ACARA TALKSHOW “KICK ANDY ” DAN WAWASAN MAHASISWA USU (Studi Korelasional tentang Pengaruh Acara Talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap Wawasan Mahasiswa USU)
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata (S1)
Oleh : SRI WULANDARI 050904018
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAKSI Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sejauhmanakah acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV berpengaruh terhadap wawasan mahasiswa USU. Tujuan penelitisn ini adalah untuk mengetahui materi-materi acara apa saja yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, mengetahui tanggapan para mahasiswa USU terhadap acara talkshow “Kick Andy ” di Metro TV dan mengetahui pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU. Sedangkan model teori yang digunakan adalah Teori SOR. Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada suaru variabel berkaitan dengan variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa USU khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran dan mahasiswa Fakultas ISIP, dengan jumlah populasi sebanyak 891 orang. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, diperoleh sampel sebanyak 90 orang. Untuk menentukan sampel digunakan teknik stratifikasi proposional dan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari literatur, buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung serta penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal, analisis tabel silang, dan pengujian hipotesa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dengan wawasan mahasiswa USU. Hasil rs yang diperoleh adalah 0,490. Berdasarkan skala Guilford hasil rs 0,490 berada pada skala 0,40-0,70 yang menunjukkan hubungan yang cukup berarti. Untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU digunakan rumus Kp = (rs)2 x 100%. Diperoleh hasilnya adalah 24%. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU adalah sebesar 24%.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta tidak lupa pula Salawat dan Salam kepada Rasulullah Muhammad SAW yang mana telah memberikan sinar kehidupan melalui Al-Quran dan Sunnah-Nya sebagai pedoman hidup bagi penulis. Penulisan skripsi ini berjudul Acara Talkshow “Kick Andy” dan Wawasan Mahasiswa USU, merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Sebagai umat manusia yang sesuai kodratnya, penulis menyadari bahwa pengetahuan, kemampuan serta kesempatan yang ada pada penulis, oleh karena itu penulis menerima setiap kritik dan saran yang membnagun demi kesempurnaan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam meyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari petunjuk dan hidayah Allah SWT, serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Prof.DR. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan FISIP Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU 3. Ibu Inon Beydha, DRA, M.Si, selaku dosen wali 4. Bapak Drs. Safrin, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama pengerjaan skripsi ini.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
5. Semua dosen Ilmu komunikasi maupun dosen-dosen lain yang pernah membimbing penulis dalam setiap mata kuliah 6. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Mahruzar, SE dan khususnya Ibunda Susilawaty yang telah memberikan dukungan moril dan materil serta doa kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini 7. Seluruh keluargaku, adikku tersayang, paman, tante Yeni, Kalila, uwo Leno, bule Sri, dan bule Dudi, atas dukungan dan doanya 8. Buat mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah membantu dalam penelitian 9. Buat Kak Cut, Kak Ros, Kak Anim, dan khususnya Kak Puan atas bantuannya 10. Untuk temen-teman tercintaku, khususnya Aci, Dini, Tasya, Loren, Edi dan yang lain-lain yang tidak bisa disebutkan saru persatu Akhir kata penulis memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kekuatan dan kemudahan yang telah diberikan, dan penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi seluruh pembaca serta berguna bagi yang membutuhkannya. Amin yaa rabbal alamin.
Penulis
Sri Wulandari
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak), jadi televisi berarti tampak atau dapat dilihat dari jauh. Secara sederhana kita dapat mendefinisikan televisi sebagai media massa yang menampilkan siaran berupa gambar dan suara dari jarak jauh. Televisi, media pertama yang bisa membawakan audiovisual ke dalam rumah orang. Televisi bukan cuma membawakan suara tetapi juga membawakan gambar. Dengan cepat sesuai dengan perkembangan dari pemikiran televisi menjadi media hiburan. Karena itu banyak sekali orang yang terpaku kepada televisi, akibatnya televisi menjadi sangat penting sebagai suatu media. Televisi sebagai media massa memiliki fungsi sebagai media penyampai informasi. Program televisi seperti news, infotainment, bahkan talkshow mampu memberikan informasi yang sekiranya diperlukan oleh pemirsa televisi. Selain memberi informasi, televisi juga bisa bermanfaat sebagai sarana edukasi bagi pemirsa khususnya para pelajar dan anak-anak yang sedang dalam tahap perkembangan. Acara kuis, program bimbingan rohani, talkshow pendidikan atau bidang pengetahuan lain sangat berguna bagi masyarakat kita. bagi sebagian orang yang memiliki pola belajar audiovisual, menonton televisi bisa dijadikan sebagai alternatif pembelajaran (http://ceritalily.blogspot.com). Fungsi lain dari televisi adalah sebagai hiburan. Kehadiran program-program televisi yang menghibur sangat diperlukan untuk melepas stres sejenak setelah Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
seharian bekerja atau belajar. Setidaknya hiburan itu dapat menyegarkan otak dari permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam sehari. Pada dasarnya fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi, pada kenyataanya fungsi menghiburlah yang lebih dominan pada media televisi, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutanya untuk memperoleh informasi ( Ardianto, 2004 : 128). Televisi saat ini merupakan media massa yang “terpopuler” di kalangan masyarakat Indonesia. Sebahagian besar penduduk di negara-negara berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan tertentu saja namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tak terkecuali remaja dan anak-anak. Semakin tertarik pemirsa terhadap tayangan televisi, semakin menggila pula televisi dalam menyiarkan program-program unggulannya. Semua itu menyebabkan pemirsa makin dimanjakan sehingga makin betah melototi televisi berjam-jam dalam sehari. Jika dulu kebanyakan orang hanya menonton satu jam acara saja, tetapi sekarang program-program unggulan televisi ditayangkan secara estafet sehingga pemirsa mampu menghabiskan lima sampai enam jam bahkan ada yang 10 jam nonstop hanya menonton televisi saja. Televisi baik bila berfungsi sebagai media komunikasi, informasi, dan pendidikan. Namun televisi menjadi sesuatu yang kontroversial ketika dihadapkan pada kepentingan bisnis yang berpengaruh buruk bagi masyarakat. Acara atau program Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
yang ditayangkan televisi punya pengaruh baik dan tidak baik bagi pemirsa. Berbagai persepsi dan perspektif akan muncul pada diri masyarakat setelah menonton sebuah acara televisi Televisi sebagai media massa, secara langsung maupun tidak langsung pasti memberikan pengaruh besar terhadap perubahan kehidupan masyarakat. Kehidupan sosial masyarakat yang semula tradisional berubah cepat menjadi modern akibat modernisasi yang dibawa oleh televisi. Secara sosial televisi sudah masuk ke dalam aspek kehidupan masyarakat, tidak saja di perkotaan tetapi juga di pelosok-pelosok. Setiap harinya jutaan pasang mata duduk di depan pesawat televisi menyaksikan apa pun yang disuguhkan oleh televisi. Dengan kondisi seperti ini pengaruh televisi menjadi sangat besar terhadap pola pikir maupun sikap masyarakat. Televisi bisa menghibur, bisa membuat sesuatu yang salah dianggap benar oleh publik. Televisi bisa pula membunuh karakter seseorang atau sebuah objek. Televisi bisa pula membuat masyarakat bertambah pintar, kritis atau malah justru tenggelam dalam pola pikir yang destruktif. Jika ada kekuatan terbesar yang invisible saat ini media ini telah menjadi teman bagi anak-anak, menjadi penghibur buat ibu-ibu yang nantinya mendidik anak-anaknya dan tentu saja menjadi teman dari semua pihak dalam mengambil keputusan. Dunia komunikasi massa melalui media massa seperti televisi mengantarkan masyarakat pada arus perubahan peradaban yang cepat. Televisi saat ini seakan menjadi guru elektronik yang mengatur dan mengarahkan serta menciptakan budaya massa baru. Tayangan program televisi seperti reality show, infotainment, sinetron, film bahkan iklan sekalipun turut serta mengatur dan mengubah life style di masyarakat. Informasi yang diberikan televisi seperti program berita tentang politik, budaya, Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
ekonomi maupun sosial masyarakat dari suatu negara layaknya hanya hiburan dan permainan publik belaka. Kenyataan di dalamnya telah diubah dengan “sesuatu” yang maya. Namun tak sedikit pula pemerhati acara televisi yang “sehat” menemukan dampak positif dari tayangan televisi. Televisi sebagai sarana edukasi dan informasi mampu membuka wawasan berpikir pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di lingkungan masyarakat (Kuswandi,1996: 94). Massa dalam hal ini adalah masyarakat yang berperan sebagai komunikan sedangkan para insan pertelevisian berperan sebagai komunikator yang memberikan pesan berupa informasi, hiburan, edukasi maupun pesan-pesan lainnya. Pesan yang disampaikan melalui televisi akan sampai ke khalayak dengan cepat tetapi tidak demikian dengan umpan balik atau feedback dari masyarakat akan sampai ke televisi dengan tidak segera. Proses penghantaran pesan antara komunikator dan komunikan inilah yang kita sebut sebagai arus informasi. Agar pesan bisa diterima baik oleh komunikan dalam kasus ini yaitu masyarakat, maka diperlukan pengendalian arus informasi. Sejauh ini yang kita tangkap dari komuikasi massa televisi, televisi lebih dominan dalam situasi komunikasinya. Televisi cenderung persuasif dengan segala program tayangan yang makin bervariatif. Ini tidak mengherankan karena televisi menjalankan perannya sebagai komunikator. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa feedback masyarakat sebagai komunikan juga penting bagi perkembangan informasi dan pemaketan program televisi itu sendiri. Ini terbukti dengan maraknya saluran interaktif dalam acara-acara televisi seperti talkshow. Ini menandakan antara televisi dan masyarakat ada suatu benang merah di mana antar-keduanya. Talkshow merupakan suatu sajian perbincangan yang cukup menarik yang biasanya mengangkat isu-isu yang lagi hangat dalam masyarakat. Tema yang diangkat Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
juga bermacam-macam, mulai dari masalah sosial, budaya, politik, ekonomi, pendidikan, olahraga, dsb (Hanum, 2005:233). Talkshow sendiri sebagai media komunikasi sudah lama dikenal, bahkan sejak era kejayaan radio ketika sebuah acara talkshow pertama di radio diciptakan oleh John J. Anthony pada tahun 1930 (Radio History by Carla Gesell-Streeter). Sementara di televisi, acara talkshow disiarkan untuk pertama kali pada 27 September 1954 oleh jaringan televisi NBC (Aylesworth, 1987), dengan nama program Tonight Show (Wahyudi, 1996:90). Sejak saat itu, mulai bermunculan berbagai talkshow di televisi tidak hanya di Amerika Serikat, namun juga di banyak negara termasuk Indonesia. Sejak dua atau tiga dekade lalu pemirsa Indonesia telah disuguhi berbagai macam program obrolan yang beragam. Kita mengenal judul-judul semacam Mimbar Televisi, Masalah Kita, atau Kami Ketengahkan. Sayang, keragaman itu hanya ada dalam judul namun bukan dalam kemasan acara. Dari berbagai program berbeda, semua ditampilkan dengan cara yang sama. Tiga atau empat orang pejabat dihadirkan oleh seorang pembawa acara dalam set dekor ruang tamu yang kaku. Gaya obrolan mereka pun sangat serius dan formal, dengan alur pembicaraan hanya berupa tanya-jawab secara bergiliran, bukannya sebuah diskusi atau perdebatan yang hangat dan menarik. Topik yang dihadirkan melulu berupa penerangan program pemerintah seperti intensifikasi pertanian, transmigrasi, keluarga berencana, P-4, atau posyandu. Memasuki era keragaman TV swasta, program-program talkshow mulai berbenah untuk mencari perolehan rating . Kemasannya pun menjadi lebih variatif, segar, penuh diskusi serta perdebatan, dan bahkan interaktif. Para pemirsa bisa langsung bertanya pada narasumber secara langsung via telepon atau SMS.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Saat ini, hampir semua stasiun televisi, seperti TVOne, RCTI, Metro TV, atau Antv memiliki program talkshow yang membahas masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Dan, tontonan ini pun rupanya mendapat respons yang cukup menggembirakan dari pemirsa. Hal itu setidaknya bisa dilihat dari perolehan rating atau share setiap acara. Tayangan talkshow seperti ini ternyata digemari oleh masyarakat di Indonesia, baik kalangan mahasiswa maupun orang tua. Salah satu acara talkshow yang merebut perhatian khalayak adalah acara talkshow “Kick Andy”. Acara talkshow “Kick Andy” adalah sebuah tayangan berita yang memadukan pola news konvensional dengan kreativitas pada On Air Presentation. Mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan langsung dengan kehidupan publik. Acara Talkshow “Kick Andy ” dibawakan secara apik oleh Andy F. Noya dan ditayangkan Metro TV setiap hari Jumat, pukul 21:30 - 23:00 WIB. Perubahan waktu penayangan yang tadinya Kamis pukul 22.00 Wib menjadi Jumat pukul 21.30-23.00. ini lebih dikarenakan permintaan pemirsa setia Kick Andy agar memperpanjang jam tayang. Selain perubahan jam tayang, perubahan tampilan juga terjadi seperti set panggung, namun latar belakang gedung bertingkat yang mencerminkan Jakarta sebagai 'kampung halaman' tetap dipertahankan (http://www.kickandy.com). Demi meningkatkan kualitas isi dan merek, sejak awal Agustus lalu Kick Andy melakukan re-branding. Berbagai perubahan dilakukan. Mulai dari perubahan logo yang kini terkesan lebih santai. Dapat dilihat dari bentuk rangkaian huruf 'Andy' yang tertulis dengan huruf sambung berwarna putih, yang di atasnya terdapat rangkaian huruf 'kick' berwarna kuning yang ukurannya lebih kecil. Dan tapak sepatu berwarna merah yang terletak di samping kedua kata 'Kick Andy' menggantikan lambang telapak kaki yang dulu dipakai.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Selain itu, diluncurkan pula, Kick Andy Foundation (KAF) yang nantinya menjadi media penyalur sumbangan bagi orang-orang yang tergerak hatinya setelah melihat tayangan dalam Kick Andy. Tidak sedikit episode dalam acara “Kick Andy” yang telah membangkitkan rasa empati dan kepedulian sosial para penonton. Meskipun baru diresmikan, KAF telah melakukan berbagai macam kegiatan, antara lain gerakan 1000 kaki palsu yang sudah disokong dana 1 miliar. Tim Kick Andy bersama para donatur menggandeng Sugeng Siswoyudono, si pemilik Bengkel Kaki Palsu menyediakan
kaki
palsu
bagi
mereka
yang
memerlukan
(http://www.metrotvnews.com). Acara talkshow Kick Andy pada bulan Oktober 2008 dinyatakan sebagai program televisi paling berkualitas, hasil riset rating publik II yang dilakukan Yayasan SET bekerjasama dengan IJTI, Yayasan Tifa, dan Jaringan Masyarakat Pemerhati Televisi. Riset periode kedua ini melibatkan 220 kalangan terdidik di 11 kota sebagai responden/panelis. Riset ini menjaring penilaian mereka secara umum terhadap kualitas program-program televisi, dan secara khusus terhadap program-program televisi pada periode tertentu yang ber-rating atau share tinggi. Berikut ini adalah acara televisi yang dinilai berkualitas berdasarkan rating publik pada bulan Oktober 2008 : No Program Acara 1 Kick Andy (Metro TV) 2 Si Bolang Bocah Petualang (Trans 7) 3 Apa Kabar Indonesia Malam (TvOne) 4 Liputan 6 Petang (SCTV) 5 Metro Hari Ini (Metro TV) 6 Para Pencari Tuhan (SCTV) 7 Lainnya (http://www.kompas.com).
Persen 35,40 % 3,80 % 3,30 % 3,30 % 3,30 % 1,90 % 49,10 %
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Acara talkshow “Kick Andy” menampilkan topik acara dengan tema yang unik, dan juga menghadirkan beberapa tokoh penting yang akan menjadi narasumber pada saat acara berlangsung. Tokoh yang menjadi narasumber dalam acara ini bisa berasal dari kalangan pejabat, politikus, guru, aktivis, artis, dan lain sebagainya. Selain menghadirkan tokoh penting sebagai narasumber, acara ini juga sering mengundang mahasiswa dari berbagai universitas untuk menjadi audience yang nantinya akan memberikan pendapat mengenai topik yang sedang dibicarakan. Pada waktu tertentu, acara talkshow ini juga mengunjungi universitas-universitas seperti ITB, UI, UGM, USU, UII, UMM,dan IISIP. Salah satu alasan mengapa penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara adalah karena acara talkshow “Kick Andy” sering mengundang mahasiswa sebagai audience dan juga karena USU merupakan salah satu universitas yang pernah didatangi oleh acara talkshow “Kick Andy”. Topik dari acara talkshow “Kick Andy” ini tidak bersifat monoton dan terpusat pada satu masalah saja, tetapi tayangan ini juga mengulas berbagai topik atau kasus dari sudut pandang yang berbeda. Informasi atau fenomena yang diangkat dalam tayangan ini biasanya menarik animo masyarakat yang sedang menontonnya. Masyarakat memiliki respon yang positif setelah menyaksikan tayangan ini. Setelah menonton acara ini di Metro TV, pemirsa dapat menerima wawasan dan informasi yang bersifat hangat dan aktual. Berdasarkan wacana tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa media massa, dalam hal ini media televisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap wawasan pemirsanya. Acara talkshow “Kick Andy” merupakan suatu acara yang bermutu yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap wawasan pemirsanya, khususnya para
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
mahasiswa yang selalu ingin menambah wawasannya melalui acara-acara yang berbobot. Mahasiswa adalah kalangan intelektual yang penuh bakat dan potensi yang sedang belajar di perguruan tinggi, mahasiswa tidak hanya mempunyai status, tetapi ia juga berjuang keras untuk menyelesaikan studinya (Bertens, 2005:11). Susantoro (2003) mengatakan mahasiswa adalah kalangan muda yang berumur antara 19-28 tahun, yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Susantoro menyatakan bahwa sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuwan yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis, dan rasional. Mahasiswa merupakan khalayak yang membutuhkan segala informasi yang ada disekelilingnya. Mahasiswa akan mencari sumber informasi yang dapat menambah wawasan dan pengetahuannya. Acara talkshow “Kick Andy” merupakan acara yang menggugah, bermanfaat dan dapat dijadikan alternatif untuk menambah wawasan mereka. Didasari atas pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah mempunyai konsekuensi terhadap relevansi maksud dan tujuan, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, dan metode penelitian. Pentingnya perumusan masalah dalam penelitian adalah karena hasilnya akan menjadi penuntun dalam mengkonstruksikan suatu hipotersis. Dalam merumuskan masalah, berarti peneliti merumuskan secara tegas masalah yang terkandung dalam suatu fenomena. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka, peneliti mengajukan perumusan masalah sebagai berikut : “ Sejauhmanakah acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV berpengaruh terhadap wawasan mahasiswa USU ?” 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah : 1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis. 2. Objek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas ISIP USU stambuk 2006-2007 yang sudah pernah menyaksikan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. 3. Penelitian lapangan dan observasi terhadap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dilakukan pada bulan Januari – Maret 2009. 4. Acara talkshow “Kick Andy ” yang diteliti adalah “Kick Andy ” yang ditayangkan setiap hari Jumat pada pukul 21.30 – 23.00 dan hari Minggu siang pukul 13.00-15.00 WIB. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian : Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
1. Untuk mengetahui materi-materi acara apa saja yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. 2. Untuk mengetahui tanggapan para mahasiswa USU terhadap acara talkshow “Kick Andy ” di Metro TV . 3. Untuk mengetahui pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU. 1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Secara akademik, penelitian ini dapat
disumbangkan kepada FISIP USU
khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan. 2. Secara teoritis, penelitian ini beguna untuk memperkaya khasanah penelitian, serta memperluas wawasan peneliti dan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. 3. Secara praktis, melalui penelitian ini dapat diketahui bagaimana pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU. 1.5 Kerangka Teori 1.5.1 Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa Latin : Communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya dalah sama makna (Effendy, 2002 : 9). Sedangkan menurut Fisher (Arifin, 2003 : 20), komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh komunikasi. Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitos atau serba hadir. Artinya komunikasi berada dimanapun dan kapanpun juga.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Rumusan komunikasi yang sangat dikenal orang adalah rumusan yang dibuat oleh Harold Laswell. Menurut Laswell (Mulyana, 2002 : 62) komunikasi adalah : “who says what in which chanell to whom with what effect”. Jadi, jika dipilah-pilahkan akan terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi, yaitu :
Siapa yang mengatakan
komunikator (communicator)
Apa yang dikatakan
pesan (message)
Media apa yang digunakan
media (channel)
Kepada siapa pesan disampaikan
komunikan (communicant/receiver)
Akibat yang terjadi
efek (effect)
1.5.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, selintas, khususnya media elektronik (Mulyana, 2002 : 75). Selain pengertian di atas, beberapa ahli komunikasi juga mengemukakan pendapatnya tentang pengertian komunikasi massa, Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa menjadi dua hal, yaitu : “Pertama,komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar pada umunya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang besifat audio atau visual. Komunikasi Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
massa menjadi lebih logis jika didefinisikan
menurut bentuknya seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, buku, tabloid, film, dan pita” (Ardianto, 2004 : 6). Ciri komunikasi massa ditentukan oleh sifat unsur-unsur yang dicakupnya, yakni sifat komunikator dan sifat efek. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut menurut Alexis S Tan (Nurudin, 2003 : 63) adalah :
To inform (memberi informasi)
To educate (mendidik)
To persuade (mempersuasi)
To entertaint (menghibur) Sebagaimana diketahui komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa . Jadi membahas komunikasi massa tidak akan lepas dari media massa sebagai media utama dalam proses komunikasi massa itu sendiri. 1.5.3 Televisi Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi, dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto, 2004 : 125). Menurut Effendy (Effendy, 2002 : 21) yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesanya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen. Televisi merupakan media massa yang sangat besar manfaatnya, karena dalam waktu yang relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak terbatas (Darwanto, 2005 : 26). Bahkan, peristiwa yang terjadi pada saat itu juga, dapat segera diikuti sepenuhnya oleh penonton di belahan bumi yang lain. Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Peranan televisi juga sangat besar dalam membentuk pola pikir, pengembangan wawasan dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk menyukai produkproduk industri tertentu, disebabkan program siaran yang disajikan semakin lama semakin menarik, meskipun memerlukan biaya yang tinggi, sehingga tidak mengherankan kalau khalayak penonton, betah duduk berlama-lama di depan pesawat televisi. 1.5.4 Teori S-O-R S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Menurut teori ini, organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu. Maksudnya adalah keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respon tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula. Prof. Dr. Mar’at (Effendy, 2002 : 253), dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan, serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelly yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting, yaitu a. Perhatian b. Pengertian c. Penerima Dari uraian diatas, maka proses komunikasi S-O-R dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Stimulus
Organisme : Perhatian Pengertian Penerima
Respon (Effendy, 2002 : 253) Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Jika substansi teori diatas dihubungkan dengan penelitian mengenai acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dan pengaruhnya terhadap wawasan mahasiswa USU, maka hubungannya dengan teori S-O-R dapat dikemukakan sebagai beikut : 1. Stimulus (pesan) yang dimaksud adalah materi acara atau pesan yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy ” di Metro TV. 2. Organisme (komunikan) yang menjadi sasaran adalah pemirsa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, yang dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas ISIP USU stambuk 2006-2007 yang sudah pernah menyaksikan acara ini. 3. Respon (efek) yang dimaksud adalah terjadinya peningkatan wawasan mahasiswa USU stambuk 2006-2007 setelah menyaksikan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. 1.6 Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa (Nawawi, 1995 : 40 ). Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995 : 57). Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain (Nawawi, 2001: 56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah acara talkshow “Kick Andy ” di Metro TV. 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah suatu variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004 : 12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah wawasan mahasiswa USU. 3. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu yang berbeda satu dengan individu lain. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas ISIP USU angkatan 2006 yang sudah pernah menyaksikan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, yang meliputi jenis kelamin dan angkatan. 1.7 Model Teoritis Variabel Bebas (X) Acara talkshow “Kick Andy”
+ -
Variabel Terikat Wawasan Mahasiwa USU
1.8 Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian penelitian ini, yaitu :
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1
Variabel Teoritis
Variabel Bebas (X) Acara talkshow “Kick Andy”
Variabel Terikat (Y) Wawasan Mahasiswa USU
Karakteristik responden
Variabel Operasional a. Tema/materi acara b. Waktu penayangan c. Kejelasan materi acara d. Penampilan pembawa acara dan narasumber
a. Wawasan ekonomi b. Wawasan pendidikan c. Wawasan budaya d. Wawasan sosial e. Wawasan politik
a. Jenis kelamin b. Angkatan c. Fakultas
1.9 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan menganai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006 : 46). Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel Bebas (Acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV), meliputi : 1. Tema/materi acara : untuk mengetahui tema atau materi acara apa saja yang sering dibahas dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. 2. Waktu penayangan : Informasi yang memuat tentang jadwal penayangan suatu acara. Waktu penayangan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, yaitu
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
hari Jumat pada pukul 21.30-23.00 WIB dan hari Minggu siang pukul 13.3015.00 WIB. 3. Kejelasan materi acara : untuk mengatahui apakah materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dapat dipahami dengan baik atau tidak oleh para responden saat menontonnya. 4. Penampilan pembawa acara dan narasumber : untuk mengetahui bagaimana kemampuan si pembawa acara dan narasumber dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Sehingga penampilan mereka dapat membuat acara tesrsebut menjadi lebih menarik. b. Variabel Terikat (Wawasan mahasiswa USU ), meliputi : 1. Wawasan ekonomi : Informasi dan pengetahuan yang membahas masalah perekonomian masyarakat. 2. Wawasan pendidikan : Informasi dan pengetahuan yang membahas masalah di bidang pendidikan. 3. Wawasan budaya : Informasi dan pengetahuan yang membahas masalahmasalah kebudayaan dan adat istiadat suatu daerah/bangsa. 4. Wawasan sosial : Informasi dan pengetahuan yang membahas masalahmasalah sosial dan kemasyarakatan. 5. Wawasan politik : Informasi dan pengetahuan yang membahas masalahmasalah politik. c. Karakteristik Responden, meliput i : 1. Jenis kelamin
: Jenis kelamin dari responden (wanita/pria)
2. Angkatan
: Tahun masuk mahasiswa USU yang menjadi responden yakni tahun 2006-2007.
3. Fakultas
: Fakultas mahasiswa USU yang menjadi responden
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
1.10
Hipotesis
Secara etimologis hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu hypo dan thesis. Hypo berarti kurang dan thesis berarti pendapat. Jadi hipotesis merupakan kesimpulan yang belum sempurna, sehingga disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis yaitu dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan (Burhan Bungin, 2001 : 90 ). Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai sesuatu yang kendalanya biasanya tidak diketahui. Dengan hipotesis penelitian menjadi tidak mengambang, karena dibimbing hipotesis tersebut. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ho
:
Tidak terdapat hubungan antara pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU.
Ha
:
Terdapat hubungan anatara pengaruh acara talkshow “Kick Andy ” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
BAB II URAIAN TEORITIS II.1 KOMUNIKASI Pengertian komunikasi dapat diartikan menurut pandangan yang berbeda. Ada yang berpendapat bahwa komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran tertentu. Ada pula yang menyebut komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan (berupa lambang, suara, gambar, dan lain-lain) dari suatu sumber kepada sasaran (audience) dengan menggunakn saluran tertentu. Hal ini dapat digambarkan melalui sebuah percakapan misalnya sebagai bentuk awal dari sebuah komunikasi. Orang yang sedang berbicara adalah sumber (source) dari komunikasi atau dengan istilah lain disebut komunikator. Orang yang mendengarkan disebut sebagai audience, sasaran, pendengar, atau komunikan. Apa yang disampaikan oleh orang yang sedang berbicara disebut sebagai pesan, sementara kata-kata yang disampaikan melalui udara disebut sebagai saluran atau channel. “Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide, atau sikap” (Suprapto, 2006 : 4). Jadi, kalau ada dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk perbincangan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang diperbincangkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam perbincangan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa perbincangan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa ynag dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang diperbincangkan. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya sariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak ynag terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima paham atau keyakinan, melakukan kegiatan atau perbuatan, dan lain-lain (Effendy, 2006:9). Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness); kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience/receiver). Sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian, dan lain-lain yang sama seperti apa yang dikehendaki oleh si pengirim pesan. Wilbur Schram menampilkan apa yang ia sebut “The Condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menrik perhatian komunikan. 2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. 3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
4. Pesan harus menyampaikan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. II.1.1 Unsur-Unsur Komunikasi Dari pengetian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi. Untuk itu, kita perlu mengetahui unsur-unsur komunikasi (Cangara, 1998: 23-27). Adapun unsur-unsur komunikasi adalah sebagai berikut : 1. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi juga bisa dalam bentuk kelompok misalnya, partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source atau sender. 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau information.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
3. Media Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi seperti surat, telepon, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, brosur, stiker, buletin, poster, spanduk dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain : radio, film, televisi, video recording, audio cassette dan sebagainya. 4. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima adalah elemen penting dalam komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau media. 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
terjadi pada pengetahuan, sikap dan tinglah laku seseorang (De Fleur, 1982). Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 6. Tanggapan Balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai kepada tujuan. Hal-hal seperti itu yang menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik misalnya geografis. Komunikasi sering sekali sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya. Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan status sosial.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Sedangkan dimensi wakru menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai. Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur itu saling bergantung satu sama lainnya.
II. 2 KOMUNIKASI MASSA Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Antara lain media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film. Dengan demikian, media massa adalah alatalat dalam komunikasi yang bias menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan pada waktu yang serempak. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Ardianto, 2004 : 3), yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gebner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masnyarakat industri (Ardianto, 2004 : 4). Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C (Nurudin, 2006 : 12) disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Luas disini berarti lebih besar daripada sekadar kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan anonim berarti individu yang menerima pesan cenderung asing satu sama lain, dan heterogen berarti pesan dikirimkan kepada orang-orang dari berbagai macam status, pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogen. Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat didimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern (media cetak dan elektronik) dalam penyampaian informasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secra serentak. II.2.1 Ciri-Ciri Komunikasi Massa Melalui definisi-definisi komunikasi massa tersebut, kita dapat mengetahui ciriciri komunikasi massa. Menurut Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa (2006 : 19-32), ciri-ciri dari komunikasi massa adalah : 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja sama satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sistem Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
itu adalah sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri sebagai berikut : (1) kumpulan individu, (2) dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, (3) pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, (4) apa yang dikemukakan oleh komunikator biasannya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis. 2. Komunikasi dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, komunikan terdiri dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan yang beragam, dan memiliki agama atau kepercayaan ynag berbeda pula. Herbert
Blumer
pernah
memberikan
ciri
tentang
karakteristik
audience/komunikan sebagai berikut: a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di samping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
3. Pesannya Bersifat Umum. Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan kepada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakan pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. Ketika melihat televisi misalnya, karena televisi ditujukan untuk dinikmati oleh orang banyak, pesannya harus bersifat umum. Misalnya dalam pemilihan katakatanya, sebisa mungkin memakai kata populer bukan kata-kata ilmiah. Sebab, kata ilmiah merupakan monopoli kelompok tertentu. 4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Pada media massa, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bias langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya adalah adanya keserempakan dalam proses penyebaran pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi disebut media massa yang kita bayangkan saat ini tidak terlepas dari pemancar. Apalagi dewasa ini telah terjadi revolusi komunikasi massa dengan perantaraan satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
dilakukan media elektronik seperti televisi. Bahkan saat ini sudah sering televisi melakukan siaran langsung (live) dan bukannya siaran yang direkam (recorded). 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper ini juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah data, dan mengurangi pesan-pesannya. Intinya, gatekeeper merupakan pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Semakin kompleks sistem media yang dimiliki, semakin banyak pula (pemalang pintu atau penapis informasi) yang dilakukan. Bahkan, bisa dikatakan, gatekeeper sangat menentukan berkualitas atau tidaknya informasi yang akan disebarkan. Baik buruknya dampak pesan yang disebarkan pun tergantung pada fungsi penapisan informasi atau pemalangan pintu ini. II.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Disamping memiliki ciri-ciri khusus, komunikasi massa juga mempunyai fungsi bagi masyarakat. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Dominick yang dikutip Ardianto dkk dalam bukunya “Komunikasi Massa Suatu Pengantar” (2004 : 16-17) adalah sebagai berikut : a. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk (1) pengawasan peringatan ; (2) pengawasan instrumental.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung berapi , kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dapat serta merta menjadi ancaman. Sebuah stasiun televisi mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan. Sebuah surat kabar secara berkala memuat bahaya polusi udara dan pengangguran. Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan dan ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman tersebut. Sedangkan fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. b. Interpretation (Penafsiran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadiankejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwaperistiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok. c. Lingkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk lingkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
d. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kapada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masayarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. Dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anak-anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan banyak waktunya menonton televisi dibandingkan kegiatan lainnya, kecuali tidur. Beberapa pengamat memperingatkan kemungkinan terjadinya disfungsi jika televisi menjadikan salurannya terutama untuk sosialisasi (penyebaran nilai-nilai). Sebagai contoh, maraknya tayangan kekerasan di stasiun televisi dapat membetnuk sosialisasi bagi anak muda yang menontonnya, yang membuat anak muda berpikir bahwa metode kekerasan adalah wajar dalam memecahkan persoalan hidup. e. Entertainment (Hiburan) Penyiaran drama, tarian, kesenian, sastra, musik, olah raga, permainan, melalui isyarat-isyarat, lambang-lambang, suara dan gambar, bertujuan untuk menciptakan kesenangan yang bersifat hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Fungsi menghibur dari komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat berita-berita ringan atau melihat tayangan-tayang hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
II.2.3 Efek Media Massa Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekauatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi massa dilaksanakan melalui berbagai media massa. Menurut Steven M. Chaffe ( Ardianto dkk, 2004: 49) efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan ynag terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, behavioral. a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri 1. Efek Ekonomi Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. Keberadaan televisi baik televisi pemerintah maupun televisi swasta dapat memberi lapangan pekerjaan kepada sarjana ilmu komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru rias dan profesi lainnya. 2. Efek Sosial Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh misalnya kehadiran televisi dapat meningatkan status dari pemiliknya. Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
3. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor masyarakat kota akan lebih dahulu melihat siaran berita di televisi. 4. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan menghilangkan perassan tidak nyaman, misalnya untuk menhilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya. 5. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perassan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut. b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan ynag terjadi pada diri khalayak 1. Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat membantu
khalayak
dalam
mempelajari
informasi
yang
bermanfaat
dan
mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi. Televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh lainnya.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Efek Proposional Kognitif
Efek proposional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek proposional kognitif. 2. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa. Adapun
faktor-faktor
yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional
pesan dari media massa adalah sebagai berikut :
Suasana Emosional
Respon individu terhadap sebuah film atau sinetron televisi akan dipengaruhi oleh situasi emosioanl individu..
Skema kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang ada di dalam pikiran individu yang menjelaskan alur peristiwa.
Suasana Terpaan
Suasana terpaan adalah perasaan individu setelah menerima terpaan informasi dari media massa.
Predisposisi Individual
Predisposisi Individual mengacu kepada karakteristik individu. Individu yang melankolis cenderung menghadapi tragedi lebih emosional daripada orang yang
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
periang. Orang yang periang dan mempunyai sifat terbuka cenderung akan lebih senang bila melihat adegan-adegan lucu daripada orang yang melankolis.
Faktor Identifikasi
Menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, pendengar akan menempatkan dirinya di posisi tokoh. 3. Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk tindakan atau kegiatan.
II.3 TELEVISI II.3.1 Sejarah Televisi Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, menemukan sistem penyaluran sinyal gambar, untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem ini dianggap praktis, sehingga diadakan percobaan pemancaran serta penerimaan sinyal televisi tersebut. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. Akhirnya Nipkov diakui sebagai ‘Bapak’ televisi. Televisi sudah mulai dapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat pada tahun 1939, yaitu ketika berlangsungnya World’s Fair di New York Amerika serikat, tetapi Perang Dunia II telah menyebabkan kegiatan dalam bidang televisi itu terhenti. Baru setelah itu, tahun 1946 kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi. Pada waktu itu di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar saja, tetapi kemudian teknologi berkembang dengan pesat, jumlah pemancar TV meningkat Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
dengan hebatnya. Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian karena
pada tahun tersebut ada perubahan dari televisi eksperimen ke televisi
komersial di Amerika. Seperti halnya dengan media massa lain, televisi pun tidak dapat dimonopoli oleh Amerika Serikat saja. Sewaktu Amerika giat mengembangkan media massa itu, negara-negara Eropa lain pun tidak mau ketinggalan. Perkembangan televisi sangat cepat sehingga dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Menurut Skormis (Kuswandi, 1996 : 8) dalam bukunya “Television and Society : An Incuest and Agenda “, dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya). Televisi
tampaknya mempunyai sifat
istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. II.3.2 Perkembangan Televisi di Indonesia Media televisi di Indonesia bukan lagi sebagai barang mewah. Kini media layar kaca tersebut sudah menjadi salah satu barang kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Dengan kata lain, informasi sudah merupakan bagian dari hak manusia untuk aktualisasi diri Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan status sampai sekarang. Selama tahun 19621963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya. Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan, kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan dari stasiun TV lainnya, yakni (RCTI) Rajawali Citra Televisi Indonesia yang bersifat komersial. Kemudian secara berturut-turut berdiri stasiun televisi (SCTV) Surya Citra Televisi Indonesia, (TPI) Televisi Pendidikan Indonesia dan (ANTeve) Andalas Televisi (Ardianto, 2004 : 127). Dengan kehadiran RCTI, SCTV, dan TPI maka dunia pertelevisian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan, baik dalam hal mutu siarannya maupun waktu penayangannya. Untuk lebih meningkatkan mutu siarannya pada pertengahan tahun 1993, RCTI telah mengudara secara nasional dan membangun beberapa stasiun transmisi di berbagai kota besar di Indonesia , seperti : Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Batam, dan daerah-daerah lain. Kemudian stasiun-stasiun televisi swasta bertambah lagi dengan kehadiran Indosiar, Trans TV, Trans 7, Global TV, Metro TV, dan TV One. II.3.3 Daya Tarik Televisi Televisi mempunyai daya tarik yang kuat. Jika radio mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka TV selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam pada pemirsa. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman. Selain itu, TV juga dapat menyajikan berbagai program lainnya yang cukup variatif dan menarik untuk dinikmati masyarakat (Effendy, 2002 : 177).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
II.3.4 Program Televisi Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan bagi para penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh psikologis dari televisi itu sendiri, di mana televisi seakan-akan menghipnotis pemirsa, sehingga mereka telah hanyut dalam keterlibatan akan kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi (Effendy, 2002 : 122). Menurut Frank Jefkins (Jefkins, 2003 : 105), televisi memiliki sejumlah karakteristik khusus dan program acara, yaitu : 1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan warna. 2. Pembuatan program televisi lebih mahal dan lama. 3. Karena menghandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang tampak haruslah dibuat semenarik mungkin. Sedangkan program acara televisi, terdiri dari : 1. Buletin berita nasional, seperti : siaran berita atau bulletin berita regional yang dihasilkan oleh stasiun-stasiun televisi swasta lokal. 2. Liputan-liputan khusus yang membahas tentang berbagai masalah aktual secara lebih mendalam. 3. Program-program acara olahraga, baik olahraga di dalam atau di luar ruangan, yang disiarkan langsung atau tidak langsung dari dalam negeri atau luar negeri. 4. Program acara mengenai topik khusus yang bersifat informatif, seperti : acara memasak, berkebun, dan acara kuis. 5. Acara drama, terdiri dari : sinetron, sandiwara, komedi, film, dan lain sebagainya.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
6. Acara musik, seperti konser musik pop, rock, dangdut, klasik, dan lain sebagainya. 7. Acara bagi anak-anak, seperti : film kartun. 8. Acara keagamaan, seperti : siraman rohani, acara ramadhan, acara natal, dan lain sebagainya. 9. Program acara yang membahas tentang ilmu pengetahuan dan pendidikan. 10. Acara bincang-bincang atau sering disebut talkshow. II.3.5 Dampak Acara Televisi Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara strategis. Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa. Serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa pada saat menonton televisi. Dengan demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai suatu acara yang penting untuk disajikan bagi pemirsa, belum tentu penting bagi khalayak. Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa : 1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. 2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan televisi.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari ( Kuswandi, 1996 : 99)
II.4 TEORI S-O-R S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Menurut teori ini, organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu. Maksudnya adalah keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respon tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula. Menurut stimulus respons ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara perasaan dan reaksi komunikan. Menurut model ini organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu. Maksudnya keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respons tertentu juka ada stimulus respons tertentu pula (Fisher, 1986). Jadi unsur-unsur model ini adalah ; a. Pesan (Stimulus, S) b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R) Prof. Dr. Mar’at (Effendy, 2002 : 253), dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan, serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelly yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting, yaitu d. Perhatian e. Pengertian f. Penerima
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Dari uraian diatas, maka proses komunikasi S-O-R dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Stimulus
Organisme : Perhatian Pengertian Penerima
Respon Peningkatan wawasan (Effendy, 2002 : 253)
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjai pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah komunikan mengerti. Kemempuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Maka setelah terjadinya proses-proses di dalam diri komunikan, maka perubahan ynag terjadi adalah ; a. Perubahan kognitif, pada perubahan ini pesan ditujukan kepada komunikan, bertujuan hanya untuk mengubah pikiran komunikan. b. Perubahan afektif, dalam hal ini adapun tujuan komunikator bukan saja hanya untuk diketahui oleh komunikan, melainkan diharapkan adanya timbul suatu bentuk perasaan tertentu seperti rasa iba, sedih, terharu, gembira, puas, dan lain sebagainya. c. Perubahan behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Pada penelitian ini, perubahan sikap yang akan diteliti adalah perubahan afektif, yaitu adanya peningkatan wawasan di dalam diri komunikan setelah menyaksikan talkshow “Kick Andy”.
II.5 TALKSHOW Talkshow merupakan suatu sajian perbincangan yang cukup menarik yang biasanya mengangkat isu-isu yang lagi hangat dalam masyarakat. Tema yang diangkat juga bermacam-macam. Mulai dari masalah sosial, budaya, politik, ekonomi, pendidikan, olahraga, dan sebagainya (Hanum, 2005 : 233). Program
talkshow
tampil
dalam
bentuk
sajian
yang
mengetengahkan
perbincangan antara presenter dan narasumber (dapat berjumlah 1 orang atau lebih), mengenai sesuatu yang menarik atau sedang hangat dibincangkan oleh masyarakat (Wibowo, 1997: 37). Talkshow merupakan perpaduan antara seni panggung dan teknik wawancara jurnalistik. Wawancara dilakukan ditengah atau disela-sela pertunjukan, apakah itu musik,
lawak,
peragaan
busana,
dan
sebagainya.
Jika
suatu
wawancara
diselenggarakan ditengah-tengah show, maka acara ini disebut talkshow. Disini pembawa acara juga berfungsi sebagai pewawancara (Wahyudi, 1996 : 90). Acara talkshow disiarkan untuk pertama kali pada 27 September 1954 oleh jaringan televisi NBC (Aylesworth, 1987), dengan nama acara Tonight Show. Acara talkshow ini dipandu oleh pembawa acara Gene Rayburn. Pada acara ini, Gene Rayburn mengadakan dialog dengan Steve Allen (pemain piano), Skitch Henderson (pemimpin orkestra), dan juga dengan hadirin. Pada acara talkshow, sajian musik dan dialog diperagakan saling bergantian. Dengan demikian, bentuk atau format penyajian selain berupa show dapat juga berupa Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
dialog yang bersifat santai. Nama talkshow sendiri baru dicetuskan pada tanggal 29 Juli 1957 oleh aktor film kawakan Franklin Pangborn, yang bertindak sebagai pembawa acara pada suatu mata acara yang berjudul The Jack Paar Show (Wahyudi, 1996 : 91). Talkshow dewasa ini merupakan program unggulan. Sebab bisa disiarkan secara langsung atau interaktif dan atraktif. Ditambah lagi dengan sifatnya yang menghibur (entertainment). Entertainment sebenarnya bukan sekadar berarti menghibur, melainkan dinamis dan hidup. Oleh karena itu, peran pemandu sangat menentukan sukses tidanya acara ini. Metode talkshow menurut Klaus Kastan dikenal dengan istilah talkshow skill, berupa kemempuan pemandu dalam melakukan beberpa tindakan yang meliputi : a. Mengambil Keputusan b. Menyusun topik dan pertanyan dengan cepat c. Memotong pembicaraan narasumber yang melenceng d. Kemampuan melakukan kompromi dan meyakinkan narasumber e. Memadukan kemasan program secara interaktif
II. 6 WAWASAN Arti pokok wawasan adalah suatu informasi dan pengetahuan yang muncul dari upaya khusus manusia untuk membuktikan suatu realitas, supaya memungkinkan manusia untuk berkomunikasi satu sama lain, membangun dialog dengan mengakui yang lain, dan meningkatkan harkat kemanusiannya (Burhanuddin, 2003 : 5). Wawasan juga dapat diartikan sebagai kumpulan informasi dan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (Objek), yang merupakan suatu kesatuan yang sistematis
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
dana memberikan penjelasan sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan mempertunjukkan sebab-sebab kejadian itu (Burhanuddin, 2003 :14). Sedangkan menurut Kamus Besar Lengkap Bahasa Indonesia (2005 :194), wawasan adalah suatu informsi dan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu. Sesuai dengan hakikatnya, wawasan manusia dapat dibedakan menjadi : a. Wawasan Inderawi,
yaitu wawasan yang dimiliki manusia melalui
kemampuan inderanya. Kemampuan itu diperoleh manusia sebaga makhluk hidup. Wawasan inderawi bersifat parsial, yaitu disebabkan adanya perbedaan antara indera yang satu dengan indera yang lain. Wawasan ini menjadi sangat penting karena bertindak selaku pintu gerbang pertama untuk menjadi wawasan yang lebih utuh. b. Wawasan Naluri, yaitu wawasan yang dimiliki manusia yang berupa daya khas dari manusia seperti kelihatan dalam persepsi yang disertai emosi spontan misalnya : ketakutan, kemarahan, kegembiraan,keinginan untuk kabur, dan kecenderungan untuk memukul orang yang mengancam. c. Wawasan Rasional, yaitu wawsan yang dimiliki oleh manusia yang bersifat lebih tinggi dan lebih khas. Wawasan ini dicirikan dengan kesadaran akan suatu hal dalam pengambilan keputusan yang tidak terbatas pada kepekaan indera tertentu. Wawasan rasional memiliki dua tingkat, yaitu : •
Wawasan biasa, yaitu wawasan tanpa danya usaha khusus. Wawasan ini biasanya didapat melalui pergaulan normal dengan orang lain disekitarnya.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
•
Wawasan ilmiah, yaitu wawasan yang terorganisasi dengan sistem dan metode berusaha dalam mencari hubungan-hubungan yang tetap diantara gejala-gejala yang ada (Burhanuddin, 2003 : 20 ).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada suaru variabel berkaitan dengan variabel lain (Rakhmat, 2004 : 27 ). Dalam hal ini adalah acara talkshow “Kick Andy” dan wawasan mahasiswa USU. Metode ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel tersebut.
III. 2 Deskripsi Lokasi Penelitian III.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus USU, yang berada di jalan Dr. T. Mansur 9, Kampus USU, Medan 20155, Sumatera Utara. Adapun penelitian ini dilakukan bulan Januari-Maret 2009. III.2.2 Universitas Sumatera Utara III.2.2.1 Sejarah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia. Universitas Sumatera Utara adalah salah satu universitas terbaik di pulau Sumatra dan merupakan universitas negeri tertua di luar Jawa. USU juga adalah universitas pertama di pulau Sumatra yang mempunyai Fakultas Kedokteran. USU didirikan sebagai Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Fakultas pertama adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada 20 Agustus 1952, yang kini diperingati sebagai hari jadi USU. Presiden Indonesia, Soekarno
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
kemudian meresmikan USU sebagai universitas negeri ketujuh di Indonesia pada tanggal 20 November 1957. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut :
Abdul Hakim sebagai Ketua
Dr. T. Mansoer sebagai Wakil Ketua
Dr. Soemarsono sebagai Sekretaris sekaligus Bendahara
Ir. R. S. Danunagoro, Dr. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota). Sebenarnya keinginan untuk mendirikan perguruan tinggi di Medan telah mulai
sejak sebelum Perang Dunia II, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash tahun 1947. Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini. Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi USU pada awal berdirinya terdiri dari: Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan Fakultet. Sebagai hasil kerja sama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran dijalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita.Kemudian disusul dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan (1956), dan Fakultas Pertanian (1956). Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Tanggal peresmian ini kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalis USU yang diperingati setiap tahun hingga tahun 2001. Kemudian atas usul beberapa anggota Senat Universitas, hari jadi USU ditinjau kembali. Senat Universitas akhirnya memutuskan bahwa hari jadi USU adalah pada tanggal 20 Agustus 1952 yaitu pada saat perkuliahan pertama dimulai di lingkungan USU. Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden R.I. Kemudian di
kota
yang
sama
didirikan
Fakultas
Kedokteran
dan
Peternakan
(I960). Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari lima fakultas di Medan dan dua fakultas di Banda Aceh. Selanjutnya menyusul berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (1980), Sekolah Pascasarjana (1992), Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), dan Fakultas Farmasi (2007). Saat ini, USU mengelola lebih dari seratus program Studi yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan tinggi, yang tercakup dalam sepuluh fakultas dan satu program pascasarjana. Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh (dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan), IKIP Negeri Medan yang sekarang berubah Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
menjadi Universitas Negeri Medan (dari Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan), Politeknik Negeri Medan (dari Politeknik USU). Pada tahun 2003, USU berubah status dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status USU dari PTN menjadi BHMN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006). (http://www.usu.ac.id). III.2.2.2 Profil Universitas Sumatera Utara a. Program Studi USU USU memiliki 13 fakultas, yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, dan Pascasarjana. Jumlah program studi sebanyak 101, terdiri dari 8 tingkat doctoral, 28 magister, 15 spesialis, 5 profesi, 50 sarjana, dan 15 diploma. b. Keunggulan Kompetitif USU memposisikan diri sebagai universitas unggulan. Proses pendidikan dan penelitian melibatkan 1.680 orang dosen, 78% diantaranya memiliki latar belakang pendidikan pascasarjana. Hingga saat ini USU memiliki lebih dari 103.000 alumni yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Sejumlah alumni menempati posisi penting di berbagai sektor kerja, baik di pemerintahan maupun swasta. Program studi bidang kesehatan sepereti Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi saat ini menjadi primadona bagi mahasiswa asing terutama yang berasal dari Malaysia. Program studi pada Fakultas MIPA dan Pertanian menjadi ujung tombak Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
berbagai
kegiatan
penelitian
dan
pengabdian
masyarakat.
Program
studi
Etnomusikologi memiliki kekhasan tentang musik-musik di Sumatera. Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik banyak terlibat dalam pengembangan hukum dan penataan administrasi pemerintahan. III.2.2.3 Organisasi Universitas Sumetera Utara a. Struktur Struktur organisasi USU sebagai PT BHMN terdiri dari :
Majelis Wali Amanat (MWA), Dewan Audit, Unit Usaha Komersial, Senat Akademik, Pimpinan Universitas (Rektor dan Pembantu Rektor), Dewan Guru Besar (DGB), Sekretaris Eksekutif, Satuan Audit Internal, dan Satuan Penjamin Mutu (organisasi sentral);
Fakultas, Sekolah Pascasarjana, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat (unsur pelaksana akademik);
Biro
Akademik,
Biro
Sumber
Daya
Manusia,
Biro
Keuangan,
Biro
Kemahasiswaaan dan Kealumnian, Biro Perencanaan dan Kerjasama, dan Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset (unsur pelaksana administratif);
Perpustakaan dan Sistem Informasi, Pelayanan dan Pengembangan Pendidikan, Unit Usaha NonKomersial, dan Unit Pengadaan (unsur penunjang). b. Visi dan Misi
Visi University for Industry
Misi
1. Mempersiapkan
mahasiswa
menjadi anggota masyarakat
akademik
dan
profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi. Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran. 3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmia, teknologi, seni, dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat. c. Tujuan 1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat dalam mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta modernisasi cara pembelajaran. 2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan seni/budaya serta kemanusiaan. 3. Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan sistem penjamin mutu yang handal. 4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien, dan demokratis. 5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif. 6. Memperkuat
departemen
dalam
pengelolaan
disiplin
silang
antar
departemen/program studi. 7. Membangun kemampuan pendanaan sendiri melelui kerja sama/kemitraan dalam usaha ventura. 8. Mengembangkan kemampuan dalam memasarkan produk-produk pengetahuan ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa tenaga ahli, dan lainlain. 9. Membangun pendekatan baru dalam pembelajaran yang berfokus kepada pembelajaran sesuai kebutuhan.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
III.2.3 Fakultas Kedokteran III.2.3.1 Sejarah Fakultas Kedokteran Maksud untuk mendirikan Perguruan Tinggi Kedokteran di Medan ini telah menjadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat di Medan khususnya, di Sumatera Utara umumnya, sebelum Proklamasi Kemerdekaan R.I, demikian Dr. Achmad Sofian pernah menulis. Untuk itu Dr. Pirngadi, Dr. Tengku Mansoer, Dr. M. Amir dan beberapa orang lainnya telah bekerja ke arah ini, tetapi maksud dan hasrat itu tidak disetujui oleh Pemerintah Belanda pada saat itu, dianggap bahwa satu Perguruan Tinggi Kedokteran yang telah didirikan oleh Pemerintah Belanda di Jakarta telah cukup buat Indonesia. Sewaktu Perang Dunia II berkecamuk di Eropah dan Pemerintah Belanda telah mengungsi ke Inggeris, ada juga maksud Pemerintah Belanda untuk mengubah NIAS (Nederlansch Indische Aartsen School) di Surabaya menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran yang kedua di Indonesia, namun maksud tersebut tidak dapat diwujudkan, karena pada waktu itu Indonesia telah diduduki oleh Jepang. Di zaman pendudukan Jepang beberapa orang terkemuka di kota Medan, seperti Dr. Pirngadi, Dr. Tengku Mansoer dan lain-lain telah membuat rancangan Perguruan Tinggi Kedokteran sekali lagi, namun maksud ini juga tidak dapat dilanjutkan. Pada tahun 1946, masih dalam masa pergolakan sesudah kemerdekaan diproklamirkan, maksud ini muncul lagi ke permukaan. Ketika Mr. Teuku Mohd. Hasan menjadi Gubernur Propinsi Sumatera telah pula diangkat Dr. Mohd. Jamil yang berkedudukan di Bukit Tinggi sebagai ketua dari sebuah panitia yang ditugaskan untuk mempelajari kemungkinan didirikannya sebuah perguruan tinggi di Sumatera. Panitia ini antara lain ditugaskan untuk menentukan jenis serta tempat fakultas yang akan didirikan. Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Panitia tersebut
telah mengusulkan untuk
mendirikan sebuah Fakultas
Kedokteran. Untuk menentukan tempat Fakultas Kedokteran yang akan didirikan, dikirimlah Dr. Mohd. Jamil ke Pematang Siantar guna berembuk dengan beberapa pemuka masyarakat dan dokter-dokter yang ada di daerah Sumatera Utara. Pada waktu itu amat besar kemungkinan untuk mendirikan Perguruan Tinggi Kedokteran di Kota Medan, tetapi malang, hal ini tidak dapat dilaksanakan berhubung dengan terjadinya clash pertama tahun 1947. Setelah peralihan kedaulatan, kiranya hasrat untuk mendirikan Fakultas Kedokteran di kalangan masyarakat di Sumatera Utara tidak pernah hilang. Pada awal 1950, Dr. T. Mansoer, wali Negara Sumatera Timur (Negara Bagian dalam RIS) meminta kepada Inspektur Kesehatan Sumatera Timur untuk mulai melengkapii Rumah Sakit Kota Medan dan kalau perlu menjadikan sebuah Rumah Sakit Umum, guna mendukung rencana tersebut. Setelah itu dibentuklah panitia pembentukan Fakultas Kedokteran. Yayasan itu didirikan pada tanggal 4 Juni 1952 di hadapan Notaris Soetan Pane Paroehoem di Medan diberi nama YAYASAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, yang berkedudukan di Medan. Yayasan tersebut diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai oleh Gubernur Propinsi Sumatera Utara. Telah diambil keputusan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran dan yayasan telah mengutus Dr. Ahmad Sofian ke Kementerian PP dan K untuk membicarakan segala sesuatunya dengan Menteri pada waktu itu yaitu Prof. Bahder Djohan. Kementerian PP dan K menaruh simpati yang sangat besar akan maksud yayasan dan minat Gubernur Propinsi Sumatera Utara itu dan menjanjikan bantuan yang dapat dan mungkin diberikan oleh Pemerintah. Pemerintah menganggap maksud yayasan itu sebagai
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
suatu eksperimen yang besar namun terlalu banyak kesulitan dan resikonya. Sungguhpun demikian Pemerintah berjanji akan menyokong usaha tersebut. Pada tanggal 30 Juni 1952 Dewan Pimpinan Yayasan USU telah mengangkat Dr. Ahmad Sofian sebagai Presiden Kurator yang diberi tugas mempersiapkan pendirian Fakultas Kedokteran. Juga telah diputuskan untuk membuka Fakultas Kedokteran tersebut pada Hari Proklamasi 17 Agustus 1952. Pada tgl. 1 September 1952, Fakultas Kedokteran USU dipimpin oleh Dr. A. Sofian sebagai Dekan, Dr. Maas sebagai Wakil Dekan dan Dr. M. Ildrem. sebagai sekretaris. Beberapa tahun berikutnya (1956) WHO memberikan bantuan alat-alat Fisiologi dan berapa tenaga pengajar dari WHO untuk Fakultas Kedokteran USU. III.2.3.2 Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas Kedokteran USU a. Visi Mewujudkan Fakultas Kedokteran USU pada tahun 2010, sebagai lembaga pendidikan kedokteran terdepan di Indonesia dalam bidang pendidikan dan pelayanan ilmu serta informasi kesehatan primer dengan pendekatan keluarga terutama untuk penyakit-penyakit tropis b. Misi
Meningkatkan kualitas dosen dalam bidang pendidikan kesehatan keluarga dan penyakit-penyakit tropis
Mengembangkan kurikulum pendidikan yang berbasis pada pendekatan sistem kedokteran keluarga
Memusatkan pendalaman pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang penyakit tropis
Meningkatkan kemampuan semua sumber daya sehingga mudah digunakan sebagai pusat informasi kesehatan keluarga
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Membangun kerjasama dengan institusi lain dalam bidang penyakit tropis c. Tujuan
Menghasilkan lulusan dokter yang mempunyai kompetensi sesuai standar kompetensi dokter Indonesia yang menjunjung tinggi etika dan profesi kedokteran
Menjadikan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan berdasarkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga terutama penyakit tropis
Menghasilkan berbagai informasi ilmiah mengenai kesehatan khususnya kesehatan keluarga terutama penyakit tropis yang dapat diakses oleh masyarakat
III.2.4 FISIP USU III.2.4.1 Sejarah dan Perkembangan FISIP USU Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) didirikan atas prakarsa beberapa dosen dalam bidang ilmu sosial, administrasi dan manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada tahun 1979. Proposal pendiriannya disusun oleh Drs. M Adhan Nasution, Asma Afan, MPA, Dr. Dr. A.P Parlindungan, SH, yang pada saat itu menjabat sebagai Rektor USU, kemudian memperjuangkan proposal tersebut sehingga didirikan FISIP sebagai fakultas kesembilan di lingkungan USU. Pada tahun 1980, mulanya FISIP USU merupakan jurusan ilmu pengetahuan masyarakat di FH USU dengan ketua jurusan Dr. M. Adhan Nasution yang diangkat berdasarkan surat keputusan Rektor USU No. 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980. jurusan ini pertama kali menerima mahasiswa pada tahun ajaran 1980/1981 melalui ujian SIPENMARU dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kuliah perdana dimulai 18 Agustus 1980 di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Dr. A. Parlindungan, SH. Perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut. Walaupun jurusan ilmu pengetahuan masyarakat adalah salah satu jurusan di FH USU, namun kegiatan perkuliahan dan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di fakultas tersebut. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU (sekarang fakultas sastra USU). Kemudian pada tanggal 7 April 1983 dipindahkan ke gedung Biro Rakyat (sekarang gedung peusat komputer). Jurusan ilmu pengetahuan masyarakat yang merupakan ”embrio” FISIP USU terus mengalami perkembangan. Dua tahun sejak peresmiannya yakni tanggal 7 september 1982, keluarlah surat keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1982 yang sebagai fakultas kesembilan di USU. Dengan demikian jurusan ilmu pengetahuan masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP USU. Kemudian pada tahun 1983, dengan SK menteri pendidikan dan kebudayaan RI No. 77121/IC/83, diangkat Drs. M Adhan Nasution menjadi dekan pertama FISIP USU periode 1983-1986. pembantu Dekan (Pudek I) adalah Dra. Arnita Zainuddin, Pudek II Drs Haniful Chair, sementara Pudek III adalah Drs Arifin Siregar. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai lima jurusan dengan urutan sebagai berikut: 1. Jurusan Ilmu Administrasi 2. Jurusan Ilmu Komunikasi 3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi 5. Jurusan Antropologi Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Dalam proses pengembangan FISIP, kelima jurusan tersebut tidak dibuka sekaligus, tetapi secara bertahap. Hal ini disesuaikan dengan kebutukan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang tersedia sesuai dengan disiplin ilmu yang dikembangkan untuk menindaklanjuti SK Menteri No. 0535/0/83, maka dibuka dua jurusan, yaitu: 1. Jurusan Ilmu Administrasi 2. Jurusan Ilmu Komunikasi Pada tanggal 18 Agustus 1984, semua kegiatan perkuliahan dan administrasi FISIP USU dipusatkan di gedung baru yang berada di jalan Dr. A Sofyan No. 1 pada tahun 1984/1985, kedua jurusan (ilmu administrasi dan ilmu komunikasi) menghasilkan sarjana S1 sebanyak 10 orang (7 sarjana ilmu administrasi dan 3 sarja ilmu komunikasi). Pelantikannya dilakukan pada tanggal 8 Maret 1985 di Gedubg Perkuliahan FISIP USU. Dalam perkembangan selanjutnya dibuka jurusan kesejahteraan masyarakat sosial yakni pada tahun 1985/1986. pada tahun yang sama jurusan antropologi sastra USU dipindah ke FISIP USU sehingga semua dosen dan mahasiswa yang terdaftar dijurusan tersebut menjadi bagian dari FISIP USU. Selanjutnya pada tahun akademik 1986/1987, dibukalah jurusan baru yaitu sosiologi. Tahun 1985/1986, tenaga pengajar tetap FISIP USU masih berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10 staff pengajar tetap dan 10 orang lagi sebagai calon pegawai negeri, selebihnya merupakan staff pengajar luar biasa yang direkrut dari berbagai instansi pemerintah yang ada di propinsi Sumut,
Kakanwil Departemen
Perindustrian, PWI Sumut, IKIP Medam dan staff pengajar yang berada di lingkungan USU.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Setelah berakhirnya periode dekan yang pertama, Prof. M Adhan Nasution kembali diangkat menjadi Dekan FISIP USU periode kedua berdasarkan SK MENDIKBUD No. 79511/A2.1.2/1986 tanggal 23 Oktober 1986, dengan susunan Pudek I Dra. Nurhaina Burhan, Pudek II Drs. Armyn Sipahutar dan Pudek III Dra. Irmawati. Periode berikutnya (1990-1993), diangkat Prof. Asma Affan, MPA sebagai Dekan FISIP USU berdasarkan SK Mendikbud No. 20208/A.212/C/1990 tanggal 14 Maret 1990, dengan susunan Pudek I Rahim Siregar, Pudek II Dra. Arnita Z dan Pudek iii Drs Siswo S. Selanjutnya, berdasarkan SK Mendikbud No. 520931/AA2.12C/1993 tanggal 20 Agustus 1993 diangkatlah Drs. Amru Nasution sebagai Dekan FISIP USU periode 1993-1996. dengan susunan Pudek I Dra. Nurwida Nuru, Pudek II Dra. Irmawatu dan Pudek III Drs. Sakhyan Asmara. Pada tahun akademik 1995-1996, FISIP USU berkerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak membuka program Diploma 1 (D1) dan program Diploma III (DIII). Namun setelah melahirkan alumni berjumlah 153 orang, program D1 Administrasi Perpajakan tidak lagi menerima mahasiswa baru tahun ajaran 2000/2001. Periode 1996-1999, Drs Amru Nasution diangkat kembali menjadi Dekan FISIP USU berdasarkan SK Mendikbud No. 51141/A.2.1/KP/96 tanggal 23September 1996 dengan susunan Pudek I Dra. Burwida Nuru, pudek II Drs Sublihar, MA dan Pudek III Drs. Sakhyan Asmara. Sementara untuk periode1999-2003, jabatan Dekan Fisip USU dipegang oleh Drs. Sublihar, MA yang diangkat berdasarkan SK Rektor No.1998/J05/SK/KP/1999 tanggal 9 Desember 1999. adapun susunan Pembantu Dekan ditetapkan dengan SK Rektor No. 69/J05/SK/KP/2001 tanggal 2 Februari 2001 sebagai berikut: Pudek I Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Suwardi Lubis, Pudek II Drs Mukti Sitompul, Msi dan Pudek III Drs. R. Hamdani Harahap, Msi. Pada tahun akademik 2001/2002 Fisip USU membuka program studi ilmu politik berdasarkan SK No. 616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima mahasiswa yang berjumlah 60 orang. Sejak mulai berdirinya hingga tanggak 27 April 2002, FISIP USU telah menghasilkan 2996 orang sarjana dengan rincian: alumni jurusan administrasi 1265 orang. Jurusan ilmu komunikasi 593 orang. Jurusan Ilmu kesejahteraan social 449 orang. Jurusan sosiologi 317 orang dan ilmu antropologi 317 orang. III.2.4.2 Visi, Misi, Tujuan, Fungsi dan Tugas FISIP USU a. Visi Visi yang diemban oleh FIFIP USU adalah menjadi pusat pendidikan dan rujukan dalam bidang ilmu sosial dan politik di Asia Tenggara b. Misi Misi yang diemban oleh FIFIP USU adalah menghasilkan alumni-alumni yang mampu bersaing dalam skala global, menjadi pusat riset dan studi-studi ilmu sosial dan ilmu politik c. Tujuan 1. Menciptakan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki akademika
dan
profesionalitas
yang
mampu
menerapkan,
mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertasi budi pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan negara, serta sesama manusia sesuai dengan falsafah 2. Mengembangkan, menyebarkan ilmu pengetahuan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
memperkaya khasanah kebudayaan nasional sesuai dengan nilai-nilai Pancasila d. Fungsi 1. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pengajaran 2. Melaksanakan
penelitian
dalam
rangka
pengembangan
kebudayaan,
khususnya bidang ilmu sosial 3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat 4. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan administratif e. Tugas FISIP USU bertugas menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut di atas, dengan berpedoman pada : 1. Tujuan pendidikan nasional 2. Kaedah, moral, dan etika ilmu pengetahuan 3. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemammpuan, dan prakarsa kepribadian
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
III.3 Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nawawi, 1995 :141). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas ISIP USU program S-1 stambuk 2006-2007. Berdasarkan data yang diperoleh dari BAA USU TA : 2006/2007, jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas ISIP USU program S-1 angkatan 2006/2007 adalah 891. Tabel 2 Fakultas
Populasi
Kedokteran
442
ISIP
449
TOTAL
891
Sumber data : BAA USU TA : 2006/2007, 31 Juli 2007 III.3.2 Sampel Sampel adalah suatu bagian dari polulasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. David Nachmias dan Vhava Nachmias mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang dikarakteristiknya tidak berbeda dengan karakteristik populasi (Bulaeng, 2004 : 156). Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaaan 90%, yakni sebagai berikut : N n= n(d)2 +1 Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Keterangan :
N
:
Populasi
n
:
Sampel
d
:
Presisi (digunakan 10% atau 0,1)
Berdasarkan data yang ada, maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak : n =
891 891 (0.1)2 + 1
=
891 8,91 +1
=
891 9,91
=
90 Orang
Jadi, sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah berjumlah 90 orang.
III.4 Teknik Penarikan Sampel III.4.1 Sampel Stratifikasi Proposional Dalam teknik ini, populasi dikelompokkan kedalam kelompok atau ketegori yang disebut strata. Strata ini bisa berupa usia, kota, jenis kelamin, dan sebagainya. Sampel ini bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dikelompokkan ke dalam subpopulasi karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok (strata) mempunyai anggota sampel yang relatif homogen. Dalam sampel strata proposional, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap strata. Dalam penelitian ini populasi dikelompokkan berdasarkan fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara. Proposional sampling memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel dengan rumus : n1xn N= Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
N
Keterangan :
n1
:
jumlah jiwa
n
:
jumlah sampel
N
:
populasi
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dihitung sampel yang terpilih di setiap fakultas, yaitu : Tabel 3 Penarikan Fakultas
Populasi
Sampel
Sampel
442 x 90 Kedokteran
442
891
45
449 x 90 ISIP
449
891
TOTAL
45
90
III.4.2 Purposive Sampling Teknik penarikan sampel ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan peneliti. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel. Purposive Sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek, bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Kriyanto, 2006 :154). Kriteria sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah :
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas ISIP USU program reguler S-1 stambuk 2006-2007 2. Pernah menyaksikan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV III.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu; 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melelui kuesioner.
III.6 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995 : 23). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa yaitu : a. Analisis Tabel Tunggal Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagibagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom-kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995 :226). b. Analisis Tabel Silang Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Teknik yang dilakukan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 1995 : 273). c. Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis adalah pengujian dan statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan diantara kedua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus korelasi Spearman. Rumus koefisien adalah : 6 - ∑ d2 Rho =
1N (N2 – 1 )
Keterangan :
Rs (Rho)
:
Koefisien korelasi rank order
Angka 1
:
Angka satu; yaitu bilangan konstan
Angka 6
:
Angka enam ; yaitu bilangan konstan
d
:
Perbedaan antara pasangan jenjang
∑
:
Sigma atau jumlah
N
:
Jumlah individu atau sampel
(Kriyanto, 2006 : 174 ) Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi skala Guilford sebagai berikut (Kriyanto, 2006 : 168 ). Kurang dari 0,20 :
Hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,21-0,39
:
Hubungan rendah tapi pasti
0,40-0,70
:
Hubungan yang cukup berarti
0,71-0,90
:
hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0,90
:
Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan hubungan antara variabel X dan Y, yaitu dengan rumus : Kp = (rs)2 x 100%
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan Pada saat melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa tahapan dalam proses pengumpulan data. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut : a. Tahap Awal Pada tahap awal, peneliti meminta izin kepada bagian pendidikan Birek USU untuk mengadakan kegiatan penelitian di lingkungan USU. Setelah memperoleh izin, kemudian peneliti memperoleh data-data tentang responden, yaitu para mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas ISIP USU angkatan 2006. b. Pengumpulan Data Pengumpulan data dimulai dengan penyebaran kuesioner kepada para responden selama jangka waktu seminggu, yakni dimulai sejak tanggal 6 Februari s/d 13 Februari 2009. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 90 buah. Kuesioner ini dibagikan kepada 45 orang mahasiswa Kedokteran USU angkatan 2006 dan 45 orang mahasiswa ISIP USU angkatan 2006. Responden dipilih secara acak dalam penelitian ini. Pada saat pengisian kuesioner peneliti membimbing para responden dalam pengisian data. Ini dilakukan agar para responden dapat mengisi data-data yang ada di kuesioner dengan baik.
IV.2 Teknik Pengolahan Data
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data dari para responden, maka peneliti melakukan proses pengolahan data dari kuesioner yang telah diisi oleh para responden. Adapun tahapan-tahapan pengolahan data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut: a. Penomoran kuesioner, yaitu kuesioner-kuesioner yang telah diisi oleh para responden dikumpulkan, lalu diberi nomor urut sebagai tanda pengenal (0190). b. Editing, yaitu proses pengeditan jawaban para responden dengan tujuan untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisisan data ke dalam kotak kode yang telah disediakan. c. Coding, yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban dari para responden ke kotak-kotak kode yang telah tersedia dalam kuesioner berupa bentuk angka (skor). d. Inventarisasi tabel, yaitu data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar Foltron Cobol (FC), sehingga memuat keseluruhan data dalam suatu kesatuan. e. Tabulasi data, proses pemasukan data dari Foltron Cobol (FC) ke dalam tabel. Tabulasi ini terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisa. f. Pengujian hipotesis, yaitu dalam penelitian ini digunakan rumus uji statistik yang telah ditentukan adalah korelasi tata jenjang Spearman.
IV.3 Analisi Tabel Tunggal
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4 sampai dengan tabel 26 mengemukakan data variabel penelitian dan penganalisaannya dalam bentuk analisa tabel tunggal yang berasal dari data temuan yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan di kuesioner. Data-data yang lebih terperinci akan disajikan berikut ini:
IV.3.1 Identitas Responden Tabel 4 sampai dengan tabel 6 memaparkan identitas responden yang meliputi : jenis kelamin, usia dan fakultas responden. 1. Jenis Kelamin Tabel 4 No
Jenis Kelamin
Frekuensi
%
1
Pria
36
40
2
Wanita
54
60
90
100
Total
Sumber: Kuesioner P.1/F.C.1 Tabel empat menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 36 orang (40%) dan yang berjenis kelamin wanita sebanyak 54 orang (60%). Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah wanita. Hal ini dapat terlihat dari jumlah responden wanita adalah sebanyak 54 orang (60%).
2. Usia Tabel 5 No
Usia
Frekuensi
%
1
19-20 tahun
53
58,9
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
2
21-22 tahun
Total
37
41,1
90
100
Sumber: P.2/F.C.2 Tabel lima di atas menunjukkan data tentang usia para responden. Jumlah responden yang berusia 19-20 tahun adalah sebanyak 53 orang (58,9%) dan jumlah responden yang berusia 21-22 tahun adalah sebanyak 37 orang (41,1%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas para responden dalam penelitian ini adalah berusia 19-20 tahun. Hal ini terlihat dalam jumlah responden yang berusia 19-20 tahun adalah sebanyak 53 orang (58,9%).
3. Fakultas Responden Tabel 6 No
Fakultas
Frekuensi
%
1
Kedokteran
45
50%
2
ISIP
45
50%
90
100
Total
Sumber: P.3/F.C.3 Tabel enam diatas menunjukkan data tentang fakultas para responden berasal. Jumlah responden yang berasal dari Fakultas Kedokteran adalah 45 orang (50%) dan responden yang berasal dari Fakultas ISIP adalah 45 orang (50%). Jumlah responden berjumlah 90 orang, Fakultas Kedokteran berjumlah 45 orang dan Fakultas ISIP 45 orang. Jumlah responden ini didapatkan dari total sampel yang telah diproposionalkan sesuai dengan jumlah populasi dari masing-masing fakultas.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
IV.3.2 Acara Talkshow “Kick Andy” di Metro TV 4. Tema/materi acara yang disampaikan dalam tayangan acara talkow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 7 No
Penilaian Materi Acara
Frekuensi
%
1
Tidak bagus
0
0%
2
Bagus
60
66,7%
3
Sangat bagus
30
33,3%
90
100
Total
Sumber: P.4/F.C.4 Tabel tujuh diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap tema/materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Tidak ada responden yang menilai tidak bagus terhadap materi acara, di lain pihak jumlah responden yang menilai bagus adalah sebanyak 60 orang (66,7%), dan jumlah responden ynag menilai sangat bagus adalah sebanyak 30 orang (33,3%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas para responden dalam penelitian ini menilai bahwa tema/materi acara yang disampaikan dalam acara talkow “Kick Andy” di Metro TV adalah bagus dengan persentase sebanyak 66,7%.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
5. Tingkat kesukaan responden terhadap materi yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 8 Tidak Suka No
Materi Acara
Suka
F
%
F
%
Sangat Suka F
Total
%
F
%
1
Materi Ekonomi
22
24,4
65
72,2 3
3,3
90 100
2
Matei Pendidikan
4
4,4
60
66,7 26
28,9
90 100
3
Materi Budaya
4
4,4
55
61,1 31
34,4
90 100
4
Materi Sosial
2
2,2
51
56,7 37
41,1
90 100
5
Materi Politik
11
12,2
60
66,7 19
21,1
90 100
Sumber P.5/F.C.5-F.C.9 Tabel delapan diatas menunjukkan data tentang tingkat kesukaan para responden terhadap materi acra yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick andy” di Metro TV. Jumlah responden yang tidak suka terhadap materi ekonomi adalah sebanyak 22 orang (24,4%), suka terhadap materi ekonomi adalah sebanyak 65 orang (72,2%), dan yang sangat suka terhadap materi ekonomi adalah sebanyak 3 orang (3,3%). Jumlah responden yang tidak suka terhadap materi pendidikan adalah sebanyak 4 orang (4,4%), suka terhadap materi pendidikan adalah sebanyak 60 orang (66,7%), dan yang sangat suka terhadap materi pendidikan adalah sebanyak 26 orang (28,9%). Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Jumlah responden yang tidak suka terhadap materi budaya adalah sebanyak 4 orang (4,4%), suka terhadap materi budaya adalah sebanyak 55 orang (61,1%), dan yang sangat suka terhadap materi budaya adalah sebanyak 31 orang (34,4%). Jumlah responden yang tidak suka terhadap materi sosial adalah sebanyak 2 orang (2,2%), suka terhadap materi sosial adalah sebanyak 51 orang (56,7%), dan yang sangat suka terhadap materi sosial adalah sebanyak 37 orang (41,1%). Jumlah responden yang tidak suka terhadap materi politik adalah sebanyak 11 orang (12,2%), suka terhadap materi politik adalah sebanyak 60 orang (66,7%), dan yang sangat suka terhadap materi politik adalah sebanyak 19 orang (21,1%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni sebanyak 65 orang (72,2%) menyukai materi ekonomi dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV.
6. Tingkat kepuasan pembahasan materi dalam acara talkow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 9 Kepuasan
Pembahasan
No
Materi Acara
Frekuensi
%
1
Tidak memuaskan
1
1,1%
2
Memuaskan
75
83,3%
3
Sangat memuaskan
14
15,6%
90
100
Total
Sumber: P.6/F.C.10 Tabel sembilan di atas menunjukkan data tentang tingkat kepuasan para responden terhadap pembahasan materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Jumlah Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
responden yang menilai pembahasan materi acaranya tidak memuaskan adalah sebanyak 1 orang (1,1%), jumlah responden ynag menilai pembahasan materi acaranya memuaskan sebanyak 75 orang (83,3%), dan jumlah responden yang menilai pembahasan materi acaranya sangat memuaskan adalah sebanyak 14 orang (15,6%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni sebanyak 75 orang (83,3%) menilai pembahasan materi acara talkshow “kick Andy” di Metro TV sangat memuaskan.
7. Kesesuaian pemilihan jam tayang acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 10 No
Pemilihan Jam Tayang
Frekuensi
%
1
Tidak sesuai
25
27,8%
2
Sesuai
60
66,7%
3
Sangat sesuai
5
5,6%
90
100
Total
Sumber: P.7/F.C11 Tabel sepuluh di atas menunjukkan data tentang pendapat para responden terhadap kesesuaian pemilihan jam tayang acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV yaitu pada hari Jumat pada pukul 21.30-23.00 WIB dan hari Minggu siang pukul 13.30-15.00 WIB. Jumlah responden yang menilai pemilihan jam tayangnya tidak sesuai adalah sebanyak 25 orang (27,8%), jumlah responden yang menilai sesuai adalah sebanyak 60 orang (66,7%), dan jumlah responden ynag menilai sangat sesuai adalah sebanyak 5 orang (5,6%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas para responden dalam penelitian ini menilai bahwa pemilihan jam tayang acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV yaitu pada hari Jumat pada pukul 21.30-23.00 WIB dan hari Minggu siang pukul 13.3015.00 WIB adalah sesuai, yakni dengan jumlah responden sebanyak 60 orang (66,7%). 8. Kesesuaian pemilihan hari penayangan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 11 No
Pemilihan Hari Penayangan
Frekuensi
%
1
Tidak sesuai
10
11,1%
2
Sesuai
72
80%
3
Sangat sesuai
8
8,9%
90
100
Total
Sumber: P.8/F.C12 Tabel sebelas di atas menunjukkan data tentang pendapat para responden terhadap kesesuaian pemilihan hari penayangan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV yakni setiap hari Jumat malam dan ulangannya setiap Minggu Siang. Jumlah responden yang menilai pemilihan hari penayangan tidak sesuai adalah sebanyak 10 orang (11,1%), jumlah responden yang menilai sesuai sebanyak 72 orang (80%), dan jumlah responden ynag menilai sangat sesuai adalah sebanyak 8 orang (8,9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 72 orang (80%) menilai bahwa pemilihan hari penayangan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, yaitu setiap Jumat malam dan ulangannya setiap Minggu siang adalah sesuai.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
9. Kesesuaian durasi jam tayang acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 12 No
Durasi Jam Tayang
Frekuensi
%
1
Tidak sesuai
8
8,9%
2
Sesuai
74
82,2%
3
Sangat sesuai
8
8,9%
90
100
Total
Sumber: P.9/F.C13 Tabel 12 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap kesesuaian durasi jam tayang acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, yaitu sekitar satu setengah jam (90 menit). Jumlah responden yang menilai durasi jam tayang tidak sesuai adalah sebanyak 8 orang (8,9%), jumlah responden yang menilai sesuai sebanyak 74 orang (82,2%), dan jumlah responden yang menilai sangat sesuai adalah sebanyak 8 orang (8,9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas para responden dalam penelitian ini menilai bahwa durasi jam tayang acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, yakni sekitar satu setengah jam (90 menit) adalah sesuai, dengan jumlah responden sebanyak 74 orang (82,2%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
10. Tingkat kejelasan materi dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 13 No
Kejelasan Materi Acara
Frekuensi
%
1
Tidak jelas
1
1,1%
2
Jelas
73
81,1%
3
Sangat jelas
16
17,8%
90
100
Total
Sumber: P.10/F.C14 Tabel 13 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap tingkat kejelasan materi yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Jumlah responden yang menilai tidak jelas adalah sebanyak 1 orang (1,1%), jumlah responden yang menilai jelas adalah sebanyak 73 orang (81,1%), dan jumlah responden yang menilai sangat jelas adalah sebanyak 16 orang (17,8%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yakni 73 orang (81,1%) memahami materi dengan jelas.
11. Aktualisasi materi acara talkshow “ Kick Andy” di Metro TV Tabel 14
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
No
Aktualisasi Materi Acara
Frekuensi
%
1
Tidak aktual
0
0%
2
Aktual
73
81,1%
3
Sangat aktual
17
18,9%
90
100
Total
Sumber: P.11/F.C.15 Tabel 14 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap aktualisasi materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Tidak ada responden yang menilai tidak aktual terhadap materi acara, di lain pihak jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan bersifat aktual adalah sebanyak 73 orang (81,1%), dan jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan sangat aktual adalah sebanyak 17 orang (18,9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni sebanyak 73 orang (81,1%) menilai materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow ‘Kick Andy” di Metro TV adalah bersifat aktual.
12. Daya tarik materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 15 No
Daya Tarik Materi Acara
Frekuensi
%
1
Tidak menarik perhatian
0
0%
2
Menarik perhatian
77
85,6%
3
Sangat menarik perhatian
13
14,4%
90
100
Total
Sumber:P.12/F.C16 Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 15 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap daya tarik materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Tidak ada responden yang menilai materi acara tidak menarik perhatian, di lain pihak jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan menarik perhatian mereka adalah sebanyak 77 orang (85,6%), dan jumlah responden ynag menilai materi acara yang disampaikan sangat menarik perhatian mereka adalah sebanyak 13 orang (14,4%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yakni sebanyak 77 orang (85,6%) menilai materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV menarik perhatian mereka.
13. Daya tarik simpati dari materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 16 No
Daya Tarik simpati Materi Acara
Frekuensi
%
1
Tidak menarik simpati
0
0%
2
Menarik simpati
73
81,1%
3
Sangat menarik simpati
17
18,9%
90
100
Total Sumber: P.13/F.C17
Tabel 16 diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap daya tarik simpati dari materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Tidak ada responden yang menilai materi acaa tidak menarik simpati, di lain pihak jumlah reponden yang menilai materi acara yang disampaikan
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
menarik simpati sebanyak 73 orang (81,1%), dan jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan sangat menarik perhatian sebanyak 17 orang (18,9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni sebanyak 73 orang (81,1%) menilai materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dapat menarik simpati para responden.
14. Daya tarik hiburan dari materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 17 No
Daya Tarik Hiburan Materi Acara
Frekuensi
%
1
Tidak menghibur
4
4,4%
2
Menghibur
75
83,3%
3
Sangat menghibur
11
12,2%
90
100
Total Sumber: P.14/F.C18
Tabel 17 diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap daya tarik hiburan dari materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan tidak menghibur adalah sebanyak 4 orang (4,4%), jumlah reponden yang menilai materi acara yang disampaikan menghibur adalah sebanyak 75 orang (83,3%), dan jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan sangat menghibur adalah sebanyak 11 orang (12,2%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni sebanyak 75 orang (83,3%) menilai materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dapat menghibur para responden. Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
15. Penampilan Andy F. Noya sebagai pembawa acara talkshow “ Kick Andy” di Metro TV Tabel 18 No
Penampilan Andy F. Noya
Frekuensi
%
1
Tidak menarik
8
8,9%
2
Menarik
70
77,8%
3
Sangat menarik
12
13,3%
90
100
Total
Sumber: P.15/F.C19 Tabel 18 diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap penampilan Andy F. Noya sebagai pembawa acara “Kick Andy” di Metro TV. Jumlah responden yang menilai penampilannya tidak menarik adalah sebanyak 8 orang (8,9%), jumlah responden yang menilai penampilannya menarik sebanyak 70 orang (77,8%), dan jumlah responden yang menilai penampilannya sangat menarik adalah sebanyak 12 orang (13,3%). Jadi dapat disimpulkan, bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yakni sebanyak 70 orang (77,8%) menilai penampilan Andy F. Noya sebagai pembawa acara adalah menarik.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
16. Penguasaan materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 19 No
Penguasaan materi oleh Andy F. Noya
Frekuensi
%
1
Tidak menguasai
3
3,3%
2
Menguasai
64
71,1%
3
Sangat menguasai
23
25,6%
90
100
Total Sumber: P.16/F.C.20
Tabel 19 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap kemampuan Andy F.Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dalam menguasai materi acara. Tiga orang responden (3,3%) menilai bahwa Andy F. Noya tidak menguasai materi acara, 64 orang responden (71,1%) menilai bahwa Andy F. Noya menguasai materi acara, dan 23 orang (25,6%) responden menilai bahwa Andy F. Noya sangat menguasai materi acara. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berpendapat bahwa Andy F. Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy” menguasai materi acara, dengan jumlah responden sebanyak 64 orang (71,1%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
17. Cara penyampaian materi acara oleh Andy F. Noya dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 20 No
Cara Penyampaian materi oleh Andy F. Noya
Frekuensi
%
1
Tidak menarik
5
5,6%
2
Menarik
66
73,3%
3
Sangat menarik
19
21,1%
90
100
Total Sumber: P.17/F.C.21
Tabel 20 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap cara penyampaian materi acara oleh Andy F. Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy”. Jumlah responden yang menilai cara penyampaiannya tidak menarik adalah sebanyak 5 orang (5,6%), jumlah responden yang menilai cara penyampaian menarik sebanyak
66
orang
(73,3%),
dan
jumlah
responden
yang
menilai
cara
penyampaiannya sangat menarik adalah sebanyak 19 orang (21,1%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni sebanyak 66 orang (73,3%) berpendapat cara penyampaian Andy F. Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV adalah menarik.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
18. Sikap Andy F. Noya ketika berbicara kepada narasumber Tabel 21 No
Sikap Andy F. Noya kapada Narasumber
Frekuensi
%
1
Tidak bersahabat
1
1,1%
2
Bersahabat
64
71,1%
3
Sangat bersahabat
25
27,8%
90
100
Total Sumber: P.18/F.C.22
Tabel 21 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap sikap Andy F. Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy” ketika berbicara dengan narasumber. Jumlah responden yang menilai sikap Andy F. Noya tidak bersahabat ketika berbicara dengan narasumber adalah sebanyak 1 orang (1,1%), jumlah responden yang menilai sikap Andy F. Noya bersahabat ketika berbicara dengan narasumber adalah sebanyak 64 orang (71,1%), dan jumlah responden yang menilai sikap Andy F. Noya sangat bersahabat ketika berbicara dengan narasumber adalah sebanyak 25 orang (27,8%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni sebanyak 64 orang (71,1%) menilai sikap Andy F. Noya bersahabat ketika berbicara dengan narasumber dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
19. Penampilan narasumber dalam acara “Kick Andy” di Metro TV Tabel 22 No
Penampilan Narasumber
Frekuensi
%
1
Tidak menarik
5
5,6%
2
Menarik
77
85,6%
3
Sangat menarik
8
8,9%
90
100
Total
Sumber: P.19/F.C.23 Tabel 22 diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap penampilan narasumber yang dihadirkan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Jumlah responden yang menilai penampilan mereka tidak menarik adalah sebnayk 5 orang (5,6%), jumlah responden yang menilai penampilan mereka menarik sebanyak 77 orang (85,6%), dan jumlah responden yang menilai penampilan mereka sangat menarik adalah sebanyak 8 orang (8,9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menilai penampilan narasumber yang dihadirkan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV adalah menarik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data jumlah responden yang mengatakan penampilan mereka menarik adalah sebanyak 77 orang (85,6%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
20. Cara penyampaian informasi oleh narasumber dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 23 No
Cara Penyampaian Informasi oleh narasumber
Frekuensi
%
1
Tidak baik
0
0%
2
Baik
83
92,2%
3
Sangat baik
7
7,8%
90
100
Total Sumber: P.20/F.C.24
Tabel 23 diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap cara penyampaian informasi oleh narasumber dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Tidak ada responden yang menilai tidak baik terhadap cara penyampaian informasi oleh narasumber, di lain pihak jumlah responden yang menilai cara penyampaiannya baik adalah sebanyak 83 orang (92,2%), dan jumlah responden yang menilai cara penyampaiannya sangat baik adalah sebanyak 7 orang (7,8%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menilai cara penyampaian informasi oleh narasumber adalah baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data jumlah responden yang mengatakan cara penyampaiannya baik adalah sebanyak 83 orang (92,2%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
IV.3.3 Wawasan Mahasiswa 21. Tingkat keseringan tujuan menonton responden terhadap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV . Tabel 24 Tidak No
1
Sangat
Pernah
Tujuan Menonton
Meningkatkan
Sering
Total
Sering
F
%
F
%
F
%
F
%
2
2,2
57
63,3
31
34,4
90
100
Wawasan 2
Mencari Hiburan
8
8,9
65
72,2
17
18,9
90
100
3
Mengusir Rasa
34
37,8
47
52,2
9
10
90
100
6
6,7
77
85,6
7
7,8
90
100
Bosan 4
Mengisi Waktu Luang
Sumber : P.21/F.C.25-28 Tabel 24 diatas menunjukkan data tentang tingkat keseringan tujuan menonton responden terhadap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Jumlah responden yang tidak pernah menonton untuk meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 2 orang (2,2%), sering menonton untuk meningkatkan wawasannya sebanyak 57 orang (63,3%), dan yang sangat sering menonton untuk meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 31 orang (34,4%). Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Jumlah responden yang tidak pernah menonton untuk menghibur dirinya adalah sebanyak 8 orang (8,9%), sering menonton untuk menghibur dirinya sebanyak 65 orang (72,2%), dan yang sangat sering menonton untuk menhibur dirinya adalah sebanyak 17 orang (18,9%). Jumlah responden yang tidak pernah menonton untuk mengusir rasa bosan adalah sebanyak 34 orang (37,8%), sering menonton untuk mengusir rasa bosan sebanyak 47 orang (52,2%), dan yang sangat sering menonton untuk mengusir rasa bosan adalah sebanyak 9 orang (10%). Jumlah responden yang tidak pernah menonton untuk mengisi waktu luang adalah sebanyak 6 orang (6,7%), sering menonton untuk mengisi waktu luang sebanyak 77 orang (85,6%), dan yang sangat sering menonton untuk mengusir rasa bosan adalah sebanyak 7 orang (7,8%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni sebanyak 65 orang (72,2%) lebih sering menonton acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dengan tujuan untuk mencari hiburan.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
22. Peningkatan wawasan setelah menonton acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV Tabel 25 No
Peningkatan Wawasan Setelah Menonton
Frekuensi
%
1
Tidak meningkat
0
0%
2
Meningkat
77
85,6%
3
Sangat meningkat
13
14,4%
90
100
Total Sumber: P.22/F.C29
Tabel 25 diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden atas peningkatan wawasan mereka terhadap materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Tidak ada responden yang menilai wawasannya tidak meningkat setelah menonton acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, di lain pihak jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan meningkatkan wawasan mereka sebanyak 77 orang (85,6%), dan jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan sangat meningkatkan wawasan mereka adalah sebanyak 13 orang (14,4%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yakni sebanyak 77 orang (85,6%) menilai materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy” di Metro tv dapat meningkatkan wawasan mereka.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
23. Peningkatan
wawasan
responden
terhadap
materi
acara
yang
ditampilkan dalam acara talkshow ‘Kick Andy” di Metro TV Tabel 26 No
Materi Acara
1
Pewaris Tahta yaitu materi acara yang mambahas tentang keunikan para sultan di zaman modern dan mengenang kejayaan masa kerajaan serta eksistensinya di masa sekarang. STOP AIDS yaitu materi acara yang membahas tentang pecandu narkoba yang telah sembuh dari ketergantungan dan kini aktif menjadi relawan. Megawaty Berbicara yaitu materi acara yang membahas tentang Megawaty Soekarnoputri yang merupakan presiden kelima sekaligus presiden perempuan pertama di Republik Indonesia Kasih Ibu yaitu materi acara yang membahas tentang kasih seorang ibu dalam membesarkan anak-anaknya yang memiliki keterbatasan fisik dan psikis. Karikatur Politik yaitu materi acara yang membahas tentang karikatur orisinil karya anak bangsa yang memuat banyak sindiran, protes teguran, dan terhadap keadan melalui gambar yang
2
3
4
5
Tidak Meningkatkan Wawasan F % 3 3,3
Meningkatkan Wawasan % 85,6
Sangat Meningkatkan Wawasan F % 10 11,1
F 77
2
2,2
27
F 90
% 100
61
67,8
27
30
90
100
30
55
61,1
8
8,9
90
100
3
3,3
73
81,1
14
15,6
90
100
1
1,1
54
60
35
38,9
90
100
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Total
6
7
menggelitik God Bless Return yaitu materi acara yang membahas tentang perjalanan God Bless dan obsesi mereka untuk mengeluarkan album di tahun 2009 Ketika Maut Menjemput yaitu materi acara yang membahas tentang kisah-kisah manusia dalam menghadapi kematian
24
26,7
61
67,8
5
5,6
90
100
2
2,2
59
65,6
29
32,2
90
100
Sumber : P.23/f.C.30-F.C.36 Tabel 26 di atas menunjukkan data tentang peningkatan wawasan responden terhadap materi acara yang ditampilkan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Jumlah responden yang mengatakan materi acara Pewaris Tahta tidak meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 3 orang (3,3%), meningkatkan wawasannya sebanyak 77 orang (85,6%), dan sangat meningkatkan wawasannya sebanyak 10 orang (11,1%). Jumlah responden yang mengatakan materi acara STOP AIDS tidak meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 2 orang (2,2%), meningkatkan wawasannya sebanyak 61 orang (67,8%), dan sangat meningkatkan wawasannya sebanyak 27 orang (30%). Jumlah responden yang mengatakan materi acara Megawaty Berbicara tidak meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 27 orang (30%), meningkatkan wawasannya sebanyak 55 orang (61,1%), dan sangat meningkatkan wawasannya sebanyak 8 orang (8,9%). Jumlah responden yang mengatakan materi acara Kasih Ibu tidak meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 3 orang (3,3%), meningkatkan wawasannya sebanyak 7 orang (81,1%), dan sangat meningkatkan wawasannya sebanyak 14 orang (15,6%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Jumlah responden yang mengatakan materi acara Karikatur Politik tidak meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 1 orang (1,1%), meningkatkan wawasannya sebanyak 54 orang (60%), dan sangat meningkatkan wawasannya sebanyak 35 orang (38,9%). Jumlah responden yang mengatakan materi acara God Bless Return tidak meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 24 orang (26,7%), meningkatkan wawasannya sebanyak 61 orang (67,8%), dan sangat meningkatkan wawasannya sebanyak 5 orang (5,6%). Jumlah responden yang mengatakan materi acara Ketika Maut Menjemput tidak meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 2 orang (2,2%), meningkatkan wawasannya sebanyak 59 orang (65,6%), dan sangat meningkatkan wawasannya sebanyak 29 orang (32,2%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 77 orang (85,6%) memilih materi acara Pewaris Tahta dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV sebagai materi acara yang meningkatkan wawasan responden.
IV.4 Analisis Tabel Silang Tabel 27 sampai dengan tabel 29 mengemukakan data variabel penelitian dan penganalisaannya dalam bentuk analisa tabel silang yang berasal dari data temuan yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan di kuesioner. Data-data yang lebih terperinci akan disajikan berikut ini:
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
24. Hubungan antara tingkat kepuasan responden terhadap materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “ Kick Andy” di Metro TV terhadap peningkatan wawasan mahasiswa USU Tabel 27 Meningkat
Sangat Meningkat
Total
No Pembahasan Materi Acara F
%
F
%
F
%
1
Tidak Memuaskan
1
1,1
0
0
1
1,1
2
Memuaskan
66
73,3
9
10
75
83,3
3
Sangat Memuaskan
10
11,1
4
4,4
14
15,6
77
85,6
13
14,4
90
100
Total
Sumber: P.6 dan P.22/F.C.10 dan F.C.29 Pada tabel 27 diatas memperlihatkan hubungan antara tingkat kepuasan responden terhadap pembahasan materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap peningkatan wawasan responden. Satu orang responden (1,1%) merasa tidak puas terhadap pembahasan materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dan ia mengatakan bahwa wawasannya meningkat setelah menonton acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Kemudian dari 75 orang responden (83,3%) yang merasa puas terhadap pembahasan materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, terdapat 66 orang responden (73,3%) yang mengatakan wawasannya meningkat dan 9 orang responden (10%) mengatakan wawasannya sangat meningkat. Dan dari 14 orang responden (15,6%) yang merasa sangat puas terhadap pembahasan materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, ada 10 orang responden (11,1%) yang mengatakan wawasannya meningkat, dan ada 4 orang responden (4,4%) yang Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
mengatakan wawasannya sangat meningkat setelah menonton acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. 25. Hubungan antara tingkat kejelasan terhadap materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick andy” di Metro TV terhadap peningkatan wawasan mahasiswa USU Tabel 28 Meningkat
Sangat Meningkat
No Acara
F
%
F
%
F
%
1
Tidak Jelas
1
1,1
0
0
1
1,1
2
Jelas
63
70
10
11,1
73
81,1
3
Sangat Jelas
13
14,4 3
3,3
16
17,8
77
85,6 13
14,4
90
100
Kejelasan Materi
Total
Total
Sumber : P.10 dan P.22/F.C.14 dan F.C.29 Pada tabel 28 di atas memperlihatkan hubungan antara tingkat kejelasan materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap peningkatan wawasan responden. Satu orang responden (1,1%) mengatakan tidak jelas tentang materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dan ia mengatakan bahwa wawasannya meningkat setelah menonton acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Kemudian dari 73 orang jumlah responden (81,1%) yang memahami dengan jelas materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, ada 63 orang responden (70%) yang mengatakan wawasannya meningkat dan 10 orang responden (11,1%) yang mengatakan wawasannya sangat meningkat. Dari 16 orang jumlah responden (17,8%) yang memahami dengan sangat jelas materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, ada 13 orang responden (14,4%) yang mengatakan wawasannya meningkat dan 3 orang responden (3,3%) mengatakan wawasannya sangat meningkat. Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
26. Hubungan antara tingkat aktualisasi materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap peningkatan wawasan mahasiswa USU Tabel 29 Meningkat No
Sangat
Total
Meningkat
Aktualisasi Materi Acara F
%
F
%
F
%
10
11,1
73
81,1
1
Aktual
63
70
2
Sangat aktual
14
15,6 3
3,3
17
18,9
77
85,6 13
14,4
90
100
Total
Sumber : P.11 dan P.22/F.C.15 dan F.C. 29 Tabel 29 di atas memperlihatkan hubungan antara tingkat aktualisasi materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap peningkatan wawasan responden. Dari 73 orang responden (81,1%) yang merasa bahwa acara talkshow “Kick Andy” aktual, ada 63 orang responden (70%) yang mengatakan wawasannya meningkat dan 10 orang responden (11,1%) mengatakan wawasannya sangat meningkat. Kemudian dari 17 orang responden (18,9%) yang merasa acara talkshow “Kick Andy” sangat aktual, ada 14 orang responden (15,6%) yang menagtakan wawasannya meningkat dan 3 orang responden (3,3%) mengatakan wawasannya sanagt meningkat setelah menonton acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
IV.5 Pengujian Hipotesis Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan melakukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Hipotesis ini meliputi variabel bebas (X) yaitu Acara Talkshow “Kick Andy” di Metro TV dan variabel terikat (Y) yaitu Wawasan Mahasiswa USU. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara variabel yang dikorelasikan dengan menggunakan rumus koefisien relasi oleh Spearman, yaitu: 6 - ∑ d2 Rho =
1N (N2 – 1 )
Pengujian hipotesis korelasi Spearman ini menggunakan peranti lunak SPSS Versi 15.0. Hasil uji korelasi bivariat Spearman diperoleh sebesar :
Tabel 30 Hasil Uji Korelasi antara Acara Talkshow Kick Andy dan Wawasan Mahasiswa USU Correlations Acara Talkshow Wawasan Kick Mahasiswa Andy USU Acara Talkshow Kick Andy
Wawasan Mahasiswa USU
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
1
.490(**)
90
.000 90
.490(**)
1
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Sig. (2-tailed) .000 N 90 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
90
Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel 28 di atas, maka diketahui besar korelasi Spearman (rho) adalah 0,490. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,490 menunjukkan hubungan cukup berarti. Untuk melihat besarnya kekuatan pengaruh (Kp) yang ditimbulkan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU, maka digunakan rumus : Kp = (rs)2 x 100% Kp = (0,490)2 x 100% Kp = 0,240 x 100% Kp = 24% Maka dapat disimpulkan, bahwa kekuatan dari acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV adalah 24% dalam mempengaruhi wawasan mahasiswa USU. Hal tersebut bermakna bahwa hanya 24% wawasan mahasiswa USU dipengaruhi oleh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Selebihnya, yaitu 76% wawasan mahasiswa USU dipengaruhi oleh faktor lain.
IV.6 Pembahasan Setelah peneliti menganalisis setiap data dari kuesioner, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi Spearman. Hipotesis yang diajukan diharapkan dapat menunjukkan apakah terdapat pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU. Berdasarkan hasil penelitian, dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Spearman antara dua variabel, yaitu acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV (X) dan wawasan mahasiswa USU (Y), maka diperolehlah rs sebesar 0,490. Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Sesuai dengan kaidah Spearman, apabila rs>0 maka hipotesis diterima, yakni terdapat hubungan antara pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV
terhadap
wawasan mahasiswa USU. Hasil tersebut sekaligus juga menolak H0 yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU. Skala Guilford dapat digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antara kedua variabel dalam penelitian ini. Dari hasil penghitungan, nilai rs adalah 0,490. Maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara kedua variabel dalam penelitian ini, yaitu acara talkshow “Kick andy” di Metro TV dan wawasan mahasiswa USU. Tahap selanjutnya adalah mencari besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel X dan variabel Y, yaitu dengan menggunakn rumus : Kp = (rs)2 x 100% Kp = (0,490)2 x 100% Kp = 0,240 x 100% Kp = 24% Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam penelitian ini adalah sebesar 24%. Sedangkan 76% bersumber dari faktor lain. Hasil dan pengujian hipotesis merupakan tahap akhir dari keseluruhan analisis data. Setelah seluruh nilai-nilai diperoleh, maka akan dilanjutkan dengan memberikan kesimpulan dan saran atas penelitian ini, yaitu dalam bagian penutup pada BAB V.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan 1. Para responden memiliki respon yang positif terhadap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, hal ini dapat dilihat dari : Penilaian para responden terhadap materi
yang ditayangkan dalam acara
talkshow “Kick Andy” di metro TV adalah bagus Aktualisasi materi acara dalam tayangan talkshow “Kick Andy” di Metro TV bersifat aktual Tingkat kepuasan para responden terhadap pembahasan materi dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV adalah memuaskan Penilaian para responden terhadap tingkat kejelasan materi dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV adalah jelas Para responden berpendapat bahwa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV memiliki daya tarik materi acara, daya tarik simpati dan daya tarik hiburan Para responden berpendapat bahwa setelah menonton program acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV maka wawasan mereka semakin meningkat 2. Materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV bersifat unik, menarik, tidak bersifat monoton dan terpusat terhadap satu permasalahan saja. 3. Acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV menghadirkan beberapa tokoh penting yang akan menjadi narasumber pada saat acara berlangsung. 4. Acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV merupakan salah satu program acara talkshow televisi di Indonesia yang bermutu dalam meningkatkan wawasan Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
pemirsanya, khususnya
mahasiswa USU yang merupakan responden dalam
penelitian ini. V.2 Saran 1. Diharapkan kepada Metro TV sebagai stasiun televisi swasta yang menayangkan program acara talkshow “Kick Andy”, agar semakin kreatif dan menarik dalam memilih materi acara yang akan ditayangkan dan diharapakan juga dalam menghadirkan tokoh yang akan dijadikan narasumber haruslah dapat menguasai materi acaranya, sehingga para pemirsa yang menyaksikannya akan merasa puas dan jelas terhadap pesan yang diterimanya 2. Diharapkan kepada Andy F. Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV harus lebih baik lagi meningkatkan penampilannya dalam menguasai dan menyajikan materi acara yang akan disampaikan, sehingga pemirsa merasa puas ketika menyaksikan acara tersebut. 3. Diharapkan kepada para responden untuk lebih selektif lagi dalam memilih program acara yang akan ditontonnya di televisi
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Daftar Pustaka Ardianto, Elvinaro dan Lukti Komala. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Arifin, Anwar. 2003. Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Bertens, K. 2005. Metode belajar untuk Mahasiswa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Bulaeng, Andi.2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta : Andi. Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial, Format Kuantitatif dan Kualitiatif. Surabaya : Airlangga University Press. Darwanto. 2005. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Effendy, Onong Uchjana. 2002. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Kriyanto, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana. Kuswandi, Wawan.1996. Komunikasi Masa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta Mulyana. Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT: Remaja Rosda Karya. Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Nurrudin. 2004.Komunikasi Massa. Malang : Cespur. Rahmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Rosdakarya. Singarimbun. Masri dan Sofyan Effendy. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES. Wahyudi, J.B. 1996. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Bandung : Alumni Bandung Sumber internet : www.ceritalily.blogspot.com www.kickandy.com www.kompas.com www.metrotvnews.com
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
KUESIONER Acara Talkshow “Kick Andy” dan Wawasan Mahasiswa (Studi Korelasional tentang Pengaruh Acara Talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadapWawasan Mahasiswa USU) Petunjuk Pengisian 1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis atau penelitian. 2. Baca dan jawablah semua pertanyaan secara teliti dan jujur. Kerahasiaan jawaban dijaga. 3. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang Anda anggap benar. 4. Kotak kode di sebelah kanan pertanyaan mohon jangan diisi. 5. Terima kasih atas partisipasinya.
1. Karakteristik Responden No Responden : 1. Jenis Kelamin 1. Pria 2. Wanita
2. Usia 1. 19 – 20 tahun 2. 21 – 22 tahun
3. Fakultas 1. Kedokteran 2. ISIP
2. Acara Talkshow Kick Andy di Metro TV a. Tema/materi acara 4. Menurut penilaian Anda, bagaimanakah materi acara yang disampaikan dalam tayangan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV? 1. Tidak bagus Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
2. Bagus 3. Sangat bagus
5. Menurut Anda, materi/tema acara apa yang paling Anda minati dalam program acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV? NO Materi
Tidak Suka
Suka
Sangat Suka
1 Materi ekonomi 2 Materi Pendidikan 3 Materi Budaya 4 Materi Sosial 5 Materi Politik
6. Menurut penilaian Anda, bagaimanakah pembahasan materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di metro TV? 1. Tidak memuaskan 2. Memuaskan 3. Sangat memuaskan
b. Waktu penayangan 7. Menurut Anda, apakah jam tayang program acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV yakni pada pukul 21.30 s/d 23.00 WIB sudah sesuai? 1. Tidak sesuai 2. Sesuai 3. Sangat sesuai
8. Menurut Anda,
apakah hari penayangan program acara talkshow “Kick
Andy” di Metro TV, yakni pada hari Jumat malam dan siaran ulangnya pada hari Minggu siang sudah sesuai? 1
Tidak sesuai
2
Sesuai
3
Sangat sesuai
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
9. Menurut Anda, apakah durasi jam tayang program acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV yakni sekitar satu setengah jan (90 menit) sudah sesuai? 1
Tidak sesuai
2
Sesuai
3
Sangat sesuai
c. Kejelasan materi acara 10. Bagaimana pendapat Anda terhadap kejelasan materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV? 1. Tidak jelas 2. Jelas 3. Sangat jelas
11. Bagaimana pendapat Anda terhadap aktualisasi materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV? 1. Tidak aktual 2. Aktual 3. Sangat aktual
12. Apakah materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dapat menarik perhatian Anda? 1. Tidak menarik perhatian 2. Menarik perhatian 3. Sangat menarik perhatian
13. Apakah materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dapat menarik simpati Anda? 1. Tidak menarik simpati 2. Menarik simpati 3. Sangat menarik simpati
14. Apakah materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dapat menghibur Anda? Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
1. Tidak menghibur 2. Menghibur 3. Sangat menghibur
d. Penampilan pembawa acara dan narasumber 15. Menurut Anda, bagaimanakah penampilan Andy F. Noya sebagai pembawa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV? 1. Tidak menarik 2. Menarik 3. Sangat menarik
16. Menurut Anda, bagaimanakah penguasaan materi acara dari Andy F. Noya sebagai pembawa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV? 1. Tidak menguasai 2. Menguasai 3. Sangat menguasai
17. Menurut Anda, bagaimanakah cara penyampaian materi acara oleh Andy F. Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV? 1
Tidak menarik
2
Menarik
3
Sangat menarik
18. Menurut Anda, bagaimanakah sikap Andy F. Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV ketika berbicara kepada narasumber? 1. Tidak bersahabat 2. Bersahabat 3. Sangat bersahabat
19. Menurut Anda, bagaimanakah penampilan para narasumber yang dihadirkan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV? 1
Tidak menarik
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
2
Menarik
3
Sangat menarik
20. Menurut Anda, bagaimanakah cara penyampaian informasi oleh para narasumber yang dihadirkan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV? 1
Tidak baik
2
Baik
3
Sangat baik
3. Wawasan Mahasiswa 21. Berikut ini adalah beberapa tujuan Anda dalam menonton acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, tujuan mana yang menjadi pilihan Anda NO Tujuan Menonton
Tidak
Sering
Pernah
Sangat Sering
1 Meningkatkan Wawasan 2 Mencari Hiburan 3 Mengusir Rasa Bosan 4 Mengisi Waktu Luang
22. Apakah dengan menonton program acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, maka wawasan Anda terhadap materi acaraq yang disampaikan semakin meningkat? 1. Tidak meningkat 2. Meningkat 3. Sangat meningkat
23. Berikut ini adalah materi acara yang pernah disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, materi acara apa yang menjadi pilihan Anda dalam meningkatkan wawasan setelah menontonnya? NO
1
Materi Acara
Tidak Meningkatkan Wawasan
Meningkatkan Wawasan
Sangat Meningkatkan Wawasan
Pewaris Tahta yaitu materi acara yang mambahas tentang keunikan
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
2
3
4
5
6
para sultan di zaman modern dan mengenang kejayaan masa kerajaan serta eksistensinya di masa sekarang. AIDS yaitu materi acara yang membahas tentang pecandu narkoba yang telah sembuh dari ketergantungan dan kini aktif menjadi relawan. Megawaty Berbicara yaitu materi acara yang membahas tentang Megawaty Soekarnoputri yang merupakan presiden kelima sekaligus presiden perempuan pertama di Republik Indonesia. Kasih Ibu yaitu materi acara yang membahas tentang kasih seorang ibu dalam membesarkan anak-anaknya yang memiliki keterbatasan fisik dan psikis. Karikatur Politik yaitu materi acara yang membahas tentang karikatur orisinil karya anak bangsa yang memuat banyak sindiran, teguran, dan protes terhadap keadan melalui gambar yang menggelitik. God Bless Return yaitu materi acara yang membahas tentang perjalanan God Bless dan obsesi mereka untuk mengeluarkan album di tahun
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
7
2009. Ketika Maut Menjemput yaitu materi acara yang membahas tentang kisah-kisah manusia dalam menghadapi kematian.
Raw Data Acara Talkshow “Kick Andy” di Metro TV dan Wawasan Mahasiswa USU No
X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Y 43 48 45 42 44 43 43 53 50 43 42 39 42 44 47 44 43 43 50 49 43 45 46 42 38 44 46 45 37 42 37 40 38 45 45 44 41 45 42 47
24 24 26 26 23 24 23 32 32 24 24 25 24 24 25 24 24 26 25 25 23 22 25 22 25 27 23 23 23 22 29 21 23 35 24 24 24 28 24 27
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
43 44 44 49 54 59 44 46 43 46 45 43 45 46 44 44 46 41 45 44 45 40 40 41 48 55 42 41 48 47 47 42 48 50 43 42 44 47 46 45 48 42 53 43 44 47 41 45 44 43
26 27 25 27 27 29 24 24 22 23 26 25 27 23 25 25 23 24 22 25 23 22 24 23 22 35 24 21 25 26 28 23 26 25 24 26 24 28 24 22 27 30 30 22 25 27 25 26 23 26
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Tabel Foltron Cobolt N Kara Acara Talkshow “Kick Andy” di Metro TV o kteris tik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3 3 2 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 7 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 8 1 2 1 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 9 1 2 1 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 0 1 1 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2 1 4 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 5 2 1 1 3 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 6 1 1 1 2 2 3 3 3 2 3 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 7 2 1 1 2 1 2 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 8 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 9 1 2 1 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 0 1 2 1 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 2 1 3 2 3 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 1 3 2 2 2 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 6 1 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
Wawasan Mahasiswa
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
2 3 2 1 2 1 2 2 2 3 3
2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2
2 5 2 3 2 3 3 2 2 3 3
2 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 7 2 1 2 1 2 2 2 2 2
2 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 0 2 2 2 2 1 1 2 3 3
3 1 2 3 3 3 2 2 2 3 3
3 2 2 1 2 2 2 2 1 3 3
3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3
3 4 2 2 3 2 2 3 3 3 3
3 5 2 2 2 2 2 2 1 3 3
3 6 2 2 2 3 1 2 2 3 3
1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 1 2 2 2 3
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
2 7 2 8 2 9 3 0 3 1 3 2 3 3 3 4 3 5 3 6 3 7 3 8 3 9 4 0 4 1 4 2 4 3 4 4 4 5 4 6 4 7 4 8 4 9 5 0 5 1 5 2 5 3 5 4 5 5
2 2 1 3 2 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 2 1 3 2 3 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 3 1 2 1 2 1 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 3 2 1 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 1 2 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 3 2 2 2 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 3 1 2 1 1 1 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 3 1 1 1 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 1 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 1 1 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 2 2 3 2 3 1 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
5 6 5 7 5 8 5 9 6 0 6 1 6 2 6 3 6 4 6 5 6 6 6 7 6 8 6 9 7 0 7 1 7 2 7 3 7 4 7 5 7 6 7 7 7 8 7 9 8 0 8 1 8 2 8 3 8 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 1 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 3 1 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 3 1 2 3 2 3 1 1 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 1 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 3 1 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 1 3 1 1 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
8 5 8 6 8 7 8 8 8 9 9 0
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 1 3 2 1 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
BIODATA PENULIS Nama
:
Sri Wulandari
Tempat/Tanggal Lahir
:
Medan, 7 April 1987
Anak Ke
:
1 dari 2 bersaudara
1. Ayah
:
Mahruzar, SE
2. Ibu
:
Susilawaty
1993-1998
:
SD Al-azhar Medan
1998-2001
:
SLTP Al-azhar Medan
2001-2004
:
SMA Negeri 2 Medan
2005-2009
:
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Nama Orang Tua
Riwayat pendidikan
Politik, Unuversitas Sumatera Utara
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009