Gold from Complex Mixtures Using Mesoporous Adsorbent, J. Chem. Eng., 145, 185–195 21. Limatahu, N.A., 2007, Kajian Adsorpsi Multilogam Ag(I), Ni(II), Cu(II), Pb(II) dan Cr(III) Pada Hibrida Amino Silika dari Abu Sekam Padi, Tesis Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta 22. Muthadhi, A., Kothandaraman, S., 2010, Optimum Production Conditions for Reactive Rice Husk Ash, Materials and Structures 23. Nuryono, Narsito, Astuti, E., 2004, Pengaruh Temperatur Pengabuan Sekam Padi terhadap Karakter Abu dan Silika Gel Sintetik, Chem. Rev., 2, 67-80 24. Oscik, J., 1982, Adsorption, John Willey and Sons, New York 25. Tokman, N., Akman , S., Ozcan, M., 2003, Solid-Phase Extraction of Bismuth, Lead and Nickel From Seawater Using Silica Gel Modified With 3aminopropyltriethoxysilane Filled in A Syringe Prior to Their Determination by Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrometry, Talanta, 59, 201-205 26. Tong,
A., Akama, Y., 1990, Selective Preconcentration of Au( III), Pt( IV) and Pd( II) on Silica Gel Modified with γ-aminopropyltriethoxysilane, Anal. Chim. Acta., 230, 179-181
27. Umeda, J., Kondoh, K., 2008, High-Purity Amorphous Silica Originated in Rice Husks Via Carboxylic Acid Leaching Process, J. Mater. Sci., 43, 7084– 7090
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)……………………………………………….. 434
LAMPIRAN Tabel 1. Perhitungan Total Logam Teradsorpsi dan Terdesorpsi pada 0,5 gram HAS dalam Kolom
K O L O M
I I I
Ag
Awal 382, 680 382, 680
Ni
% TERDESORP SI
TOTAL LOGAM TERDESORPSI
TOTAL LOGAM TERADSORPSI Au
Ag
Ni
Au
Teradsor Teradsor Teradsor Ag Ni Au psi psi psi µm µm µm µg µg µg % Awal % Awal % ol ol ol µm µm µm µg µg µg ol ol ol 3,4 375, 98,0 421, 6,6 387, 92,0 411, 2,0 406, 98,7 1,9 215, 0,3 19,2 1,1 233, 57,3 4,9 57,4 80 339 82 188 08 819 77 204 61 016 38 95 156 28 31 85 445 23 59 97 3,4 374, 97,9 421, 6,7 395, 93,7 411, 2,0 404, 98,3 2,0 215, 0,3 21,3 1,2 239, 57,3 5,3 59,1 74 747 27 188 31 028 89 204 53 412 48 00 000 63 25 15 339 72 98 82
Gambar 1. Spekra IR hibrida amino-silika
Gambar 2. Difraktogram hibrida amino silika
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)……………………………………………….. 435