Prosiding “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan III”
ISBN 978-979-9204-88-2
SELERA KONSUMEN DAN EFISIENSI TEKNIS EKONOMIS USAHA TANI ITIK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN (STUDI DUA KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS : SUMPIUH DAN TAMBAK) Oleh : Agustin Susyatna Dewi , Agus Arifin1 dan Rakhmat Priono1 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Email:
[email protected],
[email protected] 1
Abstract Terms of its contribution to the economy, farm duck in the sub-district sumpiuh and Tambak have an important role. Farming is done depends on the tastes of the consumer population. Duck farming in sub-district Sumpiuh and Tambak is traditionally managed farms, because it is considered more efficient. The aims of this research are first explain the tastes of the consumer who has the greatest effect in increasing the income of farmer ducks. Second, analyze the level of technical efficiency and economic efficiency of duck farming in sub district Sumpiuh and Tambak. Third, analyze the role of technical efficiency and economic efficiency in increasing the income of farmer ducks. The data used in this research are secondary data and primary data. Primary data is obtainable with interview technique. Analysis of revenue and expenses are used to know which duck farming that has given increasing income. Technical efficiency analysed with frontier production function approach. Based on the result type of duck farming the most in increasing income is laying, hatching enlargement and broiler duck. Technical efficiency level is 0,87 and price efficiency 122,2828 for labor. 0,801 for animal feed, 0,437 for capital 0,354 for land area, 0,23 for cost of care. Keywords: Technical efficiency, economic efficiency, duck, farming, income. Abstraks Dilihat dari sumbangannya terhadap perekonomian, usaha tani itik dikecamatan sumpiuh dan tambak memiliki peranan penting. Usaha tani itik dilakukan atas dasar selera konsumen. Usaha tani itik di kecamatan sumpiuh dan tambak dikelola secara tradisional karena dianggap lebih efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama menjelaskan selera konsumen yang memilki efek paling besar terhadap pendapatan, jedua menganalisa tingkat efisiensi teknis ekonomis dan ketiga menganalaisis peranan efisiensi teknis ekonomis dalam meningkatkan pendapatan petani itik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh ndengan tehnik wawancara. Analisis penerimaan dan biaya digunakan untuk mengetahui jenis usaha tani yang memberikan pengaruh terhadap pendapatan paling besar, analisis efisiensi ekonomis mengguanakan frontier production function approach. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh jenis usaha tani itik yang memberikan peningkatan paling besar adalah petelur, pembersaran dan pedaging. Efisiensi
1
Prosiding “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan III”
ISBN 978-979-9204-88-2
teknis sebesar 0,87 dan efisiensi harga 122,2828 untuk tenaga kerja, 0,802 untuk pakan ternak, 0,437 untuk modal, 0,354 untuk luas lahan dan 0,23 untuk biaya perawatan. Kata kunci : efisiensi teknik, efisiensi ekonomis, itik, usaha tani, pendapatan.
PENDAHULUAN Usaha tani itik memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Usaha tani itik menyumbangkan 38.700 ton atau setara dengan 3% dari produksi daging nasional dan menyumbangkan telur sebanyak 180.300 ton atau setara dengan 16% produksi telur nasional serta mengekspor 269,4 ton bulu atau senilai 294.800 USD. Pembangunan usaha tani itik memiliki nilai strategis baik secara nasional maupun lingkup daerah dalam mendukung ketahanan pangan dan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (Kataren,2007). Dilihat dari kontribusinya terhadap perekonomian, usaha tani itik di kabupaten Banyumas memiliki manfaat serta peranan yang penting karena usaha tani itik merupakan salah satu basis perekonomian rakyat yang mampu menguasai hajat hidup sebagian besar penduduk, menyerap tenaga kerja
yang relatif banyak serta mampu
memberikan tambahan pendapatan bagi perekonomian masyarakat. Usaha tani itik di kabupaten Banyumas tersentra pada dua kecamatan yaitu kecamatan Sumpiuh dan Tambak. Usaha tani itik pada kecamatan Sumpiuh tersentra di desa Karet dan desa Kuntili, sedangkan pada kecamatan Tambak tersentra di desa Gumelar. Usaha tani itik yang dilakukan penduduk tergantung pada selera konsumen dalam membeli itik maupun telur itik, karena sebagian konsumen meminta itik untuk usaha tani pembesaran, sebagian konsumen menginginkan itik untuk menghasilkan telur (petelur), dan sebagian konsumen menginginkan itik untuk dibuat masakan (sate dan gulai). Dari sisi input, ketersediaan pakan merupakan hal paling penting dalam usaha tani itik. Namun kenaikan harga pakan menjadi masalah tersendiri bagi para petani. Untuk mengantisipasi harga pakan
ternak
yang
terus meningkat, para petani banyak
memanfaatkan sawah-sawah pasca panen untuk menggembalakan itiknya. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dapat ditekan. Petani itik di dua kecamatan tersebut menggunakan metode ini untuk menghemat biaya pakan itik. Sehingga efisiensi secara ekonomi dan teknik dapat tercapai dengan menghemat biaya dan dapat menambah pendapatan. Selain harga pakan, jumlah tenaga kerja, modal dan biaya perawatan juga menjadi input yang penting bagi usaha tani itik.
2
Prosiding “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan III”
ISBN 978-979-9204-88-2
Keterkaitan antara selera konsumen dan efisiensi teknis ekonomis dalam meningkatkan pendapatan usaha tani itik di kecamatan Sumpih dan kecamatan Tambak merupakan hal yang sangat menarik untuk diteliti. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada : 1. Selera konsumen manakah yang memiliki efek paling besar dalam meningkatkan pendapatan petani itik di kecamatan Sumpiuh dan Tambak? 2. Apakah efisiensi teknis ekonomis usaha tani itik di kecamatan Sumpiuh dan Tambak tercapai? 3. Bagaimanakah peranan efisiensi teknis ekonomis dalam meningkatan pendapatan petani itik di kecamatan Sumpiuh dan Tambak? METODE PENELITIAN A. Jenis data dan Teknik pengambilan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dengan mengambil sampel patani pada kelompok tani itik dengan metode acak. Data sekunder diperlukan untuk melengkapi kekurangan data primer. B. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data 1. Analisis penerimaan dan biaya Analisis penerimaan dan biaya bertujuan untuk mengetahui pengaruh selera konsumen dalam membeli produk usaha tani itik yang dapat memberikan keuntungan paling besar. Dalam analisis ini usaha tani itik di kecamatan Sumpiuh dan Tambak dibagi kedalam tiga jenis. Jenis pertama adalah usaha tani itik dengan output telur, kedua usaha tani itik untuk penetasan dan ketiga pembesaran. Dari ketiga jenis selera konsumen, dianalisis dari sisi penerimaan dan biayanya. Menurut Nocholson (1995), penerimaan adalah total output yang dijual dikali harga. Dapat ditulis : TR = Q x P Biaya produksi adalah nilai semua biaya faktor produksi (input) yang digunakan. Secara matematis dapat ditulis : TC = TFC+TVC Total pendapatan atau keuntungan diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam suatu proses produksi. Dirumuskan sebagai berikut: Profit = TR-TC
3
Prosiding “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan III”
ISBN 978-979-9204-88-2
Untuk mengetahui besarnya penerimaan dan biaya yang dikeluarkan oleh petani maka di gunakan Return/Cost (R/C) ratio. Return/Cost (R/C) ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya (Soekartawi, 1993) = Semakin besar R/C maka akan semakin besar pula keuntungan/pendapatan yang diperoleh petani. Hal ini dapat dicapai apabila petani mengalokasikan faktor produksinya secara lebih efisien (Soekartawi,1993). 2. Pendekatan Frontier Stokastik (Frontier Sthocastic Production Function). Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis efisiensi teknis dan faktor-faktornya (Acquah dan Omunah,2011). Analisis efisiensi teknis dalam penelitian ini disusun dalam persamaan berikut : LnY = β0 + β1LnX1 + β2LnX2 + β3LnX3 + β4LnX4 + β5LnX5 + (vi - ui)
Dimana Ln Y= logaritma produksi β0 = konstanta. β1… β7 = vektor Parameter yang diestimasi. LnX1= logaritma pakan LnX2= logaritma modal LnX3= logaritma luas tanah LnX4= logaritma tenaga kerja LnX5= logaritma biaya perawatan vi = variabel acak berkaitan dengan faktor-faktor eksternal dan sebarannya normal. ui = variabel acak non negatif, dan diasumsikan mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis dan berkaitan dengan faktor-faktor internal. a. Uji Signifikansi Uji signifikansi dilakukan untuk memperoleh keyakinan tentang kebaikan dari model regresi dalam memprediksi. Uji signifikansi yang dilakukan adalah uji t tujuannya adalah menguji koefisien masing-masing variabel. Uji t dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai p-value dengan α. Berdasarkan hal tersebut keputusannya adalah :
4
Prosiding “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan III”
ISBN 978-979-9204-88-2
1. Jika probabilitas signifikansinya (p-value) < α, maka variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2.
Jika probabilitas signifikansinya (p-value) > α , maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Uji Efisiensi Uji efisiensi digunakan untuk melihat apakah input yang digunakan dalam usaha tani
itik sudah efisien atau belum. Nilai Efisiensi teknis dapat diketahui dari hasil pengolahan data dengan Banxia Frontier. Justifikasi nilai efisiensinya adalah (Viswanathan et al, dalam Arifin dan Setiarso,2010) : 1. Jika nilai efisiensi teknis sama dengan satu, maka penggunaan input dalam usaha tani sudah efisien. 2. Jika nilai efisiensi teknis tidak sama dengan satu, maka penggunaan input dalam usaha tani belum efisien. Untuk melihat efisiensi harga, maka dilakukan uji efisien dengan menggunakan Nilai Produksi Marjinal dan Harga Faktor Produksi. Nilai efisiensi harga dapat dihitung menggunakan rata-rata penggunaan faktor produksi untuk menghitung Nilai Produksi Marginal (NPM) dengan Harga Faktor Produksi (HFP). 1. Jika NPM=HFP maka penggunaan faktor produksi tersebut dikatakan efisien. 2. Jika NPM>HFP maka penggunaan faktor produksi tersebut belum efisien dan perlu ditambah. 3. Jika NPM
produksi,Pada
prinsipnya
pengukuran
kemampuan
produksi
dengan
mengaplikasikan efisiensi teknik merupakan cara untuk mencapai efisiensi ekonomi perusahaan secara total (Hupkova dan Bielik,2011). Efisiensi ekonomis dapat tercapai bila efisiensi teknik dan efisiensi harga tercapai (Soekartawi,1993).Untuk mengupayakan agar usaha tani yang dikelola mencapai efisiensi, maka sumberdaya harus dialokasikan hingga mencapai nilai marginal product setiap sumberdaya dalam kegiatan produksi adalah sama dengan harga faktor produksi (Nicholson,1995).
5
Prosiding “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan III”
ISBN 978-979-9204-88-2
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerimaan dan Biaya a. Petelur Usaha tani itik dikecamatan Sumpiuh pada umumnya memiliki tujuan untuk petelur dari 70 sampel, sebanyak 82,6% merupakan usaha tani itik dengan tujuan petelur. Sisanya sebesar 17,14% merupakan penetasan dan pembesaran. Analisis penerimaan dan biayanya sebagai berikut : modal awal
Rp 26.823.000,00
biaya perawatan
Rp
biaya pakan
Rp. 33.028.000,00
biaya tenaga kerja
Rp.
Penerimaan
Rp 160.126.500,00
Besarnya keuntungan yang diperoleh
Rp. 95.000.500,00
1.820.000,00
3.455.000,00
Besarnya R/C = 2,46 Berdasarkan hasil perhitungan dari seluruh sampel diperoleh R/C sebesar 2,46. Hal ini menunjukkan bahwa usaha tani itik di kecamatan Sumpiuh dan Tambak dapat memberikan penerimaan yang besarnya duakali lipat dibandingkan penggunaan seluruh biaya. Pada kegiatan usaha tani itik petelur para petani umumnya mendapatkan itik yang siap bertelur dengan cara penukaran (barter). Yaitu dengan menukar itik afkir (bekas petelur) dengan itik yang siap bertelur. Selain itu, untuk menghemat pakan usaha tani di desa Gumelar, Kemiri dan Kuntili pada umumnya menggunakan sistim angon disawah-sawah dan bantaran sungai. Sehingga biaya pakan itik dapat ditekan. b. Penetasan Usaha tani itik penetasan dilakukan oleh 8,57% sampel. Usaha tani itik penetasan sangat jarang ditemui di desa Gumelar, Kuntili dan Kemiri. Hal ini dikarenakan permintaan akan itik hasil dari penetasan masih sangat jarang. Berikut ini hasil penelitian berdasarkan analisis penerimaan dan biaya : modal awal
Rp
5.375.000,00
biaya perawatan
Rp
1.000.000,00
biaya pakan
Rp. 1.335.000,00
biaya tenaga kerja
Rp. -
Penerimaan
Rp 15.491.500,00 6
Prosiding “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan III”
Besarnya keuntungan yang diperoleh
ISBN 978-979-9204-88-2
Rp. 7.781.500
Besarnya R/C = 2,01 Usaha tani itik penetasan menghasilkan R/C sebesar 2,01 hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan biaya akan menghasilkan penerimaan sebesar 2,01 kali lipat. Hal ini karena biaya pada usaha tani itik penetasan relatif kecil terutama pada biaya pakan c. Pembesaran Usaha tani itik di Kecamatan Sumpiuh dan Tambak yang tersentra pada tiga desa yaitu Gumelar, Kemiri dan Kuntili sebesar 8,57% dari sampel. Usaha tani itik pembesaran sangat jarang ditemui apabila dibandingkan usaha tani itik petelur. Hal ini karena usaha tani itik pembesaran memiliki resiko kerugian yang besar dan gagal panen. Itik yang dibesarkan pada umumnya itik anakan yang masih rentan terhadap penyakit dan kematian. modal awal
Rp
5.161.000,00
biaya perawatan
Rp
100.000,00
biaya pakan
Rp. 2.266.750,00
biaya tenaga kerja
Rp. -
Penerimaan
Rp 13.180.000,00
Besarnya keuntungan yang diperoleh
Rp. 5.652.250,00
Besarnya R/C = 1,75 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya R/C rasio adalah 1,75 hal ini menunjukkan bahwa penggunaan biaya akan menghasilkan penerimaan sebanyak 1,75 kali lipat. Pada itik pembesaran memiliki R/C rasio paling kecil karena selain resiko penyakit dan kematian usaha tani itik pembesaran menggunakan itik yang masih kecil sehingga memerlukan modal yang cukup untuk membeli itik dari hasil penetasan. Banyaknya petani yang tidak melakukan perawatan terhadap itik pembesaran menambah resioko penyakit dan kematian. Dari ketiga jenis usaha tani yang memberikan pendapatan paling besar pertama adalah usaha tani petelur. Kedua adalah usaha tani penetasan dan ketiga adalah usaha tani pembesaran. Usaha tani itik petelur cenderung memberikan pendapatan pada masyarakat yang paling besar karena permodalan dan biaya dapat ditekan. Demikian juga dengan penetasan. Sedangkan usaha tani itik pembesaran memberikan
pendapatan pada
masyarakat yang paling kecil karena terdapatnya resiko penyakit dan kematian yang dapat mengurangi penerimaan bahkan dapat menjadi gagal panen.
7
Prosiding “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan III”
ISBN 978-979-9204-88-2
B. Analisis Efisiensi Analisis efisiensi usaha tani itik di Kecamatan Sumpiuh dan Tambak dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi teknis dan ekonomis. Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh persamaan sebagai berikut : Y= 8.160+0.022 ln X1 + 0.354 ln X2+0.044 ln X3 + 0.777 ln X4 + 0.144 ln X5 +e t hitung sig
(0,030)
(3,474)
(0,201)
(1,127)
(5,417)
0,763
0,001
0,841
0,264
0,000
R2 0,789 F 21,0086
sig 0.000
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel modal dan biaya perawatan memiliki pengaruh yang nyata terhadap usaha tani itik di kecamatan sumpiuh dan tambak. Dengan koefisien 0,345 dan 0,144. Artinya setiap penambahan modal sebesar 1% akan terjadi kenaikan output sebesar 0,345%
dan jika terjadi
penambahan biaya perawatan sebesar 1% maka output akan meningkat sebesar 0,144%. Hal ini terjadi karena usaha tani itik di Kecamatan sumpiuh dan Kecamatan Tambak sangat terpengaruh adanya modal untuk mengembangkan usaha. seperti jumlah itik yang dipelihara akan tergantung pada besarnya jumlah modal yang dikeluarkan. Sedangkan biaya perawatan akan sangat mempengaruhi hasil/output baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Karena jika itik sakit biasanya akan berdampak pada kematian maupun telur yang dihasilkan yang akhirnya mengurangi output. Besarnya R2 menunjukan bahwa variasi factor produksi X dapat menerangkan jumlah produksi usaha tani itik di kecamatan sumpiuh dan Tambak sebesar 78,9% sedangkan sisanya sebesar 21,1% dijelaskan oleh varibel lainnya. Varibel tenaga kerja, luas tanah dan jumlah pakan tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap usaha tani itik di kecamatan Sumpiuh dan Tambak. Karena usaha tani itik di kedua kecamatan menggunakan teknik tradisional (menggembalakan itik disawah), sehingga kebutuhan akan pakan itik selalu tercukupi. Dengan biaya yang relatif sedikit. Sedangkan tenaga kerja, tidak memilki pengaruh yang nyata karena, pada umumnya usaha tani di Kecamatan Sumpiuh dan Kecamatan Tambak hanya menggunakan tenaga kerja keluarga, sehingga biaya yang dikeluarkan sangat kecil. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata tingkat efisiensi teknis usaha tani itik di Kecamatan Sumpiuh dan Tambak sebesar 0,87. Hal ini menunjukkan bahwa usaha tani itik 8
Prosiding “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan III”
ISBN 978-979-9204-88-2
di Kecamatan sumpiuh dan Tambak belum efisien. Sedangkan efisiensi harga dihitung menghasilkan : Tabel 1. Rasio Nilai Produk Marginal dan Harga Factor Produksi. Rata-rata penggunaan variabel 13,792 4,299 12,171 1,494 0,065
Variabel Koefisien Y X1 pkn 0,022 X2 mdl 0,354 X3 l lhn 0,044 X4 TK 0,777 X5 Bi per 7,768 0,144 Sumber: Data Primer, Diolah
Harga FP
NPM
Rasio NPM dan HFP
2286,86 23819,13 29750,00 35000,00
1832,233 10413,64 10544,54 4279896,00
0,801201 0,437197 0,354438 122,2828
28857,14
6636,766
0,229987
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat rasio antara harga factor produksi dengan NPM untuk variabel tenega kerja sebesar 122,2828. Angka ini menunjukkan lebih besar dari satu, artinya penggunaan tenaga kerja dalam usaha tani itik di Kecamatan Sumpiuh dan Kecamatan tambak masih sangat kurang. Variabel lainnya seperti pakan, modal, luas lahan dan biaya perawatan nilainya kurang dari satu. Secara berturut-turut adalah 0,801 untuk pakan, 0,437 untuk modal 0,354 untuk luas lahan dan 0,23 untuk biaya perawatan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penggunaan variabel pakan,modal, luas lahan dan biaya perawatan pada usaha tani itik di Kecamatan sumpiuh dan Tambak sudah sangat berlebih. Sehingga perlu adanya pengurangan penggunaan pakan, modal, luas lahan dan biaya perawatan agar lebih efisien. Jika penggunaan input dilakukan secara efisien, maka pendapatan masyarakat dari usaha tani itik dapat optimal. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa tiga jenis usaha tani itik di desa Gumelar Kecamatan Tambak, desa Kuntili dan Kemiri Kecamatan Sumpiuh mampu memberikan peningkatan pendapatan. Dengan metode tradisional ternyata mampu menekan biaya produksi sehingga pendapatan yang diterima masyarakat dapat meningkat. Dari ketiga jenis usaha tani, pendapatan yang paling besar diperoleh dari usaha tani petelur. Kedua diperoleh dari penetasan dan ketiga pembesaran.
9
Prosiding “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan III”
ISBN 978-979-9204-88-2
2. Usaha tani itik di Kecamatan sumpiuh dan tambak belum dapat dikatakan efisien. Efisiensi teknik usaha tani itik sebesar 0.87 sedangkan efisiensi harga pada masingmasing variabel sebesar 122,2828 untuk variabel tenega kerja sebesar 0,801 untuk pakan, 0,437 untuk modal 0,354 untuk luas lahan dan 0,23 untuk biaya perawatan. 3. Dengan belum efisiennya usaha tani itik di Kecamatan sumpiuh dan Kecamatan Tambak, maka tingkat pendapatan masyarakat yang diperoleh dari usaha tani belum optimal. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Agus dan Oke Setiarso.2010. Efisiensi Teknis dan Ekonomis Usaha Tani Singkong (Studi Empiris Kelompok Tani Desa Banteran, Sumbang, Banyumas Vs Kelompok Tani Desa Selakambang, Kalogondang, Purbalingga. Laporan Hasil Penelitian. Gujarati, Damodar N. 2006. Ekonometrika Dasar terjemahan. Erlangga, Jakarta. Kadarsan, Halimah W. 1992. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis.PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kataren, Pius P. Peran Itik Sebagai Penghasil Telur dan Daging Nasional. Wartazoa Vol.17 No.3 Th 2007. Malcolm, R.L dan Makeham,J.P. 1991. Manajemen Usahatani Daerah Tropis. LP3ES, Jakarta. Mubyarto.1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES. Nicholson, Walter.1995. Microeconomic Theory Basic Principles and extentions. The Dryden Press, New York, United States of America. Onumah, E.E and H.D Acquah. A Stochastic Production Function Investigation of Fish Farms in Ghana. Agris On-line paper in Economic and Informatic vol III, No.2, 2011. www.doaj.org Prawirokusumo, Soeharto.1990. Ilmu Usaha Tani.BPFE, Yogyakarta. Reksoprayitno,2007. Pengantar Ekonomi Mikro. BPFE, Yogyakarta. Setiarso, Oke dkk.2012. Studi Sosial Ekonomis Usaha Budidaya Ternak Itik di desa Pesurugan Kecamatan Margadana Kota Tegal.Laporan hasil Penelitian. Soekartawi. 1993, Agribisnis Teori dan Aplikasinya, Raja Grafindo Persada, Jakarta Soekartawi. 1995. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
10