PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUB SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG DENGAN PENDEKATAN METHODE LOCATIEN QUOTIEN DAN ANLYTICAL HIRARCHY PROCESS ( AHP ). Hindar Wibowo, Udi Subakti Ciptomulyono, dan Moses Laksono Singgih Program Magister Teknik Studi Pembangunan Arsitek Institut Teknologi Sepuluh Nopember ITS Surabaya Kampus, ITS Sukolilo, Surabaya Indonesia 6011 Email :
[email protected]
Abstrak Salah satu tujuan kebijakan regional Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara adil dan merata.Oleh sebab itu perlu adanya perencanaan pembangunan yang optimal dengan fokus pada sub sektor ekonomi unggulan, sektor tersebut harus didukung dengan PDRB cukup tinggi serta mampu menyerap tenaga kerja yang banyak. Dengan menetapkan strategi pembangunan berdasarkan sektor ekonomi unggulan, strategi pengembangan sub sektor ekonomi unggulan diharapkan mengembangkan pertumbuhan ekonomi lebih optimal sehingga tecapai tujuan pembangunan daerah. Dalam penelitian ini akan dikaji bagaimana menentukan sektor basis ekonomi, sub sektor ekonomi yang diunggulkan dari sektor basis ekonomi terpilih berdasarkan kriteria pembangunan secara umum. Selanjutnya ditentukan strategi prioritas pengembangan sub sektor ekonomi yang diunggulkan yang bisa dikembangkan di Kabupaten Jombang. Penelitian ini mengusulkan sub sektor unggulan terpilih berdasarkan kriteria ekonomi, strategiks, sosial, dan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Wilayah penelitian ini di Kabupaten Jombang, dengan menggunakan data kuantitatif PDRB Jawa Timur dan PDRB Kabupaten Jombang, dan data kualitatif dengan menggunakan informasi dari pengambil kebijakan dari instansi pemerintah terkait. Metode penelitian yang digunakan adalah Location Quotion, Analytical Hirarchy Process ( AHP ) dan Analisis SWOT. Dari penelitian ini akan diperoleh perumusan unggulan di Kabupaten Jombang.
strategi pengembangan sub sektor ekonomi
Kata kunci: Penentuan Strategi Pengembanagn Sub Sektor Ekonomi Unggulan, LQ, AHP, dan SWOT.
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan secara adil dan merata juga meningkatkan pelayanan kesempatan kerja serta kestabilan ekonomi. Sasaran kemakmuran yaitu kemakmuran wilayah maupun kemakmuran masyarakat. Walaupun pertumbuhan ekonomi cenderung naik akan tetapi selama sepuluh tahun struktur ekonomi belum banyak bcrubah. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jombang masih mengalami keterbatasan dan kendala– kendala antara lain membutuhkan dana cukup besar sementara dana yang tersedia terbatas, sumber daya terbatas, penyebaran sektor yang belum merata dan baik dalam perencanaan ekonomi masih belum jelas ditinjau dari metodologi yang benar seperti mengembangkan sektor yang, kurang tepat dan tidak terukur sehingga arah pembangunan sektoralnya meleset. Tujuan Penelitian • • •
Menentukan sektor ekonomi basis dalam mengembangkan ekonomi daerah kabupaten jombang. Menentukan prioritas sub sektor ekonomi yang diunggulkan dengan memperhatikan kriteriakriteria pembangunan ekonomis secara umum. Menentukan strategi pengembangan sub sektor ekonomi yang diunggulkan kabupaten Jombang.
Manfaat Penelitian • • •
Sebagai kajian untuk membantu Pemerintah Daerah dalam rangka kebijakan pengembangan sektor ekonomi di Kabupaten Jombang. Memberikan arahan / rekomendasi bagi Pemerintah Daerah pengembangan sektor ekonomi di Kabupaten Jombang. Memberikan arahan konsep dan metodologi untuk mencari dan strategi sektor ekonomi unggulan basis potensi di Kabupaten Jombang.
Lingkup Penelitian a) lingkup wilayah • Lingkup wilayah penelitian ini hanya dibatasi pada kebijakan pengembangan sektor ekonomi di Kabupaten Jombang. b) Lingkup bahasan • Substansi penelitianini hanya dibatasi pada kebijakan pengembangan sektor ekonomi di kabupaten Jombang. • Pemilihan prioritas pengambilan sektor-sektor usaha potensial dilakukan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan Pemda Kabupaten Jombang.
Kerangka Penelitian
Kerangka Penelitian adalah alur pengerjaan dari suatu penelitian dari awal hingga akhir. PENENTUAN STRATEGI KEBIJAKAN SUB SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG DENGAN PENDEKATAN METHODE LOCATION QUOTION DAN ANALYTICAL HIRARCHY PROCESS
Latar Belakang Penentuan Kebijakan pengembangan prioritas sub sektor belum mendalam Dana pemerintah terbatas Diperlukan Pengembangan sub sektor unggulan Perumusan Masalah
Bagaimana menentukan sub sektor ekonomi unggulan basis sebagai prioritas pengembangan Bagaimana Menentukan strategi Kebijakan pengembangan sub sektor ekonomi unggulan basis Jombang
yang bisa sesuai dengan kondisi
Tujuan Penelitian Menentukan sektor prioritas dalam mengembangkan ekonomi daerah Kab.Jombang dengan dasar evaluasi pilihan sektor basis.
Kepustakaan:
Pengumpulan Data
Buku buku literatur Jurnal
Data sekunder : PDRB, Susenas, Renstra Kab. Jombang, RPJPD 2005-2025 Kab. Jombang Data Primer : Data Survey Responden
Pendekatan / Model Analisis : a) Melakukan review terhadap teori b)Mengumpulkan data sekunder berupa data PDRB Kab.Jombang dan PDRB Propinsi Jawa Timur c)Mencari sektor Basis dengan menggunakan LQ LQ =
E ri / E i x E / Er
E ri
= PDRB sektor i di daerah r
Ei
= PDRB sektor i di wilayah penelitian
E
= PDRB wilayah penelitian
Er
= PDRB total daerah r
LQ >1 sektor basis , LQ < 1 sektor non basis dan LQ=1 tercukupi sektor tertentu d) Setelah didapatkan sector basis dengan LQ > 1 terbesar kemudian dicari sub sector unggulan e) Untuk mencari sub sector unggulan dengan AHP sebagai berikut : i) Penyusunan Hierarki dengan menentukan kriteria, sub kriteria
dan alternatif
ii) Penetapan Prioritas , dengan nilai peringkat tertinggi iii) Konsistensi , dengan syarat Nilai Konsistensinya harus 10 % atau kurang
Analisis SWOT
Elemen-elemennya : S( Strengths/ kekuatan ), W (Weaknesses/kelemahan/ masalah), O(Opportunities/kesempatan/peluang), T( Threats/ ancaman/ hambatan)
Pengembangan Strategi Sub Sektor ekonomi Unggulan
Hasil dan Pembahasan Tabel Location quotion ( LQ ) Sektor ekonomi Tahun 2009 di Kabupaten Jombang Sektor
PDRB Jatim
PDRB Jombang
LQ
Keterangan
1. Pertanian
112,163,509.09
3,704,314.69
1.81
Basis
2.Pertambangan&Penggalian
14,834,942.32
177,216.67
0.66
Non Basis
3.Industri Penglahan
191,878,803.44
1,487,150.16
0.43
Non Basis
4. Listrik Gas dan Air bersih
12,463,640.10
128,756.65
0.57
Non Basis
5.Bangunan
23,292,444.27
319,771.82
0.75
Non Basis
6.Perdagangan,Hotel&Restoran
201,415,137.48
4,293,503.71
1.17
Basis
7.Pengangkutan&Komunikasi
38,932,217.82
470,676.32
0.66
Non Basis
8.Keuangan,Persewaan&Jasa
32,559,698.60
466,926.40
0.79
Non Basis
56,690,541.12
1,403,182.20
1.36
Basis
684,230,934.24
12,451,498.62
Perusahaan 9.Jasa – Jasa
Total
Dari Tabel Terlihat nilai LQ lebih besar 1 ( LQ > 1 ) tertinggi di Sektor Pertanian sebesar 1.81 dan terendah sektor Industri sebesar 0,43. Dilihat dari tabel persentase penduduk laki- laki dan perempuan usia 10 tahun keatas yang bekerja menurut sektor ekonomi di Kabupaten Jombang Tahun 2009 (sumber: BPS) penyerapan tenaga kerja Penyerapan tenaga kerja tertinggi sektor pertanian sebesar 30,21 % , urutan kedua sektor perdagangan sebesar 25,79 %, urutan ketiga sektor jasa sebesar 13,39 % dan terendah sektor listrik, gas dan air sebesar 0,24 %. Terlihat nilai koefisisen location quotion tertinggi pada sektor pertanian sebesar 1,81 dan persentase penyerapan tenaga kerja juga pada sektor Pertanian sebesar 30,21 % sehingga prioritas sektor ekonomi unggulan basis dipilih sektor pertanian untuk dianalisa selanjutnya sesuai dengan tujuan untuk mendapatkan sub sektor pertanian dengan metode Analytical Hirarchy Process.
Penghitungan/ Penetapan Sub Sektor Ekonomi dengan Methode Analytical Hierarchy Process( AHP ) Setelah mendapatkan sub sector basis yaitu sektor pertanian maka dilanjutkan mencari sub sektor ekonomi yang diunggulkan. Untuk mendapatkan sektor ekonomi yang diunggulkan , maka selanjutnya menentukan responden untuk diwawancarai dengan menggunakan kuesioner pada lampiran. sehingga mendapatkan data yang benar dan representative. Responden diambil dari pengambil kebijakan di Kabupaten Jombang yang faham tentang pembangunan Jombang.
Penyusunan Hierarki Diperoleh dari hasil perhitungan LQ yang menjadi faktor basis unggulan adalah sektor pertanian ( LQ=1.81). Dengan demikian perlu dicari sub sektor dari pertanian yang akan dikembangkan. Untuk itu berikut ini diperlukan penetapan prioritas sub sektor pertanian dengan pendekatan AHP. Mengacu di bab III Kriteria penetapan sub sektor pertanian dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut: • • • •
Kriteria Ekonomi Kriteria Strategiks Kriteria Sosial Kriteria Lingkungan Terlihat sepaerti diagram secara lengkap sebagai berikut :
PILIH SUB SEKTOR
Ekonomi
Tenaga kerja
A
Dukungan Anggaran Pemerintah
Dana intestasi
Sub Sektor tanaman Bahan makanan
Strategiks
Stok (ExportImport)
Teknologi
Sub Sektor Perkebunan
Sumber Daya Manusia
Sosial
Sumber Daya Alam
Dukungan masyarakat
Sub Sektor Peternakan
Gambar 3.1
Pemberdaya an masyarakat
Lingkungan
Tingkat pendidikan
Pencemaran Air
Sub Sektor Perikanan
Global Warming
Limbah B3
Eksploita si hutan
Sub Sektor Kehutanan
Konsistensi Logis Hasil Pengolahan dengan Expert Choice menghasilkan hasil sebagai berikut: Tabel sintesis
Sub Sektor Pertanian
1. 2. 3. 4. 5.
Tanaman Bahan Makana Peternakan Perikanan Perkebunan Kehutanan
Nilai Index consistency
Bobot
0.450 0.185 0.174 0.104 0.086 0.060
Terlihat dari tabel 4.22 Nilai rata rata geometrik Index Consitency sebesar 0,060 atau sebesar 6,00 %, sehingga nilai Index Consitency < 10 % jadi hasil diterima dan didapatkan sub sektor terpilih yaitu sub sektor tanaman bahan makanan (nilai bobot 0.450), jadi kesimpulan sub sektor yang dapat diunggulkan dan dikembangkan yaitu sub sektor tanaman bahan makanan (tabama). Sub sektor Tanaman bahan makanan (tabama) terdiri dari : a. b. c. d.
Tanaman Padi Tanaman Palawija Tanaman Buah-buahan Tanaman Sayuran. Setelah` mendapatkan sub sektor yang diunggulakn yaitu sub sektor tanaman bahan makanan(tabama), langkah selanjutnya menentukan strategi pengembangan dengan metode SWOT.
Penentuan Strategi Pengembangan Sub Sektor Tanaman bahan makanan di Kabupaten Jombang dengan Analisis SWOT. Dalam penentuan strategi diatas dengan analisis SWOT dengan menentukan pada posisi mana untuk pengembangan sub sektor tabama dengan menentukan faktor strategi Internal menentukan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), dan juga menentukan faktor strategi eksternal menentukan peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Untuk menentukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dicari responden yang paham betul permasalahan sub sektor tabama yaitu pengambil kebijakan di bidangnya. Berikut ini element-element SWOT .
Tabel 4.24 ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS SWOT IFAS
KEKUATAN/ STRENGTHS (S)
KELEMAHAN/ WEAKNESSES (W) 1.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10.
Luas lahan tersedia Keaneka ragaman tabama Saprodi terpenuhi Lahan subur Surplus produksi tanaman pangan Orientasi perekonomian berbasis sumber daya local Penyerapan tenaga kerja Jombang sebagai simpul distribusi Letak strategis Kondisi sospol dan ketentraman masyarakat
2.
3.
4.
5. 6.
Degradasi dan konversi lahan pertanian Masih lemahnya manajemen-manajemen usaha bidang pertanian Lemahnya jiwa kewirausahaan masyarakat Belum optimalnya dukungan kelembagaan dan infrastruktur dalam menunjang investasi Tidak tahan lama disimpan Sektor pertanian masih mengikuti pola tradisional
EFAS PELUANG/ OPPORTUNIES (O) 1. 2.
3. 4.
5.
Komoditi strategis dibutuhkan masyarakat Kebutuhan dan harga komoditi pertanian yang semakin meningkat, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Investasi bidang agrobisnis masih dapat dikembangkan Berkembangnya teknologi dalam menunjang pelayanan public Kemudahan dalam mengakses informasi
STRATEGI SO 1.
2.
3.
4.
5.
6.
ANCAMAN/ TREATHS (T) 1. 2. 3. 4. 5.
Harga saprodi pertanian dan produk pertanian flutuatif Faktor cuaca tidak menentu Perubahan iklim dan bencana alam Hama masih tinggi Adanya produk dari luar negeri.
Menggunakan luas lahan yang tersedia dengan menanam komoditi strategis Menggunakan keaneka ragaman dan untuk memanfaatkan komoditi yang dibuthkan masyarakat Menggunakan saprodi serta lahan subur dengan memanfatkan kebutuhan dan harga komoditi yang semakin meningkat. Menggunakan surplus produksi tanaman pangan untuk memanfaatkan investor bidang agrobisniis bisa masuk Menggunakan sumber daya local dan penyerapan tenaga kerja Menggunakan ketentraman serta mengakses informasi dan memanfaatkan Jombang sebagai simpul distribusi
STRATEGI ST 1.
2.
Menggunakan luas lahan yang tersedia , serta lahan yang subur dengan saprodi yang optimal dan tidak merusak lingkungan dengan menghidari ancaman hama dan produk dari luarnegeri. Menggunakan surplus produksi tanaman pangan dengan cara menghindar harga
STRATEGI WO 1.
2.
3.
4.
5.
Memanfaatkan teknologi dalam mengatasi degradasi dan konversi lahan Pertanian Pemanfaatan investasi bidang agrobisnis serta mengoptimalkan dukungan kelembagaan dan infrastruktur Pemanfaatan komoditi strategis untuk meningkatkan manajemen usaha bidang pertanian Pemanfaatan investasi bidang agrobisnis untuk meningkatkan kewirausahaan masyarakat Memanfaatkan kemudahan dalam mengakses informasi untuk meningkatkan sektor pertanian yang masih mengikuti pola tradisional
STRATEGI WT 1.
2.
Meminimalkan produk tidak tahan lama serta menghindari /mengurangi produk dari luar negeri Meminimalkan degradasi dan konversi lahan pertanian dan menanam komoditi yang cocok dengan iklim dan cuaca
3.
4.
saprodi pertanian dan produk pertanian fluktuatif serta menghindar produk dari luar negeri. Menggunakan letak yang strategis dan ketentraman sehingga Menggunakan keaneka ragaman yang bebas dan tahan iklim dan cuaca.
3.
4.
Meningkatkan manajemen dan jiwa kewirausahaan untuk menghindari harga saprodi dan produk pertanian fluktuatif Serta mengurangi produk dari luar negeri. Meminimalkan kelemahan sector pertanian yang masih mengikuti pola tradisional serta menghindari hama yang masih tinggi.
Selanjutnya setelah wawancara dengan responden dan mendapatkan data sebagai berikut lalu dicari bobot, rating dari masing masing faktor strategi sehingga akan didapatkan total skor untuk faktor strategi internal dan total skor untuk faktor strategi eksternal.Berikut ini matrik factor strategi internal (IFAS) sebagai berikut : Tabel Internal Strategi Factor Analysis Summary ( IFAS ) Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan
Faktor Strategi Internal
Bobot
(1)
(2)
Rating
(3)
Skor
(4)
a.Kekuatan 1. 2.
Luas Lahan Tersedia Keaneka ragaman Tanaman bahan makanan 3. Saprodi terpenuhi 4. Lahan subur 5. Surplus produksi tanaman pangan 6. Orientasi perekonomian yang berbasis sumber daya lokal 7. Penyerapan tenaga kerja 8. Jombang sebagai simpul distribusi 9. Letak Strategis 10. Kondisi sospol dan ketentraman masyarakat
Total Skor
0,24 0,21
4 4
0,96 0,84
0,16 0,15 0,1
3 3 3
0,48 0,45 0,3
0,04
3
0,12
0,03 0,03
3 3
0,09 0,09
0,02 0,02
3 2
0,06 0,04
1
3,43
b.Kelemahan 1. 2.
Degradasi dan konversi lahan pertanian Masih lemahnya manajemen-
0,24
2
0,48
0,18
2
0,36
Komentar
(5)
3. 4.
5. 6.
manajemen usaha bidang pertanian Lemahnya jiwa kewira usahaan masyarakat Belum optimalnya dukungan kelembagaan dan infrastruktur dalam menunjang investasi Tidak tahan lama disimpan Sektor pertanian masih mengikuti pola tradisional
Total Skor
Tabel
0,17
2
0,34
0,16
2
0,32
0,13 0,12
3 3
0,39 0,36
1
2,25
Matrik faktor strategi eksternal ( EFAS ) Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan sebagai berikut:
Faktor Strategi eksternal
Bobot
(1)
Rating
(2)
(3)
Skor
(4)
a.Peluang 1. 2.
3. 4. 5.
Komoditi strategis dibutuhkan masyarakat Kebutuhan dan harga komoditi pertanian yang semakin meningkat, sehingga mendorong perekonomian daerah. Investasi bidang agrobisnis masih dapat dikembangkan Berkembangnya teknologi dalam menunjang pelayanan publik Kemudahan dalam mengakses informasi
Total Skor
0,42
4
1.68
0,24
3
0,72
0.16
3
0.48
0.13
3
0.39
0.05
2
0.1
1
3,37
b.Ancaman 1. 2. 3. 4. 5.
Harga saprodi pertanian dan produk pertanian fluktuatif Faktor cuaca tidak menentu Perubahan iklim dan bencana alam Hama masih tingg Adanya produk dari luar negeri
Total Skor
0.3
2
0.6
0.24 0.18
2 2
0.48 0.36 0.33
0.17 0.11
2 3
1
2,11
Komentar
(5)
Hasil Kekuatan - Kelemahan = 3.43 - 2.25 = 1.18 Hasil Peluang - Ancaman
= 3.37 - 2.11 = 1.26
O 2
Kwadran I
1
( 1.18 , 1.26 )
W
S 2
1
1
2
1
2 T Posisi berada pada Sumbu X= 1.18 dan Sumbu Y = 1.26, jadi posisi pada kuadran I. Strategi yang digunakan dan diprioritaskan yaitu strategi SO ( ciptakan Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang ).
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian , pengolahan data, serta beberapa analisis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sektor ekonomi basis terdiri dari sektor Pertanian dengan nilai LQ sebesar 1.81, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran dengan nilai LQ sebesar 1.17 dan, Sektor jasa-jasa sebesar 1.36.Sektor Pertanian mempunyai nilai LQ terbesar sehingga dalam penelitian ini dipilih sebagai sektor basis yang akan dicari sub sektor pertanian untuk di kembangkan di Kabupaten Jombang. 2. Sub sektor Pertanian yang dipilih atau diprioritaskan untuk bisa dikembangkan adalah Sub Sektor Tanaman Bahan makanan 3. Strategi pengembangan sub sektor Tanaman Bahan Makanan yaitu menggunakan atau menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, sebagai berikut : a) Menggunakan luas lahan yang tersedia dengan menanam komoditi Strategis. b) Menggunakan keaneka ragaman dan penyerapan kerja c) Menggunakan saprodi serta lahan subur dengan memanfaatkan kebutuhan dan harga komoditi yang semakin meningkat. d) Memanfaatkan surplus produksi tanaman pangan agar investor bidang agrobisnis bisa tertarik untuk masuk. e) Memanfaatkan dan menggunakan sumber daya lokal dan memanfatkan tenaga kerja. f) Memanfaatkan ketentraman serta mengakses informasi dan memanfaatkan Kabupaten Jombang sebagai simpul distribusi. Saran 1) Strategi yang dihasilkandalam penelitian inidapat disarankan untuk menjadi acuan atau rujukan untuk penentuan strategi pengembangan sub sektor tanaman bahan makanan untuk dikembangkan di 306 Desa pada wilayah Kabupaten Jombang. 2) Perlu adanya kajian lebih lanjut untuk menentukan strategi pengembangan sub sektor tanaman bahan makanan untuk diunggulkan.
DAFTAR PUSTAKA Abdul W,S (2004), Analisis Kebijakan, Bumi Aksara, Jakarta. Arsyad, L. (2004), Ekonomi Pembangunan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogyakarta. BAPPEDA dan BPS Kabupaten Jombang (2008) Kabupaten Jombang Dalam Angka Tahun 2006/2007, BPS Kabupaten Jombang. BPS Propinsi Jawa Timur dan BAPPEPROP (2006), Jawa Timur Dalam Angka Tahun 2006/2007, BPS Propinsi Jawa Timur, Surabaya. BPS Propinsi Jawa Timur dan BAPPEPROP (2007), PDRB Kabupaten / Kota Se Jawa Timur Tahun 2000 – 2008, BPS Propinsi Jawa Timur, Surabaya. Chenery, et.al., (1974), redistrobution With Grouwth, Oxford University Press, London. Clark, C., (1949), The Conditions of Economic Progress, Mac Millan. Clark and Fisher (1981), Natural Resource and Environmental Economics, Cambrigde University Press. Fauzi, A (2004), Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Teori dan Aplikasi, PT Gramedia Pustaka, Utama, Jakarta. Harsono, B. Dan Sugeng (1989), Perencanaan Pembangunan Wilayah, LPFE-IV,Jakarta. Hendayana dan Rahmad (2003) Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) Dalam Penentuan Komoditas Unggulan, Informatika Pertanian, Volume 12, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kotler, P. dkk (2004), Rethinking Marketing – Sustainable Market-ing Entreprise di Asia, Edisi Ketiga, PT. INDEK, Jakarta. Kuncoro , Mudrajad (2006 ), Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah, dan Kebijakan Edisi keempat, Penerbit UPP STIM YKPN d/h AMP YKPN, Yogyakarta , 2006. Kuznets, S., (1966) Modern Economic Growth, Yale University Press, New York. Nasution (2003), Metode Researh, Bumi Aksara, Jakarta. Pemerintah Kabupaten Jombang, Rencana Strategis (RENSTRA) Kabupaten Jombang Tahun 20012005, Pemerintah Kabupaten Jombang, Jombang. Rangkuti , Fredy, ( 2008), Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Richardson (1977), Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional, Terjemahan Paul Sihotang, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Sugiyono, (2004), Model Penelitian Bisnis, Alfabeta, CV, Bandung. Sukirno Sadono (2006), Ekonomi Pembangunan, LPFE-UI dan Bina Grafika, Jakarta. Sulaiman, W (2002), Jalan Pintas Menguasai SPSS 10, Andi Offset, Yogyakarta. Suparmoko, M. (1997), Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, BDF, Yogyakarta. Supranto, J., Linier Programing, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1980.
Tarigan, R. (2005), Ekonomi Regional, Bumi Aksara, Jakarta. Thomas L .Saaty ( 1993 ) ,Pengambilan Keputusan Dengan AHP Todaro,M (2006), Pembangunan Ekonomi , Penerbit Erlangga, jakarta, 2006.