1
Pengembangan Perangkat Pembeajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Perpindahan Kalor Deisy Regina Ibrahim1, Mursalin2, Raghel Yunginger3 Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Fisika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Deisy Regina Ibrahim. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran inkuiri terbimbing Pada Materi Perpindahan Kalor. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing materi perpindahan kalor di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas sepuluh (X) yang terdiri dari, Silabus, Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan Bahan Ajar yang disesuaikan dengan kurikulum 2013. Proses pengembangan perangkat ini menggunakan model pengembangan perangkat Dick-Carey yang terangkum dalam empat tahap (Define, Design, Develop and Disseminate) yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan dan Penyebaran. Hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan lembar validasi perangkat pembelajaran. Masing-masing perangkat pembelajaran ini telah divalidasi oleh validator yang terdiri dari 2 validator yakni 1 orang dosen di jurusan Fisika dan 1 orang guru Fisika di SMA N 2 Gorontalo menyatakan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikembangkan oleh peneliti dengan menggunakan desain Dick-Carey layak digunakan pada proses belajar mengajar di sekolah.
Kata Kunci: pengembangan Perangkat pembelajaran, Desain Sistem pembelajaran Dick dan Carey, kurikulum 2013.
1
Deisy Regina Ibrahim Mahasiswa Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo
2
Dr. Mursalin, M.Si dosen jurusan fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo
3
Raghel Yunginger, S.Pd, M.Si dosen jurusan fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo
2
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam pendidikan, ilmu fisika telah merambah keberbagai pelosok dunia, hingga ilmu fisika sekarang ini banyak diterapkan dalam bidang teknologi dan informasi. Fisika lebih memperkenalkan kita pada keseluruhan isi alam semesta sehingga menimbulkan rasa syukur kita akan kuasa sang pencipta. Namun sayangnya fisika masih dianggap salah satu bidang studi yang dianggap sulit atau susah dipahami oleh peserta didik dikarenakan siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran sedangkan bagi guru itu sendiri adalah fisika di anggap sebagai mata pelajaran yang membutuhkan waktu yang lama, sehingga susah untuk menemukan waktu yang efektif dalam proses pembelajaran. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi kalangan pendidik khususnya guru fisika. Untuk mengatasi masalah tersebut, banyak pakar pendidikan yang mencoba mencari solusi agar fisika menjadi pelajaran yang asyik dan menyenangkan serta banyak diminati peserta didik untuk dipelajari. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan menggunakan pembelajaran pemrosesan informasi. Salah satu pembelajaran yang termasuk dalam rumpun pemrosesan informasi adalah pembelajaran inkuiri terbimbing. Menurut Trianto, bahwa: ”model pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah kedalam waktu relatif singkat” (2010:167). Adapun penelitian yang dilakukan oleh Schlenker, (dalam Trianto, 2010:198) menunjukkan bahwa: ”latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi”. Cara lain yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah dalam pendidikan adalah melului pengembangan kurikulum dari KTSP ke kurikulum 2013. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah bahwa untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar pelajaran) dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Salah satu dasar pengembangan Kurikulum 2013 berdasarkan Peraturan Menenteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah salah satunya adalah pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sehingganya model pembelajaran inkuiri terbimbing sangat tepat untuk diimplementasikan pada pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 dimana saat ini sedang diuji cobakan pada setiap satuan pendidikan di seluruh indonesia. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran yang efektif untuk diimplementasikan pada kurikulum 2013 dan untuk digunakan dalam proses pembelajaran sains khususnya pada bidang fisika, karena pembelajaran ini melatih siswa dalam mencari masalah dan menjawab masalah tersebut melalui suatu kegiatan ilmiah. Untuk menunjang penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dibutuhkan perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing yang disesuaikan dengan kurikulum
3
2013. Perangkat pembelajaran tersebut terdiri atas silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP), Bahan ajar, lembar kerja siswa (LKS). Tujuan dari penelitian ini untuk menghasilkan perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing (Silabus, RPP, LKS dan Bahan Ajar) sesuai kurikulum 2013 yang layak digunakan dalam proses belajar mengajar. KAJIAN TEORI Menurut Joyce, Weil dan Calhoun (2000:19) bahwa Pembelajaran inkuiri didesain untuk mengajak siswa banyak terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga menjadi fasih melalui membuat pertanyaan, membangun konsep dan hipotesis serta menguji kebenaran hipotesis. Indrawati (dalam Trianto, 2010:165) menyatakan bahwa suatu pembelajaran pada umumnya akan efektif jika diselenggarakan melalui pembelajaran dalam rumpun pemrosesan infiormasi. Salah satu pembelajaran yang menekankan pembelajaran pemrosesan informasi adalah pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah dengan waktu yang singkat sehingga siswa menjadi terbiasa dengan proses ilmiah yang dilakukannya serta menjadi percaya diri dengan pengetahuan yang telah diperolehnya. Pada pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa bekerja di bawah bimbingan guru dan terfokus pada hipotesis. Dimyati dan Musdjiono (2009:174) menjelaskan bahwa Peran guru sebagai pembimbing lebih menonjol dimana kemungkinan penemuan telah diperhitungkan sebelumnya oleh guru. Menurut Dimyati dan Musdjiono (2009:173), bahwa: “Peran utama guru dalam pembelajaran inkuiri terbimbing adalah 1) Menciptakan suasana bebas berfikir sehingga siswa bebas bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah 2) Fasilitator dalam penelitian 3) Rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah 4) Pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam pemecahan masalah . Trianto (2010:172) mengemukakan bahwa: “terdapat enam langkah pokok dalam pembelajaran inkuiri” seperti tampak pada tabel berikut. Menurut Sudjana (dalam Trianto:2010:177) bahwa “untuk melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran diperlukan suatu model desain sistem pembelajaran yang sesuai dengan sistem pembelajaran”. Desain itu sendiri merupakan rancangan urutan atau sistematika kegiatan yang akan dilaksanakan agar menjadi seperti apa yang di inginkan oleh desainer. Menurut Trianto (2010:178) bahwa Menurut pendekatan ini terdapat beberapa komponen yang akan dilewati dalam proses pengembangan dan perancangan yang tersusun atas 10 (sepuluh) langkah yang di kemas dalam empat
4
tahap yaitu tahap definisi (define), tahap pengembangan (develop), tahap desain (design) dan tahap penyebaran (disseminate) berikut 1. Tahap definisi (define) Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran Melaksanakan analisis pembelajaran Mengidentifikasi tingkah laku dan karakteristik siswa Merumuskan tujuan peformasi 2. Tahap Pengembagan (Develop) Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan Mengembangkan strategi pengajaran Mengembangkan dan memilih material pengajaran 3. Tahap desain (Design) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif Merevisi bahan pembelajaran Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif. 4. Tahap Penyebaran (Disseminate) Pada tahap ini dilakukan penyebaran perangkat pembelajaran.
Revise Instructional
Conduct instructional analysis
Write performance objectives
Identify instructional Goal(s)
Develop criterion referenced test items
Develop instructional strategy
Develop and select instructional materials
Identify entry behaviors chaeacteristic
Design and conduct summative evaluattion
Gambar: Model Desain Sistem Pembelajaran menurut Dick & Carey
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Kurikulum adalah seperagkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan 5
Design and conduct formative evaluation
pembelajaran tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut ada dua dimensi kurikulum yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidika terkait erat pada standar kompetensi lulusan dan standar isi. Standar kompetensi lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar isi memberikan kerangka konseptual tentangkegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. sesuai standar kompetensi lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas ‘menerima, menjalankan, menghargai, menhayati, dan mengamalkan’. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas ‘mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas ‘mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan lintasan peroleha turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar pelajaran) dan tematik (dalam suatu mata pelajaran). Perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan ,asalah (project based learning). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat: a. Identitas mata pelajaran (Khusus SMP/MTs/SMPLB/paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/paket C/pakter C Kejuruan) b. Identitas sekolah meliputi satuan pendidikan dan kelas c. Kompetensi inti Merupakan gambaran secara kategorial mengenai komptensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mate pelajaran. d. Kompetensi dasar merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran. e. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A) f. Materi pokok memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
6
g.
Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. h. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. i. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun j. Sumber belajar dapat, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah komponen RPP adalah sebagai berikut 1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan 2. Identitas mata pelajaran atau tema / subtema 3. Kelas / semester 4. Materi pokok 5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai 6. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi KI 1 – KD 1 KI 2 – KD 2 KI 3 – KD 3 – indikator KI 4 – KD 4 – indikator 8. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator dan ketercapaian kompetensi. 9. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan peserta didik dan KD yang akan dicapai 10. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran. 11. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan. 12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui pendahuluan inti dan penutup. 13. Penilaian hasil belajar. Menurut Trianto, (2010:222) bahwa “Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun untuk pengembangan semua aspek dalam bentuk eksperiment atau demonstrasi”.
7
Trianto (2010:227), mengatakan bahwa: “bahan ajar (modul, diktat) merupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pembelajaran, kegiatan penyelidikan berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi, dan contoh-contoh penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari”. Dapat dikemukakan bahan ajar sebagai panduan belajar dalam proses pembelajaran juga sebagai penduan belajar mandiri yang berisi tujuan pembelajaran, konsep-konsep, informasi penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari, uraian materi, serta gambar-gambar yang berkaitan dengan materi yang di ajarkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil validasi silabus No
Aspek Penilaian
Hasil Penilaian V1
V2
Rerata
1
Menuliskan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
4
4
4
2
Kesesuaian materi pelajaran dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
4
4
4
3
Merumusan indikator sesuai dengan KIdan KD
4
3
3,5
4
Penetapan materi sesuai dengan KI,KD dan Indikator.
4
3
3,5
5
Kegiatan pembelajaran dirancang dan dikembangkan berdasarkan KI dan KD
4
3
3,5
6
Merumuskan indikator pencapaian kompetensi yang sesuai SK dan KD
4
4
4
8
Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan
4
4
4
9
Menentukan sumber belajar yang disesuaikan dengan KI, KD, serta materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi
4
4
4
Menggunakan bahasa yang baik dan benar
4
4
4
10
Rata-rata Nilai Keseluruhan
3,45
Berikut ini hasil validasi RPP pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga oleh dua orang validator yang disajikan dalam tabel 4.3.
8
Tabel Hasil Penilaian Rencana Pelaksaan Pembelajaran Komponen Hasil penilaian No. Rencana Pelaksanaan dan Skor Pembelajaran A Identitas Mata Pelajaran V1 V2 1. Satuan pendidikan,kelas, semester, 3 3 tema, sub tema jumlah pertemuan. B. Perumusan Indikator V1 V2 1. Kesesuaian dengan SKL,KI dan 3 3 KD. 2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan 3 3 kompetensi yang diukur. 3. Kesesuaian dengan aspek sikap, 3 3 pengetahuan, dan keterampilan. Perumusan Tujuan C. V1 V2 Pembelajaran 1. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan 3 3 dicapai. 2. Kesesuaian dengan kompetensi 3 3 dasar. D. Pemilihan Materi Ajar V1 V2 1. Kesesuaian dengan tujuan 3 3 pembelajaran 2. Kesesuaian dengan karakteristik 3 3 peserta didik. 3. Kesesuaian dengan alokasi waktu. 3 3 E. Pemilihan Sumber Belajar V1 V2 1. Kesesuaian dengan KI dan KD. 3 3 2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran, pendekatan 2 3 scientific dan model inkuiri terbimbing. 3. Kesesuaian dengan karakteristik 3 3 peserta didik. F. Pemilihan Media Belajar V1 V2 1. Kesesuaian dengan tujuan 3 3 pembelajaran. 2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan 2 3 scientific. 3. Kesesuaian dengan karakteristik 3 3 peserta didik. G. Model Pembelajaran V1 V2 9
Rerata
3
3
3 3
3 3
3 3 3 3 2,5
3
3 3 3
No. 1. 2. H. 1.
2.
3. 4. I. 1. 2. 3. 4.
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. Kesesuaian dengan pendekatan Scientific. Skenario Pembelajaran Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific dan sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi. Penilaian Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik. Kesesuaian dengan dengan indikator pencapaian kompetensi. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.
Hasil penilaian dan Skor
Rerata
3
3
3
2
2
2
V1
V2
3
3
3
2
3
2,5
3
3
3
3
3
3
V1
V2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3 2,92
Jumlah
Tabel hasil validasi LKS oleh dua orang validator No 1
2
Hasil Validasi Validator Validator I II
Aspek yang dinilai Kebahasaan a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar b. Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan ambigue c. Istilah yang digunakan tepat dan mudah dipahami Penyajian a. Membangkitkan minat/rasa ingin tahu
10
Ket.
Ya
Ya
Baik
Ya
Ya
Baik
Ya
Ya
Baik
Ya
Ya
Baik
b. Sesuai taraf berpikir dan kemampuan membaca siswa c. Media dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran d. Mendorong siswa terlibat aktif e. Menarik/menyenangkan Kegunaan a. Memberikan kemudahan dalam mengembangan kemampuan berpikir siswa b. Menunjang terlaksananya KBM yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pendekatan scientific c. Memberikan kemudahan dalam membuat soal evaluasi dan penilaian
3
Ya
Ya
Baik
Ya
Ya
Baik
Ya Ya
Ya Ya
Baik Baik
Ya
Ya
Baik
Ya
Ya
Baik
Ya
Ya
Baik
Tabel Hasil Penilaian Bahan Ajar oleh kedua Validator No. I
Hasil validasi Validator Validator I II
Uraian Struktur bahan ajar 1. Sesuai dengan sistematika bahan ajar Tinjauan Umum Materi Deskripsi singkat
Ya
Ya
Baik
Manfaat dan Relevansi
Ya
Ya
Baik
Standar Kompetensi
Ya
Ya
Baik
Susunan bahan ajar
Ya
Ya
Baik
Ya
Baik
Petunjuk penggunaan bahan Ya
ajar
II
Ket.
Penyajian/uraian materi
Ya
Ya
Baik
Penutup
Ya Ya
Ya
Baik
Ya
Baik
Ya
Ya
Baik
Ya
Ya
Baik
2. Tampilan menarik: huruf jelas dan terbaca Organisasi Penulisan Materi 1. Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Kejelasan urutan materi 11
3. Kebenaran jenis materi Ya Ya Baik Pendukung Penyajian Materi 1. Kesesuaian/ketepatan Ya Ya Baik ilustrasi dengan materi 2. Menyajikan contoh-contoh Ya Ya Baik konkrit dari lingkungan 3. Penyajian teks, gambar Ya Ya Baik disertai dengan rujukan/sumber acuan 4. Identitas table dan gambar Ya Ya Baik 5. Daftar Pustaka Ya Ya Baik IV Bahasa 1. Kesesuaian kalimat dengan Ya Ya Baik tingkat pemahaman siswa 2. Bahasa yang digunakan Ya Ya Baik komunikatif dan mudah dipahami Berdasarkan hasil validasi dari keseluruhan perangkat, bahwa perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikembangkan disesuaikan dengan kurikulum 2013, terdiri atas Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiga kali pertemuan, Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk tiga kali pertemuan serta bahan ajar dalam tiga kali pertemuan dapat digunakan dalam pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan taraf berfikir siswa dimana menurut Piaget (dalam Uno, 2006:11) mengatakan bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Dimana siswa kelas X SMA berusia rata-rata diatas 14 tahun, menurut teori Piaget berada pada tahap operasional Formal. Piaget (dalam Subini, 2012:157) menjelaskan bahwa pada tahap operasional formal, kemampuan siswa sudah berada pada tahap berfikir abstrak, yaitu berfikir tentang suatu idea atau gagasan, siswa mampu mengajukan hipotesis, menghitung konsekuensi yang mungkin terjadi serta menguji hipotesis yang mereka buat. sehingga Dapat disimpulkan bahwa keseluruhan perangkat dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil validasi pada silabus bahan ajar dan LKS dapat digunakan tanpa revisi, sedangkan pada RPP dapat digunakan dengan revisi kecil pada beberapa indikator penilaian. III
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi perpindahan kalor yang terdiri atas silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan Ajar yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 menggunakan desain Dick dan Carey layak digunakan pada proses belajar mengajar di sekolah. Penelitian dibatasi pada perancangan perangkat pembelajaran yaitu silabus, RPP, LKS dan Bahan Ajar yang disesuaikan dengan kurikulum 2013. 12
Pada penelitian ini tidak dilakukan perancangan perangkat penilaian hasil belajar dan penerapan atau ujicoba dilapangan. SARAN Dari pembahasan serta kesimpulan di atas menunjukan bahwa hasil pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan desain Dick dan Carey layak untuk digunakan pada pembelajaran, untuk itu peneliti mengajukan saran agar pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan desain Dick dan Carey menjadi suatu pedoman bagi para guru atau pendidik untuk dapat mengembangkan perangkat pembelajaran sebelum proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. REFERENSI Bueche, Frederick. J. 1989. Theory and Problem of COLLEGE PHYSICS, 8 th Edition .McGraw-Hill, Inc BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. http://staff.unila.ac.id/ngadimunhd/files/2012/03/2-Standar-PenilaianSesuai-BSNP.pdf. diakses tanggal 9 april 2013 Dewi. K, W. Sadia dan N.P Ristiati. 2013. Pengembangan Perangkat IPA Terpadu dengan Setting Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kinerja Ilmiah Siswa. e-jurnal program pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan IPA. Volume 3 Dick , Walter and Lou Carey .1990. The Systematic Design of Instructional Third Edition. Harper Collins Publisher Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta th
Giancoli, D. C. 1984. Physics, 5 Edition. London, Prentice Muslimin Ibrahim. 2007. Pembelajaran inkuiri. (Artikel Online). (http://kpicenter.org/index.php?option=com_content&task=view&id=37 &Itemid=4, diakses tanggal 19 maret 2013). Pribadi, Benny.A. 2009. model desain sistem pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat Sativani, Oriza. 2011. Metode penelitian Research and Development versi Dick & Carey. Yogyakarta: http://oryzasativa135rsh.blogspot.com/2011/01/m etode-penelitian-research-and.html .di akses tanggal 19 maret 2013 Subini, Nini Dkk. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Mentari Pustaka Sunardi.2007. Fisika Bilingual untuk SMA/MA . Bandung: Yrama Widya Sukmadinata, Nana. 2010. metode penelitian pendidikan. Bandung: UPI dengan ROSDA
13
Trianto.2010. mendesain model pembelajaran inovatif-progresif “konsep, landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Trianto.2010. model pembelajaran terpadu “konsep, strategi, dan implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara Uno, Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara ------------------. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara -----------------.dkk.2010. Desain Pembelajaran. Bandung: MQS Publishing
14
15