ABSTRAK
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN PAPARAN MEDIA MASSA DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI KELAS VII DI SMP JAYA SUTI ABADI TAMBUN BEKASI TAHUN 2011 Ernauli Meliyana Latar Belakang : Menarche adalah menstruasi pertama yang dialami oleh seorang wanita. Membaiknya standar kehidupan berdampak pada penurunan usia menarche (menarche dini). Ada banyak faktor yang mempengaruhi usia menarche, diantaranya adalah indeks massa tubuh dan paparan media massa untuk orang dewasa. Tujuan penelitian ini adalah : Untuk menganalisis hubungan antara indeks massa tubuh dan paparan media massa untuk orang dewasa dengan usia menarche pada siswi kelas VII di SMP Jaya Suti Abadi Tambun Bekasi Tahun 2011. Metode penelitian : Desain penelitian menggunakanpendekatan deskriptif analitik dengan rancangan crosssectional danteknik pengambilan sampel simple random sampling didapatkan 48 responden. Data dianalisis dengan uji statistik uji chi square. Hasil Penelitian : Dengan menggunakan uji analisis pearson Chi Square diperoleh nilai p value= 0,015 dan p value = 0,019 Kesimpulan : Ada hubungan indeks massa tubuh dan paparan media massa dengan usia menarche pada siswi kelas VII di SMP Jaya Suti Abadi Tambun Bekasi Tahun 2011 Kata Kunci : indeks massa tubuh, paparan media massa, usia menarche PENDAHULUAN Remaja adalah mereka yang berada pada rentang usia 12-15 tahun yang merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, dimana terjadi perubahan fisik, mental, dan emosional. Dalam perkembangan tersebut remaja, khususnya remaja putri mengalami apa yang disebut dengan menstruasi. Menarche adalah menstruasi pertama kali yang terjadi pada seorang remaja putri. Menarche merupakan sebuah tanda bahwa seorang remaja putri beranjak dewasa dan sudah siap untuk sebuah kehamilan. Menurut Ambarwati (2012) menarche umumnya terjadi pada usia 1215 tahun. Penelitian Forrest & Jocqueline, tahun 1993 di USA selama periode 6 tahun (1982-1988) menemukan terjadinya penurunan usia menarche dari 12 tahun 7 bulan menjadi 12 tahun 5 bulan. Penelitian Adadevoh et.all, tahun 1989 di Ghana menemukan penurunan usia menarche dari 14 tahun 11 bulan 1956-1965 menjadi 13 tahun 66 bulan 1966-1975 dan 13 tahun 26 bulan pada tahun 1988(Hendri, 2010). Menurut Rusdiyanti (2010) usia menarche di Indonesia turun dengan rata-rata usia menarche 0,145 tahun per dekade sehingga rata-rata per tahunnya menjadi12-13 tahun. Usia menarche dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor genetik, status gizi dan lingkungan. Faktor genetik yang mempengaruhi seperti usia menarche ibu. Remaja dengan kondisi sosial ekonomi orang tua yang lebih baik, yang bersekolah pada sekolah yang berada di pusat kota yang penuh dengan segala fasilitas pertokoan, mall yang menyediakan fastfood juga fasilitas untuk
mengakses informasi seperti warnet dan sebagainya memungkinkan remaja mempunyai status kesehatan dannutrisi yang lebih baik serta paparan informasi yang lebih terbuka (dikutip dari Zasachrias, 1969 dalam Putri, 2009). Namun pada kenyataanya usia menarche remaja saat ini mengalami penurunan yang signifikan. Penelitian Adesina (2013), menyimpulkan bahwa semakin tinggi Indeks Massa Tubuh (IMT) pada remaja putri, maka umur menarche akan semakin cepat. Status nutrisi yang baik akan meningkatkan IMT pada remaja putri yang akan berdampak pada menurunnya usia menarche. Peneltian Barus (2007) memperlihatkan bahwa remaja putri yang terpapar media elektronik untuk dewasa (55,9%) cenderung lebih cepat mengalami menarche daripada yang tidak terpapar (44,1%) demikian juga halnya dengan responden yang terpapar media cetak untuk dewasa. Menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 20 siswi kelas VII di SMP Jaya Suti Abadi tanggal 5 september 2013 didapatkan bahwa 12 siswi sudah menarche di usia kurang dari 12 tahun dan 6 siswi menarche diusia 13-14 tahun dan 2 siswi baru mendapatkan menarche di usia lebih dari 14 tahun, dan hampir semuanya memiliki akses ke berbagai sumber informasi baik cetak maupun elektronik seperti memiliki akun sosial media lebih dari satu, telepon seluler dengan berbagai fasilitas canggih, VCD, DVD, dan pernah sekurang kurangnya 1 kali menonton film untuk orang dewasa, dan setiap hari menonton TV hingga larut malam. Hasil pengamatan terhadap IMT didapatkan sebagian besar siswi memiliki IMT ideal namun beberapa
memiliki IMT overweight di kelas VII dan usia menarche nya lebih cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara IMT dan paparan media massa dengan usia menarche pada siswi kelas VIIdi SMP Jaya Suti Abadi Tambun Bekasi.
Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh siswi kelas VII di SMP Jaya Suti Abadi Tambun Tahun 2011 Indeks Massa Persent Frekuensi Tubuh ase (%) Underweigth
21
43,8
Ideal
24
50
Overweigth
3
6,2
Obesitas
0
0
Total
48
100
METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 55 siswi kelas VII SMP Jaya Suti Abadi Tambun Bekasi dengan sampel sebanyak 48 responden dengan teknik sampling simple random sampling dengan kriteria inklusi: Remaja putri SMP Jaya Suti Abadi kelas VII paska menarche ≤ 12 bulan yang lalu dengan rentang usia 12-15 tahun dengan IMT antara 18,5 – 30 dan bersedia menjadi responden dalam penelitian. Hasil Penelitian a.
Analisa univariat Distribusi Frekuensi usia menarche siswi kelas VII di SMP Jaya Suti Abadi Tambun Tahun 2011 Usia Frekuensi Persentase (%) ≤ 12 tahun
35
72,9
13-14 tahun
11
22,9
> 14 tahun
2
4,2
Total
48
100
Sumber: Master Data Penelitian Yuliana Pratiwi, Desember 2011 Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi usia menarche pada siswi kelas VII di SMP Jaya Suti Abadi menunjukkan dari 48 responden terdapat 35 responden (72,9%) yang usia menarche nya kurang dari 12 tahun, 11 responden (22,9%) yang usia menarche nya 13-14 tahun dan 2 responden (4,2%) yang usia menarche nya lebih dari 14 tahun.
Sumber: Master Data Penelitian Yuliana Pratiwi, Desember 2013 Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi IMT siswi kelas VII SMP Jaya Suti Abadi Tambun Tahun 2013 menunjukkan dari 48 responden terdapat 21 responden (43,8%) dengan kategori IMT Underweight, 24 responden (50%) dengan kategori IMT Ideal, 3 responden(6,2%) dengan kategori IMT Overweight dan tidak ada responden dengan kategori IMT obesitas. Distribusi Frekuensi Paparan Media Massa Siswi Kelas VII di SMP Jaya Suti Abadi Tambun Tahun 2011 Paparan Persentase Frekuensi Media Massa (%) Ringan
37
77,1
Sedang
8
16,7
Berat
3
6,2
Total
48
100
Sumber: Hasil KuesionerYuliana Pratiwi, Desember 2011 Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi paparan media massa siswi kelas VII SMP Jaya Suti Abadi Tambun Tahun 2013 menunjukkan dari 48 responden terdapat 37 responden (77,1%) yang terpapar ringan oleh media massa tentang tontonan dan bacaan untuk orang dewasa, 8 responden (16,7%) terpapar sedang dan 3 responden (6,2%) terpapar berat.
b.
Analisa bivariat Distribusi frekuensi hubungan Indeks Massa Tubuh dengan usiamenarche siswi kelas VII SMP Jaya Suti Abadi Tambun Tahun 2011 Usia (tahun)
Indeks Massa Tubuh (IMT)
F
%
F
%
F
%
F
Underweight
16
76,2
5
23,8
0
0
21
Ideal
19
79,2
4
16,7
1
4,2
24
Overweight
0
0
2
66,7
1
33,3
3
Total
35
72,9
11
22,9
2
4,2
48
≤12
13-14
>14
Total
Distribusi Frekuensi Hubungan Paparan Media Massa dengan Usia Menarche Siswi Kelas VII di SMP Jaya Suti Abadi Tambun Tahun 2011 Usia (tahun) Total ≤12 13-14 >14 P value
Paparan Media Massa F
%
F
%
F
%
F
Ringan
29
78,4
7
18,9
1
2,7
37
Sedang
6
75,0
2
25,0
0
0
8
Berat
0
0
2
66,7
1
33,3
3
Total
35
72,9
11
22,9
2
4,2
48
0,019
PEMBAHASAN Hubungan IMT dengan usia menarche Hasil analisis uji statistic menggunakan software SPSS V16 menunjukkan terdapat korelasi positif antara IMT dengan usia menarche (p value = 0,015) dimana responden dengan kategori IMT Overweight sebanyak 3 reponden, 2 responden (66,7%) usia menarche nya 13-14 tahun dan 1 reponden (33,3%) usia menarche nya lebih dari 14 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Munda, Wagey, dan Wantania pada siswi SD dan SMP di kota Manado tahun 2010 dimana didapatkan p value 0.000 (p <0.01). Hal ini berarti terdapat hubungan yang sangat bermakna antara IMT dengan usia menarche. Menurut Paath (2004) bahwa apabila status nutrisi seorang remaja dikategorikan baik maka kondisi kesehatan reproduksinya baik, hal ini akan
mempercepat usia menarche nya. Menurut Heffner (2008) jika presentase lemak tubuh seseorang tinggi maka kadar hormon leptin dalam darahnya juga tinggi. Hormon leptin merupakan hormon yang dapat merangsang rasa lapar sehingga otak menerjemahkan sinyal tersebut sebagai keinginan untuk makan. Asupan makanan yang banyak itu menyebabkan status nutrisi seseorang menjadi baik yang kemudian mempengaruhi kematangan organ P reproduksinya sehingga onset usiamenarche value menjadi lebih cepat. Menurut Hidayat (2008) penilaian status nutrisi dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan diantaranya pemeriksaan antropometri, yang meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, 0,015pemeriksaan klinis dan laboratorium (biokimia dan biofisik), menurut Aritonang (2011) pengukuran utama antropometri yang paling banyak dilakukan adalah: massa tubuh misalnya berat badan, dimensi linier misalnya tinggi badan dan komposisi tubuh misalnya tebal lemak dan lipatan kulit, selanjutnya dapat disimpulkan apakah seseorang tersebut mengalami gizi kurang, ideal atau lebih. Peneliti menggunakan metode pengukuran berat dan tinggi badan untuk menilai status nutrisi responden. Kaitannya dengan usia menarche didapatkan bahwa lebih banyak responden yang justru kategori IMT nya ideal namun usia menarche nya kurang dari sama dengan 12 tahun meskipun berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan software SPSS V16 didapatkan p value < α sedangkan jumlah responden yang kategori IMT nya overweight usia menarche nya antara 13-14 tahun lebih sedikit. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara teori dengan hasil penelitian. Kesenjangan yang terjadi dalam penelitian ini dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhi pengukuran kategori IMT responden. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pengukuran status nutrisi dapat dilakukan dengan berbagai metode. Menurut Supariasa (2002) metode yang cenderung lebih objektif dalam penilaian status nutrisi adalah metode pemeriksaan secara klinis dan laboratorium. Metode pemeriksaan secara klinis yaitu dengan cara membandingkan perubahan yang terjadi pada tubuh individu seperti kulit, mata, rambut,dan mukosa oral atau organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid kemudian dihubungkan dengan tanda ketidakcukupan zat nutrisi. Metode pemeriksaan secara laboratorium yaitu pemeriksaan dengan mengambil spesimen yang diuji secara laboratoris untuk melihat kemampuan fungsi dan perubahan struktur dari jaringan. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah,urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode pengukuran antropometri dengan mengukur berat badan dan tinggi badan responden, dengan rumus berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter dikuadratkan (WHO, 2013). Hal ini dilakukan karena lebih mudah dan lebih cepat dalam pengambilan data mengingat waktu pengambilan data yang diberikan pada peneliti hanya 2 minggu sedangkan responden adalah anakanak sekolah yang akan menghadapi liburan semester. a.
Hubungan paparan media massa dengan usia menarche Hasil analisis bivariat antara paparan media massa denga usia menarche menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara paparan media massa dengan usia menarche (p value = 0,019). Responden dengan kategori terpapar berat oleh media massa tentang tontonan dan bacaan untuk orang dewasa sebanyak 3 responden dengan sebaran 2 responden (66,7%) dengan usia menarche antara 13-14 tahun dan 1 responden (33,3%) dengan usia menarche lebih dari 14 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapernas, Pakhri dan Ismail pada Siswi SMP Negeri 5 Tinambung Kabupaten Polman, Makasar tahun 2012 tentang hubungan asiaran televisi dengan usia menarche dimana didapatkan hasil p value = 0,035 (p value < α) yang berarti ada hubungan antara siaran televisi dengan usia menarche. Berdasarkan hasil perhitungan paparan media massa tentang tontonan dan bacaan untuk orang dewasa yang dilakukan terhadap responden yang kemudian dihubungan dengan usia menarche responden didapatkan hasil sebanyak 29 responden (78,4%) dengan kategori terpapar ringan oleh media massa tentang tontonan dan bacaan untuk orang dewasa namun usia menarche nya kurang dari sama dengan 12 tahun sedangkan untuk responden yang terpapar berat oleh media massa tentang tontonan dan bacaan untuk orang dewasa usia menarche nya 13-14 tahun meskipun berdasarkan hasil analisis uji statistik menggunakan software SPSS V16 didapatkan p value < α. Menurut Collins et, all (2004) dalam Dickey (2007) Paparan media massa yang dapat mempengaruhi kematangan seksual adalah media massa yang mengandung informasi pornografi. Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat (UU No. 44, 2008 dalam Sunarsih, Purwita, Khosidah 2010), menurut Wallmyr dan Welin (2006dalam Sunarsih, Purwita, Khosidah 2010) intensitas penggunaan media massa yang mengandung pornografi yang
sering (lebih dari 1 x per bulan) pada remaja membuat mereka memiliki pemikiran berbeda tentang cara memperoleh informasi seks yang merangsang kematangan organ seksual mereka lebih cepat. Menurut Brown (2005) remaja putri yang mengalami kematangan seksual dini menggunakan media massa sebagai sumber informasi dan model seksualitas mereka. Kesenjangan yang terjadi dalam penelitian ini adalah karenacontent dan frekuensi media massa tentang tontonan dan bacaan yang digunakan oleh responden tidak merata. Dari data yang didapatkan melalui kuesioner paparan media massa tentang tontonan dan bacaan untuk orang dewasa didapatkan hasil bahwa ada beberapa responden yang hanya menonton tontonan untuk orang dewasa dan tetapi tidak membaca bacaan untuk orang dewasa dan sebaliknya. Kemudian frekuensi penggunaan media massa yang tidak merata. PENUTUP Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan 1. Distribusi frekuensi IMT siswi kelas VII SMP Jaya Suti Abadi Tambun Tahun 20131menunjukkan dari 48 responden terdapat24 responden (50%) dengan kategori IMT Ideal. 2. Distribusi frekuensi paparan media massa siswi kelas VII SMP Jaya Suti Abadi Tambun Tahun 2011 menunjukkan dari 48 responden terdapat 37 responden (77,1%) yang terpapar ringan oleh media massa tentang tontonan dan bacaan untuk orang dewasa. 3. Distribusi frekuensi usia menarche pada siswi kelas VII di SMP Jaya Suti Abadi menunjukkan dari 48 responden terdapat 35 responden (72,9%) dengan usia menarchekurang dari 12 tahun. 4. Ada hubungan antara IMT dengan usia menarche pada siswi kelas VII di SMP Jaya Suti Abadi Tambun Tahun 2011 dengan p value = 0,015 dimana nilai α = 0,05 (p value < α). 5. Ada hubungan antara paparan media massa tentang tontonan dan bacaan untuk orang dewasa dengan usia menarche pada siswi kelas VII di SMP Jaya Suti Abadi Tambun Tahun 2011 dengan p value = 0,019 dimana nilai α = 0,05 (p value < α).
DAFTAR PUSTAKA Abdulla,Enas. 2010.Assessment Of The Influencing Factors On Age Of Menarche Among Girls InTikrit City Journal of Department of community Medicine, College of MedicineTikrit Medical Journal 2010; 16(2):129133(online) diakses 7september 2013 Acharya,A.,V. P Reddaiah, and N. Baridalyne. 2006. Nutritional Status And Menarche In Adolescent Girls In An Urban Resettlement Colony Of South Delhi. Indian Journal of Community Medicine. October-Desember Vol. 31, No. 4 (online) diakses 26 agustus 2013
Brown, Jane D. 2005.Mass Media As A Sexual Super Peer For Early Maturing Girls. Journal of Adolescent Health Vol 36 : 420-427 (online) diakses 2 september 2013 Dharma, Kusuma Kelana. 2012. Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans InfoMedia. Dickey, Sabrina L. 2007. A Study To Determine The Effects Of Mass Media On A College AgeMale And Female Decision To Become Sexually Active As AnAdolescent. The Florida State UniversityCollege Of Nursing : Florida
Adesina, Adesuwa FdanPeterside, Oliemen . 2013. Age At Menarche And Body Mass Index (BMI) Among AdolescentSecondary School Girls In Port Harcourt, NigeriaIOSR Journal Of Dental And Medical Sciences (JDMS)ISSN: 2279-0853, ISBN: 22790861.Volume 3, Issue 5 (Jan.- Feb. 2013), PP 4146Www.Iosrjournals.Org (online) diakses 24 agustus 2013
Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Salemba Medika: Jakarta (online) diakses tanggal 6 september 2013 pukul 09.42
Ambarwati, Fitri Respati. 2012. Gizi & Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Cakrawala ilmu
Hastono, S.P.2007. Analisis Data Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Univarsitas Indonesia
Aritonang, Irianton. 2011. Menilai Status Gizi Untuk Mencapai Sehat Optimal. Jakarta:Leutika
Harpenas, Pakhri, Asmarudin. 2012. Hubungan Antara Siaran Televisi Dan Status Gizi Terhadap StatusMenarche Pada Siswi Smp Negeri 5 Tinambung Kabupaten Polman. Media Gizi Pangan, Vol.XIII, Edisi 1, 2012 (onlone) diakses 5 september 2013
Astuti, Rahayu. 2010. Usia Menarche, Indeks Masa Tubuh, Frekuensi Konsumsi, DanStatus Sosial Ekonomi Orang Tua Pada Siswi SLTPDi Pinggir Dan Pusat Kota, Kota Semarang (online) diakses 4 september 2013 Barus, Mila Devi. 2007. Gambaran Usia Menarche, Status Gizi, Keterpaparan Media Massa (Elektronik Dan Cetak), Usia Menarche Ibu, Dan Tingkat Sosial Ekonomi Pada Siswi Kelas 4, 5, 6 Di SD Mardi Yuana Depok Tahun 2007. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Unniversitas Indonesia, Depok (online) diakses 7 september 2013 Budiman.2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Gumanga, S.K and Kwame-Arye, R A. 2012. Menstrual Characteristics In Some Adolescent Girls In Accra, Ghana. Ghana Med J. 2012 march; 3-7 (online) diakses 5 september 2013
Heffner, Linda J. 2008. Sistem Reproduksi, At a Glance(Edisi Kedua). Jakarta: Erlangga Medical Series Hendri, Dedi. 2010. Hubungan Antara Kadar Leptin Serum, Indeks Massa Tubuh, Persentase Lemak Tubuh, Rasio Lingkar Pinggang Panggul Dengan Usia Menars(online). Diakses tanggal 24 agustus 2013 Hidayat. A. Aziz. A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: EGC
________________,.2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Mediaka
Tubuh Dengan Usia Menarche Pada Siswi SMPN 3 Candi Sidoarjo (online) Diakses 4 september 2013
Kusmiran, Eny. 2009. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika:
Santrock, John. 2007. Remaja. Edisi ke sebelas jilid pertama. Jakarta: Erlangga
Manuaba, SKDS. 2009. Buku Ginekologi. Jakarta: EGC
Smart,
Ajar
Munda, Wagey, Watawani. 2010. Hubungan Antara Imt Dengan Usia Menarche Pada Siswi Sd Dan Smp Di Kota Manad. Makasar: Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Muscari, Mary E. 2010. Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC Marzouk, Salwa A.2013. Impact Of Educational Program About Menarche On Improving Student's Self- Concept At Assiut Governorate. Life Science Journal 2013;10(1) Nielson, Elizabeth. M. 2011. Trends in the Age of Menarche. Southern Illinois University CarbondaleOpenSIUC: University Honors Program (online) diakses tanggal 6 september 2013 Notoatmojdo.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam.2013.Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta Paath, Erna Francin. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC Poltekkes Depkes. 2010. Remaja:Problem Dan Jakarta: Salemba Medika
Kesehatan Solusinya.
Putri, A. Kartika. 2009. Hubungan Antara Status Gizi, Status Menarche Ibu, Media Massa, Aktivitas Olahragadengan Status Menarche Siswi Di SMP Islam Al-Azhar Rawamangun Jakarta Timur Tahun 2009. FKM UI (online) diakses tanggal 4 September 2013 Purwitasari, Desi. 2009. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarata: NuMed Rusdyanti, Anggita Brilian. 2010. Hubungan Aktifitas Fisik Dan Persentase Lemak
Prince. 2008. Mengenal Usia Remaja.www.khowan.com (online) diakses 9 Desember 2013
Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfa Beta Supariasa. 2002. Penilaian Status Nutrisi. Jakarta: Salemba Medika Soetjiningsih.2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung Seto Sunarsih, S., Purwanti. Khosidah.2010. Hubungan Frekuensi Paparan Media Pornografi Dengan Frekuensi Perilaku Masturbasi Remaja Putra Di Smk Wongsorejo Gombong Kebumen.Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 2010 diakses 13 januari 2014 WHO. 2013. Global data base on Body Mass Index.(Online). http://apps.who.int/bmi/index.jsp?intro Page=intro_3.htmldiakses 11 desember 2013 Wong,
Dona L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Zegeye, Desalegen T., Megabiaw, Berihun&Mulu, Abay. 2009. Age At Menarche And The Menstrual Pattern Of Secondary School Adolescents In Northwest Ethiopia.Research ArticleBMC Women's Health 2009, 9:29.(Online) Diakses Tanggal 3 September 2013