Ed-Humanistics. Volume 02 Nomor 01Menulis Tahun 2017 Upaya Peningkatan Kualitas … UPAYA PENINGKATAN KUALITAS MENULIS DAN BERDISKUSI PADA MATA KULIAH BAHASA INDONESIA MAHASISWA PRODI AKUNTANSI UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI JOMBANG DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Raras Hafiidha Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Hasyim Asy’ari email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas menulis dan berdiskusi peserta didik melalui penerapan teknik metode dan strategi pembelajaran yang variatif serta kontekstual. Variatif yang berarti menggunakan metode yang beraneka ragam sehingga tidak membosankan, dan kontekstual berarti metode yang digunakan sangat familiar dilingkungan mahasiswa dan salah satu metode yang dapat digunakan serta memenuhi kedua syarat tersebut adalah metode pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD). Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang bertujuan untuk memperbaiki kekuarangankekurangan dalam pembelajaran di kelas. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan pada penelitian ini adalah model spiral yang tahapan penelitiannya dibagi menjadi empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dan seterusnya hingga perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai, sedangkan subjek penelitian adalah mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas Hasyim Asy’ari yang mengikuti mata kuliah bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data berupa observasi, tes, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa perkuliahan bahasa Indonesia dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang dapat meningkatkan pemahaman bahasa Indonesia mahasiswa prodi Akuntansi Universitas Hasyim Asy’ari Tebu Ireng Jombang melalui tahapan-tahapan dari presentasi kelas, kelompok diskusi, kuis dan penghargaan kelompok. Kata kunci : Kualitas menulis, berdiskusi, pembelajaran variatif Abstract This research aims to improve the quality of writing and discussing for students through the methods and learning strategy technique application which are variatif and contextual.Variatif methods is using various methods in order that isn't monotonous. contextual methods is using familiar methods in the student environment. One of the methods that can be applied and also meet both of the requirements is the learning methods "STAD"The type of the research is "CAR" which aim to improve deficiencies learning in class. The model of class action which is used in this research is spiral model which is divided into four stages, there are; planning, action, observation, and reflection until the improvement is reached subject research is student of Hasyim Asy’ari University with accounting major who are taking "bahasa Indonesia" subject.Data collection technique are from observation, test, interview, field notes and documentation Based on the result of the research, it can be concluded that subject bahasa Indonesia with the application of model cooperative learning "STAD" can improve bahasa Indonesia comprehension the student of Hasyim Asy’ari univ major accounting through the several stages, class presentation, group discussion, quiz and group appreciation Keywords : writing quality, discussion, variatif learning
mengelola program belajar mengajar, kemampuan mengelola kelas, kemampuan menggunakan media dan sumber, kemampuan menguasai landasan pendidikan, kemampuan menilai prestasi
PENDAHULUAN Profesionalisme guru sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Menurut Hamalik (1990), profil kemampuan dasar guru mencakupi: kemampuan menguasai bahan, kemampuan
170
Ed-Humanistics. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2017 belajar siswa, kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar, dan sebagainya. Pengertian di atas menjelaskan tentang pentingnya penelitian tindakan kelas untuk dapat memcahkan masalah yang terjadi pada kelas yang diampu oleh guru atau dosen pada setiap mata pelajaran/ mata kuliah. Dari segala jenis mata kuliah, salah satu mata kuliah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Indonesia kepada mahasiswa prodi akuntansi Unhasy Jombang. Keterampilan berbahasa Indonesia merupakan syarat mutlak bagi mahasiswa Indonesia agar mampu mengutarakan pikirannya kepada pihak lain secara efektif. Tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan merubah kurikulum mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Sesuai dengan UndangUndang No 12 tahun 2012, bahwa perguruan tinggi memiliki otonomi dalam penyusunan kurikulum, namun pada pelaksanaannya diperlukan rambu-rambu yang sama agar dapat mencapai hasil yang optimal. Disamping itu, peserta didik di perguruan tinggi merupakan insan dewasa , sehingga dianggap sudah memiliki kesadaran dalam mengembangkan potensi diri untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan atau professional. Sehubungan dengan itu, maka perubahan pada proses pembelajaran menjadi penting dan akan menciptakan iklim akademik yang akan meningkatkan kompetensi mahasiswa baik hardskills maupun softskills. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, seluruh mahasiswa harus mengikuti pembelajaran mata kuliah dasar umum yang dikenal dengan MKDU (general education). Sebagian dari MKDU telah dinyatakan dalam UU No 12 tahun 2012 sebagai mata kuliah wajib, yaitu Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Dalam rangka menyempurnakan capaian pembelajaran, maka MKDU ditambah dengan bahasa Inggris, Kewirausahaan, dan mata kuliah yang mendorong pada pengembangan karakter lainnya, baik yang terintegrasi maupun yang individu. Mata Kuliah Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang mengembangkan
kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, karena penguasaan atas bahasa Indonesia dapat dijadikan ukuran nasionalisme seseorang sebagai bangsa Indonesia. Selain itu, mata kuliah ini juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam mengorganisir ide-ide atau konsepkonsep untuk dikomunikasikan kepada pihak lain sehingga terjalin interaksi antar ide yang berkesinambungan dan menghasilkan proses transfer ilmu dan pengelolaan yang berjalan efektif. Meskipun perkuliahan bahasa Indonesia diwajibkan untuk seluruh prodi, namun permasalahan timbul ketika pelajaran bahasa Indonesia dimulai di dalam kelas, mahasiswa kurang fokus dalam mengikuti perkuliahan, ada kemungkinan mahasiswa lebih mengutamakan mata kuliah utama pada prodi yang ditempuh dibandingkan dengan mata kuliah bahasa Indonesia yang termasuk wajib untuk pembekalan mahasiswa dalam penulisan proposal, karya ilmiah dan tugas akhir atau skripsi. Terdapat masalah kompetensi capaian mata kuliah pada mahasiswa yang dirasa masih membutuhkan upaya peningkatan diantaranya adalah, keterampilan berdiskusi dan kepenulisan yang masih kurang mencapai hasil kompetensi. Sedangkan tujuan mata kuliah ini adalah mahasiswa memiliki keterampilan berbicara dengan bahasa Indonesia yang baku. Proses pencapaian keterampilan berbicara siswa perlu mendapatkan bimbingan dari guru melalui berbagai latihan pengembangan kemampuan kognitif, apektif, dan psikomotor. Djago Tarigan (dalam Djuanda, 2008: 61-62) mengemukakkan bahwa, keterampilan berbicara harus dibina oleh guru melalui latihan: pengucapan, pelafalan, pengontrolan suara, pengendalian diri, pengontrolan gerak gerik tubuh,pemilihan kata, kalimat dan pelafalannya, pemakaian bahasa yang baik, dan pengorganisasian ide. Di dalam pelaksaan berdiskusi pada mahasiswa harus menguasai materi, sehingga mampu dan terampil dalam melaksanakan diskusi. Keterampilan
171
Upaya Peningkatan … 2017 Ed-Humanistics. Volume Kualitas 02 NomorMenulis 01 Tahun berdiskusi tidak hanya diperoleh begitu saja, tetapi harus dipelajari dan dilatih. Keterampilan berdiskusi yang baik dapat dimiliki dengan mengasah serta melatih seluruh potensi yang ada. Melalui pembelajaran diskusi mahasiswa diharapkan mampu menyampaikan gagasan, ide dan pikiran kepada dosen, teman serta orang lain. Selain itu berdiskusi juga mampu merangsang daya kritis, kreatif, inovatif, berani, dan lancar mengungkapkan pendapat, tanggapan, maupun gagasan. Namun pada pengamatan yang dilakukan, keterampilan berdiskusi pada mahasiswa masih kurang mencapai kompetensi, masih banyak mahasiswa yang dalam berdiskusi cenderung kurang percaya diri, dalam penggunaan bahasa masih banyak mencampurkan bahasa daerah sehingga penggunaan bahasa baku dalam berdiskusipun menjadi kurang, sedangkan pencapaian kompetensi disini adalah mahasiswa memiliki keterampilan berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penyebab masalah tersebut kemungkinan karena mahasiswa kurang memiliki semangat dalam berbahasa Indonesia yang baik, sehingga dari permasalahan tersebut menarik peneliti untuk membuat metode-metode yang dapat meningkatkan keterampilan berdiskusi dengan komunikasi dan bahasa yang baik dan baku di dalam perkuliahan atau sesi diskusi. Keterampilan berdiskusi akan berhasil dan meningkat dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai. Menentukan metode pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berdiskusi mahasiswa diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai materi yang disampaikan dan metode yang dikuasai. Sebagai dosen harus menentukan teknik pembelajaran yang tepat supaya peserta didik dapat mudah menyerap materi yang disampaikan sesuai dengan realitas, situasi kelas dan gaya belajar yang dimiliki mahasiswa, dan dapat meningkatkan keterampilan berdiskusi mahasiswa sehingga materi bahasa Indonesia dapat terserap dengan baik.
Terdapat beberapa metode dalam pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan oleh dosen untuk mengajar berdiskusi yaitu : Student Teams Achievement Division (Divisi Presentasi Kelompok Siswa), Team Game Tournament (Perlombaan Permainan Kelompok), Jig Saw dan Group Investigation. Salah satu dari metode pembelajaran kooperatif yang dipilih untuk meningkatkan keterampilan berdiskusi mahasiswa adalah metode Student Teams Achievement Division (Divisi Presentasi Kelompok Siswa). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan metode dan strategi pembelajaran yang variatif dan kontekstual. Variatif berarti menggunakan metode yang beraneka ragam sehingga tidak membosankan, dan kontekstual berarti bahwa metode yang digunakan sangat familiar dilingkungan siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan serta memenuhi kedua syarat tersebut adalah metode pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Pembelajaran dengan pendekatan STAD memungkinkan dosen dapat memberikan perhatian lebih terhadap siswa. Ada kalanya mahasiswa lebih mudah belajar dari temannya sendiri, ada juga mahasiswa yang lebih mudah belajar karena harus mengajari atau melatih temannya sendiri. Dalam hal ini pengajaran kooperatif dengan pendekatan STAD dalam pelaksanaannya memacu kepada belajar kelompok mahasiswa. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan kemungkinan mahasiswa belajar lebih aktif, mempunyai rasa tanggung jawab yang besar, berkembangnya daya kreatif, serta dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa secara optimal. Jenis penelitan yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini merupakan penelitian yang sifatnya kolaboratif. Penelitian ini adalah penelitian praktis yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas, dengan cara melakukan tindakan-tindakan supaya dapat memperbaiki atau meningkatkan mutu
172
Ed-Humanistics. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2017 proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, dan menumbuhkan budaya akademik (Suharsimi Arikunto, 2006:61). Tindakan yang direncanakan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan pemahaman berbahasa Indonesia dan keterampilan dalam berdiskusi mahasiswa Prodi Akuntansi Unhasy. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan pada penelitian ini adalah model spiral. Pada model spiral tahapan penelitian dibagi menjadi empat tahapan yaitu tahap perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, namun bila hasil yang diperoleh belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, maka dilanjutkan untuk ke siklus berikutnya. Siklus akan berakhir jika hasil penelitian yang diperoleh sudah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian. Secara rinci, uraian kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas tersebut adalah sebagai berikut: 1. Siklus pertama a. Perencanaan Tindakan Setelah mengetahui permasalahan yang ada di dalam kelas melalu observasi, maka peneliti mulai menyusun rencana tindakan. Adapun kegiatan perencanaan meliputi Rencana Pembelajaran Semester (RPS), materi bahasa Indonesia, soal kuis dan tes siklus. b. Pelaksanaan tindakan Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah implementasi rencana yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya pada tahap perencanaan. Pendidik sekaligus peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPS, dilanjutkan dengan melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran. Tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
kelas. Perubahan-perubahan tersebut dicatat dalam catatan lapangan. c. Observasi Selama pelaksananaan tindakan dilakukan pencatatan sesuai dengan observasu. Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan tahapantahapan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat meningkatkan pemahaman bahasa Indonesia dan keterampilan berdiskusi pada mahasiswa prodi akuntansi Unhasy Jombang. Beberapa hal yang diamati selama observasi adalah keterlaksanaan tahap-tahap model pembelajran kooperatif tipe STAD yang meliputi presentasi kelas, belajar kelompok, kuis dan peningkatan skor individu. d. Refleksi Setelah tindakan dan observasi dilakukan, tahapan selanjutnya adalah refleksi ini, dianalisis apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan-tahapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan seberapa besar peningkatan pemahaman mata kuliah bahasa Indonesia dan keterampilan berdiskusi pada mahasiswa. Bila belum sesuai yang diharapkan, maka dibuat rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus selanjutnya. 2. Siklus Kedua a. Perencanaan ulang Dari hasil refleksi siklus pertama, peneliti melakukan revisi proses pembelajaran, agar proses pembelajaran pada siklus kedua menjadi lebih baik. Siklus kedua dilaksanakan dengan mengikuti tahapan pada siklus pertama, artinya siklus kedua disusun berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan atau penyermpurnaan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama agar mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Proses yang dilakukan mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, secara
173
Ed-Humanistics. Volume 02 NomorMenulis 01 Tahun Upaya Peningkatan Kualitas …2017 garis besar sama dengan siklus-siklus sebelumnya. b. Observasi Pelaksanaan observasi dilaksanakan hampir sama dengan siklus pertama oleh dosen (peneliti). Selama pelaksananaan tindakan dilakukan pencatatan sesuai dengan observasi yang dilakukan untuk melihat pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan tahapantahapan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk dapat meningkatkan pemahaman bahasa Indonesia dan keterampilan berdiskusi pada mahasiswa prodi akuntansi Unhasy Jombang. Beberapa hal yang diamati selama observasi adalah keterlaksanaan tahap-tahap model pembelajran kooperatif tipe STAD yang meliputi presentasi kelas, belajar kelompok, kuis dan peningkatan skor individu. c. Refleksi Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan observasi. Jika hasil evaluasi belum memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat dilanjutkan pada siklus ketiga yang sama dalam implementasinya. Namun jika sudah memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat diakhiri pada siklus ke 2 seperti yang dijelaskan pada bagan di atas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses pembelajaran yang berlangsung dengan STAD. Observasi dilakukan dengan mengamati dan mencatat pada catatan lapangan yang dipersiapkan. 2. Tes Tes merupakan alat untuk mengumpulkan data kuantitatif. Soal tes memuat aspek-aspek pemahaman materi bahasan Indonesia dan penilaiannya sesuai dengan pedoman penilaian yang telah ditetapkan. Tes digunakan untuk mengetahui pemahaman materi bahasa
Indonesia pada mahasiswa prodi Akuntansi Unhasy Jombang. 3. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap peserta didik setelah pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang dimaksudkan untuk mengetahui pembelajaran STAD yang dilakukan perlu saran dan kritik untuk pembelajaran selanjutnya. 4. Catatan lapangan Catatan lapangan berisi catatan tentang detail proses pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran STAD berlangsung. 5. Dokumentasi Dokumentasi digunakan sebagai penguat data yang diperoleh selama observasi. Dokumentasi berupa dokumen hasil pekerjaan peserta didik yang juga dpaat berupa nilai peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif dilakukan dengan urutan sebagai berikut: a. Reduksi data Reduksi data meliputi penyeleksian data melalu deskripsi atau gambaran singkat dan pengelompokan data dilakukan ke dalam kualifikasi yang telah ditentukan. Reduksi data bertujuan agar data yang terkumpul lebih terarah dan lebih mudah untuk diolah. Reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan tindakan, observasi serta refleksi dari masing-masing siklus. b. Display data Berbagai macam data penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dibeberkan dalam bentuk narasi, grafik atau diagram. Pembeberan data yang sistematik dan interaktif akan memudahkan pemahaman terhadap apa yang telah terjadi sehingga memudahkan penarikan kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. c. Penarikan kesimpulan
174
Ed-Humanistics. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2017 Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil dari semua data yang telah diperoleh. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang disimpulkan pada akhir siklus pertama dan kedua serta kesimpulan terakhir pada akhir siklus.
Fasilitas yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: Ruang belajar yang digunakan adalah ruang 2.06 Unhasy Jombang. Dosen menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi diskusi. Dosen menyiapkan soal pre test secara lisan untuk ditanyakan kepada mahasiswa. Dosen menyiapkan materi kuis atau Post Tes sebagai hasil evaluasi pengajaran terhadap mahasiswa.
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah meningkatnya rata-rata mahasiswa dalam keterampilan berdiskusi dan pemahaman materi bahasa Indonesia dari siklus pertama ke siklus berikutnya dengan kategori tinggi.
Pelaksanaan 1. Kegiatan Awal - Dosen mengkondisikan kelas, ketika awal mulai perkuliahan memberikan pertanyaan seputar materi - Dosen menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti Dosen menjelaskan materi dengan tindakan : 1. Tindakan 1 Ketika awal pertemuan Dosen memberikan ceramah tentang bahasa Indonesia dengan materi sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia, mahasiswa mendengarkan tentang penjabaran sejarah dan fungsi bahasa Indonesia. 2. Tindakan 2 Dosen membagi mahasiswa menjadi 5 kelompok dari 26 mahasiswa terbentuk kurang lebih kelompok yang terdiri dari 5-6 orang yang diacak, terdiri dari mahasiswa yang berkemampuan baik, sedang dan kurang. Setiap mahasiswa diberi tugas dari materi bahasa Indonesia mencari problematika dalam bahasa Indonesia 3. Tindakan 3 Dosen membimbing dan melakukan evaluasi terhadap mahasiswa dalam diskusi dengan melakukan presentasi atas hasil yang ditemukan dalam kelompok tersebut.
PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Prodi Akuntansi Unhasy Jombang dengan pertimbangan a. Mahasiswa kurang aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia b. Minat belajar mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia cukup rendah c. Tersedia sarana dan prasarana pendukung d. Tersedia sumber daya untuk melakukan penelitian ini Proses Pembelajaran 1. Siklus I a. Perencanaan Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dengan tindakan yang dilakukan sebagai berikut : 1. Menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia, perencanaan RPS mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring materi perkuliahan, strategi perkuliahan, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran dan penilaian. 2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
175
Ed-Humanistics. Volume 02 NomorMenulis 01 Tahun Upaya Peningkatan Kualitas … 2017 3. Pengamatan/ Observasi Pengamatan atau observasi adalah proses pengamatan ketika dosen memberikan penilaian pada mahasiswa terhadap proses yang disampaikan. Adapun hal-hal yang akan dinilai dalam pengamatan meliputi : Kegiatan Inti Pembelajaran - Pelaksanaan materi perkuliahan - Strategi pola perkuliahan - Pemanfaatan media pembelajaran - Penilaian proses dan hasil belajar - Penggunaan bahasa 4. Penutup Adapun hal-hal yang terobservasi tentang kegiatan mahasiswa dalam proses perkuliahan meliputi: 1. Banyaknya mahasiswa yang bertanya (dilihat dari jumlah orang yang bertanya), dari sini mahasiswa yang ingin bertanya relatif sedikit. 2. Banyak mahasiswa yang menjawab pertanyaan relatif kurang aktif bila tidak ditunjuk per individu oleh dosen 3. Dalam media pembelajaran dirasa cukup baik dalam pemanfaatannya, penggunaan Power Point memiliki peran penting untuk penyampaian 4. Penggunaan bahasa Indonesia dalam bercakap dirasa butuh untuk lebih diasah lagi supaya menjadi lebih formal. 5. Refleksi Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh dosen untuk meninjau kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dasar hasil observasi. Hal ini berfungsi untuk mengetahui kekurangan yang terjadi pada mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis pemahaman konsep peserta didik maka akan dijelaskan hasil kinerja siklus I sebagai berikut: Siklus yang pertama dilaksanakan pada hari Rabu pada tanggal 24 Februari 2016 dengan mengikutsertakan 26 mahasiswa prodi
akuntansi semester IV Fakultas Ekonomi Universitas Hasyim Asyar’i Tebu Ireng Jombang, materi pokok yang disampaikan adalah mengenai sejarah perkembangan bahasa Indonesia. Dalam penyampaian materi dosen, selain penjelasan dan tanya jawab, mahasiswa juga diajak untuk membentuk kelompok dan mendiskusikan permasalahan/ problematika dalam berbahasa Indonesia. Mahasiswa juga diajak untuk mempresentasikan hasil diskusi disertai dengan tanya jawab antar mahasiswa sehingga mahasiswa dapat menjadi antusias untuk mengikuti perkuliahan. Namun dari hasil pengamatan di siklus I terlihat cukup banyak mahasiswa yang kurang aktif dalam berdiskusi. Setelah melakukan diskusi mahasiswa dievaluasi melalui post test/kuis yang diberikan oleh dosen. Kelompok 1 2 3 4 5
Penilaian Kelompok 69 70 70 67 72
Kriteria Cukup Baik Baik Cukup Baik
Setelah melaksanakan diskusi, mahasiswa diminta untuk mengerjakan tugas post test berupa pembuatan esai, dari hasil esai tersebut nantinya akan dilihat sejauh mana keterampilan menulis mahasiswa. Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan siklus II, dilaksanakan pada hari Rabu pada tanggal 16 Maret 2016. Secara umum kegiatan yang dilakukan peneliti sama dengan perencanaan pada siklus I. Namun terdapat perbaikan pelaksanaan tindakan yang berdasarkan pada hasil refleksi siklus I yang telah diuraikan sebelumnya. b. Tahap Pelaksanaan Pertemuan pertama
176
Ed-Humanistics. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2017 Presentasi Kelas Dosen memulai kegiatan dengan menjelaskan materi tentang materi pemakaian tanda baca dan kalimat efektif dalam bahasa Indonesia, ketika memulai perkuliahan, dosen menggunakan metode ceramah terlebih dahulu disertai dengan tanya jawab terhadap mahasiswa. Diskusi Kelompok Setelah selesai menerangkan, dosen meminta mahasiswa untuk segera bergabung dengan kelompoknya yang terdiri dari 5 kelompok dan pendidik memberikan topik diskusi mengenai ejaan dan tanda baca dalam paragraf. Setelah diskusi kelompok selesai, dosen menawarkan kepada mahasiswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dengan memberi reward berupa tambahan point jika mahasiswa menunjukkan keaktifan dalam berdiskusi dengan bahasa yang baik. Setelah itu dosen/peneliti mengevaluasi hasil diskusi mereka dan ternyata hasil diskusi mereka cukup baik dan keterampilan berdiskusi cukup meningkat.
metode diskusi dengan pemberian reward poin: Tabel 2. Peningkatan Nilai pada Diskusi Kelompok Kelompok Penilaian Kelompok 1 73 2 72 3 76 4 73 5 75
Kriteria Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
1. Tahap Observasi Secara umum berikut adalah gambaran hasil observasi yang telah dilakukan oleh dosen/peneliti selama proses pembelajaran pada siklus II setelah diadakannya perbaikan berdasarkan tahap refleksi pada siklus I 1. Ketika pendidik menerangkan, mahasiswa cukup banyak yang memperhatikan dan kondisi kelas cukup tenang, dosen memberi umpan untuk memberikan pertanyaan sehingga mahasiswa lebih konsentrasi untuk mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia. 2. Dengan perhatian dan pengawasan lebih yang diberikan peneliti terutama ketika proses belajar kelompok, proses belajar kelompok pada siklus II sudah berjalan lebih baik, mahasiswa yang sebelumnya kurang aktif untuk berdiskusi, menjadi lebih aktif dalam diskusi kelompok. 3. Pada siklus II ini peneliti memberikan batasan waktu yang lebih jelas untuk setiap kegiatan peserta didik selama proses perkuliahan, sehingga materi yang didiskusikan secara kelompok dapat dipresentasikan dengan lebih optimal dari sebelumnya.
1.
Kuis Setelah proses pembelajaran selesai dan diskusi selesai, selanjutnya dosen memberikan kuis/post tes kepada setiap peserta didik untuk dikerjakan secara individu, hasil kuis berupa tugas untuk menulis esai dengan tema keberadaan media sosial saat ini dan penyuntingan kalimat efektif. Dari kegiatan tersebut, mahasiswa tampak lebih konsentrasi dalam menyusun tugasnya tersebut. 2. Peningkatan Skor Kuis Peningkatan skor kuis diperoleh dengan cara membandingkan skor kuis pada hari ini dengan skor kuis sebelumnya. Peningkatan skor individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan. Berikut adalah daftar nilai skor setelah pertemuan yang kedua setelah
177
Upaya Peningkatan Kualitas … 2017 Ed-Humanistics. Volume 02 NomorMenulis 01 Tahun 2. Tahap Refleksi Berdasarkan keseluruhan tindakan siklus II meliputi perencanaan dan pelaksanaan tindakan serta hasil observasi yang dilakukan, dapat dilakukan hasil refleksi. Berdasarkan hasil analisis pemahaman konsep peserta didik terhadap tes siklus II diketahui rata-rata persentase pemahaman konsep peserta didik kurang lebih meningkat 20% dari hasil nilai kuis yang diberikan. Peneliti menyimpulkan, adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan menjadi kendala antara lain: 1. Kesadaran peserta didik/ mahasiswa masih kurang dalam memperhatikan saat dosen menjelaskan 2. Kerjasama antar kelompok belum berjalan dengan optimal, karena para peserta didik masih terbiasa dengan model pembelajaran ekspositori, dan masih ada mahasiswa yang hanya menunggu jawaban dari temannya, dan masih ada mahasiswa yang pasif di dalam kelompok. 3. Dosen sudah memberikan penjelasan dan contoh penerapan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dalam berbicara, namun masih banyak mahasiswa yang belum dapat menerapkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik, banyak menggunaan bahasa campuran untuk ujaran dalam presentasi di dalam kelas.
Keterampilan dalam menulis Hasil Diskusi Aspek Siklus I Siklus II (Ratarata nilai) Kelompok 69,6 73,8 diskusi Dari hasil test yang mengalami kenaikan, hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis oleh mahasiswa mulai meningkat, hal ini juga berpengaruh pada peningkatan hasil diskusi dan penerapan model kooperatif sebagai teknik pembelajaran mahasiswa. Berdasarkan permasalahan-permasalah di atas, untuk pertemuan pada siklus kedua, peneliti merumuskan tindakan perbaikan sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut yang diuraikan sebagai berikut: 1. Dosen bersikap tegas dan mengingatkan kepada peserta didik untuk benar-benar memperhatikan supaya bisa mendapatkan peningkatan penilaian di dalam kelas. 2. Selama dalam pengamatan, ketika dibentuk kelompok diskusi masih bnyak mahasiswa yang kurang berpartisipasi dalam berdiskusi, menunggu jawaban dari teman-tamannya. Tindakan yang dapat peneliti lakukan adalah dengan memancing mahasiswa untuk mengungkapkan pendapat dalam diskusi, dosen ikut mengawasi pada masing-masing kelompok menanyakan sudah sejauh mana perkembangan diskusi, dan menanyakan pendapat kepada setiap masing-masing mahasiswa supaya suasana dalam kelompok menjadi lebih aktif. 3. Dosen lebih mempertegas tentang aturan penggunaan berbahasa Indonesia yang baik, memberikan contoh berbahasa baku dan contoh penggunaan berbahasa formal bila sedang berhadapan dengan
Observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan perkuliahan bahasa Indonesia dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mulai dari siklus I sampai siklus II. Berikut adalah hasil analisisnya : Data Hasil Tes/Kuis Aspek
Kuis Test
Siklus I Siklus (rataII rata nilai) Post 66 74
178
Ed-Humanistics. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2017 audience. Ketika sedang melakukan presentasi, dosen menginstropeksi penggunaan bahasa pada mahasiswa bila dirasa kebahasaan yang digunakan kurang tepat. Dosen memberi penegasan tentang fungsi dan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dalam berdiskusi. 4. Dengan menggunakan teknik pengajaran yang kooperatif, dengan memberikan reward poin, mahasiswa tampak terlihat lebih antusias dalam mengikuti perkuliahan, dalam berdiskusi juga mengalami keaktifan yang signifikan.
sudah dipelajari. Kuis atau post test dilakukan secara individu dan nilak kuis berpengaruh terhadap skor kelompok sehingga setiap peserta didik harus mengerjakan secara maksimal. Rata-rata kuis pada setiap siklus mengalami peningkatan. 4. Peningkatan skor kuis individu digunakan untuk menentukan penghargaan kelompok. Peningkatan skor kuis individu diperoleh berdasarkan kriteria tertentu yaitu membandingkan perolehan skor kuis dengan skor awal peserta didik. 5. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan skor yang dikumpulkan setiap anggota kelompok. Jika skor kelompok memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, maka kelompok berhak mendapatkan penghargaan berupa reward poin untuk semakin meningkatkan semangat belajar mahasiswa. Secara umum bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) tersebut dapat meningkatkan pemahaman dalam perkuliahan bahasa Indonesia, dapat meningkatkan kualitas menulis dan berdiskusi yang dilihat dari hasil kuis pada mahasiswa prodi Akuntansi Unhasy Tebuireng Jombang. Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kuis pada siklus II sebanyak 8 poin dan peningkatan nilai rata-rata diskusi kelompok sebanyak 4,2 poin.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumya, didapat kesimpulan bahwa perkuliahan bahasa Indonesia dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang dapat meningkatkan pemahaman bahasa Indonesia mahasiswa prodi Akuntansi Universitas Hasyim Asy’ari Tebu Ireng Jombang melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Dosen menyampaikan materi secara garis besar. Materi yang disampaikan dosen adalah sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia dan materi mengenai tanda baca dan ejaan. Dosen memberikan pre test dalam pengajarannya untuk memberi umpan supaya mahasiswa lebih aktif dalam perkuliahan. 2. Dalam berdisikusi, mahasiswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok acak untuk membahas materi dalam setiap pertemuan, kelompok diskusi ditujukan untuk meningkatkan keaktifan berdiskusi dan keterampilan untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan dosen dan teman yang lain. 3. Kuis dilaksanakan setiap akhir pertemuan, hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik terhadap materi yang
Daftar Pustaka Akhadiah, S. dkk. 1991. Bahasa Indonesia III. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. ........... 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas. Lie, Anita. 2008. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta.Grasindo. Safruddin, Cepi A.J dan Suharsimi Arikunto. 2004. Evaluasi Program
179
Upaya Peningkatan Menulis … 2017 Ed-Humanistics. VolumeKualitas 02 Nomor 01 Tahun Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Siswoyo, Dwi dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Usman, Mohammad Uzer. 2000. Menjad Guru Professional. Bandung : Remaja Rosdakarya. Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press. Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. O’Connel, Susan. 2007. Introduction to Connections. Portsmouth : Heinemann O’Connel, Susan.2007.Introduction to Problem Solving. Portsmouth:Heinemann Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung :Remaja Rosdakarya. Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Jakarta : Bumi Aksara Wilis D, Ratna. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Indeks.
180