PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK IPA TERPADU BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT Ardian Asyhari1 , Widya Wati2 , Irwandani3 , Nani Umi Saidah4 1,2,3,4
Pendidikan Fisika, IAIN Raden Intan Lampung, Bandar Lampung
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tidak adanya Lembar Kerja Peserta Didik yang mendukung pembelajaran IPA Terpadu pada tema indera pendengaran dan sistem sonar pada makhluk hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan, menguji kelayakan, mengetahui respons peserta didik, dan memaparkan karakteristik Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA Terpadu berbasis inkuiri terbimbing yang terintegrasi pendidikan karakter melalui Four Steps Teaching Material Development (4S TMD). Penelitian ini dilakukan dengan metode Research and Development (R&D) dengan tahapan seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Berdasarkan uji kelayakan produk, yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kelayakan kegrafikan, LKPD yang dikembangkan terkategori “Sangat Layak”. Karakteristik LKPD yang dikembangkan meliput i kedekatan tema ajar dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, kesesuaian LKPD dengan BSNP, dan karakteristik LKPD yang mendukung pendidikan karakter. Respons peserta d idik terhadap LKPD yang dikembangkan terkategori “Sangat Baik”. Produk dari penelitian ini adalah berupa Lembar Kerja Peserta Didik dengan tema sistem sonar pada makhluk hidup berbasis inkuiri terbimbing dan terintegrasi pendidikan karakter. Kata kunci : Lembar Kerja Peserta Didik , Pembelajaran IPA Terpadu, Inkuiri Terbimbing, Pendidikan Karakter
ABSTRACT This research was motivated by the absence of Worksheet Students that support learning Integrated Sciences on the theme of the sense of hearing and sonar systems in living things. This research aims to develop, test feasibility, knowing student’s responses, and describes the characteristics of Worksheet Students (LKPD) Integrated Science-based guided inquiry that integrates character education through the Four Steps Teaching Material Development (4S TMD). The Stages of Research and Development (R&D) was the selection process, structure, characterization, and didactic reduction. Based on the due diligence of products, namely the feasibility of the content, presentation, language, and graphic feasibility, LKPD categorized as "Very Decent". Characteristics include proximity LKPD developed the theme of teaching with everyday life learners, LKPD conformity with National Education Standards and LKPD characteristics that support character education. Response learners to LKPD categorized as "Very Good". The products of this research is in the form of Worksheet Students with themes so nar system in living organisms based guided inquiry and integrated character education. Keywords: Worksheet Students, Learning Integrated Science, Guided Inquiry, Character Education
PENDAHULUAN Bahan ajar dikembangkan
berdasarkan pada kebutuhan
yang dapat
mendukung pembelajaran. Banyak penelitian tentang pengembangan bahan ajar yang terfokus pada learning object. Learning object pada lingkup pendidikan yang dimaksud adalah berupa bahan yang dapat digunakan ataupun digunakan kembali dalam pembelajaran, seperti rencana pembelajaran, video, buku, dll (Wang, 2006). Kebutuhan akan bahan ajar yang dapat mendukung pembelajaran IPA Terpadu menurut Yuliati (2013) sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan tidak tersedianya bahan ajar yang secara tepat memadukan fisika, biologi, dan kimia dalam satu pokok tema ajar. Kebutuhan akan bahan ajar IPA Terpadu juga bisa kita lihat pada gambar yang diperoleh dari Google Trend berikut ini.
Gambar 1. Grafik Pencarian Bahan Ajar IPA Terpadu Januari 2007-Januari 2016
LKPD menurut Trianto (2011) merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas yang didalamnya berisi petunjuk dan langkah- langkah untuk menyelesaikan tugas. LKPD dapat berupa panduan untuk latihan pengembanga n aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi. Menurut Depdiknas dalam panduan pelaksanaan materi pembelajaran SMP (2008), (1) LKPD dapat membantu peserta didik untuk menemukan suatu konsep dengan mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkrit, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari, memuat apa yang (harus) dilakukan peserta didik meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis, (2) membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, (3) Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung
berfungsi sebagai penuntun belajar, penguatan, dan juga berfungsi sebagai petunjuk praktikum. Bidang studi IPA diajarkan pada tataran SMP dalam bingkai pembelajaran terpadu. Secara umum,
pembelajaran
terpadu memiliki
kesamaan dengan
pembelajaran biasa, yang membedakannya secara mendasar adalah pembelajaran terpadu dalam pengemasan materi belajarnya tidak mengikuti struktur suatu disiplin ilmu atau mata pelajaran tertentu, tapi terjadi lintas bahasan bidang studi/topik bahasan bidang studi/topik bahasan yang dipadukan oleh suatu fokus tertentu (Hartati, 2015). Trianto (2014) menyatakan bahwa melalui pembelajaran terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Peserta didik akan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara meluruh (holistis), bermakna, autentik, dan aktif. Pembelajaran IPA SMP/MTS sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmia h (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup (BSNP, 2006). Pembelajaran inkuiri yang tepat untuk diberikan kepada peserta didik SMP adalah jenis inkuiri terbimbing (Yuniarita, 2014) karena Model inkuir i ini banyak dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberi petunjuk, baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri (Suparno, 2007). Pengintegrasian pendidikan karakter terhadap bahan ajar sebagai penunjang sarana pembelajaran, selain berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, juga telah sesuai dengan prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dikemukakan oleh Kemendiknas (2010), yaitu berkelanjutan, melalui semua mata pelajaran, nilai dikembangkan, dan dilakukan dengan aktif dan menyenangkan. Sehingga dengan prinsip ini, peserta didik dapat belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Four Step Teaching Materials Development (4S-TMD) menurut Anwar (2014), merupakan langkah pengolahan bahan ajar dengan tahapan berupa proses seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktis. Kelebihan dari 4S-TMD
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung
tidak hanya menyeleksi materi subjek dari sumber-sumber bahan ajar seperti buku teks atau buku referensi yang lain, tetapi juga dikembangkan nilai-nilai yang dapat digali oleh peserta didik saat mempelajari materi subjek tersebut. Tahapan 4S-TMD tidak berhenti pada proses seleksi, namun terdapat tiga tahapan lain yang digunakan untuk mengembangkan bahan ajar. Tiga tahapan tersebut masing- masing adalah: tahapan strukturisasi, tahapan karakterisasi dan tahapan reduksi yang tidak terdapat dalam cara mengolah bahan ajar lainnya. Ketiga tahapan ini merupakan tahapan lanjutan yang harus dilakukan guna mendapatkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tahapan perkembangan kognitif peserta didik. Dalam tiga tahapan lanjutan ini, melibatkan peserta didik untuk membangun struktur konsep dalam pikiran peserta didik, mengkarakterisasi konsep materi berdasarkan tingkat kesulitan menurut peserta didik, dan mengurangi tingkat kesulitan tersebut agar peserta didik dapat lebih paham dalam memahami konsep materi yang disajikan pada bahan ajar (Hendri, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan, menguji kelayakan, dan mengetahui respons peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA Terpadu berbasis inkuiri terbimbing yang terintegrasi pendidikan karakter melalui Four Steps Teaching Material Development (4S-TMD).
METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini menggunakan Research and Development (R & D) yang langkah-langkah pengembangannya mengadopsi Four Step Teaching Material Development menurut Anwar (2014) yaitu, (1) Seleksi, yaitu berupa studi literatur untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, sumber bahan ajar, dan studi konsep tentang tema sistem sonar pada makhluk hidup, (2) Strukturisasi, yaitu berupa proses penyusunan isi LKPD yang ditinjau dari aspek kognitif dan karakter berdasarkan indikator yang telah dikembangkan, (3) Karakterisasi, yaitu berupa proses uji coba terhadap konsepkonsep yang telah disusun pada tahapan sebelumnya, (4) dan reduksi didaktik, yaitu berupa proses mengurangi atau menghilangkan konsep yang dianggap sulit berdasarkan hasil pada tahap karakterisasi.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung
Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa metode penelitian R & D pada akhirnya akan menghasilkan produk tertentu. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah berupa LKPD IPA Terpadu dengan tema indera pendengaran dan sistem sonar pada makhluk hidup dengan sebelumnya melakukan pengujian kelayakan produk dan kelayakan bahan ajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini selain berupa instrumen validasi kelayakan isi, kegrafikan, kelayakan guna, dan respons peserta didik yang berupa data kuantitatif, juga terdapat instrume n penelitian yang digunakan pada setiap langkah pengembangan yang dilakukan berupa data kualitatif; pada tahap seleksi, instrumen yang digunakan adalah instrumen kesesuaian konsep, indikator, dan kesesuaian kompetensi dasar. Pada tahap strukturisasi,
instrumen yang digunakan adalah instrumen kesesuaian
sistematika LKPD, dan instrumen yang digunakan pada tahap karakterisasi adalah berupa instrumen untuk mengetahui keterpahaman terhadap kalimat. Penelitian ini melibatkan 2 orang ahli, yaitu ahli media dan ahli materi, 1 orang praktisi pendidikan, dan melibatkan 29 orang peserta didik pada MTs Ma’arif Tanjungsar i. Analisis data kualitatif dilakukan dengan mengkonversinya dalam skala kuantitatif dengan ketentuan yang terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Penskoran Data Kualitatif Kategori SS S R TS STS
Skor Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 5 1 4 2 3 3 2 4 1 5
Skor dari setiap pernyataan, seluruhnya dirata-ratakan dan dinyatakan dalam bentuk persentase capaian dengan menggunaka n rumus: %𝑆𝑆 =
̅̅̅ 𝑆𝑆 𝑥100% 𝑆𝑚
Keterangan: SS
= Skor rata-rata
Sm
= Skor maksimal Untuk menginterpretasikan persentase tanggapan, digunakan kriteria
yang terdapat pada Tabel 2. berikut ini:
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung
Tabel 2. Kriteria Tanggapan Tanggapan Responden (%) R=0 0 < R < 25 25 < R < 50 R = 50 50 < R < 75 75 < R < 100 R = 100
Kriteria Tak seorang pun Sebagian kecil Hampir setengah Setengah Sebagian besar Hampir seluruh Seluruh (Riduwan dalam Muslim, 2014)
Sedangkan untuk data kuantitatif yang diperoleh pada penelitian ini di analisis dengan metode persentase setiap aspek (Bramianto, 2014), dengan kriteria penilaian kelayakan LKPD yang di adaptasi dari Kemendikbud (2013) yang ditunjukkan pada Tabel 3. 𝑃𝑆𝐴 =
Σ𝐴𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑥100% Σ𝑎𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
Tabel 3. Kriteria Penilaian Kelayakan Bahan Ajar Persentase Penilaian 90% < x ≤ 100% 75% < x ≤ 90% 60% < x ≤ 75% ≤ 60%
Kriteria Kelayakan Sangat Layak Layak Cukup Layak Kurang Layak (Kemendikbud, 2013)
HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini adalah hasil dan pembahasan setiap tahap dari penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan dengan langkah 4S-TMD. 1. Tahap Seleksi Standar kompetensi dan kompetensi dasar pada tema indera pendengeran dan sistem sonar pada makhluk hidup yaitu: Standar Kompetensi : Memahami konsep getaran, gelombang,
bunyi,
dan pendengaran,
serta
penerapannya dalam sistem sonar pada hewan dan dalam kehidupan sehari-hari.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung
Kompetensi Dasar : 1. Mendeskripsikan konsep getaran, gelombang, bunyi, dan pendengaran, serta penerapannya dalam sistem sonar pada hewan dan dalam kehidupan sehari-hari 2. Melakukan pengamatan atau percobaan tentang getaran, gelombang, dan bunyi Indikator : 1. Menjelaskan hubungan antara struktur dan fungsi organ pendengaran pada manusia 2. Menjelaskan proses mendengar pada manusia 3. Menjelaskan hubungan antara periode dan frekuensi pada getaran 4. Membedakan karakteristik gelombang transversal dan gelombang longitudinal 5. Mendeskripsikan hubungan antara periode, frekuensi, cepat rambat gelombang, dan panjang gelombang 6. Menyebutkan karakteristik gelombang bunyi. 7. Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik. 8. Mengidentifikasi gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari. 9. Mendeskripsikan sistem sonar serta pemanfaatan sistem sonar dalam teknologi 10. Melakukan percobaan dan pengamatan tentang getaran. 11. Melakukan percobaan dan pengamatan tentang gelombang bunyi. Setelah melalui proses penilaian
kesesuaian konsep, indikator,
dan
kesesuaian kompetensi dasar oleh ahli, diketahui nilai yang diperoleh adalah 100 (R=100), artinya konsep, indikator, dan kompetensi dasar, seluruhnya telah sesuai. 2. Tahap Strukturisasi Berdasarkan hasil
seleksi SK, KD, Indikator,
dan nilai
karakter,
dikembangkanlah peta konsep yang dapat dijadikan sebagai acuan sistematika penyusunan
isi
LKPD. Peta konsep (Lampiran
1) disusun
berdasarkan
pertimbangan terhadap hirarki konsep yang terdapat pada tema indera pendengaran dan sistem sonar pada makhluk hidup.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung
Pembuatan
peta konsep dalam tahap strukturisasi
bertujuan
untuk
membangun struktur kognitif peserta didik berkaitan dengan materi / konsep yang akan dipelajari (Arifin, 2015). Pada tahap ini pula nilai karakter yang akan diintegrasikan di strukturisasi bersama Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar agar dapat menunjang pengembangan nilai- nilai karakter pada tiap hirarki konsep yang telah dipetakan. Karakter yang dipilih untuk diintegrasikan dalam LKPD ini menggunakan panduan pengembangan nilai oleh Kemendiknas (2010) untuk jenjang kelas 7-9, yaitu rasa ingin tahu, kerja keras, jujur, disiplin, dan kreatif. Tabel 4. Strukturisasi Nilai Karakter yang terintegrasi dengan SK dan KD Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami 1. Mendeskripsikan konsep getaran, konsep getaran, gelombang, gelombang, bunyi, dan bunyi, dan pendengaran, pendengaran, serta serta penerapannya penerapannya dalam sistem dalam sistem sonar pada sonar pada hewan hewan dan dan dalam dalam kehidupan seharikehidupan hari sehari-hari. 2. Melakukan pengamatan atau percobaan tentang getaran, gelombang, dan bunyi
Nilai Karakter Rasa Ingin Tahu
Kreatif
Indikator Nilai Berdasarkan Jenjang Kelas 7-9 Mengajukan pertanyaan untuk mengetahui tentang indera pendengaran dan sistem sonar pada makhluk hidup Kreatif dalam bertanya dan menyampaikan pendapat
Rasa Ingin Tahu
Melakukan pengamatan untuk mengetahui indera pendengaran dan sistem sonar pada makhluk hidup Kerja Keras Melakukan berbagai upaya Jujur Melaporkan hasil pengamatan dan percobaan sesuai dengan kenyataan Disiplin Melakukan pengamatan dan percobaan sesuai dengan arahan guru dan petunjuk percobaan (Diadaptasi dan dikembangkan dari Kemendiknas, 2010)
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung
Untuk penilaian terhadap sistematika penyusunan LKPD, diketahui nilai yang diperoleh adalah 70 (R=70) yang berarti sebagian besar penyusunan hirarki konsep, pengintegrasian nilai, pemenuhan terhadap aspek LKPD berbasis inkuir i terbimbing, dan sistematika penulisan dapat diterima. 3. Tahap Karakterisasi Setelah melewati tahap seleksi dan strukturisasi, disusunlah LKPD yang akan diujicobakan kepada 29 orang peserta didik pada MTs Ma’arif Tanjungsar i untuk mengetahui keterpahaman mereka terhadap struktur kata dalam paragraf atau dalam pertanyaan. Sehingga didapatkanlah data yang berupa paragraf atau pertanyaan yang harus direduksi. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa nilai yang diperoleh pada penilaian keterpahaman adalah 80 (R=80), yang berarti hampir seluruh pertanyaan dan pernyataan dalam paragraf yang menyusun LKPD dapat diterima. 4. Tahap Reduksi Pertanyaan dan pernyataan dalam paragraf yang tidak dipahami oleh peserta didik dan harus direduksi adalah berkaitan dengan (1) pertanyaan yang kurang jelas (penggunaan diksi), (2) kalimat yang menjelaskan konsep yang bersifat abstrak tanpa disertai contoh dan gambar / ilustrasi, serta (3) pemakaian diksi dalam menyusun langkah pengamatan dan percobaan yang kurang tepat. Jumlah pertanyaan dan pernyataan yang harus direduksi ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Reduksi Pertanyaan dan Pernyataan LKPD Kegiatan Jumlah pertanyaan dan pernyataan yang direduksi
1
2
3
4
1
2
3
2
Pertanyaan dan pernyataan yang telah direduksi kemudian disusun kembali sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh peserta didik. Setelah 4 tahapan pengembangan dilewati, produk yang dikembangka n kemudian divalidasi kepada ahli media dan ahli materi, berikut ini adalah hasil validasi media yang disajikan pada Gambar 2.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung
120%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100% 80%
60% 40% 20% 0%
Gambar 2. Hasil Validasi Ahli Media Berdasarkan hasil validasi terhadap desain LKPD yang dikembangka n diketahui bahwa persentase nilai untuk tiap aspek, yaitu desain sampul, desain isi, kelugasan bahasa, dialogis dan interaktif, kesesuaian dengan kaidah bahasa, dan persentase penilaian pada aspek penggunaan istilah, simbol dan ikon adalah, 100% sehingga rerata dari persentase hasil validasi media adalah 100% dengan kategori “Sangat Layak”. Contoh dari desain LKPD terdapat pada Lampiran 2. Hasil validasi ahli materi selengkapnya disajikan pada Gambar 3. 120% 100%
80%
89%
94%
94%
100%
100%
100%
100%
70%
60% 40% 20%
0%
Gambar 3. Hasil Validasi Ahli Materi Berdasarkan hasil validasi terhadap materi (isi) LKPD yang dikembangka n, persentase untuk aspek kesesuaian materi dan SK-KD adalah 89%, keakuratan materi 94%, kemutakhiran materi 94%, mendorong rasa ingin tahu 100%, teknik
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung
penyajian 70%, pendukung penyajian 100%, pendukung pembelajaran 100%, dan aspek koherensi mendapatkan persentase nilai sebesar 100%. Sehingga rerata untuk validasi materi adalah 93,75% dengan kategori “Sangat Layak”. Contoh dari isi LKPD terdapat pada Lampiran 3. Berikut ini adalah hasil penilain praktisi pendidikan yang disajikan pada Gambar 4. 120%
100%
100%
100%
100%
100%
80%
100%
100%
70%
80% 60% 40% 20% 0%
Gambar 4. Hasil Penilaian Praktisi Pendidikan Berdasarkan hasil penilaian praktisi pendidikan diketahui bahwa, persentase nilai untuk kualitas isi adalah 100%, kebenaran konsep 100%, kedalaman materi 80%, penggunaan bahasa 100%, kemudahan penggunaan 100%, karakteristik inkuiri
terbimbing
70%, kemenarikan
desain 100%, dan aspek koherensi
mendapatkan persentase nilai sebesar 100%. Sehingga rerata untuk penilaia n praktisi pendidikan adalah sebesar 93,75% dengan kategori “Sangat Layak”. 98% 96% 94% 92% 90% 88% 86% 84% 82% 80%
97% 93% 90%
86%
86%
Respons Peserta Didik
Gambar 5. Hasil Respons Peserta Didik
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung
Berdasarkan hasil respons peserta didik, diketahui bahwa bahasa sebanyak 86% peserta didik menilai LKPD mudah dipahami, 97% menilai mudah di baca, 90% mempermudah belajar, 86% menilai LKPD menjadikan belajar lebih terarah, dan 93% menilai LKPD yang dikembangkan semakin memotivasi untuk belajar. Sehingga rerata dari respons peserta didik adalah 90,4% dengan kategori “Sangat Baik”.
KESIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulka n bahwa produk yang dikembangkan, yaitu berupa LKPD dengan tema indera pendengaran dan sistem sonar pada makhluk hidup terkategori “Sangat Layak” dan respons peserta didik terhadap produk terkategori “Sangat Baik”.
DAFTAR PUSTAKA Anwar, S. 2014. Pengolahan Bahan Ajar. Bahan Perkuliahan Pengolahan Bahan Ajar SPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan. Arifin. 2015. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Pada Tema Udara Melalui Four Step Teaching Material Development. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, 2(1). Bramianto, Erix Triadi. 2014. Pengembangan Media Komputer Pembelajaran (CAI) pada mata pelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 3(1): 31-45 Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Pembelajaran SMP. Jakarta: Depdiknas.
Pelaksanaan
Materi
Hartati, Risa. 2015. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Implementasi Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelaja ran IPA Terpadu Siswa SMP. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015, 505-508. Hendri, Silvana, Setiawan, Wayan. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Tema Gempa Bumi Menggunakan Four Step Teaching Materials Development. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 12(1): 65-76.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung
Kemendikbud. 2013. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Kemendikbud Kemendiknas. 2010. Bahan Pelatihan: Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas RI. Muslim. 2014. Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah Berorientasi Kemampuan Berargumentasi Calon Guru Fisika. Disertasi UPI: Tidak diterbitkan. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian & Pengembangan.Bandung: Alfabeta Suparno,
Paul. 2007. MetodologiPembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. ---------. 2014. Model Pembelajaran Terpadu. Bandung: Bumi Aksara Wang, Hei-Chia, Hsu, Shien-Wei. 2006. Teaching-Material Design Center: An ontology - based system for customizing reusable e-materials. Elsevie r Computers & Education Journal, 46(2): 458-470 Yuliati. 2013. Efektivitas Bahan Ajar IPA Terpadu Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9(1): 5357 Yuniarita. 2014. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatka n Keterampilan Generik Sains Siswa SMP. Jurnal Pengajaran MIPA, 19(1): 111-116
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung
A.
INDRA PENDENGAR DAN SISTEM SONAR MAKHLUK HIDUP
LAMPIRAN 1: PETA KONSEP
Frekuensi
ORGAN PENDENGARAN MANUSIA
memiliki
GETARAN
Terdiri dari
Periode
merambat melalui
Telinga Luar
Telinga Tengah
Telinga Dalam
BUNYI
Amplitudo
GELOMBANG
Berdasarkan frekuensi
Berdasarkan pemantulan
Infrasonik
Gaung
Berdasarkan energinya
Audiosonik
Daun Telinga
Saluran Telinga
Gema
meliputi
meliputi
meliputi
Organ Korti
Rumah Siput
Gelombang elektromagnetik
Gelombang Mekanik
Ultrasonik
meliputi
SISTEM SONAR Gendang Telinga
Tulang Telinga
Saluran Eustachius
Terdiri dari
Martil
Landasan
Sanggurdi
Gelombang Transversal
Gelombang Longitudinal
Ekolokasi
manfaat
Mengukur Kedalaman Laut
Tes USG
B. LAMPIRAN 2: CONTOH DESAIN LKPD
C. LAMPIRAN 3: CONTOH ISI LKPD
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Hal 37-58 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung