ADOPSI PETANI DALAM MENERAPKAN SEPULUH PENANDA PADI SAWAH (Oryza sativa. L)DI DESA NEGARARATU KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
*)
Tri Kusnanto*) dan Wahyu Trisnasari**) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Lampung **) Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor Corr :
[email protected] ABSTRAK
Salah satu strategi dalam upaya pencapaian produksi usahatani padi adalah penerapan inovasi teknologi yang sesuai dengan sumberdaya pertanian pada spesifik lokasi. Penanda Padi didefinisikan sebagai pendekatan pengelolaan tanaman padi yang dinamis dengan menampilkan teknologi dan pengelolaan budidaya terbaik sebagai penanda kunci; membandingkan budidaya petani dengan hasil budidaya terbaik; dan pembelajaran mandiri melalui diskusi kelompok, untuk keberlanjutan peningkatan produktivitas, pendapatan dan kelestarian lingkungan. Sepuluh penanda padi terdiri: 1). Varietas anjuran, 2). Benih berlabel, 3). Tinggi pematang minimal 25 cm, 4). Semai serentak, 5). Rumpun tanaman optimum, 6). Tingkatkan jumlah anakan dengan pupuk berimbang, 7). Pastikan tidak ada kekurangan atau kelebihan air, 8). Pastikan tidak ada kehilangan hasil karena hama dan penyakit, 9). Panen tepat waktu, dan 10). Perontokan gabah secepatnya. Penelitian bertujuan: 1) Menjelaskan tingkat adopsi petani dalam menerapkan sepuluh penanda padi sawah, 2) Membantu upaya pemecahan masalah yang dihadapi petani berdasarkan indikator nilai terendah dalam menerapkan sepuluh penanda padi sawah. Penelitian dilaksanakan BulanMaret sampai dengan April 2015 berlokasi diDesa Negararatu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sampel kelompok dipilih secara purposive sampling sebanyak 4 kelompoktani yaitu RejoI (35 orang), RejoII (30 orang), RejoIII (25 orang), dan Mekar Sari (35 orang). Total sampel 125 orang. Teknik pengambilan sampel responden menggunakan Random sampling.Untuk mengetahui derajat keeratan hubungan diantara variabel yang diukur digunakan Tabel Koefisien Konkordansi dan untuk mengetahui mean rank menggunkan Kendall’s W. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa hasil analisis data menggunakan Kendall’s W Test mean rankmasing-masing indikator adopsi memiliki nilai: Sadar (3.63), Minat (3.45), Menilai (1.81), Mencoba (3.06), dan Menerapkan (3.05). Indikator terendah adalah menilai (1.81). Untuk uji sepuluh penanda padi sawah, peringkat terendah pada kelebihan/kekurangan air dengan mean rank 1,30. Dengan demikian materi penyuluhan diarahkan pada topik yang berkaitan dengan indikator “menilai” pada khususnya dan adopsi sepuluh penanda padi sawah secara umum. Kata kunci : adopsi, inovasi, penyuluhan,penanda padi. ABSTRACT One of strategies in achieving rice production is the application of innovation technologies relevant to specific location. Rice check is defined as an approach to a dynamic rice crop management by implementing the best cultivation technology and management as a marker; comparing farmers’ cultivation technique with the best cultivation that is suggested ; and learning independent through group discussions. It is for increasing sustainable productivity, income and environmental sustainability. Ten rice checks consist of: 1). Recommended Varieties 2). Labeled seed, 3). Dike at least 25 cm high, 4). Simultaneous Seedling, 5). Optimum clumps of rice, 6). Increasing the number of tillers with balanced fertilizer, 7). Make sure there is no defisit or excess water, 8). Making sure there is no loss of yield due to pests and diseases, 9). Straight harvest, and 10). Threshing grain immediately. This study aims are to: 1) Explain the adoption 80
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 11 No. 1, Mei 2016
level of farmers in implementing the ten rice checks cultivation, 2) Assistancethe efforts to solve problems that is faced by farmers based on indicators of lowest value in implementing of the ten rice checks cultivation. The experiment was conducted on March to April 2015, that is located in the Negararatu village Natar District, South Lampung Regency. Sample group of farmers is selected by purposive sampling of four groups that are RejoI (35 peoples), RejoII (30 peoples), RejoIII (25 peoples), and Mekar Sari (35 peoples). Total sample was 125 peoples. The sampling technique for respondents used random sampling. To determine the degree of relationship fightness between the variables is measured by tables coefficient concordance and to determine the mean rank is measured by The Kendall's W. The results showed that the mean rank of each indicator has a value adoption, that is“aware” (3,63),” interest” ( 3,45), “assess” (1,81), “try” (3,06), and “apply” (3,05). The lowest indicator is “assess” (1,81).In the ten rice checks cultivation the lowest score was “no defisit or excess water” with 1,30 as mean rank. So the extension material directed to the topics that is related by "assess" indicator particularly and so the ten rice checks adoption globally. Key Word :adoption, inovation, extension,rice check
PENDAHULUAN Upaya peningkatan produksi padi terus dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan beras nasional. Salah satu strategi dalam upaya pencapaian produksi usahatani padi adalah penerapan inovasi teknologi yang sesuai dengan sumberdaya pertanian di suatu tempat (spesifik lokasi). Luas areal panen padi di Lampung Selatan pada Tahun 2013 sekitar 85.120 ha terdiri atas padi sawah 76.108 ha dan padi ladang 9.012 ha. Produktivitas padi sawah yang dicapai ditingkat petani di Lampung Selatan masih tergolong rendah yaitu 5.25 ton/ha (BPS Lampung Selatan, 2013). Luas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ± 250,88 km2 yang terdiri dari 26 desa. Jumlah penduduk 149.040 jiwa. Jarak tempuh dari ibu kota kecamatan ke ibu kota Kabupaten Lampung Selatan ± 75 km dan dari ibu kota kabupaten ke ibu kota Provinsi Lampung ± 25 km. (BP3K Natar, 2014). Lampung Selatan pernah melaksanakan program pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dengan teknologi sepuluh penanda padi sawah. Namun hingga tahun
2013 produksi belum memenuhi target tujuh ton/ha (BPS Lampung Selatan, 2013). Penanda Padi didefinisikan sebagai: Pendekatan pengelolaan tanaman padi yang dinamis dengan menampilkan teknologi dan pengelolaan budidaya terbaik sebagai penanda kunci; membandingkan budidaya petani dengan hasil budidaya terbaik; dan pembelajaran mandiri melalui diskusi kelompok, untuk keberlanjutan peningkatan produktivitas, pendapatan dan kelestarian lingkungan (Badan Litbang Pertanian, 2007). Berdasarkan permasalahan di atas maka dilakukan kajian tentang Adopsi Petani dalam Menerapkan Sepuluh Penanda Padi Sawah (Oryza sativa. L). Hasilkajian diharapkan dapat menjelaskan tingkat adopsi petani dalam menerapkan sepuluh penanda padi sawah dan membantu upaya pemecahan masalah yang dihadapi petani berdasarkan indikator nilai terendah dalam menerapkan sepuluh penanda padi sawah.
81
Adopsi Petani dalam Menerapkan Sepuluh Penanda Padi Sawah.......................(Tri Kusnanto dan Wahyu Trisnasari)
Kerangka Pikir Penelitian Variabel (X) Adopsi 1. Sadar 2. Minat 3. Menilai 4. Mencoba 5. Menerapkan
Variabel (Y) Sepuluh Penanda Padi Sawah 1. Varietas anjuran 2. Benih berlabel 3. Tinggi pematang minimal 25 cm 4. Semai serentak 5. Populasi tanaman optimum 6. Tingkatkan jumlah anakan dengan pupuk berimbang 7. Pastikan tidak ada kekurangan atau kelebihan air 8. Tidak ada kehilangan hasil karena hama dan penyakit 9. Panen tepat waktu 10. Perontokan gabah secepatnya Menerapkan sepuluh penanda padi sawah
Produksi meningkat
Keterangan: Hubungan Gambar 1. Kerangka berpikir adopsi petani dalam menerapkan sepuluh penanda padi sawah. METODE Penelitian dilaksanakan bulanMaret sampai dengan April 2015 berlokasi di Desa
Negararatu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Populasi dan Sampel
Tabel 1. Jumlah Sampel Setiap Kelompoktani Nama Kelompok tani Jumlah Populasi (orang) Rejo I 35 Rejo II 30 Rejo III 25 Mekar Sari 35 Jumlah 125
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Kajian Desa Negararatu Kecamatan Natar sebagai tempat penelitian terdiri dari 14 dusun yang memiliki batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan desa Rejosari, sebelah Barat berbatasan dengan desa Gedung Tataan,
Jumlah sampel (orang) 16 13 11 16 56
sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Natar dan sebelah Timur berbatasan dengan desa Merakbatin. Desa Negararatu terletak di dataran rendah dengan ketinggian 50-60 m dpl. Jenis tanah Podzolik merah kuning, berstruktur baik, aerasi cukup tinggi, drainase baik, kemasaman tanah 4-6 dengan kemiringan tanah 0-15%. Suhu udara 25oC-31oC dengan kelembaban 60%. Jumlah 82
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 11 No. 1, Mei 2016
penduduk Desa Negararatu berjumlah 12.163 orang yang terdiri dari 5.595 orang laki-laki dan 6.568 orang perempuan.(Programa Desa Negararatu, 2014). Karakteristik Responden Responden merupakan petani yang mengusahakan tanaman padi sawah. Bedasarkan hasil analisis deskriptif pada Tabel 2, petani responden yang berusia kategori muda (29-42 tahun) sebanyak enam orang dengan persentase (10 %), petani responden yang berusia kategori dewasa (43-
56 tahun) sebanyak 25 orang dengan persentase (45 %), dan petani responden yang berusia kategori lanjut (>57 tahun) sebanyak 25 orang dengan persentase (45 %) dari 56 responden. Umur responden tertinggi pada usia kategori dewasa (produktif) dan kategori lanjut dengan jumlah 25 orang dengan persentase 45%. Ini menunjukkan bahwa 45% responden memiliki kemampuan fisik, cara berfikir dan motivasi dalam menunjang kegiatan usahataninya.
Tabel 2. Distribusi karakteristik responden kajian Indikator Kajian Kategori N % Kisaran Umur Muda 29-42 6 10 Dewasa 43-56 25 45 29-67 tahun Lanjut >57 25 45 Tingkat Pendidikan Rendah SD 44 78 Sedang SLTP 8 14 SD-SLTA Tinggi SLTA 4 7 Pengalaman bertani Kurang 8-11 6 10 8-41 tahun Sedang 12-23 20 36 Banyak > 24 30 54 Luas Lahan Sempit 0.25-0.5 38 68 0.25-1 Ha Sedang 0.6-0.85 5 9 Luas >0.86 13 23 Sumber : Data Primer (2015) (SLTA), sebanyak empat orang dengan Tingkat pendidikan responden persentase (7%) dari total responden. merupakan pendidikan formal yang terakhir Pendidikan merupakan salah satu faktor pernah diikuti oleh responden. Hasil analisa yang sangat penting untuk meningkatkan data pendidikan responden (Tabel 11) mutu sumberdaya petani dalam berusahatani. menunjukkan bahwa pendidikan petani Secara teoritis semakin tinggi pendidikan sebagian besar berpendidikan dengan kategori seseorang,akan makin mudah memahami rendah (SD), sebanyak 44 orang dengan informasi yang diterima dari berbagai sumber persentase (78%) dari total keseluruhan informasi. Gambaran tingkat pendidikan responden. Petani yang berpendidikan dengan petani ini menunjukkan sebagian besar petani kategori sedang (SLTP), sebanyak 8 orang responden memiliki kemampuan membaca dengan persentase (14%) dari total dan menulis yang baik, sehingga keseluruhan responden. Sedangkan petani memungkinkan petani dapat mengakses yang berpendidikan dengan kategori tinggi informasi media massa maupun media 83
elektronik sesuai kebutuhannya. Secara mental pendidikan berfungsi mempersiapkan sesorang untuk menghadapi tantangan hidup yang selalu berubah-ubah dari masa kemasa. Pengalaman sesorang akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan terutama dalam menerima suatu teknologi baru dalam usahatani yang dilaksanalan. Terlepas dari ragam karateristik individu dan masyarakat,cara pengambilan keputusan yang dilakukan untuk mengadopsi suatu inovasi juga akan mempengaruhi kecepatan adopsi. Keputusan adopsi yang dilakukan secara pribadi (individual) relatif lebih cepat dibanding pengambilan keputusan berdasarkan keputusan bersama warga masyarakat yang lain/kelompok (Mardikanto, 2010). Berdasarkan Tabel 2 responden yang berpengalaman dengan kategori kurang (8-11 tahun) sebanyak enam orang dengan persentase (10%). Petani responden yang memiliki pengalaman dengan kategori sedang (12-23 tahun) sebanyak 20orang dengan persentase (36%) dan petani responden yang memiliki pengalaman dengan kategori tinggi (>24 tahun) sebanyak 30 orang dengan persentase 54% dari total keseluruhan responden. Pengalaman berusahatani merupakan bekal dalam melaksanakan kegiatan usahatani, bekal untuk dapat memahami dan membandingkan antara pengalaman yang diperoleh dengan teknologi anjuran dalam berusahatani. Petani responden yang memiliki pengalaman banyak/tinggi dalam berusahatani berjumlah 30 orang responden dengan persentase 54%. Petani yang berpengalaman berusahatani relatif tinggi dapat mengelola potensi sumberdaya alam yang ada dan cenderung berfikir kritis jika suatu inovasi yang diterimanya tidak sesuai dengan pengalamannya. Pengalaman dapat memberikan kontribusi terhadap minat
dan harapan untuk belajar lebih banyak. Petani yang berlahan lebih sempit sering tidak dapat menerapkan usaha tani secara intensif karena harus melakukan kegiatan lain diluar usahataninya untuk memperoleh tambahan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Dengan demikian petani tidak selalu bebas melakukan perubahan-perubahan pada usahataninya karena harus mengalokasikan waktu dan mencurahkan tenaganya untuk kegiatankegiatan di luar usahataninya (Mardikanto, 1993). Pengusaan/pemilikan lahan yang dikelola/lahan garapan petani, menunjukkan bahwa secara umum petani yang memiliki lahan dengan kategori sempit (0.25-0.5 ha) sebanyak 38 orang petani dengan presentase (68%), petani yang memiliki lahan dengan kategori sedang (0.6-0.85 ha) sebanyak 5 orang dengan persentase (9%) dan petani yang memiliki lahan dengan kategori luas (>0.86 ha) sebanyak 13 orang petani dengan persentase (23%) dari total responden. Data Hasil Uji Reliabilitas Instrumen yang berbentuk kuesioner telah diuji kehandalannya terhadap calon responden sehingga layak dipakai sebagai alat uji yang valid (sahih) dan reliabel (handal dan konsisten). Hal ini dinyatakan dengan nilai Cronbach’s Alpha pada semua indikator diatas 0,7.Nilai Cronbach’s Alpha dari masing-masing indikator adalah seperti pada Tabel 3. Uji validitas dilakukan pada10 responden di luar sampel kajian. Dari 50 butir pertanyaan yang valid 35 dan yang tidak valid 15. Butir pertanyaan yang tidak valid ini diperbaiki kalimatnya sehingga jumlah pertanyaan yang disebar kepetani responden tetap 50 butir. Koefisien korelasi uji validitas ≤ 0,3(Sugiyono, 2012).
84
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 11 No. 1, Mei 2016
Tabel 3. Data nilai Cronbach’s Alpha pada semua indikator Indikator Sadar Minat Menilai Mencoba Menerapkan Sumber : Data diolah (2015) Berdasarkan data Tabel3 masingmasing indikator adopsi sepuluh penanda padi sawah mempunyai nilai Cronbach’s Alpha antara 0,70 – 0,90. Ini berarti reliabilitasnya tinggi. Indikator Minat memiliki nilai tertinggi yaitu 0,913 dan indikator Menilai dengan nilai 0,841. Semua indikator ini memiliki tingkat kehandalan yang tinggi dan konsisten. Reliabilitas instrument merupakan syarat untuk pengujian validitas instrument, oleh karena itu walaupun instrument yang valid umumnya pasti reliable, tetapi pengujian reliabilitas instrument perlu dilakukan(Sugiyono, 2012).
Cronbach’s Alpha 0,906 0,913 0,841 0,870 0,877
Tingkat Adopsi Analisis Kendall’s W Test Ranks, untuk mengetahui nilai mean rankindikator adopsi sepuluh penanda padi sawah diempat kelompoktani di Desa Negararatu dapat dilihat pada Tabel4. Tingkat adopsi sepuluh penanda padi sawah dalam kajian ini ada lima tingkatan; Sadar, Minat, Menilai, Mencoba dan Menerapakan. Dari lima tingkatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil analisis tingkat adopsi sepuluh penanda padi sawah, Kendall’s W Test Ranks Indikator Mean Rank Peringkat Prioritas utama penyuluhan Sadar 3.63 I Indikator menilai memiliki nilai mean Minat 3.45 II rank terendah 1,81 dan peringkat terendah V Menilai 1.81 V Mencoba 3.06 III Menerapkan 3.05 IV Rerata 3.00 Sumber : Data diolah (2015) hasil wawancara langsung dengan petani responden. 1). Tingkat sadar Indikator sadar memiliki nilai mean 2). Tingkat Minat rank tertinggi 3.63 dengan peringkat kesatu, Indikator Minat memiliki nilai mean artinya responden telah mengetahui tentang rank 3.45 dengan peringkat kedua, artinya informasi sepuluh penanda padi sawah yang responden berminat menggunakan sepuluh didapat dari petugas lapangan, antar petani penanda padi sawah. Hal ni sesuai dengan dan instansi terkait, sehingga pengetahuan fakta di lapangan hasil wawancara langsung baik. Ini sesuai dengan fakta di lapangan dengan petani responden. 3). Tingkat Menilai 86
Adopsi Petani dalam Menerapkan Sepuluh Penanda Padi Sawah.......................(Tri Kusnanto dan Wahyu Trisnasari)
Indikator terendah dalam adopsi petani adalah tingkat menilai dengan nilai 1.81. Tahapan “menilai” rendah disebabkan karena pengalaman petani saat mencoba menggunakan benih unggul, pertumbuhannya tampak baik saat persemaian, namun saat padi berumur 40 HST (masa bunting) pertumbuhan menjadi tidak merata. Benih unggul hanya salah satu dari 10 penanda padi. Tentunya banyak faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan menjadi tidak seragam antara lain belum sepenuhnya petani mengaplikasikan sistem tanam jajar legowo, pemberian pupuk belum berimbang (karena kelangkaan pupuk), gangguan OPT dan kekurangan air (jaringan irigasi rusak), sehingga produksi padi menjadi rendah. Hal ini membuat penilaian terhadap sepuluh penanda padi sawah rendah. Fakta di lapangan (In-depth interviews) menunjukkan kesesuaian dengan hasil ini. Sehingga indikator adopsi pada tahap Menilai dijadikan perioritas utama sebagai materi penyuluhan. 4). Tingkat Mencoba Indikator Mencoba memiliki nilai mean rank 3.06 dengan peringkat ketiga. Artinya responden mempunyai keinginan mencoba terhadap sepuluh penanda padi sawah dan hal ini sesuai dengan fakta di
lapangan hasil wawancara langsung dengan petani responden. 5). Tingkat Menerapkan Indikator Menerapkan memiliki nilai mean rank 3.05 dengan peringkat keempat. Artinya responden mempunyai keinginan menerapkan terhadap sepuluh penanda padi sawah dan hal ini sesuai dengan fakta di lapangan hasil wawancara langsung dengan petani responden. Secara rerata tingkat adopsi petani dalam menerapkan teknologi 10 penanda padi bernilai 3.00 dengan kategori tingkat adopsi sedang yang artinya petani belum maksimal dalam mengadopsi teknologi tersebut. Pada tahap menilai petani belum merasakan dampak yang menguntungkan dengan penerapan teknologi anjuran sehingga petani terkesan belum mau merubah sikapnya.Apa yang dilaksanakan petani pada umumnya hanya sebatas program pada saat itu, setelah selesai program, petani akan kembali ke pola lama. Data analisis korkondansi Kendall’s W Test Stastitics Analisis Korkondansi Kendall’s W Test Stastitics untuk mengetahui korelasi adopsi petani dengan sepuluh penanda padi sawah dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel 5. Hasil korelasi adopsi petani dengan sepuluh penanda padi sawah, Kendall’s W, Test Stastitics Test Stastitics N 56 a Kendall’s W .216 Asymp.Sig. .000 Sumber : Data diolah(2015) Hal ini ditunjukkan oleh nilai Analisis pada Tabel 5menunjukkan signifikasi hubungan (linierity) sebesar 0.000 terdapatnya hubungan yang posistif dan dengan koefisien korelasi 0.216 (tingkat signifikan antara variabel adopsi dengan hubungan rendah). sepuluh penanda padi sawah secara bersamasama namun dalam tingkatan yang rendah. 86
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 11 No. 1, Mei 2016
Tabel 6. Hasil Analisis Sepuluh Penanda Padi Sawah, Kendall’s W Test Ranks No Sepuluh penanda padi Peringkat Prioritas utama Mean penyuluhan Rank 1 Varietas anjuran 7.20 IV Kelebihan/kek 2 Benih berlabel 7.60 III urangan air 3 Tinggi pematang minimal 25 cm 2.50 IX memiliki nilai 4 Semai serentak 5.70 V mean rank 5 Populasi tanaman optimum 3.60 VIII terendah 1,30 6 Anakan meningkat dengan pupuk berimbang 10.00 I dan peringkat terendah X 7 Hindari kelebihan/kekurangan air 1.30 X 8 Pengendalian HPT 8.80 II 9 Panen tepat waktu 4.00 VII 10 Perontokan gabah secepatnya 4.30 VI Sumber : Data diolah (2015) pertumbuhan tanaman. Kelebihan air dapat Berdasarkan hasil analisis pada Tabel menyebabkan tanaman keracunan dan 6, komponen teknologi sepuluh penanda padi menyebabkan produksi rendah, sedangkan yang memiliki nilai mean rank terendah 1.30 kekurangan air menyebabkan pertumbuhan dan peringkat kesepuluh (10) adalah pada tanaman tidak normal (kerdil) dan Hindari kelebihan/kekurangan air.Saat mengakibatkan kegagalan panen. Oleh menerapkan usahatani padi sawah, air karena ituteknologi pengairan dijadikan merupakan faktor penting dalam perioritas utama sebagai materi penyuluhan. Tabel 7. Hasil Korelasi Sepuluh Penanda Padi Sawah Dengan Produktivitas Padi Sawah Test Stastitics N 5 a Kendall’s W .880 Asymp.Sig. .000 Sumber : Data diolah (2015) produktivitas padi sawah secara bersamaHasil analisis pada Tabel sama. Hal ini ditunjukkan oleh nilai 7menandakan terdapatnya hubungan yang signifikasi hubungan (linierity) sebesar posistif dan signifikan antara variabel 0.000, dengan koefisien korelasi sebesar sepuluh penanda padi sawah dengan 0.880 (tingkat hubungan sangat kuat). Tabel 8. Tingkat Hubungan Antar Variabel Interval Koefisien 0.00 – 0.199 0.20 – 0.399 0.40 – 0.599 0.60 – 0.799 0.80 – 1.000 Sumber: Sugiyono, 2012
Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Kuat Adopsi PetaniSangat dalam Menerapkan Sepuluh Penanda Padi Sawah....... Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan diempat kelompoktani di Desa Negararatu Kecamatan Natar, berdasarkan peringkat
terendah.Pelaksanaan kegiatan penyuluhan disajikan dalam Tabel9.
Tabel9. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Desa Negararatu Tanggal Kelompoktani Metode Materi penyuluhan 6 April 2015 Rejo I Ceramah, Diskusi, Penilaian sepuluh penanda padi Demontrasi cara sawah, Teknologi pengairan dan Sistem tanam Jajar legowo. 13 April 2015 Rejo II Ceramah, Diskusi, Penilaian sepuluh penanda padi Demontrasi cara sawah Teknologi pengairan dan Sistem tanam jajar legowo. 16 April 2015 Rejo III Ceramah, Penilaian sepuluh penanda padi Diskusi, sawah, Teknologi pengairan dan Demontrasi cara Sistem tanam jajar legowo. 20 April 2015 Mekar sari Ceramah, Diskusi, Penilaian sepuluh penanda padi Demontrasi cara sawah, Teknologi pengairan dan Sistem tanam jajar legowo. Sumber: Praktik Penyuluhan 2015 Berdasarkan hasil kajian terhadap adopsi petanidalam menerapkan 10 penanda SIMPULAN DAN SARAN padi maka kegiatan penyuluhan yang dilakukan anatar lain: 1). Membangkitkan Simpulan Adopsi petani dalam menerapkan penilaian petani terhadap teknologi 10 teknologi 10 penanda padi berada pada penanda padi sawah, 2) teknologi kategori tingkat adopsi sedang (3.00) yang pengelolaan air, dan teknologi sistem tanam artinya petani belum maksimal dalam jajar legowo. mengadopsi teknologi tersebut. Pada tahap Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 11 No. 1, Mei 2016 menilai didapat mean rank terendah (1.81) Saran artinya petani belum merasakan dampak Pendekatan penanda padi diharapkan yang menguntungkan dengan penerapan dapat menjadi alternatif dalam upaya teknologi anjuran sehingga petani terkesan mempercepat adopsi 10 penanda padi padi belum mau merubah sikapnya. Petani oleh petani. Secara sederhana penanda padi melaksanakan hanya sebatas program adalah pembelajaran melalui penanda kunci pemerintah pada saat itu; setelah program untuk sistem budi daya terbaik.Hasil yang selesai maka petani akan kembali ke pola didapatkan mendukung rule of thumb lama. penanda padi, yaitu semakin banyak jumlah Setiap hamparan sawah penanda kunci yang dapat dicapai petani, yangmemperoleh pelayanan irigasi yang semakin tinggi hasil padi yang diperoleh dan sama, produktivitas padi antarpetanimasih semakin besar keuntungan usahatani. Untuk sangat beragam. Hal ini mengindikasikan mencapai hal tersebut maka kegiatan masih terdapat senjanghasil antarpetani penyuluhan yang produktif, efektif dan dalam satu wilayah yang sama-sama efisien perlu diintensifkan. menerapkan teknologi karena adanya senjang adopsi teknologi. 89
DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian. 2007. Petunjuk Pelaksana Lapang Penanda Padi Indonesia untuk Sistem Tanam Pindah Padi Sawah Irigasi. Jakarta: Badan Litbang Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Natar. 2014. Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Tahun 2014. Natar: BP3K.
Produksi Padi. Lampung Selatan : BPS Mardikanto,T. 1993. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta: UNS Press. Mardikanto,T.2010. Komunikasi Pembangunan-Acuan Bagi Akademisi, Prktik, dan Peminat Komunikasi Pembangunan. Surakarta: UNS Press. Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Natar. 2014.Programa Desa Negararatu Tahun 2014. Natar: BP3K
Biro Pusat Stastitik Lampung Selatan. 2013. Luas Panen, Produksi, Rata-rata 89