Adaptasi Pemuda Petani Tembakau Pada Musim Kemarau Dan Hujan Di Dusun Tattat, Desa Patarongan, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang Dika Bagus Hariprasetyo
[email protected] Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
Abstract Farmer regeneration is an imperative factor for the sustainability oftobacco cultivation. Readiness of young farmers is crucial for tobacco farmers in the Tattat Sub-village. This phenomenon becomes an interesting subject forresearch. The research problems are how the cultural inheritance oftobacco cultivation passed onto young farmers when they are at the stage of elementary and junior high and how they adaptin tobacco growing season (dry) and none tobacco growing season (rainy) in Tattat. The aim of this study is to describe the adaptation of young tobacco farmers during the dry and rainy season in theTattatSub-village. This study uses ethnographicqualitative method. In data collection process, techniques used wereobservation, interview, and documentation. Qualitative data were analyzed using Form Theory and Theory of Culture by Koentjaraningrat and Cultural Ecology by Julian Steward. The results of this research showing that the cultural inheritance process in tobacco farming in Tatatt Sub-village are divided in two important stage. The first stage is in elementary school when they exchange knowledge about tools in tobacco cultivation process. The second stage is in junior high school. In this phase, the young farmers socialized about the significance of the sustainability in tobacco cultivation as an economic resource and an asset to the family. Adaptation of young tobacco farmers in Tatatt Sub-village is a process to become accustomed to each process ofseeding, planting, maintenance, harvesting, processing, andselling with direct involvement in all six processes. Keywords: Regeneration, CultureInheritance, Youth Farmers, Adaptation
Abstrak Regenerasi petani menjadi hal yang penting bagi keberlangsungan perkebunan tembakau.Kesiapan pemuda petani sangat penting bagi petani tembakau di Dusun Tattat.Fenomena ini menarik diteliti. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana proses pewarisan budaya bertani tembakau kepada pemuda petani ketika mereka berada pada tahap SD dan SMP dan bagaimana adaptasi pemuda petani tembakau pada musim penanaman tembakau (kemarau) dan bukan musim penanaman tembakau (hujan) di Dusun Tattat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan adaptasi pemuda petani tembakau pada musim kemarau dan hujan di Dusun Tattat.
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 534
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif/etnografi.Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, wawancara mendalam.Data kualitatif yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Teori Wujud Kebudayaan dari Koentjaraningrat dan Teori Ekologi Budaya dari Julian Steward. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pewarisan budaya bertani tembakau kepada pemuda petani ketika mereka berada pada tahap SD berupa sosialisasi tentang pengenalan alat – alat perkebunan tembakau.Sosialisasi ketika SMP, pemuda petani tembakau mulai disosialisasikan tentang pentingnya keberlangsungan perkebunan tembakau sebagai sumber ekonomi dan aset bagi keluarga. Adaptasi pemuda petani tembakau di Dusun Tattat berupa adaptasi pada setiap prosesnya yaitu proses pembibitan, penanaman, perawatan, pemanenan, pengolahan, penjualan. Kata Kunci : Regenerasi, Pewarisan Budaya, Pemuda Petani, Adaptasi
Pada tahun 2015 Ketua Komisi
Pendahuluan Tembakau merupakan salahsatu komoditas perkebunan yang diminati di Indonesia.
Harga
jual
dan
juga
permintaan pasar yang cukup tinggi akan tembakau menjadi faktor utama tanaman yang bernama latin Nicotiana Tabacum
ini
menjadi
salah
satu
komoditas perkebunan yang diminati di Indonesia. terhadap
Tingginya tembakau
di
permintaan Indonesia,
sehingga banyak daerah – daerah menjadikan tembakau sebagai komoditi perkebunanya. Salah satu daerah yang menjadi produsen tembakau terbesar di Indonesia adalah Jawa Timur dengan Madura sebagai sentra.
Urusan Tembakau Pamekasan (KUTP) Heru Budi Prayitno mengatakan bahwa "Break Even Poin" (BEP) harga jual tembakau Madura, Jawa Timur, pada musim tanam tembakau tahun ini sebesar Rp32.000 per kilogram. Jumlah total yang dibeli oleh para produsen rokok
yaitu
tembakau. berikut,
sebanyak
Dengan
1.450ton
rincian
Nojorono
1.300ton.Sukun
sebagai sebanyak
sebanyak
550ton.
Bentoel sebanyak 2000ton 8000ton.
Gudang Garam
4.400ton
dan
sebanyak
Syadana 1200ton
Djarum sebanyak
Arif
Nusa
(sumber
:http://kominfo.jatimprov.go.id/read/um
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 535
um/4404. diakses pada tanggal 27 May
masyarakatnya salah satunya adalah
2016 pukul 19.27PM)
Dusun Tattat.
Perdagangan tembakau bukan hanya
sebagai
sebuah
Penilitian serupa pun pernah
komoditas,
dilakukan oleh Sitty Muawiyah Panurat
namun juga sebagai arena lapangan
(2014), yang meniliti faktor-faktor apa
kerja bagi masyarakat Madura, tidak
saja yang mendorong para petani padi
terkecuali
di Desa Sendangan, Minahasa dalam
kaum
muda.Keberadaan
pemuda memiliki peran penting dalam
bertani.
perkebunan tembakau, mereka menjadi
mengemukakan bahwa faktor – faktor
salah satu komponen penting dalam
pendorong minat bertani adalah luas
siklus perkebunan. Regenerasi petani
lahan yang dimiliki, pengalaman petani
merupakan hal yang penting bagi
dalam bertani, pendapatan hasil tani,
keberlangsungan
serta
pertanian
maupun
perkebunan. tetapi,
minat
pemuda
terhadap pertanian semakin menurun bagi masyarakat, terbukti dengan sensus pertanian yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013, jumlah penduduk usia produktif yang bekerja di sektor pertanian itu telah menyusut menjadi 39,96 juta orang atau 35,05%
Pertanian
bantuan
kajianya
dalam
bentuk
Sitty
alat,
maupun pelatihan tani. Berdasarkan
Akan
(Sumber:
Dalam
Laporan 2013
Hasil
Sensus Pencacah
lengkap).Namun, masih terdapat daerah
analisis yang dikemukakan oleh Sitty, ia
mengemukakan
seseorang
bahwa
dipengaruhi
oleh
minat latar
belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman. Minat petani
Desa
Sendangan
dalam
penanaman padi dapat terlihat bahwa saat petani mengalami gagal panen yang berulang mereka tidak mengganti tanaman padi dengan tanaman yang lainya
– daerah yang menjadikan pertanian
Perkebunan tembakau menjadi
menjadi sumber aktivitas ekonomi bagi
aktivitas ekonomi masyarakat Dusun Tattat. Penggarapan lahan yang masih AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 536
menggunakan cara dan nilai tradisional
Dalam
keberlangsungan
dengan pemanfaatan kondisi alam yang
perkebunan tembakau selalu menjadi
berada
arena interaksi bagi lingkungan sosial
dilingkungan
tinggal,
menjadikan hubungan yang semakin
dan
erat
memunculkan
antar
manusia
dan
juga
juga
lingkungan
alam
yang
kebudayaan
bagi
lingkunganya. Respon yang ditunjukan
masyarakat yang tinggal dilingkungan
oleh masyarakat dapat dilihat sebagai
tersebut.Berdasarkan fenomena tersebut
suatu bentuk adaptasi lihat Zainal Arifin
menarik peneliti untuk mengkaji lebih
dalam Jurnal Antropologi (1998) salah
mendalam mengenai proses sosialisasi
satunya
bertani
bentuknya
dengan
kepada
anaknya
dan
juga
mempersiapkan penjaga mata rantai
adaptasi pemuda petani tembakau pada
pertanian
lingkungan
yaitu
mempersiapkan
regenerasi petani.
dalam
Involution,1970) pendekatan
ditempat
mereka
tinggal.
Selain itu adaptasi Menurut Geertz
alam
(Agricultural Adaptasi
ekologi
yaitu
Berdasarkan pola yang sudah terbentuk lama menjadikan masyarakat
dalam
menurunkan pekerjaan sebagai petani
“The
kepada generasi selanjutnya. Seperti
adaptation of the priciples of ecology
yang
anlysis and of the concepts in terms of
(1975) yang membahas mengenai anak
wich they are expressed,
niche,
petani di Desa Boribellaya. Orangtua
succession,
chain,
melakukan
commensality,
climax,
food
trophic
dikemukakan
oleh
sosialisasi
Saefullah
mengenai
level,
pertanian kepada anak sejak kecil untuk
productivity, and so on” (Sumber:
mempersiapkan anaknya mendapatkan
https://booksgoogle.co.id/books?id=OY
peran
tphyz8pI0C&pg=PA1&hl=id&source=
maupun musiman saat memasuki masa
gbs_toc_r&cad=3#v=onepage&q&f=fal
produktif.
se. Diakses pada tanggal 18 July 2016).
dalam
aktivitas
sehari-hari
Metode
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 537
Pada penelitian ini, peneliti
informasi yang ingin didapatkan oleh
menggunakan metode etnografi guna
peneliti. Kriteria tersebut adalah sebagai
mendapatkan data yang akurat serta
berikut(Spradley, 2006:68-77) :
luas. Metode etnografi digunakan untuk
-
Enkulturasi penuh
melihat
yang
-
Keterlibatan Langsung
mempunyai keberagaman antara satu
-
Cukup Waktu
dengan
dari
-
Non Analitik
masyarakat dalam budaya tertentu dapat
-
Suasana Budaya Yang Tidak
perilaku
lainya,
manusia
sehingga
ciri
dideskipsikan dengan jelas.
Dikenal
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun
Tattat,
Kecamatan
Desa
Patarongan,
Berdasarkan kriteria tersebut, sehingga
peneliti
melakukan
Torjun
Kabupaten
wawancara mendalam kepada informan
Sampang,
Madura.
Perkebunan
yang terdiri dari: 4 orang informan
tembakau
yang
akan
selalu
pemuda
petani
yang
orangtuanya
berhubungan dengan lingkungan alam,
bekerja pada lahan yang dimiliki oleh
memunculkan prilaku adaptasi pemuda
orangtua mereka, 1 orang informan
didalamnya
dari
yang menggarap lahan pribadi, 1 orang
lingkungan alam maupun lingkungan
informan pemuda petani yang bekerja
sosialnya.
dengan sistem pembayaran bagi hasil, 1
sebagai
respon
Perilaku yang terdapat dalam suatu kelompok masyarakat dapat dikaji dengan
menanyakan
kepada
informan
dikemukakan pengkriteriaan
pertanayaan seperti
Spradley informan
yang
mengenai untuk
mencapai fokus penelitian, Spradley
orang informan pemuda petani yang hanya menjadi buruh tani, 5 orangtua petani muda yang juga bekerja sebagai petani, termasuk didalamnya 1 orang ketua kelompok tani di Dusun Tattat dan 1 orang petani perempuan. Pengumpulan
dalam
dilakukan
dengan
menyatakan bahwa pemilihan informan
penelitian
harus
menggunakan teknik observasi untuk
berdasarkan
pada
kriteria
ini
data
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 538
mengamati
perilaku
para
pemuda
pengumpulan data menggunakan teknik
sebagai objek penelitian ini. Kemudian
observasi,
peneliti memilih informan yang akan
dokumentasi, maka langkah selanjutnya
diwawancarai dengan memperhatikan
adalah menganalisis data yang sudah
dan memahami perilaku pemuda para
diperoleh.Setelah terkumpulnya data
pemuda
secara
di
Dusun
Tattat
menentukan informan dikemukakan
untuk
seperti
Spradley
yang
mengenai
pengkriteriaan informan
kepada
data
observasi,
menggunakan
teknik
informan.
lengkap,
selain peneliti
wawancara
Peneliti
juga
mendalam,
peneliti
menganalisis
data
kemudian tersebut
menggunakan teori wujud kebudayaan dari
Pengumpulan melakukan
wawancara
Koentjaraningrat
menganalisis budaya
feneomena
menanam
untuk sosialisasi
tembakau
yang
dilakukan oleh para orangtua petani tembakau kepada anak – anak mereka,
melakukan wawancara dengan tidak
kemudian
terpaku
Dalam
ekologi budaya untuk mengkaji cara
penggunaan teori ekologi budaya yang
para pemuda berdaptasi pada musim
dikemukakan oleh Steward luasnya data
tanam tembakau maupun diluar musim
yang
tanam
kepada
didapat
informasi
pedoman.
dalam
menjadi
penggalian
penting
untuk
teori
Steward
tebakau.
berdasarkan
Analisis
dengan
data
mengenai
tersebut maupun
fenomena yang ditemukan dalam proses
membantu proses analisis.
penelitian. Dukungan peralatan seperti alat perekam
suara,
kamera,
telefon
Hasil dan Pembahasan
genggam, digunakan dalam merekam
Proses sosialisasi pada anak
data wawancara, memfoto kegiatan
merupakan hal yang penting karena
informan, yang diperlukan untuk proses
aktivitas
penelitian sehingga data menjadi akurat
melibatkan
dan semakin kuat (Spradley, 1997:16).
keluarganya
Setelah
melakukan
proses
sehari-hari
pada
keluarga seluruh
baik maupun
petani anggota
dalam
aktivitas
pada
aktivitas
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 539
musiman.
Proses
sosialisasi
yang
dilakukan oleh orangtua para petani
kehidupan sosial masyarakat Madura yang menganut sistem patriarki.
muda merupakan cerminan bagaimana Proses
arti seorang anak dalam kehidupan
sosialisasi
bercocok
tanam tembakau dibagi menjadi dua
keluarga tersebut.
tahapan yaitu pada tahap SD dan SMP. Keterlibatan anak pada aktivitas
Proses sosialisasi yang diberikan oleh
sehari – hari maupun musiman menjadi
para orangtua petani tembakau kepada
dasar
mereka
anak – anak mereka sejak tahap SD,
bersifat aktivitas ekonomi. Hal tersebut
ditujukan sebagai pengenalan proses
dikarenakan pandangan para orangtua
maupun tahapan menanam tembakau.
pemuda petani yang masih melihat
Proses sosialisasi ketika SD dimulai
anggota keluarga sebagai unit aktivitas
dari
ekonomi seperti yang dikemukakan
tembakau seperti kegunaan dan cara
oleh Soekandar Wiriaatmadja dalam
memegang cangkul, pengenalan alat
(Saefullah
mengemukakan
penyiram tembakau, dan proses tersebut
bahwa pekerjaan – pekerjaan untuk
dilakukan pada saat anak – anak . Akan
memenuhi kebutuhan hidup dilakukan
tetapi, proses tersebut tidak diberikan
oleh seluruh anggota keluarga karena
secara menyeluruh karena keterbatasan
keluarga batih merupakan kesatuan
fisik yang dimiliki oleh anak – anak.
bahwa
keterlibatan
1975:25)
pengenalan
alat
menanam
produksi. Proses sosialisasi yang diberikan Pengenalan
bercocoktanam
kepada anak – anaknya dilakukan
diakarjan oleh para petani laki - laki
dengan melihat tahap perkembangan
kepada anak laki – lakinya karena
fisik. Memasuki tahapan SMP para
merekalah yang dianggap akan lebih
anak mulai diminta untuk membantu
produktif untuk bertani dibandingkan
menanam tembakau. Mereka mulai
dengan
diberikan penjelasan bahwa perkebunan
anak
perempuan
anggapan
tersebut juga dapat terlihat dalam
tembakau
merupakan
pilar
untuk
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 540
ekonomi keluarga mereka, memasuki
difungsikan
tahap ini anak – anak juga akan diajari
dalam sebuah keluarga petani akan
bagaimana menanam serta merawat
tetapi disiapkan untuk penerus asset
tembakau secara lebih menyeluruh,
yang dimiliki oleh keluarga hal tersebut
dengan diberikan alat – alat untuk
menjadi sistem ide dalam salah satu
merawat tanaman tembakau seperti alat
dari
penyiram, cangkul. Akan tetapi, pada
Koentjaraningrat
prosesnya waktu mereka untuk bekerja
direalisasikan
membantu tidak sama dengan waktu
pemuda petani dengan cara sosialisasi.
orangtuanya
bekerja,
hal
tersebut
dikarenakan keterbatasan fisik yang dimiliki oleh anak – anak.
sebagai
3
unit
wujud
ekonomi
kebudayaan
(2009:144)
oleh
Perkebunan
para
yang
orangtua
tembakau
bagi
pemuda dusun Tattat merupakan suatu siklus tahunan yang sangat ditunggu.
Bertani merupakan pekerjaan
Pembagian hasil panen tembakau yang
yang sangat membutuhkan kekuatan
diterima oleh anak dari orangtuanya,
fisik. Proses sosialisasi yang diberikan
bukanlah berupa pemberian uang dalam
orangtua terhadap anak pun sangat
jumlah yang pasti jika mereka masih
memperhatikan kekuatan fisik yang
bekerja pada lahan orangtuanya. Hal
dimiliki oleh anak – anak mereka,
tersebut dikarenakan proses penjualan
sehingga pada proses sosialisasi anak
tembakau
tidak diberikan porsi kerja yang sama
orangtua para pemuda petani tembakau
dengan orangtuanya.
serta
Tujuan
sosialisasi
yang
dimaksudkan agar anak – anak mengerti
masih
pengelolaan
dilakukan
keuangan
oleh
masih
diatur oleh orangtua. Berbeda dengan pemuda petani
bagaimana cara dan tahapan apa saja
tembakau
yang
yang harus dilakukan dalam penanaman
kepercayaan
tembakau, ditujukan pada saat mereka
maupun mertua dari si petani tersebut
mampu untuk melakukan pekerjaan
untuk mengelola lahan baik bekerja
tersebut. Keterlibatan anak bukan hanya
pada lahan tersebut hingga mengatur
baik
sudah
diberikan
oleh
orangtua
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 541
keuangan demi keberlangsungan lahan
seperti membersihkan rumah, memasak
serta pencukupan kebutuhan keluarga.
atau mengurus adiknya.
Tidak semua pemuda petani
Terlibatnya perempuan dengan
memiliki lahan keluarga. Mereka yang
pertanian dimulai saat mereka menikah,
tidak memiliki lahan keluarga akan
aktivitasbertani
menjadi buruh tani. Upah kerja menjadi
membantu suami serta mengurangi
buruh tani dalam satu hari sebesar Rp
biaya pengeluaran untuk
80.000.untuk laki – laki sedangkan
buruh tani. Proses sosialisasi mengenai
untuk perempuan pemberian upah lebih
budaya
rendah yaitu sebesar Rp. 50.000 dalam
perbedaan antara laki – laki dan
hitungan satu hari kerja. Perbedaan
perempuan, karena laki – laki dianggap
pembayaran upah pada laki – laki dan
lebih mampu untuk mengelola aset
perempuan terjadi karena pandangan
keluarga dalam bentuk lahan. Hal
perbedaan
tersebut juga dipengaruhi oleh sistem
kekuatan
fisik
sehingga
bertani
ditujukan
patriarki
yang dihasilkan.
masyarakat Madura. pembagian
tugas
menyewa
tembakau memiliki
akanmempengaruhi produktifitas kerja
Perbedaan
untuk
yang
digunakan
oleh
Musim tanam tembakau yang
dalam pekerjaan antara laki – lak dan
menjadi
perempuan dapat terlihat sejak tahapan
diminati oleh para petani di Dusun
anak – anak. Selain mendapatkan tugas
Tattat memberikan dampak pada turut
yang berbeda dengan laki – laki, anak
sertanya masyarakat untuk terlibat pada
perempuan juga tidak mendapatkan
prosesnya, tidak terkecuali pemuda.
sosialisasi
yang
Perkebunan tembakau merupakan salah
didapat oleh anak laki – laki.Mereka
satu bentuk adaptasi masyarakat Dusun
tidak
Tattat terhadap lingkungan alam yang
pertanian
dibiasakan
seperti
untuk
membantu
aktivitas
ada
seorang
pendekatan ekologi menurut Geertz
perempuan
lebih
dibebankan dengan pekerjaan rumah
(Agriculture
Adaptasi
paling
pekerjaan orangtua mereka di sawah, anak
disekitarnya.
ekonomi
Involution,
dari
1970)
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 542
berkaitan erat dengan luas lahan, iklim,
penanaman
hingga
tahap
panen
rantai makanan, produktivitas, cuaca,
memerlukan
banyak
tenaga
dalam
dari tekanan – tekanan tersebut maka
prosesnya. Penanaman tembakau di
akan mucul bentuk – bentuk adaptasi
lahan yang ia miliki, ia membutuhkan
terhadapnya.
15 hingga 20 orang untuk proses tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk
Kondisi tanah yang berkapur, udara kering, dan juga intensitas hujan yang rendah merupakan kondisi alam yang baik untuk menanam tembakau, sehingga masyarakat di Dusun Tattat melakukan adaptasi dengan menjadikan
mengejar waktu panen yang berjarak 3 bulan dari proses penanaman, selain itu kekhawatiran akan datangnya musim hujan yang lebih cepat menjadi alasan mengapa
saat
proses
menanam
dibutuhkan banyak pekerja.
perkebunan temabaku sebagai kegiatan Membutuhkan
ekonomi utama bagi mereka.
banyaknya
pekerja berdampak pada pendapatan Steward
dalam
Antropo
–
Ekologi (1983:19) menjelaskan secara lebih khusus bahwa ekologi budaya mengkaji mengenai apakah masyarakat memerlukan dalam
pola
perilaku
penyesuaianya
khusus terhadap
lingkungan alam yang berada disekitar tempat tinggal yang erat hubunganya dengan aktivitas penghidupan maupun pengaturan ekonomi, yang tumbuh dari adaptasi
masyarakatnya
terhadap
lingkungan tertentu. Kompleksnya tanaman
tembakau
ekonomi para pemuda petani yang menawarkan jasanya sebagai buruh tani. Mereka akan banyak dibutuhkan oleh
para
pemilik
lahan
karena
pengerjaan lahan yang dimiliki oleh petani di Dusun Tattat hanya dilakukan oleh para penduduk dusun tersebut. Pekerjaan sebagai petani di Dusun Tattat
merupakan
pekerjaan
yang
diturunkan oleh orangtua mereka. Para pemuda di Dusun Tattat mayoritas bekerja pada lahan yang dimiliki oleh
pembudidayaan mulai
orangtua mereka, tetapi ada juga petani
dari
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 543
yang bekerja sebagai penggarap lahan
ada salah satunya adalah peraturan
yang dimiliki oleh kepala Desa.
mentri kesehatan No.40 tahun 2013
Musim
tanam
tembakau
dilakukan pada bulan April, Mei dan Juni.
Lama
musim
penanaman
tembakau berkisar antara tiga sampai
mengenai pengendalian tembakau di Indonesia,
kemudian
kualitas
hasil
panen tembakau sendiri mempengaruhi harga jualnya.
empat bulan dan panen tembakau
Selain itu terdapat fluktuasi
dimulai pada minggu kedua bulan
lingkungan
Agustus yang berlangsung sampai awal
mempengaruhi siklus tanam tembakau.
Oktober. Proses pemasaran hasil panen
Tidak
tembakau memiliki masa naik dan turun
mempengaruhi
harga jual. Contohnya pada panen
produktivitas yang mampu dihasilkan
tembakau Agustus 2015 di Dusun Tattat
oleh para petani tembakau di Dusun
pada saat awal musim panen harga
Tattat,
tembakau kering rajang di pasaran
menanggulangi
seharga Rp. 35.000,00 harga tersebut
yang
berangsur-angsur naik hingga pada
mengerahkan banyak pekerja dalam
puncaknya di tanggal 17 Agustus
suatu
dengan harga Rp. 40.000,00, namun
dipanen sesegera mungkin, cara lainya
setelah tanggal tersebut hingga Oktober
adalah dengan menggunakan penutup
awal harga tembakau di pasaran akan
yang berupa plastik untuk mencegah
menurun.
hujan merusak bibit tembakau sebagai
Akan
tetapi,
harga
jual
yang
turut
menentunya
ada
lahan
cuaca
kualtitas
salah
satu
cara
fluktuasi
adalah
agar
serta
dan
untuk
lingkungan
dengan
tembakau
cara
dapat
langkah awal penanaman.
tembakau perkilogramnya dalam satu
Proses serta tahap penanaman
siklus panen tidak memiliki harga yang
tembakau di Dusun Tattat memiliki
tetap,
ketergantungan
hal
tersebut
karena
harga
tembakau yang fluktuatif dikarenakan
dengan
iklim
serta
lingkungan alam sekitar, sehingga hal
kebikajan – kebijakan pemerintah yang AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 544
tersebut menimbulkan prilaku adaptasi
mengolah hasil panen mereka menjadi
pada para petani tembakau di Dusun
tembaku
Tattat
penanamanya,
menjual hasil Hasil panen tembakau di
proses adaptasi tersebut terjadi karena
Dusun Tattat akan langsung dibeli oleh
perubahan iklim yang tidak menentu,
pabrik-pabrik rokok seperti Gudang
salah satu akibatnya adalah pemanasan
Garam, Sampoerna, dan Bentoel. Pabrik
global
pada
pun
tahapan
rajang
kering
biasanya
berpengaruh
terhadap
rokok tersebut akan memilih langsung
masuknya
musim
tembakau kering rajangan pada para
kemarau, sehingga para petani tidak
petani di Dusun Tattat. Cara untuk
memiliki jadwal penanaman pasti setiap
mengklasifikasikan kualitas tembakau
tahunya karena para petani di Dusun
oleh seorang quality control Gudang
Tattat menggunakan teknik tradisional
Garam yaitu dengan cara mencium
dalam proses – proses penanaman
aroma tembakau pada saat dijemur,
tembakau. Adaptasi proses penanaman
melihat warna dari tembakau tersebut.
tembakau
Jika tembakau memiliki aroma yang
ketidakpastian
hingga
proses
penjualan
terdiri dari 6 tahap adaptasi yaitu:
harum,
selain
itu
tembakau
yang
memiliki warna kuning gelap serta -
Tahap Pembenihan
-
Tahap Penanaman
-
Tahap Perawatan
-
Tahap Pemanenan
-
Tahap Pengolahaan
-
Tahap Penjualan Setelah
melakukan
rajangan yang rapihakan dikategorikan sebagai tembakau berkualitas. Akan tetapi pada beberapa petani di Dusun Tattat terdapat cara penjualan hasil panen lainya yaitu dengan cara menjual menggunakan ‘sistem borongan’ yaitu proses
penjualan
yang
dilakukan
dengan
penanaman hingga proses pengolahan
menjual hasil panen tembakau langsung
panen, tindakan selanjutnya adalah
disawah
pemasaran hasil pengolahan panen.
pengolahan terlebih dahulu.
tanpa
adanya
proses
Para petani di Dusun Tattat yang
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 545
Aktivitas
ekonomi
maupun
Pada musim penghujan petani di
aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh
Dusun Tattat menanam tanaman padi
penduduk di Dusun Tattat memiliki
dan juga jagung sebagai aktivitas
ketergantungan
ekonomi yang mereka lakukan akan
yang
erat
lingkunganya.Lingkungan
dengan
merupakan
tetapi
mayoritas
pemuda,
memilih
aspek yang mempengaruhi perilaku
menganggur dan menunggu musim
para
tanam
pemuda
petani
di
Madura
tembakau
selanjutnya
khusunya Dusun Tattat.Hal tersebut
dibandingkan harus menanam padi
sangat tergambarkan pada aktivitas
maupun
ekonomi yang dilakukan oleh pemuda
tembakau pada musim hujan. Hal
di Dusun Tattat.
tersebut
jagung
tumbuh baik pada musim kemarau memiliki resiko yang besar jika ditanam pada musim hujan, mereka tidak bisa mengambil resiko gagal panen seperti pada tahun 1997. Pada saat itu para petani
tembakau
menanam
di
tembakau
Dusun
Tattat
pada
musim
penghujan namun mereka mengalami gagal panen karena intensitas hujan pada saat itu diluar dari dugaan mereka, hasilnya
pada
tahun
itu
tanaman
tembakau dari seluruh petani di Dusun
pengganti
dikarenakan
sebandingnya Tanaman tembakau yang hanya
sebagai
modal
yang
tidak mereka
keluarkan dengan pendapatan yang akan mereka dapat, dalam satu siklus penanaman jagung ia menggambarkan, hasil panen jagung di Dusun Tattat pada kali ini perkilogramnya adalah Rp 3.500,00 jika dijual di kampung, jika petani menjualnya kepasar harganya Rp 4.000,00 namun harga itu menurut Fandi salah satu informan yang bekerja sebagai
petani
tembakau
tidak
sebanding dengan tenaga kerja, modal yang tidak sedikit pula, dan juga resiko gagal panen.
Tattat yang menanam mengalami gagal panen karena terlalu banyak mendapat air.
Berdasarkan
dengan
pola
perilaku yang dimiliki oleh kebanyakan pemuda
petani
di
Dusun
Tattat,
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 546
lingkungan
sangat
mempengaruhi
dalam
Pengantar
perilaku serta kekuatan ekonomi yang
(2009:144)
dimiliki oleh para pemuda petani di
kebudayaan yang dikemukakan oleh
Dusun Tattat. Hal tersebut sesuai
Koentrajaningrat, masing – masing
dengan apa yang diungkapkan oleh
wujud kebudayaan tersebut nampak
Steward mengenai lingkungan alamdan
dari kehidupan para petani tembakau di
sosial mempengaruhi inti budaya dalam
Dusun Tattat
suatu masyarakat, yaitu dari penelitian ini lingkungan akan mempengaruhi sistem mata pencaharian para pemuda petani tembakau di Dusun Tattat.
bentuk
wujud
Kebudayaan bertani merupakan bentuk dari ide atau gagasan. Para orangtua pemuda petani beranggapan,
membantu untuk memperingan beban
Pewarisan budaya bertani oleh para orangtua pemuda petani tembakau terhadap anaknya dilakukan dengan cara mensosialisasikan proses, tahapan, penjelasan
mengenai
perkebunan tembakau kepada anak – anak
3
bahwa anak mereka kelak akan dapat
Kesimpulan
maupun
Dari
Antropologi
mereka
sejak
kecil.
Proses
kerja mereka dalam penggarapan lahan tani. Selain itu, kebudayaan bertani memiliki
gagasan
untuk
menjaga
kekayaan berupa lahan perkebunan, dimana lahan tersebut menjadi sumber mata pencaharian bagi masing – masing keluarga petani.
sosialisasi tersebut dilakukan oleh para
Wujud
kebudayaan
orangtua pemuda petani untuk menjaga
bentuk
aset keluarga yaitu lahan perkebunan,
maupun gagasan yang dimiliki oleh
dalam proses sosialisasi
dibedakan
para petani, mereka merealisasikan
menjadi dua tahapan yaitu ketika para
pemikiranya melalui tindakan dengan
pemuda petani berada pada tahap SD
cara
dan juga ketika SMP,
tembakau kepada anak – anaknya ketika
sesuai
dengan
dikemukakan
oleh
hal tersebut
pemikiran
yang
aktivitas.
sebagai
mewariskan
Berdasarkan
budaya
ide
bertani
mereka berada pada tahap SD dan SMP.
Koentjaraningrat AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 547
Wujud
kebudayaan
berupa
Diluar musim tanam tembakau
benda. Dari ide yang dimiliki oleh para
terdapat
petani,
melalui
bertani yaitu menjadi TKI, buruh
anak
bangunan, dan juga pedagang.Akan
mampu
tetapi, Mayoritas para pemuda petani
untuk menghasilkan tembakau sebagai
hanya memiliki aktivitas ekonomi pada
sumber ekonomi bagi para petani
saat musim tanam tembakau, sedangkan
tembakau di Dusun Tattat, mereka
diluar musim tanam tembakau mereka
mampu
tidak
lalu
tindakan mereka,
diwujudkan
sosialisasi kemudian
untuk
kepada mereka
menjaga
kekayaan
beberapa
memiliki
pekerjaan
aktivitas
ekonomi
keluarga dengan cara pewarisan kepada
lainya.hal
generasi berikutnya.
perhitungan mereka yang tidak sesuai
Interaksi antara lingkungan alam serta
lingkungan
pengaruh
terhadap
sosial
memiliki
perilaku
serta
pengambilan keputusan oleh pemuda petani, fenomena tersebut sesuai dengan teori ekologi budaya yang dikemukakan oleh Julian Steward Steward dalam (Arifin:1998)
yaitu interakasi timbal
balik antara lingkungan sosial dengan lingkungan alam. Culture core (inti kebudayaan) yang dimaksud dalam penggunaan
teori
Ekologi
Budaya
miliki Steward pada kajian ini adalah sistem mata pencaharia, selain itu interaksi tersebut memiliki pengaruh terhadap tembakau.
perilaku
pemuda
petani
tersebut
selain
dikarenakan
antara tenaga yang mereka keluarkan untuk melakukan aktivitas ekonomi dengan keuntungan yang mereka dapat, sehingga
dalam
pemenuhan
kebutuhanya, mereka akan meminjam uang kepada tetangga maupun kerabat yang mereka anggap mampu untuk membantu. Daftar Pustaka Arifin, Zainal (1998) Hubungan Manusia Dalam
dan
Lingkungan
Kajian
Antropologi
Ekologi.Padang
:
Universitas
Andalas. Badan Pusat Statistik (2013) Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 548
Pencacah
Lengkap.
Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
Saefullah (1975) Arti Anak Petani (Suatu Studi Tentang Fungsi dan
Dinas
Komunikasi Provinsi
dan Jawa
(2015)KUTP: Madura
Timur.
BEP
2015
Informasi
Rp.
Tembakau 32.000.
http://kominfo. jatimprov. go. Id/ read/ umum/ 44041.Diakses pada
Peranan
Keluarga
Anak
Petani
Di
Dalam Desa
Boribellaya - Kecamatan Maros Nari
Kabupaten
Sulawesi
Selatan).
MarosUjung
Pandang.:Pusat Latihan Ilmu – Ilmu Sosial
tanggal 30 Mei 2016. Sukadana Adi (1983) Antropo – Geertz, Clifford. (1970) Agricultural Involution
The
Process
Of
Ekologi Surabaya: Airlangga University Press
Ecologycal Change In Indonesia. London: Universty Of California
Spradley, James P (2006) Metode
Press.
Etnografi.
https://books.google.co.id/books?i
Wacana.
d=OYtphyz8pI0C&pg=PA1&hl=i d&source=gbs_toc_r&cad=3#v=o nepage&q&f=false. Diakses pada tanggal 19 Juli 2016
Suparlan,
Parsudi
Antar
Yogyakarta:
(2004)Hubungan
Sukubangsa.
Yayasan
Tiara
Jakarta:
PengembangIlmu
Kepolisian
Koentjaraningrat
(2009)
Pengantar
Ilmu Antropologi.Jakarta : PT Rineka Cipta -
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 549