Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Surat Kabar (Studi Analisis Isi Pelanggaran Pasal 4 dan Pasal 5 Kode Etik Jurnalistik dalam Rubrik Siantar Raya Surat Kabar Siantar 24 Jam Edisi Januari 2013)
Handian Sang Maima Hutabarat Abstrak Penelitian ini berjudul “Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Penerapan Pasal 4 dan Pasal 5 Kode Etik Jurnalistik di Rubrik Siantar Raya dalam Surat Kabar Siantar 24 Jam Edisi Januari 2013). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa banyak berita yang melanggar Kode Etik Jurnalistik, khususnya Pasal 4 dan 5, dalam rubrik Siantar Raya harian Siantar 24 Jam edisi Januari 2013 dan bagaimana bentuk pelanggaran tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah positivisme, berita, jurnalistik, pers, etika jurnalistik, Kode Etik Jurnalistik serta kebebasan dan tanggung jawab. Data penelitian diperoleh melalui studi kepustakaan dan studi dokumenter. Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel adalah teknik sampel total, yaitu dengan memakai seluruh populasi dalam pelaksanaan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah harian Siantar 24 Jam edisi Januari 2013 yang berjumlah 27 eksemplar. Sampel yang terpilih dalam penelitian ini berjumlah 157 berita. Sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan rumus / formula Holsti. Hasil penelitian menunjukan bahwa tema-tema berita yang paling sering ditampilkan adalah tema kriminalitas. Hal ini ditunjukkan dengan persentase tema berita perampokan (20,4%), kecelakaan (17,2%) serta penganiayaan (11,5%) yang cukup tinggi dibandingkan tema berita lainnya. Dalam meneliti penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 4 dan 5 di rubrik Siantar Raya harian Siantar 24 Jam, peneliti masih menemukan adanya pelanggaran. Misalnya dalam kategori tulisan sadis (7,6%), tulisan cabul (1,9%), foto sadis (5,1%), penyebutan identitas korban kejahatan asusila (2,5%), penyebutan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan (1,9%), menampilkan identitas (foto) korban kejahatan asusila (1,3%) dan menampilkan identitas (foto) anak yang menjadi pelaku kejahatan (1,3%). Sedangkan untuk kategori tulisan bohong dan fitnah serta foto cabul tidak diketemukan pelanggaran sama sekali. Kata kunci : Kode Etik Jurnalistik, surat kabar, berita, pers Latar Belakang Masalah Dalam suatu kesempatan, peneliti membaca salah satu surat kabar yang ada di kota Siantar, yaitu Siantar 24 Jam. Siantar 24 Jam merupakan surat kabar yang berdiri sejak 1 Desember 2008. Usianya memang masih terbilang cukup muda. Namun, ternyata Siantar 24 Jam terbukti mampu bersaing dalam merebut hati pembaca. Terbukti dari jumlah oplahnya yang mencapai 8.000 eksemplar setiap hari (berdasarkan data tahun 2012). Oplah tersebut terbilang cukup banyak untuk ukuran surat kabar yang baru berdiri selama lima tahun (Sumber: Siantar 24 Jam). Sebagai salah satu surat kabar yang cukup dikenal oleh masyarakat SiantarSimalungun, tentu wartawan di harian Siantar 24 Jam haruslah mematuhi berbagai
peraturan mengenai pers seperti Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik untuk menjaga kredibilitas mereka. Profesionalisme para wartawan dan kualitas isi dari berita haruslah diawasi dan dijaga. Namun, peneliti menemukan beberapa hal menarik ketika membaca harian Siantar 24 Jam ini, yakni masih ada ditemukan berita yang melanggar Kode Etik Jurnalistik. Selain itu tema-tema yang sering ditampilkan merupakan tema kriminalitas. Setelah melihat beberapa hal tersebut, kemudian peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai penerapan Kode Etik Jurnalistik, khususnya pasal 4 dan pasal 5 serta tema-tema yang sering ditayangkan dalam harian Siantar 24 Jam. Tujuannya adalah untuk mengetahui tema-tema apa saja yang paling sering dimunculkan dan berapa banyak berita yang melanggar pasal 4 dan 5 Kode Etik Jurnalistik, khususnya dalam rubrik Siantar Raya. Rubrik Siantar Raya dipilih karena berita yang ditampilkan memiliki unsur proximity (kedekatan) dengan pembacanya. Perumusan Masalah Berdasarkan konteks masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 4 dan Pasal 5 dalam pemberitaan di rubrik Siantar Raya pada surat kabar Siantar 24 Jam edisi Januari 2013?”. Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut : 1. Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik yang diteliti terbatas hanya pada Pasal 4 dan Pasal 5. 2. Berita-berita yang diteliti terbatas hanya pada berita-berita di rubrik Siantar Raya edisi Januari 2013. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini antara lain : 1. Mengetahui tema-tema berita yang paling sering ditonjolkan atau ditampilkan di rubrik Siantar Raya pada harian Siantar 24 Jam edisi Januari 2013. 2. Mengetahui jumlah berita yang melanggar Kode Etik Jurnalistik Pasal 4 dan Pasal 5 dalam pemberitaan di rubrik Siantar Raya pada harian Siantar 24 Jam edisi Januari 2013. 3. Mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran Kode Etik Jurnalistik, khususnya Pasal 4 dan Pasal 5, dalam pemberitaan di rubrik Siantar Raya pada harian Siantar 24 Jam edisi Januari 2013. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Pers, Jurnalistik dan Kode Etik Jurnalistik Menurut Undang-Undang no. 40 tahun 1999, pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan
segala jenis saluran yang tersedia. Jurnalistik adalah semacam kepandaian mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya (Amar, 1984). Onong Uchjana Effendy mengemukakan bahwa jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai pada menyebar luaskan kepada masyarakat (Effendy, 2003). Secara umum Kode Etik Jurnalistik berarti, himpunan atau kumpulan mengenai etika di bidang jurnalistik yang dibuat oleh, dari dan untuk kaum jurnalis (wartawan) sendiri. Dengan kata lain, Kode Etik Jurnalistik dibuat oleh kaum jurnalis (wartawan) sendiri dan berlaku juga hanya terbatas untuk kalangan jurnalis (wartawan) saja. Tiada satu orang atau badan lain pun yang diluar yang ditentukan oleh Kode Etik Jurnalistik tersebut terhadap para jurnalis (wartawan), termasuk menyatakan ada tidak pelanggaran etika berdasarkan Kode Etik Jurnalistik itu (Sukardi, 2012:324). Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi kuantitatif. Menurut Neuendorf (2002), analisis isi adalah sebuah peringkasan (summarizing), kuantifikasi dari pesan yang didasarkan pada metode ilmiah (diantaranya objektif-intersubjektif, reliabel, valid, dapat digeneralisasikan, dapat direplikasi dan pengujian hipotesis) dan tidak dibatasi untuk jenis variabel tertentu atau konteks di mana pesan dibentuk dan ditampilkan. Analisis isi kuantitatif ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel dan dapat direplikasi. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nawawi, 1995: 141). Dalam penelitian ini populasi yang akan dijadikan objek penelitian adalah harian Siantar 24 Jam edisi Januari 2013 yang berjumlah 27 eksemplar, dengan catatan tanggal 1-3 Januari dan tanggal 24 Januari libur (tidak terbit). Sampel Sampel merupakan sebagian dari populasi yang menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 1995: 141). Berdasarkan populasi tersebut, maka sampel yang digunakan adalah berita-berita di Rubrik Siantar Raya pada harian Siantar 24 Jam edisi Januari 2013, yakni berjumlah 157 berita. Teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel adalah teknik sampel total, yaitu dengan memakai seluruh populasi dalam pelaksanaan penelitian. Sampel dibuat berdasarkan teknik Guido H. Stempel, dimana dia mengemukakan bahwa sampel yang terdiri dari 6, 12, 24, 48 edisi surat kabar apabila diperbandingkan, maka terdapat suatu kesimpulan bahwa penambahan ukuran sampel di atas 12 terbitan tidak membawa perbedaan yang berarti dalam hasil penelitian (Flournoy, 1989). Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995: 263). Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan: a. Penyusunan Kategorisasi b. Coding c. Uji Reliabilitas
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Data Berita-berita yang terpilih tadi kemudian dilihat berdasarkan pasal 4 dan 5 Kode Etik Jurnalistik. Untuk mengukur apakah kedua pasal ini telah dijalankan dengan baik, peneliti melihatnya dari segi tulisan dan gambar (foto) dalam berita yang dijadikan sampel. Berikut merupakan hasil yang peneliti temukan dalam pengkodingan : 1. Tema Berita Kode Koding
Frekuensi (F)
Persentase (%)
2 18 27 13 7 32 2 6 1 4 2 13 4 1 1 1 2 2 3 1 12 1 2 157
1.3 11.5 17.2 8.3 4.5 20.4 1.3 3.8 0.6 2.5 1.3 8.3 2.5 0.6 0.6 0.6 1.3 1.3 1.9 0.6 7.6 0.6 1.3 100
Pembunuhan Penganiayaan Kecelakaan Narkoba / Miras Pemerkosaan / Pencabulan Perampokan / Pencurian Mayat Ditemukan Korupsi Bunuh Diri Lalu Lintas Perusakan / Kerusuhan Penipuan / Penggelapan Kegiatan Organisasi / LSM Olahraga Pembuangan Bayi Balapan Liar Pencemaran Lingkungan Penculikan Pengadilan / Persidangan Kasus Kebakaran Perjudian Perbuatan Tidak Menyenangkan Orang Hilang Jumlah
2. Tulisan Bohong dan Fitnah Kode Koding Ada tulisan bohong
Frekuensi (F) 0
Persentase (%) 0
Tidak ada tulisan bohong Tidak jelas Jumlah
157 0 157
100 0 100
Frekuensi (F) 12 145 0 157
Persentase (%) 7.6 92.4 0 100
Frekuensi (F) 3 154 0 157
Persentase (%) 1.9 98.1 0 100
Frekuensi (F) 8 147 2 157
Persentase (%) 5.1 93.6 1.3 100
Frekuensi (F) 0 157 0 157
Persentase (%) 0 100 0 100
3. Tulisan Sadis Kode Koding Ada tulisan sadis Tidak ada sadis Tidak jelas Jumlah
4. Tulisan Cabul Kode Koding Ada tulisan cabul Tidak ada tulisan cabul Tidak jelas Jumlah
5. Foto Sadis Kode Koding Ada foto sadis Tidak ada foto sadis Tidak jelas Jumlah
6. Foto Cabul Kode Koding Ada foto cabul Tidak ada foto cabul Tidak jelas Jumlah
7. Menyebutkan dan Menyiarkan Identitas Korban Kejahatan Asusila Kode Koding Ada penyebutan atau penyiaran identitas korban kejahatan asusila Tidak ada penyebutan atau penyiaran identitas korban kejahatan asusila Tidak jelas Jumlah
Frekuensi (F)
Persentase (%)
4
2.5
153
97.5
0 157
0 100
8. Menyebutkan Identitas Anak yang Menjadi Pelaku Kejahatan
Kode Koding Ada penyebutan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan Tidak ada penyebutan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan Tidak jelas Jumlah
Frekuensi (F)
Persentase (%)
3
1.9
154
98.1
0 157
0 100
9. Menampilkan Identitas (Foto) Korban Kejahatan Asusila Kode Koding Ada menampilkan identitas (foto) korban kejahatan asusila Tidak ada menampilkan identitas (foto) korban kejahatan asusila Tidak jelas Jumlah
Frekuensi (F)
Persentase (%)
2
1,3
155
98.7
0 157
0 100
10. Menampilkan Identitas (Foto) Anak yang Menjadi Pelaku Kejahatan Kode Koding Ada menampilkan identitas (foto) anak yang menjadi pelaku kejahatan Tidak ada menampilkan identitas (foto) anak yang menjadi pelaku kejahatan Tidak jelas Jumlah
Frekuensi (F)
Persentase (%)
2
1.3
155
98.7
0 157
0 100
Pembahasan Berdasarkan hasil temuan peneliti, tema berita yang paling sering dimunculkan dalam Rubrik Siantar Raya di harian Siantar 24 Jam edisi Januari 2013 adalah tema perampokan / pencurian, yaitu sebanyak 32 item berita atau persentase sebesar 20,4%. Selain perampokan, tema kecelakaan juga cukup sering dimunculkan, terlihat dari persentasenya yang mencapai 17,2%. Dapat dikatakan bahwa secara garis besar, tematema berita yang disajikan dalam rubrik Siantar Raya adalah tema kriminal (kriminalitas). Dalam kategori berita bohong dan fitnah, tidak ditemukan pelanggaran sama sekali. Artinya, wartawan Siantar 24 Jam sudah menyajikan berita-berita yang real, sesuai fakta tanpa ada unsur fitnah atau bohong di dalamnya. Biasanya, berita fitnah atau bohong berisi tulisan yang memojokkan atau mendiskreditkan pihak tertentu. Tak
jarang berita bohong dan fitnah juga disertai tulisan-tulisan yang mendramatisir atau sensasional. Berdasarkan diagram yang telah peneliti cantumkan, ada beberapa berita di rubrik Siantar Raya yang mengandung tulisan sadis, yakni sebanyak 12 berita. Tulisan sadis memiliki efek negatif karena tidak semua pembaca dapat menerima dengan baik penggambaran kekejaman tersebut. Berikut merupakan contoh tulisan yang mengandung unsur kekejaman dalam rubrik Siantar Raya : Syamsudin yang emosi menghujamkan sebilah pisau sabit ke perut Miller hingga ususnya terburai keluar. Melihat Miller terkapar bersimbah darah, warga langsung membawanya ke RSUD dr Djasamen Saragih untuk mendapat perawatan. Sementara Syamsudin langsung kabur melarikan diri dan sembunyi di dalam rumahnya. (“Mabuk Tuak, Bapak 5 Anak Tikam Perut Tetangga”, Siantar 24 Jam, 17 Januari 2013). Dalam kategori tulisan cabul, peneliti menemukan pelanggaran sebesar 1,9 persen. Artinya, masih ada tulisan erotis yang dapat membangkitkan nafsu birahi pembaca. Berikut merupakan salah satu contoh berita yang mengandung tulisan cabul : Nah, saat hendak pulang ke Sukosari, di tempat yang sama, ketiga gadis ini kembali bertemu dengan Robert dan Bibit. Diduga karena aksi mereka pertama berjalan mulus, disitu kedua centeng tersebut langsung meremas payudara Suci dan Sri, bahkan nyaris membuat mereka terjatuh dari atas kereta.” (“Remas Dada Kembang Desa 2 Centeng Sipef Dipolisikan”, Siantar 24 Jam, 15 Januari 2013) Dalam kategori foto sadis, terlihat persentase pelanggaran yang terjadi sebesar 5,1 persen. Biasanya foto sadis itu tersaji dengan menampilkan foto-foto korban kecelakaan yang masih bersimbah darah tanpa sensor sama sekali. Berikut merupakan contoh foto sadis yang ditampilkan dalam rubrik Siantar Raya :
Sedangkan foto-foto cabul tidak diketemukan dalam rubrik Siantar Raya edisi Januari 2013. Hal ini merupakan suatu raihan positif mengingat efek negatif yang dapat ditimbulkan jika foto-foto cabul ditampilkan. Siantar 24 Jam juga harus ingat bahwa surat kabar memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah fungsi mempengaruhi. Apabila surat kabar menampilkan foto-foto cabul, dikhawatirkan akan mempengaruhi perilaku pembacanya. Peneliti masih menemukan adanya penyebutan / penyiaran identitas korban kejahatan asusila. Walaupun frekuensinya kecil, hanya 2,5 persen, namun tetap saja hal
tersebut sudah melanggar Kode Etik Jurnalistik Pasal 5. Begitu juga dengan kategori penyebuan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan. Peneliti masih menemukan adanya pelanggaran, yakni dalam tiga item berita. Pelanggaran ini tentu tidak bisa ditolerir mengingat masa depan anak yang disebutkan identitasnya bisa terganggu. Wartawan Siantar 24 Jam terbukti menampilkan foto korban kejahatan asusila. Foto korban ditampilkan tanpa sensor sedikitpun. Berdasarkan tabel di atas, masih ada dua berita yang menampilkan foto korban kejahatan asusila dan foto anak yang menjadi pelaku kejahatan. Berikut merupakan contoh foto yang menampilkan korban kejahatan asusila dan foto yang menampilkan anak yang menjadi pelaku kejahatan :
Kesimpulan Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tema-tema yang paling sering dimunculkan dalam rubrik Siantar Raya sebagian besar merupakan tema-tema kriminal. Hal ini dapat kita lihat dari tiga tema berita yang paling sering ditampilkan, yaitu perampokan / pencurian, kecelakaan dan penganiayaan. Bahkan berita-berita dengan tema non-kriminal porsinya kurang dari lima persen. 2. Penerapan Kode Etik Jurnalistik pasal 4 dan pasal 5 di rubrik Siantar Raya harian Siantar 24 Jam sudah berjalan dengan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan kecilnya persentase terjadinya pelanggaran di beberapa kategori. Tidak ada persentase pelanggaran yang mencapai sepuluh persen. Bahkan untuk kategori berita bohong, berita fitnah dan foto cabul tidak diketemukan pelanggaran sama sekali. Meski persentase pelanggaran Kode Etik Jurnalistik pasal 4 dan 5 kecil, namun peneliti masih menemukan beberapa pelanggaran yang cukup fatal dan mampu memberikan efek yang negatif terhadap pembaca. 3. Bentuk-bentuk pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 4 dan 5 yang terdapat di dalam rubrik Siantar Raya antara lain masih ditampilkannya tulisan dan fotofoto sadis (biasanya korban kecelakaan), menampilkan tulisan cabul, penyiaran identitas korban kejahatan asusila (tulisan dan foto) serta menanyangkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan (tulisan dan foto). Dari beberapa pelanggaran tersebut, peneliti melihat bahwa pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 4 yang paling banyak ditemukan, khususnya dalam kategori tulisan sadis
dan penayangan foto sadis. Ternyata wartawan Siantar 24 Jam masih melakukan penggambaran serta dramatisasi dalam pemberitaan yang mengandung unsur sadisme atau kekejaman. Selain itu, banyak juga ditemukan foto-foto sadis yang ditampilkan tanpa sensor sama sekali. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan sejumlah saran yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan, perbaikan atau penguatan terhadap masyarakat atau pihak yang diteliti, sebagai berikut: 1. Siantar 24 Jam selaku lembaga pers yang sudah dipercaya oleh masyarakat sudah seharusnya menerapkan Kode Etik Jurnalistik dalam setiap pemberitaannya. Oplah Siantar 24 Jam yang naik dari tahun ke tahun mesti disertai dengan kualitas pemberitaan dan rasa tanggung jawab yang besar untuk menghadirkan informasi yang faktual dan objektif. 2. Dari segi tema, Siantar 24 Jam juga harus menyajikan berita-berita secara lebih merata dan berkeseluruhan. Dalam rubrik Siantar Raya misalnya, tema berita yang ditonjolkan tidak mesti dari kategori kriminalitas saja. Wartawan harus lebih kreatif dan mampu melihat nilai berita dari setiap kejadian atau peristiwa. Wartawan Siantar 24 Jam dapat juga memasukkan berita yang mengandung unsur human interest, pendidikan, ekonomi atau pembangunan.
Daftar Referensi Ardianto, Elvinaro & Lukiati Komala. (2004). Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Eriyanto. (2011). Analisis Isi : Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana. Krippendorf, Klaus. (1991). Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodenya. Jakarta : Rajawali Press Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Kencana. Kusumaningrat, Hikmat & Purnama Kusumaningrat. (2006). Jurnalistik : Teori dan Praktik. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mondry. (2008). Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor : Ghalia Indonesia. Mufid, Muhamad. (2009). Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta : Kencana Sukardi, Wina Armada. (2012). Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Jakarta : Dewan Pers. Vardiansyah, Dani. (2008). Filsafat Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Jakarta : Indeks.