SUNDANESE ART DANCE EDUCATION CENTER AND TRAINING CAMP Sumi Kurniati Undergraduate Program, Faculty of Civil and Planning Engineering, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: Sundanese, Art, Dance ABSTRACT In process of writing the journal, writer would like to discuss about “Sundanese Art Dance Education Center and Training Camp” is a building with a center of art activity of Sundanese dance, specially Sundanese dance from the West of Java which is Jaipong dance, anjasmara dance, Merak dance, and many more Sundanese dance that applicable into two form of life such as entertainment and education which actualize into coordinating institution which have a function as a music-hall and have another function as a place to deepening knowledge of Sundanese art dance all at once as a effort to conservation Sundanese art dance. Writer use two method in this process of writing that is Data Aggregation Method and Descriptive Research Method.
ABSTRAK Dalam penulisan jurnal ini penulis membahas tentang “Pusat Pendidikan dan Latihan Seni Tari Sunda” adalah suatu bangunan dengan pusat kegiatan seni tari Sunda, khususnya tarian Sunda dari Jawa Barat yaitu tari jaipong, tari anjasmara, tari merak, dan masih banyak lagi tarian sunda lainnya yang diterapkan dalam kedua bentuk yaitu hiburan dan pendidikan dengan mewujudkan suatu wadah yang memiliki fungsi sebagai gedung pertunjukan dan sebagai tempat untuk memperdalam pengetahuan tentang seni tari Sunda sekaligus sebagai bentuk usaha pelestarian seni tari Sunda. Penulis menggunakan dua metode pada penulisan ini yaitu : Metode Pengumpulan Data dan Metode Penelitian Deskriptif. ABSTRACTIO_ In process of writing the journal, writer would like to discuss about “Sundanese Art Dance Education Center and Training Camp” is a building with a center of art activity of Sundanese dance, specially Sundanese dance from the West of Java which is Jaipong dance, anjasmara dance, Merak dance, and many more Sundanese dance that applicable into two form of life such as entertainment and education which actualize into coordinating institution which have a function as a music-hall and have another function as a place to deepening knowledge of Sundanese art dance all at once as a effort to conservation Sundanese art dance. Writer use two method in this process of writing that is Data Aggregation Method and Descriptive Research Method. PE_DAHULUA_ Latar Belakang Masalah Kesenian erat hubungannya dengan kebudayan. Menurut C. Klu Ckhohn dalam bukunya “Universal Categories of Culture” menyebutkan adanya 7 kebudayaan universal, yaitu kebudayaan adalah
kesenian, sehingga kesenian diartikan sebagai bagian dari kebudayaan universal, kesenian merupakan kelanjutan dari kebudayaan, kesenian merupakan rasa indah yang harus dinikmati, manusia tidak pernah merasa puas ingin menikmati hidupnya dengan kesenian. Balai Pengelolaan kesenian Jawa Barat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Barat selain mempunyai peran sebagai jendela informasi serta media promosi informasi pariwisata Jawa Barat, juga merupakan sarana apresiasi seni budaya Jawa Barat sebagai potensi pariwisata. Balai pengelolaan kesenianan Jawa Barat terus berbenah diri guna memberikan pelayanan yang lebih meningkat kepada para pengunjung, baik dalam bentuk pergelaran kesenian/ upacara adat/ atraksi tradisional dan kreasi, pelayanan informasi maupun kegiatan promosi dan sebagainya. Melalui narasumber Tjetje Hidayat Padmadinata ( Budayawan, Politisi senior ), nilai kelokalan antara tradisi dan modernisasi. Mencari tahu sejauh mana pengaruh negatif maupun positif modernisasi terhadap budaya lokal di Jawa Barat. Tradisi seni dan budaya lokal memiliki nilai yang terkadang tidak mudah dipengaruhi oleh budaya dari luar, karena tradisi lokal memiliki senyawa yang sulit untuk dipengaruhi. Fenomena modernisasi terkadang dapat mempengaruhi nilai seni dan tradisi budaya lokal, namun pengaruh itu pun tergantung dari sejauh mana para pelaku, seniman dan budayawan mampu memfilter pengaruh tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah Menjadikan sarana pariwisata yang memiliki nilai – nilai seni dan budaya, ilmu pengetahuan dan sejarah. Membantu memberikan informasi yang lengkap pada masyarakat mengenai perkembangan seni tari Sunda baik masyarakat sekitar Jawa Barat maupun masyarakat diluar daerah
tersebut. Sebagai Pusat Pembinaan Seni Tari Sunda. Menghasilkan calon-calon penari yang berbakat. Penulis menggunakan dua metode pada penulisan ini yaitu : 1. Metode Pengumpulan Data yaitu melakukan studi literatur, untuk mencari data-data yang berhubungan dengan proyek melalui persamaan tipologi bangunan pengamatan langsung ke lokasi site yang rencananya akan dirancang sebagai Pusat Pendidikan, dan pengamatan langsung pada Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah. Pengamatan tidak langsung ini didapat melalui pengumpulan data - data dan gambar - gambar yang didapat baik sebelum meupun sesudah pengamatan langsung baik melalui brosur maupun internet.Selain itu wawancara untuk mendapatkan informasi dari narasumber mengenai teori –teori dasar perancangan bangunan. 2. Metode Analisis Data, Metode analisis data yang digunakan yaitu, jenis penelitian deskriptif. Pada pengumpulan data ini dilakukan untuk mencari informasi dan jawaban / pemecahan masalah dengan menguraikan dan menjelaskan prihal atau fenomena yang ditemukan di lapangan. Pendekatan ini dilakukan dengan cara melakukan penjajakan data yang diperoleh dengan cara mendialogkan / mengkomunikasikan aturan - aturan data yang diperoleh. HASIL DA_ PEMBAHASA_ Hebert Read dalam bukunya yang berjudul the meaning of art (1959), menyebutkan bahwa seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan dalam arti bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan yang dapat terpuaskan apabila dapat menangkap harmoni atau satu kesatuan dari bentuk yang disajikan (Herbert read, 1959).
Suzzane K. Langer yang dirujuk dalam buku berjudul the principles of art oleh Collingwood (1974), mengatakan seni merupakan simbol dari perasaan manusia. Bentuk-bentuk simbolis yang mengalami transformasi yang merupakan universalisasi dari pengalaman, dan bukan merupakan terjemahan dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosionalnya yang bukan dari pikiran semata. Masih banyak kiranya definisi seni yang lain, sebanyak manusia dimuka bumi ini. - Pusat : Suatu area / wadah yang menjadi tempat berkumpul untuk melakukan suatu aktifitas tertentu. - Pendidikan: Perbuatan mendidik / belajar disekolah dan memberi latihan. - Latihan : Suatu aktifitas untuk membiasakan diri tehadap suatu kegiatan secara berulang-ulang. - Seni : Orang yang menciptakan atau melakukan sesuatu yang termasuk kesenian. - Tari : Gerakan badan yang berirama dan biasanya diiringi dengan bunyi-bunyian. Seperti : gamelan angklung,calung. - Sunda : Bagus, indah, unggul, cantik, dan menyenangkan.dll. “ Pusat Pendidikan Dan Latihan Seni Tari Sunda” untuk mengoptimalkan upaya pengenalan dan pelestarian terhadap seni tari Sunda di Jawa Barat, khususnya tarian sunda seperti tari merak, tari anjasmara, tari bedaya, tari jaipongan,dll. Pengaplikasian tema terhadap bangunan Pusat Pendidikan dan Latihan Seni Tari Sunda yaitu Bentuk bangunan tradisional Sunda tidak jauh berbeda dengan bentuk saung yang terdapat di sawah atau di ladang, yakni hanya terdiri dari dua bidang atap, ruangan - ruangan yang ada pada bangunan tradisional Sunda pada umumnya terdiri dari atas Tepas ( Ruang Depan ), Tengah Imah ( Ruang Keluarga ), Pangkeng ( Kamar Tidur ),
Pawon ( Dapur ), Goah ( Tempat menyimpan beras ), dan Kamar Cai ( Kamar Mandi ). Tema yang diambil pada proyek ini adalah : ”TRADISIONAL” Tradisional berasal dari kata latin traditio yang berarti turun - temurun, menurut adat yang diturunkan oleh nenek moyang kepada turunanya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tradisional berarti sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada nilai - nilai budaya, norma, hukum dan aturan - aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi suatu sistem yang lazim dituruti atau dilakukan sejak dahulu kala secara turun temurun. Pengaplikasian tema terhadap bangunan Pusat Pendidikan dan Latihan Seni Tari Sunda yaitu Bentuk bangunan tradisional Sunda tidak jauh berbeda dengan bentuk saung yang terdapat di sawah atau di ladang, yakni hanya terdiri dari dua bidang atap, ruangan - ruangan yang ada pada bangunan tradisional Sunda pada umumnya terdiri dari atas Tepas ( Ruang Depan ), Tengah Imah ( Ruang Keluarga ), Pangkeng ( Kamar Tidur ), Pawon ( Dapur ), Goah ( Tempat menyimpan beras ), dan Kamar Cai ( Kamar Mandi ). Pengaplikasian tema terhadap bangunan Pusat Pendidikan dan Latihan Seni Tari Sunda yaitu Bentuk bangunan tradisional Sunda tidak jauh berbeda dengan bentuk saung yang terdapat di sawah atau di ladang, yakni hanya terdiri dari dua bidang atap, ruangan - ruangan yang ada pada bangunan tradisional Sunda pada umumnya terdiri dari atas Tepas ( Ruang Depan ), Tengah Imah ( Ruang Keluarga ), Pangkeng ( Kamar Tidur ), Pawon ( Dapur ), Goah ( Tempat menyimpan beras ), dan Kamar Cai ( Kamar Mandi ). Dapat dikatakan bahwa masyarakat Sunda termasuk masyarakat yang kreatif di bidang kesenian. Dalam budaya Sunda telah lama dikenal berbagai macam seni tari seperti :
• Seni Tari Tradisional : bersifat khasanah artinya seni tari yang tumbuh dan berkembang secara tradisi di lingkungan masyarakat Sunda seperti : Tari Ketuk Tilu, Tari Jaipongan, Tari Merak, Tari Sulintang, Tari Ratu, Graeni, Tari Tani, Tari Topeng, Gotong Sisingaan, Cimade dan Serimpi. • Seni Tari Klasik : bersifat tradisional seperti : Tari Pangbage, Tari Tayuban, Tari Badaya, Tari Gawil, Tari Lenyepan, Tari Ponggawa, Randa Midang, Ibing Dalung. • Seni Tari Kontemporer : bersifat seni kreatif yang bercorak kekinian seperti : Tari Pencak Silat, Benjang, Wayang Golek, Calung, Debus yang mengandung unsur magis dan alat musik yang sudah tersohor adalah angklung yang terbuat dari bambu. Dengan demikian sesuai tema diatas yaitu Tradisional, maka Pusat Pendidikan dan Latihan Seni Tari Sunda merupakan wadah untuk mengembangkan dan melestarikan segala sesuatu yang berhubungan dengan seni tari sunda di Indonesia, maka perlu rancangan bangunan yang menerapkan dengan tampilan bentuk bangunan yang tradisional, maka kawasan sekitar Depok tepatnya di Jl. Ir. H. Juanda akan dibangun Pusat Pendidikan dan Latihan Seni Tari Sunda, yang dapat menampung generasi muda untuk meningkatkan kegiatan tari tarian yang lebih tradisional dengan mengadakan pergelaran seni tari daerah Jawa Barat sebagai pusat pembinaan seni tari Sunda, meningkatkan peran serta seniman, sanggar seni tari sehingga menghasilkan calon-calon seniman yang berkreasi. A. Program Kegiatan Merupakan rangkaian kegiatan dalam bangunan, yaitu: 1. Kegiatan pendidikan seni tari sunda antara lain : • Untuk kegiatan belajar mengajar tarian sunda • Untuk kegiatan pelatihan dan bimbingan
serta workshop bagi para pemula yang ingin serius dan profesional di bidang seni tari sunda. 2. Kegiatan pementasan tarian sunda antara lain : Pementasan yang dimaksud adalah segala bentuk jenis pertunjukan seni tari sunda seperti tari merak, tari anjasmara, tari bedaya, tari jaipongan,dll. Sedangkan pada bangunan ini aktifitas lebih ditujukan : • Partisipasi semua masyarakat tidak hanya sebagai pengunjung yang datang untuk melihat pertunjukan tetapi juga berpartisipasi dalam mengikuti pelatihan serta proses belajar-mengajar di tempat ini. • Para staf ahli atau pakar di bidang seni tari Sunda yang sengaja didatangkan untuk memberikan bimbingan dan berbagai pengalaman dengan masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan terhadap seni tari sunda. • Seperti pengelola dalam memberikan keseimbangan dalam segala bentuk kegiatan yang ada, yang semuanya saling berkaitan satu sama lain. B. Rencana Kebutuhan Ruang Merupakan rangkaian kebutuhan dalam bangunan, yaitu: Ruang Pementasan, Ruang Penerima, Ruang Pendidikan, Ruang Perpustakaan, Ruang Pertunjukan, Ruang Pengelola , Ruang Fasilitas Penunjang, Ruang Service & Utilitas, Parkiran Adapun analisa data sebagai berikut : 1. Analisis Fungsional, Pengelompokkan jenis ruang secara makro yang sesuai dengan fungsinya dan bentuk dengan pola hubungan langsung dan tidak langsung. 2. Pemintakatan Ruang, Berdasarkan program kegiatan yang terbagi dalam 1 ruang yaitu ruang luar dan program ruang 3. Analisis Site Makro,yaitu pemilihan alternatif site
4. Analisis Site Mikro - Kondisi tapak yang cukup tenang untuk dibuat kawasan Pusat pengembangan seni dan budaya - Keadaan bentuk tapak dengan dasar pertimbangan untuk mengoptimalkan bangunan sehingga dapat diperoleh perluasan yang maksimal pada tapak. - Harga tanah relatif murah - Letak tapak yang berada di dekat kawasan pendidikan. - Akses ke pusat kota sangat mudah - Sejalan dengan visi kota Depok untuk menjadi sebuah kota pendidikan 5. Potensi Lahan dan Kendala a. Potensi Lahan : - Lokasi berada di dekat pusat kota, merupakan penghubung jalan Depok Cimanggis. - Tingkat kebisingan dan tingkat polusi cendrung tinggi. - View dari arah jalan besar, yaitu Jl. Ir.H.Juanda, terhadap site sangat baik. - Tingkat kepadatan bangunan sekitar lebih rendah karena masih banyak lahan kosong. - Kondisi topografi lahan rata - Merupakan daerah perencanaan kawasan pendidikan kota Depok. b. Kendala Lahan : - Pencapaian ke dalam site hanya 1, yaitu dari Jl.Ir.H.Juanda. - Akses dari arah Depok mengalami kesulitan karena terdapat separator sepanjang jalan penghubung Depok – Cimanggis tersebut. - Pengolahan fasade bangunan Cuma terfokus pada view dari Jl.Ir.H.Juanda. - Kemungkinan tidak adanya alternatif jalan masuk ke bangunan ( side entrance ). c. Kondisi Site - Lokasi berada di dekat pusat kota. - Topografi lahan rata. - Situasi jalan sepi kendaraan. - Tingkat kepadatan bangunan rendah.
- Tersedianya lahan kosong untuk perencanaan. Pemilihan bentuk dasar massa berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut : • Kesesuaian bentuk dengan tapak dalam perencanaan • Kesesuaian dengan fungsi-fungsi kegiatan di dalam bangunan • Kesesuaian dengan tema yang ingin diangkat • Kemudahan dalam pelaksanaan Jadi bentuk dasar massa yang terpilih adalah bujur sangkar dan persegi panjang dengan pergerakan grid serta berkombinasi dengan bantuk-bentuk yang lain. Bentukbentuk yang lain merupakan alternatif penggabungan dengan bentuk utama. Pusat Pendidikan Dan Latihan Seni Tari Sunda memiliki 8 massa bangunan dimana fungsi dari masing – masing bangunan dan perletakannya disesuaikan dengan kegiatan dan penggunanya. Analisa kondisi lingkungan Pengelompokkan jenis ruang secara makro yang sesuai dengan fungsinya dan bentuk dengan pola hubungan langsung dan tidak langsung. GAMBAR Organisasi Ruang Makro Pengelompokkan ruang berdasarkan program kegiatan yang terbagi dalam 1 ruang yaitu ruang luar. Pemintakatan pada ruang luar Gerbang Masuk Ruang Terbuka Hijau Pendidikan Perpustakaan Gedung Pementasaan Pengelol Mushola Service Restaurant
Parkir Area Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau Parkir Area Pendidikan Perpustakaan Gedung Pementasaan Pengelola Mushola Service Restaurant Parkir Area Parkir Area GAMBAR Organisasi Ruang Mikro Kegiatan Pendidikan Gedung Pendidikan Lantai 1 Kegiatan Pendidikan Gedung Pendidikan Lantai 2 GAMBAR Skema Kegiatan Pendidikan Kegiatan Pengembangan Gedung Perpustakaan GAMBAR Skema Kegiatan Pengembangan Kegiatan Pengelola / Pengurus Gedung Pengelola GAMBAR Skema Kegiatan Pengelola / Pengurus Kegiatan Ruang Service GAMBAR Skema Kegiatan Ruang Service Kegiatan Pementasan Gedung Pementasaan GAMBAR Skema Kegiatan Pementasan PUSAT PENDIDIKAN
DAN LATIHAN SENI TARI Publik Publik & Service Semi Publik Private Semi Private Service Gedung Pementasan Gedung Pengelola Gedung Pendidikan Gedung Perpustakaan Lobby Open Space Toilet R. Kelas R. Kelas Void R. Kelas R. Kelas R. Kelas R. Kelas Void R. Auditorium R. Peralatan R. Perlengkapan Toilet R. Staff R.Guru R.Lobby R. Petugas R. Rapat R. Rapat R. Rapat R. Rapat Gudang Pantry R.Tunggu R.Katalog Toilet R.Baca R. Penitipan Barang R.Katalog R.Baca R. Genset R. Utilitas Drainase R.Ketua Pendidikan R.Wakil Pendidikan
R.Direktur R.Wakil Direktur Toilet R.Ketua Pertunjukan R.Wakil Pertunjukan R. Tunggu R.Arsip R. Staff R. Sekretaris Toilet R. Rapat R. Staff Toilet Wanita Toko Souvenir R. Petugas Toilet Toilet Pria R.Kostum Pria Toilet Panggung Pementasan R. Kontrol Audio R.Kostum Pria R.Rias Pria R. Kontrol Audio R.Rias Pria Kegiatan Penunjang Lain Masjid Gedung Restaurant GAMBAR Skema Kegiatan Penunjang Lain Konsep dasar bangunan dari bangunan “ Pusat Pendidikan Dan Latihan Seni Tari Sunda “berdasarkan tema adalah ” TRADISIONAL ”.
Konsep ini dikaitkan dengan menerapkan fungsi yaitu sebagai Pusat Pendidikan Dan Latihan Seni Tari Sunda yang keberadaan bangunan dengan aksen garis vertikal ataupun horizontal banyak didominasi jenis bangunan dengan desain tradisional yang dapat menggambarkan kesan sederhana yang bercirikan kesederhanaan masyarakat sunda dan efisien pada material pendukung untuk mengurangi kesan kaku dan formal, kombinasi tanaman pada sekitar bangunan yang mengekspos garis vertikal dan horizontal. Desain arsitektur bangunan tradisional mampu menampilkan kecantikan dalam (inner beauty) dengan ragam hias pola geometris dipakai pada perancangan bangunan yang terdiri atas gambar - gambar bergaris lurus yang seluruhnya membentuk tepi keliling yang disebut banji. Ragam hias ini merupakan pengisi bagian dinding dengan gambar-gambar bergaris lurus yang disebut swastika. Potongan -potongan kayu yang disusun pun jadi pola garis lurus dan melintang sebagai pengisi lubang-lubang angin di pintu-pintu / jendela-jendela bangunan dan merupakan ragam hias tersendiri yang disebut angen. Dari bangunan, ruang dibuat sesuai kebutuhan dengan tata ruang mengalir lancar, penataan ruang dalam dan perabotan sederhana dan fungsional, serta mudah perawatan dan pemeliharaan kebersihan. Bangunan tradisional itu terasa menyatu dengan lingkungan alam sekitarnya. Konsep rancangan seperti itu banyak diterapkan pada hampir seluruh bangunan tradisional Sunda. Ada dua aspek penting dalam merancang sebuah bangunan tradisional Sunda yaitu menyatu dengan irama alam, sirkulasi udara dan cahaya yang memadai, dalam masyarakat Sunda cahaya adalah wujud kehidupan. Pertimbangan terhadap cahaya ditunjukkan dari pola penempatan bangunan-bangunan yang tidak berusaha menentang arah perjalanan
matahari dari timur ke barat, tetapi posisi bangunan rumah diletakkan membujur searah perjalanan matahari. Konsep kedekatan dengan alam membuat bangunan tradisional mampu menambah nilai lebih terhadap bangunan dan lingkungan. Nilai ekologis sangat kental. Taman dibuat sederhana, praktis, dan mudah pemeliharaan, tetapi memiliki fungsi ekologis besar. Taman dengan sedikit jenis tanaman (rumput atau tanaman hias) memberi efek hijau yang kuat, hamparan koral serta mudah pemeliharaan. Kehadiran pohon berfungsi menyaring sinar matahari yang masuk berlebihan, meredam panas dalam bangunan, mengawetkan cat dinding, menciptakan keteduhan, dan menghasilkan efek bayangan pada dinding dan lantai. Ide bentuk diambil dari bujur sangkar dan persegi panjang. Bujur sangkar dan persegi panjang mengambil dari bentuk tatanan bangunan Anjungan Jawa Barat TMII,dimana bentuk bujur sangkar dan persegi panjang adalah bentuk yang umum dipakai pada bangunan tersebut yang R. Wudhu Wanita Ruang Shalat R. Wudhu Pria Toilet R. Souvenir Pakaian R. Makan R. Souvenir Alat Musik Gudang Pantry merupakan bentuk baru dimana bentuk ini untuk menarik pengunjung untuk mengetahui fungsi yang terdapat didalamnya. HASIL PERA_CA_GA_ Peta Site Lokasi Jl. Ir. Juanda Kota Depok Blok Plan
Perspektif Interior KECAMATAN PANCORAN MAS KECAMATAN BEJI Gedung Pendidikan Masuk / Keluar Area Parkir Restaurant Gedung Perpustakaan Gedung Pementasaan Gedung Drainase Gedung Pengelola Gedung Utilitas Mushalla SITE Tampak - Tampak Bangunan Hasil Rancangan Maket Gambar- Gambar Pra Rancangan KESIMPULA_ DA_ SARA_ Dalam pemilihan lokasi diperlukan data data dan pengamatan langsung ke lokasi. Setelah melakukan pengamatan langsung ke lokasi diperlukan analisa guna menentukan perletakan bangunan serta sirkulasinya. Sebelum menganalisa, diperlukan suatu studi banding proyek untuk mengetahui ruang - ruang yang diperlukan dan sirkulasi didalam ruang. Dalam menganalisa tapak dan lingkungan sekitar, hal - hal yang perlu dianalisa antara lain : _ Analisis Fungsional _ Analisis Kondisi Lingkungan Dari hasil analisis fungsional diperoleh hasil, yaitu : _ Struktur Organisasi Ruang _ Pemintakan Ruang _ Program Ruang _ Persyaratan Ruang Dari hasil analisis Tapak dan Lingkungan sekitar diperoleh hasil, yaitu : _ Lokasi _ Kondisi dan Potensi Lahan _ Peraturan Bangunan _ Batasan Site
_ Karakter Lingkungan Setelah diperoleh hasil analisa, maka dilakukan tahap perancangan yang sesuai dengan hasil analisa tapak dan lingkungan sekitar, sehingga dapat diperoleh hasil perancanagn yang bak berupa gambar kerja dan bentuk massa bangunan berupa gambar 3 dimensi, foto maupun maket. DAFTAR PUSTAKA 1. Atmamihardja, Drs.R. Ma”mun, 1958. Sejarah Sunda. Jilid 1. Ganaco, Bandung. 2. Atmadibrata, Enoch. 1987. Seni Pertunjukan Daerah, Kawit, Bandung. 3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984. Sejarah Daerah Jawa Barat, Jakarta. 4. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat, Jakarta. 5. Dinas Pariwisata Propinsi daerah Tingkat 1 Jawa Barat. Wajah Pariwisata Jawa Barat, Bandung. 6. Ekadjati, DR. Edi, S. 1991. Kebudayaan Sunda, Jakarta. 7. Ensiklopedi Sunda Pustaka Jaya. Bandung. 8. Drs. Doddy R.Taufik. MM, Jawa Barat, Balai Pengelolaan Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, 2006 9. Studi Sejarah Kesenian Indonesia Bidang Musik, Teater, dan Tari, kertas kerja pada Seminar nasional ARCAFA, Jakarta 1973. 10. Neufert, Ernst, Architect’s data, Crosby Lockwood Staples, London 1970 11. S.A., Yolanda dan Dewi, Meydian Sartika, Estetika Bentuk, Gunadarma, Jakarta, 1999 12. Poerwadaminta, W. J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pn. Balai Pustaka, Jakarta, 1976. 13. Poerwadaminta, W. J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pn. Balai Pustaka, Jakarta, 1978. 14. RTRW Kota Depok Tahun 2000 - 2010.
15. Salmon, Charles J, Struktur Baja Desain dan Perilaku. Pn. Erlangga, Jakarta. 1994. 16. Salvadori, Mario, Desain Struktur dalam Arsitektur. Pn. Erlangga, Jakarta. 1992. 17. Ensiklopedi Indonesia, Restoran adalah Rumah Makan