ANALISIS DAN PERANCANGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING (ABC) DAN PERBANDINGANNYA DENGAN METODE TRADISIONAL PADA PT MULTI MAKMUR INDAH INDUSTRI LEVINA WIJAYANTI Universitas Bina Nusantara , Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email:
[email protected] Dosen Pembimbing: Holly Deviarti, S.E., MBA
ABSTRAK PT Multi Makmur Indah Industri merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi kaleng kemasan (packaging). Penelitan ini dilakukan untuk mengalokasikan biaya overhead dengan tepat sehingga perusahaan mampu merancang dan menetapkan harga pokok produksi yang akurat, serta sebagai pembanding harga pokok produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan metode Tradisional dan Activity- Based Costing. Penelitian ini diperoleh dengan metode kualitatif, yakni mengumpulkan data mengenai penerapan metode Activity-Based Costing , melalukan wawancara dengan beberapa bidang, serta melakukan pengamatan secara langsung sehingga dapat memahami kondisi perusahaan dengan baik. PT Multi Makmur Indah Industri dalam menetapkan Harga Pokok Produksi menggunakan metode Tradisional. Perusahaan menggunakan satu cost driver volume produksi. Hal ini menunjukkan terdapat produk yang mengalami pencatatan harga pokok produksi yang terlalu tinggi. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode Activity- Based Costing dapat digunakan untuk memperbaiki pencatatan harga pokok produksi perusahaan, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. (LW) Kata Kunci: Activity-Based Costing , Harga Pokok Produksi, Cost Driver
PENDAHULUAN Saat ini yang menjadi fokus dan tujuan utama dalam sebuah perusahaan adalah menghasilkan produk yang efektif dan efisien, dan hal ini juga akan menunjang perusahaan dalam memperoleh laba dan menjaga kelangsungan usaha yang akan terus berjalan. Semakin ketat persaingan antar perusahaan yang terjadi, mengharuskan perusahaan menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang bagus dengan mengoptimalkan biaya seminim mungkin. Sehingga, dengan demikian perusahaan dapat bersaing secara global dengan perusahaan-perusahaan yang ada. Perancangan dan Perhitungan Harga Pokok Produksi merupakan hal yang penting dalam menentukan keputusan yang akan diambil. Kesalahan pembebanan biaya overhead pabrik, akan berdampak pada kesalahan penetapan harga pokok produksi. Dalam penghitungan harga pokok produksi, terutama pada industri manufaktur yakni dengan mengalokasikan biaya overhead secara tepat dan tetap memperhatikan kualitas produk yang terbaik sehingga dapat menghasilkan sebuah produk yang efisien. Penggunaan metode perhitungan tradisional dan Activity Based Costing menjadi jawaban dalam penentuan harga pokok produksi dalam perusahaan.Penggunaan metode ini secara tidak langsung membuat perusahaan untuk dapat bersaing dengan alokasi biaya aktivitas dari fungsifungsi tersebut. Kerap kali, penggunaan metode tradisional sering timbul ketidakakuratan dalam penghitungan, karena metode tradisional hanya berfokus kepada pembebanan biaya produksi berdasarkan unit yang digunakan pada produk, yang dimana pembebanan biaya hanya ditelusuri dari biaya bahan baku langsung, dan biaya tenaga kerja langsung, tidak membebankan pada aktivitas. Activity Based Costing (ABC) menerapkan perhitungan yang lebih akurat dibandingkan dengan metode tradisional, penerapan perhitungan yang berfokus tidak hanya kepada biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, tetapi ABC memfokuskan juga terhadap biaya overhead. Pengalokasian biaya overhead yang tepat, mempermudah perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi secara akurat.Activity Based Costing (ABC) juga berfokus kepada aktivitas bernilai tambah (value added) dalam menghasilkan keluaran bagi pemenuhan kebutuhan customer, serta mengurangi atau mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added). Pergeseran ukuran kinerja ini mengakibatkan dibutuhkannya informasi tentang aktivitas yang memampukan personel dalam melakukan pengelolaan terhadap aktivitas. Activity based costing dirancang untuk menyediakan informasi mengenai aktivitas sehingga memberdayakan personel untuk meningkatkan cost effectiveness aktivitas yang digunakan untuk melayani customer. PT Multi Makmur Indah Industri merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi kaleng kemasan (packaging). Kaleng kemasan (packaging) merupakan produk yang dibutuhkan customer, sehingga menguntungkan customer untuk mendapatkan manfaat lebih, contohnya: jika perusahaan customer memproduksi kaleng kemasannya sendiri membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan membeli dari supplier. Perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan oleh PT Multi Makmur Indah Industri tidaklah akurat, karena perhitungan didasarkan pada perhitungan tradisional. Perhitungan tradisional, yang dimana perusahaan menghitung harga pokok produksi dengan membagi setara dengan volume produk yang di produksi oleh PT Multi Makmur Indah Industri sehingga perusahaan tidak dapat mengetahui produk yang menguntungan dan merugikan. Selain itu, pengalokasian dan pembebanan biaya overhead yang tidak tepat dapat pula menyebabkan penganggaran biaya yang tidak tepat. Maka dari itu, penulis mencoba memperbaiki pembebanan dan pengalokasian biaya overhead tersebut dengan menggunakan analisis metode Activity based costing. Perhitungan harga pokok produksi menjadi penting dan perlunya perhitungan dengan metode Activity Based Costing (ABC). Semakin berkembangnya zaman dan diikuti dengan perkembangan tekhnologi yang semakin pesat, perhitungan dengan metode Activity Based Costing diharapkan mampu membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan, penganggaran, dan pengalokasian biaya yang tepat. Oleh karena itu, PT Multi Makmur Indah Industri memerlukan perancangan dan perhitungan harga pokok produksi,menggunakan metode Activity Based Costing untuk membantu manajamen dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan, uraian diatas maka skripsi ini diberi judul: “ANALISIS DAN PERANCANGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY- BASED COSTING (ABC) DAN PERBANDINGANNYA DENGAN METODE TRADISIONAL PADA PT MULTI MAKMUR INDAH INDUSTRI”. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kaleng kemasan aerosol diameter 200, 209, dan 211.
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, antara lain: 1. Melakukan perancangan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode tradisional. 2. Melakukan perancangan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode ABC Costing. 3. Evaluasi perbandingan harga pokok produksi menggunakan metode tradisional dengan ABC costing. 4. Memberikan saran terhadap perusahaan mengenai perencanaan dan penganggaran biaya yang tepat. Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1. Memberikan gambaran perhitungan Harga Pokok Produksi secara akurat guna membantu manajamen dalam mengambil keputasan dalam penetapan harga jual yang kompetitif. 2. Mengalokasikan biaya overhead secarat tepat dan akurat. 3. Membantu perusahaan dalam melakukan budget (anggaran) biaya yang akan di keluarkan secara akurat. 4. Membantu penulis, sehingga penulis dapat menganalisa proses produksi secara langsung sesuai dengan teori yang telah dipelajari selama perkuliahan. 5. Memberikan ilmu dan pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa lainnya mengenai perhitungan ABC Costing.
METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data menggunakan metode kualitatif, yakni metode ini, dilakukan dengan cara melakukan pengamatan, pencatatan, serta mendapatkan hasi dari pertanyaan. Metode ini juga melibatkan peneliti untuk mempelajari proses yang terjadi secara alami, menganalisis, menafsirkan, dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Jenis dan Desain Penelitian yang digunakan, yakni: 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan dengan cara memahami, mempelajari, serta membahas materi dan teori yang sesuai dengan topik yang dibahas. 2. Observasi Peneliti melakukan pengamatan secara langsung dalam penelitian yang dilakukan pada PT Multi Makmur Indah Industri, sehingga peneliti dapat memahami dengan baik kondisi perusahaan. Pengamatan langsung yang dilakukan atas proses produksi, kegiatan operasional perusahaan, sistem serta prosedur kerja yang dilakukan oleh perusahaan. 3. Wawancara (Interview) merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Peneliti melakukan wawancara dengan Kabag Produksi, serta GM Finance & Accounting. 4. Dokumentasi Melakukan pencarian serta penelusuran data yang terkait dengan penelitian, yakni: sejarah perusahaan, struktur organisasi. 5. Reperformance Penulis melakukan penghitungan ulang dari data yang diperoleh dari perusahaan kemudian melakukan kembali analisa dengan metode yang sama.
PEMBAHASAN Penentuan penetapan Harga Pokok Produksi merupakan kunci utama bagi manajemen dalam mengambil sebuah keputusan. Keberlangsungan usaha dan keberhasilan sebuah perusahaan juga tergantung terhadap keputusan yang diambil oleh manajemen. Manajer membutuhkan laporan dan informasi yang akurat agar kegiatan perusahaan dapat terus berjalan dengan baik. Sebagai dasar pengambilan keputusan, manajer juga dituntut mampu untuk mengukur serta mengevaluasi kinerja serta pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam aktivitas produksi, semakin berkembangnya sebuah perusahaan maka akan dituntut untuk menjalankan aktivitas secara efektif dan efisien. Untuk menerapkannya perusahaan harus memperhatikan perhitungan dan penetapan harga pokok produksi secara tepat. Harga Pokok Produksi memiliki 3 unsur utama, yakni:biaya bahan baku atau bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya bahan baku merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh bahan baku yang akan digunakan dalam proses pembuatan barang jadi. sementara, biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi yakni mengolah bahan mentah sampai menjadi barang jadi. Biaya overhead merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Kerap kali dalam perusahaan yang menjadi masalah terpenting adalah pengalokasian biaya overhead yang tidak tepat. Bagi perusahaan yang memproduksi satu jenis produk pengalokasian biaya overhead dapat dialokasikan ke dalam semua unit yang di produksi. Namun, bagi perusahaan yang memproduksi produk yang beragam hal ini akan menimbulkan masalah, karena perusahaan memiliki aktivitas produksi yang berbeda-beda dalam menghasilkan produk yang beragam. Perusahaan dinilai tidak tepat, jika mengalokasikan seluruh biaya overhead terhadap volume produksi, dengan demikian perusahaan tidak dapat menggambarkan biaya yang sesungguhnya dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut. Hal ini umumnya dilakukan perusahaan untuk pelaporan keuangan eksternal. Perusahaan yang maju dan berkembang tidak hanya memperhatikan kepentingan eksternal saja, tetapi juga hatus memperhatikan kepentingan pihak internal, dalam hal ini adalah manajemen yang dimana memiliki tujuan untuk pengambilan keputusan dalam menetapkan harga pokok produksi. Oleh karena itu, dalam penghitungan harga pokok produksi, biaya overhead harus dialokasikan secara tepat dan akurat. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel yakni: aerosol packaging (kaleng kemasan aerosol) yang dimana peneliti berfokus pada tiga jenis kaleng kemasan aerosol yang dimana berdiameter 200, 209, dan 211. Kemasan aerosol merupakan produk yang memiliki penjualaan yang paling tinggi dan juga merupakan produk unggulan yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan data-data yang diperoleh dari PT Multi Makmur Indah Industri, dapat diketahui dan disimpulkan bahwa penghitungan Harga Pokok Produski PT Multi Makmur Indah Industri menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional. Perusahaan mengalokasikan biaya overheadberdasarkan volume produksi. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT Multi Makmur Indah Industri, terdapat 3 diameter kaleng aerosol yang di produksi, yakni: diameter 200, 209, dan 211, dimana masing-masing diameter tersebut memiliki tinggi yang beragam . Dalam penulisan skripsi ini, perhitungan harga pokok produksi untuk diameter 200 dibatasi pada tinggi: 52 x 71 (Brasso 100 ml), 52 x 122 (Brasso 200 ml), 52 x 141(Standart context cleaner), 52 x 161 (Aerosol XP 1000 Pelumas Carrera serbaguna), sedangkan untuk diameter 209 dibatasi pada tinggi: 65 x 124 (Oxygen 300 cc), 65 x 276 (Vape Lavender 750 ml), dan untuk diameter 211 dibatasi pada tinggi: 65 x 158 (Gas hi cook 230 gr), 65 x 198 (Kit Black Magic 500ml). Tahapan dalam perhitungan harga pokok dengan menggunakan metode Activity-Based Costing (ABC) adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasikan dan mendefinisikan aktivitas dan pul aktivitas. 2. Membebankan biaya ke pul biaya aktivitas 3. Pengelompokan Biaya (cost pool) yang Homogen 4. Menghitung Tarif Aktivitas 5. Membebankan Biaya ke Objek Biaya 6. Menyiapkan Laporan Manajemen. Tahap selanjutnya, setelah selesai melakukan penghitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode Activity-Based Costing , yakni melakukan perbandingan harga pokok produksi metode tradisional dengan metode Activity-Based Costing.
Tabel 1 Aktivitas PT Multi Makmur Indah Industri Aktivitas Perusahaan
Tingkatan Aktivitas
Cost Driver
Kelompok Biaya 1: Aktivitas
Penyusutan mesin
Unit
Jam mesin
Aktivitas
Pemakaian gas
Unit
Jam mesin
Aktivitas
Pemeliharaan Mesin
Unit
Jam mesin
Aktivitas
Pemakaiaan listrik
Unit
Jam mesin
Aktivitas
Setting mesin
Batch
Jam mesin
Aktivitas
Tes water
Unit
Jam mesin
Aktivitas
Tes Bonfi
Unit
Jam mesin
Aktivitas
Cutting Coil
Unit
Jam mesin
Aktivitas
Slitting
Unit
Jam mesin
Aktivitas
Seamer
Unit
Jam mesin
Kelompok Biaya 2: Aktivitas
Inspeksi / QC body
Unit
Jam tenaga kerja langsung
Aktivitas
Inspeksi / QC aerosol
Unit
Jam tenaga kerja langsung
Aktivitas
Keamanan gudang
Fasilitas
Jam tenaga kerja langsung
Aktivitas
Inspeksi / QC Print sheet
Batch
Jam tenaga kerja langsung
Aktivitas
Inspeksi / QC Tinplate Sheet
Batch
Jam tenaga kerja langsung
Kelompok Biaya 3: Aktivitas
Pengepakan
Unit
Volume produksi
Aktivitas
Welding
Unit
Volume produksi
Aktivitas
Coating
Unit
Volume produksi
Aktivitas
Printing
Unit
Volume produksi
Aktivitas
Press (Lateks)
Unit
Volume produksi
Fasilitas
Luas pabrik
Produk
Jumlah produk
Fasilitas
Jumlah pengiriman
Kelompok Biaya 4: Aktivitas
Pemeliharaan pabrik
Kelompok Biaya 5: Aktivitas
Proof
Kelompok Biaya 6: Aktivitas
Pemeliharaan Truk Pengiriman
Aktivitas
Pengiriman
Batch
Jumlah pengiriman
Aktivitas
Penyusutan Truk Pengiriman
Fasilitas
Jumlah pengiriman
Gambar 1 Kerangka Pembahasan
D ire c t M a te ria l
T ra d is io n a l
D ire c t L a b o r
O v e rh e a d
A c tiv ity B a s e d C o s tin g
A k tiv ita s
Pul A k tiv ita s
P e n g g e ra k B ia y a (C o s t D riv e r)
P e n e n tu a n T a rif A k tiv ita s
A lo k a s i B ia y a O v e rh e a d k e P ro d u k
P e n e n e tu a n T a rif A k tiv ita s
H a rg a P ro d u k
Laba yang d ih a ra p k a n
P e rb a n d in g a n H a rg a Jual
Tabel 2 Perbedaan Harga Pokok Produksi menggunakan metode Tradisional dan metode Activity-Based Costing
Jumlah Produksi
Produk
Metode Tradisional
Metode Activity- Based Costing
Perbedaan metode Tradisional dan ActivityBased Costing
Brasso 100 ml
73,728,000
Rp 80,507,945,969.90
Rp 114,432,041,120.78
Rp
(33,924,095,150.88)
Brasso 200 ml Standart Context Cleaner Aerosol XP 1000 Pelumas Carerra Serbaguna
65,617,920
Rp 109,775,866,328.97
Rp
91,843,048,922.14
Rp
17,932,817,406.83
59,996,160
Rp 105,059,911,536.46
Rp
85,484,886,744.03
Rp
19,575,024,792.42
48,107,520
Rp 72,000,985,190.63
Rp
69,612,359,343.97
Rp
2,388,625,846.66
48,545,280
Rp 67,983,859,295.26
Rp
70,469,553,140.70
Rp
(2,485,693,845.44)
28,224,000
Rp 62,834,844,236.56
Rp
54,699,960,581.13
Rp
8,134,883,655.43
23,328,000
Rp 72,081,482,812.50
Rp
48,095,306,254.48
Rp
23,986,176,558.02
17,100,000
Rp 32,904,453,234.52
Rp
31,351,160,797.84
Rp
1,553,292,436.68
Oxygen 300cc Vape Lavender 750ml Gas Hicook 230gr Kit Black Magic 500ml
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1. PT Multi Makmur Indah Industri merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi kaleng kemasan (packaging). Dalam penghitungan harga pokok produksi, perusahaan menggunakan metode tradisional. Hal ini terlihat bahwa perusahaan dalam penghitungan harga pokok produksi hanya menggunakan satu penggerak biaya saja yakni, volume produksi dalam pengalokasian biaya overhead. 2. Pembeba nan biaya overhead dengan menggunakan Activity-Based Costing dapat menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang berbeda dibandingkan dengan perhitungan perusahaan. Dalam metode ini, perusahaan tidak hanya menggunakan satu penggerak biaya saja dalam pembebanan dan pengalokasian biaya, melainkan dengan menggunakan jam mesin, jam tenaga kerja langsung, jumlah pengiriman, luas pabrik, dan jumlah produk. 3. Perhitun gan harga pokok produksi menggunakan metode tradisional dan Activity-Based Costing mengalami pergerakan yang cukup signifikan , hal ini disebabkan karena pengalokasian biaya overhead yang tidak tepat dengan menggunakan menggunakan metode tradisional , karena pembebanan dan pengalokasian biaya overhead hanya terpusat pada volume produksi. Perbandingan antara perhitungan harga pokok produksi dengan kedua metode ini menyebabkan pergerakan harga pokok produksi, yakni produk yang mengalami overstated (pencatatan harga pokok produksi terlalu tinggi) dan understated (pencatatan harga pokok produksi terlalu rendah) Berdasarkan pembahasan yang telah diungkapkan, menghasilkan saran yakni: 1. Bagi Perusahaan: PT Multi Makmur Indah Industri , sebaiknya mulai menerapkan penghitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode Activity- Based Costing . Jika melihat dari segi produksi, PT Multi Makmur Indah Industri merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi kaleng kemasan (packaging) dalam jumlah yang besar, dan perusahaan ini
merupakan perusahaan yang memiliki ekspansi pasar yang cukup tinggi. Dengan, menerapkan metode Activity-Based Costing , perusahaan dapat dengan mudah menentukan Harga Pokok Produksi secara akurat dan terperinci. Harga pokok produksi yang akurat tersebut juga akan berguna untuk menetapkan harga jual . Perusahaan juga dapat memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode tradisional. 2.
Bagi Peneliti Selanjutnya: Dalam penerapan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode ActivityBased Costing lebih terstruktur dan terperinci terutama dalam menganalisis terkait dengan aktivitas perusahaan.
REFERENSI Ahmad, Komaruddin, (2013). Akuntansi Manajemen Dasar-Dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo. Atkinson, Anthony A, et al. (2009). Managerial Accounting Fifth Edition, diterjemahkan oleh Kartika Dewi. Jakarta : Indeks Bustami, Bastian, dan Nurlela. (2012). Akuntansi Biaya melalui Pendekatan Manajerial. Jakarta : Mitra Wacana Media. Carter, William K. (2009). Cost Accounting, diterjemahkan oleh Krista. Jakarta : Salemba Empat. Dunia, Firdaus Ahmad, dan Wasilah Abdullah. (2012). Akuntansi Biaya Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Garrison, Noreen, dan Brewer. (2006). Managerial Accounting. Jakarta : Salemba Empat Hermawan, Edi. (2013).Akuntansi Manajerial Suatu Orientasi Praktis. Jakarta : Mitra Wacana Media. Horngren, C. T.; G. Foster, dan S. M. Datar .(2006). 12th Edition. Cost Accounting: Managerial Emphasis. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Korpunen, Heikki, et al. (2012). An Activity- Based Costing Method for Sawmilling. Forest Products Journal. 60:5 LM Samryn. (2012). Akuntansi Manajemen Informasi Bisnis untuk Mengendalikan Aktivitas, Operasi dan Investasi. Jakarta: Kencana Mulyadi. (2003). Activity- Based Cost System. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Raiborn, Kinney, Cecily. (2011). Cost Accounting: Foundation and Evolution. 8th edition. South Western Cengange Learning: USA Rendy dan Devie. (2013). Analisa Pengaruh Activity Based Costing Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Organisasi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi: Universitas Kristen Petra Rudianto, (2013).Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Struktur Starategis. Jakarta : Erlangga. Simamora, Hendry. (2012). Akuntansi Manajemen Edisi III. Riau : Star Gate Publisher. Surjadi, Lukman. (2013).Akuntansi Biaya. Jakarta : Indeks. Susanto, L. (2012). Peran Activity Based Costing untuk Menetapkan Harga Pokok Produk yang Akurat. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi: Universitas Tarumanegara.1 (3): 2 Widjaja, Amin. (2013). Dasar-Dasar Akuntansi Biaya dan Manajemen. Jakarta : Harvarindo. Witjaksono, Armanto. (2012). Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Graha Ilmu.
RIWAYAT HIDUP Levina Wijayanti, lahir di kota Jakarta, 15 Agustus 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014. Saat ini bekerja sebagai internship di Bosch.